35
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urea merupakan produk penting industri petrochemical. Yang mana produksi dan konsumsinya mengalami kenaikan terus-menerus. Produksi tahunan urea dunia jumlahnya lebih dari 100 juta ton, yang mana jumlah berlimpah digunakan sebagai pupuk mineral (IFA dan IFDC, 2003). Kapasitas produksi yang besar ini mengharuskan konsumsi energi dan bahan baku yang luas di semua area. Istilah "material mentah" berarti tidak hanya dasar reaktan amonia dan karbon dioksida yang sangat diperlukan untuk sintesis urea tetapi juga air sebagai utilitas penting setiap proses skala besar yang menggunakannya sebagai reaktan atau pemanas atau chiller atau dalam bentuk uap. Selain efek dari amonia, karbon dioksida dan urea yang dilepaskan dari pabrik, efek lainnya yaitu konsumsi energi yang banyak dan memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan ekonomi. Catatan terperinci pada 1

ISI USULAN PKL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

usulan PKL PT Pupuk Kujang

Citation preview

Page 1: ISI USULAN PKL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Urea merupakan produk penting industri petrochemical. Yang mana

produksi dan konsumsinya mengalami kenaikan terus-menerus. Produksi tahunan

urea dunia jumlahnya lebih dari 100 juta ton, yang mana jumlah berlimpah

digunakan sebagai pupuk mineral (IFA dan IFDC, 2003). Kapasitas produksi yang

besar ini mengharuskan konsumsi energi dan bahan baku yang luas di semua area.

Istilah "material mentah" berarti tidak hanya dasar reaktan amonia dan karbon

dioksida yang sangat diperlukan untuk sintesis urea tetapi juga air sebagai utilitas

penting setiap proses skala besar yang menggunakannya sebagai reaktan atau

pemanas atau chiller atau dalam bentuk uap. Selain efek dari amonia, karbon

dioksida dan urea yang dilepaskan dari pabrik, efek lainnya yaitu konsumsi energi

yang banyak dan memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan ekonomi. Catatan

terperinci pada produksi urea dengan penekanan pada energi efisiensi energi dapat

ditemukan di Fabek's Master's thesis (Fabek, 2005).

Pabrik urea diamati telah beroperasi sejak tahun 1983 berdasarkan lisensi

proses pelepasan CO2 Stamicarbon. Sejauh ini belum ada perbaikan proses utama

dalam hal penyimpanan utilitas. Pada bagian ini pabrik melepaskan ke lingkungan

hampir 800 ton/hari limbah tercemar yang tak berguna dengan mudah, begitu

berarti, jumlah urea dan amonia. Menjadi percuma, limbah ini tidak dapat

digunakan kembali dalam setiap segmen produksi urea (Matijasevic et al, 2009).

1

Page 2: ISI USULAN PKL

PT Pupuk Kujang di Desa Dawuan, Cikampek, Jawa Barat, Perkembangan

pabrik dimulai pada awal bulan juli 1976. Bulan Oktober flushing dan start up

dari pabrik sehingga pada tanggal 7 November 1978 pabrik amonia sudah

menghasilkan produksi yang pertama. Pabrik pupuk kujang mulai berproduksi

dengan kapasitas terpasang, yaitu:

a. 1000 ton/hari (330.000ton/tahun) pabrik ammonia,

b. 1925 ton/hari (570.000 ton/tahun) pabrik urea,

c. 30 ton/hari (9.900 ton/tahun) hasil samping dari NH3.

Pada tanggal 12 Desember 1978 pabrik Pupuk Kujang diresmikan oleh

Presiden Soeharto. PT Pupuk Kujang mulai beroperasi secara komersial pada

tanggal 1 April 1979. Produk Utamanya adalah pupuk urea 46% N dengan hasil

sampingan NH3, oksigen (www.pupuk kujang.co.id).

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan di PT. Pupuk Kujang

Cikampek adalah:

1. Mengetahui gambaran umum perusahaan yang bersangkutan.

2. Mengetahui dan mempelajari proses pengolahan limbah pupuk terpadu di PT.

Pupuk Kujang dari proses produksi pupuk hingga pada bagian pengolahan

limbah.

3. Mengetahui dan mempelajari alat-alat yang digunakan pada proses

pengolahan limbah pupuk terpadu.

2

Page 3: ISI USULAN PKL

4. Mengetahui dan mempelajari limbah apa saja yang dihasilkan dari pengolahan

limbah pupuk terpadu serta penanganannya.

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Manfaat yang diharapkan dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan di PT.

Pupuk Kujang, Cikampek adalah :

1. Mengetahui dan memahami gambaran umum perusahaan yang bersangkutan.

2. Mengetahui dan memahami proses pengolahan limbah pupuk terpadu yang

ada di PT Pupuk Kujang dari proses produksi pupuk hingga pada bagian

pengolahan limbah.

3. Mengetahui dan memahami alat-alat yang digunakan pada proses pengolahan

limbah pupuk terpadu.

4. Mengetahui dan memahami limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan

limbah pupuk terpadu dan penanganan terhadap limbah tersebut.

3

Page 4: ISI USULAN PKL

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk Urea

Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah

persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi

dan mutu tanaman. Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang

dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan

produksi tanaman (Nyanjang, 2003). Pupuk urea adalah pupuk kimia yang

mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara

yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal

berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, urea termasuk pupuk yang

higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembapan 73%, pupuk ini sudah

mampu menarik uap air dari udara. Oleh karena itu, urea mudah larut dalam air

dan mudah diserap oleh tanaman. Apabila diberikan ke tanah, pupuk ini akan

mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida. Padahal kedua zat ini

berupa gas yang mudah menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci oleh air dan

mudah terbakar oleh sinar matahari ( Murbandono, 2005).

Pupuk N memegang peranan penting dalam peningkatan produksi tanaman

seperti padi sawah, sedangkan sumber pupuk N yang utama adalah urea. Namun,

tanaman menyerap hanya 30% dari pupuk N yang diberikan (Dobermann, 2000).

Efisiensi pemakaian pupuk N di lahan, contohnya padi sawah dapat

dimaksimalkan dengan jalan pemupukan tepat-waktu yaitu disesuaikan dengan

tahapan perkembangan tanaman padi dimana puncak kebutuhan nutrisi N terjadi,

4

Page 5: ISI USULAN PKL

dan dengan cara penempatan pupuk dalam tanah (Mutert dan Fairhurst, 2002).

Efisiensi penggunaan hara pupuk adalah bagian yang sangat penting dalam sistem

usahatani padi sawah intensif untuk menghasilkan efisiensi agronomi,

peningkatan efisiensi ekonomis dan dampak positif bagi kelestarian fungsi

lingkungan (Siregar, 2011).

Ciri-ciri pupuk Urea:

1. Mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi.

2. Berbentuk butir-butir kristal berwarna putih.

3. Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.

4. Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air

(higroskopis).

5. Mengandung unsur hara N sebesar 46%.

6. Standar SNI-02-2801-1998.

Unsur hara nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya

bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya :

1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau

daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses

fotosintesa.

2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-

lain)

3. Menambah kandungan protein tanaman

5

Page 6: ISI USULAN PKL

4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,

tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

5. Dengan pemupukan yang tepat dan benar (berimbang) secara teratur, tanaman

akan tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan tidak

merusak struktur tanah.(www.pusri.co.id)

Proses pembuatan urea pada industri dibuat dengan bahan baku gas CO2

dan liquid NH3 yang disupply dari Pabrik amonia. Proses pembuatan Urea

tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:

1. Sintesa Unit

Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk mensintesa

dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2 di dalam urea reaktor dan ke dalam

reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle carbonat yang berasal dari bagian

recovery. Tekanan operasi proses sintesa adalah 175 kg/cm2. Hasil sintesa urea

dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbomat dan

kelebihan amonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.

2. Dekomposisi Unit

Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amoniak di unit

sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan

dengan 2 langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 dan22,2 kg/cm2.

Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirm ke bagian recovery sedangkan

larutan urea dikirim ke bagian kristaliser.

6

Page 7: ISI USULAN PKL

3. Konsentrasi Unit

Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum kemudian

kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan

untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea maupun panas

kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP absorber

dari recovery.

4. Prilling Granulation Unit

Kristal urea kluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai menjadi 99,8% dari

berat dengan udara panas kemudian dikirmkan ke bagian atas prilling tower untuk

dilelelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor

dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan

produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt

conveyor.

5. Recovery Unit

Gas amoniak dan gas karbon dioksida yang dipisahkan di bagian purifikasi

diambil kembali dengan 2 langkah absorbsi dengan menggunakan mother liquor

sebagai absorben kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa.

6. Waste Water Treatment Unit

Uap air yang menguap dan terpisahkan di bagian kristaliser didinginkan dan

dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 kemudian diolah dan

dipisahkan di stripper dan hidroliser. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke

bagian purifikasi untuk direcover sedang air kondensatnya di kirim ke utilitas

(www.pursi.coi.id).

7

Page 8: ISI USULAN PKL

Gambar 1. Skema Pembuatan Pupuk Urea (www.pupukkaltim.com).

B. Pengolahan Limbah

Limbah selalu dikaitkan dengan aktivitas manusia dan merupakan

sampingan yang terdapat dalam setiap proses perkembangannya. Hari ini,

kuantitas yang kritis dan keragaman limbah yang dihasilkan oleh industri dan kota

menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Menjadi

suatu yang penting supaya menciptakan kesadaran di kalangan pengusaha,

8

Sintesis

Prilling

NH3CO2

Urea, inert NH3,CO2, H2O

Kalor Urea, inert NH3, CO2, H2O

Karbonat

H2O

Pendinginan

Kalor

Urea prill

Kalor

NH3, CO2, H2O

Pemulihan

Pengolahan Air LimbahKonsentrasi

Proses Kondensat

Urea

Dekomposisi

Page 9: ISI USULAN PKL

produsen, lokal, otoritas dan sebagainya. Teknologi yang bervariasi berkembang

untuk mengobati dan mendaur ulang limbah dan mengubahnya menjadi kekayaan.

Eksploitasi sewenang-wenang sumber daya alam dan ketidaktahuan dampak

buruknya telah mengakibatkan peningkatan yang mengkhawatirkan pencemaran

lingkungan bersama urbanisasi, industrialisasi dan mengubah praktek-praktek

pertanian. Berlawanan dengan kepercayaan populer, pencemaran lingkungan

khususnya di negara-negara berkembang, tidak sebanyak yang disebabkan oleh

emisi industri atau limbah nuklir yang disebabkan oleh kehidupan sehari-hari

manusia, karena polusi industri terkonsentrasi di kota-kota besar dan kota-kota

tertentu, yang dapat diperintahkan untuk ditutup tetapi tidak ada tindakan dapat

diambil untuk larangan polusi manusia yang terjadi di semua tempat. Hasil

limbah padat, limbah cair dan limbah kotoran manusia yang dihasilkan

menimbulkan cemaran paling menakutkan dan luas dari semua masalah

lingkungan. Pembuangan limbah yang terus-menerus menjadikan terjadinya

penimbunan limbah, sehingga membutuhkan Pengelolaan limbah berbahaya yang

tepat (Haghi, 2010).

Peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan

berbahaya dan beracunbahwa dengan meningkatnya kegiatan pembangunan di

berbagai bidang terutama bidang industri dan perdagangan, terdapat

kecenderungan semakin meningkat pula penggunaan bahan berbahaya dan

beracun bahwa sampai saat ini terdapat beberapa peraturan perundang-undangan

yang mengatur pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, akan tetapi masih

belum cukup memadai terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran dan atau

9

Page 10: ISI USULAN PKL

kerusakan lingkungan hidup bahwa untuk mencegah terjadinya dampak yang

dapat merusak lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya

diperlukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun secara terpadu sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; bahwa berdasarkan

pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta

untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-undang Nomor 23

Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan

Pemerintah tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah

bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkandan atau merusak

lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan B3 adalah

kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,

menggunakan dan atau membuang B3. Pengaturan pengelolaan B3 bertujuan

untuk mencegah dan atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan

hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya (PP No 74, 2001).

Pada pengolahan limbah pupuk urea di industri – industri sebagian besar

dilakukan secara terpadu karena banyak bahan yang harus di proses secara

terpisah seperti anomiak (NH3), Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co dan sebagainya. Yaitu

seperti pengoalahan limbah cair, padat, dan gas. PT Pupuk Kujang (Annual

Report, 2009) mengelola dan memanfaatkan limbah cair dan limbah padat dalam

kaitannya dengan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) untuk

10

Page 11: ISI USULAN PKL

meningkatkan program pemeringkatan (PROPER) kinerja bidang lingkungan.

Berikut pengeloan limbah pada industri urea :

1. Limbah cair

Urea adalah senyawa kimia berbasis nitrogen yang disintesis dari reaksi

antara ammoniadengan karbon dioksida pada kisaran temperatur dan tekanan

tertentu. Untuk memproduksi setiap ton urea dibutuhkan air sebanyak 12 m3

dan menghasilkan limbah cair sebesar 2,3 m3 (Swaminathan et al.,2005). G

Urea adalah senyawa kimia berbasis nitrogen yang disintesis dari reaksi

antara ammonia dengan karbon dioksida pada kisaran temperatur dan tekanan

tertentu. Untuk memproduksi setiap ton urea dibutuhkan air sebanyak 12 m3

dan menghasilkan limbah cair sebesar 2,3 m3 (Swaminathan et al, 2005).

Limbah cair yang dihasilkan ini mengandung amonium, karbon dioksida dan

urea. Biasanya dalam aliran limbah, kandungan amonium berkisar antara 2–

9% berat limbah, karbon dioksida 0,8–6% berat limbah dan urea 0,3–1,5%

berat limbah (Van Baal, 1996) Limbah ini berasal dari sejumlah unit yang

terdapat dalam plant urea yang dibuang ke tempat penampungan dan

pengolahan limbah. Limbah ini membutuhkan pengolahan agar tidak

mencemari lingkungan dan dapat digunakan sebagai reuse fresh water pada

urea plant (Rahimpour dan Mottaghi, 2010). Berikut tahapan pengolahannya :

a. Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik

amoniak dan pabrik urea.

b. Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan

pompa.

11

Page 12: ISI USULAN PKL

c. Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit

Demineralisasi.

d. Limbah Cair mengandung Lumpur berasal dari pengolahan air.

e. Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan

Koliform.

2. Limbah padat dan debu

Debu urea adalah butiran halus dari segala macam ukuran yang keluar

melalui puncak Menara Pembutir (prilling tower) atau unit granulator ke

udara sekitar sebagai emisi, hasil reaksi dari pembentukan urea di pabrik urea

adalah sebagai berikut :

2 NH3 + CO2 CO(NH2) + H20 (NH3)CO(ONH4)

Urea yang terbentuk dari reaksi tersebut berupa urea melt yang kemudian

dibutirkan di menara pembutir.Urea melt tersebut jatuh bebas dari ketinggian

lebih dari 50 meter dan dari bawah dihembuskan udara pendingin dari

Blower, maka urea melt tersebut menjadi padat, berbentuk amorf dan disebut

Urea prill. Butiran urea yang ukurannya kecil (diatas 19 mesh) terbawa oleh

udara keluar dari Menara Pembutir sebagai emisi debu urea. Pada unit

granulator terjadinya urea padat melalui proses getaran, goyangan dan

bubbling udara sehingga terbentuk urea granule yang ukurannya lebih besar

dari pada urea prill, sedangkan butiran urea yang halus yang keluar dari

granulator akan terbawa oleh udara dari bubbling sebagai emisi debu urea

(Rachman, 2006). Berikut pengolahan limbahnya :

12

Page 13: ISI USULAN PKL

a. Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung

oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan

penyimpanan sementara ditempat yang aman kemudian dijual

kembali.

b. Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan

pemasangan peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan,

urea dust dan waste dilarutkan kembali kemudian direcycle.

3. Limbah gas dan kebisingan

Limbah gas yang berpotensi menjadi polusi udara adalah uap asam

amoniak (NH3). Limbah gas ini dihasilkan oleh menara pembutir dan

sintesa pabrik amoniak. Pada pabrik pupuk gas amoniak dapat di olah

kembali dan menjadi bahan baku lagi ketika sudah di tanggulangi dengan

Pure Gas Recovery. Pure Gas Recovery merupakan unit pengolah gas

buang dari pabrik amoniak. Dalam pabrik pupuk juga terdapat beberapa

pabrik dan salah satunya adalah pabrik amonik yang berfungsi untuk

menghasilkan amoniak yang digunakan sebagai bahan baku pupuk. Untuk

emisi gas NH3 dan debu yang dihasilkan oleh menara pembulir akan

ditanggulangi dengan dust separator system wet scrubber. Berikut

pengolahan limbahnya :

a. Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan

reformer dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dengan

pengoperasian boiler sesuai SOP dan pembakaran gas alam dengan

oksigen berlebih.

13

Page 14: ISI USULAN PKL

b. Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara

pembutir.

c. Diatasi dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber

dan penggantian filter secara kontinyu.

d. Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik

amoniak diatas dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk

memisahkan NH3 dan H2.

e. Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak

dan pabrik urea diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai

alat penyumbat telinga.

PT Pupuk Kujang menetapkan kebijakan antara lain :

1. Mematuhi persyaratan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Melaksanakan pengendalian mutu secara terus menerus untuk memenuhi

kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

3. Melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

serta pencegahan terhadap terjadinya pencemaran limbah yang dihasilkan

oleh pabrik amoniak, pabrik urea, dan pabrik NPK.

4. Melaksanakan pengelolaan lingkungan dan penghematan sumber daya gas

dan air.

5. Melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan pada sistem yang ada dan

melaksanakan pengawasan disetiap kegiatan.

6. Kebijakan ini ditinjau secara periodik dan dikomunikasikan kepada seluruh

karyawan, kontraktor, pemasok dan seluruh pihak yang memerlukan.

14

Page 15: ISI USULAN PKL

PT Pupuk Kujang Menuju Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan

(PROPER) hijau pada pengelolaan lingkungan hijau dalam rangka mewujudkan

PROPER hijau, PT Pupuk Kujang telah mengeluarkan berbagai kebijakan dengan

didukung berbagai upaya nyata yang dapat mendukung kepada pencapaian

tersebut. Berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan sehubungan dengan

hal tersebut antara lain :

1. Kebijakan pengurangan emisi udara.

2. Kebijakan perlindungan keanekaragaman hayati.

3. Kebijakan efisiensi energi dan konservasi sumber daya alam.

4. Kebijakan pengembangan masyarakat.

5. Kebijakan pengurangan dan Limbah B3 (LB3).

6. Kebijakan pengelolaan limbah padat non B3 (www.pupuk kujang.co.id).

15

Page 16: ISI USULAN PKL

III.METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. Pupuk Kujang,

Cikampek, Kabupaten Kerawang, Jawa Barat selama 25 hari pada bulan Januari-

Februari 2015.

B. Materi Praktik Kerja Lapangan

Materi yang akan dikaji dalam Praktik Kerja Lapangan ini adalah :

1. Kondisi umum PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Kabupaten Kerawang, Jawa

Barat.

2. Proses produksi pupuk hingga menjadi limbah kemudian ke bagian

pengolahan limbah pupuk, ke tempat pengolahannya sampai limbah siap

dibuang kelingkungan atau pun di gunakan untuk kepentingan lain.

3. Cara kerja dan manfaat alat-alat yang digunakan pada proses limbah pupuk

terpadu.

4. Limbah yang dihasilkan dari produksi pupuk hingga proses pengolahan

limbah pupuk terpadu beserta penanganan dari limbah tersebut.

C. Metode Praktik Kerja Lapangan

Kerja praktik yang dilakukan di PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat,

adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut :

16

Page 17: ISI USULAN PKL

1. Berpartisipasi aktif

Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh perusahaan.

2. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap objek yang

dikaji untuk memperoleh data yang sesuai dengan kondisi sebenarnya.

3. Jenis dan teknik pengambilan data :

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung, baik melalui

pengamatan ataupun wawancara dengan instansi terkait. Adapun data

primer yang diambil meliputi :

1. Proses produksi pupuk sampai keluar di ruang pengolahan limbah.

2. Mekanisme kerja alat yang ada di ruang pengolahan limbah.

3. Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah dan

penanganannya.

b. Data sekunder adalah data yang dimiliki oleh perusahaan, pustaka dan

literatur maupun sumber-sumber lain yang mendukung.

17

Page 18: ISI USULAN PKL

IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

No Kegiatan MingguI II III IV

1. Persiapan dan pengenalan kondisi lingkungan perusahaan.

2. Pengamatan dan pengambilan data primer kegiatan produksi.

3. Pelaksanaan dan Pengambilan data primer dan sekunder di lapang.

4.Melengkapi data untuk persiapan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan.

18

Page 19: ISI USULAN PKL

DAFTAR PUSTAKA

Haghi, A.K. 2010. Waste Management. Canada :Nova Science.

Baal van, H. 1996. The environmental impact of a stamicarbon 2000 mtd urea plant. Proceeding of Eighth Stamicarbon Urea Symposium, 4-7.

Dobermann A. 2000. Future Intensification of Irrigated Rice Systems. In: J.E. Sheehy, P.E. Mitchell, B. Hardy, (Eds.). Redesigning Rice Photosynthesis to Increase Yield. Makati City, Philipines/ Amsterdam: International Rice Research Institute/Elsevier. pp. 229-247.

Fabek, R., 2005. Optimizing the synthesis section of urea production plant. Thesis. Masterswork (in Croatian). University of Zagreb. FKIT. Zagreb. pp 8–21.

IFA and IFDC, 2003, Fertilizer feeds the world. Nitrogen Fertilizer Production Technology workshop. Brussels, Belgium.

Matija, et al. 2009. Treatment of wastewater generated by urea production. Faculty of Chemical Engineering & Technology, University of Zagreb.

Murbandono. 2005. Membuat Kompos. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Mutert, E. & T.H. Fairhurst. 2002. Developments in rice production in Southeast Asia. Better Crops Internat. 15: 1-6.

Nyanjang, R., A. A. Salim., Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 25-7-7 Terhadap Peningkatan Produksi Mutu Pada Tanaman Teh Menghasilkan di Tanah Andisols. PT. Perkebunan Nusantara XII. Prosiding Teh Nasional. Gambung.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun.

PT Pupuk Kujang. 2009. Annual Report.

PT Pupuk Kujang. 2013. http://www.pupuk-kujang.co.id/home . d iakses 18 November 2015.

Pupuk Kaltim. 2013. Skema Pembuatan Pupuk Urea. http://www.pupukkaltim. com/ ina/ skema - pembuatan-pupuk-urea/. diakses 18 November 2015.

19

Page 20: ISI USULAN PKL

PUSRI. 2013. Proses Produksi Urea. http://www.pusri.co.id/ina/urea-proses-produksi-urea/ diakses 17 November 2015.

PUSRI. 2013. Tentang Urea. http://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/ . diakses 18 November 2015.

Rahimpour, M. R., Mottaghi, H. R. 2010. Enhancement of urea, amonia and carbon dioxide removal from industrial wastewater using a cascade of hydrolyser–Desorber Loops, Chemical Engineering Journal, 160, 594–606

Rachman, S. 2006. Pengelolaan Emisi Debu Urea Menuju Produksi Bersih ( Studi Kasus Di Pt. Pupuk Kaltim Tbk. Bontang ). Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Siregar A. & I. Marzuki. 2011. The Efficiency of Urea Fertilization on N uptake and Yield of Lowland Rice (Oryza sativa, L.). Jurnal Budidaya Pertanian. 7: 107-112.

Swaminathan, B., Goshwani, M., Singh, A. K. 2005. Water conservation in Indian fertilizer industry, IFA Technical Committee Meeting, Egypt, 11-13 April.

Tim Penyusun Pedoman PKL dan Skripsi Fakultas Pertanian. 2012. Pedoman Praktik Kerja Lapangan Dan Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

20

Page 21: ISI USULAN PKL

Lampiran 1.KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTOJl. Dr. Soeparno Karangwangkal Telp. (0281) 638791 Purwokerto 53123

Laporan Harian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Nama : Suhartanto NIM : A1H013002Tempat PKL : PT.Pupuk Kujang,Cikampek, Kabupaten Kerawang, Jawa BaratWaktu :

No. Tanggal Kegiatan yang DilakukanParaf

Pembimbing Lapangan

Mengetahui,Pembimbing Lapang Pembuat Laporan

21

Page 22: ISI USULAN PKL

(_________________) SuhartantoNIM. A1H013002

Lampiran 2.

BIDANG KAJIAN

I. KONDISI UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

B. Kondisi Wilayah

C. Tujuan Perusahaan

II. SISTEM ADMINISTRASI PERUSAHAAN

A. Struktur Organisasi Perusahaan

B. Ketenaga kerjaan

III.PROSES PENGOLAHAN LIMBAH

A. Tahapan Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu

B. Alat-Alat yang Digunakan pada Proses Pengolahan Limbah Pupuk

Terpadu

C. Limbah yang Dihasilkan dari Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu

D. Penanganan Limbah dari Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu

IV. ANALISIS SWOT

A. Kekuatan (Streangth)

B. Kelemahan (Weakness)

C. Peluang (Opportunity)

D. Ancaman (Threat)

22

Page 23: ISI USULAN PKL

Lampiran 3.

FORMAT LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan dan Praktik Kerja Lapangan

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk Urea

B. Pengolahan Limbah

III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan

B. Materi Praktik Kerja Lapangan5

C. Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

IV. JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

V. KONDISI UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

23

Page 24: ISI USULAN PKL

B. Kondisi Wilayah

C. Tujuan Perusahaan

VI. SISTEM ADMINISTRASI PERUSAHAAN

A. Struktur Organisasi Perusahaan

B. Ketenaga kerjaan

VII. PEMBAHASAN

A. Tahapan Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu

B. Alat-Alat yang Digunakan pada Proses Pengolahan Limbah Pupuk

Terpadu

C. Limbah yang Dihasilkan dari Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu

D. Penanganan Limbah dari Proses Pengolahan Limbah Pupuk Terpadu

VIII. ANALISIS SWOT

A. Kekuatan (Streangth)

B. Kelemahan (Weakness)

C. Peluang (Opportunity)

D. Ancaman (Threat)

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

24