39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha peternakan itik semakin diminati sebagai alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi lingkungan strategis yang lebih memihak pada usaha peternakan itik, antara lain adalah semakin terpuruknya usaha peternakan ayam ras skala kecil dan munculnya wabah penyakit flu burung yang sangat merugikan peternakan ayam ras maupun ayam kampung. Di samping itu, semakin terbukanya pasar produk itik ikut mendorong berkembangnya peternakan itik di Indonesia. Pasar telur itik yang selama ini telah terbentuk masih sangat terbuka bagi peningkatan produksi karena permintaan yang ada pun belum bisa terpenuhi semuanya, sedangkan pasar daging itik yang selama ini hanya dipenuhi secara terbatas oleh daging itik Peking yang diimpor secara perlahan mulai terbuka lebih luas. Di Indonesia tersedia beberapa jenis itik yang diberi nama sesuai daerah utama pengembangannya, seperti misalnya itik Tegal, Alabio, Mojosari, Bali dan lain-lain. Masalah utama selama ini adalah belum tersedianya sistem pembibitan yang memadai untuk 1 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

itik petelur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paper ilmu peternakan itik petelur

Citation preview

Page 1: itik petelur

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha peternakan itik semakin diminati sebagai alternatif sumber

pendapatan bagi masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Hal ini

disebabkan oleh beberapa kondisi lingkungan strategis yang lebih memihak pada

usaha peternakan itik, antara lain adalah semakin terpuruknya usaha peternakan

ayam ras skala kecil dan munculnya wabah penyakit flu burung yang sangat

merugikan peternakan ayam ras maupun ayam kampung. Di samping itu, semakin

terbukanya pasar produk itik ikut mendorong berkembangnya peternakan itik di

Indonesia. Pasar telur itik yang selama ini telah terbentuk masih sangat terbuka

bagi peningkatan produksi karena permintaan yang ada pun belum bisa terpenuhi

semuanya, sedangkan pasar daging itik yang selama ini hanya dipenuhi secara

terbatas oleh daging itik Peking yang diimpor secara perlahan mulai terbuka lebih

luas.

Di Indonesia tersedia beberapa jenis itik yang diberi nama sesuai daerah

utama pengembangannya, seperti misalnya itik Tegal, Alabio, Mojosari, Bali dan

lain-lain. Masalah utama selama ini adalah belum tersedianya sistem pembibitan

yang memadai untuk menghasilkan bibit berkualitas, yang ada hanyalah penetasan

dari telur-telur tetas yang tidak diproduksi secara terarah untuk menghasilkan bibit

yang berkualitas. Oleh karena itu, perkembangan peternakan itik yang cukup pesat

akhir-akhir ini diharapkan juga akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha

pembibitan untuk meningkatkan kualitas bibit yang tersedia di pasar. Kualitas

bibit yang digunakan sangat menentukan perkembangan usaha dan tingkat

keuntungan, dan jenis produksi yang dihasilkan sudah harus ditentukan dari awal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak itik adalah (i)

kualitas bibit yang digunakan, (ii) prosedur pemeliharaan yang benar, (iii) kualitas

pakan dan cara pemberian pakan yang tepat, (iv) sistem usaha dan analisa

keuangan yang baik, dan (v) pengalaman dalam memelihara ternak itik yang

1 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 2: itik petelur

cukup. Faktor-faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan dan tingkat

keuntungan yang diperoleh dari suatu sistem pemeliharan intensif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan itik petelur ?

2. Apa saja jenis itik petelur yang ada di Indonesia ?

3. Bagaimana cara pemilihan bibityang unggul pada itik petelur ?

4. Bagaimana cara pemeliharan dan pemberian pakan pada itik petelur ?

5. Bagaimana sistem perkandangan itik petelur ?

6. Apa saja penyakit yang menyerang itik petelur dan pencegahannya ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan itik petelur ?

2. Untuk mengetahui apa saja jenis itik petelur yang ada di Indonesia ?

3. Untuk mengetahui bagaimana cara pemilihan bibityang unggul pada itik

petelur ?

4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeliharan dan pemberian pakan pada

itik petelur ?

5. Untuk mengetahui bagaimana sistem perkandangan itik petelur ?

6. Untuk mengetahui apa saja penyakit yang menyerang itik petelur dan

pencegahannya ?

2 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 3: itik petelur

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Itik / bebek adalah salah satu jenis unggas air (water fowls) yang

termasuk dalam kelas aves, ordo anseriformes, famili anatidae sub famili

anatinae, tribus anatinae dan genus anas (Srigandono, 1997). Itik

merupakan unggas air yang cenderung mengarah pada produksi telur,

dengan cirri-ciri umum : tubuh ramping, berdiri hampir tegak seperti botol

dan lincah (Rasyaf, 2002).

Menurut Windhyarti (2002), hampir seluruh itik asli Indonesia adalah

itik tipe petelur. Itik Indian Runner (Anas javanica) disebut juga itik jawa

karena banyak tersebar dan berkembang di daerah daerah di pulau Jawa. Itik

itik ini mempunyai beberapa nama sesuai dengan nama daerah itik tersebut

berkembang, seperti itik tegal, itik mojosari dan itik karawang.

B. Jenis itik petelur

a. Itik Tegal

Ciri - ciri umum bebek jenis ini adalah bentuk badan yang mirip

botol, langsing, postur tubuhnya tegak, tinggi badannya dapat mencapai

50cm. Lehernya cenderung membulat namun panjang, proporsi kepala

jauh lebih kecil daripada badan dan letak mata mengarah sedikit ke atas

bagian kepala. Ciri khususnya adalah corak warna nya kecoklatan,

isitilahnya adalah jarakan, totol totol hitam dan putih bercampur coklat

biasa disebut branjangan. Selain warna coklat ada pula yang berwarna

putih, kuning - kuningan dan abu - abu.

Bebek tegal yang berbulu totol branjangan biasanya dapat

memproduksi telur sebanyak 250 butir tiap tahunnya. Sedangkan bebek

tegal berbulu coklat jarakan mampu menghasilkan 200 butir telur setiap

tahunnya. Untuk jenis jenis bebek diluar warna branjangan dan jarakan,

biasanya bebek berbulu putih, dapat menghasilkan telur tidak sebanyak

kedua jenis diatas. Maksimal untuk bebek tegal putih dapat

memproduksi 150 butir telur per-tahun

3 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 4: itik petelur

Bebek tegal dapat mulai memproduksi telur jika sudah memasuki

usia 22 sampai 24 minggu. Namun usia tersebut bukanlah usia

produktif. Biasanya umur produktif yang baik untuk jenis bebek tegal ini

adalah 1-2 tahun, yang mana usia produktif dapat berulang sebanyak 3x

dalam setahun. Satu lagi, bebek tegal tidak mengerami telur.

b. Itik Mojosari

Bebek jenis ini merupakan bebek lokal unggul yang mulai diternak

di daerah Modupuro, Mojosari, Daerah Mojokerto Jawa Timur, oleh

karena itu terkenal pula disebut bebek mojokerto. Kenapa bebek

Mojosari ini cepat sekali populer dan menjadi komoditas utama para

peternak bebek? Karena bebek ini memiliki rasa yang enak. Lebih

empuk karena struktur tubuh yang lebih kecil dari bebek kebanyakan.

Namun bebek mojokerto ini mempunyai andalan lainnya, yaitu telur

yang lebih besar dari bebek lainnya dan warnanya lebih hijau. Bentuk

umum badan bebek mojosari hampir sama dengan bebek tegal, namun

badan lebih kecil dengan warna bulu yang cenderung kemerahan dengan

campuran warna coklat, hitam, dan putih.

Bebek mojosari merupakan bebek hibrida yang unggul. Bebek ini

dapat memproduksi setidaknya 200 butir telur tiap tahunnya jika kita

ternak di areal sawah yang subur dan sekedar tercukupi kebutuhan

pakannya. Namun jika kira optimalkan dengan media kandang tanpa air

dan diperhatikan lebih intensif, maka bebek ini dapat menghasilkan 265

butir telor per ekor tiap tahunnya. Peningkatan yang tajam.

Bebek mojosari dapat mulai bertelur jika sudah memasuki usia 6

hingga 7 bulan. Namun masa produktif masih belum stabil. Jika sudah

melebihi usia 7 bulan(masuk masa produktif stabil), maka wajib kita

perhatikan pemeliharaan dan kesehatan bebek, karena pada usia ini

produksi telur dapat mencapai 80% keseluruhan.

c. Itik Bali (Anas SP)

Bebek bali adalah varian bebek lokal yang banyak dibudidaya di

Pulau Bali dan Pulau Lombok. Daya tahan tubuh yang sangat bagus

4 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 5: itik petelur

membuat bebek ini dapat diternak di berbagai daerah dengan berbagai

suhu yang berbeda-beda. Inilah yang menjadikan bebek bali banyak

diminati juga oleh para peternak bebek.

Bentuk umum bebek bali juga hampir sama dengan bebek jawa/

bebek tegal, namun badannya terlihat lebih lebar/berisi dibandingkan

bebek jawa, lehernya juga lebih pendek. Hal lain dari bebek bali yang

membedakan dari bebek jawa adalah warna bulu yang lebih terang.

Warna bulu juga mempengaruhi jumlah produksi telur bebek bali, sama

seperti bebek tegal.

Bebek Bali dengan warna bulu sumi adalah yang paling banyak

produksi telurnya, yaitu mencapai 153 butir telur per tahun. Bebek Bali

dengan bulu sumbian dapat memproduksi sekitar 145 butir telur tiap

tahunnya. Yang terakhir adalah Bebek bali berbulu sikep hanya mampu

menghasilkan 100 butir telur per tahun. Jenis Bebek bali yang lain

adalah berbulu putih bersih dengan jambul di kepala, namun jenis

berjambul ini lebih banyak dijadikan sebagai sesaji atau bebek hias

daripada dijadikan bebek petelur karena keindahan bentuk dan

warnanya.

Bebek bali memiliki ukuran telur yang lebih kecil daripada bebek

lainnya. Dengan berat kurang dari 60 gr per butir. Bebek ini juga banyak

dipanggil sebagai bebek penguin karena tubuhnya yang hampir tegak

seperti burung penguin. Mulai memasuki usia produktif sekitar 23

hingga 24 minggu. Tidak memiliki sifat mengerami telur.

d. Itik Alabio (Anas platurynchos)

Bebek alabio adalah salah satu bebek yang paling terkenal di

Indonesia dan banyak pula dijual di pasaran. Bebek ini merupakan jenis

bebek asli dari Kalimantan. Lahir dari persilangan bebek/bebek peking

dengan bebek lokal kalimantan. Orang yang pertama kali menamai

bebek alabio adalah Drh. Saleh Puspo. Pada tahun 1950 Alabio adalah

salah satu kecamatan di Kabupaten Hulu daerah Kalimantan Selatan.

5 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 6: itik petelur

Bebek alabio mempunyai ciri umum yaitu badan membentuk

segitiga dan membentuk sudut 60 derajat dari tanah. Bentuk kepala lebih

mengecil dengan paruh berwarna kuning. Warna umum bulu bebek

alabio betina adalah kuning bercampur dengan warna abu-abu. Ujung

dada, sayap, kepala ekor ada sembur warna hitam. Namun warna bebek

alabio jantan adalah abu-abu hitam dan ekornya ada bulu yang

melengkung keluar.

Bebek ini dapat menghasilkan kurang lebih 130 butir telur jika

hanya di gembala biasa di sawah atau ladang yang banyak terdapat

sumber makanan. Namun jika dikandangkan maka produksi telur bebek

alabio dapat meningkat tajam sebanyak 200 sampai 250 butir telur tiap

tahun. Namun untuk besarnya telur bebek alabio cenderung lebih kecil

dari bebek lainnya. Hampir sama dengan bebek bali.

e. Itik Rambon

Bebek Cirebon/Karawang tergolong jenis bebek/bebek baru. Seekor

bebek cirebon dapat disebut sebagai bebek Rambon jika berasal dari

anakan hasil silangan bebek lokal asli Karawang dan Cirebon dengan

bebek Alabio dari Kalimantan. Hasil persilangan kedua bebek tersebut

membuat varian baru bebek pedaging yang lebih enak dengan produksi

telur yang meningkat.

Ciri khusus bebek Rambon adalah warna bulu coklat mengkilat

yang kecil, kaki dan paruhnya berwarna sedikit kehitaman. Badannya

tinggi ramping seperti botol dengan leher agak panjang. Bebek rambon

tergolong sebagai bebek yang cepat kawin karena masa birahinya yang

sangat sering. Produksi telur tidak kurang dari 70%, bahkan kebanyakan

dapat mencapai 80% dengan warna telur hijau setengah biru.

C. Pemilihan Bibit

Untuk itik jenis pedaging atau petelur dan pejantan bibit, harus

mempunyai sifat-sifat :

a. Pertumbuhan badannya cepat tetapi besar badan seragam, tidak

mempunyai cacat tubuh. Berat itik pejantan muda pada umur 20

6 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 7: itik petelur

minggu adalah 1,6 kg, pada umur 40 minggu adalah 1,8 kg. Berat

itik betina muda pada umur 20 minggu adalah 1,4 kg, pada umur 40

minggu beratnya 1,6 kg.

b. Pertumbuhan bulunya cepat dan warna bulu seragam. Bulu sudah

harus lengkap pada umur 14 hari.

c. Cepat mencapai dewasa kelamin atau umur mulai bertelur adalah 5 -

6 bulan.

d. Mempunyai daya hidup yang tinggi, hal ini dapat diukur dari angka

kematian yang rendah. Angka kematian pada priode pemeliharaan

anak (d.o.d) s/d mencapai umur mulai bertelur adalah sebesar 3%,

dari awal bertelur s/d diafkir adalah sebesar 2%.

e. Telur yang diperoduksi sebesar 200–300 butir atau lebih pertahun

sampai diafkir. Ternak itik sebaiknya diafkir setelah umurnya 1,5

tahun.

f. Kemampuan mengola pakan yang sering disebut angka konversi

pakan harus kecil (nilainya 2 – 2,5).

Konversi pakan = Kg. Pakan

Kg. ProduksiTelur

Artinya untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebanyak

2,5 kg.

Untuk memperoleh bibit seperti di atas, peternak dapat melakukan :

a. Membeli bibit itik dari poultry shop yang memiliki breeding farm.

Dengan demikian akan diperoleh jaminan :

a) Kemurnian darah ras itik

b) Keseragaman umur anak itik (DOD) dan beratnya juga

seragam

c) Keseragaman jenis kelamin

d) Ketahanan terhadap penyakit sama, dan

e) Kemampuan produksi dari bibit tersebut.

7 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 8: itik petelur

b. Melakukan pembibitan sendiri. Tahapan pekerjaan yang harus

dilakukan adalah :

a) Pilih calon pejantan dan betina yang akan dijadikan sumber

anak itik dengan syarat-syarat berikut :

sehat dan tidak cacat.

bentuk fisik yang disenangi.

dihasilkan dari perkawinan itik yang sehat dan

produksi telurnya banyak.

umur diatas 8 bulan.

b) Pemelihara secara khusus, bedakan dengan ternak itik yang

dipelihara hanya untuk tujuan pengutipan telur. Hal-hal yang

harus dilakukan :

pakan diusahakan lebih tinggi kadar gizinya.

pengutipan telur lebih awal agar jangan tercemar.

1 ekor pajantan untuk 6 – 8 ekor betina.

cegah terhadap penyakit Pullorum, karena penyakit

ini disebarkan melalui telur.

c) Pilih telur dengan kriteria sebagai berikut :

berat + 60 gram.

bentuknya oval bulat lonjong, karena diduga yang

lonjong adalah calon jantan.

beri tanggal pada telur agar jelas umur telur,

dieramkan sebaiknya umur telur jangan lebih 7 hari.

simpan di ruangan yang bersih, segar tetapi tertutup.

d) Penetasan telur Untuk penetasan telur itik dapat dipakai

induk ayam, entok atau mesin tetas. Untuk 1 ekor ayam atau

entok mampu mengerami 10 butir telur itik.

D. Pakan Itik

Pedoman nutrisi pakan itik yang baku di Indonesia sampai sekarang

memang belum ada, akan tetapi para peternak sendiri yang meramunya

secara mencoba-coba. Para peternak biasanya menyusun pakan ternak

8 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 9: itik petelur

itiknya berpedoman kepada formula dari luar negri, kemudian disesuaikan

dengan bahan pakan yang ada di Indonesia.

Syarat pakan yang baik untuk ternak itik adalah sebagai berikut :

1. Ransum disusun dari bahan-bahan makanan yang mengandung gizi

lengkap seperti protein, lemak, serat kasar, vitamin dan mineral.

Susunlah dari beberapa jenis bahan makanan, semakin banyak

ragamnya semakin baik, terutama dari sumber protein hewani.

2. Setiap bahan makanan digiling halus, kemudian dipadatkan dalam

bentuk pil tau butiran, agar jangan banyak tercecer waktu itik

memakannya. Bahan yang biasa digunakan untuk pakan itik adalah;

dedak, jagung, bungkil kedele, bungkil kelapa, lamtoro, ikan, bekicot,

remis, sisa dapur, tepung tulang, kepala/kulit udang dan lain-lain.

3. Jumlah pemberian dan kadar protein di sesuaikan dengan umur

pertumbuhan dan produksi telur.

4. Tempat makanan harus dicegah jangan sampai tercemar jamur

ataupun bakteri. Jadi harus selalu dalam keadaan bersih dan kering.

5. Sesuaikan jumlah tempat makanan dan minuman dengan jumlah itik,

agar jangan saling berebutan pada waktu makan.

Formula ransum itik yang memenuhi syarat dapat dilihat dari Tabel 1.

dan jumlah kebutuhan ransum itik per ekor per hari dapat dilihat pada

Tabel 2

Tabel 1. Formula Ransum Itik yang Memenuhi Syarat

Bahan Baku Awal

( 0 – 4 mgg )

Dara

( 5 - 22 mgg )

Petelur

( 23 mgg dst)

Jagung giling

Dedak halus

Ubi kayu

Tepung ikan

Bungkil kelapa

Bungkil kedele

25 %

40 %

5 %

20 %

5 %

5 %

20 %

50 %

5 %

15 %

5 %

5 %

15 %

60 %

5 %

10 %

5 %

5 %

J u m l a h 100 % 100 % 100 %

9 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 10: itik petelur

Kadar protein

Ransum

20 – 22 % 17 – 19 % 15 – 17 %

Tabel 2. Jumlah Kebutuhan Ransum (Pakan) per Ekor per Hari

Umur (minggu) Jumlah (gr) Umur (minggu) Jumah (gr)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

15

30

40

60

65

70

70

72

74

74

75

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

76

76

70

70

80

80

95

90

90

100

110

Catatan : pada umur 23 minggu s/d diafkir : 120-175 per ekor per hari, tergantung

produksi telur.

E. Sistem Perkandangan

Di Indonesia masih banyak ternak itik dipelihara secara tradisional

yaitu dengan mengembalakan itik di sawah atau di tempat-tempat yang

banyak air. Dengan semakin sempitnya areal pengembalaan dan banyaknya

kasus kematian ternak akibat keracunan pestisida, maka pemeliharaan cara

ini makin terancam kelestariannya.

Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini

adalah dengan mengalihkan sistem pemeliharaan dari sistem tradisional ke

sistem intensif yaitu dengan cara beternak itik tanpa air atau di kandangkan,

ini lebih menguntungkan karena kesehatan dan keselamatan itik lebih

terjamin. Selain itu, produktivitas telur lebih tinggi serta biaya pemeliharaan

lebih efisien.

10 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 11: itik petelur

Banyak penelitian membuktikan bahwa itik tidak mutlak

membutuhkan air untuk berenang. Terbukti bahwa pemeliharaan itik secara

intensif dan terkurung dapat mencapai produksi yang optimal yaitu

sebanyak 203 butir/tahun/ekor, sedangkan yang digembalakan hanya

menghasilkan telur sebanyak 124 butir/tahun.

1. Syarat Perkandangan

Kandang merupakan tempat kediaman ternak dan dari kandang

tersebut, ternak memperoleh manfaat. Agar pembuatan kandang

tersebut benar-benar menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

itik, maka diperlukan pengetahuan tentang perkandangan antara lain:

a. Kandang harus dapat memberikan kenyamanan bagi itik, artinya

tidak menyebabkan itik gelisah dan mudah terkejut.

b. Kandang harus memberikan kesehatan bagi itik yang ada di

dalamnya (tingkat kematian itik dalam kandang rendah).

c. Kandang yang dibangun harus memberikan hasil bagi peternak

berupa telur yang lebih banyak daripada pemeliharaan tanpa

kandang.

d. Dalam membangun kandang hendaknya tidak mengganggu

peternak dan keluarganya. Dan sebaliknya keluarga peternak juga

tidak mengganggu itik tersebut

e. Kandang yang dibangun itu harus memenuhi syarat ekonomis,

artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat di atas.

2. Jenis Kandang

a. Kandang Itik Sistem Terkurung

Kandang ini sesuai bagi itik komersial untuk produksi telur

konsumsi. Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan,

bagian atas dilapisi kapur dan barulah diletakkan alas berupa kulit

padi atau bekas serutan gergaji. Kelemahannya adalah bila alas

kandang basah karena tumpahan air minum, agak sulit untuk

membersihkan dan mengeringkannya terutama pada daerah yang

11 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 12: itik petelur

kelembabannya terlalu tinggi, hal ini akan menyebabkan timbulnya

penyakit.

b. Kandang Itik Sistem Pekarangan

Kandang itik sistem ini merupakan kombinasi antara terkurung

dengan sistem lepas. Lantai kandang padat yang dilapisi sekam

padi. Atap kandang yang cocok adalah atap satu muka dengan

lubang angin di atasnya. Pada pekarangan yang disediakan itulah

terdapat tempat pakan dan minuman itik. Sedikit pelindung akan

berguna melindungi itik dari teriknya matahari dan hujan. Sekitar

pekarangan dibuat pagar dengan tinggi 75 cm.

c. Kandang Itik Sistem Baterai

Kandang sistem ini mirip sekali dengan kandang baterai untuk ayam

petelur yaitu kandang individual. Semua kandang baterai

dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya

dipagar dengan bambu anyaman atau kawat.

d. Kandang yang Ideal

Kandang yang diarahkan ke timur dengan maksud untuk

memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam

kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi

sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2

meter, sehingga peternak tidak perlu membungkukkan badan pada

saat melakukan pekerjaan di dalam kandang. Dinding kandang

sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai,

sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat

atau bilah-bilah bambu.

3. Pemeliharaan Itik

Pemeliharaan Anak Itik

Masa 0 – 4 minggu

a. Kandang panggung, dari kawat dengan alas bahan lunak

b. 20 – 25 ekor per m2

12 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 13: itik petelur

c. Fasilitas lampu pemanas (lamanya tergantung suhu

lingkungan)

d. Pakan dan air selalu tersedia

Masa 5 – 8 minggu

a. 10 – 15 ekor per m2

b. Tanpa lampu pemanas

Pemeliharaan Itik Dara (masa pertumbuhan)

Umur 8 – 20 minggu kandang kelompok

a. Bahan lantai terbuat dari semen atau tanah yang dipadatkan

dengan diberi campuran pasir dan kapur

b. Saluran air dangkal untuk minum dan membersihkan badan

c. Kepadatan 6 – 8 ekor per m2

d. Air minum tersedia terus menerus

e. Pemberian pakan 2 kali per hari

f. Pada akhir periode, bobot badan ideal tidak melebihi 1,6 kg

Pemeliharaan Itik Petelur (masa produksi) :

Umur 20 minggu keatas

a. Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun

b. Kandang liter (tidur dan bertelur) yang beratap, dan kandang

lantai (bermain, makan dan minum) yang terbuka, dengan

perbandingan 1/3 dan 2/3

c. Lantai liter dialasi campuran pasir dan kapur dan ditutup

dengan kulit padi atau sekam

d. Tersedia saluran air yang lebar dan dangkal untuk minum,

membersihkan bulu dan mempertahankan suhu tubuh

e. Kepadatan kandang tidak melebihi 4 ekor per m2

f. Air minum tersedia terus menerus

g. Pemberian pakan 2 kali per hari

h. Pengambilan telur pada pagi hari

i. Kebersihan tempat pakan, tempat minum dan lantai kandang

harus terjaga

13 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 14: itik petelur

j. Cahaya lampu kecil untuk malam hari

k. Tersedia obat anti stress

F. Penyakit dan Pengendalian Penyakit Ternak Itik

Pencegahan (pengendalian) penyakit adalah salah satu kewajiban yang

tak terhindarkan apabila usaha ternak itik diharapkan memberi keuntungan.

Berbagai cara pengendalian dilakukan antara lain pemeliharaan kesehatan

dan kebersihan lingkungan peternakan maupun vaksinasi terhadap penyakit

tertentu yang sulit diobati.

Penyakit itik pada dasarnya terbagi dua yaitu :

Penyakit tidak menular

Penyakit menular

1. Penyakit Tidak Menular

Penyakit ini disebabkan oleh buruknya tata laksana pemeliharaan, seperti

keracunan, pemeliharaan kesehataan dan kebersihaan yang buruk,

kekurangan vitamin dan mineral, dll.

a. Strees (Cekaman)

Steres atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai faktor

pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik,

misalnya; kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah

tempat, pertukaran pakan dan lain – lain.

Obat untuk menanggulangi “stress” tidak ada. Yang dapat dilakukan

peternak adalah menghindari segala gangguan yang mungkin

menimbulkan “stress” dengan cara memelihara lingkungan dan

menjaga kebersihan lingkungan peternakan.

b. Kekurangan (defisiensi) Vitamin A

Makanan (pakan) yang tidak cukup mengandung vitamin A dapat

menyebab-kan kekurangan vitamin A pada itik dan akhirnya

mengganggu pertumbuhan. Itik akan tampak selalu mengantuk,

kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir warna putih dan mudah

terkena infeksi.

14 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 15: itik petelur

Pada anak itik umur sekitar 4 minggu yang kekurangan vitamin A

terlihat selaput matanya menebal dan kering, air mata keluar

berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan lendir. Sedang pada

itik dewasa, kekurangan vitamin A mengakibat-kan penurunan

produksi telur, tubuh mengurus dan lemah. Jagung kuning merupakan

sumber vitamin A yang sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik.

Penyakit kekurangan vitamin A umumnya terjadi karena peternak

mengganti jagung kuning dengan jagung putih yang miskin vitamin A.

c. Brooder Pneumonia

Penyakit Brooder Pneumonia umumnya menyerang anak itik yang

masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena

kotak atau pelingkar triplek terlalu padat, lampu pemanas untuk induk

buatan kurang panas sehingga anak itik kedinginanan merasa pengap.

Tanda-tanda anak itik terserang penyakit ini adalah pembengkakan di

kepala, pernafasan terlihat sulit dan mata selalu mengeluarkan air.

Pencegahan terhdap penyakit ini pada anak itik dapat dilakukan

dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol

panas induk buatan.

Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok teh baking

soda dalam satu quart (1,136 liter) air minum selama 12 jam untuk

mengurangi penyebaran penyakit

d. Rickets Duck

Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan mineral Calsium dan

Fosfor menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan

pada itik. Penyakit ini biasanya dinamakan “Rickets duck”. Itik yang

terserang penyakit ini mengalami penyimpangan dan kelainan pada

persendian kakinya.

Pencegahan hanya bisa dengan memberikan pakan yang cukup

mengundang minural Calsium, Fosfor dan vitamin D. Ke dalam

ransum (pakan) itik harus ditambahkan 2 % tepung tulang dan itik

harus mendapat sinar matahari langsung.

15 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 16: itik petelur

e. Antibiotika Dermatitis

Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat-obatan yang

mengandung antibiotika secara berlebihan. Akibatnya kulit itik

menjadi kering, bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena

gatal-gatal pada kulitnya. Pencegahaan terhadap penyakit ini adalah

dengan menggunakan antibiotika seperlunya.

Penghentian pemberian antibiotika serta pemberian “laxative” (obat

pencahar) ringan seperti “molasses” dapat memulihkan kondisi ternak

itik yang menderita dalam 4-6 hari.

f. Mycosis

Penyakit “Mycosis” pada itik terjadi karena itik secara sengaja atau

tak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang

tumbuh di lantai (litter) kandang itik.

Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan

dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui,

itik akan mati dalam waktu seminggu.

Pencegahaan hanya bisa dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan

dan kebersihan kandang yang baik. Lantai (litter) kandang secara

berkala dijemur, diusahakan tidak lembab dan diberi kapur, terutama

dimusim penghujan.

Pengobatan penyakit Mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan

memberi antibiotika yang dicampurkan kedalam air minum atau pakan

itik.

g. Botulism (Limberneck)

Penyakit Botulism pada umumnya terjadi karena itik makan bangkai.

Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu.

Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu

“Clastrididium Botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.

Tanda – tanda itik yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti

tidak bertulang, tidak tegag atau lunglai setelah itik memakan bangkai

16 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 17: itik petelur

1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai

mengakibatkan kematian.

Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang

baik dan tidak memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih

mungkin ternak itik yang sakit dapat diberikan obat–obatan pencahar

agar itik menceret dan kuman beserta racunnya dapat ikut keluar dari

saluran pencernan.

Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu menyembuhkan

yaitu dengan memberi : minyak kelapa satu sendok makan dan air

minum yang bersih. Minyak kelapa yang menbuat itik hausdan ingin

minum sebanyak–banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam

darah itik akan encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian

angka kematian akan menurun.

h. Keracunan Garam

Penyakit keracunan garam umumnya terjdi bila air itik atau air kolam

mengandung kadar garam yang tinggi, juga bils bahan baku pakan

tertentu berkadar garam tinggi. Keracunan garam pada itik lebih

sering terjdi di lokasi peternakan dekat pantai / tambak yang airnya

tercemar garam.

Ternak itik tidak begitu tahan terhadap garam yang berlebihan,

konsentrasi 2% saja dalam ransum (pakan) atau 4.000 ppm dalam air

minum dapat menimbulkan kematian.

2. Penyakit Menular

Penyakit menular pada itik merupakan penyakit yang disebabkan

oleh ; virus, bakteri atau kuman yang bisa ditularkan melalui kontak

langsung atau lewat udara.

a. Fowl Cholera (kolera itik)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Pasteurella Avicia”. Kandang

yang basah serta lembab mempercepat penularan. Penyakit yang

menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian

17 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 18: itik petelur

sampai 50%, sedang pada itik dewasa menimbulkan kematian kurang

dari 50%.

Gejala penyakit ini adalah : sesak nafas, pial bengkak, dan panas, jalan

sempoyongan. Itik yang terserang penyakit kolera yang akut akan

meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari

kelompoknya.

Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah, dan itik

akan matii secara mendadak.

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera.

Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat

digunakan obat Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat

Sulfat.

b. Fowl Pox (Cacar)

Penyakit cacar ini menyerang itik semua umur yang disebabkan oleh

virus. Tanda-tanda penyakit ini adalah dengan munculnya benjolan-

benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutup bulu sepertikaki

dan kepala. Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dalam

bentuk “diptherie” dan kematian terjadi karena itik kesulitan makan

dan minum.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi yang disuntukan

dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering berupa benjolan-benjolan

dapat dilakukan dengan jalan mengelupasi benjolan-benjolan itu

sampai berdarah kemudian mengolesinya dengan yodium tingture (6-

10 %).

c. White Eye (Mata Memutih)

Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini menyerang itik segala

umur dan yang paling peka adalah itik umur kurang dari 2 bulan.

Biasanya itik yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini.

Kandang yang lembab dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan

itik terserang penyakit ini.

18 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 19: itik petelur

Tanda-tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah : cairan putih

bening keluar dari mata dan paruh, kotoran yang bening dalam

beberapa jam berubah menjadi kekuning-kuningan, itik sulit bernafas,

lemah dan akhirnya lumpuh. Bila sampai kejang-kejang, kematian tak

bisa dihindari.

Pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan dengan antibiotika yang

dicampur kedalam air minum atau pakan. Antibiotika yang sering

digunakan adalah Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline

(aureomycin) dengan dosis 10 gram per 100 kg pakan atau 10 gram

dalam 40 gallon air minum akan membantu mengontrol penyakit

White Eye.

d. Coccidiosis

Coccdiosis adalah penyakit berak darah yang juga menyarang itik.

Gejala itik yang diserangpenyakit ini adalah kurang nafsu makan,

berat badan menurun drastis dan akhirnya lumpuh. Penularan melalui

kotoran itik yang membawa coccidia dan terjadi relatif cepat pada itik

segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah pada anak itik.

Untuk pencegahan dan atau pengobatan penyakit C0ccidiosis dapat

dipakai obat-obatan seperti : “furazolidone, nitrofurazone atau

nicardbazin”. Obat-obatan tersebut dicampurkan kedalam pakan itik

atau dilaturkan kedalam air minum. Untuk membantu kontrol penyakit

Coccidiosis, berikan vitamin A dengan konsentrasi tinggi.

e. Coryza

Penyakit Coryza disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya

adalah semacam microorganisme. Penyakit ini biasanya terjadi pada

awal pergantian musim. Penularannya sangat cepat, melalui kontak

langsung antara itik yang sakit dengan itik yang sehat.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit pilek menular ini adalah

keluarnya kotoran cair kental dari mata. Jadi penyakit ini mirip

dengan penyakit White Eye. Anak itik berumur 1 minggu sampai 2

19 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 20: itik petelur

bulan merupkan yang paling sering menderita. Akan tetapi itik dewasa

pun dapat pula terserang wabah penyakit Coryza ini.

Pengobatan yang paling efesien adalah dengan menyuntikan

“Streptomycin Sulphat” secara individual dengan disis 0,4 gram

rendah dengan patokan berat badannya. Penyuntikan dapat diulang

sekali dalam sehari untuk selama beberapa hari, dengan dosis

Streptomycin setengah dari dosis diatas.

f. Salmonellosis

Penyakit Salmonellosis menyerang itik segala umur dan dapat

menyebabkan angkan kematian sampai 50%. Penyebabnya adalah

kuman “Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau makanan

atau minuman yang tercemar kuman tersebut.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : keluarnya

kotoran dari mata dan hidung dan menceret. Itik yang bisa sembuh

sendiri cukup berbahaya cukup berbahaya sebagai sumber penyakit,

maka sebaiknya disingkirkan saja.

Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan dan

kebersihan. Secara berkala dilakukan pembersihan kandang agar

kandang bebas dari kuman Salmonella. Pengobatan dapat dilakukan

dengan memberikan “Furazolidone”.

g. Sinusitis

Penyakit Sinusitis menyerang itik dewasa sehingga menyebabkan

kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana

pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakannya dan

tidak tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta

mendapat infeksi sekunder.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : terjadi

pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar cairan jernih, sekresi

mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan

benjolan di bawah dan di depan mata.

20 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 21: itik petelur

Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan tata laksana pemeliharaan

yang baik. Pengobatan bagi itik yang sakit ada;lah disuntuk dengan

antibiotika (strepto-mycin) ke dalam sinus yang menderita. Dosis pada

itik dewasa adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke

dalam 20 cc aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk

pengobatan yang lebih muda, dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti

ini dilakukan sekali dalam 48 jam sampai sembuh.

h. Aflatoksikosis

Aflatoksikosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan oleh

“Aflatoksin” yang dihasilkan oleh “Asperqillus Flavus”. Aflatoksin

menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya

membesar.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : kondisi sangat

lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit kaki dan jari, terhuyung-

huyung, akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih muda

terserang penyakit ini dibanding itik dewasa.

Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeliharaan kebersihan

lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai kandang, pembersihan

kandang agar bebas dari serangga. Pengobatan hanya bisa diusahakan

dengan memberikan anti biotika yang dicampurkan dalam air minum

atau pakannya.

21 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 22: itik petelur

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

22 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 23: itik petelur

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1 : Itik Tegal gambar 2 : Itik Alabio

Gambar 3 : Itik Mojosari

23 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 24: itik petelur

24 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 25: itik petelur

25 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Page 26: itik petelur

DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, bambang. (2014). Berbagai Jenis Itik Lokal Unggul di Indonesia. http://www.usahaternak.com/2014/01/berbagai-jenis-itik-lokal-unggul-

di.html Saleh, eniza. (2004). Pengelolaan Ternak Itik di Pekarangan Rumah.USU

Digital Library

L, hardy Prasetyo, dkk. (2010). Panduan Budidaya dan Usaha Ternak Itik.Balai Penelitian Ternak : Bogor.

26 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”