IPTEK & Seni Dalam Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IPTEK & Seni Menurut Pandangan Islam dan Orang-orang yang berjasa mengembangkan IPTEK & Seni.

Citation preview

STMIK DNBS Bandung Jurusan Teknik Informatika | Pendidikan Agama Islam (PAI)BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPada zaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan seni, sangatlah berpengaruh terhadap segala aspek dalam kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri, keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah lepas dengan keberadaan manusia. Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi dan seni.Peran Islam dalam perkembangan IPTEK pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan IPTEK, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan IPTEK jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek IPTEK dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan. Ilmu adalah kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah yang diangkat pada pembahasan makalah ini adalah :1. Apakah pengertian IPTEK dan seni dalam pandangan Islam?2. Bagaimana pengembangan dan pelaksanaan IPTEK dan seni dalam kehidupan umat Islam?3. Bagaimana Penerapan IPTEK dan seni dalam Islam?4. Seberapa pentingnya IPTEK dan seni dalam Islam?5. Siapa sajakah tokoh-tokoh IPTEK dan seni dalam Islam?

C. TujuanMengetahui tentang IPTEK dan Seni serta pengembangan, pelaksanaan dan penerapannya dalam islam dan kehidupan manusia.

BAB IIPEMBAHASAN1. Pengertian IPTEK & Seni1.1. Pengertian IPTEKIlmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM), karena dengan adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi suatu negara bisa bersaing dan disetarakan dengan negara-negara lain. Setiap manusia diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah SWT, agar menjadi orang berkualitas yang dapat menjunjung tinggi derajatnya. Maka dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi manusia akan lebih bermanfaat, baik untuk dirinya maupun untuk masyarakat. Akan tetapi, semua itu tergantung kemampuan yang timbul dari orang itu sendiri.Sebelum memaparkan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu diketahui sekilas tentang perbedaan antara pengetahuan dan ilmu agar tidak terjebak pada kesalahpahaman mengenai keduanya, sehingga bisa memahami dengan mudah dan benar apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Ilmu menurut Al-Quran adalah rangkaian keterangan yang bersumber dari Allah yang diberikan kepada manusia baik melalui Rasulnya atau langsung kepada manusia yang menghendakinya tentang alam semesta sebagai ciptaan Allah yang bergantung menurut ketentuan dan kepastian-Nya.Sementara itu, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupacommon sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi tidak berarti semua ilmu adalah pengetahuan. Menurut Sutrisno Hadi, ilmu kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis.Sedangkan dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akarkatanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Quran, ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis.Pandangan Al-Quran tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. dalam QS. Al-Alaq 1-5 yang artinya :1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan;2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah;3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah;4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam;5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologijuga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi diartikan sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis.Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Quran dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi (mutlak) karena bersumber dari allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (nisbi) karena bersumber dari akal pikiran manusia.

1.2. Pengertian SeniMenurut pandangan Islam, seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Quran mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak? [QS 50: 6].Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Ibnu Masud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda : Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom. Ada orang berkata, Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus. Nabi bersabda, Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim).Bahkan salah satu mukjizat Al-Quran adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir. Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus.Rasulullah bersabda : Hiasilah Al-Quran dengan suaramu. (HR. Ahmad, Abu Dawud, NasaI, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Darimi).Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia. Namun bagaimana dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak.Sebaiknya di kembalikan kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Bahwa dalam Al-Quran disebutkan : Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Luqman:6)Jika kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya.

2. IPTEK Menurut Pandangan IslamIlmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menurut pandangan Al-Quran mengundang kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam raya. Menurut ulama terdapat 750 ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang alam beserta fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 31 yang artinya :Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian diperintahkan kepada malaikat-malaikat, seraya berfirman Sebutkan kepadaku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar. Dari ayat di atas yang dimaksud nama-nama adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam semesta. Adanya potensi tersebut, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam untuk membangkang pada perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu menghantarkan pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu merupakan buah dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasul Allah Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha dan berdoa agar selalu ditambah pengetahuannya (QS Yusuf : 72).Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu, laju IPTEK memang tidak dapat dibendung, hanya saja mabusia dapat berusaha mengarahkan diri agar tidak diperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta dan IPTEK yang dapat membahayakan dirinya dan yang lainnya.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Zaman IslamIslam pernah berjaya di bidang IPTEK sekitar abad VIII sampai dengan abad XIII. Tradisi keilmuan umat Islam dipelopori oleh Al-Kindi (filosof penggerak dan pengembang ilmu pengetahuan) yang mengatakan bahwa Islam itu dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi dari manapun sumbernya, asalkan tidak bertenangan dengan akidah dan syariat. Hal ini sejalan dengan hadits nabi yang menyuruh umatnya berlayar sampai ke negeri China untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Padahal China adalah negara non muslim. Menurut Harun Nasution, pemikiran rasional berkembang pada jaman Islam (650-1250 M). Pemikiran ini dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan akal seperti yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadits. Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di Dunia Islam Zaman Klasik, seperti Alexandria (Mesir), Jundisyapur (Irak), Antakia (Syiria), dan Bactra (Persia). W. Montgomery Watt menambahkan lebih rinci bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir diduduki oleh orang Arab pada abad ketujuh, ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani dikembangkan di berbagai pusat belajar. Terdapat sebuah sekolah terkenal di Alexandria, Mesir, tetapi kemudian dipindahkan pertama kali ke Syiria, dan kemudian pada sekitar tahun 900 M ke Baghdad. Maka para khalifah dan para pemimpin kaum Muslim lainnya menyadari apa yang harus dipelajari dari ilmu pengetahuan Yunani. Mereka mengagendakan agar menerjemahkan sejumlah buku penting dapat diterjemahkan. Beberapa terjemahan sudah mulai dikerjakan pada abad kedelapan. Penerjemahan secara serius baru dimulai pada masa pemerintahan al-Mamn (813-833 M). Dia mendirikan Bayt al-ikmah, sebuah lembaga khusus penerjemahan. Sejak saat itu dan seterusnya, terdapat banjir penerjemahan besar-besaran. Penerjemahan terus berlangsung sepanjang abad kesembilan dan sebagian besar abad kesepuluh.

4. Syarat bangkitnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Di Kalangan IslamBeberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh kalangan Islam apabila berkehendak untuk membangkitkan kembali IPTEK di dunia Islam.4.1. Pertama,kita harus menyadari dan memahami kembali bahwa tugas kekhalifahan tidak lain adalah memakmurkan bumi dan berupaya menciptakan bayang-bayang syurga di bumi. Alat untuk mengemban tugas tersebut adalah IPTEK.4.2. Kedua,kita harus mampu menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam wahyu yang pertama kali turun. Jika diperhatikan kata iqra (baca), maka kita akan dapati bahwa tidak ada obyek khusus yang harus di baca, tetapi obyeknya bersifat umum, meliputi segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh kata tersebut, yaitu alam semesta, masyarakat dan manusia itu sendiri.4.3. Ketiga,kalangan Islam harus menyadari dan memahami bahwa hampir seperdelapan ayat-ayat Al-Quran sebenarnya kita ditegur, agar kalangan Islam senantiasa mempelajari alam semesta, untuk berfikir dengan menggunakan penalaran yang sebaik-baiknya, untuk menjadikan kegiatan ilmiah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam.4.4. Keempat, kita harus ingat sabda Nab Muhammad SAW : Sesungguhnya orang yang berilmu adalah pewaris Nabi , kalimat tersebut mempunyai dua sisi yang merupakan satu kesatuan. Sisi pertama, memang orang berilmulah yang berhak disebut sebagai pewaris Nabi, dan sisi kedua, orang-orang yang mewarisi akhlak Nabilah yang layak disebut sebagai pewaris Nabi. Dengan demikian orang memiliki ilmu dan berakhlakul karimah Nabi yang layak disebut pewaris Nabi dalam segala bidang ilmu apapun yang ditekuninya.4.5. Kelima,kita harus menyadari dan memahami bahwa Al-Quran QS Az Zumar ayat 9 menekankan bahwa apakah sama orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan. Ayat di atas merupakan sindiran untuk menyadarkan kalangan Islam agar mempunyai kesadaran ilmiah.4.6. Keenam,Para penguasa (pengambil keputusan) hendaknya menyadari dan memahami bahwa kedudukan mereka sangat startegis dalam menumbuhkan suasan kehidupan ilmiah, karena tumbuh suburnya IPTEK ergantung pada kebijakan-kebijakan yang dilahirkan.4.7. Ketujuh,para konglongmerat muslim seharusnya bersatu dalam suatu wadah untuk membiayai proyek atau program-program yang berkenaan dengan pengembangan IPTEK.4.8. Kedelapan,para pengasuh pondok pesantren mulai membuka diri pada IPTEK, dengan memasukkan IPTEK pada kurikulum dan kegiatannya, tanpa menggeser agama.Dari delapan syarat di atas, merupakan faktor penting bagi kebangkitan IPTEK di kalangan Islam.

5. Integrasi Iman, Ilmu dan Amal dalam IslamDiakui bahwa IPTEK, disatu sisi telah memberikan berkah dan anugerah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun disisi lain, IPTEK telah mendatangkan petaka yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang IPTEK telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan uamt manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.Dalam pandangan islam, antara agama islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan sains terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu system yang disebut Dinul Islam. Didalamnya terdapat tiga unsur pokok, yaitu aqidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal saleh. Didalam Al-Quran surat Ibrahim, Allah SWT telah memberikan ilustrasi indah tentang integrasi antara iman, ilmu dan amal : Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (Dinul Islam)seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh menghujam ke bumi dan cabangnya menjulang kelangit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. (QS.Ibrahim;24-25).Secara lebih spesifik, integrasi Imtaq dan IPTEK ini diperlukan karena empat alasan. Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, IPTEK akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila IPTEK disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas Imtaq, IPTEK bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. IPTEK dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, IPTEK hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.Kedua, pada kenyataannya, IPTEK yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan Imtaq dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.Keempat, Imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar Imtaq, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, IPTEK, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu.Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (Q.S. An-Nur:39).Maka integrasi Imtaq dan IPTEK harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti doa yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan:Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka (Q.S. Al-Baqarah :201).Integrasi Imtaq dan IPTEK, berarti, kita harus membongkar filsafat ilmu sekuler yang selama ini dianut. Kita harus membangun epistemologi islami yang bersifat integralistik yang menegaskan kesatuan ilmu dan kesatuan Imtaq dan IPTEK dilihat dari sumbernya, yaitu Allah SWT seperti banyak digagas oleh tokoh-tokoh pendidikan Islam kontemporer. Selain pada pada aspek filsafat, orientasi, tujuan, dan epistemologi pendidikan seperti telah diuraikan di atas, integrasi Imtaq dan IPTEK itu perlu dilakukan dengan metode pembelajaran yang tepat. Pendidikan Imtaq pada akhirnya harus berbicara tentang pendidikan agama (Islam) di berbagai sekolah maupun perguruan tinggi. Untuk mendukung integrasi pendidikan Imtaq dan IPTEK dalam sistem pendidikan nasional kita, maka pendidikan agama Islam disemua jenjang pendidikan tersebut harus dilakukan dengan pendekatan yang bersifat holistik, integralistik dan fungsional.Dengan pendekatan holistik, Islam harus dipahami secara utuh, tidak parsial dan partikularistik. Pendidikan islam dapat mengikuti pola iman, Islam dan Ihsan, atau pola iman, ibadah dan akhlakul karimah, tanpa terpisah satu dengan yang lain, sehingga pendidikan Islam dan kajian Islam tidak hanya melahirkan dan memparkaya pemikiran dan wacana keislaman, tetapi sekaligus melahirkan kualitas moral (akhlaq al karimah) yang menjadi tujuan dari agama itu sendiri. Pendidikan Islam dengan pendekatan ini harus melahirkan budaya berilmu amaliah dan beramal ilmiah. Integrasi ilmu dan amal, Imtaq dan IPTEK haruslah menjadi ciri dan sekaligus nilai tambah dari pendidikan islam.Secara pendekatan integralistik, pendidikan agama tidak boleh terpisah dan dipisahkan dari pendidikan sains dan teknologi. Pendidikan IPTEK tidak harus dikeluarkan dari pusat kesadaran keagamaan dan keislaman kita. Ini berarti, belajar sains tidak berkurang dan lebih rendah nilainya dari belajar agama. Belajar sains merupakan perintah Tuhan (Al -Quran), sama dan tidak berbeda dengan belajar agama itu sendiri. Penghormatan Islam yang selama ini hanya diberikan kepada ulama (pemuka agama) harus pula diberikan kepada kaum ilmuan (Saintis) dan intelektual.Secara fungsional, pendidikan agama harus berguna bagi kemaslahatan umat dan mampu menjawab tantangan dan pekembangan zaman demi kemuliaan Islam dan kaum muslim. Dalam perspektif Islam ilmu memang tidak untuk ilmu dan pendidikan tidak untuk pendidikan semata. Pendidikan dan pengembangan ilmu dilakukan untuk kemaslahatan umat manusia yang seluas-luasnya dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT.Semetara dari segi metodologi, pendidikan dan pengajaran agama disemua jenjang pendidikan tersebut, tidak cukup dengan metode rasional dengan mengisi otak dan kecerdasan peserta didik semata-mata, sementara jiwa dan spiritualitasnya dibiarkan kosong dan hampa. Pendidikan agama perlu dilakukan dengan memberikan penekanan pada aspek afektif melalui praktik dan pembiasaan, serta melalui pengalaman langsung dan keteladanan prilaku dan amal sholeh. Dalam tradisi intelektual Islam klasik, pada saat mana Islam mencapai puncak kejayaannya, aspek pemikiran teoritik (al aql al nazhari) tidak pernah dipisahkan dari aspek pengalaman praksis (al aql al amali). Pemikiran teoritis bertugas mencari dan menemukan kebenaran, sedangkan pemikiran praksis bertugas mewujudkan kebenaran yang ditemukan itu dalam kehidupan nyata sehingga tugas dan kerja intelektual pada hakekatnya tidak pernah terpisah dari realitas kehidupan umat dan bangsa. Dalam paradigma ini, ilmu dan pengembangan ilmu tidak pernah bebas nilai. Pengembangan IPTEK harus diberi nilai rabbani (nilai ketuhanan dan nilai Imtaq), sejalan dengan semangat wahyu pertama, iqra bismi rabbik. Ini berarti pengembangan IPTEK tidak boleh dilepaskan dari Imtaq. Pengembangan IPTEK harus dilakukan untuk kemaslahatan kemanusiaan yang sebesar-besarnya dan dilakukan dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT.Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan ilmu (Al-Hadist).Penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepada siswa akan kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di akhirat. Jika hal itu dilakukan, tidak menutup kemungkinan para siswa akan terhindar dari kemungkinan melakukan perilaku menyimpang, yang justru akan merugikan masa depannya serta memperburuk citra kepelajarannya. Untuk itu, komponen penting yang terlibat dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan (Imtaq) serta akhlak siswa di sekolah adalah guru. Kendati faktor lain ikut mempengaruhi, tapi dalam pembinaan siswa harus diakui guru faktor paling dominan. Ia ujung tombak dan garda terdepan, yang memberi pengaruh kuat pada pembentukan karakter siswa.

6. Kewajiban Mencari IlmuPada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Quran dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh berpedoman pada Al-Quran dan Al-Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Quran yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil).Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas pada babi hutan.(HR. Ibnu Majah dan lainya).Disamping itu Allah menjanjikan bahwa, barang siapa yang berilmu maka Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu beberapa derajat (QS.Al-Mujadalah;11).Juga pada hadist rasulullah yang lain,carilah ilmu walau sampai ke negeri cina. Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru tetap dikejar.Dalam kitab Talimul mutaalim disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut trlebih dahulu adalah ilmu haal yaitu ilmu yang dseketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh. Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lainya.Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih mengutamakan ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka anak menjadi orang yang buta agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali memberikan bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum.Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, sedekah yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain.(HR. Ibnu Majah).Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama dibanding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang mutaadi (dapat berkembang) yang manfaatnya bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain.

7. Penyikapan Terhadap Perkembangan IPTEKDalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok :a. Kelompok yang menganggap IPTEK modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai.b. Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.c. Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan jalan untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.Dari uraian diatas hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila :

a.Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya;b.Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik);c.Dapat memberikan pedoman bagi sesama;d.Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.

8. Kontribusi IPTEK dan Seni Terhadap DakwahKontribusi adalah kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang di hasilkan oleh perkembangan IPTEK moderen membuat orang mengagumi meniru gaya hidup peradaban orang barat dengan dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang diakibatkannya, bukan hanya bidang IPTEK saja tetapi dalam bidang seni juga.Dalam kontribusi IPTEK dan seni dalam dakwah islam banyak memberikan perkembangan di dalam dakwahnya, misalnya pada jaman dahulu ketika para ulama di pulau jawa menyebarkan ajaran agama Islam mereka menyebarkan dakwahnya melalui kesenian wayang yang isinya tentang ajaran-ajaran agama Islam. Maka dengan adanya kesenian wayang ini digunakan sebagai media dakwah Islam dan daya tarik masyarakat untuk menyaksikan kesenian wayang tersebut.Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju, di buktikan dengan adanya penemuan-penemuan baru yang fungsinya untuk memudahkan segala aktifias manusia, begitu juga kemudahan dalam derdakwah bagi para ulama. Ada banyak hal yang sudah dihasilkan oleh teknologi untuk dakwah Islam sebagai bagian dari integrasi itu sendiri, Al Quran digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan dimana saja,silahturahmi yang tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial dan sebagainya. Bahkan media pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan game untuk memperdalam ilmu Islam itu sendiri. Contoh-contoh Kontribusi IPTEK dan Seni bagi dakwah Islam Arsitektur masjid yang indah membuat para jamaah senang dan nyaman beribadah; Wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo; Perkembangan busana muslim seperti jilbab; Media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah; Penggunaan internet, blog, dan situs Islami seperti suara Islam, Muslim,dll; Al Quran dan Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian ayat, terjemaah, tafsiran Al Quran; Penggunaan LCD sebagai media dakwah sehingga lebih jelas dipahami.

9. Tokoh IPTEK dan Seni dalam Islam yang Berjaya Pada Masanya9.1. Tokoh Filsafat dalam IslamFilsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan meng-utarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah prosesdialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa. Berikut Tokoh-tokoh Filsafat dalam Islam :9.1.1. Ibnu Sina (Avicenna) (980-1037M). Disamping mendapat julukan FATHER OF DOKTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh dikalangan Filosuf barat. Karyanya adalah: Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa yang merupakan Ensiklopedi besar tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai tahun 1982 masih dicetak ulang di Leiden.9.1.2. Ibnu Rosydi (Averoes, Benroyst, Liversoy) (1926 - 1198 M). Kelahiran Cordova, beliau pengupas dan penganallisa Filsafat Aristoteles yang paling mendalam, hingga mendapat julukan Sang Komentator. Aliran Filsafat nya disebut Averoisme inilah yang mengantarkan Eropa ke pintu gerbang Renaissance. (abad 15-16).9.1.3. Imam Al Ghozali (1058 1109M). Mendapat gelar Hujjatul Islam, karena ahli dalam bidang Fiqih (Filsafat dan Tashawwuf). Aliran Filsafat Al Ghozali banyak bertentangan dengan aliran Filsafat masa itu. Karyanya banyak diterjemahkan kedalam bahasa Latin, Prancis, Inggris dan digunakan oleh gereja/ Kristen sebagai resensi dalam mempertahankan diri dari gelombang Filsafat Aviroisme yang menguasai alam fikiran Eropa pada saat itu.

9.2. Tokoh Kedokteran dalam IslamKedokteran adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentangpenyakit, serta cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia, dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan padapenyakit, dancedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia, dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut. Berikut Tokoh-tokoh Kedokteran dalam Islam :9.2.1. Arrozi (Rhoses, 805-925M). 200 jilid buku telah ditulisnya, yang paling terkenal adalah Al Hawi tentang kedokteran. Tahun 1279M, diterjemahkan kedalam bahasa latin dengan judul LIBER CONTINENS, atas perintah Raja Charles I dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sampai 40 kali cetak.9.2.2. Ibnu Sina (Avicenna, 980 - 1037 M). Al Qonun fit Thib (Conon of medicine), diterjemahkan dalam berbagai bahasa di Eropa dan Al Qonun fit Thib ini menjadi textbook utama dari ilmu kedokteraan Eropa (Perancis dan Itali) sampai pada abad 16M.9.2.3. Ibnu Rusydi (Averroes - wafat 1198 M). Ahli filsafat yang mengantar Eropa ke pintu gerbang Renaissance. Buku kedokterannya Kulliyat fit Thib.

9.3. Tokoh Sejarah dalam IslamMenurut Roeslan Abdulgani, ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan. Berikut Tokoh-tokoh Sejarah dalam Islam :9.3.1. Ibnu Khaldun (1332-1406 M). Beliau merupakan konseptor pertama sejarah, dalam penulisannya berpegang pada kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah alam mengumpulkan fakta, pengamatan fakta, analisa fakta serta hubungan antara fakta-fakta. Karya sejarahnya adalah Al Ibrar, dan yang paling terkenal adalah Muqaddimah sebuah buku filsafat sejarah.9.3.2. Ibnu Ishaq (85 H / 618 M - 150 H / 768 M). Lahir di Madinah, ahli sejarah dan penyusun pertama sejarah dan biografi Nabi besar Muhammad SAW.

9.4. Tokoh Geografi dalam IslamGeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaanbumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu geo (Bumi) dan graphein (tulisan atau menjelaskan). Berikut Tokoh-tokoh Geografi dalam Islam :9.4.1. Abu Raihan Muhammd Al Baituni (973 - 1048M). Sebelum Galileo, beliau telah mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar asnya, selanjutnya beliau mengadakan penyelidikan tentang kecepatan suara dan cahaya.9.4.2. Abu Hasan Ali Al Masudi. Seorang pengembara yang sering mengadakan kunjungan ke berbagai dunia Islam di abad X. Beliau menulis buku Maruj Al Zahab didalamnya diterangkan tentang geografi, agama, adat istiadat dan sebagainya.9.4.3. Ibnu Yunus (ALI BEN YOUNIS) adalah penemu jam ayunan dan jam matahari (Sundial), jadwal waktu (yang menggeser Ptolomeus (Almaqest).9.4.4. Hasan Ibnul Haitam. Menulis karyanya mengenai optik yang menjadi dasar bagi Roger Bacon dan Kepler.

9.5. Tokoh Geometri dalam IslamGeometri adalah satu ilmu yang berkaitan dengan ukur mengukur bumi, menghitung panjang, lebar (luas/keliling) bumi. Prof. Carra de Vaux menyatakan : Sebenarnya orang Islam telah meperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu, mereka mengajar kita ilmu berhitung, mereka mendapat aljabar dan ilmu pasti, ilmu ukur analitic, mereka pertama kali mendapat ilmu planimetri dan trigonometri, ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui oleh orang-orang Yunani sebelumnya. Berikut Tokoh-tokoh Geometri dalam Islam :9.5.1. AL Khowarismi, LOGARITMA (Alqorithm). Ciptaannya berasal dari namanya, ini dianggap dasar asasi dari matematika. Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar wal muqabalah (the matematic of integration an equation) karangannya, merupakan buku pertama/terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI, merupakan referensi utama pada universitas-universitas di Eropa. Angka 0 (nol) adalah penemuannya, yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu pasti dewasa ini. Dua setengah abad setelah Islam/Arab menggunakan angka nol barulah bangsa-bangsa barat menggunakannya.9.5.2. Al Battani (858 - 929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga). Beliaulah yang pertama menggunakan istilah SINUS san COSINUS. Trigonometri ini disempurnakan oleh Abul Wafa (940-998M), beliau yang pertama menemukan istilah dan rumus sinus, tangens, secans dan cosecans.9.5.3. Jabir bin Hujan (221-782M) di Eropa dikenal dengan nama GEBER, di dunia diakui sebagai bapak ilmu kimia, penemu dan ahli metallurgi (memasak benda logam). 6 abad kemudian barulah orang barat menemukan ilmunya (sekitar abad XI - XIII), Karya-karya ilmiahnya banyak diterjemahkan oleh Eropa.

9.6. Tokoh Seni dan Musik dalam IslamKarya seni dalam segala bentuknya, jika tidak bertentangan dengan batas-batas ketentuan Allah SWT dan Rasul, maka termasuk hal-hal yang disukai Allah SWT, karena karya seni itu merupakan keindahan.Nabi Muhammad SAW. bersabda yang artinya : Sesungguhnya Allah itu indah, suka kepada yang indah-indah.Manusia, memiliki kecenderungan kepada yang indah-indah terutama dalam hal memberi kepuasan bathin, menghilangkan kejenuhan, mendorong gairah hidup dan lainlain. Untuk itu semua diperlukan karya seni yang betul-betul indah, (keindahan) seni lukis, seni suara dan lain-lain dapat memberi kepuasan bathin bagi yang menikmatinya. Kesenian menjadi terlarang bila mendorong pada pelanggaran agama dan norma-norma yang telah ada dan baik. Berikut Tokoh-tokoh Seni dan Musik dalam Islam :9.6.1. Ibnu Abdi Robbani (dalam bidang sastra / syair / 60 - 940 M). Salah satu karyanya berjudul Iqdul Farid yang disalin dalam bahasa Inggris The Precious Necklace (seuntai kalung indah). Nama lain muncul pada pertengahan abad Ke-10 adalah Al Jasairi karyanya Alfu Lailah wa Lailah (seribu satu malam).9.6.2. Said Bin Misjah. Beliau dengan tekunnya mempelajari seni musik itu dan memadukannya sehingga membentuk seni musik yang sesuai. Said bin Misjah adalah pelopor berdirinya bangunan musik islam. Tidak lama setelah debut Said bin Misjah, munculah muridnya yang bernama ibnu muhriz pada 715 M. Muhri telah maju beberapa langkah dalam mengembangkan musik islam yang telah dikombinasikan oleh gurunya. Bersamaan dengan itu masa pemerintah Islam banyak penguasa islam di Baghdad pergi ke Kordoba untuk mendukung musisi dan perkembangan musik disana. Dari situ lahirlah beberapa alat musik yang berkembang hingga ke luar wilayah islam. Salah satunya sebagai sarana hiburan sekaligus menyampaikan ajaran. Yunus al atibhadir sekitar 742M merupakan ahli musik yg berasal dari anggota pengiring KHALIFAH Al walid ke-II. Kontribusi terhadap perkembangan dunia musik islam yang sangat kuat pengaruhnya adalah buku musik yang di tulisnya sendiriyaitu kitab Al Ojan, buku berbahasa Arab paling tua dalam ilmu musik.

10. Masa Kemunduran IPTEK di Kalangan IslamDisamping dari tahun ke tahun ilmuwan muslim yang muncul sedikit, menurut Prof. Dr. Abdus Salam dalam bukunya Sains dan Dunia Islam yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. Achmad Baiquni yang mengatakan : Pada hemat saya, matinya kegiatan sains di persemakmuran Islam lebih banyak disebabkan faktor-faktor internal. Ibnu Khaldun seorang tokoh sejarahwan sosial mengatakan : Kita mendengar baru-baru ini, bahwa di tanah bangsa Franka dan di pesisir Timur Tengah sedang ditumbuhkan ilmu-ilmu filsafat dengan giat. Atas perkataan Ibnu Khaldun di atas, Prof. Abdus Salam mengatakan : Ibnu Khaldun tidak memperlihatkan sikap ingin tahu atau menyesal, justru sikap acuh yang hampir mendekati permusuhan. Dari ungkapan Prof. Abdus Salam tersebut, sejak saat itu telah muncul dikotomi antara ayat-ayat kitabiyyah dan ayat-ayat khauniyyah dikalangan muslim. Jadi timbul persepsi bahwa Islam hanya berbicara tentang ilmu-ilmu sesuai dengan Al-Quran, tetapi tanpa mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang ada di Al-Quran dengan melihat fenomena-fenomena alam semesta. Sehingga itu merupakan salah satu faktor kemunduran ilmu pengetahuan di kalangan Islam.Kita juga sering mendengar ungkapan cendekiawan Islam maupun ulama bahwa penemuan-penemuan ilmiah yang mutakhir diungkap dari Al-Quran. Tetapi fakta berbicara bahwa yang menemukan bukanlah orang Islam, tetapi orang-orang baratlah yang menemukan. Kalangan Islam baru sadar bahwa prinsip ilmu itu ada dalam Al-Quran setelah ilmu itu diketemukan oleh orang non Islam. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kalangan Islam senantiasa tertinggal dalam perkembangan IPTEK dan terlambat dalam menafsirkan kebenaran ilmu itu dari Al-Quran.

BAB IIIPENUTUP1. KESIMPULANIlmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses pencapaian segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga memperoleh kejelasan. Teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan yang obyektif. Seni adalah hasil ungkapan akal budi serta ekspresi jiwa manusia dengan segala prosesnya. Seni identik dengan keindahan dimana keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Apabila manusia berlaku adil dengan semua makhluk hidup di alam ini, maka disinilah letak kebenaran norma moral yang baik karena manusia hidup tidak hanya untuk beribadah kepada Allah. Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi danseni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam.Perkembangan IPTEK dan Seni adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam dan mengembangkan IPTEK dan seni. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan IPTEK dan seni setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan IPTEK dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam meng-aplikasikan IPTEK dan seni.Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu dan amarah. Karena pada dasarnya Manusia mendapat amanah dari Allah sebagai khalifah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan potensinya untuk kepentingan umat manusia. Oleh karena itu perlunya keimanan sebagai pelengkap ilmu dalam penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.

1. SARANDemikian gambaran tentang IPTEK dan Seni menurut sudut pandang Islam. Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana sebenarnya paradigma Islam itu dalam menyikapi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni tersebut. Selain itu, para pembaca juga diharapkan mampu memahami bagaimana integrasi Iman dan Taqwa dalam IPTEK dan Seni tersebut. Karena semakin berkembangnya zaman, keberadaan IPTEK dan seni sangat berpengaruh terhadap kepribadian hidup manusia. Untuk itu diperlukan pegangan yang berfungsi sebagai pengendali akan adanya perubahan-perubahan tersebut. Namun dalam pembuatan makalah ini penulis masih perlu saran dan kritik dari pembaca serta isi materi dalam makalah ini masih jauh dari sempurna sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan penulis berjanji akan memperbaiki segala kekurangannya dikemudian hari. Semoga berguna dan salam sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://laksmanhakiem93.wordpress.com/2012/11/27/ilmu-pengetauan-dan-teknologi-dalam-pandangan-islam/2. http://www.teknoislam.com/2013/07/hadits-tentang-ilmu-pengetahuan-dan.html3. http://marlinara.blogspot.com/2013/04/iptek-dan-seni-dalam-islam.html 4. Samantho, Y. Ahmad. IPTEK dari Sudut Pandang Islam. http://ahmadsamantho.wordpress.com5. Taher, Tarmizi. Ummatan Wasathan. www.republika.co.id6. http://makalah-artikel-online.blogspot.com/7. Achmad Suyuti Al-Islam -Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia8. http://www.dakwahkeadilan.blogspot.com9. http://www.kispa.org10. http://www.eramuslim.com11. http://www.pk-sejahtera.org12. http://www.akhwatumar.blogspot.com13. http://fadjaer-dodolanol.blogspot.com/2011/11/dodolan-pulsa-ol.htmlHalaman | 1