30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan sejarah, kurikulum pendidikan nasional kita telah mengalami perubahan, dimulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan kurikulum 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan oleh kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis disertai berbagai inovasi sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua perubahan kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita. Semua oknum yang terlibat langsung dalam pengelolaan sistem pendidikan harus melakukan berbagai inovasi dalam 1

Inovasi kurikulum pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inovasi kurikulum pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perjalanan sejarah, kurikulum pendidikan nasional kita telah

mengalami perubahan, dimulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum

1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994,

kurikulum 2004, dan kurikulum 2006. Perubahan tersebut merupakan

konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,

ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Hal ini

disebabkan oleh kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu

dikembangkan secara dinamis disertai berbagai inovasi sesuai dengan tuntutan

dan perubahan yang terjadi di masyarakat.

Semua perubahan kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang

sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari

tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Perubahan

kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-beda,

karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin

dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita.

Semua oknum yang terlibat langsung dalam pengelolaan sistem pendidikan

harus melakukan berbagai inovasi dalam melakspeserta didikan tugas dan

tanggung jawabnya. Inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara,

barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang

baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Hal yang baru tersebut

dapat berupa hasil invensi atau discoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan

tertentu atau untuk memecahkan masalah (Udin Syaefudin Sa’ud, 2009).

Pendidik sebagai salah oknum yang dibebani tugas dan tanggung jawab

utama untuk melaksanankan pembelajaran hendaknya mampu melakukan

berbagai inovasi pada setiap dimensi pembelajaran (dimensi perencanaan

pembelajaran, dimensi pelaksanaan pembelajaran, dan dimensi penilaian

1

Page 2: Inovasi kurikulum pembelajaran

pembelajaran). Papa dimensi perencanaan pembelajaran sesungguhnya sudah

tergambar aspek-aspek yang tercakup pada dimensi pelaksanaan pembelajaran

dan dimensi penilaian pembelajaran. Oleh karena itu , dalam makalah akan

membahas inovasi pada kurikulum dan pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, penulis akan memberikan rumusan dan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Menjelaskan hakikat dan batas waktu sebuah inovasi ?

1.2.2 Mengidentifikasi unsur dan ciri inovasi pendidikan ?

1.2.3 Menganalisis adopsi dan pelaksanaan inovasi pendidikan ?

1.2.4 Menganalisis kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia ?

1.2.5 Menganalisis beberapa temuan inovasi dalam kurikulum dan

pembelajaran ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan

1.3.1 Mengetahui hakikat dan batas waktu sebuah inovasi

1.3.2 Mengetahui unsur dan ciri inovasi pendidikan

1.3.3 Dapat menganalisis adopsi dan pelaksanaan inovasi pendidikan

1.3.4 Dapat menganalisis kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia

1.3.5 Dapat menganalisis beberapa temuan inovasi dalam kurikulum dan

pembelajaran

1.4 Metode Penyusunan

Adapun metode penulisan yang digunakan untuk menyusun karya tulis ini

adalah dengan cara:

a. Internet Link/ Download file

Metode dengan pengumpulan data dengan melakukan pengambilan data

dari situs web (Internet)

2

Page 3: Inovasi kurikulum pembelajaran

b. Studi Pustaka

Metode pengumpulan data dan informasi dengan mengambil bahasan

dari beberapa buku sumber untuk mendukung karya tulis ini.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

C. Maksud dan Tujuan Penyusunan

D. Metode Penulisan

E. Sistematika Penulisan

BAB II ISI

A. Definisi Inovasi

B. Hakikat, Unsur dan Ciri Inovasi Pendidikan

C. Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan

D. Kontribusi Inovasi dalam Pendidikan

E. Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum dan pembelajaran

BAB III KESIMPULAN

3

Page 4: Inovasi kurikulum pembelajaran

BAB II

ISI

2.1 Definisi Inovasi

Secara sederhana, inovasi dimaknai sebagai pembaharuan atau perubahan

dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Inovasi pada dasarnya merupakan

hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa praktik-praktik tertentu,

atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah-teknologi yang

diterapkan malalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk

memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan menjadi

lebih baik. Dalam bidang pendidikan antara lain : usaha pemerataan pendidikan,

peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan

relevansi pendidikan.

Beberapa contoh inovasi, antara lain : program belajar jarak jauh,

manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran

konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

Sedangkan, difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan

inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan

menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu diantara

anggota sistem sosial masyarakat. Ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi

dan komunikasi.

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan

yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan tersebut

antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media,

sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, pembelajaran dan

sebagainya. Dalam kajian unsur inovasi, paling tidak ada empat unsur inovasi

yang akan dibahas yaitu: inovasi, saluran komunikasi, waktu dan proses inovasi,

serta sistem sosial.

Satu hal yang tidak diharapkan muncul dalam pikiran-pikiran seseorang

untuk melakukan inovasi yaitu: salah persepsi atau asumsi (a) cenderung

berpikir negatif; (b) dihantui kecemasan dan kegagalan; (c) tidak mau

4

Page 5: Inovasi kurikulum pembelajaran

mengambil resiko terlalu dalam; (d) malas; (e) saat ini berada pada daerah

“nyaman” dan aman; (f) cenderung resisten/menolak terhadap setiap perubahan.

2.2 Hakikat, Unsur dan Ciri Inovasi Pendidikan

2.2.1 Hakikat, dan Batasan Inovasi

Difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan inovasi

tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan

mengguanakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu

diantara anggota sistem sosial masyarakat. Aspek batasan waktu

merupakan suatu indikator penting dalam membicarakan suatu hasil

inovasi tertentu. Artinya bahwa suatu hasil olah pikir, olah ide, dan olah

teknologi yang menghasilkan sesuatu yang inovatif, maka salah satunya

harus memenuhi syarat batas waktu.

Everett M. Rogers (1983) menyebut inovasi adalah suatu ide,

gagasan, praktik, atau obyek/benda yang disadari, dan diterima sebagai

suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Dengan

demikian, kata kunci inovasi adalah gagasan, benda atau proses adopsi

yang dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok masyarakat terhadap

inovasi yang ditawarkan, termasuk di bidang pendidikan.

Ahli lain, seperti Stephen Robbins (1994) menyebut inovasi sebagai

suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakasai atau memperbaiki

suatu produk atau proses, dan jasa. Robbins lebih memfokuskan pada tiga

hal utama, pertama adalah adanya gagasan baru (new ideas) dari suatu

olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi, termasuk

dalamm bidang pendidikan. Hal yang kedua adalah produk dan jasa, yaitu

hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindak lanjuti

dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian, dan percobaan sehingga

melahirkan konsep yang lebih kongkrit, dalam bentuk produk dan jasa

yang siap dikembangkan dan diimplementasikan, termasuk hasil inovasi

dalam dunia pendidikan. Hal yang ketiga adalah usaha sistematis untuk

melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikian (improvement) yang

5

Page 6: Inovasi kurikulum pembelajaran

terus-menerus sehingga buah inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya dan

berguna.

2.2.2 Inovasi Pendidikan

Santoso S. Hamidjojo menyatakan bahwa inovasi pendidikan sebagai

suau perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang

ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan

guna mencapai tujuan tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan.

Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan

ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang bercirikan hal

baru, atau berupa praktik-praktik pendidikan tertentu, atau berupa produk

dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui

tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan

persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan

pendidikan, atau proses pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.

Mattew B. Milles (1973) inovasi yaitu suatu perubahan yang sifatnya

khusus, memiliki nuansa kebaruan, dan sengaja melalui suatu program

yang jelas dan diremcanakan terlebih dahulu, serta direncanakan terlebih

dahulu, serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu

sistem tertentu. Namun demikian, miles menyarankan agar inovasi bisa

dilaksanakan dengan berhasil, diperlukan adanya strategi atau alat yang

jitu dengan tahapan dan makanisme advokasi yang benar.

2.2.3 Difusi Inovasi Pendidikan

Everett M. Rogers (1983), menyebut difusi sebagai proses untuk

mengkomunikasikan suatu inovasi kepada anggota suatu sistem sosial

melalui saluran komunikasi tertentu dan berlangsung sepanjang waktu.

Sedangkan difusi inovasi dimaknakan sebagai penyebarluasan gagasan

inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan

menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu diantara

anggota sistem sosial masyarakat.

6

Page 7: Inovasi kurikulum pembelajaran

Ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi, dan komunikasi. Oleh

karena difusi adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan,

ide, karya dan sebagainya, sebagai suatu produk inovasi, maka aspek

komunikasi menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan, ide,

ataupun produk tersebut. Komunikasi adalah suatu proses dimana

partisipan melakukan tukar-menukar informasi satu sama lain, sehingga

menghasilkan saling pengertian. Shanon dan Weaver menyebut

komunikasi adalah semua prosedur dimana pemikiran seseorang bisa

mempengaruhi yang lain.

Salah satu ciri komunikasi linier atau sering juga disebut sebagai

komunikasi satu arah atau “one way communication” , adalah adanya

penyandian yang dilakukan pengirim pesan dan interpretasi oleh penerima,

serta antisipsi kemungkinan adanya gangguan (noises) dalam proses

komunikasi yang berlangsung. Komunikasi linier sangat berpengaruh pada

kegiatan sehari-hari, sehingga peristiwa komunikasi itu ditunjukkan

dengan proses penyampaian pesan yang berupa bahan oleh pengirim

kepada penerima melalui saluran yang digunakan. Deskripsi di atas,

menghubungkan betapa erat hubungan antara difusi inovasi sebagai proses

penyebarluasan ide, dengan proses kominiaksi dimana suatu ide

disampaikan kepada pihak lain.

Dalam kadar tertentu, ada kesan seolah ada persamaan antara

pembaharuan dengan perubahan. Namun tak semua perubahan bisa

dikatakan pembaharuan atau inovasi. Suatu perubahan dikatakan sebagai

bentuk inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja,

untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih menguntungkan demi

upaya meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Perubahan itu diawali

dengan adanya suatu ide, gagasan ataupun praktik untuk memperbaiki

suatu keadaan atau untuk memecahkan masalah yang ada, kemudian

melalui berbagai usaha dan penelitian, dihasilkan suatu produk atau hasil

baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.

7

Page 8: Inovasi kurikulum pembelajaran

Inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja

untuk memperbaiki suatu keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang

pendidikan, baik dalam bentuk ide, praktik, ataupun produk baru untuk

meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif

dan efisien.

2.2.4 Ciri Inovasi Pendidikan

Dalam proses difusi inovasi, dibutuhkan waktu yang cukup lama,

bulanan atau bahkan mungkin tahunan, untuk menjadikan produk inovasi

dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat. Dalam

kaitannya dengan proses difusi inovasi itu, Rogers (1983)

mengemukakanempat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi,

termasuk inovasi pendidikan, yaitu:

1. Esensi Inovasi itu sendiri

Proses adopsi inovasi tak datang dengan sereantak tiba-tiba. Dalam

kaitannya dengan esensi inovasi , paling tidak ada tiga hal yang

berkaitan erat, yaitu: teknologi, informasi dan pertimbangan

ketidakpastian, dan reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna inovasi

sering identik dengan teknologi yang digunakan.

Teknologi adalah suatu desain aksi kegiatan yang ditempuh guna

mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang

ingin dicapai. Adanya teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi

informasi dalam difusi inovasi antara lain untuk menjawab persoalan

dalam hal mengurangi ketidakpastian masa depan.

2. Saluran Komunikasi

Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “siapa

mengatakan atau mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa,

kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai)”. Pada tahun

1979, Lawrence Kincaid mengembangkan model komunikasi konvergen,

yang bercirikan adanya beberapa komponen utama, yaitu: informasi,

ketidak menentuan, konvergen, saling pengertian, saling menyetujui,

8

Page 9: Inovasi kurikulum pembelajaran

kegiatan bersama, dan hubunga jalinan. Melalui proses komunikasi

tersebut, akan sangat mempengaruhi proses difusi inovasi yang

dilakukan. Dalam telaah lain, saluran komunikasi dapat diklasifikasikan

pada dua hal, yaitu:

a. Komunikasi Homofil

Komunikasi homofil adalah proses komunikasi yang dilakukan

oleh dua individu atau kelompok yang dikategorikan memiliki

kesamaan satu sama lain. Lazarsfeld dalam Rogers menyebut

komunikasi homofil sebagai suatu proses komuniaksi yang

berlangsung antara dua pasangan atau kelompok individu, dimana

keduanya memiliki ciri yang sama satu sama lain. Ciri itu diantaranya:

kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan sejenisnya. Secara umum,

komunikasi homofil ini akan efektif karena kedua individu atau

kelompok memiliki kesamaan karakteristik ataupun latar belakang

sosial budaya, yang memudahkan komunikasi bisa dilaksanakan secara

akrab, dari hati ke hati.

Difusi inovasi yang dilakukan pada masyarakat yang homogen

atau bersifat homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi homofil

yang jauh lebih efektif ketimbang dilakukan denagan komunikasi yang

lain pada masyarakat yang heterogen atau beragam latar belakang

budaya ataupun ciri lainnya.

b. Komunikasi Heterofil

Komunikasi heterofil yaitu proses komunikasi yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih, dimana pengirim pesan dan penerima pesan,

memiliki latar belakang yang berbeda, baik dilihat dari sosial budaya,

pendidikan, agama, atau karakteristik sosial lainnya. Oleh karena

proses komunikasi yang dilakukan bersifat heterofil, maka proses

difusi inovasi tak senantiasa berjalan mulus, karena perbedaan latar

belakang diatas.

9

Page 10: Inovasi kurikulum pembelajaran

3. Faktor Waktu dan Proses Pengambilan Keputusan

Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang

dilalui individu atau kelompok , mulai dari pertama kali adanya inovasi,

dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan

keputsan untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan

keputusan inovasi yang dipilihnya.

4. Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan berbagai unit yang slaing berhubungan

satu sama lain dalam tatanan masyarakat, dalam mencapai tujuan yang

diharapkan.

a. Struktur sosial

Struktur sosial pada dasarnya merupakan penyusunan yang

terpola dari berbagai unit dalam suatu sistem. Adanya struktur

sosial, menghasilkan beberapa keuntungan dalam perkembangan

menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan.

b. Norma sosial dan difusi

Norma merupakan hal yang penting dalam proses difusin

inovasi. Norma bisa bercirikan budaya lokal, bernafas keagamaan,

ataupun ciri khusus suatu masyarakat tertentu yang memberi warna

tersendiri terhadap sosila budaya masyarakat yang bersangkutan.

Disisi lain norma suatu sistem juga bisa berperan sebagai

penghalanga atau barrirers suatu perubahan. Berikut ini adalah

kegiatan inovasi pendidikan yang melibatkan sistem sosial tertentu:

a) Batasan pelaksanaan inovasi (boundary maintenance operation) ,

yaitu suatu sistem sosial dalam garapan pendidikan yang secara

nyata membatasi (melalui in dan out) pelaksanaan suatu

perubahan pendidikan yang dilakukan.

b) Ukuran dan kewilayahan (size and territoriality) , yaitu suatu

sistem sosial yang secara jelas mempersyaratkan kelompok

orang ataupun geografis untuk melaksanakan suatu inovasi yang

akan dilakukan.

10

Page 11: Inovasi kurikulum pembelajaran

c) Kelengkapan fasilitas (physical facilities) , yaitu sistem sosial

yang mengaitkan berbagai fasilitas dan teknologi termasuk

sumber daya manusia yang akan terlibat untuk melaksanakan

suatu proyek inovasi pendidikan yang dilakukan.

d) Pengguanaan durasi waktu (time use), yaitu suatu sistem sosial

yang mempersyaratkan faktor waktu sebagai ciri dominan suatu

inovasi pendidikan.

e) Tujuan yang ingin dicapai (goals), yaitu suatu sistem sosial yang

mempersyaratkan faktor tujuan sebagai ciri dominan.

f) Prosedur yang digunakan (procedure), yaitu suatu sistem sosial

yang mengaitkan berbagai prosedur dan teknologi untuk

melaksanakan suatu proyek inovasi pendidikan yang dilakukan.

g) Definisi peran (role definition) , yaitu suatu sistem sosial yang

mengkaitkan berbagai peran sosial, seperti peran guru, peran

kepala sekolah sesuai dengan tugas da kewenangannya untuk

melaksanakan sesuai proyek inovasi.

h) Kondisi normatif (normative believe) , yaitu sistem sosial yang

mengaitkan/mempersyaratkan perlnya norma da ciri normatif

lainnya untuk melaksanakan suatu proyek inovasi.

i) Sistem struktur sosial (structure), yaitu sistem sosial yang

mengaitkan berbagai struktur dan hubungan antar manusia dalam

organisasi atau sistem sosial lainnya untuk melaksanakan suatu

proyek inovasi.

j) Metode sosialisasi (socialization method) , yaitu suatu sistem

sosial yang menghubungkan berbagai metode sosialisasi atau

prosedur tertentu untuk melaksanakan suatu proyek inovasi.

k) Keterkaitan dengan sistem/instansi lain (linkage with other

system), yaitu suatu kondisi sistem sosial dalam inovasi yang

mengaitkan berbagai sistem lain atau instansi lain dalam

implementasi inovasi yang akan dilakukan.

11

Page 12: Inovasi kurikulum pembelajaran

2.3 Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan

Menurut Mattew B. Miles, ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi dalam

pendidikan terdiri dari empat hal utama, yaitu:

1. memiliki kekhasan/khusus, artinya suatu inovasi akan memiliki ciri yang

khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil

yang diharapkan.

2. Memiliki ciri atau unsurkebaruan. Suatu inovasi memiliki karakteristik

sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan

kebaruan.

3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Suatu

inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun

kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan

terencana terlebih dahulu.

4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang

dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi

yang bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inovasi

yang dilakukan.

2.3.1 Tahap Pelaksanaan Inovasi

Ada beberapa tahapan proses keputusan inovasi, yaitu:

1. Tahap pengetahuan (knowledge)

Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka diri

terhadap adanya suatun inovasi serta ingin mengetahui bagapman

fungsi dan peran inovasi tersebut memberi konstribusi perbaikan di

masa mendatang.

2. Tahap bujukan (persuation)

Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok, mulai

membentuk sikap menyenangi atau bahkan tida menyenangi terhadap

inovasi.

12

Page 13: Inovasi kurikulum pembelajaran

3. Tahap pengambilan keputusan (decision making)

Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktivitas yang

mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi

tersebut.

4. Tahap implementasi (implementation)

Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan

atau menggunakan inovasi iti dalam kegiatan organisasinya.

5. Tahap konfirmasi (confirmation)

Tahap dimana sesorang atau kelompok mencari pengguatan terhadap

keputusan inovasi yang dilakukan.

Organisasi atau tatanan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan

mengadopsi suatu inovasi dengan mempertimbangkan syarat-syarat

sebagaik berikut :

1) Memiliki tujuan yang jelas

2) Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas

3) Memiliki kejelasan struktur otoritas satu kewenangan

4) Memiliki peraturan dasar dan peraturan umum

5) Memiliki pola hubungan informasi yang teruji.

2.3.2 Peran Agen Perubahan

Dalam sistem sosial, salah satu komponen penting adalah pemimpin

pendapat (opinion leaders) dan agen perubahan. Pendapat adalah suatu

tingkat dimana seorang individu dapat mempengaruhi individu yang

lainnya atau mengatur perilaku individu lainnya secara tidak formal ke

arah kondisi yang diharapkan, sesuai dengan norma yang berlaku.

Sedangkan agen perubahan (agent of change) merupakan individu yang

bisa mempengaruhi pengambilan inovasi klien ke arah yang diharapkan

para agent perubahan.

13

Page 14: Inovasi kurikulum pembelajaran

2.3.3 Percepatan Adopsi Inovasi

Derajat adopsi sangat bergantung pada karakteristik atau ciri dari

inovasi itu sendiri. Karakteristik inovasi, yang sangat mempengaruhi

derajat adopsi tersebut akan sangat bergantung pada :

1. Adanya keuntungan relatif (relative advantage) , artinya sampai

sejauhmana suatu inovasi yang diperkenalkan memberi manfaat dan

keuntungan bagi perorangan atau masyarakat yang akan mengadopsinya.

2. Memiliki kekompakan dan kesepahaman (compatibility) , artinya sampai

sejauhmana suatu inovasi bisa sejalan dan kompak dengan sistem nilai

yang ada, ataupun sejalan dengan pengalaman masa lalu masyarakat

yang akan mengadopsinya.

3. Memiliki derajat kompleksitas (complexity), artinya sampai sejauhmana

derajat kompleksitas, kesukaran, dan kerumitan suatu produk inovasi

dirasakan oleh masyarakat.

4. Dapat dicobakan (triability) , artinya sampai sejauhmana suatu inovasi

dapat dicobakan keandalan dan manfaatnya.

5. Dapat diamati (observability) , artinya sampai sejauhmana suatu hasil

inovasi dapat diamati. Semakin gampang suatu hasil inovasi diamati,

maka akan semakin tinggi peluang hasil inovasi dapat diadopsi.

2.3.4 Penemuan Kembali (Re-Invention)

Re-invention adalah penemuan kembali, setelah melalui proses

modifikasi. Rogers menulis re-invention adalah tingkat dimana inovasi

berubah atau dimodifikasi oleh penggunanya selama dalam proses adopsi

dan implementasi. Itulah sisi lain dari difusi, yaitu proses penyebarluasan

inovasi, namun dalam perkembangan dan proses implementasinya

mengalami berbagai perubahan, penyesuaian, dan modifikasi, sehingga

seolah menghasilkan temuan baru.

2.4 Kontribusi Inovasi dalam Pendidikan

14

Page 15: Inovasi kurikulum pembelajaran

Dalam kaitan dengan kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia, telah

banyak dilakukan berbagai inovasi pendidikan dalam skala luas dengan biaya

yang cukup besar ataupun inovasi pada skala kecil dengan biaya yang sederhana

dan hanya dilakukan pada kelompok terbatas. Namun demikian, dalam adopsi

inovasi, paling tidak ada lima kategori perbedaan individu atau kelompok yang

harus diperhatikan. Kelima kelompok tersebut adalah :

1. Para pembaharu atau pioner/perintis (inovators), yaitu mereka yang paling

cepat mengadopsi inovasi dalam masyarakat.

2. Para adopter awal (early adopter), yaitu orang-orang yang tergolong cepat

mengikuti kelompok inovator.

3. Para kelompok mayoritas awal (early majority) , yaitu mereka termasuk

kelompok kebanyakan yang mau meniru cara baru apabila hal tersebut benar-

benar berhasil.

4. Kelompok mayoritas akhir (late majority), yaitu kelompok massal yang

umumnya ragu-ragu terhadap pengetahuan baru.

5. Adopter akhir (late adopter), yaitu kelompok yang sangat skeptis, dan

senantiasa resisiten terhadap perubahan.

Poensoen mengungkapkan tentang tiga kecenderungan kontribusi dan misi

difusi inovasi, khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu :

1. Difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi demokratis,

artinya difusi inovasi yang dilaksanakan mengemban misi atau

kecenderungan untuk meninggalkan konsepsi pendidikan yang terbatas bagi

kepentingan elite tertentu, menuju pada konsepsi pendidikan yang lebih

demokratis.

2. Inovasi pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi

pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan kemampuan pribadi

diantara pengetahuan, sikap, dan keterampilan, menuju pada konsepsi

pendidikan yang mengemban pola dan isi yang lebih komprehensif dalam

rangka pengembangan semuruh potensi manusia secara menyeluruh dan utuh.

3. Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi

pendidikan yang bersifat individual perorangan, menuju kearah konsepsi

15

Page 16: Inovasi kurikulum pembelajaran

pendidikan yang mengguanakan pendekatan yang lebih kooperatif. Dari

konsepsi pendidikan yang boros menuju pada konsepsi yang lebih efektif,

efisien, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.

Dalam inovasi pendidikan, unsur strategi merupakan suatu hal penting.

Salah satu dimensi strategi yang digunakan adalah Tipologi strategi inovasi

pendidikan yang pada dasarnya membedakan antara target system, yaitu sistem

target yang menjadi sasaran inovasi dilaksanakan. Pada tahapan yang dilakukan

dalam mengadopsi inovasi, termasuk dalam inovasi pendidikan, ada empat

tahapan yang bisa dipertimbangkan yaitu:

1) Design, yaitu tahap perencanaan dan perancangan

2) Awareness-interest, yaitu tahap komunikasi untuk penyadaran terhadap

masyarakat yang diharapkan dapat mengadopsi inovasi yang ditawarkan.

3) Evaluation, yaitu melakukan kajian evaluasi terhadap kemungkinan pro

kontra , ataupun kajian terhadap masyarakat yang menerima atau menolak.

4) Trial, yaitu ujicoba atas produk inovasi tersebut, untuk melihat sejauh mana

kemungkinan diterima atau ditolaknya inovasi kepada target sistem.

Sedangkan pada sisi lain, target sistem atauoun sistem lain dalam

penyebarluasan inovasi, dikenal dua ciri struktur sosial, yaitu:

1. Existing structure, yaitu struktur sosial ataupun struktur organisasi

kemasyarakatan yang sudah ada.

2. New structure, yaitu struktur kemasyarakatan yang baru sebagai konsekuensi

atas adanya inovasi.

Dalam kaitannya dengan kontribusi inovasi pendidikan, Huberman seperti

dikutip Ishak Abdulhak membagi sifat perubahan dalam inovasi ke dalam enam

kelompok, yaitu ;

a. Penggantian (substitution) , misalnya inovasi dalam penggantian jenis

sekolah, penggantian bentuk perabot, alat-alat, atau sistem ujianyang lam

diganti dengan yang baru.

b. Perubahan (alternation), misalnya upaya mengubah tugas guru yang tadinya

hanya bertugas mengajar, juga harus bertugas menjadi guru bimbingan dan

penyuluhan, atau mengubah kurikulum sekolah menengahn umum yang

16

Page 17: Inovasi kurikulum pembelajaran

bercorak teoritis akademis, juga harus memasukkan orientasi kurikulum dan

mata pelajaran yang bernuansa keterampilan hidup praktis.

c. Penambahan (addition), dalam inovasi yang bersifat penambahan ini tidak

ada penggantian atau perubahan. Kalaupun ada yang berubah, maka

perubahan itu hanya berupa perubahan dalam hubungan antar-komponen

yang terdapat dalam sistem yang masih perlu dipertahankan.

d. Penyusunan kembali (restructuring) , yaitu upaya penyusunan kembali

berbagai komponen yang ada dalam sistem dengan maksud agar mampu

menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan.

e. Penghapusan (elimination), upaya pembaharuan dengan cara menghilangkan

aspek-aspek tertentu dalam pendidikan, atau pengurangan komponen-

komponen tertentu dalam pendidikan, atau penghapusan pola atau cara-cara

lama.

f. Penguatan (reinforcement) , yaitu upaya peningkatan untuk memperkokoh

atau memantapkan kemampuan atau pola dan cara-cara yang sebelumnya

terasa lemah.

Proses adopsi inovasi bisa juga terhambat oleh berbagai faktor. Ada tiga

faktor hambata utama, yaitu:

1. Mental block barriers, yaitu hambatan yang lebih disebabkan oleh sikap

mental

2. Hambatab yang sifatnya culture block (hambatam budaya)

3. Hambatan social block (hambatan sosial), yaitu hambatan inovasi sebagai

akibat dari faktor sosial dan pranata masyarakat sekitar.

2.5 Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum dan pembelajaran

Perubahan-perubahan kurikulum sejak tahun 60-an hingga tahun 2007 yang

lalu telah banyak dirasakan. Inovasi kurikulum terjadi dan dilakukan pada setiap

jenjang pendidikan bahkan untuk tingkat inovasi satuan pembelajaran sangat

banyak inovasi yang dilakukan. Berikut adalah beberapa hasil inovasi yaitu :

a. KTSP

b. KBK

17

Page 18: Inovasi kurikulum pembelajaran

c. Kurikulum 2007

d. Broad Based Curriculum

e. Kurikulum Sistem Ganda (PSG)

f. Kurikulum Muatan Lokal

Ada beberapa hasil inovasi dari pembelajaran antara lain :

1) Model pembelajaran Brain Based Learning

Model ini merupakan model suplementterhadap model pembelajaran yang

menggunakan landasan psikologis perkembangan, psikologi pembelajaran,

dan teori-teori belajar.aspek yang ditelaah dari inovasi ini yaitu aspek

keunggulan otak manusia.

2) Model pembelajaran LCBT

Model pembelajaran Lateral Computer Based Tutorial, ini pada dasarnya

mnerapkan prinsip model latihan dan tutorial melalui penerapan berpikir

lateral atau loncatan berpikir yang didukung kemampuan visual dalam

memahami informasi pembelajaran dari layar komputer.

3) Model pembelajaran ICARE

Pembelajaran ini merupakan singkatan dari 5 kata, yaitu: (1) introduction

(pengenalan); (2) Connect (menghubungkan); (3) Apply (menerapkan dan

mempraktikan); (4) Reflect (merefleksikan), dan (5) Extend (memperluas

dan evaluasi).

18

Page 19: Inovasi kurikulum pembelajaran

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja untuk

memperbaiki suatu keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang pendidikan, baik

dalam bentuk ide, praktik, ataupun produk baru untuk meningkatkan kemapuan

guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Terdapat empat ciri utama dalm inovasi pendidikan, yaitu memiliki

kekhasan/khusus, memiliki ciri atau unsur kebaruan, program inovasi

dilaksanakan melalui program yang terencana, dan inovasi yang digulirkan

memiliki tujuan.

Hubungan antara inovasi, proses difusi inovasi, dan komunikasi, ketiganya

berhubungan erat satu sama lain. Inovasi bisa disebarluaskan bila ada proses

difusi inovasi yang menyebarluaskan gagasan, ide, praktik suatu inovasi.

Sedangkan dalam proses difusi inovasi ada komponen komunikasi, yang lebih

merupakan “medium” atau saluran bagaimana suatu proses difusi inovasi

dilaksanakan dengan mengguanakan saluran komunikasi tertentu.

Perhatian utama pembaharuan pendidikan yang dilaksanakan di negara

Indonesia tertuju pada upaya mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik

dalam arti meningkatkan pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan

pemerataan pelayanan pendidikan, meningkatkan mutu, proses dan hasil

pendidikan, meningkatkan efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan

dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan, serta meningkatkan

kesadaran dan kegemaran masyarakat untuk senantiasa belajar sepanjang hayat.

19

Page 20: Inovasi kurikulum pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Ruhimat Toto. (2009).Kurikulum & Pembelajaran , MKDP Kurikulum dan

Pembelajaran UPI Bandung.

http://data.tp.ac.id/dokumen/makalah+inovasi+kurikulum

20