24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut “sel”. Jelasnya sel merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional makhluk hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler. Jaringan tersusun oleh sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama dan mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Perubahan sel menjadi jaringan terjadi melalui proses spesialisasi. Meskipun sangat kompleks tubuh mamalia hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu 1 | HISTOLOGI

Isi Makalah

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut “sel”. Jelasnya sel

merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan dengan

kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi,  tumbuh dan berkembangbiak,

bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya.

Sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional makhluk hidup.

Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Makhluk hidup

yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler =

monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup

multiseluler.

Jaringan tersusun oleh sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama dan

mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Perubahan sel menjadi jaringan terjadi

melalui proses spesialisasi. Meskipun sangat kompleks tubuh mamalia hanya tersusun

oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan: epitel, penyambung/pengikat, otot dan saraf.

Dalam tubuh jaringan ini tidak terdapat dalam satuan-satuan yang tersendiri tetapi

saling bersambungan satu dengan yang lain dalam perbandingan yang berbeda-beda

menyusun suatu organ dan sistem tubuh.

1 | H I S T O L O G I

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari membran?

2. Apa saja klasifikasi jaringan epitel?

3. Bagaimana adhesi antar sel epitel?

4. Apa pengertian endotel dan mesotel?

5. Bagaimana bentuk khusus permukaan sel epitel?

6. Apa pengertian epitel kelenjar?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan membran

2. Menjelaskan klasifikasi jaringan epitel

3. Menjelaskan adhesi antar sel epitel

4. Menjelaskan endotel dan mesotel

5. Menjelaskan bentuk khusus permukaan sel epitel

6. Menjelaskan epitel kelenjar

1.4 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

khususnya untuk memahami mengenai fungsi dan struktur jaringan dasar.

2 | H I S T O L O G I

BAB II

ISI

2.1 Membran

Kebanyakan sel epitel tampak poligonal, walaupun bentuknya dapat sangat

tidak teratur. Dua faktor yang menjadi dasar pembagian epitel, yaitu bentuk sel dan

susunannya dalam lapisan. Mengenai bentuk, pada dasarnya sel epitel adalah gepeng,

kuboid atau silindris, dengan bentuk peralihan. Sel gepeng itu sangat pipih, tingginya

kurang dari lebarnya. Dari samping terlihat melebar di tempat inti. Sel kuboid

bentuknya seperti kubus, tinggi dan lebarnya kurang lebih sama, dan sel silindris

tingginya melebihi lebarnya. Semua inti berderet sejajar dengan sumbu utama sel

dengan bentuk yang sesuai dengan selnya. Jadi inti itu bulat dan biasanya di tengah

pada sel kuboid, pipih pada sel gepeng dan lonjong pada sel silindris. (Leeson,

C.Roland, dkk. 1996)

Sel-sel disusun membentuk membran dalam satu atau lebih lapisan. Epitel

selapis tersusun oleh sel-sel dalam satu lapisan; semua sel terletak di atas membran

basal dan mencapai permukaan. Epitel berlapis disusun oleh dua atau lebih lapisan

sel, dan hanya sel-sel terdalam atau lapisan basal yang terletak di atas membran

basal. Epitel bertingkat disusun oleh sel-sel yang semuanya berhubungan dengan

membran basal tetapi tidak semua sel mencapai permukaan. Pada dasarnya epitel ini

dibentuk oleh oleh sel dengan berbagai bentuk dalam satu lapisan, biasanya dengan

inti-inti yang terletak pada berbagai tingkat, sehingga memberikan gambaran palsu

adanya beberapa lapisan. (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

Jaringan epitel membentuk lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan

melapisi rongga-rongganya. Jaringan epitel mempunya fungsi-fungsi berikut ini

(Harjana, Tri. 2011):

3 | H I S T O L O G I

1. Menutupi dan malapisi permukaan, misalnya pada epitel kulit

2. Absorbsi, misalnya di usus

3. Sekresi, misalnya epitel kelenjar

4. Sensoris, misalnya neuroepitel

5. Kontraktil, misalnya mioepitel

6. Proteksi, misalnya epitel di ureter atau kulit

Gambar 2.1.1 Membran (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

2.2 Klasifikasi Jaringan Epitel

Penggolongan epitel tergantung pada bentuk dan susunan sel itu dan hal

bentuk dan susunan sel itu dan hal bentul sel yang dipakai hanya sel lapisan

permukaan pada epitel berlapis. Jadi misalnya terdapat epitel selapis dan berlapis

gepeng, yang pertama disusun oleh selapis sel-sel gepeng dan yang kedua disusun

oleh sejumlah lapisan sel hanya lapisan permukaan terdiri atas sel-sel gepeng.

Penggolongan lebih lanjut menggunakan istilah deskriptif, misalnya epitel bertingkat

silindris dengan silia atau tanpa silia. Tidaklah tepat menggolongkan epitel

berdasarkan embriologinya, karena ketiga lapisan germinal dapat membentuk epitel.

Epitel kulit dan yang melapisi mulut dan daerah anus berasal dari ekstoderm; yang

4 | H I S T O L O G I

melapisi saluran napas dan saluran cerna berasal dari endoderm, dan lainnya seperti

saluran kemih berasal dari mesoderm. (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

Karena membran epitel terdiri atas sel-sel maka untuk memudahkan

pembahasan, permukaan yang berhadapan dengan lumen disebut permukaan atau

kutub apical, permukaan yang terletak di antara sel-sel disebut permukaan lateral,

dan yang berhadapan dengan basal disebut permukaan basal. (Leeson, C.Roland,

dkk. 1996)

Adapun macam-macam jaringan epitel sebagai berikut (Leeson, C.Roland,

dkk. 1996):

A. Epitel Selapis

1. Epitel Selapis Gepeng

Epitel selapis gepeng terdiri atas sel-sel yang sangat gepeng dan tipis yang

tepinya tidak teratur , saling berhimpitan membentuk suatu lembaran yang

sempurna. Dilihat dari permukaannya, epitel ini tampak sebagai lantai ubin,

tetapi dengan batas-batas tidak teratur. Pada potongan melintang, sitoplasma

sel-sel tersebut terlihat tipis, yang melebar di tempat inti. Berdasarkan

susunannya, yang termasuk epitel golongan ini adalah endotel yang melapisi

pembuluh darah dan pembuluh limf dan mesotel yang melapisi rongga serosa

(pleura, pericardium, dan peritoneum), yang berasal dari mesoderm. Contoh

lapisan epitel lain terdapat pada lapisan parietal kapsula Bowman, dan ansa

Henle pada ginjal, pada alveoli paru dan pada telinga tengah dan telinga

dalam.

5 | H I S T O L O G I

Gambar 2.2.1 Epitel selapis gepeng (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

2. Epitel Selapis Kuboid

Epitel ini disebut demikian karena pada potongan tegak lurus terhadap

permukaan, setiap sel tampak seperti kotak atau kubus. Dilihat dari

permukaannya, sel-selnya ternyata berbentuk poligonal. Epitel jenis ini

terdapat pada banyak kelenjar, baik pada bagian sekretori maupun pada

saluran keluarnya dan sebagai contoh, epitel ini terddapat melapisi ovarium.

Gambar 2.2.2 Epitel selapis kuboid (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

3. Epitel Selapis Silindris

Epitel selapis silindris tanpa silia, bila dilihat dari permukaanya, tampak

sama dengan epitel selapis kuboid, tetapi pada potongan tegak lurus tampak

terdiri atas sel-sel tinggi, inti berderet pada ketinggian yang sama dan terletak

lebih dekat ke permukaan basal daripada ke permukaan apical (luminal).

6 | H I S T O L O G I

Epitel ini biasanya berhubungan dengan sekresi atau absorpsi, jadi terdapat

melapisi sebagian besar saluran cerna dan saluran keluar banyak kelenjar.

Pada tempat-tempat itu mungkin terdapat lebih dari satu macam sel;

misalnya tersebar di antara sel-sel silindris sering terdapat sel penghasil

lendir yang berbentuk mirip piala dan disebut sel goblet. Tiap sel goblet

dianggap sebagai kelenjar uniseluler.

Gambar 2.2.3 Epitel selapis silindris (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

B. Epitel Bertingkat

Epitel bertingkat silindris disusun oleh lebih dari satu macam sel, dengan inti

yang terletak pada ketinggian berbeda pada potongan tegak lurus, sehingga memberi

kesan bahwa membran itu terdiri atas lebih dari satu lapis sel-sel. Sebagian

puncaknya tidak mencapai lumen, walaupun semua sel terletak di atas membran

basal. Epitel jenis ini terdapat melapisi saluran keluar besar berbagai kelenjar dan

sebagian uretra laki-laki. Epitel jenis ini ada yang bersilia dan biasanya mempunyai

sel goblet, dan terdapat melapisi saluran napas yang besar dan beberapa saluran

keluar sistem reproduksi pria.

7 | H I S T O L O G I

Gambar 2.2.4 Epitel Bertingkat (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

C. Epitel Berlapis

Semua epitel berlapis lebih kuat menahan trauma jika dibandingkan dengan

jenis selapis, dan karenanya terdapat pada tempat-tempat yang banyak kena gesekan

dan goresan, tetapi karena tebalnya, membran ini tidak peruntukkan bagi absorpsi

yang baik.

1. Epitel Berlapis Gepeng

Epitel berlapis gepeng merupakan membran yang tebal, dan hanya sel-sel

yang superfisial saja yang gepeng. Sel-sel lapisan yang lebih dalam

mempunyai bentuk kuboid sampai silindris, dan seringkali lapisan basal, yaitu

yang berbatasan dengan membran basal, terlihat tidak rata.

Gambar 2.2.4 Epitel berlapis gepeng (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

8 | H I S T O L O G I

2. Epitel Berlapis Kuboid

Epitel berlapis kuboid hanya terdapat pada saluran keluar kelenjar keringat

pada orang dewasa dan terdiri atas dua sel lapisan sel kuboid. Karena epitel

jenis ini melapisi sebuah tabung, jelas bahwa sel-sel lapisan permukaan lebih

kecil daripada yang terdapat pada lapisan basal, seperti yang terlihat pada

potongan melintang.

Gambar 2.2.5 Epitel berlapis kuboid (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

3. Epitel Berlapis Silindris

Epitel berlapis silindris yang juga relatif jarang. Biasanya lapisan atas atau

lapisan-lapisan basal terdiri atas sel-sel polihedral yang tak teratur, relatif

pendek, dan hanya sel-sel lapisan permukaan yang berbentuk silindris tinggi.

Epitel jenis ini melapisi sebagian uretra dan juga terdapat pada saluran keluar

kelenjar yang lebih besar pada konyungtiva. (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

9 | H I S T O L O G I

Gambar 2.2.6 Epitel berlapis

4. Epitel Transisional

Epitel transisional disebut demikian karena dahulu dianggap merupakan

peralihan antara epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan epitel berlapis

silindris,. Ia melapisi sistem urinaria mulai dari pervis renis sampai uretra, yaitu

tempat-tempat yang mengalami tekanan dari dalam dan berkapasitas yang sangat

bervariasi. Oleh sebab itu lapisannya tergantung pada derajat peregangan. Lapisan

basal terdiri atas sel-sel kuboid atau bahkan silindris, lapisan tengah kuboid dan

polihedral, dan lapisan-lapisan superfisial bervariasi dari kuboid sampai gepeng,

tergantung derajat peregangan.

Gambar 2.2.7 Epitel transisional (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

10 | H I S T O L O G I

2.3 Endotel dan Mesotel

Endotel melapisi semua pembuluh darah dan pembuluh limf, dan mesotel

melapisi rongga serosa tubuh (pericardium, pleura dan peritoneum). Secara struktur

keduanya merupakan epitel selapis gepeng, tetapi asal dan kemampuannya berbeda,

karena mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki epitel selapis gepeng biasa.

Misalnya sel-sel endotel dan mesotel bersifat fagositik aktif, dapat membentuk

fibroblast melalui pembelahan sel. Sel mesotel berfungsi untuk menjaga fleksibilitas

pergerakan organ jantung dan memberi pelumasan. (Harjana, Tri. 2011)

Gambar 2.3.1 Sel Endotel (wikipedia.org/wiki/Endotel)

2.4 Adhesi Antar Sel Epitel

Membran plasma pada manusia tidak hanya berfungsi sebagai batas luar

semua sel, tetapi juga berperan dalam adhesi antar sel yang memungkinkan

kelompok-kelompok sel menyatu, membentuk jaringan dan selanjutnya menjadi

organ. Sel-sel dapat tersusun dengan beberapa cara diantaranya (Harjana, Tri. 2011):

1. Matriks Ekstrasel berfungsi sebagai ‘Perekat’ Biologis

Sel-sel di dalam suatu jaringan yang sebagian besar tidak berkontak secara

langsung dengan sel-sel tetangganya disatukan oleh matriks ekstrasel, yaitu

suatu jalinan substansi berair mirip gel yang tersusun dari karbohidrat

kompleks. Gel cair tersebut merupakan medium untuk difusi berbagai zat gizi,

zat sisa, dan zat-zat lain yang larut dalam air, antara darah dan sel

11 | H I S T O L O G I

jaringan.Terdapat 3 jenis serat protein utama di dalam gel ini: kolagen,

elastin,dan fibronektin.

a. Kolagen Kolagen membentuk serat-serat seperti kabel atau lembaran

Yang menghasilkan kekuatan tensil (resistensi terhadap stress

longitudinal).

b. Elastin Merupakan serat protein, paling banyak terdapat di jaringan, harus

mampu teregang kembali ke bentuk semula setelah peregangan dihentikan

c. Fibronektin Fibronektin menunjang adhesi sel dan menahan sel pada

posisinya.

2. Gap Junction

Terdapat sebuah celah antara dua sel yang berdekatan yang dihubungkan oleh

saluran penghubung kecil yang dikenal sebagai konekson. Konekson dibentuk

oleh gabungan protein-protein yang meluas ke luar dari kedua

membraneplasma yang berdekatan. Garis tengah saluran yang kecil

memungkinkan pertikel-partikel larut air,misalnya ion, melewati antarsel,

tetapi menghambat lewatnya molekul besar,misalnya protein. Gap junction

dijumpai di otot jantung dan otot polos. Gerakan ion-ion antara sel-sel melalui

gap junction berperan penting dalam menyalurkan aktivitas listrik ke seluruh

massa otot.

2.5 Bentuk Khusus Permukaan Sel Epitel

A. Mikrovili

Pada permukaan sel epitel yang mempunyai fungsi khusus misalnya fungsi

absorbs pada usus, menunjukkan membran permukaan mempunyai banyak

tonjolan-tonjolan serupa jari yang disebut mikrovili. Mikrovili memainkan

peran penting terutama dalam usus halus manusia. Mikrovili yang melekat

pada kelompok sel yang dikenal sebagai vili. Mikrovili memainkan peran

penting dalam fungsi penyerapan dan sekresi sel.

12 | H I S T O L O G I

Gambar 2.5.1 mikrovili (fungsi.web.id)

B. Silia dan Flagel

Silia adalah struktur panjang dan dapat bergerak, yang banyak terdapat pada

permukaan sel epitel, jauh lebih panjang dari mikrovili. Tersusun dari

sepasang mikrotubulus sentral, dan pada bagian perifer di bawah membrane

tersebut tersusun dalam bentuk lingkaran 9 pasang mikrotubulus yang

semuanya berjalan dalam arah sumbu panjang silia. Silia disisipkan pada

benda-benda basal yang merupakan stuktur padat yang ada di daerah apex

tepat di bawah membrane sel. Gerakan silia dikoordinasikan untuk

mengalirkan cairan atau partikel ke satu arah di atas epitel yang bersilia

tersebut, gerakan silia memerlukan ATP sebagai sumber energi. Flagel dapat

ditemukan di spermatozoa mempunyai ukuran yang jauh lebih dari silia.

Gambar 2.5.2 Epitel Bersilia (Leeson, C.Roland, dkk. 1996)

13 | H I S T O L O G I

2.6 Epitel Kelenjar

Kalenjar-kelenjar pada umumnya tersusun oleh sel-sel epitel baik pada sel-sel

penyusun unit sekresinya maupun sel-sel penyusun saluran kelenjar, kalenjar-kalenjar

tubuh dapat digolongkan sebagi berikut (Harjana, Tri. 2011):

A. Menurut jumlah sel :

1. kalenjar uniseluler,kalenjar yang hanya tersusun dari satu sel saja misalnya

sel goblet.

2. kalenjar multiseluler, kalenjar yang tersusun oleh banyak sel misalnya

kalenjar minyak,kalenjar keringat selain sel goblet semua kalenjar biasanya

multiseluler.

B. Menurut ada atau tidak adanya saluran :

1. kalenjar eksokrin,sekret dialirkan dari unit sekresi ke daerah yang menjadi

tujuannya melalui suatu saluran misalnya kalenjar salivarius dan lain-lain.

2. kalenjar endokrin biasanya unit sekresi kalenjar ini dilingkupi oleh

kapiler-kapiler darah,sekret dari unit sekresinya tidak melalui saluran

tetapi akan masuk ke kapiler darah dan menuju sel yang menjadi

sasarannya misalnya sel-sel pulau langerhan di pangkreas.

C. Menurut jenis sekresinya :

1. sekresi protein, misalnya pangkreas.

2. sekresi protein dan karbohidrat misalnya kalenjar salivarius.

3. sekresi protein,karbohidrat dan lemak misalnya kalenjar mamalia.

D. Menurut cara pengeluaran sekresi

1. sekresi tanpa menghilangkan komponen sel tersebut contoh pangkreas.

2. kalenjar holokrin, sekresi dikeluarkan bersama dengan saluran isi sel dan

diikuti perusakan sel contoh kalenjar minyak.

14 | H I S T O L O G I

3. kalenjar apokrin, bahan sekresi dikeluarkan bersama bagian apex

sitoplasma contoh pada kalenjar keringat.

E. Berdasarkan bentuk saluran kalenjar

1. kalenjar tubulosa simplek, contoh pada criptus coli.

2. kalenjar tubulosa simplek melingkar, contoh pada kalenjar keringat.

3. kalenjar tubulosa simplek bercabang, contoh pada kalenjar pilorica

gastrica.

4. kalenjar alveolaris simplek, contoh pada kalenjar sebacea kulit.

5. kalenjar tubulosa majemuk.

6. kalenjar tubulosa alveolaris/ aciner

15 | H I S T O L O G I

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun dari pembahasan pada makalah jaringan epitel maka beberapa hal

yang dapat kami simpulkan adalah sebagai berikut:

1. Membran adalah gabungan dari beberapa sel baik satu lapisan maupun lebih.

2. Klasifikasi jaringan epitel adalah penggolongan epitel yang tergantung pada

bentuk dan susunan selnya.

3. Adhesi antar sel adalah sesuatu yang memungkinkan kelompok-kelompok sel

menyatu, membentuk jaringan dan selanjutnya menjadi organ

4. Endotel adalah yang melapisi semua pembuluh darah sedangkan mesotel

adalah yang melapisi rongga serosa tubuh seperti pericardium, pleura dan

peritoneum.

5. Bentuk khusus permukaan sel epitel mempunyai fungsi khusus misalnya

fungsi absorbs pada usus halus dan permukaan membran mempunyai banyak

tonjolan serupa jari yang disebut mikrovili.

6. Epitel kelenjar adalah jaringan yang berfungsi sebagai pembentukan kelenjar

yang tersusun atas sel-sel epitel baik pada sel-sel penyusun unit sekresinya

maupun sel-sel penyusun saluran kalenjarnya.

3.2 Saran

Untuk menambah pemahaman mengenai jaringan epitel penulis menyarankan

kepada pembaca untuk dapat membedakan macam-macam jaringan epitel

berdasarkan bentuk, susunan ataupun asalnya sebaiknya dengan mencari pengetahuan

melalui sumber buku atau literatur yang lain karena pembahasan jaringan epitel ini

cukup luas.

16 | H I S T O L O G I

DAFTAR PUSTAKA

Leeson C. Roland., S.Leeson Thomas. & A.Paparo Anthony. 1995. Buku Ajar

Histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Harjana, Tri. 2011. Buku Ajar Histologi; Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Anonim. 2015 Fungsi Mikrovili. http://fungsi.web.id/2015/03/fungsi

mikrovili.html. Diakses pada tanggal 24/02/2016

17 | H I S T O L O G I