36
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT Tatanan : 7 Ketahanan Pangan Dan Gizi TAHUN 2016

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

  • Upload
    hakiet

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

0

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT

Tatanan : 7 Ketahanan Pangan Dan Gizi

TAHUN 2016

Page 2: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

1

Tabel. Indikator Khusus Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

NO TATANAN SCORE NILAI NARASI INDIKATOR KHUSUS

7. Ketahanan Pangan dan Gizi (900)

1 Meningkatnya produksi

tanaman pangan

100

Pada tahun 2015 produksi

pertanian tanaman pangan

untuk padi dengan hasil produksi mencapai 184.604

ton, jagung mencapai 90.959,

ubi jalar mencapai 52 ton,

kacang tanah mencapai 2.907

ton, dan produksi kedelai mencapai produksi 10.326 ton.

Apabila dilihat dari wilayah

penghasil produksi tertinggi,

maka untuk komoditas padi

tertinggi pada wilayah

Kecamatan Panggul, ubi kayu pada Kecamatan Dongko,

kacang tanah pada wilayah

Kecamatan Durenan, produksi

jagung tertinggi pada

Kecamatan Tugu dan produksi tertinggi kedelai pada

Kecamatan Tugu dan

Kecamatan Gandusari (Data

Terlampir)

a. Meningkat 100

b. Sama dengan tahun

sebelumnya

50

c. Menurun 0

2 Kasus gizi buruk

100

Dengan peningkatan kegiatan

surveilans untuk penemuan

kasus gizi buruk sedini

mungkin sehingga pengobatan juga dapat dilakukan sedini

mungkin. Pada Tahun 2015,

kasus gizi buruk di Kabupaten

Trenggalek mencapai 286

kasus, menurun dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 308

kasus. (Data Terlampir)

a. Menurun 100

b. Sama dengan tahun

sebelumnya

50

c. Meningkat 0

3 Tersedianya cadangan pangan

dan lumbung pangan di

masyarakat

100

Cadangan Pangan dan

Lumbung pangan tersedia.

Dalam upaya penyediaan

pangan secara mandiri dan

keberlanjutan, diperlukan

adanya terobosan program melalui konsep berkebun di

pekarangan rumah atau

pemanfaatan lahan kosong

untuk ditanami tanaman produktif (Urban Farming atau

Kawasan Rumah Pangan Lestari), intensifikasi lahan,

menanam tanaman yang

mempunyai nilai ekonomi

tinggi. Selain itu juga yang

harus menjadi perhatian adalah mengenai pangan yang

Beragam, Bergizi, Seimbang

dan Aman (B2SA) dan

terpenuhinya cadangan pangan

di Kabupaten Trenggalek.

Cadangan pangan masyarakat dilaksanakan dengan membuat

lumbung pangan 29 unit.

a. Tersedia dan berfungsi

dengan baik

100

b. Tersedia tetapi tidak

berfungsi

50

c. Tidak tersedia 0

Page 3: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

2

NO TATANAN SCORE NILAI NARASI

4 Ketersediaan pangan (diambil

dari neraca bahan makanan):

100

Ketahanan pangan merupakan

upaya sistematis dalam rangka

memenuhi kebutuhan konsumsi pangan setiap

individu dalam suatu wilayah

yang tercermin dari

tersedianya pangan yang

cukup baik jumlah maupun

mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau

serta tidak bertentangan

dengan agama, keyakinan, dan

budaya masyarakat, untuk

dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

Penyediaan pangan di

Kabupaten Trenggalek hingga

saat ini masih terkendala oleh

beberapa faktor diantaranya: (i)

keterbatasan lahan, (ii) anomali iklim dan (iii) bencana banjir.

Atas intensifikasi lahan

pertanian dan pekarangan hasil

produksi pangan di Kabupaten

Trenggalek mengalami surplus, bahkan hasil padi dapat dijual

ke daerah lain karena melebihi

kebutuhan, demikian juga

sayuran. Angka kecukupan gizi

masyarakat Tahun 2014 adalah

energi sebesar 5.617 kkal/kap/hari dan protein

sebesar 270,74 gram/hari.

Sedangkan Tahun 2015 Angka

Kecukupan Gizi Masyarakat

meningkat dimana energi sebesar 5.630 kkal/kap/hari

dan protein sebesar 283,84

gram/hari . (Data Terlampir)

a. Energi Lebih besar sama

dengan 2.400

Kkal/perkapita/hari

100

b. Energi 2.150 sampai

dengan 2.400 Kkal/perkapita/hari

50

c. Energi kurang dari 2.150 Kkal/perkapita/hari

0

5 Adanya kasus keracunan

pestisida pada petani

100

Tidak ada kasus keracunan

pestisida pada petani dalam

kurun waktu Tahun 2014-

2015. Melalui intensifikasi

pembinaan pada kelompok tani tentang penggunaan bahan

pembasmi hama (pestisida)

yang ramah lingkungan dan

aman.

a. Tidak ada 100

b. Ada dan menurun dari

tahun sebelumnya

50

c. Ada dan meningkat dari

tahun sebelumnya

0

6 Adanya penyuluhan

pengendalian hama terpadu

dan penggunaan pestisida

100

Penyuluhan pengendalian hama

terpadu dan penggunaan

pestisida dilaksanakan secara rutin. Kegiatan penyuluhan

pengendalian hama terpadu

maupun penggunaan pestisida

yang ramah lingkungan

dilaksanakan oleh petugas

penyuluh pertanian pada masing – masing kecamatan,

baik kepada kelompok tani

maupun pembinaan lapangan

pada petani. Disamping itu juga

telah dilakukan Demplot pada tiap – tiap kecamatan

a. Ada dan rutin 100

b. Ada dan kadang-kadang 50

c. Tidak ada 0

Page 4: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

3

NO TATANAN SCORE NILAI NARASI

7 Berfungsinya lembaga

distribusi pangan yang ada di

masyarakat (koperasi, kelompok tani)

100

Lembaga distribusi pangan

yang ada di masyarakat

(koperasi, kelompok tani). Lembaga distribusi pangan

yang ada di masyarakat

berfungsi dengan baik.

Lembaga terkait meliputi

Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan), Koperasi Tani, Kios Usaha Tani, pertokoan maupun

pasar.

a. Ada dan berfungsi 100

b. Ada dan tidak berfungsi 50

c. Tidak ada 0

8 Adanya program pertanian

organic oleh pemerintah dan

masyarakat

100

Program pertanian organik

diintensifkan di Kabupaten

Trenggalek baik oleh

pemerintah maupun

masyarakat melalui pemanfaatan pupuk organik

maupun penggunaan pestisida

ramah lingkungan. Disamping

itu juga optimalisasi

pembudayaan kompos yang

berasal dari sampah kandang, dapur maupun limbah tanaman

lainnya. Program pertanian

organik telah lama

diimplementasikan di

Kabupaten Trenggalek. Program pertanian organik sudah

dilaksanakan, salah satunya di

Desa Cakul Kecamatan Dongko

yaitu dengan mengembangkan

padi organik.

a. Ada dan luas areanya

meningkat

100

b. Ada dan luas areanya tetap 50

c. Tidak ada 0

TOTAL NILAI 800

NILAI MAKSIMUM 800

NILAI AKHIR 100,00%

Skor Penilaian Minimal :

Padapa 65%

Wiwerda 75%

Wistara 80%

Page 5: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

4

Catatan/Komentar Tim Penilai :

Usulan Wistara; total nilai verifikasi lapangan = 34.200 Nilaiimal untuk Wistara (33.250 (80%) Dengan demikian kota x d sulkan untuk memperoleh Swastiengan ka ....................................................... 2016

TIM VERIFIKASI :

NO Nama

Instansi Tandatangan

1.

…………………………….. ……………………. ……………………

2.

……………………………… ……………………. ……………………

3.

…………………………….. ……………………. ……………………

4.

…………………………….. ……………………. ……………………

5.

……………………………… ……………………. ……………………

Page 6: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

5

PEMBAHASAN INDIKATOR KHUSUS

TATANAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan Pangan

dan Gizi bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya

Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, memenuhi

kecukupan Gizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk mewujudkan Status Gizi yang baik agar

dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Di dalam mewujudkan ketahanan pangannya, setiap negara memiliki konsep

yang unik tergantung dari kondisi masing-masing negara. Indonesia sebagai negara

dengan kondisi wilayah geografis, sosial, budaya, ekonomi, dan penguasaan terhadap

teknologi yang khas; seharusnya mampu membangun sistem ketahanan pangan yang

tidak hanya unik tapi juga kokoh dan mengakar. Untuk itu, diperlukan suatu upaya

yang menyeluruh untuk membangun ketahanan pangan sesuai dengan kondisi

Indonesia. Strategi yang dapat digunakan meliputi pemantapan ketersediaan pangan

dengan basis kemandirian yang berkedaulatan dengan mengutamakan potensi lokal

mulai dari penyediaan input hingga industri pengolahan akhir, peningkatan kemudahan

dan kemampuan mengakses pangan, peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi

pangan menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal, peningkatan status gizi

masyarakat, serta peningkatan mutu dan keamanan pangan.

Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Pemerintah No 17/2015 tentang

Ketahanan Pangan dan Gizi sebagai pelaksana UU No 18/2012 tentang Pangan. PP yang

diteken dan diundangkan 19 Maret 2015 ini mengatur cadangan pangan pemerintah

dan cadangan pangan pemerintah daerah, penganekaragaman pangan dan perbaikan

gizi masyarakat, kesiapsiagaan krisis pangan dan penanggulangannya, distribusi

pangan serta perdagangan dan bantuan pangan, pengawasan, sistem informasi pangan

gizi dan peran serta masyarakat.

Ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama upaya peningkatan status

gizi masyarakat yang paling erat kaitannya dengan pembangunan pertanian. Situasi

produksi pangan dalam negeri serta ekspor dan impor pangan akan menentukan

ketersediaan pangan yang selanjutnya akan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan

di tingkat wilayah. Sementara ketahanan pangan pada tingkat rumahtangga, akan

ditentukan pula oleh daya daya beli masyarakat terhadap pangan. Keberhasilan

tumbuh kembang pada masa kanak-kanak menentukan kualitas sumberdaya manusia

yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap keberhasilan pemba- ngunan nasional.

Faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, diantaranya faktor gizi,

kesehatan dan praktek pengasuhan (caring) yang terkait satu sama lain. Anak balita

merupakan kelompok penduduk yang paling rentan terhadap gangguan kesehatan dan

gizi.

Page 7: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

6

Ketahanan pangan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan pangan anggota rumah tangga dari segi jumlah, mutu, dan ragamnya sesuai

dengan budaya setempat. Sedangkan ketahanan pangan keluarga tercermin dari

ketersediaan, kemampuan daya beli, dan keterjangkauan keluarga dalam memenuhi

pangan. Ketersediaan pangan keluarga akan dipengaruhi oleh faktor keterjangkauan

(jarak) dan kemampuan daya beli keluarga terhadap bahan makanan. Bila keluarga

mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan yang disebabkan oleh

ketidakmampuan dalam menyediakan makanan karena jarak tepuh untuk

mendapatkan makanan tidak terjangkau atau tidak mampu membeli karena segi

ekonomi, maka keluarga tersebut dikatakan tidak tahan pangan. Kondisi ketahanan

pangan yang menurun, akan berakibat pada kurangnya pemenuhan gizi anggota

keluarga.

Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2015-

2025 dan juga prioritas Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek periode 2016-2021 (Dr.

Emil Elestianto Dardark, M.Sc dsan H. Mochamad Nur Arifin). Kabupaten Trenggalek

merupakan salah satu sasaran pengembangan wilayah di bagian selatan Jawa Timur

yang diduga penganekaragaman penyediaan pangan (Pola Pangan Harapan) di beberapa

kecamatannya masih rendah. Skor Pola Pangan Harapan di Kabupaten Trenggalek

tergolong rendah, dengan skor Pola Pangan Harapan tertinggi adalah Kecamatan

Bendungan yaitu sebesar 61.18. Beberapa kecamatan di Kabupaten Trenggalek juga

masih perlu ditingkatkan potensi ketahanan pangannya.

Penjabaran Misi Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek terkait Ketahanan Pangan dan Gizi

MISI 2 : Meningkatkan pembangunan sektor pertanian serta memberikan

perlindungan terhadap masyarakat untuk mewujudkan tata niaga

yang adil dan menyejahterakan;

2 . 1 . M e n g o p t i m a l k a n pengelolaan potensi

p e r t a n i a n b e r b a s i s

teknologi tepat guna dan

p e n i n g k a t a n

kesejahteraan petani, peternak dan nelayan

TUJUAN : SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH :

2.1.1. Meningkatnya ketersediaan dan

keanekaragaman pangan

2.1.2. Meningkatnya produksi, produktivitas, dan

daya saing produk pertanian dan peternakan

serta kesejahteraan petani dan peternak  

2.1.3. Meningkatnya produksi, produktivitas, daya

saing dan nilai tambah produk perikanan,

kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan,

serta kelestarian sumberdaya kelautan dan

perikanan

Page 8: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

7

Program Unggulan Intensifikasi Lahan Pertanian (Swasembada Pajale)

Program Unggulan Kawasan Agropolitan

PROGRAM UNGGULAN︎MISI 2

PROGRAM UNGGULAN︎MISI 2

Page 9: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

8

Program Unggulan International Durio Forestry

Program Unggulan Kakao Land

PROGRAM UNGGULAN︎MISI 2

PROGRAM UNGGULAN︎MISI 2

Page 10: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

9

Program Unggulan Revitalisasi Kebun Kopi Dilem Wilis

Program Unggulan Sentra Peternakan Rakyat

PROGRAM UNGGULAN︎MISI 2

PROGRAM UNGGULAN︎MISI 2

• Swasembada daging (ternak besar, kecil dan unggas);

• Sentra Peternakan Rakyat (SPR) dalam rangka Peningkatan Populasi Ternak dan Produksi Susu :

! Kecamatan Bendungan : Sapi Perah

! Kecamatan Tugu : Sapi Potong

! Kecamatan Suruh : Kambing PE

! Kecamatan Durenan : Unggas

• Pelestarian dan Pengembangan Sapi “GALEKAN”

" Plasma Nutfah asli Trenggalek;

" populasi saat ini tinggal 16 ekor;

" Keunggulan: tahan penyakit, karkas > 50%,

" daging kenyal.

Page 11: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

10

Program Unggulan Peningkatan Populasi Sapi

Program Unggulan Kawasan Minapolitan

PROGRAM UNGGULAN︎MISI 2

PROGRAM UNGGULAN︎MISI 2

SEBARAN FASILITAS UTAMA Kawasan Prigi

PARIWISATA

PERIKANAN

PELABUHAN LAUT

• Pantai Pasir Putih & Simbaronce (panjang: 1 km, luas: 4 ha)

• Pantai Prigi (panjang: 2 km, luas: 5 ha)

• Pantai Damas (panjang: 2 km, luas: 5.5 ha)

• Ecowisata mangrove Cengkrong

• Rencana kenaikan status Pelabuhan Nusantara menjadi Pelabuhan Samudera

• Kegiatan industri: Pabrik tepung ikan, Pemindangan Ikan Bengkorok, pabrik es

T

Area Pariwisata

Area Perikanan

Area Pelabuhan Niaga

Kws Rawan Tsunami

Jalan Kolektor

Jalan Lokal

Rencana JLS

Boulevard

ke Kota Trenggalek 44km

ke Tulungagung (rencana JLS)

ke Kec, Munjungan 26 km

Pantai Damas

Pantai Cengkrong

Pantai Prigi

Pelabuhan Perikanan

Pantai Pasir Putih

Pelabuhan Laut

14

Informasi panjang GARIS pantai

• Belum terbangun

Pantai prigi termasuk obyek wisata KPP Koridor selatan (Damas, III-5)

Panjang garis pantai + 15.2 km

Effective use : 5 km

Page 12: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

11

1. Meningkatnya produksi tanaman pangan

Adapun penggunaan lahan di Kabupaten Trenggalek tahun 2013 sampai

2015 jika dilihat dari jenisnya berdasarkan data yang diperoleh dari Badan

Pertanahan Nasional (BPN) Trenggalek, ternyata penggunaan tanah untuk budidaya

pertanian (sawah dan budidaya pertanian) masih lebih dari 50% dari total luas

tanah tiap tahunnya. Sedangkan untuk jenis tanah yang digunakan sebagai sungai

dan perairan selama tahun berturut-turut 2013 - 2015 relatif tetap atau tidak

berubah.

Akan tetapi ada penurunan penggunaan tanah pada Budidaya pertanian

terlihat pada luasan sawah pada tahun 2013 seluas 12.193 Ha mengalami

penurunan tahun 2014 menjadi 12.160 Ha dan pada tahun 2015 mengalami

peningkatan menjadi 12.816 Ha. Sedangkan peningkatan luasan penggunaan tanah

untuk Budidaya Non Pertanian terlihat pada penggunaan untuk perumahan. Pada

tahun 2013 penggunaan tanah untuk perumahan seluas 10.838 ha menjadi 10.994

ha pada tahun 2014 dan jumlah yang sama pada tahun 2015. Selanjutnya

gambaran perkembangan luasan lahan menurut jenis penggunaan tanah di Kab.

Trenggalek ditunjukkan pada Tabel berikut ini :

Tabel Penggunaan Tanah di Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2014

No Jenis Penggunaan

Tanah

Luas Lahan (ha)

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014

1. Budidaya Pertanian 62.588,85 62.557,37 62.512,49 60.280,70

Sawah 16.034,50 16.003,02 15.958,14 12.160,42

Budidaya Pertanian Lainnya

46.554,35 46.554,35 46.554,35 48.120,28

2. Budidaya Non Pertanian

13.225,60 13.257,08 13.301,96 15.533,75

Perumahan 13.206,38 13.237,86 13.282,74 15.509,15

Jasa 17,86 17,86 17,86 23,23

Budidaya Non Pertanian Lainnya

1,37 1,37 1,37 1,37

3. Non Budidaya 48.074,09 48.074,09 48.074,09 48.074,09

Hutan 22.773,78 22.773,78 22.773,78 22.773,78

Tanah Terbuka 94,82 94,82 94,82 94,82

Padang Rumput 25.205,49 25.205,49 25.205,49 25.205,49

4. Sungai dan Perairan Lainnya

850,56 850,56 850,56 850,56

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kab. Trenggalek, 2015

Lahan Pertanian di Kabupaten Trenggalek

Page 13: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

12

Pertanian dan Perkebunan

Pada tahun 2015 produksi pertanian tanaman pangan untuk padi

dengan hasil produksi mencapai 184.604 ton, jagung mencapai 90.959, ubi

jalar mencapai 52 ton, kacang tanah mencapai 2.907 ton, dan produksi

kedelai mencapai produksi 10.326 ton. Apabila dilihat dari wilayah penghasil

produksi tertinggi, maka untuk komoditas padi tertinggi pada wilayah

Kecamatan Panggul, ubi kayu pada Kecamatan Dongko, kacang tanah pada

wilayah Kecamatan Durenan, produksi jagung tertinggi pada Kecamatan

Tugu dan produksi tertinggi kedelai pada Kecamatan Tugu dan Kecamatan

Gandusari.

Produksi Hasil Pertanian Tahun 2011-2015 dijelaskan pada Tabel

berikut.

Tabel. Produksi Hasil Pertanian (ton)

Uraian Th 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015

Padi 149.220 173.003 177.636 169.608 184.604

Jagung 64.438 79.663 63.423 76.294 90.959

Ubi kayu 350.463 402.063 336.309 425.617 350.727

Ubi jalar 1.668 350 341 509 52

Kacang tanah 2.857 1.593 3.559 2.059 2.907

Kacang kedelai 7.019 7.528 5.933 8.367 10.326 Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Trenggalek, 2016

Pengembangan tanaman perkebunan di Kabupaten Trenggalek dituntut

untuk tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, ekologi dan sosial

yang merupakan indikator pengelolaan sumber daya perkebunan dan

kehutanan yang lestari. Jenis komoditi perkebunan yang cukup potensial dan

merupakan tanaman unggulan di Kabupaten Trenggalek antara lain adalah

kelapa, nilam, coklat, cengkeh, dan tebu. Tabel berikut menjelaskan jumlah

produksi hasil perkebunan di Kabupaten Trenggalek Tahun 2011-2015.

Tabel. Produksi Hasil Perkebunan (ton)

Uraian Th 2010 Th 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015

Kelapa 10.682,00 10.609,75 10.652,50 8.689,25 10.475,75 10.399,75

Cengkeh 607,75 536,75 589,25 319,75 551,25 2.462,96

Kopi 394,75 170,25 179,25 174,5 179,75 291,95

Coklat 893,75 759,25 767,75 664,75 869,75 820,10

Tebu 59.720 39.850 39.030 49.010 51.113 21.642

Vanili 26,00 10,30 10,55 10,10 11,53 15,92

Jambu mete 49,25 12,25 27,14 26,38 27,15 4,15

Nilam 847,00 - 828,50 360,75 313,75 -

Kapuk randu 78,25 23,95 45,30 44,64 46,30 23,05 Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Trenggalek, 2016

Page 14: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

13

Komoditi sayuran pada umumnya terjadi fluktuasi produksi dari tahun

ke tahun. Pada tahun 2010 produksi cabe 4.522 kwintal dan tahun 2011

turun menjadi 4.342 kwintal, tahun 2012 kembali meningkat mencapai 5.074

kwintal, tahun 2013 kembali turun menjadi 4.912 kwintal dan pada tahun

2014 kembali meningkat menjadi 6.400 kwintal, pada tahun 2015 sebesar

4.956 kwintal. Untuk buah-buahan, komoditi terbanyak produksinya pada

tahun 2015 adalah pisang dengan produksi 167.866 kwintal disusul durian

dengan produksi 157.314 kwintal. Adapun Tabel berikut menjelaskan

tentang jumlah produksi komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan di

Kabupaten Trenggalek tahun 2011-2015.

Tabel. Produksi Sayur- Sayuran (kwintal)

Jenis Sayur Th.

2011 Th.

2012 Th.

2013 Th.

2014 Th.

2015

Bawang putih - - - - - Bawang merah - 90 - - 63 Kubis - - - - - Sawi 1.381 1.123 609 940 590 Kacang-kacangan 2.313 2.540 3.497 3.500 2.852

Lombok/ Cabe 4.342 5.074 4.912 6.400 4.956

Tomat 1.141 524 320 170 688 Terong 2.712 2.332 2.421 2.240 1.710 Buncis 1.027 572 789 580 524 Ketimun 634 516 550 940 3.148 Labu Siam 2.955 2.933 7.227 2.440 7.227 Kangkung 2.815 2.176 2.653 1.970 2.963 Bayam 674 339 340 470 537 Kentang - - 456 190 814

Jumlah 19.994 18.219 23.774 19.840 26.072

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Trenggalek, 2016

Tabel. Produksi Buah-Buahan (kwintal)

Jenis Buah 2011 2012 2013 2014 2015

Alpokad 3.684 51.056 176.423 17.860 22.177

Mangga 53.225 72.654 61.364 58.160 96.795 Rambutan 11.778 25.309 87.078 16.790 23.059 Duku 36 3.518 10.871 4.080 4.046

Jeruk 12 32 250 260 1.749

Salak 21.615 34.402 111.799 61.240 50.419

Durian 25.594 142.764 452.031 71.940 157.314 Jambu air 539 934 939 760 715 Jambu biji 446 1.484 1.023 970 905

Sawo 619 3.385 9.216 970 952

Papaya 3.651 3.929 4.824 9.330 6.703 Pisang 11.7658 118.991 260.484 250.470 167.866 Nanas 45 63 76 40 117 Manggis 2.542 5.076 15.179 620 19.766

Jumlah 241.444 463.597 1.191.557 493.490 552.583

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Trenggalek, 2016

Page 15: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

14

Peternakan

Komoditas unggulan peternakan di Kabupaten Trenggalek tahun 2015

dengan populasi tertinggi ada 7 hewan ternak, sebagaimana diuraikan pada

lokasi konsentrasi sebagai berikut :

Tabel. Potensi Produksi Peternakan Tahun 2011-2015

No. Komoditas

Unggulan

Jumlah Populasi (Ekor)

2011 2012 2013 2014 2015

Lokasi

Konsentrasi

(Kecamatan)

1 Sapi Potong 42.560 43.411 29.905 31.431 32.668

Bendungan,

Panggul, Tugu, Karangan

2 Sapi Perah 5.405 5.554 4.347 4.567 4.831 Bendungan,

Pule, Suruh

3 Kambing 226.470 229.377 233.965 340.635 362.287

Pule, Dongko,

Panggul,

Kampak

4 Ayam Potong 167.940 503.711 509.098 1.864.000 1.919.920

Kampak,

Gandusari, Karangan,

Durenan

5 Ayam Buras 575.682 792.386 824.081 853.450 908.517 Pule, Tugu,

Dongko, Pogalan

6 Itik 94.274 90.368 92.179 165.200 172.532

Durenan,

Gandusari,

Pogalan, Tugu

7 Burung

Puyuh 63.554 140.102 142.904 148.523 157.422

Durenan, Kampak,

Gandusari,

Karangan

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Trenggalek, 2016

Produksi Daging untuk ternak besar pada tahun 2015 adalah Daging

Sapi sebesar 1.275,08 ton yang menyebar di 14 Kecamatan. Untuk ternak kecil

produksi terbesar adalah kambing sebesar 843,11 ton. Sedangkan produksi

daging unggas terbesar adalah Ayam Ras sebesar 2.393,75 ton. Tabel berikut

menjelaskan produksi daging komunitas peternakan untuk masing-masing

kecamatan di Kab. Trenggalek.

Tabel. Produksi Daging Komoditas Peternakan Kab. Trenggalek Tahun 2015

NO KECAMATAN

Produksi Daging (Ton)

Ternak Besar Ternak Kecil Unggas

Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Kelinci Ayam

Buras Ayam Ras Itik Enthok

1 PANGGUL 91,50 - - 72,02 6,49 - 0,08 90,34 247,85 0,89 3,30

2 MUNJUNGAN 64,33 0,45 - 31,13 7,93 - 0,03 53,48 70,08 1,84 0,84

3 WATULIMO 28,46 - - 21,10 3,46 - 0,01 77,13 39,88 1,09 0,28

4 KAMPAK 17,07 - - 21,62 1,17 - 0,05 39,88 212,06 3,33 0,83

5 DONGKO 16,83 - - 35,23 0,79 - 0,18 107,79 0,07 1,39 0,31

6 PULE 26,58 - - 16,80 1,41 - 0,34 129,72 25,54 0,64 0,38

7 KARANGAN 212,69 - - 88,87 2,83 - 0,09 76,52 422,71 2,25 1,83

8 SURUH 29,55 - - 39,47 0.89 - 0,14 44,08 55,88 1,48 0,96

9 GANDUSARI 34,39 - - 39,24 1,49 - 0,13 81,50 337,37 14,09 4,26

10 DURENAN 32,66 - - 76,23 1,50 - 0,12 73,51 264,72 36,52 5,68

11 POGALAN 238,28 - - 185,03 5,98 - 0,03 93,29 218,09 8,29 2,07

Page 16: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

15

NO KECAMATAN

Produksi Daging (Ton)

Ternak Besar Ternak Kecil Unggas

Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Kelinci Ayam

Buras Ayam Ras Itik Enthok

12 TRENGGALEK 260,43 0,45 - 107,43 7,27 - 0,14 50,38 334,12 2,63 1,51

13 TUGU 186,29 - - 91,51 2,65 - 0,16 128,06 165,23 3,59 1,31

14 BENDUNGAN 36,02 - - 17,43 2,31 - 0,07 66,48 0,15 0,41 0,20

JUMLAH 1.275,08 0,90 - 843,11 46,17 - 1,57 1.112,16 2.393,75 78,44 23,76

1.275,98 890,85 3.608,11

Sumber: Dinas Peternakan Kab. Trenggalek, 2016

Total Produksi telur unggas pada tahun 2015 mencapai 2.824,4 ton, naik

dari tahun tahun sebelumnya dimana pada tahun 2014 produksi telur unggas

hanya mencapai 2.731,61 ton ton. Pada tahun 2015 telur ayam buras

produksinya mencapai 494,89 ton, telur ayam ras mencapai 1.149,48 ton, telur

itik 1.084,91 ton dan telur enthok 95,12 ton.

Kecenderungan Produksi susu baik susu sapi maupun susu kambing dari

tahun ke tahun volumenya semakin menurun, dimana pada tahun 2010

produksi susu mencapai 10,9 Juta liter, pada tahun 2011 turun menjadi 8,03

juta liter, pada tahun 2012 turun menjadi 7,53 juta liter, pada tahun 2013

kembali turun menjadi 6,237 juta liter, pada tahun 2014 sedikit naik menjadi

6,387 juta liter. Sedangkan produksi susu pada tahun 2015 kembali sedikit

mengalami penurunan menjadi 6,153 juta liter.

Tabel. Produksi Telur dan Susu Komoditas Peternakan Tahun 2015

NO KECAMATAN

Produksi Telur (Ton)

Produksi Susu (Lt) Unggas

Ayam Buras Ayam Ras Itik Enthok

1 PANGGUL 39,05 1,79 12,28 13,21 3.736,79

2 MUNJUNGAN 23,11 18,32 25,39 3,37 934,20

3 WATULIMO 33,33 67,08 15,08 1,12 -

4 KAMPAK 17,16 208,86 46,02 3,32 10.679,68

5 DONGKO 46,59 1,21 20,17 1,22 29.694,07

6 PULE 70,34 - 8,88 1,51 493.192,35

7 KARANGAN 33,07 187,36 31,05 7,39 17.931,19

8 SURUH 19,05 402,10 20,51 3,83 116.900,62

9 GANDUSARI 35,22 87,21 194,70 17,06 10.407,27

10 DURENAN 31,77 51,95 504,64 22,71 4.059,89

11 POGALAN 40,32 49,64 114,65 8,29 60.964,24

12 TRENGGALEK 21,79 50,79 36,31 6,04 3.125,69

13 TUGU 55,36 20,65 49,58 5,25 32.659,33

14 BENDUNGAN 28,73 2,52 5,65 0,80 5.368.918,68

JUMLAH 494,89 1.149,48 1.084,91 95,12

6.153.204,00 2.824,4

Sumber: Dinas Peternakan Kab. Trenggalek, 2016

Page 17: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

16

2. Kasus gizi buruk

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi untuk kesehatan keluarga

semakin meningkat. Berdasarkan data hasil kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)

diperoleh data bahwa pada tahun 2015 jumlah keluarga sadar gizi sebesar 53,7%,

nilai tersebut meningkat dibandingkan tahun 2014 yang hanya sejumlah 34,8%.

Meningkatnya presentase keluarga sadar gizi di Kabupaten Trenggalek juga ditandai

dengan menurunnya jumlah kasus balita gizi buruk. Pada tahun 2015 kasus balita

gizi buruk sebesar 286 kasus, nilai tersebut menurun dari tahun 2014 yang sebesar

308 kasus.

Keseriusan Pemerintah Daerah dalam menangani dan menurunkan jumlah

balita gizi buruk di Kabupaten Trenggalek terlihat dari diselenggarakannya kegiatan

Sosialisasi Kelas Gizi dan Pendampingan Bumil Tingkat Kabupaten yang melibatkan

berbagai lintas sektor masyarakat dan pemerintah serta keberlanjutan program

Pendampingan Ibu Hamil Risti yang telah melahirkan SK Kepala Dinas yang

mengatur mengenai Kader Pendamping Ibu Hamil Risti dan meningkatnya kerja

antara Dinas Kesehatan dengan PNPM GSC dan lintas sektor terkait dalam

pelaksanaan Kelas Gizi di tingkat desa.

Sosialisasi Kelas Gizi dan Pendampingan Bumil Tingkat Kabupaten

Upaya penanggulangan masalah gizi telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan

beserta jajarannya melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Masalah gizi timbul

bukan hanya karena kurangnya asupan makanan akan tetapi juga karena beberapa

faktor seperti tingkat ekonomi, pendidikan dan pengetahuan orang tua juga karena

faktor sosial budaya. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat dalam

penanggulangan masalah gizi sangat diperlukan agar masyarakat dapat memahami

dan menangani permasalahan tersebut secara mandiri. Pemberdayaan masyarakat

tersebut melalui penyuluhan dan pembinaan dengan sasaran ibu – ibu rumah

tangga, dimana ibu rumah tangga mempunyai peran yang besar dalam penentuan

gizi keluarga.

Page 18: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

17

Penanggulangan masalah gizi oleh masyarakat di Kabupaten Trenggalek

dilaksanakan melalui beberapa kegiatan seperti : GEMARIKAN (Gerakan

Memasyarakatkan Makan Ikan), Pelaksanaan Program Kelas ASI, Kelompok

Masyarakat Peduli ASI, Pelaksanaan program kelas gizi, penggunaan dana jimpitan

desa / kelurahan untuk pemberian makanan tambahan bagi balita dari keluarga

kurang mampu, gerakan pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk tanaman

pangan. Bahwa dalam rangka penggerakan ASI Eksklusif telah dibentuk Peraturan

Daerah Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pemberian ASI Eksklusif. (Data Terlampir).

Pada Tahun 2015 ini telah diluncurkan Program Inovasi GERBANG ANGKASA BIRU

(Gerakan Perbaikan Gizi dan Akselerasi Pencegahan Kesakitan dan Kematian Ibu

dan Bayi).

GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan)

GEMARIKAN merupakan program nasional dan wajib dilaksanakan di

tingkat daerah, dalam rangka peningkatan konsumsi ikan, yang mempunyai

dua peran penting, yakni : pendorong

o peningkatan produksi perikanan yang berimbas pada pertumbuhan

ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perikanan

khususnya dan

o peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan asupan protein hewani

dari ikan.

Gemarikan dan Masa Depan Bangsa, GEMARIKAN bukan hanya tentang

variasi menu ikan sehari-hari, bukan pula sekedar menunjang kesehatan,

tetapi lebih dari itu, GEMARIKAN mempunyai niat mulia yakni membangun

bangsa, menyiapkan generasi yang cerdas dan berdaya saing, karena fakta

berkata bangsa yang gemar makan ikan, masyarakatnya cerdas

FORIKAN Trenggalek, dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Trenggalek

Nomor: 188.45/140/406.013/2011 tanggal 8 Pebruari 2011 tentang

FORIKAN Kabupaten Trenggalek, dengan tujuan membangun jaringan dan

kemitraan dengan berbagai pihak terkait dalam rangka mendorong

peningkatan konsumsi ikan

Kegiatan GEMARIKAN (i) Rapat Koordinasi, bersama pihak terkait (anggota

dan pengurus FORIKAN Trenggalek) yang membahas strategi peningkatan

konsumsi ikan dengan dukungan dari berbagai pihak terkait; (ii) Safari

GEMARIKAN bersama anak – anak sekolah tingkat pemula (Taman

Posyandu, PAUD, TK/RA, SD/MI dan pihak terkait dalam rangka

peningkatan konsumsi ikan di Kecamatan Karangan, Durenan dan Pogalan;

(iii) Workshop GEMARIKAN bersama ibu guru TK; (iv) Gebyar GEMARIKAN

bersama anak-anak SDN 1 Sumbergedong, SDN 2 Sumbergedong, SDN 3

Ngantru, SDN 2 Surodakan dan SMPN 3 Trenggalek; (v) Partisipasi dalam

Page 19: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

18

Lomba Masak Ikan Tingkat Propinsi Jawa Timur dan beberapa kali menjadi

juara baik untuk kategori Menu Dewasa maupun anak-anak

Tujuan/Materi GEMARIKAN, memberikan edukasi tentang jenis, manfaat

ikan bagi kesehatan dan kecerdasan, mengenalkan olahan ikan baik berupa

kudapan/snack maupun lauk makan siang

Sasaran GEMARIKAN, tidak hanya kepada anak-anak tetapi juga orang

dewasa terutama ibu hamil, menyusui maupun yang memilliki putra/putri

batita dan balita. Untuk sasaran dewasa, selain diberikan pengetahuan

tentang manfaat ikan, juga disampaikan tentang “Menjadi Konsumen

Cerdas dalam membeli ikan” dan Tips mengolah ikan yang sehat, semuanya

bertujuan agar manfaat ikan bisa diperoleh anak dan seluruh anggota

keluarga ketika bahan baku-nya baik dan cara mengolahnya juga sehat.

Kegiatan GEMARIKAN yang dilaksanakan oleh FORIKAN

Kelompok Masyarakat Peduli ASI

Lingkungan ibu menyusui juga mempengaruhi keberhasilan ibu dalam

menyusui. Oleh karena itu di kabupaten trenggalek juga diadakan kegiatan

berupa pembentukan KP-ASI (Kelompok Pendukung Air Susu Ibu) dan Kelas

ASI. KP-ASI merupakan sekelompok orang yang peduli terhadap pemberian ASI

kepada bayi yang beranggotakan laki-laki dan perempuan baik dari masyarakat

umum, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sebagainya. KP-ASI di Kabupaten

Trenggalek mulai dilaksanakan di Desa Salamrejo Kec. Karangan Kabupaten

Trenggalek dengan sejumlah pendukung dari Tim Penggerak PKK

(Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), Kepala Desa, Camat, Bidan Desa,

Perawat Desa, Komandan Koramil, Kapolsek dan masyarakat umum. Kegiatan

KP-ASI tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan pembentukan Kelas ASI.

Kelas ASI bertujuan untuk membina dan memberikan pendidikan kepada

sasaran (ibu hamil trimester akhir dan ibu menyusui) mengenai pemberian ASI

dan mengupas tuntas semua permasalahan yang dihadapi di masyarakat dalam

pemberian ASI pada bayinya. Kelas ASI tersebut dilaksanakan dengan metode

FGD (Focus Group Discussion). Dengan demikian, tidak akan ada lagi halangan

bagi ibu pekerja (wanita karir) untuk memberikan ASI secara Eksklusif kepada

Page 20: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

19

bayinya. KP ASI dan Kelas ASI salah satu desa di Kecamatan Karangan tepatnya

di desa Salamrejo berhasil menyabet juara 3 se Provinsi Jawa Timur pada

Tahun 2013. Prestasi tersebut merupakan bukti kepedulian yang nyata dari

berbagai sektor dalam rangka mendukung keberhasilan menyusui Eksklusif di

wilayah kerjanya. Hal tersebut tak lepas dari kerja keras kader, bidan desa dan

seluruh aspek masyarakat yang sangat peduli terhadap keberhasilan menyusui

secara eksklusif. Yang dimaksud ASI Eksklusif adalah memberikan ASI saja

kepada bayi, tanpa makanan lain, sampai bayi mencapai usia 6 bulan.

Kebijakan menyusui termasuk penegasan larangan pengiklanan susu formula

dan pembatasan pemberian rekomendasi bagi pemberian susu formula.

Ruang Laktasi dan fasilitas menyusui yang dimaksud harus memenuhi

persyaratan: ada ruangan tertutup, wastafel (tempat cuci tangan), lemari es,

meja bayi, dan kursi untuk tempat duduk ibu yang menyusui/memerah ASI.

Ruang Laktasi dan fasilitas menyusui terutama disediakan di tempat kerja

(instansi pemerintah dan swasta), ditempat umum (pusat perbelanjaan, stasiun,

bandara, dll) dan tempat layanan public lainnya, merujuk pada Peraturan

Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Kegiatan kelompok Masyarakat Peduli ASI

Pelaksanaan Program Kelas ASI

Pelaksanaan Kelas ASI berupa serangkaian kegiatan antara lain pendataan

sasaran, pembentukan kelas ASI, Pemberian Materi dan Konseling Menyusui,

Pembuatan contoh Makanan Pendamping ASI dengan bahan lokal serta

Monitoring dan evaluasi. Pemberian Materi dan konseling menyusui serta

pembuatan contoh makanan Pendamping ASI dilaksanakan setiap 2 bulan

sekali. Dalam serangkaian kegiatan tersebut, bayi yang menjadi peserta dalam

kelas ASI secara tidak langsung mendapatkan pendampingan dalam

pelaksanaan pemberian ASI hingga tercapainya ASI Eksklusif hingga 6 bulan

penuh.

Page 21: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

20

Pelaksanaan program kelas gizi

Kelas Gizi bertujuan dan meningkatkan Pengetahuan, Tindakan, dan Pola

Asuh Ibu balitanya. Dengan adanya Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Ibu balita

terhadap balitanya balita dapat mengaplikasikannya kesehariannya dan Berat

kurang dapat meningkat standart pertumbuhannya. Pelaksanaan Kelas Gizi

menggunakan metode FGD (Focus Group Discussion) dimana kelompok

masyarakat diintervensi untuk dapat mengurangi jumlah anak kurang gizipada

saat ini dan mencegah terjadinya kekurangan gizi, dengan demikian diharapkan

prevalensi gizi kurang dan gizi buruk di Kabupaten Trenggalek dapat menurun.

Peningkatan Pola Asuh diharapkan sesuai dengan elaksanaan pendekatan

positive deviance Discussion). Pendekatan positive deviance didasarkan pada

asumsi bahwa beberapa solusi untuk masalah masyarakat sudah ada dalam

masyarakat dan hanya perlu untuk ditemukan. Sebagai tindak lanjut dari

pertemuan Sosialisasi Kelas Gizi dan Pendampingan Bumil di Tingkat

Kabupaten pada tanggal 26 Mei 2014 Kesehatan menyelenggarakan

Pembentukan Kelas Gizi Kecamatan.

Keterkaitan berbagai pihak tersebut sangat berperan pada keberhasilan

pelaksanaan Kelas Gizi di masyarakat. Mengingat Kelas Gizi sangat butuh

Penyuluh pertanian dalam mensukseskan Kelas Gizi dengan menjelaskan dan

memaparkan apa saja dan tanaman sayur buah sebagai sumber gizi masyarakat

terbatas. Pada saat pelaksanaan Kelas Gizi ditekankan pemanfaatan bahan

makanan lokal yang ada di sekitar masyarakat untuk menanggulangi masalah

kurang gizi di masyarakat tersebut. Beberapa desa yang telah terpapar kegiatan

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dari Kantor Ketahanan Pangan

diharapkan lebih mudah dalam akses pangan karena ketersediaan pangan di

tingkat rumah tangga mampu disediakan dengan pelatihan maupun penyediaan

benih dari Kantor Ketahanan Pangan. Peran bagaimana cara menanam maupun

meskipun dengan lahan.

Deteksi Dini Tumbuh Kembang untuk balita peserta Kelas Gizi

dilaksanakan setiap 3 bulan sekali oleh petugas kesehatan. Hasil DDTK

dilaporkan berupa ceklist DDTK yang kemudian dijadikan sebagai record

tumbuh kembang balita.

Page 22: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

21

GERBANG ANGKASA BIRU (Gerakan Perbaikan Gizi dan Akselerasi

Pencegahan Kesakitan dan Kematian Ibu dan Bayi)

Program ini adalah salah satu hasil implemnetasi dari rekomendasi Forum

Trenggalek Sehat atas masih adanya permasalahan diantaranya : Masih

tingginya Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan masih adanya kasus

Kelainan Bawaan, BBLR, KEK semasa Kehamilan, Infeksi, Anemia Bumil, GAKY,

Konsumsi Garam Beriodium. Dari masalah tersebut sehingga dibutuhkan

suatu gerakan yang melibatkan lebih banyak lagi stakeholder dan masyarakat

untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Ruang lingkup kegiatan yang menjadi prioritas pada program GERBANG

ANGKASA BIRU ini adalah : 1) Kelas Ibu, 2) Kelas Asi, 3) Kelas Gizi, 4) PMT Gizi

Buruk, 5) PMT Ibu Hamil , 6) Pendampingan ibu hamil Risti melalui KSPR (

2014 : 535 bumil 6x pend kader. 1 bumil 1 kader 2015: 268 ibu) kader dilatih

dg bukti mengisi rapot pendampingan APBD, 7) AMBR ( Audit Maternal Bumil

Risti ), dan 8) Pertemuan Bidan dan dokter pusk bahas risti dan rtl penanganan

oleh rujuk.

Dengan peningkatan kegiatan surveilans untuk penemuan kasus gizi buruk

sedini mungkin sehingga pengobatan juga dapat dilakukan sedini mungkin. Pada

Tahun 2015, kasus gizi buruk di Kabupaten Trenggalek mencapai 286 kasus,

menurun dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 308 kasus.

Page 23: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

22

3. Tersedianya cadangan pangan dan lumbung pangan di masyarakat

Pengembangan cadangan pangan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dan

masyarakat dilaksanakan dengan membuat lumbung pangan. Isi lumbung dapat

berupa gabah, jagung, kedelai, kacang tanah dan bahan pangan pokok lainnya.

Pengembangan lumbung pangan diarahkan pada daerah miskin dan rawan

pangan, Kegiatan dikembangkan ke arah penguatan cadangan pangan masyarakat

dan simpan pinjam pangan saat panen atau masa paceklik. Peran kelembagaan

lumbung pangan selain berperan sebagai fungsi sosial dalam penyediaan cadangan

pangan masyarakat diharapkan juga berperan sebagai fungsi ekonomi bagi

kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar.

Dalam rangka memenuhi ketersediaan pangan serta kelancaran

pendistribusian bahan pangan khususnya di wilayah Kabupaten Trenggalek

Pemerintah Kabupaten Trenggalek melalui Kantor Ketahanan Pangan setiap tahun

menyelenggarakan Sosialisasi Pengembangan Ketersediaan dan Distribusi pangan

Kabupaten Trenggalek. Sasaran sosialisasi adalah Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan), Kelompok Lumbung Pangan, Kelompok Cadangan Pangan di

Pekarangan, Kelompok Tani Jual, Gapoktan Pelaksana Cadangan Pangan

Masyarakat serta Lembaga Pembeli Gabah. Sosialisasi ini diharapkan mampu

memotivasi pemerintah untuk menghasilkan kebijakan yang mampu menciptakan

kinerja distribusi pangan yang kondusif dan efisien yang akan memberikan

kontribusi positif khususnya terhadap stabilisasi harga pangan dan menjaga

kondisi pasokan pangan.

Ketahanan pangan merupakan upaya sistematis dalam rangka memenuhi

kebutuhan konsumsi pangan setiap individu dalam suatu wilayah yang tercermin

dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,

beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif

secara berkelanjutan. Penyediaan pangan di Kabupaten Trenggalek hingga saat ini

masih terkendala oleh beberapa faktor diantaranya: (i) keterbatasan lahan, (ii)

anomali iklim dan (iii) bencana banjir.

Dalam upaya penyediaan pangan secara mandiri dan keberlanjutan,

diperlukan adanya terobosan program melalui konsep berkebun di pekarangan

rumah atau pemanfaatan lahan kosong untuk ditanami tanaman produktif (Urban

Farming atau Kawasan Rumah Pangan Lestari), intensifikasi lahan, menanam

tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Selain itu juga yang harus menjadi

perhatian adalah mengenai pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman

(B2SA) dan terpenuhinya cadangan pangan di Kabupaten Trenggalek.

Page 24: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

23

Potensi produksi tanaman pangan Kabupaten Trenggalek tahun 2015 jika

dikaitkan dengan ketersediaan dan kebutuhan pangan pada tahun 2015

sebagaimana dijabarkan pada Tabel di bawah ini :

Tabel. Ketersediaan dan Kebutuhan Bahan Pangan Kab. Trenggalek Tahun 2015

No. Komoditi Ketersediaan

(ton)

Jumlah

penduduk

Konsumsi/kapita/

tahun (ton)

Kebutuhan

(ton)

Plus/(Minus)

(ton)

1 Padi 184.604,00 797.275 0,0894 71.276,39 99.384,28

2 Jagung 90.959,00 797.275 0,0042 3.348,56 77.324,40

3 Kedelai 10.326,00 797.275 0,0112 8.929,48 863,72

4 Kacang

Tanah 2.907,00

797.275 0,0004 318,91 2.420,78

5 Ubi Kayu 350.727,00 797.275 0,0084 6.697,11 291.420,84

Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kab. Trenggalek, 2016

Dari 5 komoditas unggulan tanaman pangan Kabupaten Trenggalek pada

tahun 2015 seluruh komoditas mengalami surplus bahan pangan. Sedangkan

surplus ketersediaan pangan tertinggi dialami komoditas ubi kayu sebanyak

291.420,84 ton.

Produksi pangan akan meningkat secara optimal bila pendapatan petani

meningkat. Sedangkan pendapatan petani akan meningkat bila produksi pangan

yang dihasilkan mendapatkan imbalan harga yang menguntungkan secara

ekonomi.. Selain itu, untuk ketersediaan modal bagi para Gapoktan, diharapkan

Perbankan bersedia memberikan kredit dengan bunga rendah sehingga mampu

diakses oleh semua kelompok tani.

Gambar. Lumbung Pangan Trenggalek dan Panen Raya Kedelai

Page 25: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

24

4. Ketersediaan pangan (diambil dari neraca bahan makanan)

Harga bahan pangan yang semakin tinggi, daya beli masyarakat untuk

membeli bahan pangan yang bermutu, bergizi dan aman semakin menurun hal ini

dikawatirkan akan mengakibatkan jumlah penderita gizi buruk meningkat. Untuk

mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Trenggalek melalui Kantor

Ketahanan Pangan menggelar sosialisasi antisipasi kerawanan pangan untuk kader

pangan Kecamatan tiap tahunnya. Acara tersebut melibatkan kader pangan yang

terdiri dari TimPenggerak PKK Kecamatan, kader pangan Kecamatan, TP PKK

Kabupaten Trenggalek serta Forum Trenggalek Sehat. Kegiatan ini bertujuan untuk

menginformasikan kondisi gizi dan pangan di Kabupaten Trenggalek hingga tahun

berkenaan, memberi solusi pencegahan dan penanganan kerawanan pangan di

masyarakat, dan terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar

dan terjangkau.

Usaha untuk meningkatkan pangan dalam negeri dan menerapkan atau

diversifikasi konsumsi pangan guna menstabilkan harga bahan pangan agar tetap

terjangkau oleh masyarakat dapat dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya

yang tersedia yaitu melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang dikelola oleh

rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan

keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus berlangsung hingga

sekarang namun belum dirancang dengan baik dan sistemastis pengembangannya.

Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus berkomitmen untuk melibatkan

rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan

berbasis sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan

perlu dilakukan dalam memberikan semangat untuk menggalakkan budaya

menanam di lahan pekarangan , baik di kota maupun pedesaan. Semua pihak

terutama kader pangan di Desa, Kecamatan maupun Kabupaten untuk bahu

membahu menanggulangi kerawanan pangan ini, sehingga tidak sampai

menimbulkan permasalahan baru seperti mengakibatkan terjadinya kelaparan,

kurang gizi, gizi buruk, gangguan jiwa bahkan sampai kematian.

Sosialisasi/Workshop Antisipasi Kerawanan Pangan

Page 26: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

25

Sosialisasi P2KP /Workshop Pengembangan Ketersediaan Pangan Non Beras

Bimbingan Teknis Pengolahan Pangan dan Sosialisasi Peningkatan Mutu dan

Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan upaya sistematis dalam rangka memenuhi

kebutuhan konsumsi pangan setiap individu dalam suatu wilayah yang tercermin

dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,

beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif

secara berkelanjutan. Penyediaan pangan di Kabupaten Trenggalek hingga saat ini

masih terkendala oleh beberapa faktor diantaranya: (i) keterbatasan lahan, (ii)

anomali iklim dan (iii) bencana banjir. Atas intensifikasi lahan pertanian dan

pekarangan hasil produksi pangan di Kabupaten Trenggalek mengalami surplus,

bahkan hasil padi dapat dijual ke daerah lain karena melebihi kebutuhan, demikian

juga sayuran. Angka kecukupan gizi masyarakat Tahun 2014 adalah energi sebesar

5.617 kkal/kap/hari dan protein sebesar 270,74 gram/hari. Sedangkan Tahun

2015 Angka Kecukupan Gizi Masyarakat meningkat dimana energi sebesar 5.630

kkal/kap/hari dan protein sebesar 283,84 gram/hari .

Page 27: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

26

Tabel. Profil Urusan Ketahanan Pangan, Kelautan Perikanan dan Pertanian

No.

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH

Satuan Realisasi Capaian

Kondisi Kinerja

pada awal periode RPJMD

2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8

ASPEK PELAYANAN UMUM

Layanan Urusan Wajib Pelayanan Dasar

3 Pangan

3.1 Pola konsumsi masyarakat yang berimbang sesuai skor PPH (Pola Pangan

Harapan)

PPH 57,80 68,30 78,90 89,40 87,89

3.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG) masyarakat

kalori/kapita/hari

a. Energi (kkal/kapita/hari)

3.908,00 6.508,00 4.262,00 5.617,00 5.630,00

b. Protein (gr/hari) 142,50 155,43 160,54 270,74 283,84

3.3 Ketersediaan Pangan

a. Padi ton 137.005,60 159.033,06 181.476,39 155.908,69 170.660,66

b. Jagung ton 56.128,97 67.657,95 63.424,18 67.535,81 80.672,95

c. Kedelai ton 6.385,80 7.527,59 5.936,04 7.951,88 9.793,20

d. Kacang Tanah ton 2.623,81 1.593,14 3.560,13 1.899,25 2.739,69

e. Ubi Kayu ton 297.893,55 402.062,75

336.309,30

361.774,45 298.117,95

f. Daging ton 2.462,25 4.317,75 3.528,00 3.738,75 4.329,75

g. Telur ton 1.994,77 1.450,98 1.399,18 1.992,99 2.194,34

h. Susu ton 6.958,97 6.531,56 5.405,32 5.535,14 5.331,98

i. Ikan ton 37.004,22 33.705,54 33.415,62 18.519,10 24.325,46

Layanan Urusan Pilihan

1 Kelautan dan Perikanan

1.1 Jumlah produksi perikanan :

- Perikanan Tangkap 41.101,18 37.086,79 36.568,06 18.550,35 24.751,84

a. Perikanan Laut ton 41.085,70 37.070,40 36.550,16 18.532,23 24.733,49

b. Perairan Umum Daratan

ton 15,48 16,39 17,90 18,12 18,35

- Perikanan Budidaya

a. Pembesaran ton 2.433,20 2.566,79 2.744,44 3.236,76 3.866,35

b. Benih Ikan ekor 22.008.000 27.595.000 26.411.850 26.556.350 27.892.150

1.2 Jumlah RTP Pembudidaya

RTP 1.583 1.892 1.931 1.964 1.998

1.3 Luas Kawasan Budidaya

Ha 17,14 17,99 18,72 19,25 19,96

1.4 Angka Konsumsi Ikan kg/kapita/

tahun

20,43 21,07 22,66 22,88 23,51

1.5 Produksi ikan yang diolah

ton 21.073,70 15.744,19 24.447,27 9.976,83 10.804,66

3 Pertanian

3.1 Jumlah Produksi Hasil Tanaman Pangan

Padi ton 149.220 173.003 177.636 169.608 184.604,00

Jagung ton 64.438 79.663 63.423 79.294 90.959,00

Kedelai Ton 7.019 7.528 5.933 8.367 10.326,00

Ubi Kayu ton 1.668 398 341 509 350.727,00

3.2 Jumlah Produksi Hasil

Perkebunan

Kakao ton 10.609,75 10.652,50 8.689,25 10.475,75 820,10

Kelapa ton 538,75 589,25 319,75 551 10.399,60

Cengkeh ton 170,25 179,25 174,5 179,75 2.462,96

Kopi ton 759,25 767,75 664,75 869,75 291,95

Nilam ton 231,64

Janggelan ton 2.549 828,5 179,25 313,75 243,00

Page 28: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

27

No.

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/

INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH

Satuan Realisasi Capaian

Kondisi Kinerja

pada awal periode

RPJMD

2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8

3.3 Jumlah Produksi Hasil Hortikultura

sayur - sayuran

Cabai ton - 9 - - 437,60

Bawang Merah ton 434,2 615 491,2 640 63,00

Kacang Panjang ton 231 254 350 350 285,20

Sawi ton 128 112,0 61,0 94,0 59,00

Terung ton 271,2 233,2 242,1 224,0 171,00

Jamur ton 71,3 11 2.514 2.824 194,00

Buah Buahan ton

Durian ton 368,4 5.105,6 17.642,3 1.786 15.731,40

Manggis ton 2.161,5 3.440,2 11.179,9 6.124 1.976,60

Salak ton 2.559,4 14.276,4 45.230,1 7.194 5.041,90

Pisang ton 15.338,4 11.899 26.048 25.047 16.786,60

Alpukat ton 254,2 507,6 1.517,9 62 2.217,70

Biofarmaka

Jahe (Gajah, Jewot, Merah, Emprit)

ton 1.412,4 1.624 1.689 1.422 2.071,10

Kunyit ton 2.714 1.565 1.535 1.920 2.084,30

Temulawak ton 1.513 1.240 1.369 1.464 1.215,30

3.2 Jumlah Produk Pertanian yang berdaya

saing

Unit

3.3 Jumlah Poduk Pertanian yang

Meningkat Daya Saingnya (Bersertifikat)

Produk 3

3.4 Jumlah Populasi

Ternak :

a. Sapi Potong ekor 42.560 43.411 29.905 31.431 32.668

b. Sapi Perah ekor 5.405 5.554 4.347 4.567 4.831

c. Kambing ekor 226.470 229.377 233.965 340.635 362.287

d. Domba ekor 20.757 20.137 20.541 9.746 10.230

e. Unggas ekor 2.276.517 3.125.812 3.185.431 3.071.072 3.195.816

Jumlah Produksi :

a. Daging ton 3.283 5.757 4.704 4.985 5.773

b. Telur ton 2.804 1.989 1.918 2.732 3.008

c. Susu ton 8.255 7.748 6.412 6.566 6.325

3.5 Jumlah unit usaha pangan asal hewan yang memperoleh

sertifikat NKV (Nomor Kontrol Veteriner)

unit - - - - -

3.6 Jumlah unit usaha

pengolahan hasil produksi peternakan yang dibina

unit - - - - 7

Sumber : Rancangan RPJMD Kab. Trenggalek Tahun 2016-2021

Page 29: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

28

5. Adanya kasus keracunan pestisida pada petani

Tidak ada kasus keracunan pestisida pada petani dalam kurun waktu Tahun

2014-2015. Melalui intensifikasi pembinaan pada kelompok tani tentang

penggunaan bahan pembasmi hama (pestisida) yang ramah lingkungan dan aman.

Pemberian Pestisida di lahan pertanian

6. Adanya penyuluhan pengendalian hama terpadu dan penggunaan pestisida

Pengendalian hama merupakan upaya manusia untuk mengusir,

menghindari dan membunuh secara langsung maupun tidak langsung terhadap

spesies hama. Pengendalian hama tidak bermaksud memusnahkan spesies hama,

melainkan hanya menekan sampai pada tingkat tertentu saja sehingga secara

ekonomi dan ekologi dapat dipertanggungjawabkan.

Falsafah pengendalian hama yang digunakan adalah

Pengelolaan/Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT tidak pernah mengandalkan

satu taktik pengendalian saja dalam memcahkan permasalahan hama yang timbul,

melainkan dengan tetap mencari alternatif pengendalian yang lain.

Beberapa taktik pengendalian hama yang dikenal meliputi : taktik

pengendalian secara mekanis, fisis, hayati, dengan varietas tahan, mengatur pola

tanam, sanitasi dan eradikasi, dan cara kimiawi.

Penyuluhan pengendalian hama terpadu dan penggunaan pestisida

dilaksanakan secara rutin. Kegiatan penyuluhan pengendalian hama terpadu

maupun penggunaan pestisida yang ramah lingkungan dilaksanakan oleh petugas

penyuluh pertanian pada masing – masing kecamatan, baik kepada kelompok tani

maupun pembinaan lapangan pada petani. Disamping itu juga telah dilakukan

Demplot pada tiap – tiap kecamatan.

Page 30: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

29

Pengendalian hama terpadu pada awalnya muncul akibat penggunaan

pestisida kimia yang berlebihan pada pertanian. Setelah pesitsida sintetis

dikembangkan banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah hama telah

selesai dan diperkirakan bahwa pada suatu saat hama yang biasa merusak

tanaman hanya dapat ditemukan di museum. Pestisida sintetis semakin

dikembangkan dan penggunaannya semakin luas yang mengakibatkan timbulnya

resistensi, residu yang berbahaya bagi kesehatan manusia, munculnya hama baru,

dan pencemaran terhadap lingkungan.

Penggunaan pestisida pertanian berpotensi menimbulkan dampak negatif

bagi pengguna, konsumen, lingkungan, serta dampak sosial ekonomi. Oleh karena

itu, Penggunaan pestisida harus dilakukan secara hati-hati. Tujuan penggunaan

pestisida harus ditekankan untuk menurunkan populasi hama, menghentikan

serangan penyakit, dan mengendalikan gulma agar keberadaanya tidak

menyebabkan kerugianekonomis atau bisa menekan kehilangan hasil pertanian

Pestisida tidak dimaksudkan untuk menaikan produksi tanaman, tidak pula

untuk menyuburkan tanaman. Jika produksi tanaman yang diperlakukan dengan

pestisida lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi aplikasi

pestisida, hal tersebut merupakan konsekuensi logis. Sebagai contoh, jika petak

yang tidak mendapatkan aplikasi pestisida sebagian hasilnya hilang kareana

dirusak OPT, petak yang mendapatkan aplikasi pestisida mengeluarkan hasil yang

normal.

Memang ada beberapa bahan aktif pestisida memiliki efek fitotonik seperti

pada beberapa senyawa triazole. Namun, efek ini harus dianggap sebagai efek

samping saja, bukan tujuan utama penggunaan pestisida. Untuk menghindari atau

menekan hal-hal yang tidak diinginkan, penggunaan pestisida pertanian

sebaiknya memperhatikan tiga prinsip berikut :

1. Digunakan secara legal artinya penggunaan pestisida tidak boleh bertentangan

dengan peraturan atau perundangan yang berlaku di Indonesia

2. Digunakan secara benar harus sesuai dengan rekomendasi dari pembuatnya

atau lembaga yang berwenang. Selain itu, pengguna juga harus memperhatikan

syarat-syarat teknis sesuai dengan metode aplikasi yang digunakan. Pestisida

yang digunakan harus mampu menampilkan efikasi biologisnya yang optimal.

Efikasi biologis (biological efficacy) adalah kemampuan pestisida untuk

mengendalikan OPT sasaran seperti yang dicantumkan dalam label atau

petunjuk penggunaan. Penggunaan secara benar bertujuan untuk

mengefektifkan kerja pestisida

3. Digunakan secara bijaksana harus sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu

mengendalikan OPT. Penggunaan pestisida yang bijaksana adalah penggunaan

pestisida yang lebih rasional, lebih mengedepankan akal sehat daripada emosi.

Page 31: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

30

Dalam pelaksanannya, pengguna perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

Penggunaan pestisida yang bijaksana tidak berdampak negatif bagi keselamatan

pengguna, konsumen, dan kelestarian lingkungan

Pengguna pestisida yang bijaksana sejalan dengan konsep Pengendalian Hama

Terpadu (PHT)

Penggunaan pestisida yang bijaksana seharusnya mengikutsertakan manajemen

resistensi untuk mencegah atau menunda terjadinya resistensi OPT terhadap

pestisida

Penggunaan pestisida yang bijaksana juga berati penggunaan pestisida yang

tidak berlebihan dan ekonomis

Tidak ada kasus keracunan pestisida pada petani dalam kurun waktu Tahun 2014-

2015 di Kabupaten Trenggalek. Hal ini diantisipasi melalui kegiatan-kegiatan intensifikasi

pembinaan dan penyuluhan oleh Penyuluh-penyuluh pertanian di Kabupaten Trenggalek

pada kelompok tani tentang penggunaan bahan pembasmi hama (pestisida) yang ramah

lingkungan dan aman.

Temu Penyuluh Pertanian Se-Kabupaten Trenggalek

7. Berfungsinya lembaga distribusi pangan yang ada di masyarakat (koperasi,

kelompok tani)

Ketahanan pangan masyaratkan terwujudnya secara simultan ketersediaan

pangan yang cukup dan merata di seluruh wilayah, sekaligus kemampuan setiap

rumah tangga mengkonsumsi pangan yang cukup untuk hidup sehat dan produktif.

Untuk itu, pembangunan ketahanan pangan antara lain harus mencakup

peningkatan kapasitas penyediaan pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan

penduduk yang terus berkembang sekaligus peningkatan kemampuan akses rumah

tangga terhadap pangan yang cukup, baik dari produksi sendiri maupun dari

pasar/membeli. Disamping itu, pembangunan ketahanan pangan juga mencakup

Page 32: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

31

upaya membangun kemandirian pangan, yaitu memenuhi kebutuhan pangan

dengan mengoptimalkan sumber daya domestik agar dalam pemenuhan pangan

pokoknya tidak tergantung pihak lain.

Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat merupakan kegiatan

dalam rangka meningkatkan kemampuan Gapoktan di wilayah sentra produksi padi

agar mampu membantu anggotanya dalam mendistribusikan/

memasarkan/mengolah hasil produksi pangannya disaat menghadapi panen raya

dan mampu menyediakan pangan bagi kebutuhan anggotanya disaat menghadapi

paceklik. Pada umumnya disaat panen raya bersamaan dengan datangnya musim

hujan, dimana petani mengalami kesulitan untuk mengeringkan gabah sehingga

mereka menjual kepada pelepas uang dengan harga yang sangat murah.

Dampaknya harga gabah/beras di tingkat petani jatuh sehingga petani sebagai

produsen pangan selalu berada pada posisi yang kurang menguntungkan.

Sedangkan di sisi lain petani disaat mereka tidak mempunyai panen (saat paceklik),

maka petani akan menjadi konsumen, sehingga mereka membutuhkan akses

terhadap pangan untuk kebutuhan anggota keluarganya.

Mengingat petani selalu berada pada posisi yang kurang menguntungkan di

saat menghadapi panen maupun menghadapi paceklik, Pemerintah Kabupaten

Trenggalek telah memfasilitasi dan mendorong petani untuk tidak berjalan sendiri-

sendiri tetapi dapat membangun kebersamaan dalam bentuk kumpulan petani

dalam satu kelompok tani (Poktan) ataupun bergabung dalam bentuk gabungan

kelompok tani (Gapoktan). Dengan adanya kesamaan kepentingan dan kesamaan

masalah yang dihadapi, sehingga mereka mempunyai kekuatan yang sama untuk

meningkatkan posisi tawar khususnya dalam mendistribusikan hasil panennya

pada saat panen raya maupun mengembangkan jejaring pemasaran dengan mitra

usahanya sehingga dapat memberikan keuntungan bagi Gapoktan dan anggotanya.

Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat pemerintah

mendorong Gapoktan agar mampu memberdayakan seluruh sumberdaya yang

dimiliki dalam upaya meningkatkan daya saing dan pendapatan serta

kesejahateraan anggota.

Bagi petani-petani yang berada dalam wadah Gapoktan, dapat terpenuhi

kebutuhan pokok pangannya jika mereka memerlukan. Hal ini mengingat dalam

aktivitas kegiatan LDPM terdapat usaha pengembangan cadangan pangan untuk

tujuan memudahkan petani anggota mengakses pangan, khususnya pada saat

paceklik. Melalui pendekatan ini para anggota petani mampu memenuhi kebutuhan

hidup yang paling mendasar untuk dapat menjalankan kehidupan sehari-hari

menjadi lebih produktif. Disisi lain, diharapkan Gapoktan mampu memberdayakan

unit usahanya agar mampu membeli gabah/beras/ terutama dari hasil produksi

petani anggotanya dengan harga serendah-rendahnya sesuai dengan HPP.

Page 33: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

32

Lembaga distribusi pangan yang ada di masyarakat (koperasi, kelompok

tani). Lembaga distribusi pangan yang ada di masyarakat berfungsi dengan baik.

Lembaga terkait meliputi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Koperasi Tani, Kios

Usaha Tani, pertokoan maupun pasar.

Sosialisasi Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K)

Peringatan Hari Tani Nasional

Pemberian Bantuan Handtractor sebanyak 93 unit kepada GAPOKTAN

Page 34: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

33

8. Adanya program pertanian organik oleh pemerintah dan masyarakat

Program pertanian organik diintensifkan di Kabupaten Trenggalek baik oleh

pemerintah maupun masyarakat melalui pemanfaatan pupuk organik maupun

penggunaan pestisida ramah lingkungan. Disamping itu juga optimalisasi

pembudayaan kompos yang berasal dari sampah kandang, dapur maupun limbah

tanaman lainnya.

Program pertanian organik di Kabupaten Trenggalek sudah dikembangkan,

salah satunya dengan dikembangkannya padi organik di Desa Cakul Kecamatan

Dongko. Padi Organik yang dikembangkan sudah mendapatkan Sertifikat Organik

dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman dengan Standar SNI. Sertifikat Organik

diserahkan oleh Wakil Menteri Pertanian di Jakarta pada acara Pameran Komoditas

Organik se-Indonesia pada tahun 2014.

Sertifikat Padi Organik

Page 35: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

34

Kecamatan Pule yang meliputi :

a. Sentra Olahan Janggelan

b. Perkebunan Organik

Kecamatan Dongko yang meliputi :

a. Pertanian Organik

Kecamatan Kampak yang meliputi :

a. Sentra Produksi Padi

b. Pasar Agrobisnis

Kecamatan Durenan yang meliputi :

a. Sentra Produksi Padi

b. Sentra Produksi Jagung

Kecamatan Karangan yang meliputi :

a. Kakao Land UPH Karangan

b. Sentra Produksi Kedelai

Kecamatan Bendungan yang meliputi :

a. Kawasan Agropolitan

b. Kawasan Selingkar Wilis

c. Kebun Kopi Dilem Wilis

LOKASI UNGGULAN

Page 36: INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHATkabupatensehat.trenggalekkab.go.id/lib/files/Tatanan Ketahanan... · budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, ... sosial, budaya,

Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 7. Ketahanan Pangan dan Gizi

35

PROGRAM KABUPATEN/KOTA SEHAT