Isu Tenaga Kesehatan Dengan Klien

Embed Size (px)

Citation preview

ISU ETIK TENAGA KESEHATAN DENGAN KLIENDosen Pembimbing : Ernik Rustiana, S.ST.

Disusun Oleh 1. Anis Ayu S 2. Devi Puspita 3. Dewi Saputri 4. Diana Lestari 5. Giska Armedia 6. Isnaini Indah 7. Lulukatul Ummah 8. Martiana 9. Mega Anjarsari 10.Ria Felina 11.Sari Handayani 12. Yuri Aisha

:

07.003 07.012 07.013 07.014 07.023 07.029 07.0 07.035 07.0 07.049 07.054 07.069

PRODI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG TAHUN AKADEMIK 2007 / 2008

KATA PENGANTARRasa syukur yang tiada terkira, kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala, yang mana atas berkat rahmat dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan menyusunan Makalah ISU TENAGA KESEHATAN DENGAN KLIEN (PASIEN) dengan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan penyusunan makalah ini bagi kami adalah untuk melatih memecahkan masalah sacara ilmiah.selain itu juga untuk memenuhi tarjet untuk tugas kelompok behubungan dengan pelajaran kebidanan. Kami menyadari bahwa terselenggaranya tugas penyusunan makalah ini berkat adanya bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. 2. Ibu Nunik Ningtiyasari, S.Si.T., selaku Ketua Progam Rekan-rekan mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Studi DIII Kebidanan Universitas Tulungagung Universitas Tulungagung Tahun Akademik 2007/2008 Kami menyadari akan kurang sempurna penulisan makalah ini, karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan untuk bahan perbaikan di kemudian hari. Akhirnya dalam kesederhanaan Asuhan kebidanan ini semoga bisa bermanfaat. Amin.

Tulungagung, 2009 Penyusun,

(

)

ISU ETIK TENAGA KESEHATAN DENGAN MASAYARAKATA. Pengertian Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang. Etik berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti yang baik, yang layak. Etik merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi terentu dalam memberikan dan buruk pelayanan dalam jasa kepada dengan masyarakat. orang lain. Etik Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik hubungan merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang. Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu. Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.

Berdasarkan uraian diatas, dapt disimpulkan bahwa etik merupakan bagaimana istilah yang digunakan manusia untuk merefleksikan apa yang seharusnya berperilaku,

seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. B. Pengertian Etika dan Moral Dalam Kebidanan Pengkajian dan pembahasan tentang etika tidak selalu berhubungan dengan moral dan norma. Kadang etika diidentikan dengan moral, walaupun sebenamya terdapat perbedaan dalam aplikasinya. Moral lebih menunjuk pada perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan Etika dipakai sebagai kajian terhadap sistem nilai yang berlaku. Etika jugs sering dinamakan filsafat moral yaitu cabang filsafat sistematis yang membahas dan mengkaji nilai baik buruknya tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar serta menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma maka moral si Istilah maka akan akan yang memperoleh memperoleh kita gunakan pujian celaan sebagai sebagai pada rewardnya, namun perbuatan yang melanggar norma moral, pelaku etik punishmentnya. sehari-hari hakikatnya berkaitan dengan falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, norma/nilai. sesuai Dikatakan dengan kurun perubahan/perkembangan lewatnya waktu. Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan tanpa diperkuat oleh hukum, manusia

waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan

yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat timbulnya nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang satu bisa tidak segansegan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekadar dapat tercapai tujuan. 1. Pengertian Etika Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari Etik pikiran ialah yang suatu jernih cabang dengan ilmu pertimbangan filsafat. Secara perasaan". sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia. Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones, 1994) Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai: YUNANI : Ethos, kebiasaan atau tingkah laku INGGRIS : Ethis, tingkah laku/prilaku manusia yang baik tindakan yg harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya. Sedangkan dinyatakan bahwa: ETIK adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya. Hal ini berhubungan dalam konteks lain secara luas

dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka. (Shirley R Jones- Ethics in Midwifery) 2. Sistematika Etika Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain: Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingakh laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hai,mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi-. Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral. Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan. Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama manusia dalam aktivitasnya, Etika individu lebih menekankan pada kewajibankewajiban manusia sebagai pribadi, Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi Pada tahun 2001 ditetapkan oleh MPR-RI dengan ketetapan MPR-RI No.VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Bangsa. Etika kehidupan bangsa bersumber pada agama yang universal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yaitu

Pancasila. Etika kehidupan berbangsa antara lain meliputi: Etika Sosial Budaya, Etika Politik dan Pemerintahan, Etika Ekonomi dan Bisnis, Etika Penegakkan Hukum yang Berkeadilan, Etika Keilmuan, Etika Lingkungan, Etika Kedokteran dan Etika Kebidanan. 3. Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan

Kebidanan Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan Bidan dan Klien dan mencegah tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain Menjaga privacy setiap individu Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak Menghasilkan tindakan yg benar Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku

sesuai dengan porsinya itu dapat diterima dan apa alasannya atau dalam menganalisis suatu masalah

manusia antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik Mengatur hal-hal yang bersifat praktik abstrak

Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata

tertib masyarakat maupun tata cara di dalam organisasi profesi Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut kode etik profesi. 4. Kode Etik Profesi Bidan Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian dokter, perawat,-,bidan, guru dan sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik. Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Kode etik profesi merupakan "suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi angotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien /pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya sendin". Namun dikatakan bahwa kode etik pada zaman dimana nilainilai perada ban semakin kompleks, kode etik tidak dapat lagi dipakai sebagai pegangan satusatunya dalam menyelesaikan masalah etik, untuk itu dibutuhkan juga suatu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum. Benar atau salah pada penerapan kode etik, ketentuan/nilai moral yang berlaku terpulang kepada profesi. 5. Tujuan Kode Etik

Pada merumuskan

dasarnya kode etik

tujuan suatu

menciptakan profesi adalah

atau untuk

kepentingan anggota dan kepentingan organisasi. Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut: 1) Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi Dalam hal ini yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. 2) Yang Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan. Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan dimaksud dan kesejahteraan spiritual materil untuk atau angota melakukan yang ialah mental. profesi kesejahteraan Dalam kode hal etik bagi yang kepada para anggota material umumnya anggotanya

kesejahteraan

menerapkan

larangan-larangan perbuatan ditujukan

merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi. 3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya. 4) Untuk meningkatkan mutu profesi agar profesi selalu berusaha untuk Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi. 6. Secara Umum Kode Etik Bidan Berisi 7 Bab Yaitu: a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir) 1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. 2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan. 3) Setiap bidan dalam sesuai dalam menjalankan dengan tugasnya klien, senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggungjawab 4) Setiap bidan kebutuhan keluarga dan masyarakat. menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

5) Setiap

bidan

dalam

menjalankan

tugasnya klien,

senantiasa sama

mendahulukan dengan

kepentingan

keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sesuai kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. 6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal. b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir) 1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan masyarakat. 2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai keputusan 3) Setiap kewenangan dalam tugasnya harus dapat dalam termasuk mengambil keputusan kerahasiaan dipercayakan kebutuhan klien, keluarga dan

mengadakan konsultasi dan atau rujukan. bidan yang menjamin dan atau keterangan

kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan klien. c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) 1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.

2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya. d. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir) 1) Setiap bidan harus tinggi menjaga citra nama baik dan dan menjunjung menampilkan memberikan masyarakat. 2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuan profesinya seuai dengan teknologi. 3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya. e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir) 1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik. 2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir) 1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuanketentuan perkembangan ilmu pengetahuan dan profesinya yang bermutu dengan kepada

kepribadian pelayanan

tinggi

yang

pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya

dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat. 2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

g. Penutup (1 butir) 1) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya seharihari senantiasa menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia. C. Manfaat Etika Bagi Tindakan Tenaga Kesehatan Etika kedokteran merupakan suatu perangkat yang semestinya dapat dijadikan acuan etika bagi seorang (dokter) dalam menjalankan segala bentuk praktek ataupun pelayanan terdadap seorang pasien.Apalagi di Indonesia masalah etik ini juga telah disususn dalam suatu panduan etik bagi dokter dalam Etika Kedokteran Indonesia.dengan demikian diharapkan akan terbentuk suatu kondisi GOOD MEDICAL PRACTICE. Dengan adanya etik ini di harapkan seorang dokter akan memenuhi elemen essensial , diantaranya : kompetensi professional, hubungan yang baik antara dokter pasien, dokter dengan teman sejawat, dokter dengan tenaga kesehatan lain,atau dokter dengan masyarakatnya.etik akan senantiasa menuntunnya untuk menjaga keluhuran profesinya atau bonafiditas profesinya.

Dengan adanya kesadaran etik yang tinggi bagi seorang dokter, akan selalu menjaga harkat dan martabat profesi dokter , sehingga kejadian sengketa etik akan dapat di minimalkan, baik sengketa etik antar dokter, antara dokter dengan tenaga kesehatan lain,dokter dengan pasien , bahkan etik dokter terhadap dirinya sendiri.Dengan adanya pelaksanaan etik yang mantap diharapkan seorang dokter dalam melaksanakan tugas profesinya tidak akan melakukan pekerjaan yang menyimpang dari hukum atau standard profesinya dan juga perbuatan yang memalukan korps dokter , atau perbuatan yang menurunkan citra dokter. Dengan etika akan dapat dicegah terladinya pelanggaran tanggung jawab oleh dokter, pelanggaran terhadap hak asasi pasien,dan kedokteran sikap yang yang tidakmengedepankan keilmuan yang tindakan dapat berdasar

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dengan kata lain etika akan menuntun bekerja sesuai dengan standard profesi, menjunjung tinggi harkat dan martabat dokter, menjaga citra dokter, dan selalu menghormati hak-hak asasi pasien, menjaga hubungan yang baik dengan masyarakatnya,mempunyai tanggung jawab terhadap pribadinya, dan tanggung jawab dalam pengembangan keilmuannya. D. Isu Isu Etik Menurut Taylor (1997), masalah etik yang sering terjadi secara umum dapat dibagai menjadi tiga kelompok : 1) A) Masalah etik perawat-klien (nurses and clients) Paternalism (masalah budaya paternal)

Masalah etik perawat klien sering terjadi karena faktor paternalism. Misalnya pada saat klien harus diisolasi atau dilakukan restrain terjadi konflik karena klien lansia menolak untuk didampingi perawat. padahal keluarnya klien dari kamar dianggap mengancam jiwa dan dan keselamatan fisiknya. Tetapi dalam hal ini perawat menganggap penghormatan kepada klien sebagai orang tua adalah lebih utama terutama dalam budaya paternalistik. B) Deception (membohongi klien) Misalnya pada saat klien post op bertanya kepada siwa tentang siapa yang akan memberikan injeksi intramuscular penghilang sakit, maka siswa menjadi cemas karena hal ini pertama kali ia lakukan. Tepai perawat mengatakan bahwa siswa tersebut sering melakukan injeksi pada klien post op. C) Confidentiality (masalah kepercayaan klien) Klien menangis dan menyatakan bahwa ia sudah tidak punya uang untuk membayar pengobatan karena ia masuk RS dibawa polisi, apabila perawat percaya dan menolong klien untuk membebaskan dari biaya pengobatan apakah ini sesuai dengan kaidah etik?, kalau perawat membiarkan tidak menolong apapakah sesuai dengan kaidah etik ? D) Allocation of Scarce Nursing resources (masalah membagi perhatian perawat) Saat dinas malam jam 13.00 perawat sedang sibuk memasang infus klien dehidrasi berat dan memberikan injeksi Sulfas atropine tiap 15 menit kepada klien keracunan pestisida. Saat bersamaan

datang klien Ca mammae kesakitan dank lien serangan jantung kepada klien manakah tenaga dan pikiran perawat di fokuskan? E) Informed consent (masalah pemberian informasi pada klien) Seorang dokter res diden menganjurkan perawat untuk segera menyuntikan analgetik pada pada spinal klien karena klien sangat kesakitan, sementara dokter tersebut sedang sibuk melakukan punksi pada tulang belakang klien, apakah perawat akan melakukan ini tanpa memberikan informed consent terlebih dahulu ? F) Conflicts betweent the clients and nursess Saat perawat melakukan test HIV AIDs pada klien, perawat menolak karena ia sedang hamil dan takut bayinya tertular HIV AIDs. Menurut Rosdahal, 1999: 45-46 isu etik dan moral yang sering terjadi dalam praktek keperawatan meliputi : a. organ). Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil mencangkokan organ terhadap klien yang membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal, truma ginjal atau gagal ginjal CRF (chronic Renal Failure), ginjal ginjal penerima dari donor ditransplantasikan kepada (recipient). Organ transplantation (transplantasi interest (Masalah konflik klien dan tata nilai perawat)

Masalah etik yang muncul adalah apakah organ donor bisa diperjual-belikan?, bagaimana dengan hak donor untuk hidup sehat dan sempurna, apakah kita tidak berkewajiban untuk menolong orang yang membutuhkan padahal kita bisa bertahan dengan satu ginjal. Apakah si penerima

berhak untuk mendapatkan organ orang lain, bagaiman dengan tim operasi yang melakukanya apakah sesuai dengan kode etik profesi?, bagaimana dengan organ orang yang sudah meninggal, apakah diperbolehkan orang mati diambil organnya?. Semua penelaahan donor organ harus diteliti dengan kajian majelis etik yang terdiri dari para ahli di bidangnya. Majelis etik bisa terdiri atas pakar terdiri dari dokter, pakar keperawatan, pakar agama, pakar hukum atau pakar ilmu sosial. Secara medis ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan donor organ tersebut. Diantaranya adalah memiliki DNA, golongan darah, jenis antigen yang cocok anatara Donor dan resipien, tidak terjadi reaksi penolakan secara antigen dan antibodi oleh resipien, harus dipastikan apakah sirkulasi, perfusi dan metabolisme organ masih berjalan dengan baik dan belum mengalami kematian (nekrosis). Hal ini akan berkaitan dengan isu mati klinis dan informed consent. Perlu adanya saksi yang disahkan secara hukum bahwa organ seseorang atau keluarganya didonorkan pada keluarga lain agar dikemudian hari tidak ada masalah hukum. Biasanya ada sertifikat yang menyertai bahwa organ tersebut sah dan legal. Pada kenyataannya perangkat hokum dan undangundang mengenai donor organ di Indonesia belum selengkap di luar negeri sehingga operasi donor organ untuk klien Indonesia lebih banyak dilakukan di Singapur, China atau Hongkong. Menurut Cholil adalah pemindhan Uman (1994), tubuh yang Pencangkokan organ

mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsidengan baik, yangapabila apabila diobati dengan prosedur medis

biasa. Harapan klien untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi. b. Determination of clinical death (perkiraan Masalah etik yang sering terjadi adalah penentuan meninggalnya seseorang secara klinis. Banyak kontroversi cirri-ciri dalam menentukan mati klinis. Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan organorgan klien yang dianggap sudah meninggal secra klinis. Menurut rosdahl (1999), criteria kematian klinis (brain death) di beberapa Negara Amerika ditentukan sebagai berikut : reflexes) Pupil dilatasi Hilangnya fungsi seluruh otak yang bisa Penghentian nafas setlah berhentinya Berhentinya denyut jantung tanpa pernafasan artifisalselama 3 menit (inspirasi-ekspiorsai) stikulus eksternal Tidak ada respon verbal dan non verbal Hilangnya refleks-refleks (cephalic terhadap sti,ulus eksternal kematian klinis)

dibuktikan dengan EEG c. Quality of Life (kualitas dalam kehidupan) Masalah kulitas kehidupan sering kali menjadi

masalah etik. Hal ini mendasari tim kesehatan untuk mengambil keputusan etis. Apakah seorang klien harus mendapatkan bersedia dan intervensi tidak atau tidak. Sebagai ahli yang contoh dapat bagaiamana bila di suatu tempat tidak ada donor yang ada tenaga

memberikan memutuskan mengalami dijadikan

tindakan tindakan koma.

tertentu?. boleh

Siapa

yang klien

berhak yang untuk sudah

keperawatan

pada

Siapa

memutuskan apabila klien

menghentikan resusitasi?, Beberapa hal berikut dapat pertimbngan misalnya memapu untk bekerja, apabila klien sudah berfungsi secra fisik, berdasarkan usia, berdasarkan manfaat terhadap masyarakat, berdasarkan kepuasaan atau kegembiraan klien, kemaampuan untyuk menolong dirinya sendiri, pendapat keluarga klien terdekat atau penaggung jawab klien. Contoh kasus apakah klien TBC tetap klita Bantu untuk minum obat padahal ia masih mampu untuk bekerja?, kalau ada dua klien bersamaan yang membutuhkan satu alat siapa yang didahulukan ?, Apabila banyak klien lain membutuhkan alat tetapi alat tersebut sedang digunakan oleh klien orang kaya yang tidak ada harapan sembuh apa yang harus dilakukan perawat ?, apabila klien kanker merasa gembira untuk tidak meneruskan pengobatan bagaiaman sikap perawat?, Bila klien harus segera amputasi tetapi klien tidak sadar siapakah yang harus memutuskan?. d. Ethical issues in treatment (isu masalah Apabila ada tindakan yang membutuhkan biaya besar apakah tindakan tersebut tetap dilakukan meskipun klien tersebut tidak mampu dan tidak mau ?, apabila tim kesehatan yang memutuskan maka hal ini dikenal dengan mencari keuntungan atau berbuat kerusakan (Beneficience), Apabila klien yang memutuskan maka hal etik dalam tindakan keperawatan)

ini mungkin termasuk hak otonomi klien (autonomy), dapatkah klien menolak sesuatu. Masalah-masalah etik yang sering muncul seperti : Klien menolak pengobatan (refusal of atau tindakan yang direkomendasikan treatment) misalnya

menolak fototerapi, menolak operasi, menolak NGT, menolak dipasang kateter Klien menghentikan pengobatan yang sedang berlangsung (withdrawl of treatment) misalnya DO berobat pada TBC, DO kemoterapi pada kanker Witholding treatment misalnya menunda pengobatan karena tidak akada donor atau keluarga menolak misalnya transplantasi ginjal aatau cangkok jantung. e. Euthanasia (masalah mengakhiri kehidupan dengan maksud menolong) Euthanasia sering disebut dengan Mercy Killing yang diartikan sebagai sutu cara mengambil kehidupan klien untuk menghentikan penderitaan yang dihadapi klien tersebut. Hal ini dapat pula diartikan sebagai proses pengunduran diri atau menghentikan intervensi tertentu dalan keadan kritis dengan maksud untuk mengurangi penderitaan klien. Terminology lain yang digunakan adalah assited suicide dimana pandangan hokum di Negara barat terhadap kasus ini berbedabeda. Di Indonesia euthanasia Killing mutlak tidak diperbolehkan dengan alas an apapun.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google-search.com/wahyu-purwadi-rahmatmkkminat-plpkpasca.html1. diakses tanggal 10 Januari 2008. Jam 19.25 WIB http://www.google-search.com/perilaku-tenaga-kesehatandalamhtm1. diakses tanggal 10 Januari 2009. Jam 19.42 WIB http://www.google-search.com/Peranan Etika Tenaga Kesehatan Kerja Our Blog.htm1. diakses tanggal 10 Januari 2009. Jam 19.53 WIB http://www.google-search.com/pengertian-etika-dan-moraldalam.htm1. diakses tanggal 10 Januari 2009. Jam 20.25 WIB