133
Penerapan Layanan Integrasi (Direct Service) untuk Transjakarta BRT Photo : Adjie Triwibowo

ITDP TRANSJAKARTA DIRECT SERVICE FINAL DESIGN PRESENTATION

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1. Penerapan Layanan Integrasi (Direct Service) untuk Transjakarta BRT Photo : Adjie Triwibowo

2. Outline Penerapan Direct Service Fase 1 Desain Infrastruktur BRT sebagai Angkutan Massal 2 Desain Infrastruktur Perbaikan Aksesibilitas Desain Simpang 3. Volume Penumpang Jam Puncak (Pnp/Jam/Arah) 3 4. Frekuensi Bus (Bus/Jam/Arah 4 5. Jumlah Station BRT 5 6. Ilustrasi Biaya BRT dengan moda lain 426 Km BRT 40 Km Monorail MRT Jakarta dengan Biaya 17 Triliun Untuk Membangun 14 km. Pemprov DKI selama 7 Tahun menghabiskan 5 40 Km Monorail 14 Km Elevated Rail 7 Km Subway MRT menghabiskan 5 Triliun Rupiah Untuk Infrastruktur dan Subsidi Transjakarta 7. Jaringan Trunk-Line Transjakarta 7 8. Rute Angkutan Umum Jakarta Per Juli 2013 KOTA P GADUNG KALIDERES ANCOL PRIOK PLUIT Transjakarta dengan 12 Koridor berlaku sebagai Tulang Punggung, namun tidak ada integrasi dengan rute bus yang lain (250 rute) BLOK M RAGUNAN KP RAMBUTAN P GEBANG L BULUS 9. Berbagai Konsep BRT yang ada di dunia 9 10. Trunk-Feeder selain memaksa penumpang untuk melakukan transfer, juga memerlukan lahan terminal yang luas, seperti di Bogota 11. Americas Terminal, Bogota Memerlukan Lahan yang besar di terminal (65.000 m2) 12. Direct Service di Guangzhou Direct Service BRT di Guangzhou hanya memiliki panjang BRT Corridor 23 km, namun mencakup 31 rute bus dan jaringan jalan sepanjang 273 km BRT Corridor 13. Gangding BRT Station (Before) Konflik Sesama Pengguna Jalan 14. Gangding BRT Station Kecepatan semua pengguna Jalan Lambat Karl Fjellstrom, itdp-china.org 15. Gangding BRT Station, Kecepatan Meningkat bagi Bus dan Kendaraan Pribadi Karl Fjellstrom, itdp-china.org 16. Gangding BRT station 3 stopping areas or sub-stops Karl Fjellstrom, itdp-china.org 17. Bus BRT yang beroperasi diluar koridor BRT 18. Keuntungan Integrasi Direct Service Transjakarta Meningkatkan Kecepatan Bus pada saat di jalur Busway Memperluas Network dan rute BRT Meminimalisir Transfer bagi penumpang Upaya memperbaiki angkutan umum Non-Transjakarta saat ini Kondisi Angkutan Saat ini Non-Transjakarta saat ini Meningkatkan Kapasitas Jalur Busway dan memperkecil Headway Meningkatkan Jumlah Penumpang yang menggunakan BRT secara Keseluruhan Non-BRT buses running outside BRT Lane High Passenger Demand Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Transjakarta paling cepat dan Efektif adalah melalui sistem Direct Service 19. Kriteria Pemilihan Rute Pemilihan Rute berdasarkan Jumlah Frekuensi Bus dan % Singgungan dengan BRT Corridor Kriteria pemilihan rute Frekuensi >12 bus/jam 40% overlap dengan BRT Corridor 19 20. Ilustrasi Dampak Direct Service Terhadap Kapasitas Lajur BRT BRT Station Route Regular Bus TRANSJAKARTA Direct Service + Transjakarta Lane Cap- acity Incr- ease Freq/ Hr Occu/ Hr Freq/ Hr Occu/ Hr Headway (Minute) Capacity (Pax/Hr) Freq/ Hr Occu/ Hr Headway (Minute) Capacity (Pax/Hr) Bunderan HI S.640 26 410 40 3,884 1.5 6,400 108 4,596 0.56 9,120 43% P.19 42 302 40 3,884 Depkes S.66 19 687 33 2,246 1.82 2,805 71 3,447 0.66 4,325 54% P.20 19 514 33 2,246 Gatsu Jamsostek S.66 19 943 32 1,862 1.88 4,480 84 4,091 0.44 7,200 61% S.640 33 1,286 32 1,862 Halimun S.66 19 1,013 42 2,659 1.43 3,570 61 3,672 0.8 4,425 24% Mampang S.75 33 355 26 2,230 2.31 2,210 96 3,365 0.61 5,010 127%P.20 19 455 26 2,230 Mampang Prapatan 2.31 2,210 96 3,365 0.61 5,010 127%P.20 19 455 26 2,230 T.57 18 325 26 2,230 Pasar Induk T.57 18 520 12 790 5 1,020 30 1,310 1.76 1,830 79% Ps Cempaka Putih P.07 24 730 29 2,045 2.07 2,465 53 2,775 0.95 3,545 44% Setiabudi S.640 33 1,294 40 3,884 1.5 6,400 133 5,178 0.45 10,585 65%P.15 18 1,294 40 3,884 P.19 42 1,571 40 3,884 Slamet Riyadi T.502 14 977 40 3,035 1.5 3,400 54 4,012 0.87 4,030 19% SMK 57 P.20 19 375 25 1,735 2.4 2,125 44 2,110 1.46 2,980 40% Sunter Klp Gading P.07 24 485 15 670 4 1,275 39 1,155 1.54 2,355 85% Dengan Direct service, Kapasitas Lajur Meningkat dan Headway berkurang secara drastis 21. Fase 1 Direct Service : Koridor 1&6 Frekuensi/ Overlap 21 Integrasi 9 Rute Kopaja & Metromini dengan koridor 1 dan 6 Menambah cakupan area yang dilayani BRT sepanjang 55 km diluar koridor BRT Meningkatkan pengguna Transjakarta hampir 2 kali lipat No Trayek Rute Frekuensi/ Jam Overlap (%) 1 MM-S 640 Ps. Minggu - Tn Abang 33 62% 2 MM-S 75 Ps. Minggu - Blok M 33 45% 3 KPJ-P 19 Ragunan - Tn Abang 42 50% 4 KPJ-S 66 Manggarai - Blok M 19 88% 5 KPJ-P 20 Lebak Bulus - Senen 19 49% 6 KPJ-T 57 Kp Rambutan - Blok M 18 67% 7 MM-P 15 Semanggi Senen 11 78% 8 KPJ-S 620 Manggarai Blok M 13 42% 9 KPJ-S 612 Ragunan Melayu 10 41% 22. Contoh Rute yang dilayani Direct Service 22 P-15 (Overlap dengan 6 BRT Stations koridor 1) S-75 (overlap dengan 8 BRT stations koridor 6) 23. Revenue Sharing Model - Alternative Pendapatan Tiket Dapat dibagi antara Off-BRT dan dalam BRT segmen Untuk Tarif Penumpang dari Luar koridor, pendapatan diambil oleh Operator 23 Untuk Tarif penumpang dari Halte Busway, Pendapatan diambil oleh Transjakarta Selama Berjalan di Koridor BRT, Operator Dibayar per-km sesuai panjang overlap dengan Koridor BRT Untuk Menjaga Kualitas Pelayanan Maka Perlu ada Kontrak Kerjasama antara Transjakarta dengan operator direct service untuk mengatur hal- hal berikut: - Headway dan Frekuensi Bus - Standar Kualitas Pelayanan - Pembayaran Rp/Km dan pendapatan tiket - Sanksi dan Penalti Penting Untuk Dicatat 24. Pengelolaan Sistem Direct Service Guangzhou Mayor Transportation Commission KGC (transit planning agency) BRT operators TSCAC (bus stop & terminal managt agency) BRT management Bike sharing YCT (smart card company) 24 BRT operators (3 groups, 7 companies) BRT management company BRT Control Center No. 3 Bus Company (station fare collection cash & card pay) Clearing House Station cleaning and maintenance company Bike sharing company 1. Control Centre menyediakan data Bu-km, yang telah disesuaikan dengan penalti , komplain dan kesesuaian dengan kontrak. Data ini menjadi dasar pembayaran pendapatan untuk operator 2. Smart Card Company menyetorkan uang ke Clearing House berdasarkan jumlah penggunaan smart Card di bus dan di Station 3. Operator bus menyetorkan pendapatan yang didapat dari luar koridor kepada Clearing House. Pembukaan kotak uang (Fare Box) dari bus dilakukan didepan seluruh perwakilan operator bus dan BRT Management 25. Menawarkan LayananDirect ServiceKe operatordi rute eksisting (Kopaja Metromini) TenderLayanandan KontrakOperator Baru untuksisa layanan di rute yang sama atau untukbeberaparute Mekanisme Pemilihan Operator 25 KontrakLayanan Baru untukOperator Ex Kopaja-Metromini untukInvestasi, Operasi dan Perawatanbus layananDirect Service Penghapusan Izin Trayeksecara Gradual untuk Operatoryang tidak bergabung ke sistem Direct Service KontrakLayanan Baru untukInvestasi, Operasi dan Perawatanbus layananDirect Service Kontrak Layanan Dengan UP/BUMD Transjakarta Opsi untukScrap Armada Lama 26. Estimasi Jumlah Penumpang Rute Penumpang/Hari Pendapatan Perhari setelah Direct Service Pembayaran Km Per hari dari Transjakarta ke Operator per rute Off-BRT Segment BRT Segment Off-BRT Segment (Untuk Operator) BRT Segment (Untuk Transjakarta) S75 6,284 3,230 Rp 33,080,000 Rp 17,000,000 Rp 10,745,000 S620 2,275 1,248 Rp 11,970,000 Rp 6,570,000 Rp 4,930,000 S66 13,735 4,397 Rp 72,290,000 Rp 23,140,000 Rp 34,690,000 Estimasi Penumpang Direct Service Koridor 6 Jumlah penumpang per hari Koridor 6 saat ini 26,000 penumpang Integrasi 4 rute di koridor 6 akan menambah jumlah penumpang BRT koridor 6 sebanyak 24,500 (kenaikan ~100% ) Jika ditambahkan dengan penumpang yang naik dari segmen OFF-BRT maka ada tambahan 55,000 penumpang yang menggunakan sistem direct service ini per harinya di koridor 6 Estimasi ini tidak memperhitungkan dampak shifting dari kendaraan pribadi 26 S66 13,735 4,397 Rp 72,290,000 Rp 23,140,000 Rp 34,690,000 P20 33,466 15,687 Rp 176,130,000 Rp 82,560,000 Rp 57, 450,000 Total 55,760 24,562 Rp 293,470,000 Rp 129,280,000 Rp 114,520,000 27. Pilot Project Kopaja AC P.20 25 Armada Baru Frekuensi 11 bus/jam Penumpang yang naik dari Halte BRT 2,600/hari (11% dari penumpang Koridor 6) Peningkatan kapasitas lajur 24% 27 lajur 24% Memperkecil headway 34% 28. Dampak Positif dari P.20 AC Parameter Sebelum Setelah Integrasi % Perbedaan Frekuensi Bus (Bus/Jam/Arah) 23 33 43% Volume Penumpang (Pnp/Jam/Arah) 1370 1750 24% Headway 2.6 Menit 1.8 Menit -30% Kecepatan bus Kota di Segmen BRT (arah Utara) 5.0 (km/h) 15.1 (km/h) 202% 28 15.9 9.9 15.1 10.3 16.8 15.5 16.8 14.1 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 Pre-Peak AM Peak off-Peak PM-Peak Speed(km/h) Kecepatan Rata-rata P.20 Sebelum dan Sesudah Trial (Northbound) 2011 Trial Beberapa Rekomendasi Perbaikan Perlu ada Ikatan kerjasama antara Kopaja dengan Transjakarta Tingkat layanan Kopaja perlu diatur Kemungkinan untuk pembayaran per km selama di Koridor busway perlu dipertimbangkan (Revenue Sharing) 29. Desain Infrastruktur Ukuran Halte Karena tingginya Frekuensi dan Jumlah Penumpang dalam Halte, maka halte perlu diperluas dan diperpanjang Ukuran Halte ditentukan dari kepadatan halte Untuk Kepadatan >40%, diperlukan 2 sub-stops Untuk Kepadatan >80%, diperlukan 3 sub-stops Station Penumpang/ jam (Pax) Frequency Saturation Substop Blok M 3,216 78 0.76 2 Masjid Agung 1374 97 0.5 2 Bundaran Senayan 2,405 141 0.82 3 29 Jumlah Sub-Stop Tiap Station Bundaran Senayan 2,405 141 0.82 3 Gelora Bung Karno 1,968 141 0.78 2 Polda Metro Jaya 1,863 141 0.73 2 Bendungan Hilir 3,416 174 0.97 3 Karet 3,384 174 0.97 3 Setiabudi 3,175 174 0.91 3 Dukuh Atas 1 3,950 174 1.05 3 Sudirman 2710 124 0.79 2 Tosari/HI New 2,629 174 0.99 3 Bundaran HI 2,762 162 0.93 3 Sarinah 2,661 162 0.9 3 Saturation dan Jumlah Substop Koridor 1 30. Konsep Sub-Stop Ilustrasi Sub-Stop 30 Application of Sub-stop in Guangzhou BRT Sub-stop in Transmilenio BRT 31. SubStop in Bogota 31 32. SubStop in Guangzhou 33. SubStop in Lima 34. 34 35. Sub Stop in Cali (Colombia) 35 36. Lima BRT on Highway 37. BRT Design in KL Highway 38. Koridor 1 Desain Station 3 Substop Overtaking Lane 39 Sebagian besar Halte di Koridor 1 diperpanjang dari 30 meter menjadi 130 meter dengan 3 sub-stop Frekuensi Bus di Koridor 1 (Benhil HI) meningkat dari saat ini 40 Bus/Jam/Arah menjadi 130 Bus/Jam/Arah Tiap Sub-Stop dapat mengakomodir tipe bus yang berbeda (18-m, 12-m dan 9-m) Overtaking Lane 39. Koridor 1 - Tosari Menara BCA 40 Station Tosari Diperpanjang ke utara mendekati Bundaran HI Jembatan di 2 sisi (UOB dan Menara BCA) untuk mempermudah Akses Panjang Station menjadi 130 meter dengan 3 sub-stop Fare Collection (Gate & Ticket Office) berada diatas jembatan selebar 5 meter UOB 40. TOSARI STATION CORRIDOR 1 41. TOSARI BRT STATION CORRIDOR 1 DESIGN 42. Koridor 1 Bendungan Hilir Lokasi Penempatan Halte 43 43. Potongan Melintang 44 Jumlah Lajur di jalur cepat tidak mengalami perubahan (tetap 3 lajur) Jalur hijau antara jalur cepat dan lambat dikurangi menjadi 1.5 meter, Tidak mengurangi jumlah pohon Lebar Jalur Lambat berkurang 90 cm menjadi 8.7 meter 44. Tampak Atas Bendungan Hilir Jalur Hijau BendunganHilirRaya 45 Jalur Hijau Garnisun 45. 46 46. 47 47. 48 Contoh Modifikasi Jalur sekitar station - Guangzhou 48. Sarinah Station 2+1 Sub Stop Rusun Kebon Kacang 49 Sarinah Dept Store Station Sarinah dibagi menjadi sisi Utara (1 Sub-Stop) dan Sisi Selatan (2 Sub-Stop) untuk menyebar akses penumpang dari utara dan selatan Station diletakkan mendekati Intersection untuk memudahkan akses penumpang melalui Zebra Cross 49. Potongan Melintang Sarinah 50 Sisi Selatan Sisi Utara 50. SARINAH BRT STATION CORRIDOR 1 51. 52 SARINAH BRT STATION CORRIDOR 1 DESIGN 52. 53 53. 54 54. Masjid Agung 55 55. Bundaran Senayan 56. Gelora Bung Karno 57. Polda Metro 58. Bendungan Hilir 59. Karet 60. Setiabudi 61. Dukuh Atas 62. Sudirman BRT Railway Station 63. Tosari 64. Bundaran HI 65. Sarinah 66. Koridor 6 Desain Station 1 Sub-Stop+ BRT BRT 67 Pintu 1 Pintu 2 Diaplikasikan pada Station Koridor 6 dari mulai Deptan hingga Imigrasi Desain Station 1 Sub-stop namun dengan 2 set Pintu, untuk memperkecil waktu tunda bus Tidak memerlukan Overtaking Lane, Frekuensi bus tidak terlalu banyak Panjang Station menjadi 50 m dari saat ini hanya 25 meter BRT 67. 1 Sub-Stop Station - Imigrasi Kantor Imigrasi Jaksel Eksisting 68 Desain At-Grade Access dengan 1 Akses Masuk & 2 akses Keluar 68. Potongan Melintang Imigrasi 69 69. Desain Station Offset Duren Tiga Beberapa Segmen di Koridor 6 memerlukan 2 sub-stop, namun lebar jalan hanya 28.4 meter. Station didesain Off-set agar idak mengurangi jumlah lajur reguler Ukuran Station : 175m x 4m At-Grade Access dari kedua sisi Jalur Regular Traffic diperkecil menjadi 2,9 meter per lajur 70 BRT Lane BRT Lane 175 meter 70. Lokasi Penempatan Halte Duren Tiga 71 71. 72 72. 73 73. 74 74. 75 75. 76 Motif Betawi di Station sebagai Ciri khas kota Jakarta 76. Offset Station - Lima 77 77. Koridor 6 2 Sub Stop (Kuningan Setiabudi) MonorelMonorel 78 Segmen Kuningan Setiabudi desain Station dengan 2 sub-stop Panjang Station 90 meter 2 station (kuningan Timur dan Depkes) menggunakan Akses Jembatan dan Zebra Cross dimasing-masing sisi Tiang Monorel tetap dipertahankan di sisi timur, Sementara di sisi barat, median jalur lambat-cepat dihilangkan BRT Lane BRT Lane BRT Lane BRT Lane 78. Layout Station Karet Kuningan Eksisting Desain KPK Wisma Bakrie 79 Eksisting Desain 79. 80 80. 81 81. Deptan 82 82. SMK57 83. Jatipadang 84. Pejaten Village Pejaten Village 85. Buncit Indah 86. RS JMC JMC (NEW) 87. Warung Jati Barat (NEW) 88. Warung Jati 89. Imigrasi 90. Mampang Prapatan 4 (New) 91. Mampang Prapatan 92. Kuningan Timur 93. Patra Kuningan Graha Irama 94. Depkes Ariobimo Sentral 95. GOR Sumantri Pasar Festival / GOR Sumantri 96. Kunigan Madya 97. Wisma Bakrie Karet Kuningan 98. Gedung Lina Setiabudi Utara Menara Imporium 99. Connecting Bridge Medan 100 100. Simpang Gatot Subroto 101 Perubahan menjadi 2 fase Right Turn Traffic dari Pancoran menuju Kuningan dialihkan untuk memutar balik sebelum simpang Tendean Right Turn Traffic dari Semanggi menuju Tendean dialihkan untuk memutar balik setelah halte Kuningan Timur Derajat kejenuhan simpang berkurang dari 144% menjadi 79% 101. New U-Turn Tendean 102 New U-Turn Kuningan Timur 102. Simpang Tendean 103 Perubahan menjadi 3 fase Right Turn Traffic untuk Mobil dari Tendean menuju Buncit dialihkan untuk memutar balik sebelum simpang Gatot Subroto Right Turn Traffic untuk Motor Tetap diperbolehkan belok kanan dari Tendean Derajat kejenuhan Simpang menurun dari 183% menjadi 79% 103. Traffic Management di sekitar Kawasan Blok M Pengalihan Arus menjadi 1 arah di Trunojoyo & Kyai Maja (arah Barat) Hang Tuah (arah Timur) Raden Patah (arah Utara) Perubahan Fase di beberapa simpang Hang Tuah Raden Patah Patimura 104 Kyai Maja Trunojoyo 104. Off-Corridor Bus Stop Di beberapa titik-titik penumpang yang berada diluar koridor BRT, perlu disediakan Bus Stop/Bus Pole Pemilihan lokasi Bus Stop berdasarkan lokasi eksisting naik dan turun penumpang Studi awal menunjukkan jumlah off- corridor bus stop yang diperlukan untuk 9 rute adalah 83 stop 105 Off-Corridor Bus Stop BRT Corridor Direct Service Routes Contoh beberapa Bus Stop / Bus Pole 105. MRT-BRT Connection 106 106. Model Integrasi BRT MRT Integrasi BRT MRT dan Shopping centre di Guangzhou (Dengan Tunnel) 107 Beberapa Stasiun MRT akan overlap dengan halte BRT (Senayan, Polda, Benhil, Setiabudi) sehingga integrasi sangat diperlukan (Dengan Tunnel) Integrasi BRT MRT di Bangkok (dengan Bridge) 107. BRT Station Area Integrasi KRL - BRT Sudirman New BRT Station Layout Tunnel Access Saat ini walking distance dari Stasiun Kereta Sudirman ke Halte Dukuh Atas adalah 550 meter Ticketing Tunnel Station Entrance Access SUDIRMAN RAILWAY STATION Dengan membangun Halte BRT baru yang lebih dekat dengan stasiun kereta (100 meter) dan mengintegrasikan Kopaja/Metromini dengan TJ,penumpang kereta dapat terkoneksi langsung dengan Transjakarta 550 meter 108. At Grade Crossing & Tunnel JL BLORA Sudirman New BRT Station 109. Sudirman New BRT Station Tunnel Access 110. 111 111. 112 112. 113 113. 114 SUDIRMAN NEW BRT STATION CORRIDOR 1 114. 115 SUDIRMAN NEW BRT STATION CORRIDOR 1 DESIGN 115. Fase Pengembangan Selanjutnya Untuk pengembangan Direct Service Fase Berikutnya, Seleksi dilakukan untuk seluruh rute angkutan umum (Angkot, Bus Sedang, Bus Besar) yang masuk ke kriteria dibawah ini: Frekuensi > 10 bus/jam Overlap BRT > 30% Dari hasil pemetaan, maka 116 Dari hasil pemetaan, maka fase pengembangan berikutnya dibagi menjadi dua Tahap Fase 2 : Koridor 2,5,7 Fase 3 : Koridor 3,8,9 116. No Rute Operator Overlap Koridor Frekue nsi %Overlap 1 43b_Tj.Priok-Cililitan PPD 7 12 100% 2 T.502_Tn.Abang- Cawang Kopaja 5 31.5 38% 3 P.02_Senen-Muara karang Kopami 5 24 68% 4 P.03_senen- rawamangun Metromini 2 29 83% 5 T.47_senen-pd. kopi Metromini 2 24 51% 6 P.07_Senen-semper Metromini 2 34 59% 7 T.15A_Cililitan- Arundina KWK 7 13.5 33% 8 M.01A_Kp.Melayu- Senen Mikrolet 5 64.5 100% 9 M.01_Kp.Melayu- Senen Mikrolet 5 15 84% 10 M.28_Kp.Melayu- Pd.Gede Mikrolet 7 22.5 40% M.06_Kp.Melayu- Fase 2 : Koridor 2,5 dan 7 117 11 M.06_Kp.Melayu- Gandaria Mikrolet 7 115.5 47% 12 M.06A_Matraman- Gandaria Mikrolet 7 84 54% 13 M.31_K.Melayu- PdkKlp Mikrolet 5 52 31% 117. Fase 3 : Koridor 3,8 & 9 118 No Rute Operator Overlap Koridor Frekuensi %Overlap 1 B.88_Slipi-Kalideres Kopaja 3 30 75% 2 B.86_Lebak Bulus-Kota Kopaja 8 11 65% 3 B.93_Tn Abang-Kalideres Kopaja 3 15 80% 4 P.12_Senen-Kalideres Kopami 3 15 69% 5 S.72_lb. bulus-blok m Metromini 8 19 54% 6 B.80_kalideres-jemb.lima Metromini 3 10.5 54% 7 B.91_roxy-batusari Metromini 3 21 51% 8 B.92_grogol-ciledug Metromini 8 10 35% 9 B.02_Cengkareng-Kota KWK 3 51 45% 10 B.01_Grogol-Muara Angke KWK 3 57 61% 118. Jarak yang ditempuh penumpang untuk mengakses halte BRT saat ini cukup panjang (sekitar 100 meter dengan Ramp), sehingga tidak efisien 119. 4m Assafa Sufiani@ITDP 30 m 4m 20 Stairs 6 m Untuk Station yang tidak masuk pengembangan Fase 1, Solusi jangka pendek yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan tangga pendek/kecil di pertengahan Ramp (contoh di Harmoni dapat menghemat sekitar 30 meter) 120. 121 Untuk Fase 1 Direct service sepanjang Sudirman Thamrin, disediakan 2 akses (Ramp dan Tangga) sehingga dapat menghemat jarak tempuh dari 155 meter menjadi 43 meter 121. Route Alternatif Kombinasi Armada Hanya bus 9 meter Bus 9 & 10 meter Bus 9 & 12 meter Bus 9 & 18 meter Bus 10 & 12 meter Bus 10 & 18 meter P20 51 51 51 51 41 41 S66 56 45 28 14 28 14 S75 48 48 48 48 39 39 Kebutuhan Armada Fase 1 122 S640 (long) 67 54 34 17 34 17 S640 (short) 34 28 17 9 17 9 T57 67 67 67 67 54 54 S612 35 35 35 35 28 28 S620 19 16 10 5 10 5 P19 49 40 25 13 25 13 P15 26 21 13 7 13 7 TOTAL 452 405 328 266 289 227 Beberapa Kombinasi, seperti menggunakan bus 12-meter atau 18-meter dapat dilakukan untuk beberapa rute 122. Bike Sharing Public Bike (Sepeda Umum) yang disediakan untuk digunakan sebagai akses Angkutan Umum Tarif Penggunaan Murah atau gratis untuk jarak pendek Untuk menjangkau radius 1-2 km Meningkatkan penggunaan Sepeda di Suatu Kota Banyak Contoh sukses di Eropa, Amerika dan Asia 123 123. JAKARTA BIKE SHARING 100 lokasi di kawasan Sudirman-Thamrin- Kuningan-Senayan 2000 Sepeda Terintegrasi dengan Station Transjakarta Total Investasi Rp 40 Miliar Dapat dikerjasamakan dengan Program CSR ataupun Advertising 124 124. Konsep Greenways Lingkungan Pemukiman Yang Aman dan Nyaman Sebagai lingkungan pemukiman, maka wilayah Kampung Bali Lingkungan Yang Mempromosikan Jalan Kaki Faktor terpenting yang mempengaruhi kenyamanan berjalan kaki adalah pemisahan dengan kendaraan bermotor. (Kiri: Sidney; Tengah: Nantes; Kanan: Tokyo) dengan kendaraan bermotor. Ruang Terbuka Publik Sebagai Sarana Rekreasi Syarat pemukiman yang sehat adalah tersedianya ruang terbuka publik. Ruang publik yang paling mudah ditemui adalah jalan. Penggunaan ruang jalan sebagai ruang interaksi sosial tentunya harus didukung oleh kenyamanan dan keamanan. (Kiri: New York; Kanan: Barcelona) (Kiri: Hong Kong; Tengah: Amsterdam; Kanan: Guangzhou) 125. Kampung Bali Abdul Muis Monas 126 Waduk Melati Kebon Kacang Konektivitas Greenways untuk Meningkatkan Konektivitas dari Area Pemukiman menuju Station Transjakarta 126. Greenways Kebon Kacang 9 127 127. Greenways Kebon Kacang 30 128 128. Greenways fase satu berakhir pada Waduk Kebon Melati, Tanah Abang. Sebagai water frontage di sekeliling waduk untuk rekreasi dan aktivitas sosial. Dibangun jembatan khusus pejalan kaki dan pesepeda melintang di atas Konsep Pengembangan Greenways Waduk Melati kaki dan pesepeda melintang di atas waduk yang menghubungkan Sisi kiri waduk dengan sisi kanan Greenway untuk peningkatan aksesibilitas menuju angkutan umum. Stasiun KRL Halte TransjakartaKoneksi Greenways Greenways Perumahan Padat High Rise Building 129. Waduk MelatiWaduk Melati 130 130. Estimasi Biaya Konstruksi Stasiun & Koridor No Komponen Biaya Koridor 1 Biaya Koridor 6 Total I REKAYASA JALAN Rp 48,240,727,500 Rp 93,790,824,000 Rp 142,031,551,500 II JPO Rp 278,980,500,000 Rp 204,459,000,000 Rp 483,439,500,000 III TEROWONGAN AKSES Stasiun BRT Sudirman Rp 6,225,000,000 Rp - Rp 6,225,000,000 IV PENGHIJAUAN Rp 1,255,713,810 Rp 257,643,260 Rp 1,513,357,070 V PENERANGAN JALAN Rp 1,438,500,000 Rp 336,000,000 Rp 1,774,500,000 VI DRAINASE Rp 1,012,200,000 Rp 3,437,250,000 Rp 4,449,450,000 VII REKAYASA LALU LINTAS (marka dan persinyalan) Rp 3,429,366,000 Rp 3,572,580,000 Rp 7,001,946,000 VIII Stasiun BRT Rp 55,029,918,619 Rp 55,154,707,279 Rp 110,184,625,898 Power supply dan penerangan Stasiun 131 IX Power supply dan penerangan Stasiun BRT Rp 14,085,570,000 Rp 4,835,775,000 Rp 18,921,345,000 X Drainase dan perlindungan kebakaran Stasiun BRT Rp 166,740,000 Rp 4,835,775,000 Rp 5,002,515,000 XI Ventilasi dan penyejuk ruangan Stasiun BRT Rp 202,470,000 Rp 192,525,000 Rp 394,995,000 XII On-Station BRT ITS Rp 53,601,646,092 Rp46,543,534,461 Rp 100,145,180,553 XIII Passenger Information System Rp 1,800,000,000 Rp 2,850,000,000 Rp 4,650,000,000 XIV Rekayasa Lalu Lintas selama Konstruksi Rp 3,750,000,000 Rp 3,750,000,000 Rp 7,500,000,000 XV Resiko & Eskalasi Rp 102,996,330,407 Rp 111,137,840,124 Rp 214,134,170,531 Total Rp 572,214,682,428 Rp 535,153,454,124 Rp 1,107,368,136,552 131. Implementasi Fase 1 Dengan Target pengadaan Armada bus sedang selesai akhir 2013, maka Rekonstruksi sudah harus dimulai paling lambat akhir 2013 Selama 18 bulan masa rekonstruksi, Pemilihan dan persiapan operator dapat dilakukan untuk mempercepat proses Total Biaya untuk rekonstruksi 31 stations sepanjang 19 Total Biaya untuk rekonstruksi 31 stations sepanjang 19 km di koridor 1& 6 termasuk ITS, greenways dan bikesharing adalah Rp 1,28 Triliun ( Rp 67 Miliar/Km) Total Biaya Investasi untuk Koridor 1 & 6 Komponen Biaya Investasi Infrastruktur Stasiun dan Koridor Rp 1,107,368,136,552 Control Center Rp 55,902,178,275 Greenways Access Rp 80,433,375,000 Sistem Sepeda Publik Rp 40,296,700,000 Total Rp 1,284,000,389,827 132. 133 Terima Kasih