52
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera pada satu bagian system musculoskeletal biasanya menyebabkan cedera atau disfungsi struktur disekitarnya dan struktur yang dilindungi atau disangganya. Bila tulang patah, otot tak bisa berfungsi, bila saraf tak dapat menghantarkan implus ke otot seperti pada paralisis, tulang tak dapat bergerak, bila permukaan sendi tak dapat berartikulasi dengan normal, baik tulang maupun otot tak dapat berfungsi dengan baik. Jadi, meskipun fraktur secara primer hanya mengenai tulang, namun juga mengakibatkan cedera pada otot, pembuluh darah dan saraf di sekitar daerah fraktur. Penanganan cedera system musculoskeletal meliputi pemberian dukungan pada bagian yang cedera samapai penyembuhan selesai. Dukungan dapat di peroleh secara eksternal dengan pemberian balutan, plester, bidai, atau gips. Selain itu, dukungan dapat langsung dipasang ke tulang dalam bentuk pin atau plat. Kadang, traksi harus diberikan untuk mengoreksi deformitas atau pemendekkan. Setelah efek cedera segera dan nyeri telah hilang, usaha penanganan di fokuskan pada pencegahan fibrosis dan kekauan pada struktur tulang dan sendi 1

Isi Jadi Makalah Musco[1]

  • Upload
    yanni

  • View
    53

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

muskulo

Citation preview

Page 1: Isi Jadi Makalah Musco[1]

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cedera pada satu bagian system musculoskeletal biasanya menyebabkan

cedera atau disfungsi struktur disekitarnya dan struktur yang dilindungi atau

disangganya. Bila tulang patah, otot tak bisa berfungsi, bila saraf tak dapat

menghantarkan implus ke otot seperti pada paralisis, tulang tak dapat

bergerak, bila permukaan sendi tak dapat berartikulasi dengan normal, baik

tulang maupun otot tak dapat berfungsi dengan baik. Jadi, meskipun fraktur

secara primer hanya mengenai tulang, namun juga mengakibatkan cedera

pada otot, pembuluh darah dan saraf di sekitar daerah fraktur.

Penanganan cedera system musculoskeletal meliputi pemberian

dukungan pada bagian yang cedera samapai penyembuhan selesai. Dukungan

dapat di peroleh secara eksternal dengan pemberian balutan, plester, bidai,

atau gips. Selain itu, dukungan dapat langsung dipasang ke tulang dalam

bentuk pin atau plat. Kadang, traksi harus diberikan untuk mengoreksi

deformitas atau pemendekkan.

Setelah efek cedera segera dan nyeri telah hilang, usaha penanganan di

fokuskan pada pencegahan fibrosis dan kekauan pada struktur tulang dan

sendi yang cedera. Latihan yang baik dapat melindungi terhadap terjadinya

kecacatan tersebut. Pada beberapa keadaan, dukungan yang diberikan

memungkinkan aktivitas awal. Proses penyembuhan dan pengembalian fungsi

dapat dipercepat dengan berbagai bentuk terapi fisik.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :

1. Bagaimana anatomi fisiologi dari system musculoskeletal ?

2. Apa definisi dari cedera musculoskeletal ?

3. Apa saja macam-macam cedera musculoskeletal ?

4. Apa definisi kontusio, sprain, strain dan dislokasi sendi ?

1

Page 2: Isi Jadi Makalah Musco[1]

5. Apa etiologi kontusio, sprain, strain dan dislokasi sendi ?

6. Apa tanda dan gejala kontusio, sprain, strain dan dislokasi sendi ?

7. Bagaimana patofisiologi kontusio, sprain, strain dan dislokasi sendi ?

8. Bagaimana penatalaksanaan medis dari kontusio, sprain, strain dan

dislokasi sendi ?

9. Bagaimana Web of Caution (WOC) dari cedera muskuloskelatal ?

10. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari cedera musculoskeletal ?

11. Bagaimana asuhan keperawatan cedera musculoskeletal ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari system musculoskeletal.

2. Untuk mengetahui definisi dari cedera musculoskeletal.

3. Untuk mengetahui macam-macam cedera musculoskeletal.

4. Untuk mengetahui definisi kontusio, sprain, strain dan dislokasi sendi.

5. Untuk mengetahui etiologi kontusio, sprain, strain dan dislokasi sendi.

6. Untuk mengetahui tanda dan gejala kontusio, sprain, strain dan

dislokasi sendi.

7. Untuk mengetahui patofisiologi kontusio, sprain, strain dan dislokasi

sendi.

8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari kontusio, sprain, strain

dan dislokasi sendi ?

9. Untuk mengetahui Web of Caution (WOC) dari cedera

muskuloskelatal.

10. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari cedera

musculoskeletal.

11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan cedera musculoskeletal.

2

Page 3: Isi Jadi Makalah Musco[1]

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal

Muskuloskeletal terdiri dari kata : ( Muskulo : otot, Skeletal : tulang ).

Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh (ilmu = Myologi).

Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh (ilmu = Osteologi ).

1. Sistem Muskuloskeletal

a. Otot (muscle)

b. Tulang (skeletal)

c. Sendi

d. Tendon : jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang .

e. Ligamen : jaringan ikat yang mempertemukan kedua ujung tulang

f. Bursae : kantong kecil dari jaringan ikat, antara tulang dan kulit,

antara tulang dan tendon atau diantara otot .

g. Fascia : jaringan penyambung longgar di bawah kulit atau

pembungkus otot, saraf dan pembuluh darah.

2. Sistem Skeletal

Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang, yang terbagi dalam 2

bagian besar :

Axial dan appendicular

a. Axial skeletal: Tulang kepala, tengkorak otak 8 buah, tengkorak

wajah 14 buah ,tulang telinga 6 buah , tulang Hyoid (Tulang lidah di

pangkal leher) 1 buah , tulang belakang dan pinggul 26 buah,

kerangka dada 25 buah.

b. Appendicular skeletal/ rangka pendukung gerak:

a) Ekstremitas atas, tulang yang membentuk anggota gerak atas =

64 buah .

b) Ekstremitas bawah, tulang yang membentuk anggota gerak

bawah = 62 buah.

3

Page 4: Isi Jadi Makalah Musco[1]

3. Fisiologi Sistem Muskuloskeletal

Fungsi tulang secara umum:

1. Formasi kerangka (penentu bentuk dan ukuran tubuh).

2. Formasi sendi (penggerak).

3. Perlengketan otot .

4. Pengungkit.

5. Menyokong berat badan .

6. Proteksi (membentuk rongga melindungi organ yang halus dan

lunak, seperti otak, jantung dan paru) .

7. Haemopoesis (pembentukan sel darah (red marrow) .

8. Fungsi Imunologi: RES sumsum tulang membentuk limfosit B dan

makrofag.

9. Penyimpanan Mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)

Fungsi tulang secara khusus:

1. Sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada pada suara.

2. Email gigi: memotong, menggigit dan menggilas makanan.

3. Tulang kecil telinga: mengkonduksi gelombang suara.

4. Panggul wanita: memudahkan proses partus.

Fungsi otot adalah Sebagai alat gerak aktif, menyimpan cadangan

makanan, memberi bentuk luar tubuh.

B. Definisi Cedera Muskuloskeletal

Cedera musculoskeletal adalah suatu cedera yang dapat mencederai fisik

maupun psikis. Cedera jaringan lunak musculoskeletal dapat berupa vulnus

(luka), perdarahan, memar (kontusio), regangan atau robekan parsial

(sparain), putus atau robekan (avulsi atau rupture), gangguan pembuluh darah

dan gangguan saraf.

Cedera pada tulang menimbulkan patah tulang (fraktur) dan dislokasi.

Fraktur juga dapat terjadi di ujung tulang dan sendi (intra-artikuler)yang

sekaligue menimbulkan dislokasi sendi. Fraktur ini juga disebut fraktur

dislokasi.

4

Page 5: Isi Jadi Makalah Musco[1]

Macam-macam cedera musculoskeletal yaitu :

a. Kontusio

b. Sprain

c. Strain

d. Dislokasi

e. Fraktur

1. Kontusio

a. Definisi

Kontusio merupakan suatu istilah yang digunakan untuk cedera

pada jaringan lunak yang diakibatkan oleh kekerasan atau trauma

tumpul yang langsung mengenai jaringan, seperti pukulan,

tendangan, atau jatuh (Arif Muttaqin,2008: 69). Kontusio adalah

cedera jaringan lunak, akibat kekerasan tumpul misalnya : pukulan,

tendangan atau jatuh (Brunner & Suddart,2001: 2355).

b. Etiologi

Etiologi dari kontusio adalah benturan benda keras, pukulan,

tendangan atau jatuh.

c. Tanda dan Gejala

a) Perdarahan pada daerah injury (ecchymosis) karena rupture

pembuluh darah kecil, juga berhubungan dengan fraktur.

b) Nyeri, bengkak dan perubahan warna.

c) Hiperkalemia mungkin terjadi pada kerusakan jaringan yang

luas dan kehilangan darah yang banyak (Brunner &

Suddart,2001: 2355).

5

Page 6: Isi Jadi Makalah Musco[1]

d. Patofisiologi

Kontusio terjadi akibat perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa

ada kerusakan kulit. Kontusio dapat juga terjadi di mana pembuluh

darah lebih rentan rusak dibanding orang lain. Saat pembuluh darah

pecah maka darah akan keluar dari pembuluhnya ke jaringan,

kemudian menggumpal, menjadi Kontusio atau biru. Kontusio

memang dapat terjadi jika sedang stres, atau terlalu lelah. Faktor usia

juga bisa membuat darah mudah menggumpal. Semakin tua, fungsi

pembuluh darah ikut menurun (Hartono Satmoko, 1993: 192).

Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami

fagositosis dan di daur ulang oleh makrofaga.

Warna biru atau ungu yang terdapat pada kontusio merupakan

hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut

bilirubin akan dikonversi menjadi hemosiderin yang berwarna

kecoklatan. Tubuh harus mempertahankan agar darah tetap

berbentuk cairan dan tetap mengalir dalam sirkulasi darah. Hal

tersebut dipengaruhi oleh kondisi pembuluh darah, jumlah dan

kondisi sel darah trombosit, serta mekanisme pembekuan darah yang

harus baik. Pada purpura simplex, penggumpalan darah atau

pendarahan akan terjadi bila fungsi salah satu atau lebih dari ketiga

hal tersebut terganggu (Hartono Satmoko, 1993: 192).

e. Penatalaksanaan Medis

a. Mengurangi/menghilangkan rasa tidak nyaman :

a) Tinggikan daerah injury.

b) Berikan kompres dingin selama 24 jam pertama (20-30

menit setiap pemberian) untuk  vasokonstriksi, menurunkan

edema, dan menurunkan rasa tidak nyaman.

c) Berikan kompres hangat disekitar area injury setelah 24 jam

pertama (20-30 menit) 4 kali sehari untuk melancarkan

sirkulasi dan absorpsi.

d) Lakukan pembalutan untuk mengontrol perdarahan dan

bengkak.

6

Page 7: Isi Jadi Makalah Musco[1]

e) Kaji status neurovaskuler pada daerah extremitas setiap 4

jam bila ada indikasi (Brunner & Suddart,2001: 2355).

Menurut Wahid 2013, penatalaksanaan pada cedera

kontusio adalah sebagai berikut:

a. Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan

pendarahan kapiler.

b. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan

mempercepat pemulihan jaringan-jaringan lunak yang

rusak.

c. Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan.

2. Sprain

a. Definisi

Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi akibat

gerakan menjepit atau memutar. Sprain adalah bentuk cidera berupa

penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan yang

menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang

memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament

atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi.

Fungsi ligamen adalah menjaga stabilitas, namun masih mampu

melakukan mobilitas. Ligamen yang sobek akan kehilangan

kemampuan stabilitasnya. Pembuluh darah akan terputus dan

terjadilah edema, yaitu sendi terasa nyeri tekan dan gerakan sendi

terasa sangat nyeri (Brunner & Suddart,2001: 2355).

7

Page 8: Isi Jadi Makalah Musco[1]

b. Etiologi

a) Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi

yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan kaki.

b) Sprain dapat terjadi di saat persendian anda terpaksa bergeser

dari posisi normalnya karena anda terjatuh, terpukul atau

terkilir.

c. Tanda dan gejala

a) Sama dengan strain (kram) tetapi lebih parah.

b) Edema, perdarahan dan perubahan warna yang lebih nyata.

c) Ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon.

d) Tidak dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan.

d. Patofisiologi

Kekoyakan ( avulsion ) seluruh atau sebagian dari dan

disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya,

pemelintiran atau mendorong atau mendesak pada saat berolah raga

atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan

tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga

(sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut. Sendi-

sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan daya tekanan atau

tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan (Brunner &

Suddart,2001: 2357).

8

Page 9: Isi Jadi Makalah Musco[1]

e. Penatalaksanaan Medis

a. Pembedahan

Mungkin diperlukan agar sendi dapat berfungsi sepenuhnya;

pengurangan-pengurangan perbaikan terbuka terhadap jaringan

yang terkoyak.

b. Kemotherapi

Dengan analgetik Aspirin (100-300 mg setiap 4 jam) untuk

meredakan nyeri dan peradangan. Kadang diperlukan Narkotik

(codeine 30-60 mg peroral setiap 4 jam) untuk nyeri hebat.

c. Elektromekanis.

a) Penerapan dingin dengan kantong es 24 0C.

b) Pembalutan / wrapping eksternal. Dengan pembalutan, cast

atau pengendongan (sung).

c) Posisi ditinggikan jika yang sakit adalah bagian ekstremitas.

d) Latihan ROM. Tidak dilakukan latihan pada saat terjadi

nyeri hebat dan perdarahan. Latihan pelan-pelan dimulai

setelah 7-10 hari tergantung jaringan yang sakit.

e) Penyangga beban. Menghentikan penyangga beban dengan

penggunaan kruk selama 7 hari atau lebih tergantung

jaringan yang sakit.

3. Strain

a. Definisi

Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendon

karena penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan.

Strain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada

struktur muskulo tendinous. (Wahid, 2013). Strain merupakan

9

Page 10: Isi Jadi Makalah Musco[1]

tarikan otot akibat penggunaan dan peregangan yang berlebihan atau

stres lokal yang berlebihan (Arif Muttaqin, 2008: 69).

Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan

pada struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon). Strain akut pada

struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara otot

dan tendon. Strain adalah “tarikan otot” akibat penggunaan

berlabihan, peregangan berlebihan atau stres yang berlebihan. Strain

adalah robekan mikroskopis tidak komplet dengan perdarahan

kedalam jaringan (Brunner & Suddart, 2001: 2355 ).

b. Etiologi

a) Strains terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara

mendadak seperti pada pelari atau pelompat.

b) Adanya pergerakan yang terlalu cepat atau tidak disengaja serta

meliputi pukulan, tendangan, trauma, gerakan menjepit dan

gerakan memutar.

10

Page 11: Isi Jadi Makalah Musco[1]

c) Pada strains akut terjadi ketika otot terjulur dan berkontraksi

secara mendadak.

d) Strains kronik terjadi secara berkala oleh karena penggunaan

berlebihan atau tekana berulang-ulang menyebabkan terjadinya

tendonitis (perdangan pada tendon). (Wahid, 2013).

c. Tanda dan Gejala

a) Biasanya perdarahan dalam otot, bengkak, nyeri ketika kontraksi

b) Nyeri mendadak.

c) Edema.

d) Spasme otot.

e) Haematoma. (Wahid, 2013)

d. Patofisiologi

Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma

langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini

terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang

berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap, terjadi pada

bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring (otot paha

bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa

menghindarkan daerah sekitar cedera kontusio dan membengkak

(Chairudin Rasjad,1998).

e. Penatalaksanaan Medis

a) Istirahat. Akan mencegah cidera tambah dan mempercepat

penyembuhan.

b) Meninggikan bagian yang sakit,tujuannya peninggian akan

mengontrol pembengkakan.

c) Pemberian kompres dingin. Kompres dingin basah atau kering

diberikan secara intermioten 20-48 jam pertama yang akan

mengurangi perdarahan edema dan ketidaknyamanan.

d) Kelemahan biasanya berakhir sekitar 24 – 72 jam sedangkan

mati rasa biasanya menghilang dalam 1 jam. Perdarahan

biasanya berlangsung selama 30 menit atau lebih kecuali jika

11

Page 12: Isi Jadi Makalah Musco[1]

diterapkan tekanan atau dingin untuk menghentikannya. Otot,

ligament atau tendon yang kram akan memperoleh kembali

fungsinya secara penuh setelah diberikan perawatan konservatif.

4. Dislokasi

a. Definisi

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari

kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja

yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat

yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat

mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah

karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain:

sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari

mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang

membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000).

Dislokasi adalah terlpasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan

sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang

bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang

seharusnya. (Wahid, 2013).

12

Page 13: Isi Jadi Makalah Musco[1]

b. Etiologi

1) Cedera olahraga

Olahraga yang biasa menyebabkan dislokasi adalah sepak bola

dan hoki serta olahraga yang beresiko jatuh, misalnya :

terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan

pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada

tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola

dari pemain lain. 

2) Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya

menyebabkan dislokasi.

3) Terjatuh

a) Terjatuh dari tangga.

b) Faktor predisposisi (pengaturan posisi).

c) Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.

d) Trauma akibat kecelakaan.

e) Trauma akibat kecelakaan.

f) Terjadi infeksi di sekitar sendi (Wahid, 2013).

c. Tanda dan Gejala

Nyeri terasa hebat. Pasien menyokong lengan itu dengan

tangan sebelahnya dan segan menerima pemeriksaan apa saja .Garis

gambar lateral bahu dapat rata dan kalau pasien tak terlalu berotot

suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula.

a) Nyeri.

13

Page 14: Isi Jadi Makalah Musco[1]

b) Perubahan kontur sendi.

c) Perubahan panjang ekstremitas.

d) Kehilangan mobilitas normal.

e) Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi.

f) Deformitas.

g) Kekakuan. (Wahid, 2013).

d. Patofisiologi

Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan .Humerus

terdorong kedepan ,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid

teravulsi.Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur. Mesti

jarang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan

menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah, lengan ini

hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi dan bawah karakoid).

e. Penatalaksanaan Medis

a) Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan

menggunakan anastesi jika dislokasi berat.

b) Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan

dikembalikan ke rongga sendi.

c) Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau

traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.

d) Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan

mobilisasi halus 3-4 kali sehari yang berguna untuk

mengembalikan kisaran sendi.

e) Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa

penyembuhan. (Wahid, 2013).

14

Page 15: Isi Jadi Makalah Musco[1]

15

Page 16: Isi Jadi Makalah Musco[1]

Adanya pukulan, tendangan

Terputusnya banyak pembuluh darah

Pendarahan jaringan lunak

Ekimiosis, memar

Kontusi

MK : Nyeri

Berolahraga Peregangan berlebihan

Terjadi tarikan otot

Strain

Rasa nyeri

MK: Gangguan Rasa Nyaman

Tidak bisa bergerak bebas

MK: Kerusakan mobilitas fisik

Permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tak lagi anatomis

Subluksasi = dislokasi permukaan persendian

Pasien merasa cemas dengan keadaannya

MK : Ansietas

Cedera struktur ligamen disekitar sendi

Sprain

C. WOC Cedera Muskuloskeletal

16

Terputusnya kontinuitas tulang

Page 17: Isi Jadi Makalah Musco[1]

D. Pemeriksaan Diagnostik Cedera Muskuloskeletal

1. Anamnesis

Dilihat adanya hematoma dan memar atau pendarahan pada jaringan.

Ada trauma, mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi

dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi baru, ada rasa sendi keluar,

bila trauma minimal, hal ini dapat terjadi pada dislokasi rekuens atau

habitual.

a. Pemeriksaan klinis

a) Sinar – X. Menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan

perubahan hubungan tulang. Sinar-X multipel diperlukan untuk

pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X

korteks tulang dapat menunjukkan adanya pelebaran,

penyempitan dan tanda iregularitas. Sinar – X sendi dapat

menunjukkan adanya cairan, iregularitas, penyempitan, dan

perubahan struktur sendi.

b) CT Scan (Computed Tomografi Scan). Menunjukkan rincian

bidang tertentu dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak

atau cedera ligamen atau tendon. CT Scan digunakan untuk

mengindentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah

yang sulit dievaluasi, seperti asetabulum. Pemeriksaan

dilakukan bisa dengan atau tanpa kontras dan berlangsung

sekitar satu jam.

c) Deformitas

a. Hilangnya tonjolan tulang yang normal, misalnya deltoid

yang raata pada dislokasi bahu.

b. Pemendekan atau pemanjangan (misalnya dislokasi anterior

sendi panggul)

c. Kedududukan yang khas untuk dislokasi tertentu, misalnya

dislokasi posterior sendi panggul kedudukan panggul

endorotasi, flaksi dan edukasi.

17

Page 18: Isi Jadi Makalah Musco[1]

d) Nyeri.

e) Function laesa, misalnya bahu tidak dapat enderotasi pada

dislokasi anterior bahu.

E. Asuhan Keperawatan Cedera Muskuloskeletal

1. Pengkajian

Keluhan Utama

Ada tiga keluhan utama yang sering dikeluhkan penderita yang

mengalami gangguan muskuloskeletal yaitu :

a. Deskripsi Nyeri PQRST

a) Position : dapat menentukan posisi dan lokasi nyeri

b) Quality : adalah derajat kualitas nyeri seperti rasa menusuk,

panas, dan lain-lain

c) Radiation : penjalaran nyeri

d) Severity : tingkat beratnya nyeri (sering dihubungkan dengan

gangguan Activity Daily Living (ADL).

e) Timing : kapan timbulnya nyeri, apakah siang, malam, waktu

istirahat, dan lain-lain

Perubahan bentuk (Deformitas)

a. Bengkak : biasanya karena radang, tumor, pasca trauma, dan lain-

lain.

b. Bengkok misanya pada varus, bengkok keluar valgus, bengkok

kedalam seperti kaki X Genu varum, kaki seperti O, pendek, dapat

dibandingkan dengan kontralateral yang normal.

Gangguan Fungsi (Disfungsi)

a. Afungsi ( Tak bisa digerakkan sama sekali).

b. Kaku (stiffnesss).

c. Cacat (disability).

d. Gerakan tak stabil (instability)

18

Page 19: Isi Jadi Makalah Musco[1]

1. Riwayat Penyakit Dahulu

a. Riwayat trauma sebelumnya.

b. Riwayat infeksi tulang dan sendi seperti osteomielitis / arthritis.

c. Riwayat pembengkakan / tumor yang diderita.

d. Riwayat kelainan kongenital muskuloskeletal seperti CTEV.

e. Riwayat penyakit –penyakit diturunkan seperti skoliosis, dan

lain-lain

2. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital

a) Keadaan umum tampak sehat, sakit, sakit berat.

b) Tanda – tanda vital seperti tekanan darah, frekuensi nadi,

nafas, dan temperature.

b. Bentuk dan penampilan tubuh sewaktu datang

a) Bentuk tubuh

– Normal

– Athletic

– Cebol

– Bongkok

– Miring

c. Bentuk dan penampilan tubuh sewaktu datang

a) Bentuk tubuh

– Normal

– Athletic

– Cebol

– Bongkok

– Miring

b) Cara penderita datang

– Normal

– Pincang

– Digendong

19

Page 20: Isi Jadi Makalah Musco[1]

c) Cara berjalan penderita yang normal dan kelainan cara

berjalan

– Fase jalan normal :

1. Meletakkan tumit (Heel strike)

2. Fase menapak (Stance Phase)

3. Ujung jari bertumpu (Toe Off)

4. Mengayun langkah (Swing Phase)

3. Pemeriksaan tonus otot

a. Tonus otot diperiksa biasanya pada otot-otot ekstremitas dimana

posisi ekstremitas tersebut harus posisi relaksasi.

b. Pemeriksaan dengan cara perabaan dan dibandingkan dengan

otot pada sisi lateral tubuh penderita, atau otot lainnya. Dapat

juga dibandingkan dengan otot pemeriksa yang tonusnya

normal.

c. Yang paling sering adalah memeriksa tonus otot –otot femur

pada lesi medulla spinalis.

d. Tonus otot bisa:

- Eutonus tonus normal

- Hipertonus tonus meninggi

- Hipotonus tonus melemah

4. Pemeriksaan atrofi otot

Otot atrofi atau tidak dapat dinilai dengan cara:

a. Membandingkan dengan ukuran otot pada sisi lateralnya.

b. Mengukur lingkaran anggota yang atropi dan dibandingkan

dengan anggota sebelahnya

20

Page 21: Isi Jadi Makalah Musco[1]

Pemeriksaan Fisik Regional

a. Pemeriksaan Palpasi :

a) Suhu dibandingkan dengan anggota gerak kontralateral.

b) Nadia tau pulsasi terutama pada tumor.

c) Nadi distal (trauma pada fraktur).

d) Nyeri tekan dan nyeri sumbu terutama pada fraktur.

e) Krepitasi fraktur klavikula, OA sendi.

f) Fungsi saraf : sensorik, motorik, dan reflex.

b. Pemeriksaan Sendi

a) Bandingkan kiri dan kanan tentang bentuk, ukuran, tanda

radang, dan lain-lain.

b) Adanya nyeri tekan, nyeri gerak, nyeri sumbu, dan lain-

lain.

c) Nilai Range of Motion (ROM) secara aktif atau pasif.

d) Adanya bunyi “klik” krepitasi.

e) Adanya kontraktur sendi.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan cedera pada

jaringan lunak

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan jaringan

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiarnya dengan

sumber informasi

d. Ansietas yang berhubungan dengan status kesehatan

3. Intervensi Keperawatan

1) Diagnosa 1 :

a. Mengkaji identitas nyeri dan sering atur posisi yang nyaman

untuk mengurangi nyeri.

b. Anjurkan relaksasi atau distraksi untuk menurunkan nyeri

c. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi analgetik untuk

mengurangi atau menghilangkan nyeri

21

Page 22: Isi Jadi Makalah Musco[1]

2) Diagnosa 2 :

a. Kaji derajat imobilitas dan dorong partisipasi pada aktifitas

terapeutik.

b. Bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda, krup dan tongkat

c. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien

3) Diagnosa 3 :

a. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang perawatan

pascahoispitalisasi

b. Terangkan aktivitas yang diperbolehkan dan dihindari

c. Beri penyuluhan kepada pasien atau keluarga sesuai dengan

tingkat pemahaman pasien, ulangi informasi bila diperlukan

d. Beri waktu kepada pasien untuk mengajukan beberapa

pertanyaan dan mendiskusikan permasalahannya

4) Diagnosa 4 :

a. Catat palpitas, peningkatan denyut jantung atau frekuensi

pernapasan

b. Pahami rasa takut atau ansietas klien

c. Kaji tingkat ansietas klien

d. Ajarkan dan anjurkan teknik relaksai pada klien

e. Kolaborasi pemberian pengobatan dengan dokter.

22

Page 23: Isi Jadi Makalah Musco[1]

BAB 3

APLIKASI TEORI

Kasus

Tn. W umur 32 tahun seorang pesepak bola profesional datang ke rumah

sakit pada tanggal 3 september 2015, dengan keluhan utama nyeri hebat pada

kaki sebelah kanan akibat tendangan dari lawan tandingnya. Juga terdapat

bengkak pada area tersebut. Setibanya di Rumah Sakit Islam, pasien di

periksa dan dilakukan X-ray untuk mengetahui penyebab pasti dari nyeri

hebat yang diderita pasien. Setelah pemeriksaan X-ray, ternyata ditemukan

keadaan dimana posisi tulang Tn.W bergeser, maka Tn. W didiagnosa

mengalami dislokasi atau terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan

sendi.

1. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 3 September 2015

1. Identitas

Nama : Tn. W

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Golongan darah : O

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. W

Umur : 28 tahun

Pendidikan : S1

Agama : Islam

Hubungan dengan pasien : Istri

2. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama :

Pasien mengatakan nyeri hebat pada kaki sebelah kanan dan bengkak.

2) Riwayat penyakit sekarang

23

Page 24: Isi Jadi Makalah Musco[1]

Pasien mengatakan nyeri hebat pada bagian kaki sebelah kanan dan

bengkak. Serta juga ditemukan pada hasil X-ray bahwa posisi tulang

pasien bergeser pada area tersebut. Serta pasien mengatakan terganggu

saat beraktifitas terutama saat berjalan dan tidak paham mengenai

tindakan yang harus dilakukan dalam kondisi tersebut.

3) Riwayat penyakit dahulu:

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kejadian serupa.

3. Pemerikasaan Fisik

1) Keadaan Umum

Kesadaran Tn. W bersifat composmentis dan terlihat adanya

pembengkakan serta ditemukan pada hasil X-ray bahwa posisi tulang

pasien bergeser pada area tersebut.

2) Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : 130/90 mmHg (normal)

Nadi : 60/menit (normal)

Suhu : 360C (normal)

RR : 15x/menit (normal)

3) Pemeriksaan fisik head to toe

Pemeriksaan kepala

Inspeksi :

Bentuk : simetris

Rambut: warna rambut hitam dan beruban, tidak ada ketombe

Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan

Pemeriksaan mata

Inspeksi

Konjungtiva : tidak anemis

Sclera : tidak anemis

Pupil : terlihat pelebaran pupil. Lensa mata normal.

24

Page 25: Isi Jadi Makalah Musco[1]

Pemeriksaan hidung

Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak ada polip maupun

peradangan, tidak ada sekret.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.

Pemeriksaan mulut

Inspeksi : bibir hitam, sudut bibir pecah-pecah, gusi tidak berdarah.

Pemeriksaan telinga

Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Fungsi pendengaran normal.

Pemeriksaan leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran getah bening

Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid

Pemeriksaan thorak

Jantung

Inspeksi : iktus terlihat

Palpasi : iktus teraba.

Perkusi : redup

Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal.

Paru- paru

Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi

Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.

Perkusi : sonor

Auskultasi : bunyi nafas vesikuler.

Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi.

Auskultasi : bising usus tidak normal 36 x / menit.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen

Pemeriksaan Kaki

Inspeksi : pada kaki sebelah kanan terdapat bengkak.

Palpasi : terdapat nyeri tekan.

Hasil X-ray : ditemukan kondisi tulang bergeser dari posisi normal.

25

Page 26: Isi Jadi Makalah Musco[1]

2. Analisis Data

No Data Problem Etiologi

1 DS :

Pasien mengatakan nyeri

hebat pada bagian kaki

sebelah kanan dan bengkak.

P : nyeri berat

Q : nyeri tumpul

R : kaki kanan

S : nyeri dengan skala 8

DO :

Adanya nyeri tekan saat

dipalpasi.

Terlihat pembengkakan pada

area kaki sebelah kanan.

Ditemukan pada hasil X-ray

bahwa posisi tulang pasien

bergeser pada area tersebut

Gangguan rasa

nyaman (Nyeri)

Cedera pada

jaringan lunak

2 DS :

Pasien mengatakan merasa

terganggu jika beraktifitas,

terutama saat berjalan.

DO :

Pasien terlihat kesulitan

berjalan

Hambatan

mobilitas fisik

Kerusakan

jaringan

3 DS :

Pasien mengatakan tidak

mengetahui tentang

penyakitnya dan tindakan

untuk selanjutnya jika pasien

sudah di rumah

1. Kurang

pengetahuan

Tidak familiar

dengan sumber

informasi

26

Page 27: Isi Jadi Makalah Musco[1]

DO :

Pasien terlihat kebingungan

dengan penyakitnya

Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan cedera pada

jaringan lunak

2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan jaringan

3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiarnya dengan

sumber informasi.

3. Intervensi

No.

Dx

NOC (Tujuan) NIC (Rencana

Keperawatan)

Rasional

1 Setelah dilakukan

tidakan

keperawatan

selama 1x24 jam

Klien merasa

nyaman

meningkat atau

nyeri berkurang.

Kriteria Hasil :

Klien tidak

mengeluh karena

nyeri berkurang

1.Mengkaji identitas

nyeri dan sering atur

posisi yang nyaman

untuk mengurangi nyeri.

2.Anjurkan relaksasi

atau distraksi untuk

menurunkan nyeri

1.Dengan

memposisikan klien

senyaman mungkin

agar mengurangi

tekanan dan

mencegah otot-otot

menjadi tegang

sehingga

menurunkan rasa

nyeri

2. Relaksasi dan

distraksi dapat

menurunkan

ketegangan otot

dan menurunkan

nyeri.

27

Page 28: Isi Jadi Makalah Musco[1]

3.Kolaborasi dengan

dokter dalam terapi

analgetik untuk

mengurangi atau

menghilangkan nyeri

3.Pemberian

analgetik dapat

menurunkan nyeri.

2 Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24 jam

meningkatkan

mobilitas pada

tingkat yang

paling mungkin

Kriteria Hasil :

Klien mampu

bergerak dengan

kekuatan otot

meningkat

1.Kaji derajat imobilitas

dan dorong partisipasi

pada aktifitas terapeutik.

2.Bantu dalam

mobilisasi dengan kursi

roda, krup dan tongkat

3.Dekatkan alat-alat

yang dibutuhkan pasien

1.Partisipasi dari

pasien sangat

dibutuhkan.

2.Alat bantu dapat

membantu pasien

dalam melakukan

mobilisasi

3.Membantu dan

memudahkan

dalam melakukan

mobilisasi

3 Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24 jam

pengetahuan klien

meningkat

Kriteria Hasil:

Klien tidak

bertanya0tanya

lagi tentang

penyakitnya dan

klien dapat

1.Kaji tingkat

pengetahuan klien

tentang perawatan

pascahoispitalisasi

2.terangkan aktivitas

yang diperbolehkan dan

dihindari

1.Sebagai

modalitas dalam

pemberian

pendidikan

kesehatan tentang

perawatan di

rumah.

2.Tidak

diperbolehkan

untuk melakukan

aktifitas yang berat

28

Page 29: Isi Jadi Makalah Musco[1]

menjelaskan

kembali tentang

penyakitnya. 3.Beri penyuluhan

kepada pasien atau

keluarga sesuai dengan

tingkat pemahaman

pasien, ulangi informasi

bila diperlukan

4.Beri waktu kepada

pasien untuk

mengajukan beberapa

pertanyaan dan

mendiskusikan

permasalahannya

3.Pemahaman yang

baik akan

mengurangi resiko

komplikasi.

4.Dengan adanya

tanya jawab

membantu pasien

dalam memahami

permasalahannya

terutama mengenai

perawatan

pascahospitalisasi

4. Implementasi

No.

Dx

Tanggal

dan JamPelaksanaan

Evaluasi

Tindakan/resp

on Klien

Nama dan

Paraf

Petugas

1 4

Septemb

er 2015

Pukul

08.00

1.Mengkaji identitas

nyeri dan sering atur

posisi yang nyaman

untuk mengurangi

nyeri

2.Menganjurkan

relaksasi atau distraksi

1. Pasien

merasa

nyaman pada

posisinya

meskipun

nyeri masih

terasa

2.Nyeri masih

terasa dengan

29

Page 30: Isi Jadi Makalah Musco[1]

untuk menurunkan

nyeri

3.Mengolaborasikan

dengan dokter dalam

terapi analgetik untuk

mengurangi atau

menghilangkan nyeri

skala 6

3.Nyeri

berkurang

dengan skala 4

2 4

Septemb

er 2015

Pukul

08.30

1.Mengkaji derajat

imobilitas dan dorong

partisipasi pada

aktifitas terapeutik.

2.Membantu dalam

mobilisasi dengan

kursi roda, krup dan

tongkat

3.Mendekatkan alat-

alat yang dibutuhkan

pasien

1. Klien

berpartisipasi

aktif dalam

aktifitas

terapeutik

2. Pasien mulai

terbiasa

menggunakan

tongkat untuk

membantu

berjalan

3.Klien merasa

saat nyeri

berkurang,

klien sudah

bisa

melakukan

aktifitas fisik

seperti berjalan

3 4 1. Mengkaji tingkat 1.Klien sudah

30

Page 31: Isi Jadi Makalah Musco[1]

Septemb

er 2015

Pukul

09.00

pengetahuan klien

tentang perawatan

pascahoispitalisasi

2. Menerangkan

aktivitas yang

diperbolehkan dan

dihindari

3.Memberikan

penyuluhan kepada

pasien atau keluarga

sesuai dengan tingkat

pemahaman pasien,

ulangi informasi bila

diperlukan

4.Memberi waktu

kepada pasien untuk

mengajukan beberapa

pertanyaan dan

mendiskusikan

permasalahannya

memiliki

pengetahuan

tentang

perawatan

pascaoperasi

2.Pasien sudah

mengetahui

dengan baik

aktivitas yang

diperbolehkan

dan dihindari

3.Pasien

maupun

keluarga

memahami

dengan baik

informasi yang

diberikan

4.Pasien

berespon

dengan baik

setiap ada

pertanyaan

yang ingin

ditanyakan

31

Page 32: Isi Jadi Makalah Musco[1]

5. Evaluasi

No.

DxTanggal Catatan Perkembangan

Nama

& paraf

1 5 September

2015

S: Tn W mengatakan nyeri masih terasa

dengan skala 5

O: Masih terlihat pasien mengalami nyeri

A: Masalah Teratasi Sebagian

P: Lanjutkan intervensi

2 5 September

2015

S: Tn. W mengatakan tidak merasa

terganggu dalam beraktifitas

O: Pasien terlihat dapat melakukan

mobilitas fisik

A: Masalah Teratasi

P: Pasien diberikan HE

3 5 September

2015

S: Tn. W mengatakan sudah mengetahui

informasi mengenai tindakan perawatan

pascahospitalisasi

O: Pasien terlihat tenang

A: Masalah Teratasi

P: Pasien diberikan HE

32

Page 33: Isi Jadi Makalah Musco[1]

BAB 4

PEMBAHASAN

Tn. W umur 32 dengan keluhan utama nyeri hebat pada kaki sebelah

kanan akibat tendangan dari lawan tandingnya. Juga terdapat bengkak pada

area tersebut. Setelah pemeriksaan X-ray, ternyata ditemukan keadaan

dimana posisi tulang Tn.W bergeser, maka Tn. W didiagnosa mengalami

dislokasi atau terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.

Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau

terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari

mangkuk sendi).

Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa

keperawatan yang pertama untuk klien adalah gangguan rasa nyaman (nyeri)

berhubungan dengan cedera pada jaringan lunak yang ditandai dengan pasien

merasa nyeri hebat pada bagian kaki kanan dengan skala 8.

Diagnosa kedua untuk klien adalah Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan kerusakan jaringan yang ditandai dengan pasien

mengalami kesulitan untuk berjalan.

Diagnosa untuk yang ketiga klien adalah Kurang pengetahuan

berhubungan dengan tidak familiarnya dengan sumber informasi yang

ditandai dengan pasien terlihat bingung karena tidak mengetahui tentang

tindakan perawatan pashospitalisasi yang akan dijalaninya.

Dengan intervensi yang tepat, klien bisa segera mendapatkan pengobatan

untuk menyembuhkan penyakitnya. Misalnya jika terjadi dislokasi reduksi

posisi tiulang dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi

jika dislokasi berat. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan

dikembalikan ke rongga sendi. Sendi kemudian dimobilisasi dengan

pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.

Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4

kali sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi.

33

Page 34: Isi Jadi Makalah Musco[1]

BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cedera musculoskeletal adalah suatu cedera yang dapat mencederai fisik

maupun psikis. Cedera jaringan lunak musculoskeletal dapat berupa vulnus

(luka), perdarahan, memar (kontusio), regangan atau robekan parsial

(sparain), putus atau robekan (avulsi atau rupture), gangguan pembuluh darah

dan gangguan saraf.

Kontusio merupakan suatu istilah yang digunakan untuk cedera pada

jaringan lunak yang diakibatkan oleh kekerasan atau trauma tumpul yang

langsung mengenai jaringan, seperti pukulan, tendangan, atau jatuh.

Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi akibat gerakan

menjepit atau memutar. Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau

kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan

tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi.

Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendon karena

penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan.

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan

sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau

terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari

mangkuk sendi).

B. Saran

Dengan adanya makalah ini tentang cedera musculoskeletal, para

pembaca dapat mengetahui tanda dan gejala penyakitnya dan para perawat

dapat melakukan asuhan keperawatan dengan baik.

34

Page 35: Isi Jadi Makalah Musco[1]

DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2012. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aolikasi Pada Praktik Klinik Keperawatan. EGC: Jakarta

Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. EGC: Jakarta

Lukman, Ningsih Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

Brunner & Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3 ed.8. Jakarta: EGC.

Taylor, Cynthia M. 2003. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan edisi 10. Jakarta: EGC.

Corwin, J Elizabeth. 2000. “Buku Saku Patofisiologi”. EGC : Jakarta

Wahid,A. 2013. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal.

Jakarta : Sagung Seto

35