14
A. Interaksi Belajar Mengajar 1. Perilaku siswa saat mengikuti pelajaran a. Siswa terlihat begitu besemangat dalam mengikuti pelajaran. Dalam merespon masalah yang diberikan oleh guru, siswa berdiskusi terlebih dahulu atau ada pula siswa yang langsung menanggapi masalah tersebut. b. Siswa cukup berani dalam bertanya ataupun menjawab pertanyaan. Meskipun kadang jawaban mereka masih salah namun keberanian mereka merupakan hal yang sangat positif. c. Interaksi anak cukup baik dengan diadakannya diskusi kelas. Begitu pula dengan interaksi anak dan guru dalam tanya jawab atau pembahasan masalah. d. Siswa mengerjakan tugas dengan cukup baik dan ada pula siswa yang bertanya mengenai tugas yang dirasa sulit. 2. Selama proses belajar mengajar tidak ada anak yang berperilaku khusus yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran. Yang ada hanya beberapa anak yang kurang berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran yang kemudian mendapat teguran langsung dari guru. 3. Dalam kegiatan belajar setiap siswa mempunyai fasilitas belajar seperti buku ajar, buku catatan dan fasilitas lain yang menunjang pelajaran.

interaksi guru murid

Embed Size (px)

Citation preview

A. Interaksi Belajar Mengajar

1. Perilaku siswa saat mengikuti pelajaran

a. Siswa terlihat begitu besemangat dalam mengikuti pelajaran.

Dalam merespon masalah yang diberikan oleh guru, siswa berdiskusi terlebih

dahulu atau ada pula siswa yang langsung menanggapi masalah tersebut.

b. Siswa cukup berani dalam bertanya ataupun menjawab

pertanyaan. Meskipun kadang jawaban mereka masih salah namun keberanian

mereka merupakan hal yang sangat positif.

c. Interaksi anak cukup baik dengan diadakannya diskusi kelas.

Begitu pula dengan interaksi anak dan guru dalam tanya jawab atau pembahasan

masalah.

d. Siswa mengerjakan tugas dengan cukup baik dan ada pula siswa

yang bertanya mengenai tugas yang dirasa sulit.

2. Selama proses belajar mengajar tidak ada anak yang

berperilaku khusus yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran. Yang ada hanya

beberapa anak yang kurang berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran yang kemudian

mendapat teguran langsung dari guru.

3. Dalam kegiatan belajar setiap siswa mempunyai fasilitas

belajar seperti buku ajar, buku catatan dan fasilitas lain yang menunjang pelajaran.

Apabila ada siswa yang tidak membawa kelengkapan belajar maka guru memberikan

permakluman dan menyuruh siswa untuk meinjam/berbagi buku dengan teman

sebangkunya.

4. Kepribadian guru penyaji sangat mempengaruhi perilaku

anak. Misalnya saja anak kurang aktif apabila guru yang mengajar adalah guru yang

kurang disenangi siswa. Mata pelajaran yang kurang disenangi siswa akan membuat

siswa malas/pasif dalam mengikuti pelajaran. Materi yang diajarkan pada pagi hari

(jam ke I-VI) membuat aktivitas anak cukup baik. Namun setelah jam ke VI,

beberapa anak terlihat kurang bersemangat, lelah dan kurang berkonsentrasi dalam

mengikuti pelajaran namun guru tetap berupaya agar siswa tetap bersemangat. Dalam

mengatasi masalah jam pelajaran, sekolah menempatkan pelajaran yang

membutuhkan konsenyrasi ekstra pada jam pertama.

C. Pengelolaan Kelas

Dalam suatu kelas siswa duduk berpasangan. Pada umumnya siswi mengambil

tempat duduk paling depan sedangkan siswa lebih meilih duduk di belakang. Posisi

tempat duduk dalam satu kelas adalah 8 ke samping dan 5 ke belakang. Pengaturan posisi

anak duduk di dalam kelas ditentukan oleh siswa sendiri.

Perilaku siswa berbeda-beda apabila dikelola secara klasikal, kelompok atau

individual. Perbedaan perilaku siswa dikelola secara kelompok, klasikal ataupun individu

terletak pada cara penyajian dan keseriusan dalam menerima pelajaran. Pengelolaan

siswa secara klasikal adalah pengelolaan yang dinilai lebih efisien. Namun untuk tujuan

evaluasi, pengelolaan ini dinilai kurang baik karena adanya kecendrungan siswa agar

menjadi malas mengerjakan tugas secara individu. Pengelolaan siswa secara kelompok

dinilai lebih baik jika diterapkan pada saat kegiatan praktikum karena akan diajarkan

belajar agar bekerja sama dan saling melengkapi satu sama lain. Apabila siswa dikelola

secara individual, mereka akan berperilaku lebih tertib dan berusaha memberikan respon

terhadap guru. Pengelolaan seperti ini cocok diterapkan dalam pengadaan evaluasi namun

dampak negatifnya adalah menimbulkan rasa tegang saat mengikuti pelajaran.

Apabila 15 menit guru belum hadir di kelas maka ketu kelas akan melapor kepada

guru piket untuk menanyakan tugas. Apabila guru berhalangan hadir maka siswa akan

mengerjakan tugas yang diberikan dan diawasi oleh guru piket. Siswa dengan tertib

mengerjakan tugas yang diberikan guru walaupun ada beberapa siswa yang bercanda

dengan kawannya.

Bila ada siswa yang terlambat maka guru akan menanyakan alasan keterlambatan

kepada siswa yang bersangkutan. Apabila alasan tersebut diterima maka guru akan

memperbolehkan siswa tersebut untuk mengikuti pelajaran dengan sebelumnya

memberikan peringatan kepada siswa yang terlambat.

Pada saat siswa mengerjakan tugas tanpa pengawasan guru, beberapa anak akan

mengerjakan dengan tenang di kelas. Adapula anak yang mengerjakan tugas di

perpustakaan dan adapula yang mengobrol sambil mengerjakan tugas. Apabila ada siswa

yang telah selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka mereka akan pergi ke kantin

untuk jajan atau sekedar mengobrol.

D. Kegiatan di Luar Kelas

1. Perilaku Siswa di Luar Kelas

Perilaku siswa di luar jam pelajaran menunjukkan hal-hal yang masih wajar.

Jarang ditemukan siswa yang berperilaku sambil menimbulkan masalah yang sangat

serius. Pada saat kegiatan belajar usai, siswa biasanya duduk di lorong sambil mengobrol,

jajan ke kantin, pergi ke perpustakaan untuk sekedar menonton TV, membaca atau

bermain catur.

2. Aktivitas Petugas BK

Apabila ada anak yang memiliki masalah maka petugas BK akan turun tangan

memecahkan masalah yang dihadapi anak. Dalam penanganannya BK memiliki ruangan

khusus (ruang konsultasi) yang nantinya masalah itu dibicarakan dan dicarikan jalan

keluarnya. BK akan menjaga kerahasiaan masalah siswa tersebut.

Guru BK memberikan motivasi pada anak apabila terdapat masalah dalam belajar.

Guru BK memberikan solusi dan pengarahan dalam memilih jurusan atau universitas

sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. Selain itu guru BK juga mengundang alumni

untuk memberikan ceramah mengenai karier yang telah dicapai sehingga siswa memiliki

motivasi untuk mencapai karier yang mereka inginkan.

Hubungan antara sekolah dan orang tua siswa dijaga dengan mengadakan

pertemuan dengan orang tua siswa setiap pengambilan raport, sosialisasi kebijakan baru

atau bila siswa memiliki masalah maka guru BK akan mengundang orang tua siswa

dalam pemecahan masalah tersebut.

3.1.3 Pengenalan Pembelajaran

Informasi Umum

Dalam pengenalan proses belajar mengajar penulis melakukan observasi pada 3

orang guru. Adapun identitas guru sebagai narasumber selama penulis melakukan

kegiatan orientasi adalah sebagai berikut :

1. Nama : Dra. Ni Nyoman Ayu Rustikawati

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Topik/Pokok Bahasan : Menyimak Siaran Radio/TV dan Mengungkapkan

Kembali

Kelas : X

Waktu : 2 x 45 menit

2. Nama : I Wayan Suana, S.Pd

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Topik/Pokok Bahasan : Penalaran Silogisme, Induktif, dan Sebab-Akibat

Kelas : XII

Waktu : 2 x 45 menit

3. Nama : Rimiyani, S.Pd. M.Pd

Mata Pelajaran : Biologi

Topik/Pokok Bahasan : Pertumbuhan dan Perkembangan

Kelas : XII

Waktu : 2 x 45 menit

Perencanaan Pembelajaran

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, guru menganalisis mata pelajaran

sesuai dengan pedoman MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) SMA se-kota

Denpasar.

a. menganalisis materi pelajaran atau mengembangkan

materi, narasumber membuat analisis yang mengacu pada sumber yang

diajukan pemerintah ditambah dengan sumber-sumber lain yang relevan.

Pembuatan analisis tersebut yaitu dengan :

Menentukan konsep

Menentukan tujuan pembelajaran

Menyusun metode penyajian

Menyusun alokasi waktu

Menentukan sub-sub konsep

b. Program tahunan, semester dan harian disusun

berdasarkan kalender pendidikan. Program tahunan terdiri atas program

semesteran dibuat dengan cara:

Menentukan alokasi waktu tiap bahasan per

semester

Menjabarkan alokasi waktu ke pokok bahasan program harian

c. Contoh silabus terlampir

Dalam memilih metoda yang akan digunakan untuk menyampaikan materi ajar,

guru menyesuaikan dengan kurikulum yang ada. Untuk sekarang di SMA Negeri 3

Denpasar menerapkan 2 kurikulum yaitu KTSP untuk siswa kelas X dan KBK untuk

siswa kelas XI dan XII. Guru merumuskan kegiatan belajar mengajar dengan alokasi

waktu tertentu dan membuat alat evaluasi dalam bentuk tagihan dan instrument lain. Jenis

tagihan yang digunakan dalam mengevaluasi berupa ulangan harian, tugas individu, tugas

kelompok. Sedangkan bentuk instrumentnya dapat berupa pilihan ganda, uraian objektif

atau uraian singkat.

Pelaksanaan Pembelajaran

A. Membuka Pelajaran

Pada pertemuan pertama, guru membuka pelajaran dengan menjelaskan cara

belajar, penilaian dan buku ajar yang akan digunakan serta materi yang akan dipelajari

selama satu semester. Untuk membuka pelajaran pada pertemuan selanjutnya, strategi

yang digunakan adalah dengan memberikan pertanyaan kepada siswa atau memberikan

sebuah tes kecil. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memotivasi siswa untuk belajar dan

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Adapula guru yang mengingatkan/mengulas kembali materi pelajaran yang telah didapat

sebelumnya yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan dalam

pertemuan tersebut. Guru mengalokasikan waktu ± 15 menit dalam membuka pelajaran.

Alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran seperti buku ajar, buku

penunjang, spidol, papan tulis dan alat-alat yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Menurut penulis, cara guru membuka pelajaran sudah relevan dengan pelajaran inti

karena ketika guru memperkenalkan materi yang akan dipelajari, guru telah

menyinggung garis-garis besar tiap pokok bahasan sehingga siswa memiliki panduan

berpikir ketika mereka menuju pelajaran inti.

B. Kegiatan Inti

a. Pelaksanaan pengajaran sesuai dengan program perencanaan yang telah

dibuat. Namun sekali waktu, penerapannya tidaklah sama persis dengan program

yang telah dibuat. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi yang tidak

memungkinkan.

b. Penyampaian materi dilakukan secara bertahap dan terarah pada setiap

pertemuan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa sehingga

siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi. Disamping itu materi

ajar juga dikaitkan dengan contoh kehidupan sehari-hari. Dalam pengembangan

materi guru tidak hanya berpatokan pada buku ajar saja melainkan mengaitkan

materi dengan peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat. Siswa juga dituntut

aktif untujk mencari tambahan di luar kelas.

c. Pengelolaan kelas disesuaikan dengan tingkat kesulitan materi. Untuk

materi yang cukup ringan, guru menerapkan teknik diskusi dan tanya jawab.

Sedangkan untuk materi yang cukup sulit dilakukan secara klasikal dimana guru

secara langsung menjelaskan materi tersebut.

d. Guru melakukan beberapa cara untuk mengaktifkan siswa seperti

memberikan pertanyaan kepada siswa, diskusi maupun pengerjaan soal-soal.

Untuk siswa yang berusaha menjawab, guru memberikan rewarding (pujian).

Guru juga sering menunjuk siswa untuk mengerjakan soal atau tugas di papan.

Dengan cara ini siswa menjadi lebih fokus pada pelajaran karena mereka malu

dan takut jika tidak bisa menjawab atau mengerjakan tugas tersebut.

e. Untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru melakukan

pendekatan dan memberikan penjelasan secara sederhana atau dengan ilustrasi

tentang materi yang dianggap sulit.

f. Bila ada siswa yang mengajukan pertanyaan, guru tidak langsung

menjawab atau menanggapi melainkan memberikan kesempatan kepada siswa

lainnya untuk mengemukakan pendepat mereka terkait dengan pertanyaan yang

diajukan. Selanjutnya guru akan menambahkan dan meluruskan bila ada jawaban

siswa yang salah.

g. Guru berusaha mengoptimalkan pemanfaatan waktu sehingga guru dapat

menyelesaikan materi sesuai dengan target yang ditentukan.

h. Kiat-kiat khusus guru dalam membuat suasana belajar yang kondusif

yaitu:

Guru membuat lelucon atau bercanda dengan siswa sehingga

suasana menjadi rileks, menyenangkan dan tidak membosankan.

Guru memberikan soal untuk dikerjakan dan menunjuk beberapa

siswa untuk mencoba menjawab atau sekedar menanggapi.

Pada pertemuan sebelumnya, guru telah memberikan tugas

seperti membaca materi yang akan diajarkan sehingga siswa memiliki

persiapan dalam diskusi.

C. Menutup Pelajaran

1. Di akhir pelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

jika siswa masih belum memahami materi yang dijelaskan. Guru memberikan

penegasan kembali tentang materi yang dijelaskan. Untuk menguatkan konsep,

guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa. Adapun alat evaluasi yang

digunakan oleh guru adalah tugas-tugas yang diberikan serta keaktifan dan

keantusiasan siswa selama proses belajar mengajar.

2. Modifikasi silabus dilakukan oleh guru yang bersangkutan sebagai upaya agar

siswa dapat memahami materi pelajaran secara lebih jelas. Dalam memodifikasi

silabus, guru memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi siswa/kelas yang

akan diajar. Hal ini dilakukan karena daya tangkap setiap siswa/kelas adalah

berbeda. Dengan kata lain, silabus yang dibuat tidaklah baku untuk semua kelas

karena silabus yang baik adalah silabus yang fleksibel (silabus yang dapat sesuai

dengan keadaan siswa).

3. Kesan penulis selama mengikuti orientasi adalah sangat menyenangkan. Proses

belajar mengajar berlangsung dengan baik dan interaksi antara guru dan siswa

juga sangat baik. Banyak pengalaman dan manfaat yang penulis dapat selama

orientasi seperti cara membuka, mengalihkan ke pelajaran inti, menutup pelajaran,

cara guru mengelola kelas, cara menyampaikan materi dan mengatasi tingkah

laku siswa yang kurang baik. Adanya suasana santai selama PBM membuat siswa

menikmati pelajaran.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Unsur Fisik dan Unsur Non-Fisik

Dari hasil temuan penulis selama orientasi yang mengacu pada instrumen, SMA

Negeri 3 Denpasar telah memenuhi standarisasi sekolah pada umumnya karena

tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang PBM. Lokasi sekolah yang jauh dari

kebisingan, tata bangunan dan taman yang baik telah memenuhi tuntutan syarat sekolah

yang baik. Tiap ruangan di sekolah ini telah dilengkapi dengan fasilitas yang dapat

menunjang kegiatan pembelajaran. Menurut penulis yang kurang dari SMA Negeri 3

Denpasar adalah optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang ada dalam upaya

peningkatan kualitas sekolah.

3.2.2 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa

Selama penulis melakukan observasi, penulis melihat beberapa kekurangan pada

sikap dan tingkah laku siswa seperti berikut ini :

1. Kebanyakan siswa kurang antusias dalam berburu pengetahuan. Hal ini dapat

terlihat dari keaktifan siswa di sekolah. Siswa yang aktif pada umumnya adalah

siswa yang berprestasi. Keikutsertaan siswa dalam berbagai perlombaan masih

terpaku pada siswa tertentu (siswa berprestasi) saja dan dirasa kurang merata.

2. Beberapa siswa terlihat kurang disiplin ketika jam pelajaran dimulai.

Meskipun terdapat beberapa kekurangan namun dari sudut pandang penulis sikap dan

tingkah laku siswa-siswi SMA Negeri 3 Denpasar telah mencerminkan sikap seorang

siswa yang baik.

Pembentukan karakter siswa SMA Negeri 3 Denpasar yang meliputi sikap dan

tingkah laku tidak lepas dari campur tangan guru, staf BK dan jajaran sekolah lainnya.

Kinerja BK dalam menangani perilaku siswa yang bermasalah sudah cukup baik.

Anggapan bahwa BK adalah tempat untuk siswa yang bermasalah sudah mulai

berkurang. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang menggunakan jasa BK untuk

keperluan mereka seperti informasi tentang universitas yang akan mereka cari, beasiswa

maupun informasi lainnya. Ke depan diharapkan keberadaan BK dapat dimanfaatkan

oleh siswa secara maksimal.

3.2.3 Pengenalan Pembelajaran

Dari ketiga guru model yang penulis perhatikan, ketiga guru tersebut memiliki

cara yang berbeda dalam menyampaikan materi. Namun pada dasarnya strategi yang

diterapkan oleh guru disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas yang diajar. Dalam

kegiatan belajar mengajar, guru kerap kali menyelipkan humor. Hal ini bertujuan agar

pelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Ketiga guru yang penulis amati

sudah cukup baik dalam menyampaikan materi. Proses Pembelajarna berjalan dengan

lancar karena guru sangat komunikatif dengan siswa.