107
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL 43 TENTANG PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study diMasjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Prodi Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah Oleh: M. FIRDAUS SPM. 162595 PEMBIMBING: Dr. Illy Yanti, M.Ag Drs. RAHMADI, M.HI PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL 43

TENTANG PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM

(Study diMasjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Prodi Perbandingan Mazhab

Fakultas Syariah

Oleh:

M. FIRDAUS

SPM. 162595

PEMBIMBING:

Dr. Illy Yanti, M.Ag

Drs. RAHMADI, M.HI

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

TAHUN 2020

Page 2: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Firdaus

NIM : SPM. 162595

Jurusan : Perbandingan Mazhab

Fakultas : Syariah

Alamat : Desa Delima Kec. Tebing Tinggi Kab. Tanjung Jabung Barat

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul:

“IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL 43

TENTANG PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM (Study diMasjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk

Kota Jambi)” adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan

tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan

yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara

ilmiah.Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung

jawabkanya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Jambi, 15 Mei 2020

Yang Menyatakan,

M. Firdaus

NIM. SPM. 162595

Page 3: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

iii

Pembimbing I : Dr. Illy Yanti, M.Ag.

Pembimbing II : Drs. Rahmadi, M.HI

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren

Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

Jambi, 2020

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di-

JAMBI

NOTA DINAS

Assalamualaikum wr wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi

saudaraM. Firdaus, SPM. 162595 yang berjudul:

“IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL 43

TENTANG PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM (Study diMasjid Azizi Kelurahan Payo Lebar Kebun Jeruk

Kota Jambi)”

Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi

syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam jurusan

Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamualaikum wr wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Illy Yanti, M.Ag. Drs. Rahmadi, M.HI

NIP. 1971102271994012001 NIP. 196611121993021001

Page 4: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS SYARIAH

Jln. Raya Jambi-Muara Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi. 36363

Telp/Fax (0741) 583183-584118 website: iainjambi.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Nomor : B--4121/D.II/PP.009/03/2020

Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41

TAHUN 2004 PASAL 43 TENTANG PENGELOLAAN WAKAF

PRODUKTIFPERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Study di Masjid Azizi Kelurahan Payo

Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi).

Yang dipersiapkan dan disusun oleh Nama : M. Firdaus

NIM : SPM. 162595

Telah dimunaqasyahkan pada : Rabu, 08 April 2020

Nilai Munaqasyah : 80.90 (A)

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

TIM MUNAQASAH :

Ketua Sidang

Drs.Baharuddin Ahmad, M.HI

NIP. 19561221 19840 21001

Penguji I Penguji II

Drs. H. Hasbi Ash-Shidiqi, MA

NIP. 19640608 199203 1004

Idris, S.S., M.H

NIP. 19780401 201412 1004

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Illy Yanti, M.Ag. NIP. 197102271994012001

Sekretaris Sidang

Drs. Rahmadi, M.HI

NIP. 19661112 199302 1001

Dra. Choiriyah

NIP. 196608051994032001

Jambi, Mei 2020

Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

DEKAN

Dr. Sayuti, S.Ag.,M.H

NIP. 19720102 2000031 005

Page 5: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

v

MOTTO

261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan

hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh

bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang

Dia kehendaki.dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.(Q.S Al-

Baqarah;261)

Page 6: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakann pedoman

tranliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543

b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya sebagai

berikut:

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

Alif Tidak ا

dilambangkan

Tidak dilambangkan

Ba´ B Be ة

Ta´ T Te ت

Sa´ Ṡ Es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

Ha´ Ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha´ KH Ka dan Ha خ

Dal D De د

Źal Ż Zat (dengan titik di atas) ذ

Ra´ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin SY Es dan Ye ش

Sád Ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Dad Ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Ta´ Ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Za´ Ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ

Ain ´ Koma terbalik di atas ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qāf Q Qi ق

Kāf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em و

Nun N En

Wawu W We و

Ha´ H Ha

Hamzah ' Apostrof ء

Ya´ Y Ye ى

Page 7: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

vii

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah di tulis Rangkap

Ditulis Muta‘adiddah يتعد دة

Ditulis ‘Iddah عدة

C. Ta‘ Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan tulis h

Ditulis Hikmah حكة

Ditulis „illah عهة

Ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang

sudah terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti sholat, zakat,dan

sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya.

2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

‟Ditulis Karamatul al-auliya كر ية الأ و نيب ء

Bila ta‟ marbutha hidup atau harakat, fathah, kasrah dan dommah ditulis t

Ditulis Zakatul fitri ز كبة انفطر

D. Vokal Pendek

Ditulis A

Ditulis I

Ditulis U

E. Vokal Panjang

Fathah alif

جب ههية

Ditulis

Ditulis

Ā

Jāhiliyyah

Fathah ya‟ mati

يسعي

Ditulis

Ditulis

Ā

yas‟ā

Kasrah ya‟ mati

كريى

Ditulis

Ditulis

Ĭ

Karĭm

Dammah wawu mati

فروض

Ditulis

Ditulis

Ũ

Furũd

Page 8: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

viii

F. Vokal Rangkap

Fathah alif

بيكى

Ditulis

Ditulis

Ai

Bainakum

Fathah wawu mati

قول

Ditulis

Ditulis

Au

Qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan

Apostrof

Ditulis A‟antum ااتى

Ditulis U‟iddat اعد ت

Ditulis La‟in syakartum نئ شكرتى

H. Kata Sandang Alif Lam

1. Bila diikuti Huruf Qamariyyah

Ditulis Al-Qur‟an انقر ا

Ditulis Al-Qiyas انقيب س

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkankan huruf/ (el)

nya

‟Ditulis As-Sama انسبء

Ditulis Asy-Syams انشس

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya

Ditulis Zawi al-furud ذو انفروض

Ditulis Ahl as-sunnah اهم انسة

Page 9: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

ix

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini buat

Kedua orang tuaku Ayah (M. Syukri) dan Ibundaku (Fitriyani) Sebagai tanda

bukti, hormat dan terimahkasih yang tiada terhingga telah membesarkan,

mendidik, membimbing, menjaga, dan mendo‟akan dengan ketulusan hati serta

memberi motivasi dan dukungan moril maupun materil sehingga dapat menempuh

sekaligus menyelesaikan masa studi di UIN STS Jambi.

Sungguhku saying kalian, terimalah bukti kecil ini sebagai hadiah keseriusanku

untuk membalas pengorbananmu.Maafkan anakmu yang masih saja selalu

menyusahkanmu. Dalam setiap langkah aku berusaha mewujudkan harapan-

harapan yang kalian impikan, meski belum semua itu dapat ku raih, insya Allah

atas dukungan, do‟a dan restu kalian semua mimpi itu akan tercapai dimasa yang

penuh kehangatan nantinya.

Terimah kasih untuk kedua adikku (M. Zaki, M. Fauzan) dan seluruh

keluargaku dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat,

pendorongku untuk menjadi lebih dewasa, pembawa kecerian dalam hidupku

dan selalu mendo‟akanku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

x

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Implementasi Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Pasal 43

Tentang Pengelolaan Wakaf Produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun

Jeruk Kota Jambi”. Kajian ilmiah ini membahas, pertama, pengelolaan wakaf

produktif di Masjid Azizi, kedua, perkembangan yang di dapat dari hasil wakaf

produktif tersebut, ketiga, tinjauan UU No. 41 Tahun 20014 tentang pengelolaan

wakaf di Masjid Azizi. Penelitian ini merupakanpenelitian lapanganfield research

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif tipe

pendekatan yuridis empiris. Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data

primer dan data sekunder. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah

observai, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah

non probability sampling dengan jenis teknik purposive sampling. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi).

Adapun hasil dari penelitian ini penulis menemukan beberapa aset-aset yang

menjadi wakaf produktif milik Masjid Azizi yang telah dikelola oleh lima orang

nazhir dengan cara menyewakannya kemudian hasil dari sewa tersebut digunakan

untuk perawatan aset-aset wakaf , perkembangan masjid dan juga digunakan

untuk penunjang kegiatan-kegiatan kemakmuran Masjid Azizi.

Kata Kunci: Wakaf Produktif, Pengelolaan Harta Wakaf, Tinjauan UU No.

41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Page 11: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

xi

KATA PENGANTAR

قل ب العلن. الصلا ج السلا م عل اشسف الا ثا ء الوس سلي سد ا الحود الله الر أز ل الد ف

هحود عل ال صحث الرا تعي لن تا حسا ى ال م الد ي. أشد اى لا ال الا الله أشد اى سد ا

.هحودا عثد زس ل

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula iringan shalawat

serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Implementasi Undang-undang No. 41 Tahun 2004

Pasal 43 Tentang Pengelolaan Wakaf Produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar

Kebun Jeruk Kota Jambi.” merupakan suatu kajian terhadap pengelolaan wakaf

produktif.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan

ilmu syariah dalam bagian Perbandingan Mazhab dan juga memenuhi sebagian

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan

Perbandingan Mazhab pada Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikitnya

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data

maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

penulis ucapkan adalah jutaan terima kasih kepada semua pihak yang turut

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung penyelesaian skripsi ini,

terutama sekali kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof Dr. H. H Su‟aidi Asy‟ari, M. A, Ph.D sebagai Rektor

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rafiqah Ferawati, SE.,M.EI selaku Wakil Rektor 1, Bapak Dr.

As‟ad Isma‟ M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Dr. Bahrul Ulum,

MA selaku Wakil Rektor III Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Sayuti, S.Ag,. M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 12: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

xii

4. Bapak Agus Salim, M.A.,M.I.R., Ph.D, sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik, Bapak Ruslan Abdul Gani.,Sh.M.Hum, sebagai Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr. H.

Ishaq, SH. M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama.

5. Bapak Alhusni, S.Ag., M.HI, Sebagai Ketua Prodi Perbandingan Mazhab

dan Bapak Tasnim Rahman Fitra, S.Sy.,M.H, Sekretaris Prodi

Perbandingan Mazhab Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

6. Ibu Dr. Illy Yanti, M.Ag,sebagai Pembimbing I.

7. Bapak Drs. Rahmadi, M.HI, sebagai Pembimbing II

8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Bapak dan Ibuk Karyawan/Karyawati Perpustakan Fakultas Syariah dan

Perpustakan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Akhirnya kepada Allah jualah penulis memohon agar jerih payah Bapak/Ibu dan

teman-teman semua menjadi amal shaleh bagi mereka semua dan mendapatkan

ridha Allah SWT serta mendapatkan balasan yang setimpal di hari kemudian

nantinya. Di samping itu dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih

banyak terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini, kepada Allah

SWT kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon

kemanfaatannya, semoga amal kebajikan kita ini dinilai seimbang oleh Allah

SWT.

Jambi, 15 Mei 2020

Penulis

M. Firdaus

SPM. 162595

Page 13: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

xiii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................. ii

NOTA DINAS ................................................................................................. iii

PENGESAHAN TUGAS AKHIR ................................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ......................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... x

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

KATA PENGANTAR .................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Batasan Masalah .......................................................................... 5

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian ............................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7

F. Kerangka Teori ............................................................................ 01

G. Metode Penelitian ......................................................................... 01

H. Sistematika Pembahasan ............................................................. 08

I. Jadwal Penelitian .......................................................................... 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF

A. Wakaf Produktif Menurut Ulama Mazhab ............................... 20

B. Dasar Hukum Wakaf ................................................................... 23

C. Syarat-Syarat Wakaf ................................................................... 30

D. Rukun (Unsur) Wakaf ................................................................. 30

E. Asas-Asas Wakaf .......................................................................... 23

F. Bentuk-Bentuk Wakaf ................................................................. 38

G. Wakaf Produktif dalam Islam .................................................... 41

H. Wakaf Produktif dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004

........................................................................................................ 46

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk

Kota Jambi .................................................................................... 50

B. Struktur Kepengurusan Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun

Jeruk Kota Jambi ......................................................................... 54

Page 14: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

xiv

C. Bentuk-Bentuk Wakaf Produktif Milik Masjid Azizi Kel. Payo

Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi ................................................. 55

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pengelolaan Wakaf Produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar

Kebun Jeruk Kota jambi ............................................................. 57

B. Tinjauan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Wakaf

Produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota

Jambi ............................................................................................. 63

C. Perkembangan dari Hasil Wakaf Produktif .............................. 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 67

B. Saran .............................................................................................. 68

C. Kata Penutup ................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

CURRICULUM VITAE

Page 15: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Masjid Azizi

Gambar 2 : Tanah Sewa Milik Masjid Azizi

Gambar 3 : Ruko Milik Masjid Azizi

Gambar 4 : Ruko Permanen Milik Masjid Aizi

Gambar 5 : Foto Bersama Bapak H. Lukman Hakim (Ketua Masjid Azizi)

Gambar6 : Foto Bersama Bapak Amrin TH (Salah Satu Nazhir Wakaf Masjid

Azizi)

Page 16: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wakaf merupakan bentuk muamalah maliyah(harta benda) yang sangat

lama dan sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala. Hal ini tidak lain

karena Allah SWT menciptakan manusia untuk mencintai kebaikan dan

melakukannya sejak ia dilahirkan hingga hidup di tengah-tengah masyarakat.

Demikian juga Allah SWT telah menciptakan dua sifat yang berlawanan dalam

diri manusia agar mereka mencintai yang lain, bekerja sama dan berkorban untuk

mereka, tanpa harus menghilangkan kecintaan pada dirinya sendiri1.

Karenanya perwakafan merupakan salah satu masalah yang penting dalam

rangka hubungan antara hubungan hukum Islam dengan hukum

Nasional.Dikatakan penting karena wakaf adalah suatu amalan-amalan kegiatan

kegamaan baik dibidang keagrariaan maupun bidang sarana fisik yang dapat

digunakan sebagai pengembangan kehidupan keagamaan khususnya umat Islam

dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat baik spiritual maupun materiil

menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Wakaf memainkan peran ekonomi dan sosial yang sangat penting dalam

sejarah Islam, Wakaf berfungsi sebagai sumber pembiayaan bagi masjid-masjid,

sekolah-sekolah, pengkajian dan penelitian, rumah-rumah sakit, pelayanan sosial

1 Siska Lis Sulistiani, Pembaharuan Hukum Wakaf di Indonesia, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2017), hlm.1.

Page 17: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

2

dan pertahanan2. Sedangkan di Indonesia perwakafan sudah ada sejak lama, yaitu

sebelum Indonesia merdeka, karena di Indonesia dulu pernah berdiri kerajaan-

kerajaan Islam. Wakaf dalam kaitannya dengan masalah sosial ekonomi, wakaf

harus dikelola secara produktif sehingga dapat memberikan kontribusi dalam

meningkatkan sejarah masyarakat dan membantu pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.

Dalil yang menjadi dasar disyari‟atkannya ibadah waqaf bersumber dari

ayat al-Qur‟an , salah satu di antaranya adalah:

ن ل ع ت الله ى ا ف ئ ش ي ا ه ق ف ا ذ ه ى ثح ا ذ و ا ه ق ف ر ذ ح س ث ا ال ا ل ذ ي ل

(29)ال عوساى:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu

menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu

nafkahkan, maka sesungguhnya allah mengetahui”.(QS: „Ali Imran:92).3

Dalam Islam, wakaf tidak terbatas pada tempat-tempat ibadah saja dan hal-

hal yang menjadi prasarana dan sarana saja, tetapi diperbolehkan dalam semua

macam sedekah. Wakaf bukan hanya seperti sedekah biasa, tetapi lebih besar

pahala dan manfaatnya terhadap diri yang berwakaf itu sendiri, karena pahala

wakaf itu terus-menurus mengalir selama barang wakaf itu masih

dimanfaatkan.Juga terhadap masyarakat, dapat menjadi jalan untuk kemajuan

yang seluas-luasnya dan dapat menghambat arus kerusakan4.

2Syamsul Anwar, Studi Hukum Islam Kontemporer, cet ke-1, (Jakarta: RM Books, 2007),

hlm. 75. 3 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya(Surabaya : Fajar Mulya, 2012),

hlm.63. 4 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Aglesindo, 1994), hlm. 341.

Page 18: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

3

Potensi wakaf di Indonesia saat ini cukup besar dan dapat dijadikan titik

balik kebangkitan ekonomi umat Islam. Melalui pengelolaan wakaf ekonomi

produktif yang baik, diyakini akan berdampak besar pada perubahan kondisi

social ekonomi masyarakat Indonesia.5Terkait dengan persoalan wakaf, disini

pemerintah memberikan perhatian yang serius dengan mengeluarkan Undang-

undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf karena selama ini tradisi masyarakat

Indonesia khususnya dipedalaman dalam pengelolaan wakaf masih cenderung

bersifat konsumtif dan pengelolaan secara produktif yang diharapkan oleh

pemerintah belum maksimal.

Dengan demikian, lahirnya Undang-undang yang telah disebutkan diatas

adalah bagian dari semangat memperbaharui dan memperluas cakupan objek

wakaf dan pengelolaannya agar mendatangkan manfaat yang maksimal untuk

kesejahteraan umum dengan harapan bisa membantu mengurangi pengangguran

dan kemiskinan yang ada dimasyarakat.

Di Jambi, kebanyakan wakaf berupa masjid yang dibangun diatas tanah

wakaf. Bagi masyarakat Jambi masjid merupakan instrument yang paling penting

dalam hal beribadah kepada Allah SWT. Masjid berfungsi sebagai tempat

peribadatan umat Islam dan pusat pembinaan umat. Masjid bukan sekedar tempat

kegiatan keagamaan dan kebudayaan tetapi juga suatu tata kelembagaan yang

menjadi sarana pembinaan keluarga muslim dan komunitas muslim, selain sebagai

5

https://nasional.sindonews.com, Potensi Aset Wakaf di Indonesia Capai Rp.2.000

Triliun. Diakses pukul 22:40, 12-januari-2020.

Page 19: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

4

tempat peribadatan, masjid juga rutin digunakan sebagai tempat pertemuan,

tempat bermusyawarah, tempat berdakwah dan perlindungan.

Masjid Al-Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk adalah salah satu masjid di

kota Jambi yang mempunyai wakaf produktif yang dapat menjadi sumber

finansial untuk penunjang kegiatan-kegiatan yang berbasis kemakmuran masjid

dan untuk kegiatan kemaslahatan umat lainnya. Masjid Al-Azizi mempunyai

wakaf produktif yang dapat menjadi sumber dana berupa dua ruko dan tanah sewa

untuk bengkel.6

Dengan adanya beberapa aset yang dimiliki Masjid Azizi tersebut

sehingga dapat membantu dalam perkembangan Masjid Azizi, karena hasil dari

aset-aset tersebutlah Masjid Azizi sekarang bisa di renovasi menjadi lebih besar

dan nyaman. Tidak hanya membantu dalam pembangunan masjid, aset-aset

tersebut juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan pegawai-pegawai

syara‟ yang mengabdikan diri untuk Masjid Azizi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, penulis tertarik

untuk mengangkat sebuah penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut dengan

judul “Implementasi Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Pasal 43 Tentang

Pengelolaan Wakaf Produktif Perspektif Hukum Islam (Study di Masjid

Azizi Kel.Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi).

6Wawancara bersama Bapak H. Lukman Hakim (Ketuan Masjid Azizi) Jam 13:30, 8

Mei 2019.

Page 20: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

5

B. Rumusan Masalah

Pada dasarnya, penelitian ini di lakukan untuk menjawab rumusan

masalah. Jika suatu penelitian tidak memiliki rumusan masalah maka tidak akan

terjadi aktivitas penelitian yang sesungguhnya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya,

maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar

Kebun Jeruk Kota Jambi ?

2. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar

Kebun Jeruk Kota Jambi di lihat dari Undang-undang No. 41 tahun 2004

pasal 43 tentang wakaf?

3. Bagaimana perkembangan yang dihasilkan dari wakaf produktif di Masjid

Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi ?

C. Batasan Masalah

Sebagai awal dari proses penelitian adalah batasan terhadap permasalahan

yang dikaji, karena apapun jenis penelitiannya yang menjadi titik tolak tetap

bersumber pada masalah. Tanpa masalah penelitian tidak akan pernah di lakukan.

Pembatasan masalah di lakukan dengan harapan pembahasan ini menjadi fokus

pada titik permasalahan tertentu dan tidak melebar pada masalah lainnya.

Mengingat luasnya permasalahan yang akan di bahas, maka penulis

memandang perlunya batasan masalah agar tidak terjadinya kesalahpahaman

Page 21: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

6

dalam pembahasan ini. Dalam pembahasan ini, penulis akan membahas beberapa

hal yang baerkaitan dengan Wakaf Produktif sebagai berikut:

1. Pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun

Jeruk Kota Jambi.

2. Pengelolaan Wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun

Jeruk Kota Jambi di lihat dari Undang-undang No. 41 tahun 2004 pasal 43

tentang wakaf.

3. Perkembangan yang dihasilkan dari wakaf produktif di Masjid AziziKel.

Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakikatnya mengungkapkan apa yang di capai oleh

peneliti. Tujuan penelitian ini penulis klarifikasikan kedalam dua sifat.Pertama

bersifat umum yang terdiri dari:

1) Untuk mengetahui pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo

Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.

2) Untuk mengetahui pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo

Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi di lihat dari Undang-undang No. 41 tahun

2004 pasal 43 tentang wakaf.

3) Untuk mengetahui perkembangan yang dihasilkan dari wakaf produktif

Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.

Page 22: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

7

Dan sifat keduasifat khusus, dari penelitian yang penulis lakukan ini

merupakan syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) pada Jurusan

Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan

kepada pembaca umumnya, dalam hal ini berkaitan dengan hukum wakaf

produktif menurut hokum Islam dan hukum di Indonesia.

b. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Prodi Perbandingan

Mazhab Fakultas Syariah UIN STS Jambi dan tulisan ini di harapkan bisa

menambah perbendaharaan referensi kepustakaan di Fakultas Syariah dan

bagi mahasiswa yang mengkaji permasalahan tentang Wakaf Produktif.

c. Bagi instansi terkait, di harapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai

bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait topik penelitian

penuis.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya

menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki bahasan yang

hamper sama dengan yang akan peneliti teliti. Penelitian-penelitian tersebut

diantara lain adalah:

Page 23: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

8

1. Skripsi yang ditulis oleh Izzi Azizi Mahasiswa UIN STS Jambi dengan

judul “Wakaf Produktif (Konsep dan Aplikasinya di Pondok Pesantren

An-Nur Tangkit Muaro Jambi)”.7Skripsi ini berfokus pada penerapan

konsep wakaf produktif yang ada di Pondok Pesantren An-nur

Tangkit.Metode penelitian yang di gunakan yaitu penelitian kualitatif.Cara

pengumpulan data yang di gunakan yaitu studi pustaka, observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah menjelaskan sistem wakaf produktif

yang diterapkan di lingkungan Pondok Pesantren An-nur Tangkit dan juga

menjelaskan faktor pengembangannya serta kendala dalam menjalankan

sistem wakaf tersebut.

2. Skripsi yang ditulis oleh Roni Zulmeisa UIN Ar-Raniry Darussalam Banda

Aceh dengan judul “Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif Rumah Sewa

(Studi Kasus Pada Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe Banda

Aceh)”.8Skripsi ini berfokus pada manajemen pengelolaan wakaf rumah

sewa pada Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh.Metode

penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan jenis penelitian

deskriptif analisis.Cara pengumpulan data yang digunakan yaitu studi

pustaka, wawancara dan dokumentasi.

7Izzi Azizi, Wakaf Produktif (Konsep dan Aplikasinya di Pondok Pesantren An-Nur

Tangkit Muaro Jambi), 2015. 8Roni Zulmeisa, Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif Rumah Sewa (Studi Kasus Pada

Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh), 2016.

Page 24: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

9

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah manajemen pengelolaan wakaf

produktif yang diterapkan di Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe sudah

sesuai dengan hukum Islam, dikarenakan tujuan, fungsi dan peruntukan

wakaf tidak menyalahi konsep pengelolaan wakaf dalam hukum

Islam.Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih belum sepenuhnya

sempurna, karena dalam hal pemilihan nazhirhanya berdasarkan

kepercayaan bukan pada keprofesionalan untuk memilih nazhir yang

betul-betul paham dalam mengelola wakaf secara produktif, sehingga

potensi wakaf rumah sewa tersebut belum dapat dimanfaatkan secara

maksimal.

3. Jurnal yang ditulis oleh Nursyifa Yolanda Fakultas Syariah dan Ekonomi

Islam IAIN Pontianak dengan judul “Peranan Wakaf Produktif Terhadap

Keberlangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan

Kesinambungan Badan Wakaf Walisongo”.9 Kesimpulan dari penelitian

ini adalah bahwa wakaf produktif memiliki peranan terhadap

keberlangsungan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berada di

atas tanah wakaf milik Yayasan Pondok Pesantren Walisongo. Hal ini

dibuktikan dengan berdirinya usaha-usaha di atas tanah wakaf milik

Yayasan Pondok Pesantren Walisongo tersebut serta mengalami

perkembangan dan peningkatan setiap tahunnya.

9 Nursyifa Yolanda, Peranan Wakaf Produktif Terhadap Keberlangsungan Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM) dan Kesinambungan Badan Wakaf Walisongo, 2015.

Page 25: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

10

Pembahasan yang akan menjadi fokus pada penelitian ini ialah tentang

implementasi pengelolaan wakaf produktif menurut UU No. 41 Tahun 2004 yang

ada di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi.Dan penelitian ini

berbeda dari penelitian-penelitian yang telah penulis sebutkan di atas karena letak

penelitian ini berada di Masjid Azizi Kel.Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi dan

pembahasannya tentang pengelolaan dan perkembangan dari hasil wakaf produktif

tersebut.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penulisan karya ilmiah hukum mempunyai 4

(empat) ciri, yaitu (a) teori-teori hukum, (b) asas-asas hukum, (c) doktrin hukum,

dan (d) ulasan pakar hukum berdasarkan pembidangan kekhususannya. Keempat

ciri khas teori hukum tersebut, dapat dituangkan dalam penulisan kerangka teoritis

dan/atau salah satu ciri tersebut.10

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian ini penulis menerapkan

2 (dua) teori yang berhubungan dengan penelitian ini, diantara teori-teori tersebut

adalah sebagai berikut:

1). Teori Wakaf Produktif

Secara terminologi wakaf produktif adalah transformasi dari pengelolaan

wakaf yang professional untuk meningkatkan atau menambah manfaat wakaf.

Sedanngkan Muhammad Syafi‟i Antonio mengatakan bahwa wakaf produktif

adalah pemberdayaan wakaf yang ditandai dengan ciri utama, yaitu: pola

10

H. Zainuddin Ali, “Metode Penelitian Hukum”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm.79.

Page 26: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

11

manajemen wakaf harus terintegrasi, asas kesejahteraan nadzir, dan asas

transformasi dan tanggung jawab11

.

2). Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Undang-undang No. 41 Tahun 2004 adalah salah satu undang-undang

yang mengatur tentang perwakafan, undang-undang tersebut terdiri dari 11

(sebelas) Bab dan 71 (tujuh puluh satu) Pasal. Didalam undang-undang tersebut

telah di sebutkan tentang wakaf produktif yang mana penjelasannya terdapat pada

Bab V (lima) tentang pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf, seperti

yang tercantum pada pasal 43 ayat 1-3 berikut ini:

Pasal 43

(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir

sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip

syariah.

(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan secara produktif.

(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang

dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga

penjamin syariah.

Yang di maksud dalam pasal 43 ayat 2 dan 3 di atas adalah sebagai berikut:

11

Jaih Mubarok), Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm .

35.

Page 27: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

12

Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf di lakukan secara

produktif antara lain dengan cara pengumpulan, investasi, penanaman modal,

produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan, perindustrian,

pengembangan teknologi, pembangunan gedung, apartemen, rumah susun, pasar

swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan

dan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan dengan syariah.

Yang di maksud dengan lembaga penjamin syariah adalah badan hukum

yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas suatu kegiatan usaha yang

dapat dilakukan antara lain melalui skim asuransi syariah atau skim lainnya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.12

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah pelajaran dilapangan yang penulis

paparkan dalam sebuah tulisan berbentuk karya ilmiah, yang dalam penulisan

skripsi ini penulis menggunakan metodologi sebagai berikut:

a. Jenis Penelitian

Berdasarkan judul yang ingin diteliti maka jenis dan pendekatan penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif.Penelitian

deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarakan atau

melukiskan objek dan subjek sesuai keadaan.

12

“Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf & Peraturan Pemerintah Nomor

42 tahun 2006 tentang Pelaksanaannya”, (Departemen Agama, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam, 2007), hlm. 53.

Page 28: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

13

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan

akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang

tertentu.Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya pada taraf deskripsi, yaitu

menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah

untuk dipahami dan disimpulkan.13

b. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian sosiologi hukum atau biasa

disebut yuridis-empiris yaitu pendekatan yang digunakan untuk melihat gejala-

gejala sosial yang berkaitan dengan hukum dalam praktik legislasi Indonesia.14

Pendekatan yuridis-empiris mengkaji bagaimana ketentuan hukum yang berlaku

serta apa yang terjadi dalam kenyataan di masyarakat.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya penelitian. Dengan

ditetapkannya lokasi dalam penelitian akan dapat lebih mudah untuk mengetahui

tempat dimana suatu penelitian dilakukan.

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Masjid Al-Azizi

yang berlokasi di Kel.Payo Lebar, Kebun Jeruk Kota Jambi.

13

Husaini Usman, “Metodologi Penelitian Sosial”, (PT. Bumi Aksara, 2008), hlm.129. 14

Noor Mohammad Aziz, Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam

Pembentukan Peraturan Perndang-undangan, Jurnal Rechts Vinding BPHN, Vol 1 No. 1,

(Januari-April 2012), hlm. 19.

Page 29: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

14

d. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak aka

nada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena

data yang akan salah akan menghasilkan informasi yang salah.15

Jenis data yang

digunakan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah data primer dan

sekunder.

a). Data Primer

Data Primer, atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh

langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data

langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.

Data primer merupakan sumber data utama dan mendasar dari suatu

penelitian.Sumber data diperoleh dari para informan, yang berupa kata-kata dan

tindakan, yang memberikan informasi saat terjun ke lapangan tempat

penelitian.Informan adalah orang yang bisa memberikan informasi tentang situasi

dan kondisi latar penelitian. Serta beberapa dari informasi akan dipilih

berdasarkan kebutuhan penelitian16

. Data primer dalam penelitian ini adalah

keterangan-ketengan yang di peroleh dari hasil wawancara yang dilakukan

bersama ketua serta pengurus Masjid Al-Azizi Kel.Payo Lebar Kebun Jeruk Kota

Jambi.

15

Husein Umar, “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, (Jakarta: Raja

Grafindo, 2009), hlm. 49. 16

Moloeng, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),

hlm. 152

Page 30: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

15

b). Data Sekunder

Data Sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara

tidak langsung atau melalui perantara.Data juga merupakan yang diperoleh dari

sumber-sumber lain sebagai pendukung yang dipandang berkaitan dengan pokok

kajian yang diteliti.Tardapat beberapa data sekunder yang dipakai dalam

penelitian ini diantaranya adalah, buku-buku, artikel, jurnal, dan lain-lain yang

dianggap berkaitan dengan topik dalam penelitian ini.

e. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian17

.Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

a). Observasi

Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis

mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik

pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian yang direncanakan dan

dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan

kesahihannya (validitasnya).Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.18

Tujuan

observasi adalah untuk mendeskripsikan setting, waktu kegiatan yang terjadi,

17

Sayuti Una, “Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press, 2014),

hlm.32. 18

Juliansyah Noor, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 138.

Page 31: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

16

orang yang terlibat dalam kegiatan, dan makna yang diberikan oleh para pelaku

yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan.

b). Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.19

Wawancara ini

dilakukan untuk memahami informasi secara detail dan mendalam dari

informan/narasumber sehubungan dengan fokus masalah yang diteliti.

Adapun narasumber yang akan di wawancarai diantaranya adalah Ketua

Masjid Al-Azizi kel.Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi, Imam Masjid Azizi dan

salah satu nazhirwakaf Masjid Azizi.

Daftar pertanyaan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum Masjid Azizi?

2. Bagaimana struktur kepengurusan Masjid Azizi?

3. Apa saja bentuk-bentuk wakaf produktif milik Masjid Azizi?

4. Bagaimana sejarah wakaf produktif milik Masjid Azizi?

5. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif Masjid Azizi?

6. Usaha apa saja yang dilakukan dalam dalam pengelolaan wakaf tersebut?

7. Apa kontibusi wakaf produktif dalam kesejahteraan Masjid Azizi?

8. Bagaimana perkembangan yang dihasilkan dari wakaf produktif tersebut?

19

Deddy Maulana, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008), hlm. 180.

Page 32: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

17

c). Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

dari seseorang.Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui data peninggalan

tertulis seperti arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat, teori dan lain-lain

yang berhubungan dengan penelitian. Data dokumen yang dibutuhkan dalam

penelitian ini yaitu: Jurnal, Skripsi, Dokumen yang berhubungan dengan wakaf,

dan yang berkaitan dengan yang lainnya.

f. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis data versi

Miles dan Huberman sebagai berikut:20

a). Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, untuk itu perlu segera dilakukan analisis

data melalui reduksi data yang berarti merangkum dan memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dan membuang yang tidak perlu.21

Reduksi data atau data reduction

dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan lapangan.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan

menggolongkan, mengkategorisasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak

20

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), hlm. 85-87. 21

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 338.

Page 33: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

18

perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya data yang

terkumpul dapat diverifikasi.

b). Penyajian Data

Penyajian data atau data display adalah pendeskripsian sekumpulan

informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Penyajian data dapat juga berbentuk matriks, grafik,

jaringan, dan bagan.Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi

tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.22

c). Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir

penelitian kualitatif.Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan

verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati

oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan.

H. Sistematika Pembahasan

Pada penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika

pembahasan untuk memudahkan penulisan. Dengan demikian penulis

membaginya kedalam lima bab, dengan sistematikanya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini berisi tentang beberapa sub bab seperti,

latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metode penelitian, sistematika

pembahasan dan jadwal penelitian.

22

Suryana, Metode Penelitian, Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bahan Ajar Perkuliahan, (Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), hlm. 17.

Page 34: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

19

BAB II Tinjauan umum tentang wakaf produktif, pada bab ini berisi

tentang pengertian wakaf, dasar hukum wakaf, syarat-syarat wakaf, rukun wakaf,

asas-asas wakaf, bentuk-bentuk wakaf, wakaf produktif dalam Islam, wakaf

produktif dalam UU No. 41 Tahun 2004

BAB III Gambaran umum, pada bab ini berisi tentang gambaran umum

Masjid Azizi, struktur kepengurusan Masjid Azizi, dan bentuk-benttuk wakaf

milik Masjid Azizi.

BAB IV Pembahasan dan hasil penelitian, pada bab ini berisi tentang

pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi, tinjauan UU No. 41 tentang

pengelolaan wakaf di Masjid Azizi dan perkembangan dari hasil wakaf produktif

BAB V Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dari hasil

penulisan skripsi dan kata penutup.

Page 35: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

20

I. Jadwal Penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini maka penulis

menyusun jadwal sebagai berikut:

Tabel I

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Tahun 2019-2020

April

Mei

Sep

tember

Novem

ber

Desem

ber

Januari

Ap

ril

Mei

4 1 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4

1. Pengajuan

Judul

X

2. Pembuatan

Proposal

X x X x X

3. Penunjukan

Dosen

Pembimbing

X

4. Keluar Jadwal

Seminar

X

5. Ujian Seminar

Proposal

X

6. Pengesahan

Judul

X

7. Surat Izin

Riset

X

8. Pengumpulan

Data

x X x

9. Pengelolaan

dan Analisis

Data

x X x

10. Bimbingan dan

perbaikan

Skripsi

11. Agenda dan

Ujian Skripsi

x

12. Perbaikan dan

Penjilidan

x

Page 36: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

21

BAB II

TINJAUAN UMUM TETANG WAKAF

A. Wakaf Produktif Menurut Ulama Mazhab

Wakaf secara etimologi adalah al-habs (menahan). Ia merupakan kata

yang bebentuk masdar (gerund) dari ungkapan waqwu al-syai‟yang pada dasarnya

berarti menahan sesuatu.Dengan demikian, pengertian wakaf secara bahasa adalah

menyerahkan tanah untuk orang-orang miskin untuk ditahan. Diartikan demikian

karena barang milik itu dipegang dan ditahan orang lain, spserti menahan hewan

ternak, tanah dan segala sesuatu.23

Definisi wakaf menurut ulama klasik diwakili oleh ulama-ulama mazhab.

Menurut Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-„ain)

milik wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun

yang diinginkan untuk tujuan dan kebajikan.

Malikyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta

yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada

orang yang berhak dengan satu akad (sighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai

dengan keinginan wakif.

Syafi‟iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa member

manfaat serta kekal materi bendanya (al-„ain) dengan cara memutuskan hak

pengelolaan yang dimiliki oleh wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang

dibolehkan oleh syariah.

23

Ibn Manzur, Lisan al-„Arab, jil, 11.(kairo: al-Dar al-Misriyyah li al-Ta‟lif wa al-

Tarjamah, 1954). Hlm. 276.

Page 37: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

22

Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang

sederhana, yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang

dihasilkan.24

Golongan ini (klasik) mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta

yang kekal materi bendanya (al-„ain), dalam arti harta yang tidak mudah rusak

atau musnah serta dapat diambil manfaatnya secara berterusan.

Pada definisi tersebut juga dijelaskan bahwa kedudukan harta wakaf masih

tetap tertahan atau terhenti ditangan wakif itu sendiri. Dengan artian, wakif

masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala perwakafan hanya

terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk aset hartanya.

Adapun wakaf menurut ulama kontemporer adalah sebagai berikut:

1. Imam Ibn Qudamah

Beliau adalah salah seorang ulama mazhab Hambali mendefinisikan

wakaf dengan bahasa sederhana:

ح ف ع ل الو ث ذ س ل س الأ ص ث ذ ح

“Menahan asal harta dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan”25

Pada definisi tersebut dapat kita nyatakan bahwa wakaf adalah dengan

menahan benda wakaf (mauquf „alaih) tidak mesti berpindah kepemilikan,

24

Dul Manan, Wakaf Produktif Dalam Perspektif Imam Madhab, Jurnal IAIM NU Metro

Lampung, Vol 1 No. 2, (Desember 2016), hlm. 367.. 25

Ibn Qudamah, al-Mughni, (Bairut:Dar al-Kutub al-Ilmiyah t.th), 8:184

Page 38: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

23

dan tidak harus selama-lamanya, serta menyedekahkan manfaatnya sehingga

jika manfaatnya dapt diperuntukkan bagi umat (orang lain) maka hal tersebut

juga termasuk wakaf.

2. Nazih Hammad dan Munzir Qahaf

Nazih Hammad, mendefinisikan wakaf sebagai akad menahankan aset

wakafdan menyalurkan manfaatnya pada sabilillah.Munzir Qahaf mendefinisikan

wakaf yaitu akad menahan harta, baik bersifat selamanya maupun untuk

jangka waktu tertentu , agar diambil manfaatnya secara berulang-ulang, dari harta

tersebut atau dari hasilnya, untuk keperluan kebaikan, baik yang bersifat umum

maupun khusus.26

3. Majlis Ulama Indonesia

Menurut definisi Komisi Fatwa Majlis Ulama Indonesia, wakaf adalah

menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya, dengan cara

tidak melakukan tindakan terhadap benda tersebut (menjual, memberikan, atau

mewariskannya, untuk disalurkan (hasilnya) pada sesuatu yang mubah yang ada.27

B. Dasar Hukum Wakaf

1. Dasar Hukum Wakaf dalam Hukum Islam

Para ahli hukum Islam menyebutkan beberapa dasar hukum wakaf dalam

hukum Islam meliputi ayat al-qur‟an, hadits, ijma‟, dan ijtihad para ahli hukum

Islam serta hukum Indonesia yang mengatur tentang wakaf, yaitu sebagai berikut:

26

Munzir Qahaf, al-Waqf al-Islami : Tatawwuruhu, Idaratuhu, Tanmiyyatuhu,

(Damaskus:Dar al-Fikr, 2006), hlm54. 27

Komisi Fatwa MUI, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, (Jakarta:Dirjen Bimas Islam dan Pnyelenggara Haji, 2003), hlm.80.

Page 39: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

24

a. Firman Allah SWT.

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum

kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.Dan apa saja yang kamu

nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali Imran [3]: 92).28

“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang

baik, dan dari apa yang kamu keluarkan untuk dari alam bumi.Dan janganlah

kamu memilih yang buruk-buruk daripadanya untuk kemudian kamu infakkan

padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya kecuali dengan memicingkan

mata (enggan).Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Al-

Baqarah [2]: 267).29

Kata-kata menafkahkan harta yang disebutkan dalam Al-Qur‟an tidak

kurang dari 72 tempat, selain berkonotasi pada nafkah wajib, seperti zakat atau

memberi nafkah keluarga, juga menunjuk hokum sunnah, seperti sedekah, hibah,

wakaf dan lain-lain. Selain itu Allah SWT menjanjikan kepada orang yang

menafkahkan sebagian hartanya, dilipatgandakan pahalanya 700 kali.30

28

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Tejemahnya, (Surabaya : Fajar Mulia, 2012),

hlm.63. 29

Ibid, hlm.46. 30

Ahmad Rofiq, “Hukum Islam di Indonesia”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),

hlm. 482.

Page 40: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

25

Dalam Al-Qur‟an tidak ditemukan eksplisit dan tegas mengenai wakaf, Al-

Qur‟an hanya menyebutkan dalam artian umum saja, tidak tegas dan khusus

menggunakan kata-kata wakaf.Para fuqaha menjadikan ayat-ayat umum itu

sebagai dasar wakaf dalam Islam.Seperti ayat-ayat yang membicarakan sedekah,

infaq dan amal jariyah.Para ulama menafsirkan bahwa wakaf itu sudah tercakup di

dalam cakupan ayat tersebut31

.

Dalam ayat ini terdapat anjuran untuk melakukan infak secara umum

terhadap sebagian dari apa yang dimiliki seseorang, dan termasuk kedalam

pengertian umum infak menurut jumhur ulama adalah melalui sarana wakaf.

“Wahai orang-orang yang beriman, ruku‟lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah

tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. (QS.

Al-Hajj: 77).32

Menurut Abdul Ghofur Anshori yang dikutip dari Al-Qurthubi

mengartikan “berbutlah kebajikan” sebagau suatu anjuran dari Allah SWT bagi

manusia untuk mengerjakan seluruh amalan kabaikan termasuklah didalamnya

31

Abdul Halim, “Hukum Perwakafan di Indonesia”, (Jakarta: Ciputat Press, 2005),

hlm.49. 32

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Tejemahnya, (Surabaya : Fajar Mulia, 2012),

hlm.342.

Page 41: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

26

mewakafkan harta, jadi ayat tersebut merupakan salah satu ayat tentang

pensyari‟atan ibadah wakaf.33

b. Hadits

Mayoritas ulama menyatakan asal mula disyari‟atkannya ibadah wakaf

dalam Islam adalah pada periode Rasulullah SAW, dimana ketika itu Umar bin

Khattab mendapat sebidang tanah di Kahibar, sebagaimana haits berikut:

س أ و ا ب ع س ق ال أ ص و ي ات ي ع ا ع ف س ر أ ه ل ن س س ل ل الله ع ص ث س ف أ ذ ا ث ضا ت خ ز

الا ق ة ه ث س ل ن أ ص ضا ت خ ث د أ ز أ ص ل الله إ س ف س ف ق ال از أ ط س ا ذ أ ه ف و د ه ع

لا ل ا لا ث اع أ ص س أ و د ق ت ا ع ق د ت ا ق ال ف ر ص د ذ ص ل ا د أص ث س خ ح ق ال إ ى ش ء ت

ف ا لق ث ر اء س ف ا لف ق س و د ق ع ة ق ال ف ر ص لا ز ز لا ف ا ع ق اب ف الس ت س

ف لا ج الض ل ث ات ي الس ل الله ث ن س ط ع ف أ س ع ا ت ا ل و ك ل ه ا أ ى أ ل ي ل ه اح ع

ل ف ر و س ه قا غ د ص

Dari Ibnu Umar r.a. dia berkata, “Pada suatu ketika Umar bin Khattab

memperoleh sebidang tanah di Khaibar, maka ia pergi menghadap Rasulullah

SAW untuk meminta petunjuk tentang pengelolaannya. Umar berkata, „Wahai

Rasulullah, saya telah memperoleh sebidang tanah di Khaibar dan tidak

memperoleh harta, tapi tanah tersebut lebih berharga dari harta.Oleh karena itu,

apa yang engkau perintahkan kepadaku dengan tanah tersebut?‟Lalu Rasulullah

SAW menjawab, „Wahai Umar, apabila kamu mau, maka pertahankanlah tanah

itu dan kamu dapat menyedekahkan hasilnya.‟Ibnu Umar berkata, “Lalu Umar

menyedekahkan hasil tanah itu, dengan syarat tanahnya tidak boleh dijual, dibeli,

diwarisi, ataupun dihibahkan.” Ia berkata, “ Umar ra menyedekahkan hasilnya

kepada fakir miskin, kaum kerabat, budak belian, fisabilillah, ibnu sabil dan tamu.

Selain itu, orang yang mengurusnya boleh memakan sebagian hasilnya dengan

cara yang baik dan boleh member makan temannya sekedarnya.” (Muslim, t.th:

5/74).34

33

Abdul Ghofur, “Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia”, (Yogyakarta: Pilar

Media, 2006), hlm.19. 34 Muslim, Shahih Muslim, (Mesir: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, t.t), Juz 8, hlm. 407.

Page 42: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

27

اى س الا اخ ا ه ذ ا ع د ح ا ل ص د ل ت ع ف ر ن ل ع ح از ج ح ق د ص ي ه ح ث لا ث ي ه لا ا ل و ع ع ط ق ا

. ل

“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apabila seseorang

meninggal dunia, maka putuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah yang mengalir,

ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim).35

Sedekah yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah tidak lain yang

dimaksud adalah wakaf, dimana pokok bendanya tetap, sedangkan manfaat benda

yang diwakafkan itu mengalir terus (jariyah= mengalir) sehingga wakif (pelaku

wakaf) tetap mendapat pahala atas amalnya meskipun ia telah meninggal dunia.36

2. Dasar Hukum Wakaf dalam Hukum Positif

Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 maka sejak

tanggal 24 Desember 1960 di bentuklah UUPA (Undang-undang Pokok Agraria)

yang mengandung ketentuan sebagai berikut:

1) Berdasarkan pasal 2 aturan peralihan UUD 1945, Peraturan Wakaf Hindia

Belanda dinyatakan tetap berlaku dengan di keluarkannya petunjuk dari

Departemen Agama melalui surat edaran Nomor 5/D/1956 tentang

prosedur perwakafan tanah, tanggal 8 Oktober 1956.

2) Berdasarkan surat keputusan Menteri Agraria dan Menteri Agama tanggal

15 Maret 1959 Nomor 19/22/37-7, SK 62/KA/1959 tentang pengesahan

tanah milik di alihkan kepada Kepala Pengawas Agraria Kerasidenan yang

35

Ibid, hlm. 405. 36

Ibid, hlm.51.

Page 43: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

28

pelaksanaannya di atur dengan Surat Keputusan Jawatan Agraria kepada

Pusat Jawatan Agama tanggal 13 Februari 1960 Nomor 23/1/34-11.

3) Diundangkannya UUPA Nomor 5 tahun 1960, pada bagian XI tertera

bahwa untuk keperlua suci dan sosial (pasal 49 ayat 3) ditentukan bahwa

perwakafan tanah milik dilindungi dan di atur dengan Peraturan

Pemerintah (PP).

4) Pada tanggal 17 Mei 1977 ditetapkan PP Nomor 28 tahun 1977 tentang

perwakafan tanah milik, sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 49 ayat 3

Undang-undang Pokok Agraria di atas.

5) Intruksi Presiden Nomor 1 tahun 1992 yang menetapkan Kompilasi

Hukum Islam yang didalamnya juga memuat Hukum Perwakafan.

6) Pada tanggal 21 Oktober 2004, pemerintah telh menetapkan Undang-

undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, dan pada tanggal 15 Desember

2006 pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 42

Tahun 2006 tentang Pelaksanaannya.

Karena minimnya regulasi yang mengatur tentang perwakafan, maka

tidaklah heran jika perkembangan wakaf di Indonesia mengalami

stagnasi.Stagnasi perkembangan wakaf di Indonesia mulai mengalami dinamisasi

ketika pada tahun 2001, beberapa praktisi ekonomi Islam mulai mengusung

paradigm baru ke tengah masyarakat mengenai konsep baru pengelolaan wakaf

uang untuk peningkatan kesejahteraan umat.Ternyata konsep tersebut menarik dan

mampu memberikan energy untuk menggerakkan kemandegan pekembangan

Page 44: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

29

wakaf.Kemudian pada Tahun 2002, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut

konsep tersebut dengan mengeluarkan fatwa yang membolehkan wakaf uang

(waqf al-nuqud). Fatwa MUI tersebut kemudian diperkuat oleh hadirnya Undang-

undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang menyebutkan bahwa wakaf tidak

hanya benda tidak bergerak, tetapi juga dapat berupa benda bergerak, seperti uang.

Selain itu, diatur pula kebijakan perwakafan di Indonesia, mulai dari pembentukan

nazhir sampai dengan pengelolaan harta wakaf. Untuk dapat menjalankan

fungsinya, Undang-undang ini masih memerlukan perangkat lain yaitu Peraturan

Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama tentang Wakaf Uang yang akan

menjadi juklak dalam implementasinya, serta adanya Badan Wakaf Indonesia

(BWI) yang akan berfungsi sebagai sentral nazhir wakaf. Setelah melalui proses

panjang, pada penghujung tahun 2006 terbitlah Peraturan Pemerintah No. 42

tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang Wakaf. Setelah itu, pada Juli

2007 keluar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75/M Tahun 2007

yang memutuskan dan mengangkat ke anggotaan BWI periode 2007-2010.37

Lahirnya Undang-undang No. 41 Tahun2004 tentang Wakaf, Fatwa

Majelis Ulama Indonesia berikut peraturan turunannya merupakan titik tolak

peningkatan pemberdayaan potensi wakaf di Indonesia kea rah yang lebih

produktif dalam bingkai fiqh Indonesia.

37

Hasan Tholhah, “Perkembangan Kebijakan Wakaf di Indonesia”, dalam Republika,

Rabu, 22 April 2009.

Page 45: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

30

C. Syarat-Syarat Wakaf.

Beberapa syarat wakaf yaitu, tidak dibatasi waktu, tunai tidak ada khiyar dan jelas

kepada siapa diwakafkan.

a. Tidak dibatasi Waktu.

Selama-lamanya berarti tidak dibatasi waktu.Jika seseorang berkata, “Saya

wakafkan ini kepada fakir miskin dalam masa satu tahun,” maka wakaf semacam

ini tidak sah karena tidak selamnya.

b. Tunai dan Tidak Ada Khiyar Syarat.

Misalnya seseorang berkata, “Saya akan mewakafkan ini kepada murid-

murid.”Wakaf semacam ini tidak sah karena tidak tunai.Kecuali kalau

dihubungkan dengan meninggal.Misalnya, seseorang berkata, “Saya wakafkan

sawah saya sesudah saya meninggal kepada ulama Jakarta.”Lafal ini sah, menjadi

wasiat bukan wakaf.

c. Jelas Kepada Siapa di Wakafkan.

Seandainya seseorang berkata, “Saya wakafkan rumah ini.”Wakaf ini tidak

sah karena tidak jelas kepada siapa diwakafkan.

D. Rukun (Unsur) Wakaf.

Menurut Abdul Wahhab Khallaf rukun wakaf ada empat macam, yaitu:

1. Orang yang berwakaf (Wakif)

Yang dimaksud dengan wakif adalah pemilik harta benda yang melakukan

perbuatan hukum.Menurut paara pakar hukum Islam, suatu wakaf dianggap sah

dan dapat dilaksanakan apabila wakif mempunyai kecakapan untuk melakukan

Page 46: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

31

tabarru, yakni melepaskan hak milik tanpa mengharapkan imbalan materiil. Oleh

karena itu, seorang wakif haruslah orang yang merdeka, berakal sehat, baligh dan

rasyid serta betul-betul memiliki harta benda.Wakaf harus didasarkan atas

kemauan sendiri, bukan atas tekanan atau paksaan dari pihak manapun.Para ahli

hukum Islam sudah sepakat bahwa wakaf dari orang yang dipaksa adalah tidak

sah hukumnya, begitu pula hukum atau ketentuan bagi setiap perbuatannya.

2. Harta yang diwakafkan (Mauquf bih)

Agar harta yang diwakafkan sah, maka harta benda tersebut harus,

pertama: mutaqawwin (mal mutaqawwin) yakni harta pribadi milik si wakif

secara sah dan halal, dapat benda bergerak atau tidak bergerak, benda berwujud

atau tidak berwujud, kedua: benda yang di wakafkan itu jelas wujudnya dan pasti

batas-batasannya dan tidak dalam keadaan sengketa, ketiga: benda yang di

wakafkan itu harus kekal yang memungkinkan dapat dimanfaatkan secara terus-

menerus. Namun demikian menurut Imam Malik dan golongan Syiah Imamiyah

wakaf dapat atau boleh dibatasi waktunya.

3. Tujuan wakaf (Mauquf „alaih)

Yang dimaksud dengan mauqufadalah tujuan wakaf yang harus

dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam.Oleh

karena itu, benda-benda yang dijadikan sebagai objek wakaf hendaknya benda-

benda yang termasuk dalam bidang mendekatkan diri (qurbat) kepada Allah

SWT.

Tidak dibenarkan pelaksanaan wakaf itu didasarkan kepada tujuan yang

tidak baik dan mendatangkan kemudaratan kepada masyarakat.Wakaf hendaknya

Page 47: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

32

dilaksanakan dengan tujuan untuk kebaikan sesame manusia dengan mendapat

ridha dan pahala dari Allah SWT, misalnya untuk pelaksanaan pendidikan dan

untuk kepentingan umum lainnya seperti mendirikan rumah sakit dan sebagainya.

4. Ikrar wakaf (Sighat Wakaf)

Tentang sighat wakaf ini merupakan rukun wakaf yang disepakati oleh

Jumhur Fuqaha.Tanpa adanya ikrar wakaf, para Fuqaha menganggap wakaf

belum sempurna dilaksanakan.Yang dimaksud dengan ikrar wakaf adalah

pernyataan yang merupakan penyerahan barang-barang wakaf kepada nazir untuk

dikelola sebagaimana yang diharapakan oleh pemberi wakaf.

Ikrar wakaf yang diucapkan pemberi wakaf pada umumnya sebagai

berikut: “Saya wakafkan harta saya ini kepada Madrasah Fulan untuk dipakai

pembalanjaan dan penyelenggaraannya” atau “Saya wakafkan kebun kelapa ini

untuk digunakan hasilnya bagi penyelenggara yayasan yatim piatu fulan” dan

sebagainya.

Pada umumnya, lafaz kabul hanya diperuntukkan kepada wakaf

perorangan, tetapi bagi wakaf untuk umum tidak disyaratkan adanya lafaz qabul,

cukup dengan ikrar penyerahan saja.38

Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, pelaksanaan

wakaf harus dipenuhi 6 unsur, yaitu:

1) Wakif.

2) Nadzir.

3) Harta benda wakaf.

38

H. Abdul Manan, “Pembaruan Hukum Islam di Indonesia”, (Depok: Kencana

Prenadamedia Group 2017), hlm. 280.

Page 48: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

33

4) Ikrar wakaf.

5) Peruntukan harta benda wakaf.

6) Jangka waktu wakaf.

E. Asas-asas Wakaf.

Asas-asas dalam wakaf ada empat yaitu, asas manfaat, asas

pertanggungjawaban, asas profesionalitas manajemen dan asas keadilan sosial

a. Asas Manfaat

Selama ini pemahaman tentang wakaf oleh masyarakat Indonesia sangat

dipengaruhi oleh pandangan Imam Mazhab yang menjadi panutannya. Di

kalangan Mazhab Malikiyah dan Syafi‟iyah sangat menekankan pada keabadian

benda wakaf, walaupun sudah rusak sekalipun, tidak boleh benda wakaf itu

ditukarkan dengan benda yang lain walaupun benda akan rusak atau tidak

menghasilkan sesuatu. Ada sebagian para ahli hukum dikalangan Mazhab

Malikiyah dan Syafi‟iyah yang berpendapat bahwa benda wakaf boleh diganti asal

pergantian itu dengan benda yang lebih bermanfaat, sebab dengan adanya

pergantian itu, maka benda wakaf tidak akan sia-sia.39

Pendapat kedua Imam tersebut nampaknya menyebabkan kurang

fleksibelnya pandangan masyarakat Indonesia yang sampai saat ini banyak yang

bersikukuh memganginya. Akibatnya, banyak benda wakaf yang hanya dijaga

eksistensinya tanpa pengelolaan yang baik, meskipun telah usang dimakan usia

atau karena tidak strategis dan tidak memberi manfaat apa-apa kepada

39

Departemen Agama RI, “Paradigma Baru Wakaf di Indonesia”, Direktorat

Pengembangan Zakat dan Wakaf, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, (Jakarta; 2005),

hlm. 67-69.

Page 49: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

34

masyarakat. Bahkan tidak kalah banyaknya benda-benda wakaf justru membebani

masyarakat sekitar.

Pendapat yang mengatakan bahwa benda-benda wakaf tidak boleh “diutak-

atik” tanpa sentuhan pengelolaan dan pengembangan yang lebih bermanfaat

semakin kurang relevan dengan kondisi saat ini. Yaitu sebuah kondisi dimana

segala sesuatu akan bisa memberikan nilai manfaat (ekonomi) apabila dikelola

secara baik. Sejarah berdirinya masjid Nabawi di masa Rasulullah yang dulunya

hanya terbuat dari pelepah kurma dan sekarang sudah dirombak sedemikian rupa

hingga menjadi salah satu masjid termegah dan termewah didunia dengan segala

fasilitas modern lainnya merupakan gambaran betapa pentingnya pengembangan

potensi (kekayaan) umat Islam untuk kemanfaatan yang lebih besar.40

Asas kemanfaatan benda wakaf menjadi landasan yang sangat relevan

dengan keberadaan benda wakaf itu sendiri.Hal ini karena ibadah wakaf di

kategorikan sebagai ibadah yang memiliki nilai pahala yang terus-menerus

mengalir walaupun orang yang mewakafkan sudah meninggal dunia. Suatu benda

wakaf dapat dikategorikan memiliki keabadian manfaat, paling tidak ada empat

hal yang harus ada, dua diantara empat tersebut adalah:

1). Benda wakaf itu dimanfaatkan oleh orang banyak.

2). Benda wakaf itu memberikan manfaat kepada orang lain.

40

“Paradigma Baru Wakaf di Indonesia”, (Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat

Jendral BIMAS Islam DEPAG RI Tahun 2017).hlm. 69.

Page 50: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

35

b. Asas Pertanggungjawaban.

Wakaf merupakan ibadah yang memiliki dimensi Ilahiyah dan Insaniyah,

maka perlu dipertanggungjawabkan pelaksanaannya baik di dunia maupun di

akhirat kelak.Hal ini merupakan paradigma baru yang dianut dalam Undang-

undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf.Pelaksanaan wakaf harus dikelola

dengan baik secara transparansi dengan mempertanggungjawabkan baik kepada

Allah SWT, kelembagaan, sosial masyarakat dan hukum.

Pertanggungjawaban kepada Allah SWT meliputi keseluruhan

tanggungjawab, baik ia selaku yang memberi benda wakaf (wakif) yang harus

dilaksanakan dengan penuh keikhlasan semata-mata karena Allah SWT, selaku

Nazir apa yang menjadi tanggungjawabnya harus dilaksanakan dengan sungguh-

sungguh, profesional dan berkualitas dan dengan didasari dengan penuh kejujuran

dan niat yang tulus.

Tentang tanggungjawab kelembagaan dilaksanakan secara berjenjang

sebagaimana yang berlaku dalam sebuah organisasi.Pertanggungjawaban sosial

sangat berkaitan dengan kehidupan masyarakat pada umumnya.Sedangkan

pertanggungjawaban secara hukum memiliki aspek yang sangat luas, tidak hanya

menyangkut hal-hal yang telah diatur dalam hukum positif saja, tetapi

menyangkut segala hal yang telah diatur secara eksplisit dalam syariat Islam

tentang wakaf. Di samping segala hal yang telah diatur berdasarkan syariat Islam,

lahirnya Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf merupakan payung

Page 51: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

36

hukum yang mengatur keseluruhan aspek dan proses pengelolaan wakaf yang

tidak boleh lagi disimpangi.41

c. Asas Profesionalitas Manajemen.

Menajemen pengelolaan menempati pada posisi paling urgen dalam dunia

perwakafan.Karena yang paling menentukan benda wakaf itu lebih bermanfaat

atau tidak tergantung pada pola pengelolaannya, bagus atau buruk. Kalau

pengelolaan banda-benda wakaf selama ini hanya dikelola “seada-adanya” dengan

menggunakan “manajemen kepercayaan” dan sentralisme kepemimpinan yang

mengesampingkan aspek pengawasan, maka dalam pengelolaan wakaf secara

modern harus menonjolkan sistem manajemen yang lebih profesional. Asas

profesionalitas manajemen ini harusnya dijadikan semangat pengelolaan benda

wakaf dalam rangka mengambil kemanfaatan yang lebih luas dan lebih nyata

untuk kepentingan masyarakat banyak (kabajikan).42

Segala perbuatan apabila dilaksanakan dengan manajemen yang baik dan

benar tentu akan menghasilkan output yang baik pula. Demikian pula dalam

pelaksanaan wakaf, apabila dilaksanakan dengan manajemen yang baik dan benar

tentu akan menghasilkan manfaat yang besar bagi kepentingan masyarakat.

Manajemen wakaf yang selama ini dilakukan oleh sementara pihak terkesan

tertutup dan tidak profesional hendaknya harus ditinggalkan, harus diterapkan

manajemen terbuka dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta

profesionalitas dalam pengelolaannya.

41

Ibid, hlm. 297-298. 42

“Paradigma Baru Wakaf di Indonesia”, (Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat

Jendral BIMAS Islam DEPAG RI Tahun 2017).hlm. 81.

Page 52: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

37

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka rekrutmen aparat

pelaksanaan dan pengelola wakaf (nazir) hendaknya harus memiliki pendidikan

yang memadai dan standar moralitas yang bagus, sehingga seluruh proses yang

dilaksanakannya dapat menghasilkan produk yang bermanfaat dan tidak

merugikan masyarakat. Di samping itu, seorang pengelola wakaf (khususnya

nazir) harus mempunyai keterampilan dan keahlian, sehingga dengan demikian ia

akan menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat mengoperasionalkan segala

kebijakan dengan standar opersional yang jelas dan terarah, sehingga tidak terjadi

kepincangan dalam manajemen.43

d. Asas Keadilan Sosial.

Pandangan Islam terhadap harta adalah pandangan yang tegas dan

bijaksana.Allah SWT mengemukakan bahwa harta itu adalah milik-Nya dan

diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya pula untuk dibelanjakan kepada

jalan Allah SWT.Fungsi sosial dari perwakafan memunyai arti bahwa penggunaan

hak milik oleh seseorang harus memberi manfaat langsung atau tidak langsung

kepada masyarakat.

Konsepsi Islam tentang keadilan sosial hendaknya dilandasi kepada

keimanan kepada Allah SWT.Ajaran Islam melarang seseorang menimbun harta

untuk kepentingan dirinya sendiri, sedang masyarakat disekitarnya hidup berada

dalam kesusahan dan kemelaratan. Apabila ibadah wakaf dapat dilaksanakan

dengan baik, maka akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan sosial yang

43

Ibid, H. Abdul Manan, hlm. 299-300.

Page 53: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

38

positif dan dinamis dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Ibadah wakaf

dapat membawa pengaruh besar dalam kehidupan sosial masyarakat yang sedang

berada dalam kesempitan yakni memudahkan jalan dalam beribadah kepada Allah

SWT, menyediakan dan untuk mengobati mereka yang sedang sakit dan

menyediakan sarana untuk dapat belajar dengan baik dan segala keperluan lagi

untuk kepentingan umum.44

Konsep keadilan sosial yang dianut oleh Islam juga menjadi asas

paradigma baru wakaf, yaitu jika kita mewakafkan sebagian harta tidak tertuju

pada aspek kedermawanan seorang belaka, tetapi dengan sikap tersebut

mengandung sisi penegakan keadilan sosial yang lebih merata. Dan karena

memiliki asas fundamental tersebutlah, maka wakaf harus dikelola secara

profesional agar tidak menjadi tumpukan-tumpukan harta yang sedikit atau tidak

member manfaat kepada masyarakat umum.45

F. Bentuk-Bentuk Wakaf

Wakaf terbagi menjadi beberapa macam yaitu, wakaf berdasarkan tujuan,

wakaf berdasarkan batas waktunya dan wakaf berdasarkan penggunaan

bahannya.46

1. Wakaf Berdasarkan Tujuan.

Berdasarkan tujuannya wakaf terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

44

Ibid, hlm. 300-301 45

“Paradigma Baru Wakaf di Indonesia”, (Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat

Jendral BIMAS Islam DEPAG RI Tahun 2017).hlm. 93.

46

Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, penerjemah: Muhyiddin Mas Rida, Cet ke-3 (Jakarta: Pustaka Al-Kausar Grup, 2007), hlm.161.

Page 54: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

39

a. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi) yaitu apabila tujuan

wakafnya untuk kepentingan umum. Wakaf khairi adalah wakaf yang

secara tegas untuk kepentingan keagamaan atau kemasyarakatan

(kebajikan umum), seperti wakaf yang diserahkan untuk keperluan

pembangunan masjid, sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak

yatim dan lain sebagainya.47

b. Wakaf keluarga (ahli/dzurri) yaitu apabila tujuan wakaf untuk member

manfaat kepada wakif, keluarganya, keturunannya dan orang-orang

tertentu tanpa melihat apakah kaya atau miskin, sakit atau sehat dan tua

maupun muda. Sasaran wakaf jenis ini adalah pribadi, tertentu atau

masyarakat yang memotivasinya bukan untuk kemajuan agama

Islam.48

Wakaf jenis ini (wakaf ahli/dzurri) kadang-kadang disebut juga

wakaf „alal aulad, yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan

jaminan sosial dalam lingkungan keluarga (family), lingkungan kerabat

sendiri.Wakaf untuk keluarga ini secara hukum Islam dibenarkan.49

c. Wakaf gabungan (musytarak) yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum

dan keluarga secara bersamaan.

2. Wakaf Berdasarkan Batas Waktunya.

Sedangkan berdasarkan batas waktunya wakaf terbagi menjadi dua macam

47 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UIP, 1988),

hlm. 89-90. 48 Helmi Karim, Fiqh Muamalah, Cet ke-1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993),

hlm. 108. 49

Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Cet ke-2, (Jakarta: Darul Ulum Press, 1999), hlm. 35.

Page 55: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

40

yaitu:

a. Wakaf abadi, yaitu apabila wakafnya berbentuk barang yang bersifat

abadi, seperti tanah dan bangunan dengan tanahnya, atau barang yang

bergerak yang ditentukan waqifsebagai wakaf pribadi dan produktif

dimana sebagian hasilnya untuk disalurkan sesuai dengan tujuan wakaf,

sedangkan sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganti

kerusakannya.

b. Wakaf sementara, yaitu apabila wakaf yang diwakafkan berupa barang

yang mudah rusak ketika dipergunakan tanpa memberi syarat untuk

mengganti bagian yang rusak. Wakaf sementara juga bisa dikarenkan oleh

kerugian waqif yang member batasan waktu ketika mewakafkan

barangnya.50

3. Wakaf Berdasarkan Penggunaannya.

Berdasarkan penggunaannya wakaf juga dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Wakaf langsung, yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk

mencapai tujuannya, seperti masjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan

belajar mengajar, rumah sakit untuk mengobati orang sakit dan lain

sebagainya.

b. Wakaf produktif, yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk

kegiatan produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf.

Meskipun para ahli telah menjelaskan beberapa macam wakaf, akan tetapi

50

Ibid, hlm. 161-162.

Page 56: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

41

didapatkan dalam kitab undang-undang kontemporer masih banyak yang

meremehkan perincian wakaf tersebut.51

G. Wakaf Produktif Dalam Islam

Manajemen wakaf baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak telah

banyak dilakukan oleh para sahabat.52

Menurut Munzir Qahaf, wakaf di zaman

Islam telah dimulai bersamaan dengan dimulainya masa kenabian Nabi

Muhmmad di Madinah yang ditandai dengan pembangunan Masjid Quba‟, yaitu

masjid yang dibangun atas dasar takwa sejak dari pertama, agar menjadi wakaf

pertama dalam Islam untuk kepentingan agama. Peristiwa ini terjadi setelah Nabi

hijrah ke Madinah dan sebelum pindah ke rumah pamannya yang berasal dari

Bani Najjar.Kemudian disusul dengan pembangunan Masjid Nabawi yang

dibangun diatas tanah anak yatim dari Bani Najjar setelah dibeli oleh Rasulullah

dengan harga delapan ratus dirham.Dengan demikian, Rasulullah telah

mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid.

Manajemen pengelolaan wakaf yang telah terjadi pada masa Nabi dan

sahabat hanya fokus pada wakaf tanah dan dibangun khusus untuk masjid. Dalam

pengelolaan harta wakaf tidak boleh menyimpang dari apa yang telah diwakafkan.

Misalnya, benda tersebut telah di wakafkan untuk masjid maka tidak boleh

digunakan selain masjid.Konsep wakaf pada periode klasik didominasi oleh wakaf

51

Al- Mawardi, al-Hawi al-Kabir, jilid IX, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), hlm. 379. 52

Athaillah, “Hukum Wakaf” (Bandung: Yrama Widya, 2014), hlm. 1.

Page 57: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

42

konsumtif (langsung).Wakaf secara langsung yaitu wakaf tanah dalam bentuk

masjid dan kuburan.53

Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah pernah mewakafkan ketujuh

kebun kurma beliau di wilayah Madinah, diantaranya ialah kebun A‟raf, Shafiyah,

Dalal, Barqah dan beberapa kebun lainnya.54

Wakaf lain yang terjadi pada masa

Rasulullah adalah wakaf tanah Khaibar yang dilakukan oleh Umar bin Khattab.

Tanah ini sangat disukai oleh Umar karena subur dan banyak hasilnya.55

Peristiwa sejarah yang sangat penting dan mungkin bisa dianggap sebagai

sebagai peristiwa wakaf terbesar dalam sejarah manusia, baik dari sisi

pelaksanaan maupun perluasan pemahaman tentang wakaf adalah wakaf tanah

yang dibebaskan oleh Umar ibn Khattab di beberapa Negara seperti Syam, Mesir

dan Iraq.Hal ini dilakukan Umar setelah bermusyawarah dengan para sahabat,

yang hasilnya adalah tidak boleh memberikan tanah pertanian kepada para tentara

dan mujahid yang ikut dalam pembebasan tersebut. Dengan mengambil dalil pada

Q.S Al-Hasyr: 7-10, Umar memutuskan agar tanah-tanah tersebut dijadikan wakaf

53

Muhyar Fanani, “Berwakaf Tidak Harus Kaya Dinamika Pengelolaan Wakaf Uang di

Indonesia” (Semarang: Walisongo Press, 2010), hlm. 26. 54

Mundzir Qahaf, al-Waqf al-Islami Tatawwaruhu, hlm. 6. 55

Sebuah Hadits riwayat al-Bukhari (1319 H: 2737) dan Muslim (1347 H: 1632). Bunyi

Hadits ini adalah: Dari Ibn Umar ra., ia berkata, „Bahwa sahabat Umar ra., memperoleh sebidang

tanah di Khaibar, kemudian Umar menghadap Rasulullah Saw. untuk meminta petunjuk, Umar

berkata, „Hai Rasulullah, saya mendapat sebidang tanah di Khaibar, saya belum mendapat harta

sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah bersabda , „Bila engkau

suka, engkau tahan pokoknya dan engkau sedekahkan hasilnya‟. Kemudian Umar

menyedekahkannya, harta itu tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan.Ibn Umar

berkata, „Umar menyedekahkannya (hasil pengelolaan tanah) kepada orang-orang fakir, kaum

kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Tidak dilarang bagi yang mengelola

(nazhir) wakaf makan dari hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya) atau member makan

orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta.” (HR. Bukhari Muslim).

Page 58: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

43

bagi umat Islam dan generasi Islam yang akan dating. Bagi para petani pengguna

tanah-tanah ini dikenakan pajak yang dalam ekonomi Islam disebut pajak bumi.56

Pengelolaan harta wakaf mengalami perkembangan yang sangat pesat pada

masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid. Harta wakaf menjadi bertambah dan

berkembang, bahkan tujuan wakaf menjadi semakin luas bersamaan dengan

berkembangnya masyarakat muslim ke berbagai penjuru. Kreativitas dalam

pengembangan wakaf sedikit demi sedikit berkembang dan telah mencakup

beberapa benda, seperti tanah dan perkebunan yang hasilnya di manfaatkan untuk

kepentingan tempat peribadatan dan kegiatan keagamaan serta diberikan kepada

fakir miskin.

Di berbagai kawasan dunia Islam terdapat wakaf dalam satu atau lain

bentuk dan negara-negara muslim modern mempunyai departemen yang

mengurusi wakaf atau paling tidak departemen Islam/keagamaan di bawah mana

urusan wakaf di tempatkan.57

Hal ini menunjukkan betapa peran wakaf sebagai

salah satu lembaga sosial Islam mendapatkan perhatian yang cukup serius dari

para pemegang kebijakan dalam dunia Islam. Walaupun wakaf merupakan

lembaga Islam yang hukumnya sunnah, namun lembaga ini dapat berkembang

dengan baik di beberapa negara misalnya Yordania, Bangladesh, Malaysia, Saudi

Arabia dan Mesir.

Wakaf di Mesir di kelola oleh Badan Wakaf Mesir yang berada di bawah

kementrian wakaf (wizaratu al-Auqaf) salah satu di antara kemajuan yang telah di

56 Mundzir Qahaf, hlm. 29-30.

57 Syamsul Anwar, “Studi Hukum Islam Kontemporer”, (Jakarta: RM Books, 2007), hlm.

75.

Page 59: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

44

capai oleh Badan Wakaf Mesir adalah berperannya harta wakaf dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat.Hal ini di sebabkan benda yang di wakafkan

beragam, baik berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak, yang di

kelola secara baik dan benar.58

Pengelolaannya di lakukan dengan cara

menginvestasikan harta wakaf di Bank Islam (jika berupa uang) dan berbagai

perusahaan, seperti perusahaan besi dan baja.

Untuk menyempurnakan pengembangan wakaf , badan wakaf membeli

saham dan obligasi dari perusahaan-perusahaan penting. Hasil pengembangan

wakaf yang di investasikan di berbagai perusahaan tersebut di samping untuk

mendirikan tempat-tempat ibadah dan lembaga-lembaga pendidikan, juga di

manfaatkan untuk membantu kehidupan masyarakat (fakir miskin, anak yatim,

dan para pedagang kecil, kesehatan masyarakat (dengan mendirikan rumah sakit

dan penyediaan obat-obatan bagi masyarakat), bahkan Mesir berencana untuk

membuat rumah sakit model yang akan berupaya memberikan pelayanan gratis

bagi seluruh masyarakat, lebih dari itu di bidang real esteet pemerintah mesir

melalui kebijakan wakaf akan merencanakan pembangunan perumahan,

pengembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang, dan berbagai pelatihan.

Dengan di kembangkannya wakaf secara produktif, wakaf di Mesir dapat

dijadikan salah satu lembaga yang di andalkan pemerintah untuk mewujudkan

kesejahteraan umat.59

58

Ibid, hlm. 77. 59

Uswatun Hasanah, “Wakaf Produktif untuk Kesejahteraan dalam Perspektif Hukum

Islam di Indonesia”, (Jakarta: Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar di Universitas Indonesia, 6

April 2009), hlm. 16.

Page 60: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

45

Pada masa dinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang disebut dengan

“shadr al-Wuquf“ yang mengurus administrasi dan memilih staf pengelola

lembaga wakaf. Demikian perkembangan wakaf pada masa dinasti Umayyah dan

Abbasiyah yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, sehingga lembaga

wakaf berkembang searah dengan pengaturan administrasinya.Perkembangan

wakaf cukup menggembirakan, di mana hampir semua tanah-tanah pertanian

menjadi harta wakaf dan semua dikelola oleh negara dan menjadi milik negara

(Baitul Mal).60

Pada awal abad kedua hijriyah, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhori

bahwa Imam az-Zuhri (wafat tahun 124 H) memfatwakan dan menganjurkan

wakaf dinar dan dirham untuk pembanguna sarana sosial, dakwah, dan pendidikan

umat Islam.Beliau yang berpendapat bahwa dinar dan dirham (keduanya mata

uang yang berlaku di Timur Tengah) boleh di wakafkan.Caranya ialah menjadikan

dinar dan dirham itu sebagai modal usaha (dagang), kemudian menyalurkan

keuntungannya sebagai wakaf.61

Pada masa dinasti Mamluk orde raja al-Dzahir Bibers perwakafan dapat

dibagi menjadi tiga kategori: pendapatan negara hasil wakaf yang diberikan oleh

penguasa kepada orang-orang yang dianggap berjasa, wakaf untuk membantu

haramain (fasilitas Makkah dan Madinah) dan kepentingan masyarakat umum.

Sejak abad lima belas, kerajaan Turki Usmani dapat memperluas wilayah

60

Ibid, hlm. 18. 61

Abu Su‟ud Muhammad, “Risalah fi Jawazi Waqf al-Nuqud”, (Bairut: Dar Ibn Hazm,

1997), hlm. 20-21.

Page 61: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

46

kekuasaannya, sehingga Turki dapat menguasai sebagian besar wilayah negara

Arab.62

Kekuasaan politik yang diperoleh Turki Usmani ini secara otomatis

mempermudah tersosialisasinya peraturan undang-undang perwakafan yang

dikeluarkan pada tanggal 19 Jumadil Akhir tahun 1280 H yang mengatur tentang

tata cara pencatatan wakaf, sertifikat wakaf, cara pengelolaan wakaf, upaya

mencapai tujuan wakaf, dan melembagakan wakaf dalam upaya realisasi wakaf

dari sisi administrasi dan perundang-undangan.63

Tahun 1287 H dikeluarkan undang-undang wakaf yang menjelaskan

tentang kedudukan tanah-tanah kekuasaan Turki Usmani dan tanah-tanah

produktif dan berstatus wakaf.Dari implementasi undang-undang tersebut

diperluas hingga pada manajemen pengelolaan pendapatan/profit atas tanah wakaf

tersebut yang ditampung dalam sebuah badan semacam Baitul Mal yang

pengelolaan dananya dilakukan secara profesional untuk dimanfaatkan bagi

kemaslahatan masyarakat secara luas.

H. Wakaf Produktif dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004

Pelaksanaan wakaf di Indonesia sudah berjalan dalam waktu yang cukup

lama, dan bahkan sama usianya dengan masuk dan berkembangnya Islam di tanah

air kita ini. Tanah-tanah tempat berdirinya Masjid atau Mushalla kaum muslimin

sejak masa lalu pada umummnya merupakan tanah wakaf dari umat Islam pada

62

Abu Su‟ud Muhammad, “Risalah fi Jawazi Waqf al-Nuqud”, (Bairut: Dar Ibn Hazm,

1997), hlm. 22. 63

Dirjen Bimas Islam, “Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai”, (Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf, 2007), hlm. 14.

Page 62: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

47

waktu itu, kendatipun dalam pelaksanaannya belum memiliki aturan administratif

seperti sekarang.64

Pada tanggal 27 Oktober 2004 pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan

baru yaitu Undang-undang N0.41 tahun 2004 tentang wakaf. Undang-undang ini

terdiri dari 11 (sebelas Bab dan 71 (tujuh puluh satu) Pasal, dengan rincian Bab I

Kerentuan umum, Bab II Dasar-dasar wakaf, Bab III Mengenai pendaftaran dan

pengumuman harta wakaf, Bab IV Perubahan status benda wakaf, Bab V

Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf, Bab VI Badan wakaf

Indonesia, Bab VII Penyelesaian sengketa, Bab VIII Pembinaan dan pengawasan,

Bab IX Ketentuan pidana dan sanksi administrasi, Bab X Ketentuan peralihan,

Bab XI Ketentuan penutup. 65

Pembahasan ini di fokuskan pada Bab V tentang pengelolaan dan

pengembangan harta benda wakaf dari pasal 42 sampai pasal 46, diantara pasal-

pasal tersebut yaitu: Pasal 42 “Nazir wajib mengelola dan mengembangkan harta

benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya. Pada pasal 43 ayat

(1) dan (2) yaitu:

(1). Pengelolaan dan pengembanngan harta benda wakaf oleh nazir

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip

syari‟ah.

64

Helmi Karim, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 116. 65

Hafsah, Wakaf Produktif dalam Hukum Islam Indonesia Analisis Filosofis Terhadap

Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Jurnal: Fakultas Tarbiyah IAIN SU, Vol.

XXXIII No. 1 Januari-Juni 2009.

Page 63: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

48

(2). Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud

ayat (1) dilakukan secara produktif.

Pengelolaan wakaf adalah proses kerja yang dilakukan oleh nazir yakni

tercantum dalam Pasal 11 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf

yakni:

a. Melakukan pengadministrasian harta banda wakaf.

b. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,

fungsi dan peruntukannya.

c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.

d. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.

Sedangkan pengembangan wakaf produktif adalah hasil wakaf produktif

yang dikelola yang dapat menjadikan harta wakaf tersebut menjadi bertambah

banyak atau bertambah luas, bahkan dapat membentuk harta benda wakaf baru.

Jika merujuk pada pengelolaan dan pengembangan harta wakaf produktif saat ini

yang telah dipraktekkan di beberapa negara, maka biasanya harta wakaf yang

terletak di kawasan perkotaan sebaiknya merupaka proyek pemukiman dan

perdagangan sedangkan harta wakaf yang terletak pada kawasan di luar kota

adalah proyek pertanian.

Berbicara mengenai pemanfaatan untuk kemaslahatan tidak berarti hanya

dihabiskan tanpa ada perhitungan dan pertimbangan.Sudah saatnya dihindari

penghabisan tanpa ada perhitungan dan pertimbangan. Sudah saatnya dihindari

penghabisan dana secara konsumtif. Ini berarti perlu adanya pemetaan tentang

Page 64: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

49

apasaja yang masuk kategori manfaat secara umum. Langkah berikutnya adalah

harus mampu membuat skala prioritas, mana atau apa saja yang perlu didahulukan

di antara sekian banyak hal atau program yang dapat dikategorikan kemaslahatan

umum itu. Disini perlu ada manajemen yang tepat guna untuk mengelola harta

wakaf, bukan hanya sekedar untuk hal-hal yang konsumtif dan tidak kontrol.

Page 65: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

50

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN UMUM MASJID AZIZI KEL. PAYO LEBAR KEBUN

JERUK KOTA JAMBI

Masjid Azizi terletak di jl. Lintas Sumatera Kel. Payo Lebar Kota Jambi,

atau tepatnya berada di depan SPBU Kebun Jeruk Kota Jambi. Masjid ini berdiri

pada tahun 1954 atas wakaf tanah dari ibu Hj. Azizah, yang mana pada awalnya

ialah hanya sebuah langgar/musholla, dan belum menjadi sebuah masjid. Hingga

berjalannya waktu akhirnya pada perkiraan tahun 1971-1972 langgar tersebut

berubah menjadi masjid.

Diawal-awal pembangunannya sebagai masjid, masjid ini mengalami

kekurangan dana yang menjadi penghambat dalam proses pembangunannya, dan

kemudian pengurus masjid tersebut memiliki inisiatif untuk meminta iuran kepada

seluruh masyarakat yang tinggal di lingkungan masjid tersebut dengan

memberikan beban biaya sebesar Rp. 120.000,- per kepala keluarga yang harus di

bayar dalam tempo waktu satu tahun. Kemudian di samping memberlakukan iuran

kepada masyarakat tersebut, pengurus masjid juga giat untuk mencari donator-

donatur yang berkenan menyumbangkan hartanya untuk di berikan kepada masjid,

dan dalam hal ini pengurus masjid lebih menekankan kepada para donator untuk

menyumbangkan hartanya dalam bentuk benda langsung seperti semen, keramik,

pasir, dan lain-lain. Dengan dana-dana dan sumbangan dari donatur-donatur itulah

Page 66: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

51

kemudian pengurus masjid perlahan mulai melakukan tahap demi tahap dalam

proses pembangunan Masjid Azizi tersebut.66

Selain untuk tempat ibadah, Masjid Azizi juga menjadi sarana dalam

mencerdaskan masyarakat, dengan adanya kajian-kajian Islam atau pengajian

agama serta baik TPA (Taman Pendidikan Al-qur‟an) maupun PAMI (Pengajian

Antara Maghrib dan Isya‟) bagi anak-anak menjadi wadah bagi masyarakat di

sekitar Masjid untuk menimba ilmu agama sebanyak mungkin dan juga kegiatan-

kegiatan tersebut dilakukan secara rutin dan berkelanjutan dari masa ke masa.

Adapun kajian-kajian Islami atau pengajian agama yang diterapkan di

Masjid Azizi antara lain:

a. Pengajian Malam Kamis

Pengajian malam Kamis ini terbuka untuk umum, untuk ustadznya pihak

pengurus masjid memanggil ustadz dari luar untuk memberikan tausiahnya,

diantaranya ada ustadz Suryadi, S.Ag.dan juga ustadz Hendri Mansur serta ustadz-

ustadz lainnya. Sedangkan untuk materi pengajiannya tergantung ustadz yang

mengajar membahas tentang apa. Pengajian ini dimulai sesudah sholat maghrib

dan berakhir ketika waktu isya‟ tiba. Jama‟ah yang mengikuti pengajian inipun

cukup banyak, dikarenakan letak masjid yang strategis berada di samping jalan

raya maka jama‟ah pengajiannyapun dari berbagai kalangan tidak hanya dari

masyarakat sekitar masjid, namun juga masyarakat lain yang datang dari jauh

cukup antusias untuk mengikuti pengajian tersebut.

66

Wawancara bersama Bapak Amrin T. H (Salah Satu Nazir Wakaf Masjid Azizi) Jam

6:00, 7 Januari 2020.

Page 67: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

52

b. Pengajian Rabu Siang (pengajian ibu-ibu)

Pengajian ini diikuti oleh jama‟ah ibu-ibu di lingkungan Masjid Azizi yang

di isi oleh penceramah dari luar (ustadz yang di tentukan oleh koordinator

pengajian ibu-ibu). Pengajian ini di mulai jam dua tepat dan berakhir ketika waktu

sholat ashar tiba. Ibu-ibu yang mengikuti pengajian inipun cukup banyak, selain

untuk memperkuat tali silaturahmi antar ibu-ibu tersebut pengajian inipun

diharapkan bisa menjadi bekal untuk ibu-ibu tersebut dalam mendidik anak-

anaknya di rumah sebagai madrasah pertama untuk anak-anaknya agar menjadi

anak-anak yang sholeh dan sholehah.

c. Pengajian Siang Sabtu (Ibu-ibu)

Pengajian ini juga diikuti oleh ibu-ibu, pengajian ini di mulai jam dua tepat

dan berakhir ketika waktu sholat ashar tiba.Pengajian ini adalah pengajian untuk

memperbaiki bacaan Al-Qur‟an. Menyadari pentingnya membaca Al-Qur‟an

dengan baik dan benar maka para ibu-ibu di lingkungan Masjid Azizi tersebut

berinisiatif untuk memanggil ustadz dan mengajarkan cara membaca Al-Qur‟an

yang baik dan benar.

d. Pengajian TPA

Pengajian ini dimulai jam 4 dan berakhir smapai menjelang waktu sholat

maghrib tiba, pengajian TPA ini diikuti oleh anak-anak di lingkungan Masjid

Azizi dan murid-muridnyapun cukup banyak. Untuk tenaga pengajarnya pihak

pengurus masjid memanggil guru dari luar yaitu ustadz Adi Susanto dan Ustadz

Bajuri S.HI.

Page 68: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

53

e. Pengajian PAMI

Sama seperti pengajian TPA, pengajian PAMI inipun di ikuti oleh anak-

anak, tidak hanya anak-anak yang berada di lingkungan Masjid Azizi saja yang

ikut pengajian ini, ada juga jama‟ah luar rutin Masjid Azizi yang membawa anak-

anaknya untuk belajar mengaji di sini. Pengajian ini dimulai dari sesudah sholat

maghrib dan berakhir ketika waktu sholat isya‟ tiba.Tenaga pengajar dalam

pengajian PAMI ini adalah Imam-imam Masjid Azizi tersebut.67

67

Wawancara bersama Bapak H. Lukman Hakim (Ketuan Masjid Azizi) Jam 13:30, 8

Januari 2020

Page 69: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

54

B. STRUKTUR KEPENGURUSAN MASJID AZIZI KEL. PAYO LEBAR KEBUN JERUK KOTA JAMBI

KETUA

H. Lukman Hakim IMAM

H. M. Ayurveda

H. Lukman Hakim

H. M. Ngazam

WAKIL KETUA

Roheman

SEKRETARIS

BENDAHARA

H. M. Sidik Daud

SEKSI IBADAH

Baijuri

Bujang Fahmi

Harmen

Thoharuddin

SEKSI INFAK

Sudarto

M. Ali

Amrin. TH

Yusnadi

SEKSI PEMBANGUN

Wardiantoro

Salmin

Hermanto

Syahroni

SEKSI HUMAS

Yulian

Nando H

SEKSI KEAMANAN

Mardani

A. Rakhman

Page 70: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

55

C. BENTUK BENTUK WAKAF PRODUKTIF MILIK MASJID AZIZI

KEL. PAYO LEBAR KEBUN JERUK KOTA JAMBI

Masjid Azizi adalah salah satu masjid di kota Jambi yang mempunyai

wakaf produktif yang dapat menjadi sumber finansial untuk penunjang kegiatan-

kegiatan yang berbasis kemakmuran masjid dan untuk kegiatan kemaslahatan

lainnya. Ada beberapa aset yang dimiliki Masjid Azizi yang bisa dikatakan

sebagai wakaf produktif seperti, masjid tersebut memiliki dua buah ruko dan tanah

sewa.

Seluruh wakaf produktif yang dimiliki Masjid Azizi tersebut adalah wakaf

dari almarhumah Hj. Azizah, beliau juga yang mewakafkan tanah untuk Masjid

Azizi.Almarhumah Hj. Azizah dulunya dikenal sebagai orang yang memiliki

banyak tanah pada waktu itu, sehingga tidak heran kalau dia mewakafkan tanah

untuk Masjid Azizi sekaligus beberapa wakaf produktif yang juga membantu

dalam finansial masjid tersebut.

Berikut ini penulis akan mendeskripsikan wakaf-wakaf produktif yang

dimiliki Masjid Azizi, diantaranya adalah:

a. Tanah Sewa Untuk bengkel

Tanah sewa untuk bengkel ini berada tepat disamping Masjid Azizi. Tanah

ini sudah disewakan sejak tahun 1971, sebelum di sewakan untuk bengkel, tanah

ini dulunya digunakan untuk sekolah TK, namun karena letak nya yang berada di

pinggir jalan raya yang mana banyak kendaraan yang lewat terus menurus

sehingga sangat membahayakan bagi keselamatan murid-murid yang belajar di

sana akhirnya sekolah TK yang ada tersebut di pindah ketempat lain. Tanah ini

Page 71: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

56

memiliki ukuran panjang 20 meter dan lebar 11,8 meter, dalam hal ini Masjid

Azizi hanya memiliki hak terhadap tanahnya saja, sedangkan bangunan

bengkelnya milik orang lain.

Tanah ini di sewakan untuk bengkel sejak tahun 2010. Untuk harga sewa

dari tanah tersebut adalah Rp. 75.000.000,- yang di bayar per lima tahun sekali.

b. Ruko di Sebrang Toko Ahok

Ruko ini berada di sebrangan toko Ahok yang ada di simpag pulai atau

tepatnya disamping penjahit Benny.Ruko ini sudah ada sejak tahun 1974, ruko ini

memiliki ukuran 4*16 meter, bangunan ruko ini sebelumnya hanya dari papan dan

sekarang telah di renovasi oleh pengurus masjid menjadi bangunan permanen.

Dahulunya ruko ini adalah tempat jualan kayu.

Ruko ini digunakan untuk berjualan nasi gemuk, lontong, pecel dan lain-

lain. Untuk harga sewa dari ruko ini adalah Rp. 15.000.000,- yang di bayar per

satu tahun sekali.

c. Ruko di Samping Toko Ahok

Ruko ini berada di samping lorong sebelah kanan Toko Ahok. Ruko ini

sudah ada sejak tahun 1954, ruko ini berukuran 4*13 meter yang bangunannya

masih menggunakan papan.Ruko ini di gunakan untuk berjualan gorengan dan

minuman pop ice. Untuk harga sewa dari ruko ini adalah Rp. 7.500.000,- yang di

bayar per satu tahun sekali.68

68

Wawancara bersama Bapak Amrin T. H (Salah Satu Nazir Wakaf Masjid Azizi) Jam

6:00, 7 Januari 2020.

Page 72: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

57

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DI MASJID AZIZI KEL.

PAYO LEBAR KEBUN JERUK KOTA JAMBI

Sistem manajemen pengelolaan wakaf merupakan salah satu aspek penting

dalam pengembangan paradigma baru wakaf di Indonesia. Kalau dalam

paradigma lama wakaf selama ini lebih menekankan pentingnya pelestarian dan

keabadian benda wakaf, maka dalam pengembangan paradigma baru wakaf lebih

menitik beratkan pada aspek pemanfaatan yang lebih nyata tanpa kehilangan

eksistensi benda wakaf itu sendiri. Untuk meningkatkan dan mengembangkan

aspek kemanfaatannya, tentu yang sangat berperan sentral adalah sistem

manajemen pengelolaan yang diterapkan69

Untuk memperoleh manfaat yang lebih besar dari hasil wakaf produktif

hendaknya di kelola dengan baik oleh nazhir yang berpendidikan dan memiliki

pengetahuan khusus yang memadai dalam mengelola wakaf produktif

tersebut.Pengelolaan yang dilakukan oleh nazhir haruslah dengan melakukan

manajemen yang profesional agar wakaf produktif tersebut menjadi kekuatan

financial masjid yang dapat membantu kesejahteraan masjid tersebut

Dalam hal pemilihan nazhir, pengurus Masjid Azizi memilihnya dengan

cara mengumpulkan seluruh masyarakat dilingkungan Masjid Azizi, kemudian di

sepakati siapa-siapa yang hendak di tunjuk untuk menjadi nazhir yang akan

mengurus wakaf tersebut, nazhir yang di tetapkan oleh pengurus masjid berjumlah

69

“Paradigma Baru Wakaf di Indonesia”, (Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat

Jendral BIMAS Islam DEPAG RI Tahun 2017).hlm. 105.

Page 73: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

58

5 orang yang kemudian akan dibuatkan SK tugasnya sebagai bukti bahwa orang-

orang yang terpilih tersebut telah sah menurut negara sebagai nazhir yang akan

mengelola wakaf-wakaf yang telah ditentukan. Kemudian setiap lima tahun sekali

akan dilakukan pengecekan kembali oleh Departemen Agama para nazhir

tersebut, dan apabila ada petugas nazhir yang telah meninggal atau berpindah

tempat tinggalnya, maka nazhir tersebut akan di gantikan.

Nazhir yang mengelola wakaf-wakaf milik Masjid Azizi berjumlah 5

orang, dan masing-masing nazhir tersebut telah mendapatkan SK tugasnya dengan

nomor SK tugasnya yaitu EA 005663 yang di telah di keluarkan pada tanggal 25

maret tahun1999.semua nazhir tersebut mengelola wakaf-wakaf milik Masjid

Azizi yang berupa 2 buah ruko dan sebidang tanah sewa.

Berikut ini adalah nama-nama nazhir yang ada dalam SK tersebut, yaitu:

1. Bpk. Ayur Veda

2. Bpk. Usman S.Ag

3. Bpk. Amrin TH

4. Bpk. Zaharudin S.Pd

5. Bpk. H. M. Yusuf70

Untuk saat ini ada beberapa nama yang tidak bertugas lagi sebagai nazhir

wakaf milik Masjid Azizi tersebut, hal ini dikarenakan orang yang ada dalam

70

Dokumen Sertifikat Wakaf No.W.06.

Page 74: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

59

nama-nama tersebut ada yang sudah meninggal dan ada juga yang tidak lagi

tinggal dilingkungan Masjid Azizi tersebut. Dan untuk mengisi kekosongan nazhir

yang tidak bertugas lagi tersebut maka pihak pengurus masjid kemudian

melakukan musyawarah dengan masyarakat dilingkungan Masjid Azizi untuk

mencari pangganti nazhir tersebut. Setelah disepakati masyarakat maka terpilihlah

nama-nama pengganti nazhir tersebut, yaitu:

1. Bpk. H. Ayur Veda

2. Bpk. Amrin TH

3. Bpk. H. Nazmi

4. Bpk. H. Lukman Hakim

5. Bpk. H. Sidiq Daud

Pengelolaan wakaf yang dilakukan Masjid Azizi adalah dengan

menyewakan aset-aset yang dimilikinya, kemudian hasil dari sewa tersebut

digunakan untuk membantu kebutuhan finansial Masjid Azizi.

Pada mulanya hasil dari sewa aset-aset tersebut seluruhnya diberikan

untuk masjid dan nazhir tidak mendapatkan haknya dalam mengelola wakaf

tersebut, hal ini dikarenakan pada waktu itu keadaan keuangan masjid yang masih

dalam tahap pembangunan sehingga membutuhkan banyak biaya yang akhirnya

belum bisa memberikan hak kepada nazhir dari harta wakaf yang dikelolanya

tersebut.

Page 75: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

60

Dalam hal ini sebenarnya para nazhir mengetahui bahwa ada hak mereka

atas harta wakaf yang telah mereka kelola tersebut. Hal ini sesuai dengan Undang-

undang No. 41 tahun 2004 pasal 12 yang menerangkan bahwa nazhir mendapat

imbalan 10% atas hasil wakaf yang di kelolanya tersebut. Namun kemudian

nazhir menyadari bahwa masjid masih dalam tahap pembangunan dan

membutuhkan banyak biaya maka dari itu mereka tidak mempermasalahkan hak

yang seharusnya mereka dapatkan tersebut.

Seiring berjalannya waktu maka proses pembangunan Masjid Azizipun

selesai dan keadaan keuangan masjidpun lebih baik dari sebelumnyamaka

pengurus masjidpun memberikan hak imbalan 10% dari hasil wakaf tersebut

kepada para nahir. Hal inipun dikuatkan dengan penegasan dari ketua nazhir

provinsi Jambi bahwa nazhir harus mendapatkan imbalan 10% dari hasil wakaf

yang mereka kelola, nazhir akan mendapatkan Rp. 1.500.000,- ini adalah 10%

dari Rp. 15.000.000,- hasil sewa ruko disebrang Toko Ahok dan Rp. 750.000,-

yaitu 10% dari Rp. 7.500.000,- hasil sewa ruko disamping Toko Ahok yang

masig-masing akan diberikan setiap setahun sekali kemudian dari hasil sewa tanah

untuk bengkel mendapatkan Rp. 7.500.000,- yaitu 10% dari Rp. 75.000.000,- yang

akan diberikan kepada nazhir setiap 5 tauhn sekali sesuai waktu penyewaannya.

Dan hal inipun telah disepakati oleh pengusrus Masjid Azizi pada tahun 2019

kemarin dan akan mulai diterapakan pelaksanaannya pada tahun selanjutnya.71

71

Wawancara bersama Bapak Amrin T. H (Salah Satu Nazir Wakaf Masjid Azizi) Jam

6:00, 7 Januari 2020.

Page 76: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

61

Pengelolaan hasil wakaf produktif di Masjid Azizi tidak hanya untuk

pembangunan saja, akan tetapi untuk kemakmuran masjid juga Dengan adanya

hasil dari wakaf produktif yang dimiliki Masjid Azizi sangat membantu terhadap

kebutuhan finansial masjid selama ini. Karena dana hasil dari wakaf produktif itu

sebagai pendukung dari dana yang dikelola pengurus masjid yang diperoleh

melalui kotak-kotak amal.

Sesuai yang tertuang dalam Undang-undang No. 41 tahun 2004 pasal 22

disebutkan bahwa dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda

wakaf hanya diperuntukkan bagi:

1. Sarana dan kegiatan ibadah.

2. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan.

3. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa.

4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat.

5. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan

syariah dan peraturan perundang-undangan.72

Kontribusi terhadap kebutuhan rutin operasional Masjid Azizi meliputi

honor imam masjid, ustadz-ustadz pengajian, marbot-marbot masjid, petugas-

petugas syara‟ jum‟at dan petugas kemakmuran masjid.Dalam hal ini ada yang

diberikan insentifnya sebulan sekali, seminggu sekali bahkan setiap habis

72

Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Menara Kudus: Darul Ulum

Press, 1994).Hlm. 106.

Page 77: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

62

melakukan kewajibannya seperti petugas syara‟ jum‟at dan ustadz-ustadz

pengajian.

Imam rawatib Masjid Azizi ada 3 orang, yang mana untuk ketua imamnya

diberikan honor sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) dan untuk dua

orang imam lainnya masing mendapatkan honor Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu

rupiah) yang akan diberikan setiap sebulan sekali. Kemudian untuk petugas bilal,

Masjid Azizi mepunyai 3 orang bilal tetap untuk setiap hari juam‟at yang akan

diberikan honor Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) setiap minggunya.

Masjid Azizi juga mempunyai 3 orang marbot yang setiap bulannya di berikan

honor sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) perorangnya.

Kemudian untuk khatib jum‟at diberikan honornya sebesar Rp.200.000,- (dua

ratus ribu rupiah).Dan untuk petugas kemakmuran hari jum‟at seperti kebersihan,

tukang jaga parker dan pemegang kunci masjid diberikan honor setiap minggunya

sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)

Kemudian disamping honor untuk opersional masjid diatas, Masjid Azizi

juga melaksanakan pengajian-pengajian untuk melaksanakan fungsi masjid

sebagai tempat untuk mencerdaskan umat, yang mana para ustadz-ustadz yang

mengajarnyapun mendapatkan honor dari keuangan masjid, seperti pengajian

malam kamis, ustadz yang mengajarnya di berikan honor sebesar Rp. 250.000,-

(dua ratus lima puluh ribu rupiah) setiap selesai biliau mengajar, sedangkan untuk

pengajian ibu-ibu hari rabu pengurus masjid membantu ibu-ibu pengajian

memberikan honor sebesar Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) lalu

kemudian ibu-ibu pengajian tersebut iuran kembali untuk mencukupi Rp.

Page 78: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

63

250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupian) yang akan diberikan kepada untadz

yang mengajar tersebut. Kemudian untuk ustadz yang mengajar TPA dan PAMI

berjumlah 4 orang yang setiap bulannya mendapatkan honornya masing-masing

sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah).73

B. TINJAUAN UU NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN

WAKAF DI MASJID AZIZI KEL. PAYO LEBAR KEBUN JERUK

KOTA JAMBI

Dari uraian sebelumya dapat diketahui bahwa manajemen pengelolaan

wakaf produktif yang diterapkan di Masjid Azizi sudah sesuai dengan Undang-

undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf, dikarenakan tujuan, fungsi dan

peruntukan wakaf tidak menyalahi konsep pengelolaan wakaf dalam Undang-

undang No. 41 tahun 2004. Dan juga wakaf di Masjid Azizi telah memiliki

sertifikat dan juga nazhir yang profesional dalam mengelolanya.

Manajemen pengelolaan wakaf produktif yang dilakukan oleh nazhir

Masjid Azizi sudah cukup baik, dengan menyewakan aset-aset yang dimiliki

Masjid Azizi kemudian mengumpulkan hasilnya.Maka keuangan Masjid Azizi

sangat terbantu dengan hal tersebut, dan berbagai perluasan pembangunan

masjidpun dapat dilaksanakan, begitupun juga dengan aset-aset wakaf tersebut

dapat terprlihara dengan baik bahkan ada yang sudah direnovasi bangunannya

dalam bentuk permanen.

Konsep manajemen pengelolaan wakaf di Masjid Azizipun sudah cukup

baik, dengan melakukan pembagian-pembagian terhadap hasil wakaf tersebut,

73

Wawancara bersama Bapak Amrin T. H (Salah Satu Nazir Wakaf Masjid Azizi) Jam

14:00, 8 Januari 2020.

Page 79: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

64

seperti memberikan para nazhir imbalan sebesar 10% dari hasil wakaf yang

dikelolanya yang mana hal inipun telah sesuai dengan UU No. 41 tahun 2004

pasal 12. Kemudian selain daripada 10% hasil yang diberikan kepada nazhir

tersebut diberikan kepada masjid untuk opersional rutinitas kegiatan masjid.

Terkait dengan manajemen pengelolaan keuangan untuk biaya operasional

masjid, seperti kegiatan-kegiatan kajian-kajian Islam, kemudian honor untuk

petugas-petugas syara‟ masjid hari jum‟at serta petugas-petugas kemakmuran

masjid yang mana pimbiayaan untuk operasional tersebut dikeluarkan oleh

pengurus Masjid Azizi yang dananya diperoleh dari hasil sewa aset wakaf dan

pengumpulan uang dikotak-kotak amal masjid. Hal inipun telah sesuai dengan

tujuan, fungsi dan peruntukan wakaf dalam pasal 22 UU No. 41 tahun 2004

tentang wakaf.

Oleh karena itu hemat penulis, pengelolaan wakaf produktif di Masjid

Azizi telah sesuai dengan UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf.Karena

pelaksanaan pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi telah sesuai dengan ciri-

ciri wakaf produktif yang dikemukakan oleh Muhammad Syafi‟I Antonio, yaitu

pola manajemen yang harus terintegrasi, asas kesejahteraan nazhir, asas

transformasi dan tanggung jawab.

C. PERKEMBANGAN DARI HASIL WAKAF PRODUKTIF

Program wakaf produktif menjadi inisiatif baru pengembangan wakaf,

agar lebih bermanfaat di masyarakat.Istilah wakaf produktif merujuk pada skema

pengelolaan wakaf.Harta benda yang diwakafkan digunakan dalam kegiatan

Page 80: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

65

produksi dan hasilnya disalurkan sesuai dengan tujuan wakaf.Wakaf produktif

terbukti mampu menjadi instrumen kesejahteraan.Sebab model wakaf produktif

bukan hanya sekedar ada aktivitas pengumpulan wakaf, namun juga bermanfaat

dan lebih besar lagi bagi umat dan bangsa.74

Sepanjang sejarah Islam, wakaf merupakan sarana dan modal yang amat

penting dalam memajukan perkembangan agama. Sebelum lahir UU No. 41

Tahun 2004 tentang wakaf, perwakafan di Indonesia diatur dalam PP No. 28

Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik dan sedikit tercover dalam UU No. 5

Tahun 1960 tentang peraturan pokok dasar agraria. Namun, peraturan

perundangan tersebut hanya mengatur benda-benda wakaf tidak bergerak dan

peruntukannya lebih banyak untuk kepentingan ibadah mahdhah, seperti masjid,

musholla, pesantren, kuburan dan lain-lain.

Karena keterbatasan cakupannya, peraturan perundangan wakaf di-regulasi

agar perwakafan dapat diberdayakan dan dikembangkan secara lebih produktif.

Regulasi peraturan perundangan perwakafan tersebut berupa UU No. 41 Tahun

2004 tentang wakaf dan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang

pelaksanaanya. Kedua peraturan perundangan tersebut memiliki urgensi, yaitu

selain untuk kepentingan ibadah mahdhah, juga menekankan perlunya

pemberdayaan wakaf secara produktif untuk kepentingan social (kesejahteraan

umat).75

74

https://www.republika.co.id, Wakaf Produktif Lebih Efektif Entaskan Kemiskinan.

Diakses pukul 10.17, 14-01-2020. 75

Achmad Junaidi & Thobieb Al-Asyhar, “Menuju Era Wakaf Produktif”, (Depok:

Mumtaz Publishing, 2007), hlm. 89.

Page 81: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

66

Pengelolaan wakaf produktif yang profesional akan menghasilkan manfaat

dan perkembangan yang nyata terhadap fasilitas-fasilitas yang lebih baik dari

wakaf itu sendiri. Perkembangan yang dirasakan dari hasil wakaf produktif di

Masjid Azizi adalah dengan bertambah luasnya bangunan masjid dan

membaiknya fasilitas-fasilitas yang dimiliki masjid, selain itu perkembangannya

juga dapat dilihat dari salah satu ruko yang dimiliki Masjid Azizi yang berada di

simpang pulai tepatnya berada di sebrang Toko Ahok, yang mana bangunannya

telah direnovasi menjadi bangunan permanen.

Perkembangan yang telah disebutkan diatas menjadi bukti pengelolaan

yang baik terhadap wakaf produktif yang dimiliki Masjid Azizi. Dengan

memperhatikan kenyamanan-kenyamanan fasilitas untuk beribadah dan

memperbaiki aset-aset wakaf milik Masjid Azizi yang dapat menaikkan hasil

penyewaannya, maka fungsi wakaf produktifpun menjadi lebih luas manfaatnya

dan hasil dari penyewaannyapun bisa menjadi dana yang lebih besar untuk

pengembangan-pengembangan lainnya.

Page 82: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengelolaan wakaf produktif di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun

Jeruk Kota Jambi dikelola oleh nazhir yang berjumlah 5 orang, dengan

cara menyewakan aset-aset masjid tersebut. Kemudian hasil wakaf

tersebut diberikan 10%nya kepada nazhir yang mengelola dan sisanya

di berikan untuk masjid yang akan digunakan untuk pembangunan dan

biaya berbagai kegiatan operasional rutin masjid yang meliputi honor

petugas-petugas kemakmuran masjid, petugas-petugas syara‟ jum‟at,

dan ustadz-ustadz yang mengisi pengajian di masjid Azizi.

2. Berdasarkan analisis yang telah penulis dapat selama penelitian di

Masjid Azizi Kel. Payo Lebar Kebun Jeruk Kota Jambi, bahwasanya

pengelolaan wakaf yang diterapkan di Masjid Azizi Kel. Payo Lebar

Kebun Jeruk Kota Jambi telah sesuai dengan Undang-undang No. 41

tahun 2004 tentang wakaf dikarenakan tujuan, fungsi dan peruntukan

wakaf tidak menyalahi konsep pengelolaan wakaf dalam undang-

undang tersebut.

3. Perkembangan yang telah didapat dari hasil penyewaan wakaf

produktif adalah dengan memperluas bangunan Masjid Azizi dan

memperbaiki fasilitas-fasilitasnya. Kemudian merenovasi salah satu

ruko dengan diperbaiki menjadi bangunan permanen yang sebelumnya

ruko tersebut bangunannya belum permanen.

Page 83: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

68

68

B. SARAN

Berdasarkan pemasalahan dalam penelitian ini, maka perkenankanlah

penulis untuk memberikan saran-saran yang penting untuk diperhatikan sebagai

berikut:

1. Peningkatan kapasitas kemampuan nazhir sebagai pihak pengelola

wakaf perlu menjadi acuan utama khususnya dalam hal sistem

manajemen pengelolaan aset wakaf yang dimiliki dapat berjalan

dengan maksimal dengan memberikan pemahaman ilmu kepada nazhir

dan masyarakat dengan sosialisasi tentang pengelolaan wakaf secara

produktif sesuai dengan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,

sehingga hambatan pengelolaan dan pemanfaatan wakaf dalam

pencapaian tujuan wakaf dapat diatasi.

2. Disarankan kepada nazhir agar merenovasi juga ruko yang

bangunannya belum permanen menjadi bangunan permanen, agar

harga sewanya menjadi meningkat dan hasilnya dapat menjadi manfaat

yang lebih besar dalam membantu finansial Masjid Azizi.

3. Disarankan kepada masjid-masjid daerah lain agar dapat

menoptimalkan pemberdayaan wakaf lebih produktif, yang mayoritas

berbasis masjid serta memberdayakan wakaf yang masih belum

produktif, dengan catatan sistemnya yang lebih profesional.

Page 84: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

69

68

C. KATA PENUTUP

Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah, Tuhan seru

sekalian alam, yang telah senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan karunia-

Nya kepada penulis dan kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana starata satu (S.I) pada prodi Perbandingan Madzhab,

Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Beserta keluarga, sahabat, dan kita para pengikut sunnahnya sampai akhir zaman.

Setelah sekian lama penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan

semaksimal mungkin mengeluarkan tenaga dan pikiran yang dikemukakan dalam

tugas akhir ini.Meskipun demikian penulis menyadari dalam penulisan karya

ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena

penulis menyadari masih kurangnya pengetahuan mengenai masalah ini serta

keterbatasan kadardan kemampuan dan kelemahan penulis.

Maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika pada

penulisan, penjelasan, pemahaman, serta dalam analisis data yang diperoleh

penulis dan lain sebagainya terdapat kekeliruan dan kekhilafan yang tidak sesuai

dengan pembaca. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

sifatnya membangun dari pembaca guna menyempurnakan pembahasan skripsi ini

dimasa yang akan datang.

Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca, menjadi amal ibadah bagi penulis, serta menjadi bahan tambahan

Page 85: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

70

68

rujukan khazanah keilmuan untuk penelitian dimasa yang akan datang. Kepada

Allah saya mohon ampun.Ihdinash-shiroothol-mustaqim.Aamiin.

Page 86: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Abdul Ghofur, “Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia”, (Yogyakarta: Pilar

Media, 2006).

Abdul Halim, “Hukum Perwakafan di Indonesia”, (Jakarta: Ciputat Press, 2005).

Abdurrahman, “Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di

Negara Kita”, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994).

Abu Su‟ud Muhammad, “Risalah fi Jawazi Waqf al-Nuqud”, (Bairut: Dar Ibn

Hazm, 1997).

Abu Zahrah, “Muhadhrat fi al-Waqf”, (Beirut: Dar al-Fikr al-„Arabi, 1971).

Achmad Junaidi & Thobieb Al-Asyhar, “Menuju Era Wakaf Produktif”, (Depok:

Mumtaz Publishing, 2007)

Ahmad Rofiq, “Hukum Islam di Indonesia”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003).

Athaillah, “Hukum Wakaf” (Bandung: Yrama Widya, 2014).

Deddy Maulana, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008).

Departemen Agama RI, “Paradigma Baru Wakaf di Indonesia”, Direktorat

Pengembangan Zakat dan Wakaf, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, (Jakarta;

2005).

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Tejemahnya, (Surabaya : Fajar Mulia, 2012).

Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral BIMAS Islam DEPAG RI

Tahun 2017“Paradigma Baru Wakaf di Indonesia”.

Dirjen Bimas Islam, “Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai”, (Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf, 2007).

Page 87: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

H. Abdul Manan, “Pembaruan Hukum Islam di Indonesia”, (Depok: Kencana

Prenadamedia Group 2017).

H. Zainuddin Ali, “Metode Penelitian Hukum”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014)

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008).

Husein Umar, “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, (Jakarta: Raja

Grafindo, 2009).

Ibn Manzur, Lisan al-„Arab, jil, 11.(kairo: al-Dar al-Misriyyah li al-Ta‟lif wa al-

Tarjamah, 1954)

Ibn Qudamah, “Al-Mughni Wa al-Syarh al-Kabir”, Jil.6. (Beirut: Dar al-Kutub al-

„Arabi, 1972).

Ibn Qudamah, al-Mughni, (Bairut:Daral-Kutub al-Ilmiyah t.th)

Ichtiyanto, “Hukum Islam dan Hukum Nasional”, (Jakarta: Ind-Hill Co, 1990)

Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008)

Juliansyah Noor, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta: Kencana, 2011).

Komisi Fatwa MUI, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, (Jakarta:Dirjen

Bimas Islam dan Pnyelenggara Haji, 2003)

Moloeng, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005).

Muhyar Fanani, “Berwakaf Tidak Harus Kaya Dinamika Pengelolaan Wakaf Uang

di Indonesia” (Semarang: Walisongo Press, 2010).

Mundzir Qahaf, al-Waqf al-Islami Tatawwaruhu, hlm. 6

Munzir Qahaf, al-Waqf al-Islami : Tatawwuruhu, Idaratuhu, Tanmiyyatuhu,

(Damaskus:Dar al-Fikr, 2006)

Sayuti Una, “Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,

2014).

Page 88: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Siska Lis Sulistiani, “Pembaharuan Hukum Wakaf di Indonesia”, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2017)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), (Bandung: Alfabeta, 2016).

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Aglesindo, 1994)

Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Menara Kudus: Darul Ulum

Press, 1994).

Syamsul Anwar, “Studi Hukum Islam Kontemporer”, (Jakarta: RM Books, 2007).

B. Skripsi, Undang-Undang dan Jurnal

Dul Manan, Wakaf Produktif Dalam Perspektif Imam Madhab, Jurnal IAIM NU

Metro Lampung, Vol 1 No. 2, (Desember 2016)

Hafsah, Wakaf Produktif dalam Hukum Islam Indonesia Analisis Filosofis

Terhadap Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Jurnal: Fakultas

Tarbiyah IAIN SU, Vol. XXXIII No. 1 Januari-Juni 2009.

Hasan Tholhah, “Perkembangan Kebijakan Wakaf di Indonesia”, dalam

Republika, Rabu, 22 April 2009

Hasbullah Hilmi, “Wakaf Uang antara Fleksibilitas Berderma dan Sistem Ribawi”,

Jurnal Ijtimaiyya, Vol.5, No.1 Februari (Lampung: IAIN Raden Intan, 2012).

Helmi Karim, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

https://nasional.sindonews.com, Potensi Aset Wakaf di Indonesia Capai Rp. 2.000

Triliun. Diakses pukul 22:40, 12-januari-2020.

https://www.republika.co.id, Wakaf Produktif Lebih Efektif Entaskan Kemiskinan.

Diakses pukul 10.17, 14-01-2020.

Izzi Azizi, Wakaf Produktif (Konsep dan Aplikasinya di Pondok Pesantren An-Nur

Tangkit Muaro Jambi), 2015.

Page 89: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Noor Mohammad Aziz, Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam

Pembentukan Peraturan Perndang-undangan, Jurnal Rechts Vinding BPHN, Vol 1 No. 1,

(Januari-April 2012).

Nursyifa Yolanda, Peranan Wakaf Produktif Terhadap Keberlangsungan Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Kesinambungan Badan Wakaf Walisongo, 2015

Roni Zulmeisa, Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif Rumah Sewa (Studi Kasus

Pada Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh), 2016.

Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf & Peraturan Pemerintah

Nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaannya”, (Departemen Agama, Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam, 2007)

Uswatun Hasanah, “Wakaf Produktif untuk Kesejahteraan dalam Perspektif

Hukum Islam di Indonesia”, (Jakarta: Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar di

Universitas Indonesia, 6 April 2009).

C. Wawancara

Wawancara bersama Bapak Amrin T. H (Salah Satu Nazir Wakaf Masjid Azizi)

Jam 6:00, 7 Januari 2020.

Wawancara bersama Bapak H. Lukman Hakim (Ketua Masjid Azizi) Jam 6:00, 7

Januari 2020.

Page 90: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

LAMPIRAN LAMPIRAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 41 TAHUN 2004

TENTANG WAKAF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensl dan

manfaat ekonoml perlu dikelola secara efektif dan efisien untuk kepentingan

ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum;

b. bahwa wakaf merupakan perbuatan hukum yang telah lama hidup dan dilaksanakan

dalam masyarakat, yang pengaturannya belum lengkap serta masih tersebar dalam

berbagai peraturanperundang-undangan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,

dipandang perlu membentuk Undang-Undang tentangWakaf;

Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 29, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun1945;

Dengan persetujuan bersama

DEWAN PERWAKlLAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG WAKAF.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud

dengan:

1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta

benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurutsyariah. 2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta bendamiliknya. 3. Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada

Nazhir untuk mewakafkan harta bendamiliknya.

4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untukdikelola dan dikembangkan

sesuai denganperuntukannya.

5. Harta Benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka

panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh Wakif.

6. PejabatPembuatAktaIkrarWakaf,selanjutnyadisingkatPPAIW,adalahpejabatberwenangyang ditetapkan

oleh Menteri untuk membuat akta ikrarwakaf.

7. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di

Indonesia.

8. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden beserta

paramenteri.

9. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidangagama.

Page 91: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

BAB II

DASAR-DASAR WAKAF

Bagian Pertama

Umum

Pasal 2

Wakaf sah apabila dilaksanakan menurut syariah.

Pasal 3

Wakaf yang telah diikrarkan tidak dapat dibatalkan.

Bagian Kedua

Tujuan dan Fungsi Wakaf

Pasal 4

Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya.

Pasal 5

Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan

ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Bagian Ketiga

Unsur Wakaf

Pasal 6

Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai berikut:

a. Wakif;

b. Nazhir;

c. Harta BendaWakaf;

d. IkrarWakaf;

e. peruntukan harta bendawakaf;

f. jangka waktuwakaf.

Bagian Keempat

Wakif

Pasal 7

Wakif meliputi:

a. perseorangan;

b. organisasi;

c. badanhukum.

Pasal 8

(1) Wakif perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhipersyaratan:

a. dewasa;

b. berakalsehat;

c. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum;dan

d. pemilik sah harta bendawakaf. (2) Wakif organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b hanya dapat melakukan wakaf apabila

memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi sesuai dengan

anggaran dasar organisasi yangbersangkutan.

(3) Wakif badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c hanya dapat melakukan. wakaf

apabila memenuhi ketentuan badan hukum untuk mewakafkan harta benda wakaf milik badan hukum

sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yangbersangkutan.

Bagian Kelima

Nazhir

Pasal9

Nazhir meliputi:

Page 92: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

a. perseorangan

b.organisasi;atau

c. badanhukum.

Pasal 10

(1) Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a hanya dapat menjadi Nazhirapabila memenuhipersyaratan:

a. warga negaraIndonesia;

b. beragamaIslam;

c. dewasa; d. amanah;

e. mampu secara jasmani dan rohani; dan

f. tidak terhalang melakukan perbuatanhukum.

(2) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan:

a. pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan

b. organisasiyangbergerakdibidangsosial,pendidikan,kemasyarakatan,dan/ataukeagamaan Islam.

(3) Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c hanya dapat menjadi Nazhir apabila

memenuhipersyaratan:

a. penguru badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1 );dan

b. badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundang.undangan yang berlaku;dan

c. badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaanIslam.

Pasal 11

Nazhir mempunyai tugas:

a. rnelakukan pengadministrasian harta bendawakaf;

b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya; c. mengawasi dan melindungi harta bendawakaf; d. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan WakafIndonesia.

Pasal 12

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana.dimaksud dalam Pasal 11, Nazhir dapat menerima

imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang besarnya

tidak melebihi 10% (sepuluh persen).

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Nazhir memperoleh

pembinaan dari Menteri dan Badan Wakaf Indonesia.

Pasal14

(1) Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Nazhir harus terdaftar pada

Menteri dan Badan WakafIndonesia.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Pasal 10, Pasal 11,

Pasal 12, dan Pasal 13, diatur dengan PeraturanPemerintah.

Bagian Keenam

Harta Benda Wakaf

Pasal 15

Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh Wakif secara sah.

Pasal 16

(1) Harta benda wakaf terdiridari:

a. benda tidak bergerak;dan

b. bendabergerak. Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ameliputi:

c. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang

sudah maupun yang belumterdaftar;

d. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada hurufa;

Page 93: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

e. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengantanah;

f. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan yangberlaku;

g. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan

peraturan perundang.undangan yangberlaku.

(2) Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah harta benda yang tidakbisa habis

karena dikonsumsi, meliputi: a. uang; b. logammulia;

c. surat berharga;

d. kendaraan;

e. hak atas kekayaan intelektual;

f. hak sewa; dan

g. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang.undangan yangberlaku.

Bagian Ketujuh

Ikrar Wakaf

Pasal 17

(1) Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.

(2) Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf olehPPAIW.

Pasal 18

Dalam hal Wakif tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau tidak dapat hadir dalam

pelaksanaan ikrar wakaf karena alasan yang dibenarkan oleh hukum, Wakif dapat menunjuk

kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi.

Pasal 19

Untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf, wakif atau kuasanya menyerahkan surat dan/atau bukti

kepemilikan atas harta benda wakaf kepada PPAIW.

Pasal 20

Saksi dalam ikrar wakaf harus memenuhi persyaratan:

a. dewasa;

b. beragamaIslam;

c. berakalsehat;

d. tidak terhalang melakukan perbuatanhukum.

Pasal 21

(1) Ikrar wakaf dituangkan dalam akta ikrar wakaf.

(2) Akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemuat:

a. nama dan identitasWakif;

b. nama dan identitas Nazhir;

c. data dan keterangan harta bendawakaf;

d. peruntukan harta bendawakaf;

e. jangka waktu wakaf.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai akta ikrar wakaf sebagaimana dimaksud padaayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedelapan

Peruntukan Harta Benda Wakaf

Pasal 22

Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf 1 harta benda wakaf hanya dapat diperuntukan bagi:

a. sarana dan kegiatanibadah;

b. sarana dan kegiatan pendidikan sertakesehatan;

c.bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim piatu, beasiswa;

d.kemajuan dan peningkatan ekonomi umat;dan/atau

e.kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.

Page 94: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Pasal 23

(1) Penetapan peruntukan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilakukan oleh

Wakif pada pelaksanaan ikrar wakaf.

(2) Dalam hal Wakif tidak menetapkan peruntukan harta benda wakaf Nazhir dapat menetapkan

peruntukan harta benda wakaf yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf.

Bagian Kesembilan

Wakaf denganWasiat

Pasal 24

Wakaf dengan wasiat baik secara lisan maupun secara tertulis hanya dapat dilakukan apabila

disaksikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi yang memenuhi persyaratan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20.

Pasal 25

Harta benda wakaf yang diwakafkan dengan wasiat paling banyak 1/3 (satu pertiga) dari jumlah

harta warisan setelah dikurangi dengan utang pewasiat, kecuali dengan persetujuan seluruh ahli

waris.

Pasal 26

(1) Wakaf dengan wasiat dilaksanakan oleh penerima wasiat setelah pewasiat yang bersangkutan meninggaldunia.

(2) Penerima wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertindak sebagai kuasa wakif.

(3) Wakaf dengan wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan tata cara perwakafan yang diatur dalam Undang-Undangini.

Pasal 27

Dalamhalwakafdenganwasiattidak dilaksanakanolehpenerimawasiat,ataspermintaanpjhakyang

berkepentingan, pengadilan dapat memerintahkan penerima wasiat yang bersangkutan untuk

melaksanakanwasiat.

Bagian Kesepuluh

Wakaf Benda Bergerak Berupa Uang

Pasal 28

Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syariah yang

ditunjuk oleh Menteri.

Pasal 29

(1) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dilaksanakan oleh Wakif dengan pernyataan kehendak Wakif yang dilakukan secaratertulis.

(2) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan dalam bentuk

sertifikat wakafuang.

(3) Sertifikat wakaf uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan dan disampaikan oleh lembaga

keuangan syariah kepada Wakif dan Nazhir sebagai bukti penyerahan harta benda wakaf .

Pasal 30

Lembaga keuangan syariah atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf berupa uang

kepada Menteri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat Wakaf

Uang.

Pasal 31

Ketentuan lebih lanjut mengenai wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB III

PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF

Pasal 32

PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada Instansi yang berwenang

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani.

Pasal 33

Dalam pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, PPAIW

menyerahkan:

Page 95: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

a. salinan akta ikrarwakaf; b. surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkaitlainnya.

Pasal 34

Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf.

Pasal 35

Bukti pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disampaikan oleh

PPAIW kepada Nazhir.

Pasal 36

DalamhalhartabendawakafditukarataudiubahperuntukannyaNazhirmelaluiPPAIWmendaftarkan

kembali kepada Instansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia atas harta benda wakaf

yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam tata

cara pendaftaran harta bendawakaf.

Pasal 37

Menteri dan Badan Wakaf Indonesia mengadministrasikan pendaftaran harta benda wakaf.

Pasal 38

Menteri dan Badan Wakaf Indonesia mengumumkan kepada masyarakat harta benda wakaf yang

telah terdaftar.

Pasal 39

Ketentuan lebih lanjut mengenai PPAIW, tata cara pendaftaran dan pengumuman harta benda

wakaf diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IV

PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF

Pasal 40

Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang:

a. dijadikanjaminan;

b. disita;

c. dihibahkan;

d. dijual;

e. diwariskan;

f. ditukar;atau

g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.

Pasal 41

(1) KetentuansebagaimanadimaksuddalamPasal40huruffdikecualikanapabilahartabendawakaf yang telah

diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR)

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan

dengansyariah.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan setelah

memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan WakafIndonesia.

(3) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan nilai tukar sekurang.

kurangnya sama dengan harta benda wakafsemula.

(4) Ketentuanmengenaiperubahanstatushartabendawakafsebagaimanadimaksudpadaayat(1), ayat (2),

dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan PeraturanPemerintah.

BAB V

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF

Pasal 42

Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi,

dan peruntukannya.

Pasal 43

(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal

42 dilaksanakan sesuai dengan prinsipsyariah.

(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secaraproduktif.

Page 96: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat (1)

diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjaminsyariah.

Pasal 44

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang melakukanperubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari BadanWakaf Indonesia.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan apabila harta benda wakaf

ternyatatidakdapatdipergunakansesuaidenganperuntukanyangdinyatakandalamikrarwakaf.

Pasal 45

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan

Nazhir lain apabila Nazhir yangbersangkutan:

a. meninggal dunia bagi Nazhirperseorangan;

b. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badanhukum;

c. atas permintaansendiri;

d. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang.undanganyangberlaku;

e. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukumtetap. (2) Pemberhentian dan penggantian Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh

Badan WakafIndonesia.

(3) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dilakukan oleh Nazhir lain karena

pemberhentiandanpenggantianNazhir,dilakukandengantetapmemperhatikanperuntukanharta benda

wakaf yang ditetapkan dan tujuan serta fungsiwakaf.

Pasal 46

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 45 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VI

BADAN WAKAF INDONESIA

Bagian Pertama

Kedudukan dan Tugas

Pasal 47

(1) Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional, dibentuk Badan Wakaf

Indonesia. (2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dalam melaksanakantugasnya.

Pasal 48

Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat

membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 49

(1) Badan Wakaf Indonesia mempunyai tugas danwewenang:

a. melakukan pembinaan terhadap Nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda

wakaf;

b. melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan

internasional;

c. memberikan persetujuan dan/atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf;

d. memberhentikan dan menggantiNazhir;

e. memberikan persetujuan atas penukaran harta bendawakaf;

f. memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di

bidangperwakafan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Wakaf Indonesia dapat

bekerjasama dengan instansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah, organisasi masyarakat, para

ahli, badan internasional, dan pihak lain yang dipandangperlu.

Pasal 50

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Badan Wakaf Indonesia

memperhatikan saran dan pertimbangan Menteri dan Majelis Ulama Indonesia.

Page 97: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Bagian Kedua

Organisasi

Pasal 51

(1) Badan Wakaf Indonesia terdiri atas Badan Pelaksana dan DewanPertimbangan. (2) Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan unsur pelaksana tugasBadan

WakafIndonesia.

(3) Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan unsur pengawas pelaksanaan

tugas Badan WakafIndonesia.

Pasal 52

(1) Badan Pelaksana dan Dewan Pertimbangan Badan Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, masing-masing dipimpin oleh 1 (satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua yang dipilih

dari dan oleh paraanggota.

(2) Susunan keanggotaan masing-masing Badan Pelaksana dan Dewan Pertimbangan Badan Wakaf

Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh paraanggota.

BagianKetiga

Anggota

Pasal53

Jumlah anggota Badan Wakaf Indonesia terdiri dari paling sedikit 20 (dua puluh) orang dan paling

banyak 30 (tiga puluh) orang yang berasal dari unsur masyarakat.

Pasal 54

(1) Untuk dapat diangkat menjadi anggota Badan Wakaf Indonesia, setiap calon anggota harus

memenuhipersyaratan:

a. warga negaraIndonesia;

b. beragamaIslam;

c. dewasa;

d. amanah;

e. mampu secara jasmani danrohani;

f. tidak terhalang melakukan perbuatanhukum; g. memiliki pengetahuan, kemampuan, dan/atau pengalaman di bidang perwakafan dan/atau

ekonomi, khususnya di bidang ekonomi syariah;dan h. mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembangkan perwakafannasional.

(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ketentuan mengenai persyaratan lain untuk menjadi anggota Badan Wakaf Indonesia ditetapkan oleh Badan WakafIndonesia.

Bagian Keempat

Pengangkatan dan Pemberhentian

Pasal 55

(1) Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhentikan olehPresiden.

(2) Keanggotaan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat dan diberhentikan oleh Badan

WakafIndonesia.Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian

anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan Badan Wakaf

Indonesia.

Pasal 56

Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan

dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Pasal 57

(1) Untuk pertama kali, pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada Presiden

olehMenteri.

(2) Pengusulan pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia kepada Presiden untuk selanjutnya

dilaksanakan oleh Badan WakafIndonesia.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pemilihan calon keanggotaan Badan Wakaf Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Badan Wakaf Indonesia, yang pelaksanaannya terbuka untuk

umum.

(4)

Pasal 58

Page 98: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia yang berhenti sebelum berakhirnya masa jabatan diatur

oleh Badan Wakaf Indonesia.

Bagian Kelima

Pembiayaan

Pasal 59

Dalam rangka pelaksanaan tugas Badan Wakaf Indonesia, Pemerintah wajib membantu biaya

operasional.

Bagian Keenam

KetentuanPelaksanaan

Pasal 60

Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tugas, fungsi, persyaratan, dan tata cara

pemilihan anggota serta susunan keanggotaan dan tata kerja Badan Wakaf Indonesia diatur oleh

Badan Wakaf Indonesia.

Bagian Ketujuh

Pertanggungjawaban

Pasal 61

(1) Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Badan Wakaf Indonesia dilakukan melalui laporan tahunan

yang diaudit oleh lembaga audit independen dan disampaikan kepadaMenteri.

(2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepadamasyarakat.

BAB VII

PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 62

(1) Penyelesaian sengketa perwakafan ditempuh melalui musyawarah untuk mencapaimufakat. (2) Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berhasil, sengketa dapat

diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, ataupengadilan.

BAB VIII

PEMBINAAN DANPENGAWASAN

Pasal63

(1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan wakaf untuk mewujudkan tujuan dan fungsiwakaf.

(2) Khusus mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri mengikutsertakan Badan

WakafIndonesia.

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Majelis UlamaIndonesia.

Pasal 64

Dalam rangka pembinaan, Menteri dan Badan Wakaf Indonesia dapat melakukan kerja sama

dengan organisasi masyarakat, para ahli, badan internasional, dan pihak lain yang dipandang

perlu.

Pasal 65

Dalam pelaksanaan pengawasan, Menteri dapat menggunakan akuntan publik.

Pasal 66

Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk pembinaan dan pengawasan oleh Menteri dan Badan

Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63, Pasal 64, dan Pasal 65 diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

Page 99: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

BAB IX

KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF

Bagian Pertama

KetentuanPidana

Pasal 67

(1) Setiap orang yang dengan sengaja menjaminkan, menghibahkan, menjual, mewariskan, mengalihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya harta benda wakaf yang telah diwakafkan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 40 atau tanpa izin menukar harta benda wakaf yang telah diwakafkan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, dipidana dengan pidana penjara paling lama

5(lima)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp500.000.000,00(limaratusjutarupiah).

(2) Setiap orang yang dengan sengaja menghibah peruntukan harta benda wakaf tanpa izin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 44, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau

pidana denda paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus jutarupiah).

(3) Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan atau mengambil fasilitas atas hasil pengelolaan dan

pengembangan harta benda wakaf melebihi jumlah yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling

banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus jutarupiah).

Bagian Kedua

SanksiAdministratif

Pasal68

(1) Menteridapatmengenakansanksiadministratifataspelanggarantidakdidaftarkannyahartabenda wakaf

oleh lembaga keuangan syariah dan PPAIW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal32.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa:

a. peringatantertulis;

b. penghentian sementara atau pencabutan izin kegiatan di bidang wakaf bagi lembaga keuangansyariah;

c. penghentian sementara dari jabatan atau penghentian dari jabatanPPAIW.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan PeraturanPemerintah.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 69

(1) Dengan berlakunya Undang-Undang ini, wakaf yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undanganyangberlakusebelumdtundangkannyaUndang-Undangini,dinyatakansah sebagai

wakaf menurut Undang-Undangini.

(2) Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan dan diumumkan paling lama 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang inidiundangkan.

Pasal 70

Semua peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perwakafan masih tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru

berdasarkan

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 71

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang

ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 27 Oktober 2004

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 27 Oktober 2004

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Page 100: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 159.

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 41 TAHUN 2004

TENTANG

WAKAF

I. UMUM

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan

Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 antara lain adalah memajukan

kesejahteraan umum. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu menggali dan mengembangkan

potensi yang terdapat dalam pranata keagamaan yang memiliki manfaat ekonomis.

Salah satu langkah strategjs untuk meningkatkan kesejahteraan umum, perlu meningkatkan peran

wakaf sebagai pranata keagamaan yang tidak hanya bertujuan menyediakan berbagai sarana

ibadah dan sosial, tetapi juga memiliki kekuatan ekonomi yang berpotensi, antara lain untuk

memajukan kesejahteraan umum, sehingga perlu dikembangkan pemanfaatannya sesuai dengan

prinsip syariah. Praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan masyarakat belum sepenuhnya

berjalan tertib dan efisien sehingga dalam berbagai kasus harta benda wakaf tidak terpelihara

sebagaimana mestinya, terlantar atau beralih ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan

hukum. Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidakmampuan Nazhir dalam

mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf tetai karena juga sjkap masyarakat yang

kurang peduli atau belum memahami status harta benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi

untuk kesejahteraan umum sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.

Berdasarkan pertimbangan di atas dan untuk memenuhi kebutuhan hukum dalam rangka

pembangunan hukum nasional perlu dibentuk Undang-Undang tentang Wakaf. Pada dasarnya

ketentuan mengenai perwakafan berdasarkan syariah dan peraturan perundang-undangan

dicantumkan kembali dalam Undang-Undang ini, namun terdapat pula berbagai pokok

pengaturan yang baru antara lain sebagai berikut:

1. Untuk menciptakan tertib hukum dan administrasi wakaf guna melindungi harta benda wakaf,

Undang-Undang ini menegaskan bahwa perbuatan hukum wakaf wajib dicatat dan dituangkan dalam

akta ikrar wakaf dan didaftarkan serta diumumkan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan tata

cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai wakaf dan harus

dilaksanakan. Undang-Undang ini tidak memisahkan antara wakaf ahli yang pengelolaan dan

pemanfaatan harta benda wakaf terbatas untuk kaum kerabat (ahli waris) dengan wakaf-khairi yang

dimaksudkan untuk kepentingan masyarakat umum sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf.

2. Ruang lingkup wakaf yang selama ini dipahami secara umum cenderung terbatas pada wakaf benda tidak bergerak seperti tanah dan bangunan, menurut Undang-Undang ini Wakif dapat pula

mewakafkansebagiankekayaannyaberupahartabendawakafbergerak,baikberwujudatau

tidak berwujud yaitu uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak kekayaan intelektual,

hak sewa, dan benda bergerak lainnya.

Dalam hal benda bergerak berupa uang, Wakif dapat mewakafkan melalui Lembaga

Keuangan Syariah.

Yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah adalah badan hukum Indonesia yang

dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bergerak di

bidang keuangan syariah, misalnya badan hukum di bidang perbankan syariah.

Dimungkinkannya wakaf benda bergerak berupa uang melalui Lembaga Keuangan Syariah

dimaksudkan agar memudahkan Wakif untuk mewakafkan uang miliknya.

3. Peruntukan harta benda wakaf tidak semata.mata untuk kepentingan sarana ibadah dan sosial tetapi

juga diarahkan untuk memajukan kesejahteraan umum dengan cara mewujudkan potensi dan

manfaat ekonomi harta benda wakaf. Hal itu memungkinkan pengelolaan harta benda wakaf

dapatmemasukiwilayahkegiatanekonomidalamartiluassepanjangpengelolaantersebutsesuai dengan

prinsip manajemen dan ekonomiSyariah.

4. Untuk mengamankan harta benda wakaf dari campur tangan pihak ketiga yang merugikan kepentingan

wakaf, perlu meningkatkan kemampuan profesionalNazhir.

5. Undang-Undang ini juga mengatur pembentukan Badan Wakaf Indonesia yang dapat mempunyai

perwakilan di daerah sesuai dengan kebutuhan. Badan tersebut merupakan lembaga independen yang

melaksanakan tugas di bidang perwakafan yang melakukan pembinaan terhadap Nazhir, melakukan

Page 101: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan

internasional,memberikanpersetujuanatasperubahanperuntukandanstatushartabendawakaf, danmemberikan

saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidangperwakafan.

II. PASAL

DEMIPASAL Pasal1 Cukup jelas Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Yang dimaksud dengan perseorangan, organisasi dan/atau badan hukum adalah

perseorangan warga negara Indonesia atau warga negara asing, organisasi Indonesia atau

organisasi asing dan/atau badan hukum Indonesia atau badan hukum asing.

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Yang dimaksud dengan perseorangan, organisasi dan/atau badan hukum adalah

perseorangan warga negara Indonesia, organisasi Indonesia dan/atau badan hukum

Indonesia.

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Ayat (1)

Dalam rangka pendaftaran Nazhir, Menteri harus proaktif untuk mendaftar para Nazhir yang sudah

ada dalam masyarakat.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f Cukup

jelas Huruf g

Yang dimaksud benda bergerak lain sesuai dengan syariah dan peraturan yang berlaku, antara

lain mushaf, buku, dan kitab.

Pasal 17 Cukup

jelas Pasal 18

Cukup jelas

Page 102: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Pasal 19

Penyerahan surat-surat atau dokumen kepemilikan atas harta benda wakaf oleh Wakif atau kuasanya

kepadaPPAIW dimaksudkanagardiperolehkepastiankeberadaanhartabendawakafdankebenaran

adanya hak Wakif atas harta bendawakaf

dimaksud.

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

Yang dimaksud dengan pengadilan adalah pengadilan agama.

Yang dimaksud dengan pihak yang berkepentingan antara lain para ahli waris, saksi, dan pihak

penerima peruntukan wakaf.

Pasal 28

Yarig dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah adalah badan hukum Indonesia yang bergerak di

bidang keuangan syariah.

Pasal 29

Ayat (1)

Pernyataan kehendak Wakif secara tertulis tersebut dilakukan kepada Lembaga Keuangan Syariah

dimaksud.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Cukup jelas

Pasai 31

Cukup jelas

Pasal 32

Instansi yang berwenang di bidang wakaf tanah adalah Badan Pertanahan Nasional, Instansi yang

berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah instansi yang terkait dengan tugas

pokoknya, instansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang tidak terdaftar

(unregistered goods) adalah Badan Wakaf

Indonesia.

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Instansi yang berwenang di bidang wakaf tanah adalah Badan Pertanahan Nasional.

Instansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah instansi yang terkait

dengan tugas pokoknya.

Instansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang tidak terdaftar

(unregistered goods) adalah Badan Wakaf Indonesia.

Yang dimaksud dengan bukti pendaftaran harta benda wakaf adalah surat keterangan yang

dikeluarkan oleh instansi Pemerintah yang berwenang yang menyatakan harta benda wakaf telah

terdaftar dan tercatat pada negara dengan status sebagai harta benda wakaf.

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Instansi yang berwenang di bidang wakaf tanah adalah Badan Pertanahan Nasional.

Instansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah instansi yang terkait

dengan tugas pokoknya.

Instansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang tidak terdaftar

(unregistered goods) adalah Badan WakafIndonesia. Pasal37

Page 103: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Cukup jelas

Pasal38

Yang dimaksud dengan mengumumkan harta benda wakaf adalah dengan memasukan data

tentangharta benda wakaf dalam register umum. Dengan dimasukannya data tentang harta benda

wakaf dalam register umum, maka terpenuhi asas publisitas dari wakaf sehingga masyarakat dapat

mengakses data tersebut.

Pasal 39

Cukup jelas

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara produktif antara lain dengan

cara pengumpulan, investasi, penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis,

pertambangan, perindustrian, pengembangan teknologi, pembangunan gedung, apartemen, rumah

susun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan, dan

usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan syariah. Yang dimaksud dengan lembaga penjamin

syariah adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas suatu kegiatan usaha

yang dapat dilakukan antara lain melalui skim asuransi syariah atau skim lainnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 48

Pembentukan perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah dilakukan setelah Badan Wakaf Indonesia

berkonsultasi dengan pemerintah daerah setempat.

Pasal 49

Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas

Pasal 52

Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Cukup jelas

Pasal 55

Cukup jelas

Pasal 56

Cukup jelas

Pasal 57

Cukup jelas

Pasai 58

Cukup jelas

Pasal 59

Cukup jelas

Pasal 60

Cukup jelas

Pasal 61

Cukup jelas

Pasal 62

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Page 104: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Yang dimaksud dengan mediasi adalah penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga

(mediator) yang disepakati oleh para pihak yang bersengketa.Dalam hal mediasi tidak berhasil

menyelesaikan sengketa, maka sengketa tersebut dapat dibawa kepada badan arbitrase syariah.

Dalam hal badan arbitrase syariah tidak berhasil menyelesaikan sengketa, maka sengketa tersebut

dapat dibawa ke pengadilan agama dan/atau mahkamah syar'iyah.

Pasal 63

Cukup jelas

Pasal 64

Cukup jelas

Pasal 65

Cukup jelas

Pasal 66

Cukup jelas

Pasal 67

Cukup jelas

Pasal 68

Cukup jelas

Pasal 69

Cukup jelas

Pasal 70

Cukup jelas

Pasal 71

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4459

Page 105: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Masjid Azizi

Gambar 2 :Tanah Sewa Milik Masjid Azizi

Gambar 3 :Ruko Milik Masjid Azizi

Page 106: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

Gambar 4 :Ruko Permanen Milik Masjid Azizi

Gambar 5 :Foto Bersama Bapak H. Lukman Hakim (Ketua Masjid Azizi)

Gambar 6 :Foto Bersama Bapak Amrin TH (Salah Satu Nazhir Wakaf Masjid Azizi)

Page 107: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 PASAL …repository.uinjambi.ac.id/3124/1/M. FIRDAUS-SPM162595.pdf · A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : M. Firdaus

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Mendahara Tengah, 09-September-1996

Alamat : Desa Delim Kec. Tebing Tinggi Kab.

Tanjung Jabung Barat

No. Telp/HP : 0822-8257-4473

Nama Ayah : M. Syukri

Nama Ibu : Fitriyani

B. Riwayat Pendidikan

SD/MI, Tahun Lulus : SDN 137/V Desa Delima, 2009

SMP/MTs, Tahun Lulus : MTS Al- Baqiyatushshalihat, 2012

SMA/MA, Tahun Lulus : MA Al-Baqiyatushshalihat, 2015

C. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Madzhab

Tahun 2017-2018

2. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)