Isi Makalah Desain Analisis Eksperimen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

desain

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangPada Jurnal yang berjudul Bobot Potongan Karkas Dan Lemak Abdomen Ayam Ras Pedaging Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Yang dibuat serta disusun oleh Heti Resnawati dan di persentasikan pada Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004. Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor.Pada jurnalnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh taraf pemberian tepung cacing tanah dalam ransum ayam pedaging terhadap bobot potongan karkas dan lemak abdomen. Sebanyak 80 ekor anak ayam pedaging umur sehari ditempatkan dalam 20 kandang kawat. Setiap kandang diisi 2 ekor jantan dan 2 ekor betina sebagai ulangan. Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan pemberian tepung cacing tanah (0, 5, 10 dan 15%) dan 5 ulangan digunakan untuk menentukan pengaruh perlakuan terhadap bobot potongan karkas (paha, dada, punggung, sayap, leher) dan lemak abdomen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata (P>0,05) antara perlakuan terhadap bobot potongan karkas dan lemak abdomen. Disimpulkan bahwa tepung cacing tanah dapat digunakan sampai 15% dalam ransum ayam pedaging tanpa pengaruh negative terhadap hasil karkas.Pakan memegang peranan penting dalam usaha peternakan karena sebagai tolok ukur dalam memperoleh kuantitas dan kualitas produksi ternak yang diinginkan. Untuk meningkatkan cara beternak yang efisien secara teknis dan ekonomis, maka perlu dicari berbagai alternatif dalam penyediaan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan biologis ternak dan harganya relatif murah. Cacing tanah (Lumbricus rubellus) adalah salah satu bahan pakan alternatif sebagai sumber protein. Menurut PALUNGKUN (1999), cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan karena kandungan gizinya cukup tinggi, yaitu (6476%), lemak (710%), kalsium (0,55%), fosfor (1%) dan serat kasar (1,08%). Selain itu cacing tanah mengandung asam amino esensial dan non esensial. Menurut RESNAWATI. (2003), rataan retensi nitrogen tepung cacing tanah adalah 0,86% dan energy metabolis 3613,76 Kkal/kg.Untuk mengetahui pengaruh perlakukan terhadap peubah yang diukur, data dianalisis dengan sidik ragam. Sementara itu, untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan Uji Jarak Duncan (STEEL dan TORRIE, 1981).Pada hasil & pembahasan di jurnal setelah diteliti dan data diolah menggunakan Analisis SPSS dan didapat hasil yang tidak berbeda nyata. Maka saya perlu melakukan pembuktian atas jurnal tersebut, apakah jurnal tersebut telah benar dalam menganalisis data dari suatau penelitian pada software SPSS. I.2. TujuanTujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu :1. Menambah kejelian dalam melihat data jurnal hasil penelitian yang menggunakan metode analisis SPSS.2. Menambah wawasan dan cara yang baik dalam melaporkan suatu penelitian dalam bentuk analisis SPSS.3. Mengidentifikasi kebenaran dari analisis dari suatu jurnal.4. Menganalisis hasil analisis dari jurnal dengan hasil analisis sendiri.

I.3. ManfaatManfaat dari pembuatan makalah ini adalah1. Mampu memahami pengertian dan konsep dasar metode RAL.2. Mampu menganalisis data dari jurnal menggunakan metode RAL3. Mampu memberikan kesimpulan dari analisis data menggunakan metode RAL.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1. Rancangan Yang DigunakanStatistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna tanpa menarik inferensia atau kesimpulan. (Walpole, 1995)Rancangan acak lengkap (RAL) adalah jenis rancangan percobaan yang paling sederhana dan paling mudah jika dibandingkan dengan jenis rancangan percobaan yang lain. RAL hanya bisa dilakukan pada percobaan dengan jumlah perlakuan yang terbatas dan satuan percobaan harus homogen atau faktor luar yang dapat mempengaruhi percobaan harus dapat dikontrol. (Mukmin, 2011).Latar belakang penggunaan RAL : Biasanya digunakan jika kondisi unit percobaan relative homogeny Umumnya percobaan dilakukan di labolatorium Unit percobaan tidak cukup besar dan jumlah perlakuan terbatas SederhanaKeuntungan RAL : Bagan rancangan percobaan lebih mudah Analisis statiska terhadap subjek percobaan sederhana Fleksibel dalam penggunaan jumlah perlakuan dan jumlah ulangan Kehilangan informasi relatif sedikit, dalam hal data hilang dibandingkan rancangan lain (Uji Lanjut)Kekurangan RAL : Persyaratan kondisi sampel yang harus homogeny Tidak mungkin dilakukan pada kondisi lingkungan yang tidak seragam Jumlah ulangan yang rendah akan memberikan hasil yang tidak konsisten.

II.2. Struktur Data Rancangan Acak LengkapStruktur data pengamatan untuk RAL yang terdiri dari t perlakuan dan r ulangan disajikan sebagai berikut,Tabel 1. Struktur Data RALPerlakuan

12TTotal

Y11Y21Yt1

Y12Y22Yt2

Y1rY2rYtr

TotalY1.Y2.Yt.Y..

Nilai Tengah (Rata-rata)

(Gaspersz, 1995)

II.3. Model Linier Dan Analisis Ragam Rancangan Acak LengkapRancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan paling sederhana. Rancangan Acak Lengkap (RAL), data percobaan menggunakan model sebagai berikut,

i = 1,2,..aj = 1,2,..riid dengan

Dimana : = Pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j = Rataan umum = Pengaruh perlakuan ke-i = Pengaruh acak pada perlakuan ke-I ulangan ke-jAsusmsi untuk model tetap ialah Asumsi untuk model acak ialah

II.4. PengacakanPengacakan adalah proses yang membuat hukumhukum peluang dapat diterapkan sehingga analisis data menjadi sahih.Misalkan ada3 Perlakuan (A, B, C)2 UlanganMaka diperlukan 3 x 2 = 6 unit percobaan

14

Bagan Percobaan12

34

56

Salah Satu Hasil Penngacakan adalah1C2A

3A4B

5C6B

II.5. Tabulasi DataTabel 2. Contoh Tabulasi DataUlanganPerlakuanTotal Keseluruahan

ABC

1Y11Y21Y31

2Y12Y22Y32

Total KeseluruahanY1Y2Y3Y

II.6. Uji Homogenitas VariansDalam melakukan suatu eksperimen, harus dilakukan pemeriksaan varinas dari beberapa kelompok perlakuan. Untuk menguji kelompok tersebut bersifat homogen atau tidak. Pemerikasaan tersebut menggunakan uji Bartlett.

Salah satu asumsi dalam uji nyata adalah E(. Untuk mengetahui apakah asumsi ini terpenuhi, maka data percobaan dapat diuji apakah mempunyai ragam yang homogen. Hipotesis yang akan diuji adalah

H0: (varians homogen)H1 : Minimal ada satu perlakuan yang ragamnya tidak sama dengan yang lainStatistik uji yang digunakan adalah

Statistik ini akan menyebar mengikuti sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas v = t-1. Dengan demikian jika x2 lebih besar daripada maka H0 ditolak (Gaspersz, 1995).

II.7. ANOVA (Analysis of Varians)Hipotesis dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut.H0 : 1 = 2 ==n (tidak ada perbedaan)H1 : minimal ada satu yang beda i jStatistik Uji yang digunakan adalah sebagai berikut.Fhitung = Daerah kritis adalah sebagai berikut. Tolak H0, jika Fhitung > Ftabel atau Pvalue , dengan = 5%. (Anonim_2, 2014)Proses perhitungan :Tabel 3. Tabel ANOVASumber KeragamanDbJKKTF hitungF Tabel

5%

Perlakuank-1JKPKTPKTP/KTG

Galatk(n-1)JKGKTG

Totalkn-1JKT---

II.8. Perbandingan Berganda Jika dalam pengujian kesamaan mean beberapa perlakuan menunjukkkan hasil perbedaan yang signifikan (Tolak H0), maka pengujian dilanjutkan ke langkah berikutnya yaitu perbandingan ganda. Pengujian ini bertujuan untuk mencari mana dari perlakuan-perlakuan tersebut yang berberda secara signifikan. Uji yang digunakan adalah uji Tukey. Uji Tukey sering juga dinyatakan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ), diperkenalkan oleh Tukye (1935). Uji Tukey mirip dengan uji LSD yaitu mempunyai satu pembanding dan digunakan sebagai alternatif pengganti LSD apabila ingin menguji seluruh pasangan rata-rata perlakuan tanpa rencana.

Langkah pengujian Tukey :1. H0 : i = j dan H1 : i j2. Thitung = i - j 3. Urutkan rata-rata perlakuan (dari kecil ke besar)4. Tentukan nilai Tukey

5. Tolak H0 jika Thitung > T6. Bandingkan nilai mutlak selisih kedua rata-rata yang akan dilihat perbedaanya. (Anonim_3, 2014)

II.9. HipotesisHo = 1 = 2 = 3Diduga semua perlakuan pemberian ransum dengan kosentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang sama terhadap peningkatan bobot ayam ras pedaging.

Ho 1 2 3Diduga ada salah satu perlakuan pemberian ransum dengan kosentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang terhadap peningkatan bobot ayam ras pedaging.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. DataTernak yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 ekor anak ayam ras pedaging umur sehari terdiri dari 40 ekor jantan dan 40 ekor betina, yang diperoleh dari PT. Charoen Pokphan Jaya Farm. Anak ayam ditempatkan secara acak ke dalam kandang kawat berukuran 60 x 35 x 35 cm yang berjumlah 20 unit dan masing-masing unit diisi 4 ekor ayam.Ransum yang terdiri dari 4 perlakuan penambahan tepung cacing tanah (TCT) yaitu : R0 (0%)- R10 (10%) R5 (5%)- R15 (15%)Masing-masing perlakuan ransum mengandung 22% protein dan 2800 Kkal/kg energy metabolis (EM). Sebelum ransum dicampur, kandungan nutrisi bahan baku pakan dianalisis terlebih dahulu di laboratorium kimia Balai. Penelitian Ternak. Proses pengeringan cacing tanah dilakukan dengan pemanasan sinar matahari kemudian dihaluskan dengan menggunakan batu penumbuk.Tabel 4. Komposisi dan zat nutrisi ransum dengan pemberian tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) selama 05 minggu*)

Sumber : Jurnal.

Cara pengukuran bagian potongan karkas dilakukan pada ayam pedaging umur 5 minggu. Pengukuran persentase bobot paha pada penelitian ini terdiri dari bobot paha atas dan paha bawah. Persentase bobot potongan karkas dan lemak abdomen adalah perbandingan bobot potongan karkas (paha, dada, punggung, sayap, leher) dan lemak abdomen dengan bobot karkas dikalikan 100%. Untuk mengetahui pengaruh perlakukan terhadap peubah yang diukur, data dianalisis dengan sidik ragam. Sementara itu, untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan Uji Jarak Duncan (STEEL dan TORRIE, 1981).

Maka dalam jurnal didapat sumber data, yaitu1. Perlakuan Sebanyak 4, yaitu : R0 (0%)- R10 (10%) R5 (5%)- R15 (15%)2. Tidak dilakukan pengulangan (hanya 1x uji)3. Dilakukan pada 6 bagian ayam yang berbeda, yaitu : Paha- Sayap Dada- Leher Punggung- Lemak AbdomenMaka didapat tabel hasil penelitian pada jurnal, terlihat pada tabel 3 (dibawah) bahwa hasil pada setiap perlakuan memberikan efek tidak berbeda nyata (P>0,05). Tabel 5. Rataan persentase bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam ras pedaging umur 5 minggu yang diberi ransum berisi tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus).

Sumber : Jurnal.

Maka saya akan menganalisis dengan SPSS untuk menjamin keyakinan jurnal tersebut.Memasukkan data jurnal pada software SPSS :

Gambar 1. Data Pada Variable ViewSumber : Data Pribadi

Gambar 2. Data Pada Data ViewSumber : Data pribadi

Sehingga didapat hasil analisis SPSS :

Gambar 3. Hasil output Analisis SPSS Tabel Faktor Subjek & Tabel ANOVASumber : Data pribadiMaka didapat hasil :1. Pada Perlakuan Sig > 0,638 > 0,05Maka ditarik kesimpulan Terima Ho, yang artinya semua perlakuan pemberian ransum dengan kosentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang sama terhadap peningkatan bobot ayam ras pedaging.

2. Pada Bagian AyamSig < 0,000 < 0,05Maka ditarik kesimpulan Tolak Ho dan Terima H1, yang artinya Diduga ada salah satu perlakuan pemberian ransum dengan kosentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang terhadap peningkatan bobot ayam ras pedaging pada bagian ayam.Maka perlu dilakukan uji Lanjut Duncan. (Pada jurnal tidak ada/ tidak dimasukkan), tetapi saya ingin melihat bagian mana yang paling berpengaruh dari pemberian ransum.

Gambar 4. Hasil output Analisis SPSS Tabel Uji Lanjut DuncanSumber : Data pribadiDilihat dari hasil pada bagian ayam yaitu Paha memberikan pengaruh yang sangat besar pada bobot ayam pendaging, dilanjutkan dengan bagian Dada, Punggung, Sayap, Leher, dan yang paling kecil adalah Lemak abdomen.Terlihat pada tingginya nilai angka pada bagian paha sebesar 30,1825, dan yang paling kecil yaitu pada bagian lemak abdomen yaitu sebesar 1,7375.

III.2. PembahasanPada hasil terlihat bahwa hasil analisis diperoleh bahwa, Pada Faktor Perlakuan yaitu perbedaan kosentrasi/persen ransum yang diberikan, ditarik kesimpulan Terima Ho, karena Sig > atau 0,638 > 0,05. Yang artinya semua perlakuan pemberian ransum dengan kosentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang sama terhadap peningkatan bobot ayam ras pedaging.Persentase bobot paha dari masing-masing perlakuan adalah R0 (30,82%); R5 (29,78%), R10 (30,22%) dan R15 (29,91%) R15. Pemberian tepung cacing tanah dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot paha.Persentase bobot punggung berkisar antara 23,2023,95%. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung cacing tanah tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot punggung. Hal ini berarti bahwa peningkatan taraf tepung cacing tanah sampai 15% dalam ransum ayam pedaging memberikan respon yang sama terhadap persentase bobot punggung.Pada Faktor Bagian Ayam yaitu tempat organ yang diujikan. Maka ditarik kesimpulan Tolak Ho dan Terima H1, karena Sig < atau 0,000 < 0,05. Yang artinya Diduga ada salah satu perlakuan pemberian ransum dengan kosentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang terhadap peningkatan bobot ayam ras pedaging pada bagian ayam. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak berbedanya kandungan protein dan energy ransum dari masing-masing perlakuan.Setelah diujikan uji lanjut (Duncan) pada bagian ayam yaitu Paha memberikan pengaruh yang sangat besar pada bobot ayam pendaging, dilanjutkan dengan bagian Dada, Punggung, Sayap, Leher, dan yang paling kecil adalah Lemak abdomen.Maka hasil analisis SPSS pada jurnal dan yang saya hitung adalah sama, berarti hasil pada jurnal memang benar adanya dengan diperkuat dengan uji lanjut (Duncan).

BAB IVPENUTUP

IV.1. KesimpulanSetelah dilakukan analisis pada jurnal Bobot Potongan Karkas Dan Lemak Abdomen Ayam Ras Pedaging Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) dapat ditarik kesimpulan: Hasil data analisis pada jurnal yang diuji dan saya analisis hasilnya sama. Data pada jurnal menyatakan bahwa pada pemberian Pada Faktor Perlakuan yaitu perbedaan kosentrasi/persen ransum yang diberikan, ditarik kesimpulan Terima Ho, karena Sig > atau 0,638 > 0,05. Yang artinya semua perlakuan pemberian ransum dengan kosentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang sama terhadap peningkatan bobot ayam ras pedaging. Pada uji lanjut Duncan pada factor bagian ayam yaitu didapat memberikan pengaruh yang sangat besar pada bobot ayam pendaging.

IV.2. Saran Perlu adanya kecermatan dalam pengolahan data agar output yang dihasilkan bisa akurat. Diperlukan uji lanjut mengenai formula tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) agar memberikan pengaruh yang nyata atau lebih baik sangat nyata terhadap bobot potongan karkas & lemak abdomen pada ayam ras pedaging.

DAFTAR PUSTAKA

Boediono dan Koester,Wayan,. (2001).Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung:PT. Rosdakarya

Dajan, Anto,(1986). Pengantar Metode Statistik Jilid I. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Resnawati, Heti. (2003). Pengaruh Pengolahan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Dan Cacing Terhadap Retensi Nitrogen Dan Energi Metabolis Murni Pada Ayam Jantan. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Resnawati, Heti. (2004). Bobot Potongan Karkas Dan Lemak Abdomen Ayam Ras Pedaging Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004. Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor

Walpole, Ronald E, (1995). Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.