18

Islamisasi Nusantara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sejarah Pendidikan Islam.benarkah syiah adalah pelopor penyebar islam di nusantara?siapa walisanga itu sebenarnya?

Citation preview

Page 1: Islamisasi Nusantara
Page 2: Islamisasi Nusantara

Islamisasi, Perkembangan dan Periodisasi Islam di Nusantara

Disusun Oleh:Ima Antasary

Page 3: Islamisasi Nusantara

A. Pengertian Islamisasi

Islamisasi secara tradisional telah digunakan untuk menggambarkan proses konversi individu atau masyarakat terhadap agama Islam. Dalam penggunaan kontemporer, itu juga dapat berarti pengenalan gaya sosial dan politik Islam pada masyarakat dengan tradisi interpretasi yang lebih bervariasi Islam”. Yang juga dapat diartikan sebagai penyebaran nilai-nilai dari agama Islam

Page 4: Islamisasi Nusantara

B. Islamisasi Nusantara Dan Beberapa Teori Islamisasi Nusantara

Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi, dan sosial budaya. Suku bangsa Indonesia yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman, jika dilihat dari sudut antropologi budaya, belum banyak mengalami percampuran jenis-jenis bangsa dan budaya dari luar, seperti dari India, Persia, Arab, dan Eropa. Struktur sosial, ekonomi, dan budayanya agak statis dibandingkan dengan suku bangsa yang mendiami daerah pesisir. Mereka yang berdiam di pesisir, lebih-lebih di kota pelabuhan, menunjukkan ciri-ciri fisik dan sosial budaya yang lebih berkembang akibat percampuran dengan bangsa dan budaya dari luar.

Page 5: Islamisasi Nusantara

Islam masuk ke Nusantara melalui perdagangan dan diperluas dengan adanya perkawinan antara pendatang yang membawa agama islam dengan penduduk pribumi. Dimana dalam proses islamisasi ini dikenal beberapa teori islamisasi berdasarkan bukti sejarah yang di dapat baik berupa tulisan maupun peninggalan berupa nisan dsb

Page 6: Islamisasi Nusantara

Beberapa teori yang dikemukakan para ahli adalah:

Teori Persia yang menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Persia yang didasarkan pada sumber bukti sejarah berupa berita Cina yaitu adanya koloni para pedagang Islam di Tashih yang berada di Sumatra bagian Barat.

Teori Gujarat yang menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Gujarat yang didasarkan pada sumber bukti sejarah dari India yaitu para pedagang Gujarat selain berdagang mereka juga menyebarkan agama Islam di sepanjang daerah pesisir pantai.

Teori Arab yang menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Arab yang didasarkan pada sumber bukti sejarah dari Arab yaitu adanya kesamaan gelar dan marga antara para bangsa-bangsa yang menyebarkan Islam di Nusantara dengan yang terdapat pada masyarakat Hadramaut.

Page 7: Islamisasi Nusantara

C. Benarkah islam dibawa oleh penganut syiah?

Jalaluddin Rakhmat, intelektual Syiah Indonesia, penebar kesesatan dan penabur caci dan makian terhadap sahabat Nabi, dalam salah satu wawancara yang dilansir oleh media online www.viva.co.id  (02/09/2012), ia menuturkan dengan yakinnya bahwa sebenarnya Syiah telah masuk ke Indonesia sejak awal kedatangan Islam.

Page 8: Islamisasi Nusantara

Pendapat Jalaluddin Rakhmat di atas harus disanggah dengan hujah yang ilmiah, karena akan membawa dampak psikologis bagi penganut Ahlussunnah secara umum, dan pergolakan Sunni-Syiah secara khusus di Indonesia. Percaya apa yang diucapkan oleh Mahasiswa program doktoral by research UIN Alauddin itu, konsekwensinya, Ahlussunnah di Indonesia harus menerima keberadaan aliran dan ajaran sesat dan menyimpang (heretical and heterodox) Syiah dengan legowo.

Page 9: Islamisasi Nusantara

Pendapat yang kini disepakati secara umum oleh para sejarawan mutakhir, yang dalam istilah Syamsuddin Arif sebagai “revisionis”, manyatakan bahwa Islam telah masuk ke wilayah Nusantara sejak awal abad ke-7 Masehi, tepatnya sejak zaman Khulafa ar-Rasyidin kurun pertama Hijriah langsung dibawa oleh para ahli agama dari Arabia (Yaman) yang datang ke gugusan pulau-pulau di semenanjung Melayu, seperti Sumatra. Agama Islam sendiri secara resmi masuk ke Yaman melalui seorang sahabat yang diutus langsung oleh Nabi, Mu’az bin Jabal yang sekaligus menjadi gubenur di sana pada tahun 630 M. Bersama para saudagar dari sana pula ulama muablig itu berlayar ke Cina menelusuri kawasan Asia Selatan (India, Benggala) sampai ke Sumatra. Dari penjelasan panjang lebar pembahasan teori-teori yang dikemukakan para ahli maka tidak benar pernyataan tokoh syi’ah bahwa islam yang masuk pertama kali ke Indonesia adalah syi’ah, dimana syi’ah mulai muncul dibawa oleh Abdullah bin Saba’ jauh setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib.

Page 10: Islamisasi Nusantara

D. Jati Diri walisongo dalam perkembangkan islam di nusantara

Dalam kitab Kanzul Ulum karya Ibnul Bathuthah yang masih tersimpan di perpustakaan istana kasultanan Ottoman di Istambul, pembentukan Walisongo ternyata pertama kali dilakukan oleh sultan Turki, MUHAMMAD I yang menerima laporan dari para saudagar Gujarat {India} bahwa di pulau Jawa jumlah pemeluk agama Islam masih sangat sedikit. Berdasarkan laporan tersebut Sultan Muhammad I membentuk sebuah tim yang beranggotakan 9 orang

Page 11: Islamisasi Nusantara

1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli irigasi dan tata pemerintahan

2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkan ahli pengobatan

3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, berasal dari Mesir

4. Maulan Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko

5. Maulana Malik Isro’il, berasal dari Turki, ahli tata pemerintahan

6. Maulana Muhammad Ali Akbar, berasal dari Iran, ahli pengobatan

7. Maulana Hasanuddin, dari Palestina

8. Maulana Aliyuddin, dari Palestina

9. Syekh Subakir, dari Iran, ahli kemasyarakatan

Masyarakat pribumilah yang menamakan mereka dengan walisongo karena berjumlah 9 orang

Page 12: Islamisasi Nusantara

Dengan wafatnya beberapa anggota walisongo di atas, maka wali songo diisi oleh anggota-anggota baru yang menggantikan posisi wali yang wafat tersebut. Dimana yang ditunjuk adalah orang yang mumpuni dalam ilmu agama disamping itu juga mempunyai kedudukan dan hubungan sebagai anggota kerajaan.

Page 13: Islamisasi Nusantara

E. Pengaruh akulturasi kebudayaan terhadap perkembangan islam di nusantara

Sejatinya islam adalah agama yang sempurna yang tidak membutuhkan akan adanya penambahan dan pengurangan. Para pedagang yang datang ke nusantara tentunya tidak semua dari mereka merupakan ulama islam rabbani, diantara mereka kebanyakan adalah orang-orang awam yang baru mengenal islam dan juga mengamalkan sebatas apa yang mereka pahami. Diperparah dengan adanya berbagai penyimpangan-penyimpangan dalam beragama yang diusung berbagai firqah dalam islam menjadikan akulturasi kebudayaan tidak terbendung dengan baik. Terutama firqah sufiyyah yang banyak orang tertipu dengan ajarannya, bermudah-mudah dalam perkara syariat menjadikan akulturasi terbuka lebar diamalkan oleh penduduk. Terutama dalam bentuk pendekatan-pendekatan melalui kesenian dan pola hidup.

Page 14: Islamisasi Nusantara

F. Metode yang digunakan dalam menyebarkan islam

diawali melalui perdagangan dan perkawinan hingga terbentuk suatu masyarakat yang membangun lembaga pendidikan untuk pengajaran agama islam melalui masjid, surau maupun pondok pesantren.

Tujuan pembelajaran pesantren ialah mencetak para ulama.

Sistem pembelajaran di pesantren dapat digolongkan menjadi dua yakni metode sorogan yaitu sistem pengajaran yang sifatnya individual bagi siswa yang mampu membaca Al Qur’an dan metode bandongan atau weton yaitu sistem pembelajaran secara massal dengan mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan mengulas buku Islam dalam bahassa Arab

Page 15: Islamisasi Nusantara

Pendidikan Islam berlangsung sejalan dengan proses Islamisasi. Proses pendidikan berlangsung dalam tahap sederhana melalui institusi informal. Konten yang diberikan berkutat pada pesoalan keagamaan. Pendidikan menjadi elemen penting bukan hanya pengembangan diri melainkan sarana mergenerasi pemikiran para peserta didiknya.

Pendidikan Islam yang dimulai semenjak Islamisasi wilayah Nusantara masih eksis hingga sekarang. Penyelenggaraan pendidikan mengalami perkembangan dengan mengaadaptasi tuntutan modernisasi dan mengalami proses formalisasi. Kementrian Agama bertangguangjawab menyelenggarakan pendidikan Islam melelui institusi pendidikan Islam.

Page 16: Islamisasi Nusantara

G. Periodisasi islam di nusantara

Apabila periodisasi sejarah pendidikan islam di Indonesia didasarkan pada periodisasi sejarah islam di Indonesia, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 17: Islamisasi Nusantara

1. Pendidikan islam di Indonesia pada awalnya masuknya islam ke Indonesia

2. Pendidikan islam di Indonesia pada masa pengembangan islam di Indonesia

3. Pendidikan islam di Indonesia pada masa berdirinya kerajaan-kerajaan islam

4. Pendidikan islam di Indonesia pada masa penjajahan Portugis, Belanda dan Jepang

5. Pendidikan islam di Indonesia pada masa kemerdekaan

6. Pendidikan islam di Indonesia pada masa pengembangan

Page 18: Islamisasi Nusantara

===SEKIAN—Jazakumullahukhoiron===

Ima Ummu Maryam