16

It's About Our

Embed Size (px)

DESCRIPTION

It's About Our by Angga Wibowo

Citation preview

Page 1: It's About Our
Page 2: It's About Our

Special thanks for Alma.Mama , Alma.Ardiana Wibowo , Alfian

Gusti, dan yang paling utama Allah SWT, karna berkat

merekalah saya bisa merangkai kata demi kata di buku ini.

Page 3: It's About Our

Flashback

Langit-langit menatap, dinding menjaga, sinar menerangi, kasur menemani,

handphone kusayangi, hanya itu itu saja yang Kimp lihat semenjak masa SD nya

dipenuhi liburan semenjak Ujian Nasional telah selesai. Degdegan, takut, cemas

dan berbagai macam rasa yang menakutkan menghantui Kimp karna kelulusan

hampir tiba. Belum sampai Kimp kumpulkan nyawa tapi Wanita Penyemangatnya,

Ibu Kimp udah nyuruh bangun dan mandi buat siap-siap ngambil surat kelulusan.

Kimp orang nya cuek, gak mau tau, dan gak pedulian. Sampai-sampai Ujian

Nasional aja dia gak tau kapan di adain, ntah kenapa dia baru sadar kalau dia udah

ngelewatin ujian nasional itu pas Ibunya bilang

"Gimana nak? Bisa ujian terakhirnya? Udah baca bismillah belum tadi?" .

"Alhamdulillah mak bisa, cuma Kimp baru ingat mak kalau lusa kemarin itu

udah ujian nasional" , jawab Kimp nada ketawa.

Waktu demi waktu Kimp tunggu, dari awal gue bangun tidur sampai waktu

kelulusan diumumin tiba. Kimp dan orang tua nya sudah siap-siap buat kesekolah

ngambil surat kelulusan.

"Bismillah, apapun hasilnya, tetap Alhamdulillah. Kalaupun gak lulus,

hayatilah", do'a Kimp waktu mau berangkat bareng ibunya. Sesampainya

disekolah, waktu menunjukkan pukul 15:57. Artinya 3 menit lagi surat kelulusan

bakalan dibagikan.

Page 4: It's About Our

Jam sudah menunjukkan pukul 16:15, dan seharusnya Kimp sudah terima

surat kelulusan itu pada waktu yang tertera dalam surat edaran pengumaman

kelulusan, yaitu Jam 16:00. Ibu Kimp sudah nungguin selama 15 menit dengan

perasaan cemas dan khawatir gimana nasib masa depan anak nya. Dan pada

akhirnya nama Kimp dipanggil setelah 56 anak sudah menerima surat kelulusan.

Nangis, ketawa, sedih, bahagia menyelimuti perasaan temen dan musuh-musuh

Kimp.

"Kimpseyy!!", panggil nada teriak Walikelas yang manggil namanya.

"Ini bu hasil kerja keras Kimp selama 6 tahun, bu.", kata Wali Kelas gue.

"Oh iya, terimakasih iya, bu.", jawab Ibu Kimp.

"Semoga hasilnya memuaskan ya, bu. Kimp juga jangan putus asa dengan

apa yang diterima nanti ya!.", kata Walikelas Kimp.

Semenjak dari nunggu dipanggil surat kelulusan, kim sama sekali gak ada

perasaan cemas atau khawatir kalau dia gak lulus. Namun setelah walikelas

Kimpsey bilang Jangan Putus Asa, dia jadi takut kalau beneran gak lulus. Keluar

dari kelas yang sudah setahun Kimp tempatin, dibukanya surat kelulusan tadi

bersama ibu Kimp yang ia cintai.

"Bismillah dulu, Nak. Semoga hasilnya memuaskan!", kata ibu Kimp.

Dan setelah surat kelulusan sudah dibuka, hasil nya sangat memuaskan,

LULUS.

"Alhamdulillah, Nak. Kamu lulus! Sujud syukur lah."

"Biasa ajalah mak." kata Kimp, padahal Kimp juga senang namun cara dia

bersyukur adalah hanya mengucap Bismillah di hatinya.

“Terimakasih yaAllah, perjuangan ini belum berakhir. Tetap semangat dan

semoga engkau memberkahi jalanku nanti. Aamiin”, ujarnya dalam hati.

Page 5: It's About Our

Selang beberapa bulan dari kelulusannya, Kimp merasa bahwa perjuangan

menuntut ilmu nya cukup sampai disini saja. Sampai ibu Kimp ngomongin tentan

masa depan nya.

"Kimp, ibu mau nanya, kamu mau lanjutin sekolah dimana lagi nanti? Mau

ikut pilihan ibu atau kamu yang nentuin sendiri mau sekolah dimana?”

“Aku ingin masuk di sekolah terkenal itu, Mak. SMP 6 yang dekat warung

Cappucino Cincau itu, Mak” , jawab Kimp.

“Nak, nilai rata-rata kamu kurang, sehingga tidak mungkin kamu masuk

kesekolah yang terkenal akan prestasi sekolahnya. Otomatis sekolah seperti itu,

syarat untuk masuk sekolah itu adalah nilai rata-rata di ijazah kamu harus tinggi”,

jawab ibu Kimp percaya diri.

“Tapi aku ingin sekali, Mak. Jadi aku harus gimana?”.

“Ibu pilihkan sekolah yang ibu pilih aja ya, SMP Harmoni dekat SD

Harmoni itu. Tidak apa apa kan?”, tanya ibu.

“Yasudah, Bu.”, jawab Kimp serasa tak enak hati. Ibu Kimp mendaftarkan

anaknya ke sekolah baru dekat sekolah lamanya. Sebenarnya Kimp tidak ingin

sekolah dekat sekolah lamanya, karena Kimp mempunyai pengalaman yang buruk

bersama musuh yang dulunya teman mereka. Sewaktu kelas 6, Kimp hanya bisa

berjuang sendiri, dan rela malu bertanya dengan musuh nya agar ia mengerti apa

yang diajarkan guru nya.

Duduk dibangku kelas 5 yang dulu nya masih kelihatan longor dan polos,

Kimp berlagak layaknya paling benar di antara teman-teman sekelas nya. Kimp

mempunyai tekad untuk tetap senang namun tetap menjajah teman nya. Menjajah?

Dalam arti, Kimp adalah anak berandal, anak nakal, anak yang sok jago dan sok

Page 6: It's About Our

kuat. Suatu waktu Kimp bisa dibilang mempunyai kaum atau pengikut yang setia

mengikutinya.

“Hoy, Dit. Belikan dulu aku air minum di kantin. Pakai duit kau dulu nanti

ku bayar.”, ujar Kimp belagu.

“Aku gak ada duit, Kim. Kalau mau pakai duit mu dulu nanti tapi aku

belikan. Gimana?”, jawab dodit mengeluh.

“Kau gimana sih? Aku nyuruh kau beli pakai duit kau dulu pasti. Kalau aku

ada duit gak mungkin aku nyuruh kau beli. Cepatlah haus aku!”. Kimp tak pernah

menyadari akan perbuatan nya ke teman nya yang bisa dibilang sahabat nya.

Karena Kimp adalah orang yang cuek, gak mau tau, dan gak pedulian tentang

perasaan orang.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, sifat Kimp masih saja sama

terhadap teman-teman nya, masih belagak dan sok jago. Dan pada akhirnya,

teman-teman yang bisa dibilang sahabat baik Kimp memutuskan ingin melawan

sifat Kimp. Dodit, Hartono, Tan sebenarnya sudah lama ingin protes terhadap sifat

Kimp yang mulai suka-suka hati, namun mereka baru bisa ngomongin ini semua ke

Kimp.

“Kimp, selama ini kami gak suka sama sifat kau yang seenaknya nyuruh-

nyuruh kami kayak kacung kau. Kami teman dekat kau, bukan kacung kau!”, ujar

Hartono marah ke Kimp.

“Siapa yang buat kalian kayak kacung? Mata kalian lah!” jawab Kimp serasa

benar.

“Jadi selama ini kau gak nyadar kau nyuruh-nyuruh kami? Gak usah kau

bekawan dengan kami lagi!”, ujar Hartono lalu pergi meninggalkan Kimp.

Page 7: It's About Our

Kimp merasa ia tidak salah menyuruh teman-teman nya terus-terusan.

Padahal Kimp memang salah sudah menyuruh teman baik nya yang selalu setia

terhadap Kimp. Dan tibalah saat nya pembagian rapot tiba. Hasil yang kurang

memuaskan menimpa rampot Kimp. Nilai jelek, peringkat jelek dan lain lain.

Sampai saat itu saja Kimp tidak menyadari bahwa yang membuat nilai Kimp jelek

adalah sifat nya yang dia beri ke teman nya, sengak dan belagu.

Pulang dari pengambilan rapot Kimp, sial menimpa Kimp terus terusan.

“Kimp, kenapa nilai kamu bisa jeblok seperti ini? Ngapain aja kamu

disekolah? Kamu kira biayain sekolah kamu itu gampang apa? Mama sama papa

udah susah payah cari uang kemana-mana cuma buat ngebiayain sekolah kamu.

Hasil nya seperti ini? Astagfirullah!”, ujar ibu Kimp dengan nada marah. Kimp

hanya bisa diam, cuma bisa meratapi nasib sialnya satu harian.

Malam yang ramai, dingin dan terang. Namun tak ada arti bagi Kimp yang

sedang meratapi nasib buruknya satu harian itu. Malam yang sepi, panas, dan gelap

lah yang dirasakan Kimp pada malam itu.

“Apa yang membuat gue jadi gini? Rapot jelek, nilai jelek, teman dekat

malah ngejauh, emak marah-marah. Apa yang ngebuat gue jadi gini?” ujar Kimp

dalam hati.

“Apa gara-gara sifat aneh dan gak ada etika itu ke teman-teman gue? Apa itu

balesannya? Ahhh sial!”. Akhirnya pada malam itu pula Kimp menyadari bahwa

sifat jelek itulah yang menjadi balasan untuk hari kesialan nya. Dia nyesal, sedih,

dan berjanji pada diri nya sendiri bahwa ia tak akan mengulangi sifat panas yang

berujung penyesalan. Walaupun Kimp adalah seorang lelaki pemberani dan juga

Page 8: It's About Our

tampan, Kimp juga bisa menangis. Ia sangat menyesali perbuatan nya, terutama

perbuatan yang sudah ia lakukan keteman-teman nya.

“Apa yang sudah kubuat? Tak ku sangka kalau sifat itu membuat kawan ku

menjauh dari kehidupan ku. Apa yang harus ku lakukan? Hidup tanpa teman?

TIDAK!”.

Kenaikan kelas sudah, pembagian rapot sudah, nangis-nangisan sudah,

penyesalan sudah. Sekarang adalah pembagian kelas baru, kelas 6. Kimp masuk ke

kelas yang terbilang banyak anak-anak pintar. Begitu pula dengan teman-teman

dekat Kimp, Tan, Hartono dan Dodit. Mereka juga masuk ke kelas pintar itu. Dan

pada suatu ketika Kimp rela malu hanya untuk bertanya, apakah teman nya masih

bisa menerima Kimp dengan senang hati atau tidak.

“Dit, maafin tingkah aku pas kelas 5 kemarin. Aku gak tau kalau itu bikin

kalian tertekan. Maafin aku. Aku gak ada teman lain selain kalian yang bisa

ngertiin perasaan aku dan setia sama aku. Aku gak bisa tanpa kalian”, kata Kimp.

“Maaf kita gak pernah kenal kayaknya. Anggap aja itu gak pernah terjadi.

Sekarang gak usah dekat-dekat kami.”, kata Hartono sambil marah

“Ton, maksud aku bukan....”

“Ah udah, diam kau!” ujar Tan yang jarang sekali ngomong.

“Maafin aku, aku nyesal udah ngebuat kalian kaya gitu. Aku sebenarnya gak

ada maksud buat gituin kalian. Aku juga gak nyadar kalau sifat aku yang kayak

gitu udah ngenindas kalian secara tak sengaja. Aku khilaf, aku minta maaf”. Dan

akhirnya Tan dan yang lainnya pergi meninggalkan si Kimp. Kimp merasa tertekan

karna tak lagi mempunyai kawan yang ia percayai dan mempercayai nya. Selama 4

bulan Kimp tak bisa berinteraksi dengan orang lain yang belum bisa ia percayai.

Setengah semester juga, kelihatan sekali rapot Kimp terlihat semakin menurun

Page 9: It's About Our

karna kurang ada minat belajar. Dan pada akhirnya Kimp bertekad pada dirinya

sendiri.

“Apa aku harus gini-gini terus? Siapa yang bakalan ngerubah diri aku

sendiri? Orang lain? Apa orang lain yang beruntung kalau aku berubah? Apa aku

bakalan terus-terusan bikin orang tua ku sedih karna lihat rapot ku? Aku harus

berubah!”. Tekad Kimp kuat, dan apakah dia yakin dia bakalan berubah? YAKIN!

Hampir 8 bulan sudah Kimp tak mempunyai kawan dekat, kawan curhat,

dan kawan yang bisa diajak debat dalam masalah pelajaran. Kimp selalu dihina

oleh Tan, Hartono dan Dodit. Kimp di ejek anak tak tau diri, di ejek gak punya

kawan, di ejek anak bodoh yang terpuruk, Kimp dituduh yang tidak-tidak oleh Tan,

Hartono dan Dodit, yang paling menyakitkan adalah orang tua Kimp dibawa-bawa

oleh Tan, Hartono dan Dodit.

“Dasar anak matre! Anak nya aja matre apalagi Bapaknya! Hahaha!”, kata

Hartono seakan benar dengan perkataannya.

Tanpa sengaja dan refleks yang tidak terduga, Kimp bangkit dari duduk

santai saat sedang istirahat, menghampiri Hartono dan BEDEBUG. Kimp

memukuli Hartono. Kawan dekat Kimp dulu.

“Apa maksud kau ngebawa-bawa orang tua aku? Kalau kau mau ngejek aku,

ejek aja! Gak usah kau bawa-bawa orang tua aku! Udah bagus kau kira kayak gitu

ha?!”, kata Kimp sambil menangis marah.

“Sial, makin hebat aja kau mukul-mukul aku. Aku bilang Tan dan Dodit kau.

Biar mereka mukul kau!”, kata Hartono sambil megangin pipi yang dipukul Kimp

tadi.

Kimp walaupun orang nya cuek, gak mau tau dan gak mau peduli sama

apapun, diam-diam Kimp orang nya penyayang dan juga bisa dibilang sabar. Dia

Page 10: It's About Our

rela di caci dan di maki oleh teman dekat nya dulu. Dia rela di tuduh yang tidak-

tidak oleh teman lama nya. Dan dia juga rela di ejek kawan satu kelas nya karena

gosip yang disebarkan oleh Tan dan kawan-kawan nya. Namun Kimp tak mau

orang yang disayangi nya dibawa-bawa ke dalam masalah pribadi nya. Selama ini

kimp hanya bisa diam, duduk manis dan bangkit dari keterpurukan. Namun dari

diam Kimp ia juga bisa marah karena orang yang disayangi nya dibawa-bawa ke

masalah yang tak seharusnya membawa nama baik orang tuanya. Wajar saja kimp

seperti itu. Tak perduli sebesar apa cinta Kimp kepada teman dekat nya dulu, dia

lebih perduli kepada cinta nya ke orang tua nya yang membesarkan dia. Dan pada

akhirnya dari kejadian memukul itu, Kimp bertekad bahwa ia akan menunjukan

bahwa dirinya bisa sukses, lebih mantap dan bisa dipercaya akan membawa

perubahan.

Satu tahun sudah Kimp melewati masa-masa bocah nya. Ujian Nasional

telah tiba, kelulusan juga sudah dibagikan, rapot juga sudah dibagikan. Hasilnya

memuaskan, Kimp lulus dengan nilai yang memuaskan, nilai rapotnya juga sangat

bagus.

“Alhamdulillah, semoga ini bisa jadi pedoman untuk aku bangkit dan bisa

nunjukan ke musuh-musuh ku, haters ku , dan semua orang yang sudah menilai ku

rendah. I’ll show it, I know i can do it!”, kata Kimp dengan tekad yang kuat.

Setahun sudah Kimp melewati masa-masa bosan, masa-masa penuh

kebencian, masa-masa penuh drama, masa-masa penuh amarah, masa-masa dimana

kesabaran di uji. Kimp sudah terbiasa tanpa teman dalam setahun itu. Namun

Kimp yakin, manusia tak bisa hidup tanpa teman atau orang yang dipercayainya.

Page 11: It's About Our

Kimp masih bisa bangkit dari keterpurukan itu berkat orang tua nya yag selalu

mendukung nya. Disaat keadaan sedih ataupun senang pun, orang tua Kimp selalu

membantu, memotivasi anak nya agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Kimp juga pastinya mengambil hikmah dari semua kejadian tak seronok ini. Dari

kejadian itu Kimp percaya, selalu ada balasan disetiap perbuatan. Buktinya apa

yang dilakukan Kimp terhadap teman dekat nya, pembalasan nya juga ada. Ia juga

percaya, keterpurukan bukan masalah untuk bangkit. Selagi masih ada orang tua

mu, dialah yang selalu membantumu, menasehatimu, memotivasimu baik kamu

dalam keadaan susah maupun senang. Tak perduli seberapa besar cinta mu kepada

kawan atau sahabat karib mu, tapi perduli lah seberapa besar cinta orang tua

kepada mu.

● ● ●

Page 12: It's About Our

New History

Dari luar Kimp memang adalah bocah, namun otak Kimp dan cara

berfikirnya sama seperti seperti orang dewasa. Kimp tak seperti bocah-bocah yang

biasanya. Kimp selalu berfikir apa kesalahan yang dia buat. Kimp selalu berfikir

bagaimana untuk bangkit dari keterpurukan. Tubuh saja yang kecil, namun

pemikiran luas.

Perjuangan Kimp belum berakhir. Kimp masih menunggu Masa Orientasi

Siswa di SMP barunya, SMP Harmoni. Kimp menghabiskan waktu liburnya

dengan membantu orang tuanya dirumah dan hanya menonton televisi nya.

Sejenak Kimp berfikir.

“Apa aku akan menemukan kawan yang benar-benar percaya dan setia

dengan ku? Dan apakah aku bisa mengubah sifat jelek ku ke kawan-kawan baru

ku? Sudah setahun aku tak mempunyai kawan dekat. Lama kelamaan otak ini jadi

panas gara-gara mendam perasaan gak enak terus”, kata Kimp dari hati.

Kimp memang benar-benar tak mau mengulang kesalahan yang sama kedua

kalinya. Kimp bertekad ingin benar-benar memperlakukan kawan-kawan nya

dengan selayaknya.

“Maafkan aku Tan, Ton, Dit. Aku gak berniat dan gak ada maksud buat

kalian kayak gitu. Mau bagaimanapun aku sudah memaafkan kalian. Dan terima

atau tidaknya permintaan maaf aku kemarin, itu tergantung pada kalian. Semoga

tuhan melindungi kalian. Aamiin”

Page 13: It's About Our

Tanggal 16 Juli 2012, Kimp sudah mulai masuk kesekolah dengan normal.

Kimp melewati masa MOS nya hanya dengan keanehan. Hanya satu kawan yang

menemani Kimp semasa MOS nya dan benar-benar mencintai, menyayangi Kimp

sejak dari kecil, Charles.

“Les, ko sini ajalah duduk sama aku. Aku belum terlalu kenal kali dengan

mereka.”

“Okelah Kimp. Lagian aku juga belum tau gimana sifat mereka.” , jawab

Charles

Satu bulan lebih Kimpsey dan Charles duduk di kelas baru. Butuh waktu

untuk perkenalan satu sama lain, pendekatan satu sama lain. Dan pada suatu ketika

Kimpsey mulai menemukan seseorang yang benar-benar bisa merubah suasana

hatinya.

“Les, siapa nama cewek itu?.”

“Anggi les. Anak baru dari SD mana kemarin. Lupa-lupa aku.”

“Hmm siapa nama panjangnya? Ko tau gak?”

“Anggia Ratu Nahdia kalau gak salah”, jawab Charles percaya diri

“Beh ratu haha”, lanjut Kimpsey dengan tertawa

“Kenapa Kimp? Ko suka dengan nya? Aku bilang nih ya?.”

“Eh jangan, ko sok tau kali. Jangan-jangan!.”, jawab Kimpsey khawatir

Kimp awalnya hanya menutup perasaan nya sendiri. Dia juga tak ingin

orang tau kalau dia menyukai wanita yang duduk di ujung kiri depan kelas itu.

Kimp juga tak ingin memendam perasaan nya terus menerus. Dan pada akhirnya

Kimp menemukan cara bagaimana mengungkapkan perasaan yang agak lain

daripada yang lain. Kimp mengejek-ngejek Anggi dengan sebutan Jidad Lohan.

“Nggi, itu ada apa di kepalamu? Kayak Jidad Lohan wak hahaha.”

Page 14: It's About Our

“Ih dasar!”, jawab Anggi sambil kejar-kejaran dengan Kimpsey

Awalnya Anggi merasa biasa-biasa saja dengan bahan ejekan nya. Namun

Anggi baru sadar bahwa ejekan itulah yang membuat dia tau bahwa Kimpsey

ternyata memendam rasa ke dirinya.

“Kimp, gak usah ngejek-ngejek terus dong.”

“Kenapa emang nya? Gak apa lah. Itu ejekan sayang lah.”

“Sayang?”, tanya Anggi penasaran.

“Iya sayang, kenapa emang?”

“Gak ada kok Kimp.”

Akhirnya Kimp sadar, Anggi sudah mengetahui perasaan yang agak lain itu

semenjak kenaikan kelas 8. Kimp dan Anggi pacaran layaknya anak-anak remaja

zaman sekarang.

Kimpsey sudah menemukan wanita penyemangat keduanya setelah semua drama

telah mereka lewati. Selama perjalanan meraih ilmu dari kelas 7 hingga kelas 8,

bukan saja pacar yang Kimpsey dapat tapi sahabat barulah yang ia dapat. Charles

selaku sahabat kecilnya dulu, Donald, Santos, Lucifer, Ozora, Julson, Cong dan

juga Thot. Dari kelas 7 mereka selalu bermain dan berulah bersama. Sampai buang

air aja harus sama-sama. Kimp menilai mereka adalah keluarga keduanya. Kimp

tak ingin membuat kesalahan yang sama lagi ketika ia menjajah kawan-kawan nya

dulu. Dia ingin belajar setia, dia ingin belajar menjadi orang yang pengertian

terhadap kawan-kawan nya.

Page 15: It's About Our

Waktu itu singkat, dunia itu kecil. Namun sejarah dan rasa kasih sayang itu

besar dan tak pernah terlupakan. Kimp dan kawan-kawannya tak sadar 3 tahun

sudah di SMP mereka menjalin persahabatan yang benar-benar tak bisa dilekang

oleh apapun. Pernah sempat mereka berkelahi, namun sahabat yang lain bisa

memulihkan keadaan agar menjadi seperti semula. Pernah sempat mereka

bercekcok hanya karena wanita. Namun mereka sadar, semua itu adalah rintangan

dan halauan yang menguji kesetiakawanan mereka.

Kimp adalah salah satu anak yang aktif sekarang. Hanya karena ia ingin

menumpahkan semua perasaan nya. Dia tak mau lagi memendam perasaan yang

berujung depresi nantinya.

“Woi, ayok main bola!.”. tanya Kimpsey

“Ayolah, udah lama gak main bola gara-gara pemantapan nih. Benta lagikan

ujian.”, jawab Julson semangat

Kimp jauh lebih baik sekarang. Dalam segi kehidupan, dia lebih senang,

lebih aktif, lebih terbuka dan lebih bisa menuangkan pendapatnya. Sejauh ini Kimp

tak pernah mengeluh. Rintangan sehebat apapun, halauan sedahsyat apapun, kalau

dijalankan bersama-sama apalagi sama sahabat pasti bakalan mudah. Pernah Kimp

baca tentang satu pepatah Berat sama di pikul, ringan sama di jinjing.

● ● ●

Page 16: It's About Our