Upload
vukhanh
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
IMPLIKATUR PERCAKAPAN ANTARTOKOH
DALAM FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
KARYA BUYA HAMKA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Nama : Mery Cristi Esvinoza Sakoikoi
Nim : 131224085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
Jangan pernah lelah dan putus asa akan kritik
Karena kritik yang baik tak akan pernah menjerumuskan anda,
Tetapi kritik akan membawamu pada sebuah titik kesuksesan,
Di mana anda akan mengeluarkan air mata kebahagiaan.
(Mery Cristi E.S)
Harapan selalu membuka pintu ,
di mana putus asa senantiasa menutupnya.
Harapan mencari apa yang bisa dikerjakan,
dan bukan menggerutu karena ketidaktahuan.
Harapan adalah kalah dengan lapang dada,
Karena pada akhirnya kemenangan pasti akan bersinar.
(James Keller, The Christopher)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan cinta dan syukurku, kupersembahkan karya ini untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa menyertai dan melindungi saya
selama dalam proses penyususan skripsi.
2. Keluarga bapak Emilius Sakoikoi & keluarga bapak Murdiyana
3. Suami tersayang, Yosephus Wahyu Eko Novianto yang selalu ada
disetiap waktuku.
4. Dan anakku tercinta, Chatarine Iva Mervia Wahyuningsih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Esvinoza, Mery Cristi. 2017. Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka. Yogyakarta:
PBSI, JPBS, FKIP, Sanata Dharma.
Hal yang dikaji dalam penelitian ini adalah Implikatur Percakapan
Antartokoh dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka.
Penelitian ini menjawab tiga pokok masalah, yakni: 1) Apa sajakah wujud
implikatur yang terdapat dalam percakapan antartokoh film Tenggelamnya Kapal
Van Der Wijck Karya Buya Hamka? 2) Apa sajakah jenis-jenis implikatur yang
terdapat dalam percakapan antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Karya Buya Hamka? 3) Apa sajakah makna implikatur yang terdapat dalam
percakapan antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya
Hamka?
Berdasarkan metode yang digunakan penelitian ini termasuk ke dalam
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dan data dalam penelitian ini
adalah film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka, dan data
penelitian berupa tuturan yang terkandung implikatur. Adapun langkah-langkah
analisis data, yaitu peneliti mengidentifikasi implikatur yang terdapat dalam
percakapan antartokoh. Setelah diidentifikasi, peneliti mengklasifikasi setiap
percakapan yang terkandung implikatur berdasarkan wujud implikatur, jenis-jenis
implikatur, dan maksud implikatur. Kemudian, peneliti mendeskripsikan setiap
data berdasarkan klasifikasi data.
Sesuai ketiga rumusan masalah di atas, hasil dari penelitian ini adalah
pertama, peneliti menemukan empat wujud implikatur yakni: 1) implikatur
tuturan dalam representatif, 2) implikatur tuturan dalam ekspresif 3) implikatur
tuturan dalam direktif, dan 4) implikatur tuturan dalam komisif. Kedua, peneliti
menemukan tiga jenis implikatur yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal
Van Der Wijck Karya Buya Hamka, yakni 1) implikatur percakapan umum (IPU),
2) implikatur percakapan khusus (IPK), dan 3) implikatur percakapan berskala
(IPB). Ketiga, peneliti menemukan lima belas maksud implikatur yakni: (1)
berspekulasi, (2) memberikan kesaksian, (3) mengakui, (4) menunjukkan, (5)
melaporkan, (6) mengungkapkan, (7) menyebutkan, (8) mengkritik, (9) mengeluh,
(10) menyanjung, (11) memuji, (12) menyarankan, (13) meminta, (14) mendesak,
dan (15) ancaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Esvinoza, Mery Cristi. 2017. Dialog Implicature Between Characters in The Ship
Immerse of Van Der Wijck Movie by Buya Hamka. Yogyakarta: PBSI,
JPBS, FKIP, Sanata Dharma.
This research is analyzing Dialog Implicature Between Characters in The
Ship Immerse of Van Der Wijck Movie by Buya Hamka. This research is
answering three main questions, namely: 1) What are the implicature forms in
Dialog Implicature Between Characters in The Ship Immerse of Van Der Wijck by
Buya Hamka? 2) What kind of implicature types in Dialog Implicature Between
Characters in The Ship Immerse of Van Der Wijck by Buya Hamka? 3) What are
the implicature meaning in Dialog Implicature Between Characters in The Ship
Immerse of Van Der Wijck by Buya Hamka?
According to the method usage, this research is a qualitative descriptive
type. Data source and the data in this research are The Ship Immerse of Van Der
Wijck Movie by Buya Hamka, and the research data are in form of the dialog that
implicature contained. As for data analysis step is identifying the implicature in
the dialog between characters. After identifying it, later the reseracher is
classifying each dialog that implicature contained based on the forms, types, and
purpose of the implicature. Later on, the researcher is describing each data based
on data classification.
Proper to the three problems formulation above, the results of this
research are: first, there are four implicature forms, namely: 1) speech
implication in representative, 2) speech implication in expressive, 3) speech
implication in directive, and 4) speech implication in comissive; second, there are
three types of implicature in The Ship Immerse of Van Der Wijck Movie by Buya
Hamka, namely 1) implicature of general dialog (IPU), 2) implicature of peculiar
dialog (IPK), and 3) implicature of scaled dialog (IPB); third, there are fifthteen
implicature purposes, namely: 1) to speculate, 2) to give evidence, 3) to confess,
4) to show, 5) to report, 6) to express, 7) to mention, 8) to critize, 9) to sigh, 10) to
flatter, 11) to praise, 12) to suggest, 13) to ask, 14) to urge, and 15) to threat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan untuk Tuhan Yesus Kristus karena berkat
kasih dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Implikatur
Percakapan Antartokoh dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya
Buya Hamka. Skripsi ini saya ajukan kepada Universitas Sanata Dharma, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan dan Seni, Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan.
Penelitian ini pun selesai berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini secara khusus penulis mengucapkan terimakasih
kepada.
1) Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2) Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M. Hum. selaku Ketua Program Studi PBSI.
3) Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum. selaku dosen pembimbing, yang telah
memberikan saran, motivasi, dan kritik bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
4) Kedua orangtua tersayang, Bapak Emilius Sakoikoi dan Ibu Risma
Taileleu, yang selalu mendoakan saya, mendukung, dan memberikan kasih
sayang setiap waktu.
5) Kedua mertua tersayang, Bapak Murdiyono dan Ibu Supiyatun, yang
memberikan kasih sayang kepada saya selayaknya anak sendiri. Terima
kasih yang tak terbatas karena sudah momong anak saya (Mervia) ketika
saya masih kuliah hingga menyelesaikan studi saya.
6) Kedua kakak saya, Suster Mery Santa KYM Sakoikoi dan Eti Gustami
Sakoikoi, juga kedua adik saya Policarpus Erik dan Andreas Eko, yang
menyemangati saya ketika putus asa menghamipiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7) Suami tercinta Yosephus Wahyu Eko Novianto, yang memberikan kasih
sayang tak lekang oleh waktu dan kesetiaan untuk berdampingan dalam
menyelesaikan skripsi bersama.
8) Putriku tercinta, Chatarina Iva Mervia Wahyuningsih. Engkau kekuatanku
dan penyemangatku sayang.
9) Maria Astuti Cembes, Yusinta Muliati, Felixia Dayang, Ephin Tiara,
Rosalina Ninda, Giovano Engko, Sarta Saogo, Sr. Anastasia, Bruder
Anton, dan para sahabat PBSI angkatan 2013, terima kasih atas
kebersamaan selama kita duduk di bangku kuliah.
10) Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, segala bentuk kritik, saran, dan sumbangan ide sangat dibutuhkan
untuk memperbaiki guna penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi
ini memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya, ataupun sumber belajar terkait
bidang pragmatik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
MOTO ................................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
1.5 Batasan Istilah...................................................................................... 5
1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 8
2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 8
2.2 Kajian Teori ....................................................................................... 10
2.2.1 Pragmatik .................................................................................... 10
2.2.2 Prinsip Kerja Sama ...................................................................... 12
2.2.3 Fenomena Pragmatik ................................................................... 13
2.2.3.1 Pranggapan ...................................................................... 13
2.2.3.2 Deiksis ............................................................................. 14
2.2.3.3 Tindak Tutur .................................................................... 15
2.2.3.4 Kesantunan ...................................................................... 17
2.2.3.5 Ketidaksantunan .............................................................. 20
2.2.4 Implikatur ................................................................................... 21
2.2.4.1 Implikatur Percakapan (IP) .............................................. 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.4.1.1 Implikatur Percakapan Umum (IPU) ................ 25
2.2.4.1.2 Implikatur Percakapan Berskala (IPB) ............. 26
2.2.4.1.3 Implikatur Percakapan Khusus (IPK) ............... 27
2.2.5 Implikatur sebagai Fenomena Pragmatik ..................................... 29
2.2.6 Konteks Pragmatik ...................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 34
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 34
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ....................................................... 35
3.3 Instrumen Penelitian .......................................................................... 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36
3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................... 37
3.6 Triangulasi ......................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 39
4.1 Deskripsi Data ................................................................................... 39
4.2 Hasil Analisis Data ............................................................................ 40
4.2.1 Wujud Implikatur ........................................................................ 41
4.2.1.1 Implikatur Tuturan dalam Representatif ........................... 41
4.2.1.2 Implikatur Tuturan dalam Ekspresif ................................. 43
4.2.1.3 Implikatur Tuturan dalam Direktif ................................... 45
4.2.1.4 Implikatur Tuturan dalam Komisif ................................... 46
4.2.2 Jenis-Jenis Implikatur .................................................................. 47
4.2.2.1 Implikatur Percakapan Umum (IPU ) ............................... 48
4.2.2.2 Implikatur Percakapan Berskala (IPB) ............................. 49
4.2.2.3 Implikatur Percakapan Khusus (IPK) ............................... 51
4.2.3 Maksud Implikatur ...................................................................... 53
4.2.3.1 Maksud Implikatur Berspekulasi ...................................... 54
4.2.3.2 Maksud Implikatur Memberikan Kesaksian ..................... 55
4.2.3.3 Maksud Implikatur Mengakui .......................................... 56
4.2.3.4 Maksud Implikatur Menunjukkan .................................... 57
4.2.3.5 Maksud Implikatur Melaporkan ....................................... 58
4.2.3.6 Maksud Implikatur Mengungkapkan ................................ 59
4.2.3.7 Maksud Implikatur Menyebutkan .................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.3.8 Maksud Implikatur Memuji ............................................. 60
4.2.3.9 Maksud Implikatur Mengkritik ........................................ 61
4.2.3.10 Maksud Implikatur Mengucapkan Selamat ................... 62
4.2.3.11 Maksud Implikatur Mengeluh ...................................... 62
4.2.3.12 Maksud Implikatur Menyarankan ................................. 63
4.2.3.13 Maksud Implikatur Mengajak ...................................... 64
4.2.3.14 Maksud Implikatur Meminta ........................................ 65
4.2.3.15 Maksud Implikatur Mengancam ................................... 66
4.3 Pembahasan ....................................................................................... 66
4.3.1 Wujud Implikatur ........................................................................ 67
4.3.1.1 Implikatur Tuturan dalam Representatif ........................... 68
4.3.1.2 Implikatur Tuturan dalam Ekspresif ................................ 72
4.3.1.3 Implikatur Tuturan dalam Direktif ................................... 74
4.3.1.4 Implikatur Tuturan dalam Komisif ................................... 76
4.3.2 Jenis Implikatur ........................................................................... 77
4.3.2.1 Implikatur Percakapan Umum .......................................... 78
4.3.2.2 Implikatur Percakapan Khusus ......................................... 80
4.3.2.3 Implikatur Percakapan Berskala ....................................... 81
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 84
A. Simpulan............................................................................................ 84
B. Saran.................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86
LAMPIRAN ...................................................................................................... 89
SINOPSIS FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WICJK .............. 89
KARYA BUYA HAMKA ........................................................................ 89
NASKAH PERCAKAPAN....................................................................... 96
TRIANGULASI HASIL PENELITIAN .................................................. 127
Pemain Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka . 168
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................ 169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab satu merupakan pendahuluan yang membahas enam subbab. Keenam
subbab tersebut yakni: 1) latar belakang, 2) rumusan masalah, 3) tujuan penelitian,
4) manfaat penelitian, 5) batasan istilah, dan 6) sistematika penyajian.
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial. Hubungan sosial yang terjalin
antarmanusia ditandai adanya interaksi satu dengan orang lain. Interaksi yang baik
ditandai karena adanya komunikasi yang baik pula. Alat yang digunakan oleh
manusia dalam berkomunikasi adalah bahasa. Paul Chauchard, mengemukakan
bahwa Bahasa adalah penemuan manusia yang paling menakjubkan: manusia
sungguh-sungguh “sapiens” (bijaksana, berbudi) hanya karena ia “loquens”
(bertutur), yaitu karena ia dapat bercakap. Bahasa merupakan suatu sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer (Abdul Chaer, 2013: 1). Oleh karena itu
bahasa tidak dapat lepas dari kehidupan manusia dalam berinteraksi.
Cabang yang mempelajari ilmu bahasa adalah pragmatik. Melalui kajian
pragmatik akan ditemukan seluk beluk yang menarik yang terkait dengan bahasa.
Bahasa secara formal dapat dipelajari dalam dunia pendidikan dan bahasa secara
informal manusia dapat menggunaan audio visual.
Salah satu contoh dari audio visual adalah dengan cara menggunakan film.
Manusia dapat memanfaatkan film sebagai pembelajaran penggunaan bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Effendi (1986: 239), mengemukakan bahwa film diartikan sebagai hasil budaya
dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan gabungan
dari berbagai teknologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian baik seni
rupa, seni teater sastra, arsitektur dan seni musik.
Sebuah film disajikan tentu saja mengandung pesan. Pesan disajikan dalam
bentuk makna tersirat melalui percakapan setiap antartokoh. Tidak semua orang
dapat memaknai pesan tersirat dalam sebuah film. Begitupun dalam hal
berkomunikasi, tidak semua mitra tutur memahami makna apa yang dimaksud
oleh si penutur dalam ujaran yang diucapkan. Hal inilah yang menimbulkan
kesalahpahaman dalam berinteraksi karena terdapat semacam kontrak percakapan
tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling dimengerti. Grice
(1975) di dalam artikelnya yang berjudul “logic and conversation” menyatakan
bahwa sebuah tuturan dapat mengimplikasikan preposisi yang bukan merupakan
bagian dari tuturan tersebut. Preposisi yang diimplikasikan itu dapat disebut
dengan implikatur percakapan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, tidak salah jika analisis implikatur dapat
digunakan untuk mengetahui makna-makna tersirat yang terkandung dalam film.
Peneliti memutuskan memilih film Tenggelamnya “Kapal Van Der Wijck” karya
Hamka. Film ini tidak menyajikan ekspose seksual seperti kebanyakan film anak
muda saat ini. Film ini menceritakan pemuda yang hebat, kuat, berani, dan
agamanya tinggi. Oleh karena itu, peneliti menjadikan film Teneggelamnya Kapal
Van Der Wijck Karya Buya Hamka sebagai objek penelitian terkait implikatur
percakapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.2 Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa sajakah wujud implikatur yang terdapat dalam percakapan
antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya
Hamka?
2. Apa sajakah jenis-jenis implikatur yang terdapat dalam percakapan
antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya
Hamka?
3. Apa sajakah makna pragmatik implikatur yang terdapat dalam
percakapan antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya
Buya Hamka?
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan wujud implikatur yang terdapat dalam percakapan
antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya
Hamka.
2. Mendeskripsikan jenis-jenis implikatur yang terdapat dalam percakapan
antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya
Hamka.
3. Mendeskripsikan makna pragmatik implikatur yang terdapat dalam
percakapan antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya
Buya Hamka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis bagi pembaca.
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoritis merupakan manfaat yang berkenaan dengan ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini ilmu kebahasaan (linguistik) hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
mengenai model analisis pragmatik dengan fokus penelitian pada
implikatur percakapan.
2. Manfaat praktis
Secara garis besar, manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian
ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai fonomena
kebahasaan implikatur, terutama wujud implikatur yang terdapat dalam
percakapan antartokoh, jenis-jenis implikatur, dan maksud implikatur.
Secara luas, manfaat praktis ini dibagi ke dalam tiga bagian, yakni: bagi
pembaca, pembelajaran bahasa, dan peneliti lain.
Pertama, manfaat bagi pembaca adalah sebagai tolak ukur kekritisan
dalam memahami dan memaknai sebuah tuturan.
Kedua, manfaat bagi pembelajaran bahasa. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat membantu para mahasiswa untuk mempelajari ilmu
kebahasaan (pragmatik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Ketiga, manfaat bagi peneliti lain. Hasil dari penelitian ini diharapkan
penelitian ini menjadi sumber dasar atau dapat dijadikan sumber atau
bahan acuan bagi peneliti lainyang ingin melakukan penelitian sejenis.
1.5 Batasan Istilah
(1) Pragmatik
Muhammad (2010), mengemukakan bahwa pragmatik adalah studi
kebahasaan yang terikat konteks. Jadi konteks memiliki di dalam setiap
kalimat memiliki peranan kuat untuk menentukan maksud penutur
dengan lawan tutur dalam berinteraksi.
(2) Implikatur
Brown dan Yule (1996), mengemukakan bahwa istilah implikatur dipakai
untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan atau
dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya
yang dikatakan oleh penutur. Pendapat itu bertumpu pada suatu makna
yang berbeda dengan makna tuturan secara harfiah.
(3) Konteks
Rahardi (2003: 20) mengatakan bahwa konteks tuturan dapat diartikan
semua latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang
diasumsikan sama-sama dimiliki dan dipahami bersama oleh penutur
dan mitra tutur, serta yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa
yang dimaksudkan oleh si penutur itu di dalam keseluruhan proses
bertutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
(4) Wujud
Wujud adalah (1) rupa dan bentuk yang dapat diraba (2) adanya sesuatu
(3) benda yang nyata (bukan roh dan sebagainya) (4) ada, sifat yang
wajib bagi Allah; maksud; tujuan (KBBI, 2008:1564).
(5) Maksud
Maksud adalah (1) yang dikehendaki; tujuan (2) niat; kehendak (3) arti;
makna (dari suatu perbuatan, perkataan, peristiwa, dan sebagainya)
(KBBI, 2008: 865).
1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang berisi
subbab latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah, dan sistematika penyajian. Keenam subbab tersebut
melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Implikatur
Percakapan Antartokoh dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya
Buya Hamka.
Bab II adalah landasan teori yang berisi dua pokok bahasan yaitu, penelitian
yang relevan dan kajian pustaka. Kajian hasil penelitian terdahulu memiliki
relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, sedangkan kajian
pustaka berisi teori-teori yang akan peneliti gunakan untuk menganalisis data.
Bab III adalah metodologi penelitian yang berisi enam subbab, yaitu jenis
penelitian, sumber data dan data penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, metode analisis, dan triangulasi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tiga subbab,
yaitu deskripsi data, hasil analisis data, dan pembahasan mengenai wujud
implikatur, jenis implikatur, dan maksud pragmatik yang terdapat dalam
percakapan antartokoh dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya
Buya Hamka.
Bab V berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan
kepada peneliti lainnya, yang akan melakukan penelitian yang sama yaitu
pragmatik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan disajikan beberapa teori yang digunakan sebagai acuan
dalam penelitian. Bab ini meliputi dua bagian yakni: penelitian yang relevan
dan landasan teori.
2.1 Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan saat ini. Pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh
Marianti (2008) dengan judul Implikatur Percakapan Orang Tua dengan Anak
Pada Peristiwa Makan Malam Bersama dalam Keluarga Pendidik di
Yogyakarta. Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Andreas (2006) dari
Universitas Sanata Dharma dengan judul Implikatur Percakapan Antartokoh
dalam Novel Projo Dan Brojo Karya Arswendo Atmowiloto. Ketiga adalah
penelitian yang dilakukan oleh Niatri (2012) dari Universitas Sanata Dharma
dengan judul Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Film Marmut Merah
Jambu Karya Raditya Dika. Keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh
Kurnia (2008), dari Universitas Sanata Dharma dengan judul penelitian Implikatur
Wacana Semarangan pada Surat Kabar Harian Suara Merdeka Edisi Januari-
Maret 2014.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Marianti (2008) termasuk penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut dilakukan dengan pengumpulan data
tuturan berupa percakapan antara orang tua dengan anak pada peristiwa makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
malam. Data diambil dari rekaman. Hasil penelitian tersebut adalah tiga jenis
implikatur percakapan dan beberapa fungsi implikatur. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, mendapatkan: 7 implikatur percakapan umum, 5
implikatur percakapan khusus dan, 3 implikatur percakapan berskala.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Andreas (2006) termasuk penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara penjaringan data
yaitu pengumpulan data sekaligus pengklasifikasian data penelitian. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan data: 23 implikatur
percakapan khusus, 13 implikatur percakapan umum dan, 5 implikatur percakapan
berskala.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Niatri (2012) merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Dalam teknik analisis data peneliti menginventarisasi,
mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan manafsirkan data yang berupa percakapan
antar tokoh. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan data: 15
implikatur percakapan khusus, 3 implikatur percakapan berskala dan 13
implikatur percakapan umum.
Penelitian keempat yang dilakukan oleh Kurnia (2008) merupakan
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara
membaca dan memahami konteks yang terdapat dalam Surat Kabar Harian Suara
Merdeka Edisi Januari-Maret 2014. Peneliti kemudian melanjutkan untuk
menentukan maksud implikatur dan mengambil beberapa sampel data. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh peneliti memperoleh 139 data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Penelitian kelima dilakukan oleh peneliti sekarang ini dengan judul skripsi
Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck Karya Buya Hamka. Peneliti menggunakan teknik simak dan catat untuk
memperoleh data dari film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya
Hamka. Data yang sudah diperoleh akan diklasifikasikan ke dalam wujud
implikatur, jenis implikatur, dan maksud implikatur. Selanjutnya, peneliti
mendeskripsikan wujud implikatur, jenis-jenis implikatur, dan maksud
percakapan yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya
Buya Hamka.
2.2 Kajian Teori
Subbab ini akan menyajikan kajian teori yang akan digunakan sebagai acuan
dalam penelitian. Kajian teori meliputi pragmatik, fenomena pragmatik
(pranggapan, deiksis, tindak tutur, kesantunan, dan ketidaksantunan), implikatur
(implikatur percakapan, implikatur percakapan umum, implikatur percakapan
berskala, dan implikatur percakapan khusus), implikatur sebagai fenomena
pragmatik, konteks pragmatik, prinsip kerja sama, dan wujud implikatur.
Pragmatik dijabarkan lebih lanjut di bawah ini.
2.2.1 Pragmatik
Satu perbedaan tradisional tentang analisis bahasa membedakan pragmatik
dengan sintaks dan semantik. Sintaks adalah studi tentang hubungan antara
bentuk-bentuk kebahasaan, bagaimana menyusun bentuk-bentuk kebahasaan itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dalam suatu tatanan (urutan) dan tatanan mana yang tersusun dengan baik.
Semantik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dengan
entitas di dunia; yaitu bagaimana hubungan kata-kata dengan sesuatu secara
harfiah. Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik
dan pemakai bentuk-bentuk itu. Diantara tiga bagian perbedaan ini hanya
pragmatik sajalah yang memungkinkan orang ke dalam suatu analisis Yule
(2006: 4 – 5).
Levinson (1983) mengemukakan pragmatik ialah kajian tentang
kemampuan pemakai bahasa mengaitkan kalimat-kalimat dengan konteks-konteks
yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu. Leech (1993: 8) berpendapat bahwa
semantik dan pragmatik berbeda tetapi saling melengkapi (komplementer), dan
saling berhubungan , mudah untuk dipahami secara subjektif, tetapi agak sulit
dibenarkan secara objektif. Rahardi (2003: 16) menjelaskan bahwa ilmu
pragmatik sesungguhnya mengkaji maksud penutur di dalam konteks lingkungan
dan sosial-budaya tertentu. Makna yang dikaji dalam pragmatik bersifat terikat
konteks (context dependent), sedangkan makna yang dikaji dalam semantik berciri
bebas konteks (context independent). Manfaat belajar bahasa melalui pragmatik
ialah bahwa seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan
orang, asumsi, maksud atau tujuan, dan jenis-jenis tindakan. Pragmatik membawa
pengkajian bahasa lebih jauh ke dalam keterampilan menggunakan bahasa untuk
komunikasi praktis dalam segala situasi yang mendasari interaksi kebahasaan
antara manusia sebagai anggota masyarakat Nababan (1987: 8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Muhammad (2010) juga berpendapat bahwa pragmatik adalah studi
kebahasaan yang terikat konteks. Konteks memiliki peranan kuat untuk
menentukan maksud penutur dengan lawan tutur dalam berinteraksi. Pragmatik
mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi dan menyelidiki
makna sebagai konteks, bukan sesuatu yang abstrak. Pragmatik adalah cabang
ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana
satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi. Makna yang dikaji dalam
pragmatik adalah makna yang terikat konteks (context independent), sehingga
pragmatik mengkaji maksud penutur dengan lawan tutur secara eksternal.
2.2.2 Prinsip Kerja Sama
Cummings (2007: 18), berpendapat bahwa sejumlah implikatur percakapan
dengan sengaja melanggar maksim, ternyata dalam penelitian ini, implikatur
percakapan umum dengan sengaja melanggar maksim kuantitas, maksim
relevansi, dan maksim cara. Grice (1975) menawarkan prinsip kerjasama supaya
terealisasi dalam berbagai kaidah percakapan.
1) Maksim Kuantitas ( The Maksim Of Quantity)
Dalam maksim ini penutur diharapkan mampu memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif
mungkin. Hal ini mengindikasikan bahwa apa yang disampaikan
penutur hendaknya hanya sebatas kebutuhan informasi mitra
tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Maksim Kualitas (The Maksim Of Quality)
Pada maksim ini, penutur diharapkan mampu menyampaikan
sesuatu yang nyata dan sesuai fakta sebenarnya yang didukung
dengan bukti-bukti yang jelas.
3) Maksim Relevansi (The Maksim Of Relevance)
Di dalam maksim relevansi, dinyatakan supaya terjadi kerja sama
yang baik antara penutur dan mitra tutur, masing-masing
hendaknya memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu
yang sedang diujarkan.
4) Maksim Cara (The Maksim Of Manner)
Maksim pelaksanaan ini mengharuskan peserta bertutur secara
langsung, jelas, dan tidak ambigu.
2.2.3 Fenomena Pragmatik
Dalam fenomena pragmatik akan dibahas: 1) pranggapan, 2) deiksis,
3) tindak tutur, 4) kesantunan, 5) ketidaksantunan. Berikut adalah paparan
masing-masing dari fenomena pragmatik.
2.2.3.1 Pranggapan
Dalam berkomunikasi, terkadang seseorang menganggap informasi tertentu
sudah diketahui oleh pendengarnya. Oleh karena itu, informasi tertentu yang
sudah diketahui tersebut biasanya tidak akan dinyatakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Yule (2006: 43) mendefinisikan bahwa praanggapan (presupposition)
sebagai suatu yang diasumsi oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan
suatu tuturan. Dalam hal ini, penutur yang memiliki pranggapan bukan
kalimatnya. Konsep lain didefinisikan oleh Lubis (2011: 65), bahwa pranggapan
merupakan sesuatu yang dijadikan oleh si pembicara sebagai dasar pembicaraan.
Dari uraian kedua pakar di atas mengenai definisi pranggapan, maka dapat
disimpulkan bahwa pranggapan merupakan suatu maksud tersirat dari tuturan
penutur yang belum diungkapkan kepada mitra tutur.
2.2.3.2 Deiksis
Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti “hal
penunjukan secara langsung”. Istilah tersebut digunakan oleh tata bahasawan
Yunani dalam pengertian “kata ganti penunjuk”, yang dalam bahasa Indonesia
ialah kata “ini” dan “itu”. Deiksis kemudian diperkenalkan pada abad ke- 20 oleh
Karl Buhler (dalam Yule,1996).
Berdasarkan etimologi tersebut, dapat dikemukakan beberapa penjelasan
mengenai deiksis. Agustina (1995) menyatakan deiksis adalah kata atau frasa
yang menunjuk kepada kata, frasa, atau ungkapan yang telah dipakai atau yang
akan diberikan. Purwo (1984) menjelaskan bahwa sebuah kata dikatakan bersifat
deiksis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada
siapa yang menjadi si pembicara dan tergantung pada saat dan tempat
dituturkannya kata itu. Deiksis didefinisikan sebagai ungkapan yang terikat
dengan konteksnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Contoh: Saya mencintai dia.
Informasi dari kata ganti “saya” dan “dia” hanya dapat ditelusuri dari konteks
ujaran. Ungkapan-ungkapan yang hanya diketahui dari konteks ujaran itulah yang
disebut deiksis.
Deiksis juga diartikan sebagai lokasi dan identifikasi orang, objek, peristiwa,
proses atau kegiatan yang sedang dibicarakan atau yang sedang diacu dalam
hubungannya dengan dimensi ruang dan waktu, pada saat dituturkan oleh
pembicara atau yang diajak bicara Lyons (1972). Dalam bidang linguistik terdapat
pula istilah rujukan atau sering disebut referensi yaitu kata atau frasa yang
menunjuk kata, frasa atau ungkapan yang akan diberikan. Rujukan semacam itu
oleh disebut deiksis Nababan (1987).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa deiksis adalah bentuk bahasa
baik berupa kata maupun lainnya yang berfungsi sebagai penunjuk hal atau fungsi
tertentu di luar bahasa, dengan kata lain sebuah bentuk bahasa bisa dikatakan
bersifat deiksis apabila acuan/rujukan/referennya berpindah-pindah atau berganti-
ganti pada siapa yang menjadi si pembicara dan bergantung pula pada saat dan
tempat dituturkannya kata itu. Jadi, deiksis merupakan kata-kata yang tidak
memiliki referen yang tetap Ida (2014: 37-38).
2.2.3.3 Tindak Tutur
Austin dan Searle (dalam Nadar, 2009: 14) membedakan tiga jenis
tindakan yang berkaitan dengan ujaran. Ketiga jenis tindakan itu adalah: tindak
lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Berikut dijabarkan mengenai
penjelasan ketiga tindakan di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1. Tindak Lokusi
Lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat
sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat
itu.Secara singkat, tujuan dari tindak tutur ini untuk menyatakan sesuatu
dan hanya bersifat informatif. Contohnya sebagai berikut.
a) Anjing merupakan binatang mamalia
b) Kucing suka makan ikan
2. Tindak Ilokusioner
Tindak ilokusioner merupakan tindak melakukan sesuatu dengan
maksud tertentu pula. Penutur menginginkan si mitra tutur melakukan
tindakan tertentu yang berkaitan dengan sesuatu yang dirasakannya.
Secara singkat, tindak tutur ilokusioner ini untuk menyatakan sesuatu dan
digunakan untuk melakukan sesuatu. Contohnya sebagai berikut.
a) Tono, rambutmu sudah panjang
Analisis: Dari segi lokusi, jika kalimat ini diucapkan seorang ibu
kepada anaknya, kalimat ini memiliki tujuan memberitahu sesuatu
kepada Tono bahwa rambutnya sudah panjang. Dari segi ilokusi,
kalimat ini mempunyai tujuan agar Tono memangkas rambutnya
karena sudah panjang.
b) Seminggu lagi kita akan menghadapi ujian lho.
Analisis: Dari segi lokusi, jika kalimat ini diucapkan seorang guru
kepada murid-muridnya, kalimat ini bertujuan memberitahu bahwa
seminggu lagi ujian akan dimulai. Secara ilokusi, kalimat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
memiliki tujuan agar murid-murid belajar karena ujian sudah
hampir tiba.
c. Tindak Perlokusioner
Tindak perlokusioner merupakan tindak yang mengacu pada efek
yang dihasilkan penutur dengan mengatakan sesuatu.Suatu
tindakan yang digunakan untuk memengaruhi lawan tutur seperti
memalukan, mengintimidasi, membujuk, dan lain sebagainya.
Contohnya adalah sebagai berikut.
a) Tono, tulisanmu bagus sekali.
Analisis: Dari segi ilokusi, tuturan ini bisa berarti pujian atau
mengejek. Pujian jika memang benar tulisannya itu bagus,
sehingga Tono akan merasa senang. Tetapi, bisa juga menjadi
sebuah ejekan apabila tulisan Tono itu tidak bagus, sehingga Tono
akan merasa sedih dan malu. Efek sedih dan malu yang dirasakan
Tono itu disebut perlokusi.
2.2.3.4 Kesantunan
Dalam suatu interaksi, selain prinsip kerja sama, para pelaku tuturan
memerlukan prinsip kesantunan atau politeness principle (Leech, 1983; dan
Wijana, 1996). Istilah kesantunan (politeness) berasal dari adjektiva “santun”
(polite). CALD (Cambridge Advanced Learners Dictionary dalam Wadji, 2013)
memberikan definisi secara singkat bahwa kesantunan itu adalah berperilaku
sedemikian rupa yang sesuai dengan kaidah sosial yang berlaku dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
masyarakat, menunjukkan kepedulian, dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.
Definisi kesantunan tersebut tidak dimaknai sebagai sekedar ramah, tetapi
menekankan perilaku yang benar, perilaku yang sesuai dan selaras dengan kaidah
sosial yang berlaku di suatu masyarakat.
Menurut Fraser (dalam Wadji 2013), dalam kesantunan ada semacam hak
(rights) yang dimiliki oleh penutur dan pendengar atau lawan tutur. Dengan
demikian, jika ada hak (rights) maka akan ada kewajiban (obligations) bagi
penutur dan lawan tutur menggunakan variasi yang sesuai, serta
mempertimbangkan skala status, skala keakraban penutur dan lawan tutur atas
dasar hak dan kewajiban masing-masing partisipan dengan tujuan memelihara
hubungan yang harmonis.
Prinsip kesantunan memiliki beberapa maksim, yaitu: maksim
kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan
hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian (Leech, 1983; dan Wijana,
1996). Keenam maksim tersebut dipaparkan satu per satu di bawah ini.
a. Maksim kebijaksanaan diungkapkan dengan tuturan impositif atau
direktif dan komisif. Maksim kebijaksanaan menggariskan bahwa
setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain
atau memaksimalkan kerugian orang lain.
b. Maksim penerimaan diutarakan dengan tuturan komisif dan
impositif. Maksim ini mewajibkan setiap peserta tindak tutur untuk
memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan meminimalkan
keuntungan bagi diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Maksim kemurahan diutarakan dalam tuturan ekspresif dan asertif.
Tuturan ekspresif mempunyai fungsi untuk mengekspresikan,
mengungkapkan, atau memberitahukan sikap psikologis sang
pembicara menuju suatu pernyataan yang diperkirakan oleh ilokusi.
Tuturan asertif melibatkan pembicara pada kebenaran proposisi yang
diekspresikan.
d. Maksim kerendahan hati juga dituturkan dengan tuturan ekspresif
dan asertif. Bila maksim kemurahan berpusat pada orang lain, maksim
kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Maksim kerendahan hati
menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan
ketidakhormatan pada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat
pada diri sendiri.
e. Maksim kecocokan diungkapkan dengan tuturan ekspresif dan
asertif. Maksim ini menggariskan bahwa setiap penutur dan lawan
tutur untuk memaksimakan kecocokan di antara mereka, dan
meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.
f. Maksim kesimpatian diungkapkan dengan tuturan asertif dan
ekspresif. Maksim kesimpatian ini mengharuskan setiap peserta
petuturan untuk memaksimalkan rasa simpati, dan meminimalkan rasa
antipati kepada lawan tuturnya.
Dengan mencermati rumusan dari setiap maksim di dalam prinsip
kesantunan itu, dapatlah dinyatakan bahwa sebenarnya sebuah tuturan dapat
dikatakan santun apabila:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
a. Tuturan itu memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain (maximize
benefit to others) dan meminimalkan kerugian pada pihak lain
(minimaze loss to self).
b. Kesantunan sebuah tuturan dapat juga dilihat dari banyak sedikitnya
tuturan itu memberikan pilihan kepada mitra tutur.
c. Lacoff (dalam Rahardi, 2009) mengemukakan bahwa kesantunan
tuturan itu dapat dicermati dari tiga sisi, yaitu: (a) keformalannya
(formality), (b) ketidaktegasannya (hesitancy), dan (c) tingkat
kesejajaran atau kesekawanannya.
d. Levinson (dalam Cummings, 2005) menyatakan bahwa kesantunan
sebuah tuturan dapat diukur dengan mencermati tiga parameter sosial,
yaitu: (a) jauh dekatnya jarak sosial, (b) jauh dekatnya peringkat status
sosial antara penutur dan mitra tutur dan, dan (c) tinggi rendahnya
peringkat tindak tutur.
2.2.3.5 Ketidaksantunan
Ketidaksantunan merupakan fonomena baru dalam ilmu pragmatik. Hal
ini dipandang sebagai dampak realitas di mana masyarakat seringkali
mengesampingkan penggunaan bahasa secara santun dalam berkomunikasi. Dapat
dikatakan bahwa ketidaksantunan merupakan penggunaan bahasa yang tidak baik,
melanggar tatakrama, dan kerap sekali menyinggung perasaan orang lain.
Pranowo (2009:68-73) mengungkapkan fakta pemakaian bahasa yang
tidak santun sebagai berikut. Pertama, penutur menyampaikan kritik secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
langsung (menohok mitra tutur) dengan kata atau frasa kasar. Penggunaan kata
atau frasa kasar dinilai tidak santun karena penutur menyatakan kritik secara
langsung yang mengakibatkan mitra tutur tersinggung. Kedua, penutur didorong
rasa emosi ketika bertutur. Rasa emosional berlebihan yang dilakukan oleh
penutur dihadapan mitra tutur dinilai tidak sopan karena bukan cara
berkomunikasi yang baik. Ketiga, penutur protektif terhadap pendapatnya.
Tuturan protektif yang dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur bukan
merupakan komunikasi yang baik atau sopan karena mitra tutur akan merasa
bersalah dihadapan publik. Keempat, penutur sengaja ingin memojokkan mitra
tutur dalam bertutur. Memojokkan mitra tutur yang dilakukan oleh penutur dalam
berkomunikasi merupakan hal yang tidak sopan, karena bahasa yang diungkapkan
oleh seorang penutur terkesan sangat keras (berbicara dengan nada marah),
sehingga membuat mitra tutur tidak berdaya. Kelima, penutur menyampaikan
tuduhan atas dasar kecurigaan terhadap mitra tutur. Tuturan yang berisi tuduhan
penutur terhadap mitra tutur menjadi tidak santun karena isi tuturan tidak
didukung dengan bukti yang kuat, tetapi hanya atas dasar kecurigaan.
2.2.4 Implikatur
Konsep implikatur kali pertama dikenalkan oleh H.P. Grice (1975) untuk
memecahkan persoalan makna bahasanya yang tidak dapat diselesaikan oleh teori
semantik biasa. Suatu konsep yang paling penting dalam ilmu pragmatik dan yang
menonjolkan pragmatik sebagai suatu cabang ilmu bahasa ialah konsep Implikatur
percakapan. Konsep implikatur ini dipakai untuk menerangkan perbedaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sering terdapat antara “apa yang diucapkan” dan “apa yang diimplikasikan”.
Sebuah ujaran dapat mengimplikasikan proposisi, yang sebenarnya bukan
merupakan bagian dari ujuran tersebut dan bukan pula merupakan konsekuensi
logis dari ujaran. Di dalam pertuturan yang sesungguhnya, penutur dan mitra tutur
dapat secara lancar berkomunikasi karena mereka berdua memiliki semacam
kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang dipertuturkan. Di
antara penutur dan mitra tutur terdapat semacam kontrak dimengerti.
Grice (1975) di dalam artikelnya yang berjudul “Logic and
Conversation” menyatakan bahwa sebuah tuturan dapat mengimplikasikan
proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut. Tuturan seorang
penutur tentunya akan ditanggapi oleh mitra tutur. Namun, mitra tutur
mengimplikasikan sebuah tuturan yang diucapkan oleh penutur, bukan merupakan
bagian dari tuturan yang dimaksud oleh penutur.
Brown dan Yule (1996) mengemukakan bahwa istilah implikatur dipakai
untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan atau dimaksudkan
oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya yang dikatakan oleh
penutur. Pendapat itu bertumpu pada suatu makna yang berbeda dengan makna
tuturan secara harfiah. Perhatikan contoh berikut.
Dosen : Ruangan ini panas sekali
Mahasiswa : Membukakan jendela ruangan.
Cuplikan dialog pada kalimat dosen (penutur) “Ruangan ini panas
sekali” bermaksud supaya mahasiswa (mitra tutur) menyalakan kipas angin.
Namun, mahasiswa (mitra tutur) memiliki maksud lain dalam mengartikan tuturan
dosen (penutur) dengan bertindak “membukakan jendela ruangan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Mey (dalam Nadar, 2009), mengemukakan bahwa implikatur
‘implicature’ berasal dari kata kerja to imply, sedangkan kata bendanya adalah
implication. Kata kerja tersebut berasal dari bahasa latin plicare yang berarti no
fold “melipat”. Dengan demikian, untuk mengetahui apa isi dari yang dilipat atau
disimpan tersebut haruslah dilakukan dengan cara membuka lipatan. begitupun
dalam hal berkomunikasi, untuk memahami dan mengetahui apa yang
dimaksudkan oleh seorang penutur, maka mitra tutur harus melakukan interpretasi
pada tuturan yang dituturkan oleh penutur.
Purwo (1990), menyatakan bahwa pada implikatur percakapan terdapat
kesepakatan bersama yang tidak tertulis, dan keterkaitan makna percakapan yang
tidak terungkap pada kalimat yang diucapkan secara literal. Dapat dijelaskan
bahwa maksud yang terkandung dalam tuturan seorang penutur sudah sama-sama
diketahui dengan mitra tutur.
Contoh: Bapak datang, jangan menangis!
Kalimat di atas tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberitahukan
bahwa sang ayah sudah datang dari tempat tertentu. Si penutur bermaksud
memperingatkan mitra tutur bahwa sang ayah yang bersikap keras dan sangat
kejam itu akan melakukan sesuatu terhadapnya apabila ia masih terus menangis.
Dengan perkataan lain, tuturan itu mengimplikasikan bahwa sang ayah adalah
orang yang sangat keras, kejam, dan sering marah-marah pada anaknya yang
sedang menangis. Rahardi (2005:42-43) menyatakan, di dalam
implikatur,hubungan antara tuturan yang sesungguhnya dengan maksud yang
tidak dituturkan itu bersifat tidak mutlak. Inferensi maksud tuturan harus
didasarkan pada konteks situasi tutur yang mewadahi munculnya tuturan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Menurut Levinson (Sumarsono, 2009: Cummings , 2005), konsep
implikatur memiliki empat kegunaan. (1) Implikatur mampu memberi fungsional
yang bermakna atas fakta-fakta kebahasaan yang tidak terjelaskan kemudian
dimasukkan ke dalam “keranjang-keranjang sampah pengecualian” oleh teori-
teori gramatikal formal. (2) Implikatur mampu memberikan penjelasan mengapa
suatu tuturan, misalnya dalam bentuk pertanyaan tetapi bermakna perintah. (3)
Implikatur dapat menyederhanakan deskripsi semantik perbedaan antarklausa.
Dan (4) Implikatur dapat menjelaskan berbagai fenomena kebahasaan yang
tampak tidak berkaitan atau bahkan berlawanan, tetapi ternyata mempunyai
hubungan yang komunikatif.
2.2.4.1 Implikatur Percakapan (IP)
Menurut Grice (Mudjiono, 1996) ada tiga jenis implikatur konvensional,
pranggapan, dan implikatur percakapan. Implikatur percakapan memiliki ciri-ciri
spesifik, yang membedakan dengan fenomena pragmatik lainnya. Empat kriteria
yang merupakan ciri IP, yaitu: bergantung konteks, dapat dibatalkan, tidak dapat
dilepaskan dan, dapat diperhitungkan (http//kasmaberbagiilmu.blogspot.com).
Grice (dalam Suyono, 1990) mengatakan implikatur percakapan sebagai
salah satu aspek kajian pragmatik yang perhatian utamanya adalah mempelajari
“maksud suatu ucapan” sesuai dengan konteksnya. Implikatur percakapan
digunakan untuk menerangkan makna implisit dibalik “apa yang diucapkan atau
dituliskan “sebagai” sesuatu yang diimplikasikan” dalam sebuah tuturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Seperti yang telah dijelaskan di atas, implikatur adalah implikasi makna
berupa satuan pragmatis dari suatu tuturan baik lisan maupun tulisan, sedangkan
implikatur percakapan adalah implikasi pragmatik yang terkandung dalam bentuk
lingual yang dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur.
Yule (2006: 70-74) menyebutkan bahwa implikatur percakapan terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu: pertama implikatur percakapan umum (IPU), kedua
implikatur percakapan berskala (IPB), ketiga implikatur percakapan khusus (IPK).
Penjabaran dari masing-masing implikatur tersebut adalah sebagai berikut:
2.2.4.1.1 Implikatur Percakapan Umum (IPU)
Yule (2006, 74) mengatakan bahwa implikatur percakapan umum (IPU)
merupakan implikatur yang tidak memperhitungkan makna tambahan melainkan
proses tuturan mengasumsikan makna percakapan hanya dengan mengamati
stuktur kata yang dipakai. Dengan kata lain, orang yang berperan dalam proses
tuturan mengasumsikan makna percakapan hanya dengan mengamati struktur kata
yang dipakai.
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Cummings (2007: 19), bahwa
implikatur percakapan umum tidak memerlukan konteks untuk menghasilkan
implikatur. Perhatikan contoh berikut ini:
47) Azis : Atiii… Atii… Ati!
Hayati: Assalamu’alaikum bang, aku siapkan minum.
Konteks percakapan: terjadi di ruang makan pada malam hari ketika Azis
pulang kerja. Situasi sangat menegangkan karena Azis marah-marah pada
Hayati yang tidak membukakan pintu ketika suaminya pulang kerja.
Implikatur percakapan: Hayati benar-benar memerhatikan dan mencintai
suaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Apabila dikaji dari percakapan antara Azis dan Hayati, maka percakapan
(47) merupakan implikatur percakapan umum. Alasannya karena, tidak ada
konteks yang spesifikasi dari percakapan (47). Sementara, apabila dianalisis
melalui wujud implikatur, maka percakapan (47) merupakan wujud implikatur
direktif. Alasan mengapa data (47) merupakan wujud implikatur direktif karena,
dari tuturan Azis “Azis: Atiii… Atii.. Ati!” seolah-olah menyuruh Hayati untuk
melalukan sesuatu, sehingga Hayati dalam tuturannya menjawab dengan cara
melakukan sesuatu yakni “Hayati: Assalamu’alaikum bang, aku siapkan minum”.
Selanjutnya, dianalisis melalui maksud implikatur. Dari data (47) tergolong ke
dalam maksud implikatur menyebutkan karena dari tuturan Azis, Azis memanggil
dengan menyebutkan nama Hayati.
2.2.4.1.2 Implikatur Percakapan Berskala (IPB)
Implikatur berskala ditandai dengan istilah-istilah untuk mengungkapkan
kuantitas dari skala nilai tertinggi kenilai terendah (Yule,1996). Implikatur
berskala contohnya sebagai berikut:
1) (semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit)
(selalu, sering, dan kadang-kadang).
Ketika sedang bertutur, seorang penutur memilih kata dari salah satu skala itu
yang paling informatif dan benar (kualitas dan kuantitas). Perhatikan contoh
berikut.
2) Bunda Azis: Beberapa hari ini, Dia suka baca buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kata “beberapa” dalam kalimat (2) menunjukkan skala nilai. Di mana
kata beberapa tersebut berarti tidak hanya satu, dua hari saja dia suka membaca
buku. Dengan adanya batasan implikatur berskala, konsekuensinya adalah dalam
mengatakan “sebagian dari hari ini, dia suka membaca buku”, penutur juga
menciptakan implikatur lain, misalnya: ‘tidak sebagian besar’, ‘tidak banyak.
Selanjutnya, Yule (1996) mengungkapkan bahwa salah satu ciri yang
terlihat pada implikatur berskala adalah apabila penutur mengoreksi diri mereka
sendiri tentang beberapa rincian, seperti dalam kalimat (3), mereka secara khusus
membatalkan salah satu dari implikatur berskala.
3) Saya membeli beberapa dari perhiasan ini di Hong Kong- Em… saya
kira sebenarnya saya membeli sebagian besar perhiasan ini di sana.
Dalam kalimat (3), penutur pada awalnya mengaitkan ‘tidak mesti’
dengan mengatakan ‘beberapa’, tetapi ia kemudian mengoreksi dirinya sendiri
dengan sebenarnya menyatakan ‘sebagian besar’. Akan tetapi pernyataan yang
terakhir itu kelihatannya masih perlu diterjemahkan dengan suatu implikatur
berskala ‘tidak semua’.
2.2.4.1.3 Implikatur Percakapan Khusus (IPK)
Yule (1996: 74) menyatakan implikatur percakapan khusus terjadi dalam
konteks yang sangat khusus di mana mitra tutur mengasumsikan informasi secara
lokal. Oleh karena itu, implikatur percakapan khusus sangat memerlukan konteks
dan pengetahuan khusus untuk menyimpulkan apa yang diperlukan. Perhatikan
contoh berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4) Hayati : Kemana payung ini harus saya kembalikan?
Zainuddin : Saya tinggal di rumah mande Jamila, encik.
Pada contoh di atas mengimplikasikan bahwa Hayati tidak langsung
mengembalikan payung yang dipinjamkan oleh Zainuddin kepadanya karena hari
sudah malam. Zainuddin memberikan kesempatan pada Hayati untuk memakai
dan membawa payungnya pulang dan Zainuddin hanya memberitahu tempat ia
tinggal, supaya Hayati dapat mengembalikan payung yang ia pinjam. Percakapan
tersebut juga mengimplikasikan terjadinya keakraban antara Hayati dan Zainuddin
diawal perkenalan mereka. Alamat Zainuddin tinggal secara tidak langsung
merupakan konteks dan latar belakang pengetahuan khusus yang diketahui oleh
Zainuddin sebagai penutur dan Hayati sebagai mitra tutur. Apabila dianalisis dari
wujud implikatur, maka data percakapan antara Hayati dan Zainuddin tergolong
ke dalam wujud implikatur representatif. Alasannya karena, Zainuddin
menunjukkan kepada Hayati di mana ia tinggal. Selanjutnya dianalisis dari
maksud implikatur termasuk ke dalam maksud implikatur menunjukkan karena
Zainuddin menyatakan/menerangkan kepada Hayati tempat ia tinggal ketika
Zainuddin ditanya.
Singkatnya implikatur percakapan khusus merupakan maksud yang
dituturkan dari percakapan dengan mengetahui konteks percakapan antara penutur
dan mitra tutur serta memiliki latar belakang pengetahuan yang sama dari pada
yang dituturkan melalui percakapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.2.5 Implikatur sebagai Fenomena Pragmatik
Ditinjau dari segi etimologis, implikatur diturunkan dari implicatum.
Istilah ini hampir sama dengan kata implication, yang artinya maksud, pengertian,
keterlibatan (Echols, 1984: 313). Secara struktural, implikatur berfungsi sebagai
jembatan atau rantai yang menghubungkan antara ‘yang diucapkan’ dengan ‘yang
diimplikasikan’. Dalam komunikasi verbal, implikatur biasanya sudah diketahui
oleh para pembaca. Oleh karena itu, tidak perlu diungkapkan secara eksplisit.
Levinson (dalam Nadar, 2009: 61) menyebutkan bahwa implikatur
sebagai salah satu gagasan atau pemikiran terpenting dalam pragmatik. Dapat
diketahui bahwa salah satu penting yang diberikannya adalah implikatur dapat
menjelaskan secara eksplisit bagaimana cara mengimplikasikan suatu tuturan
lebih banyak dari apa yang dituturkan.
Wijana (1996: 38) menjelaskan bahwa implikatur hubungan antara
tuturan dengan yang disiratkan dan tidak bersifat semantik, tetapi kaitan keduanya
hanya didasarkan pada latar belakang yang mendasari kedua proposisinya.
Nababan (1987: 28) menyatakan bahwa implikatur berkaitan erat dengan konvensi
kebermaknaan yang terjadi di dalam proses komunikasi. Kedua pendapat ini juga
sejalan dengan pendapat Mulyana (2005: 11) yang menyatakan bahwa dalam
ruang lingkup wacana, implikatur berarti sesuatu yang terlibat atau yang menjadi
bahan pembicaraan. Zamzani (2007: 28) memberikan definisi bahwa, implikatur
merupakan segala sesuatu yang tersembunyi di balik penggunaan bahasa secara
aktual, benar, dan sesungguhnya. Berdasarkan beberapa penjelasan definisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa implikatur adalah makna yang tersirat
dalam sebuah tuturan yang dapat mengimplikasikan tuturan.
Wijana (1996: 37) menjelaskan bahwa sebuah tuturan dapat
menimbulkan banyak implikatur. Implikatur dari sebuah tuturan tergantung dari
implikasi-implikasi yang hadir dan diperkuat konteksnya. Sebagaimana yang
dicontohkan Wijana (1996: 39) sebagai berikut:
(1) A : Bambang datang
B : Rokoknya disembunyikan
(2) A : Bambang datang
B : Aku akan pergi dulu
(3) A : Bambang datang
B : Kamarnya dibersihkan
Pada contoh percakapan (1) implikasi yang akan muncul adalah
Bambang seorang perokok, tetapi ia tidak pernah membeli rokok. Hal ini
menyebabkan munculnya tuturan “Bambang jangan sampai tahu bahwa mereka
mempunyai rokok, karena Bambang pasti akan memintanya. Tuturan yang
muncul sebagai tanggapan “Bambang datang” pada percakapan (2)
mengimplikasikan bahwa orang itu tidak suka dengan kedatangan Bambang.
Implikatur dari tanggapan tuturan tersebut adalah bahwa “orang itu tidak mau
bertemu Bambang”. Tuturan “kamarnya dibersihkan” pada contoh percakapan (3)
mengimplikasikan bahwa Bambang seorang yang tidak mau kamar kotor, dan
marah apabila Bambang melihat sesuatu yang kotor dalam kamar. Tuturan itu
memiliki implikatur bahwa “orang itu tidak mau mendengar Bambang marah-
marah atau berkomentar.
Levinson (dalam Cahyono, 1995: 220 dan Nababan, 1987: 28)
menyebutkan bahwa implikatur merupakan konsep yang sangat penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pragmatik karena empat hal. Pertama, konsep implikatur memungkinkan
penjelasan fungsional atas fakta-fakta kebahasaan yang tidak terjangkau oleh
teori-teori linguistik. Kedua, konsep implikatur memberikan penjelasan tentang
makna berbeda dengan yang dikatakan secara lahiriah, contoh pertanyaan tentang
waktu dapat dijawab tidak dengan menyebutkan waktunya secara langsung, tetapi
dengan menyebutkan peristiwa yang biasa terjadi pada waktu tertentu. Perhatikan
contoh yang diberikan Levinson (dalam Cahyono, 1995: 220) berikut ini.
(4) A : Jam berapa sekarang?
B : Korannya sudah datang.
Kelihatannya secara konvensional struktural, kedua kalimat itu tidak
berkaitan. Namun, penutur kedua sudah mengetahui bahwa jawaban yang
disampaikannya sudah cukup untuk menjawab pertanyaan penutur pertama.
Sebab, dia sudah mengetahui jam berapa biasa koran diantarkan. Ketiga, konsep
implikatur dapat menyederhanakan struktur dan isi deskripsi semantik. Levinson
(dalam Cahyono, 1995: 220) memberikan contoh sebagai berikut.
(5) A : Mungkin ada kehidupan di planet Mars
(6) B : Mungkin ada kehidupan di planet Mars dan mungkin pula
tidak ada kehidupan di planet Mars.
Berdasarkan kajian implikatur kalimat (5) sudah mengandung pengertian.
Selain strukturnya, isi dalam kalimat dapat dinyatakan secara lebih sederhana.
Keempat, konsep implikatur dapat menerangkan berbagai macam fakta atau gejala
yang secara lahiriah kelihatan tidak berkaitan. Contoh yang diberikan Levinson
(dalam Nababan, 1987: 30) ujaran “dia cantik” yang berarti kebalikannya, cara
kerja metafora dan peribahasa dapat dijelaskan oleh konsep implikatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2.2.6 Konteks Pragmatik
Istilah konteks didefinisikan oleh Mey (1993: 38) sebagai situasi
lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta pertuturan untuk dapat
berinteraksi, dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami (the surrondings,
in the sense, that anable the participans in the communication process to interact,
and that make the linguistic expressions of their interaction intelligible).
Wijana (1996: 2), menyebutkan bahwa pragmatik mengkaji makna yang
terkait konteks. Pragmatik mengkaji bahasa untuk mengetahui maksud penutur.
Dapat dilihat bahwa penganalisis wacana harus mempertimbangkan konteks
tempat terdapatnya bagian sebuah wacana. Beberapa unsur bahasa yang paling
jelas yang memerlukan informasi kontekstual adalah bentuk-bentuk deiktis
misalnya here, now, I, you, this, dan that. Untuk menafsirkan unsur-unsur itu, kita
perlu mengetahui (sekurang-kurangnya) siapa penutur (speaker) dan pendengar
(hearer), dan waktu serta tempat produksi wacana itu.
Rahardi (2003: 20) mengatakan bahwa, konteks tuturan dapat diartikan
semua latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang diasumsikan
sama-sama dimiliki dan dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur, serta
yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan oleh si
penutur itu di dalam keseluruhan proses bertutur. Sejalan dengan pendapat
Kridalaksana (2008:134) menjelaskan bahwa konteks adalah pengetahuan yang
sama-sama dimiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham maksud
yang disampaikan oleh pembicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berdasarkan beberapa pengertian konteks di atas, dapat disimpulkan
bahwa konteks adalah pengetahuan yang melatarbelakangi tuturan yang sama-
sama dipahami oleh penutur dan mitra tutur sehingga, mitra tutur mengetahui
maksud dari tuturan seorang penutur dalam suatu proses komunikasi. Konteks
juga dapat dianggap sebagai sebab terjadinya suatu pembicaraan atau dialog.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metodologi penelitian ini disajikan beberapa bagian, yaitu:
1) jenis penelitian, 2) sumber data dan penelitian, 3) instrumen penelitian, 4)
teknik pengumpulan data, 5) analisis data, dan 6) triangulasi. Berikut ini adalah
uraian dari enam hal di atas.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif dapat
diartikan sebagai penelitian yang berusaha memberikan gambaran secara
sistematis dan cermat mengenai fakta-fakta aktual dan sifat-sifat populasi tertentu
(Zuriah, 2015: 14). Artinya dalam penelitian ini peneliti mengamati dan
melakukan analisis terhadap percakapan Hayati dan Zainuddin dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka melalui pendekatan
terhadap percakapan yang ada di dalamnya. Kemudian, peneliti mendeskripsikan
jenis serta fungsi implikatur yang terkandung di dalam setiap percakapan tersebut.
Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong (2007:4)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bersifat deskriptif karena
mendeskripsikan wujud implikatur, jenis-jenis implikatur, dan maksud implikatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya
Hamka.
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data ada dua macam yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data sekunder merupakan sumber data pendukung. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini dapat dicontohkan seperti buku-buku (pragmatik)
dan sebagainya. Sumber data primer yaitu sumber data didapatkannya data yang
diteliti. Jadi sumber data primer yang dimaksud adalah dari film. Berikut
klasifikasi film yang menjadi sumber data primer.
Film : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Karya : Buya Hamka
Produser Film : Sunil Soraya
Tahun : 1930
Menurut Sudaryanto (melalui Mahsun, 2007: 18) data penelitian yaitu bahan
jadi (lawan dari bahan mentah). Data dalam penelitian ini berupa percakapan
antartokoh dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka.
3.3 Instrumen Penelitian
Arikunto (2010: 265), mengemukakan instrumen pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah diolah.
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif juga sebagai alat pengumpul data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kriteria umum peneliti sebagai instrumen penelitian yaitu respontif, dapat
menyesuaikan diri dengan situasi pengumpulan data, memandang diri utuh,
mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, memproses data secepatnya,
memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtisarkan, dan
memanfaatkan kesempatan utnk mencari respon yang tidak lazim dan idiosentrik
(Maleong, 2008:172).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah teknik
operasional dasar yang dipakai adalah teknik penyimakan. Teknik ini dilakukan
sebagai modifikasi atas teknik sadap yang dikemukakan oleh Sudaryanto (1993).
Teknik-teknik simak yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Peneliti menyimak film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya
Buya Hamka.
2) Peneliti mencatat setiap percakapan antartokoh dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka.
Pencatatan sekaligus ditulis dalam kartu data untuk kepentingan
kasifikasi. Hal ini dilakukan supaya pengkajian secara deskriptif
tertulis dapat dilakukan secara obyektif.
3) Peneliti memilih bagian percakapan antartokoh yang terkandung
implikatur, kemudian mengklasifikasikannya sesuai dengan wujud
implikatur, jenis-jenis implikatur, dan maksud implikatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Untuk mempermudah dalam menganalisis dan inventaris, peneliti
menggunakan tabel seperti di bawah.
Tabel 1. Tabel Data Implilikatur Percakapan Antartokoh dalam Film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya
Buya Hamka.
No Data Konteks Implikatur Wujud
implikatur
Jenis-jenis
implikatur
Maksud
implikatur
1
2
3
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian setelah data terkumpul dan
diklasifikasan. Sudaryanto (1993:18) mengatakan bahwa tahap analisis data
sebagai puncak penelitian. Tahap ini merupakan titik dapat ditemukan dan
tidaknya kaidah yang menjadi sumber sekaligus menjadi titik sasaran observasi.
Nurastuti (2007:130) teknik analisis data dibedakan menjadi dua bagian yaitu
analisis deskriptif dan analisis statistika. Dalam penelitian ini digunakan
penelitian deskriptif karena dijabarkan berupa kata-kata . analisis deskriptif adalah
analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data
penelitian dalam bentuk kalimat.
Berikut langkah-langkah analisis data setelah melewati proses pengumpulan
data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1) Peneliti mengidentifikasi implikatur yang terdapat dalam
percakapan antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
karya Buya Hamka. Identifikasi mencakup wujud implikatur, jenis-
jenis implikatur, dan maksud implikatur.
2) Peneliti mengklasifikasi setiap percakapan yang terkandung
implikatur berdasarkan wujud implikatur, jenis-jenis implikatur,
dan maksud implikatur.
3) Peneliti mendeskripsikan data berdasarkan klasifikasi data.
3.6 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2006: 330). Maksud dari sesuatu
yang lain di sini adalah untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan
terhadap data. Moleong membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang dimanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
Triangulasi data dalam penelitian ini dengan menggunakan peran
penyidik. Penyidik berperan sebagai evaluator dan pengecekan kredibilitas kajian
objek penelitian. Yang berperan sebagai penyidik adalah dosen triangulator, yaitu
Dr. B. Widharyanto, M. Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Implikatur
Percakapan Antartokoh Dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya
Buya Hamka. Sebagaimana diketahui bahwa implikatur adalah salah satu kajian
pragmatik selain deiksis, presuposisi, praanggapan, tindak tutur, dan aspek-aspek
struktur wacana. Peneliti menemukan tiga jenis implikatur dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yakni: 1) Implikatur percakapan umum
(IPU), 2) implikatur percakapan khusus (IPK), dan 3) implikatur percakapan
berskala (IPB). Adapun wujud implikatur yang terbagi menjadi empat bagian
yaitu: 1) implikatur tuturan dalam representatif, 2) implikatur tuturan dalam
ekspresif 3) implikatur tuturan dalam direktif, 4) implikatur tuturan dalam
komisif. Peneliti juga menemukan lima belas maksud implikatur dala film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka yaitu: mengungkapkan,
memberi kesaksian, melaporkan, menyebutkan, menunjukkan, berspekulasi,
mengakui, kritik, memuji, mengeluh, menyarankan, meminta, mendesak, dan
mengancam.
Data yang dianalisis dalam film ini adalah percakapan-percakapan
antartokoh dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka.
Data diambil melalui simak dan catat film Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk
karya Buya Hamka yang berdurasi 2 jam 43 menit 15 detik. Bahasa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
digunakan dalam film tersebut ada lima macam yakni: bahasa Padang, bahasa
Indonesia, bahasa Makasar, bahasa Jawa, dan bahasa Inggris. Lima bahasa
tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh peneliti. Peneliti
menemukan 78 data yang terkandung implikatur dalam film Tenggelamnya Kapal
Van Der Wijck Karya Buya Hamka.
4.2 Hasil Analisis Data
Hasil analisis terhadap percakapan antartokoh dalam film Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka meliputi tiga bagian, yaitu: pertama,
mendeskripsikan wujud implikatur yang terdapat dalam percakapan antartokoh
film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka. Kedua,
mendeskripsikan jenis-jenis implikatur yang terdapat dalam percakapan
antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka. Ketiga,
mendeskripsikan maksud pragmatik yang terdapat dalam percakapan antartokoh
film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka.
Melalui analisis yang dilakukan, peneliti menemukan 78 data yang
terkandung implikatur. Data tersebut kemudian diklasifikasi dan diidentifikasi
berdasarkan wujud implikatur, jenis-jenis implikatur, dan maksud implikatur.
Berikut ini merupakan pemaparan wujud implikatur, jenis-jenis implikatur, dan
maksud implikatur yang ditemukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4.2.1 Wujud Implikatur
Berdasarkan data percakapan antartokoh dalam film Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka yang telah terkumpul, peneliti
menemukan empat wujud implikatur berupa tidak tutur. Keempat wujud
implikatur tersebut yakni: 1) implikatur tuturan dalam representatif, 2) implikatur
tuturan dalam ekspresif 3) implikatur tuturan dalam direktif, 4) implikatur tuturan
dalam komisif. Di bawah ini akan diuraikan mengenai wujud-wujud implikatur
yang terdapat dalam percakapan antartokoh dalam film Tenggelamnya Kapal Van
Der Wijck Karya Buya Hamka.
4.2.1.1 Implikatur Tuturan dalam Representatif
Sesuai dengan sifatnya, represent berarti menggambarkan atau
menunjukkan mengenai situasi. Maka implikatur tuturan dalam representatif
adalah tuturan yang menggambarkan atau menunjukkan suatu keadaan yang
terjadi pada saat itu. Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya
Hamka termasuk dalam implikatur percakapan. Dalam data yang terkumpul,
peneliti menemukan wujud implikatur berupa tindak tutur representatif.
Perhatikan data contoh berikut yang mengandung implikatur
representatif.
(42) Hayati : Engku Zainuddin… Engku Zainuddin…
Zainuddin :Siapa memanggil namaku, Hayatikah itu?
Suaranya… Saya kenal benar suaranya.
(konteks, Hayati bersama suaminya datang menjenguk
Zainuddin yang sakit. Sesampai di rumah Zainuddin tingal,
bapak Muluk mempersilahkan mereka masuk kamar di mana
Zainuddin terbaring lemah.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
(71) Zainuddin : Siapa itu mak?
Mamak Jamila : Dia diberi nama Hayati, ciptaan keindahan
alam, lambaian gunung Merapi, yang terkumpul padanya
keindahan adat istiadat yang kokoh dan keindahan model
sekarang, itulah bunga di dalam rumah adat itu, hayati adalah
nama baru yang belum biasa dipakai orang selama ini.
(konteks, Pagi hari, Zainuddin dan mamak Jamila jalan-jalan
ke sawah sambil melihat pemandangan. Langkah mereka
terhenti ketika bendi lewat membawa seorang wanita cantik).
Tuturan dalam data (42) merupakan wujud implikatur tuturan dalam
representatif. Tuturan tersebut muncul karena mendengar sapaan suara dari Hayati
yang memanggil nama Zainuddin. Disebut implikatur tuturan dalam representatif
karena tuturan tersebut berusaha menggambarkan bahwa yang memanggil nama
Zainuddin adalah benar suara Hayati. Sementara apabila dianalisis melalui
implikatur percakapan, maka data (42) termasuk implikatur percakapan umum.
Alasannya, karena dalam percakapan Hayati yang memanggil nama Zainuddin
Hayati: Engku Zainuddin… Engku Zainuddin…” seharusnya dijawab oleh
Zainuddin dengan kata “iya” atau jawaban lain yang menyangkut dengan tuturan
Hayati. Tetapi di dalam tuturan Zainuddin menjawab dengan kalimat lain,
“Zainuddin: Siapa memanggil namaku, Hayatikah itu? Suaranya… Saya kenal
benar suaranya”. Jawaban Zainuddin tersebut tentu saja melenceng dari tuturan
Hayati. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya konteks yang spesifikasi antara
tuturan Hayati dan Zainuddin. Selanjutnya, dianalisis melalui maksud implikatur
tergolong ke dalam maksud implikatur menyebutkan karena, dalam tuturan Hayati
ia memanggil nama Zainuddin dengan menyebutkan nama.
Tuturan dalam data (71) merupakan wujud implikatur tuturan dalam
representatif. Tuturan tersebut muncul karena keingintahuan Zainuddin siapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
nama gadis yang baru saja melewatinya. Disebut implikatur tuturan dalam
representatif karena tanggapan dari tuturan Zainuddin yang dijawab oleh Mamak
Jamila. Dalam tuturan Mamak Jamila berusaha memberitakan gambaran nama
Hayati pada Zainuddin. Selanjutnya, dianalisis melalui jenis implikatur termasuk
ke dalam jenis implikatur percakapan khusus. Alasannya, karena Mamak Jamila
menjelaskan kepada Zainuddin siapa sosok wanita yang melewati mereka dengan
menunggangi kuda. Dari penjelasan Mamak Jamila, maka Zainuddin
mendapatkan informasi yang jelas. Selanjutnya dianalisis melalui maksud
implikatur termasuk ke dalam maksud implikatur menyebutkan. Termasuk ke
dalam implikatur menyebutkan karena, dalam percakapan (71) Mamak Jamila
menyatakan nama sosok wanita yang dilihat oleh Zainuddin yaitu Hayati.
4.2.1.2 Implikatur Tuturan dalam Ekspresif
Implikatur tuturan dalam ekspresif bertujuan untuk menyatakan sesuatu
yang dirasakan oleh penutur. Implikatur tuturan dalam ekspresif berfungsi untuk
mencerminkan pernyataan perasaan yang dapat berupa kegembiraan, kesulitan,
kesukaan, kebencian, kesenangan, kesengsaraan, dan lain sebagainya. Dalam data
yang terkumpul, peneliti menemukan wujud implikatur berupa tindak tutur
ekspresif. Oleh karena itu, peneliti menyebutnya dengan implikatur tuturan dalam
ekspresif. Berikut adalah contoh data implikatur ekspresif.
(64) Zainuddin : Aduuh… sakit, potong rambutku bang Muluk,
bukan telingaku.
Muluk : Tenang sedikitlah engku, potong tidak usah
banyak-banyak. Yang perlu itu modenya. Engku katanya ini
bertemu Hayati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(konteks, Menjelang senja, di halaman rumah Muluk memotong
rambut Zainuddin).
(36) Hayati : Tapi pakaian seperti ini tidak serasi dengan diri
saya Ijah, akan jadi sorotan mata orang, saya malu.
Khadijah : Kita itu berpakaian untuk dilihat orang dan jadi
pusat perhatian, itu naluri perempuan kan?
(konteks, Percakapan terjadi di dalam kamar ketika hendak
pergi menonton pacuan kuda pada senja hari. Khadijah datang
membawa gaun putih untuk dipakai oleh Hayati).
Tuturan yang terdapat dalam data (64) mengandung wujud implikatur
tuturan dalam ekspresif. Termasuk ke dalam implikatur tuturan dalam ekspresif
karena menyatakan perasaan sakit oleh penutur yakni Zainuddin. Zainuddin
merasa kesakitan ketika gunting mengenai telinganya saat Muluk hendak
memotong rambut Zainuddin. Dianalisis melalui jenis implikatur termasuk jenis
implikatur percakapan berskala. Mengapa demikian? Karena, dalam tuturan
Muluk “Tenang sedikitlah engku, potong tidak usah banyak-banyak. Yang perlu
itu modenya. Engku katanya ini bertemu Hayati”, tedapat kata banyak-banyak. Di
mana kata banyak-banyak menunjukkan skala nilai yang berarti sedikit.
Selanjutnya, dianalisis melalui maksud implikatur. Apabila data (64) dianalisis ke
dalam maksud implikatur termasuk maksud implikatur mengeluh. Alasannya
karena, Zainuddin merasa kesakitan. Dapat dilihat dari tuturan Zainuddin yang
menandakan ia merasa sakit “Aduuh… sakit, potong rambutku bang Muluk,
bukan telingaku”.
Tuturan data (36) juga termasuk percakapan yang mengandung wujud
implikatur tuturan dalam ekspresif. Termasuk ke dalam implikatur tuturan
ekspresif karena menyatakan perasaan tidak suka oleh Hayati akan gaun yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
diberikan oleh Khadijah. Hayati menyatakan rasa tidak sukanya akan gaun yang
diberikan Hayati karena ia tidak terbiasa memakai pakaian seperti yang diberikan
Khadijah. Sebagai gadis desa, Hayati terbiasa memakai pakaian yang layak
dipakai (sopan) dan berpenampilan sederhana. Selanjutnya, apabila data (36)
dianalisis dari segi jenis implikatur, maka data (36) tergolong ke dalam jenis
implikatur umum. Alasannya karena, percakapan antara Khadijah dan Hayati
tidak ada kesinambungan. Dari percakapan data (36) terbukti bahwa tidak ada
konteks spesifikasi yang dibicarakan. Data (36) dianalisis dari segi maksud
implikatur, termasuk ke dalam maksud implikatur mengkritik. Mengapa
demikian? Karena, Hayati memberikan tanggapan baik buruknya apabila harus
berpakaian seksi di tengah orang banyak. Hal demikian dapat dibuktikan dari
tuturan Hayati “Kita itu berpakaian untuk dilihat orang dan jadi pusat perhatian,
itu naluri perempuan kan?”
4.2.1.3 Implikatur Tuturan dalam Direktif
Implikatur tuturan dalam direktif bertujuan untuk meminta kepada lawan
tutur agar dapat melakukan sesuatu berdasarkan keinginan penutur. Intinya, tindak
tutur jenis ini dipakai penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu.
Dalam data yang terkumpul, peneliti menemukan wujud implikatur berupa tindak
tutur direktif. Oleh karena itu, peneliti menyebutnya dengan implikatur tuturan
dalam direktif. Berikut adalah contoh data implikatur direktif.
(34) Bapak Muluk : Zainuddin, Muluk, coba lihat ini
(menunjukkan tulisan seseorang di Koran yang ia baca) pak
Darwis, guru bahasa Inggris aku, karyanya dimuat di Koran.
Engku juga bisa mengirimkan karya tulis, pastilah dapat uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Zainuddin : Untung sekali, sudah senang menulis dapat
uang lagi.
(konteks, Pada siang hari bapak Muluk duduk di ruang tamu
sambil membaca Koran. Ia memuji hasil karya tulis gurunya
dan menunjukkan hasil karya tulis tersebut kepada Muluk dan
Zainuddin).
(55) Azis : Ati sakit tidak? Kalau begitu kita semua pulang saja.
Hayati : Sebenarnya tidak apa uda, saya tahu jalan pulang.
(konteks, Ketika senja menjelang malam, Khadijah dan Hayati
berdiri di tengah keramaian penonton pacuan kuda. Khadijah
melihat Hayati yang dari tadi diam saja, lalu Azis pun datang”.
Dalam tuturan percakapan (34) oleh Bapak Muluk dapat dibaca
“Zainuddin, Muluk, coba lihat ini (menunjukkan tulisan seseorang di Koran yang
ia baca) pak Darwis, guru bahasa Inggris aku, karyanya dimuat di Koran. Engku
juga bisa mengirimkan karya tulis, pastilah dapat uang”,terkandung wujud
implikatur tuturan dalam direktif. Termasuk ke dalam implikatur tuturan dalam
direktif karena, Bapak Muluk mengajak/meminta Zainuddin untuk mengirimkan
karya tulisnya di surat kabar seperti gurunya pak Darwis.
Data (55) juga terkandung wujud implikatur tuturan dalam direktif.
Termasuk ke dalam implikatur tuturan direktif karena Azis meminta kepada
Hayati dan kawan-kawan untuk kembali pulang ke rumah lantaran Hayati tidak
enak badan. Dapat dilihat dari tuturan Azis “Ati sakit tidak? Kalau begitu kita
semua pulang saja”.
4.2.1.4 Implikatur Tuturan dalam Komisif
Implikatur tuturan dalam komisif bertujuan untuk penutur mengikatkan
dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Implikatur tuturan
dalam komisif dapat berupa janji, ancaman, penolakan, dan ikrar. Dalam data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang terkumpul,peneliti menemukan wujud implikatur berupa tindak tutur
komisif. Oleh karena itu, peneliti menyebutnya dengan implikatur tuturan dalam
komisif. Berikut adalah contoh data implikatur komisif.
(40) Mak Datuk : Lebih baik dia mati daripada menjadi malu niniak
mamak. Zainuddin itu ibunya bukan orang Minang Kabau.
Bapak Muluk : Ayah Zainuddin padekah Sutan. Dia orang
Minang
(konteks, Percakapan terjadi di rumah mak Datuk Hayati.
Semua niniak mamak Hayati berkumpul pada malam hari untuk
membicarakan soal pertunangan Hayati dan Azis).
Tuturan dalam data (7) tepatnya percakapan oleh Mak Datuk “Lebih baik
dia mati daripada menjadi malu niniak mamak. Zainuddin itu ibunya bukan orang
Minang Kabau,” terkandung wujud implikatur komisif. Tuturan tersebut masuk
ke dalam implikatur komisif karena Mak Datuk lebih mempertahankan perasaan
niniak mamak dan mengancam hidup/mati Hayati apabila Hayati masih tetap
bersama Zainuddin.
4.2.2 Jenis-Jenis Implikatur
Implikatur percakapan yang ditemukan dalam film Tenggelamnya Kapal
Van Der Wijck karya Buya Hamka telah diklasifikasi dan diidentifikasi oleh
peneliti. Implikatur percakapan diklasifikasi berdasarkan jenis-jenisnya
menggunakan landasan teori para ahli seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.
Setiap jenis implikatur percakapan yang ditemukan dalam film Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka dipaparkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4.2.2.1 Implikatur Percakapan Umum (IPU )
Yule (2006: 74) mengemukakan bahwa implikatur umum adalah
implikatur yang tidak memperhitungkan makna tambahan. Pembaca dalam
mengasumsikan makna percakapan cukup dengan mengamati struktur kata yang
dipakai. Dengan kata lain, orang yang berperan dalam proses tuturan
mengasumsikan makna percakapan hanya dengan mengamati struktur kata yang
dipakai. Implikatur Percakapan Umum (IPU) muncul karena kata-kata tertentu
dalam ujaran yang membawa implikatur tertentu.
Peneliti menemukan 52 data percakapan antartokoh dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya Hamka yang terkandung
implikatur percakapan umum (IPU). Perhatikan contoh berikut ini yang
terkandung implikatur percakapan umum.
(1) Mande Jamila : Kalau begitu lama Zainuddin tinggal di sini?
Baiknya dibicarakan dulu dengan penghulu adat suku mande.
Begitulah cara kami menerima tamu di sini. Terus terang mande
bukan orang (pembicaraan dipotong oleh Zainuddin).
Zainuddin : Saya bisa sedikit membantu Mande, yang penting
bisa tinggal di sini. Saya ingin melihat indah tanah kelahiran ayah.
Saya juga ingin belajar agama.
(Konteks tuturan, Percakapan terjadi di ruang tamu. Mande Jamila
terkejut akan kedatangan seorang pemuda pada malam hari tak lain
itu adalah Zainuddin).
(2) Hayati : Menunggu saya, apakah maksudnya? Katakanlah
sekarang agar saya segera pulang.
Zainuddin : Saya pula takut akan menggangu. Engkau saya tunggu
hanya sekedar hendak memberikan surat. Assalamu’alaikum.
(konteks tuturan, Percakapan terjadi di tepi danau ketika Zainuddin
menemui Hayati yang baru saja mengambil air dan hendak pulang ke
rumah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Implikatur percakapan umum adalah implikatur percakapan yang tidak
membutuhkan konteks dalam menginterpretasi maknanya. Percakapan (1) dan (2)
merupakan contoh percakapan yang terkandung implikatur percakapan umum.
Data 1) merupakan percakapan antartokoh Mande Jamila dan
Zainuddin. Konteks percakapan tersebut terjadi di ruang tamu. Mande Jamila
terkejut akan kedatangan seorang pemuda pada malam hari tak lain itu adalah
Zainuddin. Secara sekilas implikatur dalam percakapan 1) dapat dipahami tanpa
harus mengetahui konteksnya, yaitu Mande Jamila harus bersedia menerima
Zainuddin untuk tinggal di rumahnya.
Data (2) merupakan percakapan antartokoh Hayati dan Zainuddin.
Konteks tuturan terjadi di tepi danau. Hayati tidak menduga akan kedatangan
Zainuddin untuk menemui dirinya. Secara sekilas implikatur dalam percakapan 2)
dapat dipahami tanpa harus mengetahui konteksnya, yaitu Hayati harus bersedia
menerima kedatangan Zainuddin meskipun pada saat itu Hayati hendak pulang ke
rumahnya.
4.2.2.2 Implikatur Percakapan Berskala (IPB)
Informasi tertentu selalu disampaikan dengan memilih sebuah kata yang
menyatakan suatu nilai dari suatu skala nilai. Secara khusus tampak lebih jelas
dalam istilah-istilah untuk mengungkapkan kuantitas seperti: semua, sebagian
besar, banyak, beberapa, sedikit, selalu, sering, kadang-kadang. Ketika sedang
bertutur, seorang penutur memilih kata dari skala itu yang paling informatif dan
benar. Dasar implikatur berskala ialah bahwa semua bentuk negatif dari skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
yang lebih tinggi dilibatkan apabila dalam bentuk apapun dalam skala itu
dinyatakan (Yule: 71-72).
Perhatikan contoh berikut yang di dalamnya terkandung percakapan
implikatur berskala.
(69) Aziz : Beri maaf abang Ati.
Hayati : Jangan terlalu sering menyakiti Ati bang. Lidah abang itu
tajam, hati Ati sering terluka.
(konteks tuturan, Aziz tidak jadi menyantap hidangan malam yang
disediakan oleh bundanya. Hayati kini duduk di pinggir tempat tidur,
tiba-tiba Aziz datang mendekati Hayati).
(63) Dokter : Kondisinya parah, kedua paru-parunya penuh dengan air,
ia juga mengeluarkan banyak darah.
Zainuddin : Kalau perlu, pakailah darahku sendiri untuk menolongnya
dokter.
(percakapan terjadi di rumah sakit. Zainuddin berdiri di samping
ranjang Hayati, begitupun dengan dokter yang merawat Hayati).
Dalam tuturan data (69) termasuk ke dalam wujud implikatur tuturan
dalam representatif. Alasannya karena, Hayati menggambarkan melalui kata-kata
bahwa Azis sering menyakiti hati Hayati sehingga hati Hayati sering terluka.
Implikatur percakapan pada data (69) tergolong ke dalam implikatur percakapan
berskala. Dapat dilihat melalui tuturan Hayati “Jangan terlalu sering menyakiti
Ati bang. Lidah abang itu tajam, hati Ati sering terluka. Implikasinya Hayati
sebagai isteri Aziz tidak menerima perlakuan suaminya yang sering bersikap
kasar. Penggunaan pilihan kata “sering” menunjukkan skala nilai bahwa Aziz
“sering” atau “tidak hanya sekali, beberapa, atau kadang-kadang” saja menyakiti
hati Hayati. Selanjutnya, apabila dianalisis dari maksud implikatur termasuk ke
dalam maksud implikatur mengakui. Alasannya karena, Hayati mengakui keadaan
yang dialami kepada Zainuddin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tuturan data (63) termasuk ke dalam wujud implikatur tuturan dalam
direktif. Mengapa percakapan data (63) disebut wujud implikatur tuturan dalam
direktif? Alasannya karena, dilihat dari tuturan dokter “Kondisinya parah, kedua
paru-parunya penuh dengan air, ia juga mengeluarkan banyak darah”, seolah
membuat Zainuddin untuk melakukan tindakan. Maka dari itu Zainuddin
menjawab tuturan dokter dengan kalimat “Kalau perlu, pakailah darahku sendiri
untuk menolongnya dokter”. Selanjutnya dianalisis dari segi implikatur
percakapan. Implikatur percakapan pada data (63) merupakan implikatur
percakapan berskala. Hal ini dapat dilihat dari tuturan dokter kepada Zainuddin
“Kondisinya parah, kedua paru-parunya penuh dengan air, ia juga mengeluarkan
banyak darah. Implikasinya, Zainuddin ingin menyelamatkan nyawa Hayati dan
tindak ingin kehilangan Hayati dalam hidupnya. Penggunaan pilihan kata
“banyak” menunjukkan skala nilai bahwa “tidak sedikit” darah yang keluar.
Apabila data (63) dianalisis kembali ke dalam maksud implikatur, maka tergolong
ke dalam maksud implikatur menyarankan. Alasannya karena Zainuddin
memberikan saran/pendapat kepada dokter untuk mempertimbangkan supaya
darah Zainuddin dipakai oleh dokter untuk membantu Hayati yang sedang kritis di
rumah sakit.
4.2.2.3 Implikatur Percakapan Khusus (IPK)
Yule (2007, 74) mengemukakan bahwa implikatur percakapan khusus
adalah percakapan yang terjadi dalam konteks yang sangat khusus di mana
pendengar mengasumsikan informasi secara lokal. Oleh karena itu, implikatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
percakapan khusus membutuhkan konteks dan latar belakang pengetahuan khusus
untuk membuat kesimpulan yang diperlukan. Sesuai dengan data yang telah
terkumpul, ada beberapa percakapan yang termasuk dalam implikatur percakapan
khusus. Analisis mengenai implikatur percakapan khusus dipaparkan sebagai
berikut.
Perhatikan contoh berikut yang di dalamnya terkandung implikatur
percakapan khusus.
(77) Muluk : Batavia engku? saya kenal anak muda yang kerja di
Batavia. Katanya dia kerja di penerbitan koran. Saya akan surati dia.
Saya ikut engku saya begitu mengagumimu. Bawalah saya jadi pelayan,
menjadi orang suruhan, dan jadikan sahabat setia.
Zainuddin : benarkah abang mau pergi denganku?
(konteks tuturan, Ketika Muluk menemani Zainuddin di kamarnya,
Muluk memberi motivasi dan membangkitkan semangat Zainuddin).
(78) Aziz : Aiih… curiga. Jangan-jangan orang yang bersuku Bugis
itu yang pengarangnya? Aku lihat ini terbitan Batavia. Dia merantau di
sana kan?
Hayati : Namanya Zainuddin bang. Janganlah terlalu dihinakan
Zainuddin itu. Setahu saya engku Zainuddin itu tidak pernah
menghinakan abang.
(konteks tuturan, terjadi ketika Aziz pulang kerja pada malam hari. Ia
masuk ke rumah tanpa disambut oleh Hayati karena tertidur. Aziz lalu
masuk kamar dan menemukan buku bacaan di dekat Hayati).
Data (77) merupakan tuturan antartokoh Muluk dan Zainuddin yang
terkandung implikatur percakapan khusus. Konteksnya adalah Muluk ingin
membantu membangkitkan semangat Zainuddin untuk bekerja sebagai penulis di
Batavia. Penutur Muluk mengatakan “Batavia engku? saya kenal anak muda yang
kerja di Batavia. Katanya dia kerja di penerbitan koran. Saya akan surati dia.
Saya ikut engku saya begitu mengagumimu. Bawalah saya jadi pelayan, menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
orang suruhan dan jadikan sahabat setia.” Pernyataan penutur seharusnya
dijawab oleh Zainuddin “iya saya mau kerja di Batavia, segera surati sahabatmu
supaya kita berdua segera berangkat,” tetapi Zainuddin justru menjawab
“benarkah abang mau pergi denganku?” percakapan Muluk dan Zainuddin secara
lahiriah tidak berhubungan. Bahkan secara konvensional struktural, kedua kalimat
tidak berkaitan. Namun, bagi seseorang yang mengetahui situasi dan konteks
menjadi tahu bahwa Muluk adalah sahabat Zainuddin. Zainuddin tidak
menghendaki Muluk menjadi pelayan atau suruhannya.
Data (78) merupakan tuturan antartokoh Aziz dan Hayati yang
terkandung implikatur percakapan khusus. Latar tempat percakapan Aziz dan
Hayati terjadi di dalam kamar. Aziz masuk kamar dan menemukan Hayati sudah
terlelap karena hari sudah larut malam. Di samping Hayati terdapat sebuah buku
yang dibacanya dengan nama pengarang “Shabir. Z”. nama dan kota terbit buku
yang dibaca oleh Hayati membawa Aziz pada sebuah kecurigaan. Hayati langsung
menangkap maksud kecurigaan Aziz pada nama Zainuddin. Tanpa ada konteks,
makna percakapan itu akan kabur. Namun, bagi seorang pembaca yang
mengetahui situasi dan konteks akan mengetahui bahwa kecurigaan Aziz pada
Zainuddin karena dulu isterinya Hayati pernah ada relasi. Selain itu, Aziz
mengetahui bahwa Zainuddin merantau di Batavia.
4.2.3 Maksud Implikatur
Maksud dapat diartikan sebagai yang dikehendaki; tujuan; niat; arti;
makna (dari suatu perbuatan, perkataan, peristiwa, dan sebagainya) dalam KBBI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(Depdiknas, 2008: 865). Dalam hal ini, maksud dari implikatur adalah sesuatu
yang memiliki tujuan atau mempunyai niat dalam perkataan atau peristiwa, yang
ada dalam pikiran penutur ditujukan kepada mitra tutur. Suatu maksud tersebut
tidak diucapkan secara gamblang oleh penutur, melainkan diucapkan secara
implisit. Oleh karena itu, untuk mengetahui maksud tuturannya, perlu adanya
peran konteks sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
mitra tutur.
Terdapat lima belas maksud implikatur yaitu: 1) mengungkapkan, 2)
memberi, 3) kesaksian, 4) melaporkan, 5) menyebutkan, 6) menunjukkan, 7)
berspekulasi, 8) mengakui, 9) mengkritik, 10) memuji, 11) mengeluh, 12)
menyarankan, 13) meminta, 14) mendesak, 15) mengancam. Ke-15 maksud
implikatur ini dipaparkan sebagai berikut.
4.2.3.1 Maksud Implikatur Berspekulasi
Berasal dari kata dasar spekulasi yang memiliki arti pendapat atau
dugaan yang tidak berdasarkan kenyataan; tindakan yang bersifat untung-
untungan (KBBI offline). Contoh data maksud implikatur berspekulasi adalah
sebagai berikut.
(4) Engku Hayati : Ati! Ingat kitab-kitab yang kau baca. Percintaan
hanyalah khayal dongeng dalam kitab saja kalau bertemu dengan
pergaulan hidup cela besar namanya, merusak nama, merusak Ninik-
Mamak, orang kampung, rumah halaman.
Hayati : Zainuddin bukan mencintai saya sebagaimana
engku katakan itu, tetapi dia hendak menuruti jalan yang lurus, dia
hendak mengambil saya jadi istrinya.
(konteks: tuturan ini terjadiPada malam hari seorang tamu pamit
untuk pulang dari rumah engku Hayati. Hayati pulang ke rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
engkunya. Engku Hayati pun menemui Hayati yang baru saja masuk
dalam rumah).
Ilokusi dari tuturan engku Hayati “Ati! Ingat kitab-kitab yang kau baca.
Percintaan hanyalah khayal dongeng dalam kitab saja kalau bertemu dengan
pergaulan hidup cela besar namanya, merusak nama, merusak Ninik-Mamak,
orang kampung, rumah halaman”, yaitu adanya kesalahpahaman engku Hayati
terhadap diri Hayati. Perlokusi dari tuturan tersebut adalah kecurigaan Engku
Hayati pun masyarakat akan relasi Hayati dan Zainuddin yang menurut
masyarakat sering melihat mereka berduaan di tepi danau. Oleh sebab itu, Hayati
memunculkan tanggapan yakni “Zainuddin bukan mencintai saya sebagaimana
engku katakan itu, tetapi dia hendak menuruti jalan yang lurus, dia hendak
mengambil saya jadi istrinya”, untuk membelah dirinya dari spekulasi engku dan
masyarakat sekitarnya.
4.2.3.2 Maksud Implikatur Memberikan Kesaksian
Memberi kesaksian berarti memberikan sebuah keterangan/pernyataan
akan suatu hal kepada mitra tutur. Memberikan kesaksian bersifat sebagai penegas
informasi dalam memberikan pernyataan atau informasi.Peneliti menemukan data
terkait maksud implikatur memberikan kesaksian. Contohnya adalah sebagai
berikut.
(3) Zainuddin : Shabir. Sudah tidak ada lagi nama itu. kurang cocok
dengan diri saya sekarang. Nama Shabir lebih cocok bukan?
Aziz : Semua nama cocok sebagai orang seperti tuan.
(konteks, percakapan terjadi di tengah keramaian setelah menonton
pertunjukan opera Indonesia yang diselenggarakan oleh Club anak
Sumatera).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tuturan “Shabir. Sudah tidak ada lagi nama itu. kurang cocok dengan
diri saya sekarang. Nama Shabir lebih cocok bukan?” dalam data percakapan (2)
merupakan implikatur dengan maksud memberikan kesaksian. Maksud tuturan
tersebut adalah memberi sebuah keterangan/pernyataan atas berubahnya nama
Zainuddin menjadi Shabir. Z. Nama Shabir. Z tersebut digunakan semenjak ia
bekerja di Batavia dan aktif menulis buku karangannya sendiri.
4.2.3.3 Maksud Implikatur Mengakui
Mengakui memiliki arti menyatakan sesuatu mengenai keadaan atau
kejadian yang terkadang berdasarkan asumsi pribadi. Berikut peneliti memberikan
contoh data, serta menjabarkan data tersebut terkait dengan implikatur maksud
mengakui.
(69) Azis : Beri maaf abang Ati.
Hayati : Jangan terlalu sering menyakiti Ati bang. Lidah abang itu
tajam, hati Ati sering terluka.
(konteks, Azis tidak jadi menyantap hidangan malam yang disediakan
oleh bundanya. Hayati kini duduk di pinggir tempat tidur, tiba-tiba
Azis datang mendekati Hayati).
Tuturan Hayati “Jangan terlalu sering menyakiti Ati bang. Lidah abang
itu tajam, hati Ati sering terluka” pada data (69) merupakan implikatur dengan
maksud mengakui, yakni mengakui perasaan yang dirasakan akan sikap Azis yang
sering berkata dan bertindak kasar pada Hayati. Sementara dalam tuturan Azis
“Beri maaf abang Ati”, mengakui akan kesalahan dan penyesalan dari dirinya
sendiri karena tindakan dan kata-kata yang sering diucapkan pada Hayati sering
menyinggung dan membuat hati Hayati sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4.2.3.4 Maksud Implikatur Menunjukkan
Tuturan menunjukkan memiliki tujuan untuk menyatakan,
memperlihatkan, atau menerangkan sesuatu mengenai keadaan dengan bukti.
Peneliti menemukan beberapa data implikatur dengan maksud menunjukkan.
(44) Zainuddin : Van Der Wijck, kapal Belanda paling besar, paling mewah
ini bang. Buatan Venio sudah mulai berlayar dari Jawa ke Andalas.
Waktu itu saya baca dikoran yang terbitan karanganku.
Muluk : besar sekali itu kapal. Nanti kalau di rantau, akan kuajak
mamaku naik kapal Van Der Wijck.
(konteks, Zainuddin dan Muluk tiba di Batavia. Ketika mereka
berjalan-jalan, Zainuddin tiba-tiba melihat dan menunjuk sebuah kapal
besar, dan mereka pun menghampiri kapal tersebut).
(72) Ibu muluk : Ibu sudah merundingkan dengan Muluk nak, Muluk
tinggal di kamar belakang, nak Zainuddin yang di depan.
Zainuddin : Iya mande, terima kasih.
(konteks, pada siang hari, bapak Muluk membaca koran di ruang tamu,
sementara ibu Ana dan Zainuddin lagi mengobrol).
Tuturan dalam data (44) yang diucapkan oleh Zainuddin “Van Der Wijck,
kapal Belanda paling besar, paling mewah ini bang. Buatan Venio sudah mulai
berlayar dari Jawa ke Andalas, waktu itu saya baca di koran yang terbitan
karanganku, “ merupakan implikatur dengan maksud menunjukkan. Hal tersebut
tampak pada tanggapan yang diberikan oleh Muluk “besar sekali itu kapal”.
Dilihat dari tanggapan Muluk, berarti ia sudah melihat kapal Van Der Wijck yang
ditunjukkan oleh Zainuddin.
Begitupun dengan data (72) terkandung maksud implikatur
menunjukkan. Hal ini dapat dilihat dari tuturan ibu Muluk “Ibu sudah
merundingkan dengan Muluk nak, Muluk tinggal di kamar belakang, nak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Zainuddin yang di depan”. Dari tuturan ibu Muluk berarti menyatakan kalau
Zainuddin tinggal di kamar depan dan Muluk di kamar belakang. Pernyataan
ketika ibu Muluk menunjukkan pembagian kamar yang sudah disepakati,
Zainuddin pun menyetujui atau menerima kesepakatan. Hal ini dapat dilihat dari
tanggapan Zainuddin “Iya mande, terima kasih”.
4.2.3.5 Maksud Implikatur Melaporkan
Melaporkan yaitu memberitahukan apa yang terjadi. Tuturan ini bersifat
reportase. Berikut adalah contoh data terkait maksud implikatur melaporkan yang
ditemukan oleh peneliti dalam percakapan antartokoh film Tenggelamnya Kapal
Van Der Wijck.
(68) Azis : Memang, macam orang kampung saja!
Bunda Azis : Beberapa hari ini, Dia suka baca buku. Entah buku apa
yang dibacanya. Sudah, makanlah.
(konteks, Ketika Azis hendak melangsungkan makan malamnya yang
disediakan oleh bundanya, bundanya menegur Hayati secara
langsung di depan Azis. Seketika itu juga, Hayati bergegas
meninggalkan mereka).
Cuplikan yang dituturkan oleh Bunda Azis “Beberapa hari ini, Dia suka
baca buku”, Dalam data (68) terkandung maksud implikatur melaporkan. Maksud
tuturan “Beberapa hari ini, Dia suka baca buku” yakni ingin memberitahu apa
yang dilihat oleh Bunda Azis tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan atau
dikerjakan Hayati dalam beberapa hari terakhir kepada Azis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4.2.3.6 Maksud Implikatur Mengungkapkan
Tuturan mengungkapkan memiliki maksud untuk menyatakan suara hati
dengan perkataan atau gerak-gerik; membuktikan; menyingkap tentang suatu hal
yang awalnya masih menjadi rahasia atau tidak diketahui oleh banyak orang.
Berikut adalah contoh data maksud implikatur mengungkapkan.
(66) Zainuddin : Batavia bang muluk
Muluk : Batavia engku, kita sudah tiba di surga. Banyak cewek –
cewek. Saya yakin dapat jodoh.
(konteks, Siang hari, sesampainya mereka di tempat tujuan (Batavia),
Zainuddin dan Muluk jalan-jalan, seketika itu langkah mereka terhenti
di tengah keramaian).
Ilokusi dari tuturan oleh Muluk “Batavia engku, kita sudah tiba di surga.
Banyak cewek – cewek. Saya yakin dapat jodoh”, Pada data percakapan (66)
bermaksud mengungkapkan perasaan. Perlokusi yang terdapat dalam tuturan
tersebut yaitu munculnya kekaguman Muluk dan Zainuddin akan kota Batavia.
Tuturan “Batavia engku, kita sudah tiba di surga. Banyak cewek –
cewek. Saya yakin dapat jodoh”, pada data percakapan (7) mengandung
implikatur dengan maksud mengungkapkan.
4.2.3.7 Maksud Implikatur Menyebutkan
Tuturan menyebutkan memiliki arti menyebut (memberi nama (kepada),
menyatakan nama kepada sesuatu, menamakan). Dalam data Percakapan
Antartokoh Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, peneliti menemukan data
dengan maksud menyebutkan. Berikut adalah paparan contoh maksud implikatur
menyebutkan.
(71) Zainuddin : Siapa itu mak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Mamak Jamila : Dia diberi nama Hayati, ciptaan keindahan alam,
lambaian gunung Merapi, yang terkumpul padanya keindahan adat
istiadat yang kokoh dan keindahan model sekarang, itulah bunga di
dalam rumah adat itu, Hayati adalah nama baru yang belum biasa
dipakai orang selama ini.
(konteks, Pagi hari, Zainuddin dan mamak Jamila jalan-jalan ke
sawah sambil melihat pemandangan. Langkah mereka terhenti ketika
bendi lewat membawa seorang wanita cantik).
Tuturan oleh Mamak Jamila “Dia diberi nama Hayati, ciptaan keindahan
alam, lambaian gunung Merapi, yang terkumpul padanya keindahan adat istiadat
yang kokoh dan keindahan model sekarang, itulah bunga di dalam rumah adat
itu, hayati adalah nama baru yang belum biasa dipakai orang selama ini, pada
data (71) mengandung implikatur dengan maksud menyebutkan. Tuturan tersebut
menyatakan bahwa nama Hayati yang sekarang adalah pemberian nama baru di
Minang Kabau. Dalam nama yang diberikan itu mengandung arti tertentu dan
hanya diketahui oleh orang yang tinggal di daerah Minang Kabau. Tanggapan
Bapak Muluk muncul, karena adanya pertanyaan dari Zainuddin ketika ia melihat
seorang gadis yang naik bendi bersama bapak tua tak lain itu adalah Engku Hayati
sendiri.
4.2.3.8 Maksud Implikatur Memuji
Dalam KBBI Luar Jaringan, memuji diartikan sebagai adanya
kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu (yang dianggap baik, indah, gagah,
berani, dan sebagainya). Pujian ada yang disampaikan karena sesuatu itu pantas
dan patut diberikan pujian, ada pujian yang digunakan seseorang untuk menegur
secara halus (menegur dengan sindiran). Berikut adalah contoh data yang
terkandung maksud implikatur memuji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
(37) Khadijah : Uda, kita sudah siap.
Azis : (mendekat pada Hayati) Ati cantik sekali, kau ini indah
dipakai.
(konteks, Ketika Azis dengan teman-temannya duduk di ruang tamu,
Khadijah dan Hayati keluar dari kamar).
Data (37) terkandung maksud implikatur memuji. Hal ini dapat
dibuktikan dalam tuturan Azis “Ati, cantik sekali,”. Maksud tuturan Azis tersebut
yaitu memuji atau disisi lain mengagumi kecantikan Hayati yang baru saja keluar
dari kamar bersama dengan Khadijah. Saat keluar kamar, Hayati menggunakan
gaun putih tanpa lengan yang membalut badannya. Implikasinya adalah bahwa
Azis memiliki daya tarik atau terpikat dengan orang yang berpenampilan
seksi/menarik.
4.2.3.9 Maksud Implikatur Mengkritik
Kritik merupakan suatu tanggapan, analisis, interpretasi, dan penilain
terhadap baik-buruknya sesuatu. Dalam KBBI Luar Jaringan, kritik diartikan
sebagai kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan
baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Berikut adalah
contoh data yang terkandung maksud implikatur mengkritik.
(50) Azis : Tidak menarik menonton opera bangsa kita.
Permainannya kurang halus, tidak seperti opera Belanda.
Hayati : Meskipun begitu, kali ini bawalah adinda, adinda hendak
berkenalan dengan perempuan-perempuan kita dari sini. Boleh kan
bang?
(konteks, Azis mendapat undangan. Pada malam hari, ketika Azis
bersama Hayati di ruang tamu, Azis pun membuka undangan tersebut
dan membacanya sementara Hayati menyimak di tempat ia duduk).
Dalam data (50) juga terkandung maksud implikatur mengkritik. Hal ini
dapat dilihat dari tuturan Azis “Tidak menarik menonton opera bangsa kita,
permainannya kurang halus, tidak seperti opera Belanda”. Kritikan Azis
terkandung nilai baik dan buruknya opera bangsa Indonesia dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
membandingkan opera bangsa Belanda. Berbeda dengan Hayati, ia tak
membandingkan baik buruknya opera Indonesia dan opera Belanda. Hal ini dapat
dilihat dari tuturan yang diucapkan “Meskipun begitu, kali ini bawalah adinda”.
4.2.3.10 Maksud Implikatur Mengucapkan Selamat
Mengucapkan selamat adalah suatu ungkapan yang ditujukan oleh
seseorang untuk memberikan sanjungan, pernyataan yang mengandung sebuah
harapan agar sejahtera, beruntung, dan lebih baik. Berikut adalah contoh data
maksud implikatur mengucapkan selamat.
(57) Tuan Iskandar : selamat iya, buku – buku kita terjual semuanya.
Zainuddin : terima kasih
(konteks, terjadi ketika Zainuddin sampai di kantor, Tuan Iskandar
datang menemuinya).
Pada data percakapan (57) terkandung maksud implikatur mengucapkan
selamat. Hal ini dapat dibuktikan dari percakapan Tuan Iskandar “selamat iya,
buku – buku kita terjual semuanya,” yang memiliki ilokusi menyampaikan
selamat pada Zainuddin karena buku yang ditulis oleh Zainuddin laku terjual
semua. Implikasi dari tuturan tersebut adalah dengan ucapan selamat maka
Zainuddin semakin giat dan tekun menulis, selain itu dengan terjualnya buku
karya Zainuddin dan pemberian ucapan selamat, maka Zainuddin akan
mengetahui bahwa karyanya disanjung oleh Tuan Iskandar sebagai penerbit buku.
4.2.3.11 Maksud Implikatur Mengeluh
Tuturan mengeluh adalah suatu ungkapan yang menyatakan susah karena
suatu penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya. Berikut adalah contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
data maksud implikatur mengeluh yang ditemukan peneliti dalam percakapan
antartokoh Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
(64) Zainuddin : Aduuh… sakit, potong rambutku bang Muluk, bukan
telingaku.
Muluk : Tenang sedikitlah engku, potong tidak usah banyak-
banyak. Yang perlu itu modenya. Engku katanya ini bertemu Hayati.
(konteks, Menjelang senja, di halaman rumah Muluk memotong
rambut Zainuddin).
Tuturan “Aduuh… sakit, potong rambutku bang Muluk, bukan telingaku.”
Pada data percakapan (64) yang dituturkan oleh Zainuddin adalah suatu bentuk
protes supaya Muluk lebih berhati-hati kalau memotong rambut. Pada tuturan
“Aduuh… sakit, potong rambutku bang Muluk, bukan telingaku.”Terkandung
maksud implikatur mengeluh. Munculnya tuturan tersebut ketika telinga
Zainuddin tersenggol gunting yang dipegang oleh Muluk, sehingga Zainuddin
merasa kesakitan.
4.2.3.12 Maksud Implikatur Menyarankan
Menyarankan memiliki arti memberikan anjuran, memberikan saran atau
pendapat yang dikemukakan untuk dipertimbangkan mengenai suatu hal. Berikut
adalah contoh data implikatur dengan maksud implikatur menyarankan yang
ditemukan oleh peneliti.
(53) Bapak Muluk: Banyaklah berdoa untuk anak kau itu, supaya anakmu
itu menjadi qotimah.
Ibu Ana : Lihat bang, macam tidak mendengarkan kamu bang,
simpan itu simpan!
(konteks, Siang itu, Bapak Muluk membaca koran di ruang tamu. Di
ruang tersebut ada pula ibu Ana, Muluk, dan Zainuddin yang tengah
berbincang-bincang. Tiba-tiba Muluk mengeluarkan rokok dan
langsung di isapnya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tuturan data (53) “Banyaklah berdoa untuk anak kau itu, supaya anakmu
itu menjadi qotimah,” yang diucapkan oleh Bapak Muluk memiliki maksud yaitu
menganjurkan supaya Ibu Ana untuk tawakal. Munculnya tuturan “Banyaklah
berdoa untuk anak kau itu, supaya anakmu itu menjadi qotimah,” karena Muluk
sebagai anak Ibu Ana hidupnya amburadul dalam arti; tidak pernah beribadah,
malas bekerja, dan kerjanya hanya pergi ke lapau orang yang bertempat di pasar.
Tuturan data (13) mengandung maksud implikatur menyarankan.
4.2.3.13 Maksud Implikatur Mengajak
Tuturan mengajak mengandung maksud suatu permintaan untuk mau
mengikuti apa yang diharapkan oleh penutur. Berikut adalah contoh data maksud
implikatur mengajak yang ditemukan oleh peneliti.
(41) Ustad : Hayati bisa kemari untuk menemui Zainuddin. Iya,
walaupun cuma bisa sekali.
Muluk : Ayolah engku, ini hari hanya air putih yang masuk,
makanlah.
Ibu Muluk: Iya nak, makanlah sedikit nak!
(konteks, Keluarga Muluk dan ustad berada di samping ranjang
tempat Zainuddin membaringkan badan. Lalu ibu Muluk masuk
membawa makanan untuk Zainuddin).
Data (41) terkandung maksud implikatur mengajak. Hal ini dapat dilihat
dari tuturan Muluk “Ayolah engku, ini hari hanya air putih yang masuk,
makanlah”. Tuturan Muluk tersebut bermaksud meminta Zainuddin yang dari tadi
tidur karena sakit dan tidak mau makan. Implikasi dari tuturan bahwa Muluk
benar-benar memerhatikan keadaan sahabatnya yang lagi sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4.2.3.14 Maksud Implikatur Meminta
Tuturan meminta memiliki arti menyuruh, namun mengandung arti yang
lebih tegas untuk melakukan apa yang dikatakan oleh penutur terhadap lawan
tuturnya tersebut. Berikut adalah contoh data maksud implikatur meminta yang
ditemukan oleh peneliti.
(6) Zainuddin: Hayati, mana tahu kapan pula kita akan bertemu, berilah
saya tanda mata. Akhjimatku dalam hidupku dan akan kukhasiatkan
dan meletakkannya dalam peti jika kumati. Berilah, meskipun barang
itu murah bagimu, tapi bagiku sangatlah mahal.
Hayati : (memberikan jilbab) simpanlah ini sebagai akhjimatmu,
biar jiwaku tersemat. Selamat jalan Engku.
Tuturan meminta memiliki arti menyuruh, namun mengandung arti
yang lebih tegas untuk melakukan apa yang dikatakan oleh penutur
terhadap lawan tuturnya tersebut.
(konteks, Dipagi hari, Hayati menemui Zainuddin di tempat biasa ia
menulis. Hayati dan Zainuddin sedih karena sebentar lagi mereka
akan berpisah akibat cinta yang tidak disetujui oleh pihak keluarga
Hayati).
Ilokusi dari tuturan “Hayati, mana tahu kapan pula kita akan bertemu,
berilah saya tanda mata. Akhjimatku dalam hidupku dan akan kukhasiatkan dan
meletakkannya dalam peti jika kumati. Berilah, meskipun barang itu murah
bagimu, tapi bagiku sangatlah mahal,” mengandung arti suruhan terhadap Hayati.
Perlokusinya adalah supaya Hayati bertindak dengan memberikan suatu barang
pada Zainuddin.
Tuturan pada data percakapan (6) yang dituturkan oleh Zainuddin
terkandung maksud implikatur meminta. Tuturan tersebut muncul karena
Zainuddin dan Hayati akan berpisah akibat relasi mereka yang tidak disetujui oleh
pihak keluarga Hayati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.2.3.15 Maksud Implikatur Mengancam
KBBI (2008: 45) ancaman memiliki arti sesuatu yang diancamkan,
perbuatan (hal dan sebagainya) mengancam, usaha yang dilaksanakan secara
konsepsional melalui tindak politik dan/atau kejahatan yang diperkirakan dapat
membahayakan tatanan serta kepentingan negara dan bangsa. Berikut adalah
contoh data yang terkandung maksud implikatur mengancam.
(40) Mak Datuk : Lebih baik dia mati daripada menjadi malu Niniak
Mamak. Zainuddin itu ibunya bukan orang Minang Kabau.
Bapak Muluk : Ayah Zainuddin Padekah Sutan. Dia orang Minang.
(konteks, Percakapan terjadi di rumah Mak Datuk Hayati. Semua
Niniak Mamak Hayati berkumpul pada malam hari untuk
membicarakan soal pertunangan Hayati dan Azis).
Ilokusi dari tuturan (40) “Lebih baik dia mati daripada menjadi malu
Niniak Mamak, Zainuddin itu Ibunya bukan orang Minang Kabau,” yang
dituturkan oleh Mak Datuk mengandung arti suatu ancaman. Perlokusinya adalah
supaya Mak Datuk sadar bahwa Bapak Zainuddin adalah orang Minang Kabau
seperti yang dikatakan dalam tuturan Bapak Muluk “Ayah Zainuddin Padekah
Sutan, Dia orang Minang.”
Tuturan dalam percakapan (40) terkandung maksud implikatur
mengancam. Tuturan tersebut muncul karena Mak Datuk Hayati yang tidak
pernah mengakui bahwa Bapak Muluk adalah orang Minang Kabau.
4.3 Pembahasan
Pada bagian pembahasan akan dikaji beberapa teori disertai dengan
contohnya. Adapun yang dibahas dalam bagian pembahasan ini yakni:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
1) wujud implikatur, 2) jenis-jenis implikatur, dan 3) makna implikatur.
4.3.1 Wujud Implikatur
Dalam penelitian, peneliti menggunakan tindak tutur Searle sebagai
landasan untuk menemukan wujud implikatur yang terdapat dalam tuturan-tuturan
antartokoh dan menganalisis maksud implikaturnya. Dalam penelitian ini juga
teori implikatur tidak akan pernah lepas dari konteks. Hal ini, konteks menjadi
esensi berpikir yang akan membawa pembaca agar dapat memahami pesan yang
terkandung dalam tuturan. Mengenai konteks Mey, (1994: 39) mengartikan
sebagai berikut: context in more than a matter of reference and for understanding
what things are about, practically speaking. Context is also what gives our
utterances their deeper meaning. Yakni, dengan adanya konteks dapat membantu
pembaca atau pendengar dalam memahami tujuan dari suatu tuturan yang
diungkapkan.
Berdasarkan dari temuan hasil pengumpulan dan analisis data, peneliti
menemukan empat wujud implikatur berupa tindak tutur yaitu, implikatur tuturan
dalam representatif, implikatur tuturan dalam ekspresif, implikatur tuturan dalam
komisif, dan implikatur tuturan dalam direktif.
Selain itu, peneliti juga menemukan lima belas maksud implikatur yang
terdapat dalam data percakapan antartokoh film Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck. Berikut peneliti akan simpulkan dalam pembahasan mengenai wujud
implikatur dan maksud implikatur yang ditemukan dalam film Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4.3.1.1 Implikatur Tuturan dalam Representatif
Implikatur representatif adalah wujud implikatur dengan dasar teori
tindak tutur representatif. Dalam tindak tutur representatif oleh Searle diartikan
sebagai tuturan yang bertujuan untuk menyatakan apa yang diyakini penutur
merupakan kasus atau bukan. Dengan kata lain menurut peneliti, tindak tutur
representatif adalah tindak tutur yang bertujuan untuk memberitahu akan suatu hal
berdasarkan kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa implikatur representatif adalah suatu tuturan yang bertujuan
untuk memberitahu atau melaporkan kepada pembaca atau pendengar mengenai
suatu hal berdasarkan kebenaran yang dianut oleh penutur. Peneliti menemukan
tujuh bentuk maksud tuturan yang menandakan bahwa tuturan tersebut tergolong
ke dalam wujud implikatur tuturan dalam representatif yakni, berspekulasi,
memberikan kesaksian, mengakui, menunjukkan, melaporkan, mengungkapkan,
dan menyebutkan. Berikut merupakan pemaparan contoh dari maksud implikatur
yang tergolong ke dalam wujud implikatur tuturan dalam representatif.
(4) Engku Hayati : Ati! Ingat kitab-kitab yang kau baca. Percintaan
hanyalah khayal dongeng dalam kitab saja kalau bertemu dengan
pergaulan hidup cela besar namanya, merusak nama, merusak Ninik-
Mamak, orang kampung, rumah halaman.
Hayati : Zainuddin bukan mencintai saya sebagaimana
engku katakan itu, tetapi dia hendak menuruti jalan yang lurus, dia
hendak mengambil saya jadi istrinya.
(konteks, tuturan ini terjadi pada malam hari. Seorang tamu pamit
untuk pulang dari rumah engku Hayati. Hayati pulang ke rumah
Engkunya. Engku Hayati pun menemui Hayati yang baru saja masuk
dalam rumah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Pada contoh data (4) merupakan implikatur tuturan dalam representatif
yang dinyatakan dalam tuturan dengan maksud berspekulasi (menyatakan
dugaan). Dapat dilihat dari konteks percakapan antartokoh Engku Hayati dan
Hayati, di mana Engku Hayati berspekulasi terhadap diri Hayati karena
hubungannya dengan Zainuddin. Engku Hayati berspekulasi karena mendengar
kata-kata orang di luar bahwa Zainuddin dan Hayati sering berduaan di dekat
danau.
(3) Hayati : Mengapa sudah empat hari ini Engku tak terlihat?
Zainuddin : Saya malu Hayati, saya takut.
(konteks, Percakapan terjadi di tepi danau ketika Hayati baru saja
selasai mengambil air. Tiba-tiba, tanpa sengaja Hayati dan Zainuddin
pun bertemu).
Data percakapan (3) masih tergolong ke dalam wujud implikatur tuturan
dalam representatif dengan maksud mengakui. Wujud implikatur tuturan dalam
representatif dengan maksud mengakui dapat dilihat dari percakapan antartokoh
Hayati dan Zainuddin, di mana Zainuddin mengakui apa yang dirasakan selama ia
tidak keluar rumah.
(5) Hayati : Engku Zainuddin.
Zainuddin : Bagaimana kau tahu saya ada di sini?
(Konteks, Percakapan terjadi di suatu tempat biasa Zainuddin
menulis surat dan hikayat. Pagi hari sebelum Zainuddin
meninggalkan dusun Batipuh, Hayati pun bergegas menemui
Zainuddin).
Data percakapan (5) merupakan wujud implikatur dengan maksud
menyebutkan. Maksud menyebutkan dapat dilihat dari tuturan percakapan Hayati
“Engku Zainuddin”. Hayati melihat Zainuddin yang berdiri di tempat biasa ia
menulis surat dan hikayat, kemudian Hayati menghampiri sambil menyebutkan
nama Zainuddin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
(12) Niniak Mamak : Ati, kamu sudah tahu mengapa Niniak Mamak kau
berkumpul? Sudah datang orang meminang kamu, si Azis dari Padang
Panjang. Kemudian datang pula sepucuk surat dari Zainuddin.
Sesudah kami pertimbangkan, Azis sudah kami terima sebagai
lelakimu. Keputusan kami sudah bulat supaya kau terima itu, apa
pikiran kau?
Niniak Mamak : Jawablah Hayati, saya ini mau pulang sama dengan
yang lain.
Hayati : Mana yang baik saya terima saja, Ati menurut.
(Konteks, Percakapan terjadi di ruang perkumpulan khusus suku
Niniak Mamak Hayati. Pada malam hari mereka semua berkumpul
untuk memutuskan siapa yang menjadi pendamping Hayati. Situasi saat
itu menegangkan karena pilihan Niniak Mamak Hayati bukan pilihan
hati Hayati).
Data percakapan (12) masih termasuk ke dalam wujud implikatur tuturan
dalam representatif dengan maksud memberi kesaksian. Dari cuplikan percakapan
(12) dapat dilihat bahwa tuturan yang dituturkan oleh Niniak Mamak “Ati, kamu
sudah tahu mengapa Niniak Mamak kau berkumpul? Sudah datang orang
meminang kamu, si Azis dari Padang Panjang. Kemudian datang pula sepucuk
surat dari Zainuddin. Sesudah kami pertimbangkan, Azis sudah kami terima
sebagai lelakimu. Keputusan kami sudah bulat supaya kau terima itu, apa pikiran
kau?” memberi kesaksian yang berarti memberikan sebuah keterangan/pernyataan
akan datangnya keluarga Azis melamar Hayati dan sepucuk surat dari Zainuddin.
(17) Tuan Iskandar : Mutu sastranya sangat memadai, bisa saya muat
sebagai kisah yang bersambung kalau butuh mesin ketik nanti Rusli
bisa urus.
Zainuddin : Terima kasih tuan Iskandar.
(Konteks, Percakapan terjadi di kantor penerbitan Koran, ketika Tuan
Iskandar selesai membaca karya sastra yang ditulis oleh Zainuddin, ia
pun memanggil Zainuddin di kantornya untuk bertemu secara
langsung).
Data percakapan (17) merupakan wujud implikatur tuturan dalam
representatif dengan maksud menunjukkan. Wujud implikatur tuturan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
representatif dengan maksud menunjukkan dapat dilihat dari tuturan percakapan
Tuan Iskandar ketika menunjukkan siapa orang yang akan menyediakan mesin
ketik apabila Zainuddin membutuhkannya “mutu sastranya sangat memadai, bisa
saya muat sebagai kisah yang bersambung kalau butuh mesin ketik nanti Rusli
bisa urus”.
(19) Muluk : Engku, katalog terbaru sudah datang.
Zainuddin : Nah, bagus ini. Terima kasih bang Muluk.
(Konteks, Percakapan terjadi di ruang kerja. Muluk menemui
Zainuddin yang baru saja tiba di kantor).
Data percakapan (19) masih tergolong ke dalam wujud implikatur tuturan
dalam representatif dengan maksud melaporkan. Hal ini dapat dilihat dari
cuplikan antartokoh Muluk dan Zanuddin. Dalam tuturan Muluk
mengimplikasikan adanya maksud melaporkan “Engku, katalog terbaru sudah
datang”. Di sini Muluk melaporkan datangnya katalog terbaru pada Zainuddin.
(66) Zainuddin : Batavia bang Muluk
Muluk : Batavia Engku, kita sudah tiba di surga. Banyak cewek
– cewek. Saya yakin dapat jodoh.
(Konteks, Siang hari, sesampainya mereka di tempat tujuan (Batavia),
Zainuddin dan Muluk jalan-jalan, seketika itu langkah mereka
terhenti di tengah keramaian).
Cuplikan percakapan antartokoh pada data (66) merupakan wujud
implikatur tuturan dalam representatif dengan maksud mengungkapkan. Dapat
dilihat dari tuturan yang dituturkan oleh Muluk “Batavia engku, kita sudah tiba di
surga.Banyak cewek – cewek. Saya yakin dapat jodoh. Dari tuturan Muluk
menyatakan suara hati Muluk kepada Zainuddin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4.3.1.2 Implikatur Tuturan dalam Ekspresif
Tindak tutur ekspresif menurut Searle adalah tindak tutur untuk
menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Menurut peneliti, tindak tutur
ekspresif merupakan tindak tutur yang bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu
atas apa yang dirasakan oleh seseorang dengan menggunakan perasaan hati.
Dalam penelitian ini dinamakan implikatur tuturan dalam ekspresif. Jadi, dapat
diartikan bahwa implikatur ekspresif merupakan tuturan untuk menyampaikan
pesan dengan melibatkan perasaan hati penuturnya.
Peneliti menemukan tiga maksud tuturan yang termasuk ke dalam wujud
implikatur tuturan dalam ekspresif yakni: kritik, memuji, dan mengeluh.
Berdasarkan pengertian dan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga
maksud tuturan tersebut mendukung pengertian wujud implikatur tuturan dalam
ekspresif yakni suatu tuturan yang digunakan untuk menyatakan perasaan tertentu
kepada mitra tutur.
Di bawah ini merupakan contoh data tuturan yang terkandung wujud
implikatur ekspresif.
(11) Ibu Azis : Azis, bunda yakin bahkan kau tidak akan menolak jika kau
berjodoh dengan Hayati. Jujur Azis, dalam pergaulan seminggu ini,
bunda terpikat dengan perilakunya, rendah hati, sopan pula. Calon istri
yang baik buat kau, dan kita akan beruntung jika kita berkeluarga
dengan dia.
Azis : Gadis kampung terlalu kaku dibawa ke kota. Waktu
melihat pacuan kuda sudah pening kepalanya. Bagaimana kalau
dibawa ke Padang?
(Konteks, Percakapan terjadi di ruang tamu. Pada malam hari, Azis
yang baru saja pulang menonton pacuan kuda bersama teman-
temannya juga Hayati duduk di sofa).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Cuplikan percakapan data (11) merupakan wujud implikatur ekspresif
dengan maksud memuji. Maksud memuji tersebut dapat dilihat dari tuturan yang
dituturkan oleh Ibu Azis “Azis, bunda yakin bahkan kau tidak akan menolak jika
kau berjodoh dengan Hayati. Jujur Azis, dalam pergaulan seminggu ini, bunda
terpikat dengan perilakunya, rendah hati, sopan pula. Calon istri yang baik buat
kau dan kita akan beruntung jika kita berkeluarga dengan dia”. Tuturan ibu Azis
tersebut mengajak Azis supaya , Azis mau mengambil Hayati sebagai istrinya.
(24) Hayati : Mengapa abang masih diam juga? Kita sudah tidak punya
uang dan sekarang kita tidak punya barang-barang, bagaimana hidup
kita bang? Abang diam saja, jawab! Apa yang akan kita lakukan
sekarang? Ke mana kita akan pergi?
Azis : Awas kau!
(konteks, Percakapan terjadi di dalam kamar. Setelah penagih utang
mengambail semua isi rumah Azis, ia pun masuk ke kamar, kemudian
Hayati menyusulnya sambil menangis).
Data (24) masih tergolong ke dalam wujud implikatur tuturan dalam
ekspresif dengan maksud mengeluh. Maksud mengeluh tersebut dapat dilihat dari
percakapan antartokoh Hayati dan Azis. Di mana dalam tuturan yang diungkapkan
Hayati “Mengapa abang masih diam juga? Kita sudah tidak punya uang dan
sekarang kita tidak punya barang-barang, bagaimana hidup kita bang? Abang
diam saja, jawab! Apa yang akan kita lakukan sekarang? Ke mana kita akan
pergi? Muncul implikasi dengan maksud mengeluh. Hayati mengeluh karena
penagih utang suaminya datang mengambil semua isi rumah mereka lantaran
utang suaminya yang belum lunas.
(48) Bunda Azis : Kalau suamimu pulang, haruslah kau tahu Ati.
Azis : Sudahlah bunda, percuma saja mengajarkan orang
yang ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(konteks, Bunda Azis sedang menyiapkan makan malam Azis di ruang
makan, kemudian Hayati menyusul mereka di ruang makan dengan
langkah tergesa-gesa).
Cuplikan percakapan antartokoh Bunda Azis dan Azis terkandung wujud
implikatur tuturan dalam ekspresif dengan maksud mengkritik. Tuturan yang
dituturkan oleh Bunda Azis dalam data (48) “Kalau suamimu pulang, haruslah
kau tahu Ati”, bermaksud mengkritik Hayati yang tidak mengetahui dan tidak
membukakan pintu rumah untuk suaminya ketika pulang kerja.
4.3.1.3 Implikatur Tuturan dalam Direktif
Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk
menyuruh orang lain melakukan sesuatu (Searle 2006). Peneliti juga berpendapat
bahwa tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang bertujuan untuk meminta
kepada lawan tutur agar melakukan sesuatu sesuaituturan penutur.dalam
penelitian ini, peneliti menyebutnya dengan wujud implikatur direktif.
Peneliti menemukan tiga maksud tuturan yang termasuk ke dalam wujud
implikatur tuturan dalam direktif yakni: menyarankan, meminta, dan mendesak.
Berdasarkan pengertian dan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga
maksud tuturan tersebut mendukung pengertian wujud implikatur tuturan direktif
direktif yakni meminta kepada lawan tutur agar melakukan sesuatu sesuai tuturan
penutur.
Berikut adalah contoh dari tiga maksud yang tergolong ke dalam wujud
tuturan dalam implikatur direktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
(5) Hayati : Menunggu saya, apakah maksudnya? Katakanlah
sekarang agar saya segera pulang.
Zainuddin : Saya pula takut akan menggangu. Engkau saya tunggu
hanya sekedar hendak memberikan ini (surat). Assalamu’alaikum.
(Konteks, Percakapan terjadi di tepi danau ketika senja hari. Hayati
baru saja selesai mengambil air dan hendak pulang ke rumah,- tiba-
tiba Zainuddin datang hendak memberikan sepucuk surat pada
Hayati).
Data (5) percakapan antartokoh Hayati dan Zainuddin merupakan wujud
implikatur tuturan dalam direktif dengan maksud mendesak. Dapat dilihat dari
tuturan Hayati dalam data (5) “Menunggu saya, apakah maksudnya? Katakanlah
sekarang agar saya segera pulang”. Dalam tuturan tersebut Hayati mendesak
Zainuddin untuk memberitahu apa yang ingin dibicarakan oleh Zainuddin kepada
Hayati, karena ia akan segera pulang.
(6) Zainuddin : Hayati, mana tahu kapan pula kita akan bertemu,
berilah saya tanda mata. Akhjimatku dalam hidupku dan akan
kukhasiatkan dan meletakkannya dalam peti jika kumati. Berilah,
meskipun barang itu murah bagimu, tapi bagiku sangatlah mahal.
Hayati : (memberikan jilbab) simpanlah ini sebagai
akhjimatmu, biar jiwaku tersemat. Selamat jalan Engku.
(Konteks, Dipagi hari, Hayati menemui Zainuddin di tempat biasa ia
menulis. Hayati dan Zainuddin sedih karena sebentar lagi mereka
akan berpisah akibat cinta yang tidak disetujui oleh pihak keluarga
Hayati).
Cuplikan percakapan antartokoh Zainuddin dan Hayati pada data (6)
masih tergolong ke dalam wujud implikatur tuturan dalam direktif dengan maksud
meminta. Maksud meminta tersebut dapat dibuktikan pada tuturan yang
dituturkan oleh Zainuddin “Hayati, mana tahu kapan pula kita akan bertemu,
berilah saya tanda mata. Akhjimatku dalam hidupku dan akan kukhasiatkan dan
meletakkannya dalam peti jika kumati. Berilah, meskipun barang itu murah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
bagimu, tapi bagiku sangatlah mahal”, di mana Zainuddin meminta tanda mata
pada Hayati sebelum mereka berdua akan berpisah.
(34) Bapak Muluk : Zainuddin, Muluk, coba lihat ini (menunjukkan
tulisan seseorang di Koran yang ia baca) pak Darwis, guru bahasa
Inggris aku, karyanya dimuat di Koran. Engku juga bisa
mengirimkan karya tulis, pastilah dapat uang.
Zainuddin : Untung sekali, sudah senang menulis dapat uang lagi.
(Konteks, Pada siang hari Bapak Muluk duduk di ruang tamu sambil
membaca Koran.Ia memuji hasil karya tulis gurunya dan
menunjukkan hasil karya tulis tersebut kepada Muluk dan
Zainuddin).
Cuplikan data (34) pada percakapan antartokoh bapak Muluk dan
Zainuddin terkandung wujud implikatur tuturan dalam direktif dengan maksud
menyarankan. Hal ini dapat dilihat dari tuturan yang diungkapkan oleh Bapak
Muluk “Zainuddin, Muluk, coba lihat ini (menunjukkan tulisan seseorang di
Koran yang ia baca) pak Darwis, guru bahasa Inggris aku, karyanya dimuat di
Koran. Engku juga bisa mengirimkan karya tulis, pastilah dapat uang”. Implikasi
tersebut muncul ketika Bapak Muluk membaca Koran dan melihat tulisan
gurunya, kemudian Bapak Muluk menyarankan pada Zainuddin dan Muluk untuk
menulis di surat kabar.
4.3.1.4 Implikatur Tuturan dalam Komisif
Searle, 2006 mengatakan bahwa tindak tutur komisif adalah tindak tutur
yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-
tindakan di masa yang akan datang. Peneliti menyatakan bahwa tindak tutur
komisif adalah tindak tutur yang bertujuan untuk meminta kepada lawan tutur
agar menjadi saksi penutur mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
masa yang akan datang. Dalam penelitian ini peneliti menyebutnya dengan wujud
implikatur tuturan dalam komisif.
Peneliti menemukan satu maksud tuturan yang termasuk ke dalam wujud
implikatur komisif yakni: mengancam. Berdasarkan penemuan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa maksud tuturan tersebut mendukung pengertian dari
implikatur komisif yakni, suatu tuturan yang dapat mengikatkan penutur terhadap
tindakan-tindakan di masa yang akan datang.
Berikut merupakan contoh maksud mengancam yang tergolong ke dalam
wujud implikatur tuturan dalam komisif.
(61) Penagih utang : Bayar ! Kalau tidak mau bayar semua barang
akan saya pecahkan!
Hayati : Tenang dulu mas, supaya suamiku juga
tenang. Abang, bagaimana pinjam dulu ke kantor?
(Konteks, Penagih utang tengah berdiri di depan pintu rumah
Azis. Azis yang belum bisa membayar utangnya tidak bisa
melakukan apa-apa).
Cuplikan percakapan antartokoh penagih utang dan Hayati pada data (61)
tergolong ke dalam wujud implikatur tuturan dalam komisif dengan maksud
mengancam. Maksud mengancam tersebut dapat dibuktikan pada tuturan penagih
utang “Bayar ! Kalau tidak mau bayar semua barang akan saya pecahkan”.
Implikasi tersebut muncul ketika penagih utang meminta Azis suami Hayati,
untuk membayar utangnya yang sudah menumpuk.
4.3.2 Jenis Implikatur
Menurut Yule (2006), terdapat tiga jenis percakapan yaitu: implikatur
percakapan umum, implikatur percakapan khusus, dan implikatur percakapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
berskala. Berdasarkan 78 data penelitian, peneliti menemukan 52 implikatur
percakapan umum, 18 implikatur percakapan berskala, dan 8 implikatur
percakapan khusus.
Supaya lebih jelas dalam membandingkan ketiga jenis implikatur
percakapan yang terdapat dalam penelitian ini, berikut paparan dengan beberapa
contoh dari ketiga jenis implikatur.
4.3.2.1 Implikatur Percakapan Umum
Implikatur percakapan umum (IPU) merupakan implikatur yang tidak
memperhitungkan makna tambahan melainkan proses tuturan mengasumsikan
makna percakapan hanya dengan mengamati stuktur kata yang dipakai. Dengan
kata lain, orang yang berperan dalam proses tuturan mengasumsikan makna
percakapan hanya dengan mengamati struktur kata yang dipakai (Yule, 2006: 74).
Pada penelitian ini terdapat 52 data yang tergolong ke dalam implikatur
percakapan umum. Berikut dipaparkan tiga contoh dari lima puluh dua data yang
melanggar maksim hiperbolis(melebihkan), maksim relevansi, dan maksim cara.
(1) Mande Jamila : Kalau begitu lama Zainuddin tinggal di sini?
Baiknya dibicarakan dulu dengan penghulu adat suku Mande.
Begitulah cara kami menerima tamu di sini. Terus terang Mande
bukan orang (pembicaraan dipotong oleh Zainuddin).
Zainuddin : Saya bisa sedikit membantu Mande, yang penting
bisa tinggal di sini. Saya ingin melihat indah tanah kelahiran
ayah.Saya juga ingin belajar agama.
(konteks, Percakapan terjadi di ruang tamu. Mande Jamila terkejut
akan kedatangan seorang pemuda pada malam hari tak lain itu
adalah Zainuddin).
(7) Muluk : Apa senangnya menulis itu, panas tanganku.
Ibu Ana : Kalau pakai baju terus panas juga kamu ah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
(konteks, Percakapan terjadi di ruang tamu. Setelah Bapak Muluk
membaca Koran, ia menawarkan supaya Zainuddin dan Muluk
mengirim tulisan mereka di Koran).
(20) Hayati : Bang… jangan begitu bang…
Azis : Pergi kau anak miskin dari negeri kami yang beradat!
Bunga desa itu tak pantas untukmu.
(konteks, Malam hari, Azis baru saja pulang kerja dan mendapatkan
Hayati sudah tidur dan di samping Hayati terdapat sebuah buku yang
dibacanya).
Sebagai pembahasan, ketiga sampel di atas merepresentasikan hasil
analisis data pada implikatur percakapan umum. Data 7 yang dituturkan oleh
Muluk “Apa senangnya menulis itu, panas tanganku” melebihi informasi dalam
percakapan.implikaturnya dapat dilihat dari kata “panas tanganku” yang sengaja
dituturkan karena Muluk tidak ingin atau tidak berminat dalam hal menulis.
Masih dalam implikatur percakapan umum, data (1), implikatur yang
terdapat dalam data (1) terletak pada tuturan Zainuddin ketika menjawab tuturan
Mande Jamila “Saya bisa sedikit membantu mande, yang penting bisa tinggal di
sini. Saya ingin melihat indah tanah kelahiran ayah.Saya juga ingin belajar
agama. Secara konteks dapat dilihat bahwa Data (1) melanggar maksim relevansi
karena tidak relevan dengan tuturan Mande Jamila sebelumnya.
Data (20) masih tergolong ke dalam implikatur percakapan umum.
Konteks percakapannya adalah percakapan antartokoh Hayati dan Azis. Hayati
melarang Azis untuk melanjutkan membaca teks yang ada dalam buku yang ia
baca, tetapi Azis tidak mengabaikan kata-kata Hayati dan tetap melanjutkan
membaca sepenggal teks dalam buku yang dikira bahwa penulis buku tersebut
adalah Zainuddin mantan kekasih istrinya Hayati. Cuplikan percakapan tersebut
menjadi penanda terhadap pelanggaran maksim cara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.3.2.2 Implikatur Percakapan Khusus
Berbeda dengan implikatur percakapan umum, implikatur percakapan
khusus Yule (1996: 74) terjadi dalam konteks yang sangat khusus di mana mitra
tutur mengasumsikan informasi secara lokal Yule (1996: 74). Oleh karena itu,
implikatur percakapan khusus sangat memerlukan konteks dan pengetahuan
khusus untuk menyimpulkan apa yang diperlukan. Pada penelitian ini terdapat 8
data yang tergolong ke dalam implikatur percakapan khusus. Setelah dikaji
dengan pendapat Cummings (2007:18) yang mengemukakan bahwa sejumlah
implikatur percakapan dengan sengaja melanggar maksim. Ternyata dalam
penelitian ini implikatur percakapan khusus dengan sengaja melanggar maksim
kuantitas, relevansi, dan cara.
Berikut ini merupakan representasi dari implikatur percakapan khusus.
Implikatur khusus jelas berbeda dengan implikatur percakapan umum yang telah
dibahas sebelumnya. Kedua sampel di bawah ini diambil dari kekhususannya
masing-masing sehingga terlihat perbandingan kontras satu dengan yang lainnya
meskipun masih dalam jenis implikatur yang sama yakni implikatur percakapan
khusus.
(25) Bapak Muluk : Banyaklah berdoa untuk anak kau itu, supaya
anakmu itu menjadi qotimah.
Ibu Ana : Lihat bang, macam tidak mendengarkan kamu
bang, simpan itu simpan!
Konteks, Siang itu, Bapak Muluk membaca koran di ruang tamu. Di
ruang tersebut ada pula ibu Ana, Muluk, dan Zainuddin yang tengah
berbincang-bincang. Tiba-tiba Muluk mengeluarkan rokok dan
langsung di isapnya).
(78) Azis : Aiih… curiga. Jangan-jangan orang yang bersuku Bugis
itu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hayati : Namanya Zainuddin bang. Janganlah terlalu dihinakan
Zainuddin itu. Setahu saya Engku Zainuddin itu tidak pernah
menghinakan Abang.
(konteks, Azis pulang kerja pada malam hari. Ia masuk ke rumah
tanpa disambut oleh Hayati karena tertidur. Azis lalu masuk kamar
dan menemukan buku bacaan di dekat Hayati).
Sebagai pembahasan, kedua sampel di atas (25 dan 78)
mempresentasikan hasil analisis data pada implikatur percakapan khusus. Data
(25) merupakan percakapan antartokoh Bapak Muluk dan Ibu Ana. Implikasi dari
data ini terletak pada tanggapan ibu Ana “Lihat bang, macam tidak mendengarkan
kamu bang, simpan itu simpan!”,yang tidak relevan atas tuturan Bapak Muluk
sebelumnya. Cuplikan percakapan tersebut menjadi penanda terhadap pelanggaran
maksim relevansi.
Data percakapan antartokoh pada data (78) melebihkan informasi, di
mana dalam tuturan Azis “Aiih… curiga. Jangan-jangan orang yang bersuku
Bugis itu yang”. Dikatakan bahwa tuturan Azis melebihkan informasi karena, ia
berprasangka bahwa penulis buku yang dibaca oleh Hayati adalah Zainuddin
mantan kekasih isterinya Hayati.
4.3.2.3 Implikatur Percakapan Berskala
Setelah memahami penjelasan dari implikatur percakapan umum dan
implikatur percakapan khusus, berikut dipaparkan penjelasan mengenai implikatur
percakapan berskala.
Implikatur percakapan berskala ditandai dengan istilah-istilah untuk
mengungkapkan kuantitas dari skala nilai tertinggi kenilai terendah. Ciri penanda
implikatur percakapan berskala adalah dapat menghiraukan/mengabaikan konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
dalam menginterpretasi makna implikaturnya dan menggunakan istilah-istilah
untuk mengunkapkan kuantitas seperti: (semua, sebagian besar, banyak, beberapa,
sedikit) (selalu, sering, kadang-kadang) (Yule,1996). Pada penelitian ini terdapat
18 data yang tergolong ke dalam implikatur percakapan berskala. Setelah dikaji
dengan pendapat Cummings (2007:18) yang mengemukakan bahwa sejumlah
implikatur percakapan dengan sengaja melanggar maksim.
Berikut ini dipaparkan dua contoh percakapan yang terkandung
implikatur percakapan berskala
(65) Azis : Ati sakit tidak? Kalau begitu kita semua pulang saja.
Hayati : Sebenarnya tidak apa Uda, saya tahu jalan pulang.
(konteks, Ketika senja menjelang malam, Khadijah dan Hayati berdiri
di tengah keramaian penonton pacuan kuda. Khadijah melihat Hayati
yang dari tadi diam saja, lalu Azis pun datang).
(69) Azis : Beri maaf abang Ati.
Hayati : Jangan terlalu sering menyakiti Ati bang. Lidah abang
itu tajam, hati Ati sering terluka.
(Konteks, Azis tidak jadi menyantap hidangan malam yang disediakan
oleh bundanya. Hayati kini duduk di pinggir tempat tidur, tiba-tiba
Azis datang mendekati Hayati).
Cuplikan data (65 dan 69) merupakan implikatur percakapan berskala.
Data (65) merupakan percakapan antara Azis dan Hayati dengan konteks tuturan
Khadijah melihat Hayati berdiri diam saja kemudian Azis datang menghampiri
mereka. Impikatur pada data (65) dapat diketahui dari kata “semua” yang
dituturkan oleh Azis “Ati sakit tidak? Kalau begitu kita semua pulang saja”.kata
“semua” dalam arti tidak sendiri atau tidak beberapa orang. Kata tersebut dapat
dijadikan parameter implikatur percakapan berskala sehingga implikatur
percakapan data (65) adalah, Hayati mengabaikan ajakan Azis untuk kembali
semua pulang ke rumah. Data (65) tersebut melanggar maksim cara. Hal ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
sejalan dengan maksim cara apabila Hayati tidak menolak ajakan Azis kepada
teman-temannya untuk kembali pulang bersama.
Data (69) merupakan percakapan antartokoh Azis dan Hayati. Data (69)
tersebut melanggar maksim relevansi karena tuturan yang dituturkan oleh Azis
“Beri maaf abang Ati” tidak berkaitan dengan tanggapan Hayati “Jangan terlalu
sering menyakiti Ati bang. Lidah abang itu tajam, hati Ati sering terluka”.
Konteks tuturan akan relevan apabila Hayati menjawab “iya, akan saya maafkan
tetapi lain kali jangan menyakiti hati Ati lagi” atau jawaban lain yang berkaitan
dengan tuturan Azis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, simpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1) Wujud implikatur terbagi menjadi empat bagian berupa tidak tutur
yakni: implikatur tuturan dalam representatif, implikatur tuturan
dalam ekspresif, implikatur tuturan dalam direktif, dan
implikatur tuturan dalam komisif.
2) Jenis implikatur yang terdapat dalam Percakapan Antartokoh
dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Buya
Hamka adalah (1) Implikatur percakapan umum (IPU)
merupakan implikatur yang tidak memperhitungkan makna
tambahan melainkan proses tuturan mengasumsikan makna
percakapan hanya dengan mengamati stuktur kata yang dipakai.
(2) Implikatur percakapan berskala (IPB) ditandai dengan
istilah-istilah untuk mengungkapkan kuantitas dari skala nilai
tertinggi kenilai terendah (Yule,1996). (3) Implikatur
percakapan khusus (IPK) terjadi dalam konteks yang sangat
khusus di mana mitra tutur mengasumsikan informasi secara
lokal (Yule, 1996: 74)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3) Maksud implikatur terbagi menjadi lima belas bagian yakni:
berspekulasi, memberi kesaksian, mengakui, menunjukkan,
melaporkan, mengungkapkan, menyebutkan, memuji,
mengkritik, mengucapkan salam, mengeluh, menyarankan,
mengajak, meminta, dan mengancam.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menyadari bahwa hasil
yang didapatkan belum sempurna, dan tentunya masih ada hal lain yang dapat
ditambahkan. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran kepada peneliti
selanjutnya terutama bagi peneliti dalam mata kuliah pragmatik.
1) Penelitian ini fokus pada wujud implikatur, jenis-jenis implikatur
dan maksud implikatur yang terdapat dalam percakapan film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka. Bagi
peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis selanjutnya, akan
lebih baik objek penelitian berbeda masih banyak objek lain
yang harus dikembangkan terkait dengan mata kuliah pragmatik.
2) Bagi peneliti selanjutnya akan lebih baik jika hasil penelitian yang
dilakukan mengenai ketidaksantunan percakapan antartokoh
dalam (judul film, novel yang ingin dianasis, atau
ketidaksantunan percakapan antar guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, Heri Susanto. 2006. Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Novel
Projo Dan Brojo Karya Arswendo Atmowiloto (SKRIPSI), Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Bagus, Ida Putrayasa. 2015. Pragmatik. Singaraja: Graha Ilmu. Cummings,
Louise.2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multi disipliner.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Gillian, Brown & Yule, George.1996. Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Ida, Fransiska Kurnia. 2008. Implikatur Wacana Semarangan pada Surat Kabar
Harian Suara Merdeka Edisi Januari-Maret 2014 (SKRIPSI),
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya (Edisi Revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-RuzzMedia.
Marianti, Evi Maria, 2008. Implikatur Percakapan Orang Tua dengan Anak pada
Peristiwa Makan Malam Bersama dalam Keluarga Pendidik di
Yogyakarta (SKRIPSI), Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Nababan. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Depdikbud.
Niatri, Adven Desi. 2012. Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Film Marmut
Merah Jambu Karya Raditya Dika (SKRIPSI). Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Pranowo, 2009. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Putu, I Dewa Wijana. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik.
Yogyakarta: Dioma.
Rahardi, Kunjana. 2005. Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Erlangga.
Rohmadi, Muhammad. 2010. Pragmatik: Teoridan Analisis. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Yule, George . 1996. Pragmatik.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN
SINOPSIS FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WICJK
KARYA BUYA HAMKA
Ada dua adat yang ada dalam film ini yakni, budaya Minang Kabau dan
budaya Bugis (Mengkasar). Seorang pemuda yang bernama Zainuddin, lahir di
Makasar. Ketika Zainuddin berumur 9 bulan, ibunya meninggal dunia, lalu 10
tahun kemudian ayah Zainuddin menyusul almarhumah Zainuddin ketika
Zainuddin berumur 19 tahun. Pada suatu hari, Zainuddin minta izin pada mak
Base yang mengasuhnya di Mengkasar untuk berkunjung ke tanah Minang Kabau,
tempat asal almarhum ayahnya dilahirkan. Hal itu tidak bisa ditolak oleh mak
Base dan ia pun mengizinkan Zainuddin untuk berangkat ke Padang (Batipuh).
Bilamana Zainuddin telah sampai ke Padang Panjang negeri yang ditujunya,
Zainuddin meneruskan perjalanan ke dusun Batipuh, karena menurut keterangan
orang tempat ia bertanya, di sanalah negeri ayahnya yang asli. Awal datang, hati
Zainuddin sangatlah gembira. Tetapi dari sebulan ke sebulan, kegembiraan itu
hilang, sebab rupanya yang dikenang-kenangnya berlainan dengan yang
dihadapinya. Zainuddin tidak beroleh hati sebagai hati mak Base. Tidak mendapat
kecintaan ayah dan bunda. Jiwanya sendiri ulai merasa, bahwa meskipun
Zainuddin anak orang Minangkabau tulen, Zainuddin masih dipandang sebagai
orang pendatang, masih dipandang orang jauh, orang Bugis, orang Mengkasar.
Sesudah hampir 6 bulan Zainuddin di Batipuh, Zainuddin mula-mula
berkenalan dengan Hayati. Hari itu hujan lebat. Mereka ada di ekor lubuk dan
akan kembali ke Batipuh. Zainuddin ada membawa payung dan Hayati bersama
dengan temannya kebetulan tidak berpayung. Dari sinilah Zainuddin
memberanikan diri untuk menegur Hayati meskipun dengan sedikit malu-malu.
Selama persahabatan Zainuddin dan Hayati, mereka sering berkiriman surat
melalui adik Hayati Ahmad. Namun, semua itu tidak berakhir lama ketika orang-
orang dusun yang melihat Zainuddin dan Hayati sering berbincang-bincang di
dekat danau tempat biasa Hayati mengambil air. Pandangan masyarakat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
terganggu dengan keberadaan mereka, beberapa masyarakatpun membicarakan
Hayati dengan Zainuddin yang dianggap asalnya tidak jelas. Pembicaraan
masyarakat sampai di telinga datuk Hayati. Beberapa hari kemudian, datuk Hayati
mengusir Zainuddin dari dusun Batipuh karena menganggap telah mencemarkan
nama baik para datuk Hayati. Ketika Hayati mengetahui semua yang telah
dilakukan oleh datuknya, Hayati pun merasa sedih, terpukul karena lelaki yang
ingin menjadikan Hayati sebagai istrinya diusir oleh datuknya sendiri. Sebelum
Zainuddin berangkat meninggalkan tanah kelahiran ayahnya, Hayati menemui
Zainuddin di tempat biasa Zainuddin menulis. Di tempat itulah mereka
menumpahkan airmata kesedihan karena sebentar lagi mereka akan berpisah.
Zainuddin meminta tanda mata pada Hayati, dan Hayti pun memberikan jilbab
yang biasa dipakainya pada Zainuddin. Setelah itu, Hayati pergi meninggalkan
Zainuddin, dan Zainuddin pun berangkat ke Padang Panjang.
Tidak berapa jauh jaraknya dari dusun Batipuh ke kota Padang panjang.
Kota itu adalah kota kemajuan. Murid-murid sekolah agama yang belajar di sana,
telah merubah bentuk “orang siak” atau menteri pelatuk yang tersisih dari
masyarakat lantaran hanya mengeahui kitab-kitab bahasa Arab. Semuanya telah
ditukar dengan model yang baru, murid-murid telah boleh berdasi, boleh
berpakaian cara Barat, karena agama bukan pakaian. Oleh dalam itu, guru-guru
diizinkan pula para murid mempelajari musik, mempelajari bahasa asing, sebagai
Belanda dan Inggris. Sekali dalam setahun, di Padang Panjang diadakan pacuan
kuda dan pasar malam, bernama keramaian adat negeri. Adat ini dilakukan ditiap-
tiap kota yang terbesar di Sumatera Barat, sebagai Batu Sangkar, Payakumbuh,
Bukittinggi, dan Padang. Di kota itulah Zainuddin belajar agama.
Pada suatu hari, alangkah besar hati Hayati beroleh izin untuk menonton
pacuan kuda dan pasar malam. Karena bukanlah niatnya melihat kuda berlari
tetapi hatinya hendak bertemu dengan Zainuddin kekasihnya. Hayati membuat
surat untuk Zainuddin tentang kedatangannya di Padang Panjang supaya
Zainuddin mengetahuinya. Pada hari yang ditentukan, Hayati berangkat ke
Padang Panjang bersama dengan Mak Tengahnya ke Padang Panjang. Baru saja
dia sampai, dia disambut oleh temannya KKhadijah bersama ibunya. Seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
saudara Khadijah laki-laki yang gagah dan tangkas pula, yang perlop dari
pekerjaannya buat beberapa hari lamanya. Aziz namanya. Di sinilah awal
perkenalan Hayati dan Aziz. Keesokan harinya, KKhadijah, Hayati dan yang
lainnya telah bangun. Mereka pun hendak siap-siap untuk pergi menonton pacuan
kuda. Sebelumnya KKhadijah merias diri di kamarnya. Demikianpun Hayati yang
mengambil pakaiannya dalam bungkusan yang ia bawa. Betapa kagetnya mereka
ketika melihat Hayati kelar kamar dengan mengenakan pakaian seperti anak
dusun. Berbeda dengan KKhadijah yang telah merias dirinya dengan cantik dan
berpakaian modern. Mereka semua pun menyuruh Hayati untuk mengganti
pakaiannya dengan pakaian yang layak pakai (pakaian modern). Tak lama
kemudian, mereka pun keluar. Hayati kelihatan tampil anggun dengan berpakaian
gaun putih. Aziz sangat mengagumi kecantikan Hayati.
Dari jauh di antara manusia yang telah datang berduyun-duyun menuju tepi
pagar pacuan, kelihatan seorang anak muda berjalan dengan gontai dan
tenangnya. Mukanya muram, rambutnya telah panjang, rupanya kurang disisir
meskipun pakaiannya kelihatan bersih tetapi tidak memakai dasi. Bersarung,
padahal anak muda yang lain berpentolan. Zainuddin tertegun ketika gerombolan
pemuda datang sambil tertawa. Dalam gerombolan terdapat pula dua orang gadis
tak lain itu Khadijah dan Hayati kekasihnya. Pertemuan itu terjadi hanya sebantar
saja lantaran Aziz yang menarik tangan Hayati dan Khadijah masuk ke dalam
tribune. Zainuddin tinggal berdiri seorang diri.
Seminggu lamanya Hayati tinggal di Padang Panjang. Ibu Aziz pun terpikat
akan Hayati. Niat hati ibu Aziz pun muncul untuk menjodohkan Hayati dan Aziz.
Pada suatu hari, ibu Aziz beserta ninik mamaknya meminta pada datuk Hayati
untuk meminang Hayati. Hayati menerima Aziz sebagai calon suaminya lantaran
menghargai para datuknya, meskipun hal ini sangat menyayat hati Hayati karena
cintanya sebenarnya bukan untuk orang yang dijodohkan padanya (Aziz)
melainkan cintanya masih untuk Zainuddin seorang. Setelah kedua belah pihak
sepakat, keluargapun menikahkan Hayati dan Aziz sebagai pasangan suami-isteri.
Hal itu telah diketahui oleh Zainuddin. Betapa berat hati Zainuddin menerima
kenyataan hidup yang harus ia hadapi, betapa hancur hatinya ketika mendengar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
seorang kekasih yang bersumpah padanya untuk menjaga cintanya dan ditinggal
menikah. Kini, Zainuddin tergeletak di tempat tidur karena tak bisa menahan sakit
hati. Hatinya terguncang. Saat itu pula datanglah Haytai dan Aziz menjenguknya.
Di mana Hayati telah mengenakan cincin di jari manisnya yang menandakan
bahwa ia sudah menjadi milik orang lain. Hayati dan Aziz datang bukan untuk
menyembuhkan Zainuddin, tetapi malah menambah rasa sakit yang diderita oleh
Zainuddin.
Seorang sahabat yang menguatkan hati Zainuddin dari sakit yang ia derita
adalah Muluk. Muluk mengajak sahabatnya Zainuddin untuk kembali bangkit dari
keterpurukannya, kesedihannya. Zainuddinpun tidak menyia-nyiakan nasehat
seorang sahabat, dengan syarat ia bisa bangkit kembali adalah Zainuddin tidak
ingin tinggal di Padang Panjang. Muluk pun menyarankan pada Zainuddin supaya
mereka pergi merantau ke Batavia. Muluk mengusulkan juga pada Zainuddin
supaya Zainuddin menulis karangan buku karena Muluk sudah melihat di atas
meja Zainuddin banyak karangan-karangan yang ditulisnya namun, tak pernah
diterbitkan. Zainuddin kembali mneyetujui pendapat sahabatnya. Suatu hari,
Zainuddin dan muluk berangkat ke Batavia. Dari sanalah Zianuddin menyudahkan
karangan-karangannya yang terbengkalai terutama di dalam bagian hikayat-
hikayat. Dikirimnya kepada surat-surat kabar harian dan mingguan. Rupanya
karangan-karangannya itu mendapat tempat yang baik, karena halus susun
bahasanya, dan diberi orang honorarium meskipun kecil. Setelah Zainuddin tahu
bahwa buah penanya telah menjadi perhatian umum. Zainuddin bersama dengan
temannya Muluk pun meninggalkan Batavia pergi ke kota Surabaya. Di kota
Surabaya, Zainuddin ingin menulis buku-buku hikayat buatan sendiri. Namanya
kian lama kian harum, pencahariannya pun maju. Dia termasyhur dengan nama
samaran letter “Z”, pengarang hikayat, regisseur dari perkumpulan sandiwara
“andalas”.
Pada suatu ketika, seorang loper mengantarkan undangan pertunjukan di
dalam Gedong Club, cerita tonil karangan tuan Shabir kepada Aziz. Hayati
melihat undangan tersebut, dan meminta pada Aziz supaya dirinya bisa ikut dalam
pertunjukan tersebut dengan alasan supaya ia juga mengenal para perempuan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
perempuan Padang yang ada di Kota Surabaya. Aziz menyetujui permintaan
Hayati.
Acara pertunjukan pun dimulai. Hayati dan Aziz pun tiba di tempat dan
menyaksikan pertunjukan tersebut. Hayati terharu melihat pertunjukan karena ia
tidak menyangka bahwa yang akan ia tonton adalah yang ia alami dengan mantan
kekasihnya Zainuddin, ketika Zainuddin hendak meninggalkan dusun Batiupuh
mneuju Padang Panjang. Setelah pertunjukan selesai, pembawa acarapun
memperkenalkan semua pemain. Terakhir pembawa acara memperkenalkan
pengarang. Tuan Shabir dengan nama samaran “Z”. Aziz dan Hayati tidak
menyangkka bahwa pengarangnya adalah Zainuddin. Zainuddin yang pernah
mereka hancurkan hatinya lantaran adanya pernikahan antara kekasihnya Hayati
dengan orang lain (tak lain itu adalah Aziz). Zainuddin memberikan salam dan
hormat kepada seluruh tamu undangan yang datang dalam pertunjukan. Tidak
berapa lama kemudian ia melihat Hayati dan Aziz di tengah keramaian yang ikut
hadir menonton pertunjukan. Zainuddin menghampiri mereka dan mengucapkan
terima kasih atas kehadiran mereka. Usai pembicaraan, Zainuddin meninggalkan
mereka sementara. Aziz mengikuti Zainuddin dengan maksud ingin meminjam
uang untuk membayar utang-utangnya yang banyak. Istrinya telah menegur Aziz
namun, hal itu tidak dihiraukan oleh Aziz. Zainuddin memberikan pinjaman uang
pada Aziz.
Ketika acara pertunjukan selesai, Hayati dan Aziz kembali ke rumahnya.
Tak lama sampai di rumah, penagih utang pun datang untuk menagih utang Aziz
yang sudah menumpuk. Hal itu tak diketahui oleh Hayati. Aziz tidak punya uang,
akhirnya penagih utang membongkar seluruh rumah Aziz. Hayati menangis
karena sudah kehilangan barang dan tak memiliki rumah. Kini Aziz sudah
melarat. Aziz mengajak Hayati ke rumah Zainuddin memohon supaya mereka
bisa tinggal sementara di rumah Zainuddin tersebut. Zainuddin tidak keberatan
untuk menolong orang yang kesusahan meskipun dulu ia pernah disusahkan dan
sakiti oleh mereka. Saat tinggal di ru mah Zainuddin, Aziz pernah jatuh sakit.
Namun, setelah sembuh dari sakitnya, ia meminta supaya pergi mencari pekerjaan
dan memohon kembali pada Zainuddin supaya Hayati tetap tinggal di rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Zainuddin sampai Aziz mendapatkan pekerjaan. Zainuddin kembali membukakan
pintu rumah untuk orang yang menghancurkan harapan hidupnya. Aziz pun
berangkat dengan pesan “ apabila Aziz sudah mendapatkan pekerjaan supaya
segera ia mengabari atau menjemput Hayati”.
Tak lama kepergian Aziz, Zainuddin dan Hayati mendapatkan surat yang
sangat mengerikan yang intinya bahwa Aziz bunuh diri. Ia meminta maaf pada
Zainuddin lantaran ia tidak bisa membalas budi baiknya dan ia juga menitipkan
Hayati pada Zainuddin. Namun, meskipun hati Zainuddin masih terbuka untuk
Hayati, tetapi Zainuddin tak ingin Hayati lama-lama tinggal di rumahnya.
Pada suatu ketika, Zainuddin dan Hayati pun berbincang-bincang masalah
hati mereka. Yang pada akhirnya Zainuddin menyuruh Hayati kembali pulang ke
tanah asalnya yaitu kota Padang yang beradat, berbudaya, dan beragama.
Zainuddin memberikan ongkos Hayati pulang. Keesokan harinya, Hayati di antar
oleh Muluk ke pelabuhan kapal Van Der Wijck. Kapal inilah yang ditumpangi
oleh Hayati untuk kembali ke Padang. Meski dengan berat hati, Hayati pun
berangkat dengan kapal yang telah ditunjukkan oleh Zainuddin. Namun, tak lama
keberangkatan kapal, Zainuddin menerima surat dari Hayati yang telah dititipkan
pada Muluk sahabatnya. Isi surat itu menyentuh perasaan Zainuddin yang pada
akhirnya Zainuddin menyesal dengan kepulangan Hayati. Zainuddin pun
memnaggil Muluk sahabatnya untuk membeli tiket untuk menjemput Hayati.
Ketika hendak pergi membeli tiket, Zainuddin berhenti dan mengambil koran
yang dijual oleh penjual koran. Ia membuka lembaran koran yang judulnya
“Kapal Van Der Wijck Tenggelam”. Seketika itu, Zainuddin kembali memanggil
Muluk untuk menuju rumah sakit menyusul Hayati yang tentunya terkena
musibah tersebut.
Sesampai di rumah sakit, Zainuddin dan Muluk mencari Hayati di antara
banyaknya pasien. Beberapa saat kemudian, mereka pun menemukan Hayati yang
tengah berbaring lemah lantaran paru-parunya penuh dengan air dan banyak
mengeluarkan darah. Di tengah sakit Hayati, Zainuddin tetap memberikan harapan
pada Hayati bahwa Hayati masih bisa hidup dan kembali ke Surabaya bersama
dengan Zainuddin. Namun, hal itu tidak sesuai dengan keinginan Zainuddin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hayati meminta Zainuddin untuk membacakan sepatah doa di dekat kuping
Hayati sebanyak tiga kali. Zainuddin pun membacakan doa tiga kali yang hingga
akhirnya, Hayati pun pergi untuk selamanya, meninggalkan Zainuddin kekasih
yang di cintainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
NASKAH PERCAKAPAN
FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
Karya: Buya Hamka
Zainuddin : assalamu’alaikum
Warga : Waalaikumsalam
Mande Jamila : waalaikumsalam, siapa itu? Kamu cari siapa? Udah malam
begini.
Zainuddin : Saya mencari mande Jamila.
Mande Jamila : Saya mande Jamila, kamu siapa?
Zainuddin : Saya Zainuddin dari Mengkassar. Saya ini anak pendeker sutan.
Mande Jamila : Zainuddin? Anak si Sutan? Ayo masuklah.
Mande Jamila mempersilahkan Zainuddin duduk dan menyuguhkan air
minum.
Mande Jamila : Ada apa Zainuddin kemari? Apa ada amanat ayah sebelum
meninggal yang harus disampaikan?
Zainuddin : Tidak ada mande, saya hanya ingin menyambung tali
silaturahim. Saya ingin menyambangi kerabat ayah di negeri
Batipuh ini.
Mande Jamila : Kalau begitu lama Zainuddin tinggal di sini? Baiknya
dibicarakan dulu dengan pengulu adat suku mande. Begitulah cara
kami menerima tamu di sini. Terus terang, mande bukan orang
(pembicaraan dipotong Zainuddin).
Zainuddin : Saya bisa sedikit membantu mande, yang penting bisa tinggal di
sini. Saya ingin melihat indah tanah kelahiran ayah. Saya juga
ingin belajar agama.
Mande Jamila : Jangan salah paham Zainuddin, bukan maksud minta uang.
Cuma mande takut karena tidak mampu menjamu tamu. Eh,
minumlah dulu!
Zainuddin : Iya mande.
Mamak Jamila mengajak Zainuddin keluar untuk melihat pemandangan.
Mamak Jamila : Inilah negeri kelahiran ayahmu
Zainuddin : Indah sekali.
Mamak Jamila : Kalau mau belajar agama, cobalah besok malam. Pak Iksha bisa,
sekalian mendengar tabli ke sana.
Zainuddin : Iya mak, saya mau.
Saat lagi menikmati keindahan alam, di jalan tiba-tiba lewat seorang gadis
dengan mamaknya menunggangi bendi.
Zainuddin : Siapa itu mak?
Mamak Jamila : Dia diberi nama Hayati, ciptaan keindahan alam, lambaian
gunung Merapi, yang terkumpul padanya keindahan adat istiadat
yang kokoh dan keindahan model sekarang.
Zainuddin : Cantik sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Mamak Jamila: Iya cantiklah, tapi sayang sang datuak membuat Hayati muskil
dijamah pemuda Batipuh ini. Di sini kekuasaan sang datuak
mampu menghitam-putihkan kemenakan.
Mula-mula Hayati berkenalan dengan Zainuddin, adalah seketika hujan
lebat, sebab daerah Padang Panjang itu, lebih banyak hujannya daripada
panasnya. Mereka akan kembali ke Batipuh tiba-tiba hujan lebat turun
Laras : Dia memandangmu terus Ati
Hayati : (Diam dan hanya memandang kembali pada Zainuddin).
Laras : Jangan-jangan hujan sampai pagi Ati, kita bisa-bisa semalaman
di sini. Maya besok sekolah.
Hayati : Tidaklah, panas ada teduhnya, hujan pun pasti ada redahnya.
Zainuddin : Cik Hayati, pulanglah dulu. Pakai payungku ini. Pakailah, marah
nanti mamaknya encik kalau kemalaman pulang.
Bpk Masjid : Encik, janganlah tolak pertolongan orang baik. Tidak bagus itu.
Hayati : Tapi, engku sendiri bagaimana?
Zainuddin : Saya laki-laki, punya keberanian. Menginap di sini pun jadi.
Bpk Masjid : Hujan datang. Pucuk dicinta ulam pun tiba, niat baik membawa
rezeki. Silahkan engku menginap di lapau ini, kebetulan piring
setinggi gunung merapi belum satu pun yang dicuci.
Laras : Terima kasih engku, ayo Hayati.
Zainuddin : Berangkatlah cik, supaya orang rumah tidak risau.
Hayati : Terima kasih engku, saya duluan. Assalamu’alaikum.
Zainuddin : Waalaikumsalam.
Hayati : Ke mana payung ini harus saya kembalikan?
Zainuddin : Saya tinggal di rumah mande Jamila, encik.
Suatu hari, Hayati dan temannya Laras pergi mengambil air di sungai.
Tanpa sengaja ia bertemu dengan Zainuddin yang baru saja selesai menulis
di suatu tempat.
Hayati : Hei, engku Zainuddin di sini?
Zainuddin : Di sini menunggumu.
Hayati : Menunggu saya, apakah maksudnya? Katakanlah sekarang agar
saya segera pulang.
Zainuddin : Saya pula takut akan menggangu. Engkau saya tunggu hanya
sekedar hendak memberikan ini (surat). Assalamu’alaikum
Hayati : Waalaikumsalam.
Ketika para pemuda desa berkumpul dalam satu ruangan, Zainuddin
menghampiri mereka dengan maksud hendak bergabung.
Pemuda Desa : Maaf Zainuddin, ini urusan kami. Jangan datang di sini, kamu
bukan orang Minang, pergi kamu dari sini!
Zainuddin pergi meninggakan mereka. Hingga suatu hari ia kembali pergi
menulis di sebuah tempat untuk mencurahkan isi hatinya melalui karangan
dan hikayat. Tak terduga, hari itu ia kembali bertemu pula dengan Hayati
dengan seorang sahabatnya yang bernama Laras.
Laras : Hayati, lihat Zainuddin
Hayati : Darimana engku?
Zainuddin : Saya dari tempat biasa menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Hayati : menulis apa?
Zainuddin : Menulis karangan dan hikayat Hayati
Laras : Hayati, saya duluan iya. Saya lagi dinanti oleh ibu.
Hayati : iya, duluanlah. Saya sebentar lagi.
Hayati dan Zainuddin kembali bercakap-cakap.
Hayati : Mengapa sudah empat hari ini engku tak terlihat?
Zainuddin : Saya malu Hayati, saya takut.
Hayati : Tak perlu takut lantaran surat engku. Surat yang begitu indah dan
menarik dan membuka kunci pintu hati manusia, tapi sayang tak
ada kepandaian saya sebagai kepandaian engku untuk membalas
surat-surat yang indah itu.
Zainuddin : Bukankah sudah kuterangkan, bahwa saya tidak meminta balasan.
Yang saya minta hanya satu, jangan kecewakan hati orang yang
berlindung kepadamu.
Hayati memberikan harapan pada Zainuddin sehingga ia berani
menyatakan cintanya pada Hayati.
Zainuddin : Assalamu’alaikum
Hayati : Waalaikumsalam, darimana engku?
Zainuddin : Dari rumah si Anwar, teman pengajian. Kau darimana Hayati?
Hayati : Mengambil air
Zainuddin : Oh iya-iya…
Hayati : Mana Anwar?
Zainuddin : Dia tidak ikut.
Banyak warga yang melihat Zainuddin dan Hayati berdua-duaan di pondok.
Hal itu terdengar pula pada mamak-mamak Hayati.
Mamak Hayati : Saya capek sekali datuk, anak satu ini memalukan suku kita.
Datuk Karang : Datuk, telinga saya terbakar mendengar kata-kata orang di luar
sana. Dia itu sering berdua-duaan di pondok datuk.
Datuk : Datuk Karang, tidak perlu itu dikerjakan, kerjakan yang lain.
Mamak Hayati: asaalamualaikum, sudah tahu kamu Hayati?
Hayati : Apa itu Datuk?
Datuk : zainuddin! Zainuddin sudah saya suruh pergi dari Batipuh, kalau
dia mau menuntut ilmu lebih baik ia ke Padang Panjang atau ke
Bukit Tinggi saja. dia pun sudah tau.
Hayati : Mengapa datuk menyuruh dia pergi?
Datuk : Banyak kali tingkahnya pada orang juga pada dirimu.
Hayati : Tapi hubungan kami suci datuk, tidak bercampur dengan
tingkahlaku yang melanggar sopan santun
Datuk : Ati! Ingat kitab-kitab yang kamu baca. Cinta hanyalah khayal,
Zainuddin tidak bersuku, merusak niniak mamak, merusak orang
kampung
Hayati : Zainuddin tidak menempuh jalan lurus, dia hanya mengambil hati
istrinya.
Datuk : Mana bisa Ati. Dia seperti itu tidak bisa menjadi tempat
menggantung hidup. Masa kini kalau kamu miliki laki kamu perlu
jelas asal-usulnya, jelas mata pencahariannya dan menopang hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kalau kau nikah dengan Zainuddin dan punya anak, mau ke mana
kau di bawa?
Hayati : Tak sampai hati datuk membunuh Zainuddin dan membunuh adik
kemenakan sendiri.
Datuk : Tidak Hayati, kemudian kau sadar sendiri. Kau akan memuji
perbuatan mamak yang kau sesalkan kini.
Zainuddin : Assalamu’alaikum
Mande Jamila : Waalaikumsalam
Hayati : Engku Zainuddin…
Zainuddin : Bagaimana kau tahu saya ada di sini?
Hayati : Di sini tempat biasa engku menulis. Engku Zainuddin, seperti
tidak kubahasakan engku lagi. Zainuddin, saya dengar pagi ini
engku akan meninggalkan Batipuh. Walaupun kau akan pergi
jiwamu akan selalu dekat dengan jiwaku. Zainuddin, jangan pernah
bersedih, jangan putus asa, cinta itu bukan melemahkan hati, bukan
membawa tangis, dan bukan membawa putus asa, tetapi cinta itu
menguatkan hati, menghidupkan pengharapan. Berangkatlah
engku, biar Tuhan memberikan perlindungan bagi kita.
Zainuddin : Hayati… saya putus asa timbul pengharapan dalam hidup yang
belum tentu tujuannya ini. Semua bukan hanya bergantung pada
diriku, bukan pula pada orang lain, tetapi pada kau Hayati. Kau
sanggup menjadikan saya seorang yang gagah berani, kau pula
yang sanggup menjadikan saya sengsara selamanya. Kau boleh
memutuskan pengharapanku, kau pun sanggup membunuhku.
Hayati : Zainuddin, tetapi saya dipenuhi cinta kepada kau dan biarkan
Tuhan yang mendengarkan bahwa engkaulah Zainuddin yang
menjadi suamiku kelak, bila tidak di dunia, kaulah suamiku di
akhirat. Saya tidak akan khianati janji, tidak akan berdusta
dihadapan Tuhan, disaksikan arwah nenek moyangku.
Zainuddin : Berat sekali sumpahmu Hayati.
Hayati : Tidak berat, itulah kenyataannya, dan jika kau berjalan jauh atau
dekat sekalipun dan tidak kembali lagi dalam masa setahun, masa
dua tahun, masa sepuluh tahun, saya akan tetap menunggu. Carilah
kebahagiaan kita, kemanapu kau pergi. Saya tetap untukmu, dan
jika kita bertemu kelak saya akan tetap bersih dan suci untukmu
kekasihku.
Zainuddin : Baiklah Hayati, saya akan berangkat dengan harapan . harapan
yang tadi sebelum kau berdiri di sini sudah hampir hilang. Kirimi
saya surat-surat dan kalau tidak berhalangan, maka surat-surat itu
akan saya balasi pula.
Hayati : Saya akan kirimi sebisa mungkin. Akan saya terangkan segala
perasaan di hatiku sebagaimana pepatah selama ini, kita lebih jelas
menerangkan perasaan.
Zainuddin : Hayati, mana tahu kapan pula kita akan bertemu, berilah saya
tanda mata. Akhjimatku dalam hidupku dan akan kukhasiatkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
meletakkannya dalam peti jika kumati. Berilah, meskipun barang
itu murah bagimu, tapi bagiku sangatlah mahal.
Hayati : (memberikan jilbab) simpanlah ini sebagai akhjimatmu, biar
jiwaku tersemat. Selamat jalan engku.
Zainuddin pergi meninggalkan Batipuh dan menuju Padang Panjang.
Sesampai di Padang panjang, ia pergi ke rumah ibu Ana. Ibu Ana memiliki
anak pemuda yang bernama Muluk.
Ibu muluk : Ibu sudah merundingkan dengan Muluk nak, Muluk tinggal di
kamar belakang, nak Zainuddin yang di depan.
Zainuddin : Iya mande, terima kasih.
Bapak Muluk : Ke mana Muluk?
Ibu Muluk : Ke pasarlah perginya, memangnya ke mana lagi dia pergi.
Namanya juga pariawak bang.
Bapak Muluk : Setidaknya dia menyuruh bapaknya, Abdul itu orang syak, orang
terpandang di negeri ini.
Ibu muluk : Nak Zainuddin, mari ibu antar ke kamarnya iya.
Zainuddin : Iya mande.
Muluk Masuk ke rumah sementara bapaknya ada di ruangan tanpa
mengucapkan salam.
Bapak Muluk : Eh..eh… masuk rumah macam anak setan saja kamu ini.
Katakanlah asaalamualaikum
Muluk : Eh rupanya ada mak etek. Saya tak melihat mak etek di sini.
Kalau saya melihat, pastilah saya assalmualaikum mak etek. Oh
iya, ini kenalkan Zainuddin. Dia sekolah di sini, belajar dengan
mamakmu.
Zainuddin : Saya disuruh tempati kamar abang.
Muluk : Tidak apa-apa engku, saya juga jarang pulang.
Ibu Ana : Dia lebih suka pergi ke Lapau orang, tidak tahu apa yang
dikerjakannya situ. Di suruh sekolah tidak mau, mengaji pemalas.
Bapak Muluk : Zainuddin, Muluk, coba lihat ini (menunjukkan tulisan seseorang
di Koran yang ia baca) pak Darwis, guru bahasa Inggris aku,
karyanya dimuat di Koran. Engku juga bisa mengirimkan karya
tulis, pastilah dapat uang.
Zainuddin : Untung sekali, sudah senang menulis dapat uang lagi.
Muluk : Apa senangnya menulis itu, panas tanganku.
Ibu Ana : Kalau pakai baju terus panas juga kamu ah?
Bapak Muluk : Banyaklah berdoa untuk anak kau itu, supaya anakmu itu menjadi
khotimah.
Ibu Ana : Lihat bang, macam tidak mendengarkan kamu bang, simpan itu
simpan ( Muluk disuruh menyimpan rokok).
Muluk : Pasti engku belum makan, ayo ikut aku ke Lapau.
Zainuddin : Ayo
Ibu Ana : Astaghfirullah bang, Muluk, Muluuuk… (memanggil Muluk yang
hendak pergi ke lapau).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Suatu hari, ada pertunjukan kuda. Hayati diizinkan oleh mamaknya untuk
pergi ke Padang Panjang menonton pacuan kuda. Di Padang Panjang,
Hayati tinggal di rumah sahabatnya Khadijah.
Khadijah : Uda… uda Sofian, Hayati datang. (sofian pun datang dan
mengenalkan Hayati) Ati, ini uda Sofian tunanganku. Ini sahabatku
Hayati (ucapnya pada Sofian).
Tak lama kemudian, bunda Khadijah juga datang menyambut Hayati
Khadijah : Itu bunda, bunda… bunda (teriak Khadijah memanggil
bundanya).
B. Khadijah : Assalamu’alaikum Hayati.
Hayati : Waalikumsalam, bagaimana kabar?
B. Khadijah : Baik, mana Azis? Kog belum tiba Khadijah? (kemudian
bertanya pada Hayati) Hayati, kamu sudah pernah bertemu
dengan Azis, kakanya Khadijah itu?
Khadijah : Biasanya pasar malam pacuan kuda, dia lama pulang. Iya sudah,
ayo masuk yuk.
Sofian : Yuk, mari Hayati.
Zainuddin telah menerima surat Hayati yang berisi bahwa Hayati ada di
Padang Panjang. Ia di izinkan oleh mamaknya menonton pacuan kuda dan
ia tinggal di rumah sahabatnya Khadijah. Sebelum pergi menonton pacuan
kuda, Zainuddin dan Muluk pergi ke salon untuk pangkas rambut
Zainuddin.
Zainuddin : Kalau untuk pangkas rambut, jadi tidak makan saya bang
Muluk.
Muluk : Penasaran, bagaimana rupa Hayati kekasih engku itu.
Ketika Hayati lagi menikmati pemandangan Padang Panjang lewat jendela,
Sofian datang menyapa.
Sofian : Ati, bagaimana perasaanmu di sini, kau senangkah?
Hayati : Senang sekali, sudah lama tidak ke Padang Panjang.
Tiba-tiba Aziz datang bersama dengan teman-teman Belandanya.
Khadijah : Uda Azis.
Azis : Kenalkan, ini teman-teman saya.
B. Khadijah : Azis, undang mereka makan siang di sini iya.
Aziz : Iya bunda.
Khadijah : (menunjuk ke arah Hayati berdiri) itu sahabatku Hayati, mari,
Ijah kenalkan.
Khadijah memperkenalkan abangnya Azis kepada Hayati.
Khadijah : Daritadi terpukau abangku melihat kecantikan kau Ati. Ini bang
Azis yang kerja di Padang. Hayati ini baru datang dari Batipuh
bang.
Azis : Khadijah sering cerita tentang Hayati, baru sekarang bisa
berkenalan. Jah… kau berdusta, Hayati jauh lebih cantik dari
yang kau ceritakan.
Khadijah : (Mengajak Hayati ke kamar) Ayo…
Karena tidak memiliki uang banyak, Muluk sendiri yang memotong rambut
Zainuddin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Zainuddin : Aduuh… sakit, potong rambutku bang Muluk, bukan telingaku.
Muluk : Tenang sedikitlah engku, potong tidak usah banyak-banyak.
Yang perlu itu modenya. Engku katakanya ini bertemu Hayati.
Zainuddin : Iya, sedikit tidak apa.
Muluk : Ah! Perempuan-perempuan di sini sampai gila dibuatnya,
lihatlah engku (Muluk menunjukkan hasil potongan rambut
Zainuddin di kaca).
Zainuddin : Mode baru.
Muluk : Nah, bagus modenya ini, mode pinang dibelah dua.
Zainuddin : Bang Muluk, akan naik apa kita pergi ke pasar malam pacuan
kuda bang Muluk?
Muluk : Kamu lihatlah sendiri, hari besar besok bukanlah Cuma untuk
engku tapi untuk Padang Panjang juga.
Khadijah memberikan gaun putih pada Hayati untuk dipakai saat pergi
menonton pacuan kuda.
Hayati : Tapi pakaian seperti ini tidak serasi dengan diri saya Ijah, akan
jadi sorotan mata orang, saya malu.
Khadijah : Kita itu berpakaian untuk dilihat orang dan jadi pusat perhatian,
itu naluri perempuan kan?
Hayati : Saya mau menonton pacuan kuda Ijah, bukan menjadi tontonan
orang. Lagi pula tujuan saya hanyalah untuk bertemu Zainuddin.
Khadijah : Iya, dia pasti terkagum-kagum melihat kecantikan kau, Hayati.
Khadijah dan Hayati keluar dari kamar
Khadijah : Uda, kita sudah siap.
Azis : (mendekat pada Hayati) Ati, cantik sekali, kau ini indah dipakai.
Hayati : Terima kasih uda.
Mereka berangkat ke pasar malam pacuan kuda, dan sesampai di sana.
Azis : Ijah, uda bicara dulu sama teman kantor.
Khadijah : Iya, uda.
Zainuddin dan Muluk pun sudah tiba ditempat pacuan kuda. Di tengah
keramaian, Zainuddin mencari sosok Hayati kekasihnya. Tak berapa lama
kemudian, dia pun menemukan Hayati, memanggil dan menghampirinya.
Zainuddin : Hayati… Hayati… Hayati… (berteriak).
Hayati : Zainuddin
Khadijah : Hayati, siapa ini?
Hayati : Zainuddin.
Khadijah : Oh…
Azis : Ijah, Ati..
Ijah : Maaf engku, kami banyak….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Azis mengajak teman-temannya, Ijah, dan Hayati menonton pacuan kuda ke
dalam.
Sofian : Siapa laki-laki di luar?
Khadijah : Namanya Zainuddin, itu rupanya yang kau sebut-sebut itu, Ati?
Sofian : Itu orang alim iya Ati? Nonton pacuan kuda seperti anak pergi
mengaji. Sarungnya pun sarung Bugis.
Khadijah : Memang dia orang Mengkassar.
Khadijah mengajak Hayati menonton pacuan kuda yang segera akan
dimulai tetapi Hayati pusat perhatiannya bukanlah di sana.
Khadijah : Ati, sudah mau dimulai. Ayo… lihat kuda yang putih itu Ati,
pasti dia menang.
Azis : Itu kuda Uda Ati.
Khadijah : Ayolah Ati, kita kemari untuk menonton pacuan.
Hayati : Saya ke sini untuk bertemu Zainuddin.
Khadijah : Aiih.. mengapa mukamu merah Ati?
Hayati : Kepala saya pusing, Ijah. Maaf saya pulang dulu, lanjutkanlah
sampai selesai. Biar saya dipijit mamak.
Khadijah : Oh, tidak bisa. Kemari bersama pulangnya pun bersama.
Azis mendekati mereka.
Khadijah : Uda, Ati kurang enak badan
Aziz : Ati sakit tidak? Kalau begitu kita semua pulang saja.
Hayati : Sebenarnya tidak apa uda, saya tahu jalan pulang.
Azis : Hei.. itu tidak setia kawan namanya. Satu gembira kita semua
ikut gembira, satu sakit kita semua ikut sakit.
Khadijah : Ayo Ati, kita pulang.
Ibu Azis : Azis, bunda yakin bahkan kau tidak akan menolak jika kau
berjodoh dengan Hayati. Jujur Azis, dalam pergaulan seminggu
ini, bunda terpikat dengan perilakunya, rendah hati, sopan pula.
Calon istri yang baik buat kau dan kita akan beruntung jika kita
berkeluarga dengan dia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Azis : Gadis kampung terlalu kaku dibawa ke kota. Waktu melihat
pacuan kuda sudah pening kepalanya. Bagaimana kalau dibawa
ke Padang?
Khadijah : Itu mudah diperbaiki, kalau kita balut dandanan emas, jadi orang
modernlah ia. Setelah ia menikkah dengan uda, Ijah ubah dia
menjadi gadis kota.
Mak datuk : Barangkali sudah ada tunangannya.
Khadijah : Belum bertunangan, ada sedikit cinta-cintaan sama anak
Mengkassar, kabarnya anak terbuang pula. Mana boleh sama
datuk?
Azis : Zai… Zainuddin yang mengaji pakai sarung?
Khadijah : Itulah.
Ibu Azis : Sudahilah foya-foya sama teman-teman Belanda kau itu Zis, kau
itu tetap orang Minang. Bunda akan minta niniak mamak
meminang Hayati.
Mak Datuk : Sudah datang orang memintanya untuk menjadi tumpangan
hidup, orang itu bernama Azis, anak sutan Mantari yang sangat
ternama dan sangat berkuasa semasa hidup. Kemudian daripada
itu, datanglah sepucuk surat dari Zainuddin. Kita sudah
menimbang baik buruknya. Keputusan kita sudah bulat, si Azislah
kita terima. Kalau kita sesuai, kita bersama panggil Hayati.
Ibu : Maaf mak datuk, cinta Hayati masih lekat pada Zainuddin.
Mak Datuk : Membuat malu saja,kamu menginjak kami para emak-emak
apa? Di mana bisa orang tidak berandai dan tidak bersuku bisa
diterima jadi mmenantu? Terbalik dunia ini!
Ibu : Tapi bagaimana kalau Hayati makan hati baulam jantung, bunuh
diri?
Mak Datuk : Lebih baik dia mati daripada menjadi malu niniak mamak.
Zainuddin itu ibunya bukan orang Minang Kabau.
Bapak? : Ayah Zainuddin padekah Sutan. Dia orang Minang.
Mak Datuk : Tidak usah berkata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Niniak Mamak : Ati, kamu sudah tahu mengapa niniak mamak kau berkumpul?
Sudah datang orang meminang kamu, si Azis dari Padang
Panjang. Kemudian datang pula sepucuk surat dari Zainuddin.
Sesudah kami pertimbangkan, Azis sudah kami terima sebagai
lelakimu. Keputusan kami sudah bulat supaya kau terima itu, apa
pikiran kau?
Niniak Mamak : Jawablah Hayati, saya ini mau pulang sama dengan yang lain.
Hayati : Mana yang baik saya terima saja, Ati menurut.
Niniak Mamak : Alhamdulillah.
Muluk : Tolong abang selidiki siapa dia.
Zainuddin : Azis dari Padang Panjang.
Muluk : Siapa yang tak kenal dia, orangtuanya terpandang karena
menjadi pegawai Belanda, dia juga pun pegawai Belanda,
penjudi, pengganggu rumah tangga orang.
Seorang ustad datang ke rumah tempat Zainuddin tinggal. Zainuddin yang
tengah berbaring karena sakitnya tiba-tiba angkat bicara ketika mendengar
suara ustad yang perrkiraannya itu adalah Hayati.
Zainuddin : kaukah itu Hayati? Saya itu merindukanmu, sudah sembuh saya
dari sakitku. Kemari kau kekasihku. Saya sudah lama menunggu
kedatanganmu, saya tahu kau tak akan ingkar janji. Marilah
duduk kekasihku, kau ingin hidup denganku selamanya.
Ustad : Sakit Zainuddin ini bukanlah sakit biasa, tapi jiwanya yang
terguncang, hatinya berat.
Zainuddin : Hayati… Hayati…
Ustad : Hayati bisa kemari untuk menemui Zainuddin. Iya, walaupun
cuma bisa sekali.
Muluk : Ayolah engku, ini hari hanya air putih yang masuk, makanlah.
Ibu Muluk : Iya nak, makanlah sedikit nak!
Bpk Muluk : assalamu’alaikum
Ibu Muluk : Waalaikumsalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Bpk Muluk : Zainuddin… Zainuddin, bangunlah nak, bukalah matamu. Coba
lihat, ada Hayati yang datang. (Zainuddin tidak mau bangun dari
tempat tidurnya). Sebaiknya nak Hayati sendiri yang
membangunkannya, mudah-mudahan dia sadar.
Hayati : Engku Zainuddin… Engku Zainuddin…
Zainuddin : Siapa memanggil namaku, Hayatikah itu? Suaranya… Saya
kenal benar suaranya.
Bpk Muluk : (Zainuddin bangun) Tolong, tolong dia bangun.
Ibu Muluk : Hati-hati nak.
Zainuddin : Mana Hayati? Hayati, kau datang tepat pada waktunya, sudah
saya siapkan rumah untuk tempat tinggal kita, sudah saya
cukupkan alat-alat yang diperlukan di rumah itu. Nanti, saya
ambil pakaian hitamku, pakaian pengantin. Ini tuan penghulu kita,
sudah lama menunggu kedatanganmu, langsung kita ijab qabul.
Setelah kita menikah, kita berangkat ke makasar, kita melihat
butta jen pandang , kita akan ziarah ke kuburannya ayah bundaku.
Kita taruh kaarangan bunga disana. Cantiknya kau hari ini hayati.
Baju berkurung begini memang sangat kusuka. Seperti waktu kita
bertemu pertama kali. Ini selendang, selendang sutra putih.
Memang ini pakaian pengantin. Mari tanganmu hayati, kita pergi
bersalaman dengan mamakku. Tanganmu akan kugandeng dari
hayatku sampai matiku.
Hei…. Kekasihku mengapa kau mundur maju… masih malu kau.
Padahal hari ini hari pernikahan kita. Kemarilah tanganmu.
(Zainuddin mengambil tangan Hayati dan dia melihat di jari
manis Hayati sudah tersemat cincin) oh, sudah kepunyaan orang
lain. (Zainuddin kembali berbaring dan menutub badannya
dengan selimut dan berkata) keluar kau semuanya, pergi kau
semuanya…tinggalkan saya sendiri di sini. Saya tidak ada
hubungan dengan orang-orang itu, mereka sudah putus hubungan
dengan saya. Pergiii… keluaar…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Aziz menarik tangan Hayati dan keluar dari kamar tempat Zainuddin tidur.
Aziz : Buat apa menolong orang macam itu. Kita pulang sekarang.
Muluk : saya mau ngomong dulu sama Zainuddin mak
Zainuddin : semuda ini usiaku, sudah seberat luka yan harus ku tanggung
Muluk : Eh… berhentilah bersedih begini engku, yang sudah terjadi
biarlah terjadi engku. Engku itu sudah banyak menuntut ilmu
disini. Budipekerti dan kesopanan dengan pemikiran yang luas
sudah engku raih. Janganlah lemah dari pada kami pariawan yang
tidak bisa baca bismillah. Tidak baik hidup yang mulia ini terbuang
hanya semata – mata memikirkan perempuan. Perempuan yang kau
junjung tinggi itu telah berkhianat, memungkiri janjinya. Disini
engku sengsara dan sakit – sakitan sedangkan dia, dia sedang
menikmati masa pegantin baru dengan suaminya. Engku ini orang
pintar. Mengapa hancur karena perempuan. Dimana letak
pertahanan kehormatan seorang laki – laki, yang mau engku
dirmapas dan dibinasakan sama perempuan itu. Engku mesti tegap
kembali coba engku lihat dunia lebih luas lagi dan engku masuk ke
dalam. Disana masih banyak kebahagiaan dan ketentraman
tersimpan. Engku pasti bisa melakukannya dan mengecap
bagaimana kenikmatan keberuntungan itu. Cinta bukan
mengajarkan kita untuk menjadi orang lemah tapi membangkitkan
kekuatan , cinta membangkitkan semangat. Tunjukkan pada
perempuan itu bahwa engku tidak akan mati lantaran mati
dibunuhnya.
Zainuddin : semangat?
Muluk : iya, semangat. Banyak orang – orang besar yang kalah dalam
percintaan. Lantaran kekalahan itu diambil orang lain. Dalam
mengarang buku, dalam mengarang syair, dan perjuangan hidup.
Sehingga dia bisa berada diatas puncak yang tinggi dan perempuan
itu akan menengadah dari bawah, saya tahu engku pandai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
mengarang. Banyak buku – buku terletak diatas meja engku.
Banyak karangan – karangan dan hikayat kenaa engku tidak
tuliskan itu?
Zainuddin : Kalau pikiran tertutup bagaimana mungkin bisa mengarang.
Muluk : Kata orang ketika dtimpa hal – hal seperti inilah maka pikiran
terbuka membuat karangan. Sekarang dimana – mana diterbitkan
orang surat – surat kabar membuat perkabaran, pengetahuan, syair
dan cerita hikayat. Kalau engku bisa tuangkan pikiran –pikiran
yang tinggi itu dengan benar tentu akan berhasil engku.
Zainuddin : Benar segala perkataanmu bang muluk, yang sudah terjadi biarlah
terjadi, luka pun ada sembuhnya. Mulai sekarang, saya akan
memperbaiki jalan pikiran saya kembali, hidup saya kembali. Saya
tidak akan mengingat hayati krmbali, saya akan melupakan dia,
tetapi…
Muluk : Tetapi apalagi?
Zainuddin : Kalau saya ingin bergerak maju, berjuang dalam hidup saya. Saya
tidak akan bisa disini selamanya. Saya tidak ingin kota Padang ini
mngingatkan saya kembali kepada yang sudah saya anggap masa
lalu. Saya akan pindah ke tanah jawa. Orang bilang, cakrawala
akan lebih luas disana.
Muluk : Batavia engku? saya kenal anak muda yang kerja di Batavia.
Katanya dia kerja di penerbitan koran. Saya akan surati dia. Saya
ikut engku saya begitu mengagumimu. Bawalah saya jadi pelayar,
menjadi orang suruhan dan jadika sahabat setia.
Zainuddin : Benarkah abang mau pergi denganku?
Muluk : Benar. Sebab dari engku, banyak kebaikan yang saya contoh.
Saya ingin hidup baru dan menaggalkan baju pariak saya. Saya
ingin tunduk dan kembali berjalan yang benar. Karena
sesungguhnya saya tersesat. Pada kebenaranah kita akan kembai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Zainuddin : Saya pun akan memerlukan abang. Janjiku,apa yang saya mau
dan apa yang bang muluk mau.
Muluk : Sampai mati kita sahabat.
Zainuddin : Batavia bang muluk
Muluk : Batavia engku, kita sudah tiba di surga. Banyak cewek – cewek.
Saya yakin dapat jodoh. Halo upiak.
Cewek : Halo.
Muluk sepatupun di kota begini ada yang bersihkan. Ah bolehlah cuci dan
semir sekalian punya saya ini.
Oh… onde.. bayar pula… tidak jadilah saya ini.
Zainuddin : Van Der Wijck kapal Belanda paling besar, paling mewah ini
bang. Buatan Venio sudah mulai berlayar dari jawa ke Andalas,
waktu itu saya baca dikoran yang terbitan karanganku.
Muluk : Besar sekali itu kapal. Nanti kalau dirantau, akan kuajak mamaku
naik kapal Van Der Wijck.
Zainuddin : Amin. Ayo bang
Teman Muluk : Masuk … Masuk, gimana bagus/
Muluk : Ah mahal sekali rumah ini. Gak jadi saya buka lapau. Saya
membuat kontrakan banyak – banyak. Pastilah.
Teman Muluk : Aduh… gayamu mlu ah… biar kecil punya saya sendiri. Dari
pada kamu, apa yang kamu punya? Rambut yang kau besarin. Oh
iya engku Zainuddin… saya sudah mnerima karangan – karangan
dari engku, sudah saya berikan pada engku iskandar.
Muluk : Dia itu yang punya penerbitan koran. Katanya mau bertemu
engku.
Tuan Iskandar : Mutu sastranya sangat memadai, bisa saya muat sebagai kisah
yang bersambung kalau butuh mesin ketik nanti Rusli bisa urus.
Zainuinddin : Terima kasih tuan Iskandar.
Aziz : Uda tinggal pergi dulu, banyak pekerjaan. Pekerjaan tertunda di
Padang.
Hayati : Iya, Uda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tuan Iskandar : Selamat iya, buku – buku kita terjual semuanya.
Zainuddin : Terima kasih
Ajikas : terus terang, kisahnya seperti benar – benar terjadi, sangat indah.
Zainuddin pernah ke Surabaya?
Zainuddin : Belum.
Ajikas : Di sana juga banyak orang – orang minang. Ada clubnya juga
kalau tidak salah. Club anak Sumatra.
Tuan Iskandar : Ajikas ini ayah saya. Beliau punya penerbitan surat kabar di
Surabaya. Tapi tidak ada yang mengurus. Jadi memang srigi. Ayah
saya penerbit surat kabar ini dan sukses. Tapi kita tidak bisa
mengurusnya karena mengurus penerbitan disini. Jadi beliau
menawarkan kesempatan ini kepada anda.
Ajikas : Saya punya keyakinan kalau anak muda seperti kamu ini pintar,
jujur dan bisa dipercaya kalau Zainuddin bersedia, kita akan bagi
keuntungan perusahaan 50 bagi 50. Bagaimana?
Zainuddin dan Muluk menuju salah satu toko buku. Sebelum masuk toko
buku, Muluk melihat buku dengan pengarang “Shabir .Z tak lain itu adalah
Zainuddin sahabatnya.
Muluk : Beli saja baju baru engku. Kalau dijahit terus. Kalau dijahit terus
nanti bisa luka karena jarum. Tidak bisa menulis, tidak bisa
kerja, tidak ada buku. Kembalilah saya jadi pariawak
Zainuddin : Kalau begitu di mana kita carinya? Abang tahu tempatnya?
Muluk : Ah… itu lihatlah engku. Ayolah!
Zainuddin : Ayolah bang.
Pemilik Toko : Ada yang bisa saya bantu?
Muluk : Tolonglah pakaian kawan saya ini dipermak. Bajunya, celananya,
sepatunya, semua mode baru.
Pemilik toko : Gampang, tunggu iya.
Muluk : Habis ini kita beli oto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Zainuddin : Oto?
Muluk : Iya… engku sudah sukses, masa naik bendi terus.
Zainuddin : Tapi saya tidak bisa setir bang Muluk.
Muluk : Nanti saya saja.
Zainuddin : Bisa bang Muluk?
Muluk : (diam saja).
Suatu hari, Laras sahabat Hayati datang berkunjung ke rumah Hayati.
Semenjak Hayati menikah, Laras baru sekali ini datang berkunjung ke
rumah Hayati.
Hayati : Masuklah Ras.
Laras : Iya Hayati, bagus sekali rumah kamu Hayati.
Hayati : Terima kasih, duduklah. Saya senang sekali kamu berkunjung ke
Padang Panjang. Saya sepi kalau bang Aziz pergi kerja ke Padang
Panjang.
Laras : Mengapa kamu tidak ikut bang Aziz pergi ke Padang Panjang
Hayati? Lagi pula bang Aziz sudah punya rumah di Padng.
Hayati : (Mengangkat bahu).
Laras : Oh iya, untuk menghilangkan sunyi, bacalah buku ini. Ceritanya
bagus sekali. Sedih menyayat hati. Hikayat luar biasa. Termashyur.
Laku di mana-mana. Tiga kali say abaca, tiga kali saya menangis.
Hayati : Kamu macam tukang obat di warung saja.
Laras : Si Jamal dalam cerita ini sering menangis seperti Zainuddin sama
kau Hayati.
Pagi hari Zainuddin sudah tiba di kantor.
Pegawai kantor: Selamat pagi pak
Zainuddin : Selamat pagi
Pegawai Kantor: Ini ada berkas-berkas yang harus saya sampaikan kepada bapak.
Zainuddin : Iya
Pegawai Kantor: Ini pak
Muluk : Engku, katalog terbaru sudah datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Zainuddin : Nah, bagus ini. Terima kasih bang Muluk.
Azis pulang kerja ketika sudah larut malam. Hayati tidak membukakan
pintu untuk Azis karena ia sudah terlelap.
Aziz : Ati… Ati… Atiii….
Hayati : Assalamwalaikum bang, aku siapkan minum
Aziz : Tidak usah
Hayati : Maaf bang, Ati..
Bunda Aziz : Kalau suamimu pulang, haruslah kau tahu Ati.
Aziz : Sudahlah bunda, percuma saja mengajarkan orang yang
Hayati : Yang apa bang? Baru sekali ini saya khilaf. Biasanya saya selalu
menunngu di beranda. Waktu Indah pulang tanpa kabar, Ati tetap
menunggu sampai larut malam.
Aziz : Memang, macam orang kampung saja.
Bunda Aziz : Beberpa hari ini, Dia suka baca buku. Entah buku apa yang
dibacanya. Sudah, makanlah.
Usai kejadian di ruang makan, Azis masuk kamar dan mendapatkan Hayati
yang tengah duduk di tepi tempat tidur sambil menangis.
Aziz : Beri maaf abang Ati.
Hayati : Jangan terlalu sering menyakiti Ati bang. Lidah abang itu tajam,
hati Ati sering terluka.
Aziz : Ati mau menyiapkan makan malam abang? Abang ingin makan
malam, sekaligus merayakan keberhasilan abang. Abang diberi
kesempatan dinaikkan pangkat untuk mengurus keperwakilan. Kita
akan tinggalkan Padang Panjang dan pindah ke Surabaya.
Penjual rumah menawarkan dan menunjukkan rumah yang ingin dibeli oleh
Zainuddin, dan di depan pintu rumah, Zainuddin bertanya kepada penjual
rumah.
Zainuddin : Sebelum saya beli, ada pertanyaan sedikit. Mengapa rumah besar
begini, berharga begitu luas?
Penjual Rumah: Ini rumah disita oleh bank. Pemiliknya adalah orang Belanda. Di
duga melakukan hal-hal lain yang melanggar hukum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Zainuddin : Baiklah pak, saya akan beli. Semua urusan silakan dengan bang
Muluk.
Penjual Rumah: baik, terima kasih banyak tuan Shabir.
Azis kembali pulang kerja pada malam hari dan mendapati Hayati yang
sudah terlelap tidur. Di samping bantal Hayati, Azis menemukan buku
bacaan yang sering dibaca oleh Hayati dengan nama pengarang “Shabir. Z.
Aziz : Kau ini baca-baca buku sampai lupa suami. Hm… membaca
terus! Suami pulang tak disambut, malah tidur. Mana makan?
Hayati : Ati menunggu abang dari habis isya. Ati lelah, mungkin Ati
tertidur. Jangan abang berkata begitu. Biar Ati siapkan
makanannya, Ati juga belum makan.
Aziz : (Menarik Hayati kepelukannya dan mencium mulutnya).
Hayati : Abang, bau apa ini bang? Abang minum?
Aziz : (Mengambil buku bacaan Hayati)
Hayati : Bang… jangan begitu bang…
Aziz : Pergi kau anak miskin dari negeri kami yang beradat! Bunga desa
itu tak pantas untukmu.
Hayati : Jahat nian tuturan abang.
Aziz : Hei… mengapa? Abang dilarang baca buku ini?
Hayati : Tidak ada yang melarang.
Aziz : Aiih… curiga. Jangan-jangan orang yang bersuku Bugis itu yang
pengarangnya? Aku lihat ini terbitan Batavia. Dia merantau di sana
kan?
Hayati : Namanya Zainuddin bang. Janganlah terlalu dihinakan Zainuddin
itu. Setahu saya engku Zainuddin itu tidak pernah menghinakan
abang.
Aziz : Eeiiii…. Engku Zainuddin. Masih rindu rupanya. Hmm.. kau tak
terima, kenapa? Ah.. masih cinta rupanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hayati : mengapa abang masih saja mengungkit dia? Hendak apa Ati
menunggu abang menghitung hari. Setiap hari sampai abang
pulang. Tersiksa Ati jadi istri macam ini.
Aziz : (memukul meja) diam! Orang kampung.
Zainuddin pulang dari kantor menuju rumahnya. Tidak lama sesampai di
rumahnya, tamu pun datang tak lain itu adalah orang yang mengantarkan
undangan untuk acara opera.
Pegawai Kantor: Assalamu’alaikum tuan Shabir.
Zainuddin : Waalaikumsalam.
Pegawai Kantor: Ini, undangannya sudah siap.
Zainuddin : Terima kasih
Pegawai Kantor: Saya pastikan, seluruh anak rantau yang ada di Surabaya akan
hadir. Ini acara besar tuan Shabir.
Zainuddin : Setelah acara usai, sebagai bentuk terima kasih saya akan jamu
mereka semua di rumah. Bang Muluk, saya minta tolong siapkan.
Muluk : Baik engku.
Pegawai Kantor: Assalamwalaikum
Zainuddin : Waalaikumsalam
Azis dan Hayati duduk di ruang tamu. Kemudian Azis berdiri mengambil
undangan yang ia dapatkan dari pegawai kantor Zainuddin.
Aziz : Tuan Shabir alias penulis dengan nama samaran Z. Opera
Teroesir dengan dipimpin oleh penulisnya sendiri, didukung penuh
oleh club anak Sumatera.
Hayati : Bawa adinda kali ini kanda.
Aziz : Tidak menarik menonton opera bangsa kita. Permainannya
kurang halus, tidak seperti opera Belanda.
Hayati : Meskipun begitu, kali ini bawalah adinda, adinda hendak
berkenalan dengan perempuan-perempuan kita dari sini. Boleh kan
bang?
Aziz : (mengangguk)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Opera berlangsung
P. Acara : Sekarang akan kami perkenalkan, pengarang merangkap redisyur.
Tuan Shabir…
Zainuddin : (menghormati tamu undangan)
Beberapa saat kemudian, Zainuddin melihat Aziz dan Hayati. Ia pun
menghampiri mereka.
Zainuddin : Tuan Aziz dan orang kaya Hayati. Kalian ada di sini. Kalian
sudah lama tinggal di Surabaya?
Aziz : Baru tiga bulan
Zainuddin : Sekian lama ada di Surabaya baru sekali ini kita bertemu.
Aziz : Hahahaa… kami pun tidak menyangka pengarang ternama ahli
syair masyur yang selalu menjadi buah mulut orang banyak
lantaran tulisan-tulisan yang sangat berarti itu adalah sahabat kami,
Tuan Zainuddin.
Zainuddin : Shabir. Sudah tidak ada lagi nama itu. kurang cocok dengan diri
saya sekarang. Nama Shabir lebih cocok bukan?
Aziz : Semua nama cocok sebagai orang seperti tuan.
Zainuddin : Tuan-tuan, kemari. Saya kenalkan tuan-tuan dengan sahabat saya,
Aziz dan orang kaya Hayati dari Padang Panjang. Mungkin kalian
ingat, ini bang Muluk.
Muluk : (bersalaman dengan Aziz dan Hayati)
Aziz : (menyebut nama sendiri) Aziz.
Zainuddin : Maaf, saya permisi sebentar.
Aziz : Silahkan.
Zainuddin berlalu dari hadapan Aziz dan Hayati.
Aziz : Kita tidak perlu kaget Ati, kita harus akui kehebatan orang.
Shabir orang besar, termashyur. Orang-orang akan hormat pada
kita kalau kita berteman dekat dengan dia. Abang mau bicara dulu,
siapa tahu dia bisa membantu kita.
Hayati : Abang jangan macam-macam.
Aziz : ssttt…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Hayati : Dari mana abang dengar engku Zainuddin?
Aziz : Abang bilang, “ Abang ditipu teman kerja hingga kehabisan
uang”. Dan dia kasih pinjam uang. Utang-utang abang yang
banyak akan segera lunas, bahkan ada sisanya.
Hayati : Tak ingatkah bagaimana perlakuan kita kepadanya? Sekarang ia
begitu baik kepada kita. Tak malikah abang meminjam uang
kepada dia?
Aziz : Buat apa malu? Kau ini hanya bicara saja.
Seusai pertunjukan opera, Aziz dan Hayati pulang ke rumah mereka. Hayati
pun menyiapkan makanan
Aziz : Mengapa makanannya begini? Saya tidak ingin makan makanan
kampong seperti ini.
Hayati : Tidak punya uang lagi bang. Abang tidak pernah kasih uang lagi
kepada Ati.
Penagih utang datang mengetuk pintu.
Penagih Utang : Ziz… Aziz…
Aziz berlalu membuka pintu.
Penagih Utang : Bayar utangmu
Aziz : Saya sudah bayar.
Penagih utang : Kamu itu hanya membayar 3 kali saja, utangmu sudah numpuk,
sudah jatuh tempo
Hayati : ada apa mas?
Penagih utang: Perempuan diam saja. Jangan membela suamimu ya! Semua
barang perhiasanmu sudah habis semua, kamu sekarang melarat,
kamu itu korban dari nafsu setan suamimu.
Penagih utang : Bayar ! Kalau tidak mau bayar semua barang akan saya pecahkan.
Hayati : Tenang dulu mas. Supaya suamiku juga tenang. Abang,
bagaimana pinjam dulu ke kantor?
Penagih utang : Kantor apa? Suamimu itu sudah satu minggu tidak pergi ke
kantor. Di pecat! Ayo, ambil semua barang – barangnya.
Hayati : Jangan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Penagih hutang : Ambil semua, semua… semua…
Aziz masuk kamar
Hayati : Mengapa abang masih diam juga? Kita sudah tidak punya uang
dan sekarang kita tidak punya barang-barang, bagaimana hidup kita
bang? Abang diam saja, jawab! Apa yang akan kita lakukan
sekarang? Ke mana kita akan pergi?
Aziz : Awas kau!
Aziz dan Hayati pergi ke rumah Zainuddin
Zainuddin : Jangan sungkan, silahkan. Anggap rumah sendiri.
Aziz : Terima kasih tuan. Saya tidak bisa bayangkan kalau tidak ada
tuan Zainuddin.
Zainuddin : Kita bersahabat, sudah seharusnya kita saling membantu. Nanti
bang Muluk akan tunjukkan kamar kalian, semua bagian dari
rumah ini milik kalian juga kecuali satu, saya minta tolong kamar
kerja saya harap tidak dimasuki. Nanti kamar itu akan ditunjukkan
bang Muluk.
Aziz : Terima kasih.
Hayati : Terima kasih engku
Zainuddin : (Mengangguk) baik.
Zainuddin mengajak Aziz, Hayati, dan Muluk makan.
Zainuddin : Bang, makanlah. Kalau perut terisi, pikiran akan jernih.
Makanlah!
Beberapa saat, Aziz menggesarkan bangku tempat duduknya dan terjatuh di
lantai. Orang-orang pun datang membantu menggotong Aziz ke kamar.
Ketika Aziz sadar, ia pun berkata.
Aziz : Saudara Zainuddin, budi baik saudara amatlah besar. Seminggu
saya sakit, sudah sebulan saya dan istri saya saudara izinkan
menumpang di sini. Naïf benar saya sekarang, tak ada balasan dari
saya. Hanya memohon kepada Tuhan agar jasa saudara terlukis
pada sisiNya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Zainuddin : Itu bukan jasa hanya kewajiban seorang sahabat kepada
sahabatnya. Apalagi hidup kita di rantau, wajib membela satu sama
lain.
Aziz : Belum pernah saya memberi kepada saudara, saya hanya selalu
menerima.
Zainuddin : Belum waktunya, sekarang sedang saya yang sanggup. Mungkin
lain nanti saya yang ditolong orang.
Aziz : Terlalu baik saudara
Zainuddin : Yang baik hanya Tuhan.
Aziz : Begini saudara, saya akan segera pergi dari hari ini. Saya akan
mencari kerja lagi di kota lain. Malu saya menumpang di rumah
saudara, malu di Surabaya. Jika saudara tidak berkeberatan izinkan
Hayati tinggal di sini sampai saya dapat pekerjaan. Segera saya
kabari saudara ketika saya sudah mendapat pekerjaan,gar ia bisa
menyusul.
Zainuddin : Saya tidak keberatan istri abang tinggal di sini, tapi saya ragukan
kalau-kalau kesehatan abang belum kembali benar. Hanya lantaran
malu dan ingin pergi, lebih baik tahan dahulu sampai badan kuat
betul.
Aziz : Saya sudah jauh lebih baik.
Zainuddin : Bagaimana bang Aziz dan Hayati pulang ke Padang? Saya rasa
lebih baik pulang dahulu, ongkos akan saya bayar. Pulanglah untuk
berpikir dan menetapkan hati, walaupun nantinya akan kembali
untuk merantau.
Aziz : Tidak, itu tidak bisa. Malu!
Zainuddin : Bagaimana Hayati?
Hayati : Saya hanya menurut.
Zainuddin : Baiklah, kalau memang demikian pertimbangan yang sudah abang
Aziz ambil, berangkatlah! Ke manapun abang pergi, kirimi kami
surat, beri kami kabar kalau sudah dapat pekerjaan dan sudah bisa
menjemput Hayati atau saya akan mengantarkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Aziz : Maafkan abang.
Zainuddin : Tapi nasehat saya hanya satu, ubahlah haluan hidup.
Aziz pergi dan diantar oleh Muluk.
Zainuddin : Saya kerja dulu.
Hayati : (mengangguk)
Zainuddin meninggalkan Hayati dan berangkat kerja. Tak lama kemudian,
Hayati hendak mengantar minum untuk Zainuddin ke tempat kerjanya.
Hayati pun mengetuk pintu.
Hayati : tok…tok..tok… engku… engku…
Muluk : Engku belum pulang. Maaf encik, tidak boleh ada yang masuk
kamar ini.
Hayati : Saya membuat the. Tidak nyaman tidak membuatkan yang punya
rumah. Saya kira engku Zainuddin ada di dalam. Bang Muluk,
mengapa sejak saya di sini, dia bagaikan orang ketakutan saja?
Adakah kedatangan saya memberatinya?
Muluk : Bukan begitu encik, jangan salah terima padanya.
Hayati : Lalu mengapa tidak ada yang boleh masuk ke dalam kamar
kerjanya? Sudah terlalu lama saya makan hati berulam jantung di
sini bang Muluk. Saya butuh kepastian, masih dendamkah dia
kepada saya? Masih belumkah dia memberi maaf kepada saya?
Muluk : Encik, engku Zainuddin adalah pemuda yang tak beruntung.
Hayati : Tak beruntung? Bukankah kemasyuran, kemegahan, kemuliaan
semua ini adalah keberuntungannya?
Muluk : Sekarang dia memang masyhur, tapi itu hanya rupa luarnya saja.
pada hatinya, tetap saja dia seorang yang tidak beruntung, melarat
hatinya. Dia sudah melarat dari asal sejak turunan, pusaka yang
diterima dari ayah bundanya, dia diusir dari tanah turunannya, tapi
hatinya tetap teguh karena ada seorang perempuan yang
memberinya bujukan dan berjanji akan menunggunya, tapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
perempuan itu lebih tertarik pada laki-laki lain yang lebih gagah,
kaya raya, beradat, dan turunan tulen Minang Kabau.
Hayati : Sudah bang Muluk
Muluk : Sekarang dia menjadi seorang yang sangat pengasih, penyayang,
berbelas kasihan terhadap sesama. Yang datang kepadanya anak
muda yang kekurangan ongkos untuk kawin. Dimintanya bantuan
ia memberikan uang secukupnya untuk pernikahan mereka.
Katanya, “Saya merasa sendiri bagaimana pengaruhnya terhadap
diri saya lantaran harapan hilang, kasih yang tidak sampai. Biarlah
anak muda itu menanggung apa yang saya tidak tanggung.
Hayati : Sudah bang Muluk, cukup! Tidak usah dilanjutkan lagi.
Muluk : Mari encik, ikuti saya.
Muluk dan Hayati masuk ke ruangan kerja Zainuddin. Muluk menunjukkan
lukisan foto Hayati.
Muluk : Di sinilah engku Zainuddin meenungkan nasibnya, dan dari
sinilah sumber kemashyurannya dalam kalangan kesusastraannya
bangsa kita.
Hayati : Kalau kamarnya begini indahnya, mengapa saya dilarang masuk?
Muluk : Inilah sebabnya.
Muluk membuka sebuah lukisan foto yang tertutup oleh kain di ruang kerja
Zainuddin.
Hayati : Bang Muluk, dia masih ingat akan saya bang Muluk.
Muluk : Ingat, dan selamanya tidak akan pernah lupa. Tapi encik Hayati
yang mencintainya kini telah hilang.
Hayati : Tidak bang Muluk, dia masih ada . ini dia ( menunjuk diri
sendiri). Dia masih ada bang Muluk
Muluk : Encik Hayati yang mencintainya kini tidak ada lagi, telah mati.
Semangat Zainuddin dibawanya kekubur cintanya. Cik Hayati
sekarang menumpang di rumahnya hanyalah sebagai sahabatnya.
Istri pula dari seorang sahabatnya, sebagai seorang yang budiman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
engku Zainuddin menghormati encik sebagai istri orang lain
meskipun orang itu pernah menyakitinya.
Suatu hari, surat Aziz datang untuk Hayati dan Zainuddin. Di dalam surat ia
meminta maaf kepada Zainuddin karena cintanya yang sedang mekar
direnggut oleh Aziz dan besar pengorbanan Zainuddin untuk Aziz dan
Hayati belum dapat dibalasnya. Lewat surat ia menyerahkan Hayati pada
Zainuddin apabila Zainuddin mengizinkannya. Ia juga minta maaf pada
Hayati karena selama ini Aziz terlalu sering melukai hati Hayati kekasihnya.
Ia menceraikan Hayati secara agama karena mereka juga menikah secara
agama. Ini adalah surat terakhir Aziz pada Hayati, ia mati karena bunuh
diri.
Hayati : Engku
Zainuddin : Duduklah!
Hayati : Sudah sebulan saya menetap di rumah engku setelah kepergian
abang Aziz. Apalah lagi akal sayangku.
Zainuddin : Iya, apalah akal kita lagi.
Hayati : Saya akan berkata berterus terang kepada engku. Saya akan jujur
kepadamu, akan saya panggil lagi namamu, sebagaimana dahulu
pernah saya panggilkan. Zainuddin, saya sudi menanggung segala
cobaan yang menimpa diriku. Asalkan kau sudi memaafkan
segala kesalahanku.
Zainuddin : Maaf? Kau rega segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan,
kau minta maaf!
Hayati : Mengapa kau jawab aku sekejam itu Zainuddin? Sudah
hilangkah tentang kita dalam hatimu? Janganlah kau jatuhkanku
mati, kasihanilah perempuan yang ditimpah musibah berganti-
ganti ini.
Zainuddin : Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang
pada dirinya walaupun kecil. Dan ia lupa kekejaman dirinya
sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau
siapa diantara kita yang paling kejam? Bukankah kau yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
berjanji ketika saya diusir ninik mamakmu? Karena saya asalnya
tidak tentu, orang hina dina tidak tulen Minang Kabau. Ketika itu
kau antarkan saya ke simpang jalan. Kau berjanji akan menunggu
kedatanganku, berapapun lamanya. Tapi kau berpaling pada laki-
laki berbangsa, beradat,berketurunan. Kau kawin dengan dengan
dia. Kau sendiri yang bilang padaku bahwa perkawinan itu bukan
paksaan orang lain tetapi pilihan hati kau sendiri. Hampir saya
mati menanggung cinta Hayati, dua bulan lamanya saya tergeletak
di tempat tidur, kau jenguk saya dalam sakitku, menunjukkan
tangan kau telah menikah, kau telah jadi kepunyaan orang lain.
Siapakah diantara kita yang kejam Hayati? Saya kirimkan surat-
surat, meratap, memohon dikasihani. Tiba-tiba kau balas surat itu
dengan suatu balasan yang kau katakana bahwa kau miskin saya
pun miskin. Hidup tidak beruntung kalau tidak ada uang, karena
itu kau pilih kehidupan yang paling senang.
Hayati : Zainuddin…
Zainuddin : Siapakah diantara kita yang paling kejam Hayati? Siapakah yang
telah menghalangi anak muda yang bercita-cita tinggi menambah
pengetahuan tetapi akhirnya terbuang ke tanah Jawa ini. Hilang
kampong halaman sehingga dia menjadi anak komedi yang
tertawa .
Hayati : Zainuddin
Zainuddin : Tidak Hayati, saya tidak kejam. Saya hanya menuruti katamu.
Bukankah kau yang meminta dalam suratmu supaya cinta kita
dihilangkan dan dilupakan begitu saja, diganti dengan
persahabatan yang kekal. Permintaan itu yang saya pegang teguh
sekarang. Kau bukan kecintaanku, bukan tunanganku, bukan
istriku, tetapi janda dari orang lain. Maka itu secara seorang
sahabat, bahkan secara seorang saudara saya akan kembali
memegang teguh janjiku dalam persahabatan itu, sebagaimana
dahulu teguhku memegang cintaku. Itulah sebabnya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
segenap ridho hati ini kau kubawa tinggal di rumahku untuk
menunggu kedatangan suamimu, tetapi kemudian bukan dirinya
yang kembali pulang tetapi surat cerai dan kabar yang
mengerikan. Maka dari itu sebagai sahabat pula, kau akan kulepas
pulang ke kampungmu, ke tanah asalmu tanah Minang Kabau,
yang kaya raya, yang beradat, berlembaga, yang tak lapuk di
hujan di lekang panas. Ongkos pulangmu akan saya beri,
demikian pun uang yang kau perlukan. Dan kalau saya masih
hidup, sebelum kau mendapat suami lagi, insyaallah
kehidupanmu di kampung akan saya bantu.
Hayati : Zainuddin, itukah keputusan yang kau beri padaku? Bkankah
kau termashyur di mana-mana? Seorang yang berhati mulia?
Tidak… saya tidak akan pulang. Saya akan tetap di sini
bersamamu. Biar kau pandang saya hina dan babu yang hina saya
tak butuh uang berapapun banyaknya, yang saya butuh dekat
dengan kau Zainuddin. Saya butuh dekat dengan kau.
Zainuddin : Tidak! Pantang pemuda makan pisang dua kali, pantang pemuda
makan sirsak. Kau mesti pulang kembali ke Padang. Biarkan saya
dalam keadaan seperti ini, jangan mau ditumpang hidup saya.
Orag tidak tentu asal, negeri Minang Kabau, beradat. Besok hari
Senin, ada kapal berangkat dari Surabaya menuju Tanjung Periuk,
lalu ke Padang. Kapal Van Der Wijck, engkau menumpanglah
dengan kapal itu pulang ke kampungmu.
Zainuddin mengeluarkan dompet dari saku celananya kemudian mengambil
beberapa lembar uang untuk diserahkan pada Hayati.
Zainuddin : Buat belanja pulang. Bang Muluk akan mengurus semuanya,
saya tidak bisa mengantar. Saya harus ke Mlang menginap di sana
ada urusan. Kalau kau sampai di Padang, sampaikan salamku
pada engku datuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Hari Senin, Muluk mengantarkan Hayati ke pelabuhan. Ketika sampai di
pelabuhan,
Hayati : Bang Muluk, berdebar jantungku. Hatiku seakan menolak
melihat kapal ini, kakiku seakan terpaku di bumi. Mengapa saya
bang Muluk? Seakan orang yang karam masuk ke laut rasanya
dan tidak akan timbul lagi.
Muluk : Tenang saja encik, itu hanya perasaan encik saja. mari encik.
Muluk mengajak Hayati naik ke kapal yang harus ditumpangi oleh Hayati.
Muluk : Ayo encik
Hayati : Kalau Zainuddin menanyakan gambar ini, tolong bilang “ Saya
simpan untuk menjadi teman seumur hidup”.
Muluk : Mengapa gambar itu dipegang terus encik? Tidak dimasukkan
ke dalam kopor?
Hayati : Supaya mudah bila ingin melihat. Biar Zainuddin menemani
saya dalam perjalanan.
Muluk : Sebenarnya tidak sampai hati abang melepaskan encik itu.
Apalagi seorang diri.
Hayati : Tidak apa-apa bang Muluk. Sampai hati betul Zainuddin
menyuruhku pulang bang Muluk.
Muluk : Kuatkan hati encik iya. Jangan lupakan Tuhan. Insyaallah kita
akan dalam lindungaNya.
Hayati : Insyaaallah bang Muluk.
Muluk : Selamat jalan iya encik, selamat berlayar.
Hayati : bang Muluk, tolong sampaikan surat saya ini kepada Zainuddin.
Katakan pula kepadanya sampai kepada saat akan berpisah itu,
Hayati masih ingat akan dia.
Muluk : Baiklah encik.
Kapal Van Der Wijck pun berangkat untuk berlayar. Muluk kembali ke
rumah, dan saat ketemu Zainuddin, Muluk menyerahkan surat yang
dititipkan oleh Hayati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Muluk : Sebelum saya pulang, cik Hayati menitipkan surat. Cik Hayati
bilang, “ Sampai saat akan berpisah dia masih ingat akan engku.
Zainuddin membaca surat Hayati yang berisi tentang perasaannya pada
Zainuddin. Setelah membaca surat Hayati, Zainuddin hendak menyusul ia
ke satsiun kereta untuk mencari tiket.
Zainuddin : Bnag Muluk… bang Muluk… ayom kita ke stasiun kereta untuk
mencari tiket nanti malam. Harus dapat. Langsung beli dua tiket
ke Surabaya, Hayati akan saya bawa.
Muluk : Ayo engku, dan barlah rahmat Allah melindungi engku dan
Hayati.
Zainuddin berhenti dn mengambil Koran yang berjudul “Kapal Van Der
Wijck Tenggelam”.
Muluk : Engku, ayolah engku.
Zainuddin : Bang Muluk, Hayati
Zainuddin dan Muluk pergi untuk mencari Hayati.
Zainuddin : Bang Muluk, cobalah bang Muluk juga mencari Hayati.
Muluk : Iya engku.
Zainuddin : Hayati…( bertanya pada seorang suster) mbak, korban Van Der
Wijck dibawa ke mana?
Suster : Semua pasien sudah dibawa ke atas, dan pasien yang baru datang
ada di bangsal.
Zainuddin : Terima kasih. Bang Muluk… di dalam bang Muluk.
Kemudian Muluk menemukan Hayati yang sedang terbaring lemas di
ranjang.
Muluk : Engku, engku, encik Hayati engku.
Zainuddin : Hayati… Hayati… Dokter bagaimana keadaannya dokter?
Dokter : Kondisinya parah. Kedua paru-parunya penuh dengan air, ia juga
mengeluarkan banyak darah.
Zainuddin : Kalau perlu, pakailah darahku sendiri untuk menolongnya dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Dokter : Sayang pak, peralatan kami tidak memadai. Kami sedang
memesannya ke Surabaya, dan beberapa dokter pun sedang kemari
untu membantu, permisi.
Zainuddin : Hayati… Hayati…
Hayati : Zainuddin. Kaukah Zainuddin kekasihku?
Zainuddin : Hayati, Allah rupanya tidak mengizinkan kita berpisah lagi. Ini
saya Zainuddin, kekasihmu. Kau akan sembuh, kita akan pulang,
pulang ke rumah kita ke Surabaya.
Hayati : Zainuddin, bang Muluk… ( suara terbata-bata) su..rat…
Muluk : Sudah encik
Zainuddin : Hayati.. Hayati… Hayati…
Hayati : Zainuddin kekasihku aku butuh dekat dengan kau.
Zainuddin : Hayati, kau akan sembuh, jangan kau bicara lain. Kita pulang ke
Surabaya, kita akan menikah, kita akan hidup berdua, kebahagiaan
cinta ada di depan kita.
Hayati : Zainuddin kekasihku.. biarlah aku lihat wajahmu untuk yang
terakhir kalinya.
Zainuddin : Tidak Hayati, Tidak
Hayati : Sabar, sabar kekasihku, cahaya kematian telah terlihat dimukaku.
Jika aku mati, hatiku bahagia karena kamu masih mencintaiku.
Zainuddin : Hidupku hanya buat kau seorang Hayati.
Hayati : Bacakan dua kalimat di telingaku
Zainuddin : Jangan.. jangan Hayati…
Hayati : Bacakanlah, aku sayang kau. Biar hati kita di rahmati Tuhan
Zainuddin : (membacakan ayat suci )
Setelah ayat suci dibacakan tiga kali oleh Zainuddin, Hayati pun menutup
mata mengakhiri hidupnya. Zainuddin sangat terpukul, ia hanya bisa
meratapi jenazah Hayati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
TRIANGULASI HASIL PENELITIAN
IMPLIKATUR PERCAKAPAN ANTARTOKOH
dalam FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
Deskripsi:
Judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Implikatur Percakapan Antartokoh Dalam Film Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck. Sebagaimana diketahui bahwa implikatur adalah salah satu kajian pragmatik selain deiksis, presuposisi,
praanggapan, tindak tutur, dan aspek-aspek struktur wacana. Peneliti menemukan tiga jenis implikatur dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yakni: 1) Implikatur percakapan umum (IPU), 2) implikatur percakapan khusus (IPK),
3) implikatur percakapan berskala (IPB).Adapun wujud implikatur yang terbagi menjadi empat bagian dan keempat bagian
tersebut memiliki maksud implikatur masing-masing. Keempat wujud implikatur adalah sebagai berikut. (1) Representatif,
memiliki beberapa maksud implikatur yakni: mengungkapkan, memberi kesaksian, melaporkan, menyebutkan, menunjukkan,
berspekulasi, dan mengakui. (2) Ekspresif, memiliki tiga maksud implikatur yakni: kritik, memuji, mengeluh. (3) Direktif,
memiliki beberapa maksud implikatur yakni: menyarankan, meminta, dan mendesak. (4) Komisif, memiliki satu maksud
implikatur yakni: mengancam.
Petunjuk pengisian:
a. Bapak/ibu dosen triangulator, mohon berilah tanda centang pada kolom triangulator apabila setuju atau tidak setuju
terhadap Implikatur Percakapan Antartokoh Dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck!
b. Bapak/ibu dosen triangulator, mohon berilah catatan pada kolom komentar triangulator!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemain Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka
Herjunut Ali
Pevita Pearce
Reza Rahadian
Randy nidji
Gesya Shandy
Alzeti Bilbina
Kevin Andrean
Jajang. C.Noer
Peran
Casting director : Dewi Yulia Razif
Sun fotografer : Pinky Mirror
Costum designer : Samuel Wattimena
Penata suara : Aufa Rachmat Triangga
Music scoring : Stevesmith music production
Original songs/ soundtract by : Nidji
Director of photography : Yudi Datau
Editor film : Sastha Sunu
Script : H.Imam Tantowi, Donny Dhirgantoro,
Riheam Junianti, Sunil Soraya.
Manager produksi : Anand Mahtani
Pelaksana produksi : Muhan Nankani
Co produser : Rocky Soraya
Produser : Sunil Suraya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI