17
INFORMASI KADAR CO DAN NOX BERBASIS SMS Naskah Publikasi diajukan oleh MOHAMMAD ZAKKI ANWARI 07.11.1700 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

INFORMASI KADAR CO DAN NOX BERBASIS SMS Naskah …repository.amikom.ac.id/files/Naskah_Publikasi 07.11.1700.pdf · Elemen pensensor terdiri dari lapisan semikonduktor oksida logam

  • Upload
    ngodien

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

INFORMASI KADAR CO DAN NOX BERBASIS SMS

Naskah Publikasi

diajukan oleh

MOHAMMAD ZAKKI ANWARI

07.11.1700

kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

2011

INFORMATION CO AND NOx LEVEL VIA SMS

INFORMASI KADAR CO DAN NOX BERBASIS SMS

Mohammad Zakki Anwari

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Seeing the increasing number of air pollution that causes global warming and the lack of attention to the harmful gases such as CO and NO can cause death if it is ignored by those who breathe it, and the rapid technological advances must be accompanied with the ability to overcome the negative impact of technological progress at the moment.

It takes a system to detect toxic gases such as CO (carbon monoxide) and NOx (nitrogen monoxide and nitrogen dioxide) using AVR ATMega32. Microcontroller and Wavecom modem equipped with components along with the two sensors into the source of the data input of pollutants CO and NO. Pollutant data entry form is read by the sensors are sent to the ADC port on the microcontroller generates a resistance value that is processed microcontroller, then will be converted to values in units of ppm (parts per million).

With the tool is expected to increase the awareness of the surroundings especially toxic substances such as CO and NO which these substances are very harmful to humans who breathe it. Use of a microcontroller chip is helpful in the development and progress, especially the world of technology. Modem Media wavecom the submission of data via sms is very helpful in informing the user. Keywords: microcontroller, sensors, gas, CO, NO, ADC, ATMega, wavecom, sms

1 Pendahuluan

Polusi udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di

dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan

normalnya. Polusi udara ditimbulkan dari hasil pembakaran yang tidak sempurna, yang

mana proses pembakaran tersebut menghasilkan gas-gas berbahaya diantaranya yang

paling banyak kita sering temukan adalah gas CO (Carbon monoksida) dan gas NOx

(Nitrogen oksida).

Tidak mudah untuk menekan tingkat produksi kedua jenis gas tersebut. Hal ini

dikarenakan kedua jenis gas ini dihasilkan dari bahan bakar yang saat ini pemakaiannya

mencakup sangat luas. Hampir sebagian besar pada mesin-mesin, industri dan

kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin dan solar.

Pencemaran udara sering kali tidak dapat si tangkap oleh panca indra kita, namun

potensi bahayanya tetap saja ada. Dalam penulisan tugas akhir kali ini penulis akan

melakukan studi implementasi perancangan sebuah alat pendeteksi gas CO dan NOx

yang nantinya dapat berfungsi sebagai pembaca tingkat kadar gas-gas ini pada suatu

tempat yang diinginkan dan menginformasikan melalui sms.

2 Landasan Teori

2.1 Mikrokontroler AVR ATMEGA32

Mikrokontroler ATmega32 merupakan mikrokontroler keluarga AVR (Alf and

Vegara’s Risc processor) produksi ATMEL yang memiliki arsitektur RISC (Reduce

Instruction Set Compute). Arti RISC adalah mikrokontroler dapat melakukan 1 intruksi

mendekati 1 MISP setiap MHz-nya mengikuti pembuat sistem untuk mengoptimalkan

konsumsi daya terhadap kecepatan proses1. Hampir semua instruksi prosesor RISC

adalah instruksi dasar, sehingga instruksi-instruksi ini umumnya hanya memerlukan 1

siklus mesin untuk menjalankannya. Kecuali instruksi percabangan yang membutuhkan

dua siklus mesin. RISC memungkinkan untuk membuat eksekusi instruksi selesai

dikerjakan dalam satu atau dua siklus mesin, sehingga akan semakin cepat. Proses

downloading program pun relatif lebih mudah karena dapat dilakukan secara langsung

pada sistemnya.

1 Andrianto, H. 2008. Pemograman Mikrokontroler AVR ATmega 16.Bandung : Penerbit

INFORMATIKA., hal 2

Gambar Blok Diagram ATMega32 (Sumber : www.atmel.com )

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega32 2memiliki bagian sebagai

berikut:

a. Peforma tinggi, mikrokontroler daya rendah.

b. Mikrokontroler dengan arsitektur RISC 8 bit.

Mempunyai 32 x 8 bit register kerja kegunaan umum.

Pengoperasian full static.

Terdapat rangkaian pengali 2 kali untuk siklus kerjanya di dalam chip.

Kecepatan mengeksekusi sampai dengan 16 mega instruction per detik

pada saat diberikan osilator sebesar 16 MHz.

c. Flash EEPROM (Electrically Eraseable programmable Read Only Memory)

sebesar 32 kilobyte yang dapat deprogram ulang dan dengan kemampuan Read

While Write.

d. Ketahanan hapus-tulis Flash ROM adalah 10.000 kali dengan pengaturan pilihan

kode boot dan Lock Bit yang independen.

2 Winoto.Andi, 2010 “Mikrokontroller AVR ATmega8/16/32/8535 dan

Pemogramannyadengan Bahasa C pada WinAVR”, Penerbit Informatika Bandung, Halaman 43-45

e. Memori SRAM sebesar 2 kilobyte yang dapat dihapus-tulis 100.000 kali.

f. Penguncian kode program untuk keamanan perangkat lunak agar tidak dapat

dibaca.

g. Memori yang non-volatile EEPROM sebesar 1024 byte.

h. Memiliki 2 buah timer/counter 8 bit sebanyak 2 buah dan sebuah timer/ counter

16 bit dengan opsi PWM sebanyak 4 kanal.

i. Memiliki 8 kanal Analog to digital Converter 10 bit dengan jenis single ended.

j. Komparator Analog di dalam chip

k. Tegangan pengoprasian

2,7 – 5,5 Volt untuk ATMEGA32L

4,5 – 5,5 Volt untuk ATMEGA32

l. Kecepatan

0 – 8 MHz untuk ATMEGA32L

0 – 16 MHz untuk ATMEGA32

m. Konsumsi daya pada 1 MHz, 3 Volt, suhu 250C untuk ATMEGA32L

Aktif 1,1 miliampere

Mode Idle 0,35 miliampere

Mode power down kurang dari 1 mikroampere

2.2 Pemrograman Bascom AVR

Basic merupakan bahasa tingkat menengah, artinya adalah kemampuan

mengakses fungsi–fungsi dan perintah–perintah dasar bahasa mesin. Dalam

prespektifnya mudah dipahami manusia, Basic juga bisa digolongkan menjadi bahasa

tingkat tinggi, namun Basic juga menyediakan kemampuan untuk melakukan operasi bit,

operasi byte, pengaksesan memori yang dilakukan oleh bahasa tingkat rendah.

BASIC adalah bahasa interpreter. Artinya, akan diterjemahkan ke dalam machine

code saat program di-eksekusi. Positif-nya, kita bisa memberikan perintah pada

command line, dan langsung melihat hasilnya. Negatif-nya, lambat. Namun, sekali lagi,

soal cepat atau lambat, tergantung pada kebutuhan. Bila jeda yang terjadi masih dalam

batas-batas yang dapat diterima, berarti kelambatan yang terjadi dapat diabaikan.

BASIC dikembangkan oleh Parallax, Inc. untuk mendukung produk mereka,

BASIC Stamp. Program yang ditulis dengan PBASIC akan disimpan dalam bentuk token,

dalam sebuah EEPROM eksternal, kemudian akan dibaca, diterjemahkan dan di-

eksekusi saat program dijalankan. Interpreter BASIC ditanam dalam memori program di

dalam chip mikrokontroler yang mereka jual (berbasis PIC atau Ubicom).

Bascom AVR adalah salah satu tool untuk pengembangan / pembuatan program

untuk kemudian ditanamkan dan dijalankan pada mikrokontroler terutama mikrokontroler

keluarga AVR3. Bascom AVR juga disebut IDE (Integrated Development Environment)

yaitu lingkungan kerja yang terintegrasi, karena disamping tugas utamanya meng-

compile kode program menjadi file hex / bahasa mesin, Bascom AVR juga memiliki

kemampuan / fitur lain yang sangat bermanfaat, seperti terminal (monitoring komunikasi

serial) dan programmer.

BASCOM dikembangkan oleh MCS Electronics, dan merupakan BASIC compiler.

Program yang dibuat dalam bahasa BASIC, akan di-kompilasi menjadi machine code,

untuk kemudian dimasukkan ke dalam mikrokontroler melalui sebuah programmer. Saat

ini, sesuai dengan referensi dari situs web MCS Electronics, BASCOM baru mendukung

mikrokontroler keluarga MCS51 (BASCOM-8051) dan keluarga AVR (BASCOM-AVR),

keduanya produk dari Atmel Corp

Beberapa alasan mengapa menggunakan bahasa basic adalah :

Basic adalah bahasa yang paling popular saat ini.

Basic adalah bahasa pemrograman yang memiliki fleksibilitas

Basic adalah bahasa yang mudah dipahami

2.3 Sensor

2.3.1 Sensor CO (TGS 2442)

TGS 2442 menggunakan sebuah sensor multilayer struktur. Lapisan kaca untuk

isolasi termal dicetak antara ruthenium oksida (RuO2) pemanas dan substrat alumina.

Sepasang elektroda Au untuk pemanas terbentuk pada isolator termal. Penginderaan

lapisan gas, yang terbentuk dari timah dioksida (SnO2), adalah yang tercantum pada

lapisan isolasi listrik yang meliputi pemanas. Sepasang Au sensor elektroda untuk

mengukur resistensi terbentuk pada isolator listrik. Arang aktif dipenuhi antara internal

cover dan sampul luar untuk tujuan mengurangi pengaruh gas kebisingan.

Selektivitas TGS 2442 untuk menampilkan kadar karbon monoksida sangat baik,

sehingga ideal untuk memonitor gas CO. Dalam kehadiran CO, konduktivitas sensor

meningkat tergantung pada konsentrasi gas di udara. Berdenyut Sebuah rangkaian listrik

sederhana beroperasi pada satu siklus tegangan rangkaian kedua dapat mengkonversi

perubahan konduktivitas untuk sinyal output yang sesuai dengan konsentrasi gas.

Sensor TGS 2442 memiliki fitur-fitur sebagai berikut :

3 Wahyudin D. 2007. Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa Basic

Menggunakan Bascom 8051.Yogyakarta : Penerbit ANDI. hal 27

Konsumsi daya rendah.

High sensitivitas / selektivitas untuk karbon monoksida (CO).

Ukuran kecil / miniature.

Kepekaan terhadap uap alkohol rendah.

Daya tahan lama dan biaya rendah.

Ketergantungan terhadap telembaban rendah.

2.3.2 Sensor NOx (TGS 2201)

Elemen pensensor terdiri dari lapisan semikonduktor oksida logam terbentuk

pada substrat alumina, sebuah chip merasakan bersama-sama dengan pemanas

terintegrasi. Dalam keadaan terdeteksi adanya gas, konduktivitas sensor meningkat

tergantung pada konsentrasi gas di udara. Sebuah rangkaian listrik sederhana dapat

mengkonversi perubahan konduktivitas untuk sinyal output yang sesuai dengan

konsentrasi gas. TGS 2201 yang memiliki sensitivitas tinggi dan cepat terhadap gas

buang dipancarkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Sebagai hasil dari fitur ini, TGS

2201 adalah sensor yang ideal untuk aplikasi dalam sistem kontrol damper otomatis

untuk ventilasi mobil. Sensor TGS 2201 memiliki fitur-fitur sebagai berikut:

Sensitivitas terhadap gas buang yang dipancarkan oleh mesin berbahan

bakar bensin tinggi.

Ukuran kecil/miniatur.

Menggunakan rangkaian listrik sederhana.

Daya tahan lama dan biaya rendah

Gambar Sensor TGS 2442

(sumber : http://apollounion.en.ec21.com )

Gambar Sensor TGS 2201

(sumber : http://www.tashika.com.sg )

2.4. Modem Wavecom Fastrack

Wavecom adalah alat buatan Perancis (bermarkas di kota Issy-les-Moulineaux,

Perancis) yaitu Wavecom.SA yang berdiri sejak 1993 bermula sebagai biro konsultan

teknologi dan sistim jaringan nirkabel GSM, dan pada 1996 Wavecom mulai membuat

desain daripada modul wireless GSM pertamanya dan diresmikan pada 1997, bentuk

modul GSM pertama berbasis GSM dan pengkodean khusus yang disebut AT-command.

Wavecom memproduksi unit modem sendiri yaitu yang saat ini dikenal oleh kita

dengan sebutan Wavecom Fastrack. Pada perancangan skripsi ini, modem wavecom

fastrack digunakan sebagai penerima SMS dan penghubung antara mikrokontroler dan

handphone, sehingga mikrokontroler bekerja sesuai dengan perintah SMS. Penggunaan

modem ini sebagai pengganti piranti handphone penerima sehingga memungkinkan

untuk efisiensi perancangan penggunaan port pada mikrokontroler sehingga tidak

membutuhkan tambahan IC lain sebagai penghubung mikrokontroler dengan alat

penerima data SMS.

Gambar Modem Wavecom Fastrack

( sumber : http://kiswara.com/)

3 Cara Kerja

3.1 Prisip Kerja Rancangan Umum

Prinsip kerja secara umum dari alat ini adalah, polutan yang mengandung gas CO

dan NOx yang tertangkap diidentifikasi berupa sinyal analog oleh sensor gas CO dan

NOx. Kemudian sinyal analog tersebut diolah oleh mikrokontroler AVR ATMega32 dan

dikonversikan melalui ADC menjadi data digital dan kemudian data tersebut ditampilkan

oleh LCD berupa persentasi nilai dalam satuan Ppm yang terkandung dalam lingkungan

sekitar alat ini diletakkan.

User dapat meminta request data yang telah di tampilkan oleh LCD melalui modem

yang akan diproses oleh mikrokontroler AVR ATMega32, mikrokontroler akan merespon

dan mengirimkan hasil reques data ke user berupa sms. Seperti terlihat pada gambar

dibawah ini :

Gambar Rancangan Sistem Alat

Board utama pada perancangan alat ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu

perancangan board Mikrokontroler dan rancangan board Sensor.

Gambar Skema Rangkaian board mikrokontroler

Gambar Skema Rangkaian Sensor

4 Hasil Pengujian

4.1 Proses Kalibrasi

Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketepatan pengukuran. Hasil

pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar

primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.

Manfaat kalibrasi adalah sebagai berikut :

untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada

peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.

Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan

(penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat

ukur.

4.2 Proses Pengambilan Sample data

Perhitungan nilai sensor Dari hasil pengambilan data yang dilakukan di beberapa

tempat pada tanggal 25-26 April 2012, didapatkan hasil yang demikian.

Tabel Hasil Pengamatan

No Lokasi Kadar Gas CO (Ppm) Kadar Gas NOx (Ppm)

Hari ke - 1 Hari ke - 2 Hari ke - 1 Hari ke 2

1 Parkiran Amikom 125 131 0,4 0,5

2 Perempatan UPN 364 313 0,7 0,9

3 Jalan Solo 634 628 0,8 0,8

4 Jembatan Janti 626 658 0,8 0,9

5 Jalan Gejayan 512 569 0,7 0,7

6 Terminal Concat 411 366 0,5 0,7

7 Jalan Kaliurang 464 469 0,5 0,6

8 Perempatan Monjali 629 576 0,6 0,5

9 Terminal Jombor 379 457 0,7 0,7

10 Tugu Jogja 574 637 0.5 0,6

11 Jalan Malioboro 650 539 0,6 0,5

12 Terminal Giwangan 684 545 1,0 0,7

13 Bunderan UGM 487 523 0,5 0,8

14 Stadion Maguwo 115 107 0,4 0,3

4.3 Format permintaan data melalui SMS

Langkag selanjutnya untuk mengetahui hasil data pembacaan sensor, user perlu

melakukan permintaan sms dengan format sebagai berikut :

Gambar Format SMS Benar Gambar Balasan SMS

Ketika format permintaan dengan kata “level” maka akan mendapat balasan data

yang di baca sensor.

Gambar Format SMS Salah Gambar Balasan SMS

Ketika format sms salah maka akan mendapat balasan berupa instruksi untuk

melakukan sms dengan format yang benar.

4.4 Perhitungan nilai sensor

Nilai sensor diperoleh dengan perumusan sesuai dari datasheet yaitu sebagai

berikut :

A. Nilai kadar gas CO

Diperoleh dari hasil konstanta nilai resistansi sensor dimana nilai dari resistansi

(Rs) diperoleh dari :

𝑹𝒔 =𝐕𝐜 𝐱 𝐑𝐋

𝐕𝐨𝐮𝐭− 𝐑𝐋

Dimana dari nilai Rs dapat ditentukan nilai konsentrasi dalam satuan ppm sesuai

sengan nilai perbandingan yang diperoleh dari datasheet sensor TGS 2442.

𝑷𝒑𝒎_𝑪𝑶 =𝐗_𝐂𝐎

𝑹𝒔 𝐱 𝟏𝟎𝟎 𝐩𝐩𝐦

Keterangan :

Ppm_CO : Konsentrasi kadar gas CO di udara (ppm)

Vc : Circuit Voltage

Vout : Out Voltage

Rs : Sensor Resistance

RL : Load Resistance

X_CO : Nilai hasil kalibrasi (14864)

Nilai 100 : Nilai standart Ppm_CO pada saat rasio nilai perbandingan

Rs dengan Ro bernilai 1 (clean air/udara bersih)

Contoh perhitungan :

Misal nilai Rs = 5681

𝑃𝑝𝑚_𝐶𝑂 =𝑋_𝐶𝑂

𝑅𝑠 𝑥 100 𝑝𝑝𝑚

𝑃𝑝𝑚_𝐶𝑂 =14864

5681 x 100 ppm

Ppm_CO = 261.64 ppm

B. Nilai kadar gas NOx

Diperoleh dari hasil konstanta nilai resistansi sensor dimana nilai dari resistansi

(Rs) diperoleh dari :

𝑹𝒔 =𝐕𝐜 − 𝐕𝐑𝐋

𝐕𝐑𝐋 𝐱 𝐑𝐋

Dimana dari nilai Rs dapat ditentukan nilai konsentrasi dalam satuan ppm sesuai

sengan nilai perbandingan yang diperoleh dari datasheet sensor TGS 2201.

𝑷𝒑𝒎_𝑵𝑶 =𝐑𝐬

𝐗_𝐍𝐎

𝐱 𝟎.𝟐 𝐩𝐩𝐦

Keterangan :

Ppm_NO : Konsentrasi kadar gas NO di udara (ppm)

Vc : Circuit Voltage

VRL : Load Resistance Voltage

Rs : Sensor Resistance

RL : Load Resistance

X_NO : Nilai hasil kalibrasi (2874)

Nilai 0,2 : Nilai standart Ppm_NO pada saat rasio nilai perbandingan

Rs dengan Ro bernilai 1 (clean air/udara bersih)

Contoh perhitungan :

Misal nilai Rs = 3126

𝑃𝑝𝑚_𝑁𝑂 =𝑅𝑠

𝑋_𝑁𝑜 𝑥 0,2 𝑝𝑝𝑚

𝑃𝑝𝑚_𝑁𝑂 =3126

2874 x 0.2 ppm

Ppm_CO = 0.21ppm

Dari data-data diatas dapat diambil beberapa kesimpulan yang dapat digunakan

sebagai acuan pembuatan laporan atau pengambilan keputusan atau tindakan

selanjutnya. Sebagai informasi bahwa kadar gas CO normal pada lingkungan bersih

bernilai kurang lebih 100 Ppm dan kadar gas CO dikatakan tidak sehat dan berbahaya

jika mencapai nilai 1.000 Ppm. Sama halnya dengan kadar gas NOx normal pada

lingkungan bersih bernilai kurang lebih 0,3 Ppm dan kadar gas NOx dikatakan tidak sehat

dan berbahaya jika mencapai lebih dari nilai 1 Ppm.

5 Kesimpulan

5.1 Kesimpulan

Dari uraian rangkaian mulai dari proses pengajuan masalah, perancangan,

pembuatan dan pengujian yang telah dilakukan dalam rangka penyusunan laporan ini

dapat ditarik beberapa kesimpulan penting dalam kaitannya pada perancangan alat ini

antara lain :

1. Pembuatan system di awali dengan perancanagan board Mikrokontroler dan

board sensor yang di gunakan untuk meletakkan dan menghubungkan antar

komponen. Mikrokontroler Atmega32 berfungsi sebagai control semua kompenen

yang ada pada sistem dan perhitungan nilai dari kedua sensor (CO dan NO),

sedangkan Bascom AVR diperlukan untuk menyusun listing program yang

nantinya di tanamkan pada mikrokontroler.

2. Untuk mendapatkan informasi kadar CO dan NO user harus melakukan sms

dengan format yang telah ditentukan ke sistem, kemudian sistem akan memberi

jawaban berupa data informasi kadar CO dan NO.

3. Tingkat ketelitian dalam proses kalibrasi untuk menentukan nilai resistansi

minimal dan maksimal (clean air) pada kedua sensor sangat mempengaruhi

tingkat ketepatan hasil dari alat.

4. Mikrokontroler sebagai chip serbaguna masa kini ternyata sangat membantu

dalam pengembangan dan kemajuan khususnya dunia teknologi. Serta contoh

implementasi nyata yang masih banyak lagi yang dapat dikembangkan

semaksimal mungkin dari sebuah mikrokontroler.

5. Modem wavecom sebagai sms gateway berjalan dengan baik, dapat mereplay

permintaan data sensor yang dilakukan user.

5.2 Saran

Dalam pembuatan alat data logger masih adanya kekurangan yang sekiranya

dapat lebih disempurnakan kedepannya, diantara lain :

1. Tingkat ketepatan yang belum mencapai nilai sempurna, dikarenakan tidak

adanya alat pengukur paten dari gas-gas yang dibutuhkan, sehingga proses

kalibrasi menjadi satu-satunya cara yang digunakan dalam pengambilan nilai.

2. Rangkaian elektronis dan kedua sensor yang rentan dengan kerusakan sehingga

dibutuhkan kehati-hatian dalam proses perancangan dan pengujian.

3. Media tampilan keluaran / output yang digunakan berupa LCD 16 x 2 dan format

sms dengan metode request. Jadi sistem ini masih dapat dikembangkan dan di

sempurnakan lagi.

Penulis sangat mengharapkan sumbangan ilmu berupa kritik dan saran dari

pembaca, karena penulis sadar keterbatasan kemampuan sehingga diharapkan

masukan agar dapat lebih berkembang lagi dan belajar. Semoga karya ini dapat

bermanfaat.

Daftar Pustaka

Andrianto, H. 2008 “Pemograman Mikrokontroler AVR ATmega 16”, Penerbit

INFORMATIKA, Bandung

Bishop,O. 2004 “Dasar-dasar ELEKTRONIKA”, Penerbit ERLANGGA, Jakarta

Blocher, R. 2003. “Dasar ELEKTRONIKA” Penerbit ANDI, Yogyakarta

S. Wasito, 2006 “Vademakum Elektronika Edisi Kedua” , Penerbit

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Susilo, D. 2010 “48 Jam Kupas Tuntas Mikrokontroler MCS51 & AVR”, Penerbit ANDI,

Yogyakarta

Wahyudin D. 2007 “Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa Basic

Menggunakan Bascom 8051”, Penerbit ANDI, Yogyakarta

Winoto.Andi, 2010 “Mikrokontroller AVR ATmega8/16/32/8535 dan

Pemogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR”, Penerbit Informatika,

Bandung

Bandung