29

Informed Consent

Embed Size (px)

DESCRIPTION

inform consent untuk pasien

Citation preview

Page 1: Informed Consent
Page 2: Informed Consent

LANDASAN FILOSOFISLANDASAN FILOSOFIS

Doktrin “A man is the master of his own body”, yang Doktrin “A man is the master of his own body”, yang bersumber pada Hak Azasi Manusia, yaitu “bersumber pada Hak Azasi Manusia, yaitu “the right tothe right to self determinationself determination” (hak menentukan nasibnya sendiri).” (hak menentukan nasibnya sendiri).

Berdasarkan doktrin tersebut maka tindakan apapun Berdasarkan doktrin tersebut maka tindakan apapun yang bersifat yang bersifat offensive touchingoffensive touching terhadap tubuh seseorang terhadap tubuh seseorang

(termasuk tindakan medik), harus mendapat persetujuan lebih (termasuk tindakan medik), harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari pemilik tubuh tersebut.dahulu dari pemilik tubuh tersebut.

Konsekuensinya, tindakan medik yang dilakukan tanpa Konsekuensinya, tindakan medik yang dilakukan tanpa persetujuan pasien secara filosofis dianggap persetujuan pasien secara filosofis dianggap melanggar hakmelanggar hak, , meskipun tujuannya baik dan demi kepentingan pasien.meskipun tujuannya baik dan demi kepentingan pasien.

Page 3: Informed Consent

LANDASAN ETIKALANDASAN ETIKA

Prinsip-prinsip etika (moral principles) menghendaki agar Prinsip-prinsip etika (moral principles) menghendaki agar dokter memperhatikan 4 hal, yaitu :dokter memperhatikan 4 hal, yaitu :

1. 1. Beneficence & non malfeasanceBeneficence & non malfeasance (to do good, not harm). (to do good, not harm).2. 2. JusticeJustice (as a fairness and as distributive justice). (as a fairness and as distributive justice).3. 3. FidelityFidelity (menunjukkan kejujuran dan kesetiaan terhadap (menunjukkan kejujuran dan kesetiaan terhadap terhadap tanggung jawab yang diemban).terhadap tanggung jawab yang diemban).4. 4. AutonomyAutonomy (menghormati hak pasien untuk membuat (menghormati hak pasien untuk membuat keputusan).keputusan).

Jadi informed consent bukan hanya merupakan masalah hukum Jadi informed consent bukan hanya merupakan masalah hukum saja, tetapi juga masalah etika sebab sesuai dengan prinsip saja, tetapi juga masalah etika sebab sesuai dengan prinsip autonomyautonomy..

Page 4: Informed Consent

LANDASAN HUKUMLANDASAN HUKUM

1.1. UU Kesehatan Th. 1992, Psl 53. UU Kesehatan Th. 1992, Psl 53. Dengan jelas dikatakan bahwa hak health care receiver Dengan jelas dikatakan bahwa hak health care receiver antara lain :antara lain :

a.a. Hak atas informasi.Hak atas informasi.b.b. Hak memberikan persetujuan tindakan medik.Hak memberikan persetujuan tindakan medik.

Jadi informed consent merupakan implementasi dari Jadi informed consent merupakan implementasi dari kedua hak pasien tersebut.kedua hak pasien tersebut.

2.2. UU No. 29 Th. 2004 Tentang Praktik Kedokteran.UU No. 29 Th. 2004 Tentang Praktik Kedokteran.

3.3. Peraturan Pemerintah Tentang Tenaga Kesehatan.Peraturan Pemerintah Tentang Tenaga Kesehatan. 4. Permenkes No. 585 tentang Persetujuan Tindakan Medik 4. Permenkes No. 585 tentang Persetujuan Tindakan Medik serta Surat Keputusan Dirjen Yanmed.serta Surat Keputusan Dirjen Yanmed.

Page 5: Informed Consent

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG PERLUNYA INFORMED CONSENTPERLUNYA INFORMED CONSENT

1. Tindakan medik penuh ketidak pastian 1. Tindakan medik penuh ketidak pastian ((uncertaintyuncertainty) ) dan dan hasilnyapun tidak dapat diperhitungkan secara matematik.hasilnyapun tidak dapat diperhitungkan secara matematik.2. Hampir semua tindakan medik memiliki risiko.2. Hampir semua tindakan medik memiliki risiko.3. Tindakan medik tertentu bahkan punya akibat ikutan yang 3. Tindakan medik tertentu bahkan punya akibat ikutan yang tak menyenangkan pasien. tak menyenangkan pasien. 4. Semua risiko 4. Semua risiko ((jika benar-benar terjadijika benar-benar terjadi)) atau semua akibat atau semua akibat ikutan yang tak menyenangkan itu akan dirasakan sendiri ikutan yang tak menyenangkan itu akan dirasakan sendiri oleh pasien, bukan oleh orang lain.oleh pasien, bukan oleh orang lain.5. Risiko maupun akibat ikutan tersebut biasanya sulit atau 5. Risiko maupun akibat ikutan tersebut biasanya sulit atau bahkan mustahil untuk dapat dipulihkan lagi.bahkan mustahil untuk dapat dipulihkan lagi.6. Munculnya pola hidup konsumerisme yang mengandalkan 6. Munculnya pola hidup konsumerisme yang mengandalkan pada prinsip “He who pays the piper calls the tune” pada prinsip “He who pays the piper calls the tune” ((siapa siapa membayar pengamen suling, dialah yang menentukan membayar pengamen suling, dialah yang menentukan lagunyalagunya))..

Page 6: Informed Consent

DEFINISIDEFINISI

PERMENKES :PERMENKES :

Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.  

SOFWAN DAHLAN :SOFWAN DAHLAN :

Pernyataan oleh PASIEN, atau dalam keadaan tertentu Pernyataan oleh PASIEN, atau dalam keadaan tertentu oleh ORANG YANG BERHAK MEWAKILI PASIEN, oleh ORANG YANG BERHAK MEWAKILI PASIEN, yang isinya merupakan persetujuan kepada dokter untuk yang isinya merupakan persetujuan kepada dokter untuk melakukan tindakan medik sesudah pasien atau orang melakukan tindakan medik sesudah pasien atau orang yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya mengenai tindakan medik yang akan dilakukan.mengenai tindakan medik yang akan dilakukan.

Page 7: Informed Consent

MAKNA KATA “KEADAAN TERTENTUMAKNA KATA “KEADAAN TERTENTU” :” :

Yaitu keadaan dimana pasien belum dewasa (belumYaitu keadaan dimana pasien belum dewasa (belum 21 th atau belum pernah nikah) atau tidak sehat akal.21 th atau belum pernah nikah) atau tidak sehat akal.

Dalam bahasa hukum, keadaan seperti itu dianggap Dalam bahasa hukum, keadaan seperti itu dianggap belum dapat melakukan perbuatan hukum karena dinilai belum dapat melakukan perbuatan hukum karena dinilai belum atau tidak cakap (onbekwaamheid).belum atau tidak cakap (onbekwaamheid).

MAKNA KATA “INFORMASI SECUKUPNYA” :MAKNA KATA “INFORMASI SECUKUPNYA” :

Yaitu informasi yang kualitas dan kuantitasnya telah Yaitu informasi yang kualitas dan kuantitasnya telah cukup bagi pasien (yang memang awam di bidang medis)cukup bagi pasien (yang memang awam di bidang medis) untuk dijadikan dasar dalam menentukan sikapnya untuk dijadikan dasar dalam menentukan sikapnya (decision); yaitu berupa menyetujui atau tidak menyetjui (decision); yaitu berupa menyetujui atau tidak menyetjui

tindakan medik yang ditawarkan oleh doktertindakan medik yang ditawarkan oleh dokter. .

Page 8: Informed Consent

KESULITANNYAKESULITANNYA

1.1. Proses mendapatkan informed consent Proses mendapatkan informed consent memerlukanmemerlukanpenjelasan detail dan waktu yang cukup.penjelasan detail dan waktu yang cukup.

2.2. Communication skills dokter sangat beragam.Communication skills dokter sangat beragam.

3.3. Kesediaan serta kemampuan pasien dalam Kesediaan serta kemampuan pasien dalam menyerapmenyerapinformasi dan membuat keputusan berbeda-beda.informasi dan membuat keputusan berbeda-beda.

4.4. Faktor kultur juga bisa ikut menambah kesulitan.Faktor kultur juga bisa ikut menambah kesulitan.

Page 9: Informed Consent

GUIDELINEGUIDELINE

1.1. Informasi harus diberikan dalam bentuk dan caraInformasi harus diberikan dalam bentuk dan carayang dapat membantu pasien untuk memahami masalahyang dapat membantu pasien untuk memahami masalahkesehatannya serta alternatif-alternatif terapi yangkesehatannya serta alternatif-alternatif terapi yangmungkin dapat diberikan.mungkin dapat diberikan.

2.2. Dokter harus mengambil posisi sebagai pemberi advis.Dokter harus mengambil posisi sebagai pemberi advis.

3.3. Tidak boleh ada paksaan-paksaan.Tidak boleh ada paksaan-paksaan.

4.4. Pasien harus diberi kebebasan untuk Pasien harus diberi kebebasan untuk menyetujuimenyetujui atau atau tidak menyetujuitidak menyetujui tindakan medik yang dianjurkan dokter. tindakan medik yang dianjurkan dokter.

5.5. Pasien perlu didorong untuk membuat keputusan.Pasien perlu didorong untuk membuat keputusan.

6.6. Dokter dan pasien harus bersikap jujur dan Dokter dan pasien harus bersikap jujur dan

beriktikat baik. beriktikat baik.

Page 10: Informed Consent

HAKEKAT HAKEKAT INFORMED CONSENTINFORMED CONSENT

1. 1. Bagi pasienBagi pasien, merupakan media untuk menentukan , merupakan media untuk menentukan sikap atas tindakan medik yang mengandung risiko atau sikap atas tindakan medik yang mengandung risiko atau akibat ikutan yang bakal tidak menyenangkan pasien.akibat ikutan yang bakal tidak menyenangkan pasien.2. 2. Bagi dokterBagi dokter, merupakan sarana untuk memperoleh , merupakan sarana untuk memperoleh legitimasimasi (pengesahan) atas tindakan medik yang legitimasimasi (pengesahan) atas tindakan medik yang bersifat offensive touching.bersifat offensive touching.3. Merupakan syarat agar dokter bebas dari tanggung jawab 3. Merupakan syarat agar dokter bebas dari tanggung jawab hukum atas terjadinya risiko atau akibat ikutan saja hukum atas terjadinya risiko atau akibat ikutan saja

(transfer of liability). (transfer of liability).4. Bukan merupakan sarana yang dapat membebaskan dokter 4. Bukan merupakan sarana yang dapat membebaskan dokter dari tanggung jawab hukum atas terjadinya malpraktek, dari tanggung jawab hukum atas terjadinya malpraktek, sebab masalah malpraktek merupakan masalah lain yang sebab masalah malpraktek merupakan masalah lain yang erat kaitannya dengan mutu tindakan medik yang tidak erat kaitannya dengan mutu tindakan medik yang tidak benar atau tidak sesuai standard of care. benar atau tidak sesuai standard of care.

Page 11: Informed Consent

MASALAHMASALAH

Persetujuan yang diberikan dengan tidak didahului Persetujuan yang diberikan dengan tidak didahului informasi atau didahului informasi tetapi tidak cukupinformasi atau didahului informasi tetapi tidak cukup maka persetujuan tersebut dianggap tidak pernah ada maka persetujuan tersebut dianggap tidak pernah ada (tidak syah demi hukum).(tidak syah demi hukum).

Informasi diberikan sejelas-jelasnya, tetapi jika pada Informasi diberikan sejelas-jelasnya, tetapi jika pada akhirnya pasien menolak memberikan persetujuannyaakhirnya pasien menolak memberikan persetujuannya berarti dokter telah gagal dalam melakukan komunikasi.berarti dokter telah gagal dalam melakukan komunikasi.

Jadi keberhasilan mendapatkan informed consent amat Jadi keberhasilan mendapatkan informed consent amat

ditentukan oleh kemampuan dokter dalam hal ditentukan oleh kemampuan dokter dalam hal

KOMUNIKASIKOMUNIKASI

Page 12: Informed Consent

HAK MEMBERIKAN CONSENTHAK MEMBERIKAN CONSENT

1. Pasien dewasa dan sehat akal Pasien ybs.1. Pasien dewasa dan sehat akal Pasien ybs.2. Pasien minor (anak-anak) Keluarga / walinya.2. Pasien minor (anak-anak) Keluarga / walinya.3. Pasien tak sehat akal Keluarga / wali / kurator.3. Pasien tak sehat akal Keluarga / wali / kurator.4. Pasien nikah Pasien yang bersangkutan, 4. Pasien nikah Pasien yang bersangkutan, kecuali untuk tindakan medik tertentu harus disertai pulakecuali untuk tindakan medik tertentu harus disertai pula pasangannya (suami atau isterinya).pasangannya (suami atau isterinya).

Tindakan medik tertentu pada pasien nikah yang juga Tindakan medik tertentu pada pasien nikah yang juga memerlukan persetujuan dari pasangannya ialah:memerlukan persetujuan dari pasangannya ialah:

1. Tindakan Medik yang punya pengaruh kepada pasien 1. Tindakan Medik yang punya pengaruh kepada pasien serta pasangannya sebagai satu kesatuan.serta pasangannya sebagai satu kesatuan.2. Tindakan Medik tersebut bersifat non terapetik.2. Tindakan Medik tersebut bersifat non terapetik.3. Pengaruh dari Tindakan Medik tersebut irreversible.3. Pengaruh dari Tindakan Medik tersebut irreversible.

CONTOH: Sterilisasi KB, harus ada persetujuan pasangannya.CONTOH: Sterilisasi KB, harus ada persetujuan pasangannya. Sterilisasi terapetik (karena kanker), tidak perlu.Sterilisasi terapetik (karena kanker), tidak perlu.

Page 13: Informed Consent

CARA MEMBERIKAN CONSENTCARA MEMBERIKAN CONSENT

1. Terucap (oral consent).1. Terucap (oral consent).2. Tertulis (written consent).2. Tertulis (written consent).3. Tersirat (implied consent).3. Tersirat (implied consent).

Yang paling aman tentunya adalah written consent (meski Yang paling aman tentunya adalah written consent (meski tidak praktis) sebab ada dokumen tertulis yang tidak dapat tidak praktis) sebab ada dokumen tertulis yang tidak dapat dipungkiri oleh pasien.dipungkiri oleh pasien.

Jika diberikan secara terucap (lisan) atau tersirat tidak ada Jika diberikan secara terucap (lisan) atau tersirat tidak ada masalah hukum, tetapi demi keamanannya perlu:masalah hukum, tetapi demi keamanannya perlu:

1. Dibatasi hanya pada tindakan medik yang risikonya kecil.1. Dibatasi hanya pada tindakan medik yang risikonya kecil.2. Perlu ada saksi yang melihat proses pemberian informed 2. Perlu ada saksi yang melihat proses pemberian informed consent untuk menjaga apabila dipungkiri nanti.consent untuk menjaga apabila dipungkiri nanti.3. Dicatat di dalam rekam medik bahwa pasien memberikan 3. Dicatat di dalam rekam medik bahwa pasien memberikan persetujuan secara terucap atau tersirat.persetujuan secara terucap atau tersirat.

Page 14: Informed Consent

TINDAKAN MEDIK YANG MEMERLUKAN TINDAKAN MEDIK YANG MEMERLUKAN INFORMED CONSENTINFORMED CONSENT

1. Major or minor invasive surgery.1. Major or minor invasive surgery.2. All procedures that involve more than slight risk 2. All procedures that involve more than slight risk of harm.of harm.3. All forms of radiological therapy.3. All forms of radiological therapy.4. Electro-convulsive therapy.4. Electro-convulsive therapy.5. All experimental procedures.5. All experimental procedures.6. All procedures for which consent forms are 6. All procedures for which consent forms are required by statute or regulation.required by statute or regulation.

(Roach, Chernoff dan Esley, (Roach, Chernoff dan Esley, 2000)2000)

Page 15: Informed Consent

MATERI INFORMASI MATERI INFORMASI YANG PERLU DISAMPAIKANYANG PERLU DISAMPAIKAN

1. 1. AlasanAlasan perlunya tindakan medik (diagnosa penyakit). perlunya tindakan medik (diagnosa penyakit).2. 2. SifatSifat tindakan medik (eksperimen atau non eksperimen). tindakan medik (eksperimen atau non eksperimen).3. 3. TujuanTujuan tindakan medik. tindakan medik.4. 4. RisikoRisiko tindakan medik. tindakan medik.5. 5. Akibat ikutanAkibat ikutan yang bakal tidak menyenangkan. yang bakal tidak menyenangkan.6. Ada tidaknya tindakan medik 6. Ada tidaknya tindakan medik alternatifalternatif..7. 7. AkibatAkibat yang bisa terjadi jika menolak tindakan medik. yang bisa terjadi jika menolak tindakan medik.

Informasi cukup lisan agar terjalin komunikasi dua arah,Informasi cukup lisan agar terjalin komunikasi dua arah,tetapi boleh ditambah / dilengkapi information sheets. tetapi boleh ditambah / dilengkapi information sheets.

Jika informasi tidak cukup atau tidak sama sekali maka Jika informasi tidak cukup atau tidak sama sekali maka berdasarkan teori domino, persetujuan tersebut tidak syah.berdasarkan teori domino, persetujuan tersebut tidak syah.

Pada pasien dengan sindroma “Don’t tell me, doctor” dapat Pada pasien dengan sindroma “Don’t tell me, doctor” dapat dianggap setuju jika pasien tersebut kemudian menyerahkan dianggap setuju jika pasien tersebut kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada kebijakan doktersepenuhnya kepada kebijakan dokter..

Page 16: Informed Consent

KEWAJIBAN KEWAJIBAN MEMBERIKAN INFORMASIMEMBERIKAN INFORMASI

1. Kewajiban memberikan informasi berada di tangan 1. Kewajiban memberikan informasi berada di tangan dokter yang hendak melakukan tindakan medik karenadokter yang hendak melakukan tindakan medik karena ia yang tahu persis kondisi pasien serta hal-hal yang ia yang tahu persis kondisi pasien serta hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medik yang akan dilakukan.berkaitan dengan tindakan medik yang akan dilakukan.

2. Kewajiban tersebut dapat didelegasikan kepada dokter 2. Kewajiban tersebut dapat didelegasikan kepada dokter asisten, perawat atau bidan; tetapi bila terjadi kesalahan asisten, perawat atau bidan; tetapi bila terjadi kesalahan dalam memberikan informasi oleh orang yang diberi dalam memberikan informasi oleh orang yang diberi delegasi maka tanggungjawabnya tetap pada dokter yangdelegasi maka tanggungjawabnya tetap pada dokter yang melakukan tindakan medik. melakukan tindakan medik.

3. Di beberapa negara maju, tanggungjawab memberikan 3. Di beberapa negara maju, tanggungjawab memberikan

informasi merupakan tanggungjawab yang tidak boleh informasi merupakan tanggungjawab yang tidak boleh didelegasikan (non-delegated duty).didelegasikan (non-delegated duty).

Page 17: Informed Consent

JAWABNYA ADALAHJAWABNYA ADALAH::

1. Informed consent tetap 1. Informed consent tetap pentingpenting, tetapi bukan , tetapi bukan prioritasprioritas sebab prioritas pertama adalah menyelamatkan jiwa. sebab prioritas pertama adalah menyelamatkan jiwa. Oleh karena itu pelaksanaan informed consent pada Oleh karena itu pelaksanaan informed consent pada kondisi emergensi tidak boleh menjadi kondisi emergensi tidak boleh menjadi penghambatpenghambat atau atau penghalangpenghalang dilakukannya emergency care. dilakukannya emergency care.

2. Permenkes no. 585 menyatakan bahwa dalam keadaan 2. Permenkes no. 585 menyatakan bahwa dalam keadaan emergensi emergensi tidak diperlukan informed consenttidak diperlukan informed consent..

3. Berbagai yurisprudensi di negara-negara maju 3. Berbagai yurisprudensi di negara-negara maju menunjukkan kesamaan prinsip, bahwa tindakan menunjukkan kesamaan prinsip, bahwa tindakan emergency care dapat dilakukan emergency care dapat dilakukan tanpa informed consenttanpa informed consent..

4. Dalam 4. Dalam kasus Nurdinkasus Nurdin (Sukabumi), hakim membenarkan (Sukabumi), hakim membenarkan tindakan dokter mencopot mata pasien yang sakit guna tindakan dokter mencopot mata pasien yang sakit guna menyelamatkan mata yang sehat berdasarkan teori menyelamatkan mata yang sehat berdasarkan teori sympatico optalmia.sympatico optalmia.

Page 18: Informed Consent

BAGAIMANA JIKA TINDAKAN MEDIK PADA ANAK BAGAIMANA JIKA TINDAKAN MEDIK PADA ANAK TIDAK DISETUJUI ORANG TUATIDAK DISETUJUI ORANG TUA

Jika orang tua tidak setuju, tindakan medik pada anak dapat Jika orang tua tidak setuju, tindakan medik pada anak dapat dilakukan dengan syarat:dilakukan dengan syarat:

1. Tindakan medik yang hendak dilakukan dokter haruslah 1. Tindakan medik yang hendak dilakukan dokter haruslah merupakan merupakan tindakan medik terapetiktindakan medik terapetik (bukan eksperimental). (bukan eksperimental).

2. Tanpa tindakan medik terapetik tersebut anak akan 2. Tanpa tindakan medik terapetik tersebut anak akan matimati..

3. Tindakan medik tersebut memberikan 3. Tindakan medik tersebut memberikan harapanharapan atau atau peluangpeluang pada anak untuk hidup normal, sehat dan bermanfaat.pada anak untuk hidup normal, sehat dan bermanfaat.

(Goldstein, Freud dan Solnit)(Goldstein, Freud dan Solnit)

Page 19: Informed Consent

Pasal 13

Bagi pasien yang sudah menikah maka suami atau isteri dari pasien tersebut tidak diikutsertakan menandatangani persetujuan, kecuali untuk tindakan keluarga berencana yang sifatnya irreversibel; yaitu tubektomi atau vasektomi.

Pasal 14

Persetujuan tindakan medik yang sudah diberikan dapat ditarik kembali (dicabut) setiap saat, kecuali tindakan medik yang direncanakan sudah sampai pada tahapan pelaksanaan yang tidak mungkin lagi untuk dibatalkan.

Pasal 15

Dalam hal persetujuan diberikan oleh keluarga maka yang berhak menarik kembali (mencabut) adalah anggota keluarga yang telah memberikan persetujuan atau anggota keluarga lain yang kedudukan hukumnya lebih berhak untuk bertindak sebagai wali.

Page 20: Informed Consent

Pasal 16

Penarikan kembali (pencabutan) persetujuan tindakan medik harus diberikan secara tertulis dengan cara menandatangani formulir pencabutan yang disediakan.

Pasal 17

Semua hal-hal yang sifatnya luar biasa dalam proses mendapatkan persetujuan tindakan medik harus dicatat dalam rekam medik.

Pasal 18

Seluruh dokumen mengenai persetujuan tindakan medik harus disimpan bersama-sama rekam medik pasien.

Ditetapkan tg. …...……. 2003.

RS SEHAT SEJAHTERA.

Direktur.

Page 21: Informed Consent

Pasal 8

Jika tindakan medik yang direncanakan mengandung risiko tinggi maka hendaknya persetujuan diberikan secara tersurat dengan cara menandatangani atau membubuhkan cap ibu jari tangan kiri pada formulir informed consent yang disediakan.

Pasal 9

Sebelum ditandatangani atau dibubuhi cap ibu jari tangan kiri, formulir tersebut harus sudah diisi lengkap oleh dokter yang akan melakukan tindakan medik atau oleh tenaga medik lain yang diberi delegasi, untuk kemudian yang bersangkutan dipersilahkan membacanya, atau jika dipandang perlu dibacakan di hadapannya.

Page 22: Informed Consent

Pasal 10

Jika orang yang berhak memberikan persetujuan menolak untuk menerima informasi (pasien dengan “Don’t tell me, doctor” syndome) dan menyerahkan sepenuhnya kepada kebijakan dokter maka orang tersebut dianggap telah menyetujui kebijakan medik yang akan dilakukan dokter.

Pasal 11

Apabila yang bersangkutan sesudah menerima informasi, menolak untuk memberikan persetujuannya maka ia harus menandatangani surat pernyataan penolakan.

Pasal 12

Jika pasien belum dewasa atau tidak sehat akalnya maka yang berhak memberikan atau menolak memberikan persetujuan tindakan medik adalah orang tua, keluarga, wali atau kuratornya.

Page 23: Informed Consent

Pasal 3

Sebelum memberikan persetujuannya, kepada orang yang berhak harus diberikan informasi secukupnya mengenai tindakan medik yang akan dilakukan agar dapat dijadikan dasar bagi penentuan sikap terhadap tindakan medik yang akan dilakukan, kecuali yang bersangkutan dengan secara jelas dan tegas menolak menerima informasi (pasien dengan “Don’t tell me, doctor” syndrome).

Pasal 4

Informasi diberikan secara lisan (agar dapat terjadi komunikasi dua arah), meliputi:

a. Alasan perlunya dilakukan tindakan medik.

b. Manfaat yang diharapkan dari tindakan medik tersebut.

c. Risiko yang mungkin terjadi.

d. Akibat ikutan yang selalu menyertai tindakan medik.

e. Ada tidaknya tindakan medik alternatif.

f. Risiko yang dapat terjadi jika menolak tindakan medik.

Page 24: Informed Consent

Pasal 5

Kewajiban memberikan informasi sepenuhnya menjadi tanggungjawab dokter yang hendak melakukan tindakan medik.

Pasal 6

Pemberian informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal (5) tidak dapat didelegasikan kepada dokter lain, perawat atau bidan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Pasal 7

Sesudah diberikan informasi, yang bersangkutan dapat menyampaikan persetujuannya secara terucap (oral consent), tersurat (written consent) atau tersirat (implied consent).

Page 25: Informed Consent

MENGINGAT:MENGINGAT:

1. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. 2. UU Hukum Perdata, Republik Indonesia.3. UU No. 8 Th 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.4. PP No. 32 Th 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.5. Permenkes RI No. 585 / Men Kes / Per / IX / 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik.6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. HK. 00.06.3.5. 1866. Tanggal 21 April 1999 Tentang Informed Consent.7. Surat Edaran Dirjen Yanmed Depkes RI. No: YM. 02. 04. 3. 5. 2504. Tg. 10 Juni 1997 Tentang Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.8. Kode Etik Kedokteran Indonesi.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN: PERATURAN RS SEHAT SEJAHTERA TENTANG INFORMED CONSENT.

Page 26: Informed Consent

Pasal 1

a. Setiap tindakan medik, baik diagnostik ataupun

terapetik, yang mengandung risiko atau akibat ikutan

yang bakal tidak menyenangkan harus lebih dahulu

mendapat persetujuan dari pasien atau dalam tertentu

(belum dewasa atau tidak sehat akalnya) dari orang

yang menurut hukum berhak mewakilinya, kecuali

pasien dalam keadaan emergensi.

b. Tindakan yang memerlukan persetujuan ialah: operasi

invasif, semua prosedur medik yang punya risiko besar,

radioterapi, ECT, semua prosedur eksperimen dan

semua tindakan yang menurut UU mensyaratkannya.

Pasal 2

Persetujuan tindakan medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) harus diberikan secara tegas dan jelas, dalam keadaan sadar, bebas dan tanpa unsur paksaan.

Page 27: Informed Consent

HAL-HAL HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKANYANG PERLU DIPERHATIKAN

1.1. Dokter harus meluangkan waktu untuk menemui pasienDokter harus meluangkan waktu untuk menemui pasien guna memberikan penjelasan.guna memberikan penjelasan.

2.2. Dokter tidak boleh tergesa-gesa dan harus memberikanDokter tidak boleh tergesa-gesa dan harus memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk membuat decision.waktu yang cukup kepada pasien untuk membuat decision.

3.3. Dokter harus memberikan kesempatan kepada pasienDokter harus memberikan kesempatan kepada pasienuntuk bertanya ataupun bahkan berkonsultasi lebih dulu untuk bertanya ataupun bahkan berkonsultasi lebih dulu dengan keluarga, teman atau penasehatnya.dengan keluarga, teman atau penasehatnya.

4.4. Dokter wajib membantu pasien dalam mencari secondDokter wajib membantu pasien dalam mencari secondopinion (jika hal itu dikehendaki) walaupun pendapat dariopinion (jika hal itu dikehendaki) walaupun pendapat darisecond opinion mungkin dapat menyulitkan.second opinion mungkin dapat menyulitkan.

5.5. Dalam keadaan tertentu perlu dilakukan diskusi yangDalam keadaan tertentu perlu dilakukan diskusi yangkemudian ditutup dengan mengajuka pertanyaan: “Adakemudian ditutup dengan mengajuka pertanyaan: “Adayang perlu ditanyakan lagi?” atau “Perlu ada diskusi lagiyang perlu ditanyakan lagi?” atau “Perlu ada diskusi lagisebelum anda membuat keputusan final?”sebelum anda membuat keputusan final?”

Page 28: Informed Consent

PERATURAN (RULE) RS SEHAT SEJAHTERAPERATURAN (RULE) RS SEHAT SEJAHTERATENTANGTENTANG

INFORMED CONSENTINFORMED CONSENT

MENIMBANG:

1. Bahwa dalam rangka melaksanakan kewajiban yang timbul akibat hubungan terapetik, RS wajib melakukan tindakan untuk mengatasi gangguan kesehatan pasien.2. Bahwa tindakan medik yang dilakukan dokter RS penuh dengan ketidakpastian dan hasilnyapun tidak dapat diperhitungkan secara matematik (pasti).3. Bahwa hampir semua tindakan medik mengandung risiko / akibat ikutan yang tak menyenangkan sehingga pasien perlu diberitahu dan diminta persetujuannya.4. Bahwa untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam butir (3), dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Rumah Sakit Tentang Informed Consent.

Page 29: Informed Consent