59
Nina Fitriyana (A141043) Ira Monica (A141060) Arida Siti Agustin (A141076) Retno Anjarwati (A141085) Ratna Handayanthi (A141082) Industri Farmasi Kelompok 5:

Industri Farmasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

industri farmasi dan penjelasannya

Citation preview

Nina Fitriyana (A141043)Ira Monica (A141060)Arida Siti Agustin (A141076)Retno Anjarwati (A141085)Ratna Handayanthi (A141082)

Industri FarmasiKelompok 5:

Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit.

Farmasi…

Seseorang dapat dikatakan Farmasis atau Apoteker apabila melakukan pendidikan S-1 Farmasi, kemudian melanjutkan pendidikan profesi apoteker.

Jadi, apa itu Apoteker?

Apoteker

Menurut Permenkes RI No. 889/Menkes/PER/V/2011Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

Apoteker sebagai profesi

Menurut Hughes, E.C.Definisi ini menggambarkan suatu hubungan pelayanan antar-manusia, sehingga tidak semua pekerjaan atau keahlian dapat dikategorikan sebagai profesi.

Menurut Schein, F.H.1. Memiliki pengetahuan khusus, yang

berhubungan dengan kepentingan sosial. Pengetahuan khusus ini dipelajari dalam waktu yang cukup lama untuk kepentingan masyarakat umum.

2. Sikap dan Prilaku Profesional. Seorang profesional memiliki seperangkat sikap yang mempengaruhi prilakunya. Komponen dasar sikap ini ialah mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Menurut Marshall, seorang profesional bukan bekerja untuk dibayar, tetapi ia dibayar supaya ia dapat bekerja.

3. Sanksi Sosial. Pengakuan atas suatu profesi tergantung pada masyarakat untuk menerimanya. Bentuk penerimaan masyarakat ini ialah dengan pemberian hak oleh negara untuk melaksanakan praktek suatu profesi.

Prospek Kerja ApotekerMenurut PP No. 51 tahun 2009Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatantermasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi,pengamanan, pengadaan, penyimpanan danpendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaanobat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

Di mana saja Apoteker dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian?

Di mana saja Apoteker dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian?

Apoteker di Industri Farmasi

Definisi

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1799/Menkes/XII/2010Indutri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Mentri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.

Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan.

Apa perbedaannya?

Pembagian

Perbedaan industri farmasi padat modal dan padat karyaIndustri padat modal adalah industri yang menggunakan mesin-mesin produksi dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah tenaga kerjanya, sedangkan industri padat karya lebih banyak menggunakan tenaga manusia dari pada tenaga mesin.

Struktur Organisasi

Dalam industri farmasi, terdapat bagian-bagian utama dari organisasi industri farmasi tersebut dengan fungsinya masing-masing, di antaranya:

1. President Director (Direktur Presiden), merupakan posisi jabatan tertinggi dalam struktur organisasi industri farmasi. Direktur presiden berperan sebagai pemimpin tertinggi di industri farmasi.

2. HRD Manager, Dalam ilmu terapannya, HRD biasanya disebut sebagai “Personalia” atau “Kepegawaian”. HRD dalam manajemen disebut dengan “Human Capitol” atau “Human Resources Management”.

Arti lain dari Human Resources Development (Sumber Daya Manusia/SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Plant Manager (Manajer Produksi), bagian manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.

Tugas dari manajemen produksi, yaitu:• Merancang sistem produksi.• Mengoperasikan suatu sistem produksi untuk

memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.

4. Marketing Manager (Manajer Pemasaran), Tugas Utama manajer pemasaran yang pokok meliputi 3 hal pokok:•Mendapatkan pelanggan atau konsumen.•Mempertahankan pelanggan seumur hidup.•Menanggapi perubahan lingkungan termasuk persaingan.

5. Finance manager (Manajer Keuangan), Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Peranan

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 245/Menkes/SK/V/1990tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi Pasal 10, suatu industri farmasi obat jadi dan bahan baku obat setidaknya harus mempekerjakan secara tetap minimal tiga orang apoteker WNI sebagai manager atau penanggung jawab produksi, pengawasan mutu (Quality Control/QC), dan pemastian mutu (Quality Assurance/QA).

Ketiga bagian ini (produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu) harus dipimpin oleh orang yang berbeda yang tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain (indipenden) agar tidak terjadi tumpang tindih tugas dan perannya. Dari peraturan tersebut, sudah jelas bahwa apoteker diperlukan di industri farmasi, setidaknya untuk memimpin ketiga bagian tersebut.

Baik manager produksi, QC, maupun QA, ketiganya haruslah merupakan apoteker yang sudah berpengalaman di industri farmasi dan memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Oleh karena itu, seorang apoteker yang bekerja di industri farmasi tidak serta merta dapat menduduki posisi-posisi tersebut tetapi harus memulai karirnya dari bawah, misalnya dari level staff.

Perbedaan QA dan QC

Produksi hendaknya dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB sendiri menjamin produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi).

Tugas

Selain ketiga bidang tersebut masih banyak wilayah pekerjaan di industri farmasi yang juga sebenarnya membutuhkan peran apoteker di dalamnya.

Apa saja?

Penelitian dan pengembangan (Research & Development/R&D)

Di bagian penelitian dan pengembangan, baik untuk obat baru ataupun me too product, farmasis atau apoteker berperan dalam menentukan formula, teknik pembuatan, dan menentukan spesifikasi bahan baku yang digunakan, produk antara, dan produk jadi.

Pengembangan produk ini dilakukan mulai dari skala laboratorium, skala pilot, hingga skala produksi. Di beberapa industri, bagian pengembangan produk juga bertanggung jawab terhadap desain kemasan produk.

PPIC (Production Planning and Inventory Control)Bagian ini bertugas merencanakan produksi dan mengendalikan keseimbangan antara persediaan dengan permintaan sehingga tidak terjadi overstock maupun understock.

Bagian PPIC ini biasanya juga bergabung dengan bagian gudang (gudang bahan baku, bahan kemas, dan produk jadi) dan dikepalai oleh seorang apoteker.

Kenapa apoteker?

Karena apoteker dibekali pengetahuan tentang manajemen dan juga dibekali pengetahuan mengenai stabilitas bahan baku dan stabilitas sediaan sehingga penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang tepat dan mutunya tetap terjaga.

Pembelian (Purchasing)Bagian pembelian melayani pembelian bahan

baku dan bahan kemas yang dibutuhkan baik untuk proses produksi, proses penelitian dan pengembangan produk, maupun untuk pengujian-pengujian yang dilakukan QC.

Kepala atau manager pembelian sebaiknya seorang apoteker karena apotekerlah yang mengetahui tentang bahan baku dan bahan kemas itu sendiri beserta dokumen-dokumen penyertanya sehingga perusahaan tidak salah memilih atau tertipu oleh supplier (pemasok bahan baku atau bahan kemas).

RegistrasiDalam registrasi obat ke Badan POM diperlukan

dokumen-dokumen yang harus disiapkan, seperti dokumen bahan aktif, formula, proses pembuatan, data uji disolusi terbanding, data uji stabilitas, dan lain-lain. Data-data tersebut yang mengerti adalah seorang farmasis.

Promosi obat kepada tenaga profesional lain (medical representative)Apoteker dapat mempromosikan obat kepada tenaga profesional lain seperti kepada dokter karena apotekerlah yang paling mengerti tentang obat sehingga dapat menjelaskan keunggulan produk yang ditawarkannya dari sisi ilmiah.

Kompetensi Keahlian

Seperti halnya peran-peran farmasi di industri, misalnya pekerjaan farmasi dalam membuat formula obat. Dalam membuat formula obat harus memiliki jaminan dan pengawasan mutu di industri farmasi.

1. Jaminan Mutu (Quality assurance –QA)Jaminan mutu adalah keseluruhan aktivitas

dalam berbagai bagian dari sistem untuk memastikan bahwa mutu produk atau layanan yang dihasilkan selalu konsisten sesuai dengan direncanakan.

Adapun cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah bagian dari pemastian/jaminan mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratan dalam izin edar dan spesifikasi produk.

Prinsipnya pun menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dengan tujuan penggunaannya dan mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu.

Aspek-aspek CPOB, di antaranya:•Personalia•Bangunan dan Fasilitas•Peralatan•Sanitasi dan Higiene•Produksi•Pengawasan Mutu

2. Pengawasan Mutu – PM (Quality –QC)Bagian dari CPOB yang berhubungan dengan: pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan.

Prinsip dari pengawasan mutu adalah: 1. Memastikan tiap obat yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.2. Mutlak melibatkan semua unsur yang berkepentingan, mulai obat dibuat-distribusi.Bagian pengawasan mutu berdiri sendiri.

Adapun tujuan pokoknya, yaitu:• Menyusun dan merevisi prosedur pengawasan

dan spesifikasi• Menyiapkan intruksi tertulis yang rinci untuk tiap

pemeriksaan, pegujian dan analisis.• Menyusun rancangan dan prosedur tertulis.• Menyimpan contoh pertinggal.• Meluruskan/menolak setiap bets bahan

awal/produk antara/ruahan dan obat jadi.

• Meneliti semua dokumentasi yang berhubungan dengan pengolahan/pengemasan dan pengujian obat jadi.

• Mengevaluasi stabilitas semua obat jadi secara berlanjut.

• Menetapkan tanggal kadaluarsa dan batas waktu penggunaan bahan awal dan obat jadi.

• Mengevaluasi dan menyetujui prosedur pengolahan ulang suatu produk.

• Menyetujui penunjukkan pemasok bahan baku dan bahan pengemas.

• Mengambil bagian dalam pelaksanaan program validasi.

Bagaimana dengan jenjang karirnya?

Ingin bekerja seperti apakah saya

setelah menjadi Apoteker nanti???

Tips-tips

1. Luangkan waktu Anda untuk membuat keputusanJangan terburu-buru dalam membuat keputusan apa yang harus dilakukan setelah lulus. Coba luangkan waktu Anda untuk mereview semua pilihan Anda. Pertimbangkan kemana ujung dari karir tersebut, kemudian sesuaikan dengan kompetensi dan minat Anda.

2. Uang bukanlah segalanyaUang yang dihabiskan untuk kuliah di farmasi memang tidak sedikit. Jadi, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain melakukan yang terbaik bagi setiap pekerjaan yang dilakukan, dengan cara yang baik.Jangan tergiur dengan iming-iming gaji besar namun melawan hati nurani dan mencoreng citra apoteker yang sedang dibangun oleh para apoteker baik itu.

3. Banyak bertanya pada orang yang sudah berkecimpung di dunia karir farmasiSeperti yang kita tahu, malu bertanya sesat di jalan. Tanya pada lebih dari satu atau dua orang. Semakin kita tahu dari berbagai macam sudut pandang, semakin kita yakin bidang tersebut sesuai dengan diri kita atau tidak.

Hal lainnya, cobalah untuk mendapatkan pengalaman dari magang atau bekerja paruh waktu di tempat yang kita inginkan untuk bekerja kelak.

4. Jangan takut untuk mencoba pekerjaan alternatif Kebanyakan para fresh graduate farmasi/apoteker setelah lulus, masuk ke bidang retail (apotek) karena merasa di sanalah wadah yang paling tepat untuk apoteker. Masyarakat kebanyakan juga hanya tahu bahwa apoteker adalah APOTEK-ER (orang yang bekerja di apotek). Namun, ada banyak alternatif untuk bekerja setelah lulus dari sekolah farmasi selain di retail farmasi.

5. Manfaatkan Career DayBanyak kampus yang mengadakan Career Day di

mana mahasiswa dapat berkomunikasi langsung dengan perusahaan farmasi. Bahkan, mengadakan perekrutan fresh graduate langsung dari sekolah tersebut. Ambil manfaat dari event-event seperti ini. Banyak yang akan kita ketahui mengenai perusahaan tersebut dan prospeknya.

Terima kasih