168
INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI (Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Tomi Rizki Akbar NIM : 11150150000020 PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN

MASYARAKAT PRIBUMI

(Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari,

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Tomi Rizki Akbar

NIM : 11150150000020

PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

Page 2: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN

MASYARAKAT PRIBUMI

(Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Tomi Rizki Akbar

NIM. 11150150000020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdul Rozak, M.Si Dr. Nurochim, M.M

NIP.19690908 199603 1 004 NIP.19590715 198403 1 003

PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

Page 3: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa dengan

Masyarakat Pribumi(Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari, Kecamatan Tangerang, kota Tangerang) disusun oleh Tomi Rizki

Akbar, NIM. 11150150000020, Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak

untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh

fakultas.

Jakarta, 12 Maret 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdul Rozak, M.Si Dr. Nurochim, M.M

NIP.19690908 199603 1 004 NIP.19590715 198403 1 003

Page 4: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa Dengan Masyarakat

Pribumi (Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng Di Kelurahan Sukasari,

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang)” oleh Tomi Rizki Akbar NIM.

11150150000020, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah

pada tanggal 9 Juli 2020, di hadapan dewan penguji karena itu penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial.

Jakarta, 9 Juli 2020

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd

NIP.19730424 200801 1 012

Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Andri Noor Ardiansyah, M.Si

NIP.19840312 201503 1 002

Penguji I

Neng Sri Nuraeni, M.Pd

NIDN. 2005058801

Penguji II

Zaharah, M.Ed

NIP.19720115 201411 2 002

Page 5: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa dengan Masyarakat Pribumi(Studi

Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang) yang disusun oleh Tomi Rizki Akbar, NIM.

11150150000020, Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji

kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakarta, 12 Maret 2020

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdul Rozak, M.Si Dr. Nurochim, M.M

NIP.19690908 199603 1 004 NIP.19590715 198403 1 003

Page 6: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Tomi Rizki Akbar

Tempat/Tgl.Lahir : Tangerang, 16 Juli 1997

NIM : 11150150000020

Jurusan / Prodi : Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Judul Skripsi : Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa dengan Masyarakat

Pribumi (Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari, Kecamatan Tangerang Kota Tangerang).

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Abdul Rozak, M.Si

2. Dr. Nurochim, M.M

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 12 Maret 2020

Mahasiswa Ybs.

Tomi Rizki Akbar

NIM. 11150150000020

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA

FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi : 01

Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 7: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

i

ABSTRAK

Tomi Rizki Akbar (NIM: 11150150000020). Interaksi Sosial Masyarakat

Tionghoa dengan Masyarakat Pribumi (Studi Kasus : Masyarakat Cina

Benteng di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang).

Skripsi Program Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Interaksi Sosial

Masyarakat Tionghoa dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari,

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang serta memperoleh faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya integrasi sosial antara masyarakat Tionghoa dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptrif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Sumber Data

atau informan adalah sepuluh orang yang diantaranya dari masyarakat Cina

Benteng dan masyarakat lokal atau pribumi di Kelurahan Sukasari. Pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa : (1) Interaksi sosial antara

masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari

bersifat assosiatif, hal tersebut terbentuk dalam ikatan sosial yang positif dan

saling bekerjasama dalam aktivitas sosial maupun dalam kegiatan tertentu, seperti

perayaan hari besar dan perayaan kebudayaan masing-masing masyarakat. Selain

itu, adanya rasa keterbukaan diri sehingga menciptakan hubungan yang baik tanpa

adanya rasa membeda-bedakan antar masyarakatnya serta terhindar dari adanya

konflik sosial yang muncul baik dari perbedaan keagamaan, sosial maupun

kebudayaan. (2) Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya integrasi

sosial antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi, yaitu adanya

proses interaksi sosial yang relatif lama dan adanya rasa toleransi antar

masyarakat. Adanya proses interaksi sosial dalam waktu yang lama menimbulkan

ikatan yang solid antar masyarakatnya sampai sekarang ini, sehingga dari pada itu

tertanam rasa saling menghormati antar masyarakat terhadap keyakinan yang

mereka miliki dalam lingkungan masyarakat di Kelurahan Sukasari ini.

Kata Kunci : Interaksi Sosial, Masyarakat, Cina Benteng, Pribumi

Page 8: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

ii

ABSTRACT

Tomi Rizki Akbar (NIM: 11150150000020). Chinese Social Interaction with

Indigenous People (Case Study: Benteng Chinese Community in Sukasari

Village, Tangerang District, Tangerang City). Thesis Social Sciences Education

Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, 2020.

The purpose of this study was to determine how the Social Interaction of

Chinese Communities with Indigenous Peoples in Sukasari Sub-District,

Tangerang District, Tangerang City and obtain factors that led to social

integration between the Chinese community and indigenous communities in

Sukasari Sub-District, Tangerang City. The research method used in this study is

a qualitative method with a descriptive approach. The sampling technique is

purposive sampling. Data sources or informants are ten people who are from

Benteng China community and local or native community in Sukasari Village.

Data collection in this study uses observation, interviews and documentation.

Based on research, it was found that: (1) Social interaction between

Benteng Chinese people and indigenous communities in Sukasari Village is

associative, it is formed in positive social ties and cooperate with each other in

social activities and in certain activities, such as holidays and cultural

celebrations each community. In addition, there is a sense of self-disclosure so as

to create a good relationship without a sense of discriminating among the people

and avoid social conflicts that arise from religious, social and cultural

differences. (2) There are several factors that cause social integration between

Benteng Chinese people and indigenous people, namely the relatively long

process of social interaction and a sense of tolerance between communities. The

existence of a process of social interaction over a long period of time creates a

solid bond between the communities up to now, so that from that point embedded

a sense of mutual respect between the community towards the beliefs they have in

the community environment in Sukasari Village.

Keywords: Social Interaction, Society, Benteng China, Natives

Page 9: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT

karena atas rahmat, hidayah, dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW,

keluarga, sahabat, serta umat-Nya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas selesainya

skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Abdul Rozak M.Si, selaku dosen pembimbing satu yang mana telah

meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

kritik, dan saran bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

6. Dr. Nurochim M.M, selaku dosen pembimbing dua yang juga telah

meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

kritik, dan saran bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah membimbing

dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Orang tua yang saya sayangi dan selalu memberikan motivasi dan

mendukung saya dalam mengerjakan skripsi, juga terimakasih kepada adik

Page 10: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

iv

kandung tercinta saya, Ridho Ananda Akbar yang menjadi inspirasi dan

telah memberikan motivasi serta dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Teman-teman Klan Rispek Mania, Nikiwan Saputra, Reza Dian Fadilla,

Faqihudin yang selalu memberikan dukungan dan perhatianya untuk

senantiasa penulis mengerjakan skripsi, juga terimakasih sudah memberikan

semangat.

10. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS khususnya kelas Sosiologi yang

selalu memberi warna dalam kegiatan perkuliahan.

11. Terimakasih kepada partisipan (masyarakat Cina Benteng dan Pribumi di

Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang) yang telah

meluangkan waktunya serta mendukung peneliti untuk menyelesaikan

skripsi ini.

12. Terimakasih kepada H. Jejen Jaenudin selaku Sekretaris Kelurahan

Sukasari dan juga staff beserta jajarannya yang telah membantu saya dalam

menjalankan proses penelitian.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan informasi

yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga

penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan.

Jakarta, 23 Januari 2020

Penulis

Tomi Rizki Akbar

Page 11: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 9

D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 10

1. Manfaat Teoritis ...................................................................................... 10

2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 10

BAB II .................................................................................................................. 12

KAJIAN TEORI ................................................................................................. 12

A. Interaksi Sosial............................................................................................. 12

1. Pengertian interaksi sosial....................................................................... 12

2. Sarat-sarat Terjadinya Interaksi Sosial ................................................... 14

3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ............................................................... 16

B. Kebudayaan Sebagai Media Interaksi Sosial ............................................... 20

C. Hakikat Masyarakat ..................................................................................... 22

1. Pengertian Masyarakat ............................................................................ 22

2. Unsur-Unsur Masyarakat ........................................................................ 24

3. Masyarakat Pribumi ................................................................................ 25

4. Masyarakat Cina Benteng ....................................................................... 27

D. Integrasi Sosial............................................................................................. 32

1. Pengertian Integrasi Sosial ...................................................................... 32

Page 12: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

vi

2. Syarat Terbentuknya Integrasi Sosial ..................................................... 33

3. Faktor-faktor Pendorong Terjadinya Integrasi Sosial ............................. 34

E. Penelitian Yang Relevan.............................................................................. 36

F. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 38

BAB III ................................................................................................................. 40

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 40

B. Metode Penelitian ........................................................................................ 41

C. Sumber Data dan Informan .......................................................................... 42

1. Data dan Sumber data ............................................................................. 42

2. Objek Penelitian dan Informan ............................................................... 44

3. Instrumen Penelitian ............................................................................... 45

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 47

1. Observasi................................................................................................. 47

2. Interview (Wawancara) ........................................................................... 48

3. Dokumentasi ........................................................................................... 49

E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 49

1. Pengumpulan Data .................................................................................. 49

2. Reduksi Data ........................................................................................... 50

3. Penyajian Data ........................................................................................ 50

4. Menyimpulkan Data dan Verifikasi ........................................................ 51

F. Rencana Pengujian Keabsahan Data Penelitian .......................................... 51

1. Triangulasi .............................................................................................. 52

2. Meningkatkan ketekunan Pengamatan ................................................... 52

3. Member Check ........................................................................................ 53

BAB IV ................................................................................................................. 54

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 54

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................................... 54

1. Kondisi Geografis Kelurahan Sukasari ................................................... 54

2. Profil Singkat Kelurahan Sukasari .......................................................... 55

B. Sejarah Masyarakat Cina Benteng ............................................................... 61

Page 13: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

vii

C. Informasi Partisipan ..................................................................................... 64

D. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................ 65

1. Interaksi Sosial Masyarakat Cina Benteng dengan Masyarakat Pribumi di

Kelurahan Sukasari ...................................................................................... 68

2. Faktor terjadinya integrasi sosial antara Masyarakat Cina Benteng

dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari .................................... 77

BAB V ................................................................................................................... 96

PENUTUP ............................................................................................................ 96

A. Kesimpulan .................................................................................................. 96

B. Implikasi ...................................................................................................... 97

C. Saran ............................................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 101

Page 14: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian.............................................................. 40

Tabel 3.2 Data dan Sumber Data................................................................... 43

Tabel 3.3 Pedoman Kisi-kisi Instrumen Wawancara..................................... 45

Tabel 3.4 Daftar Kegiatan Observasi............................................................. 47

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan Sukasari................................................. 56

Tabel 4.2 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Sukasari.................................. 57

Tabel 4.3 Penduduk Berdasarkan Keagamaan Yang Dianut...................... 59

Tabel 4.4 Institusi dan Kelembagaan di Kelurahan Sukasari........................ 59

Tabel 4.5 Prasarana Peribadatan.................................................................... 60

Page 15: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.................................................................................39

Page 16: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Komposisi penduduk berdasarkan Etnis............................................58

Page 17: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 Lembar Observasi

Lampiran 3 Hasil Observasi Interaksi Sosial Masyarakat Cina Benteng dengan

Pribumi di Kelurahan Sukasari

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

Lampiran 5 Hasil Wawancara

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang

Lampiran 8 Biodata penulis

Page 18: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang sempurna. Secara

kodratnya, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

adanya peranan orang lain. Manusia dalam proses memenuhi kebutuhan hidup,

tidak dapat berjalan tanpa bantuan dan peranan individu lainnya. Dalam hal ini,

manusia membutuhkan hubungan (interaksi) dari individu maupun kelompok

lainnya, yaitu dengan adanya interaksi sosial, sehingga hubungan sosial antar

individu maupun kelompok berjalan dengan baik dan harmonis.

Selain itu, manusia dilahirkan dengan memiliki suatu karakteristik yang

berbeda-beda, baik adat istiadat, suku bangsa, agama maupun hal lainnya, yang

merupakan suatu wujud dari kebesaran Allah SWT. Dalam hal ini Al-Quran

menjelaskan dalam surat Al-Hujurat ayat 13, yaitu tentang hubungan sosial

dari individu maupun kelompok yang berbeda agar saling mengenal satu sama

lain.

ن خلقناك م إنا الناس أيها يا إن عار والت وقبائل ش ع وبا وجعلناك م وأ نثى ذكر م

عند أكرمك م إن أتقاك م الل ﴾٣١﴿ خبير عليم الل

Artinya :

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal.”(Q.S. Al-Hujurat [49]: 13)

Dalam proses perkembangan kehidupan manusia, maka akan terjadinya

suatu perubahan pola perilaku, dimana terbentuk menjadi sekelompok individu

dalam suatu lingkungan tertentu. Hal tersebut bersumber dari adanya interaksi

sosial antar individu maupun individu lainnya. Interaksi sosial merupakan

Page 19: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

2

hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara

orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara

perorangan dengan kelompok manusia.1 Interaksi merupakan sarat terjadinya

aktivitas-aktivitas sosial. Dalam hal ini, lahirnya aktivitas sosial yang

dilakukan seseorang, merupakan buah yang bersumber dari interaksi sosial,

tanpa adanya interaksi sosial, maka aktivitas sosial tidak akan terbentuk dan

tidak dapat berjalan dengan semestinya.

Dalam proses interaksi sosial yang terjadi pada kehidupan masyarakat,

dilakukan dalam berbagai macam bentuk, baik kontak sosial maupun

komunikasi. Interaksi terjadi berdasarkan pada aksi individu yang dilakukan

pada individu lain, dimana di dalamnya terdapat suatu makna yang tersimpan,

sehingga memberikan suatu reaksi atau respon antar individu tersebut, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Adapun secara langsung seperti

halnya komunikasi melalui fisik seseorang, seperti berbicara, bersentuhan

langsung dan lain-lain. Dalam hal tersebut, merupakan suatu gambaran atau

fenomena hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan, dan terikat oleh

suatu rasa identitas bersama.2 Masyarakat dalam mencapai suatu kesatuan

hidup bersama, dilakukan dengan menjaga interaksi sosial dengan baik antara

individu maupun kelompok lainnya. Selain itu, dalam memperkuat kesatuan

antar masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbeda, dilakukan dengan

suatu pendekatan yang sistematis serta adaptasi antar individu, sehingga tidak

menimbulkan suatu pertentangan antar masyarakat.

Adanya masyarakat yang berasal dari daerah serta karakteristik yang

berbeda, tidak menutup kemungkinan akan rentan terjadinya konflik. Hal ini

sering terjadi pada masyarakat di berbagai wilayah. Konflik merupakan salah

1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014),

h. 55. 2 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi I ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009), h.

122.

Page 20: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

3

satu esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yamg memiliki

karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata

sosial, dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku agama, kepercayaan, aliran

politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia,

perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik, dan selama masih ada

perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan dan akan selalu terjadi.3

Dalam hal ini, dari adanya suatu perbedaan dapat menimbulkan berbagai

macam bentuk konflik, baik konflik antar individu maupun antar kelompok

dalam kehidupan masyarakat.

Dalam fenomena perbedaan karakteristik masyarakat tersebut, masyarakat

belajar memahami setiap karakteristik perbedaan yang ada, sebagai salah satu

sarana dalam mengatasi konflik. Setiap individu masyarakat memiliki

karakteristik yang berbeda, sehingga dalam hal ini perlu adanya sifat atau rasa

menghargai akan perbedaan, baik adat istiadat maupun yang lainnya sehingga

terbentuk suatu identitas bersama yang di dalamnya terjalin suatu interaksi

sosial yang baik antar sesama masyarakat.

Tidak seorang pun yang menyangkal adanya kenyataan bahwa manusia

adalah makhluk yang hidup dalam masyarakat manusia.4 Dalam keberagaman

budaya dan adat istiadat, menjadikan suatu masyarakat menjadi masyarakat

yang majemuk. Masyarakat majemuk khususnya di Indonesia sangat beragam,

salah satunya etnis-etnis yang berasal dari luar daerah bahkan di luar suatu

negara. Adapun dalam keragaman karakteristik budaya di Indonesia, besumber

dari kegiatan mobilitas sosial, yaitu salah satu diantaranya adalah proses

imigrasi, banyak sekali masyarakat pendatang dari etnis-etnis tertentu yang

berkunjung bahkan menetap di Indonesia.

Wilayah Provinsi Banten merupakan salah satu wilayah yang strategis dan

memiliki karakteristik masyarakat yang beragam. Provinsi Banten adalah salah

3 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik ; Teori, Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta :

Salemba Humanika, 2010), h. 1-2.

4 Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia (Bogor : Ghalia Indonesia, 2006), h.

108.

Page 21: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

4

satu daerah pemekaran yang dulu termasuk dalam wilayah Karisidenan Banten

- Provinsi Jawa Barat dan terbentuk melalui undang-undang No.23 tahun 2000.

Pada awalnya, Provinsi Banten terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten

Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang dan dua kota, yaitu Kota Tangerang

dan Kota Cilegon. Dalam perkembangannya, terjadi suatu pemekaran wilayah,

Kabupaten Serang menjadi Kabupaten Serang dan Kota Serang. Selanjutnya,

Kabupaten Tangerang dimekarkan menjadi Kabupaten Tangerang dan Kota

Tangeran selatan. Sehingga dalam hal tersebut, Provinsi Banten saat ini terdiri

dari empat kabupaten dan empat kota.5 Hal tersebut menjelaskan bahwa

Provinsi Banten memiliki wilayah yang cukup luas dan merupakan salah satu

wilayah yang strategis dalam arus migrasi penduduk luar daerah.

Beralih pada konteks penelitian, Kota Tangerang yang merupakan salah

satu dari kota di wilayah Provinsi Banten, memiliki karakteristik penduduk

yang sangat beragam, terdapat banyak masyarakat pendatang yang tinggal dan

juga menetap pada wilayah lingkungan masyarakat pribumi. Adapun salah

satunya adalah masyarakat tionghoa atau cina benteng yang ada di wilayah

Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Adapun pada tahun 1985, Kota Tangerang masih termasuk dalam daerah

administratif Pemerintahan di Kabupaten Tangerang yang terdiri atas satu kota

administratif (kotif), 5 kewedanaan, 21 kecamatan, 20 kelurahan, dan 340 desa.

Yang berstatus sebagai kota administratif (persiapan menuju kota madya)

adalah Kota Administratif Tangerang yang dibentuk berdasarkan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 1981 tanggal 23 Desember 1981 dan

diresmikan tanggal 19 Februari 1982. Daerah Kotif Tangerang ketika itu hanya

mencakup 5 kecamatan, yaitu kecamatan : Tangerang, Batu Ceper, Cipondoh,

Ciledug, dan Jatiuwung, yang dikepalai oleh seorang walikota administratif.6

Adapun dalam beberapa periode sampai sekarang ini, Kota Tangerang

5 BPS Provinsi Banten, Banten Dalam Angka 2012, ( Serang : BPS Provinsi Banten, 2012),

h. 5. 6 Euis Thresnawaty S, Sejarah Sosial-Budaya Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang,

Patanjala, Vol. 7, 2015, h. 52.

Page 22: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

5

berkembang menjadi lebih baik dan mengalami perubahan lingkungan fisik

terutama dalam hal pembangunan fisik kota, selain itu banyaknya masyarakat

pendatang dari berbagai wilayah yang bertempat tinggal di daerah tersebut,

sehingga terdapat banyak perbedaan karakteristik penduduk di wilayah Kota

Tangerang ini.

Masyarakat tionghoa merupakan suatu komunitas masyarakat yang sudah

lama menempati wilayah masyarakat Kota Tangerang. Selain itu, masyarakat

tionghoa di daerah tersebut sering disebut sebagai masyarakat cina benteng.

Adapun munculnya penyebutan cina benteng pada masyarakat tionghoa di

Kota Tangerang, tidak terlepas dari sejarah awal mula kedatangan masyarakat

tionghoa hingga mentap di Kota Tangerang sampai saat ini, dan juga peristiwa

sejarah yang menjadi sebab akibat masyarakat pribumi menyebut masyarakat

tionghoa tersebut sebagai masyarakat cina benteng hingga sekarang ini.

Masyarakat cina benteng merupakan komunitas Tionghoa yang memiliki

keunikan tersendiri. Tidak seperti tionghoa peranakan pada umumnya, etnis

Cina Benteng berkulit gelap dan matanya pun tidak sipit. Nenek moyangnya

adalah cina hokkian yang datang ke Tangerang dan tinggal turun temurun di

kawasan Pasar Lama. Kawasan Pasar Lama atau Jalan Ki Samaun sekarang,

adalah pemukiman pertama masyarakat cina benteng. Kawasan ini merupakan

cikal bakal Kota Tangerang. Namun saat ini komunitas yang relatif masih asli

hanya terdapat di Kampung Sewan.7

Adanya perbedaan fisik yang ada pada masyarakat cina benteng dengan

masyarakat Tionghoa pada umumnya, terjadi dari adanya ikatan perkawinan

antara masyarakat cina benteng dengan pribumi, yang merupakan salah satu

bentuk dari adanya akulturasi budaya dari kedua masyarakat tersebut. Dalam

hal ini, adanya proses akulturasi merupakan suatu sumber yang dapat

memperkuat integrasi sosial masyarakat cina benteng dengan masyarakat

pribumi. Adapun hal tersebut berawal pada peristiwa sejarah kedatangan

7 Ibid., h. 50.

Page 23: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

6

masyarakat tionghoa di daerah Tangerang. Hampir tidak adanya perempuan di

sekitar membuat pendatang tionghoa ini menikah dengan perempuan pribumi.

Disinilah asal-usul cina benteng di Tangerang. Meskipun belum pernah ada

sensus secara khusus, jumlah Cina Benteng secara historis turut bertambah

akibat mengungsinya penduduk tionghoa di Batavia dari Batavia Massace

(pembantaian penduduk Tionghoa oleh VOC) tahun 1740.8 Dalam hal ini,

banyak masyarakat cina benteng yang menikah dengan masyarakat Pribumi,

sehingga banyak penduduk yang berasal dari keturunan hasil perkawinan

campuran antara masyarakat pribumi dengan masyarakat cina benteng. Selain

itu, dapat menjadi salah satu sebab terjadinya perbedaan fisik dari masyarakat

cina benteng dengan keturunan masyarakat tionghoa pada umumnya.

Sebagian besar masyarakat cina benteng hidup sederhana sebagai petani,

peternak, nelayan, bahkan tukang becak dan lain-lain. Cina benteng memang

selalu diidentifikasi dengan stereotip orang tionghoa berkulit gelap, pandai bela

diri dan hidup sederhana. dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan masyarakat

cina benteng sama seperti kegiatan sehari-hari masyarakat asli yang ada di

daerah Kota Tangerang. Seperti halnya berjualan, saling bekerjasama dalam

kegiatan ekonomi, tanpa adanya hambatan dalam melakukan aktivitas tersebut

dengan masyarakat pribumi. Sehingga aktivitas kehidupan masyarakat berjalan

dengan baik, meskipun memiliki suatu perbedaan karakteristik kebudayaan

maupun hal lainnya antar kedua masyarakat tersebut.

Adanya perbedaan karakteristik kebudayaan yang dimiliki masyarakat

cina benteng dengan masyarakat Pribumi ini, mendorong masyarakat cina

benteng dalam beradapatasi pada masyarakat pribumi. Adapun salah satunya

dalam proses interaksi sosial dengan menjaga hubungan baik antar sesama

kelompok masyarakat yang berbeda.

Berdasarkan teori konflik yang menggambarkan realitas dalam kehidupan

masyarakat majemuk, adanya suatu perbedaan dapat kita ketahui berpotensi

8Muhammad Reza Zaini, Perjalanan Menjadi Cina Benteng : Studi Identitas Etnis di Desa

Situgadung, Jurnal Sosiologi Masyarakat, Vol. 19, 2014, h.100.

Page 24: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

7

menimbulkan sebuah pergesekan, yang tumbuh menjadi sebuah pertentangan

atau konflik. Dari adanya perbedaan karakteristik yang dimiliki antar individu

maupun kelompok, baik dalam hal agama, budaya, suku, ras dan hal lainnya,

konflik tersebut tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat. Seperti

halnya konflik dari adanya sikap ketidakadilan etnis kulit putih terhadap etnis

kulit hitam di Amerika Serikat yang terjadi berdasarkan peristiwa sejarah yang

ada.

Adapun hal yang menarik dalam kehidupan masyarakat cina benteng

dengan masyarakat pribumi yang ada di Kota Tangerang, dengan adanya suatu

perbedaan yang dimiliki antara kedua masyarakat tersebut, dapat berpotensi

munculnya sebuah konflik. Namun, dalam kehidupan masyarakat cina benteng

dengan masyarakat sekitar, justru berjalan dengan baik dan harmonis sampai

sekarang ini, meskipun awalnya muncul sebuah pertentangan, tetapi dapat

diredam dan diselesaikan dengan baik. Hal tersebut dapat terselsaikan dengan

adanya proses interaksi atau hubungan yang berlangsung dalam jangka waktu

yang relatif lama antar kedua masyarakat tersebut. Dalam hal ini, muncul sikap

solidaritas dan sikap saling menghargai satu sama lainnya, meskipun adanya

perbedaan budaya yang dimiliki individu dalam lingkungan masyarakat. Selain

itu, terbentuknya integrasi sosial antar masyarakat cina benteng dengan

masyarakat pribumi yang ada di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang.

Adapun bentuk dari adanya integrasi sosial antara masyarakat cina benteng

dengan masyarakat pribumi, menimbulkan rasa saling toleransi antar individu

maupun kelompok masyarakat tersebut. Hal ini terjadi dalam sebuah kegiatan

perayaan hari besar agama yang mereka yakini, maupun kegiatan kebudayaan

yang dimiliki antara kedua masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut,

banyak di antara masyarakat cina benteng dan masyarakat pribumi saling

menghormati akan pelaksanaan kegiatan dari suatu kebudayaan yang mereka

miliki. Adapun salah satu contohnya, dalam Perayaan Hari Besar Islam

(PHBI), khususnya pada masyarakat pribumi pada hari raya Idul Fitri,

Page 25: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

8

masyarakat cina benteng menghargai dan memberikan dukungan dengan

menjaga ketertiban serta keamanan bagi masyarakat yang merayakan hari besar

tersebut. Begitu pula sebaliknya, dalam perayaan hari besar Tahun Baru Imlek

pada masyarakat cina benteng, masyarakat pribumi di daerah sekitar

menghargai dan menjaga ketertiban berlangsungnya perayaan keagamaan

tersebut, sehingga kegiatan mereka berjalan dengan baik.

Adapun selain dalam hal keagamaan, banyak sekali perayaan kebudayaan

yang dilakukan masyarakat cina benteng, dan kegiatan tersebut menjadi

kegiatan rutin setiap tahun masyarakat cina benteng di Kota Tangerang. Dalam

hal ini, adanya kegiatan kebudayaan yang berbeda, mendorong masyarakat

sekitar untuk hadir menyaksikan perayaan tahunan masyarakat cina benteng.

Berdasarkan fenomena tersebut, menarik untuk dikaji bagaimana proses

interaksi sosial masyarakat cina benteng dengan masyarakat pribumi. Selain

itu, mengkaji bagaimana proses interaksi sosial tersebut dapat berjalan dengan

baik, dan sebagaimana akhirnya, dari adanya proses interaksi sosial masyarakat

pribumi dalam rentan waktu yang cukup lama, dapat berpotensi mengakibatkan

penerimaan unsur kebudayaan masyarakat cina benteng, serta tidak menutup

kemungkinan akan terjadinya akulturasi budaya maupun perubahan pada unsur

budaya masyarakat pribumi.

Oleh karena itu, dari latar belakang masalah tersebut, saya sebagai penulis

bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul "Interaksi Sosial

Masyarakat Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi" (Studi Kasus

Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang).

Page 26: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Adanya perbedaan karakteristik masyarakat dalam proses interaksi sosial

antara masyarakat tionghoa dengan masyarakat pribumi di Kelurahan

Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

2. Perbedaan karakteristik suatu masyarakat rentan akan adanya konflik dalam

kehidupan masyarakat.

3. Upaya yang dilakukan masyarakat tionghoa dalam menyesuaikan diri

terhadap masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang.

4. Adanya proses yang panjang dalam terbentuknya integrasi sosial antara

masyarakat tionghoa dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari,

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, melihat luasnya ruang lingkup

permasalahan yang dibahas, membutuhkan spesifikasi kajian hal-hal yang

dilakukan agar pembahasan lebih terfokus, oleh karena itu peneliti membatasi

permasalahan pada :

1. Interaksi sosial masyarakat tionghoa dengan masyarakat pribumi di

Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

2. Faktor terbentuknya integrasi sosial pada masyarakat tionghoa dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dan

pembatasan masalah, maka permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana interaksi sosial masyarakat tionghoa dengan masyarakat pribumi

di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang ?

Page 27: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

10

2. Faktor apa saja yang mendorong terjadinya integrasi sosial masyarakat

tionghoa dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendapatkan data dan fakta serta menggambarkan bagaimana proses

interaksi sosial antara masyarakat tionghoa dengan masyarakat pribumi di

Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

2. Untuk menggambarkan faktor-faktor terjadinya integrasi sosial masyarakat

tionghoa dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan serta kontribusi berupa

informasi (data, fakta, analisis) terhadap studi-studi terkait dengan kajian

Interaksi sosial. Dalam hal ini dapat memberikan pemahaman mengenai

fenomena masyarakat pada perbedaan karakteristik yang ada dalamruang

lingkup kajian ilmu pengetahuan sosial.

2. Manfaat Praktis

a. Masyarakat di kelurahan Sukasari

Memberikan informasi berupa masukan dalam bentuk bacaan

khususnya pada masyarakat di Kelurahan Sukasari dalam proses interaksi

komunitas masyarakat tionghoa atau cina benteng dengan masyarakat

pribumi dengan harapan demi berlangsungnya masyarakat yang baik dan

ideal. Untuk memperkaya wawasan bagi generasi muda di masyarakat

dengan berwawasan intelektual sebagai bentuk pesan, bahan kajian dan

renungan bagi pembaca terkait hasil penelitian ini tentang interaksi sosial

masyarakat etnis tionghoa dengan masyarakat pribumi.

Page 28: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

11

b. Penulis

Adapun bagi penulis sendiri adalah menambah khazanah serta

wawasan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan

sosial dengan mengkaji permasalahan yang diteliti, yaitu bagaimana

interaksi masyarakat etnis tionghoa dengan masyarakat pribumi di

Kelurahan Sukasari.

c. Universitas

Diharapkan hasil temuan penelitian ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran akan kajian ilmu sosial mengenai interaksi sosial antar

masyarakat dengan karakteristik yang berbeda dalam ruang lingkup

kehidupan masyarakat Indonesia.

Page 29: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Interaksi Sosial

1. Pengertian interaksi sosial

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial. Dalam suatu

kehidupan, manusia tidak bisa hidup tanpa adanya peranan dari orang

lain. Adapun salah satu kebutuhan utama dari individu masyarakat yaitu

kebutuhan akan interaksi sosial, kebutuhan akan interaksi sosial akan

memudahkan individu dalam menjaga hubungan baik antar sesama serta

dapat menjadi perantara untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan

masyarakat.

Interaksi merupakan sarat terjadinya proses sosial atau aktivitas-

aktivitas sosial. Di dalam interaksi sosial terkandung makna tentang

kontak secara timbal balik (inter-stimulasi) dan respon antar individu-

individu atau kelompok-kelompok. Dalam kehidupan masyarakat terjadi

suatu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, baik dilakukan oleh individu

maupun aktivitas kelompok, dengan suatu hubungan timbal balik antar

individu maupun kelompok dengan saling memahami satu sama lainnya.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, tanpa

interaksi sosial tidak ada kehidupan bersama. Bertemunya orang

perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan

pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup

semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau

kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan

seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan

persaingan, pertikaian dan lain sebagainya.1

Dalam hal ini, setiap komunikasi yang diberikan dari individu ke

individu lainnya, mengandung stimulus yang memberikan suatu reaksi

atau respon bagi individu yang menerima komunikasi tersebut, sehingga

1 Kimball Young dan Reymond, W. Mack dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu

Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990), h. 54-55.

Page 30: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

13

terbentuknya hubungan timbal balik antar keduanya. Dengan hasil dari

proses hubungan timbal balik tersebut, dapat menciptakan suatu tujuan

bersama dalam lingkunngan masyarakat.

Menurut Soekanto dalam buku sosiologi komunikasi, bentuk umum

proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah

aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial

yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara

kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan

kelompok manusia.2 Dalam kehidupan masyarakat, interaksi sosial

sangat diperlukan untuk menjaga hubungan baik secara internal maupun

eksternal. Adapun salah satu contoh yaitu pada diri individu masing-

masing dengan membiasakan dan membangun sikap terbuka terhadap

orang lain sehingga memiliki rasa toleransi dalam menjaga hubungan

baik antar sesama dalam kehidupan masyarakat.

Dengan adanya interaksi sosial, masyarakat dapat lebih mudah

dalam memahami karakteristik perbedaan yang dimiliki masyarakat yang

lain sehingga dengan hal ini, dapat meminimalisir akan adanya konflik

sosial atau hal-hal yang dapat memunculkan suatu pertentangan di dalam

masyarakat.

Menurut rumusan H. Bonner dalam bukunya, Social Psychology

yang dalam garis besarnya berbunyi sebagai berikut : interaksi sosial

adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, di mana

kelakuan individu yang satu dapat mempengaruhi, mengubah, atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya. Definisi ini

menggambarkan kelangsungan timbal-baliknya interaksi sosial antara

dua atau lebih manusia itu.3 Adapun dalam hal ini, dapat diketahui bahwa

setiap individu dapat dipengaruhi oleh individu lainnya dan akan

2 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2006), h. 55. 3 W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung : Eresco, 1996) Cet. 13, h. 57.

Page 31: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

14

terbentuk suatu perilaku individu dalam kehidupan bermasyarakat yang

lahir dari adanya proses interaksi sosial. Adapun dalam hal ini, sering

terjadi terutama antar teman sebaya yang memiliki solidaritas sosial yang

tertanam pada masing-masing individu.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa interaksi

sosial merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar individu

dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan

kelompok yang melahirkan suatu aktivitas sosial masyarakat yang ada di

dalamnya.

2. Sarat-sarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial tidak akan berjalan tanpa adanya sarat yang dipenuhi

dari pembentukan interaksi sosial itu sendiri. Dalam hal ini, interaksi

sosial perlu adanya komponen yang menjadi sarat dalam pembentukan

interaksi sosial. Menurut Soerjono Soekanto menerangkan bahwa suatu

interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua

syarat, yaitu4:

a. Adanya Kontak Sosial (social contact)

Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti

bersama-sama dan tango yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah

kontak adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru

terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu

tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat

mengadakan hubungan tanpa harus menyentuhnya, seperti misalnya

dengan cara berbicara dengan orang yang bersangkutan.

Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang-orang dapat

berhubungan satu sama lain dengan melalui telepon, telegraf, radio,

dan yang lainnya yang tidak perlu memerlukan sentuhan badaniah.

4 Soerjono Soekanto, op. cit., h. 58.

Page 32: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

15

Menurut Abdulsyani, “kontak sosial adalah hubungan dengan satu

orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang

maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.”5

Dalam hal ini pesan atau sesuatu yang disampaikan dari individu ke

individu lainnya, atau kelompok dengan kelompok lainnya harus

dapat dimengerti dan dipahami antar keduanya, sehingga terjadi

hubungan yang baik dari proses kontak sosial tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa kontak

sosial menjadi sarat akan berjalannya interaksi sosial masyarakat.

Karena adanya hubungan baik pemberi informasi dengan melakukan

suatu aksi dan penerima informasi dengan munculnya reaksi dalam

proses interaksi sosial sehingga terhubung satu sama lainnya.

b. Adanya Komunikasi

Syarat yang kedua adalah adanya komunikasi. Menurut Burhan

Bungin komunikasi merupakan sebuah proses memaknai yang

dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap dan perilaku orang

lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau

sikap, perilaku dan perasaan-perasaan sehingga seseorang membuat

reaksi-reaksi terhadap informasi-informasi, sikap dan perilaku tersebut

berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami.6 Dalam hal

tersebut, seperti halnya pada kehidupan masyarakat, salah satunya

persepsi seseorang dalam memaknai simbol baik bentuk, warna

maupun hal lainnya yang diketahui dari pengalaman individu, seperti

orang yang berpakaian hitam-hitam dalam suatu perkumpulan,

biasanya orang membicarakan serta memaknai bahwasannya orang

tersebut sedang berduka cita dalam suatu musibah. Selain itu, dalam

forum diskusi seseorang menanggapi pendapat yang dikemukakan

5 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)

h.154. 6 Burhan Bungin, op. cit., h. 57.

Page 33: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

16

orang lain, dimana akan direspon dengan kritikan maupun dukungan

untuk menyelesaikan permasalahan.

Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa selain komunikasi sebagai

proses memahami dan memaknai seseorang, juga sebagai perantara

hubungan dari individu dengan individu, individu dengan kelompok,

maupun kelompok dengan kelompok dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi merupakan suatu perantara dari hubungan antar individu

maupun antar kelompok dalam proses interaksi sosial, baik secara

verbal maupun non-verbal. Sehingga dalam hal tersebut, informasi

yang disampaikan individu dapat diterima dan dapat saling memahami

terhadap pesan yang disampaikan.

3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Dalam proses interaksi sosial terjadi dalam berbagai bentuk yang

menggambarkan suatu fenomena hubungan sosial masyarakat. Adapun

bentuk dari proses interaksi sosial dapat di uraikan dalam berbagai

konsep. Menurut Soerjono Soekanto, bentuk-bentuk interaksi sosial dapat

berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition) dan bahkan

juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).7

a. Kerjasama

Beberapa orang sosiolog menganggap bahwa kerja sama

merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok.8 Kerja sama timbul

karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan

kelompok lainnya. Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila

ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan lain

yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional

7 Soerjono Soekanto, op. cit., h. 63. 8 Ibid., h. 65.

Page 34: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

17

telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau segolongan

orang.9

Adapun kerja sama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam

jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan sebagai akibat

perasaan tidak puas, karena keinginan- keinginan pokoknya tidak

dapat terpenuhi oleh karena adanya rintangan-rintangan yang

bersumber dari luar kelompok itu keadaan tersebut menjadi lebih

tajam lagi apabila kelompok demikian merasa tersinggung atau

dirugikan sistem kepercayaan atau dalam salah satu bidang sensitif

dalam kebudayaan.10

b. Persaingan

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu

proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia

yang bersaing, mencari suatu keuntungan melalui bidang-bidang

kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian

umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara

menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka

yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.11

Persaingan mempunyai tipe umum yakni, orang perorangan atau

individu secara langsung bersaing untuk memperoleh kedudukan

tertentu di dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, persaingan antar

individu dapat terjadi dalam proses interaksi sosial masyarakat,

dimana berlangsung dengan dasar memperoleh suatu keuntungan

dalam suatu bidang kehidupan.

c. Pertentangan atau Pertikaian

Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana

individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya

9 Ibid., h. 66. 10 Ibid. 11 Ibid., h. 83.

Page 35: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

18

dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman

atau kekerasan. Sebab musabab atau akar-akar dari pertentangan

antara lain12 :

1) Perbedaan antara individu-individu. Perbedaan pendirian dan

perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan antara mereka.

2) Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian dari orang

perorangan tergantung pula dari pola-pola kebudayaan yang

menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan

kepribadian tersebut.

3) Perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan antara individu

maupun kelompok merupakan sumber lain dari pertenangan.

4) Perubahan sosial. Perubahan sosial yang berlangsung dengan

cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang

ada dalam suatu masyarakat. Pertentangan-pertentangan yang

menyangkut suatu tujuan, atau kepentingan, sepanjang tidak

berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam struktur

sosial yang tertentu, maka pertentangan-pertentangan tersebut

bersifat positif.13

Gillin dan Gillin menggolongkan lebih luas tentang bentuk-

bentuk interaksi sosial. Menurutnya ada dua macam proses yang

timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, proses tersebut

adalah :

a. Proses asosiatif (processes of association) yang terbagi dalam

bentuk khusus yaitu, kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan

akulturasi;

12 Ibid., h. 91. 13 Ibid., h. 92.

Page 36: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

19

b. Proses disosiatif (processes of disosiation) yang terbagi dalam

bentuk khusus yaitu, persaingan, kontraversi, dan pertikaian

(conflict).14

Dalam hal ini, interaksi sosial terbentuk melalui proses interaksi

secara asosiatif dan disosiatif. Bukan hanya dari proses interaksi serta

kerja sama antar individu dan yang lainnya, akan tetapi bisa juga terjadi

karena adanya konflik maupun pertentangan antar individu dalam

masyarakat.

Sistematika yang lain pernah dikemukakan oleh Kimball Young,

menurut dia bentuk-bentuk proses sosial adalah :

a. Oposisi (opposition) yang mencangkup persaingan (competition) dan

pertentangan atau pertikaian (conflict).

b. Kerja sama (cooperation) yang menghasilkan akomodasi

c. Differensiasi (differentiation),15 yang merupakan suatu proses dimana

orang perorangan di dalam masyarakat memperoleh hak-hak dan

kewajiban-kewajiban yang berbeda dengan orang lain dalam

masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks dan pekerjaan. Adapun

differensisasi tersebut menghasilkan lapisan-lapisan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk

interkasi sosial masyarakat dapat berupa hubungan kerja sama dan tolong

menolong antar masyarakatnya, juga bisa terjadi dengan adanya suatu

persaingan bahkan pertentangan yang ada dalam masyarakat. Selain itu,

berdasarkan prosesnya, bisa berupa proses asosiatif yang mana bersifat

positif, dan disosiatif yang mengarah ke sifat negatif yang terjadi dalam

fenomena kehidupan sosial masyarakat.

14 Ng. Philipus dan Nurul Aini, Sosiologi dan Politik, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2004), h. 23. 15 Soerjono Soekanto, op. cit., h. 65.

Page 37: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

20

B. Kebudayaan Sebagai Media Interaksi Sosial

Pada hakikatnya, manusia dianugerahi akal dan pikiran sebagai salah

satu kesempurnaan makhluk ciptaan Allah SWT. Adanya akal dan pikiran

melahirkan suatu prinsip yang mengatur segala perilaku kehidupan yang

secara otomatis membentuk suatu kebiasaan hidup yang ada dalam

kehidupan masyarakat. Adapun kebiasaan hidup yang dilakukan menjadi

suatu kebudayaan yang dimiliki masing-masing individu dalam masyarakat.

Definisi pertama yang sungguh-sungguh jelas dan komprehensif berasal

dari ahli antropologi Inggris, Sir Edward Burnett Taylor mendefinisikan

kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan dan lain-lain kecakapan

dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.16

Dalam hal ini, dapat kita ketahui bahwa budaya mencakup segala bidang

yang dimiliki individu dalam masyarakat, yang semakin lama terbentuk dan

dapat diterima antar individu lainnya, melahirkan suatu kesepakat bersama

serta dapat menjadi identitas budaya bagi masyarakat itu sendiri.

Salah seorang guru besar Antropologi Indonesia, Koentjaraningrat

berpendapat bahwa “kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah,

ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan

demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan

dengan budi dan akal, ada pendirian lain yang berpendapat sebagai suatu

perkembangan dari majemuk budi-daya yang artinya daya dari budi atau

kekuatan dari akal.17 Dalam hal ini, segala aktivitas manusia didasari pada

akal dan pikiran, yang terus menerus dilakukan sehingga menjadi suatu

kebiasaan hidup dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat. Adapun akal

merupakan suatu potensi serta anugerah yang diberikan oleh sang pencipta,

untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, yaitu salah satunya

16 William A. Haviland, Antropologi, Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 1985), h. 332. 17 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008), h. 9.

Page 38: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

21

dengan kebiasaan atau perilaku yang baik antar sesama manusia atau yang

ada di lingkungan sekitarnya.

Adapun menurut Parsudi Suparlan, kebudayaan adalah keseluruhan

pengetahuan yang dipunyai manusia sebagai makhluk sosial, yang isinya

adalah perangkat model-model pengetahuan (pedoman hidup, atau blueprint

atau desain untuk kehidupan yang secara selektif dapat digunakan untuk

memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihadapi dan untuk

mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukannya

(menghasilkan kelakuan dan benda atau peralatan).18 Kebudayaan dengan

demikian adalah idea berupa model-model pengetahuan yang dijadikan

landasan atau acuan oleh seseorang sebagai anggota masyarakat aktivitas

sosial, menciptakan materi kebudayaan dalam unsur budaya universal :

agama, ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, organisasi sosial, bahasa dan

komunikasi, serta kesenian.19 Maka dapat kita ketahui bahwa kebudayaan

merupakan hasil karya akal manusia yang mempengaruhi semua bidang

kehidupan individu serta menjadi identitas bagi individu dalam lingkungan

masyarakat.

Adapun kebudayaan merupakan salah satu perantara atau media dari

terwujudnya proses interaksi sosial. Dilihat dari unsur kebudayaan yang ada,

salah satunya pada unsur bahasa dan kesenian. Adapun seni memberikan

estetika serta hal yang menarik bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari,

dan dapat mendorong suatu keinginan untuk lebih mengenal akan sesuatu

kebudayaan yang berbeda-beda. Selain itu, bahasa sebagai bagian dari

kebudayaan yang memberikan kemudahan bagi sesama individu dalam

berinteraksi satu sama lainnya. Dengan adanya bahasa dan kesenian dapat

memudahkan dalam proses interaksi sosial dan juga dapat menjadi wadah

atau tempat untuk saling mengenal antar sesama masyarakat yang identik

memiliki suatu karakteristik kebudayaan yang berbeda-beda.

18 Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho, dan Nurochim, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,

(Jakarta: Prenadamedia Grup, 2010), h. 24. 19 Ibid., h. 25.

Page 39: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

22

Berdasarkan penjelasan mengenai budaya, maka dapat disimpulkan

bahwa budaya pada hakikatnya berasal dari idea manusia, yang berkembang

dan melahirkan aktivitas sosial ataupun kegiatan yang bersumber dari idea

tersebut, dan terus berkembang sehingga menciptakan suatu budaya materi

yang menghasilkan sesuatu dari aktivitas sosial tersebut dan berkembang

luas pada seluruh bidang kehidupan, seperti agama, ilmu pengetahuan,

teknologi, ekonomi, organisasi sosial, bahasa dan seni yang ada dalam

kehidupan masyarakat.

C. Hakikat Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Dalam kehidupan sosial, istilah masyarakat merupakan hal yang

umum diketahui oleh masyarakat itu sendiri. Banyak sekali konsep

mengenai masyarakat dari beberapa ahli yang menjelaskan pola perilaku

serta karakteristik sekumpulan individu dalam suatu lingkungan

masyarakat. Menurut Munandar Soelaeman, masyarakat dalam bahasa

Inggris disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan, adapun

kata masyarakat berasal dari bahasa arab, syirk, artinya bergaul, adanya

saling bergaul ini tentu karena ada bentuk aturan hidup, yang bukan

disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur

kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.20

Masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sosial tidak lepas dari

pengaruh interaksi sosial, pola perilaku individu bisa juga dipengaruhi

oleh individu lainnya, karena manusia merupakan makhluk sosial.

Bentuk hubungan antar individu memberikan suatu arahan dalam

pergaulan di masyarakat serta mengajarkan sikap toleransi dan saling

memahami antar perbedaan dan saling berkumpul satu sama lainnya.

20 Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung : Penerbit Eresco, 1993), cet ke-6, h.

63.

Page 40: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

23

Apa yang disebut masyarakat adalah sekumpulan manusia yang

saling berinteraksi.21 Dalam hal ini, masyarakat berinteraksi baik secara

langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi pola

perilaku individu masyarakat dalam suatu aktivitas sosial. Dengan

adanya interaksi, masyarakat dapat belajar memahami karakteristik dari

masyarakat lainnya sehingga terciptanya hubungan yang baik, serta

meminimalisir suatu pertentangan dari adanya perbedaan yang ada pada

masyarakat lainnya.

Masyarakat adalah di mana sekelompok orang atau manusia yang

hidup bersama yang mempunyai tempat atau daerah tertentu untuk

jangka waktu yang lama di mana masing-masing anggota saling

berinteraksi. Interaksi yang dimaksudkan berkaitan dengan sikap, tingkah

laku, dan perbuatan. Segala tingkah laku dan perbuatan tersebut diatur

dalam tata tertib atau undang-undang atau peraturan tertentu, yang

disebut hukum adat.22 Dalam hal ini, masyarakat dapat diartikan sebagai

proses di mana individu maupun kelompok saling berinteraksi dan

mengenal satu sama lainnya di suatu tempat dalam kurun waktu yang

cukup lama, Sehingga mempengaruhi pola perilaku dan sikap individu

maupun kelompok yang ada dalam suatu lingkungan masyarakat

tersebut. Adapun juga masyarakat dapat dikatan sebagai kelompok orang

baik dua orang atau lebih sesuai dengan kondisi pada jumlah anggota

komponen masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

masyarakat merupakan sekumpulan individu yang menempati pada suatu

wilayah tertentu, mereka saling berinteraksi antar sesama individu

maupun kelompok sehingga menimbulkan hubungan timbal balik antar

keduanya. dalam hal tersebut, masyarakat merupakan suatu kelompok

individu baik yang kecil maupun besar, berdasarkan jumlah anggotanya

21 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi I, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 120. 22 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan (Individu, Masyarakat, dan Pendidikan), (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), h. 38.

Page 41: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

24

yang dipengaruhi oleh interaksi sosial pada pola perilaku individu dalam

suatu kehidupan masyarakat.

2. Unsur-Unsur Masyarakat

Terbentuknya suatu masyarakat tidak terlepas dari suatu unsur-unsur

pembentuk masyarakat itu sendiri, dimana merupakan suatu komponen

terciptanya masyarakat dalam suatu lingkungan atau di berbagai wilayah

tertentu. Adapun menurut Syani, ada beberapa unsur yang terkandung

dalam istilah masyarakat, antara lain sebagai berikut :

1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama,

didalamnya manusia dapat saling mengerti dan merasa serta

mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu.

Terdapat sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan antar manusia dalam masyarakat tersebut.

2. Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu kesatuan.

3. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu sistem hidup bersama,

yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan, oleh karenanya

setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat oleh

kelompoknya.23

Dalam hal ini, terdapat beberapa unsur yang dapat membentuk suatu

individu manusia menjadi suatu kelompok masyarakat tertentu, yang

diperoleh dari suatu proses interaksi sosial yang relatif lama, dengan

adanya proses tersebut, maka terbentuk rasa saling memahami antar

individu daalam kehidupan masyarakat, selanjutnya yaitu adanya prinsip

bahwa manusia yang hidup bersam merupakan suatu kesatuan yang dapat

menciptaan masyarakat yang hakiki, selain itu juga adanya ikatan hidup

bersama, menimbulkan suatu identitas masyarakat serta ciri khas budaya

dari kelompok masyarakat tersebut. Adapun dalam hal tersebut, apabila

suatu komponen atau unsur-unsur yang membentuk masyarakat tersebut

23 Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), h. 42.

Page 42: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

25

dapat terpenuhi, maka akan terciptanya suatu masyarakat yang hakiki dan

saling menjaga kehidupan yang terjalin bersama.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dapat disebut masyarakat merupakan suatu kumpulan individu maupun

kelompok yang saling berinteraksi satu sama lainnya, sehingga dapat

terciptanya suatu norma atau aturan yang telah disepakati bersama, serta

terbentuknya suatu identitas yang khas dari suatu masyarakat dalam

suatu wilayah tersebut.

3. Masyarakat Pribumi

Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, istilah pribumi biasa

disebut sebagai masyarakat asli Indonesia. Konsep bangsa Indonesia asli

atau pribumi, timbul dan berkembang dalam sejarah. Sifat dasar

masyarakat Indonesia sebagai masyarakat Nusantara adalah Bhineka

Tunggal Ika. Sifat itu masuk sejak dahulu kala ke dalam tubuh

kebudayaan Indonesia” bersifat multi-demensional, dan keyakinan itu

sudah diketahui dan ditandai ketika penjelajah-penjelajah mancanegara

mulai mendarat di daerah pantai-pantai kepulauan Nusantara. Republik

Indonesia yang kemudian diproklamasikan terdiri 13.677 (tiga belas ribu

enam ratus tujuh puluh tujuh) pulau jumlahnya dengan luas keseluruhan

1.900.000 km2 (satu juta sembilan ratus ribu kilometer persegi).24

Dalam hal ini, sejarah mengenai konsep asli masyarakat pribumi

tidak terlepas dari sejarah datangnya bangsa asing ke Indonesia, selain itu

terdapat beberapa bentuk yang ada sekarang ini, salah satunya seperti

adanya suatu pangkat maupun jabatan dalam pemerintahan suatu negara,

yaitu Wali Kota, Bupati, dan lain sebagainya.

Adapun orang-orang Indonesia asli (pribumi) merupakan golongan

mayoritas penduduk berada pada lapisan paling bawah dalam struktur

24 Agus Ngadino, Orang Bangsa Indonesia Asli Dalam Perspektif Hukum

Kewarganegaraan, Simbur Cahaya, 2009, h. 7.

Page 43: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

26

kasta kolonial tersebut, orang-orang Tionghoa berada pada lapisan tengah

(sebagai kelompok mayoritas Timur Asing), dan golongan Eropa

menempati golongan posisi paling teratas dalam struktur kasta kolonial

itu. Struktur kasta sosial tersebut bermuatan status hukum, politik dan

kedudukan ekonomi.25 Dalam hal tersebut, penyebutan masyarakat

pribumi pada masa kolonial Belanda, memandang masyarakat asli

pribumi Indonesia sebagai masyarakat yang tergolong rendah, sehingga

terdapat adanya suatu ketidak adilan yang mana berujung pada suatu

pertentangan atau konflik.

Dalam penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa yang termasuk

masyarakat Indonesia asli atau pribumi, merupakan masyarakat yang

lahir dan tinggal diwilayah NKRI yang telah sah menjadi warga negara

Indonesia dan memiliki hak dan kewajiban atas negaranya. Dan menjadi

suatu kesatuan pada wilayah tempat tinggalnya serta dalam ruang lingkup

masyarakat Indonesia.

Secara konstitusional istilah orang bangsa Indonesia asli terdapat

dalam Pasal 26 Ayat (1) UUD 1945 “yang menjadi warga negara

Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang

bangsa lain yang disyahkan dengan Undang-Undang sebagai warga

negara. Lebih lanjut kemudian secara lebih jelas dirumuskan dalam

Pasal 2 UU No. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, “yang

menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa

Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan sebagai

warga negara” dimana dalam penjelasan Pasal 2 UU No.12 Tahun

2006 ini, yang dimaksud dengan orang-orang bangsa Indonesia asli

adalah orang-orang yang menjadi warga Negara yang sejak

kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas

kehendak sendiri. Pengertian demikian tentu sangat radikal karena

kalau mencemati ukuran asli itu dengan dinamika masyarakat yang

terutama terkait dengan perkawinan campuran. Oleh karena itu

seperti yang dikemukakan Hamid Awaludin bahwa revolusi

berpikir telah dimulai dalam mengartikan orang-orang bangsa

Indonesia asli. Tidak ada lagi percakapan tentang fisik, tidak ada

25 Ibid., h. 4.

Page 44: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

27

percakapan etnis, tidak ada percakapan suku dan ras, yang ada

sejak lahir dia sudah menjadi WNI.26

Dalam hal tersebut, dapat kita ketahui bahwa masyarakat asli

Indonesia sudah benar-benar ditetapkan dalam peraturan undang-undang.

Sebagai dasar bagi status kewarganegaraan bagi individu masyarakatnya,

sehingga permasalahan mengenai konsep dan identitas pribumi bisa

dapat dipahami dan diterima dalam lingkungan masyarakat Indonesia.

Berdasarkan penjelasan mengenai masyarakat asli Indonesia atau

pribumi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat penduduk asli pribumi

merupakan masyarakat yang lahir di wilayah suatu negara. Dalam hal ini,

status individu sebagai warga negara asli tercantum pada peraturan

kewarganegaraan. Adapun warga yang lahir pada suatu daerah tersebut

maka itu merupakan warga asli masyarakat pribumi di suatu negara,

selain itu masyarakat pribumi merupakan masyarakat yang bersatu baik

dari suku ataupun adat yang berbeda dalam suatu negara.

4. Masyarakat Cina Benteng

Cina Benteng merupakan suatu komunitas tionghoa yang memiliki

keunikan tersendiri. Tidak seperti tionghoa peranakan pada umumnya,

etnis cina benteng berkulit gelap dan matanya pun tidak sipit. Nenek

moyangnya adalah Cina Hokkian yang datang ke Tangerang dan tinggal

turun temurun di kawasan Pasar Lama. Kawasan Pasar Lama atau Jalan

Ki Samaun sekarang, adalah pemukiman pertama masyarakat cina

benteng. Kawasan ini merupakan cikal bakal Kota Tangerang. Namun

saat ini komunitas yang relatif masih asli hanya terdapat di Kampung

Sewan.

Sebagian besar masyarakat cina benteng hidup sederhana sebagai

petani, peternak, nelayan, bahkan tukang becak. Cina Benteng memang

selalu diidentifikasi dengan stereotip orang Tionghoa berkulit gelap, jago

26 Ibid., h. 21-22.

Page 45: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

28

bela diri dan juga hidup sederhana.27 Adapun Keunikan lainnya dari

masyarakat cina benteng adalah bahwa mereka sudah berakulturasi dan

beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayaan lokal. Mereka tidak bisa

lagi berbahasa Cina, sehari-hari mereka menggunakan bahasa Sunda dan

Betawi. Fenomena cina benteng merupakan bukti nyata betapa

harmonisnya kebudayaan Cina dengan kebudayaan lokal. Namun

demikian masyarakat cina benteng tersebut masih mempertahankan dan

melestarikan adat istiadat nenek moyang mereka yang sudah ratusan

tahun.28

a. Sejarah awal kedatangan dan penyebutan nama Cina Benteng

Mengenai kedatangan orang cina ke Tangerang memang masih

belum diketahui secara pasti. Tetapi dalam kitab sejarah Sunda yang

berjudul Tina Layang Parahyang (Catatan dari Parahyangan), yang

telah diterjemahkan oleh Soedjarwo dari bahasa Sunda kuno ke dalam

bahasa Latin, disebutkan tentang kedatangan orang Cina ke daerah

Tangerang. Dalam kitab tersebut diceritakan tentang mendaratnya

rombongan kapal yang dipimpin oleh Tjen Tjie Lung atau Halung

sekitar tahun 1407 di muara Sungai Cisadane yang sekarang diberi

nama Teluk Naga, tepatnya di Kampung Melayu. Pada saat itu pusat

pemerintahan ada di Tegal Luar (daerah Tanah Tinggi) yang

diperintah oleh Sang hyang Anggalarang sebagai wakil dari Sang

hyang Banyak Citra dari sebuah kerajaan di wilayah Parahyangan.29

Gelombang kedua kedatangan orang tionghoa di Tangerang

diperkirakan tahun 1740. Saat itu terjadi pemberontakan oleh orang

tionghoa karena keputusan Gubernur Jenderal Valkenier untuk

menangkap orang-orang tionghoa yang dicurigai. Pemberontakan

masyarakat tionghoa pada tahun 1740 menyebabkan pembantaian

27Wawancara dengan Oey Tjin Eng, dalam Euis Thresnawaty S, Sejarah Sosial-Budaya

Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang, Patanjala, Vol. 7, 2015, h. 50. 28 Ibid. 29 Ibid., h. 53.

Page 46: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

29

sekitar 10.000 orang tionghoa tak berdosa oleh VOC dan pembakaran

rumah-rumah mereka. Banyak di antara orang-orang tionghoa pergi

menyelamatkan diri ke Tangerang dan sekitarnya. VOC kemudian

mengirimkan sisa-sisa orang Tionghoa ke Tangerang untuk bertani.

Belanda mendirikan pemukiman bagi orang tionghoa berupa pondok-

pondok yang sampai sekarang masih dikenal dengan nama Pondok

Aren, Pondok Cabe dan sebagainya. Di sekitar Tegal Pasir atau Kali

Pasir, Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal

dengan nama Petak Sembilan. Petak Sembilan merupakan salah satu

cikal bakal Kota Tangerang, yaitu suatu tempat yang dihuni oleh

komunitas Tionghoa. Perkampungan ini kemudian berkembang

menjadi pusat perdagangan dan menjadi bagian dari Kota Tangerang,

kawasan Pasar Lama sekarang, sebagai pemukiman pertama bagi

komunitas Tionghoa di Tangerang.30

Berdasarkan sejarah yang telah dijelaskan diatas, kampung yang

berada di wilayah Kota Tangerang ini, berdasarkan perkembangannya,

menjadi pusat perdagangan dan secara resmi menjadi bagian dari

wilayah Kota Tangerang. wilayah ini juga dijadikan sebagai wisata

oleh pemerintah Kota Tangerang. Adapun tempat ini berada pada sisi

timur sungai Cisadane, tepatnya di daerah pasar lama Kota Tangerang.

berbicara mengenai daerah Pasar Lama ini, sulit dipisahkan karena

merupakan sejarah masyarakat Cina Benteng pertama kali bermukim

atau bertempat tinggal di daerah tersebut.

Adapun terjadinya persaingan ekonomi dan perdagangan di

wilayah tersebut, antara pihak Batavia dengan Banten yang memicu

adanya konflik persaingan ekonomi dan politik, dengan adanya

konflik tersebut maka Banten mendirikan suatu benteng di bagian

timur di bagian barat Sungai Cisadane, sedangkan pihak Belanda

membangun benteng di sebelah timur sungai Cisadane.

30 Ibid., h. 53-54.

Page 47: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

30

Dalam peristiwa tersebut pihak Belanda tidak mau adanya

perebutan kembali Batavia oleh serbuan Banten. Berdasarkan

peristiwa sejarah tersebut, daerah pertempuran yang telah terjadi,

maka disebut sebagai daerah Benteng. selain itu, masyarakat Cina

yang berada di daerah benteng tersebut oleh masyarakat Pribumi

disebut sebagai masyarakat Cina Benteng.

b. Sistem Kekerabatan Masyarakat Cina Benteng

Dalam perbedaan karakteristik budaya maupun adat dalam suatu

masyarakat, memiliki suatu sistem yang berbeda-beda, salah satunya

pada sisitem kekerabatan. Adapun sistem kekerabatan yang ada pada

masyarakat cina benteng di Kota Tangerang yaitu sistem patrilinear,

sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :

Koentjaraningrat menambahkan bahwa, kedudukan perempuan

dahulu bagi orang Cina sangat rendah. pada masa waktu kecil,

saudara laki-laki mereka memperlakukan mereka dengan sangat

baik, tetapi pada waktu meningkat dewasa mereka dipingit

dirumah. Setelah menikah, seorang perempuan harus tunduk

kepada suaminya. mereka tidak mendapat bagian dalam

kehidupan diluar rumah. Keadaan seperti itu sudah lama

ditinggalkan. Seorang perempuan dapat mengikuti perkumpulan

perkumpulan, sekolah dan dalam kehidupan ekonomi peranan

pembantu suaminya dalam perdagangan memegang peranan

penting dalam kehidupan mereka. Pada masa sekarang ini, wanita

berhak mendapat harta yang sama dengan laki- laki dalam hal

warisan. bahkan, kadang mendapat tugas untuk mengurus abu

leluhurnya sehingga suami yang harus ikut tinggal dirumah orang

tuanya. dengan naiknya kedudukan wanita, tidak ada lagi

kecenderungan untuk memiliki anak laki-laki. Dalam sistem

kekerabatan, masyarakat Cina Benteng menganut sistem

patrilinear. Karena itu hubungan dengan kerabat pihak ayah lebih

erat, tetapi perkembangan sekarang menunjukan hubungan antara

keluarga pihak ibu sama eratnya dengan pihak ayah.31

Adapun dalam sistem ajaran yang dianut oleh masyarakat Cina

Benteng, yaitu salah satunya adalah ajaran konfusius. Hal tersebut

31 Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2007), h.

364.

Page 48: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

31

menjadi tradisi serta budaya masyarakat cina benteng yang mana

mempengaruhi sistem kekerabatan masyarakat cina benteng. Dalam

ajaran konfusius, hubungan antara ayah dan anak adalah model dasar

dari keluarga dan masyarakat, dan penguasa harus memperlakukan

rakyatnya layaknya ayah memperlakukan sang anak. Para putera dari

suatu keluarga adalah yang terpenting karena ia akan membawa garis

keturunan keluarga mereka. Para putera ini akan merawat orangtua

mereka yang telah lanjut usia, dan akan melaksanakan ritual kematian

bagi orangtua mereka yang telah wafat dan semua arwah leluhur

mereka.32

Adapun kebajikan dari Konfusianisme adalah bakti seorang anak

terhadap orangtuanya yang dalam bahasa tionghoa disebut Xiau

(Hsiao), yang berarti bakti, yakni penghormatan seorang anak

terhadap orangtuanya.33 Dalam hal ini, dilihat dari ajaran agama

manapun termasuk agama Islam, mengajarkan untuk selalu berbakti

kepada orang tua yang ditrapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan

kebudayaan yang dimiliki suatu keluarga tersebut.

Dalam hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat cina

benteng memiliki sistem kekerabatan yang sangat kuat, terutama

hubungan penghormatan anak terhadap orang tuanya. Dalam hal ini,

ajaran yang ada dalam kebudayaan sistem kekerabatan cina benteng

memiliki kesamaan dengan ajaran agama yang lainnya, salah satunya

agama Islam yang merupakan agama mayoritas bangsa Indonesia,

yang mana salahsatu ajarannya yaitu menjunjung tinggi suatu rasa

penghormatan terhadap orang tua.

32 Sholahuddin Al-Ayubi, Cina Benteng : Pembauran Dalam Masyarakat Majemuk di

Banten, KALAM, Volume 10, 2016, h. 338. 33 Ibid.

Page 49: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

32

D. Integrasi Sosial

1. Pengertian Integrasi Sosial

Dalam suatu proses interaksi sosial yang terjadi pada kehidupan

masyarakat, khususnya dalam masyarakat yang memiliki karakteristik

kebudayaan maupun keagamaan yang berbeda-beda, menimbulkan suatu

ikatan kebersamaan yang mana menciptakan suatu penyatuan diantara

kelompok masyarakat tersebut, sehingga terbentuklah integrasi sosial

yang mana saling menyatu dan berbaur satu sama lainnya. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia “integrasi diartikan sebagai pembauran sesuatu

yang tertentu hingga menjadi satu kesatuan yang utuh”. Pembauran

tersebut mengandung arti menyesuaikan, menyatu, atau melebur

sehingga menjadi seperti satu.34 Dalam hal ini, terbentuknya integrasi

sosial tidak terlepas dari adanya proses penyesuaian diri atau adaptasi

yang dilakukan antar masyarakat tersebut. Dari adanya proses

penyesuaian diri baik dari individu maupun kelompok dalam suatu

masyarakat menjadikan mereka terbiasa dan saling berbaur serta saling

mengenal satu sama lainnya.

Hakikat integrasi dalam lingkungan komunitas terjadi melalui cara

membangun solidaritas sosial dalam kelompok dan dapat menjalani

kehidupan dalam kebersamaan. Adapun integrasi sosial mengacu pada

suatu keadaan atau fenomena dalam masyarakat dimana orang-orang

saling berhubungan.35 Dalam hal ini, adanya suatu hubungan interaksi

yang berkesinambungan, sehingga membentuk rasa soilidaritas baik

antara individu maupun kelompok masyarakat, dan mendorong mereka

untuk saling menghormati dan memahami perbedaan yang dimiliki antar

individu maupun kelompok dalam ruang lingkup suatu masyarakat.

34 Maryati, Kun & Juju Suryawati. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta: Esis

Erlangga 2006), h . 67-68. 35 Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Kamus Sosiologi (Yogyakarta: Pustaka Pela, 2010),

h. 284.

Page 50: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

33

Menurut Ogburn dan Nimkoff integrasi merupakan suatu ikatan

berdasarkan norma, yaitu karena norma kelompoklah merupakan unsur

yang mengatur tingkah laku, dengan mengadakan tuntutan tentang

bagaimana integrasi berhasil apabila anggota masyarakat merasa bahwa

mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain, apabila tercapai

semacam consensus mengenai norma sosial, apabila norma-norma cukup

lama dan tidak berubah-ubah.36

Adapun menurut Munandar Soelaeman integrasi masyarakat yaitu

dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai

dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan

sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya

konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi.37 Adapun dalam

hal ini, dapat dikatan bahwa proses terbentuknya integrasi sosial dapat

dilakukan dengan adanya kerjasama, asimilasi, akomodasi serta bentuk-

bentuk interaksi sosial positif lainnya, sehingga mereka menciptakan

suatu nila-nilai dan norma-norma yang dianut oleh suatu masyarakat

berdasarkan kesepakatan bersama. Maka dari itu, teori ini sangat

berkaitan dengan tema serta masalah yang diteliti, yang mana mengkaji

tentang terbentuknya integrasi sosial masyarakat yang ada antara

masyarakat cina benteng dengan masyarakat sekitar atau pribumi di

wilayah Kelurahan Sukasari.

2. Syarat Terbentuknya Integrasi Sosial

Dalam terbentuknya suatu integrasi sosial, membutuhkan suatu

komponen-komponen yang menjadi syarat terbentuknya integrasi dalam

masyarakat. Hal tersebut dapat dikatakan berhasil apabila syarat-syarat

yang ada sudah terpenuhi. Menurut William F. Ogburn dan Mayor

Nimkoff yang dikutip oleh Kamanto Sunarto mengemukakan syarat-

36 Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina cipta,

1979), h. 2. 37 Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu, (Bandung: PT Eresco,

2000), h. 299.

Page 51: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

34

syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah : anggota masyarakat

merasa telah berhasil mengisi satu kebutuhan satu dengan yang lainnya,

masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-

norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup, masyarakat

telah menjalani nilai dan norma secara konsisten.38

Dalam hal ini, peneliti memberikan salah satu gambaran tentang

adanya suatu perbedaan budaya yang merupakan suatau akal atau

kebiasaan yang dimiliki individu dalam masyarakat. Adanya suatu

kebutuhan yang tidak semua bisa dilakukan sendiri maka butuh peranan

individu lainnya, yang mana saling mengisi dan membantu dalam

mencapai apa yang dibutuhkannya. Maka dalam hal ini mereka saling

bekerja sama dan menciptakan suatu hal serta aturan berdasarkan

kesepakatan bersama dan hidup saling berketergantungan satu sama

lainnya. Sehingga dalam hal ini terbentuk suatu ikatan intefrasi sosial

dalam suatu masyarakat. Adapun dalam kajian ini kita harus mengetahui

apa saja syarat yang membentuk suatu integrasi sosial yang terjadi pada

masyarakat, khususnya fenomena integrasi sosial antara masyarakat cina

benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang.

3. Faktor-faktor Pendorong Terjadinya Integrasi Sosial

Menurut Esser yang dikutip oleh Wolfgang Bosswick dan Friedrich

Heckmann, integrasi sosial dapat terjadi dalam empat bentuk yakni:

Pertama, Akulturasi (acculturation), adalah proses dimana seorang

individu memperoleh pengetahuan, standar budaya dan kompetensi

yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sukses dalam

masyarakat.

38 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembanga Penerbit FE-UI, 2000), h.

68..

Page 52: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

35

Kedua, Penempatan (placement). Penempatan berarti seorang

individu mendapatkan posisi dalam masyarakat - dalam sistem

pendidikan atau ekonomi, dalam profesi, atau sebagai warga negara.

Penempatan juga menyiratkan perolehan hak yang berhubungan

dengan posisi tertentu dan kesempatan untuk membangun hubungan

sosial dan untuk memenangkan modal budaya, sosial dan ekonomi.

Akulturasi merupakan prasyarat untuk penempatan.

Ketiga, Interaksi (interaction). Interaksi adalah pembentukan

hubungan dan jaringan, oleh individu yang berbagi orientasi

bersama. Ini termasuk persahabatan, hubungan romantis atau

pernikahan, atau keanggotaan yang lebih umum dari kelompok

sosial.

Keempat, Identifikasi (identification). Identifikasi mengacu pada

identifikasi individu dengan sistem sosial : orang melihat dirinya

sebagai bagian dari tubuh kolektif. Identifikasi memiliki aspek

kognitif dan emosional.39

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diketahui bahwa adanya

dorongan terbentuknya suatu integrasi sosial pada suatu masyarakat,

dipengaruhi oleh adanya akulturasi yang merupakan suatu pengetahuan

yang dimiliki baik terhadap budaya maupun karakteristik masyarakat

lainnya. Selain itu, adanya penempatan yang berupa posisi dalam

masyarakat, dan interaksi serta identifikasi yang mana telah diakui oleh

individu lain sebagai bagian dari suatu masyarakat tersebut.

39 Wolfgang Bosswick & Friedrich Heckmann, Journal Integration of Migrants:

Contribution of Local and regional Authorities, (Germany: European Forum for Migration Studies

(EFMS) University of Bamberg, 2006), h. 2.

Page 53: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

36

E. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Suherman, dalam skripsi yang berjudul

Pola Interaksi Masyarakat Pendatang terhadap Masyarakat Pribumi (Studi

Kasus Masyarakat Etnis Sunda di Masyarakat Etnis Betawi di kelurahan

Bedahan di kecamatan Sawangan, Kota Depok). Penelitian dilakukan

sebagai syarat kelulusan pada jenjang S1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan

interaksionisme simbolik. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1.

Bagaimanakah pola interaksi antara masyarakat asli dengan masyarakat

pendatang, 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mengintegrasikan

masyarakat asli dengan masyarakat pendatang. Adapun hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa proses interaksi sosial antara kedua masyarakat

tersebut sudah lama terjadi. Kesadaran dari masing-masing kedua

masyarakat tersebut dalam memaknai tentang arti kebersamaan dalam hidup

bermasyarakat, terbentuklah pola untuk saling toleran, tahu menempatkan

diri, dan saling membantu antar satu dengan yang lainnya dalam memenuhi

kebutuhan hidup bersama-sama.40 Adapun perbedaan terhadap kajian yang

akan diteliti yaitu pada tempat dan subjek penelitiannya, dengan meganalisis

masyarakat etnis Tionghoa Cina Benteng dengan pribumi dalam hal

interaksi sosial antar budaya di wilayah kota Tangerang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Halikin, dalam skripsi yang berjudul

Analisis Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap Masyarakat Lokal

di Sumbawa Barat (Studi Kasus di Kecamatan Maluk). Penelitian dilakukan

sebagai syarat kelulusan pada jenjang S1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah pola

interaksi antara masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang, 2.

40 Agus Suherman, Pola Interaksi Masyarakat Pendatang terhadap Masyarakat Pribumi

(Studi Kasus Masyarakat Etnis Sunda di Masyarakat Etnis Betawi di kelurahan Bedahan di

kecamatan Sawangan Kota Depok), (Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS UIN-Jakarta, 2014), hlm. 58

Page 54: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

37

Bagaimanakah gambaran proses asimilasi atau akulturasi yang berlangsung

di Kecamatan Maluk antara kebudayaan masyarakat lokal dengan

masyarakat pendatang. Adapun hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa

interaksi masyarakat pada daerah penelitian antara masyarakat lokal dan

masyarakat pendatang berjalan dengan baik. Hubungan baik tersebut

ditunjukkan oleh para masyarakat dengan sikap antusias masyarakat

pendatang yang selalu aktif dalam mengikuti dan melestarikan berbagai

bentuk acara keagamaan khususnya yang berhubungan dengan kegiatan hari

besar Islam. Selanjutnya adanya konsep baru pada masyarakat yaitu

terbentuknya pembaruan sosial, kondisi sosial, tatanan sosial, sistem sosial,

sistem kepercayaan, norma sosial, sistem adat dalam hal perkawinan.41

Adapun perbedaan terhadap kajian yang akan diteliti yaitu pada tempat dan

subjek penelitiannya, dengan meganalisis masyarakat etnis Tionghoa Cina

Benteng dengan pribumi dalam hal interaksi sosial antar budaya di wilayah

kota Tangerang, serta lebih menganalisis pada akulturasi budaya, bukan

pada asimilasi budaya antar kelompok masyarakat tersebut.

3. Penelitan yang dilakukan oleh Farid Muzakky, dalam skripsi yang berjudul

Interaksi Sosial Etnis Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi di Kota

Yogyakarta. Penelitian dilakukan sebagai syarat kelulusan pada jenjang S1

di Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengam pendekatan historis. Adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara

etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi di kota Yogyakarta, 2.

Bagaimana pengaruh konflik terhadap interaksi sosial yang terjalin antara

etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi di kota Yogyakarta. Adapun

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial yang terjadi antara

masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Pribumi bersifat asosiatif, yaitu

41 Halikin, Analisis Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap Masyarakat Lokal di

Sumbawa Barat ( Studi Kasus di Kecamatan Maluk), (Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS UIN-

Jakarta, 2014), hlm. 5.

Page 55: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

38

suatu proses interaksi yang mengidentifikasikan adanya gerakan

pendekatan. Untuk mencapai sebuah interaksi sosial yang baik, kedua belah

pihak harus berasimilasi atau saling menyesuaikan dalam berbagai hal,

misalnya bahasa. Proses tersebut dilakukan sebagai upaya untuk

mengurangi adanya perbedaan yang terdapat pada kedua individu atau

kelompok sosial yang saling bersinggungan.42 Adapun perbedaan terhadap

kajian yang akan diteliti yaitu pada objek penelitannya, dengan

menganalisis masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang, dengan

menggunakan pendekatan deskriptif.

F. Kerangka Berpikir

Interaksi sosial merupakan suatu dasar dari lahirnya suatu aktivitas sosial

masyarakat. Dari adanya hubungan timbal balik antar sesama individu serta

saling membantu dalam memenuhi segala aspek kebutuhan hidup, baik

kebutuhan jasmani maupun rohani. Masyarakat dengan karakteristik yang

berbeda-beda merupakan suatu ciri identitas bangsa Indonesia. Adapun

keanekaragaman budaya yang ada dalam penelitian ini salah satunya adalah

masyarakat etnis tionghoa dengan masyarakat Indonesia asli atau pribumi.

Adapun dalam hal ini penelitian tertuju pada masyarakat cina benteng yang ada

di Kota Tangerang, dengan mengkaji bagaimana interaksi sosial yang terjadi

antara masyarakat cina benteng dengan masyarakat pribumi yang ada di

Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Adanya proses interaksi sosial dari kedua masyarakat tersebut berpotensi

akan lahirnya suatu integrasi social yang dapat menciptakan suatu

kesejahteraan hidup serta rasa toleransi akan perbedaan, baik dalam bidang

sosial maupun budaya. Dalam hal ini, interaksi sosial yang dikaji dalam

menganalisis suatu fenomena interaksi sosial dan budaya dengan pendekatan

deskriptif. Dalam pendekatan ini, melihat dan mengkaji suatu ciri khas

kebudayaan antar masyarakat yang berbeda, dan juga mengkaji ruang lingkup

42 Farid Muzakky, Interaksi Sosial Etnis Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi di Kota

Yogyakarta (Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN-Yogyakarta, 2016), hlm. ii.

Page 56: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

39

aktivitas sosial yang ada ada pada masyarakat etnis tionghoa atau cina benteng

dan masyarakat pribumi di Kota Tangerang.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikaji bahwa interaksi sosial

merupakan proses individu untuk saling mengenal satu sama lainnya, yang

mana menciptakan rasa toleransi, sehingga timbul suatu integrasi sosial atau

kesatuan dari suatu perbedaan tersebut, khususnya fenomena yang ada antara

masyarakat cina benteng dengan pribumi di Kelurahan Sukasari, yang mana

lahir dari adanya proses interaksi sosial itu sendiri antara masyarakat dalam

suatu karakteristik yang berbeda. Selain itu, adanya suatu proses interaksi yang

terjadi antar kedua kelompok masyarakat tersebut, menciptakan suatu kesatuan

dalam segala aktivitas sosial yang ada dalam masyarakat, dimana merupakan

suatu ciri khas dari fenomena masyarakat multikultural di Indonesia. Adapun

dalam kajian tersebut, kerangka berpikir seperti pada bagan 2.1 sebagai berikut

:

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir

Interaksi Sosial

Masyarakat Pribumi

Integrasi Sosial

Masyarakat Cina

Benteng

Proses Interaksi Sosial

Page 57: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat atau lokasi dimana penelitian dilakukan.

Adapun tempat penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu berlokasi

di Kampung Cina Benteng, di Jalan Bhakti No.14 Pasar Lama, Kelurahan

Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten, 15118. Pemilihan

tempat ini berdasarkan pada kebutuhan penelitian, dan karakteristik responden

yang diperlukan serta didapatkan jumlah sampel yang dikehendaki.

Adapun waktu penelitian secara keseluruhan, penelitian ini dilakukan

selama lima bulan, yaitu dimulai dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2019.

Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

Kegiatan

Waktu

Juni Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penulisan

BAB I

Penulisan

BAB II

Penulisan

BAB III

Penyusunan

Instrumen

Penelitian

Uji Coba

Instrumen

Page 58: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

41

Penelitian

Pengumpulan

Data

Analisis Data

Melaporkan

Bab IV dan

Bab V

Penyusunan

Laporan

Secara

Lengkap

Sidang

Munaqosah

Revisi Skripsi

Pengumpulan

Skripsi

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian, peneliti menentukan suatu metode dalam menjawab

suatu permasalahan penelitian. Secara umum metode penelitian adalah suatu

cara yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian

atau rumusan masalah. Adapun metode penelitian menentukan bagaimana data

penelitian dikumpulkan.1 Selain itu, metode penelitian juga merupakan suatu

cara atau jalan untuk memperoleh kembali suatu pemecahan terhadap segala

permasalahan dalam penelitian.

Berdasarkan masalah penelitian yang diajukan, maka dalam hal ini peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan suatu pendekatan deskriptif.

Adapun penelitian kualitatif sendiri merupakan suatu strategi inquiry yang

menekankan pada pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala,

1 Samiaji Sarosa, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 36.

Page 59: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

42

simbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode,

bersifat alami dan holistik, mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa

cara, serta disajikan secara naratif.2 Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor,

metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan

individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh

mengisolasikan individu atau organisasai ke dalam variabel atau hipotesis,

tetapi perlu memandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.3

Adapun peneltian dengan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian,

dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai ciri, karakter, sifat,

model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi atau fenomena tertentu.4

Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa penelitian dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif mengarahkan peneliti untuk dapat mengetahui lebih dalam

sebab-akibat dalam suatu permasalahan yang diteliti dan juga mengumpulkan

data dari berbagai sumber data yang telah ditentukan terhadap suatu rumusan

masalah yang diteliti.

C. Sumber Data dan Informan

1. Data dan Sumber data

Data adalah bahan keterangan suatu objek penelitian yang diperoleh di

lokasi penelitian. Definisi data sebenarnya mirip dengan definisi informasi,

hanya saja informasi lebih ditonjolkan segi pelayanan, sedangkan data lebih

menonjolkan aspek materi.5 Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam

2 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2014), h. 329. 3 Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002),

h. 3. 4Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Prenada Media Group, 2007), h. 68. 5 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta: Pranada media, 2005), h.

129.

Page 60: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

43

penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian

atau objek penelitian.6 Adapun data primer penelitian ini adalah informan

Anggota Kelenteng Boen Tek Bio di kawasan kampung Cina Benteng,

Masyarakat Cina Benteng, RW dan RT serta masyarakat asli sekitar daerah

kampung Cina Benteng, tentang proses interaksi sosial masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang.

Adapun sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber

kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.7 Data sekunder

dalam penelitian ini yaitu berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan

profil masyarakat kampung Cina Benteng dan data-data kependudukan

masyarakat yang ada di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang. Adapun data dan sumber data dapat dilihat pada tabel 3.2 di

bawah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Data dan Sumber data

No Data Sumber Data

1

Interaksi sosial masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat Pribumi di Kelurahan

Sukasari.

Masyarakat Cina Benteng

dan Pribumi di Kelurahan

Sukasari

2

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

integrasi sosial antara masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat Pribumi.

Masyarakat Cina Benteng

dan Pribumi di Kelurahan

Sukasari.

6 Ibid., h. 132. 7 Ibid.

Page 61: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

44

2. Objek Penelitian dan Informan

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi. Spradley

mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan

istilah populasi, tetapi dinamakan social situation atau situasi sosial yang

terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis.8 Berdasarkan hal tersebut maka

objek dalam penelitian ini adalah masyarakat Cina Benteng yang berada di

kawasan Kelenteng Boen Tek Bio yang berinteraksi dengan masyarakat

pribumi di wilayah sekitar kampung Cina Benteng yang bertempat di Jalan

Bhakti No.14 Pasar Lama, Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang.

Adapun informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi

objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami ruang

lingkup suatu objek penelitian.9 Dalam hal ini, penentuan informan oleh

peneliti harus sesuai dengan pengetahuan maupun pemahaman dari objek

penelitian, dimana hal tersebut dimiliki oleh informan yang bersangkutan.

Berdasarkan objek penelitian dan informan di atas, dalam penelitian ini

teknik penentuan sampel atau informan menggunakan purposive sampling,

yaitu dilakukan dengan cara menentukan dengan anggapan/pendapatnya

(judgement) sendiri, sebagai informan penelitiannya, peneliti mengetahui

persis siapa yang akan dipilih sebagai informan. Adapun informan

berjumlah 10 orang, dimana diantaranya yaitu : 5 warga Cina Benteng, 5

warga pribumi di sekitar kawasan kampung Cina Benteng, termasuk RT dan

RW di sekitar kawasan kampung Cina Benteng, serta salah satu Kelenteng

Boen Tek Bio di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang.

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2009), h. 215. 9 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, op. cit., h.76.

Page 62: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

45

3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti

adalah instrumen penelitian.10 Dalam hal ini, penelitian kualitatif bertujuan

untuk mendapatkan kesan yang mendalam terhadap suatu fenomena, dan

kesan yang mendalam tidak akan bisa didapatkan secara maksimal melalui

kuesioner, maka dari itu, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen

utamanya peneliti sendiri. Instrumen teknis yang digunakan oleh peneliti

adalah pedoman wawancara. Adapun kisi-kisi pertanyaan dari instrumen

wawancara dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3

Pedoman Kisi-kisi Instrumen Wawancara

NO Daftar Pertanyaan Sumber Data

1. Sudah berapa lama anda tinggal di Kelurahan

Sukasari ?

2. Mengapa masyarakat Tionghoa di daerah ini oleh

masyarakat asli sekitar disebut sebagai masyarakat

Cina Benteng ?

3. Bagaimana respon masyarakat Tionghoa ini terkait

pada penyebutan masyarakat Cina Benteng oleh

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?

4. Bagaimana proses hubungan masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat pribumi dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari ?

5. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat

Cina Benteng dengan masyarakat asli sekitar di

Kelurahan Sukasari ?

6. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi

antara masyarakat Cina Benteng dengan

10 Muri Yusuf, op. cit., h. 372.

Page 63: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

46

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari?

alasannya ?

7. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat Cina

Benteng tehadap masyarakat asli sekitar di

Kelurahan Sukasari ?

8. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga

sekitar akan keberadaan masyarakat Cina Benteng

di Kelurahan Sukasari ?

9. Bagaimana upaya masyarakat Cina Benteng dalam

menyesuaikan diri dengan masyarakat Pribumi di

Kelurahan Sukasari ?

10. Apakah pernah terjadinya konflik antar

Masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi di Kelurahan Sukasari ?, alasannya ?

11. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat

Cina Benteng dapat diterima oleh masyarakat

pribumi dari perbedaan kararteristik yang ada

sampai sekarang ini ?

12. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat

Cina Benteng dengan masyarakat pribumi baik di

bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya

dalam kehidupan sehari-hari ?

13. Bagaimana respon masyarakat asli sekitar

terhadap perayaan agama maupun budaya warga

Tionghoa Cina Benteng yang ada di Kelurahan

Sukasari ?

14. Bagaimana respon masyarakat Cina Benteng

terhadap perayaan agama maupun budaya yang

diselenggarakan oleh Masyarakat Pribumi di

kelurahan Sukasari ?

15. Sebagai minoritas, bagaimana masyarakat Cina

Page 64: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

47

Benteng dalam menyikapi suatu perbedaan dari

kebudayaan yang ada pada masyarakat pribumi?

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data-data lapangan, penulis

menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan suatu pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya, selain

pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Adapun

yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan.11 Pada penelitian ini yang diobservasi adalah masyarakat Cina

Benteng dan masyarakat pribumi di sekitar kawasan masyarakat Cina

Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang. Adapun rician kegiatannya dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai

berikut :

Tabel 3.4

Daftar Kegiatan Observasi

No. Kegiatan Keterangan

1.

Mengamati interaksi sosial masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat Pribumi dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam interaksi dengan

masyarakat sekitar

2.

Mengamati bentuk karakteristik kebudayaan

pada masyarakat Tionghoa Cina Benteng

Dalam interaksi dengan

Kepala Klenteng Boen

11 Burhan Bungin, op. cit., h. 115.

Page 65: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

48

serta simbol kebudayaan lainnya.

Tek Bio

3.

Mengamati faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya integrasi sosial maupun budaya

antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat Pribumi.

Dalam interaksi dengan

masyarakat sekitar

4.

Mengamati respon atau sikap masyarakat

Pribumi terhadap masyarakat Cina Benteng

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam interaksi dengan

masyarakat sekitar

2. Interview (Wawancara)

Selain observasi, peneliti juga melakukan kegiatan wawancara dalam

pengumpulan data. Adapun wawancara menurut J. Moleong, wawancara

adalah percakapan dengan maksud tertentu, dilaksanakan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di

wawancarai (interviewee) yang mana memberikan jawaban-jawaban atas

pertanyaan tersebut.12

Dalam penelitian ini, peneliti malakukan wawancara sebanyak 10 kali,

wawancara yang pertama yaitu pada RW selama 30 menit, wawancara yang

kedua yaitu pada RT selama 30 menit, wawancara yang ketiga yaitu pada

warga Cina Benteng selama 30 menit, wawancara yang keempat yaitu pada

warga Pribumi di sekitar kawasan kampung Cina Benteng, dan adapun

wawancara yang kelima yaitu pada Anggota Kelenteng Boen Tek Bio.

Adapun dalam penelitian ini partisipannya yaitu RW dan RT kawasan

Cina Benteng, warga Cina Benteng, warga pribumi di Kelurahan Sukasari yang

berada di sekitar kawasan Cina Benteng, dan Anggota Kelenteng Boen Tek Bio.

12 Moleong, Lexy J, op.cit., h. 186.

Page 66: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

49

3. Dokumentasi

Adapun langkah ketiga yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan

data yaitu dokumentasi. Teknik pengumpulan data ini adalah pengambilan

data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dengan cara mengadakan

pencatatan data dari dokumen yang ada dan menghimpun data yang ada.

Guba dan Lincoln membedakan antar dokumen dan record. Dokumen sudah

lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak

hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan bukan untuk meramalkan.13

Dalam penilitian ini, dokumen yang dikumpulkan adalah foto kegiatan

Masyarakat Cina Benteng dan masyarakat pribumi dalam aktivitas sehari-

hari, dan juga kegiatan penelitian berupa observasi serta wawancara pada

partisipan terkait hal yang diteliti.

E. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dalam proses analisis data kualitatif, ada beberapa langkah pokok yang

harus dilakukan, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal.

Adapun proses pengumpulan data sebagaimana diungkap di muka harus

melibatkan sisi aktor (informan), aktivitas atau kegiatan, latar, atau konteks

terjadinya peristiwa.14 Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data harus

memperhatikan aspek dari teknik pengumpulan data itu sendiri, sehingga

tidak terjadi suatu kesalahan dalam proses pengumpulan data penelitian.

13 Ibid., h. 216-217. 14 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif), (Yogyakarta : Erlangga, 2009), h.148.

Page 67: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

50

Dalam penelitian ini, pengumpulan data bersumber dari responden atau

sampel yang telah ditetukan oleh peneliti, yaitu bersumber dari beberapa

warga atau masyarakat Cina Benteng dan masyarakat pribumi di Kelurahan

Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

2. Reduksi Data

Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti

yaitu mereduksi data. Adapun reduksi data dapat diartikan sebagai proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang mucul dari catatan-catatan tertulis dari hasil

data di lapangan. Tahap reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis

sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode,

dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebut,

cerita-cerita apa yang berkembang, merupakan pilihan-pilihan analitis.15

Dalam penelitian ini, peneliti mereduksi data yang ada sesuai dengan

permasalahan atau rumusan masalah yang diteliti, yaitu tentang bagaimana

interaksi sosial antara masyarakat Cina Benteng dengan pribumi, dan faktor-

faktor yang menyebabkan integrasi sosial antara kedua masyarakat tersebut.

Dengan demikian maka pembahasan dalam penelitian ini dapat terarah dan

logis tanpa adanya sesuatu yang mengarah pada pembahasan di luar dari

masalah yang diteliti.

3. Penyajian Data

Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung, peneliti

melakukan penyajian data atau display data. Penyajian data dimaknai oleh

Miles dan Huberman sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan mencermati penyajian data, peneliti akan lebih mudah memahami

apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.16 Dalam hal ini,

dengan adanya penyajian data dapat memberikan pemahaman bagi peneliti

15 Ibid., h.150. 16 Ibid., h.151.

Page 68: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

51

terhadap ruanglingkup bahasan dalam suatu penelitian dan dapat membantu

peneliti dalam memudahkan penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini, data yang disajikan yaitu berupa hasil wawancara

mengenai interaksi sosial dan faktor-faktor terjadinya integrasi sosial pada

masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi yang ada di wilayah

Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

4. Menyimpulkan Data dan Verifikasi

Dalam tahap akhir analisis data, peneliti menyimpulkan data penelitian.

Adapun verifikasi dan penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan

arti suatu data yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini tergantung pada

sejauh mana pemahaman dari si peneliti dan interpretasi yang dibuatnya.

Beberapa cara yang dilakukan dalam proses ini, adalah dengan melakukan

pencatatan untuk pola-pola dan tema yang sama, pengelompokkan dan

pencarian kasus-kasus negatif (kasus khas, hal yang berbeda, mungkin pula

menyimpang dari kebiasaan yang ada di masyarakat).17 Dalam hal tersebut,

penarikan kesimpulan oleh peneliti harus sesuai dengan tema yang mana

menjawab suatu rumusan masalah dalam penelitian

Dalam penelitian ini, kesimpulan dibuktikan dengan cara menafsirkan

berdasarkan kategori yang ada sehingga dapat diketahui bentuk interaksi

sosial serta faktor yang mengintegrasikan antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang.

F. Rencana Pengujian Keabsahan Data Penelitian

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji

validitas dan realibilitas (referensi). Pada penelitian kualitatif, temuan atau data

dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan

peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi

perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif

17 Ibid.

Page 69: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

52

tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia,

dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan

berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu untuk menguji keabsahan data

dilakukan dengan :

1. Triangulasi

Adapun dalam menguji keabsahan data penelitian yaitu dengan salah

satunya dengan triangulasi. Adapun triangulasi merupakan salah satu teknik

dalam pengumpulan data untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data

yang lebih akurat dan kredibel. Beberapa cara yang dapat digunakan peneliti

yaitu dengan menggunakan sumber yang banyak atau bervariasi dan

menggunakan suatu metode yang berbeda.18 Adapun teknik pengumpulan

data pada triangulasi terbagi pada tiga macam cara, yaitu triangulasi sumber,

triangulasi data, dan triangulasi waktu.19

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber.

Adapun triangulasi sumber berarti membandingkan atau mengecek ulang

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melaui sumber yang

berbeda.20 Maka dalam hal ini, peneliti bukan hanya membandingkan data

pada satu sumber, namun dengan sumber yang lainnya, seperti data yang

diperoleh dari masyarakat cina benteng dan juga warga sekitar atau pribumi

di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

2. Meningkatkan ketekunan Pengamatan

Adapun ketekunan peneliti dalam melakukan pengamatan atau dalam

menggunakan teknik lain dalam suatu pengumpulan data di lapangan akan

menentukan pula keabsahan dan kesahihan data yang terkumpul. Situasi

sosial di lapangan yang bervariasi dan kadang-kadang kurang bersahabat

untuk penelitian kualitatif mempengaruhi proses dan aktivitas pengumpulan

data. Adapun dalam hal tersebut, peneliti hendaklah mau, mampu, dan

18 Ibid., h. 395 19 Bachtiar S. Bachri, Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian

Kualitatif, Jurnal Teknologi Pendidika, 2010, h. 56. 20 Ibid.

Page 70: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

53

selalu meningkatkan ketekunan dalam menelusuri suatu fenomena sosial

secara holistik, sehingga terkumpul data dan informasi yang sesungguhnya,

dan konteks sistuasi sosial yang sebenarnya.21Adapun peneliti menggunakan

teknik ini, untuk mendapatkan data yang benar-benar valid serta mencegah

dari ketidak sesuaian alur peristiwa dari hasil observasi dan wawancara

dengan mengamati secara mendalam suatu analisis data penelitian. Dengan

demikian, adanya sikap dalam meningkatkan ketekunan dalam pengamatan,

peneliti dapat memahami secara detail akan situasi serta fenomena dalam

objek kajian tentang interaksi dan integrasi sosial masyarakat cina benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang.

3. Member Check

Setelah triangulasi, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti

dalam uji kredibilitas data yaitu menggunakan member Check. Kedibilitas

data yang telah dikumpulkan, dianalisis, dilakukan pengkategorian, dan juga

ketepatan kesimpulan, dapat pula diuji kembali dengan menggunakan

anggota lain kelompok, dari mana data dan informasi original dikumpulkan.

Member check dilakukan secara formal dan informal serta berkelanjutan.22

Dalam tahap ini, peneliti memastikan keabsahan data dengan cara menguji

kembali data tersebut pada kelompok lain, sehingga data yang dianalisis

dapat terarah dan juga dipertanggung jawabkan keasliannya.

21 Muri Yusuf, op. cit., h. 394-395. 22 Ibid., h. 396.

Page 71: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Kondisi Geografis Kelurahan Sukasari

Secara umum, Kelurahan Sukasari merupakan salah satu dari wilayah

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Adapun Kota Tangerang secara

astronomis yaitu terletak pada posisi 106º36’– 106º42’ Bujur Timur (BT)

dan 6º6’- 6º13’ Lintang Selatan (LS). Wilayah ini berbatasan langsung

dengan Kabupaten Tangerang di sebelah barat dan utara, Kota Tangerang

Selatan di sebelah selatan, dan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah

timur. Luas wilayah Kota Tangerang hanya sebesar 164,55 km2 dengan

19,69 km2, dimana diantaranya merupakan Bandara Internasional Soekarno

Hatta. Dengan luas wilayah yang hanya sekitar 1,59 persen dari luas

Provinsi Banten, Kota Tangerang merupakan wilayah terkecil kedua setelah

Kota Tangerang Selatan.1

Topografi Kota Tangerang secara umum berupa dataran rendah dengan

ketinggian antara 10-18 mdpl. Kota Tangerang memiliki 3 daerah aliran

sungai, 54 saluran pembuang, 16 saluran irigrasi, dan 6 situ/danau. Adapun

iklim di Kota Tangerang sebagaimana wilayah Indonesia pada umumnya,

dipengaruhi oleh iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan

iklim laut. Selama tiga tahun (2012-2014), suhu rata-rata Kota Tangerang

adalah 27,8ºC. Sedangkan kelembaban udara tahun 2014 mencapai 79,1

persen, dengan tingkat kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Februari

sebesar 86 persen.2

Adapun wilayah Kota Tangerang terbagi menjadi 13 kecamatan, yaitu

diantaranya ada Kecamatan Ciledug, Larangan, Karang Tengah, Cipondoh,

1 https://tangerangkota.bps.go.id/subject/153/geografi.html#subjekViewTab3, Statistik

Daerah Kota Tangerang 2015,(BPS Kota Tangerang, 2015), h.1. 2 Ibid.

Page 72: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

55

Pinang, Tangerang, Karawaci, Cibodas, Jatiuwung, Periuk, Neglasari,

Batuceper, dan Benda. Banyaknya wilayah kelurahan di Kota Tangerang

ada 104, yang terbagi menjadi lingkungan yang lebih kecil lagi yaitu Satuan

Lingkungan Setempat (SLS). Banyaknya SLS pada tahun ini adalah 985

Rukun Warga (RW) dan 4.930 Rukun Tetangga (RT).3

Pada tahun 2014, penduduk Kota Tangerang tercatat sebanyak

1.999.894 orang terdiri dari 1.021.298 (51,07%) laki-laki dan 978.596

(48,93%) perempuan. Rasio jenis kelamin sebesar 104,36 yang berarti

bahwa dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-

laki. Jumlah rumah tangga tahun ini mencapai 528.494, dengan rata-rata

Anggota Rumah Tangga (ART) sebanyak 3,78 jiwa/ruta, artinya dalam satu

rumah tangga terdiri dari 3-4 orang anggotanya.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat kepadatan

penduduk juga semakin meningkat. Dengan luas wilayah sebesar 164,55

km2 dan jumlah penduduk sebanyak 1.9999.894 orang, Kota Tangerang

memiliki tingkat kepadatan penduduk sebesar 12.154 jiwa/km2, sehingga

menjadi kabupaten/kota terpadat di Provinsi Banten. Sedangkan untuk

tingkat kecamatan di Kota Tangerang, terjadi pergeseran posisi kecamatan

dengan kepadatan tertinggi pada tahun 2014. Adapun Kecamatan Ciledug

mempunyai kepadatan tertinggi, yaitu 19.757 jiwa/km2, menggeser posisi

Kecamatan Larangan.4

2. Profil Singkat Kelurahan Sukasari

Kelurahan Sukasari merupakan fokus tempat dalam penelitian ini,

dimana merupakan salahsatu bagian dari wilayah yang ada pada ruang

lingkup Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Sesuai dengan Undang -

undang No 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II

Kotamadya Tangerang dan Peraturan Daerah No 16 Tahun 2000 tentang

3 Ibid., h. 2. 4 Ibid., h. 4.

Page 73: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

56

Pembentukan 13 Kecamatan, kecamatan Tangerang terbagi menjadi 8

(delapan) kelurahan, salah satunya yaitu Kelurahan Sukasari.

a. Luas Kelurahan Sukasari

Adapun luas Kelurahan Sukasari secara keseluruhan yaitu 187 Ha

dengan batasan wilayah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kelurahan Sukasari

Uraian Keterangan

Sebelah Utara Dibatasi Kelurahan Sukarasa

Sebelah Timur Dibatasi Kelurahan Buaran Indah

Sebelah Selatan Dibatasi Kelurahan Babakan

Sebelah Barat Dibatasi Sungai Cisadane

Sumber : Data dokumen Kelurahan Sukasari

Dalam hal luas wilayah dapat diketahui bahwa wilayah Kelurahan

Sukasari merupakan wilayah yang strategis, dan juga disebut sebagai

jantung dari Kota Tangerang. Selain itu, Kelurahan Sukasari dibatasi pada

Sungai Cisadane di sebelah barat, dimana merupakan salah satu daerah yang

sering dikunjungi masyarakat serta menjadi lokasi wisata dan perayaan atau

hari besar masyarakat Kota Tangerang.

b. Kependudukan

Selain pada letak geografis dan tata wilayah, penduduk di Kelurahan

Sukasari juga memiliki jumlah penduduk yang cukup tinggi, hal tersebut

salah satunya terjadi karena kondisi wilayah yang sangat strategis

sehingga adanya pendatang dari luar daerah yang singgah menempati

wilayah tersebut. Adapun jumlah penduduk yang ada di Kelurahan

Page 74: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

57

Sukasari sampai pada bulan Juni 2019, dapat digambarkan sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Data Jumlah Penduduk Kelurahan Sukasari

Uraian Keterangan

Laki-laki 11.646 Jiwa

Perempuan 11.768 Jiwa

Jumlah Keseluruhan 23.414 Jiwa

Sumber : Data dokumen Kelurahan Sukasari

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, jumlah penduduk secara keseluruhan

dari laki-laki dan perempuan yaitu sebesar 23.414 jiwa. Selain itu, jumlah

Kepala Keluarga (KK) secara keseluruhan yaitu sebesar 7.477 KK,

dengan jumlah laki-laki sebesar 5.937 KK, dan perempuan sebesar 1.540

KK. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk yang ada di Kelurahan

Sukasari ini cukup tinggi. Selain itu, kondisi wilayah di Kelurahan

Sukasari yang strategis memungkinkan banyaknya para penduduk daerah

luar yang berkunjung dan dapat juga berpengaruh pada perkembangan

penduduk yang ada di Kelurahan Sukasari ini.

Kondisi wilayah yang strategis di Kota Tangerang menyebabkan

adanya migrasi penduduk yang berasal dari luar daerah atau etnis yang

lainnya baik untuk sementara maupun menetap dalam kurun waktu

tertentu. Hal tersebut menimbulkan suatu keragaman penduduk di Kota

Tangerang, termasuk juga di Kelurahan Sukasari ini. Dalam hal tersebut

komposisi penduduk di Kelurahan Sukasari pun beragam, bukan hanya

dari Etnis Betawi dan Tionghoa, adapula etnis Sunda dan Jawa serta yang

lainnya. Adapun jumlah komposisi keragaman penduduk berdasarkan

etnis di Kelurahan Sukasari terdapat pada gambar 4.1 sebagai berikut :

Page 75: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

58

Gambar 4.1

Komposisi penduduk berdasarkan Etnis di Kelurahan Sukasari

Sumber : Data survey sementaradari Kelurahan Sukasari tahun 2017

Berdasarkan grafik di atas, merupakan data sementara yang mana

menunjukkan bahwa besaran komposisi etnis penduduk di Kelurahan

Sukasari pada tahun 2017 rata-rata lebih banyak dari warga Etnis Betawi

dimana mencapai 40% atau kurang lebih sebesar 9.365.6 jiwa, warga

silsilah keturunan Etnis Tionghoa mencapai 30% atau kurang lebih

sebesar 8.194.9 jiwa, warga dari Etnis Sunda mencapai 15% atau kurang

lebih sebesar 3.512.1 jiwa serta warga yang berasal dari Etnis Jawa

mencapai 10% atau kurang lebih sebesar 2.341.4 jiwa, dan etnis lainnya

kurang lebih sebesar 5% dari jumlah penduduk yang ada di Kelurahan

Sukasari. Adapun data survey tersebut masih sementara khususnya pada

warga Etnis Tionghoa dikarenakan sudah menyatu khususnya dari garis

keturunan dengan masyarakat atau warga asli sekitar Kelurahan Sukasari.

Maka dari itu persentase mengenai Etnis Tionghoa di atas berdasarkan

adanya silsilah atau garis keturunan dari Tionghoa maupun berasal dari

perkawinan campuran dengan masyarakat pribumi sekitar.

c. Penduduk Berdasarkan Keagamaan Yang Dianut

Dalam keberagaman karakteristik keagamaan yang dianut oleh

masyarakat Kota Tangerang, yang mana masyarakat Kelurahan Sukasari

Sales; Betawi ; 40%

Sales; Tionghoa;

30%

Sales; Sunda; 15%

Sales; Jawa; 10%

Sales; Lainnya; 5%

Persentase komposisi Penduduk Kelurahan Sukasari tahun

2017

Page 76: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

59

berada di dalam cakupan wilayah Kota Tangerang. Adapun terkait data

jumlah agama yang dianut sebagai berikut :

S

u

m

b

e

r

:

Data Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang tahun 2019.

d. Institusi dan Kelembagaan Kelurahan Sukasari

Adapun selain pada jumlah kependudukan, terdapat juga beberapa

institusi kelembagaan yang ada di Kelurahan Sukasari. Adapun institusi

dan kelembagaan yang ada dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 4.4

Institusi dan Kelembagaan di Kelurahan Sukasari

Uraian keterangan

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) 1 Kelompok

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) 1 Kelompok

Badan Keswadayan Masyarakat 1 Kelompok

Karang Taruna 1 Kelompok

Rukun Warga (RW) 16 RW

Page 77: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

60

Rukun Tetangga (RT) 89 RT

Sumber : Data dokumen Kelurahan Sukasari

Dari gambaran 4.3 di atas, menjelaskan bahwa terdapat beberapa

lembaga yang beraktivitas dan mengayomi dalam kegiatan sehari-hari

masyarakat di Kelurahan Sukasari ini. Selain itu membantu masyarakat

dalam mengatasi masalah serta dalam menjaga kesejahteraan hidup bagi

masyarakat di lingkungan sekitar dengan beberapa lembaga seperti LPM,

PKK, Karang Taruna, Keswadayaan dan lain sebagainya.

e. Prasarana Peribadatan

Keragaman agama di wilayah Kelurahan Sukasari tergambar dari

banyak dan bermacam prasarana atau tempat ibadah serta jumlah

penganut yang ada. Adapun dalam hal tersebut sebagai wujud dari

kerukunan beragama yang saling menghormati antar pemeluk agama

masing-masing penduduknya. Adapun sarana peribadatan yang ada di

Kelurahan Sukasari, dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 4.5

Prasarana Peribadatan

Sumber : Data dokumen Kelurahan Sukasari tahun 2017

Page 78: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

61

Berdasarkan gambar 4.4 di atas, terdapat beberapa sarana atau

tempat ibadah, baik dari agama Islam, Kristen, Konghucu, dan Budha.

Berdasarkan data kelurahan serta informasi masyarakat, wilayah sukasari

ini mayoritas masyarakatnya adalah beragama Islam. Namun adanya rasa

toleransi antar umat beragama, sehingga terbentuknya kerukunan serta

berdirinya sarana tempat ibadah tanpa adanya permasalahan dari setiap

masyarakatnya.

B. Sejarah Masyarakat Cina Benteng

Adapun terdapat sejarah perjalanan masyarakat Tionghoa di Tangerang,

yang mana menjadi suatu hasil informasi data terkait karakteristik sejarah serta

budaya yang ada pada masyarakat Tionghoa di Kota Tangerang. Adapun dalam

hal ini, peneliti juga membahas bagaimana perjalanan sejarah masyarakat

Tionghoa yang terdahulu hingga disebut sebagai Cina Benteng, dan juga

mengambarkan hubungan yang terjalin dari dulu hingga terbentuk sampai

sekarang ini, sehingga bisa memahami ruang lingkup karakteristik yang ada

pada masyarakat Cina Benteng di wilayah Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang.

Nama "Cina Benteng" berasal dari kata "Benteng", nama Lama Kota

Tangerang. Saat itu, terdapat sebuah Benteng Belanda di Kota Tangerang yang

ada di pinggir sungai Cisadane yang mengenal asal usul kata Cina benteng

menurut Sinolog dari Universitas Indonesia Edi Prabowo witanto Ma tidak

terlepas dari kehadiran benteng Makasar benteng yang dibangun pada zaman

kolonial Belanda sekarang sudah rata dengan tanah terletak di tepi sungai

Cisadane di pusat Kota Tangerang mana difungsikan sebagai pos pengamanan

dalam mencegah serangan dari Kesultanan Banten.5

Benteng ini adalah salah satu benteng terpenting Belanda dan merupakan

Benteng terdepan pertahanan Belanda di Pulau Jawa. Masyarakat Cina benteng

telah beberapa generasi tinggal di Tangerang yang kini telah berkembang

5 Bersumber dari buku yang berjudul : Cina Benteng, (Sejarah dan Budaya Kuliner), h. 1

Page 79: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

62

menjadi tiga kota atau Kabupaten, yaitu kota Tangerang, Kabupaten

Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.6

Menurut kitab sejarah Sunda yang berjudul Tina Layang Prahyang (catatan

dari Parahyangan), keberadaan komunitas Cina di Tangerang dan Batavia

sudah ada setidak-tidaknya sejak 1407 NI. Kitab itu menceritakan tentang

mendaratnya rombongan pertama dari daratan Cina yang dipimpin oleh Tjen

Tjie Lung alias Halung di muara sungai Cisadane, yang sekarang berubah

nama menjadi Teluk Naga.

Sejarah Cina Tangerang memang sulit dipisahkan dengan kawasan Pasar

Lama (Jalan Ki Samaun dan sekitarnya) yang berada di tepi sungai dan

merupakan pemukiman pertama masyarakat Cina di sana, struktur tata

ruangnya sangat baik, dan itu merupakan cikal bakal kota Tangerang. Mereka

tinggal di tiga gang, yang sekarang dikenal sebagai Gang Kalipasir, Gang

Tengah (Cirarab), dan Gang Gula (Cilangkap). Sayangnya, sekarang tinggal

sedikit saja bangunan yang masih berciri khas Pecinan.7

Selain itu, berdasarkan sumber lainnya terkait pada asal-usul penyebutan

pada masyarakat Cina Benteng yang ada di Kota Tangerang ini, Oey Tjin Eng

memaparkan sebagai berikut :

“Ya karena ada bentengan Belanda itu, yang kemaren saya katakan kan

itu 1683, itukan Benteng dibuat oleh Belanda dan yang ngebuat tuh dulu

orang Makasar, jadi disebutnya Benteng Makassar. Yang disebut Cina

Benteng itu, dari Benteng Makasar sampai ke Babakan, sebenernya

masyarakat yang dari sekitar situ disebutnya Cina Benteng. Cuman

sekarang orang salah kaprah seluruh Tangerang Raya yang ada

tionghoanya disebutnya Cina Benteng, jadi udah taunya mereka seperti

itu.”8

Dalam hal ini, orang Tionghoa datang ke daerah Tangerang sejak lama,

pada zaman penjajahan Belanda. Adapun karena masyarakat Cina Benteng

tinggal di kawasan Benteng tersebut, maka oleh masyarakat pribumi sekitar

6 Ibid. 7 Ibid., h. 2. 8 Hasil wawancara dengan Oey Tjin Eng pada tanggal 16 Juli 2019.

Page 80: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

63

menyebutnya masyarakat Cina Benteng hingga sampai sekarang ini, dan sudah

terkenal baik di Kota Tangerang sendiri maupun daerah luar Kota Tangerang.

Tahun 1740, terjadi pemberontakan orang Cina menyusul keputusan

Gubernur Jenderal Valkenier untuk menangkapi orang-orang Cina yang

dicurigai. Mereka akan dikirim ke Sri Lanka untuk dipekerjakan di perkebunan

ke perkebunan milik VOC. Pada akhir tahun 1800-an sejumlah orang Cina

dipindahkan ke kawasan Pasar Baru dan sejak itu mulai menyebar ke daerah-

daerah lainnya. Menurut Tagara Wijaya, yang bernama asli Oey Tjie Hoeng

(77) yang menjabat Ketua Umum Kelenteng Boen Sen Bio (1967-1978), Pasar

Baru pada tempo dulu merupakan tempat transaksi sistem barter barang orang-

orang Cina yang datang lewat sungai dengan penduduk lokal.9

Mengenai asal-usul kata Cina Benteng, menurut Sinolog dari Universitas

Indonesia, Edi Prabowo Witanto MA, tidak terlepas dari kehadiran Benteng

Makassar, benteng yang dibangun pada zaman kolonial Belanda sekarang

sudah rata dengan tanah, terletak di tepi sungai Cisadane di pusat Kota

Tangerang. Pada saat itu banyak orang Cina Tangerang yang kurang mampu

tinggal di luar Benteng Makassar, mereka terkonsentrasi di daerah sebelah

utara yaitu di Sewan dan Kampung Melayu. Mereka berdiam di sana sejak

tahun 1700-an, dari sanalah muncul istilah "Cina Benteng".10

Pemberontakan itu dibalas serangan Serdadu kompeni ke perkampungan-

perkampungan Cina di Batavia (Jakarta). Setidaknya 10000 orang tewas dan

sejak itu banyak orang Cina mengungsi untuk mencari tempat baru di daerah

Tangerang, seperti Mauk, Serpong, Cisoka, Legok dan bahkan sampai Parung

di daerah Bogor. Itulah sebabnya banyak orang Cina yang tinggal di pedesaan

di plosok Tangerang di luar Pecinan, di pasar lama, dan Pasar Baru. Meski

demikian, menurut Pemerhati Budaya Cina Indonesia, David Kwa, mereka

9 Cina Benteng, (Sejarah dan Budaya Kuliner), op.cit., h. 2 10 Ibid., h. 3.

Page 81: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

64

yang tinggal di luar Pasar Lama dan pasar baru itu tetap disebut sebagai Cina

Benteng.11

Sebagai kawasan pemukiman Cina di Pasar Lama, dibangun Kelenteng

tertua Boen Tek Bio yang didirikan tahun 1684, dan merupakan bangunan

paling tua di Tangerang. Adapun lima tahun kemudian, 1869, di Pasar Baru

dibangun kelenteng Boen San Bio (Nimmala), kedua Kelenteng itulah saksi

sejarah bahwa orang-orang Cina sudah berdiam di Tangerang lebih dari tiga

abad silam.

C. Informasi Partisipan

Dalam penelitian ini, partisipan berjumlah 10 orang, diantaranya yaitu 5

warga dari masyarakat pribumi, dan 5 warga dari masyarakat keturunan Cina

Benteng di Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang. Adapun terkait informasi

partisipan yang dibahas penulis ini bertujuan untuk mengetahui narasumber

atau informan yang ada serta identitas dari informan tersebut, sehingga

menggambarkan kesesuaian dari teknik pengumpulan data akan pemilihan

sumber informan yang tepat dalam suatu penelitian. Adapun dalam penelitian

kualitatif, kesimpulan dalam suatu data penelitian yang di peroleh tidak bisa

disamakan, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui tentang siapa yang

diwawancarai dan kapan wawancara itu dilakukan. Selain itu, kesimpulan yang

diperoleh dari partisipan berbeda, meskipun wawancara dilakukan pada waktu

yang sama. Adapun informasi partisipan yang telah diwawancarai sebagai

berikut :

Partisipan Janto atau disebut Yanto adalah ketua RT 03 di wilayah sekitar

Kelenteng Boen Tek Bio yang merupakan masyarakat keturunan Cina Benteng,

beliau berusia 70 tahun berpropesi sebagai kurir antar barang ekonomi warga,

beliau tinggal di wilayah Kelurahan Sukasari sejak lahir, (2) Oey Tjin Eng

adalah seorang tokoh budayawan di masyarakat Cina Benteng dan sebelumnya

merupakan anggota humas dari Kelenteng Boen Tek Bio, beliau berusia 75

11 Ibid.

Page 82: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

65

tahun dan tinggal di wilayah Kelurahan Sukasari sejak lahir, (3) Kyat Eng

adalah warga masyarakat Cina Benteng yang merupakan anggota Kelenteng

Boen Tek Bio, beliau berusia 62 tahun dan tinggal di Kelurahan Sukasari sejak

30 tahun, (4) Cheng Wi merupakan warga dari Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari, beliau berusia 39 tahun dan bekerja sebagai karyawan swasta, adapun

beliau tinggal di wilayah Kelurahan Sukasari sejak 2 tahun, (5) Putha

merupakan warga Cina Benteng yang bekerja sebagai ojek online, beliau

berusia 31 tahun, beliau beragama Budha dan tinggal di wilayah Kelurahan

Sukasari sejak lahir, (6) Jejen Jaenudin merupakan Sekretaris Kelurahan

Sukasari yang merupakan warga asli sekitar kelurahan Sukasari, beliau berusia

51 tahun, bekerja sebagai kepegawaian di Kelurahan Sukasari (7) Muhammad

Sayroji adalah salah satu tokoh agama masyarakat pribumi di Kelurahan

Sukasari, beliau berusia 69 tahun, berpropesi sebagai guru di SD yang ada di

Kota Tangerang, selain itu beliau merupkakan tokoh sejarah yang ada di

Masjid Kali Pasir, (8) Sukmana merupakan ketua RW 04 di sekitar wilayah

Kali pasir dan Kelenteng Boen Tek Bio, beliau merupakan warga pribumi di

wilayah Kelurahan Sukasari, beliau berusia 60 tahun, beliau merupakan

pensiunan pegawai PLN dan tinggal di Kelurahan Sukasari sejak 33 tahun, (9)

Mukhsin Halimi merupakan warga asli sekitar Kelurahan Sukasari, beliau

berusia 40 tahun dan bekerja sebagai marbot di Masjid Jami Kali Pasir, adap-

un beliau tinggal di Kelurahan Sukasari sejak lahir, (10) Sandi merupakan

masyarakat pribumi sekitar Kelurahan Sukasari, beliau berusia 60 tahun dan

bekerja sebagai pedagang di kawasan Pasar Lama Kota Tangerang.

D. Deskripsi Hasil Penelitian

Adapun dalam pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian

ini adalah observasi yang diperkuat dengan hasil wawancara, dengan tujuan

untuk memperoleh data dan informasi mengenai interaksi sosial masyarakat

Tionghoa dengan masyarakat Pribumi, studi kasus masyarakat Cina Benteng di

Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Selain pada hasil

Page 83: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

66

observasi dan wawancara, penulis juga melakukan dokumentasi dari proses

pelaksanaan penelitian di lapangan, baik dalam observasi maupun wawancara.

Observasi dilakukan pada masyarakat sekitar di wilayah Kelurahan

Sukasari, dalam hal ini penulis mengamati aktivitas sehari-hari masyarakat

Cina Benteng dan sekitarnya, serta mengamati aktivitas sosial masyarakat

Pribumi. Adapun tempat pengamatan pada masyarakat Cina Benteng yaitu

bertempat di Kelenteng Boen Tek Bio dan sekitarnya, karena merupakan

tempat dimana masyarakat Cina Benteng sering melakukan aktivitas

keagamaan maupun aktivitas sosial lainnya. Sedangkan pada masyarakat asli

sekitar, dilakukan di lingkungan masyarakat dan juga wilayah yang menjadi

tempat aktivitas masyarakat Pribumi, seperti halnya Pasar Lama yang dekat

dengan Kelenteng Boen Tek Bio. Adapun dalam mengamati interaksi sosial

antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat Pribumi, dilakukan bukan

hanya pada tempat tertentu seperti pada Kelenteng dan wilayah sekitarnya,

akan tetapi juga pada lokasi dimana masyarakat saling berbaur atau

berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya yaitu di Pasar Lama.

Selain pada tempat observasi tersebut, penulis juga melakukan observasi di

Kelurahan Sukasari, observasi ini dilakukan untuk memperkuat hasil

pengamatan, bukan hanya dari sudut pandang ruang lingkup aktivitas

masyarakat Cina Benteng maupun Pribumi, namun diperlukan pengamatan

data serta dokumen aktivitas kedua masyarakat tersebut dari pihak atau petugas

di Kelurahan Sukasari. Penulis melakukan kegiatan wawancara bukan hanya

pada masyarakat seperti biasanya, namun juga mengambil narasumber kepala

RT, RW dan Sekretaris Kelurahan. Alasan peneliti mewawancarai narasumber

tersebut agar hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta validitas data yang

telah diuji dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Rata-rata responden mengatakan bahwa interaksi sosial atau hubungan

antara masyarakat pribumi dengan masyarakat cina benteng yang ada di

Kelurahan Sukasari ini sangat baik, saling menghormati akan perbedaan yang

mereka miliki masing-masing baik sosial, budaya maupun agama. Selain itu,

Page 84: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

67

adanya rasa toleransi yang tinggi serta kerukunan dalam beragama, menjadikan

masyarakatnya saling berbaur dalam hal kegiatan sosial, sehingga tidak

memunculkan suatu pertentangan atau konflik antar kedua masyarakat tersebut.

Adapun fenomena masyarakat tersebut bertentangan dengan teori konflik, yang

menggambarkan fenomena bahwa manusia memiliki perbedaan jenis kelamin,

strata sosial, dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku agama, kepercayaan,

aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia,

perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik, dan selama masih ada

perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan dan akan selalu terjadi12.

Wawancara dilakukan terhadap informan yang dapat memeperkuat hasil

observasi antara lain 10 orang, 5 orang dari masyarakat sekitar dan 5 orang

dari masyarakat Cina Bernteng, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan interaksi sosial masyarakat Tionghoa dengan masyrakat

Pribumi di Kelurahan Sukasari. Adapun dokumentasi dilakukan penulis untuk

memperkuat hasil data yang kurang maksimal dan juga ketika penulis tidak

mendapatkan data dari hasil observasi maupun wawancara. Hal ini bertujuan

untuk mendapatkan data yang lebih akurat dalam suatu penelitian.

Adapun dalam teknik pengolahan data yang digunakan adalah dengan

menganalisa data yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah dibuatkan

transkip, setelah itu hasil dari transkip wawancara kemudian direduksi oleh

peneliti, kemudian setelah dilakukan reduksi data, maka peneliti akan

menyajikan data atau menyimpulkan data. Adapun data yang disajikan dibuat

dalam bentuk poin-poin berdasarkan pertanyaan wawancara. Setelah itu,

peneliti mendeskripsikan hasil data tersebut serta menyimpulkan data, sehingga

dapat diketahui apakah hasil data yang diteliti dapat menjawab suatu rumusan

masalah atau tidak.

Sesuai dengan hasil observasi bahwa adanya proses interaksi sosial yang

baik antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat Pribumi di Kelurahan

12 Wirawan, op. cit, h. 1-2.

Page 85: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

68

Sukasari. Berikut ini data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dianalisis

dan diinterpretasikan dalam memperkuat hasil observasi sebagai berikut :

1. Interaksi Sosial Masyarakat Cina Benteng dengan Masyarakat Pribumi

di Kelurahan Sukasari

Interaksi sosial masyarakat Tionghoa atau Cina Benteng dengan

masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari berjalan dengan baik dan

harmonis. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di wilayah ini berjalan

seperti biasanya, melakukan aktivitas yang mereka jalani masing-masing

seperti halnya bekerja di pabrik atau tempat lainnya, berdagang di pasar,

melakukan aktivitas ibadah sesuai agama mereka tanpa adanya perselisihan

maupun pertentangan dalam ruang lingkup masyarakat tersebut. Adapun

antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi atau

masyarakat asli sekitar Kelurahan Sukasari ini, saling bersifat terbuka satu

sama lainnya, mereka menghargai perbedaan baik dari individu maupun

kelompok. Selain itu, dalam hal komunikasi masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan

karena dalam segi penggunaan bahasa mereka adalah bahasa sehari-hari

masyarakat asli sekitar dan bahkan masyarakat Cina Benteng sendiri tidak

bisa berbahasa mandarin, hal ini terlihat ketika dalam proses penelitian, dan

juga respon dari masyarakat Cina Benteng itu sendiri pada saat proses

wawancara, hal tersebut juga direspon oleh seorang Budayawan dari

masyarakat Cina Benteng dengan alasan mereka sudah menempati wilayah

ini sejak lama dan memiliki garis keturunan dari masyarakat pribumi.

Masyarakat pribumi sekitar memandang bahwa masyarakat Cina Benteng

disini sudah seperti keluarga, saling menghargai akan perbedaan dan tidak

mengganggu satu sama lainnya, mereka saling membantu ketika

mengadakan kegiatan sosial salah satunya dalam menjaga keamanan dan

yang lainnya, sehingga eksistensi dari masyarakat Cina Benteng sama

seperti halnya masyarakat sekitar di Kelurahan Sukasari, meskipun ada

perbedaan budaya maupun agama yang mereka miliki masing-masing.

Page 86: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

69

a. Proses interaksi sosial masyarakatnya bersifat assosiatif

Adanya proses interaksi yang berjalan dengan baik dari adanya sifat

toleransi antar kedua masyarakat, baik pada masyarakat Cina Benteng

maupun pribumi, menciptakan hubungan sosial yang harmonis. Dalam

hal tersebut muncul suatu proses interaksi yang bersifat assosiatif, yang

berupa kerjasama maupun sikap saling membantu antar sesama, dimana

terdapat suatu bentuk kerjasama yang dilakukan antara kedua masyarakat

tersebut, seperti halnya dalam aktivitas sosial, ekonomi maupun budaya.

Adapun hal tersebut terjadi dari adanya hubungan sosial yang baik antar

masyarakat, sehingga dengan adanya kerjasama (cooperation) yang

dilakukan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi ini,

dapat menciptakan suasana keteraturan dalam segala aktivitas sosial

maupun budaya yang ada pada masyarakat. Dalam hal ini, sangat

berkaitan bahwa aktivitas interaksi sosial yang positif dilakukan oleh

masyarakat salah satunya dengan adanya suatu hubungan kerjasama,

sebagaimana yang dikutip bahwa kerjasama mungkin akan bertambah

kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-

tindakan lain yang menyinggung kesetian yang secara tradisional atau

institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau

segolongan orang13. Adapun dari responden bernama Jejen Jaenudin

yang mana merupakan sekretaris yang ada di Kelurahan Sukasari

memaparkan sebagai berikut :

“Kalo kita liat banyak bentuk kerjasama ya sebenernya seperti yang

saya bilang tadi, adanya pengobatan dan donor gratis di klinik Boen

Tek Bio, itu kan masuk ke sosial juga kan ya. Intinya saling

memudahkan warga dalam kerjasama itu. Kalo kita liat dari

keagamaannya ya seperti saling menghormati dan saling menjaga lah

kaya gitu ya, seperti yang tadi saya bilang salah satunya, perayaan di

klenteng, itu kan kerjasama juga sama Kamtibnas serta Babinsa dan

lain-lain kaya gitu sih bentuk kerjasamanya.”14

13 Soejono Soekanto, op. cit, h. 80. 14 Hasil wawancara dengan Jejen Jaenudin pada tanggal 17 Juli 2019.

Page 87: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

70

Dalam kutipan di atas, Jejen Jaenudin menjelaskan bahwa adanya

bentuk kerjasama yang dilakukan masyarakat Cina Benteng dengan

pribumi, diantaranya yaitu adanya pengobatan dan donor darah gratis

yang diselenggarakan di Klinik Boen Tek Bio. Selain itu, adanya

kerjasama dalam keamanan dari masyarakat pribumi seperti halnya

Kamtibnas, Babinsa dan yang lainnya. Dalam suatu acara perayaan yang

dilaksanakan oleh masyarakat Cina Benteng di Kelenteng Boen Tek Bio

ini, sering pula mengadakan hal tersebut, selain itu juga pengobatan serta

donor darah tersebut terbuka untuk masyarakat umum, bukan hanya

masyarakat Cina Benteng saja, sehingga masyarakat asli sekitar atau

pribumi dapat terbantu akan adanya program tersebut. Adapun responden

bernama Sandi yang merupakan warga asli sekitar memaparkan sebagai

berikut :

“Ya biasa aja, bahkan kerjasama ya, saling dukung, kayak misalkan

menjaga ketertiban, keamanan dan lain sebagainya gitu, ya biar

supaya berjalan lancar dah kayak gitu. Ya kayak contohnya pada hari

perayaan seperti Peh Cun banyak itu kan, masyarakat pribumi yang

ikut serta gitu, ngedukung juga dan juga ikut serta kebudayaan

mereka itu.”15

Dalam kutipan tersebut, Sandi menjelaskan bahwa adanya bentuk

kerjasama yang sering dilakukan antara masyarakat Cina Benteng dengan

Pribumi, seperti dalam bentuk kegiatan perayaan Peh Cun yang mana

diselenggarakan di wilayah sekitar Sungai Cisadane, yang merupakan

acara tahunan bagi masyarakat Cina Benteng. Adapun dalam hal ini,

mereka bekerjasama dalam memeriahkan serta menjaga ketertiban acara

tersebut dengan partisipasi masyarakat sekitar, baik dari acara seperti

mengikuti perlombaan perahu naga dan yang lainnya, maupun keamanan

seperti parkir kendaraan. Adapun responden Yanto memaparkan sebagai

berikut : “Yang saya tau kerjasamanya ya, kalo lagi dagang di pasar kan

suka ada kurir antar barang ke rumah warga yang ada disekitaran sini.

15 Hasil wawancara dengan Sandi pada tanggal 17 Juli 2019.

Page 88: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

71

Juga ada yang buka usaha orang Cina Benteng kayak pabrik kecap, nah

itu pekerjanya banyakan orang asli sekitaran situ.”16

Berdasarkan kutipan di atas, Yanto menjelaskan bahwa bentuk dari

kerjasama yang dilakukan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi sekitar juga dalam bentuk aktivitas sehari-hari, seperti dalam hal

kegiatan ekonomi, adanya kerjasama antar pedagang di Pasar Lama, dan

juga adanya jasa antar barang belanjaan kerumah warga, serta adanya

pabrik yang didirikan oleh warga Cina Benteng seperti pabrik kecap,

yang mana pekerja atau buruhnya dari masyarakat asli sekitar atau

pribumi yang ada di Kelurahan Sukasari. Selain itu, responden Sukmana

memaparkan sebagai berikut :

“Sebenernya kalo kerjasama kita disini memang pada dasarnya

kalo mereka ada acara, mereka sering ngasih informasi ke kita

disini, karena gini, kalo kita ingin di hargai oleh orang, hargailah

orang lain. Nah sama ketika orang tionghoa ada acara, mereka

kasih tau ke kita,maaf seperti acara di kelenteng mereka minta

kerjasama dalam keamanaan, terutama parkirnya kan seperti itu.

Sehingga ada pemasukan antara warga disini dengan tionghoa dari

kerjasama itu.”17

Adapun berdasarkan kutipan di atas, Sukmana menjelaskan bahwa

selalu adanya konfirmasi pada pihak Kelurahan Sukasari, ketika mereka

mengadakan sebuah acara ataupun kegiatan sosial yang dilakukan, baik

dari masyarakat sekitar maupun masyarakat Cina Benteng. Dalam hal ini

merupakan salahsatu bentuk kerjasama yang dilakukan agar acara yang

mereka selenggarakan dapat berjalan dengan baik. Adapun contohnya

ketika masyarakat Cina Benteng mengadakan acara atau perayaan di

Kelenteng Boen Tek Bio, mereka meminta masyarakat pribumi dalam

menjaga keamanan, seperti halnya parkir kendaraan yang mana sudah

dijelaskan oleh responden sebelumnya. Selain hal tersebut, responden

Mukhsin Halimi memaparkan sebagai berikut :

16 Hasil wawancara dengan Yanto pada tanggal 16 Juli 2019. 17 Hasil wawancara dengan Sukmana pada tanggal 18 Juli 2019.

Page 89: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

72

“Ya kalo bentuk hubungannya itu, sosial masyarakat saling tolong

menolong dalam masyarakat seperti ada acara jika ada kekurangan

seperti kursi misalnya, kita minjem juga di Boen Tek Bio, kalo di

pasar lama juga, ekonomi ya saling berbaur aja sih ngga ada

batasan, kaya gitu sih yang saya tau ya.”18

Dalam kutipan di atas, Mukhsin Halimi menjelaskan bahwa adanya

kerjasama antara masyarakat Pribumi sekitar dengan masyarakat Cina

Benteng yang ada disini. Adapun salahsatu contoh yang dikemukakan

beliau yaitu seperti acara Maulid Nabi Muhammad SAW, acara santunan

anak yatim dan sebagainya, jika adanya kekurangan sarana atau

perlengkapan seperti kursi dan yang lainnya, mereka meminjam ke

Kelenteng Boen Tek Bio, sehingga dapat terbantu dan proses acara

tersebut dapat terselenggarakan dengan baik. Selain itu juga adanya

kerjasama yang terjadi dalam aktivitas ekonomi, khususnya di kawasan

Pasar Lama yang mana telah dijelaskan oleh responden sebelumnya. Dan

juga responden Oey Tjin Eng memaparkan sebagai berikut :

“Kalo bentuk kerjasama ya ada, misalkan nih kalo kita ada acara

apa-apa yaa kita lapor, masa kita ngga koling RT sama RWnya kan

ngga gitu. Juga kan kita kadang perlu keamanan kayak parkir, dan

yang markirin orang pribumi ini. Kalo ada banjir, kita ya dari

kelenteng sumbang beras yang dikumpin di Kelenteng Boen Tek Bio

abis itu diserahin ke RT sama RW setempat, kan kampung kali pasir

kan sering kebanjiran itu dataran rendah.”19

Adapun dalam kutipan di atas, Oey Tjin Eng juga menjelaskan

bahwa adanya kerjasama dalam bantuk bantuan sosial, seperti halnya

beras ketika warga asli sekitar mengalami musibah, salahsatunya banjir

khususnya yang ada di wilayah Kali pasir, dimana merupakan wilayah

dataran rendah dan letaknya berada di samping Sungai Cisadane. Adapun

hal tersebut merupakan bentuk rasa saling tolong-menolong antar kedua

masyarakat tersebut, sehingga dapat mempererat hubungan sosial antar

masyarakatnya.

18 Hasil wawancara dengan Mukhsin Halimi pada tanggal 18 Juli 2019. 19 Hasil wawancara dengan Oey Tjin Eng pada tanggal 16 Juli 2019.

Page 90: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

73

Berdasarkan beberapa pemaparan dari responden di atas, dapat

disimpulkan bahwa adanya suatu hubungan kerjasama yang ada pada

masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan

Sukasari. Adapun kerjasama yang dilakukan baik dalam bidang sosial,

ekonomi maupun budaya yang ada pada masyarakat di Kelurahan

Sukasari ini. Seperti adanya donor darah dan pengobatan gratis, saling

membantu dalam menjaga keamanan dalam suatu acara perayaan, dan

juga dalam aktivitas jual beli di pasar dan wirausaha antar masyarakat

Cina Benteng dengan masyarakat pribumi, sehingga dengan adanya suatu

hubungan kerjasama, membuat hubungan sosial antara kedua masyarakat

tersebut dapat berjalan dengan sangat baik.

b. Interaksi sosial antar masyarakat bersifat terbuka

Dalam aktivitas sosial masyarakat Cina Benteng dengan pribumi

berjalan dengan baik karena adanya proses interaksi yang baik pula antar

kedua masyarakat tersebut. Berdasarkan pengamatan serta wawancara

terhadap warga Cina Benteng dan masyarakat sekitar Kelurahan Sukasari

ini, dapat dilihat bahwa sikap masyarakat Cina Benteng dengan yang

lainnya saling terbuka, begitu juga sebaliknya masyarakat pribumi disini

terbuka akan perbedaan yang dimiliki masyarakat Cina Benteng. Dalam

hal ini terlihat dari hasil wawancara salahsatu responden dari Sukmana

yang merupakan kepala RW dari masyarakat pribumi di wilayah sekitar

dekat Kelenteng menuturkan sebagai berikut :

“Selama ini cukup baik, ,,,eeh kita membaur ajasih, kita sama

mereka juga saling terbuka juga ya, artinya ngga pernah adanya

konflik antara kita dengan mereka, ya biasa begitu ya. Dalam bidang

kegamaan ya sama-sama kita jaga toleransi keberagamaan, tapi kalo

pemegang masalah akidah, masing-masing kita punya akidah.

Mereka menghargai kita, kita juga menghargai mereka.”20

Sukmana mengatakan bahwa dalam proses interaksi sosial yang

terjadi di lingkungan masyrakatnya berjalan dengan baik karena adanya

rasa saling terbuka satu sama lainnya, mereka saling berbaur dalam

20 Hasil wawancara dengan Sukmana pada tanggal 18 Juli 2019.

Page 91: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

74

kehidupan sehari-hari, dan juga hal akidah atau kagamaan mereka

menghormati mayoritas masyarakat pribumi yang beragama Islam dan

juga sebaliknya mereka sendiri (masyarakat pribumi) menghargai segala

aktivitas keagamaan yang dilakukan masyarakat Cina Benteng khususnya

yang diselenggarakan di Kelenteng Boen Tek Bio yang ada di dekat

kawasan Pasar Lama. Adapun fenomena tersebut berkaitan dengan

konsep masyarakat terbuka sebagaimana yang digagaskan oleh Henri

Bergson bahwa masyarakat terbuka adalah masyarakat yang memiliki

karakter yang dinamis, yang memungkinkan adanya perubahan sosial

dengan prisip moralitas terbuka.21 Dalam hal ini, rasa saling terbuka

antara masyarakat cina benteng dengan masyarakat pribumi didasari atas

sifat atau karakteristik yang dinamis yang mana dapat menciptakan suatu

perubahan sosial dalam masyarakat tersebut.

Adapun paparan lainnya dari masyarakat Cina Benteng yaitu Janto

(dalam ejaan lama) yang disebut Yanto, dimana merupakan kepala RT 03

di wilayah sekitar Kali Pasir menuturkan sebagai berikut :

“Karena emang dari dulu kita tinggal disini, jadi karena rasa saling

toleransi dan terbuka itu, yang sampe sekarang kita bisa diterima

disini, intinya nggak saling mengganggu.”,,,eeh, saling akrab ajalah

gitu, kita terbuka dengan mereka, jadi ya memang dari dulu sampe

sekarang bisa nyaman kayak sekarang ini.22

Dalam kutipan tersebut di atas, Yanto memaparkan bahwa hubungan

masyarakat sudah terjalin sejak lama, sehingga sikap masyarakat Cina

Benteng disini terbuka dan sudah terbiasa akan perbedaan yang terjadi

pada ruang lingkup masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ini.

Adapun dalam hal ini, interaksi atau hubungan antara masyarakat saling

akrab satu sama lain, mereka tidak memandang suatu perbedaan apapun

dengan individu maupun kelompok lainnya, sehingga dalam kehidupan

21LuciaRatih Kusumadewi,”Keindonesiaan dan Masyarakat Terbuka (Soal-soal

Multikulturalisme, Transformasi Konflik, dan Inisiatif Bebasisi Dialog)“ Pusat Studi Islam dan

Kenegaraan, Bogor, 19 Juli 2011, h. 1-2. 22 Hasil wawancara dengan Yanto pada tanggal 16 Juli 2019.

Page 92: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

75

masyarakat tersebut berjalan dengan tentram dan saling menerima satu

sama lainnya.

Adapun selain pemaparan partisipan diatas, Oey Tjin Eng sebagai

partisipan masyarakat Cina Benteng yang merupakan soerang tokoh

Budayawan Tionghoa yang ada di Kelenteng Boen Tek Bio memaparkan

sebagai berikut :

“Ya biasa-biasa aja, RT sama Rw juga ya kalo ada kegiatan ya kita

lapor kan gitu, ya ikutin pemerintah aja lah. Jadi ya mau gimana lagi

emang respon masyarakat di Kelurahan Sukasari ya biasa, terbuka

aja, mereka menghargai segala aktivitas budaya, agama dan lain

sebagainya kan seperti itu. Selain itu juga kan, dalam sehari-hari kita

emang nyampur aja kok, ya jangan jauh-jauh kayak contohnya kaya

Peh Cun kan saling berbaur itu orang.”23

Dalam kutipan di atas, Oey Tjin Eng menjelaskan bahwa bentuk dari

interaksi sosial bukan hanya dilakukan oleh masyarakat seperti biasanya,

namun juga oleh kepala RW dan RT setempat, dalam hal mengkordinasi

kegiatan atau aktivitas sosial yang dilaksanakan oleh kedua masyarakat

tersebut, seperti halnya perayaan budaya Peh Cun yang diselenggarakan

tiap tahunnya. Adapun hal serupa dipaparkan oleh partisipan yang

bernama Cheng Wi dari masyarakat Cina Benteng sebagai berikut :

“Selama saya tinggal disini ngga ada konflik sih, ya karena emng udah

saling terbuka dan saling toleransi, meskipun ada perbedaan ya, tapi sih

salutnya sampe sekarang ya rukun-rukun aja gitu, beda kalo ditempat lain

mungkin.”24

Selain itu, Kyat Eng juga memaparkan sebagai berikut : “Kalo saya

sendiri sih karena emang kita saling terbuka aja, jadinya orang lain juga

enak sama kita, khususnya pribumi di Kelurahan Sukasari ini. Jadi kita

23 Hasil wawancara dengan Oey Tjin Eng pada tanggal 16 Juli 2019. 24 Hasil wawancara dengan Cheng Wi pada tanggal 20 Juli 2019.

Page 93: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

76

hargain mereka, dan mereka juga jadinya hargain kita sebagai Cina

Benteng disini.”25

Dalam kutipan diatas, Cheng Wi menjelaskan bahwa adanya sifat

keterbukaan antara kedua masyrakat ini, sehingga saling menyatu atau

berbaur dengan yang lainnya. Selain itu, adanya toleransi yang tinggi

pada masyarakat Cina Benteng dengan pribumi sehingga mencegah dari

timbulnya konflik akan perbedaan masyarakat di Kelurahan Sukasari ini.

Selain itu, Kyat Eng juga menjelaskan bahwa adanya rasa saling terbuka

antar masyarakatnya menyebabkan hubungan timbal balik yang membuat

masyarakat saling menghargai satu sama lainnya.

Adapun partisipan bernama Ahmad Sayroji yang merupakan tokoh

agama Islam di masyarakat pribumi memaparkan sebagai berikut :

“Ya alhamdulillah berjalan dengan baik, ya kita disini menghargai

atau toleransi kan gitu, ya berjalan masing-masing seperti biasanya

kan, dan ini sebagai bentuk pengamalan sebagai muslim kan yang

kita ketahui, “Lakum Diinukum Waliyadiin” ya kamu tahu sendiri

kan ya.”26

Berdasarkan kutipan di atas, Ahmad Sayroji menjelaskan bahwa

respon antara masyarakat pribumi dengan masyarakat Cina Benteng di

Kelurahan Sukasari ini berjalan dengan baik, hal ini terjadi karena

adanya rasa toleransi dan juga sifat terbuka akan perbedaan yang ada.

Adapun beliau juga menjelaskan bahwa fenomena tersebut adalah

sebagai bentuk pengamalan dari ajaran agama, khususnya dalam ajaran

agama Islam, dengan tujuan saling mengenal satu sama lain dalam ruang

lingkup masyarakat yang multikultural. Adapun partisipan bernama

Mukhsin Halimi memaparkan sebagai berikut :

“Seperti yang saya bilang tadi sih, ya saling terbuka aja kitanya,

mereka juga kan gitu, jadi sama-sama enak lah kita mah, mungkin

kalau perbedaan yang sifatnya keagamaan ya, selama tidak

25 Hasil wawancara dengan Kyat Eng pada tanggal 17 Juli 2019. 26 Hasil wawancara dengan Muhammad Sayroji pada tangga 20 Juli 2019.

Page 94: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

77

mengganggu ya kita tenang-tenang aja sih, itu sikap masyarakat

disini yang saya tahu ya.”27

Adapun berdasarkan kutipan di atas, Mukhsin Halimi menjelaskan

bahwa hubungan sosial bagi masyarakat pribumi maupun Cina Benteng

yang ada di Kelurahan Sukasari ini, saling menjaga satu sama lain.

Seperti pemaparan pada partisipan sebelumnya, bahwa adanya sikap

terbuka dan saling menghargai akan perbedaan dari kedua masyarakat

tersebut, menjadikan masyarakat saling mengenal satu sama lainnya.

Selain itu, dengan kita menghargai perbedaan yang mereka miliki, maka

mereka pun sebaliknya menghargai kita, baik pada kebudayaan maupun

keagamaan dalam ruang lingkup masyarakat.

Berdasarkan dari semua pemaparan partisipan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat sifat keterbukaan antar masyarakat, baik dari

masyarakat Cina Benteng maupun masyarakat pribumi yang ada di

Kelurahan Sukasari ini. Adapun hal ini bersumber dari hubungan atau

interaksi masyarakat yang baik, sehingga dengan sikap saling terbuka

dari adanya perbedaan antar kedua masyarakat tersebut, menjadikan

masyarakatnya berbaur dan saling menghormati satu sama lainnya.

2. Faktor terjadinya integrasi sosial antara Masyarakat Cina Benteng

dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari

Berdasarkan analisa sebelumnya, terdapat suatu hubungan sosial atau

interaksi sosial yang sangat baik antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi sekitar di Kelurahan Sukasari. Selain itu, adanya proses

hubungan timbal balik antar kedua masyarakat tersebut, membuat hubungan

antar masyarakatnya dapat terintegrasi atau berbaur satu sama lainnya dalam

segala aktivitas sosial yang ada. Dalam hal ini, adanya integrasi sosial pada

masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi sekitar di Kelurahan

Sukasari, tidak terlepas dari faktor-faktor yang menjadi sebab akibat

terjadinya suatu integrasi sosial dalam masyarakat tersebut. Adapun rata-

27 Hasil wawancara dengan Mukhsin Halimi pada tanggal 18 Juli 2019.

Page 95: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

78

rata responden menjelaskan bahwa adanya adanya kesatuan antar kedua

masyarakat ini terjadi karena adanya proses interaksi sosial yang relatif

cukup lama, dan adanya rasa saling menghargai antar masyarakatnya, serta

adanya suatu kerukunan dalam keagamaan yang ada. Adapun hal tersebut

menjadikan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi saling

terintegrasi dalam sosial kemasyarakatannya.

a. Adanya proses interaksi sosial yang relatif lama

Terjadinya suatu proses interaksi sosial yang relatif lama antara

masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi yang berada di

Kelurahan Suksari ini, menjadi salah satu faktor munculnya integrasi

sosial. Adapun dalam hal tersebut dapat dipaparkan dalam hasil

wawancara yang dilakukan terhadap beberapa responden yang ada, baik

itu dari masyarakat pribumi maupun masyarakat Cina Benteng. Adapun

responden bernama Oey Tjin Eng memaparkan secara singkat awal mula

kedatangan warga Tionghoa sebagai berikut :

“Karena yang ngebuka lahan dari peranakan Tionghoa, jadi ngga ada

masalah dengan pendatang baru, contoh pada tahun 1513 kan udah

ada komunitas Tionghoa di Tangerang, kemudian juga musafir dari

Banten ke Cirebon pada ke Tangerang, namanya Tumenggung

Pamitwijaya, karena saya juga bicara dengan pak sayroji, tentang

siapa aja tokoh yang ada di Masjid Kali Pasir ini, kan kampung kali

pasir itu kampung yang bersejarah, banyak tokoh-tokoh islam itu,

yang dikubur di kali pasir, gitu.”28

Selain itu, responden bernama Kyat Eng juga memaparkan sebagai

berikut : “Ya biasa-biasa aja, jalanin kegiatan sehari-hari aja udah, emang

kita udah lama benget disini kalo kita liat sejarahnya juga. Jadi

sebenernya udah emang terbiasa disini sama masyarakat asli sekitar, jadi

kalo menyesuaikan diri mah udah dari dulunya kayak gitu.”29

Dalam hal ini, Oey Tjin Eng selaku Budayawan menjelaskan bahwa

kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang sudah sangat lama, pada tahun

28 Hasil wawancara dengan Oey Tjin Eng pada tanggal 16 Juli 2019. 29 Hasil wawancara dengan Kyat Eng pada tanggal 17 Juli 2019.

Page 96: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

79

1513, menempati wilayah dan menjadi komunitas di daerah Benteng.

berdasarkan hal tersebut, adanya proses interaksi sosial yang terjalin

antara individu dalam suatu masyarakat yang ada pada era dulu sampai

sekarang membuat kedua masyarakat tersebut saling menerima satu sama

lain. Selain pada masyarakatnya, adanya kontak antara tokoh agama baik

dari kalangan Tionghoa maupun pribumi yang mayoritasnya pemeluknya

adalah beragama Islam, sehingga saling toleransi antar penduduknya

sampai sekarang ini. Dalam hal ini, berkaitan dengan Integrasi adalah

proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat

sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut

dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnis, agama, bahasa,

kebiasaan, sistem nilai dan norma30. Dalam hal ini dapat dikatakan

bahwa terbentuknya integrasi sosial diawali dari suatu proses interaksi

sosial dalam kurun waktu tertentu, sehingga menimbulkan suatu sifat

keterbukaan antar masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbeda.

Adapun Kyat Eng menjelaskan bahwa masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi sudah saling mengerti dan menghargai satu

sama lain, sehingga terbiasa akan suatu perbedaan dari adanya proses

interaksi sejak dahulu, dan juga sudah tidak perlu proses adaptasi lagi

dengan masyarakat sekitar. Adapun responden bernama Jejen Jaenudin

memaparkan sebagai berikut :

“Soalnya dari dulu juga sejarahnya udah ada, (sembari menghela

nafas),,, jadi ya masyarakat disini ngga ada masalah, karena kan

emang udah terbiasa mereka nyampur sama kita dari dulu juga,

saling interaksi aja sampe udah kayak orang sini aja gitu. Makanya

kan kembali ke toleransi yang tadi antar agama dan budaya yang

udah lama dibangun, dan juga seperti halnya masjid kali pasir juga

itu merupakan sejarah dan budaya agama Islam di masyarakat sekitar

wilayah Kelurahan Sukasari, gitu.”31

Dalam kutipan di atas, Jejen Jaenudin menjelaskan bahwa adanya

toleransi yang telah lama dibangun, yang mana bersumber dari proses

30 Sutrisno dkk, Sosiologi 2, (Jakarta: Grasinso, 2004), h. 68. 31 Hasil wawncara dengan Jejen Jaenudin pada tanggal 17 Juli 2019.

Page 97: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

80

interaksi yang cukup lama, sehingga turun-temurun sudah terbiasa akan

suatu perbedaan. Adapun dalam hal tersebut kembali pada sejarah yang

telah dijelaskan oleh responden sebelumnya. Adapun responden Kyat

Eng memaparkan sebagai berikut :

“Biasa aja, emang kita kan dari dulu kan di Tangerang, jadi emang

ngga ada rasa gimana-gimana, emang hubungannya udah biasa. Kalo

saya sih kita Cina Benteng itu adalah Cina atau Tinghoa di

Tangerang. Kan kalo ada orang bisanya dari balaraja ke tangerang,

ya mereka nyebutnya Cina Benteng gitu.”32

Dalam kutipan di atas, Kyat Eng menjelaskan bahwa rasa dalam

menyikapi perbedaan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi memang sudah tidak ada, dalam artian bahwa mereka sudah

terbiasa karena adanya proses interaksi antara masyarakatnya yang

terjalin dari dulu sampai sekarang ini. Adapun hal tersebut berkaitan

bahwa integrasi juga dapat dilihat sebagai suatu proses yang memperkuat

hubungan dalam suatu sistem sosial, dan memperkenalkan aktor baru dan

kelompok ke dalam sistem dan lembaga-lembaganya. Integrasi pada

dasarnya merupakan suatu proses : jika proses ini berhasil, masyarakat

dikatakan terintegrasi.33 Dalam hal ini adanya suatau proses interaksi

yang sangat baik antara masyarakat sehingga membentuk suatu sistem

dan nilai-nilai serta norma yang disepakati antar masyarakat, juga

menjadikan mereka saling berinteraksi satu sama lainnya, sebagimana

fenomena integrasi yang terjadi antara masyarakat cina benteng dengan

masyarakat sekitar atau pribumi yang ada di Kelurahan Sukasari. Selain

itu, responden bernama Sandi dari masyarakat pribumi sekitar

memaparkan sebagai berikut :

“Emang dari dulu ya, udah nerima soalnya kan antara masyarakat

satu dengan yang lainnya juga udah terkait satu sama lain saling

menghargai dari sejak zaman dulu tuh waktu Belanda di Benteng ya,

32 Hasil wawancara dengan Kyat Eng pada tanggal 17 Juli 2019. 33 Sutrisno dkk, op. cit, h. 68.

Page 98: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

81

jadi ya emang udah nerima gitu, mereka juga kebuka satu sama lain

gitu kan.”34

Adapun kutipan tersebut hampir serupa dengan responden yang

bernama Mukhsin Halimi, yang memaparkan sebagai berikut :

“,,,,,,eeh, ya mungkin karena masyarakat Cinanya ada di daerah

Benteng ya, Belanda pada waktu itu, jadi emang udah pada kenal

dari dulu, sampe muncul kayak sama masyarakat pribumi sini

disebutnya masyarakat Cina Benteng, kan dulu Tangerang itu

benteng kan ya ada bentengan kan disini nih.”35

Dalam kutipan di atas, Sandi menjelaskan bahwa sejak dahulu pada

zaman penjajahan Belanda, masyarakat Tionghoa yang sekarang disebut

sebagai Cina Benteng ini, sudah saling menghargai satu sama lainnya

dengan masyarakat pribumi, sehingga dalam hal ini, fenomena kehidupan

sehari-hari antar masyarakatnya memang sudah saling menerima satu

sama lainnya. Adapun Mukhsin Halimi juga menjelaskan bahwa terdapat

hubungan baik dari suatu proses interaksi sosial yang ada pada kedua

masyarakat tersebut, dari zaman penjajahan Belanda yang mendirikan

Bentengan pada era penjajahan sampai sekarang ini. Adapun oleh karena

adanya hubungan erat antara masyarakatnya menyebabkan integrasi

sosial yang terjalin dengan kuat sampai sekarang ini. Adapun responden

yang bernama Putha memaparkan sebagai berikut :

“Oh kalo itu biasa aja, emang orang kita disebut seperti itu udah

lama banget kan, jadi ya biasa aja, ngga ada masalah apa-apa gitu.

Kita disini juga ya udah kayak masyarakat Tangerang aja, bahasa

mandarin aja kita ngga bisa, ya kayak tadi aja, emang dulunya udah

nyampur sejak jaman Belanda tuh ngediriin Benteng.”36

Berdasarkan pemaparan di atas, Putha yang merupakan salahsatu

dari warga Cina Benteng menjelaskan bahwa adanya pengaruh dari

interaksi yang sudah berjalan sejak lama, bukan hanya dari perkawinan

campuran dari orang Tionghoa dengan pribumi saja, akan tetapi juga dari

34 Hasil wawancara dengan Sandi pada tanggal 17 Juli 2019. 35 Hasil wawancara dengan Mukhsin Halimi pada tanggal 18 Juli 2019. 36 Hasil wawancara dengan Putha pada tanggal 18 Juli 2019.

Page 99: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

82

proses interaksi tersebut, sehingga dalam kehidupan sosial masyarakat

Cina Benteng sama seperti halnya masyarakat asli sekitar atau pribumi

yang ada di Kelurahan Sukasari ini. Selain itu, terkait penyebutan orang-

orang pada masyarakat Tionghoa menjadi masyarakat Cina Benteng,

mereka (warga Cina Benteng) tidak merasa tersinggung, direndahkan dan

sebagainya, karena adanya proses interaksi yang sangat panjang dan

mereka juga tidak mempermasalahkan hal tersebut, sehingga tidak dapat

memunculkan konflik yang ada dalam kehidupan masyarakat tersebut.

Berdasarkan beberapa pemaparan responden di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat proses hubungan sosial yang terjadi dalam

kurun waktu yang sangat lama antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi. Dalam hal tersebut terlihat dari berbagai fenomena

kehidupan masyarakat serta dari hasil wawancara responden, yang mana

menggambarkan kehidupan masyarakat Cina Benteng yang sudah seperti

masyarakat asli sekitar, baik dalam komunikasi maupun dalam kegiatan

sosialnya. Adapun hal tersebut merupakan buah dari proses interaksi

yang dilakukan antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi di Kelurahan Sukasari ini.

b. Adanya sikap toleransi antar masyarakat

Selain pada proses interaksi akan terbentuknya suatu integrasi sosial

pada masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi, adanya sikap

toleransi anatara masyarakatnya menjadikannya pula sebab akibat

terjadinya integrasi sosial. Adanya rasa saling menghargai antar individu

yang memiliki karakteristik berbeda pada kedua masyarakat tersebut,

sehingga terbentuknya suatu hubungan yang harmonis dalam ruang

lingkup masyarakat di Kelurahan Sukasari. Adapun hal ini berdasarkan

hasil pengamatan dan juga informasi dari rata-rata responden terhadap

fenomena sosial masyarakat tersebut. Adapun responden yang bernama

Jejen Jaenudin sebagai berikut :

Page 100: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

83

“Kalo faktornya sih saya yah, kalo kesitu eeeh,,, yah selama mereka

baik dengan warga, terus kita toleransi dengan mereka, saling

menghargai, saling menganut kepercayaan masing-masing, selama

tidak mengganggu satu sama lain, jadi itu menurut saya yang sampe

sekarang membuat masyarakat terintegrasi, bersatu lah gitu ya. Yang

penting saya disini sekali lagi, tidak ada istilahnya membeda-

bedakan, yang penting kita masing-masing ke tuhannya, atau ke

Allah ya kalo kita mah, ya itu makannya saya menjaga bagaimana

supaya mereka itu tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,

makanya kembali lagi, masyarakat disini saling menghargai dan

toleransi, gitu.”37

Berdasarkan kutipan di atas, Jejen Jaenudin menjelaskan bahwa

adanya rasa toleransi antar masyarakat Pribumi dengan masyarakat Cina

Benteng. Hal tersebut terlihat dari sikap kedua masyarakat yang saling

menghormati dan saling menghargai baik dalam aktivitas sosial, budaya,

maupun agama. Adapun hal ini berkaitan sebagaimana menurut Adon

Nasrullah Jamaludin bahwa :

“Prinsip toleransi beragama diantaranya : Pertama, kebebasan

beragama. kebebasan dalam memilih kepercayaan atau agama.

Kedua, penghormatan agama lain. menghormati keberagaman dan

perbedaan ajaran-ajaran yang terdapat pada setiap agama dan

kepercayaan yang ada. Ketiga, penerimaan. Menekankan bahwa

penganut agama mau menerima orang lain seperti apa adanya”.38

Selain itu, tidak adanya rasa membedakan satu sama lainnya, kecuali

dalam kepercayaan atau dalam keagamaan yang ada. Adapun responden

bernama Kyat Eng memaparkan sebagai berikut : “Ya mereka

menghargai lah seperti itu, ya seperti acara tanggal 15 di kelenteng Boen

Tek Bio ini, ya mereka nyatanya ngga ada masalah kan gitu, kalo di Peh

Cun juga banyak malah yang ikutan seperti yang saya jelasin tadi kan

gitu.”39

37 Hasil wawancara dengan Jejen Jaenudin pada tanggal 17 Juli 2019. 38Adon Nasrullah Jamaludin, Agama & konflik Sosial: Studi Kerukunan Umat Beragama,

Radikalisme, dan Konflik Antar Umat Beragama, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 109-111. 39 Hasil wawancara dengan Kyat Eng pada tanggal 17 Juli 2019.

Page 101: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

84

Dalam kutipan di atas, Kyat Eng menjelaskan bahwa terlihat jelas

adanya rasa toleransi antar masyarakat Cina Benteng maupun pribumi,

salahsatu contohnya yaitu ketika mereka (masyarakat Cina Benteng)

sedang mengadakan suatu perayaan kebudayaan maupun yang lainnya

seperti Peh Cun yang diselenggarakan di Sungai Cisadane, masyarakat

asli sekitar Kelurahan Sukasari sangat antusias dalam menyaksikan dan

berpartisipasi dalam meramaikan acara tersebut, bahkan masyarakat di

Kota Tangerang dari berbagai kelurahan turut menyaksikan perayaan

tersebut yang mana dilaksanakan setiap tahunnya. Hal tersebut

merupakan bentuk dari adanya toleransi dan saling mendukung satu sama

lainnya, kecuali dalam hal agama. Kemudian responden bernama Cheng

Wi memaparkan sebegai berikut :

“Ya bagus sih kalo saya sendiri nilainya, soalnya beda mungkin di

tempat lain, yang masih agak mandang kurang bagus atau mereka

masih fanatis lah kayak gitu. Tapi kalo disini bagus saling

toleransinya tinggi, makanya saya bilang jarang sekali ada yg

seperti itu gitu. Ya saya juga sempet bingung, kok bisa kayak gini,

masyarakatnya deket banget gitu, beda sama yg di tempat lain.”40

Dalam hal ini, Cheng Wi menjelaskan adanya rasa toleransi yang

tinggi antara masyarakat asli sekitar dengan masyarakat Cina Benteng di

Kelurahan Sukasari ini. Beliau merasakan perbedaan perilaku antara

masyarakat yang ada disini dengan masyarakat di tempat lain yang juga

bersifat multikultural. Adanya sikap saling tegur sapa, berbaur menjadi

satu dalam segala aktrivitas sosial. Selain itu, responden bernama Ahmad

Sayroji memaparkan sebagai berikut :

“Untuk bicara masalah proses hubungan sosial, alhamdulillah baik

dan saling toleransi, dan untuk proses dari toleransi tersebut, maka

yang muncul adalah apakah ada kerja sama kan begitu kan ?, di kita

sendiri sebenernya ngga ada kerja sama yang dapat diutarakan secara

lisan, gimana ya, jadi memang udah kebentuknya lama gitu, ya

intinya proses hubungan sosial berjalan dengan baik dan dijalani

40 Hasil wawancara dengan Cheng Wi pada tanggal 20 Juli 2019.

Page 102: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

85

oleh masing-masing pihak, saling menjaga dan menghargai satu

sama lainnya seperti itu kiranya ya.”41

Dalam kutipan diatas, Ahmad Sayroji menjelaskan adanya integrasi

sosial yang terjadi disebabkan karena adanya rasa saling menghargai

yang ada pada masyarakatnya. Adapun proses hubungan sosial berjalan

dengan baik karena tidak adanya rasa diskriminasi ataupun juga sikap

saling membeda-bedakan individu maupun kelompok lainnya, sehingga

dalam hal ini hubungan sosial atara kedua masyakat tersebut dapat

terintegrasi sampai sekarang ini. Adapun responden Cheng Wi kembali

memamparkan sebagai berikut :

“Jadi mungkin yang saya tau, orang Cina Benteng disini ya saling

menghargai aja gitu sehingga bisa dapat diterima oleh masyarakat

Tangerang, khususnya di Kelurahan Sukasari ini. kita juga kalo lagi

ada acara di Kelenteng ya, seperti sekarang ini ada dangdutan juga,

ya kita tau waktu gitu, biasanya berhenti dulu nih dari jam 11.30

sampai 13.00, karena kita udah tau nih jadwal ibadahnya orang

muslim kan ya seperti itu, jadi nanti lanjut lagi setelah lewat wakti

sholatnya gitu sih. Untuk menghargai dan mereka juga jadi enak

sama kita kan seperti itu.”42

Adapun Cheng Wi menjelaskan sikap toleransi yang dilakukan oleh

masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi. Seperti ketika

adanya acara di Kelenteng, acara di tanggal tertentu biasanya ada acara

hiburan baik gambang kromong, cokek maupun hiburan dangdut ketika

penutupan acara, namun mereka tetap menghormati masyarakat pribumi

khususnya dalam waktu sholat, mereka (masyarakat Cina Benteng)

menghentikan acara tersebut sementara agar tidak mengganggu ibadah

masyarakat muslim. Adapun responden bernama Sukmana memaparkan

sebagai berikut :

“Selama ini ,,,eeh kita ada toleransi dengan mereka kadang-kadang

mereka ikut serta dengan kegiatan-kegiatan kita yang ada, artinya

walaupun mereka tidak bertegur langsung, ya bagaimana caranya

mereka ikut bergabung bersama kita, terus misalkan ada acara

apaupun misalkan disini, orang-orang kita misalkan mereka ada

41 Hasil wawancara dengan Ahmad Sayroji pada tanggal 20 Juli 2019. 42 Hasil wawancara dengan Cheng Wi pada tanggal 20 Juli 2019.

Page 103: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

86

acara Peh Cun atau apapun gitu ya, ya kita pun ikut di dalamnya,

karena kita ikut memeriahkan untuk acara itu gitu.”43

Berdasarkan kutipan di atas, Sukmana menjelaskan adanya timbal

balik dari sikap toleransi antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng, dimana adanya antusias dan bantuan dalam suatu aktivitas

sosial masyarakatnya, selain itu juga ketika dalam suatu perayaan yang

diselenggarakan masyarakat, seperti halnya perayaan Peh Cun yang

sudah dijelaskan sebelumnya dan juga sebaliknya ketika pada hari raya

Idul Fitri. Adapun dalam hal ini, beliau juga menjelaskan bahwa apabila

kita ingin dihargai maka hargai pula orang lain. Adapun hal tersebut

berkaitan sebagaimana paparan mengenai arti agama itu sendiri bahwa :

Berdasarkan sudut pandang kebahasaan Indonesia pada umumnya

agama dianggap berasal dari bahasa sansakerta. “Arti agama dalam

bahasa sansakerta terdiri dari dua kata, yaitu; a = tidak; dan gama =

kacau. Jadi agama dimaksudkan sebagai ajaran yang datang dari

Tuhan untuk diamalkan manusia supaya terhindar dari kekacauan.

Ajaran agama memang menjamin jika manusia mengamalkan ajaran

Tuhan-nya, mereka akan aman tentram dan sejahtra.”44

Dalam hal ini, pengamalan ajaran agama yang dimiliki antara

masyarakat cina benteng dengan pribumi di terapkan dengan baik. Hal

tersebut bertujuan untuk menjaga hubungan sosial antar umat beragama

agar menjadi tentram serta tidak saling memusuhi atau terjadi konflik

satu sama lainnya. kemudian responden yang bernama Mukhsin Halimi

memaparkan sebagai berikut :

“Kalo masyarakat Cina Benteng atau Tionghoa disini, di sosial

kemasyarakatan yang saya tau rukun ngga ada bentrokan gitu lah,

dan yang saya ketahui, dari segi istilah kemanusiaannya, saling

menghormati, beda sama yang di Benteng Makasar, tapi dari

perbedaan agama, alhamdulillah tidak ada bentrokan sampe

sekarang, seperti itu.”45

43 Hasil wawancara dengan Sukmana pada tanggal 18 Juli 2019. 44 Rusmin Tumanggor, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Kencana Prenamedia Grup, 2014), cet.

1, h. 4. 45 Hasil wawancara dengan Mukhsin Halimi pada tanggal 18 Juli 2019.

Page 104: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

87

Dalam hal ini, Mukhsin Halimi mendeskripsikan tentang keadaan

atau sikap toleransi yang ada pada masyarakat Cina Benteng terhadap

pribumi. Dimana adanya toleransi yang sangat tinggi yang beliau alami

selama tinggal di Kelurahan Sukasari ini, sehingga adanya rasa saling

toleransi sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh para responden

sebelumnya, menciptakan suatu kerukunan antara kedua masyarakat

tersebut sampai pada sekarang ini.

Berdasarkan beberapa pemaparan responden di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat sikap saling toleransi antara masyarakat

Cina Benteng dengan masyarakat Pribumi. Adapun bentuk dari rasa

toleransi dapat diimplementasikan dalam aktivitas sosial maupun budaya

yang ada pada masyarakat, baik dalam perayaan kebudayaan, maupun

aktivitas sosial. Dalam hal ini, adanya sikap toleransi yang tinggi antara

kedua masyarakat tersebut, menjadi tali perekat dalam menciptakan

kesatuan masyarakat atau integrasi sosial yang ada, serta merupan bentuk

pengamalan dari adanya ajaran keagamaan yang mereka yakini akan

pentingnya sikap toleransi yang tinggi antara masyarakat yang ada di

wilayah Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang

Adapun selain deskripsi hasil penelitian di atas, peneliti menganalisis hasil

data suatu penelitian yang telah dipaparkan oleh narasumber atau responden

terkait tentang rumusan masalah yang diteliti, dimana kemudian dijadikan

suatu pembahasan yang mendalam oleh peneliti dari hasil interpretasi data

yang telah disajikan sebelumnya. Adapun pembahasan dari hasil suatu

penelitian tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Interaksi Sosial Masyarakat Cina Benteng dengan Masyarakat Pribumi di

Kelurahan Sukasari

Adanya hubungan sosial antar masyarakat yang memiliki keberagaman

karakteristik, baik dalam bidang sosial, budaya, maupun agama merupakan

suatu fenomena yang menarik untuk dikaji. Adanya fenomena keberagaman

Page 105: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

88

masyarakat ini merupakan salahsatu wujud dari kebesaran Allah SWT, yang

mana mengandung nilai-nilai kehidupan serta mengajarkan bagi diri kita

untuk saling mengenal satu sama lainnya. Adapun bentuk realisasi dari

fenomena keberagaman tersebut pun tertuju pada masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi yang ada di Kelurahan Sukasari. Dalam hal ini,

peneliti membahas mengenai bagaimana ruang lingkup interaksi sosial yang

terjadi antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi di

Kelurahan Sukasari. Adapun dalam proses interaksi sosal masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari berjalan dengan

sangat baik, mereka tidak memandang suatu perbedaan yang ada, bagi

mereka semua itu merupakan salahsatu kekayaan akan suatu keragaman

yang ada sebagai ciri khas masyarakat multikultural yang ada di Indonesia.

Selain hal tersebut, interaksi sosial yang dilakukan antara masyarakat

Cina Benteng dengan pribumi di Kelurahan Sukasari, tidak lain dan tidak

bukan yaitu bertujuan untuk menjaga suatu kesatuan hidup bersama antar

masyarakatnya, meskipun adanya perbedaan baik dalam hal budaya maupun

agama yang mereka miliki. Adanya hubungan timbal balik yang dilakukan

antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan

Sukasari, melahirkan rasa saling terbuka dan menghormati antar sesama

masyarakatnya, sehingga terjadi suatu kesatuan aktivitas sosial yang ada dan

terbentuk hingga sekarang ini.

Adapun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Cina Benteng dengan

pribumi di Kelurahan Sukasari, dalam hal aktivitas serta hubungan sosialnya

berjalan dengan baik, adapun hal tersebut menjadi suatu kebiasaan hidup

masyarakat, sehingga mereka saling berbaur satu sama lain dalam aktivitas

sehari-hari, seperti pada masyarakat lain pada umumnya. Adapun penjelasan

di atas, menggambarkan suatu realitas dari suatu bentuk implementasi yang

dilakukan dalam hal interaksi sosial antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat asli sekitar atau pribumi di Kelurahan Sukasari. Dalam hal ini,

terdapat ruang lingkup interaksi sosial yang ada, yaitu sebagai berikut :

Page 106: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

89

Pertama, interaksi sosial yang ada antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari menggambarkan suatu

proses interaksi sosial yang bersifat asosiatif. Dalam hal ini terdapat bentuk

kerjasama antar kedua masyarakat yang terjalin dengan baik dalam hal

aktivitas sosial maupun budaya. Adapun proses interaksi sosial yang bersifat

asosiatif ini menunjukan proses interaksi yang bersifat posistif, yang mana

mengarah pada suatu bentuk persatuan antar kedua masyarakatnya. Adapun

implementasi dari sikap kedua masyarakat tersebut terhadap proses interaksi

sosial yang bersifat asosiatif tercermin pada bentuk kerjasama itu sendiri.

Hal tersebut terjadi karena adanya komunikasi yang baik dari kedua belah

pihak sehingga muncul rasa saling membantu satu sama lainnya.

Terdapat berbagai macam bentuk kerjasama yang dilakukan antara

kedua masyarakat ini, baik dalam bidang sosial maupun budaya yang ada,

dapat terlaksana dengan baik. Seperti contoh ketika masyarakat Cina

Benteng mengadakan suatu kegiatan maupun acara yang ada di Kelenteng,

mereka memberi informasi pada warga sekitar dan juga pihak Kelurahan

Sukasari. Selain itu, mereka pun meminta bantuan keamanan terhadap

warga asli sekitar demi berjalannya proses acara, seperti pihak Koramil dan

juga pada keamanan kendaraan atau parkir. Adapun timbal balik dari

kerjasama antar kedua masyarakat tersebut, seperti adanya kegiatan kerja

bakti di setiap RT sehingga mereka saling berinteraksi dan bekerjasama

serta berbaur dengan masyarakat Cina Benteng. Adapun juga ketika

masyarakat pribumi sekitar mengadakan acara seperti Festival Cisadane

yang diselenggarakan oleh pemerintah di lokasi bantaran Sungai Cisadane,

mereka saling bekerjasama terhadap masyarakat Cina Benteng dalam

memeriahkan acara tersebut, selain itu juga ada acara Peh Cun, yang mana

dilaksanakan setahun sekali dan terbuka untuk masyarakat umum, bukan

hanya masyarakat Cina Benteng saja yang berpartisipasi, melainkan

masyarakat asli atau pribumi sekitar di Kelurahan Sukasari, maupun dari

masyarakat di kelurahan lainnya yang ada di Kota Tangerang.

Page 107: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

90

Berdasarkan fenomena tersebut, menunjukkan bahwa adanya suatu

bentuk kerjasama yang erat dalam aktivitas sosisal maupun budaya. Selain

itu, juga sesuai dengan bentuk pengamalan dari semua ajaran agama,

khususnya Agama Islam yang mengajarkan untuk saling tolong-menolong

dalam kebaikan, sebagai wujud agama yang Rahmatan Lil’alamiin. Adapun

hal tersebut menjadi aktivitas sosial yang sudah biasa dilakukan oleh kedua

masyarakat ini, baik masyarakat Cina Benteng maupun masyarakat pribumi

di Kelurahan Sukasari sampai sekarang ini.

Kedua, interaksi sosial yang ada pada masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi bersifat terbuka antar individu maupun kelompok

masyarakatnya. Adanya sikap terbuka antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi, memudahkan jalannya suatu proses interaksi

sosial. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat sikap terbuka yang ada pada

individu maupun kelompok masyarakat di wilayah ini, adapun hal tersebut

berdasarkan hasil interpretasi data dari rata-rata responden dan juga dari

hasil pengamatan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari.

Adapun sikap keterbukaan yang ada antara masyarakat pribumi dan

masyarakat Cina Benteng memberikan suatu ruang pada individu maupun

kelompok masyarakat untuk mengadakan kontak untuk berkomunikasi satu

sama lainnya, sehingga dalam hal ini membentuk suatu hubungan yang baik

dan mengarah pada suatu kebersamaan. Adapun sikap dari keterbukaan ini

menurut beberapa responden dalam penelitian, sikap tersebut bersumber

dari kesadaran oleh diri masing-masing, baik masyarakat pribumi maupun

masyarakat Cina Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari.

Dalam suatu bentuk hubungan dari keterbukaan antar masyarakatnya,

melahirkan suatu implementasi atau bentuk perilaku hubungan masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contoh yaitu adanya sikap saling akrab

dan saling berbaur antar masyarakatnya, mereka terbuka satu sama lainnya,

meskipun pada hakikatnya mereka memiliki latar belakang kebudayaan

Page 108: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

91

maupun keagamaan yang berbeda. Namun dalam perbedaan tersebut, tidak

menjadi suatu hambatan akan terlaksananya proses interaksi sosial dengan

adanya rasa saling terbuka satu sama lainnya. Adapun rasa keterbukaan ini

menunjukkan bahwa mereka tidak menutup diri baik masyarakat Cina

Benteng terhadap masyarakat pribumi, dalam artian mereka mengakui dan

tidak tertutp akan suatu hal yang berasal dari luar budaya maupun agamanya

sendiri. Begitu juga sebaliknya, sikap masyarakat asli atau pribumi sebagai

mayoritas tidak fanatik terhadap budaya maupun agamanya sendiri, akan

tetapi mereka saling terbuka dan mengakui akan suatu perbedaan yang ada,

khususnya pada masyarakat Cina Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari

ini.

Adapun fenomena dari sikap keterbukaan kedua masyarakat tersebut,

juga terjadi pada kegiatan ekonomi sehari-hari yang ada di sekitaran pasar

dekat lingkungan Kelenteng Boen Tek Bio, yaitu di kawasan Pasar Lama,

seperti kegiatan transaksi atau jual beli dimana di dalamnnya mereka saling

berinteraksi, adapun penjual maupun pembelinya merupakan warga Cina

Benteng dan pribumi sekitar. Kegiatan tersebut berjalan dengan baik tanpa

adanya suatu hambatan, baik dalam komunikasi maupun hal lainnya, karena

masyarakat Cina Benteng tidak bisa berbahasa Mandarin, berbeda dengan

masyarakat Tionghoa pada umumnya.

Berdasarkan fenomena tersebut, merupakan suatu bentuk realisasi dari

sikap keterbukaan dalam proses interaksi sosial antara masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ini. hal tersebut

terjadi dalam berbagai aktivitasyang dilakukan di lingkungan masyarakat.

Mereka mengakui identitas satu sama lainnya sehingga memudahkan

mereka dalam berinteraksi. Adapun hal tersebut mengajarkan untuk saling

membuka diri kita terhadap orang lain, sehingga kita bisa saling mengenal

suatu perbedaan yang ada, dan dapat menjadi suatu jalan untuk kita saling

berinteraksi satu sama lainnya, seperti fenomena interaksi sosial yang ada

pada kedua masyarakat tersebut.

Page 109: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

92

2. Faktor Integrasi Sosial Masyarakat Cina Benteng dengan Masyarakat

Pribumi di Kelurahan Sukasari

Adapun integrasi sosial yang terjadi antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ini, merupakan salahsatu

fenomena menarik yang terbentuk dari hubungan sosial, dimana mereka

memiliki perbedaan karakteristik yang ada, baik budaya maupun sosial antar

masyarakatnya. Dalam hal ini, integrasi sosial yang terjadi juga menjadikan

masyarakat di Kelurahan Sukasari ini sebagai suatu ciri khas yang dikenal

masyarakat lainnya sebagai masyarakat yang rukun dan tentram, meskipun

banyak memiliki keragaman dari komposisi penduduknya, baik dari sosial,

budaya maupun agama. Selain itu, adanya sikap saling mendukung dan

menghargai antar masyarakatnya, mereka tidak memandang suatu konflik,

akan tetapi mereka yakin bahwa setiap unsur masyarakat memiliki fungsi

tertentu, dalam hal ini merupakan bentuk dari kuatnya integrasi sosial yang

terjadi pada kedua masyarakat tersebut.

Proses dari interaksi sosial yang terjadi antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari, menyebabkan timbulnya

suatu integrasi sosial yang terbentuk hingga sekarang ini. Terdapat beberapa

faktor yang menyebabkan terbentuknya integrasi sosial antara masyarakat

Cina Benteng dengan masyarakat pribumi yang ada di Kelurahan Sukasari.

Adapun hal tersebut menjadi sebab-musabab dari kuatnya integrasi sosial

yang ada serta menciptakan suatu hubungan sosial yang harmonis dalam

kehidupan masyarakat. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan integrasi

sosial masyarakat Cina Benteng dengan pribumi di Kelurahan Sukasari

sebagai berikut :

Pertama, adanya suatu proses interaksi sosial yang relatif lama. Adapun

faktor terbentuknya integrasi sosial antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi, yaitu adanya suatu proses interaksi dalam kurun waktu

yang cukup lama, dimana hal tersebut terdapat berdasarkan hasil

wawancara responden dalam proses penelitian, baik dari masyarakat

Page 110: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

93

maupun tokoh masyarakat dari kedua belah pihak. Adanya proses interaksi

sosial tersebut berlangsung sejak awal datangnya orang Tionghoa ke

Tangerang. Dalam hal ini, terdapat suatu proses yang ada dalam interaksi

sosial yang dilakukan, sehingga dapat mempengaruhi sikap kedua

masyarakat dalam suatu perubahan sosial yang ada.

Adapun fenomena terjadinya integrasi sosial dari adanya suatu proses

interaksi sosial ini, berkaitan pada teori proses interaksi sosial asosiatif dan

disosiatif, yang dikemukakan oleh Gillin dan Gillin, sebagaimana yang telah

dijelaskan pada kajian teori sebelumnya. Dalam hal ini, setiap interaksi

sosial yang dilakukan memiliki proses yang dapat merubah suatu sikap

sosial masyarakatnya menunju pada suatu kesatuan yang harmonis,

sebagaimana integrasi sosial yang terjadi pada masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ini.

Adapun peristiwa mengenai sejarah awal datangnya orang Tionghoa ke

Tangerang merupakan suatu bukti yang diketahui masyarakat sekitar sampai

sekarang ini, yang menjadi sebab-akibat terintegrasinya kedua masyarakat

tersebut. Tokoh masyarakat maupun Budayawan Cina Benteng, Oey Tjin

Eng pun menjelaskan adanya Komunitas Tionghoa di Tangerang pada tahun

1513. Dalam hal tersebut, terdapat suatu proses panjang dalam interaksi

yang terjadi antara masyarakat Cina Benteng dengan pribumi di Kelurahan

Sukasari, adapun hal tersebut juga dilakukan dengan adanya suatu kontak

antar individu maupun kelompok, serta dilakukan oleh antar tokoh kedua

masyarakat, baik dari tokoh ormas maupun tokoh budaya dan agama yang

ada, demi terciptanya suatu kesatuan khususnya masyarakat yang ada di

Kelurahan Sukasari sampai sekarang ini.

Selain itu, adanya proses interaksi atau hubungan yang terjadi pada

masa tersebut, terdapat juga perkawinan orang Tionghoa dengan pribumi

sehingga muncul suatu istilah peranakan Tionghoa di Tangerang pada masa

itu dan memperkuat hubungan sosial yang berujung pada terbentuknya suatu

integrasi pada kedua masyarakat tersebut. Adapun hal ini merupakan bentuk

Page 111: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

94

dari adanya proses interaksi yang terjalin sejak lama antar masyarakat Cina

Benteng dengan pribumi yang menjadi salahsatu faktor terjadinya integrasi

sosial, khususnya pada masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat asli

atau pribumi di Kelurahan Sukasari sampai sekarang.

Kedua, adanya sikap toleransi antar masyarakat. Sikap toleransi yang

ada antar individu maupun kelompok pada kedua masyarakat ini merupakan

salahsatu faktor terbentuknya integrasi sosial di Kelurahan Sukasari.

Dimana dalam hal ini merupakan sikap pengamalan dari adanya rasa saling

menghargai antar sesama, meskipun pada dasarnya terdapat suatu perbedaan

yang ada pada masyarakat Cina Benteng maupun pribumi di Kelurahan

Sukasari ini. Adapun berdasarkan hasil penelitian yang bersumber dari

beberapa responden yang menyatakan bahwa adanya rasa toleransi yang

tertanam antar masyarakatnya, baik dari segi budaya maupun agama,

sebagaimana pemaparan salahsatu responden yang bernama Kyat Eng, yang

mana menegaskan bahwa adanya sikap toleransi yang tinggi dilakukan pada

kedua masyarakat ini, seperti pada halnya perayaan kebudayaan, agama

maupun kegiatan sosial lainnya.

Adapun bentuk dari pengamalan akan sikap toleransi yang ditunjukkan

oleh kedua masyarakat ini, seperti halnya pada perayaan kebudayaan Peh

Cun, Cap Go Meh, pertunjukan Gambang Kromong yang diselenggarakan

oleh masyarakat Cina Benteng maupun acara-acara lainnya, masyarakat asli

sekitar atau pribumi tersebut tidak merasa terganggu, serta tidak juga

mempermasalahkan perbedaan kebudayaan maupun agama yang ada pada

masyarakat Cina Benteng, begitu juga sebaliknya pada perayaan agama

seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, Idul Adha dan sebagainya

yang diselenggarakan oleh masyarakat pribumi di Masjid Jami Kali Pasir,

masyarakat Cina Benteng juga menghormati akan suatu perayaan tersebut.

Dalam hal

Page 112: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

95

Adapun dalam hal ini, adanya timbal balik dari rasa toleransi akan suatu

kegiatan yang ada pada kedua masyarakat tersebut, yang mana terjalin

dengan baik sampai pada sekarang ini, dan hal tersebut merupakan bentuk

dari implementasi sikap saling menghargai satu sama lainnya. Adapun hal

tersebut merupkan bentuk realitas yang ada pada masyarakat Cina Benteng

dan masyarakat pribumi yang ada di Kelurahan Sukasari ini, bukan hanya

saling menghargai dalam hal sosial budaya masyarakatnya, akan tetapi

mereka juga saling toleransi dalam hal keberagamaanya, hal tersebut terlihat

dari berbagai macam tempat ibadah yang telah berdiri di wilayah Kelurahan

Sukasari ini, sehingga menunjukkan hubungan antar masyarakat yang saling

rukun tanpa adanya suatu permasalahan atau konflik yang ada dalam suatu

kehidupan kedua masyarakat tersebut.

Dalam penjelasan tersebut dapat dikaji bahwa terjadinya integrasi sosial

antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan

Sukasari ini, salah satunya karena adanya rasa kesadaran akan toleransi

antar kedua masyarakat tersebut. Selain itu juga memberikan suatu edukasi

atau pelajaran bagi kita akan pentingnya pengamalan dari sikap toleransi

untuk tercapainya suatu kesatuan masyarakat yang harmonis. Adapun hal

tersebut juga merupakan salah satu ajaran agama, khususnya Agama Islam

dalam Surat Al-Kafirun ayat 6, “lakum diinukum waliyadiin” yang artinya

adalah “Untuk mu agama mu, dan untuk ku lah agamaku”. Dan juga tertera

pada moto atau semboyan bangsa Indonesia dalam lambang Garuda

Pancasila yaitu kata “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya adalah “ berbeda-

beda tetapi tetap satu”. Adapun hal tersebut teraplikasi dari fenomena

integrasi sosial yang terjadi antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari sampai sekarang ini.

Page 113: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil tahapan penelitian yang telah dikaji sebelumnya,

maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut :

1. Interaksi sosial masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat pribumi di

Kelurahan Sukasari terbentuk dari proses yang bersifat asosiatif. Dalam

interaksi sosial ini, terdapat hubungan kerjasama yang sangat erat dilakukan

antar kedua masyarakat tersebut, khususnya dalam hal aktivitas sosial

maupun budaya. Seperti kegiatan perayaan kebudayaan Peh Cun yang

dimeriahkan bukan hanya oleh masyarakat Cina Benteng saja, akan tetapi

masyarakat asli sekitar juga ikut berpartisipasi dan bekerjasama dalam suatu

acara tersebut, juga adanya suatu kerjasama dalam acara bakti sosial, seperti

pengobatan murah dan donor darah gratis yang diselenggarakan di beberapa

tempat. Selain pada proses interaksi yang bersifat asosiatif, adanya sifat

keterbukaan antara masyarakat pribumi dengan masyarakat Cina Benteng

menjadikan proses interaksi sosial tersebut berjalan dengan sangat baik

hingga sekarang ini, mereka saling menerima suatu perbedaan yang ada,

baik sosial, budaya maupun agama. Dalam hal tersebut, mempermudah

proses dalam hubungan sosial serta tidak menimbulkan suatu konflik antar

kedua masyarakat di Kelurahan Sukasari sampai sekarang.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan integrasi sosial antara masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari yaitu : (a)

adanya proses interaksi sosial yang relatif cukup lama, dimana sudah terjalin

hubungan antar kedua masyarakat tersebut ketika awal kedatangan orang

Tionghoa ke Tangerang. Dalam hal ini, terlihat adanya karakteristik fisik

serta tutur bahasa yang mana seperti masyarakat asli sekitar, yaitu dengan

bahasa Indonesia dan logat daerah masyarakat sekitar, sehingga berbeda

dengan orang Tiongkok pada umumnya. Hal tersebut terjadi karena adanya

Page 114: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

97

garis keturunan antar orang tionghoa dengan pribumi sejak dahulu, sehingga

dengan adanya hubungan atau interaksi sosial yang berlangsung sejak lama,

menyebabkan terintegrasinya masyarakat pribumi maupun masyarakat Cina

Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari, (b) adanya rasa toleransi antara

masyarakat pribumi dan masyarakat Cina Benteng. Dalam hal ini, terdapat

prilaku toleransi yang tinggi diterapkan oleh masyarakat tersebut, baik dari

individu maupun kelompok, dimana adanya sikap saling menghargai akan

budaya maupun agama, terlihat dari penyelenggaraan keagamaan maupun

sosial yang ada di Kelenteng Boen Tek Bio, seperti hari kesempurnaan yang

diselenggarakan pada tanggal tertentu, dan perayaan agama oleh masyarakat

asli sekitar, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan hari raya Idul Fitri.

Dari segala aktivitas sosial dan keagamaan mereka saling toleransi dalam

kehidupan sehari-hari sehingga rukun sampai sekarang ini. Dalam hal

tersebut, integrasi sosial yang ada di Kelurahan Sukasari terjalin dengan erat

satu sama lainnya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dianalisis di atas,

maka diperoleh beberapa implikasi, diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari

Konsistensi dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk menjalin

suatu hubungan sosial dalam ruang lingkup masyarakat yang multikultural,

sehingga hubungan terhadap masyarakat lainnya dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, sebagai minoritas masyarakat harus mengetahui aturan yang

berlaku di lingkungan masyarakat yang mana terbilang sebagai mayoritas,

agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu, harus

diterapkan dengan baik agar terbentuk suatu hubungan yang baik dan saling

membantu dalam segala aktivitas kehidupan sehari-hari.

2. Bagi masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari

Pentingnya rasa keterbukaan terhadap suatu perbedaan yang ada, yang

mana khusunya terkait perbedaan karakteristik masyarakat dari segi sosial,

Page 115: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

98

budaya maupun agama. Sebagai mayoritas di masyarakat yang multikultral,

keterbukaan sangat mempengaruhi akan keutuhan dari persatuan masyarakat

di lingkungan tersebut yang terjalin sejak lama, sehingga dari pada itu,

benar-benar harus dijaga serta diterapkan secara konsisten sehingga tidak

menimbulkan suatu perpecahan dari adanya suatu pertentangan atau konflik

dari kedua masyarakat di Kelurahan Sukasari ini.

C. Saran

Dari hasil serta kesimpulan penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka

terdapat beberapa hal yang harus dipelajari dan kemudian dijadikan sebuah

saran atau masukan. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut :

1. Bagi pihak Kelurahan Sukasari, pentingnya membuat suatu program yang

merujuk pada kegiatan sosial yang melibatkan hubungan antara masyarakat

Cina Benteng dengan masyarakat pribumi, sehingga integrasi sosial yang

terjalin sampai sekarang ini, semakin erat dan dapat dipertahankan sampai

generasi selanjutnya dan menjadi ciri khas keberagaman di wilayah tersebut.

2. Bagi masyarakat Cina Benteng, meskipun adanya hubungan sosial yang

sudah lama terjadi dengan masyarakat asli sekitar, namun harus tetap ada

penerapan yang konsisten dalam menghargai serta menjaga perilaku sesuai

aturan yang ada pada masyarakat lain, sehingga dapat saling menghormati

dan saling menjaga nama baik pada setiap kelompok masyarakat yang

berada di Kelurahan Sukasari ini.

3. Bagi masyarakat asli atau pribumi sekitar, harus tetap menjaga persatuan

dan kesatuan di lingkungan masyarakat yang multikultural tersebut. Sebagai

mayoritas harus menjaga minoritas, agar tetap terjalin suatu hubungan baik

antar keduanya. Selain itu, perlu adanya rasa mengakui akan identitas setiap

kelompok masyarakat, sehingga integrasi sosial masyarakat yang ada di

Kelurahan Sukasari ini dapat terjaga dengan baik.

Page 116: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

99

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

A. Haviland, William, Antropologi, Jilid 1 Jakarta: Erlangga, 1985.

Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara,

2012.

Basrowi, Pengantar Sosiologi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005.

Bungin, Burhan Penelitian Kualitatif, Jakarta : Prenada Media Group, 2007.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Pranada media,

2005.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat), Jakarta: Kencana Prenadamedia

Grup, 2006.

Gerungan, W. A. Psikologi Sosial, Bandung : Eresco, 1996.

Idi, Abdullah. Sosiologi Pendidikan (Individu, Masyarakat, dan Pendidikan),

Jakarta : Rajawali Pers, 2011.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif), Yogyakarta : Erlangga, 2009.

Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 1993.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009.

Lexy J, Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya,

2002.

Philipus, NG. dan Aini, Nurul. Sosiologi dan Politik, (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2004.

Ranjabar, Jacobus. Sistem Sosial Budaya Indonesia Bogor: Ghalia Indonesia,

2006.

Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho, dan Nurochim, Ilmu Sosial dan Budaya

Dasar, Jakarta : Prenadamedia Grup, 2010.

Sarosa, Samiaji. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Indeks, 2012.

Page 117: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

100

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Grafindo

Utama, 2005.

Soelaeman, Munandar. Ilmu Sosial Dasar, Bandung : Penerbit Eresco, 1993.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta,

2008.

Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2012.

Wirawan. Konflik dan Manajemen Konflik ; Teori, Aplikasi dan Penelitian,

Jakarta : Salemba Humanika, 2010.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,

Jakarta : Prenada Media Group, 2014

Sumber Jurnal :

Agus Ngadino, Orang Bangsa Indonesia Asli Dalam Perspektif Hukum

Kewarganegaraan, Simbur Cahaya, 38, 2009.

Muhammad Reza Zaini, Perjalanan Menjadi Cina Benteng : Studi Identitas Etnis

di Desa Situgadung, Jurnal Sosiologi MASYARAKAT, 19, Januari 2014.

Sholahuddin Al-Ayubi, Cina Benteng : Pembauran Dalam Masyarakat Majemuk

di Banten, KALAM, 10, 2016.

Thresnawaty S, Euis, Sejarah Sosial-Budaya Masyarakat Cina Benteng di Kota

Tangerang, Patanjala, 7, 2015.

Sumber Internet :

https://Banten.bps.go.id, Banten Dalam Angka 2012.

https://tangerangkota.bps.go.id/subject/153/geografi.html#subjekViewTab3,

Statistik Daerah Kota Tangerang 2015,( BPS Kota Tangerang, 2015).

Page 118: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

101

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Uji Referensi

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Tomi Rizki Akbar

NIM : 11150150000020

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Prodi : Sosiologi

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Abdul Rozak, M.Si

2. Dr. Nurochim, M.M

Judul Skripsi : Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa dengan

Masyarakat Pribumi (Studi Kasus Masyarakat Cina

Benteng di Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang).

No Sumber Referensi Buku

Paraf

Pembimbing I Pembimbing II

BAB I

1

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar

(Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2014), hlm.

55.

2

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi I

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hlm. 122.

3

Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik ; Teori,

Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta : Salemba Humanika,

2010), hlm. 1-2.

Page 119: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

102

4 Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), hlm. 108

5

BPS Provinsi Banten, Banten Dalam Angka 2012, (

Serang : BPS Provinsi Banten, 2012), hlm. 5.

6

Euis Thresnawaty S, Sejarah Sosial-Budaya

Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang,

Patanjala, Vol. 7, 2015, hlm. 52

7

Euis Thresnawaty S, Sejarah Sosial-Budaya

Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang,

Patanjala, Vol. 7, 2015, hlm. 50.

8 Muhammad Reza Zaini, Perjalanan Menjadi Cina Benteng

: Studi Identitas Etnis di Desa Situgadung, Jurnal

Sosiologi Masyarakat, Vol. 19, Januari 2014, hlm.100.

BAB II Pembimbing I Pembimbing II

1

Kimball Young dan Reymond, W. Mack dalam

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 54-

55.

2

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori,

Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di

Masyarakat), (Jakarta : Kencana Prenadamedia Grup,

2006), hlm. 55.

3 W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung :

Eresco, 1996) Cet. 13, hlm. 57.

Page 120: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

103

4

Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990), op.cit., hlm.

58.

5 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan.

(Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hlm.154.

6

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Teori,

Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di

Masyarakat), op.cit., hlm. 57.

7

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990) op.cit.,

hlm. 63.

8 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 65.

9 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 66.

10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 66.

11 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 83.

12 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 91.

13 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 92.

Page 121: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

104

14

Ng. Philipus dan Nurul Aini, Sosiologi dan Politik,

(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 23.

15

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), op.cit.,

hlm. 65.

16 William A. Haviland, Antropologi, Jilid 1, (Jakarta:

Erlangga, 1985), hlm. 332.

17 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan

Pembangunan, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

2008), hlm. 9.

18

Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho, dan Nurochim,

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta:

Prenadamedia Grup, 2010), hlm. 24.

19

Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho, dan Nurochim,

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta:

Prenadamedia Grup, 2010), hlm. 25.

20 Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung :

Penerbit Eresco, 1993), cet ke-6, hlm. 63.

21 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi I,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 120.

22

Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan (Individu,

Masyarakat, dan Pendidikan), (Jakarta : Rajawali

Pers, 2011), hlm. 38.

Page 122: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

105

23

Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor : Ghalia

Indonesia, 2005), hlm. 42.

24

Agus Ngadino, Orang Bangsa Indonesia Asli Dalam

Perspektif Hukum Kewarganegaraan, Simbur

Cahaya, No. 38, 2009, hlm. 7.

25

Agus Ngadino, Orang Bangsa Indonesia Asli Dalam

Perspektif Hukum Kewarganegaraan, Simbur

Cahaya, No. 38, 2009, hlm. 4.

26

Agus Ngadino, Orang Bangsa Indonesia Asli Dalam

Perspektif Hukum Kewarganegaraan, Simbur

Cahaya, No. 38, 2009,hlm. 21-22.

27

Wawancara dengan Oey Tjin Eng, dalam Euis

Thresnawaty S, Sejarah Sosial-Budaya Masyarakat

Cina Benteng di Kota Tangerang, Patanjala, Vol. 7,

2015, hlm. 50.

28

Euis Thresnawaty S, Sejarah Sosial-Budaya

Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang,

Patanjala, Vol. 7, 2015, hlm. 50.

29

Euis Thresnawaty S, Sejarah Sosial-Budaya

Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang,

Patanjala, Vol. 7, 2015, hlm. 53.

30

Euis Thresnawaty S, Sejarah Sosial-Budaya

Masyarakat Cina Benteng di Kota Tangerang,

Patanjala, Vol. 7, 2015, hlm. 53-54.

Page 123: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

106

31

Sholahuddin Al-Ayubi, Cina Benteng : Pembauran

Dalam Masyarakat Majemuk di Banten, KALAM,

Volume 10, 2016, hlm. 338.

32

Sholahuddin Al-Ayubi, Cina Benteng : Pembauran

Dalam Masyarakat Majemuk di Banten, KALAM,

Volume 10, 2016, hlm. 338.

33

Agus Suherman, Pola Interaksi Masyarakat

Pendatang terhadap Masyarakat Pribumi (Studi

Kasus Masyarakat Etnis Sunda di Masyarakat Etnis

Betawi di kelurahan Bedahan di kecamatan

Sawangan Kota Depok), (Skripsi, Jurusan Pendidikan

IPS UIN-Jakarta, 2014), hlm. iv.

34

Halikin, Analisis Pola Interaksi Masyarakat

Pendatang Terhadap Masyarakat Lokal di Sumbawa

Barat ( Studi Kasus di Kecamatan Maluk), (Skripsi,

Jurusan Pendidikan IPS UIN-Jakarta, 2014), hlm. 5.

35

Farid Muzakky, Interaksi Sosial Etnis Tionghoa

Dengan Masyarakat Pribumi di Kota Yogyakarta

(Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

UIN-Yogyakarta, 2016), hlm. ii.

BAB III Pembimbing I Pembimbing II

1 Samiaji Sarosa, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,

(Jakarta : PT Indeks, 2012), hlm.36.

2

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

& Penelitian Gabungan, (Jakarta : Prenada Media

Group, 2014), hlm. 329.

Page 124: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

107

3 Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif,

(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 3.

4

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta :

Prenada Media Group, 2007), hlm. 68.

5 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,

(Jakarta : Pranada Media Group, 2005), hlm. 129.

6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,

(Jakarta : Pranada Media Group, 2005), hlm. 132.

7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,

(Jakarta : Pranada media Group, 2005), hlm. 132.

8

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

& Penelitian Gabungan, (Jakarta : Prenada Media

Group, 2014), hlm. 147.

9 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta :

Prenada Media Group, 2007), hlm. 76.

10

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

& Penelitian Gabungan, (Jakarta : Prenada Media

Group, 2014), hlm. 372.

11 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta :

Prenada Media Group, 2007), hlm. 115.

12

Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif,

(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. op.cit.,

hlm. 186.

Page 125: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

108

13

Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif,

(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. op.cit.,

hlm. 216-217.

14

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial

(Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif), (Yogyakarta

: Erlangga, 2009), hlm.148.

15

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial

(Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif), (Yogyakarta

: Erlangga, 2009), hlm.150.

16

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial

(Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif), (Yogyakarta

: Erlangga, 2009), hlm.151.

17

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial

(Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif), (Yogyakarta

: Erlangga, 2009), hlm.151.

18.

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

& Penelitian Gabungan, (Jakarta : Prenada Media

Group, 2014), hlm. 394-395.

19.

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

& Penelitian Gabungan, (Jakarta : Prenada Media

Group, 2014), hlm. 395.

20.

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

& Penelitian Gabungan, (Jakarta : Prenada Media

Group, 2014), hlm. 396.

BAB IV Pembimbing I Pembimbing II

Page 126: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

109

1 https://tangerangkota.bps.go.id/subject/153/geografi.

html#subjekViewTab3, Statistik Daerah Kota

Tangerang 2015,(BPS Kota Tangerang, 2015), hlm.1

2 Cina Benteng, (Sejarah dan Budaya Kuliner), hlm. 1

Jakarta, 15 Oktober 2019

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdul Rozak, M.Si Dr. Nurochim, M.M

NIP.19690908 199603 1 NIP.19590715 198403 1 003

Page 127: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

110

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI

Aktivitas/kejadian : Mengamati Aktivitas Interaksi Sosial Masyarakat

Tionghoa (Cina Benteng) dengan Masyarakat Pribumi.

Tempat :

Hari/Tanggal :

Deskripsi :

No. Kegiatan Keterangan

1.

Mengamati interaksi sosial masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat Pribumi dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam interaksi dengan

masyarakat sekitar

2.

Mengamati bentuk karakteristik kebudayaan

pada masyarakat Tionghoa Cina Benteng serta

simbol kebudayaan lainnya.

Dalam interaksi dengan

Budayawan di Kelenteng

Boen Tek Bio

3.

Mengamati faktor yang menyebabkan

terjadinya integrasi sosial maupun budaya

antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat Pribumi.

Dalam interaksi dengan

masyarakat sekitar

4.

Mengamati respon atau sikap masyarakat

Pribumi terhadap masyarakat Cina Benteng

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam interaksi dengan

masyarakat sekitar

Page 128: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

111

Lampiran 3

HASIL OBSERVASI INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT CINA

BENTENG DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI

Aktivitas/kejadian : Mengamati Aktivitas Interaksi Sosial Masyarakat

Tionghoa (Cina Benteng) dengan Masyarakat Pribumi.

Tempat : Wilayah sekitar Cina Benteng di Kelurahan Sukasari,

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Observer/Peneliti : Tomi Rizki Akbar

Hari/Tanggal : Rabu, 10 Juli 2019

Deskripsi :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada lingkungan masyarakat sekitar

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang,

dapat di uraikan sebagai berikut :

A. Mengamati interaksi sosial masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

Pribumi dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun proses interaksi dalam kehidupan masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat Pribumi di kelurahan Sukasari ini berjalan dengan baik. Mereka

melakukan aktivitas bersama serta berbaur satu sama lainnya dalam kegiatan

sehari-hari. Adapun wilayah di sekitar Pasar Lama, khususnya di dekat Vihara

Kelenteng Boen Tek Bio, masyarakat Cina Benteng berkomunikasi layaknya

seperti masyarakat Pribumi, mereka berbicara dengan pasih menggunakan

bahasa Indonesia seperti masyarakat Pribumi, hal ini dikarenakan mereka

sudah lama menempati wilayah masyarakat sekitar. Adapun respon

Page 129: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

112

masyarakat Pribumi yaitu oleh Sekretaris Kelurahan Sukasari, mengatakan

bahwa masyarakat di sekitar seakan-akan tidak merasa adanya perbedaan,

meskipun pada hakikatnya ada perbedaan baik dalam kebudayaan maupun

keagamaan, namun karena rasa toleransi yang tertanam serta adanya hubungan

interaksi dengan kurun waktu yang cukup lama, menjadikan kedua masyarakat

ini rukun, mereka tidak memandang etnis, budaya, agama maupun hal lainnya.

Oleh karena itu, interaksi sosial antara masyarakat Cina Benteng dengan

Pribumi di Kelurahan Sukasari berjalan dengan baik, tanpa adanya perselisihan

maupun konflik dalam kehidupan masyarakat.

B. Mengamati bentuk karakteristik kebudayaan pada masyarakat Tionghoa

Cina Benteng serta simbol kebudayaan lainnya.

Adapun dalam hal karakteristik budaya yang dimiliki masyarakat Cina

Benteng, dalam hal karakteristik bangunan rumah yaitu rumah kebaya, hal ini

berdasarkan pernyataan Oey Tjin Eng yang merupakan seorang Budayawan

Cina Benteng di Kelenteng Boen Tek Bio. Adapun rumah tersebut memiliki

lebar yang sangat luas atau bersifat horizontal. Selain itu, dalam segi corak

rumah ibadah di Kelenteng Boen Tek Bio pada masyarakat Cina Benteng,

terlihat dengan warna khasnya, yaitu warna merah yang melambangkan

antusiasme, semangat dan keberuntungan, serta corak gambar berbentuk Naga

yang menghiasi gerbang pintu masuk kelenteng. Adapun Kelenteng Boen Tek

Bio ini merupakan salah satu dari tiga kelenteng besar di Kota Tangerang,

yaitu Boen Tek Bio, Boen San Bio dan Boen Hay Bio. Berdasarkan

pernyataan Oey Tjin Eng, ketiga kelenteng di Tangerang ini berada dalam satu

garis lurus yang memiliki makna dan nilai kebajikan. Boen San Bio yang

artinya kebajikan setinggi gunung, dan Boen Hay Bio yang artinya kebajikan

seluas lautan. Adapun diantara hal tersebut, merupakan bentuk dari corak dan

simbol kebudayaan yang dimiliki masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari, Kota Tangerang

C. Mengamati faktor yang menyebabkan terjadinya integrasi sosial maupun

budaya antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat Pribumi.

Page 130: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

113

Adapun diantara faktor terjadinya integrasi sosial dalam kehidupan masyarakat

di Kelurahan Sukasari, salah satunya yaitu adanya sifat terbuka antara

masyarakat Pribumi dengan masyarakat Cina Benteng. Hal ini terlihat ketika

kedua individu saling berinteraksi dan bekerjasama serta saling toleransi antar

sesama. Adapun bukti dari kerjasama dan bentuk toleransi ini, masyarakat Cina

Benteng selalu meminta izin pada pihak kelurahan maupun masyarakat

Pribumi setempat, dalam pelaksanakan perayaan kebudayaan yang mereka

miliki, serta mengajak masyarakat sekitar untuk meramaikan atau menyaksikan

perayaan tersebut. Adapun dalam hal ini dapat membuat masyarakat Pribumi

menghargai dan meramaikan budaya yang diselenggarakan masyarakat

Tionghoa Cina Benteng, sehingga integrasi sosial antar masyarakatnya

terbentuk sampai sekarang ini.

D. Mengamati respon atau sikap masyarakat Pribumi terhadap masyarakat

Cina Benteng dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun respon masyarakat pribumi terhadap masyarakat Cina benteng, mereka

memandang bahwa masyarakat Cina Benteng ini merupakan suatu masyarakat

yang memang sudah berada dan lama tinggal di wilayah Kelurahan Sukasari.

Oleh karena itu, sikap masyarakat sekitar pun baik dan menghargai setiap

perbedaan karakteristik yang ada. Adapun hal ini terbukti pada perayaan

pestival Peh Cun dari masyarakat Cina Benteng pada hari Sabtu, 15 Juni 2019,

yang mana dimeriahkan bukan hanya pada masyarakat Cina Benteng saja, akan

tetapi masyarakat Pribumi sekitar pun ikut meramaikan bahkan masyarakat di

Kota Tangerang dari berbagai kelurahan pun hadir memeriahkan acara peryaan

tersebut. Dalam hal ini dapat digambarkan bahwa sikap antara masyarakat

Pribumi dengan masyarakat Cina Benteng seperti halnya dalam hubungan

kekeluargaan, yang terbentuk dari adanya interaksi sosial serta rasa toleransi

antar masyarakatnya.

Page 131: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

114

Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pedoman wawancara untuk masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Profesi :

Hari/Tanggal :

Lokasi :

1. Sudah berapa lama anda tinggal di Kelurahan Sukasari ?

..........................................................................................................................

2. Mengapa masyarakat Tionghoa di daerah ini oleh masyarakat asli sekitar

disebut sebagai masyarakat Cina Benteng ?

..........................................................................................................................

3. Bagaimana respon masyarakat Tionghoa ini terkait pada penyebutan

masyarakat Cina Benteng oleh masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?

..........................................................................................................................

4. Bagaimana proses hubungan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

..........................................................................................................................

5. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat asli sekitar di Kelurahan Sukasari ?

..........................................................................................................................

6. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi antara masyarakat Cina

Benteng dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari? alasannya ?

..........................................................................................................................

Page 132: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

115

7. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat Cina Benteng tehadap masyarakat

asli sekitar di Kelurahan Sukasari ?

..........................................................................................................................

8. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

..........................................................................................................................

9. Bagaimana upaya masyarakat Cina Benteng dalam menyesuaikan diri

dengan masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari ?

......................................................................................................................

10. Apakah pernah terjadinya konflik antar Masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?, alasannya ?

........................................................................................................................

11. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat Cina Benteng dapat

diterima oleh masyarakat pribumi dari perbedaan kararteristik yang ada

sampai sekarang ini ?

........................................................................................................................

12. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya

dalam kehidupan sehari-hari ?

........................................................................................................................

13. Bagaimana respon masyarakat asli sekitar terhadap perayaan agama

maupun budaya warga Tionghoa Cina Benteng yang ada di Kelurahan

Sukasari ?

........................................................................................................................

14. Bagaimana respon masyarakat Cina Benteng terhadap perayaan agama

maupun budaya yang diselenggarakan oleh Masyarakat Pribumi di

kelurahan Sukasari ?

........................................................................................................................

15. Sebagai minoritas, bagaimana masyarakat Cina Benteng dalam menyikapi

suatu perbedaan dari kebudayaan yang ada pada masyarakat pribumi?

........................................................................................................................

Page 133: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

116

PEDOMAN WAWANCARA

B. Pedoman wawancara untuk Masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Profesi :

Hari/Tanggal :

Lokasi :

1. Apa yang anda ketahui tentang masyarakat Cina Benteng ?

..........................................................................................................................

2. Mengapa masyarakat Tionghoa oleh masyarakat sekitar disebut sebagai

masyarakat Cina Benteng ?

..........................................................................................................................

3. Bagaimana proses hubungan masyarakat sekitar dengan masyarakat Cina

Benteng dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

..........................................................................................................................

4. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

..........................................................................................................................

5. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi atau proses hubungan

masyarakat pribumi dengan masyarakat Cina Benteng ? Alasannya ?

..........................................................................................................................

6. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat asli sekitar tehadap masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

..........................................................................................................................

7. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

..........................................................................................................................

Page 134: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

117

8. Bagaimana upaya masyarakat Pribumi membina kerukunan bermasyarakat

dengan Masyarakat Cina Benteng ?

..........................................................................................................................

9. Apakah pernah terjadinya konflik antar masyarakat pribumi dengan

masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ? Alasannya ?

..........................................................................................................................

10. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat pribumi dapat menerima

kararteristik perbedaan yang ada pada masyarakat Cina Benteng di

Kelurahan Sukasari sampai sekarang ini ?

........................................................................................................................

11. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat pribumi dengan

masyarakat Cina Benteng baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang

lainnya dalam kehidupan sehari-hari ?

........................................................................................................................

12. Bagaimana respon masyarakat asli sekitar terhadap perayaan agama

maupun budaya warga Tionghoa Cina Benteng yang ada di Kelurahan

Sukasari ?

........................................................................................................................

13. Bagaimana respon masyarakat Cina Benteng terhadap perayaan agama

maupun budaya yang diselenggarakan oleh Masyarakat Pribumi di

kelurahan Sukasari ?

........................................................................................................................

14. Bagaimana masyarakat pribumi dalam menyikapi perbedaan dari

kebudayaan yang ada pada masyarakat Cina Benteng ?

.......................................................................................................................

Page 135: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

118

Lampiran 5

HASIL WAWANCARA

A. Wawancara pada Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari

Wawancara ke : 1 (Tokoh Budayawan Kelenteng Boen Tek Bio)

Nama Subjek : Oey Tjin Eng

Umur : 75 tahun

Profesi : Humas Kelenteng Boen Tek Bio

Hari/Tanggal : Selasa, 16 Juli 2019

Lokasi : Di rumah informan

1. Sudah berapa lama anda tinggal di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Saya tinggal di kali pasir yang di Kelrahan Sukasari ini sejak lahir, ya

75 tahun.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa di daerah ini oleh masyarakat asli sekitar

disebut sebagai masyarakat Cina Benteng ?

Jawab :Ya karena ada bentengan Belanda itu, yang kemaren saya katakan kan

itu 1683, itukan Benteng dibuat oleh Belanda dan yang ngebuat tuh dulu orang

Makasar, jadi disebutnya Benteng Makasar. Yang disebut Cina Benteng itu,

dari Benteng Makasar sampai ke Babakan, sebenernya masyarakat yang dari

sekitar situ disebutnya Cina Benteng. Cuman sekarang orang salah kaprah

seluruh Tangerang Raya yang ada tionghoanya disebutnya Cina Benteng, jadi

udah taunya mereka seperti itu.

3. Bagaimana respon masyarakat Tionghoa ini terkait pada penyebutan

masyarakat Cina Benteng oleh masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Karena yang ngebuka lahan dari peranakan Tionghoa, jadi ngga ada

masalah dengan pendatang baru, contoh pada tahun 1513 kan udah ada

komunitas Tionghoa di Tangerang, kemudian juga musafir dari Banten ke

Cirebon pada ke Tangerang, namanya Tumenggung Pamitwijaya, karena saya

juga bicara dengan pak sayroji, tentang siapa aja tokoh yang ada di Masjid

Page 136: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

119

Kali Pasir ini, kan kampung kali pasir itu kampung yang bersejarah, banyak

tokoh-tokoh islam itu, yang dikubur di kali pasir, gitu.

4. Bagaimana proses hubungan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Ya akur-akur aja, berjalan seperti baisanya, ngga ada masalah kok.

Lewat interaksi kan dulu kayak gitu, sampe terbentuk hingga sekarang, lewat

kawin campuran kan tuh bentuknya dan lain sebagainya. Jadi seperti itu

menurut saya.

5. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat asli sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Kalo bentuk hubungan kan misalkan nih contoh salah satunya, kayak

kawin campuran disini kan udah biasa, misalnya kalo jaman dulu, misalkan

nih saya islam laki-laki, nikah sama perempuan di Tionghoa, nah yang

perempuan itu ikut ke kita, sebaliknya demikian gitu, jadi secara ngga tertulis

seperti itu. Kalo sekarang kan ngga bisa, kebanyakan kan satu agama, iya kan.

6. Tapi sekarang masih ada pak perkawinan campuran disini ?

Jawab : Ah banyak lah, kalo kita ngeliat sejarahnya dulu, orang tionghoa

dateng ngga bawa istri, jadi kawin sama penduduk lokal. Nah hasil ini kan

muncul sebutan peranakan tionghoa. Tapi dulu istilah ini buat peranakan

tionghoa yang masuk islam, jadi seperti itu.

7. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari? alasannya ?

Jawab : Saya kira ngga ada hambatan, dari komunikasi ngga ada kok, kita

akur-akur aja sama orang sebelah juga. kan kita udah lama tinggal disini,

seperti sejarahnya yang tadi saya bilang kan kayak gitu. Jadi ya lancar-lancar

aja.

8. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat Cina Benteng tehadap masyarakat asli

sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Page 137: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

120

Jawab : Ya pake bahasa Indonesia lah, kan pake bahasa ibu. Jadi, kenapa

orang tionghoa ini ngga bisa bahasa mandarin, karena ya pake bahasa ibu.

Karena dulu kan ibunya orang Indonesia, ya bahasa Indonesia lah emang oak

bahasa apa lagi. (sambil tersenyum). Lah kalo orang jualan ya kita beli biasa

aja.

9. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya biasa-biasa aja, juga Rt sama Rw ya kalo ada kegiatan ya kita

lapor kan gitu, ya ikutin pemerintah aja lah. Jadi ya mau gimana lagi emang

respon masyarakat di Kelurahan Sukasari ya biasa, terbuka aja, mereka

menghargai segala aktivitas budaya, agama dan lain sebagainya kan seperti

itu. Selain itu juga kan, dalam sehari-hari kita emang nyampur aja kok, ya

jangan jauh-jauh kayak contohnya kaya Peh Cun kan saling berbaur itu orang.

10. Bagaimana upaya masyarakat Cina Benteng dalam menyesuaikan diri dengan

masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Lah kan orang tionghoa dulunya ngebuka lahan, jadi kalo dibilang

adaptasi ya udah dari dulu, ya sekarang udah nyatu gitu berbaur jadi emang

udah kebentuk sejak lama, seperti sejarah yang saya jelaskan sebelumnya kan

pada tahun 1513 itu.

11. Apakah pernah terjadinya konflik antar Masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?, alasannya ?

Jawab : Nggak ada, ya kita baik-baik aja gitu kalo sama mereka sampe

sekarang, gimana ya, ya udah seperti masyarakat aja gitu, udah ngga

mandang ini beda itu beda nggak, karena emang udah saling nerima dan

menghargai sesama masyarakatnya, jadi ya nggga ada konflik. Tapi terjadi

konflik tuh sekali tapi sama NICA, orang-orang Belanda sama Inggris tuh

yang pada tahun 1946, jadi sama orang-orang itu, nanti lebih jelasnya kamu

baca Tionghoa dalam pusaran politik disitu ada, dan kembali lagi untuk

sesama masyarakat disini mah ngga ada konflik sampe sekarang.

Page 138: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

121

12. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat Cina Benteng dapat diterima

oleh masyarakat pribumi dari perbedaan kararteristik yang ada sampai

sekarang ini ?

Jawab : Ya karena kan memang orang tionghoa yang buka lahan duluan disini,

dan kita juga berinteraksi sosial dengan mereka, jadi terus menerus kita nyatu

sampe sekarang, ya karena dari proses interaksi yang udah lama itu.

13. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya

dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Kalo bentuk kerjasama ya ada, misalkan nih kalo kita ada acara apa-

apa yaa kita lapor, masa kita ngga koling RT RWnya kan ngga gitu. Juga kan

kita kadang perlu keamanan kayak parkir, dan yang markirin orang pribumi

ini. Kalo ada banjir, kita ya dari kelenteng sumbang beras yang dikumpin di

Kelenteng Boen Tek Bio abis itu diserahin ke Rt sama Rw setempat, kan

kampung kali pasir kan sering kebanjiran itu dataran rendah.

Wawancara ke : 2 (Pengurus Kelenteng Boen Tek Bio)

Nama Subjek : Kyat Eng

Umur : 62 tahun

Profesi : Anggota Kelenteng Boen Tek Bio

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juli 2019

Lokasi : Di Kelenteng Boen Tek Bio

1. Sudah berapa lama anda tinggal di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Udah tinggal disini tuh 30 tahun, sebelumnya saya tinggal didaerah

kapling kesananya tuh.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa di daerah ini oleh masyarakat asli sekitar

disebut sebagai masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Ya orang kita keturunan Cina di Tangerang, dulu sebelumnya

namanya kan Benteng, jadi sama masyarakat luar juga disebutnya ya kayak

gitu, Cina Benteng jadinya sampe sekarang.

Page 139: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

122

3. Bagaimana respon masyarakat Tionghoa ini terkait pada penyebutan

masyarakat Cina Benteng oleh masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Biasa aja, emang kita kan dari dulu kan di Tangerang, jadi emang

ngga ada rasa gimana-gimana, emang hubungannya udah biasa. Kalo saya sih

kita Cina Benteng itu adalah Cina atau Tinghoa di Tangerang. Kan kalo ada

orang bisanya dari balaraja ke tangerang, ya mereka nyebutnya Cina Benteng

gitu.

4. Bagaimana proses hubungan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Berjalan dengan baik aja lah seperti itu, udah kayak keluarga aja sih

sebenernya dalam sosial sehari-hari, kita ngadain acara ya mereka biasa aja,

udah nggak asing lagi pokoknya.

5. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat asli sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Kalo bentuk hubungan misalkan ya, yang saya tau kayak Peh Cun itu,

rame pokoknya tuh tiap tahun. Acara itu buat umum juga, bukan buat orang

tinghoa doang gitu. Dan juga yang ikut lomba juga orang pribumi sini, kayak

lomba perahu dan lain sebagainya ya mereka ngeramein juga.

6. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari? alasannya ?

Jawab : Nggak ada, ya pake bahasa sehari-hari aja. Orang-orang kita mah

ngga pada bisa bahasa Cina, paling kayak bahasanya gocap, goceng, pegoh

kan dari tionghoa bahasa daerahnya itu, salah satunya bahasa Hokkian.

Kayak gitu aja, semua orang juga bisa kali hehehe,,,(sambil tertawa)

7. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat Cina Benteng tehadap masyarakat asli

sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya seperti yang saya bilang kaya tadi, itu pake bahasa sehari-hari

orang tangerang lah kayak gitu.

Page 140: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

123

8. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Mereka baik lah, ya kadang juga berbaur kan ya gitu, jadi ngga ada

kayak istilahnya permasalahan dari kitanya punya perbedaan budaya, agama

juga. Ya jadi intinya mah responnya saling menghargai lah.

9. Bagaimana upaya masyarakat Cina Benteng dalam menyesuaikan diri dengan

masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya biasa-biasa aja, jalanin kegiatan sehari-hari aja udah, emang kita

udah lama benget disini kalo kita liat sejarahnya juga. Jadi sebenernya udah

emang terbiasa disini sama masyarakat asli sekitar, jadi kalo menyesuaikan

diri mah udah dari dulunya kayak gitu.

10. Apakah pernah terjadinya konflik antar Masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?, alasannya ?

Jawab : Oh nggak ada sih, selama saya tinggal disini mah. Orang kita juga

udah akrab kok sama mereka dari dulu, jadi ngga ada permasalahan ini itu

yang saya tau disini.

11. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat Cina Benteng dapat diterima

oleh masyarakat pribumi dari perbedaan kararteristik yang ada sampai

sekarang ini ?

Jawab : Kalo saya sendiri sih karena emang kita saling terbuka aja, jadinya

orang lain juga enak sama kita, khususnya pribumi di Kelurahan Sukasari ini.

Jadi kita hargain mereka, dan mereka juga jadinya hargain kita sebagai Cina

Benteng disini.

12. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya

dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Ya kalo kerjasamanya ada juga, ya salahsatunya bantu keamanan kalo

lagi ada acara, kayak parkir kan itu dari orang pribumi sekitar yang pakirin di

depan Kelenteng itu. Kan lumayan juga buat pemasukan kan kayak gitu.

Page 141: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

124

Wawancara ke : 3 (Kepala RT 03 masyarakat Cina Benteng di

Kelurahan Sukasari)

Nama Subjek : Janto/Yanto

Umur : 70 tahun

Profesi : Pedagang

Hari/Tanggal : Selasa, 16 Juli 2019

Lokasi : Di rumah informan

1. Sudah berapa lama anda tinggal di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Saya tinggal disini sejak lahir, ya berarti 70 tahun saya disini.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa di daerah ini oleh masyarakat asli sekitar

disebut sebagai masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Sebenernya disebut kata cina itu ya dari bahasa Inggris kan chinese,

di bahasa indonesianya mah china. Jadi singkatnya China Tangerang, nah

dulu karena Tangerang itu salanya Benteng, banyak bentengan disini, jadi

masyarakat lain nyebutnya udah aja Cina Benteng, kayak gitu.

3. Bagaimana respon masyarakat Tionghoa ini terkait pada penyebutan

masyarakat Cina Benteng oleh masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Biasa aja, memang udah lama disebutnya begitu, karena kita memang

keturunan tionghoa di sini, jadi kami juga udah biasa.

4. Bagaimana proses hubungan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Ya biasa aja, rukun seperti itu, aman dan juga menyatu, ngga

mandang perbedaan, jadi dari itu kita ngumpul saling jaga sehingga aman lah

seperti itu.

5. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat asli sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Kalo bentuk hubungan misalkan ya, yang saya tau kayak Peh Cun itu,

rame pokoknya tuh tiap tahun. Acara itu buat umum juga, bukan buat orang

Page 142: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

125

tinghoa doang gitu. Dan juga yang ikut lomba juga orang pribumi sini, kayak

lomba perahu dan lain sebagainya ya mereka ngeramein juga.

6. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari? alasannya ?

Jawab : Ngga ada hambatan, ya karena kita saling ngerti aja seperti itu, udah

lama emang kayak gitu jadi ya lancar aja sesama msyarakatnya.

7. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat Cina Benteng tehadap masyarakat asli

sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya kayak biasanya aja sehari-hari, kita nyampur atau berbaur gitu kan

ya. Komunikasinya juga ngga ada hambatan, karena emang udah pake bahasa

orang sini kan ya, kadang kalo mereka sunda ya kita juga bisa sedikitnya

bahasa sunda, seperti itu.

8. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya baik, ngga ada masalah, mereka juga menghargai kita, meskipun

ada perbedaan juga ya mereka biasa-biasa aja, seperti itu.

9. Bagaimana upaya masyarakat Cina Benteng dalam menyesuaikan diri dengan

masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : ,,,eeh, saling akrab ajalah gitu, kita terbuka dengan mereka, jadi ya

memang dari dulu sampe sekarang bisa nyaman kayak sekarang ini.

10. Apakah pernah terjadinya konflik antar Masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?, alasannya ?

Jawab : Oh ngga ada, selama saya tinggal disini ngga pernah ada kejadian

berantem apa masalah gara-gara adanya perbedaan, ya intinya kita sama-

sama aja, hidup rukun saling menghargai satu sama lain.

11. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat Cina Benteng dapat diterima

oleh masyarakat pribumi dari perbedaan kararteristik yang ada sampai

sekarang ini ?

Page 143: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

126

Jawab : Karena emang dari dulu kita tinggal disini, jadi karena rasa saling

toleransi dan terbuka itu, yang sampe sekarang kita bisa diterima disini,

intinya nggak saling mengganggu.

12. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya

dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Yang saya tau kerjasamanya ya, kalo lagi dagang di pasar kan suka

ada kurir antar barang kerumah warga yang ada disekitaran sini. Juga ada

yang buka usaha orang Cina Benteng kayak pabrik kecap, nah itu pekerjanya

banyakan orang asli sekitaran situ.

Wawancara ke : 4 (Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari)

Nama Subjek : Cheng Wi

Umur : 39 tahun

Profesi : Karyawan Swasta

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019

Lokasi : Di sekitaran Masjid Jami Kali Pasir

1. Sudah berapa lama anda tinggal di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Saya disini kurang lebih udah 2 tahun lebih, karena sebelumnya saya

ngga tinggal disini, dan menetap di daerah ini baru selama itu.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa di daerah ini oleh masyarakat asli sekitar

disebut sebagai masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Karena kan dulu belom merdeka yah, jadi daerah Tangerang ini

dibikin benteng-benteng sama orang-orang Belanda. Jadi kan dulunya emang

udah terkenal kayak gitu, makanya orang keturunan kita disini disebut Cina

Benteng, seperti itu.

3. Bagaimana respon masyarakat Tionghoa ini terkait pada penyebutan

masyarakat Cina Benteng oleh masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Page 144: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

127

Jawab : Ngga sih, udah biasa, mungkin emang mereka campuran ya, udah

keturunan dari orang asli situ juga. Jadi kalo respon kita ya biasa aja. Jadi

juga saya denger gitu, bahwa yang disebut Cina Benteng tuh ya dulunya ikut

bantu perang lawan Belanda, gitu.

4. Bagaimana proses hubungan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Kalo yang saya rasain disini sih rukun, beda dari tempat lainnya.

Disini kalo ada acara di vihara atau kelenteng mereka saling menjaga

ketertiban, begitu juga kalo ada acara di masjid oleh masyarakat asli sekitar,

ya kita juga saling ngejaga biar aman dan lancar gitu, jadi prosesnya berjalan

dengan baik, seperti itu.

5. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat asli sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Bentuknya ya kalo misalkan ada acara ya kita saling ngasih informasi

lah, bisa dibilang kayak kerjasama gitu atau istilahnya sosialisasi gitu antar

RT dan RW kalo ada kegiatan sama warga sekitar, seperti itu. Pokoknya kalo

ada acara apa-apa disini ya aman gitu ngga pernah ada kehilangan apa gitu

nggak ada.

6. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari? alasannya ?

Jawab : eeeh,,, kalo menurut saya disini ya nggak ada hambatan sih, soalnya

udah rukun juga, saling menjaga,udah deket lah seperti itu, jadi ya berjalan

dengan lancar aja.

7. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat Cina Benteng tehadap masyarakat asli

sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Nah kalo disini mah ya seperti biasa aja gitu, bahasanya juga kan

bahasa orang sini, soalnya kenapa, karena nurunin dari ibunya orang asli

Tangerang, entah itu dari garis keturunan ke berapa kan, ya seperti itu.

Page 145: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

128

8. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya bagus sih kalo saya sendiri nilainya, soalnya beda mungkin di

tempat lain, yang masih agak mandang kurang bagus atau mereka masih

fanatis lah kayak gitu. Tapi kalo disini bagus saling toleransinya tinggi,

makanya saya bilang jarang sekali ada yg seperti itu gitu. Ya saya juga sempet

bingung, kok bisa kayak gini, masyarakatnya deket banget gitu, beda sama yg

di tempat lain.

9. Bagaimana upaya masyarakat Cina Benteng dalam menyesuaikan diri dengan

masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Jadi sebernya masyarakatnya udah deket banget jadi ya gampang

berbaur gitu, jadi bisa dibilang ngga perlu penyesuaian lagi, emang udah

berbaur kayak masyarakat biasanya gitu. Dan juga masyarakat Cina Benteng

disini yang ada di Kelenteng Boen Tek Bio ngelibatin orang pribumi sekitar

sini gitu, dari segi parkir, keamanan yang diambil tuh orang-orang sini, jadi

deket lah gitu.

10. Apakah pernah terjadinya konflik antar Masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?, alasannya ?

Jawab : Selama saya tinggal disini ngga ada konflik sih, ya karena emng udah

saling terbuka dan saling toleransi, meskipun ada perbedaan ya, tapi sih

salutnya sampe sekarang ya rukun-rukun aja gitu, beda dar tempat yang

lainnya mungkin.

11. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat Cina Benteng dapat diterima

oleh masyarakat pribumi dari perbedaan kararteristik yang ada sampai

sekarang ini ?

Jawab : Jadi mungkin yang saya tau, orang Cina Benteng disini ya saling

menghargai aja gitu sehingga bisa dapat diterima oleh masyarakat

Tangerang, khususnya di Kelurahan Sukasari ini. kita juga kalo lagi ada acara

di Kelenteng ya, seperti sekarang ini ada dangdutan juga, ya kita tau waktu

Page 146: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

129

gitu, biasanya berhenti dulu nih dari jam 11.30 sampai 13.00, karena kita udah

tau nih jadwal ibadahnya orang muslim kan ya seperti itu, jadi nanti lanjut

lagi setelah lewat wakti sholatnya gitu sih. Untuk menghargai dan mereka juga

jadi enak sama kita kan seperti itu.

12. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya

dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Ya seperti yang saya tadi jelaskan itu, ya mereka saling menjaga. Biar

kegiatan sehari-hari masyarakatnya berjalan dengan aman tanpa ada

hambatan, sperti tadi adanya kerjasama dalam menjaga aktivitas kebudayaan,

baik keamanan dari parkirnya dan lain sebagainya.

Wawancara ke : 5 (Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari)

Nama Subjek : Putha

Umur : 31 tahun

Profesi : Ojek Online

Hari/Tanggal : Kamis, 18 Juli 2019

Lokasi : Di rumah informan

1. Sudah berapa lama anda tinggal di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Kalo keluarga besar ya udah kurang lebih 70 tahun disini, nah kalo

saya sendiri ya sejak lahir berarti 31 tahun disini.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa di daerah ini oleh masyarakat asli sekitar

disebut sebagai masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Karena dulu kan kebanyakan disini orang cina, kalo dulu ya saya juga

kurang paham ya, tapi dari Vihara sampe sana tuh CinBeng.

3. Bagaimana respon masyarakat Tionghoa ini terkait pada penyebutan

masyarakat Cina Benteng oleh masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Oh kalo itu biasa aja, emang orang kita disebut seperti itu udah lama

banget kan, jadi ya biasa aja, ngga ada masalah apa-apa gitu. Kita disini juga

Page 147: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

130

ya udah kayak masyarakat Tangerang aja, bahasa mandarin aja kita ngga

bisa, ya kayak tadi aja, emang dulunya udah nyampur sejak jaman Belanda tuh

ngediriin Benteng.

4. Bagaimana proses hubungan masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat

pribumi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Semuanya baik-baik aja, iya semuanya ibarat maish nerima, ya intinya

ngga ada apa namanya, eeh,,,,selisih paham gitu lah tetep masing-masing.

5. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat asli sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Kalo bentuk hubungannya ya kita nyampur gitu, ya kalo ada kerja

bakti tuh misalkan ya kita ngebaur sama-sama bersihin lingkungan yang ada

di sekitar. Anak mudanya juga dibagi-bagi tugas kalo lagi ada kegiatan itu, di

sana berapa orang, disini berapa orang seperti itu.

6. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi antara masyarakat Cina Benteng

dengan masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari? alasannya ?

Jawab : Kalo menurut saya lancar-lancar aja, dari segi bahasanya kalo yang

atas-atas atau orang yg udah tua mungkin masih bisa bahasa mandarin dan

kita yang mudanya ngga ngerti kalo ngomong mandarin kayak gitu. Tapi ya

sekarang lancar kayak biasanya aja sih pake bahasa indonesia kan.

7. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat Cina Benteng tehadap masyarakat asli

sekitar di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Biasa, kayak tadi aja ngomong bahasa Indoneaia aja biasa. Kalo di

pasar lama mungkin ada sebagian yang bisa, paling ngomong sesamanya yang

ngerti, tapi klo saya diajak ngomong mah ngga ngerti.

8. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya semuanya baik pribumi maupun tionghoa disini saling nerima, ya

intinya sampai sekarang normal-normal aja gitu.

Page 148: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

131

9. Bagaimana upaya masyarakat Cina Benteng dalam menyesuaikan diri dengan

masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya kita berbaur aja, berbaur gitu kalo ketemu di jalan ya sambil sapa

aja say halo-say halo, ya paling kayak gitu aja sih salah satunya.

10. Apakah pernah terjadinya konflik antar Masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi di Kelurahan Sukasari ?, alasannya ?

Jawab : Oh ngga ada, sampe sekarang yang saya alami sama masyarakat sini

ya ngga ada konflik karena beda agama lah budaya lah, itu ngga ada kalo

yang saya alami sendiri ya sampe sekarang.

11. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat Cina Benteng dapat diterima

oleh masyarakat pribumi dari perbedaan kararteristik yang ada sampai

sekarang ini ?

Jawab : Faktornya ya karena hubungan sosial aja sih menurut saya, saling

interaksi sih sehingga terjalin hubungan yang akrab sampe sekarang, kaya

gitu sih.

12. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat Cina Benteng dengan

masyarakat pribumi baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya

dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Kalo kerjasama disemua bidang sih ada ya, tapi saya kurang tau juga.

Kalo yang ada misalkan waktu pemilu, ya kita semua nyampur, dari warga RT

sini dengan yang lainnya nyampur gitu, saling mensukseskan gitu sih yang

saya inget.

Page 149: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

132

HASIL WAWANCARA

B. Wawancara pada Masyarakat Pribumi di Kelurahan Sukasari

Wawancara ke : 1 (Sekretaris Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang)

Nama Subjek : Jejen Jaenudin

Umur : 51 tahun

Profesi : Sekretaris Kelurahan Sukasari

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juli 2019

Lokasi : Kantor Kelurahan Sukasari

1. Apa yang anda ketahui tentang masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Kalo masyarakat Cina Benteng yang ada di kelurahan Sukasari yah

seperti biasa sih kita yang kemarin kita bicarakan kan yah bahwa masyarakat

benteng itu mayoritasnya kan ada di RW 4 disama RT 3 kan yah, tapi

kebanyakannya di RW 3 itu mayoritas orang cina itu sendiri menurut

pandangan saya memang selama ini kehidupannya menyatu dengan pribumi

yah gitu, dan kebayakan mereka pedagang ya, entah pedagang kue sayuran

maupun sembako yah, terus yang tradisi yg tertanam di cina benteng itu masih

ada seperti jualan alat untuk sembayang lah seperti itu. Masyarakat etnis itu

sendiri dengan masyarakat disekitar alhamdulillah sih dari masyarakatnya

sendiri saling toleransi, ngga ada masalah ini itu gitu, jadi mungkin itu yg

saya tau dari mayarakat Cina Benteng di kelurahan Sukasari ini yah.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa oleh masyarakat sekitar disebut sebagai

masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Nah waktu itu kan saya bicara, waktu ada penyerangan apa yah sampe

saya lupa, eeh itu namanya yang disebut Cina Benteng tuh mungkin, maaf nih

takut salah ya (sambil tersenyum) mungkin dia itu berbaur dengan masyarakat

itu, eeh masyarakat pribumi mungkin dulunya karena ada benteng disitu, di

kali cisadane kan dulu ada benteng sebelum kali cisadane di bendung, itu dulu

Page 150: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

133

kali sebenernya kecil. Nah itu, kalo makanya disebutnya cina benteng tuh pas

penyerangan di zaman Belanda gitu. (sambil menghela napas) maaf yah saya

takut salah nih karena saya juga masih kurang tau sejarah kenapa sih disebut

Cina Benteng itu. Tapi itu mungkin sedikitnya yang saya tau yah (sambil

tersenyum).

3. Bagaimana proses hubungan masyarakat sekitar dengan masyarakat Cina

Benteng dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Alhamdulillah, (dengan suara sedikit tegas) ini eeh, baik-baik aja sih

tidak ada masalah di keagamaan juga belom pernah terjadi hal yang tidak

diinginkan, selalu kondusif, tidak pernah oh ini oh itu. Mungkin paling karena

ada tempat atau warung makan di jalan ki samaun ini, soalnya banyak yg udah

kenalkan, akhirnya warga jakarta juga pada mampir kesitu, jadi ada

penyempitan kan, tidak teratur. Nah paling itu aja sih, sisanya ya

alhamdulillah baik-baik aja proses hubungannya.

4. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Kalo kita lihat dari bentuk hubungannya sih ya, kita lihat misalnya pas

pestival Peh Cun kan ya, itu ada semacam kegiatan donor gratis, itu juga

malah dikasih kupon RT 3 atu RT 4 gratis, jadi masyarakat ke klenteng itu

sendiri. Dan juga ada klinik Boen Tek Bio di Kelurahan Sukasari itu dibangun

untuk masyarakat sekitar, itu salah satu bentuknya yang ada di masyarakat.

5. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi atau proses hubungan masyarakat

pribumi dengan masyarakat Cina Benteng ? Alasannya ?

Jawab : Oh tidak (dengan tegas), tidak ada, orang ngomongnya aja bahasa

indonesia kok, mereka sendiri setau saya ngga bisa bahasa Cina, paling

sedikitnya yg bisa, tapi kalo bahasa sehari-hari ya pake bahasa orang sini aja,

memang udh dari dulu kaya gitu kan.(sambil tersenyum)

6. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat asli sekitar tehadap masyarakat Cina

Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Page 151: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

134

Jawab : Sehari-hari aja biasa, ya kalo misalkan dia ada kegiatan, dia

melibatkan pemuda-pemuda orang orang tionghoa benteng itu sendiri. Yah

kita sebagai warga dan petugas kelurahan yang ngeback up aja bersama

kamtibnas, babinsa dan lain-lain terkait acara tersebut. Jadi sekali lagi

kembali seperti yang ditanyain sebelumnya, caranya pake bahasa sehari-hari

masyarakat sekitar.

7. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Soalnya dari dulu juga sejarahnya udah ada, jadi ya masyarakat disini

ngga ada masalah, (sembari menghela nafas),,, karena kan emang udah

terbiasa mereka nyampur sama kita dari dulu juga, saling interaksi aja sampe

udah kayak orang sini aja gitu. Makanya kan kembali ke toleransi yang tadi

antar agama dan budaya yang udah lama dibangun, dan juga seperti halnya

masjid kali pasir juga itu merupakan sejarah dan budaya agama islam

masyarakat sekitar wilayah Kelurahan Sukasari, gitu.

8. Bagaimana upaya masyarakat Pribumi membina kerukunan bermasyarakat

dengan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Misalkan nih dalam kerukunan beragama contoh, eeh ada acara

maulid, dia juga toleransi gitu, mereka juga kadang dateng liat-liat masjid,

foto juga gitu, dan itu juga berlaku sebaliknya warga pribumi terhadap

masyarakat tionghoa benteng di kelurahan sukasari, contohnya sehari-hari

kaya gitu.

9. Apakah pernah terjadinya konflik antar masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ? Alasannya ?

Jawab : Selama saya disini dari kecil sampe gede sekarang alhamdulillah tidak

ada pernah kejadian konflik etnis maupun pribumi tidak ada. Bahkan

masyarakat sekitar kalo ada acara di tionghoa ya mengamankan, misalnya

pada parkirnya dan lain-lain. Jadi saling ngejaga lah antar mayoritas dengan

minoritas kan gitu.

Page 152: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

135

10. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat pribumi dapat menerima

kararteristik perbedaan yang ada pada masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari sampai sekarang ini ?

Jawab : Kalo faktornya sih saya yah, kalo kesitu eeeh,,, yah selama mereka

baik dengan warga, terus kita toleransi dengan mereka, saling menghargai,

saling menganut kepercayaan masing-masing, selama tidak mengganggu satu

sama lain, jadi itu menurut saya yang sampe sekarang membuat masyarakat

terintegrasi, bersatu lah gitu ya. Yang penting saya disini sekali lagi, tidak

ada istilahnya membeda-bedakan, yang penting kita masing-masing ke

tuhannya, atau ke Allah ya kalo kita mah, ya itu makannya saya menjaga

bagaimana supaya mereka itu tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,

makanya kembali lagi, masyarakat disini saling menghargai dan toleransi,

gitu.

11. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya dalam

kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Kalo bentuk kerjasama ya sebenernya seperti yang saya bilang tadi,

adanya pengobatan dan donor gratis di klinik boen tek bio, itu kan masuk ke

sosial juga kan ya. Intinya saling memudahian warga dalam kerjasama itu.

Kalo kita liat dari keagamaannya ya seperti saling menghormati dan saling

menjaga lah kaya gitu ya, seperti yg tadi saya bilang salah satunya, perayaan

di klenteng, itu kan kerjasama juga sama kamtibna serta babinsa dan lain-

lain kaya gitu sih bentuk kerjasamanya.

12. Bagaimana respon masyarakat asli sekitar terhadap perayaan agama maupun

budaya warga Tionghoa Cina Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Seperti halnya yang tadi saya bilang ya, salah satunya adanya

perayaan peh cun tuh tanggal 15 Juni kemaren kalo ngga salah ya, itu

responnya bagus, bahkan masyarakat sekitar ikut nyaksiin dan juga ikut

lomba di pestival itu, dan banyak juga sih masyarakat dari daerah mana aja

pada dateng kesini, di kali cisadane ya yang nonton acara itu.

Page 153: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

136

Wawancara ke : 2 (Kepala RW 4 di Kelurahan Sukasari)

Nama Subjek : Sukmana

Umur : 60 tahun

Profesi : Pensiunan pegawai PLN

Hari/Tanggal : Kamis, 18 Juli 2019

Lokasi : Di rumah informan

1. Apa yang anda ketahui tentang masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Jadi Cina Benteng menurut saya disini, ya sebenernya cina-cina

keturunan yang ada di sekitar wilayah kota tangerang disini.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa oleh masyarakat sekitar disebut sebagai

masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Yang disebut Cina Benteng sebenernya gini, kenapa disebut cina

bebteng, karena mereka dulunya sudah lama tinggal disini gitu, sebenernya

penyebutan benteng ini awalnya dari benteng makasar, makanya disebutnya

cina benteng ya akhirnya cina benteng itu tinggal di sewan juga ada disana.

Cuman yang tersebut oleh kita atau mengistilahkan cina benteng sebenernya

kita tidak pernah mengistilahkan mereka cina benteng, mereka warga kita aja

tidak menyebutkan wah itu cina benteng bukan, ya karena masyarakat luar

taunya karena cina-cina keturunan yang ada disini gitu.

3. Bagaimana proses hubungan masyarakat sekitar dengan masyarakat Cina

Benteng dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Selama ini cukup baik, ,,,eeh kita membaur ajasih, kita sama mereka

juga saling terbuka juga, ya artinya tidak pernah adanya konflik antara kita

dengan mereka, ya biasa begitu ya. Dalam bidang kegamaan ya sama-sama

kita jaga toleransi keberagamaan, tapi kalo pemegang masalah akidah,

masing-masing kita punya akidah. Mereka menghargai kita,kita pun

menghargai mereka.

4. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Page 154: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

137

Jawab : Selama ini ,,,eeh kita ada toleransi dengan mereka kadang-kadang

mereka ikut serta dengan kegiatan-kegiatan kita yang ada, artinya walaupun

mereka tidak bertegur langsung, ya bagaimana caranya mereka ikut

bergabung bersama kita, terus misalkan ada acara apaupun misalkan disini,

orang-orang kita misalkan mereka ada acara Peh Cun atau apapun gitu ya, ya

kita oun ikut didalamnya, karena kita ikut memeriahkan untuk acara itu gitu.

5. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi atau proses hubungan masyarakat

pribumi dengan masyarakat Cina Benteng ? Alasannya ?

Jawab : Menurut saya tidak pernah ada hambatan, karena mereka masig-

masing punya eeh kepercayaan masing-masing dan mereka punya niat masing-

masing, karena selema ini hubungan kita dengan mereka cukup baik tidak

pernah ada istilah wah mereka orang tionghoa dipisahkan tidak ada.

6. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat asli sekitar tehadap masyarakat Cina

Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya dalam cara interaksinya sudah baik, ngga ada hambatan karena

sudah biasa bahasa sehari-hari orang sini gitu, bahkan mereka pun sudah

berbaur dalam kegiatan sosial, jadi ya sekali lagi untuk interaksinya ya

dengan bahasa indonesia atau bahasa sehari-warga sekitar Kelurahan

Sukasari ini.

7. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Kembali yang saka katakan tadi, karena mereka sudah lama tinggal

disini dari dulunya kan, jadi reapon masyarakat alhamdulillah baik, tiadak

ada perselisihan ini itu, dan yang seperti saya bilang tadi, mereka menghargai

kita, maka kita pun menghargai mereka.

8. Bagaimana upaya masyarakat Pribumi membina kerukunan bermasyarakat

dengan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Intinya kita saling menghormati dan saling menghargai, intinya

seperti itu. Karena gini, dalam suatu tempat pun kalo kita tidak ada rasa

Page 155: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

138

menghormati dan menghargai, itu akan buat konflik terus ya kan, hal yang

spele pun bisa terjadi kalo kita tidak menghargai, tali insyaallah terutama

masyarakat muslim yang ada di sini, tidak pernah eeeh maaf ya miasalkan wah

ada tionghoa atau cina maka kita harus begini tidak, kecuali kalo mereka bikin

ulah ke kita maka kita bergerak, intinya itu ya kan.

9. Apakah pernah terjadinya konflik antar masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ? Alasannya ?

Jawab : Insyaallah selama saya tinggal disini tidak pernah ada konflik, bahkan

ketika kerusuhan 98 pun kita bersama-sama menjaga lingkungan masing-

masing, bersama bahu membahu, kadang mereka nyatu ikut membantu disini,

untuk menjaga keamanan disini.

10. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat pribumi dapat menerima

kararteristik perbedaan yang ada pada masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari sampai sekarang ini ?

Jawab : Karena gini karena mayoritas orang islam disini, dan muslim itu

sebenarnya rahmatan lilalamin kan ya. Karena gini, selagi mereka tidak

mengganggu ya kita pun tidak menggagnggu juga gitu. Selain itu karena

mereka juga suka berbaur kan ya dan bahkan ada masyarakat tionghoa yang

menikah dengan orang sini gitu, akhirnya mereka masuk ikut ke kita disini.

11. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya dalam

kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Sebenernya kalo kerjasama kita disini memang pada dasarnya kalo

mereka ada acara, mereka sering ngasih informasi ke kita disini, karena

gini,vkalo kita ingin dihargai oleh orang, hargailah orang lain. Nah sama

ketika orang tionghoa ada acara, mereka kasih tau ke kita,maaf sepert acara

di klenteng mereka minta kerjasama dalam keamanaan, terutama parkirnya

kan seperti itu. Sehingga ada pemasukan antara warga disini dengan

tionghoa dari kerjasama itu.

Page 156: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

139

12. Bagaimana respon masyarakat asli sekitar terhadap perayaan agama maupun

budaya warga Tionghoa Cina Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Responnya positif, selama tidak mengganggu tidak ada masalah, toh

artinya gini, mereka mempunyai kepercayaan, kita pun ada kepercayaan,

sama pun mereka ada peh cun kita puan ada maulid nabi, arak-arakan dan

lain sebagainya.

Wawancara ke : 3 (Tokoh Agama Masyarakat Pribumi di Kekurahan

Sukasari)

Nama Subjek : Ahmad Sayroji

Umur : 69 tahun

Profesi : Guru Sekolah Dasar

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019

Lokasi : Di rumah informan

1. Apa yang anda ketahui tentang masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Jadi yang saya ketahui itu, masyarakat keturunan tionghoa yang udah

lama tinggal disini, mayoritas agamanya Budha dan juga Konguchu yang ada

di masyarakat cina benteng ini, yang mana menurut saya satu sama lain dalam

artian masyarakat sekitar dengan tionghoa tersebut ngga saling mengusik,

saling toleransi baik secara sosial pribadi maupun sosial keagamaan, itu yang

saya ketahui tentang cina benteng yang sekarang ini.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa oleh masyarakat sekitar disebut sebagai

masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Kalo sepengetahuan saya, maaf-maaf nih mungkin ada yang lebih tau

dari sejarah penyebutannya dari tionghoa sendiri, cuman kalo yang saya tau,

emang dulunya masyarakat Cina Benteng ini tinggalanya deket benteng

Belanda dulunya, dan emamg menurut masyarakat sekitar yang saya tau

mengakui ini yang pertama, dalam artian ya mereka sudah lama dan menetap

Page 157: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

140

tinggal disini jika kita liat dari sejarah itu, jadi singkatnya masyarakat luar

bilang masyarakat tionghoa ini disebut Cina Benteng, seperti itu.

3. Bagaimana proses hubungan masyarakat sekitar dengan masyarakat Cina

Benteng dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Untuk bicara masalah proses hubungan sosial, alhamdulillah baik dan

saling toleransi, dan untuk proses dari toleransi tersebut, maka yang muncul

adalah apakah ada kerja sama kan begitu kan ?, di kita sendiri sebenernya

ngga ada kerja sama yang dapat diutarakan secara lisan, gimana ya, jadi

memang udah kebentuknya lama gitu, ya intinya proses hubungan sosial

berjalan dengan baik dan dijalani oleh masing-masing pihak, saling menjaga

dan menghargai satu sama lainnya seperti itu kiranya ya.

4. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Kalo bentuk hubungannya ya, saling interaksi aja antar mereka, juga

RT Sama Rwnya juga, kan Rtnya orang tionghoa juga tuh, ya jadi kita juga

ada hubungan lewat situ, biasanya konfirmasi kalo ada acara apa-apa disini.

5. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi atau proses hubungan masyarakat

pribumi dengan masyarakat Cina Benteng ? Alasannya ?

Jawab : Sebenarnya tidak ada hambatan, sekarang kalo berbicara tentang

komunikasi ya, contohnya dalam berbisnis ya, berjalan seperti biasa tanpa

adanya hambatan. Kalo kita kenal sama mereka ya, sewaktu-waktu kita juga

bakal ngobrol gitu kan ya, jadi ngga meilih-milih, ah ngapain ngobril ama

orang cina, kan ngga begitu kan ya, intinya mah ngga ada hambatan dalam

komunikasinya seperti itu.

6. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat asli sekitar tehadap masyarakat Cina

Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Yaa kalo melihat dari cara berinteraksianya ya biasa, kayak masyarakat

pribumi sekitar keluran sukasari ini, ya layaknya orang-orang disini,

ngomongya juga pake bahasa orang sini, Indonesia dan juga kadang bisa

Page 158: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

141

sunda juga, jadi kembali kesejarah tadi, karena mereka udah lama tinggal

disini, gitu.

7. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Alhamdulillah sih biasa saja ya menurut saya, ngga ada masalah

karena memang sudah berbaur sejak lama, dan itu pun memang sudah lama

sekali ya, jadi masyarakat sekitar juga memang seperti biasanya, berbaur ya

berbaur, mau dalam bisnis apapun itu, ya karena udah kayak masyarakat

sekitar aja mereka itu.

8. Bagaimana upaya masyarakat Pribumi membina kerukunan bermasyarakat

dengan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : (Sedikit batuk),,,,,rasanya ini muncul sendiri, (sambil tersenyum),

bener, ya kalo dikatakan adakah pembinaan, atau bahasanya adakah

pertemuan ulama antar agama kan ada gitu ya, ngga ada yang begitu-gituan

disini, ya biasa-biasa aja, ya memang dulu barangkali udah begini sampe

sekarang.

9. Apakah pernah terjadinya konflik antar masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ? Alasannya ?

Jawab : Alhamdulillah tidak ada konflik, tadi ya yang seperti saya jelaskan

sebelumnya seperti itu.

10. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat pribumi dapat menerima

kararteristik perbedaan yang ada pada masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari sampai sekarang ini ?

Jawab : Kalo kita bicara masalah menerima atau tidak, itukan sebenernya

punya hak kan, ya karena mereka udah ada disini sejak jaman Belanda, apa

kita usir lagi ke tiongkok kan ngga mungkin, nah kan ini kembali ketoleransi

itu tadi gitu.

Page 159: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

142

11. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya dalam

kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Seperti yang saya katakan tadi, jadi kerjasama dalam masyarakat

tionghoa dan pribumi itu tidak ada kata kerjasama yang dalam artian

diucapkan dengan kat-kata ya, jadi ya berjalan seperti biasanya masing-

masing gitu, paling kalau dalam kepentingan umum di kelurahan seperti

acara maupun hal lainnya mungkin disitu ada hubungan kerjasamanya gitu

yang saya tahu.

12. Bagaimana respon masyarakat asli sekitar terhadap perayaan agama maupun

budaya warga Tionghoa Cina Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Yaa alhamdulillah berjalan dengan baik, ya kita disini menghargai

atau toleransi kan gitu, ya berjalan masing-masing seperti biasanya kan, dan

ini sebagai bentuk pengamalan sebagai muslim kan yang kita ketahui, lakum

dinukum waliyadiin ya kamu tahu sendiri kan ya.

Wawancara ke : 4 (warga Pribumi sekitar wilayah Kelurahan

Sukasari)

Nama Subjek : Mukhsin Halimi

Umur : 40 tahun

Profesi : Marbot Masjid Jami Kali Pasir

Hari/Tanggal : Kamis, 18 Juli 2019

Lokasi : Masjid Jami Kali Pasir

1. Apa yang anda ketahui tentang masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Kalo masyakat Cina Benteng atau Tionghoa disini, di sosial

kemasyarakatan yang saya tau rukun ngga ada bentrokan gitu lah, dan yang

saya ketahui, dari segi istilah kemanusiaannya, saling menghormati, beda

sama yang di benteng makasar, tapi dari perbedaan agama, alhamdulillah

tidak ada bentrokan sampe sekarang, seperti itu.

Page 160: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

143

2. Mengapa masyarakat Tionghoa oleh masyarakat sekitar disebut sebagai

masyarakat Cina Benteng ?

Jawab :,,,,,,eeh, ya mungkin karena masyarakat Cinanya ada di daerah

Benteng ya, Belanda pada waktu itu, jadi emang udah pada kenal dari dulu,

sampe muncul kayak sama masyarakat pribumi sini disebutnya masyarakat

Cina Benteng, kan dulu Tangerang itu benteng kan ya ada bentengan kan

disini nih.

3. Bagaimana proses hubungan masyarakat sekitar dengan masyarakat Cina

Benteng dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Ya kalo sosial kemasyarakatan alhamdulillah sih, kalo ada kegiatan-

kegiatan saling menghargai lah seperti Peh Cunan, Maulid Nabi di masjid ini

juga, ya intinya saling menghormati lah ngga mengganggu gitu.

4. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : ya kalo bentuk hubungannya itu, sosial masyarakat saling tolong

menolong dalam masyarakat seperti ada acara jika ada kekurangan seperti

kursi misalnya, kita minjem juga di boen tek bio, kalo di pasar lam juga,

ekonomi ya saling berbaur aja sih ngga ada batasan, kaya gitu sih yang saya

tau ya.

5. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi atau proses hubungan masyarakat

pribumi dengan masyarakat Cina Benteng ? Alasannya ?

Jawab : Sebenernya ngga ada hambatan sih, karena mungkin adat kebiasaan

yang emang udah ada dari dulu ya, jadi kita ngga ada batasan juga antara

orang kita dengan mereka gitu. Jadi emang udah kebiasaan.

6. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat asli sekitar tehadap masyarakat Cina

Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Biasa, pake bahasa Indonesia juga sih, disini sunda juga ya, jadi

salahsatunya kayak di pasar lama kan banyak yang belanja kesitu ya biasa

Page 161: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

144

jual beli dan juga ya seperti tegur sapa, ngga ganggu juga dan lain

sebagainya, ya biasa aja sih cara interaksinya juga kayak masyarakat sekitar

khususnya di Kelurahan Sukasari ini.

7. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Responnya, ya selama dia tidak mengganggu ya baik baik aja, kayak

misalkan mereka ngadain acara perayaan di klenteng, ya ngga mereka ngga

mengganggu kita juga , dia juga tau aturan waktunya gitu.

8. Bagaimana upaya masyarakat Pribumi membina kerukunan bermasyarakat

dengan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Ya mungkin diantara RTnya gitu, harus aktif juga dalam

komunikasinya, kan tau kita salah satu RTnya kan Pak Yanto itu kan orang

Cina Benteng, kadang kalo mau beli galon gas sama dia itu, jadi perantara

biar kita kenal dan enak juga sama mereka, ada hubungan yang rukun seperti

itu, jadi kalo menurut saya seperti itu.

9. Apakah pernah terjadinya konflik antar masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ? Alasannya ?

Jawab : Selama saya disini ngga ada, ya kalo masalah kecil ribut-ribut dari

anak-anak muda mah wajar, tapi alhamdulillah dari perbedaan sosial budaya

dan agamanya berjalan mulus lah, kan kita disini mayoritas, menjaga

minoritas kan gitu ya.

10. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat pribumi dapat menerima

kararteristik perbedaan yang ada pada masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari sampai sekarang ini ?

Jawab : Ya mungkin kesadaran kemanusiaannya kali ya, Hablun Minannas,

gitu ya harus kita hormati lah, karena mereka juga sama makhluk allah juga,

kecuali dalam hal akidah kan beda lagi seperti itu ya.

Page 162: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

145

11. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya dalam

kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Kayaknya ngga ada ya, paling masing-masing aja ya, kalo misalkan

ada kerja bakti, ya di lingkungan masing-masing aja, tapi ada sosialisasi

juga, kayak RW sosialisai kerja bakti di lingkungan sekitar RW itu aja, yang

saya tahu seperti itu.

12. Bagaimana respon masyarakat asli sekitar terhadap perayaan agama maupun

budaya warga Tionghoa Cina Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya kalo pribumi mungkin kalo dikatakan udah bosen ya bosen kali

ya, ya biasa aja. Justru yang kebanyakan orang luar, pada dateng, kalo

orang sini mah sih bodo amat, ya karena udah biasa ya udah aja gitu.

Wawancara ke : 5 (warga pribumi sekitar Kelurahan Sukasari )

Nama Subjek : Sandi

Umur : 60 tahun

Profesi : Pedagang

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juli 2019

Lokasi : di sekitar wilayah dekat Kelenteng Boen Tek Bio

1. Apa yang anda ketahui tentang masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Masyarakat tionghoa disini ya, mereka ngikutin sembayang yang ada

di kelenteng, ngadain acara Peh Cun juga, yang ngikutin tradisi Tionghoa

dulu sampe sekarang nah itu. Jadi masih ngejunjung tradisi lah kalo bisa

dibilang kayak gitu, itu emang ciri khasnya Cina Benteng.

2. Mengapa masyarakat Tionghoa oleh masyarakat sekitar disebut sebagai

masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Jadi ya setau saya ya gara-gara saling membaur ya, antara

masyarakatnya dan memang kebetulan mereka juga dulu nya tinggal di daerah

Page 163: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

146

sekitaran benteng di kota Tangerang Jadi ya masyarakat sini nyebutnya

masyarakat Cina benteng kayak gitu sih.

3. Bagaimana proses hubungan masyarakat sekitar dengan masyarakat Cina

Benteng dalam aktivitas kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Baik-baik aja, karena kan dulunya udah membaur sampe sekarang.

4. Bagaimana bentuk hubungan antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Bentuk hubungannya ada, yang saya tau kayak hubungan keagamaan

kita saling toleransi aja enggak membeda-bedakan gitu, jadi saling toleransi

aja, itu yang mungkin saya tau ya.

5. Apakah ada hambatan dalam proses interaksi atau proses hubungan masyarakat

pribumi dengan masyarakat Cina Benteng ? Alasannya ?

Jawab : Nggak ada, selama saya kecil sampai sekarang hubungan khususnya

kayak keagamaan antar agama Islam sama orang-orang Tionghoa yang ada di

kelenteng ini, ya alhamdulillah berjalan dengan baik, nggak ada perselisihan,

nggak ada hambatan, ya kalau masalah untuk interaksi yang ada disini mah,

karena emang juga udah tinggal di sini udah lama kan ya.

6. Bagaimana cara berinteraksi masyarakat asli sekitar tehadap masyarakat Cina

Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Bahasa Indonesia biasa, kayak masyarakat di sini kita sekitar

Tangerang gitu, khususnya di Kelurahan Sukasari kan dan juga di sini kan

Sunda ya Jadi kalau menurut saya yang disebut masyarakat Cina benteng itu

ya ngerti bahasa Sunda sih kayak gitu.

7. Bagaimana respon masyarakat pribumi atau warga sekitar akan keberadaan

Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ?

Biasa-biasa aja ya sama seperti masyarakat tionghoa di sini menghargai

perbedaan gitu.

Page 164: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

147

8. Bagaimana upaya masyarakat Pribumi membina kerukunan bermasyarakat

dengan Masyarakat Cina Benteng ?

Jawab : Saling membaur aja, ya kayak gitu aja sih.

9. Apakah pernah terjadinya konflik antar masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng di Kelurahan Sukasari ? Alasannya ?

Jawab : Nggak ada emang gak ada sejak saya berada di sini sampai dari kecil

sampai sekarang memang ya kayak gitu emang gak ada konflik, ya akur-akur

aja kayak gitu.

10. Apakah faktor-faktor yang membuat masyarakat pribumi dapat menerima

kararteristik perbedaan yang ada pada masyarakat Cina Benteng di Kelurahan

Sukasari sampai sekarang ini ?

Jawab : Emang dari dulu ya, udah nerima soalnya kan antara masyarakat

satu dengan yang lainnya juga udah terkait satu sama lain saling

menghargai dari sejak zaman dulu tuh waktu Belanda di benteng ya, jadi ya

emang udah nerima gitu, mereka juga kebuka satu sama lain gitu kan.

11. Bagaimana bentuk kerjasama antara masyarakat pribumi dengan masyarakat

Cina Benteng baik di bidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya dalam

kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Ada, ya kayak kerja bakti bareng-bareng aja gitu, sama juga kayak

berdagang misalnya, jual beli di pasar tuh Pasar Lama banyak itu kan, orang

Cina sama orang pribumi nyampur di situ berbaur, biasa-biasa aja jual beli

nya gitu.

12. Bagaimana respon masyarakat asli sekitar terhadap perayaan agama maupun

budaya warga Tionghoa Cina Benteng yang ada di Kelurahan Sukasari ?

Jawab : Ya biasa aja, bahkan kerjasama ya, saling dukung, kayak misalkan

menjaga ketertiban, keamanan dan lain sebagainya git, ya biar supaya

berjalan lancar dah kayak gitu. Ya kayak contohnya pada hari perayaan

seperti Peh Cun banyak itu kan, masyarakat pribumi yang ikut serta gitu,

ngedukung juga dan juga ikut serta kebudayaan mereka itu.

Page 165: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

148

Lampiran 6

DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara bersama Oey Tjin Eng Wawancara bersama Sekretaris Kelurahan Sukasari

Wawancara bersama Haji Sayroji (tokoh agama) Wawancara bersama Ketua Rw 03 Pak Sukmana

Wawancara bersama Pak Djanto (Ketua Rt 01) Wawancara bersama Aggota Klenteng Boen Tek Bio

Page 166: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

149

Kegiatan keagamaan di Kelenteng Boen Tek Bio Pengenalan budaya kelenteng Boen Tek Bio

Masjid Jami Kali Pasir sekitar kampung Cina Benteng Bagian dalam Masjid Jami Kali Pasir

Dokumen Data Kependudukan di Kelurahan Sukasari Alokasi tempat Penelitian di Kelurahan Sukasari

Page 167: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

150

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang.

Page 168: INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN …

151

Lampiran 8

BIODATA PENULIS

Penulis bernama Tomi Rizki Akbar lahir di Tangerang, pada

tanggal 16 Juli, 1997 yang merupakan putra kedua dari pasangan

M. Soleh dan Eliya Soraya, penulis pernah menempuh pendidikan

formal di SDN 05 Kunciran Jaya (2003-2009), SMP

Muhammadiyah 04 Tangerang (2009-2012), dan SMAN 13

Tangerang (2012-2015). Dan kemudian melanjutkan tingkat

pendidikan pada tingkat universitas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultar

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Skripsi ini berjudul “Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa dengan Masyarakat

Pribumi (Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari,

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang)” di bawah bimbingan Bapak Dr. Abdul

Rozak, M.Si dan Bapak Dr. Nurochim, M.M. Besar harapan penulis skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan seluruh masyarakat pada

umumnya.