34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus (Simadibrata dan Daldiyono, 2007). Lebih dari 1 milyar penduduk di dunia terkena 1 atau lebih episode diare akut per tahun. Seratus juta orang per tahunnya di Amerika Serikat terkena diare akut dan 3000 diantaranya meninggal dunia. Akibat adanya sanitasi yang buruk dan sedikitnya penduduk yang mengunjungi pelayanan kesehatan, diare akut merupakan penyebab kematian utama di negara berkembang, terutama pada anak-anak. Lima sampai delapan juta penduduk per tahun meninggal dunia akibat diare akut di negara berkembang (Ahlquist dan Camilleri, 2005). Kematian yang berhubungan dengan kejadian diare kebanyakan terjadi pada anak-anak atau usia lanjut, dimana kesehatan pada usia pasien tersebut rentan terhadap dehidrasi sedang-berat. Frekuensi kejadian diare pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju (Simadibrata dan Daldiyono, 2007). Untuk memaksimalkan pengobatan terhadap diare, diperlukan partisipasi aktif parasejawat Apoteker yang 1

Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa.

Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau

gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus (Simadibrata dan Daldiyono,

2007).

Lebih dari 1 milyar penduduk di dunia terkena 1 atau lebih episode diare

akut per tahun. Seratus juta orang per tahunnya di Amerika Serikat terkena diare

akut dan 3000 diantaranya meninggal dunia. Akibat adanya sanitasi yang buruk

dan sedikitnya penduduk yang mengunjungi pelayanan kesehatan, diare akut

merupakan penyebab kematian utama di negara berkembang, terutama pada anak-

anak. Lima sampai delapan juta penduduk per tahun meninggal dunia akibat diare

akut di negara berkembang (Ahlquist dan Camilleri, 2005).

Kematian yang berhubungan dengan kejadian diare kebanyakan terjadi pada

anak-anak atau usia lanjut, dimana kesehatan pada usia pasien tersebut rentan

terhadap dehidrasi sedang-berat. Frekuensi kejadian diare pada negara-negara

berkembang termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju

(Simadibrata dan Daldiyono, 2007).

Untuk memaksimalkan pengobatan terhadap diare, diperlukan partisipasi

aktif parasejawat Apoteker yang melaksanakan praktek profesinya pada setiap

tempat pelayanan kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan dokter dalam

memberikan edukasi ke pasien mengenai diare, memonitor respons pasien melalui

farmasi komunitas, adherence terhadap terapi obat dan non-obat, mendeteksi dan

mengenali secara dini reaksi efek samping, dan mencegah dan/atau memecahkan

masalah yang berkaitan dengan pemberian obat.

1

Page 2: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami pengertian,

jenis, patofisiologi, etiologi, diagnosa, tanda dan gejala, serta tatalaksana

pengobatan diare, sehingga dapat mengetahui pilihan terapi yang digunakan dan

dapat memberikan informasi serta edukasi pengobatan yang tepat bagi pasien.

C. Manfaat Penulisan

1. Memberikan masukan kepada apoteker agar bisa meningkatkan kualitas

pelayanan kefarmasian di apotek, baik pelayanan kefarmasian dengan resep

maupun tanpa resep.  

2. Memberikan masukan kepada apoteker tentang pengertian, jenis, patofisiologi,

etiologi, diagnosa, tanda dan gejala, serta tatalaksana pengobatan diare,

sehingga dapat mengetahui pilihan terapi yang digunakan dan dapat

memberikan informasi serta edukasi pengobatan yang tepat bagi pasien.

2

Page 3: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi diare

Diare dapat didefinisikan sebagai perubahan konsistensi feses selain dari

frekuensi buang air besar. Dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya.

Diare juga dapat didefinisikan buang air besar 3 kali atau lebih, atau buang air

besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes RI, 2009).

Secara klinis penyebab diare dapat digolongkan dalam golongan 6 besar yaitu

karena infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan penyebab lain

tetapi yang sering ditemukan dilapangan/klinis adalah diare yang disebabkan

infeksi dan keracunan (Depkes RI, 2002).

B. Diare Akut dan Diare Kronik

Diare dibedakan menjadi dua yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut

adalah diare yang terjadi selama 14 hari atau kurang. Gejala dan tanda-tanda diare

akut adalah konsistensi encer dan berair yang menyerang secara mendadak, nyeri

perut, keadaan mendesak ingin buang air besar, mual, perut kembung, dan

demam. Pasien dengan infeksi diare akut bisa terjadi buang air besar berdarah dan

nyeri perut. Sedangkan diare kronik adalah diare yang terjadi lebih dari 30 hari.

Diare kronik mempunyai tanda-tanda dan gejala yaitu gejala bisa hebat atau

ringan, penurunan berat badan dapat dilihat dan tubuh terasa lemas. Dehidrasi bisa

diketahui dari penurunan jumlah urin, urin pekat, membran mukus yang kering,

cepat haus, dan takikardi (Dipiro, 2008).

C. Penyebab Diare

Ada banyak kemungkinan penyebab diare akut, tetapi infeksi adalah

penyebab yang paling umum. Infeksi diare terjadi karena kontaminasi makanan

dan air. Virus adalah penyebab yang paling besar, yaitu rotavirus, norwalk,

dan adenovirus. Pasien secara tiba-tiba demam, muntah, dan feses yang berair.

Bakteri juga merupakan salah satu infeksi diare yaitu Escherichia coli, Salmonella

sp., Shigella sp., Vibrio cholera, dan Clostridium difficile. Protozoa juga

3

Page 4: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

merupakan salah satu infeksi diare seperti Entamoeba histolytica,

Microsporidium, Giardia lamblia, dan Cryptosporidium parvum. Penyebab selain

infeksi dari diare akut terdiri dari obat dan racun, efek samping laksatif,

makanan, irritable bowel syndrome, radang perut, kekurangan laktase, Whipple’s

disease, anemia, diabetes mellitus, malabsorbsi, fecal impaction,diverticulosis,

dan celiac sprue. Obat-obat yang dapat menyebabkan diare akut adalah antibiotik,

kolsikin, digitalis, hidralazin, laksatif, mannitol, metformin, misoprostol, quinidin,

sorbitol, dan teofilin. Suplemen makanan yang bisa menyebabkan diare akut

yaitu Echinacea, ginseng, dan aloe vera. Bahan (racun) yang menyebabkan diare

adalah arsen, cadmium, dan merkuri (Dipiro, 2008).

Obat-obat yang dapat menyebabkan diare dapat terjadi oleh beberapa

mekanisme. Pertama, air dapat masuk ke dalam lumen usus secara osmotik. Saline

laxatives adalah contoh obat yang dapat meningkatkan masuknya air ke dalam

lumen usus secara osmotik. Kedua, ekosistem bakteri usus dapat mengganggu

yaitu munculnya serangan organisme sehingga memicu proses sekresi dan

peradangan. Aktivitas beberapa antibiotik dapat menyebabkan mekanisme ini.

Ketiga adalah perubahan motilitas bisa terjadi dengan tegaserod maleat. Obat lain

seperti prokainamid atau kolsikin menyebabkan diare yang mekanismenya belum

diketahui (Dipiro, 2008)

Kebanyakan kasus diare kronik disebabkan dari radang perut, gangguan

endokrin, malabsorbsi, dan obat-obatan (laksatif). Dalam diare kronik, buang air

besar dengan konsistensi berair tidak terjadi. Diare bisa terjadi sebentar atau terus-

menerus (Dipiro, 2008).

D. Klasifikasi Diare

Selama proses normal, kira-kira sembilan liter cairan melewati

gastrointestinal dalam sehari. Cairan perut dua liter, saliva satu liter, cairan

empedu satu liter, cairan pankreas dua liter, sekresi intestinal satu liter, dan cairan

pencernaan dua liter. Dari sembilan liter cairan tersebut, hanya sekitar 150-200

mL yang tersisa setelah proses reabsorbsi terjadi (Dipiro, 2008).

4

Page 5: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

 Terjadinya peningkatan jumlah cairan dalam feses menyebabkan diare.

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme patofisiologi yang mencakup

osmotik, sekresi, inflamasi, dan perubahan motilitas (Dipiro, 2008).

Diare osmotik akibat dari tidak diabsorbsinya cairan di dalam usus ke dalam

penyimpanan cairan. Biasanya kasus terjadi karena gangguan laktose dan proses

pencernaan dari antasida yang berisi magnesium (Dipiro, 2008).

Diare secretory akibat peningkatan sekresi ion ke dalam lumen usus

sehingga menaikkan cairan intraluminal. Obat, hormon, dan racun bertanggung

jawab selama terjadi aktivitas sekresi (Dipiro, 2008).

Diare inflamasi akibat dari perubahan mukosa usus yang mengganggu

proses absorbsi dan terjadi peningkatan protein dan produk lain di dalam lumen

usus dalam penyimpanan cairan. Adanya pendarahan atau adanya leukosit di

dalam feses mengindikasikan proses peradangan. Diare dari radang perut

(contohnya ulcerative colitis) adalah radang secara alami (Dipiro, 2008).

Peningkatan motilitas diakibatkan penurunan kontak antara makanan dan

minuman dengan mukosa intestinal, menyebabkan penurunan reabsorbsi dan

peningkatan cairan feses. Irritable Bowel Syndrome menyebabkan perubahan

motilitas (Dipiro, 2008).

E. Kondisi Pasien Diare Yang Perlu Dirujuk

Pasien sebaiknya dirujuk ke dokter bila keadaannya (Dipiro, 2008):

1. Nyeri perut yang hebat dan kram.

2. Feses berdarah.

3. Dehidrasi (haus, mulut kering, lemas, urin berwarna pekat, jarang kencing,

penurunan jumlah urin, kulit kering, nadi yang cepat, nafas cepat, kram

otot, otot lemah).

4. Demam tinggi (lebih dari 38°C)

5. Penurunan berat badan lebih dari 5 % dari total berat badan.

6. bila diare lebih dari 48 jam.

5

Page 6: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

F. Terapi Farmakologi

Menurut Dipiro (2008), terapi farmakologi pada diare terdiri dari

adsorben, anti peristaltik/anti motilitas, anti secretory, probiotik, dan anti infeksi.

1. Adsorben

Attapulgit mengadsorbsi cairan dalam feses. Kalsium polikarbofil adalah

sebuah resin hidrofilik poliakrilat yang juga bekerja sebagai adsorben, mengikat

air sekitar 60 kali beratnya dan membentuk gel yang memperkeras bentuk feses.

Kedua produk efektif dalam menurunkan cairan feses tetapi dapat juga

mengadsorbsi nutrien dan obat lain. Pemakaiannya sebaiknya dipisahkan dengan

obat lain 2-3 jam. Psylliumdan metil selulosa juga digunakan untuk mengurangi

cairan feses (Dipiro, 2008). Contoh produk : Atagip®, Neo Entrostop®, New

Diatabs®, dan lain-lain (ISFI, 2008).

2. Anti peristalik/anti motilitas

Obat anti peristaltik memperpanjang waktu transit di usus. Obat dalam

kategori ini adalah loperamid HCl dan difenoksilat HCl dengan atropin sulfat.

Atropin hanya digunakan sebagai pencegahan. Pada dosis besar, efek

antikolinergik dari atropin meniadakan efek euphoria dari difenoksilat. Loperamid

dan difenoksilat efektif dalam menyembuhkan gejala diare akut non infeksi dan

aman untuk pasien diare kronik (Dipiro, 2008). Loperamid tidak diijinkan pada

penggunaan tanpa resep pada anak-anak di bawah 12 tahun (Nathan, 2002).

Morfin dan kodein dapat menurunkan motilitas dari GI tract (Blenkinsopp, 2002).

Contoh produk : Antidia®, Diaramid®, Gradilex®, dan lain-lain (ISFI, 2008).

3. Anti secretory

Bismuth subsalisilat mempunyai efek anti secretory dan anti mikroba dan

digunakan untuk pengobatan diare akut. Sebagian salisilat diabsorbsi di dalam

perut dan usus kecil. Karena alasan ini, bismuth subsalisilat tidak diberikan untuk

orang yang alergi dengan salisilat, contohnya aspirin. Pasien yang memakai

bismuth subsalisilat sebaiknya diinformasikan bahwa fesesnya akan berubah

menjadi hitam. Octreotid adalah anti secretory yang digunakan selama diare berat

yang  disebabkan oleh kemoterapi kanker, HIV, diabetes, gangguan lambung, dan

6

Page 7: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

tumor gastrointestinal. Octreotid digunakan dalam bentuk injeksi subkutan atau

intravena bolus dengan dosis 500 mcg 3 kali sehari (Dipiro, 2008). Contoh

produk: New Sybarin®, Neo Adiar®, Diaryn®, dan lain-lain (ISFI, 2008).

4. Probiotik

Probiotik adalah suplemen makanan berisi bakteri yang meningkatkan

mikroflora normal dari saluran gastrointestinal. Probiotik dapat merangsang

respon imun dan menekan respon peradangan. Yogurt dapat meringankan diare.

Yogurt meningkatkan pencernaan laktose karena bakteri yang digunakan untuk

membuat yogurt memproduksi laktase dan mencerna laktose sebelum mencapai

usus besar. Lactobacillus acidophilus dalam yogurt, keju, dan susu 

acidophilus meningkatkan pencernaan laktose dan mencegah/menyembuhkan

diare. Walaupun laktase bukan probiotik, tablet laktase juga digunakan untuk

mencegah diare (Dipiro, 2008).

5. Anti infeksi

Kebanyakan kasus diare traveler’s berasal dari infeksi dari

enterotoksigenik (ETEC) atau enteropatogenik (EPEC) Escherichia coli.

Pemilihan antibiotik yang tepat mencakup fluoroquinolon seperti siprofloksasin

dan levofloksasin. Azitromisin bisa menjadi kemungkinan pilihan saat

fluoroquinolon bersifat resisten. Penggunaan antibiotik secara terus-menerus bisa

menyebabkan resisten. Pengobatan sebaiknya mempertimbangkan infeksi diare

akut yang disebabkan bukan dari rumah sakit seperti Shigatoksin, hasil dari 

Eschericia coli (STEC), Campylobacter, Salmonella, danShigella menyebabkan

demam yang hebat, tenesmus, dan feses berdarah (Dipiro, 2008). Contoh produk :

Dialet®, Neo Prodiar®, dan lain-lain (ISFI, 2008).

G. Terapi Non Farmakologi

Menurut Dipiro (2008), terapi non farmakologi pada diare terdiri dari pemberian

cairan/elektrolit dan pengubahan pola makan.

7

Page 8: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

1. Cairan dan elektrolit

Penggantian cairan bukan sebuah pengobatan untuk penyembuhan diare

tetapi suatu usaha untuk menyeimbangkan cairan tubuh. Diare yang sering dan

hebat, penggantian cairan dilakukan dengan menggunakan Oral Rehydration

Solution (ORS), yaitu campuran air, gula, dan garam. WHO memperkenalkan

larutan yang terdiri dari 75 mEq/L natrium, 75 mmol/L glukosa, 65 mEq/L

klorida, 20 mEq/L potassium, dan 10 mEq/L sitrat, yang totalnya 245 mOsm/L.

Secara sederhana dapat dibuat dari 1 liter air dicampur dengan 8 sendok teh gula

dan 1 sendok teh garam. Contoh produk di pasaran adalah

Pedialyte®, Rehydralyte®, dan Ceralyte®. Pasien dengan diare yang tidak terjadi

dehidrasi mengganti cairan dengan minum jahe, teh, jus buah, air kaldu, atau sup.

Penggunaan minuman olah raga untuk dehidrasi perlu perhatian khusus karena

jumlah elektrolitnya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh. Diare yang hebat

membutuhkan larutan parenteral seperti larutan Ringer Laktat atau normal salin

untuk mengganti cairan yang hilang (Dipiro, 2008).

2. Pengubahan pola makan

Pada pasien diare akut biasanya nafsu makan berkurang. Makanan

memberi nutrisi dan cairan yang membantu mengganti asupan makanan yang

hilang. Asupan makanan tidak cukup untuk mengganti yang hilang selama diare.

Beberapa makanan tidak tepat diberikan jika sifatnya mengiritasi saluran

gastrointestinal atau jika makanan itu adalah penyebab diare. Pasien dengan diare

kronik bisa makan seperti nasi, pisang, dan gandum (Dipiro, 2008).

H. Penggolongan Obat

Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu (Depkes RI, 2006) :

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa

resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran

hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh obat diare : kaolin, pektin, attapulgit.

8

Page 9: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan

tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas

adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.

P1 Awas obat keras : baca aturan pakai

P2 Awas obat keras : obat kumur jangan ditelan

P3 Awas obat keras : untuk pemakaian luar

P4 Awas obat keras : hanya untuk dihisap

P5 Awas obat keras : obat luar tidak boleh ditelan

P6 Awas obat keras : obat wasir jangan ditelan

Contoh obat diare : bismuth subsalisilat.

3. Obat Keras dan Psikotropika

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep

dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran

merah dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh obat diare : loperamid HCl.

Obat psikotropika adalah obat keras alamiah maupun sintetis bukan

narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

4. Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri dan menimbulkan ketergantungan.

Contoh obat diare : morfin dan codein

Berdasarkan nama, obat dibagi menjadi 2 yaitu obat generik dan obat

dagang. Obat generik adalah obat jadi dengan nama generik yang diproduksi oleh

industri farmasi yang telah menerapkan cara produksi obat yang baik (CPOB)

yang dibutuhkan dengan sertifikat CPOB yang dikeluarkan oleh Departemen

9

Page 10: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

Kesehatan Republik Indonesia dan dipasarkan dengan nama bahan aktifnya.. Obat

dagang adalah obat yang beredar di pasaran menggunakan nama dagang masing-

masing produsennya (Purwadi, 2004).

10

Page 11: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan

Pengambilan resep yang terkait dengan penyakit diare di ambil di apotek

Kimia Farma 01 Jl Garuda No. 47 Kemayoran Jakarta Pusat dengan kasus diare .

B. Studi Kasus

Penyakit diare menyerang penderita tidak bergantung pada usia. Pada

kasus yang akan dibahas, penderita tidak hanya mengalami diare tetapi diduga

juga dengan penyakit penyerta seperti flatulen dan mual. Hal ini mengakibatkan

pasien mendapatkan obat dalam jumlah yang banyak sehingga perlu mendapatkan

perhatian khusus mengenai kemungkinan ketidakrasionalan pengobatan yang

diterima.

C. Studi Literatur

Metode yang digunakan dalam pengkajian penyakit diare ini dan

pengobatannya adalah melalui penelusuran dari berbagai pustaka (studi literatur).

Dari berbagai pustaka, dilakukan analisis perbandingan antara pengobatan yang

tertulis dalam literatur dengan pengobatan yang tertulis dalam resep di apotek

Kimia Farma 01 Jl Garuda No. 47 Kemayoran Jakarta Pusat

11

Page 12: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Resep

Resep pasien diare yang diterima selama PKPA sejumlah 9 resep

(lampiran 1). Dari 9 resep tersebut dipilih satu resep sebagai berikut :

12

Page 13: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

B. Pembacaan Resep

DOKTER JP AULIA

Praktek Umum

Sore : Jam 15.00 – 20.00

Jl. Bungur Besar No. 34F

Jakarta

HP : 0818140215 DU 0083/P-3-01/09-90

Jakarta, 14/3/2013

R/ Cimetidin 200 mg

Buscotica tab I

Vosedon 10 mg

M f cap dtd no VIII

S 3 dd 1 ac

R/ Tab Lodia No VIII

S 4 dd 1 pc obat diare

R/ Cap Sanlin 500 mg No X

S 4 dd 1 pc habiskan

Pro : Ny Wurianingsih

Umur :

Obat jangan diganti tanpa izin dokter

13

Page 14: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

C. Kelengkapan Resep

D. Indikasi Obat

1. Cimetidin

Pengobatan tukak duodenum, tukak lambung jinak, tukak yang kambuh pada

saluran gastritis bagian atas,stres, sindrom Zollinger-Ellison, mastositosis

sistemik, adenoma endokrin multipel. Terapi perdarahan tukak peptik.

2. Buscotica (Hyoscine-N-butylbromide 10 mg)

Gangguan spastik pada saluran cerna, kandung empedu, saluran kemih dan

saluran kelamin wanita.

3. Vosedon (Domperidon 10 mg)

Mual dan muntah akut, akibat penggunaan levodopa dan bromkriptin. Pada anak

setelah kemoterapi kanker atau radioterapi. Terapi simtomatik dispepsia

fungsional

4. Lodia (Loperamide HCl 2 mg)

Pengobatan diare akut non spesifik dan kronik

14

Page 15: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

5. Sanlin 500 mg (Tetracycline)

Infeksi saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih, kulit dan jaringan lunak

E. Dosis Obat

1. Cimetidin

Dewasa : Untuk tukak duodenum : 400 mg 2 kali/hari(makan pagi dan tidur

malam) atau 200 mg 3 kali/hari, pada waktu makan dan 400 mg sebelum tidur

selama 4 minggu. Pemeliharaan : 400 mg sebelum tidur malam Untuk tukak

lambung jinak, sindrom Zollinger-Ellison, perdarahan atau erosi pada saluran atas

gastritis : 200 mg 3 kali/hari pada waktu makan pagi dan 400 mg sebelum tidur

malam. Dapat ditingkatkan 400 mg 4 kali/hari. Anak : 20-40 mg/kg berat

badan/hari dalam dosis terbagi

2. Buscotica (Hyoscine-N-butylbromide 10 mg)

1-2 tablet 4 kali/hari. Ampul : 1-2 ampul IM/IV. Maksimal : 100 mg/hari.

3. Vosedon (Domperidon 10 mg)

Dewasa : Untuk dispepsia fungsional : 10 mg 3 kali/hari. Untuk mual dan

muntah : Dewasa : 10-20 mg 3-4 kali/hari. Anak : 0.25 mg/kg berat badan 3

kali/hari.

4. Lodia (Loperamide HCl 2 mg)

Untuk diare non spesifik : awal 2 tablet/hari. Dosis biasa : 2-4 tablet 1-2 kali/hari.

Maksimal : 8 tablet/hari. Untuk diare kronik : 2-4 tablet/hari dalam dosis terbagi.

Maksimal : 8 tablet/hari. Hentikan bila tidak ada perbaikan setelah 48 jam.

5. Sanlin 500 mg (Tetracycline)

Dewasa dan anak > 40 kg : 250 - 500 mg 2 - 4 kali sehari

F. Kontra Indikasi

1. Cimetidin

Gagal ginjal, hamil dan laktasi. Keganasan pada lambung.

15

Page 16: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

2. Buscotica (Hyoscine-N-butylbromide 10 mg)

Miastenia gravis, megakolon.

3. Vosedon (Domperidon 10 mg)

Pasien dengan gagal ginjal, dosis dikurangi. Efek ekstrapiramidal bila diberikan

bersamaan obat lain. Bayi, hamil, laktasi, gangguan hati.

4. Lodia (Loperamide HCl 2 mg)

Konstipasi. Bayi.

5. Sanlin 500 mg (Tetracycline)

Hipersensitif. Gangguan ginjal berat. Hamil. Anak < 12 tahun

G. Efek Samping

1. Cimetidin

Pusing, ruam kulit, diare, ginekomasti, impotensi(pria), kebingungan reversibel.

Jarang, reaksi alergi, mialgia, artralgia, kelainan darah, nefritis interstitial,

pankreatitis, hepatoksik, sakit kepala.

2. Buscotica (Hyoscine-N-butylbromide 10 mg)

Xerostomia, dishidrosis, retensi urin reaksi alergi, reaksi pada kulit, dispneu (pada

pasien dengan riwayat asma bronkial atau alergi). Injeksi : gangguan akomodasi

penglihatan, nyeri pada tempat suntikan setelah pemberian IM, reaksi anafilaksis

dan syok.

3. Vosedon (Domperidon 10 mg)

Sakit kepala, ruam kulit, rasa haus, mulut kering, diare, reaksi ektrapiramidal,

diskinesia tardif, rasa cemas, distonik parkinson, peningkatan prolaktin serum,

tegang, gatal.

4. Lodia (Loperamide HCl 2 mg)

16

Page 17: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

Mulut kering, nyeri perut, lelah, ruam kulit, megakolon toksik, pusing.

5. Sanlin 500 mg (Tetracycline)

Gangguan Gl, superinfeksi, hepatotoksik dan renotoksik. Jarang, peningkatan

TIK. Mengeksaserbasi SLE. Pewarnaaan gigi dan dental hipoplasia pada anak.

H. Interaksi Masing Masing Obat

1. Cimetidin

Warfarin, fenitoin, teofilin, lignokain, beberapa antiaritmia, benzodiazepin, beta-

bloker, vasodilator.

2. Buscotica (Hyoscine-N-butylbromide 10 mg)

Antagonis dopamin dapat mengurangi efek obat. Efek antikolinergik intensif dari

antidepresan trisiklik, antihistamin, kuinidin, amantadin dan disopiramid.

Meningkatkan efek takikardi dari Beta-adrenergik.

3. Vosedon (Domperidon 10 mg)

Antikolinergik mengantagonis efek antidispepsia domperidon. Antasida dan

antisekresi harus dimakan setelah makan jika digunakan bersamaan.

4. Lodia (Loperamide HCl 2 mg)

Trankuiliser, alkohol, MAOI.

5. Sanlin 500 mg (Tetracycline)

Absorpsi berkurang dengan antasid, susu. Obat hepatotoksik. Mengganggu kerja

penisilin dan kontrasepsi oral. Potensiasi efek antikogulan.

I. Interaksi Antar Obat dan Makanan

Menggunakan loperamide bersama dengan hyoscyamine dapat

meningkatkan efek samping seperti pusing, mengantuk, dan kesulitan

berkonsentrasi. Pasien harus menghindari atau membatasi penggunaan alkohol

saat dirawat dengan obat tersebut. Juga hindari kegiatan yang membutuhkan

17

Page 18: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

kewaspadaan mental seperti mengemudi atau mengoperasikan mesin berbahaya

sampai pasien tahu bagaimana obat mempengaruhi pasien. Hyoscyamine juga

dapat meningkatkan efek loperamide pada usus pasien. Hubungi dokter jika

pasien mengalami kram perut atau kembung selama pengobatan dengan obat

tersebut. Penting untuk memberitahu dokter tentang semua obat-obatan lain yang

pasien gunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti menggunakan obat

tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.

Jangan mengkonsumsi suplemen zat besi, multivitamin, suplemen

kalsium, antasida, atau obat pencahar dalam waktu 2 jam sebelum atau setelah

mengambil tetrasiklin. Produk-produk ini dapat membuat tetracycline kurang

efektif dalam mengobati infeksi. Jangan mengkonsumsi tetrasiklin dengan susu

atau produk susu lainnya. Produk susu dapat membuat lebih sulit bagi tubuh untuk

menyerap obat.

J. Mekanisme Kerja

1. Cimetidin

Cimetidine adaiah penghambat histamin pada reseptor H2 secara selektif dan

reversible, penghambatan histamin pada reseptor H, akan menghambat sekresi

asam lambung baik pada keadaan istirahat maupun setelah perangsangan oleh

makanan, histamin, pentagastrin, kafein dan insulin. Cimetidine dengan cepat

diabsorbsi setelah pemberian oral dan konsentrasi puncak dalam plasma dicapai

dalam waktu 45-90 menit setelah pemberian. Cimetidine diekskresikan melalui

urin.

2. Buscotica (Hyoscine-N-butylbromide 10 mg)

BUSCOPAN memberikan gaya spasmolytic pada otot polos gastrointestinal,

genito-bilier dan  unary traktat. Sebagai ammonium kuaterner derivatif, Hyoscine-

N-butylbromide tidak memasuki sistem  saraf pusat. Oleh karena itu, efek

samping antikolinergik pada sistem saraf pusat tidak terjadi.  Peripheral tindakan

antikolinergik hasil dari ganglion-tindakan pemblokiran dalam dinding mendalam 

serta dari muscarinic anti-aktivitas.

18

Page 19: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

3. Vosedon (Domperidon 10 mg)

Domperidone merapakan dopamin blocker di perifer yang kuat Oleh karena daya

penetrasi ke otak lemah, maka domperidon tidak menimbulkan efek samping

psikotropik nuupun neurologik. Absorbsinyabaikdanrnetabolismenyacepat.

Penelitian farmakologik in vitro / in vivo pada manusia maupun hewan

menunjukkan bahwa :

- Domperidone tidak hanya melawan hambatan motilitas gaster oleh

dopamimetik, misalnya: apomorfin, tetapi juga mempercepat pengosongan

lambung sesudah makan.

- Domperidone tidak mempengaruhi sekresi lambung.

4. Lodia (Loperamide HCl 2 mg)

Loperamide merupakan antispasmodik, dimana mekanisme kerjanya yang pasti

belum dapat dijelaskan. Secara in vitro pada binatang Loperamide menghambat

motilitas / perilstaltik usus dengan mempengaruhi langsung otot sirkular dan

longitudinal dinding usus. Secara in vitro dan pada hewan percobaan, Loperamide

memperlambat motilitas saluran cerna dan mempengaruhi pergerakan air dan

elektrolit di usus besar. Pada manusia, Loperamide memperpanjang waktu transit

isi saluran cerna. loperamide menurunkan volume feses, meningkatkan viskositas

dan kepadatan feses dan menghentikan kehilangan cairan dan elektrolit.

5. Sanlin 500 mg (Tetracycline)

Golongan Tetrasiklin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja

dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.

Golongan Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya.

Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotika Tetrasiklin ke dalam

ribosom bakteri gram negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal

hidrofilik, kedua ialah sistem transportasi aktif.

Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri, maka antibiotika

Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30s dan menghalangi masuknya komplek

19

Page 20: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

tRNA-asam amino pada lokasi asam amino, sehingga bakteri tidak dapat

berkembang biak.

Pada umumnya efek antimikroba golongan Tetrasiklin sama (sebab mekanisme

kerjanya sama), namun terdapat perbedaan kuantitatif dari aktivitas masing-

masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah

yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.

K. Konseling Pasien

Pada saat penyerahan obat kepada pasien yang perlu dijelaskan adalah

pasien harus menghindari atau membatasi penggunaan alkohol. Juga hindari

kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan mental seperti mengemudi atau

mengoperasikan mesin berbahaya sampai pasien tahu bagaimana obat

mempengaruhi pasien. Hubungi dokter jika pasien mengalami kram perut atau

kembung selama pengobatan dengan obat tersebut. Penting untuk memberitahu

dokter tentang semua obat-obatan lain yang pasien gunakan, termasuk vitamin dan

herbal. Jangan berhenti menggunakan obat tanpa terlebih dahulu berbicara dengan

dokter. Jangan mengkonsumsi suplemen zat besi, multivitamin, suplemen

kalsium, antasida,susu dan produk susu lainnya atau obat pencahar dalam waktu 2

jam sebelum atau setelah mengkonsumsi Sanlin. Produk-produk ini dapat

membuat Sanlin kurang efektif dalam mengobati infeksi.

20

Page 21: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan resep yang dianalisa, diduga pasien mengalami penyakit diare

akut yang disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri

sehingga menyebabkan peningkatan motilitas dengan penurunan kontak antara

makanan dan minuman dengan mukosa intestinal, menyebabkan penurunan

reabsorbsi dan peningkatan cairan feses. Terjadinya peningkatan jumlah cairan

dalam feses menyebabkan diare. Diare akut ditandai dengan timbulnya nyeri

perut, rasa mual dan muntah, perut kembung dan demam. Salah satu penyebab

diare akut adalah bakteri yang mengkontaminasi makanan dan air

yaitu Escherichia coli, Salmonella sp., Shigella sp., Vibrio cholera,

dan Clostridium difficile. Pengobatan yang diberikan pada resep ini adalah Sanlin

sebagai antibiotik, Lodia sebagai antimikolitik untuk mengatasi penyebab dan

mekanisme terjadinya diare. Kemudian ditambah dengan Vosedon sebagai

antimual/muntah, Buscotica sebagai antispasmolitik dan Cimetidin sebagai

antiflatulen yang dicampur menjadi satu sediaan kapsul untuk mengobati gejala

yang menyertai diare.

21

Page 22: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

DAFTAR PUSTAKA

Ahlquist, D.A., and Camilleri, M. 2005. Diarrhea and Constipation. In: Kasper,.

D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson,

J.L., eds. I. USA: Mc Graw Hill.

Blenkinsopp, A., dan Paxton, P., 2002. Syptoms in The Pharmacy A Guide to The

Management of Common Illness. Malden: Blackwell Publishing.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Tentang Pedoman P2D.  Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.=

Dipiro, J.T., dkk., 2008. Constipation, Diarrhea, and Irritable Bowel

Syndrom.Pharmacotherapy Principles & Practice: Mc Graw Hill, p.

311-316.

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, 2008. Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol.

43. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, p. 379-385.=

Purwadi, 2004. Analisis Kebijakan : Pengendalian Harga Obat Melalui

Kebijakan Obat Generik.

Simadibrata Marcellus, Daldiyono . 2007. Diare Akut : Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid I. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

22

Page 23: Isi Tugas Khusus KF01 Untuk KF01

LAMPIRAN

Lampiran 1. Resep resep penyakit diare yang diterima di Apotek Kimia Farma 01

Garuda selama PKPA.

NO

TANGGAL DOKTER PASIEN UMUR NAMA OBAT

JML ATURAN PAKAI JENIS

1 03/03/2013 dr Julianto Eunike 6 tahun Vometa syr 1 3 dd 2 ml ac antiemetik

          Lacto B 10 3 dd 1 sach probiotik

2 04/03/2013 dr Guruh Bagas Dewasa Plantacid syr 1 3 dd 1 C ac antiflatulen

          Zinc 20 mg 10 3 dd 1 trace element

          Nodiar 12 2 dd 2 absorben

3 05/03/2013 dr RSCM Nurhayani Dewasa Lodia 4 1 dd 1 antimikolitik

          Tramadol 10 3 dd 1 analgesik opiod

4 06/03/2013 dr JP Aulia Amargit Dewasa Biodiar 16 4 dd 2 obat diare adsorben

          Spasmacin 10 4 dd 1 antispasmolitik

          Sanlin 500 mg 10 4 dd 1 habiskan antibiotik gol tetracyclin

5 11/03/2013 dr Halimin Sitoresmi Dewasa Biothicol 500 mg 10 3 dd 1 antibiotik gol kloramfenikol

          Spasmium 10 3 dd 1 antispasmolitik

          Smecta powder 10 3 dd 1 adsorben

6 11/03/2013 dr Hartini Shita 17 bulan Orezink sachet 5 1 dd 1 trace element

          Lacto B 5 2 dd 1 probiotik

7 14/03/2013 dr JP Aulia Hendri Dewasa Lodia 8 4 dd 1 obat diare antimikolitik

          Spasmacin 10 4 dd 1 antispasmolitik

          Sanlin 500 mg 10 4 dd 1 habiskan antibiotik gol tetracyclin

8 14/03/2013 dr JP AuliaWurianingsih Dewasa Cimetidin 8 3 dd 1 ac antiflatulen

          Buscotica 8 3 dd 1 ac antispasmolitik

          Vosedon 8 3 dd 1 ac antiemetik

          Lodia 8 4 dd 1 pc obat diare antimikolitik

          Sanlin 500 mg 10 4 dd 1 pc habiskan antibiotik gol tetracyclin

9 16/3/2-13 dr JP Aulia Sonia Dewasa Biodiar 16 4 dd 2 obat diare adsorben

          Buscotica 10 4 dd 1 antispasmolitik

          Sanlin 500 mg 10 4 dd 1 habiskan antibiotik gol tetracyclin

23