21
 Manajemen Industri Perikanan  A. Definisi dan pengertian industri Perikanan. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah  jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Sistem adalah suatu kesatuan elemen yang berdiri sendiri dan bekerja sama untuk menapai tujuan yang berguna. Sedangkan Sistem Industri adalah kumpulan elemen masukan !Manusia, Mate rial, Mesin, Mone y" dan lingk ungan yang berd iri send iri, tapi bila berin tera ksi mela kuka n kegiatan produksi akan menghasilkan tujuan akhir yang bernilai tambah.  Sistem Industri Perikanan  yaitu suatu usaha di bidang perikanan yang berorientasi pada komersial dan tidak bisa berdiri se ndi ri yang mempuny ai beb era pa sub sis tem, ant ara lai n pen gad aan input termas uk sarana produksi, yaitu pengadaan bahan baku, teknologi proses, pemanfaatan dan pengolahan limbah, pemasaran, transportasi, fasilitas kelembagaan ekonomi dan non ekonomi. Proses produksi hasil perikanan lebih kompleks dibanding proses produksi manufaktur. Proses Manajemen dalam Suatu Industri Akan Memberikan# $.Arah dan sistem nilai dan tujuan yang akan diapai %. Struktur or ganisasi dikait kan d enga n hierarki, tanggu ng j a&ab dan &e &e nang '. Peranangan, pe re nanaan, da n pe ngenda lia n o pe ra si onal yang harus di laks anakan Sistem Industri Perikanan mempunyai beberapa subsistem# $. (agaimana pengadaan input %. (aga imana me nd apat ba ha n ba ku kont in yu de ng an ku al it as st abil '. Me ng upa ya ka n te kn ol og i pe ny impanan ya ng mura h ). Meme nuhi sy arat su bs iste m te knol ogi pr os es yang ef ekti f da n efisien *. Penan ga nan has il pe rlu dil akukan sort asi dan te knik pengepakan yang menari k +. Pengelolaan limbah . -ungs i pemas ar an ya ng ef ekt if d an ef is ien Perbedaan ek nologi Industri dan Manajemen Indust ri# Teknologi Industri Manajemen Industri  Problem teridentifikasi dengan jelas  Sub sistem material  Faktor serba pasti  Asumsi berlangsung secara kontinyu  Data bisa dikembangakan dengan baik  Keputusan diambil secara analitis  Problem teridentifikasi kurang jelas  Sub sistem manusia  Banyak ketidakpastian  Asumsi tidak berlaku secara kontinyu  Data base tidak lengkap  Keputusan diambil atas dasar intuisi

Industri Perikanan Sebagai Suatu Sistem

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sistem yang ada dalam industri perikanan terpadu dalam keterkaitan antara beberapa sektor yang ada didalamnya

Citation preview

INDUSTRI PERIKANAN SEBAGAI SUATU SISTEM

Manajemen Industri Perikanan

A.Definisi dan pengertian industri Perikanan.Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.Sistem adalah suatu kesatuan elemen yang berdiri sendiri dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang berguna. Sedangkan Sistem Industri adalah kumpulan elemen masukan (Manusia, Material, Mesin, Money) dan lingkungan yang berdiri sendiri, tapi bila berinteraksi melakukan kegiatan produksi akan menghasilkan tujuan akhir yang bernilai tambah.Sistem Industri Perikanan yaitu suatu usaha di bidang perikanan yang berorientasi pada komersial dan tidak bisa berdiri sendiri yang mempunyai beberapa subsistem, antara lain pengadaan input termasuk sarana produksi, yaitu pengadaan bahan baku, teknologi proses, pemanfaatan dan pengolahan limbah, pemasaran, transportasi, fasilitas kelembagaan ekonomi dan non ekonomi.Proses produksi hasil perikanan lebih kompleks dibanding proses produksi manufaktur.

Proses Manajemen dalam Suatu Industri Akan Memberikan:1. Arah dan sistem nilai dan tujuan yang akan dicapai2. Struktur organisasi dikaitkan dengan hierarki, tanggung jawab dan wewenang3. Perancangan, perencanaan, dan pengendalian operasional yang harus dilaksanakanSistem Industri Perikanan mempunyai beberapa subsistem:1. Bagaimana pengadaan input2. Bagaimana mendapat bahan baku kontinyu dengan kualitas stabil3. Mengupayakan teknologi penyimpanan yang murah4. Memenuhi syarat subsistem teknologi proses yang efektif dan efisien5. Penanganan hasil perlu dilakukan sortasi dan teknik pengepakan yang menarik6. Pengelolaan limbah7. Fungsi pemasaran yang efektif dan efisienPerbedaan Teknologi Industri dan Manajemen Industri:Teknologi IndustriManajemen Industri

Problem teridentifikasi dengan jelasSub sistem materialFaktor serba pastiAsumsi berlangsung secara kontinyuData bisa dikembangakan dengan baikKeputusan diambil secara analitisProblem teridentifikasi kurang jelasSub sistem manusiaBanyak ketidakpastianAsumsi tidak berlaku secara kontinyuData base tidak lengkapKeputusan diambil atas dasar intuisi

Teknik industri perikanan penekanannya dalam merencanakan, mengorganisir atau mengendalikan proses produksi, sehingga istilahnya berubah menjadi teknik dan manajemen industri. Sedangkan Profesi seorang sarjana teknik dan manajemen industri adalah bertanggung jawab merancang cara berproduksi sehingga tercapai sasaran yaitu mengembalikan investasi dengan kualitas yang optimal.

Elemen sistem aktifitas manusia:1. Proses produksi, prosedur2. Pengadaan dan pengendalian bahan baku, mesin, peralatan3. Tataletak fasilitas, aliran bahan dan metode pemindahan bahan4. Desain area kerja5. Cara-cara perawatan, alat-alat, keselamatan dan kesehatanElemen sistem pengendalian manajemen:1. Sistem manajemen perancangan2. Prosedur peramalan, perencanaan dan pengendalian produksi3. Perancangan keuangan4. Perancangan organisasi, alokasi SDM, peningkatan karier5. Perancangan kebutuhan material, sistem pengendalian persediaan, prosesB.Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku.1.Industri ekstraktifIndustri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.2.Industri nonekstaktifIndustri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.3.Industri fasilitatifIndustri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.C. Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal1. Industri padat modaladalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya2. Industri padat karyaadalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.D.Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/19861. Industri kimia dasar contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb2. Industri mesin dan logam dasar misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll3. Industri kecilcontoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll4.Aneka industrimisal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.E. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja1. Industri rumah tanggaadalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.2. Industri keciladalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.3. Industri sedang atau industri menengahadalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.4. Industri besaradalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.F. Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry)adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industry)adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry)adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.G. Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan1. Industri primeradalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahuluContohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.2. Industri sekunderindustri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.3. Industri tersierAdalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.INDUSTRI PERIKANAN SEBAGAI SUATU SISTEM

Industri, secara devinitif industri bias diartikan sebagai suatu lokasi atau tempat dimana aktivitas produksi akan diselenggarakan.Sedangkan aktifitas produksi, bias dinyatakan sebagai sekumpulan aktivitas yang diperlukan untuk mengubah satu kumpulan masukkan (human resourus,material,energi,informasi, dan lain-lain) menjadi produk keluaran (finished product atau service) yang memiliki nilai tambah.

Manajemen Industri, adalah suatu kegiatan keterkaitan antar proses majemen, sumber daya (6 M) dan proses produksi yang akan mampu memberi arah, mengevaluasi performans dan membuat penyesuaian dengan lingkungan industri yang selalu berubah-ubah sehingga proses produksi dapat berfungsi secara lebih efektif, efesien, terarah dan terkendali untuk menghasilkan tujuan yang ditetapkan.

Sumber Daya Proses Transformasi

Tujuan yg ditetapkan/out put

Pokok/Input

Informasi Umpan Balik

Dalam Proses produksi akan terjadi proses perubahan bentuk (transformasi) dari inputs yang dimasukkan baik secara phisik maupun non phisik. Disini akan terjadi nilai tambah (value added) dari input material yang diolah. Proses produksi atau bias juga dikatakan sebagai proses transformasi input menjadi outputs tidaklah bisa berlangsung sendirian, karena hal tersebut akan mengakibatkan proses produksi menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Agar proses produksi bisa berfungsi secara lebih efektif dan efesien, maka dalam hal ini perlu dikaitkan dengan satu proses yang lain, yang akan memberikan arah, dan membuat penyesuaian dalam lingkungan industri yang selalu berubah-ubah. Untuk itu diperlukan satu proses manajemen yang selanjutnya lebih dikenal dengan manajemen industri. Dengan demikian Industri, merupakan suatu system, yang merupakan suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukkan menjadi keluaran. Sedangkan yang dimaksud dengan system sendiri adalah merupakan suatu rangkaian unsure-unsur yang saling terkait dan tergantung, serta saling pengaruh mempengaruhi satu dengan yang lainnya yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentuUnsur Manajemen

Menurut Goerge R. Terry dalam bukunya Principle of Manajemen mengatakan, ada enam sumber daya pokok dari manajemen, yaitu :

1. Men/Women

2. Materials

3. Mechines

4. Methods

5. Money

6. Markets

Manusia merupakan unsure manajemen yang pokok, manusia tidak dapat disamakan dengan benda, ia mempunyai peranan, pikiran, harapan serta gagasan.

Reaksi Psikisnya terhadap keadaan sekeliling dapat menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan mendalam serta sukar untuk diperhitungkan secara seksama.Oleh karena itu manusia perlu senantiasa diperhatikan untuk dikembangkan kearah yang positif sesuai dengan martabat dan kepribadiannya sebagai manusia

Fungsi Manajemen

Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga memebentuk suatu kesatuan administrative. Menurut George R.Terry merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi pokok, yaitu :

1. Planning

2. Organizing

3. Actuating

4. Controlling

Seperti kita ketahui, juga menjadi dasar pembahasan bahwa Manajemen Industri merupakan kegiatan mentransformasikan masukkan (inputs) menjadi keluaran (outputs) yang berupa barang atau jasa. Dalam suatu industri masukkan dapat berupa manusia, materials, machines, methods, money, markets yang diproses menjadi keluaran/ outputs yang berupa barang hasil jadi.

Secara umum fungsi manajemen industri terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukkan (inputs) menjadi keluaran (outputs) berupa barang atau jasa yang akan dapat memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu system.

Empat fungsi terpenting dalam fungsi manajemen industri, yaitu :

1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukkkan (inputs)( Actuating

2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk menetapkan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.

3. Perencanaan,merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu

4. Pengendalian atau pengawasan,merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga meksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukkan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

Manajemen Industri selalu dihadapkan kepada masalah pengambilan keputusan yang menyangkut proses produksi, agar supaya barang-barang atau jasa-jasayang dihasilkan sesuai dengan apa yang telah direncanakan , baik dalam hal spesifikasi hasil keluaran, maupun da;lam jumlah dan waktu penyelesaian serta dengan biaya seminimal mungkin. Untuk mencapai maksud tersebut, maka kegiatan manajemen industri mencakup dua bidang kegiatan yang penting, yaitu penetapan rancangan system produksi serta pengoperasian dan pengendalian system produksi tersebut.

Seperti telah diuraikan bahwa setiap system terdiri dari subsystem yang lebih kecil, sehingga dalam perusahaan sebagai suatu organisasi, system pengorganisasiannya terdiri dari beberapa subsystem yang merupakan subsistem fungsional. Setiap subsistem fungsional menggambarkan suatu fungsi tunggal atau komponen dari dari suatu fungsi, yang dilaksanakan oleh beberapa orang atau beberapa mesin pada lokasi yang berbeda. Dengan demikian maka industri merupakan suatu suatu system tunggal dari penciptaan atau pengkoversian masukkan menjadi keluaran yang berupa barang-barang atau jasa yang dihasilkan. Untuk menjalankan fungsi ini system produksi/industri membutuhkan masukkan-masukkan dari subsistem yang lain dalam organisasi perusahaan, seperti masukkan (input) jasa tau service inputs, yang dapat berupa maintenance, supervoision dan plant lay out design, serta masukkan (input) pengendalian atau control inputs, yang berupa pengukuran (measurement), pengolahan data (data processing), perencanaan, pengendalian, pengolahan informasi penjualan, pesanan dan prakiraan(forecasting).

Walaupun subsistem yang terdapat dalam perusahaan ada bermacam-macam dan fungsinya dalam organisasi (perusahaan/industri) dapat pula dibedakan dalam beberapa cara, tetapi dalam hal ini dapat dibedakan dan dinyatakan sebagai berikut :

1. Sistem Perumusan Kebijaksanaan (Policy Formulating System)

Funsi dari system ini adalah untuk menyelaraskan kebijaksanaan organisasi perusahaan yang mendasar dan menyeluruh dengan memproses dan mengolah serta menganalisis informasi yang mencerminkan keadaan perusahaan, lingkungan sekarang ini dan keadaan dimasa depan bagi pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan jangka panjang. Dalam hal ini fungsi dari system perumusan kebijaksanaan suatu perusahaan dapat pula di hubungkan dan digabungkan dengan fungsi pengendalian umum perusahaan. Fungsi utama dari system ini adalah untuk mengumpulkan, menolah, dan menganalisis data dari informasi untuk perumusan kebijaksanaan perusahaan sebagai panduan dalam bentuk perencanaan (planning) serta untuk dasar pengendalain.

2. Sistem Pengendalian Umum (General Control Sistem)

Funsi utama dari system pengendalian ini adalah mengubah dan mentransformasikan informasi untuk dasar pengukuran,pengevaluasian dan pemantauan terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan, strategi dan program perencanaan, serta sekaligus memberikan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk perbaikan atau koreksi agar tujusn dsn sasaran yang direncanakan tercapai. Pada akhir-akhir ini fungsi dari system ini dapat dipilah-pilah kedalam fungsi dari masing-masing komponen yang terdapat, yang pentranformasian informasinya dapat digunakan dengan bantuan komputer dalammengolah data.

3. Sistem Pengorganisasian Antara (Intermediate Organization System)

Funsi dari system ini adalah untuk memberikan dukungan pelayanan yang dibutuhkan oleh subsistem yang terdapat dalam organisasi perusahaan atau sekaligus mendukung system organisasi perusahaan. Dukungan pelayanana yang terkait dengan fungsi dari system ini termasuk pengendalian, pelimpahan, wewenang, penyampaian saran dan keputusan serta dukungan pelayanan lain.

Bab III KARAKTERISTIK INDUSTRI PERIKANAN

3.1. Karakteristik Bahan Baku

Bahan baku diperlukan oleh industri untuk diolah,setelah melalui beberapa proses.

Ikan sebagai bahan pangan telah lama dikenal, karena hampir setiap orang pernah memanfaatkan komoditas ini sebagai sumber protein hewani. Namun, belum banyak yang mengetahui rahasia yang terkandung di dalamnya. Sehingga, relatif sedikit orang yang memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat pemasakan, pengawetan atau pengolahan ikan. Secara umum tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan (tubuh) dan ekor. Dari ke tiga bagian ini yang memiliki daging paling banyak adalah bagian badan (tubuh). Di samping anggota badan yang lain, ikan memiliki rangka yang berfungsi sebagai penyangga otot tubuh. Bagian pokok dari rangka ikan adalah tulang punggung yang terdiri atas 30 sampai 200 ruas, yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan pengikat yang lentur.

Rangka pada tubuh ikan umumnya bertulang sejati, namun ada juga ikan yang bertulang rawan (contohnya cucut dan pari). Baik pada ikan bertulang rawan maupun sejati, di sekeliling rangka terdapat daging dan otot yang berfungsi sebagai jaringan pengikat. Daging dan otot ini kebanyakan terdapat pada bagian punggung, perut dan pangkal sirip. Daging yang terdapat di bagian punggung dan perut merupakan jaringan pengikat yang terbanyak, dan tersusun dari bagian-bagian yang disebut miomer atau miotom.Daging ikan merupakan bahan hayati (hidup) yang secara kimia tersusun dari berbagai zat, seperti protein, lemak, karbo-hidrat, vitamin, mineral dan air. Komponen yang paling banyak terdapat dalam daging ikan adalah air, kemudian protein dan lemak.

Tabel 1. Komposisi kimiawi daging ikan (%)

JenisAirProteinLemakAbu

Tuna

Kembung

Selar

Mujair

Karper68,1

73,3-79,3

75,3-76,0

74,5-83,7

75,0-79,320,9

16,6-21,4

17,7-21,0

14,0-20,6

18,1-19,69,4

0,5-4,1

1,9-4,6

0,1-8,4

0,2-4,05,0

-

-

-

-

Protein ikan merupakan bagian yang terpenting untuk dipelajari sifat kimianya. Hal ini disebabkan protein merupakan komponen terbesar dalam daging ikan setelah air dan zat ini sangat dibutuhkan oleh manu-sia. Dilihat dari fungsinya, protein dapat dikelompokkan jadi dua, yaitu protein penyu-sun sel dan jaringan, dan zat pembentuk atau pembuat enzim, koenzim dan hormon. Protein pada ikan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah protein penyusun sel dan jaringan.

Setelah protein, lemak termasuk kompo-nen yang penting dalam daging ikan. Tidak se-perti protein, kandungan lemak dalam daging ikan berbeda antara jenis ikan yang satu dengan lainnya, bahkan antara satu individu ikan dengan yang lain yang masih satu jenis kandungan lemaknya dapat berbeda jauh.

Karbohidrat dalam daging ikan merupakan polisakarida (gula majemuk) yang susunannya mirip dengan pati. Karbohidrat merupakan sumber pem-bentuk tenaga (energi) pada kerja otot.

Vitamin yang terdapat ikan ada dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Umumnya vitamin-vitamin tersebut lebih banyak terdapat pada organ-organ bagian dalam dibanding pada dagingnya.

Pada ikan juga terdapat garam-garam mineral. Penyebaran zat ini pada ikan tidak merata. Ada yang terdapat dalam tulang dan ada juga yang terdapat dalam daging (otot) dan ada juga yang terdapat dalam darah. Setelah ikan ditangkap dan dibawa ke permukaan air lama-kelamaan ikan mati. Ikan yang mati perearan darahnya terhenti, sehingga mempengaruhi proses biokimia dan aktivitas jasat renik (bakteri) yang terjadi di dalam tubuh dan diikuti perubahan fisik daging ikan. Perubahan itu berlangsung dari daging ikan yang enak dimakan, setelah itu rasa enaknya berkurang dan menurun terus hingga membusuk. Tahapan pembusukan tersebut adalah :

a. Tahap pertama, terjadi perubahan biokimia sebelum ikan menjadi kaku. Tahap ini berlangsung 1-7 jam sejak ikan mati.

b. Tahap kedua, pada tahap ini daging ikan menjadi lebih keras daripada sebelumnya. Karena terjadi penggabunga protein aktin dan myosin menjadi protein komplek aktomiosin.

c. Tahap ketiga (tahap lanjut), daging ikan akan kembali lunak secara perlahan-lahan, sehingga akan meningkatkan derajat penerimaan konsumen secara perlahan. Umumnya tahap ini berlangsung singkat karena bakteri segera berkembang.

Bagian tubuh ikan yang cepat busuk adalah yang banyak mengandung air, seperti rongga perut dan insang.

3.2. Karakteristik Teknologi

Dalam dunia usaha umumnya terdapat persaingan yang semakin tajam dan ketat, sehingga diperlukan keputusan yang tepat untuk menjamin kelangsungan dan pertumbuhan usaha, keputusan tersebut harus berdasarkan atas pertimbangan bahwa strategi industri harus terarah untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing dapat diperoleh melalui pemanfaatan teknologi yang memungkinkan perusahaan dapat bekerja dengan lebih efesien dan dapat menghasilkan produk yang lebih baik mutunya. Selain itu dengan adanya teknologi akan mempunyai dampak terhadap keuangan dan biaya perusahaan. Penggunaan teknologi pada tingkat tertentu membutuhkan dana, baik berupa dana investasi yang tertanam dalamharta tersebut maupun dana modal kerja yang digunakan untuk pengoperasian dari penggunaan teknologi tersebut. Semakin tinggi atau maju tingkat teknologi yang digunakan maka makin besar dana yang dibutuhkan. Teknologi yang digunakan oleh suatu perusahaan sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan penggunaan tingkat teknologi tertentu suatu perusahaan akan dapat atau tidakuntuk mencapai tingkat optimasi,efesiensi dan keefektifan yang dapat menjamin kelangsungan dan pertumbuhan usaha perusahaan itu. Perkembangan penggunaan teknologi maju, terlihat dari pengoperasian mesin-mesin yang semula dilakukan secara manual kemudian berkembang menjadi pengoperasian secara elektrik, dan pada akhir-akhir ini dikembangkan penggunaan elektronik dan otomatisasi yang sudah terlihat lebih banyak dan umum. Dalam penggunaan teknologi perlu diperhatikan besarnya biaya yang harus dan dapat dibebankan bagi hasil produk (out put). Hal ini terutama mengingat bahwa teknologi yang lebih maju /canggih akan menghadapi tertinggalnya (out of date) akan lebih cepat pula. Akibat besarnya dana yang diinvestasikan harus pula segera dapat terpenuhi dari hasil penyusutan (depresiasinya), dan ini menyebabkan besarnya penyusutan per tahunnya sangat tinggi. Oleh karena itu teknologi yang digunakan haruslah ditentukan dengan memperhatikan besarnya dana yang tertanam dan besarnya biaya penyusutan yang harus dibebankan. Bila beban penyusutan demikian tingginya,sedangkan jumlah hasil produksi (out put) relatif kecil, maka biaya penyusutan yang merupakan biaya tetap yang harus dibebankan kepada sejumlah out put yang relatif kecil tersebut yang akhirnya akan mempersulit persaingan karena harga popkok penjualan menjadi lebih tinggi.

Beberapa pengaruh penggunaan teknologi baru, yaitu :

1. Pengaruh langsung terhadap produk, biaya, investasi dan kebutuhan dasar.

2. Permintaan atau kebutuhan sarana dan prasarana system operasi

3. Pengaruh atas kemampuan berprestasi dari system operasi.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalampenggunaan teknologi baru, yaitu teknologi proses dan perawatan (EPT) :

1. Kapasitas

2. Harga pembelian

3. Umur Ekonomis

4. Biaya Operasi Langsung

5. Biaya penunjang tidak langsung

Penyerapan teknologi baru mempunyai hambatan permasalahan keuangan diharapkan penghematan (cost saving), akan tetapi pada kenyataan terjadi peningkatan investasi (peningkatan capital cost). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis penilaian investasi lebih cermat,sehingga kerugian yang lebih besar dari penggunaan teknologi baru harus disesuaikan dengan kebutuhan yang menekankan pada pay back (pulang modal) yang pendek dalam waktu yang relatif singkat. Penghematan investasi yang mengandung banyak resiko.

Metode-Metode Pemilihan dan Penggantian Mesin

Penggantian mesin yang diadakan berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang tepat. Untuk itu seorang menager membutuhkan adanya moode pendekatan guna menilai apakah perlu pembelian mesin baru atau tidak, dan kalau perlu maka mesin manakah sebaiknya dibeli. Metode atau pendekatan yang dipergunakan dalam hal ini didasarkan atas kemungkinan keuntungan potensial yang akan diperoleh.Sudah tentu mesin baru yang dipilih dan dibeli adalah mesin yang memberikan keuntungan potensial yang terbesar.

Secara teoritis ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai pedoman atau petunjuk dalam penggantian mesin lama dan pemilihan atau pembelian mesin baru. Salah satu metode pemilihan dan penggantian mesin yang dapat digunakan adalah Annual Cost Saving Approach.

Sebelum kita membahas metode Annual Cost Saving Approach, perlu kita ketahui bahwa biaya-biaya dikeluarkan untuk pembelian mesin baru dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

a. Recurring cost, yaitu biaya-boiaya yang terus menerus timbul atau terjadi dari tahun ketahun selama mesin tersebut digunakan. Biaya biaya ini terjadi dari tahun ketahun selamamesin tersebut digunakan. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya upah langsung (direct labor costs), biaya upah tidak langsung(indirect labor cost), tenaga listrik (power), biaya pemeliharaan (maintenance cost), pajak dan ansuransi.

b. Non recurring costs yaitu biaya-biaya yang harus dikeluarkan satu kali saja selama mesin atau peralatan tersebut dimiliki. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya/harga pembelian, biaya pengangkutan,(transportasion cost) dan biaya pemasangan mesin tersebut.

Disamping kedua biaya ini perlu diperhatikan adanya penyusutan (depresiasi) dalam nilai mesin atau peralatan. Penyusutan adalah penurunan dari nilai mesin atau peralatan sebagai akibat penggunaan atau pengorbanan mesin/peralatan tersebut untuk menghasilkan barang atau jasa. Metode penyusutan yang dapat digunakan ada beberapa diantaranya yaitu penyusutan yang tetap jumlahnya setiap tahun yang disebut metode garis lurus (straight line method).

Metode Annual Cost Saving Approach, yaitu metode ini menekankan pada penghematan (saving) yang diperoleh dari mesin-mesin yang dipilih.Dalam hal ini perlu perbandingan antara recurring cost dan non recurring serta depresiasi mesin-mesin yang akan dipilih. Non recurring costs yang diperhitungkan dalam hal ini adalah besar bunga setiap tahun dari biaya-biaya pembelian, pengangkutan dan pemasaran mesin tersebut.

Bunga dimasukkan dalam perhitungan ini karena jika jumlah uang untuk investasi dalam mesin itu kita pinjam dari bank atau orang tertentu, maka kita harus membayar bunganya. Jadi yang dimaksud dengan Annual Cost Saving adalah perbedaan dari total recurring cost dan non recurring serta depresiasi dari mesin lama yang kita miliki dengan mesin baru yang akan dibeli,atau antara mesin yang satu dengan yang lain yang akan kita beli.

Disamping itu perlu kita perhatikan bahwa apabila perusahaan membeli atau memiliki suatu mesin,makaini berarti perusahaan akan menanamkan modal atau uang dalammesin tersebut (capital investment) dalam beberapa tahun. Oleh karena itu perlu diketahui berapa lama modal yang ditanamtersebut akan diperoleh kembali yang sering disebut dengan Capital Recovery Period (C.R.P).

Investasi Baru

C.R.P

=

Annual Cost Saving + Depresiasi Peralatan Baru

Maka semakin pendek Capital Recovery Period, maka makin baik investasi tersebut, karena investasi dapat kembali dalam jangka waktu yang lebih pendek pula.

Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan pembelian mesin ini adalah, antara lain :

Apakah mesin baru itu tidak akan mengurangi semangat kerja dan menurunkan semangat kerja para pekerja, serta dapat menjamin keselamatan dan kesenangan kerja.

Apakah mesin baru tersebut dapat menampung kemungkinan pertambahan permintaan (demand) dikemudian hari, sehingga memungkinkanperusahaan akan berkembang.

Apakah ada hal-hal lain yang menguntungkan dari mesin baru tersebut.

3.3. Karakteristik Manajemen

Peran Manajement Industri sngat penting dalam menentukan keberhasilan usaha dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk manajemen industri selalu digunakan suatu dasar pemikiran atau konsep dalam pengelolaannya. Konsep dasar dalam manajemen industri adalah konsep keseimbangan dan konsep optimasi. Kedua konsep ini menekankan pentingnya efesiensi, dimana konsep keseimbangan mendasarkan pada kondisi yang tidak seimbaang,sehingga menimbulkan inefesiensi. Sedangkan konsep optimasi juga mendasarkan pada prinsip efesiensi , dimana tingkat efesiensi yang paling tinggi dicapai pada titik optimum, karena telah mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh peran manajemen industri yang menjalankan kegiatan usahanya. Dengan semakin pesatnya perkembangan ekonomi dan dunia usaha,maka keputusan keputusan yang diambil dalam manajemen industri harus terarah kepada keputusan yang strategis, yang mempunyai dampak menyeluruh bagi perusahaan itu dan bersifat jangka panjang, terutama untuk menjamin kelangsungan serta pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tersebut.Dengan keputusan strategis, Usaha perusahaan terarah pada pencapaian tujuan dan sasaran jangka panjang, yang melalui suatui masa yang penuh dengan perubahan-perubahan yang cepat. Keputusan strategis menggambarkan cara-cara yang harus dilakukan bagi keberhasilan perusahaan bagi pencapaian tujuan dan sasaramn jangka panjang tersebut tercermin antara lain dalam keputusan bidang-bidang usaha yang terus akan dijalankan, teknologi yang digunakan dan terus akan dikembangkan, serta besarnya investasi yang ditanamkan. Keputusan-keputusan itu menyangkut pula dalambidang produksi, dimana manajemen industri menekankan keputusan strategisnya dalampeningkatan mutu, pengembangan produk baru, penggunaan skala yang ekonomis dan penekanan biaya produksi melalui pengembangan dan penyerapan teknologi maju. Kerena kemampuan perusahaan bersaing baik dipasar dalam negeri maupun luar negeri (dunia) ditentukan antara lain melalui harga, mutu dan pengembangan produk baru, dimana semua berkaitan dengan produksi dan teknolog

BAB V

PENYUSUNAN KEBUTUHAN PRODUK(PERAMALAN/FORCASTING)

Setiap perusahaan selalu menghadapi masa depan dalam aktivitasnya, dalam rangka mencapai keberhasilannya. Oleh karena itu semua perusahaan membutuhkan pimpinan yang mampu untuk menetapkan keputusan yang tepat.

dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, agar perusahaan tersebut dapat meraih keberhasilannya. Salah satu hal yang penting dalam mempprakirakan atau meramalkan besarnya permintaan pelanggan akan barang atau jasa yang dihasilkan.

Prakiraan atau peramalan merupakan seni dan ilmu dalam meprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Sebagai suatu fungsi atau aktivitas manajemen, fungsi peramalan diharapkan akan mampu memberikan skenario m,asa depan yang berisikan informasi-informasi yang relevan untuk kondisi mendatang yang berkaitan dengan aspek-aspek pemasaran, pendanaan, produksi dan lain-lain yang memiliki signifikansi dalam proses perencanaan produksi.

5.1. Kebutuhan Prakiraan/Peramalan Dalam Manajemen Produk dan Operasi

Dalam manjemen Industri selalu berkeinginan untuk dapat mengestimasi atau memprakirakan besarnya seluruh permintaan jangka panjang dan estimasi atau prakiraan atau prakiraan jangka pendek untuk masing-masing produknya.

Prakiraan atau peramalan (forcast) menurut Sofyan Assauri adalah penggunaan data/informasi untuk menentukan kejadian pada masadepan, dalam bentuk perhitungan, atau prakiraan dari data yang lalu dan informasi lainnya untuk penentuan terlebih dahulu atau prakiraan. Sedangkan menurut Sritomo Wignjosoebroto peramalan adalah terjemahan dari istilah forecasting adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Dalam hal ini gambaran mengenai masa depan tersebut akan menjadi dasar didalam membuat perencanaan, dimana perencanaan itu akan berfungsi untuk menentukan target sasaran yang realistic yang harus dicapai.

5.2. Penggunaan Prakiraan/Peramalan Permintaan Dalam Sub Sistem Produksi

Umumnya untuk menentukan atau merencanakan jumlah hasil yang akan diproduksi sangat ditentukan oleh jumlah atau besarnya permintaan dari produk tersebut. Oleh karena itu setiap perusahaan selalu memperkirakan atau meramalkan jumlah permintaan dari produknya. Berdasarkan jumlah permintaan yang diramalkan untuk operasi, maka subsistem produksi operasi merencanakan dan merancang sistem, menjadwalkan atau menskedulkan sistem dan mengendalikan sistem tersebut. Dalam perencanaan atau merancang sistem tercakup perancangan produk (produk design), perancangan proses (proses design), investasi dan penggantian peralatan, serta perancanaan kapasitas. Sedangkan dalam penjadwalan sistem tercakup perencanaan produksi menyeluruh atau agregate dan penjadwalan operasi (operations schedulling). Dalam penggendalian sistem (controlling the system) tercakup pengendalian produksi, pengendalianpersediaan, pengendalian tenaga kerja dan pengendalian biaya. Ketiga kegiatan tersebut akan menentukan hasil keluaran baik berupa barang atau jasa.

5.3. Karakteristik Permintaan

Prakiraan /peramalan permintaan suatu barang atau jasa membutuhkan informasi tentang permintaan terhadap barang atau jasa. Pola permintaan terhadap suatu barang atau jasa dapat berbentuk garis trend linier sesuai dengan perkembangan waktu dan dapat berbentuk musiman atau tetap selalu konstan. Untuk melihat pola permintaan terhadap barang /jasa tersebut, maka dibutuhkan informasi tentang permintaan akan barang/jasatersebut selama ini.

5.4. Penggunaan Prakiraan /peramalan dan Metodenya

Metode Peramalan Subyektif /prediktif

Metode ini sangat tergantung pada pengalaman dan kemampuan pendapat dari anggota/orang yang ada baik yang berada didalam maupun diluar organisasi.

Metode ini umum digunakan dalam kondisi keterbatasan waktu dan tidak adanya data historis yang tersedia dan cukup banyak jumlahnya untuk melakukan peramalan kondisi yang akan datang.

Beberapa metode subyektif yang sering digunakan untuk menghasilkan ramalan jangka panjang :

1. Metode Fishbowling

adalah teknik untuk mengumpulkan pendapat secara kelompok dengan membagi kelompok menjadi dua. Kelompok yang ditegah berdiskusi tentang masalah-masalah tertentu yang diramalkan akan terjadi. Sedangkan yang mengelilingi akan memberikan kritik pada akhir diskusi.

2. Subjective estimates Survay

Dalam hal ini peramalan kebutuhan berdasarkan pengalaman, pengetahuan yang dimiliki oleh peramal. Hasil ramalan ini bisa dilengkapi dengan data yang diperoleh dan berasal dan bersal dari konsumen, distributor survey atau aktivitas penelitian pasar. Proses ramalan ini bersifat cepat, biaya rendah, tidak memerlukan teknik maupun keahlian yang spesifik/khusus.

3. Metode Delphi

Cara/ teknik untuk meramalkan kejadian yang akan datang dan bukan dipakai untuk merencanakannya. Pendekatan yang dipakai menggunakan forum panel diskusi dari pakar yang mencoba memberikan jawaban tentang kuisener yang berkitan dengan kondisi dan permasalahan masa depan.

Metode Peramalan Sebab Akibat

Untuk meramalkan kejadian-kejadian yang berlangsung dalam jangka pendek/menegah Asumsi yang perlu diambil dalam hal ini adalah proses kerja (produksi) dalam kondisi tetap dan stabil ada 3 tahap :

1. Identifikasi satu/ lebih variabel yang merupkan faktor-faktor berpengaruh secara signifikan terhadap kebutuhan/demand dan memiliki hubungan sebab akibat.

2. Pilih bentuk hubungan / model matematis dari variabel-variabel pengaruh (faktor penyebab) dan variabel tetap yang dipengaruhi (akibat)

3. Pengujian Statistik

Metode Peramalan Seri Waktu

Kondisi masa yang akan datang sangat tergantung dan ditentukan oleh apa-apa yang terjadi dimasa lampu dan/atau masa kini.

Didasari oleh asumsi bahwa kejadian-kejadian masa mendatang akan mengikuti jalur yang ada atau dengan kata lain, bahwa pola prilaku ekonomi masa lalu cukup berlaku untuk membenarkan penggunaan data historis untuk memprediksi masa depan.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi kondisi yang akan datang serba tidak terduga sebelumnya :

1. Faktor kecenderungan /trend

Bahwa kebutuhan terhadap hasil kegiatan kerja dalamjangka waktu mendatang akan naik atau turun.

2. Faktor Siklus Bisnis

Tidak memiliki pola yang berulang sama

3. Faktor Musiman

Berfluktuasi

4. Faktor Keacakan

Ketidak sesuaian antara yang diramalkan dengan kenyataan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan yang serb atidak pasti dan sulit untuk diprediksi maupun dikendalikankarena cepat berubah.

BAB VI

MANAJEMEN KETERSEDIAAN

6.1. Persediaan

Pengertian dari persediaan (inventory) merupakan timbunan barang (bahan baku, komponen, produk setengah jadi, atau produk akhir, dan lain-lain) yang secara sengaja disimpan sebagai cadangan (safety atau buffer-stock) untuk menghadapai kelangkaan pada saat proses produksi sedang berlangsung. Dengan persediaan yang cukup, maka kelancaran proses produksi akan bisa dijaga, demikian pula antisipasi kebutuhan yang senantiasa berfluktuasi dan tidak pasti, maupun ramalan permintaan yang tidak menjamin ketelitiannya, semuanya akan dapat diatasi. Pada dasarnya persediaan mempermudah/memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta selanjutnya menyampaikan pada pelanggan atau konsumen

Manfaat persediaan antara lain :

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.

3. Untuk memupuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknyadimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.

7. Mengadakan pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.

Persediaan (inventory) akan memiliki fungsi dan arti penting untuk menjaga proses produksi bisa berlangsung lancar dan terkendali. Fungsi-fungsi tersebut terdiri dari :

1. Fungsi Pipe-Line (transit) inventorories

Berfungsi sebagai penghubung antara produsen barang dengan pemasok ataupun konsumen yang dipisahkan oleh geografis yang berjarak jauh dan memerlukan waktu lama untuk masa penyerahan barang. Faktor jarak dan waktu akanmembuat pesanan ataupun permintaan barang tidak bisa seketika diberikan, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya extra-stock agar bisa memenuhi pesanan setiap waktu.

2. Ekonomic Order Quantities

Problem persediaan adalah menetapkan berapa jumlah pesanan produk yang harys dibuat setiap kali pesanan akan dilakukan. Kuantitas produk yang dipesan diharapkan mampu memberi keseimbangan dalam hal biaya penyimpanan barang dalam jumlah besar dan pesanan dalam jumlah kecil dengan frekuensi pemesanan jarang

3. Safety/Buffer Stocks

Merupakan antisipasi terhadap kondisi acak, fluktuasi, ketidak pastian, dan diluar kendali sistem industri yang berkaitan dengan tingkat kebutuhan/permintaan,laju produksi, waktu yang dibutuhkan untuk penggantian, dan hal-hal lain. Exstra stock barang harus selalu disiapkan untuk mengantisipasi segala macam kondisi tak terduga.

4. Decoupling Inventories (inprosess inventory)

Persidiaan dibuat agar setiap tahapan produksi bisa lebih bebas tidak saling tergantung dengan proses yang lain. Adanya breakdown dari satu mesin tidak akan mengganggu aktivitas yang lain. Langkah ini terutama diaplikasikan untuk sistem produksiyang lintas prosesnya sulit untuk dibuat seimbang. Langkah ini bisa diterapkan juga untuk aktivitas yang menghubungkan antara pemasok barang dengan prdusen, atau antara produsen dengan konsumen.

5. Seasonal Inventories

Persediaan dibuat untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan produk/barang pada musim yang berbeda. Dalam hal ini dilakukan pemanfaatan kapasitas produksi seoptimal mungkin pada musim tertentu dan dijadikan sebagai bentuk persediaan untuk mengantisipasi melinjaknya permintaan pada musim yang lain.

Permasalahan persediaan yang perlu diformulasikan dalamperencanaan adalah seberapa banyak (how much) dan kapan (when) perediaan barang tersebut harus disisapkan agar tidak terjadi kelangkaan (stock-out)? . Optimasi jumlah persediaan akan ditentukan berdasarkan biaya yang terkecil yang dalam hal ini akan tergantung pada keputusan yang akan diambil; apakah akan melakukan pemesanan barang (untuk persediaan) dengan jumlah sedikit tetapi frekuensi pemesannya akan sering kali harus dilakukan, atau apakah akan melakukan pemesanan sekaligus dalam jumlah besar dengan frekuensi pemesanannya jarang (sedikit).

6.2. Pengertian Dan Tujuan Pengawasan/Pengendalian Persediaan

Pengawasan persdiaan merupakan salah satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang berkaitan satu dengan yang lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan sesuai dengan apa yang direncanakan baik waktu, jumlah, kualitas ataupun biaya. Pengawasan persediaan meruakan masalh yang penting, karena jumlah persediaan masing-masing bahan akan menentukan atau mempengaruhi kelancaran produksi serta keefektifan dan efesiensi perusahaan. Adapun fungsi-fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah :

1. Memperoleh bahan-bahan, yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kuantitas maupun kualitas.

2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan, yaitu mengadakan suatu sistempenyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang telah dimasukkan kedalampersediaan.

3. Pengeluaran bahan-bahan

Menetapkan suatu pengaturan atas pengeluaran dan penyampaian bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan.

4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahn atau barang ( mempertahankan persediaan dalamjumlah optimum setiap waktu)

Tujuan dari pengawasan persediaan adalah :

1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi

2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanannya menjadi besar.

Pengawasan perusahan merupakan salah satu fungsi yang penting untuk kelangsungan hidup (kontinuitas) dan perkembangan perusahaan. Pelaksanaan fungsi imniberhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha-usahapenjualan dapat intensif serta produksi pabrik dan penggunaan enaga dapat maksimum.Untuk melaksanakan fungsi ini, maka setiap perusahaan terdapat satu orang atau beberapa orang yang merupakan atau membentuk suatu bagian pengawasan persediaan yang diberi tanggung jawab dalampelaksanaan tersebut. Walaupun demikian tidak ada satu ketentuan yang dapat diberikan karena hal itu tergantung pada besar dan jenis perusahaan. Bila dilihat dari proses produksi bagian pengawaspersediaan sering diatur sebagai berikut :

1. Pada perusahaan yang proses terus menerus (continuous manufacturing), pengawasan persediaan biasanya merupakan bagian dari pengawas produksi, karena perlu di pertahankan arus bahan-bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancar dan efesien dari kegiatan produksi

2. Pada perusahaan dengan proses terputus-putus (intermittent manufacturing), keperluan akan kelancaran arus bahan-bahan tidak begitu tersa penting, dan dalam halini pengawasan persediaan dapat menjadi tanggung jawab dari manajer, pimpinan produksi,kepala bagian pembelian atau pejabat-pejabat yang setingkat (tergantung besar kecilnya perusahaan). Perusahaan yang besar pengawas persediaan melaporkan dan bertanggung jawab atas kegiatannya, sedangkan pada perusahaan yang kecil tidak jarang kepala bagian pembelian juga melakuikan pengawasan persediaan disamping melakukan fungsi pembelian.

Tugas-tugas bagian pengawas persediaan

1. menentukan jenis dan jumlah barang-barang yang harus dibeliuntuk persediaan

2. menentukan kapan pemesanan akan dilakukan

3. meminta kepada bagian pembelian untuk pembelian untuk membeli barang-barang/ bahan yang sudah ditentukan untuk persediaan

4. memeriksa barang-barang yang sudah diterima

5. mengadakan pengecekkan barang-barang mana yangcepat habis dan yang lambat habis

6. mengadakn pencatatn administrasi

7. mengadakan pemeriksaan secara langsung keadaan fisik bahan dan administrasi persediaan dalamgudang

8. menganalisis persediaan untuk dapat menentukan jumlah persediaan optimum dengan memperhatikan persediaan yang minimum,jumlah pesanan yang ekonomis,titik pemesanan kembali dan jumlah persediaan yang maksimum.

Hubungan pengawasan persediaan dengan perencanaan dan pengawasan produksi adalah seperti kita ketahui tujuan perencanaan dan pengawasan produksi adalah untuk dapat berhasiltercapainya tujuan perusahaan yaitu kelancaran operasi dan kelangsungan hidup serta dapat berkembangnya perusahaan pabrik. Dalam rangka untuk mencapai tyujuan tersebut peran pengawas persediaan adalah sangat penting. Oleh karena itu kegiatan pengawasan persediaan yang dilakukan haruslah didasarkan atas perencanaan dan pengawasan produksi yang telah ditetapkan dan dijalankan. Besarnya volume produksi dan skedul produksi yang telah ditentukan akan menentukan besarnya persediaan optimum, besarnya pesanan dan skedul pemesanan.Agar supaya perencanaan dan pengawasan produksi dan pengawasan persediaan dapat berjalan dengan efektif, keduanya harus berjalan bersama-sama. Perencanaan dan pengawasan produksi mengusahakan agar proses produksi dapat berjalan lancar dan efesien serta sesuai denga skedulyang telah ditetapkan. Sedangkan pengawasan persediaan mengatur besarnya persediaan bahan-bahan yang dapat dijamin lancarnya produksi serta kelangsungan produksi dengan biaya yang sekecil-kacilnya, seperti apa yang diharapkan dalam perencanaan dan pengawasan produksi.

6.3. Pengendalian Persediaan Dengan Metode Jumlah Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity/EOQ)

Biaya Persediaan (TIC) per tahun = k.D/Q + h.Q/2

Dimana,

EOQ : 2k.D/h

Keterangan :

D : Demand (permintaan)

k: biaya pemesanan (k per pesanan)

Q : Pemesanan dalam jumlah yang paling ekonomis (EOQ)

h : Biaya penyimpanan

Contoh soal :

Bilamana diramalkan kebutuhan/permintaan akan produk sebesar D : 160 unit per tahun dengan biaya pemesanan (k) sebesar Rp. 10.000,- per pesanan dan biaya penyimpanan (h) sebesar Rp. 2.000,-/ unit per tahun ; maka tentukan berapa EOQ dan TIC nya ? Selanjutnya berikan gambaran yang bisa menunjukkan bahwa dengan pemesanan sebesar EOQ akan benar-benar bisa memberikan total biaya persediaan terkecil.

Dari Formulasi EOQ : 2k.D/h

Diperoleh

EOQ atau Qo : 2 x10.000 x 160 / 2.000 : 40 unit

Dengan demikian

Biaya persediaan (TIC) dapat diperoleh : k.D/Qo + h.Qo/2

Atau sebesar : 10.000 x 160/40 + 2.000 x 40/2 : Rp. 80.000,-

Untuk membuktikan Qo = 40 unit /pesanan akan bisa memberikan biaya persediaan yang paling minimal dapat dilihat pada gambar berikut ini :

0 Q = 20 Q = 40 Q = 80

Q (unit)

Seadainya pemesanan dilakukan sejumlah Q : 20 units/ tahun,maka akan diperoleh biaya persediaan sebesar :

TIC20 = 10.000 x (160/20) + 2.000 x (20/2) = Rp. 100.000,-

Sedangkan bila pemesanan dilakukan sejumlah Q = 80 unit/ tahun, akan diperoleh biaya persediaan sebesar

TIC80 = 10.000 x (160/80) + 2.000 x (80/2) = Rp. 100.000,-

Dari perhitungan ini akan tampak pemesanan < Qo (20 Unit) atau > Qo (80 unit) akan menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp. 100.000,-atau lebih besar dari biaya persediaan minimal (EOQ = 40 unit). Dengan demikian terbukti kalau pemesanan sebesar EOQ (Qo) akan mampu memberikan tingkat biaya persdian yang terkecil.

Waktu Pemesanan

Untuk mencari siklus waktu pesanan/pengadaan persediaan optimal (to) dapat ditetapkan berdasarkan rumus :

to = Qo/D

dimana

to = saat kapan pesanan ekonomis dilaksanakan

Dari persoalan diatas, maka to = 40/160 = 0,25 tahun atau 62.5 hari kerja (dalam hal ini satu tahun dialokasikan dalm 250 hari kerja) selanjutnya bilamana harga per unit (b) produk tersebut adalah sebesar Rp. 10.000,- per unit ; maka Total Cost (TC) untuk pengadaan persediaan per tahun dapat dihitung :

TC = TIC + b.D = Rp. 80.000,-+ (Rp. 10.000,-) . 160 = Rp. 1.680.000,-/tahun

Titik Pemesanan Kembali

Titik pemesanan kembali (reorder point) merupakan titik saat pemesanan barang harus dilakukan sebanyak yang dibutuhkan, banyaknya persediaan yang ada digudang, atau banyaknya persediaan yang direncanakn untuk mengantisipasi kebutuhan produksi yang akan datang. Pada saat persediaan sudah mencapai suatu tingkat tertentu (reorder level), maka pemsann dalam jumlah yang ekonomis harus dibuat, yaitu padasaat to. Saat pemesanan dilakukan dengan jumlah EOQ atau Qo sampai dengan saat barang yang dipesan datang, maka hal ini dikenal dengan istilah lead-time. Titik pemesanan kembali pada saat tingkatpersedian sudah menunjukkan sejumlah tertentu (TPK) dapat diformulasikan sebagai berikut:

TPK = SS + L. D

Dimana ,

TPK = Reorder Level

SS = Safety stock

L. D = Permintaan atau laju pemakaian perediaan selama tenggang waktu pemesanan sampai dengan kedatangan barang (lead-time).

Dalam model EOQ nilai Safety Stock (SS) = 0

Contoh soal ;

Bilamana kebutuhan /permintaan akanproduk (D) sebesar 160 unit/tahun, biaya pemesanan (k) = Rp. 10.000,-, biaya penyimpanan (h) = Rp. 2.000,-/tahun;maka tentukan berapa TPK dan biaya persediaan (TIC) nya/ dalam hal ini persediaan akan memiliki stock pengaman (safety stock), SS = 5 unit , dan Lead-time (L) 1 bulan. Dari persoalan ini telah diperoleh perhitunga untuk EOQ(Qo) adalah sebesar 40 unit/pesanan, sehingga berdasarka formulasi-formulasi yang ada maka nilai TPK dan TIC dapat diperoleh berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut:

TPK = SS + L.D

= 5 + 1 (bln) x 160 (unit)/12 (bln)

= 16 unit

TICo = D/Q.k + (SS + Qo/2). H

= 160/40 x 10.000 +(5 + 40/2) x 2.000

= Rp. 90.000,-

BAB VIII

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN SERTA PENETAPAN STANDART MUTU (PENGENDALIAN KUALITAS)

Difinisi dan Konsep Pengendalian Kualitas

Secara definitif yang dimaksud dengan kualitas atau mutu suatu produk/ jasa adalah derajat/tingkatdimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen(finess for use). Sedangkan yang dimaksud dengan pengendalian kualitas adalah suatu sistem verifikasi dan penjagaan /perawatan dari suatu tingkatan derajat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari kegiatan pengendalaian kualitas ini benar-benar bisa memenuhi standart-standart yang telah dilaksanakan/ditetapkan. Aktifitas pengendalian kualitas umumnya akan meliputi kegiatan-kegiatan :

1. Pengamatan terhadap performans produk atau proses

2. Membandingkan performans yang ditampilkan tadi dengan standar-standar yang berlaku.

3. Mengambil tindakan apabila terdapat penyimpangan penyimpangan yang cukup signifikan(accept or reject)dan apabila perlu dibuat tindakan untuk mengoreksinya.

Dimana aktifitas tersebut dilaksanakan mulai pada saat produk dirancang, diproses, sampai selesai dan didistribusikan ke konsumen.

Kegiatan pengendalian kualitas selain berkepentingan untuk menemukan kesalahan,kerusakan,atau ketidak sesuaian suatu produk atau proses dalam memenuhi fungsi yang diharapkan juga mencoba menemukan sebab musabab terjadinya kesalahan tersebut dan kemudian memberi alternatif-alternatif menyelesaikan masalah yang timbul.

Kegiatan pengendalian kualitas antara lain meliputi aktifitas-aktifitas sebagai berikut:

1. Perencanaan kualitas pada saat merancang (desain) produk dan proses pembuatannya.

2. Pengendalian dalam penggunaan segala sumber material yang dipakai dalam proses prose produksi (incoming material control)

3. Analisis tindakan koreksi dalam kaitannya dengan cacat-cacat yang dijumpai pada produk yang dihasilkan.

Parameter yang menentukan produk harus mampu memenuhi konsep fitness for use, yaitu :

1. Kualitas Desain/Rancangan (Quality Of Design)

Derajat dimana kelas atau katagori dari suatu produk akan mampu memberikan kepuasan pada konsumen secara umum. Kualitas rancangan secar umum dipengaruhi oleh 3 faktor,yaitu aplikasi penggunaan, pertimbangan biaya dan kebutuhan/permintaan pasar (market demand). Berdasarkan ketiga faktor tersebut maka didalam merancang suatu produk haruslah dipertimbangkan masak-masak jangan sampai over design.

2. Kualitas Kesesuaian (Quality Of Conformance)

Suatu produk harus dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai (conform) dan memenuhi Spesifikasi, Standar dan kriteria-kriteria standart kerja lainnya yang telah disepakati. Dalam pemakaian nantinya,maka produk tersebut harus pula sesuai dengan fungsi yang telah dirancang sebelumnya. Kualitas kesesuaian ini akan berkaitan dengan tiga macam bentuk pengendalian (kontrol) sebagai berikut :

Pencegahan Cacat (Defect Prevention)

Mencari Kerusakan , Kesalahan Atau Cacat (Defect Finding)

Analisa Dan Tindakan Koreksi (Defect Analysis And Correction)

Keuntungan Dan Biaya Pelaksanaan Pengendalian Kualitas

Keuntungan yang diperoleh perusahaan apabila melaksanakan manajemen kualitas sebaik-baiknya, yaitu antara lain :

1. Menambahkan tingkat efesiensi dan produktifitas kerja

2. Mengurangi kehilangan-kehilangan (losses) dalam proses kerja yang dilakukan seperti mengurangi waste produk/produk tak terpakai atau menghilangkan waktu-waktu yang tidak produktif.

3. Menekan biaya dan save money (simpanan uang)

4. Menjaga agar penjualan (sales) akan tetap meningkat sehingga profit tetap diperoleh (meningkatkan potensi daya saing).

5. Menambah reliabilitas (keandalan) produk yang dihasilkan.

6. Memperbaiki moral pekerja tetap tinggi

Semakin tinggi kualitas produk akan memyebabkan semakin tinggi pula biaya /beban yang harus dipikul perusahaan. Akan tetapi yang jelas tetap diharapkan mampu dikembalikan dalam bentuk profit yang disebabkan produk bersangkutan memiliki daya saing tinggi.

Biaya Pelaksanaan Pengendalian Kualitas

Biaya yang harus dipikul dalamkaitannya dengan pelaksanaan pengendaliankualitas antara lain:

1. Biaya Akibat Kesalahan/Cacat

2. Biaya Pencegahan Sebelum Terjadi Kesalahan

Contoh : pelatihan, kelengkapan peralatan kerja,intruksi kerja, dll

3. Biaya Inspeksi dan Evaluasi Produk

Contoh : kalibrasi peralatan kerja dan pengukuran,material/produk yang rusak,dll

Metode Teknik Pengendalain Kualitas :

Ada beberapa metode teknik dalam pengemdalian kualitas diantaranya :

1. Lembar Isian (Check Sheet)

Lembat isian merupakan alat batu untuk memudahkan prose pengumpulan data. Bentuk dan isiannya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Didalam pengumpulan data maka data yang diambil harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan analisis dalamarti bahwa data harus :

Jelas , tepat dan mencerminkan fakta

Dikumpulkan dengan cara yang benar, hati-hati dan teliti

Untuk mempermudah proses pengumpulan data ini akan perlu dibuat suatu lembar isian (check sheet), dimana perlu pula diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Maksud pembuatan harus jelas

a. Informasi apa yang ingin diketahui ?

b. Apakah data yang nantinya diperoleh cukup lengkap sebagai dasar untuk mengambil tindakan ?

Stratifikasi harus sebaik mungkin

a. Mudah dipahami dan diisi

b. Memberikan data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui

Dapat diisi dengan cepat , mudah dan secara otomatis bisa segera dianalisa. Kalau perlu disini dicantumkan gambar dari produk yang dicheck.

2. Diagram Sebab Akibat

Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas out-put kerja. Disamping untuk mencari penyebab-penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah. Dalam hal ini metode sumbang saran akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kerja secara detail.

Ada 4 prinsip sumbang saran yang bisa diperhatikan, yaitu :

Jangan melarang seseorang untuk berbicara

Jangan mengkritik pendapat orang lain

Semakin banyak pendapat, maka hasil akhir akan semakin baik

Ambillah manfaat dari ide atau pendapat orang lain.

Untuk mencapai faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan 5 faktor penyebab utama yang signifikan dan perlu diperhatikan :

Manusia

Metode Kerja

Mesin dan Peralatan kerja lainnya

Bahan-bahan baku

Lingkungan kerja

3. Diagram Pencar

Diagramini dipakai untuk melihat korelasi (hubungan ) dari suatu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap faktor lain ( karakteristik kualitas kerja). Prosedur pembuatan diagrampencar :

a. Kumpulkan 20 sampai 100 pasang sample data yang hubungannya akan kita teliti. Masukkan data ini dalam suatu lembar data. Sebagai contoh kita ingin melihat apakah ada korelasi antara umur pemakaian dengan biaya perawatanyang harus dikeluarkan setiap tahunnya

b. Gambarkan dua buah sumbu secara vertikal(y) dan horisontal (x) ini sebaiknya samapanjang agar mudah dibaca. Apabila hubungan antara dua data ini merupakan hubungan sebab akibat maka sumbu vertikal biasanya akan menunjukkan nilai kuantitatif dari akibat,sedangkan sumbu horisontal akan menunjukkan nilai kuantitatif dari sebab

c. Plot data yang ada dalamgrafik. Titik-titik data ini diperoleh dengan memotong nilai kuantitatif dari kedua sumbu.Apabila nilai data berulang dan jatuh pada titik yang sama maka lingkari titik tersebut sesuai dengan frekuensi pengulangannya.

Mutu Terpadu (Total Quality Control) Sebagai Bagaian Dari Manajemen Industri

Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) atau lebih dikenal dengan Total Quality Control (TQC) adalah konsep pendekatan manajer ala Jepang (berasal mula dari Amerika) dan disesuaikan dengan kultur budaya masyarakat Jepang. Secara definitif PMT adalah berbagai kegiatan dalampenyelidikan dan pengembangan produksi, penjualan, danpelayanan purna jualdengan cara rasionaluntuk mencapai kepuasan tingkat yang paling ekonomis.

Peningkatan kualitas produk industri dan daya saing tidak hanya dicapai dengan penggunaan teknologi yang maju dan canggih saja, akan tetapi juga melibatkan organisasi perusahaan secara keseluruhan dan menuntut kewajiban,tanggung jawab serta partisipasi aktif dari segenap karyawan pelaksana, pimpinan bawah(low management) sampai pimpinan teratas (top manajement). Penerapan sistem manajemen pengendalian mutu terpadu harus didukung dan diikuti kegiatan dari apa yang disebut dengan Gugus Kendali Mutu (GKM). Gugus Kendali Mutu adalah kelompok kecil karyawan pelaksana kadang-kadang dipimpin oleh mandor (supervisor) yang secar suka rela akan mencari jalan dan cara untuk memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya-biaya produksi ditempat-tempat manapun kelompok ini berada dalamsistem produksi.

PMT/TQC merupakan sistem yang efektif untuk melakukan pengendalian atau peningkatan kualitas karena dalamkonsep PMT pengertian mengenai kualitas tidak saja ditekankan pada kualitas produk atau proses pembuatannya saja, akan tetapi mencakup banyak hal, antara lain :

1. Kualitas produk/jasa itu sendiri

2. kualitas kegiatan atau proses kerja

3. kualitas penjualan yang menyangkut harga dan kualitas purna jual yang akan menyangkut kegiatan maintenance serta pengadaan peralatan suku cadang.

4. Kualitas ketepatan waktu dan cara penyampaian/penyerahan barang ketangan konsumen yang membutuhkannya.

5. Kualitas keselamatan (safety) serta moral/semangat kerja setiap individu yang terlibat dalamproses industri

6. kualitas pengumpulan dan pengolahan data

Sistem Pengendalian (Control) Dalam PMT/TQC

Pengertian pengendalian dalammanajemen PMT/TQC adalah dilaksanakan dengan memutar daur Plan-Do-check-Action (PDCA) atau disebut pula dengan lingkaran Deming karena yang mengintroduksikan pertama kali adalah W. Edward Deming.

Plan : Buatlah rencana yang sesuai sebelum mulai bekerja

Do : Laksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah

Ditetapkan sebelumnya.

Check : Teliti apakah pekerjaan sudah sesuai dengan

rencana yang dibuat, ukur performans keluaran

dan bandingkan dengan standart kualitas yang telah

ditetapkan

Action : Bilama perlu dilakukan tindakan perbaikan, karena

Hal ini merupakan dasarrencana selanjutnya

Proses produksi akan menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai jikalau terdapat pengendalian mutu dalam setiap tahap proses produksi yang berlangsung. Dimana dalam setiap tahap produksi ini akan merupakan gugus (circle) mata rantai proses produksi yang harus dapat dijamin keterpaduan dan kerja sama antar karyawan dengan manajemen untuk menghasilkan kualitas kerja yang optimal.

Prinsip-Prinsip Dasar PMT/TQC yang harus diperhatikan adalah :

1. Orientasi kepada pelanggan

2. Berorientasi pada cara kerja tim (team Work)

3. Orientasi pada pengembangan Sumberdaya Manusia

4. Orientasi pada pemecahan masalah secara obyektif rasional

Syarat Pokok Suksesnya Penerapan Konsep PMT/TQC

1. Seleruh sumberdaya manusia yang turut serta dalam proses produksi baik tingkat manajemen puncak, menegah maupun pelaksana mengerti dan menghayati arti PMT/TQC dan mau melakukannya dalam proses produksi atau pekerjaan lain yang berkaitan.

2. PMT/TQC sebagai totalitas pengendalian terhadap mutu produk, secara bertahap atau berjenjang merupakan rangkaian dari suatu proses produksi yang menjadi tanggung jawab masing-masing kelompok kecil dalam suatu rangkaian dari suatu proses produksi yang menjadi tanggung jawab masing-masing kelompok kecil dalam suatu rangkaian yang terpadu dari Gugus Kendali Mutu yang bekerja dalam satuan tim/kelompok

3. Seluruh mata rantai dan sistem tersebut dapat bekerja secara efektif dan efesien baik disebabkan oleh latar belakang pendidikan dan peletihan yang baik maupun sasaran produksi yang baik menyangkut segi teknologi, pengalaman kerja karyawan serta adanya sikap mental yang positif dari karyawan

4. Sikap mental positif tersebut adalah dengan bekerja produktif dalam suatu semangat kelompok (tim) yang kuat akan menjamin mutu produksi yang tinggi, sumber imbalan jasa yang lebih baik bagi tenaga kerja, oleh karena adanya jaminan pasar yang luas serta menguntungkan bagi perusahaan.

PMT/TQC akan berhasil dengan baik bilamana setiap anggotanya (karyawan) yang terlibat dalamproses produksi tersebut menyadari sepenuhnya mengenai :

1. Apa yang harus mereka lakukan

2. Mengapa hal tersebut harus dilakukan

3. Hambatan /kendala apa saja yang harus mereka hadapi dan harus bisa diatasi

4. Alternatif-alternatif apa yang harus dipilih untuk mengatasi kendala yang ada dan untuk mencapai target sasaran yang ditetapkan.

Manusia

Material

Mesin

Metode

Money

Market

Controlling

Organizing

Actuating

Planning

Proses Produksi

Keluaran:

Produk akhir

Jasa/Servis

Informasi

Limbah

TIC20

TIC80

TIC0

Rp. 100.000

Biaya (Rp)

Rp. 80.000

TIC = k.D/Q + h.Q/2

Biaya Penyimpanan

(h.Qo/2)

Biaya Pemesanan

(k.D/Qo)

Action Plan

(Tindakan) (Rencana)

Check Do

(Teliti) (Kerjakan)

_1175932116.unknown