188
IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS UNTUK MENENTUKAN RETRIBUSI RUSUNAWA (Studi Kasus pada Unit Pelayanan Rumah Susun Tambora) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Muthiah Dwi Octaviani 1113082000047 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

UNTUK MENENTUKAN RETRIBUSI RUSUNAWA

(Studi Kasus pada Unit Pelayanan Rumah Susun Tambora)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Muthiah Dwi Octaviani

1113082000047

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

i

IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

UNTUK MENENTUKAN RETRIBUSI RUSUNAWA

(Studi Kasus pada Unit Pelayanan Rumah Susun Tambora)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Muthiah Dwi Octaviani

1113082000047

Di bawah Bimbingan:

Pembimbing

Dr. Yusar Sagara M.Si., Ak., CA,. CMA.,CPMA., CGMA., ACMA., CACP

NIDN: 2009058601

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 3: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

ii

Implementasi Sistem Biaya berdasarkan Aktivitas

untuk Menentukan Retribusi Rusunawa (Studi Kasus

pada Unit Pelayanan Rumah Susun Tambora).

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari Rabu, 13 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Muthiah Dwi Octaviani

2. NIM : 1113082000047

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi :

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 April 2017

1. Yesi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA ( )

NIP. 19760924 200604 2 002 Penguji I

2. Hepi Prayudiawan., SE., MM., Ak., CA ( )

NIP.19720516 200901 1 006 Penguji II

Page 4: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

iii

Implementasi Sistem Biaya berdasarkan Aktivitas

untuk Menentukan Retribusi Rusunawa (Studi Kasus

pada Unit Pelayanan Rumah Susun Tambora).

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari Selasa, 27 Agustus 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Muthiah Dwi Octaviani

2. NIM : 1113082000047

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi :

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa/i

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Agustus 2019

1. Yesi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA

NIP. 19760924 200604 2 002

2. (

)

NIDN. 2009058601

3. Zuwesty Eka Putri, SE.,M.AK (

NIP. 19800416 200901 2 006

Dr. Yusar Sagara M.Si., Ak., CA,.

CMA.,CPMA., CGMA., ACMA., CACP

Page 5: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muthiah Dwi Octaviani

NIM : 1113082000047

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 6: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Muthiah Dwi Octaviani

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Oktober 1995

3. Alamat : Jalan Benda Barat 13a

Blok D33/40 RT010/010

Pamulang 2, Tangerang Selatan 15417

4. Telepon : 081316157635

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD (2001-2007) : SDN Sarua 06

2. SMP (2007-2010) : SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

3. SMA (2010-2013) : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan

4. S1 (2013-2019) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Maderun

2. Ibu : Hasyiani

3. Anak ke dari : Anak ke 2 dari 2 bersaudara

IV. SEMINAR DAN PELATIHAN

1. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi “ One Think, One Step, One

Purpose is Accounting”. 23 September 2013

2. Internal Audit Discussion bersama Otoritas Jasa Keuangan. 18 April

2017

Page 7: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

vi

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY-BASED COSTING IN DETERMINING

THE COSTS OF RENTING FLATS

(Case Study at Flats Service Unit (UPRS) of Tambora)

ABSTRACT

This study aims to design a cost allocation model with Activity-Based

Costing (ABC) method based on business processes and activities that is

identified in Flats Service Unit (UPRS) of Tambora. This study is also designed

to find out the amount of rental costs for flats per residential unit and find out

whether there are different calculation between using the traditional methods and

the ABC method.

The study was conducted at Flats of Daan Mogot, Tambora and Flamboyan.

The analytical method used a comparative descriptive method that is comparing

the Traditional Costing method and Activity Based Costing method, which the

next step is designing the calculation of the flat costs using the ABC method. Data

collection is done by interview, observation and documentation.

The cost calculation using the ABC method obtained the following results:

The cost of Daan Mogot Flats for Rp 1,252,657 per month per occupancy, for

Tambora flats for Rp 870,397 and for Flamboyant flats for Rp 930,987. Whereas

if calculated using the traditional method, the unit rental costs for rental

apartments of Daan Mogot, Tambora and Flamboyan are Rp 1,177,220, Rp

918,939 and 941,213, consecutively. The calculation occur undercosted for Daan

Mogot flats of Rp. 75,437 while overcosted occurred respectively Rp. 48,542 and

Rp. 10.226 for Tambora and Flamboyan flats.

Keywords : Flats Cost, Flats, Activity Based Costing (ABC),

Traditional Costing

Page 8: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

vii

IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

UNTUK MENENTUKAN RETRIBUSI RUSUNAWA

(Studi Kasus pada Unit Pengelola Rumah Susun Tambora)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya

berbasis Activity Based Costing (ABC) berdasarkan proses bisnis dan aktivitas

teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya

biaya sewa rumah susun per unit hunian serta mengetahui apakah ada perbedaan

antara perhitungan dengan menggunakan metode tradisional yang selama ini

digunakan dengan metode ABC.

Penelitian dilakukan di Rumah Susun Daan Mogot, Tambora dan

Flamboyan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif

yaitu analisis dengan membandingkan metode Traditional Costing dan Activity

Based Costing, kemudian merancang perhitungan biaya rumah susun

menggunakan metode ABC. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Perhitungan biaya menggunakan metode ABC memperoleh hasil: 1) Biaya

Sewa Rumah Susum Daan Mogot sebesar Rp 1,252,657 per bulan per hunian,

untuk rusunawa tambora sebesar Rp 870,397 dan untuk rusunawa flamboyan

sebesar Rp 930,987. Sedangkan bila dihitung dengan metode tradisional maka

biaya sewa unit untuk rusunawa daan mogot, tambora dan flamboyan masing-

masing sebesar Rp 1.177.220, Rp 918,939 dan 941,213. terjadi undercosted untuk

rusunawa daan mogot sebesar Rp 75,437. Terjadi overcosted masing masing

sebesar Rp 48,542 dan Rp 10,226 untuk rusunawa tambora dan flamboyan.

Kata kunci : Biaya Rumah Susun, Rusunawa, Activity Based Costing (ABC),

Traditional Costing

Page 9: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah

memberikan rahmat serta karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul “Implementasi Sistem Biaya

Berdasarkan Aktivitas untuk Menentukan Retribusi Rusunawa (Studi Kasus pada

Unit Pengelola Rumah Susun Tambora)”.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memnuhi syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa bukan tanpa masalah dan hambatan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

pihak yang telah membantu, di antaranya:

1. Kedua orang tuaku yang tercinta yaitu Bapak Maderun dan Ibu Hasyiani serta

kakakku Meyriandini Suci Lestari yang telah banyak memberikan bantuan,

doa dan dukungannya kepada penulis baik secara moril maupun materil

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.

2. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., BKP., QIA., CRMP., selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Fitri Damayanti SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Yusar Sagara M.Si., Ak., CA,. CMA.,CPMA., CGMA., ACMA.,

CACP selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan

waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun

Page 10: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

ix

skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi dan nasihat yang telah

diberikan selama ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

juga Seluruh Staff Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

8. Terima kasih kepada Pak Sarjoko dan Pak Abdurrahman Anwar selaku

Kepala UPRS Tambora, Pak Fawzy selaku Kasubbag TU, Pak Wahyudi

selaku Kasubbag Keuangan, dan semua rekan kerja UPRS Tambora, Nisa,

Inka, Ali, Nia, dan Mba Dewi yang membantu selama proses penyelesaian

skripsi.

9. Sahabat seperjuangan WABAH dari awal semester hingga sekarang (Sita,

Ara, Iel, Jehan, Fitri,) yang saling membantu dalam menyelesaikan tugas

tugas kuliah. Terimakasih sudah menjadi sahabat yang baik dimasa kuliah.

Juga sahabat teman para pejuang (Sita, Kartika, Chika, Anis, Citra, Alen, Vivi

dan Tatil) yang sama-sama telah berjuang dan saling membantu dalam

penulisan skripsi.

10. Terima kasih kepada teman-teman KKN Pemudi yang telah mewarnai hari

selama satu bulan tinggal bersama.

11. Terima kasih kepada suduut dan Rangga Adi Putra.

12. Terima kasih kepada teman seperjuangan yang sesungguhnya Edwina Indah

Pratiwi yang banyak bersabar dalam membantu penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, Agustus 2019

Penulis

Page 11: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 13

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 15

A. Tinjauan Literatur ................................................................................ 15

1. Biaya............................................................................................... 15

a. Definisi Biaya .......................................................................... 15

b. Klasifikasi Biaya ..................................................................... 17

c. Akuntansi Biaya ...................................................................... 20

2. Retribusi ......................................................................................... 22

a. Definisi Retribusi ..................................................................... 22

b. Jenis Retribusi ......................................................................... 24

3. Rumah Susun Sewa ....................................................................... 28

B. Activity Based Costing ........................................................................ 30

C. Sistem Biaya Rumah Susun ................................................................ 44

Page 12: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 63

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 63

B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 63

C. Produk – Produk Organisasi ................................................................ 65

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 66

E. Metode Analisis Data ........................................................................... 68

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN .......................................................... 74

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 74

1. Sejarah Singkat Unit Pengelola Rumah Susun

Tambora ........................................................................................ 74

2. Struktur Organisasi ........................................................................ 76

3. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 78

B. Kebijakan Manajemen Keuangan ....................................................... 95

C. Perancangan Model ABC .................................................................... 84

1. Review Data Keuangan dan Identifikasi Proses

Bisnis UPRS Tambora ................................................................. 95

2. Identifikasi Cost Object, DL Cost, DM Cost, dan OH

Cost ............................................................................................... 107

3. Identifikasi Expense Category, Cost Frover dan

Cost Component ........................................................................... 109

4. Pembentukan model ABC dalam menghitung unit

cost di UPRS Tambora ................................................................. 111

D. Aplikasi Model ABC ........................................................................... 112

E. Perbandingan Perhitungan Biaya Metode ABC dan

Tradisonal ............................................................................................ 140

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 143

A. Kesimpulan ......................................................................................... 143

B. Saran .................................................................................................... 144

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 146

LAMPIRAN .................................................................................................... 148

Page 13: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk .................... 2

Tabel 1.2 Pengelompokkan Masyarakat dengan Pengahsilan Rendah ........ 4

Tabel 1.3 Jumlah Rusunawa di Jakarta Barat ............................................... 6

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 49

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 64

Tabel 3.2 Deskripsi Aktivitas ....................................................................... 71

Tabel 4.1 Rincian Sarana dan Prasarana UPRS Tambora ............................ 78

Tabel 4.2 Periode Pelaporan Keuangan ........................................................ 93

Tabel 4.3 Sumber Penerimaan Rumah Susun Tambora ............................... 101

Tabel 4.4 Kamus Aktivitas Rusunawa Tambora ........................................... 102

Tabel 4.5 Penetapan Cost Objects, DL Cost, DM Cost, dan OH Cost ......... 107

Tabel 4.6 Penetapan Expense Category,Cost Driver & Cost Component ... 109

Tabel 4.7 Jumlah Hunian UPRS Tambora .................................................... 113

Tabel 4.8 Jumlah PJLP di UPRS Tambora .................................................. 114

Tabel 4.9 Matriks Expense-Activity Dependent ........................................... 115

Tabel 4.10 Direct Labor Cost ......................................................................... 119

Tabel 4.11 Direct Material Cost .................................................................... 120

Tabel 4.12 Overhead Cost .............................................................................. 121

Tabel 4.13 Total Cost Driver ......................................................................... 126

Tabel 4.14 Pergitungan Cost/Unit Rusunawa Daan Mogot ........................... 132

Tabel 4.15 Pergitungan Cost/Unit Rusunawa Tambora .................................. 135

Tabel 4.16 Pergitungan Cost/Unit Rusunawa Flamboyan .............................. 138

Page 14: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

xiii

Tabel 4.17 Rekapitulasi Cost/Unit Rusunawa DM, Tambora,Flamboyan ...... 140

Tabel 4.18 Total Pengeluaran ......................................................................... 141

Tabel 4.19 Perbandingan Biaya per unit ........................................................ 142

Page 15: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Asumsi Dasar Penerapan Sistem ABC .................................... 32

Gambar 2.2 Model Activity Based Costing ................................................ 39

Gambar 2.3 Cost Assignment Method ......................................................... 45

Gambar 2.4 Diagram Penyusunan Anggaran Rusunawa ............................ 47

Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 62

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UPRS Tambora ........................................ 77

Gambar 4.2 Model Pembebanan Activities ke dalam Cost Object ............... 112

Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 62

Page 16: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara ..................................................................... 149

Lampiran 2 RKA UPRS Tambora .............................................................. 152

Lampiran 3 Surat Kontrak & Perizinan ...................................................... 154

Lampiran 4 Perhitungsn dan Proporsi Direct Labor Cost ........................... 157

Lampiran 5 Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost ....................... 159

Lampiran 6 Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost ................................ 161

Lampiran 7 Total Penerimaan dan Penyetoran UPRS Tambora ................. 172

Page 17: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertambahan penduduk pada suatu negara berperan penting dalam proses

pengaturan sebuah negara. Warga negara Indonesia dikenal dengan

pertumbuhan warga negara yang pesat dan selalu bertambah setiap tahunnya.

Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin bertambah

setiap tahunnya. Tempat tinggal dan pemukiman merupakan salah satu

kebutuhan dasar yang bersifat primer bagi manusia yang berperan dalam

kesejahteraan hidup dan peningkatan kualitas hidup manusia. Berdasarkan

UUD Tahun 1945 pasal 28 pasal 28H berbunyi “Setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan juga mendapatkan lingkungan

hidup yang lebih baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan”.

Sesuai dengan aturan tersebut, maka masyarakat Indonesia memiliki hak

untuk hidup diatas tanah Indonesia dengan lingkungan hidup yang sejahtera.

Dengan adanya aturan tentang bagaimana seluruh masyarakat Indonesia berhak

atas hidup layak, dibuatlah ketentuan Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun

2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman pada Pasal 3F “Menjamin

terwujudnya rumah yang layak huni setra terjangkaunya dalam lingkungan

yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu dan berkelanjutan”.

Kesejahteraan masyarakat dalam sebuah Negara menentukan

keberhasilan berjalannyas ebuah Negara tersebut. Salah satu indicator yang

1

Page 18: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

2

menjadi dasar tersebut adalah kelayakan kehidupan yang dimiliki oleh warga

negara tersebut. Pengembangan tempat tinggal dan lingkungan yang layak

merupakan salah satu sektor penting yang menentukan keberhasilan

pembangunan sebuah negara. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung

agar terlaksananya pembangunan dalam sektor perumahan, yang merupakan

suatu hal yang dominan dalam perkembangan kota. Berikut ditampilkan tabel

jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta 2010, 2014, dan 2015

Kabupaten/Kota

Jml

Penduduk

2010

Jml

Penduduk

2014

Jml

Penduduk

2015

Laju

Pertumbuhan

2014-2015

Kepulauan

Seribu

21,414 23,011 23,340

1,43

Jakarta Selatan 2,071,618 2,164,070 2,185,711 1,00

Jakarta Timur 2,705,818 2,817,994 2,843,816 0.92

Jakarta Pusat 895,371 910,381 914,182 0,42

Jakarta Barat 2,292,997 2,430,410 2,463,560 1,36

Jakarta Utara 1,653,178 1,729,444 1,747,115 1,03

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, 2017

Perkotaan masih menjadi penanggung beban paling berat terkait

penyediaan perumahan melihat dari tabel diatas yang menjelaskan mengenai

padatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan. Pemerintah kota menganggap

Page 19: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

3

perlu untuk mengembangkan konsep pembangunan perumahan yang dapat

dihuni bersama di dalam suatu gedung bertingkat, yang disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat kota. Pembangunan rumah susun merupakan salah satu

alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama

di ibu kota daerah DKI Jakarta. Menurut AP Parlindungan (2001),

pembangunan Rumah Susun terutama di wilayah perkotaan merupakan suatu

keharusan sebagai akibat terbatasnya tanah untuk perumah tersebut dan

permintaan akan papan yang semakin tinggi.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Pasal 1, Rumah

Susun dapat diartikan sebagai “bangunan gedung bertingkat yang di bangun

dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang di

strukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertical

dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan

digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi

dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama”. Konsep

pembangunan rumah susun ini dibentuk untuk menjawab keterbatasan tanah

yang tersedia, dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas

pembangunan tanah.

Dalam perspektif mikro, pengelolaan Rumah Susun dilakukan oleh

sektor terkecil. Para pemilik dalam suatu lingkungan Rumah Susun baik untuk

pemilik maupun hunian wajib mengatur dan mengurus kepentingan bersama

yang bersangkutan sebagai pemilikan, penghunian dan pengelolaannya. Salah

satu kebijakan lain dalam pembangunan Rumah Susun, pemerintah Provinsi

Page 20: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

4

DKI Jakarta berupaya membangun Rumah Susun Sederhana Sewa atau yang

dikenal dengan RUSUNAWA. Rumah Susun sederhana sewa adalah rumah

susun sederhana yang masing-masing tempat huniannya hanya dapat di tempati

dengan cara menyewa. Masyarakat sebagai penyewa harus melakukan

perikatan dengan pengelola Rusunawa agar terjadi kepastian hukum bagi para

pihak tertentu. Pihak pengelola biasanya menyediakan persyaratan yang

merupakan hak dan kewajiban antara para pihak supaya dapat di penuhi oleh

para pihak agar tidak terjadi pelanggaran hukum.

Pembangunan Rusunawa biasanya diarahkan pada lokasi atau kawasan

yang potensial dikembangkan dalam penanggulangan kawasan kumuh

perkotaan dan ditujukkan kepada masyarakat yang memiliki penghasilan

rendah dan tinggal di daerah tersebut. Masyarakat berpenghasilan rendah,

menurut Permen Perumahan Rakyat No. 7 Tahun 2007, bahwa kelompok

masyarakat yang memiliki penghasilan antara Rp 1.200.000 sampai dengan Rp

4.500.000, dengan pengelompokkan sebagai berikut:

Tabel 1.2

Pengelompokkan Masyarakat dengan Penghasilan Rendah

Kelompok Sasaran Batas Penghasilan (Rp/Bulan)

I 3.500.000 < penghasilan ≤ 4.500.000

II 2.500.000 < penghasilan ≤ 3.500.000

III 1.200.000 < penghasilan ≤ 2.500.000

Sumber: Permen Perumah Rakyat No. 7 Tahun 2007

Page 21: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

5

Penduduk dengan penghasilan rendah menjadi salah satu syarat utama

dalam penghunian rumah susun yang dibangun. Hal ini merupakan salah satu

upaya Pemerintah DKI Jakarta dalam menanggulangi jumlah kepadatan

penduduk yang tidak seimbang dengan jumlah tahah yang ada. Hal ini

didukung dengan data riset dari Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda,

menggambarkan situasi yang terjadi di DKI Jakarta. Harga tanah di Jakarta

Timur berkisar mulai Rp. 1,9 juta sampai Rp. 24,3 juta per meter persegi atau

dengan harga rata-rata Rp. 7,9 juta. Sedangkan harga tanah di Jakarta Barat

berkisar Rp. 2,8 juta hingga Rp. 26,7 juta per meter persegi dengan harga rata-

rata Rp. 13,2 juta. Sementara harga tanah di Jakarta Utara berkisar Rp. 1,7 juta

sampai Rp. 38 juta per meter persegi. Jakarta Selatan berkisar Rp. 5,3 juta

sampai Rp. 80,9 juta per meter persegi, dan Jakarta Pusat berkisar Rp. 8,3

hingga Rp. 77,1 juta per meter persegi.

Dengan tingginya harga tanah ini dan dengan patokan pendapatan

bulanan sebesar Upah Minimum Kota, mustahil bagi masyarakat kelas bawah,

terutama buruh dan kaum miskin kota bisa menjangkaunya. Kredit Perumahan

sendiri mensyaratkan hal-hal yang rumit, terhitung mahal dan tidak dapat

dijangkau kantong oleh sebagian besar populasi. Situasi ini dapat digambarkan

dengan sebuah data lain yakni tahun 1969, warga Jakarta yang memiliki rumah

tinggal sendiri mencapai 65%. Di tahun ini tercatat hanya sekitar 51%, dan

49% di antaranya memilih untuk kontrak rumah atau tinggal di rumah-rumah

susun sederhana.

Page 22: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

6

Tabel 1.3

Jumlah Rusunawa di Jakarta Barat

No. Nama Rusun Jumlah Hunian Keterangan

1. Tambora 879 unit Warga umum & Relokasi

2. Flamboyan 560 unit Warga umum

3. Daan Mogot 640 unit Warga relokasi

4. Rawa Buaya 778 unit Warga relokasi (Belum ada

Penghunian

5. Tegal Alur 95 unit Belum ada penghunian

Sumber data : Data Demografi UPRS Tambora

Kota Administrasi Jakarta Barat merupakan wilayah yang memiliki

kepadatan jumlah penduduk tinggi dibandingkan dengan kota Administrasi

Jakarta lainnya. Selain itu jumlah lahan di Jakarta Barat diprediksikan tidak

mampu menampung pertumbuhan jumlah penduduk yang ada. Oleh karena itu,

pemerintah sendiri melihat rumah susun adalah solusi yang paling realistis

untuk menjawab problem perumahan rakyat, terutama di kota Administrasi

Jakarta Barat.. Saling tumpang tindihnya masalah di Jakarta membuat

Pemerintah memilih membangun rumah susun. Tapi rumah susun tidak bisa

menjadi solusi absolut untuk semua masalah. Apalagi jika pembangunan rumah

susun tidak dilengkapi dengan akses-akses mendasar seperti kemudahan

mendapatkan air dan pasokan listrik. Situasi ini seringkali justru menambah

masalah baru.

Page 23: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

7

Sepanjang dua tahun terakhir, Pemprov DKI banyak melakukan

penggusuran. Ribuan warga kehilangan rumah, pekerjaan dan kehidupan sosial

mereka. Saat mereka pindah ke rumah susun, mereka pun menghadapi masalah

baru. Mereka tidak hanya harus membayar uang sewa, tetapi juga bayar air,

listrik dan lain-lain. Dulu, saat membutuhkan air, warga tinggal mengebor

tanah dan membuat sumur. Saat ini mereka harus mengalokasikan sejumlah

uangnya untuk membayar tagihan air setiap bulan. Belum lagi bagi mereka

yang harus merogoh kocek lebih dalam untuk ongkos transportasi ke tempat

kerja. Pada kasus yang lain, para orang tua memilih menghentikan sekolah

anaknya karna jarak yang jauh membutuhkan biaya yang lebih besar. Semua

biaya-biaya ini berjumlah tidak kecil. Maka tidak mengherankan bila uang

sewa rusun di DKI Jakarta sampai Agustus 2017 menunggak lebih dari 30

Miliar.

Pada pembangunan Rusunawa yang dianggap sebagai salah satu solusi

dari permasalahan yang ada, terdapat masalah lain yang berkaitan dengan

pelaksanaan penempatan warga ke Rusunawa yang telah dibangun. Mayoritas

warga mengatakan berat untuk pindah ke Rusunawa karena adanya ketetapan

dimana warga masih harus dibebani dengan biaya. Selain itu, sistem sewa

rusunawa biasanya terdapat batasan waktu. Biaya memiliki berbagai macam

arti yang berbeda satu sama lain tergantung kondisi dan tujuan dari pemakai

istilah tersebut. Menyadari akan pentingnya, para akuntan mencoba

merumuskan konsep atau pengertikan biaya yang masing-masing memiliki dan

Page 24: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

8

menggunakan konsep yang meskipun tidak bertentangan satu sama lain, namun

tetap tampak adanya perbedaan.

Menurut Mulyadi (2015:8) “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis

yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.” Pengertian biaya menurut

Dunia dan Abdullah (2012:22) yaitu “Biaya adalah pengeluaranpengeluaran

atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk

masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode

akuntansi”. Sedangkan pengertian biaya menurut Siregar dkk (2014:23) yaitu

“Cost adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau

jasa yang diharapkan memberikan manfaat sekarang atau masa yang akan

datang.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya dapat diartikan

sebagai nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna

untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode

akuntansi yang diukur dalam satuan uang.

Ketetapan dalam perhitungan biaya juga tidak kalah pentingnya bagi

sebuah lembaga. Fattah (2012:03) mengatakan salah satu penyebab tidak

akuratnya perhitungan biaya produksi adalah karena perhitungan biaya tidak

langsung (overhead cost) yang tidak akurat. Biaya tidak langsung merupakan

biaya yang bervariasi jenisnya dan sulit untuk ditelusuri langsung ke lapangan,

oleh karena itu manajemen harus menggunakan metode perhitungan yang

mampu mengalokasikan biaya tidak langsung secara akurat dan juga digunakan

Page 25: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

9

untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi di suatu Rumah Susun

(Sumarsid, 2011:71).

Menurut Batian (2006:136), selama ini perkembangan perhitungan biaya

di Rusunawa. Pada pengelolaan anggaran keuangan saat ini adalah dengan cara

yang tradisional, yakni dana hanya didasarkan pada berapa kali kegiatan

dilakukan. Dengan cara yang masih tradisional memungkinkan dana yang

digunakan tidak tepat sasaran sehingga bisa terjadi over-absorption maupun

under-absorption.

Menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada

pengelola Rumah Susun Tambora, perkembangan perhitungan biaya pada

Rusunawa masih banyak yang perlu diperbaiki dan dirasa kurang optimal.

Perhitungan biaya Rusunawa yang terjadi pada saat ini masih belum mampu

mengungkapkan dan memunculkan data yang informatif.

Salah satu perkembangan dari metode pehitungan biaya adalah dengan

menggunakan activity-based costing, yang menggunakan pendekatan

manajemen pada aktivitas dalam tujuannya meningkatkan nilai pelanggan dan

keuntungan. Activity Based Costing (ABC) merupakan metode perhitungan

biaya yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan

perhitungan harga pokok produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan

informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat

menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk seperti

pelanggan dan saluran distribusi (Lima, 2011:57).

Page 26: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

10

Blocher (2006) mengatakan metode Activity Based Costing

mengalokasikan seluruh biaya yang terjadi dalam proses produksi berdasarkan

aktivitas, sehingga dapat menyediakan informasi perhitungan biaya yang tepat

dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta

memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan kompetitif,

keakuratan, dan kelemahan perusahaan. Konsep Activity Based Costing ini

timbul akibat sistem akuntansi biaya tradisional yang biasa dipakai tidak dapat

mencerminkan secara benar besarnya pemakaian biaya produksi dan biaya

sumber daya fisik secara benar (Azizi, 2010).

Metode Activity Based Costingtidak hanya merupakan proses

pengumpulan data mengenai biaya dari aktivitas yang akna dilakukan dan

kinerja perusahaan, tetapi juga merupakan proses pemberian umpan balik

kepada manajemen mengenai hasil yang dicapai dibandingkan dengan rencana

semula untuk mengambil langkah korektif yang dibutuhkan. Dengan berbagai

sumber yang sesuai dengan jenis produk yang dihasilkan, akuntansi biaya

dapat menghasilkan informasi cost produk yang akurat, sehingga

memungkinkan manajemen mengambil keputusan tentang harga jual dan

melakukan analisis profitabilitas setiap jenis produk.

Jika pada awal perkembangan metode ABC masih terbatas

penggunaannya dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai

jenis produk, pada tahap perkembangan selanjutnya metode ini juga digunakan

pada perusahaan manufaktur dengan produk tunggal dan oleh perusahaan lain

seperti perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Dengan dasar pemikiran

Page 27: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

11

bahwa metode ABC menggunakan aktivitas sebagai titik pusat untuk

mempertanggungjawabkan biaya, oleh karena aktivitas tidak hanya dijumpai di

perusahaan manufaktur dan tidak terbatas ditahap produksi saja, maka metode

ABC dapat dimanfaatkan di perusahaan non manufaktur seperti pada

penetapan biaya di Rumah Susun.

Dalam penelitian ini penulis menerapkan metode perhitungan biaya

berdasarkan aktivitas untuk menghitung biaya Rusunawa melalui perancangan

model Activity Based Costing sebagai metode alternatif dalam menentukan

harga dan biaya kegiatan pelayanan Rusunawa. Setelah biaya pelayanan

berdasarkan metode ABC diperoleh, kemudian biaya tersebut akan

dibandingkan dengan biaya tradisional sehingga diketahui besarnya variansi

yang terjadi.

Penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Rumah Susun (UPRS)

Tambora, khusus Rusunawa Tambora, Jakarta Barat. Rumah Susun Tambora

berada di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dengan unit

Rumah Susun sebanyak 879 unit. Dilihat dari jenis penduduk, warga Rumah

Susun Tambora dibedakan menjadi dua jenis, yaitu warga umum dan warga

terprogram atau relokasi. Unit Pengelola Rumah Susun Tambora memiliki

standar pembiayaan yang didapat dari APBD dan penerimaan atas sewa rumah

susun akan dikembalikan kepada simpanan daerah.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan usulan metode

alternatif kepada manajemen UPRS Tambora dalam perhitungan besaran biaya

berdasarkan metode Activity Based Costing. Perhitungan besaran biaya dengan

Page 28: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

12

menggunakan metode ini diharapkan mampu mengukur biaya layanan secara

akurat sehingga dapat dijadikan standar atau acuan berdasarkan konsumsi yang

sebenarnya dengan melakukan penelusuran tidak hanya pada biaya melekat

masing-masing unit Rumah Susun, tetapi juga terhadap biaya keseluruhan yang

diidentifikasi melalui aktivitas dengan satuan unit Rumah Susun.

Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik

untuk mengkaji lebih dalam megenai rumah susun sederhana sewa (Rusunawa)

khususnya yang ada di Provinsi DKI Jakarta, dan untuk itu penulis memilih

judul penelitian “Implementasi Sistem Biaya berdasarkan Aktivitas untuk

Menentukan Harga Retribusi Rusunawa di UPRS Tambora”

B. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang dikemukakan diatas maka penelitian ini

difokuskan meneliti tentang Implementasi Sistem Biaya, Metode berdasarkan

Aktivitas, dan Penentuan Retribusi Rusunawa. Adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan pengaturan perencanaan dan anggaran di UPRS

Tambora?

2. Bagaimana model perhitungan sistem pembiayaan unit Rumah Susun

berbasis aktivitas (ABC) di UPRS Tambora?

3. Bagaimana hasil dari aplikasi dalam penentuan harga sewa rumah susun

dengan model perhitungan biaya berbasis aktivitas di UPRS Tambora?

Page 29: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

13

4. Bagaimana perbandingan penentuan Retribusi Rusunawa dengan

penggunaan sistem tradisional di UPRS Tambora?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis tentang penerapan pengaturan

perencanaan dan anggaran di UPRS Tambora.

2. Untuk mengetahui dan merancang model perhitungan sistem pembiayaan

unit Rumah Susun berbasis aktivitas (ABC) di UPRS Tambora.

3. Untuk mengetahui dan menghitung harga sewa rumah susun dengan sistem

biaya berbasis aktivitas yang berada dinaungan UPRS Tambora.

4. Untuk mengetahui perbandingan penentuan Retribusi Rusunawa dengan

penggunaan sistem tradisional di UPRS Tambora.

D. Manfaat Penelitian

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Penulis

Bagi penulis, diharapkan mampu memperdalam pengetahuan di

bidang keilmuan terkait tentang Sistem Biaya berdasarkan Aktivitas dan

penerapannya dalam Retribusi serta mampu meningkatkan cara berpikir

sistematis dan logis dalam memecahkan suatu permasalahan sumber daya

manusia yang didukung dari bukti empiris dan teori yang ada.

Page 30: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

14

2. Organisasi dan Peneliti Lain

Diharapkan skripsi ini dapat menjadi bahan masukan, saran ataupun

bahan informasi dalam pelaksanaan pelayanan Rumah Susun, khususnya

UPRS Tambora. Sedangkan, bagi peneliti lain, diharapkan mampu menjadi

bahan pertimbangan yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk lebih

memahami kajian pada penelitiannya khususnya mengenai kajian sistem

biaya berdasarkan aktivitas dan pemanfaatannya dalam Retribusi.

3. Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyajikan hasil empiris dan

informasi tentang penetapan sistem biaya yang didasarkan dengan aktivitas

di Unit Pelayanan Rumah Susun Provinsi DKI Jakarta. Selain itu,

diharapkan mampu memberikan referensi pemikiran secara teoritikal

maupun praktikal yang komprehensif di dalam bidang keilmuan akuntansi,

khususnya tentang sistem ABC dan Retribusi. Selain itu memberikan

informasi dan gambaran mengenai intervensi yang tepat untuk

mengembangkan organisasi lain yang memiliki keterkaitan dengan tempat

pengambilan data penelitian dalam skripsi ini.

Page 31: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Biaya

a. Definisi Biaya

Salah satu hal penting dan mendasar dalam pengelolaan produk

berupa barang atau jasa adalah biaya. Besaran biaya dapat menentukan

jenis pelayanan yang akan diberikan beserta kualitas dari hasil pelayanan

yang diberikan, baik dalam barang ataupun jasa.

Menurut Kuswadi (2005), biaya adalah semua pengeluaran untuk

mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dapat

dijual kembali, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan

maupun tidak. Dalam perhitungan laba rugi, besarnya biaya ini akan

mengurangi laba atau menambah rugi perusahaan. Oleh karena itu biaya

dapat dianggap sebagai ukuran harga dari sumber daya yang digunakan

untuk mencapai keuntungan tertentu.

Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyono (2010) yang

mendefinisikan biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam

mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat

efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan

mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan

Page 32: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

16

biaya yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat

dikatakan kegiatan tersebut dilakukan secara efisien dan efektif.

Penetapan biaya akan menentukan pula manfaat dari barang atau

jasa yang dihasilkan. Hal tersebut sejalan dengan pengertian biaya

menurut Dunia dan Abdullah (2012:22)yaitu “Biaya adalah pengeluaran-

pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa

yang berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat

melebihi satu periode akuntansi”. Pendapat tersebut didukung dengan

pendapat Siregar dkk (2014:23) yang menjelaskan bahwa biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang

diharapkan memberikan manfaat sekarang atau masa yang akan datang.

Menurut Mulyadi (2015:8) “Biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomis yang diukur dalam satuanuang, yang telah terjadi, sedang

terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. Pada

dasarnya, perhitungan biaya mempunyai empat tujuan pokok yaitu

menilai persediaan, menghitung laba dan untuk maksud perencanaan dan

pengendalian.

Supiyono (2011:4) mengemukakan bahwa biaya dapat dibedakan

ke dalam dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan

biaya dalam arti expense. Biaya dalam arti cost merupakan jumlah yang

dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa

yang diperlukan perusahaan, baik masa lalu (harga perolehan yang telah

terjadi) maupun masa yang akan datang (harga perolehan yang akan

Page 33: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

17

terjadi). Sedangkan biaya dalam arti expense adalah biaya yang

dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan

dalma suatu periode tertentu. Dengan kata lain, istilah cost dapat

diartikan sebagai harga pokok atau biaya produksi yang dikeluarkan

untuk memperoleh barang atau jasa sedangkan expenses adalah biaya

yang telah digunakan untuk menghasilkan pendapatan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya dapat diartikan

sebagai nilai pengorbanan, baik yang sudah atau akan terjadi, yang

dilakukan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa

yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode

akuntansi yang diukur dalam satuan uang.

b. Klasifikasi Biaya

Penggolongan biaya merupakan salah satu hal yang dapat

membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Bustami dan Nurlela

(2010:12) mengemukakan bahwa klasifikasi biaya merupakan

pengelompokkan biaya secara sistematis atau keseluruhan elemen biaya

yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk

dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. Klasifikasi

biaya sangat diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat

membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuannya. Beberapa ahli

mengutarakan pendapatnya mengenai pengklasifikasian biaya.

Page 34: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

18

Hongren dan Foster (2009:54) mengklasifikasikan biaya kedalam

kedua kategori sesuai dengan cara menentukan biaya (cost) ke dalam

obyek biaya (cost objects), diantaranya adalah:

a) Direct Cost merupakan biaya yang dikaitkan dengan obyek biaya dan

dapat dapat ditelusuri kepadanya dengan cara yang ekonomis.

b) Indirect Cost merupakan biaya yang dikaitkan dengan obyek biaya

namun tidak dapat ditelusuri kepadanya dengan cara yang ekonomis.

Mendukung hal tersebut, Hongren dan Foster (2009:62) juga

membagi klasifikasi biaya kedalam kedua kategori terkait dengan biaya

produksi, diantaranya:

a) Direct Material Cost, merupakan penggunaan seluruh biaya bahan

baku yang akhirnya menjadi bagian dari obyek biaya (barang setengah

jadi dan barang jadi) dan dapat ditelusuri ke obyek biaya dengan cara

yang ekonomis.

b) Direct Manufactoring Labor, merupakan penggunaan seluruh biaya

tenaga kerja dan dapat ditelusuri ke obyek biaya dengan cara yang

ekonomis.

c) Indirect Manufacturing Cost, merupakan semua biaya yang dikaitkan

dengan obyek biaya namun tidak dapat ditelusuri dengan cara yang

ekonomis.

Menambahkan pernyataan tersebut, terdapat lima cara

penggolongan klasifikasi biaya menurut Mulyadi (2015:13), diantaranya

adalah:

Page 35: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

19

a) Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran, meliputi biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

b) Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan,

meliputi biaya produksi yang terjadi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi, biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk, dan biaya administrasi

yang merupakan biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi

dan pemasaran produk.

c) Penggolonganbiaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu biaya,

yang meliputi biaya langsung dimana merupakan boaya yang terjadi

karena adanya sesuatu yang harus dibiayai, dan biaya tidak langsung

dimana biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang

harus dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan

produk dikenal juga dengan biaya overhead pabrik (factory overhead

cost).

d) Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume aktivitas yang meliputi biaya variabel yang

merupakan biaya dengan jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan, biaya semivariabel dimana biaya yang

berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, biaya

semifixed dimana biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume

Page 36: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

20

produksi tertentu dan biaya tetap dimana biaya yang jumlah totalnya

tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.

e) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu dan manfaatnya yang

meliputi pengeluaran modal dimana biaya yang mempunyai manfaat

lebih dari satu periode akuntansi, dan biaya yang didasarkan atas

pengeluaran pendapatan yang merupakan biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran

tersebut.

c. Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana

merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan

pada penentuan dan pengendalian biaya (Firdaus dan Wasillah dalam

Widayanti, 2013). Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap

informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya

perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu organisasi.

Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan

akuntansi keuangan tentang bagaimana informasi biaya dikumpulkan dan

dianalisa. Akuntansi biaya lebih menekankan pada pengendalian maupun

penetapan biaya, terutama yang berhubungan dengan biaya produksi.

Selanjutnya akuntansi biaya membantu perusahaan dalam merencanakan

dan pengawasan biaya pada aktivitas perusahaan.

Akuntansi biaya menghasilkan informasi biaya untuk memenuhi

berbagai macam tujuan. Untuk tujuan penentuan harga pokok produksi,

Page 37: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

21

akuntansi biaya juga menyajikan biaya yang telah terjadi dimasa yang

lalu. Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, akuntanis biaya

menyajikan biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil, dan

biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus ini selalu

berhubungan dengan biaya yang akan datang (Widayanti, 2013).

Pengertian akuntansi biaya menurut Mulyadi (2015:7) yaitu

“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan

dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan

cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”. Menurut Dunia dan

Abdullah (20012:7) “Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi

manajemen di mana merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi

yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya”. Sedangkan

pengertian akuntansi biaya menurut Siregar dkk (2014:10) yaitu

“Akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai proses pengukuran,

penganalisaan, perhitungan dan pelaporan biaya, profitabilitas, dan

kinerja operasi”.

Selain neraca, kita bisa melihat perhitungan laba rugi melalui

angka-angka pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

akuntansi keuangan (financial accounting), sedangkan dengan akuntansi

biaya dan sistem biaya (accounting system), kita dapat melihat lebih jauh

tentang perincian total biaya dan biaya-biaya actual tertentu (Kuswadi,

2005). Dengan akuntansi biaya, manajemen perusahaan akan mengetahui

dengan jelas beberapa hal berikut:

Page 38: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

22

a) Besar biaya produksi yang tercakup dalam harga penjualan

b) Struktur biaya untuk setiap jenis produk yang dihasilkan

c) Perbandingan biaya dan waktu untuk produk-produk yang dihasilkan

d) Struktur biaya untuk setiap produk yang dihasilkan

e) Pengaturan perkiraan-perkiraan untuk keperluan tender dan

sebagainya.

Berdasarkan beberapa definisi akuntansi biaya tersebut dapat

disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah proses mencatat,

menggolongkan, meringkas dan menyajikan biaya, mulai dari proses

pembuatan hingga penjualan barang atau jasa dengan cara-cara tertentu

serta menyajikan berbagai informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.

Akuntansi biaya menghasilkan informasi untuk memenuhi berbagai

macam tujuan penentuan kos produksi, pengendalian biaya dan tujuan

pengambilan keputusan.

2. Retribusi

a. Definisi Retribusi

Dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur, pembangunan

ekonomi perlu ditingkatkan melalui perbaikan pendapatan serta

peningkatan daya beli masyarakat. Jika pembangunan berhasil

dilaksanakan, perbaikan tersebut mampu meningkatkan kesadaran

masyarakat akan arti pentingnya pembangaunan dan bersedia berperan

aktif di dalamnya.Kemudian guna pencapaian tersebut, ditetapkanlah

Page 39: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

23

retribusi yang harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan

aspirasi masyarakat.

Retribusi merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

selain pajak yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah untuk

meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Menurut

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009, retribusi adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberianizin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau organisasi/badan.

Boediono (2001:14) mengutarakan bahwa retribusi dapat

didefinisikan sebagai bentuk pembayaran yang dilakukan oleh mereka

yang menikmati jasa negara secara langsung. Sejalan dengan pendapat

tersebut, Siahaan (2005:5) mengartikan retribusi adalah pembayaran

wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang

diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut

dapat dikatakan bersifat langsung yaitu yang membayar retribusi yang

menikmati balas jasa dari negara.

Burton (2001) mengemukakan tentang pengertian retribusi dengan

beberapa unsur, seperti pungutan retribusi harus didasarkan pada undang-

undang yang berlaku, sifat pungutan bagi retribusi dapat dipaksakan,

pungutan dilakukan oleh negara, dan retribusi digunakan untuk

pengeluaran bagi masyarakat umum terutama bagi yang membutuhkan.

Page 40: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

24

Dari beberapa pengertian tentang retribusi diatas, dapat

disimpulkan bahwa retribusi merupakan pungutan yang dikenakan secara

langsung kepada pengguna jasa yang menerima manfaat langsung.

b. Jenis Retribusi

Dalam pelaksanaan pungutan Retribusi Daerah, hanya terdapat

beberapa jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial

ekonomi layak untuk dijadikan sebagai objek retribusi jasa tertentu.

Berdasarkan dengan ketentuan pada Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

dijelaskan bahwa Retribusi Daerah dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1) Retribusi Jasa Umum

Menurut Pasal 1 angka 66 Undang-UNdang Nomor 28 Tahun

2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa

retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum. Terdapat beberapa contoh dari jenis retribusi jasa

umum, diantaranya:

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan, termasuk diantaranya adalah balai

pengobatan, puskesmas, klinik dan Rumah Sakit Umum Daerah

b) Retribusi Pendidikan, termasuk diantaranya adalah kelompok

belajar, sekolah dan bimbingan belajar yang dikelola oleh

Pemerintah Daerah.

Page 41: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

25

c) Retribusi Pelayanan Kebersihan, meliputi pengambilan,

pengangkutan, dan pembuangan serta penyediaan lokasi

pembuangan sampah.

d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat, meliputi

pelayanan penguburan, pemakaman, pembakaran dan pengabuan

mayat serta sewa tempat pemakaman yang dikelola Pemerintah

Daerah.

e) Retribusi Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil,

meliputi pengurusan akta kelahiran, akta perkawinan, akta

perceraian, akta pengesahan dan pengakuan anak serta akta

kematian.

f) Retribusi Pasar, meliputi fasilitas pasar tradisional/sederhana,

pelataran/los yang hanya dikelola oleh Pemerintah Daerah.

g) Retribusi Pemeriksaan, meliputi pelayanan pemeriksaan atau

pengujian alat seperti pada Pelayanan Pemadam Kebakaran, dan

sebagainya.

h) Retribusi Pengolahan Limbah dan Kakus, meliputi libah yang

dihasilkan dan dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD serta

penyedotan kakus yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak

swasta.

i) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, meliputi

pemanfaatan ruang dan pengelolaan pelayanan telekomunikasi

Page 42: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

26

dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan dan

kepentingan umum.

2) Retribusi Jasa Usaha

Menurut Pasal 1 ayat 67 Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 dijelaskan bahwa Retribusi Jasa Usaha adalah jasa yang

disediakan oleh Pemerintah Daerah yang menganut prinsip komerisal

karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh pihak swasta.

Berikut beberapa jenis retribusi jasa usaha diantaranya:

a) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, meliputi pemakaian tanah

atau bangunan dalam rangka mengadakan pesta, penmakaian

kendaraan, workshop, rekaman, dan sebagainya.

b) Retribusi Pasar Grosir atau Petokoan, meliputi tempat atau jenis

barang yang dikontrakkan, disediakan, dan dikelola oleh

Pemerintah Daerah.

c) Retribusi Terminal, meliputi fasilitas dalam lingkungan terminal,

tempat parker yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

d) Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, meliputi fasilitas yang

digunakan dalam lingkungan pelabuhan yang disediakan, diiliki

atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

e) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, meliputi tempat rekreasi,

museum, monument, tempat pariwisata dan olahraga yang dimiliki

oleh Pemerintah Daerah.

Page 43: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

27

f) Retribusi Penjualan Hasi Produksi Usaha Daerah, meliputi

penjualan bibt tanaman, bibit ternak, bibit ikan, kayu, hasil

pertanian dan kehutanan yang dimiliki dan dikelola oleh

Pemerintah Daerah.

3) Retribusi Jasa Tertentu / Retribusi Lain

Menurut Pasal 1 ayat 68 Undang-UNdang Nomor 28 Tahun

2009 dikemukakan bahwa Retribusi Perizinan Tertentu/ Retribusi lain

adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian

izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk

pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan,

pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang/prasarana,

sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kesejahteraan lingkungan. Terdapat beberapa jenis Retribusi

ini:

1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

2. Retribusi Izin tempat penjualan minuman alkohol

3. Retribusi Izin Gangguan

4. Retribusi Izin Trayek

5. Retribusi Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

6. Retribusi Penggunaan dan Pembayaran Sewa Rumah Susun,

meliputi pembiayaan yang harus dibayar oleh warga Rumah Susun

Page 44: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

28

7. Retribusi Penyelenggaraan Reklame, meliputi reklame yang

merupakan asset Pemerintah Daerah maupun lokasi penempatan

reklame di tempat yang dikelola oleh Pemerintah Daerah

3. Rumah Susun Sewa

Salah satu hal yang dapat membantu mengembangkan sebuah kota

dalam bentuk atau fungsi baru adalah dengan melakukan pembangunan

perumahan. Pemerintah berupaya memenuhi kesejahteraan masyarakat

dengan membangun perumahan yang dapat mengurangi beban finansial

terutama bagi masyarakat dengan penghasilan rendah. Alternatif jenis

perumahannya adalah dengan pembangunan rumah susun sewa.

Menurut Kementrian Perumahan Rakyat, rumah susun sewa adalah

bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan,

merupakan satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan

terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi bagian bersama, dimana

masyarakat dapat menyewa di lokasi tersebut dengan masa waktu tertentu

dari pengembang (maksimal waktu menyewa 5 tahun), berbeda dengan

rumah susun milik yang status kepemilikannya adalah hak milik (mengikuti

pola strata title), yang merupakan tipologi baru dalam rangkap mempercepat

penyediaan unit hunian guna memenuhi kebutuhan yang sudah sangat

mendesak. Proses pengadaannya melibatkan pihak swasta karena

keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah, namun ditekankan disini

bahwa fokus penelitian pada rusunawa. Sasaran rumh susun sewa adalah

masyarakan berpnghasilan rendah yaitu masyarakat yang berpenghasilan

Page 45: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

29

maksimum Rp 3,5 juta, masyarakat yang tinggalnya tidak menetap,

masyarakat yang belum mendapatkan kesempatan memiliki rumah dan

mereka yang baru saja berumah tangga.

Rumah susun sewa merupakan salah satu program pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengurangi kekumuhan

kota dan menciptakan hunian dan lingkungan yang layak. Rumah susun

sewa merupakan public housing yang pembangunannya mayoritas

mendapatkan subsidi dari pemerintah, dimana subsidi berasal dari

APBN/APBD.

Rumah susun sewa dikatakan lebih sesuai untuk daerah perkotaan

karena selain rumah susun sewa lebih menghemat luasan lahan,

memberikan akses untuk pengembangan ruang komunal dan ruang terbuka

hijau sehingga dapat memperbaiki kualitas lingkungan dan lebih efisien

untuk pembangunan infrastruktur dasar sehingga masyarakat dapat dengan

mudah mengaksesnya. Rumah susun sewa juga dianggap memberikan

kemudahan untuk menyentuh kelompok masyarakat berpenghasilan rendah,

mengingat biaya sewa yang sudah ditentukan sehingga dapat mengurangi

kemiskinan kota.

Permenpera Nomor 14 Tahun 2017 mengatur bahwa penghuni

rusunawa yang kemampuan ekonominya telah meningkat menjadi lebih

baik, harus melepaskan haknya sebagai penghuni rusunawa berdasarkan

hasil evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh badan pengelola.

Page 46: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

30

B. Activity Based Costing (ABC)

1. Definisi Activity Based Costing

Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki sistem perhitungan biaya

adalah dengan menerapkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas

(Activity Based Costing). Menurut Hongren dan Foster (2009:170), ABC

memurnikan sistem biaya dengan mengidentivikasi aktivitas sebagai dasar

obyek biaya. Adapun aktivitas itu sendiri adalah kegiatan, tugas, atau unit

kerja dengan tujuan yang ditentukan. Sistem ABC ini merupakan sistem

yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan

perhitungan harga pokok yang lebih akurat. Sistem ABC ini menyediakan

informasi biaya produk, informasi biaya dan kinerja dari aktivitas dan

sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek

biaya selain produk, nisalnya pelanggan/pemakai jasa dan saluran distribusi

(Gabryela, 2012).

Activity-Based Costing ini merupakan sistem akuntansi biaya yang

dikembangkan oleh Cooper dan Kaplan pada akhir 1980-an. Metode ini

mempunyai perspektif yang berbeda dalam mengalokasikan biaya overhead.

Biaya overhead pada sistem ini dialokasikan ke produk atau jasa

berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa tersebut.

Mendukung pernyataan tersebut, Mulyadi (2003) menggambarkan Activity

Based Costing merupakan sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang

didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya

dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas yang ditujukan untuk

Page 47: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

31

mengerahkan dan mengarahkan seluruh aktivitas organisasi ke penyediaan

produk/jasa bagi kepentingan pemuasan kebutuhan pelanggan.

Carter (2009:528) mengatakan bahwa metode ABC merupakan sistem

perhitungan biaya dimana tempat penampungan biaya overhead yang

jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang mencakup

satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. Metode ABC

mencerminkan penerapan penelusuran biaya yang lebih menyeluruh.

Garrison dan Noreen (2006:440) mengatakan bahwa perhitungan

biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing) merupakan metode

perhitungan biaya yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi

manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin

akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap.

Dari beberapa penjelasan mengenai definisi Activity Based Costing

(ABC), penulis menarik kesimpulan bahwa Activity Based Costing (ABC)

adalah suatu metode perhitungan yang biaya dan pembebanan produknya

dilakukan dengan cara menelusuri biaya dari aktivitas ke produk. Metode

ABC ini dilandasi oleh penyebab sebuah biaya merupakan aktivitas yang

terjadi, dan penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas tersebut.

2. Penerapan Activity Based Costing

Melalui sistem ABC Hongren dan Foster (2008) menjelaskan asumsi

dasar yang melandasi penerapan sistem ABC sebagai perhitungan biaya

dalam satu organisasi. Semua perhitungan yang terjadi dalam sebuah

organisasi, termasuk biaya produk, jasa dan bahkan pelanggan semuanya

Page 48: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

32

didasarkan oleh aktivitas-aktivitas yang direncanakan untuk dilakukan di

capai dalam organisasi tersebut.

Gambar 2.1

Asumsi Dasar Penerapan Sistem ABC

Sumber: Hongren dan Foster, 2009

Dalam penerapan sistem ABC sebagai metode biaya yang digunakan

secara maksimal dalam sebuah organisasi, perlu diperhatikan kriteria

mendasar agar penerapan dilakukan secara efektif. Hongren dan Foster

(2009:169)merumuskan beberapa hal yang berkaitan dengan faktor yang

mendorong penerapan ABC, diantaranya:

a) Tingkat Diversitas (Level of Product Diversity)

Pertumbuhan permintaan akan suatu produk membuat perusahaan

untuk menciptakan produk, baik barang ataupun jasa, dengan variasi

yang banyak. Sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan

memproduksi beberapa macam produk atau lini produk yang diproses

dengan menggunakan fasilitas yang sama. Diversitas produk akan

menghasilkan rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasarkan

unit dan aktivitas berdasar non unit berbeda-beda. Jika produk yang

Activities

Cost of Activity

Cost of:

- Products

- Services

- Customers

Page 49: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

33

dihasilkan menggunakan semua aktivitas overhead dengan rasio yang

hampir sama, maka tidak ada masalah jika cost driver berdasar unit

digunakan untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap

produk. Untuk melakukan perhitungan satu persatu produk tentunya akan

sangat rumit jika tidak digunakan metode yang efektif dan efisien

sehingga penggunaan sistem ABC merupakan metode efektif untuk

kondisi tersebut.

b) Biaya Pengukuran yang Relatif Rendah (Indirect Cost)

Ketika produk yang diciptakan semakin bervariasi, tentunya akan

menyebabkan jenis biaya yang semakin bervariasi pula. Jika hal ini

terjadi pada biaya langsung terntunya tidak akan menjadi masalah besar,

namun ketika hal ini terjadi pada biaya tidak langsung maka perlu

digunakannya sistem ABC untuk mengalokasikan biaya tidak langsung

yang jumlahnya bervariasi ke setiap aktivitas terkait. Biaya pengukuran

(measurement cost) merupakan biaya yang terkait dengan pengukuran

yang digunakan oleh suatu sistem biaya.

c) Tingkat Persaingan Industri (Competition in Product Market)

Beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau

sejenis, persaingan antar perusahaan tersebut akan semakin ketat.

Semakin bersaing perusahaan, maka dibutuhkan perhitungan

pembebanan biaya yang akurat. Persaingan tersebut yang menjadi dasar

yang relevan dalam penggunaan sistem ABC. Dengan hal tersebut,

diharapkan adanya kebijakan strategis yang tepat, seperti penetapan

Page 50: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

34

harga (pricing strategy). Informasi tentang pembebanan biaya yang

akurat akan memudahkan bagi pihak manajemen dalam proses

pengambilan keputusan. Penetapan biaya dan harga menuntut adanya

perhitungan biaya yang efisien dan efektif melalui metode ABC.

Dalam penerapan sistem ABC, terdapat beberapa komponen utama

yang membentuk sistem ABC tersebut berjalan. Biaya aktivitas (cost

activities) yang menjadi dasar dalam sistem ABC yang memiliki tingkat

variasi tinggi berdasar pada aktivitas yang menimbulkan biaya(cost drivers),

dasar alokasi biaya (allocation base) atau pengelompokkan hubungan sebab

akibat. Bastian dan Nurlela (2009:25) mengutarakan komponen penting

yang perlu diperhatikan adalah:

a) Sumber daya (resources), meliputi segala unit ekonomi yang digunakan

untuk mengadakan aktivitas, seperti bahan baku, tenaga kerja,

perlengkapan dan faktor produksi lainnya.

b) Pemicu konsumsi sumber daya (resources driver), meliputi kuantitas

dari sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas, seperti jumlah

jam kerja, luas ruangan yang disewa untuk setiap aktivitas, dan

sebagainya

c) Aktivitas (activity), merupakan dasar dari perhitungan biaya dalam

sistem ABC. Hongren dan Foster (2009) mengelompokkan aktivitas

menjadi:

- Aktivitas Tingkat Unit (Unit Level Activities), dimana perhitungan

biaya aktivitas ini dilakukan pada produk dan jasa dan dihitung

Page 51: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

35

secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi. Sebagai

contoh adalah unit rumah susun satuan.

- Aktivitas Tingkat Kelompok Unit (Batch Level Activities), dimana

perhitungan ini dilakukan pada kelompok unit produk atau jasa yang

dip roses tanpa melihat jumlah unit satuannya. Sebagai contoh

adalah pengaturan biaya rumah susun.

- Aktivitas Pendukung Produk atau Jasa (Product/Service Sustaining

Activities)¸ dimana perhitungan biaya dari aktivitas ini dilakukan

untuk mendukung produk atau jasa tanpa memperhatikan berapapun

jumlah unit atau batch yang diproduksi. Sebagai contoh adalah

desain perancangan produk.

- Aktivitas pendukung fasilitas (Facility Sustaining Activities), dimana

perhitungan biaya dari aktivitas ini tidak dapat ditelusur ke produk

atau jasa namun mendukung organisasi secara keseluruhan. Sebagai

contoh adalah biaya keamanan dan biaya kebersihan.

d) Pemicu aktivitas (activity driver), meliputi intensitas dari permintaan

suatu aktivitas oleh produk atau jasa layanan.

e) Objek biaya (cost objects), meliputi biaya atau aktivitas akan

diakumulasikan dan diukur, seperti jumlah pelanggan, produk, jasa

layanan, kontrak, proyek atau unit kerja lain yang memerlukan

pengukuran biaya tersendiri.

Page 52: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

36

Dalam menjalankan metode Activity Based Costing, terdapat hal-hal

penting yang perlu diperhatikan. Menurut Meidi Wibowo, terdapat 3 (tiga)

bagian dalam menjalankan sistem ABC, yaitu:

a) Bagian pertama: Membangun ulang data keuangan dan operasional.

Menjelaskan bagaimana data yang ada, baik keuangan maupun

operasional harus mengalami treatment yang berbeda.

b) Bagian kedua: Menentukan objek biaya. menjelaskan bagaimana cara

menentukan sasaran yang akan dihitung.

c) Bagian ketiga: Menentukan drivers. Menjelaskan bagaimana cara

menentukan sebuah pemicu (driver), yaitu sebuah hubungan relevansi

tertentu antara sumberdaya dan aktifitas (sumberdaya driver), maupun

antara aktifitas dan objek biaya (aktifitas driver).

Dengan komponen-komponen penting dalam sistem ABC, terdapat

tiga tahapan utama dalam merancang sistem ABC yang

meliputipengidentifikasian biaya sumber daya dan aktivitas, pembebanan

biaya sumber daya ke aktivitas, dan pembebananbiaya aktivitas ke objek

biaya. Hal tersebut didukung pula oleh pernyataan Hongren dan Foster

(2009:174) mengenai tahapan implementasi dari sistem ABC, diantaranya:

a) Mengidentifikasi dan Mendefinisi Sumber Daya yang Menjadi Objek

Biaya

Tahapan pertama dalam penerapan sistem ABC adalah dengan

mengidentifikasi sumber daya, berupa barang ataupun jasa yang menjadi

objek biaya dalam sistem tersebut. Tahapan ini dapat dilakukan dengan

Page 53: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

37

cara melihat jumlah dan kemampuan organisasi dalam menggunakan

sumber daya untuk menghasilkan sesuatu yang akan digunakan oleh

pelanggan. Sumber daya yang berkaitan dengan barang ataupun jasa akan

menjadi tujuan fokus utama dalam perhitungan biaya dengan sistem ABC

ini.

b) Mengidentifikasi Biaya pada Sumber Daya

Dalam setiap produk yang yang akan dihasilkan, tentu saja akan

selalu ada komponen biaya yang berkaitan, terutama biaya langsung

(direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung

(direct cost) merupakan biaya yang melekat pada satu produk yang

penelusurannya dapat dilakukan secara ekonomis. Sedangkan biaya tidak

langsung (indirect cost) adalah biaya yang secara tidak langsung

mempengaruhi produk yang akan dihasilkan. Biaya tidak langsung

memiliki variasi jenis dan jumlahnya sehingga untuk membebankan ke

dalam produk yang dihasilkan diperlukan metode khusus agar hasilnya

proporsional dengan sumber daya yang tersedia. Biaya tidak langsung

berkaitan perhitungannya dengan cara menentukan pemicu biaya (cost

drivers) pada setiap aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya

(resources).

c) Menentukan dan Mengelola Aktivitas

Penentuan aktivitas pada tahap ini merupakan aktivtas yang

diidentifikasikan dan aktivitas-aktivitas yang berkaitan satu sama lain

yang dilakukan dalam sebuah organisasi untuk dihasilkan berupa produk.

Page 54: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

38

Penentuan aktivitas yang dilakukan ini didasarkan pada jumlah dan jenis

sumber daya yang tersedia dalam organisasi terkait. Penentuan dan

pengelolaan aktivitas ini dipengaruhi pula oleh level aktivitas dan volume

sumber daya penentu aktivitas.

d) Menghitung Biaya Aktivitas dari Tiap Dasar Alokasi Biaya

Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk pembebanan biaya

overhead ke produk dihitung, dengan menentukan total aktivitas

sesungguhnya yang diperlukan untuk memproduksi bauran produk dan

untuk melayani pelanggan yang ada pada saat ini. Biaya yang sangat

berpengaruh adalah biaya tidak langsung yang diketahui dalam jumlah

besar dan masih umum. Sehingga harus dilakukan perhitungan tariff per

unit unutk dapat mengalokasikan biaya tersebut kedalam biaya produk

yang dihasilkan. Kemudian penentuan tarif aktivitas dengan membagi

total biaya aktivitas masing-masing dengan total pemicu aktivitas.

e) Menghitung Biaya yang Dialokasikan pada Output Produk

Setelah lengkap semua perhitungan untuk biaya pada unit yang

didasarkan pada aktivitas yang dilakukan, maka selanjutnya biaya

tersebut dialokasikan ke output atau hasil produk yang telah ditetapkan

sesuai dengan dasar alokasi yang telah ditentukan di awal.

Page 55: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

39

Gambar 2.2

Model Activity Based Costing

Sumber: Sumarsan (2013:159)

Dengan adanya tahapan metode ABC tersebut, diketahui bahwa

aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya

secara efisien, organisasi harus mengelola aktivitasnya dengan baik. Dalam

hubungannya dengan biaya produk, maka biaya yang dikonsumsi untuk

menghasilkan produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas dari perencanaan

hingga produksi dan pemberian pelayanan produk.

3. Manfaat Sistem Activity Based Costing

Metode Activity Based Costing memiliki kelebihan yaitu dapat

melakukan perhitungan hingga ke detil jumlah biaya yang diinginkan dari

Sumber Daya

Penetapan Biaya Sumber

Daya

Aktivitas

Penetapan Biaya

Aktivitas

Objek Biaya (Output)

Pemicu Sumber Daya

Mengelola Aktivitas

Pemicu Kegiatan

Page 56: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

40

suatu produk sehingga dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat.

Sumarsan (2013:164) menjelaskan bahwa sistem ABC memiliki banyak

manfaat, antara lain:

a) Menetapkan harga pokok yang lebih akurat terhadap produk atau jasa

yang dihasilkan, pelanggan yang dilayani dan saluran distribusi produk

atau jasa yang digunakan.

b) Memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap biaya overhead

c) Metode ABC mudah dipahami oleh setiap orang

d) Metode ABC menggunakan biaya satuan unit bukan hanya menggunakn

biaya total untuk menetapkan harga pokok produk atau jasa yang

dihasilkan.

e) Meningkatkna profitabilitas perusahaan dengan memantau biaya total

siklus hudup dan kinerja dari produk atau jasa yang dihasilkan dan

pelanggan perusahaan

f) Meingkatkan efektivitas anggaran dengan mengidentifikasi hubungan

antara biaya dan kinerja dalam jenis pelayanan yang berbeda

g) Memfasilitasi penghapusan pemborosan, dengan jelas memperlihatkan

biaya atas kegiatan yang terbuang dengan sia-sia biaya atas kegiatan

yang tidak memberikan nilai tambah

h) Mendorong perbaikan terus-menerus (continuous improvement) dan

pengawasan kualitas terpadu (total quality control) karena perencaan dan

pengendalian roses diarahkan pada tingkat proses

i) Mendukung kinerja manajemendan penerapan balace scrorecard

Page 57: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

41

j) Memungkinkan penerapan penetapan biaya proses (process costing) dan

mendukung pelaksanaan pengelola rantai pemasok (supply chain

management)

k) ABC merupakan sebuah cermin dari hasil kinerja bagaimana aktivitas

dilaksakan

l) Metode ABC memudahkan perusahaan untuk melakukan perbandingan

(benchmarking)

m) Menghubungankan strategi perusahaan untuk mengambil keputusan

operasional

Selain itu, metode ABC mampu untuk mengurangi biaya yang

dikeluarkan pada setiap aktivitas yang timbul dari penawaran produk atau

jasa layanan yang beraneka seperti yang diinginkan pelanggan, karena

pengalokasian biaya dilakukan secara proporsional sesuai dengan aktivitas

yang terjadi. Selain itu, produk dan jasa yang dibuat memiliki perbedaan

dalam hal mengkonsumsi sumber daya.

Secara keselurahan metode ABC dianggap dapat memberikan

informasi dan kinerja yang lebih unggul dibandingkan system akunntasi

biaya tradiosnal. Akan tetapi, bukti bahwa metode ABC dapat manghasilkan

informasi baya yang akurat tidak menajamin bahwa metode ini merupakan

metode yang sempurna karena ternyata masih memiliki beberapa

keterbatasan.

Page 58: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

42

4. Keterbatasan Sitem Activity Based Costing

Keterbatasan-keterbatasan metode ABC menurut Blocher (2006:233)

adalah:

a) Alokasi

Berdasarkanbiaya dialokasikan secara sembarangan, karena kesulitan

menentukan aktivitas biaya tersebut. Contohnya adalah biaya pendukung

fasilitas seperti biaya system informasi, gaji, asuransi dan pajak.

b) Mengabaikan biaya-biaya tertentu

Biaya produk atau jasa yang mengindentifikasi ABC cendrung tidak

mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan roduk atau jasa

tersebut. Biaya produk atau jasa perlakuannya tidak termasuk baiay

untuk aktivitas seperti pemasaran, pengiklanan, penelitian dan

pengembangan meski sebagian dari biaya-biaya ini dapat ditelusuri ke

suatu produk atau jasa. Biaya produk tidak termasuk biaya-biaya ini

karena prinsip akuntasi yang berlaku umum untuk pelaporan keuangan

mengharuskan biaya-biaya tersebut di atas diperlakukan sebagai biaya

periodic.

c) Mahal dan menghabiskan waktu

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak murah dan membutuhkan

wkatu yang banyak untuk dikembangkan dan dilaksanakan. Untuk

perusahaan dan organisasi yang elah enggunakn system pehitungan biaya

tradisional berdasarkan volume, pelaksanaan suatu system baru cendrung

Page 59: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

43

sangat mahal dan biasanya diperlukan waktu setahun atau lebih untuk

mengebangkan dan melaksanakan Activity Based Costing dengan suskes.

Selain tiga poin diatas, Bastian dan Nurlela (2010:30) menambahkan

keterbatasan metode ABC adalah sebagai berikut:

a) Sulitnya merubah pola kebiasaan

Mengubah pola kebiasaan membutuhkan waktu penyesuaian, karean

sudah biasa menggunakn system baiay tradisional dalam beroperasinya

dan juga digunakan sebagai evaluasi kinerja, maka denagn perubahan

pola ini kadangkala mendapat perlawanan dari para karyawan. Jiak hal

ini terjadi maka penerapan metode ABC akan mengalami kegagalan.

b) Mudahnya data ABC disalah artikan

Dalam prakteknya, data ABC dengan mudah disalah artikan dan harus

digunakan secara hati-hati, ketika pengambilan keputusan. Baiay yang

dibebankan ke produk atau jasa hanya dilakukan bilamana secara

potensial baiaya tersebut relevan. Sehingga sebelum pengambilan

keputusan yang signifikan dengan penggunkana data ABC, para

pengambilan keputusan harus dapat mengidenifikasikan baiay mana yang

betul-betul relevan dengan keputuan saat itu.

c) Bentuk laporanyang kirang sesuai

Umumnya laporan yang disusun dengan menggunakna metode ABC

tidak sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku secara umum.

Konsekuensi perusahaan yang menerapkan metode ABC harus

menyesuaikan laporan biaya yang berlainan satu untuk internal dan satu

Page 60: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

44

lagi untuk laporan eksternal, hal ini membutuhkan waktu biaya

tambahan.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, sekalipun metode ABC

memiliki banyak keunggulan dalam perhitungan biaya, masih terdapat pula

beberapa keterbatasan yang ditemui dalam penggunaan metode ini.

C. Sistem Biaya Rumah Susun

Di dalam Rusunawa, system akutansi biaya berguna untuk

mengefektifkan dan mengefesienkan penggunaan dana perumahan, mengetahu

penyebab utama biaya yang terjadi di suatu perumahan, memberikan informasi

berupa laporan biaya yang akurat, memberi jaminan akuntabilitas dan

transparansi penggunaan dana serta menghsilkan laporan biaya yang terkini (up

to date) yang sangat berguna bagi pengambilan keputusan (Bastian,2007:136-

137).

Nanang Fattah mengemukakan pendapatnya mengenai biaya Rumah

Susun dengan yang berkaitan dengan biaya satuan. Biaya satuan adalah biaya

rata-rata hunian yang dihitung dari total pengeluaran Rusunawa dibagi seluruh

warga yang ada di Rusunawa (enrollment) dalam kurun waktu tertentu.Secara

sederhana biaya satuan dihitung hanya dengan membagi seluruh jumlah

pengeluaran Rusunawa dengan jumlah warga yang aktif pada tahun tertentu.

Selanjutnya, Menurut Jusuf Enoch “Biaya satuan menyatakan jumlah

pengeluaran yang dipergunakan oleh setiap wargadalam suatu tahun tertentu,

baik dalam sistem secara keseluruhan, atau hanya pada tingkatan dan jenis

tertentu, atau mungkin saja dalam Rusunawa tertentu saja.

Page 61: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

45

Nanang Fatttah mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) cara untuk

menghitung unit cost:

a. Biaya rata-rata Rusunawa, yaitu biaya keseluruhan dibagi jumlah warga

yang mendaftar di suatu Rusun.

b. Biaya rata-rata perpengeluaran adalah biaya total keseluruhan dibagi jumlah

pengeluaran.

Lain halnya dengan Matin, beliau mengungkapkan bahwa “Konsep biaya

satuan adalah menunjuk kepada jumlah biaya rutin yang dihabiskan setiap

warga selama satu tahun penempatan. Biaya satuan dapat disebut biaya untuk

satu warga dalam satu tahun kedepan.Unit cost dihitung hanya berdasarkan

kepada biaya rutin atau disebut juga dengan biaya operasional.

Menurut Indra Bastian, “landasan teori yang dipakai untuk memecahkan

permasalahan perhitungan biaya di Rusunawa adalah pendekatan akuntansi

biaya tradisional dan Activity Costing System (ACS).”

Gambar 2.3

Cost Assignment Method

Sumber: Don (2006:27)

Resource Driver

Direct Tracing Driver Tracing Allocation

Physical Casul Convenience

Observation Factors Convenience

Cost of Resources

Cost Object

Page 62: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

46

Salah satu objek biaya yang paling penting adalah output dari organisasi

itu sendiri. Jenis output dari organisasi ada dua yaitu produk nyata dan jasa.

Produk nyata adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku

melalui penggunaan input tenanga kerja dan modal. Seadangkan jasa adalah

aktifitas yang dilakukan organisasi untuk digunakan oleh pelanggan atau

aktifitas yang dilakukan pelanggan untuk menggunakan produk atau sasilitas

organisasi.

Kemampuan dalam menelusuri biaya ke objek biaya adalah penting

untuk mengambil keputusan di industry jasa sebagaimana halnya dengan di

isndustri manufaktur. Dalam pengambilan keputusan rutin mengenai harga,

tender, serta penghilangan atau penambahan suatu jasa, mengetahui biaya dari

berbagai jasa yang berbeda merupakan suatu hal yang teramat penting dalam

lingkungan kompetitif dan kemampuan untuk menelusuri biaya merupakan

dasar dalam menghitung biaya dari suatu jasa sepeerti halnya dalam

menghitung biaya dari barang hasil manufaktur (Carter, 2010:33)

Berkenaan dengan biaya Rusunawa, pengklasifikasiannya sangat

beragam dan banyak ahli yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda.

Pendapat menurut Uhar Suharsaputra, biaya biasanya meliputi:

a. Direct cost dan indirect cost. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang

secara langsung dapat dirasakan dalam pelaksanaan hunian dan dapat secara

langsung pula meningkatkan mutu hunian. Sedangkan Indirect cost (biaya

tidak langsung) meliputi biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya lainnya.

Page 63: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

47

b. Social cost dan private cost. Social cost merupakan biaya publik, yaitu biaya

Rusunawa yang harus dibayar oleh warga sedangkan private cost adalah

biaya yang dikeluarkan oleh warga yang membiayai hunian tersebut, dan

termasuk didalamnya forgone oppurtunities (biaya kesempatan yang

hilang).

Setelah diketahui konsep biaya dan klasifikasi biaya, identifikasi biaya

yang terjadi di Rusunawa disesuaikan dengan APBS. Logika hubungan antara

biaya dan anggaran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.4

Diagram Penyusunan Anggaran Rusunawa

Sumber : Setyaningrum (2014)

Alat bantu dalam penyusunan laporan biaya aktivitas yakni

menggunakan Activity Costing System (ACS), yang merupakan salah satu alat

perhitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan ekonomi

tersebut, biaya merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan entitas

Activity Costing System

Anggaran Aktivitas

Biaya Tidak

Langsung

Biaya

Langsung

Biaya

Page 64: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

48

bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas yang

dilakukan entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian

aktivitas dan prasarana pendukung aktivitas yang dibutuhkan. Dengan

penjabaran jenis biaya dan aktivitas secara bersamaan, anggaran tahunan dapat

dirinci secara lebih akurat.

Page 65: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

49

D. Hasil Kajian yang Relevan

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No

Peneliti

dan

Tahun

Judul Persamaan Perbedaan

Hasil Penelitian

1. Narcyz

Roztocki

(2001)

The Integrated

Activity-Based

Costing and

Economic Value

Added System for

the Service Sector

Persamaan dari

penelitian Narcyz dan

Penelitian ini adalah

keduanya sama

menggunakan metode

ABC. Selain itu

sampel dari kedua

Pada penelitian ini tidak

menggunakan sistem

EVA yang digunakan

dipenelitian sebelumnya.

Selain itu, penelitian

Narcyz mengambil

sampel perusahaan

Metode ABC dan EVA sangat berguna

pada usaha sektor pelayanan, karena

sistem ini dapat melacak seluruh biaya

produksi terutama pada kasus dimana

cost objects memiliki tingkat

perbedaan yang tinggi. Hal tersebut

berkaitan dengan aktivitas overhead

Page 66: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

50

penelitian ini adalah

pada sektor

pelayanan, dimana

beberapa kategori

perhitungan biaya

dari penelitian ini pun

sama, seperti biaya

sewa unit, biaya

pemeliharaan fasilitas

sarana dan prasarana,

biaya administrasi,

dsb.

swasta yang bergerak di

bidang consulting,

sedangkan penelitian ini

menggunakan Rumah

Susun dibawah

Pemerintah.

tambahan dari organisasi. Selain itu,

sistem ABC yang terintegrasi juga

dapat menentukan secara akurat biaya

service dan juga biaya produk. Sistem

ABC dan EVA akan merubah perilaku

managerial dan fokus mereka terhadap

perkembangan kinerja organisasi.

2 Michela

Arnaboldi

Activity Based

Costing, Modernity

Persamaan penelitian

yang dilakukan ini

Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan

Dengan latar belakang populasi dan

sampel penelitian adalah beberapa

Page 67: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

51

& Irvine

Lapsley

(2003)

and The

Transformation of

Local Government

dengan penelitian

yang sedang

berlangsung ditelitio

oleh penulis adalah

penggunaan metode

ABC pada organisasi

pemerintah, dimana

memiliki aturan yang

hampir sama. Selain

itu baik kedua

penelitian

menggambarkan

bahwa untuk

organisasi dibawah

metode ABC sebagai

sebuah alat baru bagi

organisasi pemerintah

sebagai terobosan

penggunaan metode ini

menuju sistem

perhitungan biaya yang

lebih modernisasi.

Sedangkan pada

penelitian yang saat ini

dilakukan, metode ABC

digunakan dan

difungsikan sebagai

metode perhitungan

lembaga atau organisasi dibawah

pemerintah di UK, metode ABC

dianggap cukup sulit dilakukan di

organisasi pemerintahan tersebut

karena penganggaran, biaya dan

sebagainya telah diatur sebelumnya

oleh pemerintah, termasuk sistem

penentuan biaya. Hanya 3 dari 28

organisasi/lembaga pemerintahan yang

menggunakan metode ABC sebagai

metode perhitungan biaya untuk

memodernisasikan sistem perhitungan

biaya mereka.

Page 68: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

52

pemerintah memang

terlihat jarang dalam

penggunaan metode

ABC

biaya yang akan

dipergunakan.

3 Carlos

Manuel

Ferreira

Lima

(2011)

The Applicability of

the Principles of

Activity-Based

Costing System in a

Higher Education

Institution

Persamaan penelitian

yang dilakukan oleh

Carlos Manuel

Ferreira Lima dengan

penelitian sekarang

adalah sama-sama

menggunakan

variable Activity

Based Costing untuk

memprediksi biaya

Penelitian yang

dilakukan oleh Carlos

Manuel Ferreira Lima

adalah aplikasi metode

ABC yang dilakukan di

bidang pendidikan yaitu

di universitas sedangkan

penelitian sekarang

dilakukan dengan

pengaplikasiannya di

Implementasi metode ABC mampu

menghasilkan lebih banyak informasi

yang berguna bagi manajemen

kampus, namun begitu hambatan dan

tantangan khususnya yang terkait

dengan sisten informasi yang

mendukung, dapat menghambat

kesuksesan dalam mengaplikasikan

metode ini. Penerapan sistem ABC di

Universitas di Portugal dapat menjadi

Page 69: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

53

produk yang lebih

baik/akurat.

bidang perumahan, yaitu

rumah susun. Selain itu,

pada penelitian ini

penulis mencoba

membandingkan antara

metode tradisional dan

metode ABC sedangkan

pada penelitian

sebelumnya, tidak ada

perbandingan.

model pembiayaan yang sangat efektif

dan fleksibel untuk diadaptasi oleh

universitas.

4. Athanasios

Vazakidis,

et. Al

(2010)

Activity-Based

Costing in the

Public Sector

Persamaan kedua

penelitian ini adalah

penggunaan metode

ABC dalam rangka

Pada penelitian yang

dilakukan oleh

Athanasios, hal yang

menjadi fokusnya adalah

Hasil dari penelitian ini mengatakan

bahwa metode ABC tepat digunakan

pada organisasi sektor publik melihat

dari struktur prefektur Yunani.

Page 70: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

54

penentuan biaya pada

sektor pelayanan dan

bertujuan untuk

membuat kepuasan

terhadap biaya yang

ditetapkan kepada

pengguna layanan.

Selain itu kedua

penelitian ini

memiliki kesamaan

dalam penggunaan

perbandingan metode

ABC dan metode

tradisional

untuk mengetahui

perhitungan biaya

organisasi berdasarkan

aktivitas yang dilakukan,

terutama difokuskan

pada aspek pegawai

organisasi, yang akan

digunakan untuk

perbaikan organisasi itu

sendiri. Sementara

penelitian ini ingin

melihat jumlah biaya

yang harus ditetapkan

untuk retribusi unit

Metode ABC yang digunakan pada

perusahaan memberikan informasi

dengan sangat rinci, termasuk dalam

memberikan informasi mengenai

biaya estimasi, sehingga dapat dengan

mudah digunakan oleh administrasi

untuk mengidentifikasi hal yang

kurang dalam pengaturan pembiayaan,

serta transparansi anggaran

perusahaan.

Page 71: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

55

rumah susun.

5. Ahmed E.

Haroun

(2015)

Maintenance Cost

Estimation:

Application Of

Activity-Based

Costing As A Fair

Estimate Method

Persamaan dari kedua

penelitian ini adalah

penggunaan metode

ABC sebagai dasar

pengukuran

penentuan biayanya.

Pada kedua penelitian

juga sama-sama

menelaah untuk

estimasi biaya produk

yang dihasilkan. Pada

kedua penelitian ini,

biaya pemeliharaan

Perbedaan dari penelitian

ini adalah, Penelitian

yang dilakukan oleh

Haroun hanya berfokus

pada biaya pemeliharaan

sarana dan prasarana

sedangkan pada

penelitian ini, biaya

pemeliharaan menjadi

salah satu aspek yang

diukur tapi tidak menjadi

penentu. Selain itu, pada

penelitian Haroun,

Hasil dari penelitian ini mengatakan

bahwa sistem ABC menyediakan

estimasi biaya yang akurat

dibandingkan dengan metode

tradisional yang biasa digunakan.

Selain itu sistem ABC berguna dalam

pendistribusian biaya overhead ke

aktivitas sesungguhnya yang

dilakukan. Pada penelitian ini

ditemukan bahwa dalam biaya

pemeliharaan dan desain, mengalami

penurunan pada biaya yang

dikeluarkan karena dianggap tidak

Page 72: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

56

fasilitas/ sarana dan

prasarana menjadi

salah satu aspek

penting yang diukur.

Kedua penelitian ini

juga memiliki

pembandingan

metode dalam

penentuan biaya,

yaitu metode ABC

dan metode

tradisional.

sampel diambil pada

perusahaan manufaktur,

sedangkan penelitian ini

mengkhususkan pada

perumahaan dibawah

pemerintah.

bermakna dan tidak sesuai dengan

aktivitas yang dilakukan. Hal tersebut

memberikan dampak pada tim

manajerial dalam meningkatkan

kinerja organisasi melalui pengaturan

biaya organisasi.

6. Maria

Major &

Managers Divided:

Implementing ABC

Persamaan dari kedua

penelitian ini adalah

Perbedaan penelitian ini

adalah penelitian yang

Pada hasil penelitian ini, dengan

implementasi sistem ABC dapat

Page 73: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

57

Trevor

Jopper

(2005)

in a Portuguese

Telecommunications

Company

penggunaan sistem

ABC sebagai dasar

utama dalam penentu

biaya yang akan

digunakan oleh

organisasi terkait.

dilakukan oleh Maria

dilakukan pada

organisasi dalam bidang

telekomunikasi dimana

permasalahan yang

dihadapi sangat berbeda

dengan perumahan.

mendukung keberhasilan project yang

dilakukan oleh organisasi karena

sistem ABC juga berguna dalam

mengevaluasi seluruh aspek yang

berkaitan dengan project yang

dilakukan. Selain itu terlihat biaya

berlebih pada produksi dan pemasaran

yang tidak sesuai kebutuhan. Sistem

ABC juga dapat diimplementasikan

pada seluruh level pada organisasi ini.

7. Osman

Kursat

Onat et. Al

(2014)

Activity Based

Costing in Services

Industry: A

Conceptual

Persamaan dari kedua

penelitian ini adalah

penggunaan metode

ABC sebagai dasar

Penelitian yang

dilakukan oleh Osman

berfokus pada jenis

pelayanan yang berdasar

Hasil dari penelitian ini adalah sistem

ABC sangat berguna dalam konteks

pemasaran pelayanan yang diberikan.

Sistem ABC dalam penentuan biaya

Page 74: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

58

Framework for

Entrepreneurs

dari penelitian yang

dilakukan demi

terbentuknya

penentuan biaya

produk. Selain itu

penggunaan

peningkatan

pelayanan sebagai

dasar dari terciptanya

penelitian ini.

pada aktivitas

entrepreneur (wirausaha)

dimana aktivitas yang

dijadikan pengukuran

tentu saja berbeda.

dapat berguna juga dalam aktivitas

mempromosikan jenis usaha dan

menarik pelanggan baru agar tertarik

pada produk.

8. Yong Woo

Kim &

Glenn

Ballard

Activity-Based

Costing and Its

Application to Lean

Construction

Persamaan dalam

penelitian ini adalah

penggunaan metode

ABC sebagai dasar

Perbedaan kedua

penelitian ini adalah

penelitian yang

dilakukan oleh Kim &

Hasil dari penelitian ini adalah metode

ABC biasanya dipergunakan dalam

perusahaan besar dan bergerak dalam

pelayanan, namun dalam bidang

Page 75: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

59

(2001) dari penentuan biaya.

Selain itu karena

fokus pada konstruksi

bangunan, penelitian

Kim memiliki

kategori biaya yang

hampir serupa dengan

kategori biaya yang

ada pada penelitian

ini.

Ballard berfokus pada

usaha konstruksi

bangunan dimana

penggunaan sampelnya

adalah pada bangunan

yang sedang diproses,

sementara pada

penelitian ini khusus

pada penentuan biaya

rumah susun, dimana

bangunan sudah jadi

bentuk fisiknya.

konstruksi dimana kategori atau aspek

penilaian biaya secara detail dan

merinci dalam jumlah banyak juga

dapat dilihat dari sistem ABC. Selain

itu, project yang dilakukan oleh

bidang konstruksi ini juga dapat di

prediksi dalam jangka panjang

menggunakan sistem ABC. Pada

penelitian ini juga diberikan contoh

bila sistem ABC digunakan untuk

perhitungan pada bidang konstruksi.

9. Bernard

Piece &

Perceived Success

of Costing System:

Persamaan dalam

penelitian ini adalah

Perbedaan dari penelitian

ini , penelitian yang

Hasil dalam penelitian ini, sistem

biaya dengan metode ABC secara

Page 76: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

60

Richard

Brown

(2016)

Activity-Based and

Traditional System

Compared

dengan

membandingkan

kedua sistem metode

atau sistem biaya

antara metode ABC

dan metode

tradisional

dilakukan oleh Bernard

hanya untuk

membandingkan kedua

metode tradisional dan

metode ABC, sedangkan

pada penelitian ini, tidak

hanya membandingkan

tetapi juga penentuan

biaya yang akan

digunakan oleh rusun

dalam retribusi unit

rumah susunnya.

signifikan berpengaruh dalam

mengembangkan dan dalam

memperbaiki laporan keuangan dari

pengaturan biaya yang dilakukan.

Selain itu, keterlibatan akuntansi

menjadi satu-satunya variabel yang

secara sukses memiliki asosiasi

signifikan terhadap kedua metode

perhitungan biaya, baik secara

tradisional ataupun dengan metode

ABC.

10. Tri

Priyatmo

Analysis of the

Prospect of

Persamaan kedua

penelitian ini adalah

Perbedaan kedua

penelitiain ini adalah

Hasil dari penelitian ini, metode ABC

dapat digunakan sebagai perhitungan

Page 77: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

61

& Rusdi

Akbar

(2018)

Implementing

Activity-based

Costing (ABC) in

Governmental

Organisations: A

Study at the State

Treasury Office

Jakarta

implementasi sistem

biaya ABC sebagai

dasar dari

penelitiannya. Selain

itu, sampel yang

digunakan sama

berada di bawah

pemerintahan,

khususnya di DKI

Jakarta, sehingga

dasar perencanaan

dan anggaran pun

memiliki metode

yang sama.

penelitian Rusdi

dilakukan pada

Kementrian keuangan

sedangkan penelitian ini

berada dibawah

pemerintah provinsi.

unit cost dari produk yang dihasilkan

di KPPN Jakarta. Selain itu, metode

ABC memiliki outlook yang positif

sebagai alat untuk menganalisa

aktivitas yang dilakukan. Metode ABC

juga memiliki dampak pada beberapa

aspek psikologi di organisasi seperti

komitmen pemimpin, kejelasan

keuntungan organisasi, kesadaran

internal bahkan resistansi pegawai.

Page 78: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

62

E. Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang kerangka

berpikir dalam pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.5

Skema Kerangka Pemikiran

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENULISAN

Mengidentifikasi dan merancang suatu model perhitungan biaya pelayanan dalam rumah susun dan

Administrasi uprs, yang berbasis aktivitas (ABC) di Rusunawa kawasan Jakarta Barat.

STUDI LITERATUR

1. ABC (Activity Based Costing)

2. Manajemen Pengelolaan Keuangan

Rusunawa

PENGUMPULAN DATA

1. Siklus Proses Bisnis

2. Data Perencanaan

3. Laporan Keuangan

4. Jumlah Warga

5. Jumlah Pekerja

6. Data sarana dan prasarana Rusunawa

PERANCANGAN MODEL ABC (Activity Based Costing)

Identifikasi Proses Bisnis di

uprs tambora, yang terdiri

atas:

1. Proses Manajerial

2. Proses Utama (Core

Process)

3. Proses Pendukung

(Support Process)

Identifikasi Biaya per

Aktivitas sesuai dengan

Cost Component (Direct

Labor, Direct Material

dan Overhead)

Identifikasi Cost Object, Activity

Centre, Resources Centre

Identifikasi aktivitas Cost

Pool, Cost Object dan Cost

Driver pada Activity Centre

APLIKASI MODEL ABC PADA TIAP PROGRAM KEAHLIAN

Pengalokasikan Activity

Overhead Cost pada

masing-masing aktivitas

di masing unit sewa

Estimasi proporsi biaya dan

keterkaitan antar aktivitas

terhadap Cost Component

melalui Cost Driver

Traditional Costing Method Activity Based Costing (ABC)

Pengambilan Kesimpulan dan saran

Page 79: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

63

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi

kasus. Data dikumpulkan melalui beberapa metode yaitu observasi, wawancara

dengan beberapa perwakilan dan pimpinan serta studi dokumentasi dan

pustaka. Ruang lingkup penelitian yang digunakan yaitu Unit Pengelola Rumah

Susun Tambora. kerangka kerja yang digunakan yaitu dengan merancang

model sistem ABC (Activity Based Costing) dalam pengelolaan biaya di Unit

Pengelola Rumah Susun Tambora dan kemudian dilanjutkan pada tahapan

perhitungan unit cost untuk outout yang dihasilkan yaitu harga sewa untuk

hunian Rumah Susun Tambora.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang

memiliki kualitas-kualiyas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan

kualitas dan ciri-ciri tersebut populasi dapat dipahami sebagai sekelompok

unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan

karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Unit Pengelola

Rumah Susun Tambora.

65

Page 80: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

64

Unit Pengelola Rumah Susun Tambora terdiri dari lima rumah susun

yaitu Rumah Susun Tambora, Rumah Susun Daan Mogot, Rumah Susun

Flamboyan, Rumah Susun Rawa Buaya dan Rumah Susun Tegal Alur.

Berikut tabel perincian populasi yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No. Nama Lokasi Unit Hunian

1. Rumah Susun Sewa

Tambora

Kel.Angke , Kec.Tambora,

Jakarta Barat

879 unit

2. Rumah Susun Sewa

Daan Mogot

Kel. Duri Kosambi, Kec.

Cengkareng Jakarta Barat

640 unit

3. Rumah Susun Sewa

Flamboyan

Kel. Cengkareng,

Kec.Cengkareng, Jakarta

Barat

560 unit

4. Rumah Susun Sewa

Rawa Buaya

Kel. Rawa Buaya,

Kec.Cengkareng, Jakarta

Barat

778 unit

(Belum

dihuni)

5. Rumah Susun Sewa

Tegal Alur

Kel. Tegal Alur, Kec.Kali

Deres, Jakarta Barat

95 unit

(Belum

dihuni)

Page 81: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

65

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

relative sama dan dianggap bias mewakili populasi. Pada penelitian ini

metode penarikan sampel yang dipakai yaitu Purposive Sampling Method

atau Judgement Sampling.

Sampel dalam penelitian ini adalah Rumah Susun Tambora karena

Rumah Susun Tambora adalah rumah susun yang paling pertama dibangun

dibawah Uprs Tambora. Rumah susun ini juga memiliki unit hunian yang

paling banyak.

C. Produk-Produk Organisasi

Organisasi menghasilkan beberapa produk jasa dan data untuk beberapa

jasa yang dihasilkan diambil berdasarkan laporan keuangan UPRS Tambora.

Adapun jenis-jenis jasa yang dihasilkan adalah jenis jasa, antara lain:

1. Jasa service charge

Berupa pelayanan yang diberikan bagi pengguna gedung dan segala fasilitas

serta kemudahan yang sudah ada baik di dalam maupun pada halaman

gedung. Jasa service charge yang diberikan adalah sebagai berikut:

a) Pemeliharaan kondisi ruangan-ruangan, unit rumah susun, fasilitas rumah

susun, bangunan gedung serta halaman gedung itu sendiri

b) Menjaga kebersihan dan ketertiban ruangan serta peralatan yang tersedia

c) Memelihara dan menjaga keasrian halaman, taman, lapangan dan lahan

yang tersedia untuk bersama

Page 82: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

66

d) Aktivitas lain seperti jasa keamanan gedung yang dilaksanakan oleh

satpam, cleaning service dan teknisi gedung

2. Jasa penggunaan fasilitas kantor

Berupa perlengkapan fasilitas kantor yang digunakan, diantaranya:

a) Penggunaan fasilitas listrik

b) Penggunaan fasilitas internet

c) Penggunaan fasilitas telepon

3. Jasa auditorium dan perlengkapannya, berupa penyewaan ruang

aula/auditorium, sound system dan peralatan aula lainnya.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber data pertama yakni person

dengan menggunakan prosedur dan teknik pengumpulan data lapangan atau

langsung melalui wawancara dan observasi.Data sekunder diperoleh dari

sumber data paper dengan menggunakan teknik dokumentasi. Data sekunder

dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan.

1. Penelitian Lapangan

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berhubungan dengan

data keuangan dan non keuangan Unit Pengelola Rumah Susun Tambora

yaitu berupa Rancangan Kegiatan Anggaran. Realisasi anggaran, data

pegawai ASN maupun PJLP di UPRS Tambora, data sarana dan prasarana

dan proses bisnis unit pengelola ruah susun tambora. data yang dibutuhkan

dalam penelitian adalah data anggaran tahun 2019.

Page 83: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

67

Untuk memperoleh data primer, digunakan penelitian lapangan (field

search) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a) Wawancara, adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawan secara lisan pula. Ciri

utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap

muka Antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi

(interviewee) (Zuriah, 2007:179).

Wawancara dilakukan secara formal dan non formal untuk

penggalian informasi sambil melakukan permintaan data sekunder

kepada pihak-pihak yang terkait atas data keuangan dan non keuangan.

Adapun sumber data yang berupa person dalam penelitian ini yaitu

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, Kasubbag Tata Usaha,

Kassubag Keuangan, dan Kasatpel Prasarana dan Sarana.

b) Observasi, adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan

pacaindra lainnya (Bungin, 2009: 115).

Observasi dilakukan dalam rangka cross-check data agar

memeperoleh gambaran kondisi sesungguhnya. Dan untuk mengetahui

aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan pada proses manajerial, proses

utama dan proses pendukung sehingga dapat melakukan mapping

terhadap cost component yang relevan bagi perhitungan tarif sewa rumah

susun tambora.

Page 84: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

68

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan diperlukan untuk mengumpulkan data

sekunder serta diperlukan untuk menunjang, melengkapi, dan

menyempurnakan data primer. Teknik pengumpulan data sekunder adalah

dengan cara mempelajari dari jurnal penelitian ilmiah, laporan-laporan dari

instansi terkait serta karya tulis lainnya yang ada hubungannya dengan

penelitian ini.. Sumber data ini meliputi dokumen Rencana Kegiatan dan

Anggaran Tahun 2019, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan penerimaan

dan tunggakan, dan dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dan

non keuangan yang dirumuskan untuk mencapai tahapan penelitian dan analisa

sebagai berikut:

1. Telaah Aktivitas

Telaah aktivitas dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi semua aktivitas yang terjadi di dalam aera cakupan

ruang lingkup penelitian yaitu Unit Pengelola Rumah Susun Tambora.

b) Mengidentifikasi semua sumber daya (resouces) yang dikonsumsi oleh

ukpd, baik yang berupa uang (dana anggaran), tenaga kerja,

mesin/peralatan dan lainnya.

c) Mengidentifikasi jumlah orang, jumlah peralatan dan jumlah

perlengkapan, besar gaji, honor dan insentif dan lainnya (resources

Page 85: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

69

driver) untuk setiap komponen dihubungkan dengan aktivitas yang

mengkonsumsinya pada unit rumah susun tambora.

d) Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah

disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan, misalnya

untuk aktivitas umum seperti telepon, air, listrik menggunakan driver

jumlah atau besarnya daya yang digunakan.

e) Membebankan biaya ke aktivitas secara penuh sesuai dengan banyaknya

resources yang dikonsumsi melalui cost driver yang telah dipilih dan

relevan dengan aktivitas proses utama.

2. Telaah Cost Object

Tahap selanjutnya adalah telaah cost object dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Mengidentifikasi Cost Object

b) Mengidentifikasi Activity Driver, misalnya jumlah hunian, luas hunian,

pemakaian daya dan jasa untuk setiap aktivitas yang menyerap biaya

penuh untuk menghubungkan aktivitas ke Cost Object yang

dikonsumsinya.

c) Membebankan biaya ke Cost Object secara penuh sesuai besarnya biaya

yang dikonsumsi melalui Activity Driver di masing-masing hunian.

3. Tahap Perancangan Model

Perancangan model dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a) Identifikasi proses bisnis rumah susun tambora meliputi proses

manajerial, proses utama dan proses pendukung.

Page 86: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

70

b) Review data keuangan unit pengelola rumah susun tambora meliputi data

RKA 2019 dan data Realisasi anggaran untuk mengetahui mata anggaran

yang ada, serta batasan penggunaannya.

c) Mengidentifikasi dan membuat definisi aktivitas-aktivitas utama yang

dilakukan oleh rumah susun tambora ke dalam activity dictionary atau

rincian aktivitas yang mendefinisikan keseluruhan aktivitas yang

mencerminkan proses manajerial, utama dan pendukungnya.

d) Mengindentifikasi dan menetapkan cost object, direct labor cost, direct

material cost, dan overhead cost. Penetapan dimaksudkan untuk

menyamakan persepsi pembaca dan menjelaskan acuan istilah tersebut

dalam penelitian ini.

e) Identifikasi expense category, cost driver, dan cost component.

f) Penyusunan hirarki alokasi activity overhead cost pada rumah susun

tambora. hal ini dimaksudkan untuk menentukan/mengestimasi proporsi

biaya yang diserap, yaitu melalui proporsi yang besarnya ditentukan oleh

cost driver yang telah diidentifikasi.

4. Aplikasi Model pada Rumah Susun Tambora

Pada tahapan ini, seluruh biaya yang telah dikumpulkan berdasarkan

rancanganmodel yang digunakan yakni akan menghasilkan besaran biaya

yang dikeluarkan oleh rumah susun tambora berdasarkan aktivitas yang

telah ditelaah dan dikonstruksi serta dikelompokkan berdasarkan expense

category.

Page 87: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

71

Berikut deskripsi aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Deskripsi Aktivitas

No Aktivitas DL DM OH JML

1. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah

Susun

2. Pengisisan Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

3. Penyediaan Alat Tulis Kantor

4. Penyediaan Barang Cetakan dan

Pengandaan

5. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

6. Gaji PJLP Bagian Administrasi

7. Pengadaan Barang Pakai Habis Keamanan

dan Ketertiban

8. Gaji PJLP Petugas Keamanan

9. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan

Petugas Keamanan

10. Pengadaan Alat Kebersihan dan Bahan

Pembersih

11. Pengadaan Barang Pakai Habis Kebersihan

12. Gaji PJLP Petugas Kebersihan

13. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan

Page 88: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

72

Petugas Kebersihan

14. Penyediaan Jasa Telepon, Air, Listrik dan

Internet (TALI)

15. Pengadaan Makanan dan Minuman Harian

Pegawai

16. Pengadaan Makanan dan Minuman Rapat

17. Kegiatan Kerja Bakti bersama Warga

Rusunawa

18. Kegiatan Pembinaan Rohani Warga

Rusunawa

19 Penanggulangan Bahaya Narkoba & HIV

AIDS

20 Pendampingan Kegiatan Rusun

21 Penertiban Penghuni Rusun

22 Kegiatan Senam Kesegaran Jasmani

23 Kegiatan Simulasi Penanggulangan

Bencana Kebakaran

24 Perpanjang Surat Perjanjian Hunian

25 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

26 Penyediaan Sewa Mesin Foto Copy

27 Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan

Kerja

28 Pengadaan Perkakas Kerja Mekanikal

Page 89: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

73

Elektrikal

29 Gaji PJLP Petugas Mekanikal Elektrikal

30 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan

Petugas Mekanikal Elektrikal

31 Penyediaan Sarana dan Prasarana Kerja

32 Penyediaan BBM KDO/ KDO Khusus

33 Penyediaan Jasa Perizinan KDO/ KDO

Khusus

34 Pemeliharaan/ Service Kendaraan Dinas

Operasional

TOTAL

Sumber: Data Laporan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan DPA Tahun 2018

Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah

disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan. Lalu

perhitungan cost per unit hunian rumah susun tambora dapat dihitung sesuai

dengan proporsi aktivitas yang dilakukan.

Page 90: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

74

BAB IV

HASIL DAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Unit Pengelola Rumah Susun Tambora

Unit pengelola rumah susun tambora merupakan salah satu bidang

dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta. Unit

Pengelola Rumah Susun bertugas memonitoring perawatan, pengawasan,

dan mengelola Rumah Susun Sewa beserta dengan warga dan

lingkungannya. Berdasarkan Pergub No. 342 Tahun 2014, Unit Pengelola

Rumah Susun dibagi menjadi 3 Wilayah, yaitu Unit Pengelola Rumah

Susun Wilayah 1, 2 dan 3.

UPRS Wilayah 1 menaungi Rusun di Jakarta Utara, UPRS Wilayah 2

menaungi Rusun di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, dan UPRS Wil. 3

menaungi Rusun di Jaktarta Timur dan Jakarta Selatan. Yang kemudian

berubah berdasar pada Pergub No. 5 Tahun 2016 dimana UPRS dibagi

menjadi 13 Wilayah berdasar Rusun terdekat atau serumpun.

Unit Pengelola Rumah Susun Tambora sendiri menaungi 5 Rusun

Sewa yaitu Rusunawa Tambora, Rusunawa Daan Mogot/Pesakih, Rusunawa

Flamboyan, Rusunawa Rawa Buaya. Rusunawa Tambora terdiri dari dua

area, yaitu Rusun Tambora Lama dan Rusun Tambora Tower. Rusun

Tambora berlokasi di Jalan Angke Jaya, Kelurahan Angke, Kecamatan

Tambora, Kota Administrasi Jakarta Barat. Pada Tahun 1991 – 1992 DPGP

76

Page 91: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

75

membangun Rusun Tambora I di atas tanah seluas 9.270 m2, sebanyak 2

blok dengan struktur 5 lantai dan 152 Unit, sebanyak 2 blok dengan struktur

5 lantai dan 238 Unit Type 21. Tahun 1992–1994 DPGP membangun Rusun

Tambora III (A, B & C) di tanah seluas 7.400 m2, sebanyak 3 blok dengan

struktur 5 lantai dan 240 unit. Tahun 1996 –1997 DPGP membangun 2 blok

di Rusun Tambora IV di tanah seluas 5.073 m2, dengan Struktur 6 Lantai

dan 180 Unit Type 21. Tahun 2013 – 2014 DPGP merubuhkan bangunan

Rusun Tambora I (A,B,C& D) serta Tambora III A dan membangun Rusun

Tambora Tower. Rusun Tambora Tower dibangun di tanah seluas 7.400 m2

dengan struktur 16 lantai dan 549 Unit Hunian Type 30.

Rusunawa kedua yang di naungi oleh UPRS Tambora adalah

Rusunawa Daan Mogot/ Pesakih yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km-

23 No.14, Kecamatan Cengkareng, Kota Administrasi Jakarta Barat.

Rusunawa Daan Mogot dibangun pada Tahun 2013-2014 yang diawali

pengadaan lahan oleh DPGP yang kemudian dibangun oleh pengembang.

Rusunawa Daan Mogot terdiri dari 5 lantai dengan jumlah 16 unit Hunian

per lantai bertype 36 m2. Sehingga total unit hunian di rusunawa daan mogot

sebanyak 640 unit.

Rusunawa yang ketiga adalah Rusunawa Flamboyan yang berlokasi di

Jalan Flamboyan, Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng,

Kota Administrasi Jakarta Barat. Pada Tahun 1994-1995 DPGP membangun

Rusunawa Flamboyan di tanah seluas 5.000 m2, sebanyak 2 blok dengan

struktur 5 lantai & 192 Unit Type 18. Pada Tahun 1996-1997 DPGP

Page 92: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

76

membangun Rusunawa Flamboyan di tanah seluas 4.000 m2, sebanyak 2

blok dengan struktur 6 lantai dan 160 unit Type 30. Pada Tahun 2001-2003

DPGP membangun Rusunawa Flamboyan di tanah seluas 4.000 m2,

sebanyak 2 blok dengan struktur 6 lantai dan 160 unit Type 30. Pada Tahun

2001-2003 DPGP membangun Rusunawa Flamboyan di tanah seluas 4.000

m2, sebanyak 2 blok dengan struktur 6 lantai dan 160 Unit Type 30.

Rusunawa yang lain adalah Rusunawa Rawa Buaya dan Tegal Alur yang

belum dapat di huni.

Adapun visi dan misi UPRS Tambora mengacu pada visi dan misi

perumnas dimana visinya adalah “Menjadi Pengembang Permukiman dan

Perumahan Rakyat Terpercaya di Indonesia”, sedangkan misinya adalah

mengembangkan perumahan dan permukiman yang bernilai tambah untuk

kepuasan warga; meningkatkan profesionalitas, pemberdayaan dan

kesejahteraan karyawan; mengoptimalkan sinergi dengan pemerintah,

BUMN dan Instansi lain, serta meningkatkan kontribusi positif kepada

masyarakat dan lingkungan.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisai Unit Pengelola Rumah Susun Tambora terdiri dari

Kepala UPRS, Kepala sub bagian tata usaha, kepala sub bagian keuangan,

kepala sub bagian sarana dan prasarana, kepala sub bagian pelayanan,

kepala sub bagian penertiban, bendahara dan staf. Unit Pengelola Rumah

Page 93: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

77

Susun Tambora memiliki struktur organisasi seperti yang akan disajikan

pada gambar berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi UPRS Tambora

Sumber : Data Sekunder

Jumlah ASN yang terdapat dalam struktur Unit Pengelola Rumah

Susun Tambora sebesar 10 orang, sedangkan staf yang berstatus honorer

atau juga disebut Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP)

berjumlah 162 orang yang terbagi atas 62 orang PJLP di rusunawa tambora,

58 orang di rusunawa daan mogot dan 42 orang di rusunawa flamboyan.

Kepala UPRS Tambora Abdurrahman Anwar,

S.Ag, M.Si

KA. Subbag Tata Usaha Drs.Ahmad Fauzi, M.Si

StafNurin A Pramudhani

Achmad Iriandi

KA. Subbag Keuangan Wahyudi, Aks

Bendahara Penerimaan Pembantu

Yusuf

Bendahara Pengeluaran Pembantu

Budi

KA. Satpel Prasana dan Sarana

Hendy Radewa

Pengurus Barang Pembantu

Rusli

KA. Satpel Penertiban Irwan Susantio

KA. Satpel Pelayanan Catur Handayani, S.AP

Page 94: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

78

UPRS Tambora memiliki fungsi salah satunya adalah sebagai

Penyususnan standar pelayanan minimum (SPM) dan standar operasional

prosedur (SOP) pelayanan pengelolaan Rumah Susun, Pengelolaan tarif

layanan penghunian atau penggunaan rumah susun dan Pelaksanaan

pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang unit pengelola rumah susun

tambora.

3. Sarana dan Prasarana

Unit Pengelola Rumah Susun Tambora dilengnkapi sarana milik

bersama dan dapat digunakan untuk bersama, yang merupakan kelengkapan

dari sebuah rumah susun sederhana sewa. Rincian fasilitas sarana dan

prasarana unit pengelola rumah susun tambora akan disajikan pada table

berikut:

Tabel 4.1

Rincian Sarana dan Prasarana UPRS Tambora

No

.

Rusunawa Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Tambora Luas Tanah/Bangunan ± 2.500 m2

Kantor Pengelola Pelayanan 60 m2

Ruang Teknisi 30 m2

Ruang Keamanan 30 m2

Ruang Cleaning Service 30 m2

Masjid 640 m2

Page 95: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

79

Koperasi 30 m2

Bank DKI 60 m2

ATM Bank DKI 2 m2

Klinik 60 m2

PAUD 60 m2

Perpustakaan 30 m2

Area Terbuka (Lapangan) 288 m2

Aula 60 m2

Selasar Depan Aula 90 m2

2. Pesakih/ Daan Mogot Luas Tanah/Bangunan ± 58.800 m2

Kantor Pengelola Pelayanan 200 m2

Ruang Teknisi 30 m2

Ruang Keamanan 30 m2

Ruang Cleaning Service 30 m2

Musholah 700 m2

Koperasi 30 m2

Bank DKI 60 m2

ATM Bank DKI 9 m2

Parkiran 500 m2

PAUD 90 m2

Klinik 60 m2

Perpustakaan 60 m2

Page 96: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

80

Aula 200 m2

3. Flamboyan Luas Tanah/Bangunan ± 14.000 m2

Kantor Pengelola Pelayanan 60 m2

Ruang Teknisi 30 m2

Ruang Keamanan 30 m2

Ruang Cleaning Service 30 m2

Masjid 683 m2

Koperasi 35 m2

ATM Bank DKI 8 m2

Parkiran 104 m2

PAUD 90 m2

Lapangan Futsal 434 m2

Aula 50 m2

Sumber: Data Sekunder

B. Kebijakan Manajemen Keuangan

Unit Pengelola Rumah Susun Tambora menetapkan standar

desentralisasi, yaitu unit pengelola rumah susun diberi kewenangan dalam

mengelola dan mengatur sendiri jenis pembiayaan tetapi sumber dana

pembiayaan tersebut berasal dari pemerintah daerah. Kebijakan dalam

manajemen keuangan di unit pengelola rumah susun dilakukan melalui 5

tahapan, yakni:

Page 97: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

81

1. Perencanaan dan Penganggaran

Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran di Unit Pengelola

Rumah Susun dilakukan secara terpadu, proses penyusunan dilakukan

bersama dengan pihak-pihak yang terkait mengetahui anggaran seperti

kepala unit pengelola rumah susun, kepala sub bagian keuangan, kasatpel

prasarana dan sarana, pejabat pengadaan barang dan jasa, kepala sub bagian

tata usaha, bendahara penerimaan pembantu, dan bendarahara pengeluaran

pembantu. Seluruh pimpinan diharuskan untuk hadir dalam rapat

perencanaan dikarenakan kebutuhan dalam satu organisasi saling berkaitan

satu dengan lainnya.

Adapun tahapan dalam penyusunan Rencana Kebutuhan Anggaran

adalah sebagai berikut:

a) Setiap tahun, penjadwalan perencaana kebutuhan anggaran telah

ditetapkan oleh Pemerintah DKI. Berdasarkan waktu yang telah

ditetapkan, Kepala UPRS dan Kasubbag Keuangan menentukan jadwal

rapat penyusunan rencana kerja dan anggaran.

b) Setelah ditetapkan waktu rapat untuk membicarakan mengenai

Anggaran, undangan diberikan kepada pihak-pihak internal terkait,

terutama pimpinan seperti Kasubag Kepegawaian, Kasubag Umum

beserta para Kasatpel yang telah ditugaskan.

c) Unit kerja terkait akan ditugaskan untuk membuat analisis kebutuhan

barang ataupun jasa untuk jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka

waktu pendek (dalam satu tahun), dan jangka waktu panjang (lima tahun,

Page 98: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

82

sepuluh tahun, dan seterusnya).Dalam analisa kebutuhan, diwajibkan

untuk dihitung sesuai dengan jenis pekerjaan dari unit tersebut, beban

kerja, waktu penyelesaian pekerjaan, dan sebagainya. Analisa kebutuhan

ini yang dijadikan dasar dalam perencanaan anggaran.

d) Dalam proses rapat, unit kerja telah mempersiapkan analisa kebutuhan

barang dan jasa untuk di diskusikan mengenai kebutuhan dari masing-

masing unit kerja dalam pelaksanaan pekerjaannya. Sebagai contoh, unit

kerja sarana dan prasara mendata kebutuhan terkait dengan alat atau

fasilitas kerja yang dibutuhkan, atau unit kerja tersebut

menginformasikan membutuhkan tenaga kerja dalam rangka untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsi pekerjaan dalam unit kerja

tersebut.

e) Dalam rapat kebutuhan tersebut, dibahas jumlah barang dan jasa beserta

nominal uang perkiraan dalam membayar barang ataupun jasa yang

dibutuhkan tersebut. Untuk unit kerja yang memberikan rencana

kebutuhan barang biasanya harus disertakan dengan jenis barang, dan hal

detail lainnya. Sedangkan untuk jasa, biasanya harus disertakan dengan

jenis jasa yang dibutuhkan, bila yang dibutuhkan adalah pegawai baru,

harus disertakan dengan pendidikan, pengalaman kerja, status yang

nantinya akan di hitung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

f) Perencanaan anggaran disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja akan

dicatat dan dihitung perkiraan nominalnya. Untuk jenis anggaran yang

akan digunakan untuk jenis jasa, perhitungan anggaran disesuaikan

Page 99: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

83

dengan Pergub PJLP tentang nominal dan cara perhitungan pemberian

upah yang disesuaikan dengan jumlah dan posisi penempatan tenaga

kerja. Sedangkan untuk jenis barang, tim pengadaan barang dan jasa

diharuskan untuk mengecek jenis barang yang dibutuhkan melalui e-

catalog, yang merupakan portal pembelian barang milik pemerintah,

untuk mengetahui kisaran harga perkiraan barang yang dibutuhkan

tersebut.

g) Hasil akhir perencanaan anggaran tersebut ditanda tangani oleh Kepala

UKPD untuk dilaporkan dan diusulkan ke Badan Perencanaan Daerah

(Bappeda). Anggaran dapat di setujui dengan jumlah yang sesuai dengan

perencanaan yang disesuaikan dengan analisa perhitungan perkiraan

kebutuhan anggaran UKPD dan pertanggung jawaban perhitungan.

h) Setelah nominal anggaran telah di setujui, UKPD diberikan waktu untuk

mengisi e-budgetting, yang merupakan portal input Rencana Kebutuhan

Anggaran. Penginputan data ke e-budgetting dapat dilakukan oleh tim

perencanaan yang ditugaskan oleh Kepala UKPD.

i) Anggaran yang telah di input di e-budgettingakan diberikan ke rekening

UKPD untuk dikelola sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing

UKPD. Anggaran yang sudah disetujui oleh Gubernur dan DPR dianggap

sebagai hasil akhir berupa Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

j) Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa waktu khusus dimana UKPD

dapat meminta anggaran lebih atau mengurangi anggaran dengan cara

Page 100: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

84

yang sama namun pada waktu penginputan Anggaran Perkiraan Belanja

Daerah Perubahan (APBD-P).

Anggaran yang dibuat diperuntukkan Pengadaan Barang dan Jasa

yang terdiri dari anggaran rutin atau barang pakai habis dam juga non rutin.

Barang pakai habis terdiri dari perlengkapan yang masa pemakaiannya

kurun dari satu tahun atau pengadaannya dalam kurun waktu satu tahun.

Dapat dicontohkan sebagai konsumsi, atk, telefon, air, listrik dan

sebagainya. Sedangkan anggaran non rutin terdiri dari peralatan yang tidak

diperbaharui setiap tahun. Dapat dicontohkan seperti pembelin komputer,

meja, kursi, dan sebagainya.

Perencanaan anggaran diperuntukkan untuk segala kegiatan yang

dilakukan oleh unit pengelola rumah susun tambora. Baik untuk gaji ASN

dan seluruh PJLP, biaya pemeliharaan untuk pemeliharaan rumah susun ,

biaya pembangunan, biaya pengadaan

Perencanaan rencana kerja anggaran yang sudah di diskusikan tadi

akan dimasukkan ke dalam system anggaran dki yang disebut sebagai e-

budgetting. Pelaksanaan penganggaran e-budgetting ini diatur dalam pergub

no. 28 tahun 2019 tentang pedoman operasional implementasi e-budgetting

tahap penganggaran. Setelah anggaran disahkan oleh gubernur dan DPRD,

akan menghasilkanDPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran).

Page 101: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

85

2. Pelaksanaan dan Pengelolaan

Pengelola Keuangan di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora terbagi

menjadi 3, yakni Kasubbag Keuangan, Bendahara Penerimaan Pembantu

dan Bendahara Pengeluaran Pembantu.

a) Kasubbag Keuangan

Kasubbag keuangan memiliki fungsi untuk menyusun bahan rencana

strategis dan rencana kerja anggaran/ rencana bisnis anggaran unit

pegelola rumah susun tambora sesuai dengan lingkup tugasnya.

Kasubbag keuangan adalah bagian yang melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas subbagian keuangan

kepada kepala unit pengelola rumah susun tambora.

Adapun beberapa tugas dari kasubbag keuangan diantaranya:

1) Melaksanakan penatausahaan keuangan

2) Melaksanakan analisis dan evaluasi nilai dan manfaat asset

3) Melaksanakan penagihan piutang

4) Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

dokumen pelaksana anggaran/rencana bisnis anggaran UPRS Tambora

5) Mengoordinasikan dan memberikan bimbingan serta konsultasi teknis

kepada bendahara.

6) Memonitor kerja staf keuangan apakah sudah sesuai dengan tugas,

pokok dan fungsi

Page 102: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

86

b) Bendahara Penerimaan Pembantu

Bendahara penerimaan pembantu memiliki fungsi untuk menerima dan

menyimpang uang pendapatan di UPRS Tambora. Dan juga memonitor

dan mengevaluasi penerimaan atas sewa rumah susun yang dilaporkan

setiap bulan dalam laporan penerimaan rumah susun. Adapun salah satu

tugas dari bendahara penerimaan pembantu, yaitu:

1) Menyetorkan uang pendapatan atas sewa rumah susun ke simpanan

daerah

2) Mengelola rekeing tempat penyimpanan uang pendapatan uprs

tambora

3) Menyampaikan laporan pertanggung jawaban bendahara kepada

Badan Pemeriksa Keuangan.

c) Bendahara Pengeluaran Pembantu

Bendahara pengeluaran pembantu memiliki fungsi menatausahakan

transaksi uang persediaan dan mengelola rekening tempat penyimpanan

uang persediaan. Salah satu contoh tugas dari bendahara pengeluaran

pembantu adalah:

1) Membayarkan gaji para PJLP yang bekerja di UPRS Tambora

2) Memotong gaji para PJLP sesuai dengan kebijakan

3) Memonitor untuk pembayaran makan dan minuman yang dikeluarkan

untuk UPRS Tambora.

Pelaksanaan dan Pengelolaan Keuangan UKPD secara garis besar

dilaksanakan melalui ketiga posisi diatas. Anggaran yang diberikan ke

Page 103: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

87

UKPD ataupun masih tersedia di UKPD wajib diketahui oleh ketiga

posisi penting dalam bagian keuangan serta dengan Kepala UKPD.

Untuk pelaksanaan dan pengelolaan yang dilakukan oleh UKPD, secara

garis besar dilakukan dengan cara:

1. Bagian keuangan melakukan pembayaran rutin yang menjadi

kewajiban pembayaran UPRS Tambora. Sebagai contohnya biaya

listrik, telfon dan biaya administrasi lainnya yang harus dikeluarkan

setiap bulan.

2. Bagian keuangan melaksanakan perhitungan dan pembayaran rutin

berupa penghasilan kepada pegawai PJLP setiap bulan. Perhitungan

disesuaikan dengan jumlah pegawai, beserta kehadiran pegawai.

Untuk penggajian, bagian keuangan wajib melaporkan listing gaji

pegawai ke Kas Daerah.

3. Bila ada unit kerja terkait ingin menggunakan anggaran untuk

keperluan melaksanakan pekerjaannya, unit kerja terkait diharuskan

membuat nota dinas kepada Kepala UPRS tentang kebutuhan

penggunaan anggaran di unit kerjanya. Setelah di setujui, maka bagian

keuangan akan verifikasi dan memproses pembiayaan tersebut.

Sebagai contoh adalah pembelian barang atau ATK, ataupun

pembiayaan untuk pelatihan pegawai, dan sebagainya.

4. Sebagai salah satu bentuk pengelolaan anggaran, bagian keuangan

wajib membuat laporan kepada Kepala UPRS dan memberikan

Page 104: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

88

informasi terkait dengan anggaran yang dimiliki oleh UKPD, yang

berisi tentang sisa anggaran, kebutuhan anggaran, dan sebagainya.

5. Bendahara Pemasukkan dan Bendahara Pengeluaran berperan penting

dalam pencatatan masuk dan keluarnya uang di UPRS. Pemasukkan di

UPRS Tambora didapatkan dari seluruh uang yang masuk dari pihak

eksternal seperti anggaran yang diberikan oleh pemerintah, atau uang

yang diberikan oleh penduduk pemukiman dalam membayar uang

sewa rumah susun. Sedangkan untuk pengeluaran UPRS Tambora

diperuntukkan untuk anggaran biaya pembayaran gaji, pelatihan,

biaya pajak, biaya rutin operasional UPRS Tambora dan biaya

kebutuhan sehari-hari yang wajib dikeluarkan.

3. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

Untuk keperluan penyusunan laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan anggaran, diperlukan beberapa hal seperti data perencanaan

awal, realisasi anggaran, bukti penggunaan anggaran seperti kwitansi,

dokumentasi, absensi tandatangan, foto kegiatan, notulen atau nota dinas

dalam penggunaan anggaran, serta Surat Pertanggung Jawaban (SPJ)

kegiatan. Beberapa bentuk pertanggungjawaban anggaran yang harus

dilakukan oleh UKPD adalah:

a) Bagian Keuangan diberikan waktu untuk membuat laporan secara

berkala tentang tujuan dari penggunaan anggaran yang tersedia. Waktu

pembuatan laporan biasanya dibuat trimester dan laporan anggaran

tahunan. Laporan anggaran ini diberikan kepada Kepala UPRS mengenai

Page 105: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

89

seluruh penggunaan anggaran. Laporan biasanya mengenai kesediaan

anggaran yang ada, anggaran yang akan dihabiskan dan sisa dari

anggaran tersebut. Oleh karena itu seluruh dasar dari penggunaan

anggaran wajib di muat dalam satu berkas, seperti nota dinas, jumlah

perhitungan yang akan dihabiskan, SPJ dan sebagainya.

b) Kasubbag Keuangan diberi kewenangan untuk mempertanggung

jawabkan semua pelaksanaan anggaran membuat laporan yang

didalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi.

Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Perumahaan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta melalui email:

[email protected]

c) Bendahara Pemasukkan dan Bendahara Pengeluaran wajib membuat

laporan keuangan UKPD sesuai dengan jumlah yang diterima dan jumlah

yang dikeluarkan. Sebagai dasar dari bentuk pelaporannya adalah bukti

bayar, bukti terima, faktur, invoice dan SPJ.

d) UKPD UPRS Tambora harus membuat laporan monitor evaluasi

(monev) keuangan terkait dengan penggunaan anggaran yang telah

direncanakan sebelumnya. Laporan Monev dibutuhkan agar mengetahui

jumlah besaran penyerapan anggaran yang ada pada UKPD.

e) Kasubbag Tata Usaha juga membuat laporan penggunaan danaanggaran

yang diserahkan kepada subbag perencanaan anggaran sekretariat Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta.

Page 106: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

90

f) Bagian tata usaha juga membuat laporan penggunaan dana, dan SPJserta

foto untuk dikirimkan ke inspektorat dengan email:

[email protected]

g) Bagian Kepegawaian juga diwajibkan membuat laporan pertanggung

jawaban yang menjadi dasar dari pembuatan laporan bulanan di bagian

keuangan mengenai jumlah nominal yang dikeluarkan oleh organisasi

untuk pemberian pendapatan pada pegawai.

4. Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Sistem pelaporan yang digunakan pada Unit Pengelola Rumah Susun

Tambora adalah desentralisasi, diamana unit pengelola rumah susun

mengelola dan mengatur anggaran sendiri namun harus melaporkan seluruh

kegiatan yang menggunakan dana pemerintah akan dilaporkan ke Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman dan Pemerintah Daerah.

Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan Unit Pengelola

Rumah Susun Tambora Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Provinsi DKI Jakarta adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan Unit

Pengelola Rumah Susun Tambora. Pertanggung jawaban ini terdiri dari,

antara lain: laporan realisasi anggaran, laporan perubahan ekuitas, laporan

operasional, neraca dan catatan atas laporan keuangan.

Page 107: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

91

Berikut jenis-jenis laporan yang harus disampaikan:

a) Laporan Operasional

Laporan operasional merupakan laporan yang menyediakan informasi

mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang

tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit

operasional dari suatu entitas pelaporan. Laporan operasional juga berisi

tentang biaya atau anggaran yang masuk dan dikeluarkan untuk biaya

operasional UPRS dalam jangka waktu tertentu.

b) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan jenis laporan yang menyediakan

informasi mengenai saldo awal ekuitas, perubahan ekuitas dan saldo

akhir ekuitas Biro Administrasi Keuangan dan Aset Setda pada periode

pelaporan keuangan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna

laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai akuntabilitas dan

ketaatan entitas pelaporan.

c) Laporan Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.

d) LaporanRealisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran merupakan laporan yang menyediakan

informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, surplus/defisit-LRA,

dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing dibandingkan dengan

anggarannya dalam satu periode tertentu, sedangkan pembiayaan tidak

Page 108: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

92

diinformasikan karena untuk pembiayaan hanya terdapat di Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dalam hal ini adalah Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) selaku BUD Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta. Laporan realisasi anggaran merupakan salah satu jenis

laporan yang paling penting dilakukan karena berkaitan dengan

perhitungan anggaran di tahun berikutnya. Laporan realisasi anggaran

juga berguna sebagai dasar perhitungan penyerapan anggaran dalam

UKPD yang berkaitan dengan penyerapan anggaran secara garis besar

pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber daya

ekonomi dan kewajiban entitas pelaporan pada tanggal pelaporan dan arus

sumber daya ekonomi selama periode berjalan. Informasi ini diperlukan

pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan entitas

pelaporan dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di masa

mendatang.

Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai apakah sumber

daya ekonomi telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran yang

telah ditetapkan. Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam

bentuk barang dan jasa dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran

sesuai realisasi pada tanggal transaksi. Selanjutnya dijelaskan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan dapat memberikan semua informasi yang

relevan mengenai bentuk dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang

diterima.

Page 109: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

93

Selain laporan keuangan diatas, ada juga laporan wajib yang harus

dibuat oleh masing masing rumah susun sewa yang terdiri dari laporan

setoran penerimaan, laporan tunggakan, laporan BPK, dan laporan form

dinas. Laporan tersebut dibuat admin yang bekerja di tiap rumah susun di

bawah Unit Pengelola Rusun Tambora setiap bulannya. Laporan tersebut

dikirimkan ke kantor pusat tiap ukpd dan akan diteruskan ke SKPD atau

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukinan DKI Jakarta.

Tabel 4.2

Periode Pelaporan Keuangan

No Laporan

Keuangan

Jenis Laporan

Keuangan

Dilaporkan Kepada Batas Waktu

Pelaporan

1 Setiap Bulan 1. Laporan

Setoran

Penerimaan

2. Laporan

Tunggakan

3. Laporan

BPK

4. Laporan

form dinas

1. Kepala UPRS

2. Bendahara

Penerimaan

Pembantu

3. Kasubbag

keuangan

4. Dinas Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Permukiman DKI

Jakarta

Setelah masa

pendebetan

sebelum

tanggal 1

bulan

berikutnya

2 Semester 1. Laporan 1. Kepala UPRS Harus tepat

Page 110: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

94

Realisasi

Anggaran

2. Laporan

Operasional

3. Laporan

Perubahan

Ekuitas

4. Laporan

Neraca

5. Catatan atas

Laporan

Keuangan

2. Dinas Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Permukiman DKI

Jakarta

3. Badan Pengelola

Keuangan

Daerah

waktu

3 Tahunan 1. Laporan

piutang tak

tertagih

1. Kepala UPRS

2. Dinas Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Permukiman DKI

Jakarta

Harus tepat

waktu

Sumber : Hasil interview

5. Pengawasan Keuangan

Pengawasan keuangan di unit pengelola rumah susun terdiri dari

pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan oleh

kepala unit pengelola rumah susun itu sendiri sedangkan pengawasan

Page 111: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

95

keuangan eksternal dilakukan oleh badan pemeriksa keuangan, inspektorat,

komisi pemberantasan korupsi. Pengawasan keuangan dilakukan dalam

rangka pengawasan penggunaan APBD. Pengawasan eksternal dilakukan

setiap satu tahun sekali. Pengawasan internal dilakukan setiap bulan oleh

kepala UPRS.

C. Perancangan Model ABC

Dalam bahasan ini akan dirancang model perhitungan harga pokok jasa

pelayanan Rumah Susun dengan mengidentifikasi kegiatan yang terjadi

kemudian menelusuri biaya yang diserap dalam kategori direct labor, direct

material dan overhead cost. Pelaksanaan Model ABC dilakukan dalam

penetapan unit cost karena model ABC dianggap yang paling sesuai dalam

penetapannya.

Pelaksanaan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan di

UPRS Tambora akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Review Data Keuangan dan Identifikasi Proses Bisnis UPRS Tambora

Proses bisnis yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah

proses bisnis dengan model CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing

for Open System Architecture). Dalam model ini proses bisnis secara garis

besar dibagi menjadi 3 level, yaitu managerial process, core process dan

support process.

a) Proses manajerial (managerial process) berkaitan dengan kegiatan yang

dilaksanakan oleh manajemen yang berkaitan dengan aktivitas POAC

Page 112: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

96

yakni Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Adapun

tahapannya adalah:

- Planning (Perencanaan) merupakan tahapan awal dalam yang harus

dilakukan dalam melakukan kegiatan dari UPRS Tambora. Pada

tahapan perencanaan ini, termasuk yang dibahas adalah tujuan UPRS

Tambora didirikan, berapa banyak anggaran yang direncanakan dan

dibutuhkan oleh UPRS Tambora dalam pelaksanaan operasional,

perkiraan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemberian

pelayanan pada UPRS Tambora, dan sebagainya.

- Organizing (Pengorganisasian) merupakan tahapan yang dilakukan

setelah perencanaan selesai dilakukan. Pengorganisasian yang

dimaksud meliputi aktivitas penetapan struktur organisasi, jenis dan

tipe unit rumah susun yang akan diberikan kepada masyarakat umum,

penetapan jenis keluarga yang dapat menempati unit rumah susun,

penempatan pegawai dalam pekerjaannya, dan sebagainya.

- Actuating (Pelaksanaan) merupakan tahapan yang dilakukan dalam

mengaktualisasikan rencana yang sebelumnya telah dibuat.

Bagaimana UPRS Tambora menjadikan organisasinya berjalan

dengan baik tanpa ada keluhan dalam pelayanan yang diberikan, dan

penentuan harga yang sesuai dengan kemampuan pengguna layanan

UPRS Tambora. Pada tahapan ini akan terlihat apakah rencana

berjalan dengan seharusnya dan penetapan anggaran yang telah

Page 113: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

97

dibentuk dan dibuat sebelumnya sesuai dengan kapasitas organisasi,

anggota organisasi dan pengguna jasa layanan organisasi.

- Controlling merupakan tahapan untuk mengontrol segala kegiatan

yang telah dilakukan sebelumnya. Pada tahapan ini dilakukan

monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

Termasuk diantaranya seperti mengevaluasi apakah perencanaan

berjalan dengan seharusnya, selain itu juga besaran anggaran yang

terserap dalam pelaksanaannya, serta mengontrol kinerja pegawai

dalam organisasi serta penetapan harga atau unit cost yang sesuai atau

tidaknya selama pemberian jasa layanan berlangsung.

b) Proses Utama (core process) berkaitan dengan proses pelaksanaan

pemberian pelayanan UPRS Tambora. Pada proses ini meliputi beberapa

hal, diantaranya:

- Identifikasi kebutuhan dan pengembangan pelayanan Rumah

Susun, pada proses ini meliputi aktivitas penggalian informasi

kebutuhan praktis, pengembangan kerjasama eksternal,

penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur) pelaksanaan

pemberian pelayanan pada Rumah Susun, penyusunan

kebutuhan unit dan hal lain yang dibutuhkan oleh anggota

organisasi serta pengguna layanan Rumah Susun, identifikasi

anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan serta

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan untuk

mengidentifikasi kebutuhan anggaran yang harus dikeluarkan

Page 114: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

98

dalam pelaksanaan serta pengembangan pelayanan Rumah

Susun.

- Proses transformasi dan pemenuhan kebutuhan Rumah Susun,

meliputi aktivitas pembangunan Rumah Susun, pemenuhan isi

dari masing-masing unit di Rumah Susun, termasuk dari

pengorganisasian unit Rumah Susun, kebutuhan operasional

Rumah susun seperti listrik, air, dan kebutuhan lainnya yang

dibutuhkan oleh pengguna layanan Rumah Susun. Dalam

proses ini perlu diperhatikan sekali anggaran yang

dikeluarkan dan perbandingannya dengan anggaran yang

masuk melalui pemberian pelayanan pada Rumah Susun.

- Proses pemasaran produk pelayanan Rumah Susun, meliputi

aktivitas sosialisasi dan pemasaran Rumah Susun,

pengembangan kerjasama dengan pihak eksternal dan instansi

lainnya dalam proses penyediaan dan pemasaran unit Rumah

Susun yang tersedia.

- Proses tambahan pada produk Rumah susun, meliputi kegiatan

yang mencakup sosialisasi kepada masyarakat pengguna

layanan Rumah Susun, penyediaan layanan publik sebagai

produk tambahan yang didapatkan oleh baik anggota

organisasi dan pengguna jasa layanan Rumah Susun, sebagai

contohnya adalah unit kesehatan keliling yang diberikan,

pemberian produk mesin atm didaerah Rumah Susun,

Page 115: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

99

pemberian pelayanan perpustakaan keliling bagi warga yang

tinggal di Rumah susun, atau bahkan program layanan

kesehatan yang diberikan untuk warga yang tinggal di Rumah

Susun Tambora. Program-program dan produk yang diberikan

melibatkan seluruh lapisan organisasi dan pengguna layann

organisasi.

c) Proses Pendukung (Support Process), merupakan proses yang

dilalui organisasi sebagai cara dalam menyempurnakan pemberian

pelayanan UPRS dengan memberikan hal-hal yang mendukung

kepuasan warga pengguna unit Rumah Susun. Proses pendukung

ini meliputi beberapa diantaranya:

- Proses Pengembangan SDM, meliputi aktivitas pengadaan,

rekrutmen dan seleksi tenaga kerja yang terampil dan kompeten

dalam rangka memudahkan organisasi mencapai tujuannya

dalam memberikan pelayanan kepada warga. Pada proses

pengembangan SDM ini termasuk diantaranya adalah pemberian

pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja, termasuk petugas

kebersihan dan keamanan, dalam menjalankan tugas, pokok dan

fungsi pekerjaannya.

- Proses pengadaan infrastruktur IT, meliputi pengadaan sistem

informasi yang mendukung proses pemberian layanan kepada

masyarakat. Pada proses ini, termasuk diantaranya adalah

Page 116: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

100

pengadaan internet, hotspot, CCTV, mesin deteksi demi

peningkatan keamanan, lift, dan sebagainya.

- Proses administrasi dan keuangan, meliputi aktivitas

pengadministrasian dan pendokumentasian kegiatan

perencanaan, pencatatan dan pelaporan keuangan, distribusi

keuangan, belanja kebutuhan bahan habis administrasi,

penyusunan anggaran dan belanja aktiitas yang terkait dengan

administrasi dan keuangan. Pada proses ini seluruh penggunaan

anggaran dimulai dari perencanaan hingga proses evaluasi

menjadi fokus untuk penyelesaiannya.

- Proses pemeliharaan, meliputi aktivitas pemeliharaan gedung,

lingkungan, peralatan, kendaraan dan berbagai aktivitas terkait

dengan pemeliharaan aset jangka panjang dari UPRS terutama

Rumah Susun Tambora.

Dari ketiga level manajemen ini merupakan aktivitas yang berkaitan

dengan proses utama dan proses pendukung dan tertuang dalam satu

pembiayaan yang dikelola berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran

anggaran serta pengelolaan aset yang dimiliki oleh UPRS Tambora.

Sumber penerimaan untuk Rumah Susun Tambora berasal dari

beberapa, diantaranya adalah Anggaran yang diberikan oleh Pemerintah

(APBD), Sponsor dari pihak luar, serta biaya sewa yang diberikan oleh

warga Rumah Susun Tambora. Rincian dari pendapatan adalah sebagai

berikut:

Page 117: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

101

Tabel 4.3

Sumber Penerimaan Rumah Susun Sewa Tambora

No. Sumber Jumlah

1. Penerimaan dari APBD 25,047,971,784

2. Penerimaan Sewa Rumah

Susun UPRS Tambora

5,800,409,600

3. Penerimaan Air, Listrik

dan Denda Rumah Susun

UPRS Tambora

2,298,577,348

Total 25,047,971,784

Sumber: Data laporan keuangan Rusun Tambora

Observasi yang dilakukan pada data keuangan unit pengelola rumah

susun tambora bertujuan untuk menentukan kamus aktivitas pada unit

pengelola rumah susun tambora.

Kamus aktivitas perusahaan dapat dibuat dan dijelaskan dalam tabel

4.4 berikut:

Page 118: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

102

Tabel 4.4

Kamus Aktivitas Rusunawa Tambora

No Aktivitas DESKRIPSI

1. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Rumah Susun

Kegiatan yang dilakuakan bertujuan

untuk memelihara sarana dan prasarana

rumah susun yang dimaksud adalah

pemeliharaan gedung rumah susun,

Pemeliharaan mesin pompa air,

pemeliharaan taman dan alat bermain,

dsb.

2. Pengisisan Alat Pemadam Api

Ringan (APAR)

Pengadaan APAR di setiap rumah susun

di UPRS Tambora, dan juga

memastikan APAR masih berfungsi

dengan baik.

3. Penyediaan Alat Tulis Kantor Pengadaan alat tulis kantor (ATK)

untuk bagian Administrasi di setiap

rumah susun.

4. Penyediaan Barang Cetakan dan

Pengandaan

Pengadaan untuk pembaharuan stiker di

setiap hunian, dan untuk stempel segel

kegiatan penyegelan unit hunian rumah

susun.

5. Penyediaan Jasa Administrasi Pengadaan perangko, materai, dan

Page 119: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

103

Keuangan benda pos lainnya. Pengadaan ini juga

dapat berupa instrument transaksi

keuangan seperti kwitansi.

6. Gaji PJLP Bagian Administrasi Gaji yang diberikan kepada seluruh

pekerja harian lepas bagian administrasi

7. Pengadaan Barang Pakai Habis

Keamanan dan Ketertiban

Pengadaan barang yang dibutuhkan

oleh petugas keamanan seperti senter,

tongkat dsb.

8. Gaji PJLP Petugas Keamanan Gaji yang diberikan kepada seluruh

pekerja harian lepas bagian keamanan.

9. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan

Petugas Keamanan

Pengadaan pakaian kerja lapangan yang

diberikan kepada seluruh petugas

keamanan UPRS Tambora.

10. Pengadaan Alat Kebersihan dan

Bahan Pembersih

Pengadaan alat alat kebersihan dan

bahan pembersih untuk para petugas

membersihkan tiap lantai rumah susun.

11. Pengadaan Barang Pakai Habis

Kebersihan

Pengadaan barang barang habis pakai

kebersihan untuk menunjang kegiatan

membersihkan dan merawat rumah

susun.

12. Gaji PJLP Petugas Kebersihan Gaji yang diberikan kepada seluruh

pekerja harian lepas bagian kebersihan.

13. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan Pengadaan pakaian kerja lapangan yang

Page 120: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

104

Petugas Kebersihan diberikan kepada seluruh petugas

kebersihan UPRS Tambora.

14. Penyediaan Jasa Telepon, Air,

Listrik dan Internet (TALI)

Seluruh biaya untuk instalasi air, listrik,

dan internet UPRS Tambora.

15. Pengadaan Makanan dan Minuman

Harian Pegawai

Konsumsi harian yang diberikan untuk

ASN & Seluruh PJLP yang bekerja di

UPRS Tambora seperti air galon, teh,

kopi.

16. Pengadaan Makanan dan Minuman

Rapat

Konsumsi untuk rapat yang diberikan

untuk ASN & Seluruh PJLP yang

bekerja di UPRS Tambora.

17. Kegiatan Kerja Bakti bersama

Warga Rusunawa

Belanja snack untuk seluruh warga dan

pjlp yang berpartisipasi dalam kegiatan

kerja bakti. Kerja bakti diadakan satu

bulan satu kali.

18. Kegiatan Pembinaan Rohani Warga

Rusunawa

Belanja snack untuk seluruh warga dan

pjlp yang berpartisipasi dalam kegiatan

pembinaan rohani warga. Kegiatan ini

diadakan pada bulan puasa.

19 Penanggulangan Bahaya Narkoba &

HIV AIDS

Kegiatan yang dimaksudkan adalah

sosialisasi untuk warga mengenai

bahaya narkoba dan HIV aids.

20 Pendampingan Kegiatan Rusun Kegiatan yang dimaksudkan adalah

Page 121: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

105

menerima tamu dari SKPD lain. Atau

membuat program bersama dengan

kelurahan atau SKPD lain.

21 Penertiban Penghuni Rusun Penertiban pada penghuni rusun

dilaksanakan ketika ada warga

rusunawa yang terlibat kasus narkoba

atau tidak menempati hunian selama 15

hari berturut turut. Maka dilakukan

penyegelan atau pengosongan oleh

ASN & Pengelola.

22 Kegiatan Senam Kesegaran Jasmani Pelayanan yang diberikan bagi warga

rusunawa secara rutin sebagai bentuk

menjaga kesehatan warga rusunawa.

Pelayanan ini diadakan setiap hari

selasa sore.

23 Kegiatan Simulasi Penanggulangan

Bencana Kebakaran

Kegiatan yang diberikan kepada seluruh

anggota rumah susun, baik warga

maupun pegawai yang bekerja.

Kegiatan ini berupa pelatihan dan

sosialisasi pemadam kebakaran

24 Perpanjang Surat Perjanjian Hunian Kegiatan serentak yang dilaksanakan

setiap 2 Tahun sekali untuk

memperpanjang surat perjanjian

Page 122: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

106

menempati hunian di tiap rusunawa.

25 Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga

Pengadaan peralatan rumah tangga

untuk pengelola kantor. Seperti gelas,

piring dsb.

26 Penyediaan Sewa Mesin Foto Copy Pengadaan Mesin Foto Copy untuk

mempermudah administrasi surat

menyurat.

27 Pemeliharaan Peralatan dan

Perlengkapan Kerja

Pemeliharaan yang dilakukan untuk

peralatan dan barang milik kantor

pengelola contoh : Maintenance

computer, laptop dsb.

28 Pengadaan Perkakas Kerja

Mekanikal Elektrikal

Pengadaan perkakas kerja ME untuk

kegiatan maintenance kantor dan rumah

susun.

29 Gaji PJLP Petugas Mekanikal

Elektrikal

Gaji yang diberikan kepada seluruh

pekerja harian lepas bagian teknisi.

30 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan

Petugas Mekanikal Elektrikal

Pengadaan pakaian kerja lapangan yang

diberikan kepada seluruh petugas

teknisi UPRS Tambora.

31 Penyediaan Sarana dan Prasarana

Kerja

Pengadaan sarana dan prasarana dengan

waktu penggunaan lebih dari 1 tahun,

contoh kursi rapat, sofa dsb.

32 Penyediaan BBM KDO/ KDO Belanja BBM Kendaraan dinas

Page 123: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

107

Khusus operasional.

33 Penyediaan Jasa Perizinan KDO/

KDO Khusus

Perpanjang stnk kendaraan roda empat

dan roda dua milik UPRS Tambora.

34 Pemeliharaan/ Service Kendaraan

Dinas Operasional

Biaya yang dikeluarkan untuk service

kendaraan roda empat dan roda dua

milik UPRS Tambora.

TOTAL

Sumber : Diolah dari berbagai sumber.

2. Identifikasi Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan

Overhead Cost

Dari hasil pengamatan dan hasil identifikasi data, diperoleh hasil yang

berkaitan dengan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan

Overhead Cost. Hal ini di jabarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Penetapan Cost Objects, Direct Labor Cost, Direct Material Cost, dan

Overhead Cost

Penetapan Deskripsi Keterangan

Cost Objects Merupakan output produk

berupa pelayanan yang

diberikan oleh Rusunawa

Biaya Sewa Rusunawa

Direct Labor

Cost

Merupakan biaya orang atau

personel yang terlibat

lansgung dalam kegiatan

Biaya jasa atau gaji untuk seluruh

tenaga kerja di Rusunawa dan

Pengembangan serta Pelatihan

Page 124: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

108

atau aktivitas yang terjadi di

Rusunawa

tenaga kerja

Direct

Material Cost

Merupakan biaya bahan

langsung yang digunakan

dan dikonsumsi dalam

kegiatan atau aktivitas yang

terjadi di Rusunawa

Pengadaan Alat dan Bahan Habis

Pakai dan Pemeliharaan sarana

dan prasarana rumah susun.

Overhead

Cost

Merupakan biaya lain-lain

selain biaya bahan baku

langsung dan biaya tenaga

kerja langsung yang tidak

dapat secara langsung

ditelusuri ke produk.

Biaya penanggulangan bahaya,

pendampingan, pembinaan dan

penertiban warga, serta biaya lain

yang tidak dapat ditelusuri secara

langsung dampaknya pada output.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Pada penentuan Cost Object berkaitan dengan produk yang dihasilkan

oleh Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, yakni dengan fasilitas yang

disediakan untuk warga penghuni rumah susun.

Sedangkan penentuan komponen biaya berupa Biaya langsung (Direct

Material dan Direct Labor), berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan dalam

rangka memberikan fasilitas dalam memelihara rumah susun yakni jumlah

unit hunian rumah susun sewa. Direct material berupa biaya yang

dikeluarkan untuk bahan-bahan yang diperlukan dalam proses menghasilkan

produk, yakni bahan-bahan yang digunakan kegiatan pengadaan dan

Page 125: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

109

pemeliharaan rusunawa. Sedangkan Direct Labor berupa biaya yang

dikeluarkan dalam rangka membayar tenaga kerja yang berkaitan langsung

dengan kegiatan tersbut.

Lain halnya dengan biaya tidak langsung (Overhead Cost).

Merupakan biaya yang dikeluarkan UPRS dalam rangka mendukung

kegiatan utama untuk menghasilkan produk berupa kegiatan umum,

pelayanan administrasi, dan rutin yang secara tidak lanngsung memberikan

kontribusi dalam menciptakan produk yang baik.

3. Identifikasi Expense Category, Cost Driver dan Cost Component

Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh hasil identifikasi

expense category, cost driver dan cost component sebagai berikut:

Tabel 4.6

Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost Component

Penetapan Deskripsi Keterangan

Expense Category Yaitu belanja untuk

membiayai kegiatan

rumah susun

1. Belanja Rutin :

belanja bahan habis

pakai dari segi

keamanan, kebersihan,

mekanik, dan

administrasi

2. Belanja

Pengembangan :

pengadaan

Page 126: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

110

pengembangan sarana

rumah susun

Cost Driver Yaitu faktor-faktor

yang menyebabkan

perubahan biaya

aktivitas

Jumlah unit hunian,

jumlah PJLP, jumlah

penggunaan kertas,

frekuensi kegiatan,

frekuensi pemeliharaan

dan frekuensi perbaikan

sarana dan prasarana

Cost Behaviour Yaitu pola

penyerapan biaya

yang dipengaruhi

oleh jenis cost

driver. Terdiri atas

fixed cost dan

variabel cost.

Fixed Cost, misalnya

gaji, langganan daya jasa

dan lain lain.

Variable Cost, misalnya

alat tulis kantor, biaya

pengadaan surat

pemberitahuan tagihan

retribusi dan lain

sebagainya.

Cost Component Yaitu komponen

anggaran/biaya

yang diserap oleh

suatu aktivitas

Keperluan harian kantor,

langganan daya dan jasa,

perjalanan dinas, belanja

alat tulis kantor,

sosialisasi dan

Page 127: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

111

sebagainya

Activity Centre Yaitu satuan entitas

organisasi dimana

aktivitas

berlangsung

Unit Pengelola Rumah

Susun Tambora

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

4. Pembentukkan model ABC yang dapat diterapkan dalam menghitung

Unit Cost biaya sewa rumah susun di UPRS Tambora

Berdasarkan sejumlah tahapan yang telah diidentifikasi dan dianalisa

dapat digambarkan bahwa aktivitas-aktivitas yang telah digambarkan dalam

definisi belanja rutin dan belanja pengembangan yang tergambar pada 3

level aktivitas yang digambarkan di masing-masing Cost Driver yang telah

ditetapkan.

Berikut ini model yang dapat merepresentasikan proses integrasi

sistem akuntansi yang berbasis mata anggaran ke dalam aktivitas

ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Page 128: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

112

Gambar 4.2

Model Pembebanan Activities ke dalam Cost Object

ACTIVITIES EXPENDITURE COST OBJECT

Cost Cost

Component Driver

ABC Costing ABC Costing Activity Centre

Sumber: Setyaningrum (2014:70)

D. Aplikasi Model ABC

Dalam melaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat

diterapkan di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, maka akan dilaksanakan

tahapan berikut:

1. Proses Bisnis Unit Pengelola Rumah Susun Tambora

Tahap pertama yang dilakukan adalah menguraikan mengenai

aktivitas dan karakteristik proses bisnis di UPRS Tambora yang berkaitan

dengan cost driver terkait dengan proses kegiatan pelayanan dan kegiatann

penunjang lain yang ada di rumah susun.

Manajerial

Activities

Core Activities

Support

Activities

Belanja

Rutin

Belanja

Pengembangan

Sewa

Rumah

Susun

Page 129: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

113

Berikut data yang berkaitan dengan cost driver penelitian ini. Data

yang digunakan yakni diperoleh untuk kegiatan anggaran 2018 yaitu:

a) Jumlah unit hunian UPRS Tambora

Data berikut ini adalah data jumlah unit hunian yang ada di UPRS Tambora:

Tabel 4.7

Jumlah hunian UPRS Tambora

No Nama

Rusun

Jumlah

Tower

Lantai Sarana Prasarana Jumlah Hunian

1 Tambora 3

Tower

15

Lantai

Bank DKI, taman

penghijauan, klinik

dari puskesmas,

PAUD, Ruang aula,

Masjid, dan

Perpustakaan.

879 unit

A: 300

B : 278

C : 300

2 Daan

Mogot

8

Tower

5

Lantai

Bank DKI, taman

penghijauan, klinik

dari puskesmas,

PAUD, Ruang aula,

Masjid, dan

Perpustakaan.

640 unit

16 unit/ lt

3 Flamboyan 6

Tower

4

Lantai

Area penghijauan,

PAUD, Ruang Aula,

Masjid dan Lapangan

560 unit

A-D : 24 unit/lt

E-F : 22 unit/ lt

Page 130: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

114

Futsal.

4 Rawa

Buaya

5

Tower

16

lantai

Bank DKI, taman

penghijauan, Ruang

klinik, Ruang PAUD,

Ruang Aula, Masjid,

Kios UMKM, dan

Ruang Perpustakaan.

778 unit

5 Tegal Alur 1

Tower

7

lantai

Area penghijauan,

Ruang PAUD, Ruang

Aula, Taman bermain.

95 unit

Sumber : Data Demografi UPRS Tambora

Jumlah seluruh unit hunian yang sudah ditempati di 3 rusunawa

adalah 878 yang terdiri dari rusun yang berada di tower sejumlah 548 dan

yang berada di blok sejumlah 330 unit hunian.

b) Jumlah Pegawai atau tenaga kerja, akan disajikan pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Jumlah PJLP di UPRS Tambora

No. Bagian Rusunawa

Tambora

Rusunawa

Daan

Mogot

Rusunawa

Flamboyan

Jumlah

PJLP

1 Administrasi

(Pelayanan)

4 13 3 20

Page 131: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

115

2 Teknisi 13 12 6 31

3 Keamanan 18 24 15 57

4 Cleaning Service 24 32 18 74

Total Per Rusun 59 81 42 182

Sumber: Data pjlp 2018

2. Transformasi Mata Anggaran Belanja dari Laporan keuangan ke

dalam Aktivitas

Tahap kedua adalah mentransformasi mata anggaran belanja dari

laporan keuangan unit pengelola rumah susun tambora tahun 2018 ke dalam

aktivitas yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan dilakukannya

transformasi adalah untuk mempermudah identifikasi nilai belanja aktivitas

yang terkait dengan mata anggaran tertentu yang menghasilkan nilai

nominal pengeluaran dana. Berikut matriks secara umum yang dapat

ditampilkan:

Tabel 4.9

Matriks Expense-Activity Dependent

No Aktivitas Total

1. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah

Susun

1.013.242.496

2. Pengisisan Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

55.000.000

3. Penyediaan Alat Tulis Kantor 125.694.283

4. Penyediaan Barang Cetakan dan Pengandaan 27.976.509

Page 132: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

116

5. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 4.548.775

6. Gaji PJLP Bagian Administrasi 1.439.300.327

7. Pengadaan Barang Pakai Habis Keamanan dan

Ketertiban

137.996.111

8. Gaji PJLP Petugas Keamanan 4.271.414.793

9. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan Petugas

Keamanan

220.265.584

10. Pengadaan Alat Kebersihan dan Bahan

Pembersih

277.256.430

11. Pengadaan Barang Pakai Habis Kebersihan 92.631.770

12. Gaji PJLP Petugas Kebersihan 5.031.901.171

13. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan Petugas

Kebersihan

111.044.676

14. Penyediaan Jasa Telepon, Air, Listrik dan

Internet (TALI)

7.373.915.376

15. Pengadaan Makanan dan Minuman Harian

Pegawai

31.333.220

16. Pengadaan Makanan dan Minuman Rapat 42.240.000

17. Kegiatan Kerja Bakti bersama Warga

Rusunawa

93.500.000

18. Kegiatan Pembinaan Rohani Warga Rusunawa 173.300.000

19 Penanggulangan Bahaya Narkoba & HIV

AIDS

17.600.000

Page 133: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

117

20 Pendampingan Kegiatan Rusun 105.600.000

21 Penertiban Penghuni Rusun 84.480.000

22 Kegiatan Senam Kesegaran Jasmani 280.500.000

23 Kegiatan Simulasi Penanggulangan Bencana

Kebakaran

25.850.000

24 Perpanjang Surat Perjanjian Hunian 100.529.000

25 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 28.181.175

26 Penyediaan Sewa Mesin Foto Copy 39.600.000

27 Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan

Kerja

50.644.000

28 Pengadaan Perkakas Kerja Mekanikal

Elektrikal

280.149.753

29 Gaji PJLP Petugas Mekanikal Elektrikal 2.273.341.943

30 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan Petugas

Mekanikal Elektrikal

71.786.198

31 Penyediaan Sarana dan Prasarana Kerja 1.075.880.286

32 Penyediaan BBM KDO/ KDO Khusus 42.494.760

33 Penyediaan Jasa Perizinan KDO/ KDO

Khusus

4.488.000

34 Pemeliharaan/ Service Kendaraan Dinas

Operasional

44.258.148

TOTAL 25.047.944.784

Sumber: Data laporan Keuangan Rusunawa Tambora

Page 134: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

118

3. Alokasi Activity Overhead Cost sesuai Model ABC

Tahap ketiga yaitu alokasi overhead cost disesuaikan dengan model

ABC. Setelah mengetahui aktivitas yang terjadi pada tahun anggaran 2018,

maka selanjutnya akan diidentifikasi cost driver apa saja yang terkait pada

aktivitas. Identifikasi cost driver dilakukan melalui wawancara dan

observasi. Prinsip pemilihan cost driver yakni dengan dasar kemudahan dan

ketersediaan data.

Berdasarkan data yang ada dilakukan pengalokasian penyerapan biaya

overhead (overhead activity cost) sesuai aktivitas hasil rekonstruksi.

Pengalokasian mata anggaran pada aktivitas yang ada dilakukan dengan

menghitung proporsi aktivitas terhadap mata anggaran yang ada kemudian

mencari nilai nominal dari aktivtias tersebut.

Alokasi biaya overhead pada Unit Pengelola Rumah Susun Tambora

meliputi 2 komponen, yakni:

a. Overhead gabungan, dimana aktivitas overhead antara Rusunawa

Tambora, Daan Mogot dan Flamboyan digabung pada pengadaan

peralatan dan perlengkapan dan sarana prasarana, pengadaan ATK,

TALI, dan biaya makan minum.

b. Overhead yang dilaksanakan pada masing-masing Rusunawa.

Page 135: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

119

4. Perhitungan Direct Labor Cost, Direct Material Cost, dan Overhead

Cost pada UPRS Tambora

Setelah penentuan model overhead cost kemudian dilanjutkan dengan

perhitungan menentukan besarnya Direct Labor Cost, Direct Material dan

Overhead Cost pada pengelolaan pelayanan di UPRS Tambora.

a. Perhitungan Direct Labor Cost

Perhitungan Direct Labour Cost yang diketahui terdiri atas seluruh

pengeluaran yang berkaitan dengan biaya langsung di Rusunawa

Tambora yang terdiri atas gaji dan tunjangan dan seluruh biaya

pengembangan tenaga kerja.

Jumlah Direct Labour Cost akan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Direct Labor Cost

No Aktivitas Daan Mogot Tambora Flamboyan Jumlah

1 Gaji PHL

Petugas

Administrasi

584.899.268 520.172.905 334.228.153 1.439.300.326

2 Gaji PHL

Petugas

Pengamanan

Kantor

1.754.697.805 1.514.032.528 1.002.684.460 4.271.414.793

3 Gaji PHL

Mekanikal

1.019.395.868 836.160.884 417.785.192 2.273.341.944

Page 136: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

120

Elektrikal

4 Gaji PHL

Petugas

Kebersihan

1.938.521.623 1.756.468.602 1.336.910.947 5.031.901.172

Total 5.297.514.564 4.626.834.919 3.091.608.752 13.015.958.235

Sumber: Data laporan keuangan Rusun Tambora

b. Perhitungan Direct Material Cost

Sama halnya dengan Perhitungan Dirrect Labor Cost, bahwa perhitungan

Direct Material Cost juga berkaitan dengan seluruh pengeluaran rumah

susun yang berkaitan dengan biaya bahan langsung yang terdiri atas

pengadaan alat dan bahan habis pakai dan alat tulis kantor/ATK yang

akan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Direct Material Cost

No. Aktivitas Daan

Mogot

Tambora Flamboyan Jumlah

1 Pemeliharaan

sarana dan

prasarana

rumah susun

337.747.499 337.747.499 337.747.499 1.013.242.497

2 Belanja Alat

Kebersihan

dan Bahan

98.697.280 129.210.510 49.348.640 277.256.430

Page 137: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

121

Pembersih

3

Belanja

Barang Pakai

Habis

Kebersihan

30.979.300 44.347.820 17.304.650 92.631.770

4 Belanja

Perkakas

Kerja

86.518.895 138.398.402 55.232.455 280.149.752

Total 553.942.974 649.704.231

459.633.244

1.663.280.449

Sumber: Data laporan keuangan UPRS Tambora

c. Perhitungan Overhead Cost

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Overhead Cost yang

ada di Rumah Susun Tambora berasal dari aktivitas overhead pada rumah

susun tambora seperti yang akan digambarkan berikut ini:

Tabel 4.12

Overhead Cost

No Aktivitas Daan Mogot Tambora Flamboyan Jumlah

1

Pengisisan Alat

Pemadam Api

Ringan (APAR)

22.000.000 22.000.000 11.000.000 55.000.000

2

Penyediaan Alat

Tulis Kantor

41.898.095 41.898.094 41.898.094 125.694.283

Page 138: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

122

3

Penyediaan Barang

Cetakan dan

Pengandaan

9.325.503 9.325.503 9.325.503 27.976.509

4

Penyediaan Jasa

Administrasi

Keuangan

1.516.258 1.516.258 1.516.258 4.548.775

5

Pengadaan Barang

Pakai Habis

Keamanan dan

Ketertiban

48.542.542 65.757.553 23.696.017 137.996.111

6

Pengadaan Pakaian

Kerja Lapangan

Petugas Keamanan

75.652.500 101.383.084 43.230.000 220.265.584

7

Pengadaan Pakaian

Kerja Lapangan

Petugas Kebersihan

39.981.333 43.485.009 27.578.333 111.044.676

8

Penyediaan Jasa

Telepon, Air,

Listrik dan Internet

(TALI)

2.030.615.376 3.332.850.000 2.010.450.000 7.373.915.376

Page 139: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

123

9

Pengadaan

Makanan dan

Minuman Harian

Pegawai

13.286.840 12.725.960 5.293.420 31.306.220

10

Pengadaan

Makanan dan

Minuman Rapat

14.080.000 14.080.000 14.080.000 42.240.000

11

Kegiatan Kerja

Bakti bersama

Warga Rusunawa

37.400.000 37.400.000 18.700.000 93.500.000

12

Kegiatan

Pembinaan Rohani

Warga Rusunawa

70.400.000 67.700.000 35.200.000 173.300.000

13

Penanggulangan

Bahaya Narkoba &

HIV AIDS

7.040.000 7.040.000 3.520.000 17.600.000

14

Pendampingan

Kegiatan Rusun

42.240.000 42.240.000 21.120.000 105.600.000

15

Penertiban

Penghuni Rusun

33.792.000 33.792.000 16.896.000 84.480.000

16

Kegiatan Senam

Kesegaran Jasmani

112.200.000 112.200.000 56.100.000 280.500.000

Page 140: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

124

17

Kegiatan Simulasi

Penanggulangan

Bencana Kebakaran

10.340.000 10.340.000 5.170.000 25.850.000

17

Perpanjang Surat

Perjanjian Hunian

33.509.667 33.509.667 33.509.667 100.529.000

18

Penyediaan

Peralatan Rumah

Tangga

9.393.725 9.393.725 9.393.725 28.181.175

19

Penyediaan Sewa

Mesin Foto Copy

39.600.000 - - 39.600.000

20

Pemeliharaan

Peralatan dan

Perlengkapan Kerja

16.881.333 16.881.333 16.881.333 50.644.000

21

Pengadaan Pakaian

Kerja Lapangan

Petugas Mekanikal

Elektrikal

27.872.167 32.327.365 11.586.667 71.786.198

22

Penyediaan Sarana

dan Prasarana Kerja

361.549.969 357.165.158 357.165.158 1.075.880.286

23

Penyediaan BBM

KDO/ KDO

Khusus

42.494.760 - - 42.494.760

Page 141: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

125

24

Penyediaan Jasa

Perizinan KDO/

KDO Khusus

3.696.000 396.000 396.000 4.488.000

25

Pemeliharaan/

Service Kendaraan

Dinas Operasional

44.285.148 - - 44.285.148

TOTAL 3.189.593.216 4.405.406.709 2.773.706.175 10.368.706.101

Sumber : Data laporan keuangan UPRS Tambora

Nilai yang didapat dari overhead diatas adalah nilai yang dihitung

berdasarkan proporsi sebagai pengganti cost driver yang belum diketahui.

Metode penentuan factor proporsi ini adalah sebagai berikut:

a. Cost Driver jumlah unit hunian di rusun Daan Mogot, Tambora dan

Flamboyan. Factor ini untuk menentukan konversi biaya yang diserap

oleh masing-masing rusun pada kegiatan utama pemeliharaan unit

hunian di tiap rusunawa.

b. Cost Driver frekuensi kegiatan, perbaikan atau pemeliharaan untuk

menentukan konversi biaya overhead yang tidak diserap langsung oleh

produk (harga unit hunian) oleh karena frekuensi kegiatan adalah cost

driver yang paling mudah ditelusuri.

Selain kedua cost driver tersebut terdapat beberapa cost driver

yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan overhead cost yang akan

digambarkan pada tiap rincian berikut:

Page 142: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

126

Tabel 4.13

Total Cost Driver

No. Kegiatan Cost

Driver

Driver JUMLAH

Rusunawa

Daan

Mogot

Rusunawa

Tambora

Rusunawa

Flamboyan

1 Pemeliharaan

sarana dan

prasarana

rumah susun

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

2 Pengisisan Alat

Pemadam Api

Ringan (APAR)

Jumlah

lantai

rusunawa

5

15

4

24

3 Penyediaan alat

tulis kantor

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

4 Penyediaan

barang cetakan

dan pengandaan

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

5 Penyediaan jasa

administrasi

keuangan

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

Page 143: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

127

6 Penyediaan jasa

administrasi

surat menyurat /

caraka

Jumlah

PJLP

13

4

3

20

7 Pengadaan

barang pakai

habis keamanan

dan ketertiban

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

8 Gaji PJLP

Petugas

Keamanan

Jumlah

PJLP

24

18

15

57

9 Pengadaan

pakaian kerja

lapangan

petugas

keamanan

Jumlah

PJLP

24

18

15

57

10 Pengadaan alat

kebersihan dan

bahan

pembersih

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

11 Pengadaan

barang pakai

habis

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

Page 144: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

128

kebersihan

12 Gaji PJLP

Petugas

Kebersihan

Jumlah

PJLP

32

24

18

74

13 Pengadaan

pakaian kerja

lapangan

petugas

kebersihan

Jumlah

PJLP

32

24

18

74

14 Penyediaan Jasa

Telepon, Air,

Listrik dan

Internet (TALI)

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

15 Pengadaan

makanan dan

minuman harian

pegawai

Jumlah

PJLP

81

59

42

182

16 Pengadaan

makanan dan

minuman rapat

Jumlah

PJLP

81

59

42

182

17 Kegiatan Kerja

Bakti bersama

Warga

Frekuensi

Kegiatan

12

12

12

36

Page 145: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

129

Rusunawa

18 Kegiatan

Pembinaan

Rohani Warga

Rusunawa

Frekuensi

Kegiatan

1

1

1

3

19 Penanggulangan

Bahaya

Narkoba & HIV

AIDS

Frekuensi

Kegiatan

1

1

1

3

20 Pendampingan

Kegiatan Rusun

Frekuensi

Kegiatan

12

12

12

36

21 Penertiban

Penghuni Rusun

Frekuensi

Kegiatan

12

12

12

36

22 Kegiatan senam

kesegaran

jasmani

Frekuensi

Kegiatan

48

48

48

144

23 Kegiatan

Simulasi

Penanggulangan

Bencana

Kebakaran

Frekuensi

Kegiatan

1

1

1

3

Page 146: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

130

24 Perpanjang

Surat Perjanjian

Hunian

Frekuensi

Kegiatan

1

1

1

3

25 Penyediaan

peralatan rumah

tangga

Frekuensi

Kegiatan

1

1

1

3

26 Penyediaan

sewa mesin foto

copy

Frekuensi

Kegiatan

1

-

-

1

27 Pemeliharaan

peralatan dan

perlengkapan

kerja

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

28 Pengadaan

Perkakas Kerja

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

29 Gaji PJLP

Petugas

Mekanikal

Elektrikal

Jumlah

PJLP

12

13

6

31

30 Pengadaan

pakaian kerja

lapangan

Jumlah

PJLP

12

13

6

31

Page 147: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

131

petugas ME

31 Penyediaan

sarana dan

prasarana kerja

Jumlah

unit

hunian

640

878

560

2.078

32 Penyediaan

BBM KDO/

KDO Khusus

Frekuensi

Kegiatan

1

-

1

2

33 Penyediaan jasa

perizinan KDO/

KDO khusus

Frekuensi

Kegiatan

1

-

1

2

34 Pemeliharaan/

Service

Kendaraan

Dinas

Operasional

Frekuensi

Kegiatan

1

-

1

2

Sumber : Diolah dari data sekunder

5. Cost Per Unit Rusunawa Daan Mogot, Tambora dan Flamboyan

a. Rusunawa Daan Mogot

Cost/ Unit untuk rusunawa daan mogot / pesakih akan disajikan dalam

table berikut :

Page 148: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

132

Tabel 4.14

Perhitungan Cost/Unit Rusunawa Daan Mogot

DL DM OH

1Pemeliharaan sarana dan

prasarana rumah susun-

314.105.174 - 314.105.174

2Pengisisan Alat Pemadam Api

Ringan (APAR)-

- 11.550.000 11.550.000

3 Penyediaan alat tulis kantor - - 38.965.228 38.965.228

4Penyediaan barang cetakan dan

pengandaan-

- 8.672.718 8.672.718

5Penyediaan jasa administrasi

keuangan-

- 1.410.120 1.410.120

6Penyediaan jasa administrasi

surat menyurat / caraka 935.545.213 - - 935.545.213

7Pengadaan barang pakai habis

keamanan dan ketertiban-

- 42.778.794 42.778.794

8 Gaji PJLP Petugas Keamanan1.793.994.213 - - 1.793.994.213

9Pengadaan pakaian kerja

lapangan petugas keamanan-

- 92.511.545 92.511.545

10Pengadaan alat kebersihan dan

bahan pembersih-

85.949.493 - 85.949.493

11Pengadaan barang pakai habis

kebersihan-

28.715.849 - 28.715.849

12 Gaji PJLP Petugas Kebersihan2.163.717.504 - - 2.163.717.504

13Pengadaan pakaian kerja

lapangan petugas kebersihan-

- 47.749.211 47.749.211

14Penyediaan Jasa Telepon, Air,

Listrik dan Internet (TALI)-

- 2.285.913.767 2.285.913.767

15Pengadaan makanan dan

minuman harian pegawai-

- 13.786.617 13.786.617

16Pengadaan makanan dan

minuman rapat-

- 18.585.600 18.585.600

17Kegiatan Kerja Bakti bersama

Warga Rusunawa-

- 31.135.500 31.135.500

18Kegiatan Pembinaan Rohani

Warga Rusunawa-

- 57.708.900 57.708.900

19Penanggulangan Bahaya Narkoba

& HIV AIDS-

- 5.860.800 5.860.800

20 Pendampingan Kegiatan Rusun - - 35.164.800 35.164.800

INDIKATOR

JUMLAHNo. Kegiatan

Page 149: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

133

Sumber: Diolah dari data sekunder

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk

rusunawa daan mogot/ pesakih adalah Direct Labor (DL) Sebesar Rp

5,779,860,287 sedangkan Direct Maretial (DM) sebesar Rp 515,616,939

dan Overhead (OH) sebesar Rp 3,324,927,911. Perhitungan direct

marerial untuk aktivitas pertama yaitu pemeliharaan sarana dan prasarana

rumah susun dihitung dari perkalian Antara proporsi jumlah unit hunian

pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan

pemeliharaan sarana dan prasarana. Begitu juga untuk aktivitas kedua

overhead yaitu pengadaan APAR dihitung dari perkalian Antara proporsi

21 Penertiban Penghuni Rusun - - 28.131.840 28.131.840

22Kegiatan senam kesegaran

jasmani-

- 93.406.500 93.406.500

23Kegiatan Simulasi

Penanggulangan Bencana -

- 8.608.050 8.608.050

24Perpanjang Surat Perjanjian

Hunian-

- 31.163.990 31.163.990

25 Penyediaan peralatan rumah - - 9.384.331 9.384.331

26 Penyediaan sewa mesin foto copy - - 39.600.000 39.600.000

27Pemeliharaan peralatan dan

perlengkapan kerja-

- 15.699.640 15.699.640

28 Pengadaan Perkakas Kerja - 86.846.423 - 86.846.423

29Gaji PJLP Petugas Mekanikal

Elektrikal 886.603.358 - - 886.603.358

30Pengadaan pakaian kerja

lapangan petugas ME-

- 27.996.617 27.996.617

31Penyediaan sarana dan prasarana

kerja-

- 333.522.889 333.522.889

32 Penyediaan BBM KDO/ KDO - - 21.247.380 21.247.380

33Penyediaan jasa perizinan KDO/

KDO khusus-

- 2.244.000 2.244.000

34Pemeliharaan/ Service Kendaraan

Dinas Operasional-

- 22.129.074 22.129.074

5.779.860.287 515.616.939 3.324.927.911 9.620.405.137

Jumlah Unit Hunian 640 Cost/Unit 15.031.883

TOTAL

Page 150: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

134

jumlah lantai rusunawa daan mogot pada lampiran 6 dengan total beban

berdasarkan aktivitas pada table 4.9 dan begitu seterusnya untuk

perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.

Jumlah unit hunian rusunawa daan mogot adalah 640 unit dengan total

pengeluaran sebesar Rp 9,620,405,137 sehingga cost per unit untuk

rusunawa daan mogot sebesar Rp 15,031,883 per unit hunian per tahun

atau sebesar Rp 1,252,657 per unit hunian per bulan.

Page 151: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

135

b. Rusunawa Tambora

Cost/Unit untuk unit hunian Rusunawa Tambora akan disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 4.15

Perhitungan Cost/Unit Rusunawa Tambora

DL DM OH

1Pemeliharaan sarana dan prasarana

rumah susun-

425.561.848 - 425.561.848

2Pengisisan Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)-

- 34.100.000 34.100.000

3 Penyediaan alat tulis kantor - - 52.791.599 52.791.599

4Penyediaan barang cetakan dan

pengandaan-

- 11.750.134 11.750.134

5Penyediaan jasa administrasi

keuangan-

- 1.910.486 1.910.486

6Penyediaan jasa administrasi surat

menyurat / caraka 287.860.065 - - 287.860.065

7Pengadaan barang pakai habis

keamanan dan ketertiban-

- 57.958.367 57.958.367

8 Gaji PJLP Petugas Keamanan1.366.852.734 - - 1.366.852.734

9Pengadaan pakaian kerja lapangan

petugas keamanan-

- 70.484.987 70.484.987

10Pengadaan alat kebersihan dan bahan

pembersih-

116.447.701 - 116.447.701

11Pengadaan barang pakai habis

kebersihan-

38.905.343 - 38.905.343

12 Gaji PJLP Petugas Kebersihan1.660.527.386 - - 1.660.527.386

13Pengadaan pakaian kerja lapangan

petugas kebersihan-

- 36.644.743 36.644.743

14Penyediaan Jasa Telepon, Air, Listrik

dan Internet (TALI)-

- 3.097.044.458 3.097.044.458

15Pengadaan makanan dan minuman

harian pegawai-

- 10.339.963 10.339.963

16Pengadaan makanan dan minuman

rapat-

- 13.939.200 13.939.200

17Kegiatan Kerja Bakti bersama Warga

Rusunawa-

- 31.135.500 31.135.500

18Kegiatan Pembinaan Rohani Warga

Rusunawa-

- 57.708.900 57.708.900

19Penanggulangan Bahaya Narkoba &

HIV AIDS-

- 5.860.800 5.860.800

20 Pendampingan Kegiatan Rusun - - 35.164.800 35.164.800

JUMLAH

INDIKATORNo. Kegiatan

Page 152: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

136

Sumber: Diolah dari data sekunder

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan

untuk rusunawa tambora adalah Direct Labor (DL) Sebesar Rp

4,270,043,802 sedangkan Direct Maretial (DM) sebesar Rp 689,577,789

dan Overhead (OH) sebesar Rp 4,201,877,240. Perhitungan direct

marerial untuk aktivitas pertama yaitu pemeliharaan sarana dan prasarana

rumah susun dihitung dari perkalian Antara proporsi jumlah unit hunian

pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan

pemeliharaan sarana dan prasarana. Begitu juga untuk aktivitas kedua

overhead yaitu pengadaan APAR dihitung dari perkalian Antara proporsi

jumlah lantai rusunawa tambora pada lampiran 6 dengan total beban

21 Penertiban Penghuni Rusun - - 28.131.840 28.131.840

22 Kegiatan senam kesegaran jasmani - - 93.406.500 93.406.500

23Kegiatan Simulasi Penanggulangan

Bencana Kebakaran-

- 8.608.050 8.608.050

24 Perpanjang Surat Perjanjian Hunian - - 42.222.180 42.222.180

25 Penyediaan peralatan rumah tangga - - 9.384.331 9.384.331

26 Penyediaan sewa mesin foto copy - - - -

27Pemeliharaan peralatan dan

perlengkapan kerja-

- 21.270.480 21.270.480

28 Pengadaan Perkakas Kerja - 117.662.896 - 117.662.896

29 Gaji PJLP Petugas Mekanikal Elektrikal954.803.616 - - 954.803.616

30Pengadaan pakaian kerja lapangan

petugas ME-

- 30.150.203 30.150.203

31Penyediaan sarana dan prasarana

kerja-

- 451.869.720 451.869.720

32 Penyediaan BBM KDO/ KDO Khusus - - - -

33Penyediaan jasa perizinan KDO/ KDO

khusus-

- - -

34Pemeliharaan/ Service Kendaraan

Dinas Operasional-

- - -

4.270.043.802 698.577.789 4.201.877.240 9.170.498.830

878 Cost/Unit 10.444.759

TOTAL

Page 153: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

137

berdasarkan aktivitas pada table 4.9 dan begitu seterusnya untuk

perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.

Jumlah unit hunian rusunawa tambora adalah 878 unit dengan total

pengeluaran sebesar Rp 9,170,498,830 sehingga cost per unit untuk

rusunawa tambora sebesar Rp 10,444,759 per unit hunian per tahun atau

sebesar Rp 870,397 per unit hunian per bulan.

Page 154: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

138

c. Rusunawa Flamboyan

Cost/Unit untuk unit hunian Rusunawa Flamboyan akan disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 4.16

Perhitungan Cost/Unit Rusunawa Flamboyan

DL DM OH

1Pemeliharaan sarana dan prasarana

rumah susun-

273.575.474 - 273.575.474

2Pengisisan Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)-

- 9.350.000 9.350.000

3 Penyediaan alat tulis kantor - - 33.937.456 33.937.456

4Penyediaan barang cetakan dan

pengandaan-

- 7.553.657 7.553.657

5Penyediaan jasa administrasi

keuangan-

- 1.228.169 1.228.169

6Penyediaan jasa administrasi surat

menyurat / caraka 215.895.049 - - 215.895.049

7Pengadaan barang pakai habis

keamanan dan ketertiban-

- 37.258.950 37.258.950

8 Gaji PJLP Petugas Keamanan1.110.567.846 - - 1.110.567.846

9Pengadaan pakaian kerja lapangan

petugas keamanan-

- 57.269.052 57.269.052

10Pengadaan alat kebersihan dan bahan

pembersih-

74.859.236 - 74.859.236

11Pengadaan barang pakai habis

kebersihan-

25.010.578 - 25.010.578

12 Gaji PJLP Petugas Kebersihan1.207.656.281 - - 1.207.656.281

13Pengadaan pakaian kerja lapangan

petugas kebersihan-

- 26.650.722 26.650.722

14Penyediaan Jasa Telepon, Air, Listrik

dan Internet (TALI)-

- 1.990.957.152 1.990.957.152

15Pengadaan makanan dan minuman

harian pegawai-

- 7.206.641 7.206.641

16Pengadaan makanan dan minuman

rapat-

- 9.715.200 9.715.200

17Kegiatan Kerja Bakti bersama Warga

Rusunawa-

- 31.135.500 31.135.500

18Kegiatan Pembinaan Rohani Warga

Rusunawa-

- 57.708.900 57.708.900

19Penanggulangan Bahaya Narkoba &

HIV AIDS-

- 5.860.800 5.860.800

20 Pendampingan Kegiatan Rusun - - 35.164.800 35.164.800

JUMLAH

INDIKATORNo. Kegiatan

Page 155: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

139

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan

untuk rusunawa flamboyan adalah Direct Labor (DL) Sebesar Rp

2,966,054,145 sedangkan Direct Maretial (DM) sebesar Rp 449,085,721

dan Overhead (OH) sebesar Rp 2,841,091,939. Perhitungan direct

marerial untuk aktivitas pertama yaitu pemeliharaan sarana dan prasarana

rumah susun dihitung dari perkalian Antara proporsi jumlah unit hunian

pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan

pemeliharaan sarana dan prasarana. Begitu juga untuk aktivitas kedua

overhead yaitu pengadaan APAR dihitung dari perkalian Antara proporsi

jumlah lantai rusunawa tambora pada lampiran 6 dengan total beban

21 Penertiban Penghuni Rusun - - 28.131.840 28.131.840

22 Kegiatan senam kesegaran jasmani - - 93.406.500 93.406.500

23Kegiatan Simulasi Penanggulangan

Bencana Kebakaran-

- 8.608.050 8.608.050

24 Perpanjang Surat Perjanjian Hunian - - 27.142.830 27.142.830

25 Penyediaan peralatan rumah tangga - - 9.384.331 9.384.331

26 Penyediaan sewa mesin foto copy - - - -

27Pemeliharaan peralatan dan

perlengkapan kerja-

- 13.673.880 13.673.880

28 Pengadaan Perkakas Kerja - 75.640.433 - 75.640.433

29 Gaji PJLP Petugas Mekanikal Elektrikal431.934.969 - - 431.934.969

30Pengadaan pakaian kerja lapangan

petugas ME-

- 13.639.378 13.639.378

31Penyediaan sarana dan prasarana

kerja-

- 290.487.677 290.487.677

32 Penyediaan BBM KDO/ KDO Khusus - - 21.247.380 21.247.380

33Penyediaan jasa perizinan KDO/ KDO

khusus-

- 2.244.000 2.244.000

34Pemeliharaan/ Service Kendaraan

Dinas Operasional-

- 22.129.074 22.129.074

2.966.054.145 449.085.721 2.841.091.939 6.256.231.806

560 Cost/Unit 11.171.843

TOTAL

Page 156: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

140

berdasarkan aktivitas pada table 4.9 dan begitu seterusnya untuk

perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.

Jumlah unit hunian rusunawa tambora adalah 878 unit dengan total

pengeluaran sebesar Rp 6,256,231,806 sehingga cost per unit untuk

rusunawa tambora sebesar Rp 11,171,843 per unit hunian per tahun atau

sebesar Rp 930,987 per unit hunian per bulan.

Tabel 4.17

Rekapitulasi Cost/Unit Rusunawa Daan Mogot, Tambora dan Flamboyan

Sumber: Diolah dari data sekunder

E. Perbandingan Perhitungan Biaya Menggunakan Metode ABC dengan

Metode Tradisional yang Diterapkan Saat ini (Existing) di UPRS

Tambora

Untuk membandingkan perhitungan biaya menggunakan metode ABC

dengan metode tradisional, dapat ditelusuri mulai dengan menghitung total

pengeluaran dari kedua metode, yakni :

No Nama Rusun DL DM OH TotalJumlah

Unit

Hunian

Cost/Unit

Hunian per

tahun

Cost/Unit

Hunian per

bulan

1 Daan Mogot 5.779.860.287 515.616.939 3.324.927.911 9.620.405.137 640 15.031.883 1.252.657

2 Tambora 4.270.043.802 698.577.789 4.201.877.240 9.170.498.830 878 10.444.759 870.397

3 Flamboyan 2.966.054.145 449.085.721 2.841.091.939 6.256.231.806 560 11.171.843 930.987

Page 157: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

141

Tabel 4.18

Total Pengeluaran

Rusunawa Daan

Mogot

Rusunawa

Tambora

Rusunawa

Flamboyan

Tradisional 9.041.050.754 9.681.945.859 6.324.948.171

ABC 9.620.405.137 9.170.498.830 6.256.231.806

Sumber: Diolah dari data sekunder

Total biaya berdasarkan metode tradisional (existing) adalah sebesar Rp

9,041,050,754 untuk Rusunawa Daan Mogot, Rp 9,681,945,859 untuk

Rusunawa Tambora dan Rusunawa Flamboyan sebesar Rp 6,324,948,171.

Perhitungan untuk metode ABC sebelumnya telah dilakukan pada tabel 4.14,

4.15 dan 4.16.

Selanjutnya unit cost per unit hunian dapat dihitung dan diperbandingkan

dengan cara membagi total pengeluaran dari kedua metode tradisional dan

ABC dengan jumlah unit hunian pada masing-masing rumah susun sewa

seperti pada tabel berikut ini:

Page 158: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

142

Tabel 4.19

Perbandingan Biaya per unit

Sumber: Diolah dari data sekunder

Dari tabel diatas diketahui bahwa biaya unit cost per bulan untuk

rusunawa daan mogot dengan metode ABC sebesar Rp 1,252,657 , untuk

rusunawa tambora sebesar Rp 870,397 dan untuk rusunawa flamboyant sebesar

Rp 930,987. Sedangkan bila dihitung dengan menggunakan metode tradisional

biaya unit cost untuk hunian rumah susun di rusunawa daan mogot sebesar

1.177.220. dengan demikian telah terjadi undercosted untuk rusunawa daan

mogot sebesar Rp 75,437. Berbeda dengan rusunawa daan mogot, rusunawa

tambora dan flamboyan yang memiliki unit cost Rp 918,939 dan 941,213

terjadi overcosted masing masing sebesar Rp 48,542 dan Rp 10,226 bila

dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan.

ABC Tradisional

Total Pengeluaran

Daan Mogot 9.620.405.137 9.041.050.754

Tambora 9.170.498.830 9.681.945.859

Flamboyan 6.256.231.806 6.324.948.171

Jumlah unit hunian

Daan Mogot 640 640

Tambora 878 878

Flamboyan 560 560

Biaya per unit hunian

Daan Mogot 15.031.883 14.126.642

Tambora 10.444.759 11.027.273

Flamboyan 11.171.843 11.294.550

Biaya per unit per bulan

Daan Mogot 1.252.657 1.177.220

Tambora 870.397 918.939

Flamboyan 930.987 941.213

Page 159: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

143

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya

berbasis Activity Based Costing berdasarkan aktivitas teridentifikasi di UPRS

Tambora, mengetahui besarnya biaya sewa per unit rumah susun serta

membandingkan antara perhitungan biaya menggunakan metode ABC dengan

metode yang diterapkan saat ini di UPRS Tambora. Berdasarkan pada data

yang telah dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. UPRS Tambora merupakan pelayanan rumah susun yang berada di bawah

naungan pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dimana penerapan pengaturan

perencanaan dan anggaran dilakukan secara desentralisasi.

2. Dari hasil analisa aktivitas yang ada pada UPRS Tambora dibuat lah kamus

aktivitas yang terdiri dari 34 aktivitas utama. Hasil perhitungan model

ABC telah mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas di tiap rusunawa dibawah

UPRS Tambora dengan menghasilkan nilai total direct labor cost yang

diserap oleh aktivitas pemeliharaan rumah susun dan jasa layanan sebesar

Rp 13,015,958,234 direct material sebesar Rp 1,663,280,449 dan overhead

cost sebesar Rp 10,367,897,090.

3. Dari hasil aplikasi perhitungan besaran biaya sewa unit hunian dengan

menggunakan metode ABC, diketahui bahwa biaya unit cost per bulan

145

Page 160: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

144

untuk rusunawa daan mogot sebesar Rp 1,252,657 , untuk rusunawa

tambora sebesar Rp 870,397 dan untuk rusunawa flamboyan sebesar Rp

930,987.

4. Terdapat perbedaan antara pembebanan biaya unit cost menggunakan

metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di UPRS

Tambora. Total biaya berdasarkan metode tradisional adalah sebesar Rp

9,041,050,754 untuk Rusunawa Daan Mogot, Rp 9,681,945,859 untuk

Rusunawa Tambora dan Rusunawa Flamboyan sebesar Rp 6,324,948,171

dengan jumlah unit hunian masing-masing sebesar 640, 878 dan 560. Maka

diperoleh biaya unit cost per unit hunian adalah sebesar Rp 1.177.220.

dengan demikian telah terjadi undercosted untuk rusunawa daan mogot

sebesar Rp 75,437. Berbeda dengan rusunawa daan mogot, rusunawa

tambora dan flamboyan yang memiliki unit cost Rp 918,939 dan 941,213

terjadi overcosted masing masing sebesar Rp 48,542 dan Rp 10,226 bila

dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis ingin memberikan metode alternatif untuk

menghitung besaran biaya yang ditetapkan dengan menggunakan metode

Activity-Based Costing (ABC), dengan demikian maka tarif unit dengan

retribusi rumah susun sesuai dan tepat dijalankan berdasarkan aktivitas yang

dilakukan. Disamping itu, dikarenakan adanya retribusi rumah susun, maka

dengan adanya standar/acuan biaya yang sebenarnya akan sangat membantu

Page 161: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

145

menggambarkan pengeluaran yang terjadi sehingga kebutuhan dapat terpenuhi

sesuai dengan anggaran yang telah terencanakan dan tersedia.

Penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

penelitian selanjutnya yang dapat menutupi kekurangan dari penelitian ini

dengan mempertimbangkan saran berikut:

1. Penelusuran biaya pada setiap unit dalam proses pengumpulan data untuk

lebih ditingkatkan, seperti contohnya adalah penelusuran alokasi biaya yang

didapatkan pada unit pelayanan rumah susun secara merinci dan didapatkan

dalam rentang waktu tertentu

2. Penambahan dan penelaahan kembali terhadap aktivitas yang lebih

menggambarkan aktivitas yang lebih spesifik (detail) dari keseluruhan

proses yang dikelola oleh unit pelayanan rumah susun

3. Penggunaan variabel penelitian yang lebih bervariasi, terutama yang

kemungkinan memiliki keterkaitan dengan sistem biaya berdasarkan

aktivitas, retribusi dan rumah susun.

4. Memperluas runag lingkup penelitian meliputi lokasi pengambilan data

yang lebih luas, seperti unit pelayanan rumah susun di Provinsi DKI Jakarta

agar keseluruhan pembiayaan dapat terhitung dengan baik dan secara merata

mendapatkan hasil penelitian terhadap variabel yang diteliti, terutama terkait

dengan sistem biaya berdasar aktivitas, retribusi dan rumah susun.

Page 162: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

146

DAFTAR PUSTAKA

Arnabolid, Michela & Lapsley, Irvine. “Activity Based Costing, Modernity and

The Transformation of Local Government”. Public Management

Review Journal ISSN 1471-9037, Taylor & Francais Ltd, 2003

Blocher, E.J. et.al “Cost Management. Manajemen Biaya Penekanan Strategis”

Buku 1, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2000

Bustami, Bastian dan Nurlela. “Akuntansi Biaya”. Mitra Wacana Media, Jakarta,

2009

Carter dan Usry. “Akuntansi Biaya”. Salemba Empat, 2006

Carter, William K. “Akuntansi Biaya”.Salemba Empat, 2008.

Haroun, Ahmed. ”Maintenance Cost Estimation: Application of Activity-Based

Costing as a Fair Estimate Method”. Journal of Quality in

Manintenance Engineering Vol 21 ISSN 1355-2511 p 25-270, 2015

Horngren et al. “Cost Accounting”, Diterjemakan oleh Dewi Adhariani, AKBI,

PT. Indeks Gramedia, Jakarta, 2008

Kim, Yong Woo & Ballard, Glenn. “Activity-Based Costing and Its Application to

Lean Construction”. Journal of Group for Lean Construction, 2001.

Lima, Carlos Manuel Ferreira. “The Applicability of the Principles of Activity

Based Costing System in a Higher Education Institution”, Economics

and Management Research Projects AN International Journal-ISSN:

2184-0309 Open Access International Journals Publisher, 2001

Major, Maria & Hopper, Trevor. “Managers Divided: Implementing ABC in a

Portuguese Telecommunications Company”. Journal of Management

Accounting ISSN 1044-5005, 2005

Mulyono. “Konsep Pembiayaan Pendidikan”, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2010

Onat, Osman, et.al. “Activity Based Costing in Services Industry: A Conceptual

Framework for Entrepreneurs”. Journal of Entrepreneurial Executive

Vo. 19 ISSN 1087-8955, 2014

Piece, Bernard & Brown, Richard. “Perceived Success of Costing Systems:

Activity-based and Traditional Systems Compared”. Journal of Applied

Accounting Research, 2006

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 7 Tahun 2007 tentang

Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas

Subsidi Perumahan

Page 163: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

147

Priyatmo, Tri & Akbar, Rusdi. “Analysis of the Prospect of Implementing

Activity-based Costing (ABC) in Governmental Organisations: A Study

at the State Treasury Office Jakarta IV”. Journal of Accounting and

Investment (2019).

Roztocki, Narcyz. “The Integrated Activity-Based Costing and Economic Value

Added System for the Service Sector”. Journal of Service Management

p. 387-397, 2001

Suhardan, Dadang et.al. “Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1,

Alfabeta, Bandung, 2012

Sumarsan, Thomas. “Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi dan

Pengukuran Kinerja”. Edisi 2 Cetakan 1, PT. Indeks, Jakarta, 2013

Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Pemukiman

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

Vazakidis, Athanasios et al. “Activity-Based Costing in the Public Sector”,

Journal of Socisal Science o. 376-382 ISSN 1549-3652, 2010

Page 164: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

148

LAMPIRAN

Page 165: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

149

Lampiran 1

Lampiran I Hasil Wawancara

Interviewer : Muthiah Dwi Octaviani

Interviewee : Yusuf (Bendahara)

1. Pertanyaan : Bagaimana proses manajemen keuangan di rusunawa ini?

Jawaban : Manajemen keuangan di rusunawa ini memiliki 5 tahap, yakni

perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengeloa,

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, system akuntasi dan

pelaporan dan pengawasan keuangan.

2. Pertanyaan : Pada tahap perencanaan keuangan yakni dalam pembuatan

rencana kegiatan dan anggaran rusunawa. Siapa saja yang terlibat dan seperti

apa tahapan penyusunannya?

Jawaban : Adapun tahapan dalam penyusunan Rencana Kebutuhan

Anggaran adalah sebagai berikut:

Setiap tahun, penjadwalan perencaana kebutuhan anggaran telah

ditetapkan oleh Pemerintah DKI. Berdasarkan waktu yang telah

ditetapkan, Kepala UPRS dan Kasubbag Keuangan menentukan

jadwal rapat penyusunan rencana kerja dan anggaran.

Setelah ditetapkan waktu rapat untuk membicarakan mengenai

Anggaran, undangan diberikan kepada pihak-pihak internal terkait,

Page 166: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

150

terutama pimpinan seperti Kasubag Kepegawaian, Kasubag Umum

beserta para Kasatpel yang telah ditugaskan.

Unit kerja terkait akan ditugaskan untuk membuat analisis

kebutuhan barang ataupun jasa untuk jangka waktu tertentu,

biasanya dalam jangka waktu pendek (dalam satu tahun), dan

jangka waktu panjang (lima tahun, sepuluh tahun, dan

seterusnya).Dalam analisa kebutuhan, diwajibkan untuk dihitung

sesuai dengan jenis pekerjaan dari unit tersebut, beban kerja, waktu

penyelesaian pekerjaan, dan sebagainya. Analisa kebutuhan ini

yang dijadikan dasar dalam perencanaan anggaran.

Dalam proses rapat, unit kerja telah mempersiapkan analisa

kebutuhan barang dan jasa untuk di diskusikan mengenai

kebutuhan dari masing-masing unit kerja dalam pelaksanaan

pekerjaannya. Sebagai contoh, unit kerja sarana dan prasara

mendata kebutuhan terkait dengan alat atau fasilitas kerja yang

dibutuhkan, atau unit kerja tersebut menginformasikan

membutuhkan tenaga kerja dalam rangka untuk melaksanakan

tugas pokok dan fungsi pekerjaan dalam unit kerja tersebut.

Dalam rapat kebutuhan tersebut, dibahas jumlah barang dan jasa

beserta nominal uang perkiraan dalam membayar barang ataupun

jasa yang dibutuhkan tersebut. Untuk unit kerja yang memberikan

rencana kebutuhan barang biasanya harus disertakan dengan jenis

barang, dan hal detail lainnya. Sedangkan untuk jasa, biasanya

Page 167: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

151

harus disertakan dengan jenis jasa yang dibutuhkan, bila yang

dibutuhkan adalah pegawai baru, harus disertakan dengan

pendidikan, pengalaman kerja, status yang nantinya akan di hitung

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perencanaan anggaran disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja

akan dicatat dan dihitung perkiraan nominalnya. Untuk jenis

anggaran yang akan digunakan untuk jenis jasa, perhitungan

anggaran disesuaikan dengan Pergub PJLP tentang nominal dan

cara perhitungan pemberian upah yang disesuaikan dengan jumlah

dan posisi penempatan tenaga kerja. Sedangkan untuk jenis barang,

tim pengadaan barang dan jasa diharuskan untuk mengecek jenis

barang yang dibutuhkan melalui e-catalog, yang merupakan portal

pembelian barang milik pemerintah, untuk mengetahui kisaran

harga perkiraan barang yang dibutuhkan tersebut.

Hasil akhir perencanaan anggaran tersebut ditanda tangani oleh

Kepala UKPD untuk dilaporkan dan diusulkan ke Badan

Perencanaan Daerah (Bappeda). Anggaran dapat di setujui dengan

jumlah yang sesuai dengan perencanaan yang disesuaikan dengan

analisa perhitungan perkiraan kebutuhan anggaran UKPD dan

pertanggung jawaban perhitungan.

Page 168: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

152

Lampiran 2 RKA UPRS Tambora

Page 169: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

153

Page 170: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

154

Lampiran 3 Surat Kontrak & Perizinan

Page 171: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

155

Page 172: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

156

Page 173: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

157

Lampiran 4 Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost

Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost

Proporsi

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Proporsi Gaji PJLP Petugas Administrasi

No Rusunawa Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 13 65

2 Tambora 4 20

3 Flamboyan 3 15

20 100

Proporsi Gaji PJLP Petugas Keamanan

No Rusunawa Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 24 42

2 Tambora 18 32

3 Flamboyan 15 26

57 100

Proporsi Gaji PJLP Petugas kebersihan

No Rusunawa Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 32 43

2 Tambora 24 33

3 Flamboyan 18 24

74 100

Proporsi Gaji PJLP Petugas mekanikal elektrikal

No Rusunawa Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 12 39

2 Tambora 13 42

3 Flamboyan 6 19

31 100

Page 174: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

158

Perhitungan

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Gaji PJLP Petugas administrasi

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 935.545.213 65

2 Tambora 287.860.065 20

3 Flamboyan 215.895.049 15

1.439.300.327 100

Gaji PJLP Petugas Keamanan

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 1.793.994.213 42

2 Tambora 1.366.852.734 32

3 Flamboyan 1.110.567.846 26

4.271.414.793 100

Gaji PJLP Petugas Kebersihan

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 2.163.717.504 43

2 Tambora 1.660.527.386 33

3 Flamboyan 1.207.656.281 24

5.031.901.171 100

Gaji PJLP Petugas Mekanikal Elektrikal

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 886.603.358 39

2 Tambora 954.803.616 42

3 Flamboyan 431.934.969 19

2.273.341.943 100

Page 175: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

159

Lampiran 5 Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost

Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost

Proporsi

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

No Rusunawa Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

2078 100

Proporsi Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah

No Rusunawa Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

2078 100

Pengadaan alat kebersihan dan bahan pembersih

No RusunawaJumlah Unit HunianProporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

2078 100

Pengadaan barang pakai habis kebersihan

No RusunawaJumlah Unit HunianProporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

2078 100

Pengadaan Perkakas Kerja

Page 176: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

160

Perhitungan

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 314.105.174 31

2 Tambora 425.561.848 42

3 Flamboyan 273.575.474 27

1.013.242.496 100

Proporsi Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 85.949.493 31

2 Tambora 116.447.701 42

3 Flamboyan 74.859.236 27

277.256.430 100

Pengadaan alat kebersihan dan bahan pembersih

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 28.715.849 31

2 Tambora 38.905.343 42

3 Flamboyan 25.010.578 27

92.631.770 100

Pengadaan barang pakai habis kebersihan

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 86.846.423 31

2 Tambora 117.662.896 42

3 Flamboyan 75.640.433 27

280.149.753 100

Pengadaan Perkakas Kerja

Page 177: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

161

Lampiran 6 Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost

Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost

Proporsi

Proporsi Pengisisan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

No Rusun Jumlah Lantai Proporsi %

1 Daan Mogot 5 21

2 Tambora 15 62

3 Flamboyan 4 17

Total 24 100

Proporsi Penyediaan alat tulis kantor

No Rusun Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

Total 2078 100

Proporsi Penyediaan barang cetakan dan pengandaan

No Rusun Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

Total 2078 100

Proporsi Penyediaan jasa administrasi keuangan

No Rusun Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

Total 2078 100

Proporsi Pengadaan barang pakai habis keamanan dan ketertiban

No Rusun Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

Total 2078 100

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Tabel 13

Page 178: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

162

Proporsi Pengadaan pakaian kerja lapangan petugas keamanan

No Rusun Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 24 42

2 Tambora 18 32

3 Flamboyan 15 26

Total 57 100

Proporsi Pengadaan pakaian kerja lapangan petugas kebersihan

No Rusun Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 32 43

2 Tambora 24 33

3 Flamboyan 18 24

Total 74 100

Proporsi Penyediaan Jasa Telepon, Air, Listrik dan Internet (TALI)

No Rusun Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

Total 2078 100

Proporsi Pengadaan makanan dan minuman harian pegawai

No Rusun Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 81 44

2 Tambora 59 33

3 Flamboyan 42 23

Total 182 100

Proporsi Pengadaan makanan dan minuman rapat

No Rusun Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 81 44

2 Tambora 59 33

3 Flamboyan 42 23

Total 182 100

Tabel 15

Tabel 16

Tabel 17

Tabel 18

Tabel 14

Page 179: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

163

Proporsi Kegiatan Kerja Bakti bersama Warga Rusunawa

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 12 33,3

2 Tambora 12 33,3

3 Flamboyan 12 33,3

Total 36 100

Proporsi Kegiatan Pembinaan Rohani Warga Rusunawa

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 1 33,3

2 Tambora 1 33,3

3 Flamboyan 1 33,3

Total 3 100

Proporsi Penanggulangan Bahaya Narkoba & HIV AIDS

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 1 33,3

2 Tambora 1 33,3

3 Flamboyan 1 33,3

Total 3 100

Proporsi Pendampingan Kegiatan Rusun

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 12 33,3

2 Tambora 12 33,3

3 Flamboyan 12 33,3

Total 36 100

Proporsi Penertiban Penghuni Rusun

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 12 33,3

2 Tambora 12 33,3

3 Flamboyan 12 33,3

Total 36 100

Tabel 21

Tabel 22

Tabel 23

Tabel 19

Tabel 20

Page 180: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

164

Proporsi Kegiatan senam kesegaran jasmani

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 48 33,3

2 Tambora 48 33,3

3 Flamboyan 48 33,3

Total 144 100

Proporsi Kegiatan Simulasi Penanggulangan Bencana Kebakaran

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 1 33,3

2 Tambora 1 33,3

3 Flamboyan 1 33,3

Total 3 100

Proporsi Perpanjang Surat Perjanjian Hunian

No Rusun Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

Total 2078 100

Proporsi Penyediaan peralatan rumah tangga

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 1 33,3

2 Tambora 1 33,3

3 Flamboyan 1 33,3

Total 3 100

Proporsi Penyediaan sewa mesin foto copy

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 1 100

2 Tambora 0 0

3 Flamboyan 0 0

Total 1 100

Tabel 27

Tabel 28

Tabel 24

Tabel 25

Tabel 26

Page 181: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

165

Proporsi Pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kerja

No Rusun Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

Total 2078 100

Proporsi Pengadaan pakaian kerja lapangan petugas ME

No Rusun Jumlah PJLP Proporsi %

1 Daan Mogot 12 39

2 Tambora 13 42

3 Flamboyan 6 19

Total 31 100

Proporsi Penyediaan sarana dan prasarana kerja

No Rusun Jumlah Unit Hunian Proporsi %

1 Daan Mogot 640 31

2 Tambora 878 42

3 Flamboyan 560 27

Total 2078 100

Proporsi Penyediaan BBM KDO/ KDO Khusus

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 1 50

2 Tambora 0 0

3 Flamboyan 1 50

Total 2 100

Proporsi Penyediaan jasa perizinan KDO/ KDO khusus

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 1 50

2 Tambora 0 0

3 Flamboyan 1 50

Total 2 100

Tabel 32

Tabel 33

Tabel 29

Tabel 30

Tabel 31

Page 182: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

166

Perhitungan

Proporsi Pemeliharaan/ Service Kendaraan Dinas Operasional

No Rusun Frekuensi Proporsi %

1 Daan Mogot 1 50

2 Tambora 0 0

3 Flamboyan 1 50

Total 2 100

Tabel 34

Pengisisan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 11.550.000 21

2 Tambora 34.100.000 62

3 Flamboyan 9.350.000 17

Total 55.000.000 100

Penyediaan alat tulis kantor

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 38.965.228 31

2 Tambora 52.791.599 42

3 Flamboyan 33.937.456 27

Total 125.694.283 100

Penyediaan barang cetakan dan pengandaan

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 8.672.718 31

2 Tambora 11.750.134 42

3 Flamboyan 7.553.657 27

Total 27.976.509 100

Penyediaan jasa administrasi keuangan

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 1.410.120 31

2 Tambora 1.910.486 42

3 Flamboyan 1.228.169 27

Total 4.548.775 100

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Page 183: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

167

Pengadaan barang pakai habis keamanan dan ketertiban

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 42.778.794 31

2 Tambora 57.958.367 42

3 Flamboyan 37.258.950 27

Total 137.996.111 100

Pengadaan pakaian kerja lapangan petugas keamanan

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 92.511.545 42

2 Tambora 70.484.987 32

3 Flamboyan 57.269.052 26

Total 220.265.584 100

Pengadaan pakaian kerja lapangan petugas kebersihan

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 47.749.211 43

2 Tambora 36.644.743 33

3 Flamboyan 26.650.722 24

Total 111.044.676 100

Penyediaan Jasa Telepon, Air, Listrik dan Internet (TALI)

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 2.285.913.767 31

2 Tambora 3.097.044.458 42

3 Flamboyan 1.990.957.152 27

Total 7.373.915.376 100

Pengadaan makanan dan minuman harian pegawai

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 13.786.617 44

2 Tambora 10.339.963 33

3 Flamboyan 7.206.641 23

Total 31.333.220 100

Tabel 16

Tabel 17

Tabel 13

Tabel 14

Tabel 15

Page 184: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

168

Pengadaan makanan dan minuman rapat

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 18.585.600 44

2 Tambora 13.939.200 33

3 Flamboyan 9.715.200 23

Total 42.240.000 100

Kegiatan Kerja Bakti bersama Warga Rusunawa

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 31.135.500 33,3

2 Tambora 31.135.500 33,3

3 Flamboyan 31.135.500 33,3

Total 93.500.000 100

Kegiatan Pembinaan Rohani Warga Rusunawa

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 57.708.900 33,3

2 Tambora 57.708.900 33,3

3 Flamboyan 57.708.900 33,3

Total 173.300.000 100

Penanggulangan Bahaya Narkoba & HIV AIDS

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 5.860.800 33,3

2 Tambora 5.860.800 33,3

3 Flamboyan 5.860.800 33,3

Total 17.600.000 100

Pendampingan Kegiatan Rusun

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 35.164.800 33,3

2 Tambora 35.164.800 33,3

3 Flamboyan 35.164.800 33,3

Total 105.600.000 100

Tabel 22

Tabel 18

Tabel 19

Tabel 20

Tabel 21

Page 185: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

169

Penertiban Penghuni Rusun

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 28.131.840 33,3

2 Tambora 28.131.840 33,3

3 Flamboyan 28.131.840 33,3

Total 84.480.000 100

Kegiatan senam kesegaran jasmani

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 93.406.500 33,3

2 Tambora 93.406.500 33,3

3 Flamboyan 93.406.500 33,3

Total 280.500.000 100

Kegiatan Simulasi Penanggulangan Bencana Kebakaran

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 8.608.050 33,3

2 Tambora 8.608.050 33,3

3 Flamboyan 8.608.050 33,3

Total 25.850.000 100

Perpanjang Surat Perjanjian Hunian

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 31.163.990 31

2 Tambora 42.222.180 42

3 Flamboyan 27.142.830 27

Total 100.529.000 100

Penyediaan peralatan rumah tangga

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 9.384.331 33,3

2 Tambora 9.384.331 33,3

3 Flamboyan 9.384.331 33,3

Total 28.181.175 100

Tabel 23

Tabel 24

Tabel 25

Tabel 26

Tabel 27

Page 186: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

170

Penyediaan sewa mesin foto copy

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 39.600.000 100

2 Tambora 0 0

3 Flamboyan 0 0

Total 39.600.000 100

Pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kerja

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 15.699.640 31

2 Tambora 21.270.480 42

3 Flamboyan 13.673.880 27

Total 50.644.000 100

Pengadaan pakaian kerja lapangan petugas ME

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 27.996.617 39

2 Tambora 30.150.203 42

3 Flamboyan 13.639.378 19

Total 71.786.198 100

Penyediaan sarana dan prasarana kerja

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 333.522.889 31

2 Tambora 451.869.720 42

3 Flamboyan 290.487.677 27

Total 1.075.880.286 100

Penyediaan BBM KDO/ KDO Khusus

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 21.247.380 50

2 Tambora 0 0

3 Flamboyan 21.247.380 50

Total 42.494.760 100

Tabel 28

Tabel 29

Tabel 30

Tabel 31

Tabel 32

Page 187: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

171

Penyediaan jasa perizinan KDO/ KDO khusus

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 2.244.000 50

2 Tambora 0 0

3 Flamboyan 2.244.000 50

Total 4.488.000 100

Pemeliharaan/ Service Kendaraan Dinas Operasional

No Rusunawa Jumlah (Rp) Proporsi %

1 Daan Mogot 22.129.074 50

2 Tambora 0 0

3 Flamboyan 22.129.074 50

Total 44.258.148 100

Tabel 34

Tabel 33

Page 188: IMPLEMENTASI SISTEM BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...teridentifikasi di Unit Pengelola Rumah Susun Tambora, mengetahui besarnya biaya

172

Lampiran 7 Total Penerimaan dan Penyetoran UPRS Tambora

Tabel 35

FORM. 12 (Pen)

PENERIMAAN Penyetoran

Rp. Rp.

1 Saldo Tahun 2017 48.560.000Rp 48.560.000Rp

2 Januari 583.464.080Rp 570.974.080Rp

3 Februari 585.153.834Rp 571.953.834Rp

4 Maret 728.190.706Rp 721.110.706Rp

5 April 687.711.102Rp 706.161.102Rp

6 Mei 608.419.824Rp 598.669.824Rp

7 Juni 555.028.303Rp 571.048.303Rp

8 Juli 611.235.270Rp 586.565.270Rp

9 Agustus 575.489.014Rp 608.209.014Rp

10 September 660.429.887Rp 660.429.887Rp

11 Oktober 815.282.674Rp 815.282.674Rp

12 Nopember 996.081.916Rp 996.081.916Rp

13 Desember 643.940.338Rp 643.840.338Rp

Terdapat pengembalian

atas kesalahan auto debet

a.n Lina Rp. 1.562.360,-

8.098.986.948Rp 8.098.886.948Rp

100.000Rp

Dinas Perumahan Dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta

Saldo per 31 Desember 2018

Jumlah

REKAPITULASI BUKU KAS UMUM BENDAHARA PENERIMAAN

PER 31 DESEMBER TAHUN ANGGARAN 2018

No. BULAN KET

NIP 197106211996032002

UNIT PENGELOLA RUMAH SUSUN TAMBORA

Jakarta, 31 Desember 2018

BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Tambora

Abdurrahman Anwar, S.Ag, M.Si

NIP 197012161997031006

Catur Handayani, SAP

Mengetahui,