30
INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN GAMBIR KOTA TANJUNGPINANG SKRIPSI OLEH ARY SULISTIONO NIM : 090569201025 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

  • Upload
    lamdien

  • View
    247

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN GAMBIR

KOTA TANJUNGPINANG

SKRIPSI

OLEH

ARY SULISTIONO

NIM : 090569201025

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

ABSTRAK

Pedagang kaki lima seringkali didefinisikan sebagai suatu usaha yang

memerlukan modal relatif sedikit, berusaha dalam bidang produksi dan penjualan

untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu. Usahanya dilaksanakan

pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam lingkungan yang informal. Sektor

usaha pedagang kaki lima tersebut seringkali menjadi incaran bagi masyarakat dan

pendatang baru untuk membuka usaha di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena

adanya ciri khas dan relatif mudahnya membuka usaha (tidak memerlukan modal

yang besar) di sektor tersebut.

Penelitian ini berusaha mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi di jalan

gambir kota Tanjungpinang terhadap interkasi antar pedagang sayur. Penelitian ini

termasuk penelitian pendekatan kualitatif dan jenis deskriptif, pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi.

Kemudian data yang telah terkumpul berupa kata-kata dianalisis dengan teknik

analisis deskriptif kualitatif.

Adapun hasil temuan dalam penelitian yaitu bahwa interaksi yang terjadi

dijalan gambir kota Tanjungpinang dilihat dari keberadaan kelompoknya, bentuk

interaksi yang terjadi adanya kerjasama, persaingan dan pertikaian atau konflik dan

bentuk persaingannya berupa persaingan ekonomi.

Kata Kunci : Interaksi Sosial, Pedagang Kaki Lima

Page 3: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota menjadi pusat pembangunan sektor formal, maka kota dipandang lebih

menjanjikan bagi masyarakat desa. Kota bagaikan mempunyai kekuatan magis yang

mampu menyedot warga desa, sehingga terjadi perpindahan penduduk dari desa ke

kota. Kondisi tersebut di atas dikenal dengan teori faktor pendorong (push factor) dan

faktor penarik (pull factor) dalam urbanisasi. Akan tetapi kota tidak seperti apa yang

diharapkan kaum migran. Tenaga kerja yang banyak tidakbisa sepenuhnya ditampung

sektor formal. Lapangan kerja formal yang tersedia mensyaratkan kemampuan dan

latar belakang pendidikan tertentu yang sifatnya formal, sehingga tenaga kerja yang

tidak tertampung dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya memilih sektor

informal.

Fakta yang dapat dilihat adalah adanya ketidakmampuan sektor formal dalam

menampung tenaga kerja, serta adanya sektor informal yang bertindak sebagai

pengaman antara pengangguran dan keterbatasan peluang kerja, sehingga dapat

dikatakan adanya sektor informal dapat meredam kemungkinan keresahan sosial

sebagai akibat langkanya peluang kerja (Noor Effendy, 2000:46). Mereka para

pekerja di sektor informal, banyak di “cap” sebagai pelaku ekonomi bayangan

(shadow economy), black economy atau underground economy. Demikian pula para

pedagang kaki lima telah dipandang sebagai patologi sosial karena kehadiran

Page 4: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

pedagang kaki lima digambarkan sebagai perwujudan pengangguran tersembunyi

atau setengah tersembunyi atau setengah pengangguran yang luas atau sebagai

pekerjaan sektor tersier sederhana yang bertambah secara luar biasa di dunia ketiga.

Faktanya sejak dahulu hingga sekarang bahkan sampai kapanpun sektor

informal tidak akan bisa dihapus atau dihilangkan karena itu pilihan bagi mereka

yang menggeluti pekerjaan di sektor informal. Realitas diatas semakin membuat

jarak, dikotomis dan menjadikan centang perenang antara yang formal dan informal

antara yang legal dan ilegal. Oleh karena itu tepat kiranya jika ada upaya

pelembagaan sektor informal sebagai salah satu bentuk pengukuhan terhadap

eksistensi pedagang kaki lima (PKL) dalam pusaran modernitas.

Perlu di ketahui bahwa pedagang kaki lima (PKL) dalam aktifitasnya telah

mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang terjadi bukan hanya sekedar mereka

beralih profesi melainkan perubahan pola peran, interaksi dan jaringan pedagang kaki

lima. Karena perasaan senasib dan sepenanggungan mereka banyak berasal dari

daerah yang sama telah banyak melakukan proses-proses transformasi sosial ekonomi

dan budaya terhadap pedagang kaki lima lainnya kaitannya upaya mempertahankan

pekerjaan yang menjadi sumber penghidupan.

Dalam aktivitasnya, pedagang kaki lima membangun pola interaksi antar

sesama pedagang kaki lima maupun dengan Pembeli. Interaksi pedagang kaki lima

juga terbangun dengan pemasok barang, lembaga pemerintah, satuan polisi pamong

Page 5: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

praja (satpol pp), lembaga swadaya masyarakat sebagai sebuah jaringan sosial sektor

informal.

Pedagang kaki lima seringkali didefinisikan sebagai suatu usaha yang

memerlukan modal relatif sedikit, berusaha dalam bidang produksi dan penjualan

untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu. Usahanya dilaksanakan

pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam lingkungan yang informal. Sektor

usaha pedagang kaki lima tersebut seringkali menjadi incaran bagi masyarakat dan

pendatang baru untuk membuka usaha di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena

adanya ciri khas dan relatif mudahnya membuka usaha (tidak memerlukan modal

yang besar) di sektor tersebut.

Kota Tanjungpinang merupakan ibukota dari Provinsi Kepulauan Riau,

sebagai ibu kota provinsi jumlah penduduk di kota tanjung pinang setiap tahunnya

terus bertambah, dengan semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk maka

semakin banyak pula dibutuhkan lapangan pekerjaan untuk kegiatan ekonomi

masyarakatnya. Semakin berkembangnya masyarakat maka semakin bervariasi jenis

usaha yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di Kota Tanjungpinang baik di

sektor formal, informal maupun sektor non formal, salah satu yang menjadi bahasan

dalam penelitian ini adalah usaha masyarakat kota Tanjungpinang yang bergerak

pada sektor informal yaitu pedagang kaki lima.

Page 6: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

Pedagang kaki lima kota Tanjungpinang semakin meningkat seiring dengan

semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat. kota Tanjungpinang sudah banyak

terdapat pedagang kaki lima yang tersebar di berbagai kawasan kota, salah satunya

adalah pedagang kaki lima yang menjual sayur di jalan gambir Kota Tanjungpinang.

Para pedagang kaki lima yang ada di jalan Gambir sudah melaksanakan aktifitas

ekonominya dalam kurun waktu yang terbilang lama, mengingat lahan yang

dipergunakan adalah badan jalan, jelas bukan diperuntukkan sebagai tempat

berjualan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Satuan Polisi Pamong Praja

(Satpol PP) Kota Tanjungpinang, terdapat lebih kurang 57 lapak penjual yang terdiri

dari 53 PKL yang berjualan berbagai jenis sayur-sayuran kebutuhan masyarakat kota

Tanjungpinang, seperti kangkung, bayam, sawi, terong, jengkol, cabe, bawang dan

lain-lain. Tempat lokasi berjualan dengan memamfaatkan bahu jalan dan kadang-

kadang memakan badan jalan, memanfaatkan aktivitas jalan raya masih sepi karena

berjualan di mulai pada jam 03.00 pagi sampai dengan jam 07.00 pagi (Sumber : Data

lapangan 2016).

Berdasrakan perjanjian yang telah disepakati antara para pedagang sayur di

Jalan Gambir dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang membuat peneliti tertarik

untuk meneliti tentang bagaimana bentuk-bentuk interaksi yang dilakukan oleh para

pedagang sayur di jalan gambir dalam mempertahankan eksistensinya berjualan di

daerah yang memang dilarang oleh pemerintah namun mereka masih tetap bertahan.

Page 7: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut : Bagaimana bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antar sesama

Pedagang kaki lima di Jalan Gambir Kota Tanjungpinang?

Konsep Operasional

Mengacu kepada topik untuk menciptakan kesamaan pendapat serta kesatuan

pengertian dalam pembahasan ini maka perlu kiranya penulis mengemukakan konsep

oprasional tentang berbagai istilah yang digunakan dalam penulisan ini.

Adapun konsep tersebut adalah:

1. Pedagang Kaki Lima

Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah pedagang kaki lima yang

berjualan sayur-sayuran di sepanjang lokasi Jalan Gambir Kota

Tanjungpinang.

2. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan

individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain

begitu pula sebaliknya, sehingga akan menjadi suatu hubungan yang saling

timbal balik. Interaksi sosial dalam penelitian ini adalah bentuk interaksi

secara asosiatif dan disosiatif.

a. Interaksi asosiatif adalah interaksi yang dilakukan untuk

mempererat hubungan antar sesama pedagang kaki lima yang

Page 8: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

dapat berupa kerjasama, asimilasi dan akulturasi. Dalam penelitan

ini bertujuan untuk melihat bagaiman bentuk interaksi asoisiatif

yang dilakukan antar sesama pedagang dan bagimana proses

berjalnnya interaksi asosiatif tersebut.

b. Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak,

merenggangkan bahkan menghancurkan hubungan antar sesama

anggota masyarakat. Dalam penelitian ini interaksi disosiatif

dilihat untuk mengetahui bagaimana bentuk dan prosesnya yang

terjadi pada hubungan antar sesama pedagang sayur yang ada di

Jalan Gambir.

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitan deskriptif kulaitatif, yakni berupaya

menyajikan gambaran yang terperinci mengenai suatu situasi khusus dilokasi

penelitian dengan tujuan menggambarkan secara cermat karakteristik dari suatu

gejala atau masalah yang akan diteliti. Mely G.Tan (Silalahi, 2010:28)

menjelaskan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan

secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu antara

suatu gejala dengan gejala lainnya dimasyarakat.

Page 9: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

2. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang interaksi pedagang kaki lima yang berjualan sayur ini

mengambil lokasi di Jalan Gambir Kota Tanjungpinang. Alas an dipilihnya lokasi

ini sebagi lokasi penelitan karena telah melalui pertimbangan bahwa lokasi jalan

gambir merupakan tempat pedagang yang berjualan di trotar jalan dan benar-

benar telah melanggar aturan pemerintah Kota Tanjungpinang, selain itu lokasi

jalan gambir juga merupakan lokasi yang repersentatif bagi peneliti guna

melakukan penelitian tentang interaksi pedagang sayur di pasar Jalan Gambir.

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan

serta melalui pengamatan selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini

data primer berupa data yang diperoleh dari pedagang kaki lima yang ada di

Jalan Gambir Kota Tanjungpinang.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat dari pihak kedua atau dari

sumber lain yang tersedia sebelum penelitian dilakukan. Dalam penelitan ini

data sekunder berupa foto dan juga dokumen dari sumber data tertulis yang

berasal dari instansi pemerintahan setempat.

Page 10: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

4. Populasi dan Sampel

Populasi subjek dalam penelitian ini adalah interaksi antar pedagang kaki

lima dijalan gambir kota Tanjungpinang. Teknik penarikan sampel yang

digunakan teknik Snowball Sampling. (Sugiyono, 2011: 61), Snowball sampling

adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

sampel ini disuruh memilih para pedagang untuk dijadikan sampel begitu

seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang

menggelinding semakin lama semakin besar. Definisi Snowball Sampling adalah

teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam

penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena

dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,

maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat

melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Tujuan yang

ingin dicapai pada penelitian ini adalah mencari tahu informasi tentang

bagaimana interaksi antar pedagang kaki lima dijalan gambir kota Tanjungpinang.

Dari data yang telah didapatkan dalam penelitian ini jumlah sampel atau informan

penelitian berjumlah 6 orang.

Tehnik Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

data secara kualitatif, data yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan dianalisis

Page 11: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

secara kualitatif, dengan cara memberikan gambaran informasi masalah secara

jelas dan mendalam. Hasil dari gambaran informasi akan diinterpretasikan sesuai

dari hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan dukungan teori yang berkaitan

dengan objek penelitian dari informan dengan cara wawancara maupun observasi.

Informasi atau data yang diperoleh akan dianalisis dan diberikan

penjelasan sesuai dengan yang didapatkan dan ditarik suatu kesimpulan mengenai

hasil penelitian. Data-data yang telah didapat kemudian dipisahkan dan diberi

penjelasan agar data yang didapat dipahami dan mudah dimengerti.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

Interaksi sosial dapat terjadi bila memenuhi dua aspek yaitu adanya kontak

sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif, tergantung

dari predisposisi sikap seseorang yang menunjukan kesediaan atau penolakan. Kontak

sosial juga bersifat primer, yakni apabila individu yang terlibat bertemu langsung

(face to face), atau sekunder yang berarti individu yang terlibat bertemu melalui

media tertentu. Sementara komunikasi baik yang verbal ataupun nonverbal

merupakan saluran untuk menyampaikan perasaan ataupun ide / pikiran dan sekaligus

sebagai media untuk dapat menafsirkan atau memahami pikiran atau perasaan orang

lain.

Page 12: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

Kesadaran dalam berkomunikasi di antara warga-warga suatu masyarakat,

menyebabkan suatu masyarakat dapat dipertahankan sebagai suatu kesatuan.

Karenanya pula dalam setiap masyarakat terbentuk apa yang dinamakan suatu sistem

komunikasi. Sistem ini terdiri dari lambang-lambang yang diberi arti dan karenanya

mempunyai arti-arti khusus oleh setiap masyarakat. Karena kelangsungan

kesatuannya dengan jalan komunikasi itu, setiap masyarakat dapat membentuk

kebudayaannya berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing.

Gillin & Gillin dalam soekanto(2010) membagi bentuk interaksi sosial

ke dalam dua bentuk, yaitu :

Proses Asositif (Association process)

Proses Disosiatif (Opposition process)

1. Proses Asosiatif adalah bentuk interaksi yang bersifat menyatukan anggota

masyarakat. Bentuk – bentuk proses Asosiatif :

a. Kerjasama (Cooperatif) yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan

atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

b. Asimilasi yaitu perpaduan dua atau lebih kebudayaan yang bersifat harmonis.

Proses Asimilasi timbul bila ada :

1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.

2. Orang-perorangan sebagai warga kelompok yang saling bergaul

secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.

Page 13: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

3. kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tesebut

masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

c. Akulturasi yaitu dua kebudayaan yang hidup saling berdampingan secara

damai.

2. Proses Disosiatif adalah cara yang bertentangan dengan individu atau kelompok

untuk mencapai suatu tujuan dan cenderung menciptakan perpecahan.

Bentuk proses Disosiatif :

1. Persaingan (competition) yaitu suatu proses dimana dua pihak atau

lebih saling berlomba untuk mencapai suatu kemenangan.

Terdapat tipe-tipe yang menghasilkan bentuk persaingan, yaitu sebagai

berikut :

a. Persaingan ekonomi, persaingan dibidang ekonomi timbul karena

terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan jumlah

konsumen.

b. Persaingan kebudayaan, persaingan dalam bidang kebudayaan

terjadi ketika para pedagang barat berdagang di pelabuhan-pelabuhan

jepang atau sewaktu pendeta-pendeta agama kristen meluaskan

agamanya di Jepang.

c. Persaingan kedudukan dan peranan, di dalam diri seseorang maupun

di dalam kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui

Page 14: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta

peranan yang terpandang.

d. Persaingan ras, persaingan ras sebenarnya juga merupakan

persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras, perbedaan warna

kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut dan sebagainya.

2. Kontravensi yaitu proses sosial yang berada diantara persaingan dan

pertikaian.

Bentuk-bentuk kontravensi :

a. Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.

b. Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum.

c. Melakukan penghasutan.

d. Berkhianat.

e. Mengejutkan lawan, dan lain-lain.

3. Konflik atau Pertentangan yaitu proses sosial dimana individu atau

kelompok berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak

lawan yang disertai ancaman atau kekerasan.

Bentuk-bentuk pertentangan :

a. Pertentangan pribadi, tidak jarang terjadi bahwa dua sejak mulai

berkenalan sudah saling tidak menyukai. Apabila permulaan yang

buruk tadi dikembangkan, maka timbul rasa saling membenci.

Page 15: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

b. Pertentangan rasial, dalam hal ini pun para pihak akan menyadari

betapa adanya perbedaan-perbedaan antara mereka yang seringkali

menimbulkan pertentangan.

c. Pertentangan antara kelas-kelas sosial, pada umumnya pertentangan

ini disebabkan oleh perbedaan kepentingan, misalnya kepentingan

antara majikan dan buruh.

d. Pertentangan politik, biasanya pertentangan ini menyangkut baik

antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara

negara-negara yang berdaulat.

e. Pertentangan yang bersifat internasional, ini disebabkan karena

perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke

kedaulatan negara.

Pengertian Pedagang dan Pedagang Kaki Lima

Pengertian pedagang secara etimologi adalah orang yang berdagang atau biasa

juga disebut saudagar. Jadi pedagang adalah orang-orang yang melakukan kegiatan

kegiatan perdagangan sehari-hari sebagai mata pencaharian mereka.

Pedagang kaki lima adalah suatu usaha yang memerlukan modal relatif

sedikit, berusaha dalam bidang produksi dan penjualan untuk memenuhi kebutuhan

kelompok konsumen tertentu. Usahanya dilaksanakan pada tempat-tempat yang

dianggap strategis dalam lingkungan yang informal. Pedagang kaki lima menurut An-

nat (1983:30) bahwa istilah pedagang kaki lima merupakan peninggalan dari zaman

Page 16: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

penjajahan Inggris. Istilah ini diambil dari ukuran lebar trotoar yang waktu dihitung

dengan feet (kaki) yaitu kurang lebih 31 cm lebih sedikit, sedang lebar trotoar pada

waktu itu adalah lima kaki atau sekitar 1,5 meter lebih sedikit. Jadi orang berjualan di

atas trotoar kemudian disebut pedagang kaki lima (PKL). Sedangkan Karafir (1977:4)

mengemukakan bahwa pedagang kaki lima adalah pedagang yang berjualan di suatu

tempat umum seperti tepi jalan, taman-taman, emperan toko dan pasar-pasar tanpa

atau adanya izin usaha dari pemerintah.

Masalah keberadaan PKL serta upaya untuk menghilangkannya atau

menggusurnya sesungguhnya merupakan fenomena lama yang dialami oleh

pemerintah di kota-kota besar. Sejak terjadinya krisis ekonomi, pembangunan

perekonomian daerah dan pengembangan wilayah sebagai upaya peningkatan

pembangunan daerah dan pemerataan pertumbuhan antar daerah mengalami

hambatan dan keterbatasan dalam pemanfaatan sumber daya alam, ketersediaan

modal, kemitraan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

Berkembangnya PKL dipicu oleh gagalnya pemerintah membangun ekonomi

yang terlihat dari rendah dan lambatnya pertumbuhan ekonomi, tidak berkembangnya

usaha–usaha di sektor riil yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya jumlah

pengangguran yang sampai saat ini diprediksi kurang lebih 40 juta penduduk sedang

menganggur. Yang menjadi perhatian kita, seandainya pemerintah punya komitmen

yang kuat dalam mensejahterakan masyarakatnya harus menyiapkan dana khusus

sebagai jaminan PKL yang digusur untuk memulai usaha baru ditempat lain.

Page 17: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

Mengingat PKL yang digusur biasanya tanpa ada ganti rugi karena dianggap illegal.

Bagaimanapun juga PKL adalah juga warga negara yang harus dilindungi hak-

haknya, hak untuk hidup, bebas berkarya, berserikat dan berkumpul. Jadi yang

terkena dampak dari adanya PKL yaitu para masyarakat pengguna jalan dan

mengurangi keindahan tatanan jalan perkotaan maupun di desa.

PKL adalah kegiatan sektor marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Pola kegiatan tidak teratur baik dalam hal waktu, permodalan maupun

penerimanya.

b. Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang

ditetapkan oleh pemerintah (sehingga kegiatannya sering dikatakan”liar”)

c. Modal, peralatan dan perlengkapan maupun omsetnya biasanya kecil dan

diusahakan dasar hitung harian

d. Pendapatan mereka rendah dan tak menentu

e. Tidak mempunyai tempat yang tetap dan keterkaitan dengan usaha-usaha

yang lain

f. Umumnya dilakukan untuk dan melayani golongan masyarakat yang

berpenghasilan rendah.

Page 18: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

Secara garis besar karakteristik PKL (Ismawan, 2002), digambarkan sebagai

berikut:

1. Informalitas. Sebagian besar PKL bekerja diluar kerangka legal dan

pengaturan yang ada, maka keberadaan mereka pun tak diakui oleh

pemerintah setempat.

2. Mobilitas. Aspek informalitas dari PKL juga membawa konsekuensi tiadanya

jaminan keberlangsungan aktifitas yang dijalani, sehingga usaha ini

merupakan sektor yang relatif mudah dimasuki dan ditinggalkan. Apabila

terdapat peluang maka dengan banyak pelaku yang turut serta, sebaliknya

apabila terjadi perubahan peluang ke arah negatif pelakunya akan berkurang.

3. Kemandirian. Umumnya para pedagang mencari modal sendiri tanpa

mendapatkan bantuan dari pemerintah. Lembaga keuangan lokal dengan

berbagai peraturan dan prinsip keberhati-hatian membatasi kemungkinan

berhubungan dengan para PKL, karena tiadanya jaminan yang dimiliki

mereka.

4. Hubungan dengan sektor formal. Meskipun kehadiran mereka tidak diakui,

namun peranan mereka dalam membantu sektor formal sangatlah besar,

terlebih lagi dalam hal pendistribusian barang kepada konsumen.

Sedangkan menurut BPS, karakteristik sektor informal sebagai berikut:

1. Mandiri. Pada umumnya usaha yang dilakukan tanpa ada bantuan dari

pekerja/buruh, artinya dikerjakan langsung oleh pemimpin perusahaan.

Page 19: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

2. Modal. Modal yang dikeluarkan dalam melakukan usaha berasal dari milik

sendiri.

3. Waktu. Rata-rata waktu kerja sektor informal dalam sehari, paling lama

adalah 9 jam.

4. Pinjaman. Dalam menjalankan usaha mayoritas, mereka tidak memanfaatkan

bantuan pinjaman pemerintah ataupun bank lokal. Tetapi mencari pinjaman

lainnya, yang berasal dari keluarga atau kerabat terdekat. Beberapa alasan,

mereka yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah adalah ketidak

tahuan adanya bantuan, ketidak tahuan dalam prosedur pengajuan atau

penerimaan bantuan dan penolakan proposal dari lembaga yang bersangkutan.

Tujuan utama dari kegiatan perdagangan adalah untuk menjual barang

dagangan dengan mendapatkan keuntungan. Umumnya kegiatan perdagangan

dilakukan ditempat-tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen. Begitu pula

dengan kegiatan perdagangan PKL yang menjual dagangan di lokasi-lokasi yang

ramai, untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Sasaran penjualan produk PKL

ditujukan kepada masyarakat dari golongan ekonomi menengah ke bawah, sehingga

harga yang ditawarkan relatif murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan di

pertokoan.

Page 20: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

BAB IV

Interkasi Antar Pedagang Kaki Lima Jalan Gambir Kota Tanjungpinang

Karakteristik Informan

Pada Bagian ini akan dideskripsikan karakteristik yang merupakan identitas

informan penelitian yang diperlukan untuk melihat latar belakang kehidupan

informan itu sendiri, sebagai dasar pijakan dari pembahasan yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian.

1. Umur Informan Penelitian

Tingkat umur dipandang penting dalam upaya menggali data karakteristik

subjek. Umur merupakan salah satu informasi yang paling mendasar. Umur tidak

hanya menentukan dalam kelompok mana seseorang digolongkan yang terpenting

adalah bahwa umur juga menjadi sesuatu yang membedakan sikap dan tingkah

laku suatu kelompok masyarakat lainnya.

2. Pendidikan Informan Penelitian

Dalam penelitian ini pendidikan yang akan dibahas adalah pendidikan

formal Informan penelitian, karena dilihat dari fungsi pendidikan yaitu

pendidikan adalah hal yang paling utama dalam menentukan status sosial dan

juga dalam penerimaaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi didalam

kehidupan sosial masyarakat. Faktor pendidikan bersifat mutlak dalam

penerimaan atau penolakan suatu perubahan dalam masyarakat karena

Page 21: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

pengetahuan masyarakat dipengaruhi oleh pendidikan yang dimilikinya untuk

mencari informasi terhadap sesuatu yang dianggap baru.

3. Lama Menjadi Pedagang Sayur

Bekerja merupakan salah satu cara bagi seseorang untuk memperoleh pedapatan guna

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari - hari. Menjadi seorang pedagang adalah

pilihan yang telah dipilih oleh subjek penelitian. Bekerja sebagai seorang pedagang

sudah mereka lalui bukan dari satu atau dua tahun yang lalu, tetapi sudah bertahun -

tahun.

Hasil penelitian juga melihat bagaimana pendapat salah seorang

pdagang yang telah lebih 7 tahun berjualan di lokasi Jalan Gambir, sebagai

berikut:

“ Saya sudah lebih dari 7 tahun berjualan di pasar Jalan Gambir,

selama saya berjualan disana saya merasa jauh lebih baik, dagangan

saya lebih cepat habis dibandingkan ketika saya diharuskan berjualan

ditempat lain. Masyarakat taunya kami berjualan dijalan gambir, jika

kami dipindahkan mungkin dagangan kami tidak akan laku..” (Hasil

wawancara dengan ibuk inang pada bulan Januari 2016 )

Berdasarkan wawancara dengan ibu inang bahwasannya sudah lebih

dari 7 tahun berjualan dan sudah memiliki banyak pelanggan membuat para

pedagang lebih nyaman berjualan, dagangannya juga lebih cepat habis hingga

untuk itu para pedagang sayur dijalan gambir bertahan hingga bertahun-tahun.

Page 22: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

4. Pendapatan Informan Penelitian

Pendapatan sebagai jumlah penerimaan yang diperoleh suatu keluarga

yang bersumber dari pekerjaan pokok termasuk juga pekerjaan tambahan.

Pendapatan berkaitan erat dengan jenis pekerjaan seseorang, karena pendapatan

adalah merupakan imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan seseorang, jadi

dapat dinyatakan bahwa pekerjaan maupun kegiatan untuk memperoleh

pendapatan dan biasanya imbalan yang diberikan berupa barang dan uang.

Interaksi Asosiatif Yang Dilakukan Oleh Para Pedagang

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan - hubungan sosial yang

dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu

yang satu dengan individu yang lainnya, maupun antara kelompok individu. Dalam

interaksi juga terdapat simbol, dimana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai

atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

Interaksi sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan individu

yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain begitu pula

sebaliknya, sehingga akan menjadi suatu hubungan yang saling timbal balik.

Hubungnan tersebut juga terjadi antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok atau kelompok. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi

Page 23: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi

anggota-anggotanya.

1. Komunikasi Antar Pedagang

Dalam kehidupan didunia ini, manusia tidak terlepas dari berbagai

masalah kehidupan. Semua masalah tersebut harus dihadapi dengan penuh

kesabaran dan tawakal. Problematika kehidupan yang dihadapi setiap manusia

berbeda-beda apabila dilihat dari tingkat kesulitan dan kemudahannya. Diantara

masalah itu ada yang sangat berat dihadapi, adapula yang mudah untuk

diselesaikan.

2. Kerjasama Yang Dilakukan Antar Pedagang

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupannya sehari-hari

tidak bisa dipisahkan dengan interaksinya kepada orang lain baik itu keluarga,

teman, ataupun tetangga. Salah satu asas pokok berjualan ialah dengan

menghormati mereka. Banyak hal yang mungkin berbeda antara pedagang satu

dengan yang lain dan juga berbeda dengan kita. Baik dari segi ekonomi, aktivitas

sehari-hari, dan lain-lain. Untuk itu kita harusnya menghormati sesama pedagang

agar hubungan dengan mereka menjadi damai dan harmonis. Peran damai inilah

yang menjadi magnet antar pedagang untuk terus berinteraksi dan saling bantu

membantu antar sesama pedagang.

Page 24: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

Bentuk Interaksi Disosiatif Yang Dilakukan Pedagang

Dalam masyarakat juga terdapat interaksi yang dilakukan justru dapat menimbulkan

kerenggangan hubungan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Bentuk

interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk

persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial,

dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari

keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan.

1. Bentuk Persaingan Yang Terjadi Antar Pedagang

Interaksi sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif dan

disosiatif. Interaksi sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya

hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok.

Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya

hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas

kelompok yang telah terbangun.

2. Bentuk Konflik Yang Terjadi

Pertikaian memang pernah terjadi antar pedagang, walaupun hal

tersebut terjadi secara tersembunyi, artinya hal tersebut hanya dirasakan oleh

satu pihak saja. Pertikaian dalam bentuk kontravensi antara pedagang di pasar

Jalan Gambir sering muncul karena adanya ketidaksesuaian antara pedagang

satu dengan pedagang yang lain terkait cara menarik pembeli pedagang lain.

Page 25: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

Bentuk solidaritas antar pedagang yang terjadi dijalan gambir adanya

bentuk kerjasama antar sesama pedagang yaitu apabila dari salah satu

pedagang yang tidak ada barang maka pedagang menyarankan untuk membeli

disebelah atau pedagang tersebut yang mengambilkan barangnya, bukan

hanya barang namun kalau tidak ada kembalian antar sesama mereka saling

bertuka uang, untuk solidnya mereka bekerja sama, sehingga walaupun ada

konflik yang terjadi mereka harus bersikap professional, karena dari beberapa

pedagang yang berjualan dijalan gambir ada yang sudah cukup lama da nada

yang baru artinya yang baru menyesuaikan dengan yang lama.

Penyebab terjadinya konflik biasanya meliputi tentang adanya

perbedaan kepentingan-kepentingan yang ada didalam masayrakat. Dalam

penelitian ini penyebab menculnya konflik karena adanya perbedaan

kepentingan antar sesama pedagang dalam menjual barang dagangan.

Perbedaan barang dagang yang laris dibeli oleh pembeli tentunya sedikit

banyak akan memunculkan rasa tidak senang dengan pedagang lain, hal ini

tentunya akan menjadi bumbu-bumbu konflik yang kapan saja bisa meuncul

diantara pedagang.

Konflik yang terjadi antara pedagang sayur Jalan Gambir jarang

terlihat karena kebersamaan diantara para pedagang sudah terjalin dengan

kuat. Namun konflik pernah terjadi di kawasan pasar Jalan Gambir. Konflik

melibatkan kelompok pedagang dengan pereman yang pernah datang dan

menganggu pedagang yang berjualan dipasar gambir.

Page 26: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan

sebelmnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang bisa disimpulkan

diantaranya sebagai berikut :

1. Keberadaan kelompok pedagang sayur menjadi daya tarik tersendiri di dalam

lokasi pedagang kaki lima di Jalan Gambir. Terbentuknya kelompok

pedagang setidaknya dipengaruhi beberapa faktor yaitu kedekatan fisik lapak,

kedekatan lingkungan tempat tinggal, kesamaan nasib, kesamaan profesi, dan

kesamaan pemikiran. Beberapa hal tersebut telah membentuk interaksi sosial

antar pedagang yang lebih menonjolkan sebuah hubungan kerja yang

didasarkan atas rasa kebersamaan antar pedagang.

2. Bentuk interaksi antar pedagang dapat terlihat dengan adanya kerjasama,

persaingan, dan pertikaian atau konflik baik antara pedagang atau pun

pedagang dengan kelompok lain. Bentuk kerjasama antara satu pedagang

dengan pedagang lain merupakan bentuk kerjasama yang saling

menguntungkan seperti halnya kerjasama yang dilakukan antar sesama

pedagang sayur. Bentuk kerjasama tersebut misalnya saling barter makanan,

menjaga lapak sebelah, saling pinjam-meminjami uang yang merupakan

Page 27: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

wujud dari kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang tinggi diantara

pedagang.

3. Bentuk persaingan yang terjadi di dalam lingkungan padagang berupa

persaingan ekonomi. Persaingan ini timbul karena ada keinginan pedagang

untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan sebisa mungkin mendapatkan

keuntungan. Persaingan dalam menarik pembeli menjadi bentuk persaingan

yang ada di pasar Jalan Gambir. Hasil persaingan pedagang lebih bersifat

disosiatif positif yang dilakukan dengan jujur dan mengembangkan rasa

solidaritas. Bentuk kontravensi hanya sedikit terlihat di antara pedagang.

Bentuk kontravensi tersebut munculnya rasa tidak suka terhadap pedagang

lain yang mendapatkan pembeli lebih banyak. Kontravensi yang terjadi

diantara pedagang kaki lima di jalan gambir jarang menimbulkan masalah

besar bagi pedagang karena mereka sangat menyadari bahwa mereka

berdagang bersama-sama dan mencari rejeki bersama.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan maka dapat deberikan

beberapa rekomendasi terkait permasalahan mengenai pedaga di pasar Jalan Gambir

sebagai berikut :

1. Pemerintah Kota Tanjungpinang harus merubah persepsinya terhadap

PKL bukan sebagai penerima dari kebijkan pembangunan perkotaan tetapi

sebagai bagian dari realitas sosial yang akan selalu ada dalam proses

Page 28: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

pembangunan saat ini. Oleh karena itu PKL sudah harus menjadi variabel

yang perlu diperhitungkan dalam merencanakan pembangunan kota.

2. Penataan terhadap pedagang harus dilakukan dengan memperhatikan

aspek keindahan, ketertiban dan kepentingan pedagang itu sendiri.

Caranya adalah dengan memfasilitasi pedagang dengan menyediakan

tempat-tempat khusus bagi pedagang untuk berdagang. Kepentingan

ekonomi pedagang perlu dipertimbangkan dengan menyediakan tempat

yang tidak menjauhkan pedagang dari para konsumennya, sehingga

eksistensi mereka tetap bisa dipertahankan tanpa merusak aspek

keindahan dan ketertiban kota.

3. Perlu adanya pembinaan yang berkelaanjutan bagi para PKL agar mereka

bisa lebih di kordinir supaya mereka tidak kembali lagi turun ke jalan dan

berjualan di srana umum.

Page 29: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwaty. Srie Hany, 2003. Studi Aktivitas Pedagang Kaki Lima Dalam

Pemanfaatan Ruang di Kota Salatiga. Tesis tidak diterbitkan. Program Pasca

Sarjana Magister Teknik Pembangunan Kota. Universitas Diponegoro,

Semarang

Ali Achsan Mustafa, 2008. Model Transformasi Sosial Sektor Informal:Sejarah,

Teori dan Praksis Pedagang Kaki Lima. Editor : Isa Wahyudi. INSPIRE

Indonesia.

Basrowi, 2005. Pengantar sosiologi, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

Bintarto, 1989. Interaksi Desa Kota, Jakarta: Ghalia Indonesia

Burhan Bungin, 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti kualitatif. Bandung : Pustaka Setia

De Soto, Hernando, 1991, Masih Ada Jalan Lain, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dorodjatun Kuntjoro Djakti, 1986. Kemiskinan Di Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Ibrahim, Jabal Tarik, 2003, Sosiologi Pedesaan, Malang: UMM Press

Manning, Chris dan Tadjuddin Noer Effendi, 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan

Sektor Informal di Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

McGee, T.G dan Y.M. Yeung, 1977. Hawkers in Southeast Asian Cities: Planning for

the Bazaar Economy. IDRC Publisher. Canada.

Noer Effendi, Tadjuddin, 1993. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan

Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara Wacana

Pitirim A.Sorokim, 1928. Contemporary Sociological Theories. New York. Harper

and Brother

Rachbini, Didik, J dan Abdul Hamid, 1994. Ekonomi Informal Perkotaan Gejala

Involusi Gelombang Kedua, Jakarta : LP3ES

Page 30: INTERAKSI ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA JALAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Interaksi disosiatif adalah interaksi yang dapat merusak, merenggangkan

Rachmad K Susilo, 2008. 20 Tokoh Sosiologi Modern. Yogyakarta: AR-RUZZ

Media

Ritzer, George, 2002. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta.

Fajar Interpratama Offset.

Santosa, Budi; Hessel Nogi S. Tangkilisan, 2004, Strategi Pengembangan Sektor

Pariwisata: Perspektif Manajemen Strategik Sektor Publik.

Yogyakarta:YPAPI

Santoso, Slamet, 2004, Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi Aksara

Soerjono Soekanto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sukmadinata & Nana Syaodih, 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Todaro, Michael P, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Ketujuh.

terjemahan. Jakarta. Penerbit Erlangga

W.F Ogburn & Meyer F. Nimkoff, 1953. A Handbook of sociology. Routledge &

Kegan Paul Ltd.

Widodo, Ahmadi, 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Usaha

PKL, Studi Kasus Kota Semarang. Tesis tidak diterbitkan. Program

Pascasarjana, Magister Teknik Pembangunan Kota, Universitas Diponegoro,

Semarang.