21
8/7/2019 Inverted as http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 1/21 Inverted papilloma Pembimbing : dr. Benny kurnia Sp.THT-KL dr. T.R Hoesny, M.Kes, Sp.THT-KL

Inverted as

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 1/21

Inverted papilloma

Pembimbing :

dr. Benny kurnia Sp.THT-KLdr. T.R Hoesny, M.Kes, Sp.THT-KL

Page 2: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 2/21

Pendahuluan

Tumor hidung dan sinus paranasal padaumumnya jarang ditemukan, baik yang jinakmaupun yang ganas.

Di Indonesia dan di luar negeri, jenis yang tumor ganas hanya sekitar 1 % dari keganasanseluruh tubuh atau 3% dari seluruh keganasandi kepala dan leher 

Hidung dan sinus paranasal merupakan rongga

yang dibatasi oleh tulang-tulang wajah yangmerupakan daerah yang terlindung sehinggatumor yang timbul di daerah ini sulit diketahuisecara dini

Page 3: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 3/21

Tumor jinak dan ganas di kavum nasi dan

sinus dapat berasal dari epitel dan non-

epitel. tumor jinak epithelial ; adenoma dan

papiloma

tumor jinak epithelial ; angiofibroma,

hemangioma, neurilemmoma,osteoma

Page 4: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 4/21

Beberapa jenis tumor jinak ada yang

mudah kambuh atau secara klinis bersifat

ganas karena tumbuh agresif danmendestruksi tulang, misalnya papiloma

inverted, displasia fibrosa atau

ameloblastoma. Pada jenis-jenis ini

tindakan operasi harus radikal.

Page 5: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 5/21

Inverted Papiloma sering di jumpai pada orang

dewasa usia 50-70 tahun.

Laki-laki tiga kali dilaporkan lebih sering di

 jumpai daripada perempuan.

Obstruksi nasal merupakan gejala yang paling

sering di keluhkan dan biasanya unilateral.

Eksisi local dapat mencetuskan rekurensi localsebesar 50-70% kasus biasanya dalam kurun 1-

2 tahun.

Page 6: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 6/21

defenisi

inverted papilloma merupakan lesi

membran mukosa pada kavum nasi dan

sinus paranasal, tetapi terdapat hiperplasiepitel yang tumbuh dan masuk kedalam

 jaringan stroma di bawahnya untuk

kemudian membentuk kripte,dengan

membrana basalis yang utuh.

Page 7: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 7/21

etiologi

inverted papiloma belum jelas

penyebabnya, bermacam teori

mengemukakan bahwa penyebabnya: HPV (Human Papiloma Virus)

Merokok

Infeksi kronis, dan Jenis pekerjaan yg berhubungan dengan

zat yg merusak.

Page 8: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 8/21

Usia : biasanya terkena pada usia 50-70

tahun

Laki-laki : wanita = 3:1

Page 9: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 9/21

klasifikasi

Secara anatomi :

(1) papiloma dinding lateral kavum nasal

(2) papiloma septum nasal

Page 10: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 10/21

Klasifikasi

Secara histopatology terbagi 3 :

FUNGIFORM PAPILLOMA :

Muncul hampir di septum nasi

Jaringan ikat pada tangkainya dengan arsitektur 

exofitik

Batas epitel bervariasi dari skuamosa, siliaberkolumnar,

intermediet, dan sekresi mukus

Page 11: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 11/21

INVERTED PAPILLOMA :

Hampir sepenuhnya selalu terdapat padadinding lateral hidung dan sinusparanasal.

Invaginasi pada permukaan epithelium kedalam stroma

Nuclear pleomorfis ditemukan 10% karsinoma sel skuamosa 6-14% dijumpai

invasif 

Page 12: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 12/21

SCHNEIDERIAN CELL PAPILLOMA :

Bentuk inverted tampak dibatasi oleh sel

dengan sitoplasma yang berlimpah Kekambuhan disebabkan adanya droplet

mucus

Di temukan 6-14% sel skuamosakarsinoma invasif 

Page 13: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 13/21

Pencitraan imaging membantu dalam menentukanstadium penyakit ini dan membantu memutuskan untukmemakai modalitas terapi yang tepat.

Krouse membagi stadium penyakit dalam beberapa

stadium :

T1 : dalam stadium ini tumor berada dalam kavum nasi.Tumor hanya menyerang pada bagian dindingkavum nasi, namun belum sampai menyerangbagian sinus

T2 : pada stadium ini hanya terbatas pada bagianmedial dan superior dari sinus maksilari denganatau tanpa menginvulsi bagian kavum nasi.

Page 14: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 14/21

T3 : pada stadium ini tumor menginvulsipada bagian lateral, inferior, anterior atau posterior dinding sinus maksilaris,

sinus sfenoid atau sinus frontal. Sinusethmoidalis dan kavum nasi bisaterserang bisa jg tidak.

T4 : pada stadium ini tumor meluasmelewati hidung / sinus paranasaluntuk menginvulsi dua daerah yangmemiliki pertautan batas seperti orbita,basis cranii atau pterygomaxillaris

Page 15: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 15/21

Page 16: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 16/21

Patofisiologi

HPV

Merokok

Infeksi kronis

Sel inang berubah

Menjadi sel tumor 

Sel tumor 

Membuat mekanisme

pertahanan

Menghambat proses

 Apoptosis sel

Dan berploriferasi

Tanpa hambatan

Page 17: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 17/21

Gambaran klinis

Gejala inverted papilloma mirip dengan gejalatumor jinak hidung dan sinus paranasal, padapemeriksaaan klinis didapatkan massa tumor 

mirip dengan polip hidung, tetapi biasanyaunilateral, umumnya terdapat pada dindinglateral kavum nasi, namun tidak jarang juga ditemukan pada vestibulum, septum nasi, dasar nasofaring, sinus frontal dan spenoidal,dan

saccus lakrimal. Tetapi biasanya unilateral.Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaanhistopatologis

Page 18: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 18/21

Keluhan utama penderita umumnya berupa hidungtersumbat unilateral. Gejala lain berupa epistaksis,

 Anosmia, rasa penuh di hidung, bersin-bersin, proptosisdan lakrimasi yang berlebihan

Pada pemeriksaan fisik umumnya dijumpai massapolipoid unilateral yang mengisi kavum nasi yangmenyebabkan hidung tersumbat. Inverted papilomaberbentuk irregular, biasanya berdarah jika disentuh,berwarna keabuan, mengisi penuh kavum nasi, berlanjut

dari vestibulum ke nasofaring. Septum nasi biasanyaterdorong kontralateral

Page 19: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 19/21

Diagnosis

Diagnosa di tegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik.Gejala berupa hidung tersumbat yang bersifat unilateral yang terjadidalam jangka waktu tertejtu. Penderita mempunyai riwayat nyerikepala, rhinorea, sinusitis atau epistaksis.

Pada pemeriksaan endoskopi biasanya berasal dari medial maxillanamun terkadang ditemukan pada septum, vestibulum atau darisinus frontalis. CT-Scan dapat digunakan untuk mengevaluasiukuran tumor, hal ini juga mempermudah saat pembedahan. Biopsitumor penting untuk menegakkan diagnosis. Biopsi nasal pentingdilakukan untuk mendiagnosa pada suspek inverted papilloma,biasanya dilakukan dengan hati-hati karena akan memperberat

epistaksis.

Page 20: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 20/21

Penatalaksanaan

Pada stadium T1 dan T2 :

Bedah Sinus Endoskopi Konvensional dilakukan di etmoidektomy anterior, antrostomy

meatus medial, dan ethmoidectomy posterior  Pada stadium T3 dan T4 :

membutuhkan kombinasi eksternal danpencapaian endoskopi dalam penanganannya.

Dinding maxilla medial harus dipindahkan agar mencapai massa yang dituju (maxillectomymedial)

Page 21: Inverted as

8/7/2019 Inverted as

http://slidepdf.com/reader/full/inverted-as 21/21

TERIMA KASIH