25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan membendung sumber air atau dapat diartikan sebagai suatu usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang sistem pertanian. Sistem irigasi tersebut sudah dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pengairan lahan pertanian ataupun perkebunan terlebih jika wilayah tersebut mempunyai iklim dengan curah hujan yang tinggi. Sistem irigasi sudah mulai dikenal sejak peradaban Mesir Kuno yang memanfaatkan Sungai Nil untuk pengairan pertanian mereka. Di Indonesia irigasi tradisional pun telah berlangsung sejak jaman nenek moyang. Hal tersebut dapat dilihat juga dalam cara pengairan dan bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yaitu dengan cara membendung sungai secara bergantian untuk dialirkan ke sawah-sawah. Cara lain untuk pengairan adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang disambungankan da nada juga yang menggunakan cara dengan membawa ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga. B. Rumusan Masalah

irigasi pertanian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pertanian

Citation preview

Page 1: irigasi pertanian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan membendung sumber

air atau dapat diartikan sebagai suatu usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air

irigasi untuk menunjang sistem pertanian. Sistem irigasi tersebut sudah dilakukan oleh

manusia sejak zaman dahulu. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pengairan

lahan pertanian ataupun perkebunan terlebih jika wilayah tersebut mempunyai iklim dengan

curah hujan yang tinggi.

Sistem irigasi sudah mulai dikenal sejak peradaban Mesir   Kuno  yang memanfaatkan

Sungai Nil untuk pengairan pertanian mereka. Di Indonesia irigasi tradisional pun telah

berlangsung sejak jaman nenek moyang. Hal tersebut dapat dilihat juga dalam cara pengairan

dan bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yaitu dengan cara

membendung sungai secara bergantian untuk dialirkan ke sawah-sawah. Cara lain untuk

pengairan adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang

disambungankan da nada juga yang menggunakan cara dengan membawa ember yang terbuat

dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun

pinang juga.

B.     Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan Irigasi ?

2.  Apakah  Tujuan dari Irigasi ?

3.  Apakah Manfaat dari Irigasi ?

4. Bagaimana Sistem pemberian air irigasi?

C.    Tujuan Penulisan Makalah

1.      Pengertian Irigasi

2.      Fungsi, Tujuan dan Manfaat Irigasi

3.  Sistem Pemberian Air Irigasi

Page 2: irigasi pertanian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Irigasi

Keseimbangan air di alam semakin hari semakin bergeser. Hal ini disebabkan karena

sumber air tawar yang tersedia di alam jumlahnya terbatas. Padahal kebutuhan air cenderung

meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Untuk

menjaga keseimbangan air maka perlu kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya air.

Salah satu jenis pemanfaatan sumber air adalah untuk irigasi. Mengingat Indonesia adalah

Negara agraris dengan tanaman dan makanan utama penduduknya adalah beras, maka peran irigasi

sebagai penghasil utama beras menduduki posisi penting. Irigasi memerlukan investasi yang besar

untuk pembangunan sarana dan prasarana, pengoperasian dan pemeliharaan. Oleh karena itu perlu

dilakukan pengelolaan yang baik, benar, dan tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi dapat

seoptimal mungkin.

Kerja Bakti Membersihkan Saluran Irigasi

Jumlah air yang diperlukan untuk irigasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam,

juga tergantung pada macam tanaman serta masa pertumbuhannya. Untuk itu diperlukan

sistem pengaturan yang baik agar kebutuhan air bagi tanaman dapat terpenuhi dan efisien

dalam pemanfaatan air.Mengingat air yang tersedia di alam sering tidak sesuai dengan

kebutuhan baik lokasi maupun waktunya, maka diperlukan saluran (saluran irigasi dan saluran

drainase) dan bangunan pelengkap (misal : bendungan, bendung, pompa air, siphon, gorong-

Page 3: irigasi pertanian

gorong / culvert, talang air dan sebagainya) untuk membawa air dari sumbernya ke lokasi

yang akan dialiri dan sekaligus untuk mengatur besar kecilnya air yang diambil maupun yang

diperlukan.

Dari uraian diatas hal menjadi topik adalah perlunya pengaturan air untuk tanaman

agar dapat maksimal dan efifien dalam pemanfaatannya, dan salah satu hal yang bisa

dilakukan adalah dengan membangun irigasi. Namun apakah arti irigasi tersebut sebenarnya?

serta apakah manfaat dari irigasi tersebut apabila ditinjau secara langsung maupun tidak

langsung? untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan mempelajarinya satu - persatu.

Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung

sumber air. Atau dalam pengertian lain irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan

pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan,

irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

Irigasi adalah Upaya pemberian air dalam bentuk lengas (kelembaban) tanah sebanyak

keperluan untuk tumbuh dan berkembang bagi tanaman (Najiyati : 1987). Pengertian lain dari

irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air tanah secara buatan yakni

dengan memberikan air secara sistematis pada tanah yang diolah. Kebutuhan air irigasi untuk

pertumbuhan tergantung pada banyaknya atau tingkat pemakaian dan efiensi jaringan irigasi

yang ada (Kartasaputra, 1991: 45).

Jadi, secara umum dapat disimpulkan Irigasi merupakan upaya yang dilakukan

manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model

irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah

Page 4: irigasi pertanian

karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan

mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan

dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu

per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut

menyiram.Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang

dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.

2.2 Tujuan Umum Irigasi

Secara garis besar, tujuan irigasi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :

1. Tujuan Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk membasahi tanah berkaitan

dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu

kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman yang ada di tanah

tersebut.

2. Tujuan Tidak Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan yang meliputi : mengatur

suhu dari tanah, mencuci tanah yang mengandung racun, mengangkut bahan pupuk

dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan muka air tanah, meningkatkan elevasi

suatu daerah dengan cara mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang terbawa

air, dan lain sebagainya

2.3 Tujuan Irigasi

Selain untuk mengairi sawah atau lahan pertanian, irigasi juga memiliki tujuan lain,

yaitu :

1. Memupuk atau merabuk tanah,  Air sungai juga memiliki zat – zat yang baik untuk

tanaman

2. Membilas air kotor, Biasanya ini didapat di perkotaan. Saluran – saluran di daerah

perkotaan banyak sekali terdapat kotoran yang akan mengendap apabila dibiarkan,

sehingga perlu dilakukan pembilasan.

Page 5: irigasi pertanian

3. Kultamase ini hanya dapat dilakukan bila air yang mengalir banyak mengandung

mineral, material kasar. Karena material ini akan mengendap bila kecepatan air tidak

mencukupi untuk memindahkan material tersebut.

4. Memberantas hama, Gangguan hama pada tanaman seperti sudep, tikus, wereng dan

ulat dapat diberantas dengan cara menggenangi permukaan tanah tersebut dengan air

sampai batas tertentu.

5. Mengatur suhu tanah, Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah

terlalu tinggi dan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat

disesuaikan dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.

6. Membersihkan tanah, Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur

akibat adanya unsur-unsur racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya

penggenangan air di sawah untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut

kemudian air genangan dialirkan ketempat pembuangan.

7. Mempertinggi permukaan air tanah. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya

dengan perembesan melalui dinding-dinding saluran, permukaan air tanah dapat

dipertinggi dan memungkinkan tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar

meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.

2.4 Fungsi Irigasi

1. Memasok kebutuhan air tanaman

2. Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan

3. Menurunkan suhu tanah

4. Mengurangi kerusakan akibat frost

5. Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah

Page 6: irigasi pertanian

2.4.1 Berdasarkan letak dan fungsinya saluran irigasi teknis dibedakan menjadi :

(a) Saluran Primer (Saluran Induk)

yaitu saluran yang langsung berhubungan dengan saluran bendungan yang fungsinya

untuk menyalurkan air dari waduk ke saluran lebih kecil.

(b) Saluran Sekunderyaitu cabang dari saluran primer yang membagi saluran induk kedalam saluran yang

lebih kecil (tersier).

(c) Saluran Tersier yaitu cabang dari saluran sekunder yang langsung berhubungan dengan lahan atau

menyalurkan air ke saluran – saluran kwarter.

Page 7: irigasi pertanian

(d) Saluran kwarter

yaitu cabang dari saluran tersier dan berhubungan langsung dengan lahan pertanian

(Najiyati, 1993: 35 – 36).

Page 8: irigasi pertanian

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem  Pemberian Air Irigasi

3.1.1 Sumber dan Cara Pemberian Air Irigasi

Mengingat negara Indonesia merupakan negara agraris dan sektor pertanian

menjadi andalan negara kita, maka sistem irigasi mempunyai peranan yang sangat

penting guna mensuplai air untuk sektor pertanian.

Ada beberapa hal yang tidak boleh kita lupakan dalam sistem irigasi, yaitu antara lain :

dari manakah sumber air yang akan digunakan? bagaimana cara pemberian air irigasi?

dan bagaimanakah sistem irigasi yang digunakan? Berikut ini akan dijelaskan secara

umum untuk menjawab pertanyaan di atas.

3.1.2 Sumber Air Irigasi

Sumber air dalam irigasi dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :

1. Mata Air, yaitu air yang terdapat di dalam tanah, seperti sumur, air artesis, dan air

tanah. Air tersebut banyak mengandung zat terlarut sehingga mineral bahan makan

tanaman sangat kurang dan pada umumnya konstan.

2. Air Sungai, yaitu air yang terdapat di atas permukaan tanah. Air tersebut banyak

mengandung lumpur yang mengandung mineral sebagai bahan makan makanan,

sehingga sangat baik untuk pemupukan dan juga suhunya lebih rendah daripada

suhu atmosfer. Air sungai ini berasal dari dua macam sungai, yaitu sungai kecil

yang debit airnya berubah-ubah dan sungai besar.

3. Air Waduk, yaitu air yang terdapat di permukaan tanah, seperti pada sungai.

Tetapi air waduk sedikit mengandung lumpur, sedangkan zat terlarutnya sama

banyaknya dengan air sungai. Air waduk di sisni dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu waduk alami dan waduk buatan manusia. Air waduk juga dibedakan

menjadi dua macam menurut keuntungan yang diperoleh, yaitu waduk multi

purpose atau waduk dengan keuntungan yang diperoleh lebih dari satu. Misalnya

air waduk selain untuk pertanian juga untuk perikanan, penanggulangan banjir,

Page 9: irigasi pertanian

pembangkit listrik dan pariwisata. Tetapi ada juga waduk yang hanya digunakan

untuk pertanian saja.

3.2 Cara Pemberian Air Irigasi

Menurut Sudjarwadi (1990), ditinjau dari proses penyediaan, pemberian,

pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi dapat dikelompokkan menjadi 4 adalah

sebagai berikut :

1. Pemberian Air Melalui Permukaan (Surface Irrigation System)

merupakan jenis irigasi paling kuno dan pertama di dunia. Irigasi ini dilakukan

dengan cara mengambil air langsung dari sumber air terdekat kemudian disalurkan ke

area permukaan lahan pertanian mengggunakan pipa/saluran/pompa sehingga air akan

meresap sendiri ke pori-pori tanah. Sistem irigasi ini masih banyak dijumpai di

sebagian besar masyarakat Indonesia karena tekniknya yang praktis.

Sistem irigasi permukaan terjadi dengan menyebarkan air ke permukaan tanah

dan membiarkan air meresap (infiltrasi) ke dalam tanah. Air dibawa dari sumber ke

lahan melalui saluran terbuka baik dengan atau lining maupun melalui pipa dengan

head rendah. (Soemarto, 1999

Untuk menyusun suatu rancangan irigasi terlebih dahulu dilakukan survey

mengenai kondisi daerah yang bersangkutan serta penjelasannya, penyelidikan jenis-

Page 10: irigasi pertanian

jenis tanaman pertaniannya, bagian-bagian yang diairi dan lain-lain untuk menentukan

cara irigasi dan kebutuhan air tanamannya (Sosrodarsono dan Takeda, 1987).

Sistem irigasi permukaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu peluapan

dan penggenangan bebas (tanpa kendali) serta peluapan penggenangan secara

terkendali. Sistem irigasi permukaan yang paling sederhana adalah peluapan bebas dan

penggenangan. Dalam hal ini air diberikan pada areal irigasi dengan jalan peluapan

untuk menggenangi kiri atau kanan sungai yang mempunyai permukaan datar. Sebagai

contoh adalah sistem irigasi kuno di Mesir. Sistem ini mempunyai efisiensi yang

rendah karena penggunaan air tidak terkontrol.

Terdapat beberapa keuntungan menggunakan irigasi furrow.  Keuntungannya

sesuai untuk semua kondisi lahan, besarnya air yang mengalir dalam lahan akan

meresap ke dalam tanah untuk dipergunakan oleh tanaman secara efektif, efisien

pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan sistem irigasi genangan (basin) dan

irigasi galengan (border) (Michael,1978).

Sistem irigasi permukaan dapat dikelompokkan menjadi :

Perluapan penggenangan bebas, jika debit air besar sehingga tinggi muka air

melampaui tanah di kiri kanannya (air akan bebas meluap ke kiri dan ke kanan).

Perluapan penggenangan terkendali, cara pemberian air dengan cara ini yaitu air

dialirkan dari parit pada satu sisi suatu petak sawah, air dialirkan ke petak sawah yang

telah ditentukan letaknya maupun ukurannya.

Sistem kalenan, cara pemberian air dengan cara ini yaitu penggenangan diberikan

pada kalenan-kalenan yang dibuat sejajar lajur-lajur tanaman, air diberikan pada parit

pemberi dengan menggunakan pipa atau hevel.

Dengan petak penggenangan atau check sungai, yaitu sistem pemberian air yang

umumnya dipakai untuk tanaman buah-buahan dengan membuat cekungan di bawah

tanaman yang akan di airi. Proses pemberian air ke cekungan tersebut dengan sistem

pengairan terbuka.

Page 11: irigasi pertanian

2. Pemberian Air Melalui Bawah Permukaan atau Resapan

Irigasi bawah permukaan adalah irigasi yang dilakukan dengan cara meresapkan air

ke dalam tanah dibawah zona perakaran tanaman melalui sistem saluran terbuka

maupun dengan pipa bawah tanah.

Sistem irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan meresapkan air ke dalam tanah di bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan pipa porus. Lengas tanah digerakkan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.

Sistem irigasi bawah permukaan dapat dikelompokkan menjadi :

Peresapan dengan sistem terbuka. Pada sistem ini, air dialirkan pada saluran-saluran yang telah mengelilingi suatu petak sawah, sehingga air dapat meresap ke kiri dan ke kanan. Umumnya diberikan di bawah zone perakaran dan di atas muka air tanah. Dengan adanya daya kapiler, maka air dapat naik ke atas sehingga air dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman.

Peresapan dengan saluran tertutup. Pada sistem ini, air dialirkan pada pipa porous yang dimasukkan ke dalam tanah sehingga air dapat diserap dan dapat meresap ke tanah disekitarnya. Cara ini jarang digunakan karena pipa porous yang digunakan harus di tahan terhadap air (tidak cepat lapuk) dan juga pemasangannya mahal.

3. Pemberian Air dengan Penyiraman

a). Sistem irigasi dengan pancaran (sprinkle irrigation)

Irigasi pancaran adalah adalah irigasi modern yang menyalurkan air dengan tekanan sehingga menimbulkan tetesan air seperti hujan ke permukaan lahan pertanian. Pancaran air tersebut diatur melalui mesin pengatur baik manual maupun

Page 12: irigasi pertanian

otomatis. Sistem ini banyak digunakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, New Zealand dan Australia. Selain untuk pengairan, sistem ini juga dapat digunakan untuk proses pemupukan.

Irigasi curah atau siraman (sprinkle) menggunakan tekanan untuk membentuk tetesan air yang mirip hujan ke permukaan lahan pertanian. Disamping untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Sistem ini dapat pula digunakan untuk mencegah pembekuan, mengurangi erosi angin, memberikan pupuk dan lain-lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui jaringan pipa yang disebut mainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masing-masing mempunyai beberapa mata pencurah (sprinkler) (Prastowo, 1995).

Menurut Hansen et. Al (1992) menyebutkan ada tiga jenis penyiraman yang umum digunakan yaitu nozel tetap yang dipasang pada pipa, pipa yang dilubangi (perforated sprinkle) dan penyiraman berputar. Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi serta kondisi topografi, tata letak system irigasi curah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

a. Farm system, system dirancang untuk suatu luas lahan dan merupakan satu-satunya fasilitas pemberian air irigasi

b. Field system, system dirancang untuk dipasang di beberapa lahan pertanian dan biasanya dipergunakan untuk pemberian air pendahuluan pada letak persemaian,

c. Incomplete farm system, system dirancang untuk dapat diubah dari farm system menjadi fiekd system atau sebaliknya.

Kelebihan sistem irigasi curah dibanding desain konvensional atau irigasi gravitasi antara lain :

a. Sesuai untuk daerah-daerah dengan keadaan topografi yang kurang teratur dan profil tanah yang relative dangkal.

Page 13: irigasi pertanian

b. Tidak memerlukan jaringan saluran sehingga secara tidak langsung akan menambah luas lahan produktif serta terhindar dari gulma air

c. Sesuai untuk lahan berlereng tampa menimbulkan masalah erosi yang dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah.

Kelemahan sistem irigasi curah menurut Bustomi  (1999), adalah:

a. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang cukup tinggi, antara lain untuk operasi pompa air dan tenaga pelaksana yang terampil.

b. Memerlukan rancangan dan tata letak yang cukup teliti untuk memperoleh tingkat

efisiensi yang tinggi

Pemberian air dengan cara pancaran. Cara ini dipancarkan ke udara dengan

menggunakan pipa berporasi atau alat pancar yang bisa berputar untuk memperoleh

pemerataan, sehingga air jatuh di atas tanaman yang menyerupai hujan. Cara ini sering

disebut sprinkler irrigation.

Pemberian air dengan cara tetesan. Pemberian air dengan cara ini yaitu air dialirkan

dengan menggunakan pipa-pipa yang pada tempat tertentu diberi perlengkapan jalur

keluarnya air (lubang-lubang). Lubang tersebut diletakkan sedikit di atas tanah tetapi

tidak terlalu tinggi, sehingga air dapat menetes terus-menerus, cara ini biasa disebut

trickle irrigation.

b). Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)

Irigasi tetes adalah sistem irigasi dengan menggunakan pipa atau selang

berlubang dengan menggunakan tekanan tertentu yang nantinya air akan keluar dalam

bentuk   tetesan  langsung pada zona perkaran tanaman. 

Page 14: irigasi pertanian

Irigasi tetes adalah suatu sistem pemberian air melalui pipa/ selang berlubang

dengan menggunakan tekanan tertentu, dimana air yang keluar berupa tetesan-tetesan

langsung pada daerah perakaran tanaman. Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk

memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi keseluruhan lahan, sehingga

mereduksi kehilangan air akibat penguapan yang berlebihan, pemakaian air lebih

efisien, mengurangi limpasan, serta menekan/mengurangi pertumbuhan gulma

(Hansen, 1986)

Menurut Michael(1978) Unsur-unsur utama pada irigasi tetes yang perlu

diperhatikan sebelum mengoperasikan peralatan irigasi tetes adalah :

a. Sumber air, dapat berupa sumber air permanen (sungai, danu, dan lain-lain), atau

sumber air buatan (sumur, embung dan lain-lain)

b. Sumber daya, sumber tenaga yang digunakan untuk mengalirkan air dapat dari gaya

gravitasi (bila sumber air lebih tinggi daripada lahan pertanaman), dan untuk

sumber air yang sejajar atau lebih rendah dari pada lahan pertanaman maka

diperlukan bantuan pompa. Untuk lahan yang mempunyai sumber air yang dalam,

maka diperlukan pompa penghisap pompa air sumur dalam.

c. Saringan, untuk mencegah terjadinya penyumbatan meke diperlukan beberapa alat

penyaring, yaitu saringan utama (primary filter) yang dipasang dekat sumber air,

sringan kedua (secondary filter) diletakkan antara saringan utama dengan jaringan

pipa utama.

Irigasi tetes adalah teknik penambahan kekurangan air pada tanah yang

dilakukan secara terbatas dengan menggunakan tube (wadah) sebagai alat penampung

air yang disertai lubang tetes di bawahnya. Air akan keluar secara perlahan -lahan

dalam bentuk tetesan ke tanah yang secara terbatas membasahi tanah. Lubang tetes air

dapat diatur sedemikian rupa sehingga air cukup hanya membasahi tanah di sekitar

perakaran (http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id - Web Site BBP Mekanisasi

Pertanian).

Page 15: irigasi pertanian

Menurut Hansen (1986) kegunaan  dari Irigasi tetes adalah :

a. Untuk menghemat penggunaan air tanaman.

b. Mengurangi kehilangan air yang begitu cepat akibat penguapan dan infiltrasi.

c. Membantu memenuhi kebutuhan air tanaman pada awal penanaman sehingga juga

akan meningkatkan pemanfaatan unsur hara tanah oleh tanaman.

d. Mengurangi stresing atau mempercepat adaptabilitas bibit sehingga meningkatkan

keberhasilan tumbuh tanaman.

e. Melakukan pemanenan air hujan lewat wadah irigasi tetes secara terbatas sehingga

dapat digunakan tanaman.

Sistem yang digunakan adalah dengan memakai pipa-pipa dan pada tempat-

tempat tertentu diberi lubang untuk jalan keluarnya air menetes ke tanah. Perbedaan

dengan sistem pancaran adalah besarnya tekanan pada pipa yang tidak begitu besar.

Gambar dibawah ini memberikan Ilustrasi mengenai sistem irigasi tetes.

E.2. Sistem Pemberian Air Irigasi Berdasarkan Topografi, Ketersediaan Air, Jenis

Pertimbangan Lain

Sistem pemberian air irigasi ini berdasarkan topografi, ketersediaan air, jenis

pertimbangan lain. tergantung pada kondisi tanah, keadaan tanaman, iklim, kebiasaan

petani dan Cara pemberian air irigasi yang termasuk dalam cara pemberian air lewat

permukaan, dapat disebut antara lain :

a. Wild flooding : air digenangkan pada suatu daerah yang luas pada waktu banjir cukup

tinggi sehingga daerah akan cukup sempurna dalam pembasahannya, cara ini hanya 

cocok apabila cadangan dan ketersediaan air cukup banyak.

b. Free flooding: daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian, atau air

dialirkan dari bagian yang tinggi ke bagian yang rendah.

Page 16: irigasi pertanian

c. Check flooding : air dari tempat pengambilan (sumber air) dimasukkan ke dalam

selokan, untuk kemudian dialirkan pada petak-petak yang kecil, keuntungan dari

sistem ini adalah bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang sudah diairi.

d. Border strip method : daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang keeil dengan

galengan berukuran 10 x 100 m2 sampai 20 x 300 m2, air dialirkan ke dalam tiap

petak melalui pintu-pintu.

e.    Zig-zag method: daerah pengairan dibagi dalam sejumlah petak berbentuk jajaran

atau persegi panjang,  tiap petak dibagi lagi dengan bantuan galengan dan air akan

mengalir melingkar sebelum meneapai lubang pengeluaran. Cara ini menjadi dasar

dari pengenalan perkembangan teknik dan peralatan irigasi.

f.    Bazin method : cara ini biasa digunakan di perkebunan buah-buahan. Tiap bazin

dibangun mengelilingi tiap pohon dan air dimasukkan ke dalarnnya melalui selokan

lapangan seperti pada chek flooding.

g.    Furrow method : cara ini digunakan pada perkebunan bawang dan kentang serta

buah-buahan lainnya. Tumbuhan tersebut ditanam pada tanah gundukan yang paralel

dan diairi melalui lembah di antara gundukan.

Page 17: irigasi pertanian

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan tentang sistem

pemberian air irigasi ini adalah :

1. Sumber air dalam irigasi dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan : Mata air,

air sungai dan air waduk

2. Cara Pemberian Air Irigasi terdiri dari :

a. Pemberian Air Melalui Permukaan (Surface Irrigation System)

b. Pemberian Air Melalui Bawah Permukaan atau Resapan

c. Sistem irigasi dengan pancaran (sprinkle irrigation)

d. Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)

Page 18: irigasi pertanian

DAFTAR PUSTAKA

http://kristotemang.blogspot.com/2013/05/sistem-irigasi-ditinjau-dari-cara.html

http://infocarabertani.blogspot.com/2014/01/jenis-jenis-sistem-irigasi.html

http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/12/seputar-pengertian-irigasi-tujuan-dan-

fungsinya.html

http://ometrasyidi92.blogspot.com/2013/02/sejarah-dan-perkembangan-sistem.html

https://jeisenpailalah.wordpress.com/2010/12/20/teori-dasar-irigasi/