Inovasi Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB II INOVASI PENDIDIKAN A. Pengertian Diskoveri (Discovery), Invensi (Invention), dan Inovasi (Innovation) 1. Diskoveri (Discovery) Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya pada benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misal: Penemuan benua Amerika 2. Invensi (Invention) Invensi adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemukan itu sebelumnya memang belum ada, kemudian diadakan dengan

Citation preview

BAB II INOVASI PENDIDIKAN A. Pengertian Diskoveri (Discovery), Invensi (Invention), dan Inovasi (Innovation) 1. Diskoveri (Discovery) Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya pada benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misal: Penemuan benua Amerika 2. Invensi (Invention) Invensi adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemukan itu sebelumnya memang belum ada, kemudian diadakan dengan kreasi baru. Misal: Penemuan teori belajar 3. Inovasi (Innovation) Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Menurut Zaltman dan Duncan, beliau memperjelas pengertian inovasi dengan membandingkannya dengan perubahan sosial. Semua inovasi adalah perubahan sosial, tetapi perubahan sosial belum tentu inovasi. Inovasi adalah perubahan sosial yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, dan diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Jadi inovasi adalah bagian dari perubahan sosial.

B. Inovasi dan Modernisasi Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke 17 sampai abad ke 19, dan kemudian telah berkembang pula di berbagai negara di Eropa. Dalam abad ke 19 dan 20 berkembang pula ke Amerika Selatan, Asia, dan Afrika. Proses perkembangan atau perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua masyarakat berkembang dalam tahap dan urutan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya

merupakan proses perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika Utara telah berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern. Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia modern dengan maksud agar dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin juga terjadi kekacauan atau perpecahan. Karakteristik manusia modern 1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru 2. Selalu siap menghadapi perubahan sosial 3. Berpandangan yang luas 4. Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat 5. Manusia modern lebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang daripada masa yang lampau 6. Manusia modern berorientasi dan juga percaya pada perencanaan baik jangka panjang maupun jangka pendek 7. Manusia modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia daripada takdir atau pembawaan 8. Manusia modern menghargai keterampilan teknik dan juga menggunakannya sebagai dasar pemberian imbalan 9. Manusia modern memiliki wawasan yang lebih maju tentang pendidikan dan pekerjaan 10. Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah 11. Manusia modern dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan juga sejauh mana dampaknya terhadap hasil produksi dari suatu industri Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri perubahan itu. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat, sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi.

C. Karakteristik Inovasi Rogers mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut (Everett M. Rogers, 1983 hal. 14-16). 1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. 2. Kompatibel (compatibility) yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima. 3. Kompleksitas (complexity) yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima, 4. Triabilitas (triabillity) yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. 5. Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Menurut Zaltman, Duncan, dan Holbek cepat lambatnya diterimanya inovasi dipengaruhi oleh atribut sendiri. Atribut inovasi yang dikemukakan Zaltman, yaitu sebagai berikut: 1. Pembiayaan (cost) Cepat lambatnya penerimaan inovasi akan dipengaruhi oleh pembiayaan, baik pembiayaan pada awal (pengadaan) maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. 2. Balik modal (returns to investment) Atribut ini hanya ada pada inovasi di bidang perusahaan atau industri. 3. Efisiensi Inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaannya dapat menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai macam hambatan. 4. Resiko dan ketidakpastian (risk and uncertainty) 5. Mudah dikomunasikan (communicability) Suatu inovasi akan cepat diterima masyarakat jika mudah dikomunikasikan atau mudah disebarluaskan. 6. Kompatibilitas (compatibility)

Inovasi akan cepat diterima jika sesuai dengan kebutuhan, keyakinan, norma, pengalaman masa lalu tentang inovasi, pendidikan, dan tingkat ekonomi penerimannya. 7. Kompleksitas (complexity) Makin komplek (sukar dimengerti) suatu inovasi makin lambat proses penyebarannya. 8. Status ilmiah (scentific status) Suatu inovasi yang memenuhi syarat ilmiah, akan mudah diterima kebenarannya oleh penerima (masyarakat), sehingga akan mempengaruhi kecepatan proses penyebaran inovasi tersebut. 9. Kadar keaslian (point of origin) Nilai atau kadar keaslian suatu inovasi akan berpengaruh bagi penerimanya untuk menentukan menerima atau menolak inovasi. 10. Dapat dilihat kemanfaatannya (Perceived relative advantage) Suatu inovasi yang dapat dilihat kemanfaatanya akan cepat dierima. 11. Dapat dilihat batas sebelumnya (status quo ante) Tingkat kemudahan suatu inovasi untuk dilihat kembali ke batas sebelum adanya inovasi, akan mempengarui kecepatan penerimaan inovasi. 12. Keterlibatan (commintment) Inovasi yang para penerimannya ikut terlibat dalam pengambilan keputusan akan lebih berhasil. 13. Hubungan interpersonal (interpersonal relationships) Hubungan interpersonal baik dalam suatu organisasi atau antara organisasi akan mempengaruhi proses penerimaan inovasi. 14. Kepentingan umum atau pribadi (publicness versus privateness) Inovasi yang bermanfaat bagi kepentingan umum akan lebih cepat diterima daripada inovasi yang ditunjukan pada kepentingan sekelompok saja. 15. Penyuluh inovasi (gatekeepers) Untuk melancarkan hubungan dalam usaha mengenalkan suatu inovasi kepada organisasi sampai organisasi mau menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi penyuluh inovasi.

D. Pengertian Inovasi Pendidikan Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau masyarakat baik berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, maupun lembaga pendidikan lainnya), maupun sistem pendidikan nasional. Berikut ini adalah contoh-contoh inovasi pendidikan yang dikemukakan oleh B. Milles, dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini. 1. Pembinaan personalia, misalnya peningkatan mutu guru. 2. Banyaknya personal dan wilayah kerja, misalnya dengan inovasi ratio 1:200 artinya 1 guru dengan 200 siswa. 3. Fasilitas fisik, misalnya perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja). 4. Penggunaan waktu, misalnya pengaturan waktu belajar (semester, catur wulan). 5. Perumusan tujuan, misalnya perubahan perumusan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan hidup). 6. Prosedur, misalnya penggunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, dsb. 7. Peran yang diperlukan, misalnya peran guru sebagai pemakai media (maka diperlukan ketrampilan menggunakan berbagai macam media). 8. Wawasan dan perasaan, misalnya wawasan pendidikan seumur hidup. 9. Bentuk hubungan antar bagian, misalnya diadakan perubahan pembagian tugas antar seksi di kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan mekanisme kerja antar seksi. 10. Hubungan dengan sistem yang lain, misalnya dalam pelaksanaan UKS bekerja sama dengan Departemen Kesehatan.

11. Srategi, adapun macam dan pola strategi adalah desain, kesadaran dan perhatian, evaluasi, dan percobaan.

RANGKUMAN BAB II INOVASI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah inovasi pendidikan Yang dibina oleh Bapak Moch. Shochib

Oleh: Angger Yudha Utama F9 (209151419595)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEPTEMBER 2011