Upload
trinhduong
View
223
Download
3
Embed Size (px)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian
Disain penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu jenis penelitian konklusif
yang digunakan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat atau hubungan
kausal dan data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat (kausal) antara variabel bebas
(eksogen) yaitu asal daerah dan kualitas pelayanan terhadap variabel terikatnya
(endogen) minat perilaku membeli kembali dengan kepuasan pelanggan sebagai
variabel intervening (Studi Kasus Rumah Makan Siap Saji Hj. Kokom).
3.2 Definisi Opreasional Variabel
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel
Variabel Laten Eksogen
Definisi Operasional Indikator Simbol/ notasi
Produk Asal Daerahdiadopsi dari TeoriProduk Asal Negara(Country Of Origin)
Daerah dimana asal produk itu diproduksi
Adaptasi dari:Negara dimana suatu produk diproduk di negara asal perusahaan atau negara dimana merek berasal.Kotler (1993), Laroche et al, Jenes (2005) dan Yassin et al (2007)
Produk asli dimana produk itu dibuat di daerah asal
1. Daerah asal makanan adalah daerah yang memiliki tingkat pendidikan yang baik (Country belief)
2. Daerah asal makanan adalah daerah yang memiliki keterampilan dalam mengolah makanan yang enak/lezat (Country belief).
3. Daerah asal makanan adalah daerah yang memiliki tenaga kerja yang ahli memasak (People Affect)
4. Daerah asal makanan adalah daerah yang ideal untuk dikunjungi(Desired Interaction)
X1
X2
X3
X4
38
Adapatasi dari:1. Keyakinan terhadap asal
negara(Country Beliefs)
2. Keyakinan terhadap orang-orang di asal negara(People Affect)
3. Keinginan berinteraksi dengan asal negara(Desired Interaction)
Kualitas Pelayanan
Tampilan Fisik (Tangible)
Keandalan(Reability)
Kepastian(Assurance)
Responsif(Responsibility)
Empati(Emphaty)
Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.Kotler dan Keller (2009)
Penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan materi komunikasi
Kemampuan untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan, dapat diandalkan dan akurat.
Kredibilitas, kompetensi dan sopan santun
Kesediaan untuk membantu pelanggan dan menyediakan prompt pelayanan
Akses, komunikasi dan memahami pelanggan
Parasuraman (2002) dalam Lovelock, Wirtz, Mussry (2010)
1. Penampilan pelayan2. Kebersihan rumah makan3. Ketersediaan tempat
duduk4. Ketersediaan lahan parkir
5. Ketepatan pelayanan6. Kesesuaian dalam
pelayanan7. Kemudahan dalam
pembayaran
8. Kemampuan pelayan dalam bidang pelayanan yang diberikan
9. Keramahan pelayan dalam memberikan pelayanan
10. Kecepatan pelayanan dalam menyajikan pesanan pelanggan
11. Kemampuan pelayan dalam menanggapi keluhan-keluhan pelanggan
12. Kesediaan pelayan untuk membantu pelanggan
13. Kemampuan pelayan dalam mengatasi keluhan pelanggan
14. Kecepatan pelayan meminta maaf ketika terjadi kesalahan
15. Memperhatikan kebutuhan pelanggan dengan sungguh-sungguh
X5X6X7
X8
X9X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
39
Variabel Laten Endogen
Definisi Operasional Indikator Simbol/ notasi
Kepuasan Konsumen(Satisfaction Consumer)
Kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seorang sebagai hasil perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan.Kotler dan Keller (2009)
1. Puas dengan produk makanan yang disajikan
2. Puas terhadap harga produk makanan
3. Puas dengan keseluruhan pelayanan yang diberikan
4. Puas dengan waktu tunggu5. Puas dengan kenyamanan
rumah makan
Y1
Y2
Y3
Y4Y5
Minat Perilaku Membeli Kembali(Behavioral Intention)
Keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang, menggunakan produk jasa.Mowen (1993)
1. Minat membeli kembali (Repurchase Intention)
2. Mengajak (Recomendation)
3. mengatakan hal-hal yang positif
4. Bersedia membayar lebih( Pay More)
Z1
Z2
Z3
Z4
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu (Sugiyono, 2013). penelitian ini, populasi yang digunakan
adalah pelanggan RM Hj. Kokom. Populasi Rumah Makan Hj. Kokom pada bulan
oktober adalah berjumlah 1.100 orang jika dirata-rata dalam rata dalam setiap harinya
adalah 157 orang. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi yang diambil. Dalam
penelitian ini, sampel dari populasi yang diambil adalah pelanggan yang memenuhi
syarat, yaitu pelanggan yang pernah datang dan membeli makanan siap saji di RM Hj.
Kokom dalam 2 bulan terakhir sebanyak 2 kali atau lebih.
Jumlah anggota sampel atau ukuran sampel (sampel size) ditetapkan 140 dengan
pertimbangan teori yang menyatakan bahwa ukuran sampel untuk analisis SEM
disarankan antara 100 hingga 200 dan minimum absolutnya 50. Selain itu juga
didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Santoso (2014) bahwa untuk
40
memperoleh hasil analisis jalur yang maksimal dengan menggunakan AMOS,
sebaiknya digunakan sampel di atas 100.
Ukuran sampel memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasil.
Sejauh ini belum ada rumusan untuk menghitung besar sampel pemodelan SEM
(Structural Equation Model). Secara struktural dinyatakan bahwa ukuran sampel yang
cukup adalah 100 sampai dengan 200 (Santoso, 2014). Jika terlalu besar akan menuai
kesulitan dalam meraih Goodness of Fit. Untuk itu saran terbaik bagi ukuran sampel
adalah 5 sampai dengan 10 observasi untuk setiap estimasi parameter. Disamping
pendapat di atas, pertimbangan utama dalam penggunaan sampel adalah (1). Kendala
sumber daya (waktu, dana dan sumber daya lain), (2). Ketepatan, di mana melalui
pemilihan desain sampel yang baik peneliti akan memperoleh data yang akurat, (3).
Pengukuran destruktif, artinya objek yang dikorbankan untuk maksud pengujian
jangan sampai sangat besar dan merugikan. Berdasarkan pandangan dan batasan
tersebut di atas, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 140 responden
dengan pertimbangan ukuran sampel 5 kali dari jumlah indikator yang ada (5 kali 28
indikator = 140 responden) yang masih berada dalam rentang ukuran sampel yang
sebaiknya dipergunakan yakni 100-200 responden.
4.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan Data dalam penelitian ini menggunakan metode Non
Probability Sampling jenis Purposive Sampling (Judgmental Sampling) yaitu
pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahu
sebelumnya (Sugiyono, 2013). Kategori data Sampel dalam penelitian ini
41
adalah (1) responden berusia minimal 17 tahun keatas dikarenakan usia
tersebut sudah dewasa sehingga dapat memutuskan membeli atau tidak dan
(2) responden yang sebelumnya pernah melakukan pembelian makanan siap
saji di RM Hj. Kokom minimal dua kali atau lebih dalam dua bulan terakhir.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden. Pengambilan data dilakukan dengan panduan
daftar pertanyaan atau kuesioner yang terstruktur. Jenis pertanyaan yang
digunakan merupakan jenis pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan
terbuka adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden
bisa memberikan jawaban secara terbuka dan luas. Sedangkan pertanyaan
tertutup adalah pertanyaan yang dibuat sedemikan rupa sehingga responden
dibatasi untuk memberi jawaban pada beberapa alternatif jawaban yang telah
disediakan dalam kuesioner. Beberapa jawaban pertanyaan tertutup dibuat
berdasarkan skala.
Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna
menguji hipotesis dan model kajian. Sedangkan penyusunan skala pengukuran
digunakan metode Likerts Summated Rating (LSR), dengan alternatif pilihan 1
sampai dengan 5 jawaban pertanyaan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Nilai 5 : Untuk jawaban sangat setuju artinya responden sangat setuju
dengan pertanyaan karena sangat sesuai dengan keadaan yang dirasakan
oleh responden.
2. Nilai 4 : Untuk jawaban setuju artinya pertanyaan dianggap sesuai dengan
keadaan yang dirasakan oleh responden.
42
3. Nilai 3 : Untuk jawaban Netral artinya tidak dapat menentukan atau
apabila responden menentukan dengan pasti apa yang dirasakan.
4. Nilai 2 : Untuk jawaban tidak setuju artinya responden tidak setuju
dengan pertanyaan karena tidak sesuai dengan apa yang dirasakan.
5. Nilai 1 : Untuk jawaban sangat tidak setuju artinya pertanyaan sangat
tidak sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh responden.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara-cara dibawah ini:
1. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
pelanggan di Rumah Makan Hj. Kokom, Cipondoh, Kota Tangerang
berupa aktivitas pelayanan yang terjadi.
2. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara berkomunikasi langsung dengan
pelanggan Rumah Makan Hj. Kokom yang bertujuan untuk mendapatkan
data kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan dengan kurun waktu
yang telah ditentukan peneliti.
3. Studi Pustaka
Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui buku,
jurnal ilmiah, internet dan lainnya yang ada hubungan dengan materi
kajian.
3.5 Teknik Analisis Data
Penelitian membutuhkan suatu analisis data dan interprestasi yang akan
digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkapkan
43
fenomena tertentu. Sehingga analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interprestasikan.
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau
hubungan atau pengaruh dan untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka teknik
analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modelling). Penggunaan
metode analisis SEM karena SEM adalah teknik statistik yang merupakan kombinasi
antara analisis faktor dan analisis regresi (korelasi), yang bertujuan untuk menguji
hubungan-hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu antar-
indikator dengan konstruknya, ataupun hubungan antar-konstruk (Santoso, 2014).
Dalam analisis SEM, variabel dibedakan menjadi sebagai berikut:
1) Variabel laten
Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung kecuali
diukur dengan satu atau lebih variabel manifes. Variabel laten disebut pula dengan
istilah unobserved variable, konstruk atau konstruk laten. Variabel laten diberi
simbol lingkaran atau elips. Variabel laten dapat digolongkan menjadi dua yaitu
sebagai berikut.
(1) Variabel laten eksogen, merupakan variabel independen (bebas) yang
memengaruhi variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel laten eksogen ialah Produk asal daerah dan kualitas pelayanan.
(2) Variabel laten endogen, merupakan variabel dependen yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel laten
endogen adalah kepuasan pelanggan dan minat perilaku membeli kembali
(behavioral intentions).
44
2) Variabel manifes
Variabel manifes adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau
mengukur variabel laten. Variabel manifes dapat disebut juga dengan istilah
observed variable, measured variable atau indikator. Dalam program AMOS,
variabel manifes diberi simbol kotak.
Menurut Santoso (2014) sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya
terdiri dari Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model adalah
bagian dari model SEM yang menggambarkan hubungan antara variabel laten dengan
indikator-indikatornya. Structural Model adalah adalah bagian dari model SEM yang
menggambarkan hubungan antar variabel-variabel laten atau antar variabel eksogen
dengan variabel laten. Untuk membuat permodelan SEM yang lengkap perlu
dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Langkah pertama : Pengembangan Model Teoritis
Langkah pertama dalam SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis
terhadap masalah penelitian. Topik penelitian ditelaah secara mendalam dan
hubungan antara variabel-variabel yang akan dihipotesiskan didukung oleh
justifikasi teori yang kuat dalam mengembangkan sebuah model penelitian dengan
mencari dukungan teori yang kuat melalui serangkaian eksploitasi ilmiah melalui
telaah pustaka guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang akan
dikembangkan. Karena tanpa dasar teori yang kuat, SEM tidak dapat digunakan.
SEM digunakan untuk menguji kausalitas yang ada teorinya (comfirmatory
analysis) dan bukan untuk membentuk teori kausalitas (exploratory analysis).
Oleh karenanya pengembangan sebuah teori yang berjustifikasi ilmiah merupakan
syarat utama menggunakan permodelan SEM (Santoso, 2014).
45
2. Langkah kedua : Pengembangan Diagram Alur
Setelah memastikan adanya hubungan sebab akibat pada tahap pertama,
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun diagram jalur untuk
hubungan-hubungan tersebut. Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun
model struktural yaitu menghubungkan antar variabel laten baik endogen maupun
eksogen dan menyusun measurement model yaitu menghubungkan variabel laten
endogen atau eksogen dengan variabel manifest.
3. Langkah ketiga: Konversi Diagram Alur kedalam Persamaan struktural (struktural
equation) dan model pengukuran (measurement model)
Langkah ketiga adalah mengkonversikan diagram jalur ke dalam
persamaan, baik persamaan struktural maupun persamaan model pengukuran.
a. Persamaan-persamaan Struktural (structural Equations)
Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar
berbagai konstruk, Persamaan struktural pada dasarnya dibangun dengan
pedoman sebagi berikut ini.
Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Kesalahan Estimasi
Model Persamaan Struktural penelitian :
KP = γ asal daerah + γ kualitas pelayanan + ζ
Minat Perilaku Membeli Kembali = β kepuasan pelanggan + γ asal daerah + γ kualitas pelayanan + ζ
46
Gambar 3. Model Konseptual Yang Dikembangkan Dalam Penelitian Ini
b. Pada tahap ini ditentukan variabel mana mengukur konstruk mana, serta
menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang
dihipotesikan antar konstruk atau variabel (measurement model).
47
Minat Perilaku Membeli Kembali
Kepuasan Pelanggan
X1
X2
X4
X3
X5
X8
X7 X1
X6
X9
X100X111
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
Y3Y2Y1
Z3
Z2
Z1
Kualitas Pelayanan
ProdukAsal Daerah
Z3
Y4 Y5
Tabel 4. Model Pengukuran
Variabel Eksogen Variabel Endogen
X1 = λ1 Daerah asal makanan memiliki tingkat pendidikan yang baik (Country belief) + δ1
Y1 = λ1 Puas dengan produk makanan yang disajikan + ɛ1
X2 = λ2 Daerah asal makanan memiliki keterampilan dalam mengolah makanan yang enak/lezat (Country belief).+ δ2
Y2 = λ2 Puas dengan harga produk makanan + ɛ2
X3 = λ3 Daerah asal makanan memiliki tenaga kerja yang ahli memasak (People Affect) + δ3
Y3 = λ3 Puas dengan keseluruhan pelayananyang diberikan + ɛ4
X4 = λ4 Daerah asal makanan adalah daerah yang ideal untuk dikunjungi (Desired Interaction) + δ4
Y4 = λ4 Puas dengan waktu tunggu + ɛ4
X5 = λ5 penampilan pelayan + δ5 Y5 = λ5 Puas dengan kenyamanan RM. Hj. Kokom + ɛ5
X6 = λ6 kebersihan RM + δ6 Z1 = λ1 Minat membeli kembali (Repurchase Intention) + ɛ1
X7 = λ7 ketersediaan tempat duduk + δ7 Z2 = λ2 mengajak (Recomendation) + ɛ2
X8 = λ8 ketersediaan lahan parkir + δ8 Z3 = λ3 mengatakan hal-hal positif + ɛ3
X9 = λ9 ketepatan pelayanan + δ9 Z4 = λ4 Bersedia membayar lebih (Pay More) + ɛ4
X10 = λ10 kesesuaian pelayanan + δ10X11 = λ11 kemudahan dalam pembayaran + δ11X12 = λ12 kemampuan pelayan dalam bidang
pelayanan + δ12X13 = λ13 keramahan pelayan + δ13X14 = λ14 kecepatan pelayanan + δ14X15 = λ15 kemampuan menanggapi keluhan + δ15X16 = λ16 kesediaan pelayan membantu pelanggan + δ16X17 = λ17 kemampuan pelayan mengatasi
keluhan pelanggan + δ17X18 = λ18 kecepatan pelayan meminta maaf
jika terjadi kesalahan + δ18X19 = λ19 memperhatikan kebutuhan
pelanggan dengan sungguh-sungguh + δ19
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini (2015)
4. Langkah keempat: Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.
SEM adalah alat analisis berbasis Kovarians. Penggunaan matriks
kovarians karena dapat menunjukkan perbandingan yang valid antara populasi
48
yang berbeda atau sampel yang berbeda, dimana hal yang sama tidak dapat
dilakukan oleh korelasi. Pemakaian matriks kovarians lebih banyak digunakan
pada penelitian mengenai hubungan, dikarenakan Standard error dari berbagai
penelitian menunjukkan angka yang kurang akurat apabila matrik korelasi
digunakan sebagai input (Santoso,2013). Pada penelitian ini matrik inputnya
adalah matrik kovarian yang ukuran sampel minumumnya adalah 100
responden. Teknik Estimasi model yang digunakan adalah Maximum
Likelihood Estimation (ML).
Model persamaan struktural berbeda dari teknik analisis multivariat lainnya.
SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovarian atau matrik
korelasi (Santoso, 2014)). Sedangkan teknik estimasi model yang digunakan
adalah Maximum Likelihood Estimation (ML) dengan program AMOS 22.
Menurut Santoso (2014) estimasi dilakukan secara bertahap yaitu sebagai
berikut.
(1) Teknik confirmatory factor analysis, yaitu teknik yang ditujukan untuk
mengestimasi measurement model dan menguji unidimensionalitas dari
konstruk eksogen maupun konstruk endogen. Pada tahap ini, model akan
mengkonfirmasi apakah variabel yang diamati dapat mencerminkan faktor
yang dianalisis. Terdapat dua uji dasar dalam confirmatory factor analysis
yaitu uji kesesuaian model (Goodness of fit Test) dan uji signifikansi bobot
faktor.
(2) Teknik full structural equation model, yaitu teknik yang digunakan untuk
menguji kausalitas yang telah dinyatakan sebelumnya. Melalui analisis
full model akan terlihat ada tidaknya kesesuaian model dan hubungan
kausalitas dalam model yang diuji. Pengujian struktural equation model
49
dilakukan dengan dua cara yaitu uji kesesuaian model serta uji
signifikansi kausalitas melalui uji koefisien regresi.
5. Langkah Kelima: Kemungkinan Munculnya Masalah Identifikasi Model
Struktural
Model Struktural dikatakan baik apabila memiliki satu solusi untuk satu
estimasi parameter. Dalam satu model sangat mungkin memiliki banyak solusi,
sehingga dipilih solusi yang sesuai. Pemilihan solusi yang sesuai itu yang
sering disebut dengan masalah identifikasi.
Hal yang berkaitan dengan masalah identifikasi model struktural adalah ketika
proses estimasi berlangsung, sering diperoleh hasil estimasi yang tidak logis.
Cara melihat ada atau tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat
hasil estimasi yang meliputi:
1. Adanya nilai standar eror yang besar untuk satu atau lebih koefisien
2. Nilai estimasi yang tidak mungkin, misalnya variansi yang bernilai negative
3. Adanya nilai korelasi yang tinggi (>0,90) anta koefisien estimasi.
Ketika masalah identifikasi terjadi, maka model tersebut menjadi
unidentified. Untuk memecahkan suatu sistem persamaan agar memperoleh
solusi pada SEM, maka model tersebut harus teridentifikasi. Ada 3
kemungkinan yang terjadi pada model SEM, yaitu:
a. Model Unidentified, model ini terjadi jika parameter-parameter tidak dapat
diestimasi.
b. Model Just identified, pada model teridentifikasi estimasi yang didapat
adalah tunggal/unik.
c. Model Over identified, model ini terjadi jika solusi yang dihasilkan tidak
tunggal atau berlebih.
50
6. Langkah keenam : Evaluasi Kriteria Goodness-of-fit
Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap
berbagai kriteria goodness-of-fit. Untuk itu tindakan pertama yang dilakukan
adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-
asumsi SEM. Bila ini sudah dipenihi, maka model dapat diuji melalui berbagai
cara uji yang akan diuraikan pada bagian ini. Pertama-tama akan diuraikan
disini mengenal evaluasi atas asumsi-asumsi SEM yang harus dipenuhi.
A. Evaluasi Asumsi SEM
Hal pertama yang dilakukan adalah bahwa data yang digunakan harus
memenuhi asumsi-asumsi SEM yaitu :
Normalitas, dengan menggunakan criteria nilai kritis sebesar ± 2,58
pada tingkat signifikansi 0,01.
Outliers, merupakan observasi atau data yang memiliki karakteristik
unik, Dengan menggunakan kriteria nilai kritis ±3, maka data
dinyatakan oulier jika memiliki nilai Z-score lebih tinggi 3 atau lebih
rendah dari -3.
Multicollinearity dan Singularity, dimana yang perlu diamati adalah
diterminan dari matrik kovarian sampelnya determinan yang kecil atau
mendekati nol mengindikasikan adanya multikolinearitas atau
singularitas, sehingga data tersebut tidak dapat digunakan untuk
penelitian.
Setelah asumsi-asumsi SEM dlihat, hal berikutnya adalah melakukan
kriteria yang akan kita gunakan untuk mengevaluasi model dan pengaruh-
pengaruh yang ditampilkan dalam model, yang diuraikan pada bagian
berikut ini.
51
B. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik
Untuk melakukan uji kesesuaian dan uji statistik diperlukan beberapa
indeks kesesuain dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam pengujian
sebuah model:
c2 – Chi-Square statistic, semakin kecil nilai c2 semakin baik model
itu, dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar
p> 0,05 atau p>0,010.
RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), adalah
sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square
statistik dalam sampel yang besar . Nilai RMSEA menunjukkan
goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam
populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08
merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan
sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom.
GFI (Goodness of fit Index), Merupakan pengukuran non-statistik yang
memiliki rentang nilai berkisar antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0
(perfect fit).
AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), GFI adalah analog R2 dalam
regresi berganda. Fit Index ini dapat diadjust terhadap degress of
freedom yang tersedia untuk menguji diterima tidaknya model. Tingkat
penerimaan yang disarankan adalah apabila AGFI memiliki nilai yang
sama dengan atau lebih besar dari 0,90.
CMIN/DF (The Minimum Sample Discrepancy Function Devided with
degrre of Freedom), menunjukkan The Minimum Sample Discrepancy
Function yang dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak lain
52
adalah statistic chi-square, X2 dibagi DF disebut X2 relatif. Bila nilai X2
kurang dari 2,0 atau 3,0 menunjukkan indikasi dari acceptable fit antara
model dan data.
TLI (Tucker Lewis Indeex), adalah sebuah alternative incremental fit
index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah
baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk
diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0.95 dan nilai yang
sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.
CFI (Comparative Fit Index), rentang nilai sebesar 0 - 1, dimana
semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi.
Tabel 5 . Goodness of Fit Index
Goodness of Fit Index Cut off Value
X2-Chi Square Diharapkan Kecil
Significance Probability ≥ 0,05
RMSEA ≤ 0,08
GFI ≥ 0,90
AGFI ≥ 0,90
CMIN/DF ≤ 2,00
TLI ≥ 0,95
CFI ≥ 0,95
C. Uji Reliability dan Validitas (Varience Extract).
Uji reliabilitas, dimana nilai reliabilitas yang diterima adalah ³ 0,70
Uji reliabilitas dalam SEM dapat diperoleh melalui rumus sebagai
berikut:
53
Construct Reliability =(∑ Std . Loading )2
(∑ StdLoading )2+∈ . j
Validitas (Variance Extract), dimana nilai yang dapat diterima adalah
³0,50 rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
D. Interprestasi dan Modifikasi Model
Langkah terakhir adalah menginterprestasikan model dan
memodifikasikan model bagi model-model yang tidak memenuhi syarat
pengujian yang dilakukan. Cut-off value sebesar 2,58 dapat digunakan
untuk menilai signifikansi tidaknya residual yang dihasilkan oleh model.
Nilai residual values yang lebih besar atau sama dengan ±2.58
diinterprestasikan sebagai signifikan secara statistik pada tingkat 5%
(Santoso, 2014).
3.6 Jadwal Waktu dan Lokasi Penelitian
3.6.1 Jadwal Waktu Penelitian
Jadwal waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 3 bulan dari
bulan November 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.
3.6.2 Lokasi Penelitian
Adapun tempat dalam penelitian ini adalah Rumah Makan Siap Saji Hj.
Kokom beralamat Jalan KH. Hasyim Ashari No. 20 Cipondoh, Kota
Tangerang, Banten.
54
Variance Extract= ∑ Std . Loading2
∑ Std . Loading2+∈ . j