INVENTARIS LOGISTIK.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

PowerPoint Presentation

PERSONAL DATA

Full Name: ISWANDISeafarer Code: 6200407543Place & Date of Birth: Lampung, 26 January 1984Sex: MaleStatus: SingleNationality: IndonesiaAddress: JakartaContact Number: +6281332114685Email: [email protected]

Name of Vessel Type of Vessel Rank Period of Services FlagMV.Wefong Cargo Ship Master 04.10.07- 29.06.08 MongoliaTB.Daya 9 Tug Boat Ch.Off 05.09.08-20.03.09 IndonesiaTB. ManyPlus 6 Tug Boat Ch.Off 15.04.09-25.07.09 MalaysiaTB. Tiga Berlian Tug Boat Master 20.12.09-15.01.10 IndonesiaTB. Lotus 18-03 Tug Boat 2nd_ Off 19.02.10-29.07.10 IndonesiaTB. Toll Kilo Tug Boat Ch.Off 07.10.10-06.01.11 IndonesiaCB.Sarah Splash Crew B oat Ch.Off 06.05.11-01.08.11 IndonesiaSV.RT Rajawali Supply Vessel 2nd_ Off 08.12.11-06.09.13 Indonesia

WORKING EXPERIENCE

inventoryDefinisi II : Bahan baku dan penolong,barang jadi dan barang dalam proses produksi dan barang-barang yang tersedia,yang dimiliki dalam perjalanan dan tempat penyimpanan atau konsinyasikan kepada pihak lain pada akhir periode. ( Koher,Eric L.A. )Definisi I : Daftar yang memuat barang barang yang dipakai dalam melaksanakan tugas.

1. Tercipta ketertiban administrasi barang

2. Penghematan keuangan

3. Mempermudah pemeliharaan dan pengawasan barang

4. Menyediakan data informasi untuk perencanaan

Tujuan Inventarisasi

Manfaat Inventarisasi

Menurut Sanderson (2000) inventarisasi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

a. Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasahi unit organisasi/ departemen.

b. Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas penguasaan dan pengelolaan aset organisasi.

c. Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset organisasi.

d. Menyediakan informasi mengenai aset organisasi yang dikuasahi departemen sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan perlengkapan departemen.

e. Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.

Dasar Hukum

Untuk institusi pemerintahan dan militer, kegiatan iventarias telah diatur dalam satu kebijakan perundang-undangan sebagai dasar hukum dalam pengelolaan kekayaan/inventaris negara, yaitu :

a. Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.b. Undang-undang No. 1 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4355)c. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah.d. Inpres No.3 tahun 1971, tentang inventarisasi barang-barang/ kekayaan milik negara.

Pada dasarnya inventarisasi barang-barang logistik terdiri dari dua jenis yaitu :

1.Barang Habis Pakai / BHP : adalah barang berwujud, yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, atau umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. (bahan makanan, bahan farmasi, suku cadang dan listrik, BBM dll)

2.Barang tetap (barang-barang yang umur pakai/ teknisnya lebih dari satu tahun meliputi : 1) Barang tidak bergerak (tanah, bangunan), 2) Barang bergerak (Kendaraan, peralatan besar, peralatan laboratorium) 3) Barang persediaan (barang yang ada di dalam gudang dan tempat penyimpanan lainya)

Pencatatan perlengkapan

Baik barang inventaris maupun barang bukan inventaris yang diterima harus dicatat di dalam buku penerimaan. Setelah itu, khusus barang-barang inventaris dicatat di dalam buku induk inventaris dan buku golongan inventaris. Sedangkan khusus barang-barang bukan inventaris dicatat di dalam buku induk bukan inventaris dan kartu (bisa juga berupa buku) stok barang.

Pembuatan kode barang

Kode kepemilikanKode setiap jenis barang Kode lokasiUntuk mempermudah pencatatan logistik, sekaligus mempermudah pengenalan maupun pengklasifikasian logistik yang dimiliki organisasi harus dikelompokkan atau digolongkan menurut jenisnya. Pada dasarnya penggolongan atas barang-barang dalam organisasi tergantung pada jenis usaha dan kegiatan operasional organisasi tersebut. Dengan demikian, setiap organisasi memiliki kebebasan melakukan pengelompokan atas barang-barang yang dimilikinya, tetapi tetap berpedoman pada orientasi guna mempermudah dalam pengenalan, pengewasan dan keselamatan dan keanmanan logistik.

Klasifikasi, Nomor Kode Barang Dan Nomor Inventarisasi Barang

Untuk mempermudah dalam pengenalan, pencatatan barang, dan pengendalian barang, tiap jenis barang harus memiliki nomor kode barang. Nomor kode barang diperoleh dari proses pengklasifikasian dan penomoran klasifikasi barang tersebut. Kegiatan tersebut dimulai dari penggolongan barang berdasarkan jenisnya yang kemudian diberi nomor jenis barang. Setelah itu masing-masing jenis barang, dibagi atas kelompok-kelompok barang yang tercakup di dalamnya. Kemudian, masing-masing kelompok barang tersebut harus pula diberi nomor (Nomor kelompok barang)Khusus untuk barang-barang tahan lama, untuk mempermudah dalam pemantauan dan pengawasan/ pengendalian logistik penting diberi Nomor invebtaris barang. Sehubungan dengan hal tersebut, pedoman pokok dalam pemberian nomor inventaris barang harus sampai pada penomoran barang yang bersifat spesifik, maksudnya penomoran barang tersebut harus sampai menunjuk pada satu buah barang tertentu. Dengan demikian dalam pemberian nomor inventaris barang mulai dari pegelompokan barang sampai pemberian nomor urut barang

PROSES INVENTARISASI

Tehnik inventarisasi barang dengan kartu barang adalah cara pencatatan barang dengan menggunakan kartu barang. kartu barang adalah suatu lembaran atau formulir yang berisi informasi suatu barang dan secara fisik dibuat dari kertas yang relatif tebal. Kartu barang sendiri dapat dibedakan atas kartu barang untuk barang habis pakai dan kartu barang untuk barang tahan lama.Teknik Inventarisasi Barang dengan Kartu Barang

1.Teknik Inventarisasi untuk barang Habis PakaiInventarisasi terhadap barang habis pakai dengan menggunakan system kartu barang lebih ditujukan pada upaya pemantauan persediaan barang, pengunaan barang, dan upaya menjaga kontinuitas kerja setiap unit kerja dalam suatu organisasi.2.Teknik inventarisasi untuk barang tahan lamaInventarisasi barang untuk barang tahan lama dengan menggunakan sistem kartu barang ditujukan untuk kepentingan pemantauan atas keamanan dan keselamatan barang, biaya operasional barang, dan kondisi barang.

Buku induk barang inventaris merupakan buku yang dipakai untuk mencatat semua barang inventaris tak habis pakai menurut tanggal penerimaannya. Informasi yang harus ada dalam buku induk barang inventaris adalah nomor urut, tanggal pembukuan, kode barang, nama barang, spesifikasi barang (merek, tipe dsbnya), jumlah, nama satuan, tahun pembuatan, asal barang, tanggal penyerahan, keadaan barang, harga dan keterangan lain.

Buku golongan barang Inventaris adalah buku pembantu tempat mencatat barang inventari menurut golongan barang yang telah ditentukan. Data buku golongan barang inventaris diambil dari buku induk barang inventaris. Tiap golongan barang dicatat dalam satu buku tersendiri. Informasi yang harua tercantum dalam buku golongan barang inventaris, selain golongan barang inventaris dan kode jenis barang (bisa dengan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf), adalah nomor urut , nomor urut buku induk, kode barang, nama barang, spesifikasi barang, jumlah, nama satuan, tahun pembuatan, keadaan barang, harga, lokasi dan keterangan.

Buku Induk Barang Inventaris, Buku Golongan barang Inventaris

KESIMPULANInventaris adalah Daftar yang memuat barang-barang yang terdapat dalam suatu Departemen / Organisasi.

Inventarisasi merupakan proses pendataan barang barang secara sistematis yang masuk ataupun keluar,baik barang habis pakai maupun barang tetap yang dimiliki oleh suatu Organisasi untuk mempermudah pemeliharaan dan pengawasan barang.

THANKS