23
KARYA TULIS ILMIAH AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) V Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah AIK V Dosen Mata Kuliah : Wahyu Fajar Nugraha, S.HI., MA Anisah Nurjanah (13040003) Dian Aida Ardi (13040008) Latif Yudha Arditama (13040021) SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH JL. RAYA SERANG KM. 14,5 TANGERANG 2014 INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN [Hakikat Ayat-Ayat Allah] [Kesatuan Antara Ayat Qauliyah Dan Kauniyah] [Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah Dan Kauniyah]

Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) 5

Citation preview

KARYA TULIS ILMIAH

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) V

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah AIK V

Dosen Mata Kuliah : Wahyu Fajar Nugraha, S.HI., MA

Anisah Nurjanah (13040003)

Dian Aida Ardi (13040008)

Latif Yudha Arditama (13040021)

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

JL. RAYA SERANG KM. 14,5

TANGERANG

2014

INTEG

RA

SI ISLAM

DA

N ILM

U P

ENG

ETA

HU

AN

[H

akikat Ayat-A

yat Allah

] [K

esatu

an A

ntara A

yat Qau

liyah D

an K

aun

iyah]

[Interko

neksitas D

alam M

emah

ami A

yat Qau

liyah D

an K

aun

iyah]

KARYA TULIS ILMIAH

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) V

INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah AIK V

Dosen Mata Kuliah : Wahyu Fajar Nugraha, S.HI., MA

Anisah Nurjanah (13040003)

Dian Aida Ardi (13040008)

Latif Yudha Arditama (13040021)

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

JL. RAYA SERANG KM. 14,5

TANGERANG

2014

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

ii

ABSTRAK

Allah menciptakan ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah yaitu ayat

yang berupa ayat-ayat yang Allah firmankan dalam kitab-kitab-Nya. Ayat

qauliyah mencangkup berbagai aspek seperti cara mengenal Allah, cara beribadah

kepada-Nya, cara bertindak terhadap alam, cara bersosialisasi dan berbagai aspek

lainnya. Dan ayat kauniyah yaitu ayat-ayat (tanda-tanda) Allah yang berupa segala

bentuk ciptaan-Nya yang ada di alam semesta dan segala isinya. Segala fenomena,

kejadian, peristiwa yang terjadi di alam ini dan segala yang ada di alam ini

merupakan bagian dari ayat kauniyah. Dalam penyampaiannya, ayat qauliyah

disampaikan oleh Allah melalui perantara malaikat jibril sedangkan ayat kauniyah

tanpa perantara melalui malaikat jibril. Kedua ayat tersebut Allah ciptakan antara

lain bertujuan untuk menunjukan kebenaran adanya Allah, pengetahuan dan

kekuasaan-Nya yang tak terbatas, serta tiada sekutu bagi-Nya.

Selain terdapat banyak ayat qauliyah yang mengajak manusia untuk

merenungkan secara mendalam tentang ayat kauniyah untuk dapat mengetahui

pengetahuan Allah., Sebenarnya ayat qauliyah dan ayat kauniyah juga memiliki

sudut interkonektisitas lainnya yaitu ayat kauniyah mampu membuktian secara

ilmiah maupun secara nyata langsung hal-hal alamiah yang terdapat pada ayat

qauliyah baik yang diungkapkan secara tersurat maupun tersirat, sehingga dengan

pembuktian tersebut maka, akan lebih meyakinkan kembali tentang kebenaran dan

betapa menakjubkannya ayat-ayat qauliyah dan selanjutnya akan lebih

memperkokoh rasa keimanan kita kepada sang pencipta dan pemilik segala ayat-

ayat qauliyah dan kauniyah tersebut, yakni Allah SWT. Sebagai contoh dalam

Q.S. Al-Mu‟minun [23] : 12-14 yang menyatakan bahwa asal mula manusia

berasal dari sari pati tanah, dan sari pati tanah inilah dijadikan air mani/sperma

yang merupakan awal/syarat terbentuknya manusia, hal ini dibuktikan secara

ilmiah saat era modern ini oleh ilmu embriologi yang pernyataannya juga

sependapat yaitu bahwa sperma merupakan awal/syarat terbentuknya manusia.

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

ii

i

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

PEMBAHASAN ......................................................................................... 1

A. Hakikat Ayat-Ayat Allah ..................................................................... 1

1. Pengertian ayat qauliyah dan kauniyah ........................................... 1

2. Fungsi Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah ..................................... 2

B. Kesatuan Antara Ayat Qauliyah Dan Kauniyah ................................. 5

C. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah Dan Kauniyah ...... 7

1. Hati sebagai pusat tubuh .................................................................. 7

2. Sperma ............................................................................................. 8

3. Bulan sebagai cahaya dan matahari sebagai pelita ......................... 10

4. Hukum gravitasi ............................................................................... 11

5. Perhitungan waktu akherat sehari sama dengan 1000 tahun

atau sehari sama dengan 50.000 tahun ............................................ 12

6. Al-Qur‟an menyebutkan bahwa alam semesta ini bermula dan

berasal dari asap/gas ........................................................................ 13

7. Bentuk alam semesta ....................................................................... 14

KESIMPULAN ........................................................................................... 17

SARAN ....................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

1

PEMBAHASAN

INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGEAHUAN

A. Hakikat Ayat-Ayat Allah

Allah dalam menampakan keberadaan-Nya berbeda dengan makhluk-

Nya. Allah tidaklah menampakan wujud dzat-Nya pada kita saat di dunia ini.

Namun, meskipun wujud dzat-Nya tidak Ia tampakan, kita sebagai hamba-

Nya harus meyakini tentang kebenaran adanya, karena Allah memang benar-

benar ada. Lalu bagaimana kita dapat meyakini kebenaran ada-Nya dan tiada

sekutu bagi-Nya? Dan bagiamana cara kita mengenal-Nya?

1. Pengertian ayat qauliyah dan kauniyah

Allah telah memberikan bukti-bukti keberadaan-Nya kepada kita

melalui ayat-ayat yang Allah ciptakan. Ayat-ayat yang Allah ciptakan itu

ada yang melalui perantara malaikat jibril (ayat qauliyah) dan ada yang

tanpa melalui malaikat jibril (ayat kauniyah).

a. Ayat Qauliyah

Ayat qauliyah merupakan ayat-ayat yang Allah firmankan dalam

kitab-kitab-Nya.1

Ayat qualiyah ini diturunkan melalui perantara

malaikat jibril. Ayat-ayat qauliyah ini mencangkup berbagi aspek

termasuk cara mengenal Allah, cara beribadah kepada-Nya, cara

bersosialisi, cara bagaimana seharusnya bertindak terhadap alam dan

berbagai aspek lainnya.

b. Ayat Kauniyah

Ayat kauniyah merupakan ayat-ayat (tanda-tanda) Allah yang

berupa segala bentuk ciptaan-Nya yang ada di alam semesta dan segala

isinya. Mulai dari yang berukuran paling kecil sampai yang paling besar

bahkan diri kita sendiri merupakan ayat kauniyah. Segala peristiwa,

fenoma, kejadian, dan segala yang terjadi di alam semesta ini

merupakan ayat-ayat kauniyah.

1 Yantigobel. Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah, dimuat di Harian Fajar, https://yantigobel.

wordpress.com/tag/ayat-qauliyah/, diakses 28 september 2014 jam 20:47 WIB

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

2

2. Fungsi Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah

Gelar jagad raya yang demikian hebat serta serba teratur ini pasti ada

penciptanya, penalaran otak yang primitif pun dengan mudah dapat

membenarkannya. Tetapi bahwa sang pencipta tersebut berwujud berhala

atau dewa atau tuhan yang direkayasa berbentuk manusia misalnya, maka

persoalannya tidak lagi sesederhana pemikiran otak primitif tadi. Sebab

ada juga otak orang-orang modern yang percaya akan tahayul tentang

berhala atau dewa yang beranak pinak. Persoalan tidak lagi sesederhana

yang kita bayangkan justru karena dalam sistem keimanan islam adanya

kepercayaan berhala tersebut akan memasuki wilayah paling berbahaya

dan dosa tak terampunkan, yakni dosa musyrik (mempersekutukan Allah).2

Sebagai kitab agama yang berdimensi seluruh aspek kehidupan dunia

dan akhirat maka ayat-ayat Al-Qur‟an lebih mengedepankan dimensi

rohani yang bermuara kepada pengakuan kebesaran Allah. Artinya bahwa

masalah-masalah keduniaan (termasuk gelar jagad raya) tidak akan

memiliki arti sama sekali apabila tidak mampu menyentuh rasa keagamaan

kita yang benar dan hakiki, dalam arti apabila pemahaman keduniaan itu

justru menjauhkan kita dari Allah dan agama islam karena kemusyrikan,

pemujaan akal dan ilmu pengetahuan/teknologi atau kesombongan.3

Sehingga seharusnya karunia akal dan kebebasaan yang hakekatnya tak

terlepas dari bimbingan dan rahmad Allah serta sangat terbatas

dibandingkan dengan gelar semesta ini tidak menyebabkan manusia lupa

diri. Itulah karakteristik tampilan ayat-ayat Al-Qur‟an, yakni bahwa

penyampaian berbagai tampilan duniawi adalah bertujuan untuk

memperoleh hikmah atau rahasia-rahasia tersirat dari Al-Qur‟an besar

(ayat kauniyah) yakni alam semesta, dibalik yang tersurat dalam ayat-ayat

Al-Qur‟an kecil (ayat qauliyah) yang selama ini sudah kita kenal. Oleh

karena itu sistematika Al-Qur‟an dengan 114 surat dan 6.236 ayat yang

ada di dalamnya juga dapat bercampur dan berisi masalah kehidupan umat

manusia secara acak berdasarkan urgensi ajaran akhlak, hukum dan tauhid

2 Ranusemito, Machmud. Memahami Peta Kandungan Al-Qur‟an, Cetakan Pertama. (Tangerang :

Hikmah Mahligai Pilihan, 2000), hlm. 129 3 Ibid., hlm. 136

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

3

sehingga penyampaian masalah-masalah dunia lebih merupakan tamsil

untuk mencapai ajaran akhlak, hukum dan pengakuan terhadap kebesaran

Allah yang dimaksud.

Tetapi sebaliknya umat manusia wajib bersyukur diberi kesempatan

oleh Allah untuk mencicipi hidup di dunia. Sebab berbeda dengan

kehidupan akhirat maka dengan hidup di dunia yang dibekali pula oleh

Allah dengan akal dan kebebasan azazi maka umat manusia dapat

mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupannya di dunia. Pesan-pesan

dan tamsil yang disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur‟an misalnya dapat

diserap dan dikembangkan oleh umat manusia kedalam ilmu pengetahuan

dan teknologi di satu sisi sedangkan di sisi lain dapat pula diserap hal-hal

yang lebih filosofis bahkan lebih hakiki. Dari pesan-pesan Al-Qur‟an

dimaksud misalnya dapat ditransenderkan oleh manusia dari hal-hal yang

bersifat duniawi (syari‟ah) menjadi hal-hal yang lebih bersifat hakekat dan

bahkan makrifat dalam mencari pendekatan kepada Allah.

Tetapi apabila kita mampu menangkap secara harfiah dan ilmiah atas

pesan dan tamsil Al-Qur‟an barangkali sudah sangat memadai dalam

peningkatan kualitas hidup sekaligus lebih memantapkan pengenalan

terhadap Allah.4

Dalam banyak ayatnya, kitab suci Al-Qur‟an mengajak orang arif,

orang yang berfikir, dan orang yang waspada/ingat untuk merenungkan

secara mendalam, dunia ini dan keajaiban-keajaiban dan bahkan untuk

merenungkan peristiwa-peristiwa alamiah wajar dan sebab-sebabnya agar

dapat mengetahui pengetahuan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu,

Yang Maha Arif dan Pencipta Yang Maha Pengasih. Ayat-ayat ini

sebagian besar dimaksudkan untuk menyadarkan manusia dan menarik

perhatian manusia pada isu-isu yang muncul setelah eksistensi penciptaan

seperti tak bersekutu, pengetahuan dan kekuasaan tak terbatas, kearifan

,kemurahan hati, dan sifat-sifat lain, khususnya kekuasaan untuk

membangkitkan kembali manusia dari kematiaannya, kemudian memberi

manusia kehidupan abadi dan selama kehidupan inilah manusia akan

4 Ibid., hlm. 137

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

4

mendapat pahala atau hukuman selaras dengan kehidupan yang

dijalaninnya di bumi.

Namun, dalam semua ayat Al-Qur‟an ini, untuk dapat menyadari

realitas-realitas metafisika, manusia diminta untuk memperhatikan dengan

seksama segala sesuatu di dunia dan untuk membuat kesimpulan tentang

tanda-tanda ini melalui penerapan presepsi-presespsi batiniah intuitif dan

penilaian sehingga dengan demikian manusia memperoleh pengetahuan

yang bermanfaat dan andal tentang dunia di luar panca indra.5

Jika seluruh alam semesta dan setiap bagiannya, dari atom sampai

galaksi dan dari mineral sampai manusia, merupakan tanda-tanda jelas

yang menunjukkan, kearifan, kekuasaan, berkehendak, keesaan, pengasih,

dan sifat-sifat lain pencipta alam semesta, apakah tidak berarti bahwa alam

semesta ini juga merupakan suatu bukti yang jelas dan tidak terbantahkan

tentang eksistensi pencipta itu sendiri?

Jika jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah “Ya”, harus kita

simpulkan bahwa meskipun Al-Qur‟an tidak mengemukakan argumen-

argumen terus terang untuk membuktikan eksistensi Allah karena atmosfer

intelektual masyarakat pada zaman itu, tetapi Al-Qur‟an menggunakan

suatu metode yang dapat pula bermanfaat untuk meneliti eksistensi Tuhan

dan untuk mendapatkan pengetahuan yang jelas dan pasti tentang isu

fundamental eksistensi-Nya. Yang menjadi sandaran argumen-argumen

Al-Qur‟an ini adalah bahwa setiap ciptaan yang kita jumpai di dunia ini

membutuhkan, pada akhirnya , satu pencipta yang mandiri yang memiliki

kearifan dan kemampuan untuk menciptakan sedemikian banyak makhluk

yang berbeda. Kebutuhan dan kebergantungan fitri segenap makhluk ini

dengan jelas menunjukan sangat perlunya eksistensi wujud Maha Mandiri,

dan kefanaan segenap makhluk ini menunjukan sangat perlunya eksistensi

suatu realitas yang mandiri dan tidak berubah, realitas yang menjadi dasar

bagi mereka, Barangkali, ayat 15 sampai 17 surat Fathir berkaitan dengan

5 Beheshti, Sayyid Muhammad Husaini. Metafisika Al-Qur‟an Menangkap Intisari Tauhid,

Cetakan Pertama. (Bandung : Diterjemahkan Oleh Penerbit Arasy, 2003), hlm. 44

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

5

kebutuhan kompleks manusia akan Allah dan kesimpualan yang harus

dibuat darinya:6

“Hai manusia,kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah, Dia-

lah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika

Dia menghendaki niscahya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan

makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu

sekali-kali tidak sulit bagi Allah”

B. Kesatuan antara Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Antara ayat qauliyah dan ayat kauniyah mempunyai kaitan yang erat

sekali karena memang satu sama lain adalah satu kesatuan. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa ayat-ayat kauniyah berupa ayat-ayat dalam

bentuk segala ciptaan Allah berupa alam semesta dan semua yang ada

didalamnya. Secara umum cara memahami ayat qauliyah adalah dengan cara

didengar dan dibaca, sedangkan ayat kauniyah dengan cara dilihat. Ayat

kauniyah sebagai pembuktian kebenaran dari ayat qauliyah, sedangkan ayat

qauliyah merupakan isyarat bagi manusia agar meneliti ayat kauniyah. Ayat

kauniyah dan ayat qauliyah memiliki hubungan yang sangat erat karena

kedua-duanya berasal dari Allah, dijamin kemutlakannya dan kedua-duanya

tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum lainya.7

Kalau kita

memperhatikan ayat qauliyah yakni Al-Qur‟an, kita akan mendapati banyak

perintah dan anjuran untuk memperhatikan ayat-ayat kauniyah. Salah satu

diantara sekian banyak perintah tersebut adalah firman Allah dalam Q.S.

Adz-Dzariyat [51] ayat : 20-21

6 Ibid., hlm. 45

7Rezalatica. Materi Agama Iman Kepada Qada Dan Qadar, http://bujang-anakbaik.blogspot.

com/2010/10/materi-agama-iman-kepada-qada-dan-qadar.html, diakses 4 desember 2014, jam

15.30 WIB

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

6

“Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang

yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri, Maka apakah kamu tidak

memperhatikan?”

Dalam ayat diatas, jelas-jelas Allah mengajukan sebuah kalimat retoris:

“Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” Kalimat yang bernada bertanya

ini tidak lain adalah perintah agar kita memperhatikan ayat-ayat-Nya yang

berupa segala yang ada di bumi dan juga yang ada pada diri kita masing-

masing.

Jadi, kewajiban kita terhadap ayat kauniyah adalah tafakkur, yakni

memperhatikan, merenungi, dan mempelajarinya dengan seksama. Allah

SWT. Berfirman dalam Q.S. Al-„Alaq [30] ayat : 1-5

“Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari „alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan alam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Dan mengenai kewajiban tafakkur, Allah menjadikannya sebagai salah

satu sifat orang-orang yang berakal (ulul albab yaitu orang yang

menggunakan pikiran, akal, dan nalar untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan menggunakan hati untuk menggunakan dan mengarahkan

ilmu pengetahuan tersebut pada tujuan peningkatan akidah, ketekunan

beribadah dan ketinggian akhlak yang mulia8). Seperti dalam Q.S. Ali „Imran

[3] : 190 – 191

8 Abbudin Nata. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy). (Jakarta: PT. Raja

Graindo Persada, 2002), hlm.166

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

7

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau

dalam keadaan berbaring dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang

penciptaan langit dan bumi (lalu berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau

menciptakan semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah

kami dari siksa neraka.”

C. Interkoneksitas dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ayat qauliyah secara

singkat dapat diartikan sebagai ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan

ayat-ayat Kauniyah merupakan ayat-ayat (tanda-tanda) yang terdapat di alam

yang dapat menunjukkan kebenaran keberadaan-Nya. Dari pengertian

tersebut dapat kita pahami bahwa ayat qauliyah dan kauniyah tersebut

memiliki suatu interkoneksitas (keterkaitan), yaitu ayat-ayat kauniyah mampu

membuktikan kebenaran dari ayat-ayat qauliyah.

Pembuktian kebenaran ayat-ayat qauliyah oleh ayat-ayat kauniyah antara

lain dapat dapat dicontohkan sebagai berikut :

1. Hati sebagai pusat tubuh

Nabi Muhammad Saw bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam

tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka

baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak

pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging

itu adalah hati.”(HR. Bukhari-Muslim)

Hati dalam hadis ini memiliki dua buah makna, yaitu :

a. Hati dalam pengertian sebenarnya

Hati atau jantung apabila telah terserang penyakit, maka hati atau

jantung tersebut akan rusak dan akhirnya akan merusak seluruh tubuh

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

8

yang lain. Hal ini dibuktikan dalam bidang medis oleh Ibnu An-Nafis

dengan menemukan sirkulasi darah kecil pada abad ke-7 H (abad ke-13

M).9 Pada penemuannya, Ibnu An-Nafis menunjukkan bahwa jantung

berfungsi untuk memompa darah yang merupakan salah satu

mekanisme sirkulasi darah. Darah berfungsi untuk membawa zat-zat

makanan dan O2 ke seluruh sel hidup di dalam tubuh. Maka jika jantung

rusak akan mengganggu kinerja dari sel tubuh yang membutuhkan zat-

zat makanan dan O2 dari darah yang dipompa oleh jantung.

b. Hati dalam pengertian tidak sebenarnya (maknawi)

Hati secara maknawi bukanlah merupakan sebuah organ vital yang

berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Akan tetapi, lebih sebagai

sesuatu yang berkaitan dengan perasaan, nalar, pemikiran, pemahaman,

keyakinan, pilar-pilar akhlak, dan rambu-rambu perilaku.10

Apabila

pusat emosi, nalar, pemikiran, pemahaman, keyakinan, dan pilar-pilar

moral serta rambu-rambu etika baik, maka akan baik pula hakikat diri

manusia sebagai makhluk yang mengetahui dan memahami.

Sebaliknya, jika ia bobrok, maka semuanya menjadi bobrok.

2. Sperma

Nabi Muhammad Saw bersabda : “(Manusia diciptakan) dari segala

yang diciptakan dari sperma laki-laki dan ovum perempuan.(HR. Imam

Ahmad)

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Mu‟minun [23] : 12-14

9 An-Najjar, Zaghlul. Pembuktian Sains Dalam Sunah, Buku 1. (Jakarta : Amzah, 2006), hlm.61

10 Ibid., hlm. 63

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

9

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami

jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal

daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu

tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami

jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,

Pencipta Yang Paling Baik.”

Sebelum adanya ilmu pengetahuan yang meneliti tentang embriologi,

dari ayat di atas sudah dijelaskan bahwa asal mula manusia berasal dari

sari pati tanah, dan sari pati tanah inilah dijadikan air mani yang

merupakan awal/syarat terbentuknya manusia.

Berdasarkan fakta ilmiah Sejarah sperma ditemukan pertama kali oleh

peneliti asal Belanda bernama Anthonie van Leeuwenhoek pada tahun

1677.11

Leeuwenhoek berhasil menggambarkan struktur sel sperma mirip

aslinya. Struktur sel sperma terdiri dari kepala, leher, dan ekor. Pada

kepala, layaknya tentara hendak berperang, sel sperma dibekali helm

akrosom, lapisan pelindung luar yang akan membantu sperma saat

menembus membran sel telur. Kebutuhan energi dipasok dari mitokondria,

di bagian badan ekor yang berfungsi sebagai depot bahan bakar selama

perjalanan. Bagian penting lainnya adalah ekor, yang memungkinkan

sperma melakukan manuver saat berenang menuju sel telur. Dari awal

sperma sudah dibekali sebagai „pejuang‟ sempurna. Tidak ada akrosom,

maka mustahil sperma bisa menembus membran sel telur. Ada

mitokondria tetapi tidak ada ekor, mustahil sperma bisa sampai ke sel

telur, begitu juga sebaliknya.

Dan diantara jutaan sperma yang keluar bersamaan, hanya terdapat

kurang dari 500 sperma yang merupakan intisarinya, kemudian dari 500

11

Adityas, Nicholas. Sejak Awal Kita Telah Ditentukan Sebagai Pemenang, http://nicholasadityas

blogspot.com/2012/07/sejak-awal-kita-telah-ditentukan.html, diakses 10 Oktober 2014, jam

15.56 WIB.

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

10

itu hanya ada 1 yang mampu menembus ovum lalu terjadilah pembuahan

dan terbentuklah calon manusia. Maha Suci Allah, pencipta alam beserta

detilnya dengan segala kehendak dan kuasa-Nya.

3. Bulan sebagai cahaya dan matahari sebagai pelita

Ketika orang masih menganggap masing-masing matahari dan bulan

sebagai sumber cahaya maka Al-Qur‟an telah memberikan teka-teki

bahwa matahari bersinar dan bulan bercahaya12

, seperti yang terdapat

dalam QS. Yunus [10] : 5

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan

ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan

itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang

mengetahui.”

Serta dalam QS. Nuh [71]: 16

“Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan

matahari sebagai pelita?”

Secara empiris, matahari selalu tampak bundar dan kehadirannya

menyebabkan siang yang terang benderang. Berbeda dengan bulan yang

tak selalu bundar, tetapi berevolusi dari melengkung dan condong yang

makin tebal, separuh lingkaran, separuh lingkaran lebih sampai ketika

bundar penuh yang dikenal sebagai „bulan purnama‟.13

12

Ranusemito, Machmud, op.cit. hlm. 138. 13

Irawan, Muhammad Bagus.Bulan Dalam Al Qur‟an, http://green.kompasiana.com/iklim/2012/

05/28/bulan-dalam-al-quran-460420.html, diakses 04 Oktober 2014, jam 11.55 WIB.

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

11

Dan sekitar tahun 500-428 SM Anaksagoras, seorang peneliti asal

yunani mengemukakan bahwa “bulan tidak bersinar karena cahayanya

sendiri, melainkan memantulkan cahaya matahari”.14

Penelitian

Anaksagoras inilah yang membuat sebuah terobosan atau pelopor dalam

bidang astronomi, yang hingga saat ini benar-benar terbukti bahwa

matahari memiliki energi dan mampu memancarkan cahayanya sendiri

sedangkan bulan tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri melainkan

hanya memantulkan cahaya yang berasal dari matahari.

4. Hukum gravitasi

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] : 74

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih

keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir

sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah

lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang

meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak

lengah dari apa yang kamu kerjakan.”

Bukankah dari ayat tersebut yang menerangkan bahwa batu yang

meluncur jatuh menyiratkan adanya gaya gravitasi?

Jauh setelah turun-nya ayat tersebut Tentang gravitasi pernah dituliskan

oleh Sir Isaac Newton dalam bukunya yang dipublikasikan pada tahun

1687, yaitu Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica. Karya ini

menjelaskan tentang hukum gravitasi dan tiga asas (hukum) pergerakan,

14

Wospakrik, Hans J.Dari Atomos Hingga Quark, Cetakan Pertama. (Jakarta : Universitas Atma

Jaya, 2005), hlm. 10.

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

12

yang mengubah pandangan orang terhadap hukum fisika alam selama tiga

abad ke depan dan menjadi dasar dari ilmu pengetahuan modern.15

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel

yang mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi matahari

mengakibatkan benda-benda langit berada pada orbit masing-masing

dalam mengitari matahari. Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa

yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk

menarik benda-benda di

sekitarnya, termasuk

makhluk hidup, dan

benda-benda yang ada di

bumi. Gravitasi adalah

kekuatan yang membuat

suatu benda selalu

bergerak jatuh ke bawah

Meluncur jatuhnya batu

itu juga merupakan akibat dari gaya gravitasi.

5. Perhitungan waktu akherat sehari sama dengan 1000 tahun atau sehari

sama dengan 50.000 tahun

Allah berfirman dalam QS. Al-Ma'aarij[70] : 4

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam

sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.”

Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa waktu yang

ditempuh malaikat-malaikat untuk menghadap Allah hanya dengan jarak

waktu satu hari atau sekitar lima puluh ribu tahun waktu kita di bumi. Dari

15

Wikipedia. Issac Newton, http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton, diakses 28 November

2014, jam 19.55 WIB

Ilu

stra

si a

da

nya

gra

vita

si

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

13

penjelasan ini tersirat sebuah pertanyaan, seberapa cepatkah malaikat

untuk menghadap kepada Allah?

Dan jauh setelah turunnya ayat tersebut, pada tahun 1905 Albert

Einstein mencetuskan tentang teori relativitas dalam tulisannya yang

berjudul On The Electrodynamics of Moving Bodies di Annalen der Physik

17 dan menunjukkan bahwa :

a. massa itu ekivalen energi dan dapat digambarkan dengan rumus E =

mc2, serta menunjukkan tentang

b. Adanya kecepatan cahaya (c), dan kecepatan cahaya itu besarnya tetap

(c = konstan).

Dari penemuan Albert Einstein ini bukankah sudah membuktikan

tentang ayat-ayat di atas, bahwa dengan kecepatan cahaya yang

perbandingan jarak waktu satu hari sama dengan lima puluh ribu tahun

waktu kita di bumilah, malaikat-malaikat menghadap Allah SWT. Maha

Besar Allah atas segala ciptaan-Nya.

6. Al-Qur‟an menyebutkan bahwa alam semesta ini bermula dan berasal dari

asap/gas (QS. Fussilat [41] : 11)

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih

merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:

"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau

terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".”

Selanjutnya menggumpal bagaikan gulungan kertas (QS. Al-Anbiya [21] :

104)

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

14

“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-

lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama

begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami

tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.”

Selanjutnya dipisahkan bumi dengan benda angkasa lainnya (QS. Al-

Anbiya[21] : 30)

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian

Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala

sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”

Tentu dengan peristiwa ledakan panas yang tiada tara, mengingat masa

material yang demikian besar. Bukankah hal ini merupakan cara Allah

untuk menyampaikan teori tentang Big Bang (Ledakan Besar)16

, yang

menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu titik yang

mengalami pengembangan hingga pada akhirnya titik tersebut mengalami

dentuman dahsyat sehingga terpisah dan membentuk alam semesta ini.

7. Bentuk alam semesta

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an Surat Qaaf [50] : 20

“Dan kami tiup di dalam terompet. Itulah hari yang dijanjikan.”

Dari semua kitab tafsir, tiupan sangkakala (terompet) pada kedua ayat

di atas selalu diartikan sebagai peristiwa di hari kiamat.17

Jika kita cermati

ayat Al-Qur‟an di atas, bahwa tiupan tersebut terjadi “di dalam” terompet

16

Ranusemito, Machmud, loc. cit. 17

Pranggono, Bambang. Mukjizat Sains Dalam Al-Qur‟an Menggali Inspirasi Ilmiah. (Bandung :

Ide Islami, 2006), hlm. 25.

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

15

( ). Mengapa di dalam terompet? Apakah mungkin ayat-ayat

Al-Qur‟an ini mempunyai arti bahwa bentuk alam semesta ini berbentuk

sangkakala/terompet.

Bentuk terompet alam semesta ini dibuktikan secara ilmiah oleh Frank

Steiner, seorang ilmuan University of Ulm Germany. Dia mengamati pola

titik-titik panas dan dingin radiasi microwave kosmik, yang bisa

menggambarkan bentuk alam semesta 380.000 tahun setelah Big Bang.

Projek Wilkinson Microwave Anisotropy Probe dari NASA membuat peta

titik-titik tadi secara mendetail pada 2003. Hasilnya ialah pola itu

cenderung memudar, yakni tidak ada titik panas dan dingin yang tampak

melebihi jarak rentang 60º. Ini menyimpulkan bahwa ketika mengembang,

alam semesta terulur panjang. Sempit di awal dan kemudian semakin lebar

seperti corong. Mirip seperti bentuk terompet pada abad pertengahan.

Jadi, itulah makna firman Allah ( ) yang artinya “kami tiup

di dalam terompet”, yakni kelak di tiupkan getaran dahsyat yang

mematikan “di dalam” alam semeta yang berbentuk terompet tadi.

Interkoneksitas dalam memahami ayat-ayat ini, yaitu sebagai

pembuktian bahwa pernyataan tentang ilmu pengetahuan dalam Al-Qur‟an

Ilu

stra

si b

entu

k a

lam

sem

esta

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

16

dan hadits sudah ada sebelum terkuaknya ilmu pengetahuan itu sendiri

oleh manusia, hal itu menunjukan bahwa keterangan dalam Al-Qur‟an dan

hadits adalah benar, dan menunjukan pula bahwa pasti ada zat yang maha

hebat yang mampu menciptakan suatu karya yang begitu menakjubkan itu

yaitu Tuhan semesta alam, Allah SWT, karena tidak mungkin seorang

manusia bahkan kumpulan manusia yang cendikia yang sangat banyak

jumlahnya sekali pun mampu menciptakannya. serta Al-Qur‟an dan hadits

itu merupakan petunjuk bagi manusia untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan karena di dalamnya telah disediakan signal-signal ilmu

pengetahuan dan di dalamnya juga terdapat perintah untuk menggali ilmu

pengetahuan dan juga pastilah Al-Qur‟an dan hadits itu adalah pedoman

hidup di dunia.

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

17

KESIMPULAN

Allah telah memberikan bukti-bukti keberadaan-Nya kepada kita melalui

ayat-ayat yang Allah ciptakan. Ayat-ayat yang Allah ciptakan itu ada yang

melalui perantara malaikat jibril (ayat qauliyah) dan ada yang tanpa melalui

perantara malaikat jibril (ayat kauniyah). Ayat qauliyah merupakan ayat yang

terdapat pada Al-Qur‟an dan Ayat kauniyah merupakan ayat-ayat (tanda-tanda)

Allah yang berupa segala bentuk ciptaan-Nya yang ada di alam semesta dan

segala isinya. Ayat-ayat tersebut antara lain bertujuan untuk membuktikan

kebenaran keberadaan Allah, kebesaran-Nya, tak bersekutu, serta pengetahuan

dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas.

Selain terdapat banyak ayat qauliyah yang mengajak manusia untuk

merenungkan secara mendalam tentang ayat kauniyah untuk dapat mengetahui

pengetahuan Allah., Sebenarnya ayat qauliyah dan ayat kauniyah juga memiliki

sudut interkoneksitas lainnya yaitu ayat kauniyah mampu membuktian secara

ilmiah maupun secara nyata langsung hal-hal alamiah yang terdapat pada ayat

qauliyah, sehingga dengan pembuktian tersebut maka, akan lebih meyakinkan

kembali tentang kebenaran dan betapa menakjubkannya ayat-ayat qauliyah dan

selanjutnya akan lebih memperkokoh rasa keimanan kita kepada Allah SWT.

In

te

gr

as

i

Is

la

m

Da

n

Il

mu

P

en

ge

ta

hu

an

18

SARAN

Allah telah memberikan signal-signal pengetahuan alamiah dalam ayat-ayat

qauliyah-Nya. Dan diantara signal-signal tesebut ada yang sudah dapat diketahui

oleh manusia dan ada yang belum dapat diketahui oleh manusia, dan semestinya

kita dapat mempelajari tentang pengetahuan tersebut dan bahkan mungkin dapat

menguak signal-signal yang belum diketahui oleh manusia itu. Karena terdapat

banyak ayat dalam Al-Qur‟an maupun hadits yang memerintahkan kita untuk

menggali pengetahuan Allah tersebut.

Setelah mengetahui betapa menakjubkannya alam semesta beserta isinya

semestinya hal tersebut dapat mengantarkan kita kepada rasa keiman yang lebih

tinggi kepada sang penciptanya, Allah SWT., dan jangan sampai justru

pemahaman tersebut membuat kita hanya terlena kepada hal-hal yang

menakjubkan tesebut dan melupakan siapa yang sebenarnya dapat menciptakan

hal menakjubkan tersebut hingga mengantarkan kepada kemusyrikan karena

pemujaan akal dan pengetahuan. Karena alam semesta ini sebenarnya merupakan

suatu tanda kebenaran adanya Allah, kebesaran-Nya, pengetahuan dan kekuasaan-

Nya yang tak terbatas, tiada sekutu bagi-Nya yang mampu memenyaingi-Nya dan

lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Adityas, Nicholas. 2012. Sejak Awal Kita Telah Ditentukan Sebagai Pemenang,

(http://nicholasadityas.blogspot.com/2012/07/sejak-awal-kita-telah-

ditentukan.html, diakses 10 Oktober 2014)

An-Najjar, Zaghlul. 2006. Pembuktian Sains Dalam Sunah, Buku 1. Amzah :

Jakarta

Beheshsti, Muhammad Husaini. 2003. Metafisika Al-Quran, Menangkap Intisari

Tauhid. Arasy Mizan : Bandung

Irawan, Muhammad Bagus. 2014. Bulan Dalam Al Qur‟an, (http://green.

kompasiana.com/iklim/2012/05/28/bulan-dalam-al-quran-460420.

html, diakses 04 Oktober 2014)

Nata, Abuddin, 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy).

PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Pranggono, Bambang. 2006. Mukjizat Sains Dalam Al-Qur‟an Menggali Inspirasi

Ilmiah. Ide Islami : Bandung

Ranusemito, Machmud. 2000. Memahami Peta Kandungan Al Qur‟an, Cetakan

Pertama. Hikmah Mahligai Pilihan : Tangerang

Rezalatica, 2010. Materi Agama Iman Kepada Qada Dan Qadar, (http://bujang-

anakbaik.blogspot.com/2010/10/materi-agama-iman-kepada-qada-

dan-qadar.html diakses pada 4 Desember 2014)

Wikipedia, 2014. Issac Newton, (http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton,

diakses pada 28 November 2014)

Wospakrik, Hans J. 2005. Dari Atomos Hingga Quark, Cetakan Pertama.

Universitas Atma Jaya : Jakarta

Yantigobel, 2011. Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah, (https://yantigobel.

wordpress.com/tag/ayat-qauliyah/.html, diakses pada 28 septemer

2014)