19
INTERVENSI KEPERAWATAN Kelompok 6 Annisa Ika Nurul Izah Meita Astriati Dyah Tanjung Rianti Putri Tsani Shahnaz Destianti Endah Sulistyorini

INTERVENSI KEPERAWATAN-1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

powerpointIntervensi KeperawatanNursing InterventionsKeperawatan Dasar 2Fundamental of Nursing

Citation preview

  • INTERVENSI KEPERAWATANKelompok 6Annisa IkaNurul IzahMeita AstriatiDyah TanjungRianti Putri TsaniShahnaz DestiantiEndah Sulistyorini

  • Definisi PerencanaanPerencanaan adalah fase proses keperawatan yang penuh pertimbangan dan sistematis dan mencakup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Dalam perencanaan, perawat merujuk pada data pengkajian klien dan pernyataan diagnosis sebagai petunjuk dalam merumuskan tujuan klien dan merancang intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan masalah kesehatan klien (Kozier, ERB, Berman, & Snyder, 2010).

  • Definisi PerencanaanMeskipun perencanaan pada dasarnya merupakan tanggung jawab perawat, masukan dari klien dan individu pendukung sangat penting untuk keefektifan rencana tersebut. Perawat tidak merencanakan untuk klien, tetapi mendorong klien unttuk berpartisipasi aktif sesuai kemampuannya (Kozier et al, 2010).

  • Menetapkan PrioritasMenetapkan prioritas adalah proses menetapkan rangkaian pilihan untuk menangani diagnosis dan intervensi keperawatan. Perawat dan klien mulai merencanakan dengan menentukan diagnosis keerawatan yang perlu ditangani pertama, kedua, dan sebaginya. Alih-alih diagnosis yang disusun berdasarkan peringkat, perawat dapat mengelompokkan diagnosisi menjadi prioritas tinggi, sedang, atau rendah (Kozier et al, 2010).

  • Menetapkan PrioritasPerawat sering kali menggunakan hierarki kebutuhan Maslow ketika menetapkan prioritas. Perawat tidak harus menangani semua diagnosis prioritas tinggi dahulu, tetapi dapat menangani sebagian diagnosis prioritas tinggi sebelum menangani yang lain, misalnya menangani diagnosis dengan prioritas yang lebih rendah. Selanjutnya, karena klien biasanya mengalami beberapa masalah, perawat sering kali menangani lebih dari satu diagnosis pada satu waktu (Kozier et al, 2010).

  • Menetapkan PrioritasPrioritas berubah seiring perubahan respons klien, masalah, dan terapi. Perawat harus mempertimbangkan berbagai faktor ketika menetapkan prioritas, termasuk:Nilai dan kepercayaan kesehatan klienPrioritas klienSumber yang tersedia bagi perawat dan klienUrgensi masalah kesehatanRencana terapi medis (Kozier et al, 2010).

  • Penetapan Tujuan dan Hasil yang DiharapkanSetelah menetapkan prioritas, perawat dan klien menetapkan tujuan untuk setiap diagnosis keperawatan. Tujuan atau hasil yang diharapkan dimaksudkan dalam hal respon klien yang dapat diamati, apa yang ingin perawat capai dengan mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tujuan didefinisikan sebagai pernyataan luas tentang status klien dan hasil yang diharapkan sebagai kriteria yang lebih spesifik dan dapat diamati yang digunakan untuk mengevaluasi apakah tujuan telah tercapai (Kozier et al, 2010).

  • Penetapan Tujuan dan Hasil yang DiharapkanKetika tujuan dinyatakan secara jelas, rencana asuhan harus meliputi tujuan dan hasil yang diharapkan. Menulis tujuan yang luas dan umum pertama kali dapat membantu mahasiswa untuk memikirkan hasil spesifik yang diperlukan, tetapi tujuan yang luas hanya merupakan poin awal untuk perencanaan. Hasil yang spesifik dan dapat diamati harus ditulis pada rencana asuhan dan digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien (Kozier et al, 2010).

  • Merancang Intervensi KeperawatanIntervensi keperawatan adalah setiap tindakan berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan yang perawat lakukan untuk meningkatkan hasil pada klien (McCloskey & Bulecheck, 200, hlm. xix, dalam Kozier et al, 2010).

  • Merancang Intervensi KeperawatanIntervensi dan tindakan keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai tujuan klien. Intervensi spesifik yang dipilih harus berfokus menghilangkan atau mengurangi etiologi diagnosis keperawatan, yang merupakan klausa kedua pernyataan diagnosis. Ketika tidak mungkin untuk mengubah faktor etiologi, perawat memilih intervensi untuk mengatasi tanda dan gejala atau batasan karakteristik pada terminologi NANDA (Kozier et al, 2010).

  • Merancang Intervensi KeperawatanIntervensi untuk diagnosis keperawatan resiko harus berfokus pada tindakan untuk mengurangi faktor resiko klien, yang juga ditemukan pada klausa kedua. Identifikasi etiologi yang benar selama fase diagnosis memberikan kerangka berpikir untuk memilih intervensi keperawatan yang berhasil. intervensi akan bervariasi sesuai dengan penyebab masalah (Kozier et al, 2010).

  • Perencanaan Asuhan KeperawatanMenurut Smith dan Dougherty (2001 dalam Kozier et al, 2010), JCAHO mewajibkan catatan klinis mencakup bukti pengkajian klien, diagnosa keperawatan dan/atau kebutuhan klien, intervensi keerawatan, hasil kliean, dan bukti rencana asuhan keperawatan saat ini. Bergantung pada sistem catatan yang digunakan, rencana asuhan keperawatan mungkin terpisah dari catatan klien yang dicatat pada catatan kemajuan dan formulir lain dalam catatan klien, atau tercantum pada rencana asuhan multidisiplin

  • Perencanaan Asuhan KeperawatanAda dua tipe rencana asuhan keperawatan:Rencana asuhan tradisional Ditulis untuk setiap klien Rencana asuhan baku Dikembangkan untuk menghemat waktu dokumentasi.(Kozier et al, 2010).

  • Perencanaan Asuhan KeperawatanRencana asuhan keperawatan informal Strategi tindakan yang ada dalam pikiran perawatRencana asuhan keperawatan formal Panduan tertulis atau komputerisasi yang mengatur informasi tentang asuhan klien, manfaat rencana ini yaitu menjamin kontinuitas asuhanRencana asuhan baku Rencana formal yang memuat asuhan keperawatan untuk kelompok klien dengan kebutuhan umumRencana asuhan individual Disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan unik klien tertentu - kebutuhan yang tidak dipenuhi oleh rencana baku(Kozier et al, 2010).

  • Perencanaan Asuhan KeperawatanRencana asuhan berisi tindakan yang harus perawat lakukan untuk mengatasi diagnosis keperawatan klien dan mewujudkan hasil yang diharapkan. Perawat memulai rencana ketika klien masuk institusi layanan kesehatan dan terus memperbarui rencana tersebut selama masa rawat inap klien sebagai respons terhadap perubahan kondisi klien dan evaluasi pencapaian tujuan (Kozier et al, 2010).

  • Perencanaan Asuhan KeperawatanSelama fase perencanaan, perawat harus:Memutuskan masalah klien yang memerlukan rencana individual dan masalah yang dapat ditangani dengan rencana baku dan asuhan rutinMenuliskan hasil individual yang diharapkan dan program keperawatan untuk masalah klien yang memerlukan penanganan keperawatan melalui asuhan rutin yang direncanakan sebelumnya(Kozier et al, 2010).

  • Menulis Rencanaan Asuhan KeperawatanPerawat harus menggunakan panduan berikut ketika menulis rencana asuhan keperawatan:Beri tanggal dan tanda tangani rencanaGunakan judul kategori: diagnosis keperawata, tujuan / hasil yang diharapkan, intervensi keperawatan, dan evaluasiGunakan simbol medis atau bahasa baku dan kata kunci, bukan kalimat lengkap untuk menyampaikan ide andaSpesifikRujuk ke buku prosedur atau sumber informasi lain, bukan mencantumkan semua langkah pada rencana tertulis(Kozier et al, 2010).

  • Menulis Rencanaan Asuhan KeperawatanSesuaikan rencana dengan karakteristik unik klien dengan memastikan bahwa pilihan klien, seperti pilihan tentang waktu perawatan dan metode yang digunakan, dicantumkanPastikan bahwa rencana keperawatan menggabungkan aspek pencegahan dan pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihanPastikan bahwa rencana berisi intervensi untuk pengkajian klien yang bersinambunganSertakan aktivitas kolaboratif dan koordinasi dalam rencanaSertakan rencana pemulangan klien dan kebutuhan perawatan di rumah(Kozier et al, 2010).

  • Daftar PustakaKozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. (2010). Fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik, (Ed. 7, vol. 1). Jakarta: EGC