29
Invaginasi ABSTRAK Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2–12 bulan, dan lebih banyak pada anak laki–laki. Invaginasi ialah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk ke dalam usus berikutnya. Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi sebaliknya. Bagian usus yang masuk disebut intussusceptum dan bagian yang menerima intussuscepturn dinamakan intussuscipiens. Oleh karena itu, invaginasi disebut juga intussusception. Pemberian nama invaginasi bergantung hubungan antara intussusceptum dan intussuscipiens, misalnya ileo-ileal menunjukkan invaginasi hanya melibatkan ileum saja. Ileo-colica berarti ileum sebagai intussusceptum dan colon sebagai intussuscipiens. Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileo-colica, jejuno-ileal, colo-colica, dan appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak ditemukan (75%), ileo- ileo colica 15%, lain-lain 10%, paling jarang tipe appendical Colica. Invaginasi sering dijumpai pada umur 3 bulan–2 tahun, paling banyak 5-9 bulan, prevalensi penyakit diperkirakan 1-2 penderita di antara 1000 kelahiran hidup. Anak laki-laki lebih banyak daripada perempuan, 3:1. Pada umur 5-9 bulan sebagian besar belum diketahui penyebabnya. Radiologi Page 1

INVAGINASI NEWWW

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

ABSTRAK

Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang

dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.

Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2–12 bulan, dan lebih banyak pada anak laki–

laki.

Invaginasi ialah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk ke dalam usus berikutnya.

Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi sebaliknya. Bagian usus yang

masuk disebut intussusceptum dan bagian yang menerima intussuscepturn dinamakan

intussuscipiens. Oleh karena itu, invaginasi disebut juga intussusception. Pemberian nama

invaginasi bergantung hubungan antara intussusceptum dan intussuscipiens, misalnya ileo-

ileal menunjukkan invaginasi hanya melibatkan ileum saja. Ileo-colica berarti ileum sebagai

intussusceptum dan colon sebagai intussuscipiens. Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-

ileo-colica, jejuno-ileal, colo-colica, dan appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak

ditemukan (75%), ileo- ileo colica 15%, lain-lain 10%, paling jarang tipe appendical Colica.

Invaginasi sering dijumpai pada umur 3 bulan–2 tahun, paling banyak 5-9 bulan,

prevalensi penyakit diperkirakan 1-2 penderita di antara 1000 kelahiran hidup. Anak laki-laki

lebih banyak daripada perempuan, 3:1. Pada umur 5-9 bulan sebagian besar belum diketahui

penyebabnya.

Gejala klinik berupa sakit perut bagian atas, defekasi darah dan lendir, muntah-muntah,

bayi tampak pucat dan berkeringat dingin yang sering disertai dehidrasi dan shock terutama

pada kasus lanjut.

Pemeriksaan radiologis berupa foto polos abdomen memperlihatkan tanda-tanda

obstruksi usus halus, kadang-kadang tampak sebagai bayangan menyerupai sosis di bagian

tengah abdomen. Pemeriksaan USG menunjukkan doughnat sign atau pseudokidney sign.

Dengan barium enema tampak defek pengisian barium yg konveks, barium akan terhenti

sementara, bayangan per mobil (coiled spring appearance) apabila barium melingkari

intususeptum. Refluks kontras ke dalam ileum adalah tanda satu-satunya bahwa reduksi telah

berhasil.

Radiologi Page 1

Page 2: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada

orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui

penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2–12 bulan, dan lebih

banyak pada anak laki–laki.

Invaginasi ialah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk ke dalam usus

berikutnya. Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi sebaliknya.

Bagian usus yang masuk disebut intussusceptum dan bagian yang menerima

intussuscepturn dinamakan intussuscipiens. Oleh karena itu, invaginasi disebut juga

intussusception. Pemberian nama invaginasi bergantung hubungan antara

intussusceptum dan intussuscipiens, misalnya ileo-ileal menunjukkan invaginasi hanya

melibatkan ileum saja. Ileo-colica berarti ileum sebagai intussusceptum dan colon

sebagai intussuscipiens. Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileo colica, colo-colica

dan appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak ditemukan (75%), ileo- ileo

colica 15%, lain-lain 10%, paling jarang tipe appendical Colica.

Invaginasi sering dijumpai pada umur 3 bulan–2 tahun, paling banyak 5-9 bulan,

prevalensi penyakit diperkirakan 1-2 penderita di antara 1000 kelahiran hidup. Anak

laki-laki lebih banyak daripada perempuan, 3:1. Pada umur 5-9 bulan sebagian besar

belum diketahui penyebabnya.

Penderita biasanya bayi sehat, menetek, gizi baik dan dalam pertumbuhan

optimal. Ada yang menghubungkan terjadinya invaginasi karena gangguan peristaltik,

10% didahului oleh pemberian makanan padat dan diare. Diare dan invaginasi

dihubungkan dengan infeksi virus, karena pada pemeriksaan tinja dan kelenjar limfa

mesenterium, terdapat adenovirus bersama-sama invaginasi. Invaginasi pada umur 2

tahun ke atas, biasanya bersama-sama Divertikel Meckel, polip, hemangioma dan

Radiologi Page 2

Page 3: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

limfosarkoma. Infeksi parasit sering juga menyertai invaginasi anak umur 2 tahun ke

atas.

Ada perbedaan etiologi yang mencolok antara anak-anak dan dewasa, pada anak-

anak etiologi terbanyak adalah idiopatik yang mana lead point-nya tidak ditemukan

sedangkan pada dewasa penyebab terbanyak adalah keadaan patologik intra lumen oleh

suatu neoplasma baik jinak maupun ganas sehingga pada saat operasi lead point-nya

dapat ditemukan.

1.2 TUJUAN

a. Mengetahui etiologi invaginasi

b. Mengetahui klasifikasi invaginasi

c. Mengetahui gambaran klinis invaginasi

d. Mengetahui pemeriksaan dan diagnosis invaginasi

e. Mengetahui penatalaksanaan invaginasi

Radiologi Page 3

Page 4: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 ETIOLOGI

Menurut kepustakaan 90-95% terjadi pada anak di bawah 1 tahun akibat idiopatik.

Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dinding ileum terminal berupa

hipertrofhi jaringan limfoid (plaque payer) akibat infeksi virus (limfadenitis) yang

mengkuti suatu gastroenteritis atau infeksi saluran nafas. Keadaan ini menimbulkan

pembengkakan bagian intusupseptum, edema intestinal dan obstruksi aliran vena à

obstruksi intestinal à perdarahan. Penebalan ini merupakan titik permulaan invaginasi.

Pada anak dengan umur >2 tahun disebabkan oleh tumor seperti limpoma, polip,

hemangioma dan Divertikel Meckeli. Penyebab lain akibat pemberian anti spasmolitik

pada diare non-spesifik. Pada umur 4-9 bulan terjadi perubahan diet makanan dari cair

ke padat, perubahan pola makan dicurigai sebagai penyebab invaginasi.

Invaginasi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun, tidak dijumpai kelainan

yang jelas sebagai penyebabnya, sehingga digolongkan sebagai invantile idiophatic

intususeption. Sedangkan pada anak-anak umur >2 tahun dapat dijumpai kelainan pada

usus sebagai penyebabnya, misalnya Divertical Meckel, hemangioma, polip. Pada orang

tua sangat jarang dijumpai kasus invaginasi (Tumen 1964; kume GA et al, 1985; Ellis

1990), serta tidak banyak tulisan yang membahas tentang invaginasi pada orang tua

secar rinci.

Penyebab terjadinya invaginasi bervariasi, diduga tindakan masyarakat tradisional

berupa pijat perut serta tindakan medis pemberian obat anti-diare juga berperan pada

timbulnya invaginasi. Infeksi rotavirus yang menyerang saluran pencernaan anak

dengan gejala utama berupa diare juga dicurigai sebagai salah satu penyebab invaginasi.

Keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat akut di bagian bedah dan dapat terjadi

pada semua umur. Insiden puncaknya pada umur 4–9 bulan, hampir 70% terjadi pada

umur dibawah 1 tahun dimana laki-laki lebih sering dari wanita kemungkinan karena

peristaltic lebih kuat.

Perkembangan invaginasi menjadi suatu iskemik terjadi oleh karena penekanan

dan penjepitan pembuluh-pembuluh darah segmen intususeptum usus atau mesenterial.

Radiologi Page 4

Page 5: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

Bagian usus yang paling awal mengalami iskemik adalah mukosa. Ditandai dengan

produksi mucus yang berlebih dan bila berlanjut akan terjadi strangulasi dan laserasi

mukosa sehingga timbul perdarahan. Campuran antara mucus dan darah tersebut akan

keluar anus sebagai suatu agar-agar jeli darah (red currant jelly stool).

Keluarnya darah per-anus sering mempersulit diagnosis dengan tingginya

insidensi disentri dan amubiasis. Ketiga gejala tersebut disebut sebagai trias invaginasi.

Iskemik dan distensi sistem usus akan dirasakan nyeri oleh pasien dan ditemukan pada

75% pasien. Adanya iskemik dan obstruksi akan menyebabkan sekuestrisasi cairan ke

lumen usus yang distensi dengan akibat lanjutnya adalah pasien akan mengalami

dehidrasi, lebih jauh lagi dapat menimbulkan syok. Mukosa usus yang iskemik

merupakan port de entry intravasasi mikroorganisme dari lumen usus yang dapat

menyebabkan pasien mengalami infeksi sistemik dan sepsis.

Intususepsi pada dewasa kausa terbanyak adalah keadaan patologi pada lumen

usus, yaitu suatu neoplasma baik yang bersifat jinak dan atau ganas, seperti apa yang

pernah dilaporkan ada perbedaan kausa antara usus halus dan kolon sebab terbanyak

intususepsi pada usus halus adalah neoplasma yang bersifat jinak (Diverticle Meckel’s,

polip) 12/25 kasus sedangkan pada kolon adalah bersifat ganas (adenocarsinoma) 14/16

kasus. Etiologi lainnya yang frekuensinya lebih rendah seperti tumor extra lumen seperti

lymphoma, diare, riwayat pembedahan abdomen  sebelumnya, inflamasi pada apendiks

juga pernah dilaporkan, intususepsi terjadi pada penderita AIDS, pernah juga dilaporkan

karena trauma tumpul abdomen yang tidak dapat diterangkan kenapa itu terjadi dan

idiopatik.

Perbedaan dalam etiologi merupakan hal utama yang membedakan kasus yang

terjadi pada bayi atau anak-anak penyebab intususepsi tidak dapat diketahui pada kira-

kira 95% kasus. Sebaliknya 80% dari kasus pada dewasa mempunyai suatu penyebab

organik, dan 65% dari penyebabnya ini berupa tumor baik benigna maupun maligna.

Oleh karenannya banyak kasus pada orang dewasa harus ditangani dengan

anggapan terdapat keganasan. Insidensi tumor ganas lebih tinggi pada kasus yang hanya

mengenai kolon saja (Cohn 1976).

Berbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya intususepsi pada dewasa

pada intinya adalah  gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu

bagian usus yang bergerak bebas  dan satu bagian usus lainya yang terfiksir atau kurang

Radiologi Page 5

Page 6: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

bebas dibandingkan bagian lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral ke anal

sehingga bagian yang masuk ke lumen usus adalah yang arah oral atau proksimal,

keadaan lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus, pada keadaan khusus dapat

terjadi sebaliknya yang disebut retrograd intususepsi pada pasien pasca

gastrojejunostomi.

Akibat adanya segmen usus yang masuk ke segmen usus lainnya akan

menyebabkan dinding usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan aliran darah

menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding usus.

Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai

intususeptum. Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada

intususeptum ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari

intususepien, dan juga karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan

tertariknya mesenterium. Edema dan pembengkakan dapat terjadi.

Pembengkakan dapat sedemikian besarnya sehingga menghambat reduksi.

Adanya bendungan menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan darah ke dalam lumen.

Ulserasi pada dinding usus dapat terjadi. Sebagai akibat strangulasi tidak jarang terjadi

gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami prolaps.

Pembengkakan dari intisuseptum umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi tidak

jarang pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak terjadi

pada intususepsi (Tumen 1964).

Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partial

maupun total dan strangulasi (Boyd, 1956). Hiperperistaltik usus bagian proksimal yang

lebih mobil menyebabkan usus tersebut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal

yang menerima (intussucipient) ini kemudian berkontraksi, terjadi edema. Akibatnya

terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi invaginasi.

Radiologi Page 6

Page 7: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

II

II.2 KLASIFIKASI

Intususepsi dibedakan dalam 4 tipe :

1.     Enterik usus halus ke usus halus

2.     Ileosekal valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan menarik

ileum di belakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari intususepsi.

3.     Kolokolika kolon ke kolon.

4.     Ileokoloika ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon.

Radiologi Page 7

Page 8: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

II.3 GAMBARAN KLINIS

Manifestasi penyakit mulai tampak dalam waktu 3-24 jam setelah terjadi

invaginasi. Gejala-gejala sebagai tanda-tanda obstruksi usus yaitu nyeri perut, muntah

dan perdarahan. Nyeri perut bersifat serangan setiap 15-30 menit, lamanya 1-2 menit. Di

antara 2 serangan, bayi kelihatan sehat. Perut berbentuk Scaphoid.

Serangan nyeri sudah dapat ditemukan pada anak kurang 1 tahun (60,7%), 81,8%

pada umur 1-2 tahun dan 91% pada umur lebih 2 tahun. Pada anak besar lebih 2 tahun,

nyeri perut merupakan gejala yang menyolok, biasanya nyeri disusul oleh muntah. Pada

bayi kecil muntah dapat sebagai gejala pertama. Muntah mula-mula terdiri atas sisa-sisa

makanan yang ada dalam lambung, kemudian berisi empedu. Sebanyak 95,5% gejala

muntah terjadi pada anak berumur kurang dari 2 tahun. Timbulnya muntah dapat tejadi 3

jam pertama setelah berlangsungnya penyakit, masing-masing 73% pada umur kurang 2

tahun dan 52% pada umur lebih 2 tahun. Gejala muntah lebih sering pada invaginasi usus

halus bagian atas jejunum dan ileum daripada ileo-colica.

Setelah serangan kolik yang petama, tinja masih normal, kemudian disusul oleh

defekasi darah bercampur lendir (currant jelly stool). Yang berasal dari intususeptum

yang terbendung, tertekan atau sesudah mengalami strangulasi. Bila invaginasi disertai

strangulasi harus diingat kemungkinan terjadinya peritonitis setelah perforasi. Pada 59%

penderita, perdarahan terjadi dalam waktu 12 jam. Darah lendir berwarna segar pada awal

penyakit, kemudian berangsur-angsur bercampur jaringan nekrosis, disebut terry stool

oleh karena terjadi kerusakan jaringan dan pembuluh darah.

II.4 DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN

Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik dan dipastikan dengan

pemeriksaan rontgen dengan barium enema.

Pada pemeriksaan perut dapat teraba sausage shape pada 24% penderita. Suatu

massa dengan lekukan dan posisinya mengikuti garis usus colon ascendens sampai ke

Radiologi Page 8

Page 9: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

sigmoid dan rektum. Massa tumor sukar diraba bila berada di belakang hati atau pada

dinding yang tegang.

Perkusi pada tempat invaginasi terkesan suatu rongga kosong. Bising usus

terdengar meninggi selama serangan kolik, menjadi normal kembali di luar serangan.

Colok dubur memperlihatkan darah lendir dan kadang-kadang teraba pseudo-portio bila

invaginasi sudah mencapai recto-sigmoid.

A. Pemeriksaan Fisik :

Obstruksi mekanis ditandai Darm Steifung dan Darm Countur.

Teraba massa seperti sosis di daerah subcostal yang terjadi spontan.

Nyeri tekan (+)

Dance sign (+) kekosongan pada kuadran kanan bawah karena masuknya sekum

pada kolon ascenden.

RT  :  pseudoportio(+), lender darah (+)  sensasinya seperti portio vagina akibat

invaginasi usus yang lama.

B. Radiologis :

Foto polos perut dibuat dalam 2 arah, posisi supine dan lateral dekubitus kiri.

Posisi lateral dekubitus kiri ialah posisi penderita yang dibaringkan dengan bagian

kiri di atas meja dan sinar dari arah mendatar. Dengan posisi ini, selain untuk

mengetahui invaginasi juga dapat mendeteksi adanya perforasi.

Gambaran X-ray pada invaginasi ileo-coecal memperlihatkan daerah bebas

udara yang fossa iliaca kanan karena terisi massa. Pada invaginasi tingkat lanjut

kelihatan air fluid level.

Radiologi Page 9

Page 10: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

B.1 Foto polos abdomen

Pemeriksaan foto polos abdomen awal kemungkinan masih normal dan

untuk foto polos berikutnya mungkin menunjukkan berkurang/menghilangnya

udara usus. Dijumpainya tanda obstruksi, dilatasi dan massa di kuadran tertentu

dari abdomen menunjukkan dugaan kuat suatu invaginasi.

Radiologi Page 10

Page 12: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

4

Tanda obstruksi (+) : Distensi, Air fluid level, Herring Bone (gambaran plika circularis

usus) à DAH.

B.2 Colon In loop  berfungsi sebagai :

Diagnosis  cupping sign, letak invaginasi

Terapinya reposisi dengan tekanan tinggi, bila belum ada tanda2 obstruksi

dan kejadian <24 jam

Reposisi  dianggap berhasil bila setelah rectal tube ditarik dari anus barium

keluar bersama feses dan udara. Pada orang dewasa diagnosis pre-operatif

keadaan intususepsi sangatlah sulit, meskipun pada umumnya diagnosis pre-

operatifnya adalah obstruksi usus tanpa dapat memastikan kausanya adalah

intususepsi,  pemerikasaan fisik saja tidaklah cukup sehingga diagnosis

memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu dengan radiologi (barium enema,

ultra sonography dan computed tomography), meskipun umumnya diagnosisnya

didapat saat melakukan pembedahan.

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan riwayat yang khas dan

pemeriksaan fisik. Pada penderita dengan intususepsi yang mengenai kolon,

barium enema mungkin dapat memberi konfirmasi diagnosis. Mungkin akan

Radiologi Page 12

Page 13: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

didapatkan obstruksi aliran barium pada apex dari intususepsi dan suatu

cupshaped appearance pada barium di tempat ini.

Ketika tekanan ditingkatkan, sebagian atau keseluruhan intususepsi

mungkin akan tereduksi. Jika barium dapat melewati tempat obstruksi, mungkin

akan diperoleh suatu coil spring appearance yang merupakan diagnostik untuk

intususepsi. Jika salah satu atau semua tanda-tanda ini ditemukan, dan suatu

masa dapat diraba pada tempat obstruksi, diagnosis telah dapat ditegakkan

(Cohn 1976).

Mendiagnosis intususepsi pada dewasa sama halnya dengan penyakit

lainnya yaitu melalui :

Anamnesis , pemeriksaan fisik ( gejala umum, khusus dan status lokalis

seperti diatas).

Pemeriksaan penunjang ( Ultra sonography, Barium Enema dan Computed

Tomography)

Radiologi Page 13

Page 14: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

B.3 Pemeriksaan Ultrasonografi (USG).

Penggunaan ultrasonografi sebagai alat diagnostic pada intususepsi, dan

dipergunakan secara luas dengan sensitivitas dan spesifitas 100%.

Penemuan bermakna termasuk donut sign terlihat pada potongan tranversal dan

pseudo-kidney sign pada potongan longitudinal.

Gambar : Pseudokidney pada USG abdomenGambar : USG abdomen pada pasien invaginasi

Radiologi Page 14

Page 15: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

II.5 PENATALAKSANAAN

Dasar pengobatan adalah :

1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik.

3. Antibiotika.

4. Laparotomi eksplorasi.

Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan

diberikan, jika pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan pertama, maka akan

memberikan prognosa yang lebih baik.

Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak

dahulu mencakup dua tindakan :

1. Reduksi hidrostatik

Metode ini dengan cara memasukkan barium melalui anus menggunakan kateter

dengan tekanan tertentu. Pertama kali keberhasilannya dikemukakan oleh Ladd tahun

1913 dan diulang keberhasilannya oleh Hirschprung tahun 1976

2. Reduksi  manual  (milking)  dan  reseksi  usus

Pasien dengan keadaan tidak stabil, didapatkan peningkatan suhu, angka lekosit,

mengalami gejala berkepanjangan atau ditemukan sudah lanjut yang ditandai dengan

distensi abdomen, feces berdarah, gangguan sistema usus yang berat sampai timbul

shock atau peritonitis, pasien segera dipersiapkan untuk suatu operasi. Laparotomi

dengan incisi transversal interspina merupakan standar yang diterapkan di RS. Dr.

Sardjito. Tindakan selama operasi tergantung kepada penemuan keadaan usus, reposisi

manual dengan milking harus dilakukan dengan halus dan sabar, juga bergantung

kepada ketrampilan dan pengalaman operator. Reseksi usus dilakukan apabila pada

kasus yang tidak berhasil direduksi dengan cara manual, bila viabilitas usus diragukan

Radiologi Page 15

Page 16: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

atau ditemukan kelainan patologis sebagai penyebab invaginasi. Setelah usus direseksi

dilakukan anastomose “end to end” apabila hal ini memungkinkan, bila tidak mungkin

maka dilakukan exteriorisasi atau enterostomi.

Terapi intususepsi pada orang dewasa adalah pembedahan. Diagnosis pada saat

pembedahan tidak sulit dibuat. Pada intususepsi yang mengenai kolon  sangat besar

kemungkinan penyebabnya adalah suatu keganasan, oleh karena itu ahli bedah

dianjurkan untuk  segera melakukan reseksi, dengan tidak usah melakukan usaha

reduksi. Pada intususepsi dari usus halus harus dilakukan usaha reduksi dengan hati-

hati. Jika ditemukan kelainan telah mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dikerjakan

dan reseksi segera dilakukan .Pada kasus-kasus yang idiopatik, tidak ada yang perlu

dilakukan selain reduksi. Tumor benigna harus diangkat secara lokal, tapi jika ada

keragu-raguan mengenai keganasan, reseksi yang cukup harus dikerjakan.

1.  Pre-operatif

Penanganan intususepsi pada dewasa secara umum sama seperti penangan

pada kasus obstruksi usus lainnya yaitu perbaikan keadaan umum seperti rehidrasi

dan koreksi elektrolit bila sudah terjadi defisit elektroli

2.  Durante Operatif

Penanganan secara khusus adalah melalui pembedahan laparotomi, karena

kausa terbanya intususepsi pada dewasa adalah suatu keadaan neoplasma maka

tindakan yang dianjurkan adalah reseksi anastosmose segmen usus yang terlibat

dengan memastikan lead pointnya, baik itu neoplasma yang bersifat jinak maupun

yang ganas.

Tindakan manual reduksi tidak dianjurkan karena risiko :

1. Ruptur dinding usus selama manipulasi

2. Kemungkinan iskemik sampai nekrosis pasca operasi

3. Kemungkinan rekurensi kejadian intususepsi

Radiologi Page 16

Page 17: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

4. Ileus yang berkepanjangan akibat ganguan otilitas

5. Pembengkakan segmen usus yang terlibat

Batas reseksi pada umumnya adalah 10cm dari tepi–tepi segmen usus yang

terlibat, pendapat lainnya  pada sisi proksimal minimum 30cm dari lesi, kemudian

dilakukan anastosmose end to end atau side to side.

Pada kasus-kasus tertentu seperti pada penderita AIDS, lesi/lead pointnya tidak

ditemukan maka tindakan reduksi dapat dianjurkan, begitu juga pada kasus retrograd

intususepsi pasca gastrojejunostomi tindakan reduksi dapat dibenarkan, keadaan lainya

seperti intususepsi pada usus halus yang kausanya pasti lesi jinak tindakan reduksi dapat

dibenarkan juga, tetapi pada pasien intususepsi tanpa riwayat pembedahan abdomen

sebelumnya sebaiknya dilakukan reseksi anastosmose .

3. Pasca Operasi

Hindari Dehidrasi

Pertahankan stabilitas elektrolit

Pengawasan akan inflamasi dan infeksi

Pemberian analgetika yang tidak mempunyai efek menggangu motilitas usus

Pada invaginasi usus besar dimana resiko tumor ganas sebagai penyebabnya adalh

besar, maka tidak dilakukan reduksi (milking) tetapi langsung dilakukan reseksi.

Sedangkan bila invaginasinya pada usus halus reduksi boleh dicoba dengan hati-hati ,

tetapi bila terlihat ada tanda necrosis, perforasi, oedema, reduksi tidak boleh dilakukan,

maka langsung direseksi saja (Elles, 90). Apabila akan melakukan reseksi usus halus

pada invaginasi dewasa hendaknya dipertimbangkan juga sisa usus halus yang

ditinggalkan, ini untuk menghindari / memperkecil timbulnya short bowel syndrom.

Gejala short bowel syndrom menurut Schrock, 1989 adalah:

» adanya reseksi usus yang etensif » diarhea » steatorhe » malnutrisi

Radiologi Page 17

Page 18: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

Apabila usus halus yang tersisa 3 meter atau kurang akan menimbulkan gangguan

nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Jika usus halus yang tersisa 2 meter atau kurang

fungsi dan kehidupan sangat terganggu. Dan jika tinggal 1 meter maka dengan nutrisi

prenteralpun tidak akan adequat. (Schrock, 1989).

Penatalaksanaan Barium Enema

Masukan oral dihentikan, penderita diberi cairan intravena dan selanjutkan dilakukan

reposisi usus. Bergantung pada keadaan penderita, reposisi dilakukan dengan operasi atau

barium enema. Pada operasi, reposisi secara manual dan hasilnya langsung diketahui.

Reposisi barium diikuti oleh X-ray. Mula-mula tampak bayangan barium bergerak berbentuk

cupping pada tempat invaginasi. Dengan tekanan hidrostatik sebesar ¾ - 1 meter air, barium

didorong ke arah.proksimal. tekanan hidrostatik tidak boleh melewati 1 meter air dan tidak

boleh dilakukan pengurutan atau penekanan manual di perut sewaktu dilakukan reposisis

hidrostatik. Pengobatan dianggap berhasil bila barium sudah mencapai ileum terminalis. Pada

saat itu, pasase usus kembali normal, norit yang diberikan per os akan keluar melalui dubur.

Seiring dengan pemeriksaan zat kontras kembali dapat terlihat coiled spring appearance.

Gambaran tersebut disebabkan oleh sisa-sisa barium pada haustra sepanjang bekas tempat

invaginasi.

Sejak 1876, barium enema sudah dipergunakan untuk pengobatan invaginasi dan

hasilnya memuaskan. Hanya sedikit kemungkinan terjadi perforasi walaupun usus telah

mengalami gangren, asal tekanan hidrostatik tidak melebihi 1 meter. Demikian pula lamanya

perawatan pada reposisi barium lebih pendek daripada operasi. Sebaliknya dengan reduksi

manual pada operasi ternyata lebih bersifat traumatik, sehingga lebih mudah terjadi ruptur

usus. dengan kelebihan yang disebut tadi, di Skandinavia reposisi barium lebih banyak

digunakan. Survival rate 55%, masing-masing 81% pada umur kurang 1 tahun dan 15% pada

usia kurang 3 bulan Kadang-kadang reposisi barium tidak berhasil, misalnya pada umur

kurang 3 bulan dan invaginasi ileo-ileal. Bayangan kontras dalam bentuk cupping tidak

mencapai ileum terminalis sehingga memerlukan operasi.

Radiologi Page 18

Page 19: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

Jika reposisi konservatif ini tidak berhasil, terpaksa diadakan reposisi operatif. Sewaktu

oprasi akan dicoba reposisi manual dengan mendorong invaginatum dari oral kearah sudut

ileosaecal. Dorongan dilakukan dengan hati-hati tanpa tarikan dari bagian proksimal.

Operasi dini tanpa terapi barium dikerjakan bila terjadi perforasi, peritonitis dan tanda-

tanda obstruksi. Keadaan ini biasanya pada invaginasi yang sudah berlangsung 48 jam.

Demikian pula pada kasus-kasus relapse. Invaginasi berulang 11% setelah reposisi barium

dan 3% pada operasi tanpa reseksi usus. Bisanya reseksi dilakukan jika aliran darah tidak

pulih kembali setelah dihangatkan dengan larutan fisiologik. Usus yang mengalami invaginasi

nampak kebiruan. Pada perawatan ke-2 kali, dikerjakan operasi tanpa barium enema.

Radiologi Page 19

Page 20: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Invaginasi merupakan suatu keadaan masuknya usus bagian proksimal ke usus

bagian distal. Terjadi pada kelompok anak usia 4-12 bulan, dan pada kelompok anak usia

di atas 2 tahun, dengan berbagai macam penyebab. Salah satu segmen usus yang paling

tersering pada kasus invaginasi adalah mengenai segmen ileo-colica. Gejala klinis yang

bisa ditemukan sebagai Trias Invaginasi, antara lain nyeri perut tiba-tiba yang hilang

timbul dengan onset 10-20 menit, BAB berlendir dan berdarah, bagian atas perut yang

penuh dan bagian bawah yang kosong (Dance Sign). Keadaan umum pasien biasanya

berupa perut kembung disertai mual dan muntah.

Pemeriksaan penunjang invaginasi dapat dilakukan dengan pemeriksaan

Radiologis, antara lain :

1. Foto Polos 3 Posisi, dapat ditemukannya tanda obstruksi (+), distensi (+), Air Fluid

Level, Herring Bone (gambaran plica circularis usus).

2. Barium Enema, tampak defek pengisian barium yang konveks (Coiled Spring).

3. USG, tampak doughnut sign / pseudokidney.

4. Colon In Loop, tampak cupping sign.

Diagnosis banding invaginasi adalah Hirsprung Disease. Trias Hirsprung antara lain

perut distensi, muntah hijau, mekonium terlambat >24 jam. Pemeriksaan radiologi

dengan barium enema, akan tampak zona transisi (Mouse Tail Appereance).

Radiologi Page 20

Page 21: INVAGINASI NEWWW

Invaginasi

Hirsprung Invaginasi

SARAN

Diagnosis banding untuk invaginasi antara lain adalah Hirsprung Disease dan Stenosis Ileum. Pemeriksaan penunjang diperlukan dalam penegakkan diagnosis invaginasi selain untuk menyingkirkan diagnosis banding.

Radiologi Page 21