9
Pelayanan Informasi Obat Salah satu seven star pharmacist yang digariskan oleh WHO adalah apoteker sebagai komunikator. Maksud dari komunikator ini, bahwa apoteker mempunyai kedudukan penting dalam berhubungan dengan pasien maupun profesi kesehatan yang lain, oleh karena itu harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang cukup baik.Komunikasi tersebut meliputi komunikasi verbal, non verbal, mendengar, dan kemampuan menulis dengan menggunakan bahasa yang sesuai kebutuhan. Hal lain yang mendasari bahwa apoteker harus mampu memberikan informasi dan berkomunikasi ada dalam standar kompetensi apoteker di puskesmas. Apoteker harus mampu memberikan informasi obat dan konsultasi obat. Kemampuan ini sangat dibutuhkan demi tercapainya pengobatan yang benar dan rasional.Informasi dapat dilakukan baik secara lisan melalui pelatihan atau pemaparan materi dan tertulis dalam bentuk leaflet. Konsep PIO adalah penyediaan informasi melalui evaluasi dengan cermat, bukti-bukti yang didukung pustaka, Evidence Based Medicine, tujuannya adalah meningkatkan patient outcomes. Adapun tujuan PIO berdasarkan Kepmenkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004: 1) Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit

Informasi obat 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

r777f6futfuufug

Citation preview

Page 1: Informasi obat 1

Pelayanan Informasi Obat

Salah satu seven star pharmacist yang digariskan oleh WHO adalah apoteker

sebagai komunikator. Maksud dari komunikator ini, bahwa apoteker mempunyai

kedudukan penting dalam berhubungan dengan pasien maupun profesi kesehatan yang

lain, oleh karena itu harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang cukup

baik.Komunikasi tersebut meliputi komunikasi verbal, non verbal, mendengar, dan

kemampuan menulis dengan menggunakan bahasa yang sesuai kebutuhan. Hal lain

yang mendasari bahwa apoteker harus mampu memberikan informasi dan

berkomunikasi ada dalam standar kompetensi apoteker di puskesmas. Apoteker harus

mampu memberikan informasi obat dan konsultasi obat. Kemampuan ini sangat

dibutuhkan demi tercapainya pengobatan yang benar dan rasional.Informasi dapat

dilakukan baik secara lisan melalui pelatihan atau pemaparan materi dan tertulis dalam

bentuk leaflet.

Konsep PIO adalah penyediaan informasi melalui evaluasi dengan cermat, bukti-

bukti yang didukung pustaka, Evidence Based Medicine, tujuannya adalah

meningkatkan patient outcomes. Adapun tujuan PIO berdasarkan Kepmenkes Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004:

1) Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di

lingkungan rumah sakit

2) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan

dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi

3) Meningkatkan profesionalisme apoteker

4) Menunjang terapi obat yang rasional.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam pelayanan informasi obat yang

tercantum dalam Kepmenkes RI No. 1197/MenKes/SK/X/2004 antara lain:

1) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan pasif

2) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat,

label obat (Response to Question)

3) Membuat buletin, leaflet, label obat

Page 2: Informasi obat 1

4) Menyediakan informasi bagi Komite/Panitia Farmasi dan Terapi sehubungan dengan

penyusunan Formularium Rumah Sakit

5) Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga kesehatan

lainnya

6) Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian

7) Program evaluasi penggunaan obat

8) Informasi tentang racun.

Keterlibatan dalam PIO merupakan salah satu kompetensi seorang apoteker

dalam memberikan asuhan kefarmasian. Ruang lingkup kompetensi ini meliputi seluruh

kegiatan pemberian informasi obat kepada pasien, tenaga kesehatan lain, masyarakat

dan pihak-pihak lain yang membutuhkan sebagai upaya peningkatan kesehatan dan

upaya positif lain yang terkait, secara aktif maupun pasif. Pelayanan bersifat aktif

apabila apoteker pelayanan informasi obat, memberikan informasi obat dengan tidak

menunggu pertanyaan melainkan secara aktif memberikan pelayanan informasi obat,

misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar, dan sebagainya.Pelayanan bersifat

pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat sebagai

jawaban atas pertanyaan yang diterima.

Menjawab pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya merupakan kegiatan

rutin suatu pelayanan informasi obat. Pertanyaan yang masuk dapat disampaikan secara

verbal (melalui telepon, tatap muka) atau tertulis (surat melalui pos, faksimili, atau e-

mail) pertanyaan mengenai obat dapat bervariasi dari yang sederhana sampai dengan

yang bersifat urgent dan kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta

evaluasi secara seksama. Namun apapun bentuk pertanyaan yang datang, apoteker

sebagai petugas yang memberi pelayanan informasi obat hendaknya mengikuti suatu

pedoman pelaksanaan baku. Kemampuan berkomunikasi yang baik disamping

kemampuan menganalisa pertanyaan merupakan dasar dalam memberikan pelayanan

informasi obat yang efektif. Permintaan mengenai informasi obat yang ditangani secara

profesional, ramah, dan bersifat rahasia, tidak hanya akan meningkatkan pelayanan

kepada pasien atau penanya lainnya tetapi juga dapat meningkatkan profesionalitas dari

pelayanan informasi obat maupun pelayanan farmasi secara keseluruhan (Anonim,

2004).

Page 3: Informasi obat 1

Jenis PIO di Puskesmas Umbulharjo dan Puskesmas Srandakan

a) Aktif

Pelayanan Informasi Obat yang bersifat aktif berupa pembuatan media informasi

seperti leaflet, booklet,poster/banner, dan spanduk dengan inisiatif materi dari tim

pengabdian masyarakat. Tim pengabdian masyarakat secara aktif melihat permasalahan

yang berkaitan dengan obat yang dialami oleh tenaga kesehatan lain di puskesmas

ataupun pasien dan apoteker memberikan penyajian informasi mengenai penyelesaiaan

permasalahan yang ada menggunakan media tertentu.

b) Pasif

Pelayanan informasi obat secara pasif adalah ketika apoteker mendapatkan

pertanyaan dari tenaga kesehatan lain di puskesmas ataupun daripasien. Pertanyaan

tersebut dapat langsung dilayani oleh apoteker jaga pada saat itu juga. Pertanyaan yang

diberikan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain bisa melalui telepon, ataupun

formulir permohonan informasi obat yang telah disediakan. Selama melakukan kegiatan

pengabdian masyarakat, terdapat beberapa pertanyaan yang ditanyakan dari pasien

maupun dari dokter.

2) Sumber Informasi PIO

a) Sumber Pustaka Primer

(1) Sumber informasi untuk pengembangan sumber pustaka sekunder dan tersier

(2) Publikasi original (studi penelitian, laporan kasus, editorial)

(3) Contoh :New England Journal of Medicine, Lancet, Journal of the American

Medical Journal (JAMA)

b) Sumber Pustaka Sekunder

(1) Biasa dipakai untuk mencari sumber primer

(2) Bentuk : cetakan, CD-ROM, online

(3) Contoh :Medline, International Pharmaceutical Abstract

c) Sumber Pustaka Tersier

Padat, sudah tercerna, ringkasan dari informasi sumber primer dan sekunder

dalam format yang mudah dipakai

Page 4: Informasi obat 1

Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Tema PIO yang kami tentukan dalam pengabdian masyarakat dipilih

berdasarkan jenis penyakit yang sering terjadi dalam masyarakat. PIO yang kami angkat

berupa leaflet, booklet, poster, dan spanduk. PIO yang kami angkat berupa leaflet yaitu

ISPA, demam berdarah, TBC, dan diare. PIO yang berupa booklet yaitu asam urat dan

diabetes militus. PIO yang berupa poster yaitu mengenai metadone, sedangkan PIO

berupa Spanduk mengenai 9T 1 W untuk mengingatkan kerasionalan peresapan obat

yang dilakukan oleh dokter kepada pasien.

Pembahasan

1. Leaflet

PIO dilakukan dengan membuat leaflet dengan tema Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),

Diare, TBC, dan Demam berdarah). Alasan kami memilih tema leaflet tersebut karena penyakit ISPA,

diare, TBC dan demam berdarah merupakan suatu penyakit yang banyak terjadi dilingkungan

masyarkat umbulharjo dan srandakan sehingga harapan kami masyarakat semakin paham dan mengerti

tanda dan gejala dari empat penyakit itu.

Pembagian leaflet dilakukan setelah pasien menerima obat. Setelah menerima leaflet pasien

diberikan informasi tentang isi dari leaflet tersebut. Contoh leaflet yang kami buat terdapat pada

gambar ...

Gambar.. Leaflet demam berdarah

2. Booklet

PIO dilakukan dengan membuat booklet asam urat dan diabetes melitus. Tujuan kami membuat

booklet asam urat dan diabetus militus supaya pasien dapat mencegah dan mengurangi kadar asam urat

dan kadar diabetus militus untuk pasien yang mengalami asam urat dan diabetus militus.

Page 5: Informasi obat 1

Booklet asam urat dan booklet diabetus militus dibagikan setelah pasien melakukan cek asam urat

dan cek kadar gula yang dilakukan oleh mahasiswa magister farmasi klinik dalam melakukan

pengabdian masyarakat. Booklet yang kami buat berbentuk buku kecil dan berbentuk seperti kipas

dengan tujuan supaya pasien lebih tertarik untuk membaca dan menyimpan booklet tersebut. Contoh

booklet yang kami buat terdapat pada gambar ......

Gambar ...

Gambar ...

3. Poster Metadon

Pemberian poster pada pasien metadon dimaksudkan sebagai pengingat atau pesan agar

pasien PTRM selalu taat dalam menjalani terapi. Selain itu dimaksudkan untuk memberikan

perhatian pada pasien PTRM sehingga pasien tidak merasa tersisihkan dilingkungan

masyarakat dengan demikian pasien memiliki semangat untuk menjalani kehidupan yang lebih

baik.

Page 6: Informasi obat 1

4. Poster Rasionalitas Terapi

Pengadaan poster rasionalitas terapi di puskesmas diharapkan bisa menjadi media yang

mampu meningkatkan kerasionaliitasan terapi. Poster ini bertujuan untuk menjadi pengingat

bagi semua tenaga kesehatan agar selalu memperhatikan pentingnya rasionalitas terapi.

Gambar X menunjukan bentuk poster rasionalitas terapi yang kami serahkan ke puskesmas.

Bentuk poster rasionalitas terapi ini merupakan permintaan sendiridari apoteker setempat untuk

mengingatkan pentingnya rasionalitas terapi.

5. Menjawab pertanyaan dari dokter dan pasien

Menerima dan menjawab pertanyaan dari dokter dan pasien. Pada pengabdian di lakukan di

srandakan terdapat seorang dokter yangn menanyakan apakah aman pengobatan CTM pada

ibu hamil usia 7 bulan. Kemudian mahasiswa melakukan analisa dan ditemukan bahwa CTM

tidak dapat digunakan pada pasien tersebut. Obat yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut

adalah Cetirizine yang sesuai dengan Medscape

Kasus

Seorang ibu hamil bernama X berusia 26 tahun mengalami keluhan gatal gatal pada kulit pada

bagian telapak kaki. Pasien diberikan resep

R/ CTM no X

S1dd1

R/ Dexametason no X

S1dd 1

R/ Bethametasone Ungt I

S2dd 1 sue

Page 7: Informasi obat 1

Gambar