11
TIKET MASUK PRAKTIKUM ILMU BEDAH UMUM “Jahit 1” Oleh: Dita Wahyuning Tyas (125130101111028) PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Interrupted Suture

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu Bedah

Citation preview

TIKET MASUK PRAKTIKUM

ILMU BEDAH UMUM

“Jahit 1”

Oleh:

Dita Wahyuning Tyas

(125130101111028)

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (diskontinuitas jaringan). Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak ini ialah penyembuhan luka yang dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu fase inflamasi, poliferasi dan penyudahan yang merupakan perupaan kembali (remodelling) jaringan.

Pengetahuan penjahitan luka diperlukan dalam ilmu bedah karena pembedahan membuat luka sayatan dan penjahitan bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan yang terputus serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah luka terbuka yang akan mengakibatkan masuknya mikroorganisme / infeksi. Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi sarat-sarat tertentu. Yang pertama adalah kenyamanan untuk digunakan atau untuk dipegang. Lalu pengamanan yang cukup pada setiap alat. Harus selalu steril. Cukup elastik. Bukan terbuat dari bahn yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk penyembuhan luka. Kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda asing.

Teknik penjahitan luka yang digunakan dalam kedokteran terdiri dari berbagai jenis teknik seperti, simple interrupted sutures, continuous suture, continuous locking, subcuticular sutures, mattress suture, dan hemoragic suture. Teknik simple interrupted sutures pada dasarnya adalah teknik penjahitan yang menyatukan daerah-daerah jaringan luka yang berdekatan. Jarak dari titik tusukan ke tepi luka harus sama dengan jarak dari jarum titik keluar ke margin luka. Kedalaman tusukan juga harus sama pada kedua tepi luka. Sedangkan hemoragic suture adalah tehnik penjahitan yang digunakan untuk mendekatkan tepi luka. Baik teknik penjahitan, maupun bahan jahit yang digunakan dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 JENIS ALAT DAN BAHAN JAHIT:

Alat yang umumnya digunakan dalam penjahitan antara lain : a. Tissue forceps (pinset) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps bergigi ujungnya

(surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu atraumatic tissue forceps dan dressing forceps.

b. Benang

c. Needleholders

d. Suture needles (jarum) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk segitiga dan bentuk bulat

2.2 Klasifikasi bahan jahit (Javed et al, 2012)

a) Menurut asalnya terbagi atas 2 yaitu

1) Organik

2) Sintetik

b) Menurut daya tahannya dalam jaringan host

1) Absorbable

2) Nonabsorbable

Fitur penting dari jahitan materi meliputi a) Safety simpul

b) Kapasitas peregangan

c) Reaktivitas jaringan, dan

d) Keselamatan luka.

2.3 TEKNIK PENJAHITANTeknik penjahitan terdiri dari (Modi,2009) 1. Simple interrupted sutures

2. Continuous suture

3. Continuous locking

4. Subcuticular sutures

5. Mattress suture

6. Haemoragic suture.

Simple interrupted suture merupakan teknik penjahitan yang sering digunakan. Simple interrupted suture disebut juga teknik jahitan terputus. Jahitan ini adalah jenis jahitan yang paling sering digunakan, karena sederhana dan dapat digunakan dalam semua prosedur bedah (Modi,2009).

Tekniknya dengan melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable dengan jarak antara 1 cm. simpul diletakkan di tepi luka pada salah satu tempat tusukan. Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

Prosedur penjahitan simple interrupted suture (Modi,2009):1. Pegang bagian tepi luka dengan pinset chirurgis.

2. Masukkan ujung jarum dari tepi luka sekitar 1 cm Masukkan ujung jarum dari dalam ujung luka dan keluarkan kurang lebih 1 cm dari tempat insisi dari tempat luka/insisi

3. Tarik benang jangan ada yang tertekuk

4. Buat simpul dengan melilitkan benang pada needle holder sebanyak 2 kali.

5. Kencangkan simpul dan lakukan minimal 3x dengan simpul 2:1 (2 arah yang sama dan 1 arah yang berbeda), agar jahitan pada luka tidak mudah lepas.

6. Potong bagian benang yang tersisa, ratakan luka jangan sampai terjadi tumpang tindih kulit.

Keuntungan teknik simple interrupted suture 1. Jahitan yang dihasilkan kuat

2. Dapat digunakan di daerah stress

3. Bila benang putus, hanya satu tempat yang terbuka

4. Bila terjadi infeksi luka cukup dibuka jahitan ditempat terjadinya infeksi (Modi,2009).

Kekurangan simple interrupted suture adalah memerlukan waktu pengerjaan yang lebih lama (Modi,2009)

Metode yang dilakukan untuk menjahit luka, yaitu :

Gunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit jarum pada ujung pemegang jarum pada pertengahan atau sepertiga ekor jarum. Jika penjepitan kurang dari setengah jarum, akan sulit dalam menjahit. Pegang needle holder dengan jari-jari sedemikian sehingga pergelangan tangan dapat melakukan gerakan rotasi dengan bebas.

Masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka sekitar 1cm, membentuk sudut 90˚

Dorong jarum mengikuti kelengkungan jarum.

Jahit luka lapis-demi lapis dari yang terdalam.

Jahit luka bagian dalam menggunakan benang yang dapat di serap atau monofilament.

Jarak tiap jahitan sekitar 1cm. Jahitan yang terlalu jarang luka kurang menutup dengan baik. Bila terlalu rapat meningkatkan trauma jaringan dan reaksi inflamasi.

Contoh Jahitan Interrupted Suture

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan lain. Penjahitan luka dapat dilakukan dengan berbagai teknik yang berbeda. Teknik penjahitan luka mempengaruhi lama kesembuhan luka serta ketahanan penjahitan. Penjahitan secara interrupted suture banyak digunakan karena lebih sederhana dan kuat disbanding jenis jahitan yang lain.

3.2 Saran

Semoga paper yang saya susun bermanfaat dan memberikan pengetahuan tentang fungsi serta kegunaan penjahitan luka. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan paper ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisannya. Untuk saran saya harapkan, agar dapat menjadi paper yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Javed F, Al-Askar M, Almas K, Georgios ER, Al-Hezaimi K. 2012. Tissue reaction to various suture materials used in oral surgical interventions. ISRN Dentistry;: 1: [internet]. Available from http://www.researchgate.net/publication/225074792_Tissue_reactions_to_various_suture_materials_used_in_oral_surgical_interventions/file/79e414fc73c6478620.pdf. Accessed March 16, 2015.

Modi M. 2009. Critical Evaluation of Suture Materials and Suturing Techniques in Implant Dentistry. IJCID p 34-8