Upload
vaselin3
View
12
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bahan kuliah
Citation preview
Infeksi Susunan Saraf Pusat
December 30, 2011 by fathelvi
Infeksi SSP itu meliputi :
Infeksi otak (ensefalitis)
Infeksi leptomenings (meningitis)
Infeksi medulla spinalis (mielitis)
Toxin mediated syndrome (tetanus, botulisme)
Cara masuknya infeksi atau rute infeksi itu :
Hematogen (via pembuluh darah), ini paling banyak Prekontinuitatum (melalui organ terdekat : sinus, mata, telinga, gigi) Inokulasi (karena adanya trauma) Saraf (herpes simpleks virus, variella zoster virus, rabies)
Pathogenesis infeksi SSP :
Meningitis lalu vaskulitis lalu Ensefalitis
Meningitis pada TB +++
Vasculitis pada sifilis +++
Ensefalitis pada herpes simpleks +++
Anamnesis infeksi SSP :
Demam Sakit kepala Gejala neurologic perhatikan onset dan progresifitas. Diliyat kalo ada kejang, penurunan
kesadaran dan hemiparesis (lemahnya otot-otot tangan dan tungkai) Adanya penyakit di organ lain (TB, operasi, immunosupresi, OSMK, trauma) Riwayat perjalanan, daerah endemic
Pemeriksaan fisik
Adanya peningkatan tekanan intra cranial (TIK) : diliyat dari adanya papil edema dan klinis SOL yang progresif (Space occupation lesion) atau lesi desak ruang
Adanya penyakit pada organ lain (missal rash/ruam dan pneumonia dll) Adanya tanda iritasi meningeal dapat dilihat dengan adanya kaku kuduk dan tanda
brudzenski
Diagnosis penunjang : dengan brainimaging, foto torak, dll
Diagnosis : biasanya pake diagnosis presumtif dulu dari gelaja-gejala dan tanda klinis
Diagnosis pasti : dengan menggunakan Lumbal Pungsi, diambil LCS nya (liquor cerebro spinal), pemeriksaan langsung: memeriksa gram, BTA, kriptokokus kultur : sitologi, jenis bakterinya. Juga dapat dilakukan dengan biopsy dan bedah untuk melihat patologi anatomi, sitologi, sel langsung, kultur.
Teknik LP:
Perhatikan dengan betul-betul indikasinya dan kontraindikasinya…
Pokoknya HARUS DICEK TEKANAN INTRAKRANIALNYA!
Cek dulu tekanan intracranial, kalo tinggi, dilakukan CT scan atau MRI, jika ada massa pada intracranial, lakukan pemeriksaan lanjutan, jika tidak ada massa bisa dilakukan LP.
CT scan atau MRI juga PERLU dilakukan jika ada papil edema, AIDS, lethargy, sopour, koma, deficit neurological fokal.
Profil LCS pada LP : kalau bakteri ada purulen (Polimorfonukleat/PMN >>, glukosa <<) pada fase akut. Kalau oleh TB, fungal dan spirocheta (limfoter, glukosa <<), kalau oleh virus (limfoter, glukosa normal).
Sindrome Klinis Infeksi SSP
Meningitis akut Meningitis kronik Ensefalitis akut Ensefalitis kronik Syndrome SOL Syndrome toxin mediated Post infection syndrome
Meningitis akut :
Penyebab utama virus, kuman non spesifik, kuman spesifik, jamur dan parasit (acute bacterial meningitis)
Onset : dalam hitungan jam-hari
Gejala klinis : sakit kepala/sefalgia, demam, penurunan kesadaran, foto fobia, kaku kuduk
Penilaian klinis penyakit : berat
Jika dicurigai : langsung kasi terapi antibiotic empiric tanpa menunggu LP
LP : untuk mengetahui apakah penyebabnya virus ataupun bakteri
Meningitis Septik
Karena adanya perubahan kimiawi dan sel liquor
Sebelum ada antibiotika, menimbulkan 90 % kematian, dan setelah ada antibiotika menurun jadi 30 %. Pengobatan berdasarkan : usia, temuan/gelaja/tanda klinik dan epidemiologi
Factor risiko terjadinya meningitis septic :
Adanya infeksi parameningeal : sinusitis, ototis, empiema (sudah ada bakteri tapi belum menunjukan gejala klinik)
Adanya endokarditis Pemakaian ventilator Pemasangan shunt Pembedahan, luka terbuka Penurunan imunitas
Prinsip pemberian antibiotika :
Jika dicurigai, segera berikan terapi empiric Ratio toksik-terapeutik tinggi Sensitifitasnya sesuai Awali dengan terapi kombinasi Antibiotika konsentrasinya tinggi Jika penilisilin sudah resisten, ganti dengan terapi lain Lama pemberian 10 hari (kecuali untuk liseria dan pseudomonas 2-3 minggu) Mudah penetrasi ke liquor
Pemilihan antibiotika :
Meningokokus, streptokokus
cefotaksim 2×2 gr iv ceftriaxone 2 gr iv/4 jam
streptokokus, meningokokus, liseria
ampisilin 12-18 gr hari dan kloramfenikol 4-6 gr penisilin G 18-24 juta unit/4-6 jam
liseria
kloramfenikol trimetoprim 160 mg/sufametoksazol 800 mg/6 jam iv
H. Influenzae :
- cefotaxim
- ceftriaxone
- ampisilin dan kloramfenikol
Cephalosporin generasi 4 (cefepim, cefpiron) digunakan bila :
Nda respon/udah resisten terhadap ampisilin Kalo dia bersama dengan ampisilin bisa meningkatkan penetrasi ampisilin
Dia bisa berdifusi ke LCS kalo ada inflamasi
Antibiotika Empirik :
Neonate : ampisilin+sefalospoin generasi 3
Anak : sefalosporin generasi 3
Dewasa : sefalosporin generasi 3, vankomisin kalo uda resisten si sefalosporin generasi 3 nya
Geriatric : sefalosporin + ampisilin, meropenem sebagai terapi tunggal
Terapi empiric :
Kalo dicurigai lyseria : berikan Gentamisin
Secara umum : cefotaxim dan ceftriaxone
Adanya immunosupresi: ceftazidim atau ampisilin
Adanya trauma kepala dan pembedahan/operasi saraf : ceftazidim+ vankomisin
Lamanya terapi :
Liseria : 14-21 hari
h. influenza : 7 hari
Streptokokus pneumonia : 14-21 hari
Terapi tambahan : diberikan steroid dan immunoglobulin
Steroid siberikan :
Sebelum terapi antibiotika (sebelum dosis pertama AB) Out put pasiennya lebih baik
Bisa menekan angka kematian sampai 50 %
Steroid jangan dikasi apabila :
Infeksinya subakut/kronik Kultur LCS nya atipik Adanya immunodeficiency Tidak boleh diberikan bersamaan dengan vankomisin karena akan menahan penetrasi AB Jika dicurigai jamur, demam berat Partially treated meningitis
Meningitis Kronik:
Paling banyak meningitis TB, penyebab lain jamur ordo mucorales, jamur streptokokus
Onset : hari-bulan
Criteria klinik : sedang-berat
Organ lain : fototorak : kelenjar getah bening, spondilitis
Pengobatan : OAT 9 bulan
Meningitis TB
5-10 % penyebab TB ekstraparu, dan semakin parah dengan adanya infeksi HIV
Focus primer TB paru
LCS biasanya atipik
Sub akut, bissa juga akut/kronik
Penyebarannya pada mulanya hematogen, lalu berlanjut dengan perkejuan
TB sistemik aktif dan Miller bisa saja negative
Anamnesis : biasanya terjadi pada 2-8 minggu tak spesifik, adanya perburukan cefalgia, biasanya demam, kejang, penurunan mental
Pemeriksaan :
Kaku kuduk Adanya paresis pada neuro cranial pada NK ke 6 biasanya diplopia Pada pemeriksaan funduskopi ditemukan adanya tuberkel di koroid Hemiparesis/hemiplegia CVD Gangguan penglihatan
Stadium (jika tak diobati)
Prodormal (tandanya belum spesifik) Intermediate (adanya kejang dan oftalmoplagia) Advances (adanya penurunan kesadaran, hemiparesis)
Bentuk atipik emensi progresif lambat
Pemeriksaan lanjutan :
Pemeriksaan darah : DPL, limfosit, LED
Pemeriksaan sputum
Lumbal pungsi : glukosa, sel, protein, biakan liquor
Uji tuberculin