111
INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI EKSTRA KAMPUS DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA (Studi kasus di HMI dan PMII Cabang Ciputat) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Luthfian Taqwa Ginanjar NIM: 106032201110 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

  • Upload
    vannga

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI EKSTRA KAMPUS DI UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA (Studi kasus di HMI dan PMII Cabang Ciputat)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh: Luthfian Taqwa Ginanjar

NIM: 106032201110

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

Page 2: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa
Page 3: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa
Page 4: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa
Page 5: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

i

ABSTRAK Luthfian Taqwa Ginanjar Interaksi Sosial Antara Anggota Organisasi Ekstra Kampus Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Studi kasus di HMI dan PMII Cabang Ciputat)

Interaksi sosial merupakan proses sosial yang terjadi antara individu dengan individu yang lain, individu dengan kelompok atau pun antarkelompok. Interaksi sosial terdiri atas dua sifat, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif. Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Sedangkan yang bersifat disosiatif berupa persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Oleh karena itu, di dalam setiap organisasi memiliki sifat-sifat interaksi sosial tersebut yang menginginkan pengakuan di lingkungannya. Dan mahasiswa sebagai bagian dari gerakan dan organisasi sosial yang merupakan suatu fenomena yang telah terbukti sejak masa sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, menarik untuk melihat bagaimana pola interaksi yang terjadi antarsesama mahasiswa yang berlatar belakang organisasi yang berbeda.

Adapun penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana interaksi

sosial antara anggota organisasi ekstra di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu organisasi HMI dan PMII. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, kemudian memakai studi kasus dengan bentuk intrinsik dan pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi terhadap informan untuk memahami permasalahan yang terjadi antara kedua organisasi ini. Seperti ideologi yang membuat dua belah pihak ini saling menonjolkan eksistensitas organisasi di dalam maupun di luar kampus. Penyebab antara kedua organisasi selalu bertikai atau konflik karena adanya kepentingan individu atau kelompok yang merugikan kelompok yang lain dan tidak mengikuti aturan yang berlaku atau kode etik keorganisasian sehingga memungkinkan terjadinya suatu konflik di lingkungan tersebut. Dan adakalanya kedua organisasi ini bekerjasama untuk kepentingan kemaslahatan umat bersama, seperti aksi menentang kebijakan kampus atau pun kebijakan pemerintahan, diskusi publik dan kegiatan yang diselenggarakan di dalam kampus yang secara umum untuk para mahasiswa. Dan pemilihan informan utama diambil dengan teknik purposive sampling. Pemilihan ini jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya, peneliti mengambil sampel melalui orang-orang yang memiliki wawasan dan berkompeten dalam bidangnya untuk pengambilan data. Dan jika sudah terjadi pengulangan maka pemilihan berakhir, subjeknya masing-masing berjumlah 10 orang dari setiap jumlah pengurus dan anggota yang ada di dalam organisasi HMI dan PMII.

Kesimpulan dari hasil yang terjadi di dalam organisasi besar seperti HMI

dan PMII yang memiliki ideologi berbeda, membuat mereka selalu ingin bersaing untuk mendapatkan kedudukan atau tempat yaitu kekuasaan di dalam Badan Esekutif Jurusan, Fakultas, dan Universitas. Dan sebagian pula mementingkan kepentingan kelompok serta kepentingan pribadi demi eksistensitasnya, dikarena-kan adu gengsi dengan kelompok lain apabila memiliki eksistensitas yang kuat.

Page 6: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat-sahabatnya yang senantiasa mem-

bela dan mengikuti ajaran-ajarannya.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan

dan kontribusi dari para pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

Bapak Muhammad Ismail, S.Ag selaku pembimbing akademik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Dr. Zulkifly,

MA selaku ketua jurusan program studi Sosiologi UIN Jakarta. dan sekaligus

dosen pembimbing yang memberikan segala waktu, kesabaran, kritikan dan saran

-saran untuk membantu penulisan skripsi ini. Ibu Dra. Joharotul Jamilah, M.Si

selaku sekertaris jurusan program studi Sosiologi UIN Jakarta. Ibu Dzuriatun

Toyibah, MA dan Ibu Iim Halimatusa’diyah, MA selaku tim Dewan

Pertimbangan Skripsi (DPS) yang memberikan inspirasi dan membantu untuk

menentukan tema skripsi. Beserta seluruh dosen dan staf pengajar pada program

studi Sosiologi atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan

pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi.

Keluarga tercinta yaitu orang tua, penulis sangat berterima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada ayahanda Dr. Eko Siswono, M.si dan ibunda Hj.

Wartiasih atas segala pengertian, kepercayaan, pendidikan, semangat, kesabaran,

pengorbanan dan segala doa yang senantiasa mereka panjatkan untuk penulis, agar

Page 7: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

iii

penulis sukses dan berhasil dalam penulisan skripsi ini dengan harapan nilai yang

maksimal, engkaulah orang tua yang terbaik dan penulis cintai. Dan terima kasih

juga untuk kakakku Sismayudha Noor Ramadhona beserta istrinya Mbak Reny

yang selalu memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi, dan juga tidak lupa

untuk adekku Rischa Rety Nur Artanti dan Norma Citra Chameliawati yang

memberikan spirit bagi penulis lewat candaannya dan senyumannya.

Sahabat-sahabatku yang senasib dan seperjuangan yaitu: Ayub, Yandhi,

Irvan Matondang, Aal, Andri, Aufar, Panca, Fajar, Hajuri, Nana, Febri, M. Ervan,

Najiullah (Ajie), Fina, Azharina, Hamidah, Rahmi, Kiki, Dijah dan Betty.

Merekalah yang selalu memberikan aura positif kepada penulis dalam menyelesai-

kan skripsi ini dan kalianlah sahabat-sahabat terbaikku. Beserta keluarga besar

LamyuZard (paduan suara), Fortuna band, Amanta band dan Ibu Ririn beserta

keluarga. Mereka yang memberikan kontribusi yang sangat baik di saat penulis

mengalami kejenuhan dalam pembuatan skripsi.

Organisasi HMI dan PMII yang memberikan petunjuk, keterangan, dan

jawaban mengenai pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan penulis untuk skripsi

ini. dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. “all the best”.

Penulis sadar tidak ada sesuatu yang sempurna kecuali Allah SWT. Begitu

pula dengan skripsi ini, yang merupakan hasil maksimal yang dapat penulis

sampaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan

sebagai bahan perbaikan di masa mendatang bagi penulis selanjutnya.

Ciputat,............….......2011

(Luthfian Taqwa Ginanjar)

Page 8: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian .............................................. 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................. 6

E. Tinjauan Pustaka ..................................................... 7

F. Kerangka Konseptual .............................................. 10

G. Metodologi Penelitian ............................................. 14

H. Sistematika Penulisan .............................................. 17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Interaksi Sosial ........................................................ 19

1. Pengertian Interaksi Sosial ............................. 19

2. Faktor-faktor dalam Interaksi Sosial .............. 21

3. Syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial ........ 22

4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ...................... 25

a. Proses Asosiatif ..................................... 25

b. Proses Disosiatif .................................... 29

B. Organisasi ................................................................ 31

1. Pengertian Organisasi ..................................... 32

2. Dasar Pembentukan Organisasi ...................... 33

3. Tujuan Berorganisasi ...................................... 34

Page 9: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

v

BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Organisasi Ekstra di Kampus UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta ...................................................................... 35

B. Profil Sejarah HMI ................................................... 37

1. Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya

HMI ................................................................ 37

2. Motivasi Dasar Kelahiran dan Tujuan HMI ... 38

3. Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) .............. 40

C. Profil Sejarah HMI Cabang Ciputat ........................ 41

D. Profil Sejarah PMII .................................................. 44

1. Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya

PMII ............................................................... 44

2. Motivasi Dasar Kelahiran dan Tujuan PMII .. 45

3. Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP) ............... 47

E. Profil Sejarah PMII Cabang Ciputat ........................ 47

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Perbedaan Pola Interaksi antara Anggota Organisasi HMI

dan PMII .................................................................. 52

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Pola

Interaksi ................................................................... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................... 77

B. Saran-saran ........................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 82

LAMPIRAN

Page 10: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri. Di dalam menjalani

kehidupan sehari-harinya manusia bersifat kelompok atau bermasyarakat.

Manusia tidak dapat berdiri sendiri di tengah-tengah masyarakat melainkan

bergantung pada orang lain karena manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup

bersama. Manusia menurut kodratnya, diciptakan untuk menjadi bagian dari suatu

kelompok masyarakat. Dengan demikian, manusia merupakan bagian dari suatu

organisi sosial. Hampir semua kegiatan manusia dilakukan dengan orang lain.

Landasan dari adanya hasrat tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan hidupnya, seperti makanan pokok, pekerjaan, jabatan, kendaraan dan

pengakuan di dalam lingkungannya.

Menurut Kimbal Young dalam bukunya Sociology and Social Life

sebagaimana dikutip oleh Zainal Abidin dan Agus Ahmad Safe’i, “... interaksi

sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa adanya interaksi

sosial tidak akan ada kehidupan sosial ....”1 Keunikan suatu peradaban masyarakat

yang satu dengan yang lainnya telah menghasilkan begitu banyak ragam kekayaan

budaya seperti banyaknya jenis bahasa yang digunakan sebagai salah satu syarat

interaksi. Interaksi yang terjadi antarsesama manusia dengan latar belakang yang

berbeda, baik budaya maupun karakter pribadi yang melekat pada diri masing-

masing pasti suatu ketika menimbulkan gesekan-gesekan, baik berupa kesalah- 1 Zainal Abidin dan Agus Ahmad Safe’i, Sosiosopholog: Sosiologi Islam Berbasis Hikmah (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003), h. 107.

Page 11: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

2

pahaman dalam memandang suatu keadaan ataupun perbedaan sudut pandang.

Hal tersebut merupakan sebuah realitas yang tidak bisa dihindari.

Hal tersebut dari proses sosial, sebagai aspek dinamis dari kehidupan

masyarakat. Bagi Adham Nasution, yang dikutip oleh Basrowi dalam bukunya

menyebutkan, “... bahwa proses sosial adalah rangkaian human actions (sikap/

tindakan manusia) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respon di

dalam hubungannya satu sama lain ....”2 Kita melihat beberapa interaksi yang

dibangun pada masyarakat seperti hubungan atau interaksi yang terbangun secara

kontinuitas antara ras, budaya, agama, dan golongan politik, sehingga terbentuk-

lah organisasi sosial, yang bertujuan untuk membangun negeri ini agar lebih baik.

Untuk meminimalisasi bentuk-bentuk interaksi yang mengarah pada

konflik yang menyebabkan rusaknya sistem sosial pada masyarakat (disintegrasi),

maka diperlukan pemahaman yang berbasis pada pemahaman simbol negara,

yaitu Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua), yang

mengupayakan penerimaan atas segala perbedaan yang ada pada masyarakat.

Oleh sebab itu, harus ada timbal-balik saling memberi dan saling menerima antara

individu dengan yang lainnya sehingga sebuah proses kehidupan akan berjalan

dengan seimbang.

Di dalam proses sosial, memiliki norma dan nilai sehingga masyarakat

dapat menjalani kehidupan dalam organisasi sosial. Dengan adanya norma,

manusia diharapkan mematuhi peraturan dalam hubungannya dengan orang lain.

Meskipun nilai cenderung kepada kepercayaan masyarakat mengenai sesuatu

yang baik atau buruk. Ungkapan Christopher Bates Doob, dalam bukunya

2 Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), h. 136.

Page 12: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

3

Sociology: an Introduction, sebagaimana dikutip oleh Yusron Rozak menarik

untuk dikutip.

“Doop memberikan pembedaan antara nilai dengan norma, dan kepercayaan. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, yang memberikan preferensi sejumlah perilaku. Sedangkan norma, memberikan petunjuk atas perilaku dalam situasi yang lebih spesifik. Kepercayaan terkait dengan apa yang orang anggap sebagai sesuatu yang baik atau berguna, sementara kepercayaan fokus kepada apa yang mereka anggap sebagai benar dan faktual. Nilai sangat penting karena mempengaruhi isi daripada norma.”3

Di samping itu, terbentuknya organisasi sosial di tengah-tengah

masyarakat tidak lepas dari peran mahasiswa, sehingga aspirasi masyarakat untuk

pemerintah bisa disalurkan lewat aksi-aksi mahasiswa. Mahasiswa sebagai bagian

dari gerakan dan organisasi sosial merupakan suatu fenomena yang telah terbukti

sejak masa sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dari sejarah bangsa Indonesia,

gerakan kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari peran mahasiswa. Akan tetapi,

ada kecenderungan mahasiswa dihadapkan dengan sebuah kepentingan yang

berorientasi pada kepentingan suatu golongan tertentu saja.

Menurut ilmu politik tentang penyebab lahirnya sebuah gerakan sosial,

karena adanya kondisi yang memberikan kesempatan (political opportunity) bagi

gerakan itu. Pemerintah yang moderat, misalnya memberikan kesempatan yang

lebih besar bagi timbulnya gerakan sosial ketimbang pemerintah yang sangat

otoriter. Kendala untuk membuat gerakan di negara yang represif lebih besar

ketimbang di negara yang demokrat. Sebuah negara yang berubah dari represif

menjadi lebih moderat terhadap oposisi, menurut pandangan ini, akan diwarnai

3 Yusron Razak, ed., Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008), h. 145.

Page 13: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

4

oleh lahirnya berbagai gerakan sosial yang selama ini terpendam di bawah

permukaan.4

Sebagai alternatif terhadap suasana birokratis dan apolitis wadah intra

kampus, pada saat tahun 80-an muncul kelompok-kelompok studi yang dianggap

mungkin tidak tersentuh kekuasaan refresif penguasa. Dalam perkembangannya

eksistensi kelompok ini mulai digeser oleh kehadiran wadah-wadah Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) yang tumbuh subur pula sebagai alternatif gerakan

mahasiswa. Jalur perjuangan lain ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan

memakai kendaraan lain untuk menghindari sikap represif pemerintah, yaitu

dengan meleburkan diri dan aktif di organisasi kemahasiswaan ekstra kampus

seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia). Mereka juga membentuk kelompok-kelompok diskusi dan pers

mahasiswa, maka kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar

perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas

dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Secara

umum di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa

seringkali menjadi cikal-bakal perjuangan nasional.

UIN adalah salah satu dari lembaga pendidikan yang besar. Selain menjadi

tempat studi berbagai disiplin ilmu, terdapat banyak organisasi kemahasiswaan,

baik yang bersifat ekstra kampus maupun intra kampus. Adapun yang bersifat

organisasi ekstra ialah organisasi yang berada di luar kampus seperti HMI

(Himpunan Mahasiswa Indonesia), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia), IMM (Ikatan Muslim Muhammadiyah), KAMMI (Kesatuan Aksi

4 Kunarto, Gerakan Mahasiswa: Merenungi Kritik Terhadap Polri Buku ke 10, (Jakarta: Penerbit PT. Cipta Manunggal, 2000), h. 141.

Page 14: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

5

Mahasiswa Muslim Indonesia), LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Sedangkan

yang bersifat intra adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi

di dalam kampus dan mendapatkan penggalangan dana untuk kegiatan mahasiswa

dari kampus seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), yaitu pencinta alam

(arkadia), kalacitra, teater syahid, musik (riak). Para aktivis organisasi mahasiswa

intra kampus pada umumnya juga berasal dari kader-kader organisasi ekstra

kampus ataupun aktivis independen yang berasal dari berbagai kelompok studi.

Melihat latar belakang organisasi yang begitu banyak berkembang di

lingkungan perguruan tinggi baik intra maupun ekstra, menjadi tempat untuk

mahasiswa mengeluarkan bakat dan menjadi mahasiswa yang kritis akan

permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Oleh sebab itu, menarik

untuk melihat bagaimana pola interaksi sosial yang terjadi antara sesama

mahasiswa yang berlatar belakangi organisasi yang berbeda. Dan penulis

bermaksud untuk meneliti pola interaksi yang terjadi, dengan pembatasan masalah

pada interaksi sosial yang terjadi antara anggota organisasi HMI dan PMII di

kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seperti mendapatkan kedudukan dan

peran di dalam jurusan, fakultas atau pun universitas dan ada beberapa faktor yang

mengakibatkan anggota mereka tidak dapat berinteraksi dengan baik sampai ke

pejabat-pejabat kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bahkan sampai

kepemerintahan seperti DPR, MPR, Menteri dan lembaga-lembaga yang di biayai

oleh pemerintahan. Oleh sebab itu, mereka dibesarkan melalui organisasi-

organisasi ekstra yang berada di kampus-kampus terutama di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 15: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

6

B. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih jelasnya mengoperasionalkan masalah penelitian ini, maka

saya mengidentifikasikan masalah penelitian tersebut dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan pola interaksi antara anggota organisasi HMI dan

organisasi PMII ?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perbedaan pola interaksi tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan gambaran secara detail mengenai perbedaan interaksi

sosial antara mahasiswa yang mengikuti organisasi ekstra kampus.

2. Untuk menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi interaksi sosial di

dalam organisasi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat pada:

1. Manfaat Akademisi

Menambah literatur tentang dinamika kehidupan organisasi ekstra kampus

dan memberikan khazanah pengembangan konsep-konsep dalam

Sosiologi, khususnya untuk memperkaya rekonstruksi teori tentang

interaksi sosial melalui upaya memahami fenomena di dalam masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan memasukan dalam

pembinaan organisasi intra maupun ekstra kampus.

Page 16: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

7

E. Tinjauan Pustaka

Terkait dengan kajian interaksi sosial, penulis menemukan beberapa

penelitian sejenis, antara lain :

Penelitian yang berjudul “Pola Interaksi Santri dan Kyai pada Pondok

Pesantren Salaf dan Khalaf (Studi Perbandingan Pondok Pesantren Al-Idrisiyyah

(Salaf) dengan Pondok Pesantren Al-Falahiyyah (Khalaf))” yang diteliti oleh

Syarif, mahasiswa strata satu (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendekatan

yang digunakan oleh penulis adalah kualitatif. Pemilihan informan utama diambil

dengan teknik purposive. Dia menggunakan instrumen penelitian berupa

semistandardized interview, yakni kombinasi wawancara di mana selain

mempersiapkan pertanyaan terorganisir, juga kreatif mengembangkan pertanyaan

lanjutan dari jawaban yang diperoleh dari informan kunci.

Permasalahan penelitian dan kesimpulannya menyatakan pola interaksi di

Pondok Pesantren Al-Idrisiyyah (salaf) yang merupakan ajaran tradisional

(terdahulu), adalah pola hubungan bersifat satu arah, yaitu interaksi santri dengan

kyai yang dilakukan hanya di saat proses belajar mengajar, ketika di masjid atau

majlis ta’lim tempat mereka belajar. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor,

yaitu dari ajaran (doktrin) yang terdapat di salaf yang membatasi hubungan antara

santri dengan kyai agar tidak terlalu dekat. Sedangkan pola interaksi di Pondok

Pesantren Al-Falahiyyah (khalaf) yang merupakan ajaran modern (kekinian), yaitu

terbuka atau dua arah antara santri dan kyai terjadi dialog dan saling kerjasama.

Page 17: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

8

Artinya, santri lebih mudah berinteraksi langsung dengan kyai, tidak “malu-malu”

dan tidak “kaku”.5

Penelitian di atas menunjukan proses interaksi antara santri dan kyai yang

berbeda tempat cara berinteraksinya. Di ajaran salaf menunjukan interaksi bersifat

satu arah, dimana kyai membatasi hubungannya dengan santri. Sedangkan ajaran

khalaf sebaliknya, pola interaksi kyai dengan santri yang bersifat dua arah atau

terbuka sehingga santri lebih mudah berkomunikasi dengan kyai. Pada akhirnya

proses interaksi tersebut berjalan dengan baik. Penelitian ini berbeda sekali

dengan penelitian selanjutnya, di dalamnya proses interaksi sosial menjadi faktor

dalam membina kerukunan antar umat beragama.

Selain itu, studi tentang “Interaksi Sosial Antara Masyarakat Islam Dengan

Masyarakat Kristen Dalam Membina Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

(Studi Kasus Kelurahan Tanjung Priok-Jakarta Utara)” yang diteliti oleh Novian

Hermawan, mahasiswa strata satu (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pemilihan informan utama diambil

dengan teknik purposive dan juga menggunakan instrumen penelitian berupa

semistandardized interview.

Dalam kesimpulan skripsinya dinyatakan bahwa dengan adanya sebuah

interaksi sosial antar umat beragama maka masyarakat Islam dengan masyarakat

Kristiani akan terlihat dampak-dampak yang terjadi dari sebuah hubungan

interaksi tersebut, dampak-dampak tersebut ada yang bersifat positif dan ada pula

yang bersifat negatif. Dua agama mayoritas yang mendiami wilayah tersebut

merupakan contoh kehidupan beragama yang harmonis dan adapun bentuk-bentuk 5 Syarif, “Pola Interaksi Santri dan Kyai pada Pondok Pesantren Salaf dan Khalaf”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat/Sosiologi Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 110-111.

Page 18: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

9

interaksi sosial yang mempengaruhi kerukunan umat beragama, yaitu dalam

pembangunan rumah ibadah.6

Penelitian tersebut bertujuan untuk menjaga kerukunan umat beragama,

yang mempengaruhi beberapa dampak dari interaksi tersebut. Dampak itu bersifat

negatif dan bersifat positif. Berbeda halnya dengan penelitian sebelumnya, yang

mencari perbedaan interaksi antara ajaran salaf dengan ajaran khalaf. Penelitian

pertama dan kedua, mencakup kepada interaksi sosial antarpola hubungan yang

terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Berbeda halnya dengan penelitian

berikutnya, yang mengarah pada ketahanan nasional dalam organisasi sosial di

komunitas dan bagaimana pola interaksi sosial itu terjadi, yaitu:

Penelitian dari “Pola-pola Interaksi Sosial Warga Etnik Cina dengan

Warga Etnik Lainnya dalam Suatu Lingkungan Pemukiman Dan Kaitannya

dengan Ketahanan Nasional” yang diteliti oleh Tri Lestari Hadiati, mahasiswa

Pasca Sarjana-UI, Program studi: Kajian Ketahanan Nasional, Tahun 1996.

Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap

informan serta kelompok diskusi terarah pada kelompok/organisasi sosial di

komunitas. Penelitian empirisnya tentang sifat-sifat suatu batas budaya.

Meskipun akulturasi sudah terjadi hampir di semua bidang kehidupan, ada

sejumlah nilai-nilai budaya dan pranata sosial etnik Cina tetap bertahan hidup

berdampingan dengan nilai-nilai budaya dan pranata sosial etnik lainnya di

Indonesia, dengan contoh pola interaksi antarkelas sosial masyarakat Jepang.7

6 Novian Hermawan, “Interaksi Sosial Antara Masyarakat Islam Dengan Masyarakat Kristen Dalam Membina Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat/Sosiologi Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 65. 7 Tri Lestari Hadiati,“Pola-pola interaksi sosial warga etnik Cina dengan warga Etnik lainnya dalam suatu lingkungan pemukiman dan kaitannya dengan ketahanan nasional”, (Pasca Sarjana - UI Program studi: Kajian Ketahanan Nasional, Perpustakaan Pusat UI, 1996), h. i.

Page 19: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

10

Dalam tinjauan dari beberapa penelitian di atas, penulis menemukan kajian

yang secara intensif melihat pola interaksi sosial yang terjadi dengan latar

belakang organisasi yang berbeda, yaitu pada penelitian yang terakhir. Akan

tetapi, penelitian tersebut melihat bagaimana mempertahankan nilai-nilai budaya

dan pranata sosial etnik Cina dalam organisasi di masyarakat Indonesia. Berbeda

halnya dengan penelitian yang akan saya teliti, yang melihat pada anggota

organisasi ekstra kampus dalam berinteraksi antara anggota organisasi yang

berbeda, yakni tentang “Interaksi Sosial Antara Anggota Organisasi Ekstra

Kampus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” (Studi kasus HMI dan PMII).

F. Kerangka Konseptual

Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling

membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu

proses interaksi sosial. Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Kamus

Sosiologi, “kata interaksi mempunyai dua pengertian pertama stimulus dan

tanggapan antar manusia; kedua hubungan timbal balik antara pihak tertentu.”8

Goffman mengemukakan bahwa dalam dunia performa, perlu dibedakan

dua panggung, yaitu panggung depan (front region atau front stage) dan panggung

belakang (back region atau back stage). Dan beliau menyatakan bahwa selama

kegiatan rutin seseorang akan mengetengahkan sosok dirinya yang ideal dalam

interaksi (sebagaimana yang dituntut oleh status sosialnya) menarik untuk

dikutip.9

8 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hl. 335. 9 Engkus Kuswarno, Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi; Konsep, Pedoman dan Contoh Penelitiannya, (T.tp.: Penerbit Widya Padjadjaran, 2009), h. 117.

Page 20: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

11

“Seorang pelaku cenderung membunyikan atau mengenyam-pingkan kegiatan, fakta-fakta dan motif-motif yang tidak sesuai dengan citra dirinya dan produk-produknya yang ideal. Walaupun individu memiliki berbasis routines, akan tetapi dia cenderung bertindak seolah-olah routine yang ada “sekarang” inilah yang terpenting.” 10

Menurut model analisis ini, masalah utama yang dihadapi individu dalam

pelbagai hubungan sosialnya adalah mengontrol kesan-kesan yang diberikannya

pada orang lain. Pada akhirnya, individu berusaha mengontrol penampilannya,

keadaan fisiknya dimana mereka memainkan peran-perannya, serta perilaku

perannya yang aktual dan gerak-isyarat yang menyertainya.11

Dalam penelitian ini mengenai proses interaksi yang pokok, yaitu interaksi

sosial yang bersifat asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Adapun yang bersifat

asosiatif yang mengarah pada tujuan yang sama dan mempengaruhi orientasi

terebut, seperti kerjasama, akomodasi dan asimilasi. Dan “... kerja sama mungkin

akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-

tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau

institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau

segolongan orang ....”12 Betapa pentingnya fungsi kerja sama, digambarkan oleh

Charles H. Cooley sebagai berikut.13

“Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian ter-hadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna”.

10Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer. Penerjemah Yasogama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 233. 11 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi; Klasik dan Modern. Diindonesiakan oleh: Robert M. Z. Lawang, (Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, 1986 ), h. 42 12 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 66. 13 Ibid., h. 176.

Page 21: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

12

Dengan kerja sama di dalam dua organisasi atau kelompok, menciptakan

hasil dari kesepakan antara dua belah pihak yang sedang mengalami permasalahan

pada saat itu. Dalam hal ini bisa disebut dengan koalisi, apabila sudah terjadi

kesepakan dan nantinya akan timbul kesalah-pahaman atau pertentangan di

kemudian hari, dan harus bisa mengakomodasikan untuk mencapai kestabilan

kembali yang diinginkan antara dua belah pihak. Adapun “... akomodasi itu

sendiri untuk menunjukan pada suatu keadaan yang berarti adanya keseimbangan

dan menunjukan pada suatu proses untuk meredakan suatu pertentangan mencapai

kestabilan ....”14

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ditandai dengan

adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan

atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mem-

pertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memerhatikan

kepentingan dan tujuan bersama.15

Sedangkan yang bersifat disosiatif yang mengarah pada terjadinya

pertentangan, di dalamnya membahas tentang persaingan, kontravensi dan per-

tentangan atau konflik. Adapun “... proses-proses disosiatif sering disebut sebagai

oppositional processes, yang persis dengan kerja sama, dapat ditemukan pada

setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan

sistem sosial masyarakat bersangkutan ....”16

Oleh sebab itu, persaingan mempunyai dua tipe umum, yang pertama

bersifat pribadi ialah orang perorangan atau individu secara langsung bersaing

untuk, misalnya memperoleh kedudukan tertentu di dalam suatu organisasi dan 14 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar., h. 68 15 Ibid., h. 73. 16 Ibid., h. 81.

Page 22: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

13

tipe ini juga dinamakan rivalry. Dan yang kedua tidak bersifat pribadi, yang

langsung bersaing adalah kelompok.17 Persaingan misalnya dapat terjadi antara

dua organisasi besar yang bersaing untuk mendapatkan kedudukan dan peranan

(kekuasaan) di suatu lingkungan tertentu.

Untuk memahami individu yang berinteraksi ke individu yang lain seperti

contoh pada persaingan yang bersifat pribadi, seakan-akan memiliki rasa fungsi

yang disadari (manifest) dan fungsi yang tersembunyi atau tidak disadari (latent).

Seperti konsep yang diajukan oleh Robert K. Merton. Di samping itu, ada

permainan sandiwara dibalik itu semua menggunakan bahasa teater, “... Goffman

menganalisis pelbagai strategi yang digunakan individu dalam usahanya untuk

memperoleh kepercayaan sosial terhadap konsep-dirinya ....”18

Persaingan dan pertentangan atau konflik berada antara suatu bentuk

proses sosial yang merupakan hakikat daripada kontravensi. Adapun adanya

kontravensi ditandai oleh gejala-gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang

atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau

pun keraguan terhadap kepribadian seseorang dan berkembang terhadap ke-

mungkinan, kegunaan, keharusan atau penilaian terhadap suatu usul, buah pikiran,

kepercayaan, doktrin.19 Respon seseorang terhadap rangsangan lingkungan akan

berbeda-beda tergantung pada kebutuhan tertentu atau dorongan yang penting

pada waktu itu, serta hakikat kegiatan yang sedang berlangsung di mana individu

terlibat.20

17 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar., h. 83. 18 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi; Klasik dan Modern., h. 42. 19 Ibid., h. 88. 20 Ibid., h. 16.

Page 23: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

14

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode

penelitian yang data-datanya dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Metode

penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan secara objektif

menganalisis data-data yang diperoleh, dan kemudian memakai studi kasus

dengan bentuk intrinsik “... yang menekankan pada pemahaman (verstehen)

yang mendalam terhadap kasus tunggal yang disebabkan kasus tersebut

menarik ...”.21

Unit analisis dalam penelitian ini ialah anggota serta pengurus dari

organisasi HMI dan PMII, karena mengetahui tentang informasi yang

diharapkan oleh peneliti dan jika sudah terjadi pengulangan maka pemilihan

berakhir. Perlu diketahui, bahwasanya pengurus sudah pasti anggota dari

organisasi tersebut. Maka proses wawancara, tidak mudah dilakukan karena

memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, memilih Informan

merupakan orang yang memiliki jabatan struktural pada organisasi HMI dan

PMII.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anggota serta pengurus organisasi ekstra

kampus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu HMI dan PMII. Pemilihan

informan utama diambil dengan teknik purposive sampling, “ ... yang diguna-

kan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam

21 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Penerbit Erlangga, 2009), h. 58.

Page 24: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

15

pengambilan sampelnya ...”.22 Maksud dari pertimbangan ini ialah orang-

orang yang berkompeten dalam bidangnya dan tidak sembarangan untuk

memilih informan dalam pengambilan informasi yang akan didapati. Adapun

subjeknya masing-masing berjumlah 10 orang dari setiap jumlah pengurus

(anggota) yang ada di dalam organisasi HMI dan PMII. adapun HMI, yaitu

Keluarga Alumni HMI (KAHMI) 2 orang, sedangkan dari pengurus HMI

berupa ketua umum cabang Ciputat, sekretaris umum, ketua bidang dan

wasekum pembinaan anggota, 4 orang dari Dept. pengembangan anggota.

Sedangkan pengurus dari PMII, yaitu Majelis Pembinaan Cabang

(MABINCAB) 2 orang, ketua umum cabang ciputat, sekertaris umum, ketua

bidang I, 2 orang dari Dept. kaderisasi, dan 3 orang dari Dept. antar lembaga.

3. Jenis Data dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan untuk melihat indikator penelitian

tersebut, dibagi menjadi dua jenis data, yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara

dan pengamatan langsung pada pengurus dan anggota dari setiap

organisasi HMI dan organisasi PMII, yang mencakup interaksi sosial.

Diantaranya adalah kerja sama, akomodasi, asimilasi, persaingan men-

dapatkan kedudukan atau kekuasaan, kontravensi yang melakukan

provokosi dan pertentangan atau konflik.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kajian kepustakaan yakni

sebagai pendukung data primer, seperti buku-buku, artikel, majalah

dan sumber lainnya.

22 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif., h. 96.

Page 25: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

16

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, saya melakukan teknik-

teknik sebagai berikut:

a. Wawancara (interview)

Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara tak terstruktur. Di-

gunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi

tunggal. Hal ini, memiliki pengetahuan dan mendalami situasi serta

mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan mengenai

interaksi sosial antara anggota organisasi ekstra kampus.23 Adapun alat

untuk melakukan wawancara menggunakan handpone.

b. Tahap Observasi (pengamatan)

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena

yang dilakukan secara sistematis.24 Dalam penelitian ini menggunakan

observasi langsung yang bersifat partisipatif ataupun non partisipatif

yaitu pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan yang

menjadi sasaran penelitian dari organisasi HMI dan PMII. Dan

berguna untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang telah terjadi di

dalam fenomena, foto, sikap dan perlaku keseharian yang berkaitan

dengan interaksi sosial. Dan waktu penelitian ini dimulai pada bulan

Februari 2011, adapun tempat penelitian pada organisasi HMI dan

PMII Cabang Ciputat.

23 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosda, 2006), h. 191. 24 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif., h. 101.

Page 26: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

17

5. Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Dalam menganalisa data, penulis menguraikan model analisis

Huberman dan Miles yang disebutkan sebagai model interaktif. Adapun

bentuk dari model interaktif, yaitu:

a. Tahap pengumpulan data ini merupakan kegiatan yang pertama dalam

proses analisis data interaktif berupa kata-kata, fenomena, foto, sikap

dan perilaku keseharian yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara

dan observasi mereka dengan menggunakan metode kualitatif.

b. Tahap reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data ini

berlangsung secara terus-menerus sejalan pelaksanaan penelitian

berlangsung.

c. Tahap penyajian data sebagai kumpulan informasi tersusun yang mem-

beri kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

d. Tahap verifikasi dan penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai

penarikan arti data yang telah ditampilkan. 25

H. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini agar dapat dipahami dengan mudah, maka

penulis membahasnya kedalam lima bab adalah:

25 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif., h. 147-151.

Page 27: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

18

Bab kesatu membahas pendahuluan yang menguraikan latar belakang

masalah, pernyataan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka

kerangka konseptual, gambaran umum, dan sistematika penulisan.

Bab kedua membahas tentang landasan teori membahas tentang teori-teori

yang digunakan dalam pembuatan penelitian yaitu interaksi sosial dengan rincian

adalah pengertian interaksi, syarat-syarat terjadinya interaksi, dan bentuk-bentuk

interaksi. Begitu pula organisasi dengan rincian ialah pengertian organisasi, dasar

pembentukan organisasi, dan tujuan berorganisasi.

Bab ketiga membahas mengenai gambaran umum tentang organisasi

ekstra kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejarah organisasi HMI dan

sejarah organisasi PMII.

Bab keempat mengenai hasil penelitian tentang interaksi sosial antara

anggota organisasi ekstra kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, studi kasus

organisasi HMI dan PMII cabang Ciputat, yang membahas dan menganalisa

tentang seberapa jauh perbedaan pola interaksi antara anggota organisasi dan

faktor-faktor yang mempengaruhi pola interaksi.

Bab kelima merupakan penutup yang berisikan kesimpulan yang berkena-

an dengan hasil pemecahan masalah yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir

ini serta beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut.

Page 28: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Interaksi Sosial

Setiap orang mudah bergaul dengan orang lain melalui berbicara

(komunikasi), bersalaman, bercanda atau bahkan bermusuhan dan itu semua

merupakan tindakan yang dinamakan interaksi sosial. Maka hal tersebut

merupakan intisari kehidupan sosial. Artinya, kehidupan sosial tampak secara

jelas dalam berbagai cara pergaulan seseorang dengan orang lain.

Salah satu sifat manusia adalah keinginan untuk hidup bersama dengan

manusia lainnya dan disitulah terjadi suatu “hubungan” untuk memenuhi ke-

butuhan hidup. Melalui hubungan itu manusia ingin menyampaikan maksud,

tujuan dan keinginannya. Sedangkan untuk mencapai keinginan itu harus di-

wujudkan dengan tindakan melalui hubungan timbal-balik.1 Dengan demikian,

hampir semua kegiatan manusia dilakukan dengan orang lain. Landasan dari

adanya hasrat tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

1. Pengertian Interaksi Sosial

Pengertian tentang interaksi sosial sangat bermanfaat di dalam mem-

perhatikan dan mempelajari berbagai permasalahan masyarakat. Seperti di

Indonesia, seseorang dapat membahas mengenai bentuk-bentuk interaksi

sosial yang berlangsung antara pelbagai suku, bahasa, agama, ras atau kultur

antara golongan yang lain. Dengan mengetahui dan memahami perihal

1 Basrowi, Pengantar Sosiologi., h. 138.

Page 29: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

20

kondisi-kondisi apa yang dapat menimbulkan serta mempengaruhi interaksi

sosial tersebut, maka pengetahuan seseorang dapat pula disumbangkan pada

usaha bersama yang dinamakan pembinaan bangsa dan masyarakat.2 Definisi

interaksi menurut Abu Ahmadi mengatakan bahwa dengan proses sosial dapat

mempengaruhi timbal balik antarindividu dan golongan di dalam usaha

mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan dalam usaha mereka

untuk mencapai tujuan mereka.3

Bagi Gillin dan Gillin, ini merupakan proses sosial yang terjadi terus-

menerus antarsesama manusia sehingga terjadinya aktivitas-aktivitas sosial

dan ini merupakan bentuk khusus dari interaksi sosial. Ungkapan Gillin dan

Gillin dalam bukunya (Cultural Sociology), sebagaimana dikutip oleh

Soerjono Soekanto.

“Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial), oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.”4

Oleh karena itu, apapun yang dilakukan oleh individu di tengah

masyarakat untuk menciptakan suatu kegiatan yang bisa bersatu dengan

individu lainnya dan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi

kehidupan bersama merupakan tindakan yang sesuai dengan norma dan nilai

2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar., h. 66-67. 3 Yuwono Dwi Putranto, “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Interaksi Sosial Dalam Keluarga dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMAN 1 Pati Tahun Ajaran 2009/2010,” artikel diakses pada 11 November 2011 dari http://zidaburika.wordpress.com/2007/07/28/interaksi-sosial/ 4 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar., h. 55.

Page 30: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

21

yang berlaku di masyarakat secara umumnya. Maka hal itu bisa me-

mungkinkan untuk terjadinya aktivitas-aktivitas di dalam masyarakat dan itu

merupakan proses terbentuknya interaksi sosial, seperti gotong-royong

membersihkan lingkungan sekitarnya dan membantu sesama yang tidak

mampu. Manusia bisa hidup bermasyarakat, dan akan saling berhubungan

serta saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.

Salah seoarang ahli sosiologi yaitu Erving Goffman menyumbangkan

sebuah pemikirannya tentang interaksi sosial menggunakan prinsip dramaturgi

(dramaturgy), yang memakai bahasa dan khayalan teater. Dan ini adalah

sebuah pendapat yang diilhami oleh Sheakespeare, bahwa dunia merupakan

suatu pentas dan semua laki-laki dan perempuan merupakan pemain.5

2. Faktor-faktor dalam Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi di dasari beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor imitasi berupa meniru suatu tindakan orang lain yang berpikiran

positif dan negatif. Salah satu segi positifnya ialah imitasi yang dapat

mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai yang berlaku.

Namun, imitasi memungkinkan terjadinya hal yang negatif seperti

menirukan tindakan yang menyimpang.

b. Faktor sugesti berupa pengaruh batin atau emosional yang kuat dari

pihak lain, sehingga dapat terprovokasi ajakan pihak tersebut. Faktor

ini terjadi apabila seseorang memberi pandangan atau sikap dari

dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

5 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta; Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 45.

Page 31: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

22

c. Faktor identifikasi berupa kecendrungan atau keinginan seseorang

untuk berprilaku sama dengan orang lain yang menjadi idolanya. Perlu

diketahui proses ini dapat berlangsung secara tidak sadar dan

identifikasi sifatnya lebih mendalam dari imitasi.

d. Faktor simpati berupa rasa tertarik yang kuat pada pihak lain. Di dalam

faktor ini peranan memegang peranan yang sangat penting, walaupun

dorongan utamanya keinginan untuk memahami pihak lain dan bekerja

sama dengannya.6

3. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud karena adanya

proses timbal-balik yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dan saling

mengerti tentang maksud serta tujuan masing-masing pihak. Menurut Roucek

dan Warren, interaksi adalah salah satu masalah pokok yang merupakan dasar

segala proses sosial. Dan menarik untuk dikutip.

“Seseorang mempengaruhi tingkah laku orang lain biasanya melalui kontak. Kontak ini mungkin berlangsung melalui organisme fisik, seperti dalam mengobrol, mendengar, melihat, melakukan gerakan pada beberapa bagian badan dan lain-lain atau secara tidak langsung, melalui tulisan atau dengan cara berhubungan dari jarak jauh”.7

Suatu interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua

syarat, berupa adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi

(communication). Adapun penjelasan kedua syarat tersebut ialah:

6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar., h. 57-58 7 Basrowi, Pengantar Sosiologi., h. 139-140.

Page 32: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

23

a. Kontak Sosial (social contact)

Istilah kontak secara harfiah, kontak berarti bersama-sama

menyentuh. Akan tetapi dalam pengertian sosiologis, dapat dikatakan

bahwa bersentuhan tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.8

Dalam kontak sosial dapat terjadi hubungan yang positif dan negatif,

adapun kontak sosial yang bersifat positif terjadi karena hubungan antara

kedua belah pihak yang saling pengertian dan menguntungkan dari

masing-masing pihak yang mengarah pada bentuk kerja sama. Sehingga,

hubungan dapat berlangsung lebih lama dan bahkan berulang-ulang.

Sedangkan kontak yang negatif sebaliknya terjadi karena hubungan antara

kedua belah pihak tidak pengertian atau merugikan salah satu pihak atau

pun keduanya, sehingga mengakibatkan suatu pertentangan atau konflik.9

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yang pertama

antara orang-perorangan. Proses ini terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu

proses di mana anggota masyarakat yang baru mempelajari nilai-nilai dan

norma-norma di dalam masyarakat.10 Kedua ialah ntara orang-perorangan

dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, misalnya apabila

seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan

norma-norma masyarakat. Dan yang ketiga antara suatu kelompok

manusia dengan kelompok manusia lainnya. Umpamanya, dua partai

8 Basrowi, Pengantar Sosiologi., h. 140. 9 Ibid. 10 M. J. Herskovits membedakan socialization dengan enculturation. Socialization adalah suatu proses di mana seorang anak menyesuaikan diri dengan norma-norma dalam keluarganya, sedangkan enculturation difahamkannya sebagai suatu proses di mana orang, secara sadar maupun tidak sadar mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat. (Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar), h. 59.

Page 33: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

24

politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik yang

ketiga di dalam pemilihan umum.

Perlu dicatat bahwa terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata

tergantung dari tindakan, akan tetapi juga tanggapan terhadap tindakan

tersebut.11 Dan adapun “... suatu kontak dapat pula bersifat primer atau

sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan

langsung bertemu dan berhadapan muka ...”12, sedangkan kontak sekunder

terjadi apabila yang mengadakan hubungan dengan yang lain melalui

perantara (pihak ketiga) atau tidak langsung. “... Hubungan-hubungan

yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat, misalnya

telepon, radio dan seterusnya ....”13

b. Komunikasi (communication)

Arti terpenting komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran

pada perilaku orang lain. Tafsiran tersebut dapat terwujud melalui

pembicaraan, gerak-gerik badan atau sikap perasaan-perasaan yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut.14 Menarik untuk dikutip, yang di-

kemukakan oleh Hall dan Hall bahwa komunikasi nonverbal (nonverbal

communication) atau bahasa tubuh (body language):

“yang menurutnya ada sebelum ada bahasa lisan dan merupakan bentuk komunikasi pertama yang dipelajari manusia, kita gunakan secara sadar maupun tidak untuk menyampaikan perasaan kita kepada orang lain”.15

11 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar., h. 71-72. 12 Ibid., h. 73. 13 Ibid. 14 Yusron Rozak, ed., Sosiologi Sebuah Pengantar., h. 59. 15 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi., h. 41.

Page 34: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

25

Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap dan perasaan suatu

kelompok manusia atau orang-perorangan dapat diketahui oleh kelompok

atau orang lain. Hal itu, merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa

yang akan dilakukannya dan kontak dapat terjadi tanpa komunikasi.16

4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

a. Proses Asosiatif (Association Processes), yang mendukung seseorang atau

kelompok untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Adapun proses ini

dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu:

1) Kerja sama (Cooperation)

Para sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan

bentuk interaksi sosial yang pokok dan menganggap bahwa kerja

samalah yang merupakan proses utama. Memahami kerja sama untuk

menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sosial atas

segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan pada kerja

sama.17 Betapa pentingnya fungsi kerja sama, digambarkan oleh

Charles H. Cooley di dalam bukunya Sociological Theory and Social

Research. Yang dikutip oleh Soerjono Soekanto:

“Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepenting-an-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.”18

16 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar., h. 61. 17 Ibid., h. 65. 18 Ibid., h. 66.

Page 35: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

26

Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk

kerja sama, yaitu: kerukunan bersifat gotong-royong dan tolong-

menolong, bargaining yang merupakan perjanjian mengenai tindakan

timbal-balik antara dua organisasi atau lebih, ko-optasi yang merupa-

kan proses penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau pe-

laksanaan politik dalam suatu organisasi dan untuk menghindari

terjadinya goncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan,

koalisi yang merupakan kombinasi antara dua organisasi atau lebih

yang mempunyai tujuan yang sama, dan Join-venture yang merupakan

kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya

pemboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan. 19

2) Akomodasi

Akomodasi menunjukkan pada dua arti yaitu yang menunjuk

pada suatu keadaan dan proses. Akomodasi yang menunjukkan suatu

keadaan, berarti ada suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi

antara individu atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma

dan nilai sosial dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi

yang menunjukkan usaha manusia untuk menyelesaikan suatu per-

tentangan, yaitu usaha untuk mencapai suatu kestabilan.20

Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk men-

yelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan fihak lawan, sehingga

lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Dan tujuan akomodasi dapat

berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu:

19 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; CV. Rajawali, 1990), h. 81-82. 20 Ng. Philipus, dan Nurul Aini, Sosiologi dan Politik, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada), h. 25.

Page 36: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

27

a) Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau

kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan faham.

b) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu

atau secara temporer.

c) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-

kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-

faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai

pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.

d) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang

terpisah, misalkan lewat perkawinan campuran atau asimilasi

dalam arti luas. 21

Hal ini dapat memberikan solusi atas sentimen yang akan

melahirkan pertentangan baru. Dengan demikian akomodasi bagi pihak

tertentu dirasakan menguntungkan, sebaliknya agak menekan bagi

pihak lain, karena campur tangannya kekuasaan tertentu dalam

masyarakat.22 Karena tujuan yang berbeda-beda seperti dikemukakan

di atas, adapun dua macam bentuk akomodasi yang dipakai oleh

peneliti, yaitu:

(1) Compromism adalah suatu bentuk akomodasi yang terjadi karena

pihak yang terkait saling mengurangi tuntutannya sehingga

tercapailah penyelesaian terhadap perselisihan yang mereka hadapi.

21 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; CV. Rajawali, 1990), h. 83. 22 Ibid., h. 84.

Page 37: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

28

(2) Mediation pada dasarnya hampir sama dengan arbitration. Pada

mediation diundang pihak ketiga yang netral. Kedudukan pihak

ketiga hanya sebagai penasihat dan tidak mempunyai wewenang.23

3) Asimilasi

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia

ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang

terdapat antara orang-perorangan atau kelompok manusia dan juga

meliputi usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan

proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan ber-

sama.24 Secara singkat, proses asimilasi ditandai dengan pengembang-

an sikap yang sama, walau kadangkala bersifat emosional dengan

tujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi

dalam organisasi, pikiran dan tindakan.25

Adapun proses asimilasi akan timbul bila ada kelompok

manusia yang berbeda kebudayaannya, orang-perorangan sebagai

warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk

waktu yang lama, sehingga kebudayaan dari kelompok manusia

tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. 26

Apabila seseorang mengadakan asimilasi, seseorang tidak lagi

membedakan orang lain sebagai orang asing.

23 Ng. Philipus, dan Nurul Aini, Sosiologi dan Politik., h. 26. 24 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 1998), h. 73. 25 Ibid., h. 74. 26 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; CV. Rajawali, 1990), h. 89.

Page 38: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

29

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu

asimilasi berupa: toleransi, kesempatan-kesempatan yang seimbang di

bidang ekonomi, sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya,

sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat,

persamaan dalam unsur kebudayaan, perkawinan campuran, dan

adanya musuh bersama dari luar. 27

b. Proses Disosiatif (oppositional process), yang merupakan oposisi. Karena

“... oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau

sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Terbatasnya

makanan, tempat tinggal, serta faktor lainnya telah melahirkan beberapa

bentuk kerja sama dan oposisi. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga

sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence) ...”.28 Maka

proses disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu:

1) Persaingan

Persaingan adalah suatu proses sosial di mana individu atau

kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang

kehidupan yang menjadi perhatian umum. Cara-cara yang biasanya

dilakukan dengan menarik perhatian publik atau membuat prasangka,

sehingga mempertajam prasangka tanpa melakukan kekerasan. Ada

beberapa tipe persaingan, yaitu: persaingan ekonomi, persaingan

kebudayaan, persaingan kedudukan dan peranan, persaingan ras.29

27 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 1998), h. 75. 28 Ibid., h. 82. 29 Ng. Philipus, dan Nurul Aini, Sosiologi dan Politik., h. 29-30.

Page 39: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

30

2) Kontravensi

Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses

sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.

Kontravensi ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian

mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka

yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap

kepribadian seseorang.30 Adapun bentuk-bentuk kontravensi menurut

Leopold von Wiese dan Howard Becker yaitu perbuatan-perbuatan

seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-

halangi, gangguan, perbuatan kekerasan dan mengacaukan rencana

pihak lain. Menyangkal pertanyaan orang lain di muka umum,

memaki-maki melalui surat-surat selebaran, memfitnah, melemparkan

beban pembuktian kepada orang lain. Penghasutan yang menyebarkan

desas-desus, mengecewakan pihak-pihak lain. Mengumumkan rahasia

orang lain. Dan mengejutkan lawan atau mengganggu pihak lain. 31

3) Pertentangan (Pertikaian atau konflik)

Kelompok maupun pribadi menyadari adanya perbedaan-

perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur

kebudayaan, pola-pola perilaku dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri

tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu

pertentangan atau pertikaian (conflict).32 Dan pada umumnya,

penyebab timbulnya pertentangan yaitu perbedaan antara individu,

30 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 1998), h. 87-88. 31 Ng. Philipus, dan Nurul Aini, Sosiologi dan Politik, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada), h. 30-31. 32 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar., h. 91.

Page 40: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

31

perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial

yang melahirkan perbedaan sikap terhadap nilai-nilai yang ada. 33

Sedangkan bentuk-bentuk pertentangan yaitu: pertentangan pribadi,

pertentangan rasial, pertentangan antarkelas, pertentangan politik, dan

pertentangan internasional.34

B. Organisasi

Organisasi merupakan sebuah sistem. Sistem merupakan kumpulan dari

bagian-bagian yang saling berhubungan di dalam sistem. Maksudnya bahwa

dalam organisasi yang memiliki devisi, departemen dan unit-unit lainnya yang

dipisah-pisah untuk menjalankan aktivitas yang berbeda dan khusus. Pada saat

yang sama, agar dapat memertahankan kesatuan di antara bagian-bagian yang

dideferensiasi dan keseluruhan bentuk yang lengkap, setiap sistem memiliki

proses integrasi timbal-balik. Dalam organisasi, integrasi ini dicapai melalui

perangkat seperti tingkat hierarki yang terkoordinasi, supervisi langsung dan

peraturan serta kebijakan.

Sebelum kurang lebih tahun 1960, teori organisasi cenderung didominasi

oleh perspektif tertutup. Organisasi pada dasarnya dipandang berdiri sendiri dan

tertutup dari lingkungannya. Akan tetapi mulai sekitar tahun 1960, teori organisasi

secara jelas mulai menerima perspektif sistem terbuka. Analisis-analisis yang

semula hanya berfokus pada karakteristik intern dari organisasi, kemudian

33 Ng. Philipus, dan Nurul Aini, Sosiologi dan Politik., h. 33-34. 34 Ibid., h. 34-35.

Page 41: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

32

berubah menjadi pendekatan yang menekankan pentingnya organisasi

memperhatikan peristiwa dan proses yang terjadi di lingkungan ekstern.35

Pada umumnya, kita dapat mengatakan bahwa organisasi dibentuk

manusia untuk memenuhi aneka macam kebutuhannya, seperti kebutuhan

emosional, kebutuhan spiritual, kebutuhan intelektual, kebutuhan ekonomi dan

kebutuhan politik.

1. Pengertian Organisasi

Organisasi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani “Organon”, yang

berarti alat atau instrumen. Karena memang sebenarnya organisasi digunakan

oleh manusia untuk mencapai tujuan. Berbagai permasalahan yang dihadapi

manusia dapat diselesaikan dengan ikut menjadi anggota organisasi. Karena

kebutuhan manusia itu sangat banyak dan beraneka ragam, sehingga pada

dasarnya manusia tidak dapat terlepas dari organisasi. Organisasi menjadi

sarana/alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh manusia. Ungkapan

Gibson dkk menarik untuk dikutip.

“Organisasi merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai individu-individu secara sendiri.” Melalui organisasi manusia akan lebih mudah dalam pencapaian tujuan yang lebih besar. Sedangkan Robbins berpendapat bahwa organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.36

35 Siswanto dan Agus Sucipto, Teori dan Perilaku Organisasi: Sebuah Tinjauan Integratif, (Malang; UIN-Malang Press, 2008), h. 63-64. 36 Ibid., h. 54-55.

Page 42: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

33

Organisasi sebagai sebuah sistem terbuka yang selalu berinteraksi

dengan lingkungan di sekelilinginya.37 Kebanyakan organisasi yang ber-

interaksi dengan lingkungan mereka, melaksanakan kegiatan dengan jalan

bertukar informasi, menyerap sumber-sumber daya dan menyediakan barang-

barang dan jasa (bagi kepentingan lingkungan).

Organisasi memiliki dua sifat, yaitu bersifat statis apabila organisasi

dipandang sebagai alat pencapaian tujuan, dan sebagai wadah/tempat

sekelompok orang yang bekerjasama. Suatu organisasi yang bersifat statis

juga mengandung maksud organisasi merupakan jaringan kerja yang bersifat

formal seperti dalam bagan struktur organisasi. Sedangkan yang bersifat

dinamis memandang organisasi merupakan suatu organ yang hidup, tumbuh

dan berkembang. Hal ini mengandung maksud bahwa meninjau organisasi

dari segi isinya.38

2. Dasar Pembentukan Organisasi

Manusia memiliki banyak kebutuhan yang dapat diklasifikasikan

menjadi kebutuhan fisik yang bersifat jasmani, kebutuhan yang bersifat rohani

atau psikologis dan kebutuhan yang bersifat sosial. Para ekonom sering

berpendapat bahwa kebutuhan manusia itu tidak terbatas, sedangkan

ketersediaan alat pemuas yang berupa barang dan jasa itu terbatas.

Kebutuhan yang bersifat jasmani dan fisik berupa makan dan minum,

pakaian serta tempat tinggal. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan primer

manusia. Sedangkan kebutuhan yang bersifat rohani atau psikologis berupa

kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, kasih sayang, perhatian, prestise,

37 J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, 2th ed. (Jakarta: Kencana, 2007), h. 57. 38 Siswanto dan Agus Sucipto, Teori dan Perilaku Organisasi: Sebuah Tinjauan Integratif., h. 55.

Page 43: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

34

kehormatan dan rasa aman. Adapun kebutuhan yang bersifat sosial meliputi

kebutuhan untuk berserikat dan berkelompok, kebutuhan untuk bekerjasama,

kebutuhan untuk mendapatkan ketulusan persahabatan.

Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak terhitung banyak

tersebut manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia

membutuhkan orang lain atau pihak lain. Kebutuhan dengan pihak lain

terwujud dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.39

3. Tujuan Berorganisasi

Dalam pembahasan sebelumnya bahwa hampir semua manusia untuk

memenuhi kebutuhan perlu hidup berkelompok atau berorganisasi. Secara

lebih terperinci tujuan seseorang masuk dalam organisasi menurut Wursanto,

yaitu kelompok dapat memberikan perlindungan sehingga seseorang mem-

peroleh rasa aman, kelompok dapat membantu seseorang untuk menghadapi

kesulitan, kelompok dapat memberikan prestige status sosial dan pengakuan,

kelompok dapat memberikan dorongan dan semangat, serta kelompok dapat

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam rangka meningkatkan prestasi

seseorang, dan kelompok dapat memberikan kepuasan yang bersifat

psikologis dan kepuasan sosial.40

Di dalam organisasi harus memiliki tujuan yang jelas, untuk

membangun dan menghasilkan sesuatu pencapaian yang lebih baik, yang

sesuai dengan keinginan secara bersama-sama. Oleh sebab itu, organisasi

perlu menyediakan bagi bakat tersebut, sumber daya yang sesuai dengan

kemampuannya.

39 Siswanto dan Agus Sucipto, Teori dan Perilaku Organisasi: Sebuah Tinjauan Integratif., h. 61. 40 Ibid., h. 62.

Page 44: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

35

BAB III

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Organisasi Ekstra di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keberadaan mahasiswa secara substantif, tak terlepas dari peran perubahan

yang dimiliki oleh setiap kampus. Fungsi utama perguruan tinggi adalah

memberikan pencerahan kepada masyarakat. Dengan kata lain, perguruan tinggi

adalah pusat perkembangan peradaban (center of civilization). Karena itu, potensi

ini jika dikelola dengan baik dan terorganisir, maka kampus bisa dijadikan pusat

pergerakan (center of movement).1

Pasang surut perkembangan kampus di tanah air juga tak terlepas dari

perkembangan politik dan ekonomi Indonesia. Selama Orde Baru, perguruan

tinggi menjadi bagian integral dari kekuasaan Soeharto. Tepatnya tahun 1974

lewat SK menteri P dan K No 028/U/1974 tentang NKK (Normalisasi Kehidupan

Kampus) dan BKK (Badan Koordinasi Kemahasiswaan). Isi keputusan ini sangat

membelenggu langkah pergerakan mahasiswa yang sejatinya harus senantiasa

bergerak, merambah, serta mengembangkan nalar intelektualitasnya. Dengan

NKK-BKK semua kegiatan mahasiswa kala itu harus seluruhnya melalui

persetujuan pihak pimpinan kampus, yang notabenenya mereka adalah antek-

antek penguasa.2

Ini tentu saja bertentangan dengan idealnya mahasiswa yang selalu

menempatkan dirinya menjadi oposisi kritis pada pemerintahan yang sedang

1 Mochammad Afifuddin, Menggerakkan Pergerakan; Kaderisasi, Kemandirian, Sinergi, (Penerbit: Visi Indonesia, Jakarta, 2011), h. 8. 2 Ibid,.

Page 45: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

36

berkuasa. Dampak yang paling terlihat adalah mahasiswa kehilangan ruang

politiknya yang bebas dan kreatif. Kemudian juga berimbas pada pemisahan

organ ekstra dan intra kampus.3

Peristiwa Reformasi Mei 1998 turut andil dalam pembentukan sistem

demokrasi di kampus UIN Syarif Hidayatullah yang sebelumnnya menganut

sistem Senat Mahasiswa. sistem pengganti senat itu disebut sistem Student

Government (SG) atau pemerintahan mahasiswa. Periode-periode awal sistem SG

yang dimanifestasikan ke dalam Pemilihan Umum Raya Kampus (PEMIRA)

sebagai representasi sistem Student Government yang berdaulat, mahasiswa

mempunyai kedaulatan politiknya di kampus.4

Bagi aktivis mahasiswa di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sistem SG adalah keniscayaan sejarah karena tumbangnya rezim orde baru yang

melahirkan reformasi adalah bagian dari perjuangan mahasiwa dalam mengawal

perubahan. “Siapapun yang ingin membubarkan sistem ini (SG) kita siap

mempertahankannya sampai titik darah penghabisan”, begitulah salah satu

pernyataan salah satu mahasiswa dalam forum debat capres yang dihadiri ratusan

mahasiswa UIN Jakarta. Adapun budaya politik yang dibangun berdasarkan

sentimen ideologis.5

3 Mochammad Afifuddin, Menggerakkan Pergerakan; Kaderisasi, Kemandirian, Sinergi., h. 8. 4 Renal Rinoza Kasturi & Dwi Anggraini Puspa Ningrum, “Pemira UIN Syarif Hidayatullah”, Ciputat, Tangerang Selatan, 31 Mei 2010, h. 1. 5 Ibid., h. 2.

Page 46: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

37

B. Profil Sejarah HMI

1. Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya HMI

“Sesungguhnya, tahun-tahun permulaan riwayat HMI adalah hampir identik dengan kehidupan Lafran Pane sendiri. Karena dialah yang punya andil terbanyak pada mulabuka lahirnya HMI kalau tidak boleh kita katakan sebagai tokoh pendiri utamanya.” (Media, No.7 Th. III. Rajab 1376 H/ Februari 1957, h. 32).6

Dengan ungkapan ini, jelaslah hubungan Lafran Pane dengan HMI

tidak bisa dipisahkan. Latar belakang pemikiran Lafran Pane untuk

mendirikan HMI, adalah identik dengan latar belakang munculnya pemikiran

HMI. Dengan demikian, untuk memahami pemikiran Lafran Pane, akan

senantiasa terdapat proses komunikasi dan ekspresi dengan lingkungannya,

yaitu negara Indonesia. Yang berpendudukan mayoritas beragama Islam,

dengan segala realitas dan totalitasnya. Pemikiran Lafran tidak bisa dipahami

tanpa meletakkannya dalam suatu proses sejarah atau tradisi panjang yang

melingkupinya.7 Sesuai dengan konteksnya, latar belakang munculnya

pemikiran HMI adalah:8

a. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan.

b. Kesenjangan dan kejumudan umat Islam dalam pengetahuan, pemaham-

an dan penghayatan serta pengalaman ajaran Islam.

c. Kebutuhan akan pemahaman, penghayatan keagamaan.

d. Munculnya polarisasi politik.

e. Perkembangan paham dan ajaran komunitas.

f. Kedudukan Perguruan Tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis. 6 Modul LK I (Basic Training): Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat (Palembang: Hasil Kongres HMI XXVI, 2008), h. 1. 7 Ibid., h. 1-2. 8 Ibid., h. 2.

Page 47: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

38

g. Kemajemukan bangsa Indonesia.

h. Tuntutan modernisasi dan tantangan masa depan.

Menangkap realitas historis dan berbagai persoalan dan perkembangan

yang mengikutinya, tampilah Lafran Pane. Ia seorang mahasiswa, sejak

menjadi mahasiswa aktif dalam mengamati dan memikirkan secara seksama

perkembangan sosial, politik dan budaya di tanah air. Idealisme ini diangkat

menjadi suatu yang empiris dan pemikiran yang memiliki daya dukung

konstruktif, guna merespon berbagai persoalan yang dihadapi saat itu.9

Setelah berulang kali mencoba mengadakan pembicaraan yang selalu

gagal karena mendapat penentangan dari beberapa organisasi mahasiswa.

Akhirnya, pada tanggal 5 Februari 1947 secara resmi dideklarasikan

berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) oleh Lafran Pane bersama 14

orang lainnya yaitu: Kartono Zarkasy (Ambarawa), Dahlan Husein

(Palembang), Siti Zainah (istri Dahlan Husein, Palembang), Maisaroh Hilal

(cucu pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, Singapura), Soewali

(Jember), Yusdi Gozali (Semarang, juga pendiri PII), M. Anwar (Malang),

Hasan Basri (Surakarta), Marwan (Bengkulu), Tayeb Razak (Jakarta), Toha

Mashudi (Malang), Bidron Hadi (Kauman-Yogyakarta), Zulkarnaen

(Bengkulu), dan Mansyur.10

2. Motivasi Dasar Kelahiran dan Tujuan HMI

Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama

yang Haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia, agar berkehidupan

9 Modul LK I (Basic Training): Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat., h. 2-3. 10 Ibid., h. 3.

Page 48: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

39

sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban

mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya. Kehidupan yang sesuai dengan

fitrah manusia tersebut adalah kehidupan yang seimbang dan terpadu antara

pemenuhan dan kalbu, iman dan ilmu, dalam mencapai kebahagiaan hidup

dunia dan akhirat. Atas keyakinan ini, maka HMI menjadikan Islam selain

sebagai motivasi dan inspirasi. Dengan demikian Islam bagi HMI merupakan

pijakan dalam menetapkan tujuan dari usaha organisasi HMI.11

Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap

usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan

teratur. Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar

pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas di mana ia berada. Dalam

totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang

menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI

berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader

dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.12

Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa

bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki

keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan

ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum

intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang

paling mendasar. Atas faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya

sebagaimana dirumuskan dalam pasal 4. AD ART HMI,13 yaitu : terbinanya

insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan 11 Modul LK I (Basic Training): Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat., h. 132. 12 Ibid., h. 131. 13 Ibid., h. 131-132.

Page 49: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

40

bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil, makmur yang diridhoi

Allah SWT.

Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah

organisasi massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HMI

secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide,

bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-

anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar

dan efektif.14

3. Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP)

Secara garis besar dalam haluan nilai-nilai dasar perjuangan (NDP)

dari HMI,15 sebagai berikut :

a. Hidup yang benar di mulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan.

Tuhan Yang Maha Esa dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-

Nya, yaitu taqwa.

b. Iman dan taqwa dipelihara serta diperkuat dengan melakukan ibadah

atau pengabdian formil kepada Tuhan. Ibadah mendidik individu agar

tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang teguh kepada

kebenaran, sebagaimana yang dikehendaki oleh hati nurani yang hanief.

c. Kerja kemanusiaan atau amal sholeh mengambil bentuknya yang utama

dalam usaha yang sungguh-sungguh secara essesial menyangkut

kepentingan manusia secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang

maupun waktu.

14 Modul LK I (Basic Training): Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat., h. 132. 15 Ibid., h. 193-197.

Page 50: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

41

d. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan

melahirkan “jihad”, yaitu sikap hidup berjuang. Berjuang itu dilakukan

dan ditanggung bersama oleh manusia dalam bentuk gotong-royong atas

dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan.

e. Dengan demikian tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana, yaitu :

“beriman, berilmu dan beramal”.

C. Profil Sejarah HMI Cabang Ciputat

HMI cabang Ciputat berdiri pada tahun 1960, bermula dari sebuah

komisariat yang diketuai oleh Abu Bakar, dan kemudian pada tahun berikutnya

1961, dijadikan sebuah cabang.16 Menghadirkan cabang Ciputat dalam sejarah

HMI tentu saja merupakan sebuah kewajaran belaka, mengingat masing-masing

cabang memiliki sejarah dan karakteristiknya yang tidak saja berbeda, unik,

namun tentu saja memiliki kekhasannya masing-masing. Kebutuhan mengetahui

sejarah HMI cabang Ciputat, yang jelas tidak didasarkan atas sikap arogansi yang

cenderung hanya membanggakan kejayaan masa lalu.17

Seperti diungkapkan Wahyudi Nafis, menghadirkan tulisan semacam ini

setidaknya didasari tiga gagasan. Pertama, kalau memang HMI cabang Ciputat

dikatakan oleh sebagian alumni-alumninya pernah memiliki kejayaan, dengan

berbagai data dan fakta, maka mungkin saja hal semacam ini bisa menjadi

stimulus bagi para kader di hari ini. Kedua, seandainya statemen “HMI cabang

Ciputat pernah memiliki kejayaan” sementara diterima, maka kita bisa menelaah

strategi dan perangkat apa saja yang membuat para kader di masa itu berhasil.

16 Modul LK I (Basic Training): Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat., h. 27. 17 Ibid., h. 25.

Page 51: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

42

Ketiga, kita kembali mempertanyakan, apakah benar para kader HMI di masa

tertentu di Ciputat pernah mengalami keberhasilan.18

Satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa HMI cabang Ciputat saat ini

masih sangat dihormati di cabang-cabang lain di seluruh Indonesia. salah satu

faktor utamanya adalah Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI yang sangat

identik dengan Cak Nur (sapaan akrab Nurcholish Majid) yang notabene

merupakan kader Ciputat. Hal ini berdampak psikologis bagi kader-kader HMI

cabang Ciputat sampai saat ini, terbukti ketika kader dari Ciputat mengikuti

Latihan Kader II (Intermediate Training) di luar Ciputat, sehingga kita mungkin

akan heran bahwa kader-kader HMI cabang lain akan banyak bertanya tentang

Ciputat dengan wajah antusias dan kekaguman. Hal ini karena track-record

intelektual HMI cabang Ciputat yang masih terimajinasikan dengan baik

ketokohan dan banyaknya buku-buku karya alumni-alumni Ciputat.19

Dan dari mahasiswa yang bergabung di dalam organisasi HMI cabang

Ciputat adalah mayoritas berlatar belakang lulusan SMA dan SMK/STM. Karena

memiliki tingkat intelektualitas keIndonesian kekinian (pelajaran umum) dari

pada lulusan dari pondok pesantren dan MAN yang notabenenya belajar kitab-

kitab dan berbahasa Arab, dan sedikit sekali mempelajari pelajaran umum. Akan

tetapi, dari lulusan pondok pesantren dan MAN tersebut ingin meningkatkan

intelektualitas agar lebih mendalami ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Maka,

mereka memilih bergabung di dalam organisasi tersebut. Adapun terlihat dari

tabel asal sekolah anggota organisasi HMI dan data anggota dari masing-masing

fakultas, sebagai berikut:

18Modul LK I (Basic Training): Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat., h. 25-26. 19 Ibid.,h. 26-27.

Page 52: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

43

Tabel. 1

Asal sekolah anggota HMI cabang ciputat angkatan 2005-2011

Asal Sekolah Jenis Kelamin

Orang (@) Persen (%) L P

Pondok Pesantren 827 517 1344 23% MAN 916 601 1517 26% SMA/SMK/STM 1673 1323 2996 51%

Jumlah 3416 2441 5857 100% Sumber: Sekretariat HMI Cabang Ciputat

Tabel. 2

Anggota HMI cabang ciputat dari masing-masing fakultas, angkatan 2005-2011

No Fakultas Orang (@) Persen (%) 1 Fakultas Ekonomi 498 8.5% 2 Fakultas Sains dan Teknologi 467 8.0% 3 Fakultas Dakwah 857 14.6% 4 Fakultas Ushuluddin 329 5.6% 5 Fakultas Adab dan Humainora 414 7.1% 6 Fakutas Syariah 546 9.3% 7 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 1197 20.4% 8 Fakultas Dirasat Islamiyah 282 4.8% 9 Fakultas Psikologi 537 9.1%

10 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 476 8.2% 11 Fakultas Kedokteran 254 4.4%

Jumlah 5857 100% Sumber: Sekretariat HMI Cabang Ciputat

Dan melihat data base dari masing-masing fakultas dari anggota organisasi

HMI di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang lebih dominan atau paling

banyak kader/anggota HMI tersebut ialah di fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, Fakultas Dawah, Fakultas Syariah, dan Fakultas Psikologi. Maka, yang

lebih dominan menjadi salah satu basis dari kekuatan organisasi HMI tersebut.

Sedangkan yang minoritas, akan meningkatkan kemampuan untuk mencari atau

mengkrekrut kader/anggota dari organisasi tersebut untuk menjadi kekuatan di

fakultas serta jurusannya.

Page 53: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

44

D. Profil Sejarah PMII

1. Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya PMII

PMII dan NU merupakan dua organisasi yang mempunyai hubungan

romantika historis yang spesial. Kita bisa katakan, NU adalah ibunya PMII,

karena dialah yang melahirkan organisasi kemahasiswaan ini 50 tahun silam.

Karena adanya “hubungan darah”, kedua organisasi ini pun punya beberapa

kemiripan. Misalnya, secara demografis, basis massa keduanya mayoritas

berasal dari masyarakat desa atau kalangan pesantren. Karakter ini membawa

implikasi pada prilaku komunal dan tradisionalis yang melekat pada warga

NU dan kader PMII. Pada awalnya, kelekatan tradisionalisme dan budaya

dalam kultur NU diyakini oleh sebagian masyarakat, tetapi belakangan ini,

sesuatu yang berkaitan dengan dialektika dan akulturasi dengan budaya (lokal)

mendapat apresiasi banyak kalangan.20

Nuansa demografis ini ternyata mempengaruhi konstruksi konsep

teologis. Kesadaran untuk bekerja sama, gotong-royong dan penghormatan

terhadap perbedaan menjadi tipikal keagamaan yang berkembang di kultur

masyarakat agraris di pedesaan. Hal ini juga berbanding lurus dengan

penghargaan atas tradisi lokal masyarakat pinggiran yang menjunjung tinggi

realitas multikultural dan keseimbangan gerak ibadah ritual dan amal sholeh.21

Berangkat dari logika hubungan darah, PMII pun menyetarakan

landasan teologisnya pada Islam ala ahlussunnah wal jamaah (aswaja), yang

kini berkembang menjadi manhaj al-fikr (metodologi berfikir). Romantika

NU-PMII ini pun terus berproses dari periode ke periode. Dalam periode awal

20 Mochammad Afifuddin, Menggerakkan Pergerakan; Kaderisasi, Kemandirian, Sinergi., h. 1. 21 Ibid.

Page 54: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

45

sekitar tahun 60-an, PMII memang banyak terlibat dalam percaturan politik

sehingga pemikiran-pemikiran tentang kebangsaan lebih menonjol.22

Keterlibatan PMII dalam politik praktis ini berakhir ketika mendeklarasikan

sebagai organisasi independen (keluar dari struktur NU) pada tahun 1972,

yang dikenal dengan Deklarasi Murnajati. Keputusan ini diambil karena

kondisi perpolitikan sudah tidak tepat lagi sebagai wahana kekiprahan PMII di

masa depan. Kreativitas dan progresifitas pilihan ini membuktikan pola

pemikiran yang ingin di tanamkan PMII harus dinamis, dialogis, kritis dan

open minded.23

Independensi PMII ini justru memberikan keleluasan ruang gerak

untuk bersikap kritis. Ketika Orde Lama beralih ke Orde Baru dengan

kekuatan Golongan Karya sebagai lembaga kekuasaanya, PMII tampil

mengkritisi kebijakan-kebijakan yang ditetapkan Orde Baru. Kekuasaan

pemerintahan Orde Baru telah memancangkan jerat-jerat hegemoninya dengan

mengendalikan semua kekuatan masyarakat.24

2. Motivasi Dasar Kelahiran dan Tujuan PMII

Kehadiran organisasi tentu memiliki tujuan yang sering diidentikkan

dengan gerakan. Transformasi dalam struktur masyarakat perlu didukung dan

dikawal oleh gerakan semacam ini. PMII sebagai organsiasi gerakan

mahasiswa yang merupakan bagian dari struktur masyarakat menengah, harus

memiliki orientasi yang jelas dan konsep yang matang terhadap proses

transformasi yang diinginkan oleh mahasiswa.25

22 Mochammad Afifuddin, Menggerakkan Pergerakan; Kaderisasi, Kemandirian, Sinergi., h. 1. 23 Ibid., h. 2. 24 Ibid. 25 Ibid., h. 35.

Page 55: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

46

PMII sebagai gerakan kaum santri, yang berpotensi untuk keterbukaan

dengan dunia baru yang disebut dengan “pembangunan peradaban” sudah

dimiliki sejak dini. Sebut saja konsep-konsep keIslaman, seperti bertaqwa,

tawakal, ikhlas, muthi’ilallah, dan seterusnya merupakan konsepsi kehidupan

para santri yang sudah ditempa sejak mereka di pondok pesantren. Disinilah

fungsi PMII untuk menjemput sumberdaya natural yang dimiliki kaum santri

untuk dapat difasilitasi, diorganisasikan, dipetakan potensi “skill personal”

untuk didistribusikan sesuai peranannya di masyarakat.26

Sikap dasar kegairahan dan keterbukaan terhadap ilmu, merupakan

ekspresi mental keIslaman mereka dalam memposisikan nilai-nilai Islam tidak

terbatas teologi “urusan syurga dan neraka” saja. Akan tetapi para santri-lah

yang mampu meletakkan Islam sebagai shirat, thariq, ataupun syar’i. Karena

mengIslamkan diri adalah peleburan dalam perjalanan menuju pengetahuan

yang dinamis dan berkelanjutan. Hal ini, sama halnya dengan prinsip PMII

yang selalu mengedepankan konsep atau prinsip “kritis transformatif” dan anti

kemapanan.27

Di sinilah, peran keagamaan umat Islam, terutama kaum santri sebagai

hanya hamba Tuhan (abdullah) harus ditransfigurasikan menjadi wakil Tuhan

(khalifatullah). Transfigurasi yang dimaksud adalah transformasi peran

(figurasi) dari manusia yang punya kepentingan hanya untuk dirinya sendiri,

segala tentang kebaikan dan keselamatan diri, diubah menjadi pada orientasi

sosial kemasyarakatan, kemaslahatan umat dan kesejahteraan sesama manusia.

Inilah peran yang sering disebut dengan “khalifatullah”, bahwa Tuhan tidak

26 Mochammad Afifuddin, Menggerakkan Pergerakan; Kaderisasi, Kemandirian, Sinergi., h. 37. 27 Ibid., h. 37.

Page 56: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

47

memilih-milih dalam memberikan anugerahnya yaitu sebuah semangat yang

ditiru dan dikembangkan dalam kehidupan organisasi ini.28

3. Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP)

Landasan dasar yang selama ini menjadi pendoman di organisasi PMII

dan diajarkan secara temurun pada kader baru masih bersifat deskripsi

normatif tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan Sang Pencipta,

interaksi antar sesama, dan interaksi dengan lingkungan.

E. Profil Sejarah PMII Cabang Ciputat

PMII Ciputat dideklarasikan pada tanggal 9 September 1960. Di antara

para pendirinya adalah Zamroni (alm), Prof.Dr. Chotibul Umam, Drs. Nadjid

Mukhtar, MA. (alm), Drs. Muzakkir Djaelani, Drs. Zarkasih Noor, Imam Yamin,

Ari Amnan, Lamingi Lamtamdid (alm), Abdurrahman K, Zuhdi Anwar, H. Rusli,

Jamhari, dan Mahmudi (alm). Serangkaian pertemuan persiapan telah dilakukan

sebelumnya. Di antaranya adalah pertemuan tanggal 18-22 Juni 1960, yang

membahas pentingnya mendirikan PMII cabang Ciputat. Pemilihan Ciputat

sebagai nama cabang dari organisasi PMII, bukan komisariat IAIN, didasarkan

atas pertimbangan lokasi di mana kampus dan organisasi ini berada. Pembentukan

PMII ini sempat mengagetkan anggota organisasi lain, karena PMII lebih awal

berdiri kemudian menyusul HMI dan IMM Ciputat.29

Saat itu, mahasiswa yang belajar di IAIN (ADIA sebelumnya) umumnya

adalah mereka yang ditugaskan belajar dari daerahnya masing-masing.

28 Mochammad Afifuddin, Menggerakkan Pergerakan; Kaderisasi, Kemandirian, Sinergi., h. 37-38. 29 Dari Ciputat Untuk Bangsa: Setengah Abad Peran Pergerakan Untuk Islam Dan Indonesia (Jakarta: CV. Soluma Kreasi, jil. 1, 2010), h. 1.

Page 57: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

48

Kebanyakan dari mereka adalah guru di madrasah (PGA) atau pegawai

keagamaan. Latar belakang beragam, berasal dari seluruh penjuru Indonesia, dan

kecenderungan paham keagamaan yang plural. Sebagian mereka berasal dari

keluarga nahdliyin dan banyak yang aktif di kegiatan Ikatan Putra Nahdlatul

Ulama (IPNU).30

Sebelumnya PMII didirikan, para mahasiswa NU tergabung dalam

berbagai organisasi kemahasiswaan, seperti Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama

(IMANU) yang didirikan pada Desember 1955 di Jakarta dan Keluarga

Mahasiswa Nahdhatul Ulama yang didirikan di SurakaRta oleh Mustahal Ahmad.

Namun, secara resmi organisasi kemahasiswaan untuk kader-kader NU ditampung

di bawah IPNU. Di dalam struktur IPNU, ada badan atau lembaga yang khusus

menghimpun mahasiswa-mahasiswa NU. PMII secara resmi didirikan di Surabaya

pada 17 April 1960. Organisasi inilah yang kemudian menghimpun mahasiswa-

mahasiswa dari kalangan nahdhiyin. Organisasi PMII berada di bawah struktur

PBNU, seperti organisasi IPNU dan Anshar. Faktor-faktor didirikannya PMII

adalah:31

1. Karut marutnya situasi politik bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1950-

1959.

2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.

3. Pisahnya NU dari Masyumi.

4. Tidak nyamannya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak

terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.

30 Dari Ciputat Untuk Bangsa: Setengah Abad Peran Pergerakan Untuk Islam Dan Indonesia (Jakarta: CV. Soluma Kreasi, jil. 1, 2010), h. 1. 31 Ibid., h. 1-2.

Page 58: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

49

5. Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang notabene

HMI adalah underbouwnya.

Setelah PMII didirikan, beberapa mahasiswa yang berlatar belakang IPNU

dan NU berkumpul dan sepakat untuk merencanakan pendirian PMII Ciputat.

Kemudian, mereka menyebarkan formulir anggota PMII secara door to door ke

mahasiswa yang tinggal di perumahan komplek. Sebelumnya, formulir anggota

HMI sudah lebih dulu beredar di kalangan mahasiswa. Para pendiri PMII

termasuk yang mendapat formulir HMI, namun mereka menolak dan justru

menyebar kembali formulir yang berbeda, yaitu anggota PMII.32

Alasan utama pendirian PMII adalah mengumpulkan mahasiswa-

mahasiswa dari kaum nahdhiyin dan mempertahankan tradisi keagamaan

diwujudkan melalui kegiatan pembinaan anggota PMII ke dalam satu wadah

organisasi. Program pembinaan anggota dilakukan secara rutin melalui kegiatan

pertemuan mingguan dengan agenda utama pembacaan kitab barzanji dan tahlilan.

Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi seputar ilmu pengetahuan,

keorganisasian, dan wawasan lainnya.33

Cita-cita awal pendirian organisasi underbow NU ini bersifat idealis,

meskipun kemudian berkembang tujuan pragmatis. Tujuan idealis berkenaan

dengan penyebaran dan penguatan paham “ahlus sunnah wal jamaah” di

perguruan tinggi, terutama IAIN Jakarta. adapun tujuan pragmatis berkisar pada

keterlibatan orang-orang dalam pengelolaan IAIN Jakarta.34

32 Dari Ciputat Untuk Bangsa: Setengah Abad Peran Pergerakan Untuk Islam Dan Indonesia., h. 2. 33 Ibid., h. 3. 34 Ibid.

Page 59: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

50

Dengan demikian, kebanyakan mahasiswa yang bergabung di PMII

cabang Ciputat ialah orang-orang yang berlatar belakang NU atau keluarga NU

dan juga orang-orang yang dahulunya pesantren. Maka, mahasiswa yang

mengikuti organisasi PMII (menjadi kader) di kampus UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta adalah mahasiswa yang notabenenya dari NU dan asal sekolah atau

lulusan dari pondok pesantren. Adapun data tabel dari asal sekolah anggota

organisasi PMII cabang Ciputat dan data anggota di setiap masing-masing

fakultas, yaitu:

Tabel. 3

Asal sekolah anggota PMII cabang ciputat angkatan 2005-2011

Asal Sekolah Jenis Kelamin

Orang (@) Persen (%) L P

Pondok Pesantren 1336 989 2325 42% MAN 768 704 1472 26% SMA/STM 930 852 1782 32%

Jumlah 3034 2545 5579 100% Sumber: Sekretariat PMII Cabang Ciputat

Tabel. 4

Anggota PMII cabang ciputat dari masing-masing fakultas, angkatan 2005-2011

No Fakultas Orang (@) Persen (%) 1 Fakultas Ekonomi 495 8.9% 2 Fakultas Sains dan Teknologi 467 8.3% 3 Fakultas Dakwah 385 7.0% 4 Fakultas Ushuluddin 336 6.0% 5 Fakultas Adab dan Humainora 376 6.7% 6 Fakutas Syariah 628 11.2% 7 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 1276 22.9% 8 Fakultas Dirasat Islamiyah 215 3.8% 9 Fakultas Psikologi 697 12.5%

10 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 498 9.0% 11 Fakultas Kedokteran 206 3.7%

Jumlah 5579 100% Sumber: Sekretariat PMII Cabang Ciputat

Page 60: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

51

Melihat data di atas merupakan pengkrekrutan anggota organisasi PMII

cabang Ciputat di masing-masing fakultas, menunjukan tingkat banyaknya

anggota PMII masih didominasi fakultas Tarbiyah dengan presentasi 22.9%

dikarenakan jumlah mahasiswa fakultas Tarbiyah UIN Jakarta sangat banyak

dibandingkan fakultas-fakultas lain tidak beda dengan organisasi HMI yang

memiliki anggotanya paling banyak dari fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Dan

basis berikutnya dari PMII selain fakultas Tarbiyah ialah fakultas Psikologi

dengan presentasi 12.5% dan syariah 11.2%.

Oleh sebab itu, setiap masing-masing organisasi HMI dan organisasi PMII

berjuang untuk kepentingan kelompoknya dan mempertahankan eksistensi di

setiap fakultas, berbagai cara dilakukan untuk memenangkan kelompoknya dalam

mendapatkan kekuasaan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 61: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

52

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pola Interaksi antara Anggota Organisasi HMI dan Organisasi PMII

Mengamati tentang interaksi antara organisasi HMI dan PMII begitu

fenomenal, yang merupakan organisasi besar yang bermain di perpolitikan

kampus dan mencetak kader-kader yang berkualitas, salah satunya ialah kampus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berbagai sudut pandang mengenai ideologi,

tidak luput dengan kelompok atau organisasi ini yang menginginkan pengakuan

terhadap lingkungan setempat dan eksistensinya. Oleh sebab itu, berbedanya

ideologi membuat mereka bersaing untuk berkuasa di dalam kampus ini.

Organisasi besar ini mempunyai ciri khas tersendiri untuk berlomba-lomba

mencari mahasiswa baru atau mahasiswa lama yang belum bergabung di

dalamnya untuk generasi selanjutnya yang bisa meneruskan dan perjuangkan

organisasi tersebut.

Dari hasil penelitian yang peneliti dapati melalui wawancara dan observasi

di lapangan, begitu banyak pelajaran yang dapat memberikan inspirasi peneliti

dan mahasiswa untuk melihat sejauhmana keadaan dan budaya interaksi sosial

antara anggota kedua organisasi ini di dalam kampus. Apakah kedua organisasi ini

selalu bertikai!, ternyata ada moment-moment tertentu yang membuat mereka

bertengkar dan ada kalanya mereka bersatu demi kemaslahatan umat bersama.

Adapun yang dapat menyebabkan perbedaan antara anggota organisasi tersebut,

ialah:

Page 62: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

53

1. Kerjasama

a. Tolong menolong

Manusia pada dasarnya memiliki sifat saling tolong menolong

antarsesama, yang mempunyai kesulitan atau terkena musibah. Di dalam

kedua organisasi ini sering sekali bekerjasama untuk membantu

masyarakat secara umum seperti memperjuangkan hak-hak masyarakat

terhadap pemerintah dan juga membantu masyarakat yang terkena

musibah seperti bencana alam. Dan bukan hanya isue-isue nasional saja

yang memungkinkan organisasi ini bersatu dan bekerjasama, kedua

organisasi ini pun sering mengadakan aksi pada kebijakan rektorat yang

merugikan mahasiswa dan juga sering mengadakan kegiatan mahasiswa di

dalam kampus seperti diskusi, seminar dan bahkan pembentukan panitia

PROPESA yang sekarang ini bernama OAK (Orientasi Akademik dan

Kebangsaan), itupun karena tujuan dan kepentingan yang sama. Seperti

yang disampaikan salah satu informan dari KAHMI (Keluarga Alumni

HMI), “... Selama memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, kami bisa

bergabung dengan organisasi lain selama itu baik ...”.1

Walaupun fakta yang terjadi sesuai dengan kenyataan, secara tidak

langsung kedua organisasi ini lebih mementingkan hak-hak untuk

kemaslatan umat bersama, bukan untuk kepentingan kelompok sendiri.

Dan tidak selamanya kedua organisasi ini selalu bermusuhan, karena

adanya moment dan situasi yang membuat kedua organisasi ini bersatu.

1 Wawancara dengan Bhakti Sakti, Keluarga Alumni HMI (KAHMI), 17 Juni 2011.

Page 63: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

54

Seperti yang dijelaskan oleh informan Mabincab (Majelis Pembina

Cabang) yang merupakan organisasi PMII:

“Kita sering berkejolak dengan organisasi HMI dan organisasi lain, akan tetapi kita tidak selamanya bermusuhan. Tergantung moment dan situasi. Dan apabila kami bersatu dengan organisasi HMI dan organisasi lain, itu semua karena kepentingan yang sama untuk membela hak-hak masyarakat.”2

b. Bargaining (Perjanjian antara dua organisasi atau lebih)

Dalam pembentukan kepanitiaan yang melibatkan kedua organisasi

HMI dan PMII ataupun organisasi lain, harus mengadakan suatu perjanjian

antara kedua belah-pihak untuk mengantisipasi yang tidak diinginkan oleh

kedua organisasi ini, pada saat menjalankan kegiatan atau acara tersebut.

Seperti yang disampaikan oleh Sekertaris Bidang I PMII Cabang Ciputat:

“Dalam pembentukan kepanitiaan, itupun harus ada kesepakatan untuk kepentingan bersama dan membuat MOU secara bersama-sama pula. Tidak selamanya kami bermusuhan dengan HMI atau organisasi lain.”3

Akan tetapi tetap saja yang terjadi dilapangan atau penerapannya

jauh berbeda dengan harapan masing-masing organisasi ini. Biasanya

perjanjian itu terjadi pada saat PEMIRA (Pemilu Raya) kampus dan

kegiatan mahasiswa baru OAK yang melibatkan semua organisasi untuk

menjadi struktur kepanitiaan di dalamnya. Adapun yang diungkapkan oleh

Sekertaris Umum HMI Cabang Ciputat:

2 Wawancara dengan Imron Rosyadi, Mabincab (Majelis Pembina Cabang) PMII Cabang Ciputat, 09 Juni 2011. 3 Wawancara dengan Muh. Muzani Zulmaizar, Sekertaris Bidang I Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 23 Juni 2011.

Page 64: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

55

“Harus ada komitmen yang dibangun oleh masing-masing organisasi. Di ranah politik pun kami mengadakan bukan istilahnya perjanjian akan tetapi kesepakatan yang dibangun bersama-sama.”4

Walaupun pembentukannya melalui kesepakatan atau musyawarah

bersama, namun penerapannya ada saja yang tidak mengikuti aturan yang

telah dibuat secara bersama-sama. Adapun observasi mengenai kerjasama

antara anggota organisasi HMI dan PMII dalam OAK periode 2011 di

Badan Esekutif Mahasiswa FISIP, sangat terlihat sekali adanya perbedaan

itu, walaupun secara struktural Bem-F tidak memperdulikan perbedaan itu,

namun secara personal tetap saja beberapa panitia yang berbeda partai

masih enggan untuk bekerjasama.5 Dan untuk mensiasati kejadian itu

harus memiliki sikap profesional di dalam diri kepanitiaan. Seperti yang

diungkapkan oleh Ahmad Abrori, Pembantu Dekan bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di dalam Institut

News (lembaga pers mahasiswa), yaitu:

“Selain karena kewajiban dari pihak Rektorat, saya juga merasa kebijakan ini menjadi ajang harmonisasi antar organisasi atau partai. Bagi penyelenggara, yang penting kesolidan dan apapun background organisasi atau partai yang dimilikinya, selama menjadi panitia OAK harus mengerjakan apa yang harus dikerjakan. Dalam kegiatan OAK ini, tidak perlu menonjolkan background organisasi atau partai.”6

4 Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 17 Juni 2011. 5 Pengamatan (observasi) di dalam OAK (Orientasi Akademik dan Kebangsaan), pada 10 September 2011. 6 April dan Ayu, “Harmonisasi Partai dalam Struktur OAK,” Lembaga Pers Mahasiswa Institut, (September 2011) : h. 4.

Page 65: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

56

c. Koalisi

Terjadinya koalisi antara organisasi atau partai sering terjadi pada

saat mendekati pemilu raya kampus (pemira). Setiap masing-masing

organisasi berjuang untuk kepentingan kelompoknya agar bisa berkuasa di

kampus yang besar ini dan mempertahankan eksistensi kelompok tersebut,

berbagai cara dilakukan untuk memenangkan kelompoknya.

Dan apabila salah satu dari organisasi besar seperti HMI dan PMII

diperkiraan suaranya kurang pada saat pemilihan, maka mereka mencari

solusi dan kemungkinan koalisi dapat dilakukan dengan organisasi-

organisasi lain yang masanya sedikit atau suaranya minoritas, untuk

membantu organisasi besar di pemilihan nanti. Organisasi yang minoritas,

tidak semena-mena untuk menerima koalisi tersebut, asalkan mempunyai

tujuan dan cita-cita yang sama, maka koalisi itu bisa terjadi. Seperti

dituturkan oleh informan dari HMI

“Koalisi tidak bisa dipastikan, karena disisi lain melihat situasi dan kondisi di dalam organisasi itu sendiri. Sehingga bisa diperkiraan untuk nantinya berkuasa dikampus, dan apabila koalisi itu terjadi maka ada keuntungan tersendiri antara yang berkoalisi dan dikoalisikan.”7

Dan hal serupa pun juga terjadi pada organisasi PMII, seperti

dituturkan oleh informan:

“Koalisi itu terjadi pada saat organisasi besar mengalami kesulitan untuk berkuasa dikampus, maka mereka akan mencari organisasi yang ingin berkoalisi asalkan mempunyai kepentingan yang sama.”8

7 Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 17 Juni 2011. 8 Wawancara dengan Budi Purnomo, Ketua Umum Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011.

Page 66: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

57

Karena kepentingan yang sama antara kedua organisasi yang

memungkinkan untuk bergabung atau berkoalisi, asalkan ada kesepakatan

yang di inginkan dari kedua belah-pihak supaya tidak adanya kecurangan

yang merugikan dari salah satu organisasi tersebut.

2. Akomodasi

a. Kompromi atau mencari solusi (compromise)

Di setiap organisasi pasti memiliki permasalahan antara individu

dengan individu di dalam organisasinya, bahkan antara individu dengan

organisasi lain, dan juga antara organisasi dengan organisasi lain. Oleh

sebab itu, permasalahan yang ada harus memiliki sifat transparansi serta

memiliki hati yang tenang dan kepala yang dingin sehingga sebuah

permasalahan dapat diselesaikan dengan kompromi atau mencari solusi

bersama-sama dan berusaha jangan sampai diselesaikan lewat adu fisik.

Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Umum PMII, “... sebuah per-

masalahan harus dirapatkan dan dimusyawarahkan, agar menghasilkan

solusi yang baik dan secara diplomasi ...”.9

Sebagai seorang mahasiwa harus memiliki intelektual yang tinggi

dan ketenangan berfikir dalam menyikapi problema yang ada. Kompromi

yang sehat, apabila terjadi sebuah permasalahan organisasi harus

dimusyawarahkan agar menghasilkan solusi yang baik dan mengedepan-

kan kepentingan bersama. Seperti yang dituturkan salah seorang Keluarga

Alumni HMI (KAHMI):

9 Wawancara dengan Budi Purnomo, Ketua Umum Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011.

Page 67: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

58

“Kompromi yang sehat ialah mengakomodir tiap-tiap aspirasi yang ada dan tidak ada pemaksaan untuk mengedepankan tujuan pribadi daripada kesepakatan bersama.”10

Suatu ketika peneliti pernah melihat terjadinya suatu kesenjangan

antara kedua anggota organisasi ini terhadap permasalahan kecil yang

berakibat menjadi besar, yaitu berupa memakirkan motor. Pada saat itu,

salah satu dari anggota organisasi A memakirkan motor di depan

basecamp organisasi B yang sedang mengadakan suatu perkumpulan.

Ketika itu salah satu anggota B tidak senang, karena tidak izin pada pihak

tersebut. Pada akhirnya terjadinya kesenjangan antara anggota tersebut dan

membawa nama organisasi yang berakibat ketua umum antara kedua

organisasi mereka mencari solusi (kompromi) untuk meredamkan

permaslahan yang ada. Dan apabila tidak menemui titik temu, maka

terjadilah mediasi.11

b. Mediasi atau pihak ketiga apabila terjadi konflik (mediation)

Di dalam organisasi HMI memiliki problema atau konflik antar

organisasi PMII dan organisasi lainnya, begitu pula sebaliknya.

Bagaimana mereka menyikapinya problema itu dan mencari solusi selain

bermusyawarah, dan ternyata mereka memilih mediasi untuk menanggapi

permasalahan itu saat permasalahan begitu sulit untuk menemukan titik

temu dan tidak mau mengalah antara satu dan yang lainnya, maka mediasi

itu harus dilakukan. Seperti yang dituturkan oleh Ketua bidang Pembinaan

10 Wawancara dengan Bhakti Sakti, Keluarga Alumni HMI (KAHMI), 17 Juni 2011. 11 Pengamatan (observasi) di dalam permasalahan anggota kedua organisasi, pada 23 Maret 2011.

Page 68: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

59

Anggota HMI, “... Karena mediasi itu untuk mencari titik temu yang bisa

diterima antara dua organisasi yang berkonflik itu ...”.12

Adapun yang berhak menjadi pihak ketiga atau mediasi dari

permasalahan atau konflik yang terjadi yaitu para senior dari masing-

masing organisasi yang memiliki tingkat sosial yang tinggi terhadap

organisasi manapun. Dan juga dari ketua cabang dan pengurus masing-

masing organisasi yang berupaya untuk menenangkan permasalahan atau

konflik tersebut. Seperti yang di ucapkan oleh Ketua Umum PMII:

“sebelumnya kami melihat lebih dahulu tingkat permasalahan yang ada, apabila masalah itu berkelanjutan maka yang perlu menjadi mediasi adalah ketua dan pengurus cabang serta senior dari masing-masing organisasinya.”13

Adapun observasi mengenai mediasi antara kedua organisasi ini,

yaitu salah satu anggotanya pernah melakukan kesalahan kecil terhadap

organisasi itu dan menimbulkan permasalahan yang besar membawa nama

baik organisasinya. Pada akhirnya, melalui mediasi atau pihak ketiga yang

bersifat netral mengurai permasalahan kedua organisasi itu dan apabila

tidak bisa menemui solusi, maka dari masing-masing para senior

organisasinyalah yang menenangkan suasana. Seperti saat PEMIRA yang

selalui bertikai saat pengumuman hasil suara dalam pemilihan tersebut di

masing-masing fakultas dan permasalahan yang kecil antara kedua

organisasi di besar-besarkan.14

12 Wawancara dengan Eko Arisandi, Ketua bidang Pembinaan Anggota Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011. 13 Wawancara dengan Budi Purnomo, Ketua Umum Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011. 14 Pengamatan (observasi) di dalam Pemilu Raya Kampus (PEMIRA), pada bulan Januari 2011.

Page 69: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

60

3. Asimilasi (bergaul dengan kelompok lain)

Suasana bergaulnya mahasiswa di kampus UIN sama perihalnya

dengan kampus-kampus lainnya, mahasiswa harus pandai berbaur dan

bersosialisasi dengan mahasiswa yang lainnya agar bisa bertukar pikiran dan

mencari pengalaman dari masing-masing mahasiswa tersebut. Di lain itu juga,

mahasiswa tidak ada paksaan untuk membatasi pertemanan dalam

kehidupannya apalagi berbedanya organisasi.

Di dalam organisasi ekstra di kampus UIN pun tidak ada paksaan bagi

anggotanya untuk bergaul dengan orang lain maupun kelompok lain dan tidak

ada paksaan pula untuk masuk di dalam organisasi mana pun. Karena bagi

mereka bergaul sangat penting yang bisa mengubah kepribadiannya menjadi

lebih baik lagi dari sebelumnya, sehingga pengaruh pergaulan antara anggota

organisasi HMI dan PMII sangat besar dan tidak terlalu dipentingkan asalkan

anggotanya mengetahui etika di dalam organisasinya. Seperti yang dituturkan

oleh informan organisasi HMI:

“k’lo bergaul, kami tidak membatasi anggota organisasi kami asalkan mengetahui batasan toleransi dan saya akui tingkat sosial saya pula dipengaruhi oleh lingkungan disekitar saya”.15

Hal serupa pun terjadi di dalam organisasi PMII, seperti dituturkan

oleh informan:

“kami memberikan kebebasan anggota kami untuk bersosialisasi dengan siapa saja dan kami tidak membatasi pergaulan anggota kami. Karena disitulah anggota kami dapat bertukar pikiran dengan organisasi lain dan bisa berbagai ilmu pengetahuan”.16

15 Wawancara dengan M. Fathul Arif, Ketua Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011. 16 Wawancara dengan Budi Purnomo, Ketua Umum Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011.

Page 70: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

61

Adapun dari hasil observasi mengenai pergaulan antara anggota

organisasi HMI dan PMII, sering dijumpai saat berada di kantin, taman

kampus dan saat mengerjakan tugas kuliah. Mereka tidak menutup

kemungkinan untuk bergabung dan bercanda sesama teman kelas ataupun

dengan fakultas lain yang berbeda organisasi. Karena mereka lebih cenderung

dengan nongkrong dan ngobrol ngawur-ngidul, serta mengerjakan tugas

secara bersama-sama. Walaupun ada beberapa orang yang memisahkan diri

atau tidak ingin bergabung, biasanya orang itu akan bergabung dengan teman-

teman organisasinya yang memandang perbedaan itu, akan tetapi hanyalah

orang-orang yang aktif di dalam organisasinya.17

4. Persaingan

Peneliti harus melihat manusia pada dasarnya mempunyai keinginan

untuk pengakuan di lingkungan sekitarnya, dan pengakuan itu sendiri tidak

mudah untuk dilakukan, karena harus bersaing dengan orang lain yang

menginginkan pengakuannya juga.

Persaingan yang terjadi antara anggota organisasi HMI dan PMII di

dalam kampus, karena adanya dorongan yang membuat mereka untuk

mempertahankan eksistensi organisasi. Apabila anggota tidak memiliki

keberanian dan pemikiran yang kritis untuk bersaing maka organisasi itu akan

ditindas oleh salah satu dari organisasi tersebut. Misalnya, persaingan dalam

mendapatkan kedudukan di Badan Esekutif Mahasiswa Jurusan, Fakultas dan

Universitas. Dalam setahun kepengurusan tersebut akan diadakan pergantian

17 Pengamatan (observasi) di dalam pergaulan kedua anggota organisasi HMI dan PMII.

Page 71: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

62

yang diselenggarakan oleh pihak kampus dan KPU, oleh karenanya harus

sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Bersama dan Rektor yang berlaku pada

Student Goverment (SG) atau Pemilihan Raya Kampus (PEMIRA) secara

demokrasi. Dan adapun ungkapan dari Pengembangan Anggota HMI, “...

Persaingan itu selalu ada, akan tetapi yang terpenting ialah mengedepankan

serta menjaga etos etika persaingan yang baik dan fair ...”18

Berbagai cara yang ditunjukkan oleh para calon dari anggota kedua

organisasi ini sangat kelihatan dan blag-blagkan (terbuka). Karena organisasi

besar selalu ingin mempertahankan dan menonjolkan eksistensinya dan saling

adu gengsi untuk mencapai kemenangan tertentu, seperti saat Pemilu Raya

Kampus (PEMIRA). Oleh sebab itu, mahasiswa yang mengikuti organisasi

meningkatkan kemampuannya serta mementingkan kuantitas bukan kualitas di

dalam organisasi tersebut. Dan ini pernyataan dari Departemen Kaderisasi

PMII, “... Persaingan dalam arti sehat tidak ada masalah, makanya disini

dituntut untuk lebih peka akan sadar politik dan mengerti demokrasi tentunya

...”19. Persaingan yang sehat, mahasiswa harus sadar atas komitmen yang

dibangun untuk mewujudkan kepentingan bersama dan menjaga nilai-nilai

yang berlaku di setiap organisasinya.

Di dalam observasi di lapangan yang ditemui dalam persaingan ini

ialah terlihat saat PEMIRA diselenggarakan, banyak hiasan dekoratif selama

kampanye berlangsung seperti spanduk-spanduk besar, baliho, poster, pamflet

yang memperlihatkan wajah-wajah kandidat tersebar di seluruh area kampus

18 Wawancara dengan Mustar, Pengembangan Anggota Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011. 19 Wawancara dengan Rafiqurrahman, Departemen Kaderisasi Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011.

Page 72: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

63

dan bahkan sampai di luar kampus menjadi lahan kampanye. Sebuah seruan

terdengar di seluruh ruang hingga sudut kampus UIN Syarif Hidayatullah,

inilah sebuah realitas politik yang sangat mirip dengan sistem parlementer

Negara.20

5. Kontravensi

a. Perbuatan penolakan, perlawanan dan lain-lain

Perbuatan penolakan dan perlawanan di dalam organisasi memang

sering terjadi. Karena setiap anggota organisasi mempunyai idealisme

yang cukup tinggi terhadap kelompok atau organisasinya, maka tidak bisa

dipungkiri lagi akan sebuah penolakan dan perlawanan itu terjadi antara

organisasi HMI dengan PMII, begitupun sebaliknya.

Dan apabila itu terjadi, karena salah satu dari organisasi ini merasa

dirugikan, seperti mencela salah satu dari anggota masing-masing

organisasi saat perbedaan pendapat di muka umum serta kepentingan yang

tidak sesuai dengan harapan dan tidak memiliki kode etik secara umum.

Contoh kasus kecil dari observasi yaitu dalam perkulihan pada saat

makalah kelompok dan salah satunya adalah orang HMI atau PMII

mempresentasikan kepada teman-teman kelasnya, pada saat itu juga ada

pandangan yang berbeda dari orang-orang organisasi HMI atau PMII yang

ingin menjatuhkan ataupun mengeksiskan dirinya dan organisasinya di

dalam kelasnya.21 Adapun “... Kalau keluar dari konstitusional pasti ada

20 Pengamatan (observasi) di dalam Pemilu Raya Kampus (PEMIRA), pada bulan Januari 2011. 21 Pengamatan (observasi) di dalam pergaulan kedua anggota organisasi HMI dan PMII.

Page 73: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

64

perlawanan, selama berada di garis konstitusional, maka akan berjalan

sesuai dengan harapan bersama-sama ....”22

Hal serupa juga terlihat pada organisasi PMII, seperti yang

dituturkan oleh informan:

“Kami melihat konteksnya dahulu, menyinggung dengan organisasi lain atau tidak. Dan apabila organisasi kami di injak-injak atau dirugikan oleh organisasi lain, maka kami akan melawan demi membela dan mempertahankan harga diri organisasi kami. Tentunya organisasi lain juga seperti itu juga.”23

b. Menyangkal pertanyaan orang lain dimuka umum

Perlu diketahui negara ini adalah negara yang menjunjung tinggi

demokrasi, siapa saja bebas untuk mengemukakan pendapat. Maka,

organisasi manapun harus memahami arti demokrasi itu sendiri. Dan

adapun menyangkal pertanyaan orang lain dimuka umum sering sekali

terjadi di dalam perkuliahan, seminar ataupun diskusi publik. Tidak heran

akan hal tersebut apabila kedua organisasi HMI dan PMII selalu berdebat

ataupun menyangkal antar anggotanya, karena mereka ingin menonjolkan

eksistensi individu dan organisasinya dari pada mempertahankan per-

tanyaan atau jawaban yang benar. Akan tetapi, mereka tidak mengabaikan

etika sosial dan norma yang berlaku seperti menghargai hak-hak orang lain

serta tidak mengganggu pertanyaan orang selagi itu baik. Adapun

pernyataan dari sekertaris umum HMI, yaitu:

“Kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Kita punya hak dan orang lain pun juga punya hak. Maka, kita memakai aturan main yang berlaku di muka umum, asalkan jangan

22 Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011. 23 Wawancara dengan Budi Purnomo, Ketua Umum Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011.

Page 74: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

65

mengganggu pernyataan atau jawaban orang selagi itu baik dan bisa diterima oleh orang.”24

Adapun kedua organisasi ini, mengharapkan anggota atau kadernya

berani untuk berbicara dan mengemukakan pendapat agar bisa “ ...melatih

mentalnya serta mengajak orang untuk berfikir akan permasalahan yang

dibicarakan ...”25. Dan apabila terjadi perdebatan yang begitu panjang dan

tidak ada yang mengalah, biasanya forum akan melakukan footing.

Sebagai mahasiswa harus menyikapi permasalahan itu dengan baik dan

bijak, jangan memakai ego untuk kelompoknya ataupun dirinya.

c. Melakukan Penghasutan (Provokasi)/Propaganda

Melakukan penghasutan atau provokasi kepada mahasiswa yang

tidak mengikuti atau tidak bergabung di dalam organisasi (netral), menjadi

salah satu daya tarik tersendiri bagi organisasi manapun dan berlomba-

lomba untuk mendapatkan suara di dalam pemilihan nanti, saat menjelang

pemilu raya tiba. Setiap organisasi saling menjelek-jelekkan yang satu

dengan yang lainnya atau memprovokasi sesama calon yang diusung.

Memprovokasi sudah menjadi hal yang lumrah di dalam organisasi ekstra

kampus UIN ini. Walaupun di setiap organisasi HMI dan PMII tidak

membenarkan hal tersebut, seandainya ada maka “... itu oknum yang tidak

bertanggungjawab dan mengatasnamakan gengsi ...”,26 dan itu terjadi

24 Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 17 Juni 2011. 25 Wawancara dengan Budi Purnomo, Ketua Umum Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011. 26 Wawancara dengan Bhakti Sakti, Keluarga Alumni HMI (KAHMI), 17 Juni 2011.

Page 75: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

66

karena sebuah proses dinamika perpolitikan. Seperti yang diungkapkan

oleh Sekertaris Umum HMI :

“K’lo provokasi untuk mengarah kekonflik, kami tidak pernah. Dan k’lo momentum saat pemira bukan provokasi namanya tapi agitasi propaganda, yang dilakukan sebagai upaya pendewasaan ranah politik. Walaupun ada serangan-serangan akan tetapi harus ada data-data yang valid, sehingga orang lain bisa menerimanya. Saya pikir setiap organisasi melakukan itu semua”.27

Adapun observasi mengenai provokasi antara kedua anggota

organisasi ini, Biasanya dilakukan oleh para atau oknum dari masing-

masing itu sendiri untuk melakukan provokasi. Seperti melalui SMS,

selebaran kertas, pamplet dan melalui obrolan (pergaulan). Dan yang

paling sering terjadi yaitu lewat sms, seperti yang dilontarkan oleh

Sekertaris Bidang I PMII :

“Sebelum kami memenangkan Bem-F. Kita melakukan provokasi atau agitasi propaganda lewat sms sebelum pemira tiba kepada teman-teman fakultas saya. Karena sewaktu Bem-F dipegang oleh anak-anak HMI, duit propesa pada waktu itu dipakai dengan tidak wajar”.28

Kedua organisasi ini seakan-akan bersifat tertutup apabila anggota

organisasinya pernah melakukan provokasi kepada organisasi lain. Dan

keduanya juga saling melempar kesalahan seperti yang dipaparkan oleh

informan organisasi HMI, “... Kami tidak pernah melakukan provokasi itu,

tapi kami sering di provokasi oleh organ lain ...”.29

27 Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 17 Juni 2011. 28 Wawancara dengan Muh. Muzani Zulmaizar, Sekertaris Bidang I Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 23 Juni 2011. 29 Wawancara dengan Mustar, Pengembangan Anggota Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011.

Page 76: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

67

Dan hal serupa dituturkan juga oleh informan organisasi PMII:

“Tidak dibenarkan melakukan provokasi di tubuh organisasi kami dan organisasi lain. Justru salah satu dari kami pernah terkena provokasi dari organisasi lain melalui sms”.30

Organisasi HMI dan PMII memang dikenal sebagai organisasi

yang selalu bersitegang saat PEMIRA, banyak SMS-SMS aneh yang

sering diterima oleh mahasiswa setelah lewat jam 12 malam dan masih

banyak SMS nyeleneh lainnya dari berbagai organisasi. Dan peneliti salah

satu korban provokasi itu, adapun contoh dari sebuah pesan singkat ini:

“Salam reformasi!! kawan-kawan mahasiswa tentunya sudah tahu siapa yang layak menjadi pemimpin kampus kita ini. Jangan sembarang pilih kawan-kawan!! Siapa itu Isbat? Kuliah jarang masuk, baju ngga pernah rapi, ngga pernah ngerjain tugas. Siapa itu Nafiz? Sama aja kuliah jarang masuk”.31

Sebegitu berharganya tahta kekuasaan politik hingga SMS seperti

ini seringkali diterima oleh mahasiswa, sebuah black campaign. Setelah

ditelusuri nama-nama yang ada dalam SMS, itu adalah Capres dan

Cawapres dari Partai Persatuan Mahasiswa (PPM) yaitu organisasi PMII.

Terlihat sedikit santai, PPM yang tahu tentang tersebarnya SMS gelap itu

ke beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan komunikasi membalas

dengan sebuah pesan singkat berisikan “... Untuk perubahan yang lebih

baik, hari Kamis pilih yang Jitu.. No.1 PPM ...”. Dan Partai Reformasi

Mahasiswa (Parma) yaitu HMI kembali membalasnya “... Jurnalistik satu

suara, demi kepentingan kita semua. Ayo..satukan suara, pilih Ncex

(BEMJ), Sabir (BEMF) dan Otoy (BEMU), kita melangkah maju 30 Wawancara dengan Rafiqurrahman, Departemen Kaderisasi Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 22 Juni 2011. 31 Pengamatan (observasi) yang di dapati dalam SMS kedua anggota organisasi HMI dan PMII.

Page 77: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

68

bersama… dengan pemikiran-pemikiran bersama, setuju? Bales..!!

(bhotel), tolong sebarkan ke yang lain ya minimal 5 atau 10 mahasiswa

...”. Belum lagi kampanye melalui jejaring sosial facebook yang merajalela

di seluruh mahasiswa. Ini menunjukan sedang zamannya manusia addicted

dengan facebook dan memanfaatkannya sebagai alternatif yang sangat

berpengaruh sebagai media persuasif terhadap publik.32

6. Pertentangan atau Konflik

Pertentangan antar sesama organisasi kelak terjadi, apabila tidak sesuai

dengan keinginannya dan melakukan kecurangan-kecurangan yang merugikan

organisasi tersebut. Dilihat dari situ, ada kecenderungan mahasiswa dihadap-

kan dengan sebuah kepentingan yang berorientasi pada kepentingan suatu

golongan tertentu saja, karena di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta budaya politik yang dibangun berdasarkan sentimen ideologis yang

lebih mementingkan dan mempertahankan organisasinya.

Maka adanya pertentangan sangat memungkinkan terjadinya konflik

antar individu atau antar kelompok karena peran permainan politik yang

semakin kental. Apalagi, pada saat PEMIRA, organisasi ekstra bersiap-siap

untuk berkampanye dengan partainya sendiri-sendiri seperti HMI dengan

PARMAnya (Partai Reformasi Mahasiswa) dan PMII dengan PPMnya (Partai

Persatuan Mahasiswa). Dan mereka saling berselisih untuk mendapatkan siapa

yang berkuasa di kampus ini ataupun karena sentimen organisasi. Seperti yang

disampaikan oleh salah seorang informan dari PMII, “... PARMA (HMI) yang

32 Pengamatan (observasi) yang di dapati dalam SMS kedua anggota organisasi HMI dan PMII.

Page 78: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

69

paling sering berkonflik, pada saat PEMIRA dan moment yang terpenting.

Karena organisasi sama-sama besar serta mencari eksistensi ...”.33 Dan hal

serupa disampaikan juga oleh informan organisasi HMI, “... PPM (PMII)

berkonflik dengan kami, karena sentimen organisasi ...”.34

Dan adapun observasi dari pertentangan atau konflik yang terjadi

dalam organisasi HMI dengan PMII, pada saat penghitungan hasil suara dari

masing-masing Jurusan, Fakultas dan Universitas yang merupakan acara

tahunan yang diselenggarakan oleh pihak kampus dalam pergantian

kepengurusan yang biasanya disebut dengan PEMIRA. Seperti yang sering

terjadi pertentangan atau konflik di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas

Tarbiyah. Dan itulah perbedaan interaksi sosial antara anggota organisasi HMI

dengan anggota organisasi PMII dan pernyataan dari masing-masing pengurus

organisasi.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Pola Interaksi

Suatu proses interaksi yang mempengaruhi anggota organisasi HMI dan

PMII di dasari pada berbagai faktor, diantaranya ialah ideologi atau sudut

pandang, memprovokasi untuk mempertahankan eksistensi, mengkrekrut kader,

dan memainkan peran dalam moment dan situasi. Adapun faktor-faktor tersebut,

secara rinciannya dapat bergerak sendiri-sendiri ataupun secara terpisah, yaitu:

33 Wawancara dengan Budi Purnomo, Ketua Umum Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011. 34 Wawancara dengan M. Fathul Arif, Ketua Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011.

Page 79: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

70

1. Ideologi atau sudut pandang

Sebuah organisasi salah satunya membuat seseorang untuk

mempunyai peranan dan memahami nilai-nilai yang berlaku di tengah-

tengah masyarakat. Dan setiap organisasi mempunyai sudut pandang atau

ideologi yang berbeda-beda, terkadang menyimpang dari aturan yang tidak

bisa diterima oleh masyarakat. Organisasi HMI dan PMII mempunyai

sudut pandang yang berbeda, akan tetapi kedua organisasi ini bisa diterima

oleh masyarakat. Adapun HMI berideologikan modernis yang mengikuti

perkembangan zaman dari segi intelektual keIndonesiaan dan keIslaman.

Sedangkan PMII yang berideologikan ahlussunnah wal jamaah (aswaja)

yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan tidak lepas dari sejarah

Islam (pemikiran tradisional), seperti tahlilan dan bersholawat.

Perbedaan sudut pandang atau ideologi tersebut memungkinkan

adanya persaingan untuk mempertahankan dan mencari kader (anggota)

dalam memperjuangkan organisasinya, sehingga tarik menarik antara

anggota sering sekali terjadi di dalam kedua organisasi ini. Seperti yang

diungkapkan oleh Sekertaris Bidang I, informan dari PMII yaitu:

“k’lo seandainya seseorang sudah terikat dan mempunyai rasa memiliki organisasi itu, maka orang/individu itu tidak terpengaruh oleh organisasi lain. Akan tetapi, k’lo untuk mem-batasi adanya tarik-menarik kader itu sudah pasti terjadi di dalam organisasi manapun”.35

Walaupun tarik-menarik di dalam kedua organisasi ini sering

terjadi, dikarenakan seseorang memiliki pemahaman atau pemikiran yang

sama dengan salah satu anggota kedua organisasi ini. Dan secara tidak 35 Wawancara dengan Muh. Muzani Zulmaizar, Sekertaris Bidang I Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 23 Juni 2011.

Page 80: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

71

langsung mempengaruhi sudut pandang atau ideologi seseorang untuk

berubah dan bergabung di dalamnya. Oleh sebab itu, di dalam pergaulan

individu anggota kedua organisasi tidak membatasi pergaulannya. Seperti

yang dijelaskan oleh Sekertaris Umum HMI cabang Ciputat:

“Pemikiran kami bersifat insklusif (terbuka) dengan siapa pun, kapan pun, dan dimana pun dalam konteks hubungan dengan orang lain atau pun organisasi lain, maka kami tidak membatasi. Pemikiran tersebut diterapkan pada anggota kami, karena berfikir dan karena bertindak”.36

Oleh karena itu, faktor ini yang peneliti jelaskan di atas merupakan

sebuah organisasi yang dimiliki anggota untuk menirukan suatu tindakan

pada sudut pandang atau ideologi dalam organisasi tersebut. Maka,

terjadinya suatu ketidakstabilan antara anggota kedua organisasi ini dalam

menyikapi suatu tindakan yang memungkinkan untuk berkonflik karena

ideologi.

2. Memprovokasi untuk mempertahankan eksistensi

Faktor ini merupakan ajakan salah satu anggota organisasi untuk

mempengaruhi tindakan atau sikap seseorang, apabila organisasinya

merasa tertekan atau terdesak akan sebuah momentum untuk menunjukan

suatu eksistensi dan kepentingan kelompok. Misalnya, di dalam

momentum pemilihan umum yang setiap tahunnya pihak kampus

menyelenggarakan pergantian kepengurusan dari jurusan, fakultas, dan

bahkan universitas yang di sebut dengan sistem SG (Student Government).

Di situlah terjadinya persaingan antara anggota organisasi HMI dan PMII, 36 Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 17 Juni 2011.

Page 81: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

72

yang berlomba-lomba untuk memprovokasi (melakukan penghasutan)

seseorang/mahasiswa yang tidak bergabung di organisasi mana pun untuk

memilih calon yang di usung dari masing-masing kedua organisasi ini.

Dan “... organisasi mana pun pasti melakukan penghasutan terhadap

teman-teman yang netral ...”.37

Adapun memprovokasi seseorang dari kedua anggota organisasi

ini, sebenarnya di lakukan untuk melatar-belakangi kepentingan kelompok

agar mencapai suatu tujuan atau misi yang diinginkan yaitu sebuah

eksistensi. Akan tetapi memprovokasi harus mempunyai kejelasan atau

data-data yang nyata (riil), sehingga bisa diterima oleh pihak yang

bersangkutan dan bisa diterima oleh mahasiswa atau orang lain yang

merasakan kenyataan tersebut. maka, hal tersebut tidak mengarah

kekonflik melainkan hanya wacana yang terjadi. Seperti yang di paparkan

oleh Sekertaris Umum HMI cabang Ciputat:

“K’lo untuk mengarah kekonflik, kami tidak pernah. Dan k’lo moment PEMIRA bukan provokasi yang kami sebut akan tetapi agitasi propaganda yang dilakukan sebagai upaya peng-edewasaan politik. Adapun, adanya serangan-serangan harus ada data-data yang valid sehingga orang lain bisa menerimanya. Dan saya pikir, setiap organisasi melakukan itu semua”.38

Faktor kedua yang terjadi antara anggota organisasi HMI dan PMII

bukan hanya untuk kepentingan kelompok saja, akan tetapi ada oknum-

oknum yang ingin menguasai kekuasaan tersebut dan memanfaatkannya

untuk kepentingan pribadi. Seperti mendapatkan kedudukan dan peran di

37 Wawancara dengan Muh. Syamsul Anwar, Wakil Sekertaris Umum periode 2011-2012 (PMII cabang Ciputat), 09 Juni 2011. 38 Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 17 Juni 2011.

Page 82: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

73

dalam jurusan, fakultas atau pun universitas yang sebagaimana apabila

calon yang di usungnya menang dan berkuasa maka seseorang yang di

balik kemenangan tersebut atau tim suksesnya akan mendapatkan tempat

atau kedudukan yang jelas di dalam kekuasannya. Dan di situlah adanya

persaingan antara anggota kedua organisasi ini dalam mendapatkan

kedudukan atau kekuasaan, maka adanya persaingan akan meningkatkan

kemampuan dari anggota organisasi tersebut. Seperti yang di ungkapkan

Sekertaris Umum HMI cabang Ciputat:

“Manusia pada dasarnya mempunyai keinginan untuk pengakuan di lingkungannya. Persaingan tersebut harus jurdil dan bagaimana persaingan itu membangun komitmen untuk mewujud-kan organisasi yang lebih maju dan menjaga etos persaingan itu sendiri”.39

Karena faktor tersebutlah adanya provokasi untuk kepentingan

kelompok dan kepentingan pribadi di dalam mendapatkan kedudukan atau

kekuasaan untuk mempertahankan eksistensi dan adu gengsi. Setidaknya

dalam pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di tingkat

UIN, selalu dimenangi kader PMII atau HMI.

3. Mengkrekrut kader

Faktor ini merupakan keinginan seseorang untuk berprilaku sama

dengan orang lain dan cenderung lebih mengidolakan seseorang yang

mempuyai kemampuan. Seperti yang terjadi di antara anggota organisasi

HMI dan PMII, para kader atau anggotanya memiliki suatu keinginan

untuk menonjolkan eksistensi dirinya di dalam perkuliahan (kelas) supaya 39 Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 17 Juni 2011.

Page 83: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

74

menjadi panutan atau menjadi sorotan dari teman-teman kelasnya sehingga

menjadi idola. Atau pun, menyuarakan pendapat pada saat seminar, dialog

publik dan aksi kebijakan rektor atau pemerintahan. Adapun hasil

wawancara mengenai perbedaan pendapat yang terjadi pada saat berdialog

ialah “... hal yang terbiasa menurutnya di dalam organisasi selama masih

menjunjung aturan yang berlaku ...”40, dan apabila berdebat itu semakin

ramai maka “... mempertahankan kepentingan organisasi dan diselesaikan

secara dewasa ...”.41

Dan kesempatan berpendapat tersebut terkadang menjadi senjata

ampuh untuk menarik seseorang untuk bergabung di dalam organisasi. Di

samping itu juga, dari pengamatan observasi yang peneliti temukan

terhadap organisasi HMI cabang Ciputat ialah seseorang yang bergabung

di dalamnya karena melihat kajiannya dan intelektualisme atau pemikiran

yang modern tentang keIndonesiaan dan keIslaman sehingga kebanyakan

berlatar-belakang lulusan SMA, dan Pon-Pes modern. Sedangkan

seseorang yang bergabung di dalam organisasi PMII cabang Ciputat ialah

ahlussunnah wal jama’ah yang mengikuti sunnah-sunnah rasul dan

seseorang yang bergabung di dalamnya dikarenakan faktor kebersamaan

dan intelektualisme atau pemikiran yang terdahulu (tradisional) dan

kekinian, sehingga kebanyakan berlatar-belakang kaum santri, MAN dan

ada juga dari SMA.

40 Wawancara dengan Rafiqurrahman, Departemen Kaderisasi Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011. 41 Wawancara dengan Mustar, Pengembangan Anggota Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011.

Page 84: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

75

Oleh sebab itu, faktor tersebut melihat pada latarbelakang sekolah

dahulu dan faktor ideologi organisasi. Maka, kedua organisasi tersebut

mencetak kader-kader yang mengkritisi dari setiap permasalahan yang ada

dan menjadi penerus bangsa yang memiliki intelektualitas yang tinggi.

4. Memainkan peran dalam moment dan situasi

Proses ini di dalam anggota organisasi sering terjadi, apabila

seseorang atau kelompok terkena musibah seperti bencana alam dan

melakukan aksi terhadap kebijakan pemerintah atau pun kebijakan rektorat

yang tidak bisa diterima oleh masyarakat dan mahasiswa. Oleh karena itu,

“... selama memiliki tujuan dan kepentingan bersama maka organisasi

HMI dan PMII memungkinkan untuk bersatu selama itu baik demi hak-

hak kemaslahatan umat bersama ...”.42 Dan hal tersebut karena moment

dan situasi yang membuat kedua organisasi ini bersatu. Adapun ungkapan

dari informan PMII yaitu Mabincab (Majelis Pembina Cabang):

“Walaupun kita sering berkejolak dengan organisasi HMI dan organisasi lain, akan tetapi kita tidak selamanya bermusuhan. Tergantung pada moment dan situasi dan apabila kami bersatu dengan organisasi lain, itu karena kepentingan bersama, seperti membela hak-hak masyarakat”.43

Proses ini lebih cenderung kerja sama dan tidak selamanya berjalan

dengan semestinya atau kesempurnaan yang diinginkan kedua belah-

pihak, salah satunya selalu saja ada rasa ingin menonjolkan eksistensi

organisasinya dan tentu saja membuat organisasi yang melakukan kerja 42 Wawancara dengan M. Fathul Arif, Ketua Umum Periode 2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011. 43 Wawancara dengan Imron Rosyadi, Mabincab (Majelis Pembina Cabang) PMII Cabang Ciputat, 09 Juni 2011.

Page 85: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

76

sama dengannya merasa tidak nyaman dan melanggar kesepakatan. Seperti

yang terjadi pada FISIP saat OAK tahun 2011 di dalam buletin Institut

News, adapun ungkapan Bara sebagai ketua Bem-FISIP segaligus anggota

HMI mengatakan:

“Meskipun berbeda background, semua anggota organisasi adalah panitia OAK yang harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung-jawab. Dan untuk urusan perbedaan partai atau visi dan misi itu urusan diluar OAK ini”.44

Dan adapun Abdul Yasir sebagai Sekertaris Umum (Sekum)

Jurusan Sosiologi segaligus anggota PMII menambahkan:

“Perbedaan background partai menjadi salah satu penghambat kinerja Bem-F dan Bem-J. Jangankan permasalahan tersebut, di dalam kelas saja yang berbeda partai bisa diem-dieman, maka di situlah terjadinya komunikasi yang kurang baik dan terjadi penghambatan kualitas kinerja dari Bem dan panitia OAK ini”.45

Oleh sebab itu, faktor terjadinya simpati ini melalui peran seorang

anggota organisasi yang memainkan peranannya untuk sebuah moment

dan situasi bila bekerjasama atau bergabungnya dua organisasi atau lebih

dalam sebuah eksistensitas diriya dan organisasinya. Maka, hal tersebut

mengakibatkan kerugian bagi organisasi lain bila kemungkinkan untuk

bergabung di dalam kepanitiaan. Dan untuk mensiasati hal tersebut dalam

perbedaan background kedua organisasi ini ialah setiap orang harus

bersikap profesional dalam menjalankan roda kepanitiaan. Inilah beberapa

faktor yang mengakibatkan anggota organisasi HMI dan organisasi PMII

tidak dapat berinteraksi dengan baik.

44 April dan Ayu, “Harmonisasi Partai dalam Struktur OAK,” Lembaga Pers Mahasiswa Institut, (September 2011) : h. 4. 45 Ibid.

Page 86: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini ditemukan perbedaan pola interaksi sosial antara

organisasi HMI dan organisasi PMII cabang Ciputat, dikarenakan kepada

kepentingan dan pemahaman berorganisasi dalam menyikapi permasalahan yang

dihadapinya serta berlomba-lomba mencari atau mempertahankan eksistensitas

organisasi pada lingkungan di dalam kampus UIN Syarif Hidayatullah. Adapun

yang menjadi perbedaan pola interaksi ada sembilan, yaitu:

1. Asimilasi (Bergaul dengan kelompok lain) biasanya terjadi pada saat

nongkrong di kantin, taman dan disekitar lingkungan kampus. Perbedaan

antara kedua organisasi ini yaitu organisasi HMI kurang adanya

kebersamaan antara organisasinya dan organisasi lain, sedangkan

organisasi PMII sebaliknya dan menganggap dalam pergaulan seperti

keluarga.

2. Akomodasi yang terdiri dari kompromi atau mencari solusi (compromise)

pada saat permasalahan dengan anggota atau kelompok lain. Perbedaannya

yaitu di dalam organisasi HMI dalam menghadapi permasalahan me-

lakukan kesepakatan bersama, sedangkan PMII melakukan musyawarah

mufakat.

3. Mediasi atau pihak ketiga apabila terjadi konflik (mediation) biasanya

dilakukan apabila tidak bisa menemukan titik temu dari permasalahan

yang ada, maka pihak ketiga dan seniorlah yang meredamkan per-

Page 87: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

78

masalahan tersebut pada masing-masing organisasinya. Perbedaannya, di

dalam HMI berupa tingkatan atau angkatan seniornya (adanya senioritas),

sedangkan PMII tidak ada senioritas.

4. Kerja sama yang terdiri tolong menolong yang terjadi pada saat kedua

organisasi ini memiliki tujuan yang sama, seperti aksi untuk kepentingan

masyarakat dan membantu bencana alam. dan bargaining (Perjanjian

antara dua organisasi atau lebih) biasanya pada saat mengadakan suatu

acara bersama dengan organisasi lain seperti OAK, seminar dan kegiatan-

kegiatan yang lain. Perbedaannya, di HMI mendapatkan kucuran dana dari

lembaga-lembaga tertentu, sedangkan PMII mendapatkan dana dari para

senior (ngecrek).

5. Koalisi apabila salah satu organisasi ini kemungkinan pemahaman atau

visi dan misi yang sama pada saat sebelum PEMIRA diselenggarakan.

Perbedaannya yaitu organisasi HMI melakukan perjanjian antara yang

dikoalisikan, sedangkan PMII melakukan kesepakatan.

6. Persaingan yang melihat pada situasi atau moment tertentu seperti sesaat

sebelum PEMIRA diselenggarakan dalam mendapatkan kedudukan.

Adapun organisasi HMI perbedaannya dengan penghasutan, sedangkan

PMII perlahan namun mengenai sasaran.

7. Kontravensi merupakan perbuatan penolakan dan perlawanan pada saat

harga diri organisasi dirugikan atau dikucilkan, menyangkal pertanyaan

orang lain dimuka umum pada saat kegiatan mahasiswa seperti diskusi

publik, seminar dan tugas perkulihan atau kelompok makalah. Perbedaan-

nya, yaitu HMI memakai intelektualitas, sedangkan PMII kebersamaan.

Page 88: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

79

8. Melakukan penghasutan (provokasi) pada saat sebelum PEMIRA

dilaksanakan, perbedaannya melalui kata-kata sms ataupun selembaran

dan penghasutan individu.

9. Dan pertentangan atau konflik biasanya terjadi pada saat perhitungan hasil

suara yang diperoleh dari PEMIRA tersebut, perbedaannya yaitu

organisasi HMI membuat border (barisan pasukan) sambil meneriaki yel-

yel dan mars partainya, sedangkan PMII menyatukan barisan dan

meneriaki yel-yelnya sambil bersholawat.

Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi pola interaksi antara

kedua organisasi ini dalam tingkat emosional person dan kepentingan kelompok.

Adapun beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor sudut pandang atau ideologi yang tertanam di dalam organisasi dan

anggotanya, sehingga kedua organisasi yang berbeda ideologi memiliki

daya saing untuk menunjukkan eksistensitas dan pengakuan di dalam

lingkungannya, terutanama di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Faktor memprovokasi untuk mempertahankan eksistens yang merupakan

ajakan salah seseorang atau anggota organisasi terhadap mahasiswa yang

netral dan bahkan anggota organisasi lain, maka bisa di sebut dengan

penghasutan (provokasi). Oleh karena itu memprovokasi menjadi salah

satu faktor terjadinya persaingan atau konflik, dan memprookasi harus ada

data-data yang valid supaya bisa diterima oleh orang lain atau organisasi

yang bersangkutan.

Page 89: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

80

3. Faktor mengkrekrut kader yang merupakan seorang mahasiswa yang

masih ada keterikatan antara organisasi tersebut atau pun salah satu dari

individu dalam organisasi memiliki karismatik untuk menarik seseorang

yang memungkinkan bergabung di dalamnya, dan seseorang mempunyai

kultur (keluarganya) dalam berorganisasi atau ideologi. Oleh sebab itu,

faktor identifikasi ini lebih pada batin seseorang secara tidak sadar yang

mengidolakan organisasi atau orang tersebut.

4. Faktor memainkan peran dalam moment dan situasi yang merupakan kerja

sama antara kedua belah pihak dan anggota organisasi tersebut memainkan

peranannya supaya mengangkat martabat organisasinya, sehingga kerja

sama di dalam kedua organisasi ini biasanya berjalan tidak nyaman dan

salah satunya merasa dirugikan. Seperti kegiatan OAK, seminar, dan

bahkan kegiatan yang lainnya apabila organisasi ini bekerja sama.

Inilah yang terjadi di dalam organisasi besar seperti HMI dan PMII, yang

memiliki ideologi berbeda yang membuat mereka selalu ingin bersaing untuk

mendapatkan kedudukan atau tempat yaitu kekuasaan di dalam Badan Esekutif

Jurusan, Fakultas dan Universitas. Dan sebagian pula mementingkan kepentingan

kelompok serta kepentingan pribadi demi eksistensinya, dikarenakan adu gengsi

dengan kelompok lain apabila memiliki eksistensitas yang kuat. Maka, organisasi

tidak boleh dipisahkan dalam kehidupan mahasiswa, karena berorganisasi dapat

belajar membagi wewenang dalam diri seseorang ataupun organisasinya.

Page 90: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

81

B. Saran-saran

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia (PMII) adalah kelompok-kelompok organisasi yang berasaskan Islam

dan mewarnai sejarah bangsa Indonesia yang memajukan intelektual pemuda-

pemudi di negeri ini. Maka, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan dari

hasil penelitian ini, yaitu pertama, hendaknya kedua organisasi tersebut bersatu

seiring perkembangan zaman sebagaimana kedua organisasi ini terikat dalam

ukhuwah islamiyyah. Kedua, hendaknya kedua organisasi mengembangkan faham

ingklusifitas dalam berorganisasi yang memungkinkan melihat segala suatu

perbedaan ideologi dari organisasinya, sehingga tidak mudah terprovokator dari

individunya atau organisasi lain dan tidak mudah bertikai saat moment atau situasi

tertentu. Ketiga, hendaknya kedua organisasi ini memikirkan Islam dalam ranah

memajukan kemashlahatan umat bersama, dan membangun intelektualitas

mahasiswa dengan fenomena terkinian. Dan yang keempat, hendaknya kedua

organisasi bersikaf terbuka dan toleran dalam menerima perbedaan organisasi

lain, serta menerima dan menampung pendapat dari organisasi lain selagi itu baik

untuk organisasinya. Perbedaan sesuatu yang harus difikirkan sebagai modal

bersama dalam menciptakan kekuatan, bukan menjadikan perbedaan sebagai alat

yang akan merusak hubungan antara kelompok-kelompok yang memiliki

perbedaan ideologi tersebut.

Dan adapun saran untuk penelitian selanjutnya ialah menjelaskan tentang

integrasi yang mengarah pada konflik pada kedua organisasi ini, dikarenakan

penelitian ini hanya sebatas interaksi atau hubungan antara kedua kelompok saja

dan penelitian ini pula tidak mendalami secara detail untuk ke arah konflik.

Page 91: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

82

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal dan Safe’I, Agus Ahmad. Sosiosophologi Sosiologi Islam Berbasis Hikmah. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003.

Afifuddin, Mochammad. Menggerakkan Pergerakan; Kaderisasi, Kemandirian,

Sinergi. Jakarta: Visi Indonesia, 2011. Ayu, dan April. “Harmonisasi Partai dalam Struktur OAK,” Lembaga Pers

Mahasiswa Institut, (September 2011) : h. 4. Basrowi. Pengantar Sosiologi, Ciawi-Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005. Dwi Putranto, Yuwono. “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Interaksi Sosial

Dalam Keluarga dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMAN 1 Pati Tahun Ajaran 2009/2010,” artikel diakses pada 11 November 2011 dari http://zidaburika.wordpress.com/2007/07/28/interaksi-sosial/

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat. Modul Lk I (Basic Training)

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat. Jakarta: HMI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, 2010-2011.

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif (Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga, 2009. Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Ciputat (IKA-PMII

Ciputat). Dari Ciputat Untuk Bangsa; setengah Abad Peran Pergerakan Untuk Islam Dan Indonesia 1960-2010. Jakarta: titikoma, 2010.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi, cet. Ke-8. Jakarta: Penerbit PT.

Rineka Cipta, 2000. Kunarto. Gerakan Mahasiswa: Merenungi Kritik Terhadap Polri Buku ke 10,

Jakarta: Penerbit PT. Cipta Manunggal, 2000. Nurdin, Amin dan Abrori, Ahmad. Mengerti Sosiologi: Pengertian untuk

Memahami Konsep-konsep Dasar, Jakarta; UIN Jakarta Press, 2006. Philipus, Ng., dan Nurul Aini. Sosiologi dan Politik. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Poedjawijatna. Manusia dengan Alamnya Fisafat Manusia, cet. Ke-3. Jakarta:

Bina Aksara, 1987. Poloma, Margaret M. Sosiologi Kontemporer, Ed. 1., Cet. 6., Jakarta; PT.

RajaGrafindo Persada, 2004.

Page 92: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

83

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, ed. Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung, 2001.

Razak, Yusron, ed. Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Laboratorium Sosiologi

Agama, 2008. Siswanto dan Sucipto, Agus. Teori dan Perilaku Organisasi: Sebuah Tinjauan

Integratif. Malang: UIN-Malang Press (Anggota IKAPI), 2008. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, 5th ed. Jakarta: CV. Rajawali

Pers, 1990. Soekanto, Suryono, 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2007. Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi (Edisi ketiga). Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Sztompka, Piotr. ed. Sosiologi Perubahan Sosial. diterjemahkan dari karya

aslinya The Sociology of Social Change Oleh Alimandan. Jakarta: Prenada, 2004.

Winardi, J. Manajemen Perilaku Organisasi, Ed. Rev. Cet. 2., Jakarta: Kencana,

2007. Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 (HMI

Cabang Ciputat), 17 Juni 2011. Wawancara dengan Budi Purnomo, Ketua Umum Periode 2011-2012 (PMII

Cabang Ciputat), 21 Juni 2011. Wawancara dengan Bhakti Sakti, Keluarga Alumni HMI (KAHMI), 17 Juni 2011. Wawancara dengan Eko Arisandi, Ketua bidang Pembinaan Anggota Periode

2010-2011 (HMI Cabang Ciputat), 29 Juni 2011. Wawancara dengan Imron Rosyadi, Mabincab (Majelis Pembina Cabang) PMII

Cabang Ciputat, 09 Juni 2011. Wawancara dengan Mustar, Pengembangan Anggota Periode 2010-2011 (HMI

Cabang Ciputat), 29 Juni 2011. Wawancara dengan M. Fathul Arif, Ketua Umum Periode 2010-2011 (HMI

Cabang Ciputat), 29 Juni 2011. Wawancara dengan Muh. Syamsul Anwar, Wakil Sekertaris Umum periode 2011-

2012 (PMII cabang Ciputat), 09 Juni 2011.

Page 93: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

84

Wawancara dengan Muh. Muzani Zulmaizar, Sekertaris Bidang I Periode 2011-2012 (PMII Cabang Ciputat), 23 Juni 2011.

Wawancara dengan Rafiqurrahman, Departemen Kaderisasi Periode 2011-2012

(PMII Cabang Ciputat), 21 Juni 2011.

Page 94: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

LAMPIRAN KE I

PEDOMAN WAWANCARA PADA HMI DAN PMII Nama : Organisasi dan Jabatan : Tempat/Lokasi : Hari dan Tanggal : Pukul :

5 Pertanyaan Yang Mendasar

1. Kapan anda masuk organisasi?

2. Apa yang melatarbelakangi anda masuk organisasi tersebut?

3. Apa yang menjadi ideologi didalam organisasi anda?

4. Manfaat apa yang anda dapati di organisasi?

5. Kontribusi apa yang anda lakukan didalam organisasi?

3 Pertanyaan Mengenai Asimilasi

A. Bergaul dengan kelompok lain

1. Apakah organisasi anda membatasi pergaulan anggotanya?

2. Apakah pergaulan organisasi mempengaruhi pergaulan individu organisasi

tersebut?

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi

lain?

5 Pertanyaan Mengenai Kerjasama:

A. Tolong Menolong

1. Dalam hal apa yang memungkinkan organisasi anda bersatu dengan

organisasi lain?

B. Bargaining (perjanjian)

1. Pada saat apa terjadinya bargaining antara organisasi anda dengan

organisasi lain?

2. Manfaat apa yang didapati apabila ada bargaining (perjanjian) tersebut?

C. Koalisi

1. Menurut anda, pada saat seperti apa koalisi itu terjadi?

2. Apakah ada kesepakatan apabila berkoalisi. Apabila ada, jelaskan

kesepakatan apa yang biasa dilakukan?

Page 95: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

3 Pertanyaan Mengenai Akomodasi

A. Compromise (kompromi atau mencari solusi)

1. Bagaimana menurut anda kompromi yang sehat didalam organisasi?

B. Mediation (mediasi atau pihak ketiga apabila terjadi konflik)

1. Siapakah yang berhak menjadi mediator dan kapan mediasi dilakukan?

2. Kenapa setiap permasalahan antar organisasi harus diselesaikan melalui

mediasi?

1 Pertanyaan Mengenai Persaingan

A. Kedudukan dan Peran

1. Bagaimana menurut anda mengenai adanya persaingan dalam

mendapatkan kedudukan?

4 Pertanyaan Mengenai Kontravensi

A. Perbuatan penolakan, perlawanan dan lain-lain

1. Pada saat kapan penolakan atau perlawanan itu terjadi didalam organisasi?

B. Menyangkal pertanyaan orang lain dimuka umum

1. Bagaimana menurut anda tentang kebebasan mengemukakan pendapat di

muka umum?

2. Bagaimana organisasi anda bersikap jika terjadi perbedaan pendapat antar

anggota organisasi lain?

C. Melakukan Penghasutan (provokasi)

1. Apakah anggota organisasi anda pernah melakukan provokasi kepada

organisasi lain?. K’lo ada, pada saat apa organisasi anda melakukan

provokasi itu?. Jelaskan!

3 Pertanyaan Mengenai Pertentangan atau konflik

A. Politik

1. Bagaimana solusi yang baik untuk sebuah pemasalahan yang ada didalam

konflik politik?

2. Dalam hal apa terjadinya konflik antar organisasi anda dengan organisasi

lain!. Jelaskan?

3. Apakah pada saat pemira kampus, organisasi anda selalu berkonflik

dengan organisasi lain?. Biasanya dengan siapa, organisasi anda konflik?

Page 96: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

HASIL WAWANCARA MENGENAI INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI EKSTRA KAMPUS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Urutan Informan

No Nama Umur Jabatan Organisasi

1 Imron Rosyadi 27 thn Mabincab (Majelis Pembina Cabang), periode 2010-2011 PMII 2 Budi Purnomo 26 thn Ketua Umum Cabang Ciputat, periode 2011-2012 PMII 3 Muh. Syamsul Anwar 26 thn Wakil Sekretaris Umum Cabang, periode 2011-2012 PMII 4 Muh. Muzani Zulmaizar 21 thn Sekretaris Bidang I, periode 2011-2012 PMII 5 Rafiqurrahman 22 thn Departemen kaderisasi, periode 2011-2012 PMII 6 Bhakti Sakti 25 thn KBA (Keluarga Besar Alumni) HMI 7 M. Fathul Arif, S.pd 26 thn Ketua Umum Cabang Ciputat, periode 2010-2011 HMI 8 A. Jamharuddin 22 thn Sekretaris Umum Cabang Ciputat, periode 2010-2011 HMI 9 Eko Arisandi 26 thn Ketua Bidang Pembinaan Anggota, periode 2010-2011 HMI

10 Mustar 23 thn Pengembangan Anggota, periode 2010-2011. HMI

Hasil Wawancara Informan Pertanyaan mengenai Asimilasi : Bergaul dengan kelompok lain

1. Apakah organisasi anda membatasi pergaulan anggotanya? Informan

ke Pernyataan Keterangan

1 Kami membiarkan anggota kami untuk bersosialisasi dengan siapa saja dan kami tidak membatasi pergaulan anggota kami.

Tidak membatasi pergaulan

2 Kami tidak pernah membatasi pergaulan individu didalam organisasi kami, kami memberikan kebebasan setiap anggota. Dan itu semua tergantung pada individunya masing-masing.

3 Tidak, justru kita berbagi dengan organisasi lain. 4 Engga ada, justru kami memberikan anggota kami untuk bergaul dimanapun. 5 Tidak, kita lakukan itu secara demokratis dan terbuka aja. 6 K’lo bergaul. Kami tidak membatasi, yang penting tahu batasan dan tahu batasan toleransinya. 7 Kami membebaskan anggota kami untuk bergaul dimana saja.

8 Pemikiran kami bersifat insklusif (terbuka) dengan siapanpun, kapanpun dan dimanapun, dalam konteks hubungan dengan organisasi ataupun pribadi kita tidak membatasi. Pemikiran insklusif kita terapkan di HMI, karena berfikir tapi juga karena bertindak.

9 Tidak. Kami organisasi yang legaliter.

10 HMI tak membatasi pergaulan dengan siapapun, berbaur dengan yang lain. Karena HMI tidak melihat backgraun seseorang. Itulah kelebihan HMI dengan organ yg lain.

Page 97: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

2. apakah pergaulan organisasi mempengaruhi pergaulan individu tersebut? Informan

ke Pernyataan Keterangan

1 K’lo menurut saya, pergaulan sangat mempengaruhi prilaku seseorang. Jadi, pasti ada pengaruhnya terhadap lingkungan teman-teman kami di dalam organisasi. Mempengaruhi

2 Pasti ada pengaruhnya, karena disitulah anggota kami bisa bertukar pikiran dengan organisasi lain dan bisa berbagi ilmu pengetahuan

3 Mempengaruhi sekali. Sikap dan tindakan.

4 Tidak mungkin, k’lo seandainya sudah terikat dan mempunyai rasa memiliki organisasi itu, maka orang/individu itu tidak terpengaruh oleh organisasi lain. Tapi k’lo untuk membatasi adanya tarik menarik kader, itu sudah pasti terjadi.

Tidak mempengaruhi asalkan memiliki komitmen

di dalam organisasi

5 Mempengaruhi dalam arti banyak hal yg sebelumnya tidak pernah di dapat dalam menggali potensi dan talenta pribadi. Mempengaruhi

6 K’lo HMI sendiri pada dasarnya tidak memabatasi dirinya sendiri untuk orang lain dan tidak membatasi orang lain untuk HMI. Tergantung individu

7 Pasti mempengaruhi. Karena faktor lingkungan yang bisa mengubah semuanya di dalam diri kita. Mempengaruhi

8 Yang jelas, k’lo memahami organisasi pasti memiliki kultur yang berbeda. Bagaimana tindakan kami berkepala dengan mengikuti aturan di organisasi. Saya akui tingkat sosial saya sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada.

Mempengaruhi karena faktor lingkungan

9 Rata-rata itu mempengaruhi semester bawah. Mempengaruhi 10 Secara ideologi HMI membatasi, tetapi nilai-nilai yang terkandung tidak membatasi. Tergantung individu

3. Bagaimana komunikasi yang dibangun organisasi anda dengan organisasi lain?

Informan ke Pernyataan Keterangan

1 Terlebih dahulu, kami membangun dengan perindividu-individu setiap ada kegiatan seminar Bem-J atau Bem-F. Sesudah itu, kami saling mengenal dengan orang itu dan organisasinya. Dan setelah itu kami pertukar pikiran dengannya (bergaul).

Tingkat emosional persent

2 Kami membangun komunikasi dengan organisasi lain satu arah. Dalam artian statemen yang bisa memberikan konstribusi baik didalam organisasi kami dan begitupun organisasi lain.

Statemen yang memberikan kontribusi

3 Baik, hanya sebatas menyapa asalkan bermanfaat. Asalkan bermanfaat

4

K’lo difakultas saya, kami jarang mengobrol antara PMII dan HMI. Bahkan setingkat cabang pun, PMII dan HMI jarang berkomunikasi. Walaupun ada sebagian individu antara kedua organisasi ini berkomnuikasi baik, akan tetapi tidak membahas organisasi melainkan membahas permasalahan perkuliahan. Dan juga harus menjalani norma-norma yang baik.

Mengobrol biasa

5 Patut diakui bahwa komunikasi yang biasa di bangun lebih cenderung ke aspek kepentingan politis yang terkadang menonjolkan eksistensi masing-masing organisasi.

Komunikasi hanya untuk kepentingan politis

6 Komunikasi biasanya melalui dialog untuk kepentingan politik. Ataupun sekedar ngobrol biasa. Berdialog untuk kepentingan politik

7 Kami berkomunikasi secara terbuka, menerima permintaan dari organisasi lain untuk mengirimkan delegasi dan tentunya kita bekerjasama.

Komunikasi secara terbuka untuk bekerjasama

Page 98: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

8

Komunikasi dialogis. Selalu mengadakan dialog dan Tidak jarang kita mengadakan dialog dengan organisasi lain terkait fenomena-fenomena yang ada, kita selalu brdialog dan mencari jalan keluar. Dalam ranah yang lain, dalam praktek atau kegiatan kami belum temukan itu. Kami lebih konsen ke ranah dialog. Dan kami menghargai undangan2 dari organisasi lain.

Berdialog terkait fenomena-fenomena terkini dan mencari jalan keluar

9 Yang lebih sering itu kami melakukan diskusi. Berdiskusi

10 Kami sering melakukan dialog bersama dengan oranisasi lain, tetapi secara politik HMI dengan organisasi lain jarang melakukan komunikasi. Khususnya di UIN HMI merupakan musuh bersama organ-organ yang lain. Berdialog secara politik

Pertanyaan mengenai Kerjasama : Tolong Menolong

4. Dalam hal apa, yang memungkinkan organisasi anda bersatu dengan organisasi lain? Informan

ke Pernyataan Keterangan

1 Walaupun kita sering berkejolak dengan organisasi HMI dan organisasi lain, akan tetapi kita tidak selamanya bermusuhan. Tergantung moment dan situasi, dan apabila kami bersatu dengan organsiasi lain karena kepentingan yang sama, yaitu membela hak-hak masyarakat.

Untuk kepentingan bersama

2 Dalam kepentingan pribadi (organisasi) dan kepentingan negara kita bisa bersatu dengan organisasi lain. Kepentingan bersama 3 Moment yang menyatukan kita, seperti bencana alam dan kepentingan bersama. Kepentingan bersama 4 Menurut saya, kepentingan bersama. Seperti tahun 98, itupun mempunyai satu kepentingan semua organisasi 5 Ketika kami mempunyai visi yang sama dalam memperjuangkan masalah kebangsaan. Mempunyai visi yang sama

6 Selama memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, kami bisa bergabung bersama-sama dengan organisasi lain selama itu baik.

Memiliki tujuan dan kepentingan bersama

7 Diskusi, seminar. Tentunya memiliki kepentingan bersama-sama. Diskusi dan seminar

8 Tentunya ada moment-moment untuk bersatu kita akan bersatu dengan organisasi-organisasi lain. Kaya penolakan Boediono datang kemari dan saat terjadinya bencana alam di Situ Gintung. Kepentingan bersama 9 Lebih banyak respon terhadap isue-isue kebangsaan dan masyarakat, serta bencana alam.

10 Kepentingan mahasiswa dan rakyat Indonesia Bargaining (perjanjian)

5. Pada saat apa terjadinya suatu bargaining antara organisasi anda dengan organisasi lain? Informan

ke Pernyataan Keterangan

1 Pada saat ketentuan yang memungkinkan kami bersatu dengan organisasi yang lain, yaitu mengadakan suatu kegiatan yang bersifat umum. Dan biasanya kita mengadakan kesepakatan terhadap setiap-setiap organisasi. Kegiatan yang melibatkan

semua organisasi 2 Pada saat melakukan suatu bentuk kepanitiaan propesa atau hal-hal yang memiliki keberadaan setiap organisasi-organisasi.

3 Aksi dan diskusi terkait dengan kontemporer. Aksi dan diskusi terkini

4 Dalam pembentukan kepanitiaan, itupun harus ada kesepakatan untuk kepentingan bersama dan membuat MOU secara bersama-sama pula. Tidak selamanya kami bermusuhan dengan HMI atau organisasi lain. Pembentukan kepanitiaan

5 Ketika kami punya visi dan tujuan yang sama donk. Visi dan tujuan yang sama

Page 99: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

6 Saat pemilu raya kampus dan saat suatu acara yang melibatkan organisasi-organisasi lain untuk bergabung. Disitu pasti ada perjanjian. Pemira

7 Kemaslahatan bersama terjadinya perjanjian. Kemaslahatan umat

8 Ada komitmen yang dibangun. Di ranah politik pun kami mengadakan bukan istilahnya dengan perjanjian tapi istilahnya kesepakatan yang dibangun bersama-sama.

Kesepakatan dibangun bersama-sama

9 Aksi bersama dan membentuk kepanitiaan secara bersama-sama. Kepanitiaan 10 Saat pemilu raya kampus Pemira

6. Manfaat apa yang didapati apabila ada bargaining (perjanjian) tersebut?

Informan ke Pernyataan Keterangan

1 Manfaat yang di dapati ialah bersikap adil dan tidak mementingkan kelompoknya sendiri untuk kepentingan bersama. Bersikap adil 2 Manfaat yang kami inginkan dalam perjanjian tersebut ialah jujur dan berkomitmen dengan isi perjanjian itu. Jujur dan berkomitmen 3 Bisa saling mengenal satu sama lain. Saling mengenal

4 Manfaatnya mendapatkan apa yang diingini oleh organisasi kami. Sebelumnya membuat kesepakatan diawal yang diingini organisasi-organisasi lain dan harus sesuai dengan prosedur yang ditulis bersama di atas materai.

Sesuai prosedur yang dibuat bersama-sama

5 Hubungan mitra yang baik dalam melakukan solusi bersama terkait itu dengan persoalan yang dihadapi. Hubungan yang baik 6 Manfaatnya mendapatkan tempat yang jelas dan memiliki komitmen yang tinggi dalam perjanjian itu. Berkomitmen 7 Manfaat yang dapat ialah bersifat materi dan non material serta kaderisasi tentunya. Bersifat materi

8 Dengan adanya perjanjian kita tidak bisa mengalihkan ke konflik karna ada batasan-batasannya. Manfaatnya tidak terjadi yang tidak diingin-kan oleh kami dan organisasi2 lain yaitu konflik. Sesuai prosedur

9 Manfaatnya didalam HMI ialah menyatu dengan umat dan menyatu dengan bangsa. Kemaslahatan umat 10 Manfaatnya bisa mengurai komflik Tidak terjadi yang diinginkan

Koalisi

7. Menurut anda, pada saat seperti apa koalisi itu terjadi di organisasi anda? Informan

ke Pernyataan Keterangan

1 Pada saat suatu kelompok mengalami kesulitan untuk menang atau berkuasa di dalam kampus. Mengalami kesulitan 2 Pada saat kepentingan atau moment yang kita ingini supaya menang dan mengajar yang lebih kuat. Kepentingan atau moment tertentu 3 Pemilu kampus dan aksi kebijakan pemerintah. Kepentingan 4 Pada saat pemira dan aksi kepentingan bersama mengenai pemerintah.

Kepentingan kelompok

5 Pada saat pemilu kampus.

6 Salah satu dari organisasi besar seperti HMI atau PMII yang memungkin mendekati pemira, salah satunya diperkirakan kalah maka dia berkoalisi dengan organisasi lain.

7 Kepentingan bersama dan moment untuk menang.

8 Koalisi tidak bisa dipastikan. Menurut saya, HMI tidak pernah berkoalisi. Komitmen bersama untuk mengawal sistem pemira yang tidak melakukan kecurangan-kecurangan.

9 Saat pemira, kesepakatan atau gagasan bersama dan menyatu dengan anggota kami. 10 Ketika adanya cita-cita politik

Page 100: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

Pertanyaan mengenai Akomodasi : Kompromi atau mencari solusi (compromise)

8. Bagaimana menurut anda kompromi yang sehat di dalam organisasi? Informan

ke Pernyataan Keterangan

1 Mengadakan musyawarah yang terkait dengan permasalahan yang ada.

Bermusyawarah 2 Kompromi yang sehat ialah apabila terjadi sebuah permasalahan harus dirapatkan dan bermusyawarah, agar menghasilkan solusi yang baik dan secara diplomasi (kemampuan menyampaikan argumen secara politis dan bijaksana).

3 Bersifat terbuka dan mengeluarkan permasalahan yang ada serta mencari solusi bersama-sama. Terbuka dan bermusyawarah 4 Bermusyawarah. Itupun k’lo kasusnya besar dan berkepanjangan. Bermusyawarah 5 Transparansi itulah yang harus diterapkan Transparansi

6 Kompromi yang sehat ialah mengakomodir tiap-tiap aspirasi dan tidak ada pemaksaan untuk mengedepankan tujuan pribadi daripada kesepakatan bersama.

Bermusyawarah 7 Mengadakan musyawarah dengan anggota (teman-teman).

8 Kita mengadakan musyawarah. Kita menyelesaikan masalah dengan hati dan kepala yang dingin. Segala perbedaan pasti ada sisi yang bisa mempertemukan itu yaitu dengan bermusyawarah.

9 Ketika kita sudah mengedepankan kepentingan bersama. 10 Musyawarah dan kepentingan bersama Bermusyawarah

Mediasi atau pihak ketiga apabila terjadi konflik (mediation)

9. Siapakah yang berhak menjadi mediator dan kapan mediasi dilakukan? Informan

ke Pernyataan Keterangan

1 Para senior organisasi masing-masing dan seseorang yang memiliki sosial yang tinggi sehingga permasalahan bisa terselesaikan.

Senior dari masing-masing organ

2 Sebelumnya kami melihat dahulu permasalahan yang ada, apabila masalah itu berkelanjutan maka yang perlu menjadi mediasi adalah pengurus cabang dan dari senior masing-masing organisasinya.

Senior dari masing-masing organ

3 Orang yang dianggap netral dan tidak memihak. Dan paling banter senior. Netral dan senior 4 Jelas, ketua cabang yang bersangkutan apabila ada masalah yang berkepanjangan. Ketua cabang 5 Ketua cabang donk,dia kan yang mampu betul mengetahui organisasinya. Ketua cabang 6 Yang berhak di masing-masing organisasinya dan orang-orang yang terlibat dengan permasalahan yang

dihadapi. Senior dari masing-masing organ

7 Yang berhak menjadi mediator ialah dari senior masing-masing organisasinya. Senior dari masing-masing organ 8 Tidak ada dari organisasi manapun yang berhak menjadi Mediasi. KMPI yang berhak menjadi mediasi di

organisasi ekstra. Sampai saat ini belum ada yang sampai di mediasi, mungkin kita sama-sama dewasa untuk sebuah permasalahan. Dan senior lebih berpengalaman.

KMPI yang mengayomi organisasi ekstra

9 Saya kira, senior setiap masing-masing organisasi dan unsur atau moment yang menyatukan. Senior dari masing-masing organ 10 Senior yang lebih dewasa menyikapi permasalahan Senior dari masing-masing organ

Page 101: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

10. kenapa setiap permasalahan antar organisasi harus diselesaikan melalui mediasi?

Informan ke Pernyataan Keterangan 1 Karena permaslahan tidak bisa menemui titik temu yang secara konkrit tidak bisa diterima dari kalangan tertentu. Tidak menemui titik temu 2 Yang pertama yaitu karna kultur dan yang kedua karna budaya di dalam organisasi itu sendiri. Karna kultur dan adat organ 3 Tidak harus mediasi, asalkan sharing bareng terhadap permasalahan yang ada. Sharing bareng 4 Mediasi itu merupakan kontrak perjanijian, k’lo ada permasalahan maka kami melihat kontrak tersebut. Tidak menemui titik temu 5 Kalau gak ada mediasi yang konflik dunk, makanya Komunikatif itu penting. Harus komunikatif 6 Memang itu sudah menjadi hal yang wajar dan sakral. K’lo tdak ada mediasi maka permasalahan itu berbuntut panjang. Tidak menemui titik temu 7 K’lo kepentingan belum bisa bertemu maka perlu mediasi Tidak menemui titik temu 8 Karena mediasi itu bersifat netral. Dan KMPI itu yang mengayomi organisasi ekstra tersebut. Tidak menemui titik temu 9 Karena mediasi itu untuk mencari titik temu yang bisa diterima antara dua organisasi yang berkonflik itu. Tidak menemui titik temu 10 Jika tidak melalui mediasi di hawatirkan terjadinya adu otot Tidak menemui titik temu

Pertanyaan mengenai Persaingan : Kedudukan dan peran

11. Bagaimana menurut anda mengenai adanya persaingan dalam mendapatkan kedudukan? Informan ke Pernyataan Keterangan

1 K’lo menurut saya, itu bisa terjadi karena suatu organisasi ingin diakui di dalam kelompoknya dan di dalam kampus. Eksistensi 2 Eksistensi dan gengsi organisasi. Serta kita mementingkan kuantitas bukan kualitas dalam organisasi. Eksistensi dan gengsi 3 Jelas ada, karena merupakan garis pengkaderan Eksistensi 4 K’lo untuk mendapatkan kedudukan, pasti menunjukkan eksistensi. Eksistensi 5 Persaingan dalam arti sehat ya gak ada masalah, makanya disini dutuntut lebih peka sadar poltik dan mengerti demokrasi. Harus demokrasi 6 Persaingan itu penting. Karena dengan adanya persaingan maka akan meningkatkan kemampuan daripada anggota

organisasi tersebut. selama persaingan itu sehat, tentunya. Eksistensi anggota dan

kelompok 7 K’lo menurut saya syah-syah saja, karena semua orang punya hak untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Eksistensi 8 Manusia pada dasarnya pasti mempunyai keinginan untuk pengakuan di lingkungannya. Persaingan-persaingan ini harus

jurdil, bagaimana persaingan ini membangun komitmen untuk mewujudkan organisasi yang lebih maju, dan itu syah-syah saja. Yang terpenting ialah bagaimana kita menjaga etos persaingan itu sendiri.

Eksistensi

9 Yang paling penting itu gagasan yang merebutkan. Di dalam organisasi banyak high politis. Eksistensi 10 Persaingan itu selalu ada tetapi yang terpenting kita mengedepankan etika persaingan yang baik dan fair Eksistensi

Pertanyaan mengenai Kontravensi : Perbuatan penolakan, perlawanan dan lain-lain

12. Pada saat kapan penolakan atau perlawanan itu terjadi di dalam organisasi? Informan ke Pernyataan Keterangan

1 Pada saat hal-hal yang bersifat mencela seseorang dan tidak memiliki kode etik secara umum. Mencela 2 Kami melihat konteksnya dahulu, menyinggung dengan organisasi lain atau tidak. Dan apabila organisasi kami di injak-

injak oleh organisasi lain, maka kami akan melawan demi membela dan mempertahankan organisasi kami. Dan organisasi Menyinggung

Page 102: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

lain juga seperti itu halnya. 3 Saat di zholimi kebijakkan kelompok dan rakyat Di zholimi 4 Saat perbedaan pendapat, ketika salah satu dari organisasi tidak memiliki etika dan salah satunya ada yang dirugikan. Tidak memiliki etika 5 Lihat konteksnya dulu donk, jika itu merugikan buat organisasi dan tertutupnya hak sosial maka kita melakukan perlawanan

tersebut. Merugikan

6 Ketika organisasi lain tidak menghormati komitmen yang sudah dibuat dan merendahkan organisasi lain. Merendahkan 7 Ketika lagi-lagi kepentingan tidak bisa bertemu. Kepentingan 8 K’lo keluar dari konstitusional pasti ada perlawanan. Selama berada di garis konstitusional maka akan berjalan sesuai

dengan harapan bersama-sama. Keluar dari

konstitusional 9 Ketika menyerang organisasi. Menyerang

10 Ketika kepentingan tidak sesuai dengan harapan Kepentingn tidak sesuai dengan harapan

Menyangkal pertanyaan orang lain dimuka umum

13. Bagaimana menurut anda tentang kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum? Informan

ke Pernyataan Keterangan

1 Hal itu cukup wajar y. Karena setiap orang memiliki hak yang sama dan apabila orang itu berpendapat maka kita harus memahaminya, asalkan memiliki pendapat yang benar.

Siapa saja berhak

2 Menurut saya negara ini demokrasi, siapa saja berhak mengemukakan pendapat. Ada efek baiknya, melatih mental kader dan mengajak orang untuk berfikir permasalahan yang ada. Dan efek buruknya, berburuk sangka seakan-akan ini permainan politik.

Siapa saja berhak

3 Tidak apa-apa, asalkan pendapatnya bagus dan rasional. Siapa saja berhak 4 Di PMII sendiri, tidak membatasi ruang gerak teman-teman di dalam organisasi. Asalkan harus mengetahui etika yang baik. Etika yang baik 5 Selama itu relevan dan tak ada unsur pengabaian etika sosial, ya enjoy-enjoy aja. Relevan 6 Menurut saya, syah-syah saja selama mengikuti aturan main (sistem yang telah di buat bersama-sama). Mengikuti aturan main 7 Syah-syah saja asalkan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Norma yang berlaku 8 Kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Kita punya hak, orang lain juga punya hak. Maka kita memakai aturan

main yang berlaku di muka umum, asalkan jangan mengganggu pernyataan orang selagi itu baik. Siapa saja berhak

9 Tetap dengan etika yang baik. Etika yang baik 10 Itu demokrasi yang terpenting ketika mengeluarkan pendapat jangan kebablasan dan perlu memperhatikan etika dan norma

yang lain. Etika yang baik

14. Bagaimana organisasi anda bersikap, jika terjadi perbedaan pendapat antar anggota organisasi lain?

Informan ke Pernyataan Keterangan

1 Saya terima, asalkan tadi yang saya bilang. Memiliki etika yang benar dan berpendapat yang benar pula, maka kita bisa terima. Etika yang benar 2 Menurut saya, itu hal yang wajar. Yang pasti, masing-masing mempunyai kepentingan. Kepentingan 3 Menerima, namanya juga demokrasi. Demokrasi 4 Menurut saya, menenangkan dahulu teman-teman organisasi kami dan memberikan motivasi atau arahan untuk melawan. Memberikan motivasi

Page 103: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

5 Hal yg tebiasa menurut saya dalam organisasi, selama masih menjunjung aturan yg berlaku. Menjunjung aturan yang berlaku

6 Kami kembali melihat dengan aturan main yang berlaku. K’lo menurut kami benar akan kami pertahankan dan k’lo kami salah maka kami terima dengan kesalahan kami. Adapun sama-sama egois, kami akan melakukan footing.

Aturan main yang berlaku

7 Memperjuangkan apabila pendapat kita benar dan mengalah apabila pendapat kita salah. Kepentingan 8 Tetap saja melakukan dialog. Seharusnya mahasiswa menyikapi permasalahan dengan baik dan bijak, jangan memakai ego

untuk kelompoknya sendiri atau dirinya sendiri. Bersikap baik dan

bijak 9 Identifikasi permasalahan gagasan dan permasyalahatan bersama. Kepentingan

10 Mempertahan kepentinngan organisasi melalui dialog selesaikan masalah secara dewasa Kepentingan Melakukan Penghasutan (Provokasi)

15. Apakah anggota organisasi anda pernah melakukan provokasi kepada organisasi lain?. K’lo ada, pada saat apa organisasi anda melakukan provokasi itu?. Jelaskan!

Informan ke Pernyataan Keterangan

1 Menurut saya, pasti ada y. Apalagi menjelang pemira, karena setiap organisasi besar memiliki gengsi yang cukup tinggi. Sehingga hal tersebut bisa memungkinkan terjadi.

Pasti ada

2 Sepengetahuan saya, PMII tidak pernah. Justru salah satu dari kami pernah terkena provokasi dari organisasi lain melalui sms. Tidak pernah 3 pada saat pemilu kampus. Organisasi manapun pasti melakukan penghasutan terhadap teman-teman yang netral. Pasti melakukan 4 Pernah. Sebelum kami memenangkan Bem-F. Provokasinya lewat sms sebelum pemira ke teman-teman fakultas saya dan itu

fakta. Karena duit propesa dipakai dengan tidak wajar oleh anak-anak HMI, sewaktu Bem-F dipegang sama anak HMI. Pernah

5 Tidak dibenarkan melakukan provokasi di tubuh organisasi kami dan orgnisasi lain. Tidak dibenarkan 6 Saya menyatakan tidak pernah. Karena selama ini selalu berbicara fakta yang ada, dan tidak dibenarkan di organisasi kami

menjelekkan organisasi lain. K’lo misalkan ada, itu oknum yang tidak bertanggung jawab dan mungkin mengatas-namakan gengsi.

Tidak pernah

7 Secara ADART kami tidak membenarkan anggota kami melakukan hal seperti itu. Dan tidak diajarkan provokasi itu. Tidak diajarkan 8 K’lo untuk mengarah kekonflik, kami tidak pernah. Dan k’lo moment pemira bukan provokasi tapi agitasi propaganda dilakukan

sebagai upaya pengedewasaan politik, ada serangan-serangan tapi harus ada data-data yang valid sehingga orang lain bisa menerima. Saya pikir setiap organisasi melakukan itu semua.

Tidak pernah

9 Tidak pernah. Karena itu sebuah dinamika perpolitikkan. Tidak pernah 10 Tidak pernah. Tapi kami sering di provokasi oleh organ lain. Tidak pernah

Pertanyaan mengenai Pertentangan atau konflik : Politik

16. Bagaimana solusi yang baik untuk sebuah permasalahan yang ada di dalam konflik politik? Informan ke Pernyataan Keterangan

1 Solusi yang baik ialah seseorang atau organisasi memiliki suatu kepahaman untuk kepentingan bersama-sama, tidak untuk kepentingannya sendiri.

Pemahaman untuk kepentingan bersama

2 Melalui mediasi itu Mediasi

Page 104: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

3 Berdialog terbuka terhadap permasalahan yang ada. Berdialog terbuka 4 Yaitu lewat mediasi. Karena adanya mediasi bisa memberikan solusi yang baik dan meredakan permasalahan

yang ada. Mediasi

5 Lewat konsensus yang telah tersepakati donk. Konsensus 6 Lewat mediasi dan melihat aturan-aturan yang berlaku atau undang-undang yang berlaku. Mediasi dan aturan-aturan yang ada 7 Harus dipertemukan pimpinan kedua belah pihak dan kepentingan orang lain lebih diunggulkan. Dipertemukan 8 Saya lebih mementingkan musyawarahnya. Musyawarah 9 Perbaiki sistem, tidak mementingkan kelompoknya dan harus rasional menyikapi permasalahan. Perbaiki sistem

10 Musyawarah mufakat itu yang terpenting Musyawarah 17. Apakah pada saat pemira kampus, organisasi anda selalu berkonflik dengan organisasi lain?. Biasanya dengan siapa organisasi anda berkonflik?

Informan ke Pernyataan Keterangan 1 Kami biasanya terjadi konflik saat pemira dan paling sering kita berkonflik dengan HMI (Parma). HMI (Parma) 2 Parma/HMI yang paling sering, bukan di Pemira saja dan pada moment yang penting saja. Organisasi sama-sama besar dan mencari

eksistensi. HMI (Parma)

3 Iya, biasanya dengan HMI. HMI (Parma) 4 Kami sering berkonflik dengan HMI saat pemira HMI (Parma) 5 Ya pernah dengan HMI, namanya juga politik, bumbu komflik itu biasa ada. HMI (Parma) 6 Yang peling sering PMII dan LDK saat pemillu raya kampus. PMII (PPM) 7 PMII (PPM), Bunga dan progresif. PMII (PPM) 8 PMII, sentimen organisasi PMII (PPM) 9 PMII (PPM) PMII (PPM)

10 PMII (PPM) PMII (PPM)

Page 105: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

LAMPIRAN KE II

FOTO-FOTO

Sekretariat HMI Cabang Ciputat

Sekretariat PMII Cabang Ciputat

Page 106: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

Gedung Pertemuan HMI Cabang Ciputat

Asrama Putri HMI Cabang Ciputat

Page 107: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

Asrama Putri dan Gedung Pertemuan PMII Cabang Ciputat

Para perwakilan organisasi atau partai mengadakan perjanjian untuk PEMIRA

Page 108: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

Kampanye partai PPM (Organisasi PMII) dalam Pemilihan Umum

Kampanye partai PARMA (Organisasi HMI) dalam Pemilihan Umum

Berbagai hiasan dekoratif selama kampanye berlangsung

Page 109: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

Bilik suara PEMIRA UIN

Proses perhitungan suara

Kerusuhan antarpendukung partai

Page 110: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa

Bentrok antarmassa

Salah satu kader partai meluapkan amarahnya

Page 111: INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ORGANISASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24151/1/LUTFIAN.pdf · Adapun yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama, ... mahasiswa