Upload
itien
View
111
Download
2
Embed Size (px)
BAB 1
TINJAUAN TEORI
ANC (ANTENATAL CARE)
1.1. TINJAUAN MEDIS
1.1.1 Pengertian
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Guttmacher, 2007)
1.1.2 Tujuan
1) Pengawasan : Kesehatan. Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta &
komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi,
meragukan dan rendah)
2) Menyiapkan persalinan well born baby dan well health mother
3) Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
4) Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu secara optimal
1.1.3Bukti Kehamilan
1. Presumtif (Bukti Subjektif)
1) Amenorea
2) Perubahan payudara
3) Mual & muntah (morning sickness)
4) Frekuensi berkemih
5) Leukorea
6) Tanda Chadwiek’s
7) Quickening
2. Probabilitas (Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan & perubahan uterus
Uterus akan mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan
konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya globular.
a) Tanda Hegar’s
Tanda Hegar diketahui melalui pemeriksaan bimanual pada usia
kehamilan 6-8 minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan
konsistensi rahim, terutama pada bagian isthmus uteri teraba lunak.
b) Ballotement
Ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan banyaknya air ketuban
pada bulan keempat dan kelima, maka jika rahim didorong dengan
sekonyong-konyong atau digoyangkan, janin akan melenting di
dalam rahim.
c) Braxton hick’s
Adanya kontraksi selama kehamilan
d) Piscaseck
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang
dekat dengan implantasi plasenta.
e) Goodell’s
Tanda Goodell’s diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Pada
pemeriksaan ini serviks akan terasa lebih lunak. Penggunaan
kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
f) Chadwick
Pada pemeriksaan ini didapatkan warna selaput lendir vulva dan
vagina terlihat menjadi ungu karena hipervaskularisasi.
g) McDonald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama
lain dan bergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
2) Perubahan Abdomen
a) Pembesaran abdomen
b) Striae Gravidarum
c) Pigmentasi pada linea nigra
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Walaupun pada pemeriksaan ini hasilnya positif, kemungkinan positif
palsu tetap ada.
3. Absolut (Bukti Positif)
Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin
secara jelas dan hal-hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi
kesehatan yang lain.
1) Teraba bagian-bagian janin. Palpasi yang dilakukan sudah dapat diraba
bagian-bagian dari janin.
2) Mengidentifikasi posisi janin, pemeriksa yang berpengalaman juga
bisa membedakan antara pergerakan tangan dan kaki.
3) Terlihat atau teraba gerakan janin
4) DJJ (denyut jantung janin) sudah dapat didengar. DJJ dapat didengar
dengan stetoskop Laenac, kardiotokografi, dan Doppler. Teknik
auskultasi yang dilakukan dengan benar dapat mengidentifikasi bunyi-
bunyi seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.
5) Pemeriksaan dengan USG terlihat kerangka janin.
1.1.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
1) Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
4) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)
2. USG
1) Jenis kelamin
2) Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion
1.1.5 Pemeriksaan Kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1) TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2) Terabanya ballotement di simpisis 12 mgg
3) DJJ (+) dg Dopller 10-12 mgg
4) DJJ (+) dg fetoscop 20 mgg
5) Quickening 20 mgg
6) USG
1. Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)
1) Hari + 7
2) Bulan (1-3) + 9, B (4-12) – 3
3) Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
2. Perhitungan Taksiran Berat Janin
1) TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
2) TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
3. Frekuensi Kunjungan
1) Kunjungan I (12-24 minggu)
Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaan
laboratorium, antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE
2) Kunjungan II (28-32 minggu)
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan
payudara dan senam hamil), vaksin TT I
3) Kunjungan III (34 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II
4) Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg)
Anamnesis , perawatan payudara dan persiapan persalinan
1.1.6 PATOFISIOLOGI2 minggu setelah haid
Hormon estrogen meningkat
Selaput lendir mulai menebal
Ovulasi Tidak terjadi pembuahan
Sel telur degenerasi
Sel telur keluar bersama darah haid
Masuk ke dalam rahim
Terjadi pembuahan
zigot
Pembelahan (mitosis)
Morula
Blastula
Implantasi / nidasi
Blastosis
Bagian Luar
Plasenta
Bagian dalam
Embrio
Janin
Peningkatan hormon estrogen & progesteron
KardiovaskulerPencernaanTraktus urinarius Pernapasan
Perubahan fisik pada ibu
Ketidaknyamanan
Perubahan pola seksualitas
Dilatasi, pemanjangan d&penekukan ureter
Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah
Penurunan tonus kandung
kemih
Pengosongan kandung kemih
tidak tuntas
Risti infeksi traktus urinarius
Pergeseran diafragma
Sesak
Ketidak-efektifan
pola napas
Penurunan peristaltik
usus, penekanan
uterus
Risti konstipasi
Mual, muntah
Risiko defisit volume cairan
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Hemodilusi TD rendah
Penurunan Hb
LelahPerasaan
akan pingsan
Intoleransi aktivitas
Risiko Cidera
Perubahan pola
eliminasi urine
Sering berberkemih
Nidasi
Pembentukan plasenta dan janin
Kompensasi thdp oksigenasi
Spasme pembuluh darah
TD ↑
RISTI kematian janin
Ansietas
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur dari indung telur,
kemudian terjadi peningkatan hormon estrogen sehingga selaput lendir mulai
menebal dan terjadi proses ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur).
Kehamilan terjadi bila senggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi (14
hari atau 2 minggu setelah haid). Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur
akan berdegenerasi dan sel telur akan keluar bersama-sama dengan darah haid.
Apabila terjadi pembuahan (bertemunya sel telur dan sel sperma), terjadi
penyatuan kedua pronuklei yang disebut dengan zigot, kemudian akan mengalami
pembelahan (mitosis).
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi (blastolisis).
Kemudian terbentuk plasenta pada bagian luar, dan membentuk embrio yang
kemudian menjadi janin pada bagian dalam. Pembentukan plasenta menyebabkan
peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan banyak
perubahan fisik pada ibu sehingga ibu mengalami ketidaknyamanan dan terjadi
perubahan pola seksualitas. Selain itu, juga mempengaruhi sistem urinarius,
sistem pernapasan, sistem pencernaan dan sistem kardiovaskuler.
Perubahan pada sistem urinarius, terjadi dilatasi, pemanjangan dan
penekukan ureter. Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah dan penurunan
tonus kandung kemih menyebabkan pengosongan kandung kemih tidak tuntas
dapat menyebabkan resiko tinggi infeksi traktus urinarius. Semakin bertambahnya
usia kehamilan, maka besar uterus juga dapat menyebabkan penekanan pada
traktus urinarius sehingga bladder tidak dapat menampung urine secara maksimal
dan frekuensi BAK menjadi lebih sering.
Pada sistem pernapasan, terjadi pergeseran diafragma karena paru-paru
terdesak oleh pembesaran uterus. Hal ini menyebabkan sesak napas sehingga
terjadi ketidakefektifan pola napas.
Pada sistem pencernaan, terjadi penurunan peristaltik usus dan penekanan
uterus sehingga menyebabkan konstipasi. Selain itu, terjadi perubahan hormon-
hormon dalam tubuh yang menyebabkan mual dan/atau muntah. Keadaan ini
dapat mempengaruhi status nutrisi menjadi berkurang dari kebutuhan tubuh dan
beresiko defisit volume cairan dan elektrolit.
Proses kehamilan juga berpengaruh pada sistem kardiovaskuler yaitu
terjadi hemodilusi yang mengakibatkan penurunan kadar Hemoglobin dalam
darah ibu. Ibu menjadi mudah lelah dan apabila tekanan darah juga ikut menurun,
dapat menyebabkan pingsan (hipotensi ortostatik) sehingga beresiko cidera dan
dapat mengganggu aktivitas.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian ANC
1. Anamnesa
a) Anamnesa identitas istri dan suami
b) Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala,
nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya
2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
(1) Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga
bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu
sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis),
kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
(2) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk
ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
(3) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB
yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
(4) Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
(5) Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30
mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat
berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
2) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
3) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal
ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
4) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
(6) Kepala dan Leher
a. Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
b. Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sklera
c. Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
d. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran
vena jugularis
(7) Payudara
a. Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil,
sedang, dan besar
b. Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c. Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d. Retraksi akibat adanya lesi
e. Masa atau pembesaran pembuluh limfe
(8) Abdomen
a. Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
b. Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan
> 22 minggu
c. Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi,
dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
a. Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
c. Konsistensi uterus
Leopold II :
1) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
2) Menentukan letak punggung janin
3) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
1) Menentukan bagian terbawah janin
2) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
1) Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
2) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa
jauh sudah masuk PAP
Tinggi fundus uteri berdasarkan minggu kehamilan :
(9) Tangan dan kaki
a) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku
jari
b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan
hipo atau hiper
Pusat
shympisis
Prosesus xypoideus
(10) Pemeriksaan panggul
1. Panggul : genital luar
a. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka,
varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
b. Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk
mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista
2. Panggul : menggunakan spekulum
a. Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum
b. Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya
cairan/darah dan luka
3. Panggul : pemeriksaan bimanual
a. Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri
tekan atau nyeri goyang)
b. Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua
jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk
dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa
3. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
Dari Janin : 1) Djj pada bulan ke 4-5
2) Bising tali pusat
3) Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :1) Bising rahim
2) Bising aorta
3) Peristaltik usus
4. Pemeriksaan Dalam
(1) Vaginal Toucher (VT)
(2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
a. Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
b. Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
c. Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
1.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
(2) Mengikuti diet yg dianjurkan
(3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
(4) Menunjukkan ↑ BB ( min 1,5 kg pd TM I )
2) Intervensi :
(1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
R/ Memenuhi nutrisi ibu
(2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
(3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai
petunjuk
(4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang
budaya yang dianut oleh ibu
(5) Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB
dibawah normal meningkatkan risiko IUGR
(6) Berikan ↑ BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu
tinggi atau rendah
(7) Tinjau tentang mual & muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu
(8) Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan
(9) Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan
nutrisi
2. Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan,
mual dan muntah
1) Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan untuk menurunkan
frekwensi & keparahan mual/muntah
(2) Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
(3) Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi
3) Intervensi :
(1) Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
(2) Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
(4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
(5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output,
Timbang BB
R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa
yang kering, penurunan BB salah satu tanda dan gejala
dehidrasi
3. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran
diagfragma sekunder kehamilan
1) Tujuan :
Pola napas efektif
2) Kriteria Hasil :
(1) Melaporkan penurunan keluhan sesak
(2) Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik
3) Intervensi :
(1) Kaji status pernapasan
R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran
diafragma
(2) Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
(3) Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah
rendah, aliran darah ke otak terlambat dan mempengaruhi
sistem saraf pernapasan sehingga dapat menyebabkan ibu
merasa sesak
(4) Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk
mampu mengatur pernapasan sehingga keluhan tentang
kesulitan pernapasan dapat berkurang
(5) Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan
4. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh
hormonal
1) Tujuan :
Rasa nyaman terpenuhi
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi tindakan yang melegakan dan menghilangkan
ketidaknyamanan
(2) Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan
3) Intervensi :
(1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor
R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh
klien
(2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
(3) Anjurkan pemakaian korset uterus
R/ Menambah kenyaman ibu
(4) Tekankan menghindari stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang
dapat menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
(5) Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat
duduk atau BAB
(6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada
haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari konstipasi yang
akan menambah keparahan hemoroid
R/ Memberikan kenyaman pada ibu
(7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat sehingga
menyebabkan kelelahan pada ibu
(8) Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam
hamil
5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
dan ketidaknyamanan
1) Tujuan :
Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
2) Kriteria Hasil :
(1) Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual
(2) Identifikasi langkah mengatasi situasi
(3) Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama
kehamilan
3) Intervensi :
1. Kaji pola aktivitas seksual pasangan
R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
2. Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan
3. Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas
selam hamil yang tidak mengganggu kehamilan
4. Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi
(stimulasi puting susu, orgasme pd wanita, sperma)
R/ Pada TM I kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan
abortus
1.2.2.6 Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan
uterus
1) Tujuan :
Konstipasi tidak terjadi
2) Kriteria Hasil :
(1) Mempertahankan pola fungsi usus normal
(2) Mengidentifikasi perilaku beresiko
(3) Melaporkan tindakan untuk meningkatka eliminasi
3) Intervensi :
(1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan
perubahan selama hamil
R/ Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan
selama hamil
(2) Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya haemoroid
(3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan
feses lebih lunak
(4) Anjurkan latihan ringan
R/ Latihan dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat
dan membantu merangsang terjadai BAB
(5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut
1.2.2.7 Intoleran aktivitas berhubungan dengan oedema kaki akibat tingginya
asupan garam
1) Tujuan
Mampu memahami cara pemenuhan aktivitas
2) Kriteria Hasil :
a) Mampu menyebutkan penyebab intoleran aktivitas
b) Mampu menyebutkan cara pemenuhan aktivitas
3) Intervensi :
1. Kaji aktivitas yang belum terpenuhi
R/ Mengetahui kebutuhan pasien
2. Kaji penyebab intoleran aktivitas
R/ Mencari solusi dari penyebab
3. Beri HE diit rendah garam
R/ Menambah informasi
4. Anjurkan banyak istirahat dan tidak menggantung kaki saat duduk
R/ Mencegah natrium menumpuk di ekstermitas
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ Mencegah oedema kaki
1.2.2.8 Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan penumpukan urine
dalam ureter bagian bawah
1) Tujuan : Pola eliminasi kembali normal
2) Kriteria Hasil :
a) Pasien menunjukkan dapat mengontrol frekuensi BAK
b) BAK 6-8x/hari
3) Intervensi :
1. Observasi intake output cairan
R/ Mengetahui adanya keseimbangan pemasukkan dan haluaran urine
2. Observasi dan catat perkembangan uterus dan janin
R/ Semakin besar uterus dan janin maka semakin berisiko menekan
sistem urinarius
3. Anjurkan pasien untuk mengurangi minum minuman yang
merangsang peningkatan BAK
R/ Minuman seperti kopi, teh dapat meningkatkan frekuensi BAK
4. Berikan penjelasan kepada pasien bahwa sering BAK adalah hal
yang fisiologis
R/ Penjelasan dapat mengurangi kecemasan pasien dan menambah
pengetahuan
5. Anjurkan pasien untuk banyak minum disiang hari
R/ Banyak minum dimalam hari menyebabkan frekuensi BAK
meningkat dapat menganggu istirahat tidur
6. Anjurkan pasien untuk tidak menahan kencing
R/ Penahanan kencing pada kandung kemih memicu terjadinya batu
ginjal
1.2.2.9 Kurang pengetahuan mengenai kehamilan trimester III berhubungan
dengan kurangnya informasi.
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x15 menit, pasien memahami
tentang kehamilan trimester III
2) Kriteria Hasil
- Pasien paham tentang kehamilan trimester III
- Menunjukkan tanda non verbal seperti anggukan kepala
3) Intervensi
1. Berikan informasi tentang kehamilan trimester III
R/ Untuk membantu pasien memahami tentang kehamilan
2. Observasi tingkat pengetahuan pasien, beri waktu pasien untuk
bertanya.
R/ Memberikan informasi yang perlu untuk mengembangkan rencana
perawatan
3. Memotivasi pasien untuk memeriksakan kehamilan secara rutin
R/ Untuk membantu mengobservasi keadaan janin
1.2.3 EVALUASI
1) Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Cairan terpenuhi secara adekuat
3) Pola napas efektif
4) Rasa nyaman terpenuhi
5) Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
6) BAB lancar
7) Aktivitas terpenuhi secara adekuat
8) Eliminasi normal
STIKES RS. BAPTIS KEDIRIPRODI KEPERAWATAN S1
FORMULIR PENGKAJIAN KASUS KEPERAWATAN MATERNITAS(PADA IBU HAMIL DAN KASUS GINEKOLOGY)
NAMA MAHASISWA : Supril LewitriyaNIM : B2.09.26SEMESTER : III
Tanggal masuk RS/Poliklinik/Puskesmas : 02-09-2010 Jam: 09.00Nomor register : 605900Diagnosa masuk : GIIP10001
Tanggal Pengkajian : 02-09-2010Jam : 09 00
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1) Identitas Biodata
Nama pasien
Umur
Suku / bangsa
:
:
:
Ny. L
25 tahun
Jawa / Indonesia
Nama pasien
Umur
Suku / bangsa
:
:
:
Tn. C
28 tahun
Jawa / Indonesia
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat kantor
Alamat rumah
:
:
:
:
:
:
Islam
SMP
Swasta
-
-
Mojoroto-Kediri
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat kantor
Alamat rumah
:
:
:
:
:
:
Islam
SD
Swasta
< Rp 1.000.000,-
-
Mojoroto-Kediri
2) Keluhan utama
Pasien mengatakan hamil anak kedua dan takut jika akan seksio lagi
3) Alasan kunjungan saat ini
Kunjungan Pertama Kunjungan Rutin
Kunjungan Ulang
4) Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Lama : 5-6 hari
Banyaknya : + 1 kotex
Siklus : 28 hari
Teratur / tidak : Teratur setiap bulan
Disminorhoe : jarang
Flour albes : kadang-kadang
Jumlah : sedikit
Warna / bau : kecoklatan, tidak bau
HPHT : 18 – 12 – 2009
HPL : 25 – 09 – 2010
5) Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC TM I : Berapa kali : 2x
Keluhan : Pusing
Terapi : Nifedipine 5 mg PO Tid
TM II : Berapa kali : 1x
Keluhan : -
Terapi : Curvit 15 mg cc PO Tid
TM III : Berapa kali : 6x
Keluhan : BAK sering
Terapi : Ferofort 1 pil /H, Protecal 1 pil/H,
Calk 1 pil/H
Hasil tes kehamilan (jika dilakukan), Tanggal: 25 – 12– 2010 jam: 6 pagi
Imunisasi TT berapa kali : 4x
Kapan : sebelum menikah dan sewaktu hamil anak pertama dan sekarang
Pergarakan fetus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan : 20 minggu
Pergerakan Fetus dalam 24 jam terakir : + 3-4 kali
Keluhan selama hamil : pusing pada trimester I
Obat –obatan selama hamil : Ferofort, Protecal, Calk, Curvit, Nifedipine
Penyuluhan yang didapat : belum pernah
6) Pola Makan dan Minum
Makan : 3 x/hari (nasi, lauk, sayur, dan buah)
Minum : 6-7 gelas/hari (air putih, teh)
Perubahan makan yang dialami : tidak ada
7) Pola aktivitas sehari-hari
Istirahat : + 2 jam
Tidur : ± 8 jam
Seksualitas : + 2 kali/minggu
8) Pola eliminasi
BAB : 1-2 x/hr
BAK : + lebih dari 6x/hari, di RS. BAK sudah 3x
9) Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB suntik dengan waktu 3 bulan
Rencana kontrasepsi : Belum tahu, menunggu kelahiran
anak lahir.
10) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu :
No
Tgl/Bln
Kehamila
n
Tempat
Persalina
n
Usia
Kehamilan
Jenis
Persalina
n
Penolon
g
Penyulit
Kehamila
n
Anak
NifasJK BB
P
B
1. Th 2005 RSBK 9 bulan SC dr. Eklams
i
P 1800 gr - -
2. Hamil ini 41 minggu
11) Riwayat penyakit yang sedang diderita : GIIP10001
12) Riwayat penyakit yang lalu : Pasien pernah menderita sakit flu
dan pilek, pasien pernah mengalami eklamsi pada kehamilan anak pertama
dan harus dilakukan tindakan kedokteran yaitu secsio.
13) Riwayat penyakit keturunan : Tidak mempunyai penyakit
keturunan seperti HT, DM
14) Perilaku Kesehatan
- Minum alkohol atau obat-obatan : Ferofort, Protecal, Calk, Curvit,
Nifedipine
- Jamu yang sering digunakan : Tidak pernah
- Merokok, makan sirih, kopi : Minum teh kadang
- Ganti pakaian dalam : 2 x/hari mandi pagi dan sore
15) Riwayat Sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : Ya, diinginkan
Jenis kelamin yang direncanakan : Tn.C menginginkan anak laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Jumlah : 7 kali
Jumlah keluarga yang tinggal serumah : 4 orang
Susunan keluarga yang tinggal serumah :
NoJenis
Kelamin
Umur/
tahun
Hubungan
keluargaPendidikan Pekerjaan Keterangan
1
2
3
4
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
28
25
5
58
Suami
Istri
Anak
Ibu
SD
SMP
TK
SD
Swasta
Ibu RT
-
-
16) Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas:
Dapat hamil dan melahirkan anak merupakan suatu anugerah Tuhan.
17) Keadaan psikososial
Hubungan dengan keluarga : Baik
Hubungan dengan masyarakat : Baik
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan Umum : KU cukup baik
(2) Kesadaran : Composmentis
(3) Keadaan Emosional : Stabil, banyak diam bila tidak diajak
berkomunikasi
(4) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
(5) Suhu Tubuh : 36 5 o C
(6) Denyut Nadi : 84 x/mnt
(7) Pernafasan : 20 x/mnt
(8) Tinggi Badan : 155 cm
(9) BB sekarang : 746 kg
(10) BB sebelumhamil : 64 kg
(11) Lingkar lengan atas : 24,5 cm
2) Pemeriksaan Khusus
(1) Inspeksi
1.1 Kepala
- Warna rambut : Hitam - Benjolan : Tidak ada
- Rontok : Tidak - Ketombe : Tidak ada
1.2 Muka : Cloasma gravidarum : Tidak ada, wajah
tampak sedih, banyak diam bila tidak diajak
bicara
1.3 Mata : Kelopak mata : Tidak ada pembengkakan
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
1.4 Hidung : Simetris : ya
Sekret : tidak ada
Polip : tidak ada
1.5 Mulut dan gigi : Lidah : Bersih, tidak stomatitis
Gigi : Bersih, tidak ada caries
Gusi : Tidak ada peradangan pada gusi
1.6 Telinga : Serumen : Ada
1.7 Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis
1.8 Axila : Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
1.9 Dada
Payudara
- Pembesaran : Payudara tampak membesar
- Simetris : Ya
- Papila Mame : kecoklatan, menonjol
- Putting : menonjol
- Benjolan / tumor : Tidak ada
- Pengeluaran : Belum ada
- Strie : Tidak ada
- Kebersihan : Daerah sekitar aerola mamae dan putting bersih
1.10 Abdomen
- Pembesaran : Ada, Sesuai dengan usia kehamilan
- Linea alba : Tidak ada
- Linea nigra : ada
- Bekas luka operasi : ada
- Strie livide : -
- Strie albican : -
1.11 Punggung
- Posisi tulang belakang : Normal, Tidak ada kelainan
1.12 Ekstermitas
- Oedema : Tidak ada
- Varises : Tidak ada
- Simetris : Ya
1.13 Ano – Genital
- Keadaan perineum : tidak dikaji
- Warna vulva : tidak dikaji
(2) Palpasi
Leopold I : Tinggi fundus uteri 4 jari di di bawah PX (30 cm)
Leopold II : Letak sungsang (Djj 144x/mnt)
Leopold III : Teraba bulat lunak dan melenting (kepala)
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
(3) Perkusi
Reflek patela : +/+ (positif)
C. Pemeriksaan panggul luar
- Distancia Spinarum : 22 cm
- Distancia Christarum : 27 cm
- Konjungata externa : 45 cm
- Lingkar Panggul : 88 cm
- Distancia tuberum : - cm
D. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Pemeriksaan darah tanggal 12-04-2010
- HB : 11 g/dl
- Golongan darah : B Rh +
Urine : Pemeriksaan Urine tanggal 12-04-2010
Protein : 1+ g/dl
Warna : kuning
Kejernihan : jernih
E. Pemeriksaan Penunjang Lain : -
F. Kesimpulan
GII P1001 hamil 41 minggu, janin tunggal hidup, riwayat Eklamsi.
II. ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. L
Umur : 25 tahun
No.Register : 605900
Tanggal : 2-09-2010
No. Kelompok Data MasalahKemungkinan
Penyebab
1. DS :
Pasien mengatakan BAK
sering (lebih dari 6 x/hari)
DO :
- Pasien terlihat 3 kali ke
kamar mandi saat di RS
- GIIP1001 hamil 41
Perubahan pola
eliminasi urine
Nidasi↓
Penebalan dinding uterus
↓Pembentukan plasenta
dan janin↓
Pembesaran uterus↓
Menekan sistem urinarius
Kediri, 2 September 2010Mahasiswa
Supril Lewitriya
minggu
- TD : 110/70 mmHg
↓Perubahan pola eliminasi urine
2. DS :
Pasien mengatakan takut
jika harus secsio lagi
DO :
- Pasien tampak sedih
- Banyak diam bila tidak
diajak berkomunikasi
- GIIP1001 hamil 41
minggu
- Riwayat Eklamsi
- Kepala belum masuk
PAP
- Tinggi fundus uteri 4
jari bawah PX 30 cm
- Pemeriksaan protein
urine tgl 12-04-
2010 :1+
- TD : 110/70 mmHg
Ansietas Pertemuan ovum dan sperma
↓Zigot
↓Nidasi
↓Pembentukan plasenta
dan janin↓
Kompensasi terhadap oksigenasi
↓Spasme pembuluh
darah↓
TD meningkat↓
Risti kematian janin↓
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. L
Umur : 25 tahun
No.Register : 605900
No. Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan
1. 2-09-2010 Ansietas berhubungan dengan Risti kematian pada janin yang
ditandai dengan pasien mengatakan takut jika harus secsio
lagi, pasien tampak sedih, banyak diam bila tidak diajak
berkomunikasi, GIIP1001 hamil 41 minggu, riwayat Eklamsi,
kepala belum masuk PAP, tinggi fundus uteri 4 jari bawah PX
30 cm, pemeriksaan protein urine tgl 12-04-2010 :1+, TD :
110/70 mmHg
2. 2-09-2010 Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan
penekanan sistem urinarius oleh uterus yang ditandai dengan
Ansietas
pasien mengatakan BAK sering (lebih dari 6 x/hari), pasien
terlihat 3 kali ke kamar mandi saat di RS, GIIP1001 hamil 41
minggu, TD : 110/70 mmHg
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. L
Umur : 25 tahun
No.Register : 605900
Tanggal : 2-09-2010
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional TTD
1. Ansietas berhubungan dengan Risti
kematian pada janin yang ditandai
dengan pasien mengatakan takut
jika harus secsio lagi, pasien
tampak sedih, banyak diam bila
tidak diajak berkomunikasi,
GIIP1001 hamil 41 minggu, riwayat
Eklamsi, kepala belum masuk
PAP, tinggi fundus uteri 4 jari
bawah PX 30 cm, pemeriksaan
protein urine tgl 12-04-2010 :1+,
TD : 110/70 mmHg
Ansietas berkurang atau hilang
setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam waktu 1 x
24 jam dengan kriteria hasil :
- pasien mengatakan cemas
berkurang
- pasien memahami dan
dapat menjelaskan kembali
keadaan janin
- pasien kembali rileks
1. Observasi status psikologi pasien.
2. Tanyakan kepada pasien penyebab
kecemasan.
3. Anjurkan pasien untuk makan
makanan yang bergizi.
4. Berikan HE tentang gizi ibu hamil.
1.
sedang dialami.
2.
kecemasan, maka dapat dilakukan
intervensi selanjutnya.
3.
jumlahnya tepat, dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu dan janin secara
adekuat.
4.
tentang gizi yang diperlukan selama ibu
hamil.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional TTD
5. Berikan support sistem.
6. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian informasi tentang status
kesehatan janin.
5. Menurunkan tingkat kecemasan pasien.
6. Pemberian informasi yang lengkap,
jelas dan tepat dapat meningkatkan
pengetahuan pasien dan keluarga
sehingga kecemasan dapat berkurang.
2. Perubahan pola eliminasi urine
berhubungan dengan penekanan
sistem urinarius oleh uterus yang
ditandai dengan pasien mengatakan
BAK sering (lebih dari 6 x/hari),
pasien terlihat 3 kali ke kamar
mandi saat di RS, GIIP1001 hamil 41
minggu, TD : 110/70 mmHg
Pola eliminasi urine kembali
normal setelah dilakukan
tindakan keperawatan dalam
waktu 1 x 24 jam dengan
kriteria hasil :
- Pasien menunjukkan dapat
mengontrol frekuensi BAK
- BAK : 6-8 x/hari
- TD : 110-120 mmHg
70 - 80
1. Observasi intake – output cairan.
2. Observasi perkembangan uterus
dan janin.
3. Anjurkan pasien untuk
mengurangi minum minuman yang
merangsang peningkatan frekuensi
BAK (mis.: kopi, teh).
1. Mengetahui adanya keseimbangan
pemasukan dan haluaran urine.
2. Semakin besar uterus dan janin, maka
semakin beresiko menekan sistem
urinarius.
3. Minuman seperti kopi/teh dapat
meningkatkan frekuensi BAK.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional TTD
4. Berikan penjelasan kepada pasien
bahwa sering BAK adalah hal yang
fisiologis.
5. Anjurkan pasien untuk banyak
minum di siang hari.
6. Anjurkan pasien untuk tidak
menahan kencing
4. Penjelasan dapat mengurangi kecemasan
pasien dan menambah pegetahuan.
5. Banyak minum di malam hari
menyebabkan frekuensi BAK meningkat
sehingga dapat mengganggu
istirahat/tidur.
6. Penahanan kencing pada kandung kemih
memicu terjadinya batu ginjal
V. IMPLEMENTASI
Nama pasien : Ny. L
Umur : 25 tahun
No.Register : 605900
No. Tanggal No. DX Intervensi TTD
1. 2-09-2010 1 1. Mengobservasi status psikologi pasien.
2. Memberikan support sistem.
3. Menganjurkan pasien untuk makan makanan
yang bergizi.
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian informasi tentang status
kesehatan janin dan prognosisnya.
2. 2-09-2010 2 1. Mengobservasi intake-output cairan.
2. Mengobservasi tanda-tanda vital.
3. Melakukan ANC.
4. Menganjurkan pasien untuk tidak minum
minuman yang merangsang BAK.
5. Menjelaskan kepada pasien bahwa sering
kencing merupakan hal yang fisiologis.
6. Menganjurkan pasien untuk banyak minum
di siang hari dan mengurangi minum di
malam hari.
7. Menganjurkan pasien untuk tidak menahan
kencing
VI. EVALUASI
Nama pasien : Ny. L
Umur : 25 tahun
No.Register : 605900
No. No. DX Tanggal/Jam Evaluasi
1. 1 2-09-2010
10.05 am
S : Pasien mengatakan sudah mengetahui
keadaan janinnya dan cemas sudah ber-
kurang
O : - Pasien tampak rileks
- Pasien dapat menjelaskan kembali keadaan
janin sesuai dengan informasi dari dokter
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
2. 2 2-09-2010
10.10 am
S : Pasien mengatakan siang ini belum BAK.
O : - Pasien belum ke kamar mandi siang ini
- Minum hanya 250 cc
- TD : 110/60 mmHg
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dilanjutkan di rumah, pasien
kontrol 1 bulan (tgl. 16-09-2010)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC
Guttmacher. (2007). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC: Jakarta.
Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/
_______. (2008). Ante Natal Care. http://www.media-ilmu-keperawatan.com/
_______. (2008). http://farms-area.blogspot.com/2008/08/ askep-ibu-hamil .com
_______. (2009). http://blog.asuhan keperawatan.com/