169
IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASEMEN SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Oleh: RIMA DHANA FITRIANI NIM 666 111 0177 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, BANTEN 2018

IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

  • Upload
    vuthien

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN

PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASEMEN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Oleh:

RIMA DHANA FITRIANI

NIM 666 111 0177

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, BANTEN

2018

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

ABSTRAK

Rima Dhana Fitriani NIM 6661110177. Skripsi. Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen. Konsentrasi

Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Dr. Gandung Ismanto, MM

Pembimbing II: Kandung Sapto Nugroho, S.sos,M.Si

Latar belakang masalah penelitian ini yaitu Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman, belum baiknya infrastruktur jalan, belum meratanya pembangunan

drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan Masyarakat sehingga

pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan. Fokus penelitian ini adalah

Implementasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah Masyarakat di Kecamatan Kasemen. Teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teori Implementasi George C. Edward III. Dalam

mengumpulkan data yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner, observasi, dan wawancara.

Dalam menganalisis data digunakan uji hipotesis t-test satu sampel. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan menunjukan bahwa tingkat Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman berjalan baik, karena hasil perhitungan diperoleh

73,89% dari angka minimal 65%. Yang artinya Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman sudah cukup baik walaupun masih ada hal yang harus

dibenahi. Saran peneliti untuk mencapai tingkat implementasi program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman yang signifikan dengan cara tim pelaksana program

memberikan perhatian yang lebih terhadap wilayah yang perlu dalam pembenahan pembangunan

infrastruktur jalan terutama di wilayah kecamatan kasemen, pemerataan pembangunan seperti

pembangunan drainase, dan pemberian sosialisasi dan koordinasi yang intens terhadap

masyarakat dalam kaitannya program P4-IP.

Kata Kunci : Impelementasi, Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

ABSTRACT

Rima Dhana Fitriani NIM 6661110177. Thesis. Implementation of Program P4-IP in

Kasemen Sub District. Concentration in Public Policy, Public Administration of Science

Program, Fakultas of Social and Political Science, University of Sultan Ageng Tirtayasa.

Advisor I: Dr. Gandung Ismanto, MM Advisor II: Kandung Sapto Nugroho, S.sos,M.Si

The background of this research problem is Program of Acceleration and Expansion of

Settlement Infrastructure Development, not good road infrastructure, the uneven distribution of

drainage, lack of socialization and coordination of the government (PU) with the Community so

that the development is not in accordance with the needs. The focus of this research is the

Implementation of Program of Acceleration and Expansion of Settlement Infrastructure

Development. The purpose of this research is to know the level of Implementation of Program of

Acceleration and Expansion of Settlement Infrastructure Development. This research uses

descriptive quantitative method. The subject of research is Community in Kasemen Sub District.

The theory used in this research is the theory of Implementation George C. Edward III. In

collecting data is by distributing questionnaires, observations, and interviews. In analyzing the

data used hypothesis test t-test one sample. Based on the research that has been done shows that

the level of Implementation Program Acceleration and Expansion of Infrastructure Development

Settlement goes well. because the calculation results obtained 73.89% of the minimum 65%.

Which means the Implementation of Program Acceleration and Expansion of Infrastructure

Development Settlements are quite good although there are still things that must be addressed.

The researcher's suggestion to achieve the implementation level of Program of Acceleration and

Expansion of Infrastructure Development of the Settlement is significant with the way the

program implementing team pay more attention to the areas that need to improve the

development of road infrastructure especially in the district of kasemen, even distribution of

development such as drainage development, and providing intensive socialization and

coordination to the community in relation to the P4-IP program.

Keywords: Implementation, Program P4-IP

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan
Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan
Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan
Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

ke hadirat Allah SWT, atas berkat hidayah, taufik dan inayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi meskipun tidak sempurna, karena

kesempurnaan hanya milik Allah SWT sang pencipta alam semesta. Tak lupa

shalawat serta salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta tak lupa juga kita sebagai

umatnya hingga akhir zaman.

Penyusunan Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “IMPLEMENTASI

PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASEMEN”.

Tugas akhir akademik yang relatif sulit dan melelahkan ini mustahil

untuk dirampungkan tanpa adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa selama penelitian dan penulisan skripsi ini tidak lepas

dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Maka dengan ketulusan

hati, penulis ingin mengucapkan ungkapan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa;

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

ii

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

3. Rahmawati, M.Si. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Bidang

Keuangan dan Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa;

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan masukan pada penelitian ini;

6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

7. Dr. Arenawati, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

8. Gandung Ismanto,M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang dengan

baik hati dan sabar dalam membimbing, memberi masukan, dan

pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

9. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bekal ilmu

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

iii

akademik dan ilmiah kepada penulis selama proses belajar mengajar

semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi peneliti;

10. Bapak Hasni selaku Staf Administrasi Publik yang telah memberikan izin

dan membantu untuk memberi informasi mengenai PTSP guna

penyelesaian skripsi ini;

11. Bapak Boby Firdaus selaku Ketua Tim Pelaksana Program P4-IP Kota

Serang yang dengan sabar membantu penulis dalam memberikan data-data

ataupun dokumen tentang penelitian skripsi ini;

12. Seluruh staf dan tim KSM Program P4-IP Kecamatan Kasemen yang telah

membantu penulis untuk memberikan data-data yang diperlukan dan

memberikan semangat dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi;

13. Dukungan dan motivasi terbesar dari Kedua Orang Tua tercinta Mama dan

Papah yang tidak pernah lelah mendoakan, memotivasi baik moril maupun

materil dan selalu memberi penulis semangat untuk segera menyelesaikan

penelitian skripsi. Kemudian 3 adik kandung dan 1 kaka kandung peneliti

yang memberikan dukungan kepada penulis;

14. Dukungan dan motivasi dari Guru SMPN 1 PONTANG yang selalu sabar

mengdengar keluh kesah penulis,

15. Teman terdekat Serda Muhammad Arief yang selalu sabar mendengar

keluh kesah penulis, memberi doa, semangat, memberi masukan dan

motivasi dalam proses penyusunan skripsi hingga selesai;

16. Sahabat terdekat penulis Fitriah,Ayip Ripai, Sarah Wahyuni, Ika Dewi

Safitri S.AP, Cindy Gesthaviona S.AP yang banyak memberikan motivasi

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

iv

dan canda tawa serta mendengarkan keluh kesah sehingga menghilangkan

kejenuhan dalam menyelesaikan skripsi;

17. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Administrasi Negara angkatan

2011, khususnya kelas A Reguler yang sama-sama berjuang untuk meraih

gelar Sarjana;

18. Staff Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Staff Perpustakaan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

yang telah banyak membantu peneliti dalam mengurus segala perijinan,

surat-menyurat dan urusan akademik lainnya;

19. Serta tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh

responden yang telah berkontribusi banyak dalam mengisi angket guna

melengkapi skripsi;

20. Serta seluruh pihak yang terkait dalam penelitian yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi.

Akhirnya penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan

selesainya penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang

mebangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulisdan

umumnya bagi para pembaca.

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

v

Serang, Juni 2018

Penulis

Rima Dhana Fitriani

NIM. 6661110177

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

ABSTRACT

MOTTO

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR BAGAN ................................................................................................ x

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................... 15

1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 15

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................... 16

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 16

1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Teori ........................................................................................ 18

2.1.1 Pengertian Kebijakan ................................................................. 19

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

vi

2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik ...................................................... 20

2.1.3 Proses Kebijakan Publik ............................................................ 21

2.1.4 Implementasi Kebijakan Publik ................................................. 22

2.1.5 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik .................. 24

2.1.6 Pengertian Pembangunan Infrastruktur ...................................... 36

2.1.7 Ruang Lingkup pembangunan infrastruktur .............................. 37

2.1.8 Pengertian Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman di Kota Serang. .............................. 38

2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 39

2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................... 41

2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 46

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ........................................................ 46

3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................. 47

3.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 47

3.4.1 Definisi Konsep ......................................................................... 47

3.4.2 Definisi Operasional .................................................................. 52

3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 53

3.5.1 Uji Validitas, Realibitas dan Normalitas.................................... 56

3.5.1.1 Uji Validitas ................................................................... 56

3.5.1.2 Uji Reliabilitas ............................................................... 57

3.5.1.3 Uji Normalitas ................................................................ 59

3.5.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 59

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

vii

3.5.2.1 Jenis Data ....................................................................... 59

3.5.2.2 Sumber Data ................................................................... 59

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 60

3.5.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 60

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 63

3.6.1 Teknik Pengolahan ..................................................................... 63

3.6.2 Teknik Analisis Data .................................................................. 65

3.6.3 Jadwal Penelitian ....................................................................... 65

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................................ 67

4.1.1 Deskripsi Kota Serang ............................................................... 67

4.1.2 Kondisi Geografi ........................................................................ 68

4.1.3 Keadaan Penduduk ..................................................................... 71

4.1.4 Kondisi Ekonomi ....................................................................... 73

4.1.5 Gambaran Umum Kecamatan Kasemen .................................... 74

4.1.6 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Serang .. 77

4.1.7 Gambaran Umum Dinas Tata Kota (DTK) Kota Serang ........... 81

4.1.8 Gambaran Umum Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4-IP) ..................... 84

4.1.8.1 Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksaan kegiatan

Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman adalah ................................. 86

4.1.8.2 Komponen kegiatan P4IP di Perkotaan ......................... 86

4.1.8.3 Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4IP)87

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

viii

4.1.8.4 Lokasi Sasaran Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4-IP) ........ 88

4.2 Deskripsi Data ..................................................................................... 89

4.2.1 Identitas Responden ................................................................... 89

4.2.2 Analisis Data .............................................................................. 93

4.3.1 Uji Validitas ............................................................................. 122

4.3.2 Uji Reliabilitas ......................................................................... 124

4.3.3 Uji Normalitas .......................................................................... 126

4.4 Penghitungan Hipotesis ................................................................... 128

4.5 Interprestasi Hasil Penelitian ........................................................... 131

4.6 Pembahasan ..................................................................................... 132

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 141

5.2 Saran ................................................................................................ 142

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Alokasi bantuan langsung masyarakat (BLM) P4IP di perkotaan ......... 7

Table 1.2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di kecamatan kasemen

tahun 2014 .............................................................................................. 8

Table 1.3 Jumlah panjang jalan yang tidak layak ................................................... 9

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 52

Tabel 3.2 Tabel Skoring ........................................................................................ 54

Tabel 3.4 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan nilai Alpha` ..................................... 58

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk di Kecamatan Kasemen Tahun 2014 ....................... 62

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Serang ............................................ 70

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pertumbuhan Penduduk Tahun

2016 ...................................................................................................... 72

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ............................................ 123

Tabel 4.6 Lokasi dan Alokasi P4-IP di Perkotaan Provinsi Banten ..................... 88

Tabel 4.7 Hasil uji reliabilitas (Menggunakan SPSS v. 17)................................ 125

Tabel 4.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................... 126

Tabel 4.9 Descriptive Statistic ............................................................................ 127

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 90

Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ............................................ 91

Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ..... 92

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan yang Menangani P4-IP

Mempunyai Keahlian Khusus dalam Bidangnya ................................ 94

Grafik 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang Menangani P4-IP

Memiliki Tingkat Pendidikan yang sesuai dengan Bidang Pekerjaan 95

Grafik 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan yang Menangani P4-IP

Mempunyai Kompetensi yang Baik dalam Menjalankan P4-IP ......... 96

Grafik 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Penempatan Pegawai Sesuai dengan

The Right Man On The Right Place ................................................... 97

Grafik 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan P4-IP Memahami Proses

Pembangunan dalam P4-IP ................................................................. 98

Grafik 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang Menangani P4-IP

Mengetahui Tujuan dalam P4-IP ........................................................ 99

Grafik 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang menangani P4-IP

mengetahui segala informasi yang terdapat dalam pelaksanaan

P4-IP ................................................................................................ 100

Grafik 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang menangani P4-IP

mempunyai komitmen yang tinggi dalam penyelenggaraan P4-IP 101

Grafik 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang menangani P4-IP

memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap peraturan dan regulasi yang

berlaku ............................................................................................ 102

Grafik 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang menangani P4-IP

memahami kewenangan dalam menjalankan P4-IP....................... 103

Grafik 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah pelaksana P4-IP

mencukupi ...................................................................................... 104

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

xii

Grafik 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Bukti Fisik Pelaksanaan P4-IP

Mencukupi ....................................................................................... 105

Grafik 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Penyaluran Komunikasi dari Kepala

Pelaksana Kepada Pegawai Pelaksana yang Menangani P4-IP Sudah

Baik................................................................................................. 106

Grafik 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai pelaksana P4-IP

berkomunikasi baik dengan sesama pegawai dalam pelaksanaan

P4-IP ............................................................................................... 107

Grafik 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai pelaksana P4-IP melakukan

koordinasi yang baik dengan kepala pelaksana dalam menjalankan

P4-IP ................................................................................................ 108

Grafik 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Koordinasi dengan Sesama Pegawai

Pelaksana P4-IP Sudah Baik ........................................................... 109

Grafik 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai pelaksana P4-IP senantiasa

bertanya kepada kepala pelaksana ketika mengalami kesulitan

menjalankan P4-IP........................................................................... 110

Grafik 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Kejelasan informasi yang disampaikan

sudah dirasa cukup jelas .................................................................. 111

Grafik 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai pelaksana P4-IP Memiliki

Kemauan yang Tinggi dalam Melaksanakan P4-IP ........................ 112

Grafik 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Pemerintah Daerah sangat

Memperhatikan Keahlian dalam Membentuk tim Pelaksana P4-IP 113

Grafik 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pelaksana P4-IP Selalu

Mementingkan Kepentingan Program di bandingkan Kepentingan

Pribadi.............................................................................................. 114

Grafik 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Anggaran yang digunakan dalam

Pelaksanaan P4-IP Sudah Cukup Memadai .................................... 115

Grafik 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pelaksana P4-IP[

Mendapatkan Insentif Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan 116

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

xiii

Grafik 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Koordinasi yang Tercipta dalam

Lokasi Kerja sudah Baik dalam Pelaksana P4-IP............................ 117

Grafik 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pelaksana P4-IP

Melaksanakan Kegiatan Setiap Hari Sesuai dengan Standar yang telah

ditetapkan ........................................................................................ 118

Grafik 4.29 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana P4-IP Sudah Cukup Sesuai

dengan Standar Operating Procedures (SOP) atau petunjuk manual yang

berlaku ............................................................................................. 119

Grafik 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang Memiliki Pembagian

Tugas dan Tanggung Jawab ............................................................ 120

Grafik 4.31 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana P4-IP sangat Menjunjung

Tinggi Tanggung Jawab dalam Menjalankan P4-IP ....................... 121

Grafik 4.32 Skor Hasil kuesioner per Indikator .................................................. 137

Gambar 2.1 Model Pendekatan Direct and Indirect Impact on Implementation

(George Edward III) .......................................................................... 30

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir.............................................................................. 44

Gambar 4.1 Wilayah Administrasi Kota Serang ................................................... 69

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kecamatan Kasemen ......................................... 76

Gambar 4.3 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis .................................. 131

Gambar 4.4 Kategori Instrumen.......................................................................... 132

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hakikat mendasar otonomi daerah sebagaimana dimaksudkan oleh

Undang-undang Nomer 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah adalah

untuk memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas,

meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi

DPRD melalui prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan,

keadilan dengan memperhatikan potensi dan keaneka ragaman. Berkaitan

dengan itu, kepada daerah diberikan kewenangan yang lebih besar sumber

daya alam, dan peningkatan penerimaan daerah. Hal ini dimaksudkan agar

daerah otonom lebih mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

kesejahteraan sosial dan kesempatan kerja. Direktorat Jendral Pemberdayaan

Masyarakat Desa (PMD) Depdagri, (Widjaja, 2008: 75).

Masalah tentang otonomi daerah dibahas dalam Undang-Undang

Nomer 32 tahun 2004. Dimana otonomi daerah sendiri tidak terlepas dari

masalah pembangunan, baik secara fisik maupun non fisik. Seperti dalam

Pembangunan nasional sendiri merupakan proses perubahan yang terus

menerus dari suatu keadaan tertentu keadaan yang lebih baik, mencakup

semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pembangunan Nasional

1

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

2

bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

material dan spiritual berdasarkan Pancasila.

Pembangunan adalah perubahan sosial yang direncanakan sehingga

menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Dalam pembangunan diperlukan

komunikasi pembangunan (penyampaian informasi pembangunan) agar

pemerintah dapat menginformasikan program-program yang ada khususnya

dalam program pembangunan. Agar masyarakat dapat mengkoordinasi setiap

program pembangunan, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Pembangunan merupakan sebuah proses yang dilaksanakan melalui

serangkaian kegiatan yang sudah direncanakan dan bersifat berkelanjutnya

dalam upaya mencapai sebuah perubahan ke arah yang lebih baik sebagai

tujuan bersama yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan otonomi daerah

maka setiap daerah memiliki wewenang untuk mengurus dan mengatur setiap

urusan yang berkenaan dengan pencapaian tujuan yang merupakan visi dan

misi daerah tersebut. Maka pembangunan daerah dapat kita pahami sebagai

suatu proses yang dilaksanakan oleh suatu daerah melalui serangkaian

kegiatan yang sudah direncanakan untuk menciptakan pertumbuhan dan

perkembangan daerah tersebut melalui asas desentralisasi.

Masyarakat sebagai salah satu unsur utama di dalam pembangunan

saat ini semakin dituntut peran sertanya. Sebetulnya sudah sejak lama

berkembang sebagai model pembangunan partisipatif yang melibatkan

masyarakat bahkan menempatkan masyarakat sebagai pelaku sentral dari

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

3

pembangunan yang sedang dan akan berlangsung, namun dalam

penerapannya masih banyak terdapat kelemahan. Salah satunya adalah

lemahnya kesadaran diri dari masyarakat terhadap lingkungan khususnya

menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat. Hal ini ditandai dengan mulai

pudarnya budaya gotong royong dinegeri ini, padahal gotong royong

mempunyai nilai positif guna terlaksananya pembangunan yang baik.

Kota Serang adalah Ibu kota Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini

berada dibagian utara Provinsi Banten, serta dikelilingi oleh Kabupaten

Serang disebelah selatan, barat, dan timur, dan laut jawa disebelah utara.

Terbangunnnya sebuah Kota besar secara fisik ditandai dengan berdirinya

bangunan – bangunan fisik dan gedung – gedung bertingkat seperti kantor

pemerintahan megah, pencakar langit atau menjamurnya pasar-pasar modern

dengan bangunan etalase bertingkat. Menurut Doxiadis, 1968 bahwa ada dua

perinsip kota yang harus terpenuhi yaitu container ( wadah ) yang terdiri dari

nature dan shells dan content (isi) yang terdiri dari man, sosciantity dan

network bahwa terjadi hubungan yang saling melengkapi antara dua prinsip

tersebut adalah sebagai sebuah keharusan karena apabila salah satu unsur

tidak terpenuhi maka akan terjadi ketidakseimbangan.

Pemekaran daerah merupakan suatu proses pembagian wilayah yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan

pembangunan ekonomi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Kota

Serang sebagai daerah otonom baru hasil pemekaran Kabupaten Serang

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

4

Provinsi Banten memiliki tujuan yang serupa dengan cita – cita pemekaran

daerah.

Pelayanan publik memang menjadi alasan sekaligus tujuan dalam

pemekaran daerah. Kota Serang yang disah kan sebagai daerah otonom baru

pada Tahun 2007 dan melalui pemerintahan secara resmi pada tanggal 5

Desember 2008 memiliki alasan yang serupa. Tidak meratanya pembangunan

serta kurangnya aspek pelayanan publik menyebabkan Kota Serang yang

dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Serang memutuskan untuk

melepaskan diri dan membentuk daerah baru wilayah yang memiliki luas

266,74 km persegi ini memiliki jumlah penduduk yang setara dengan 37%

penduduk Kabupaten Serang.

Dengan jumlah penduduk 576.961 jiwa (BPS. Tahun 2010), Kota

Serang yang terdiri dari 6 Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen,

Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Walangtaka dan

Kecamatan Curug. Memerlukan perhatian dan pelayanan yang ekstra dari

pemerintah Kabupaten Serang. Masalah fasilitas pelayanan publik dan

kurangnya perhatian pemerintah turut menguatkan alasan Kota Serang untuk

melepaskan diri dari Kabupaten Serang.

Percepatan pembangunan juga bisa dilihat dari transportasi sebuah

daerah. Di Kota Serang jaringan jalan merupakan modal transportasi yang

berperan penting dalam mendukung pembangunan terutama dalam

kontribusinya untuk melayani mobilitas manusia maupun koleksi dan

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

5

distribusi barang. Selain itu jaringan jalan juga diperlukan untuk

menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil bangunan antar

wilayah, antar perkotaan dan antar pedesaan serta untuk mempercepat

perkembangan wilayah. Rasio panjang jalan terhadap luas wilayah masing –

masing kabupaten atau kota di Provinsi Banten menunjukan ketersediaan

jaringan jalan yang bervariasi. Kabupaten/Kota yang berada pada wilayah

banten utara namun sebaliknya beberapa kawasan di kabupaten yang terletak

diwilayah banten selatan belum terakses oleh jaringan jalan. Kondisi ini

terlihat dari rasio panjang jalan terhadap luas wilayah Kabupaten atau Kota di

Provinsi Banten. Dengan masalah – masalah yang ada pada proses

pertumbuhan penduduk pemerintah yang berdasarkan hukum merasa perlu

membuat peraturan yang dirasa perlu untuk menjawab semua permasalahan

yang ada di Kota Serang. Dasar hukum dibuatnya peraturan tersebut adalah

berdasarkan surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Nomer 314/KPTS/M/2013 Tanggal 29 Juli Tahun 2013 tentang Penetapan

Kelurahan/Desa sasaran Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman (P4-IP) di perkotaan Tahun 2013, dengan jumlah

lokasi 1.800 Kelurahan/Desa yang terbesar di 218 Kabupaten/Kota dan 33

Provinsi.

Pembangunan infrastruktur perdesaan akan semakin efektif dalam

mendorong pembangunan masyarakat dan wilayah pedesaan manakala diikuti

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

6

dengan kegiatan penguatan kelembagaan masyarakat, peningkatan

perekonomian rakyat untuk mendorong kesejahteraan, dan peningkatan aspek

pengorganisasian masyarakat. Termasuk mulai memperhatikan program

infrastruktur lingkungan dimasyarakat seperti akses jalan, drainase, sanitasi

dan irigasi.

Tanggal 05 Januari 2017 pukul 00.00 pemerintah secara resmi

menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan ini tentu akan

membawa efek domino terhadap masyarakat, setidaknya bahan kebutuhan

pokok akan merangkak naik. Disisi lain, subsidi BBM yang diglontarkan oleh

pemerintah, justru banyak dinikmati kalangan berada. Sebanyak 80% subsidi

menyasar masyarakat mampu dan hanya 20% yang tepat sasaran. Sehingga

masyarakat tidak mampu, sesungguhnya tidak memperoleh banyak manfaat

terhadap subsidi BBM itu sendiri. Untuk mengantisipasi dampak negative

kenaikan harga BBM bagi masyarakat miskin, pemerintah melalui Ditjen

Cipta Karya dan Sumber Daya Alam (SDA) Kementrian Pekerjaan Umum

(PU) memberikan kompensasi kepada masyarakat melalui program yaitu

Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman

di Wilayah Perdesaan dan Perkotaan (P4IP). Pengalokasian program P4IP

bisa dilihat pada tabel 1.1 berikut:

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

7

TABEL 1.1

ALOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) P4IP DI

PERKOTAAN

KODE

PROV

PROVINSI JUMLAH

KAB.KOTA

JUMLAH

KELURAHAN

ALOKASI

BLM

RENCANA PENYERAPAN

TAHAP1

40%

TAHAP2

30%

TAHA

P3

30%

11. NANGGROE ACEH

DARUSSALAM

4 40 10,000 4.000 3.000 3.000

12. SUMATERA UTARA 12 70 17,500 7000 5,250 5,250

13. SUMATERA BARAT 8 71 17,750 7,100 5,325 5,325

14. RIAU 4 21 5,250 2,100 1,575 1,575

15. JAMBI 2 40 10,000 40,000 3.000 3.000

16. SUMATERA SELATAN 6 49 12,250 4,900 3,675 3,675

17. BENGKULU 2 10 2.500 3.000 750 750

18. LAMPUNG 8 36 14.000 5.600 4.200 42.00

19. KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG

1 1 250 100 75 75

21. KEPULAUAN RIAU 3 8 2000 800 800 600

31. DKI JAKARTA 5 125 35.750 18.500 10.125 10.125

32. JAWA BARAT 25 278 69.500 27.800 20.850 20.850

33. JAWA TENGAH 33 221 55.250 22.100 16.575 16.575

34. DI YOGYAKARTA 4 35 8,570 3500 2,625 2,625

35. JAWA TIMUR 25 174 43.500 17.400 13.050 13.050

36. BANTEN 7 78 19.500 7.800 5.850 5.850

51.. BALI 3 8 2000 800 600 600

52. NUSA TENGGARA

BARAT

6 48 12.000 4.800 36 36

53. NU8A TENGGARAT

TIMUR

11 100 25.000 100.000 75.8000 75.8.000

61. KALIMANTAN BARAT 4 8 2000 800 600 600

62. KALIMANTAN TENGAH 2 20 5000 2000 150.000

63. KALIMANTAN TIMUR 11 100 25.000 20.000 7500 75000

64. KALIMANTAN SELATAN 6 9 2.250 900 675 675

71. SULAWESI UTARA 5 64 18000 6400 4800 4800

72. SULAWESI TENGAH 2 32 8000 3200 4200 4200

73.

KSULAWESI SELATAN 7 47 11.750 4700 3525 3525

74. GORONTALO 2 30 7500 3000 2.250 2.250

75. SULAWESI BARAT 2 17 4.250 1700 2.125 1.125

81. MALUKU 2 10 2500 1000 750 750

82. MALUKU UTARA 2 40 10.000 4000 3000 5000

83. MALUKU UTARA 2 10 2500 1000 750 750

91. PAPUA BARAT 2 40 10.000 4000 3000 5000

92. PAPUA 1 7 1.750 700 425 425

WILAYAH SATU 91 865 216.250 86.500 64.875 64.875

WILAYAH DUA 127 935 233.750 93.500 70.125 70.125

TOTAL NASIONAL 218 1800 450.000 180.000 135.000 135.000

Sumber : Dinas Tata Ruang Kota Serang 2015

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

8

Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) diharapkan mampu meringankan

beban masyarakat dalam ekonomi yang dimana dengan naiknya harga BBM maka

sudah bisa dipastikan harga-harga kebutuhan pokok pun akan naik dan ini akan

menjadi beban bagi masyarat dengan ekonomi kebawah.

Table 1.2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN

DI KECAMATAN KASEMEN

TAHUN 2014

KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

(1) (2) (3) (4)

1. KASEMEN 7.659 7.239 14.898

2. WARUNG

JAUD

4.986 4.752 9.738

3. MESJID

PRIYAYI

3.761 3.459 7.220

4. BENDUNG 3.352 3.135 6.487

5. TERUMBU 4.536 4.135 8.671

6. SAWAH LUHUR

4.543 4.139 8.682

7. KILASAH 3.963 3.552 7.151

8. MARGALUYU 3.623 2.948 6.211

9. KASUNYATAN 4.669 4.244 8.913

10. BANTEN 7.567 7.086 14.653

KASEMEN 48.299 44.689 92.988

Sumber : BPS Kota Serang (Kec.Kasemen dalam angka 2015)

Dilihat dari table diatas bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan hampir disemua kelurahan yang

ada di Kecamatan Kasemen dengan total jumlah penduduk laki-laki adalah 48.299

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

9

jiwa dan jumlah penduduk perempuan 44.689 jiwa dengan total jumlah penduduk di

Kecamatan Kasemen adalah 92.988 jiwa.

Table 1.3

JUMLAH PANJANG JALAN YANG TIDAK LAYAK

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH

RT

PANJANG JALAN YANG LEBARNYA <

1,5 M

PANJANG JALAN (LEBARNYA ≥1,5 M)

YG RUSAK

CIP

OC

OK

JA

YA BANJAR AGUNG 1.00 100.00 100.00

BANJAR SARI 2.00 150.00 550.00

CIPOCOK JAYA 1.00 643.58 752.06

KARUNDANG 1.00 725.20 967.80

PENANCANGAN 2.00 1,830.17 276.77

CIPOCOK JAYA Total 7.00 3,448.95 2,646.63

CU

RU

G

CILAKU 5.00 2,324.54 2,520.74

CIPETE 3.00 1,486.96 703.54

CURUGMANIS 2.00 2,002.40 518.60

KAMANISAN 1.00 563.74 165.26

PANCALAKSANA 2.00 653.60 754.20

SUKAJAYA 1.00 1,827.39 2,690.04

SUKAWANA 1.00 903.00 -

TINGGAR 6.00 947.88 4,268.30

CURUG Total 21.00 10,709.51 11,620.68

KA

SEM

EN

BANTEN 8.00 2,249.00 61.00

BENDUNG 4.00 1,836.80 978.28

KASEMEN 6.00 2,814.29 -

KASUNYATAN 4.00 2,324.47 586.81

KILASAH 3.00 833.71 44.73

MARGALUYU 4.00 1,729.00 -

MESJID PRIYAYI 3.00 731.62 298.51

SAWAH LUHUR 4.00 1,335.65 -

TERUMBU 4.00 2,690.72 -

WARUNG JAUD 8.00 1,586.64 2,061.86

KASEMEN Total 48.00 18,131.90 4,031.19

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

10

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH

RT

PANJANG JALAN YANG LEBARNYA <

1,5 M

PANJANG JALAN (LEBARNYA ≥1,5 M)

YG RUSAK SE

RA

NG

CIMUNCANG 2.00 7,550.00 558.00

CIPARE 2.00 1,279.00 342.00

KAGUNGAN 3.00 2,577.00 38.00

LONTARBARU 2.00 962.00 455.00

LOPANG 4.00 3,250.00 600.00

SERANG 2.00 888.00 -

SUKAWANA 2.00 1,063.10 569.30

SUMURPECUNG 1.00 697.60 22.00

TERONDOL 1.00 482.20 127.00

UNYUR 2.00 659.50 369.00

SERANG Total 21.00 19,408.40 3,080.30

TAK

TAK

AN

CILOWONG 2.00 1,583.00 249.00

DRANGONG 3.00 960.00 -

KALANG ANYAR 9.00 3,525.00 4,400.00

KURANJI 2.00 1,343.00 -

LIALANG 3.00 1,090.00 675.00

PANCUR 2.00 1,152.00 775.00

PANGGUNGJATI 1.00 708.00 215.00

SAYAR 2.00 869.00 582.00

SEPANG 2.00 710.00 566.00

TAKTAKAN 7.00 4,645.00 1,502.00

TAMANBARU 2.00 1,507.00 -

UMBUL TENGAH 3.00 2,109.00 263.00

TAKTAKAN Total 38.00 20,201.00 9,227.00

WA

LAN

TAK

A

CIGOONG 2.00 - 971.60

KALODRAN 1.00 836.90 139.70

KIARA 1.00 204.60 266.40

PAGERAGUNG 1.00 131.20 287.30

PASULUHAN 1.00 100.00 496.00

TERITIH 5.00 2,648.15 441.50

WALANTAKA Total 11.00 3,920.85 2,602.50

Grand Total 146.00 75,820.61 33,208.30

Sumber : (Dinas Tata Ruang Kota Serang 2015)

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

11

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah panjang jalan yang tidak layak untuk

Kecamatan Kasemen cukup tinggi untuk panjang jalan yang lebar < 1,5 M untuk

jalan rusak dibandingkan dengan jalan di Kecamatan lainnya, dan membutuhkan

perbaikan secara optimal.

Pemanfaatan dana bantuan masyarakat langsung program percepatan dan

perluasan pembangunan infrastruktur permukiman BLM P4-IP dimanfaatkan hanya

untuk pembangunan infrastruktur dasar permukiman yang dapat memberikan dampak

manfaat langsung kepada masyarakat miskin. Jenis kebutuhan infrastruktur sesuai

kebutuhan masyarakat yang tertuang dalam dokumen PJM Pronangkis Kel/Des atau

Dokumen Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM), seperti a. jalan dan jembatan b.

tambatan perahu c. penyediaan air minum/bersih d. sanitasi lingkungan (Drainase,

saluran limbah rumah tangga, MCK/Jamban persampahan dan irigasi) Diharapkan

pembangunan infrastruktur yang baik dapat menunjang pembangunan dalam berbagai

aspek diantaranya sosial, ekonomi dan budaya di masyarakat Kec. Kasemen Kota

Serang.

Salah satu program yang dibuat oleh pemerintah adalah Program Kompensasi

Pasca Kenaikan BBM yaitu program percepatan dan perluasan pembangunan

infrastruktur pemukiman (P4-IP) di pedesaan dan perkotaan yang dilakukan

Kementrian PU, Program P4-IP dalam mendukung PNPM Mandiri Perkotaan

dimaksudkan sebagai upaya pemberian kemudahan akses penyediaan infrastruktur

permukiman diperkotaan, terutama bagi masyarakat miskin yang berbasis

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

12

pemberdayaan masyarakat melalui penyediaan infrastruktur permukiman di perkotaan

tersebut diharapkan masyarakat miskin di wilayah sasaran dengan cepat dapat

memulihkan kembali kondisi kesejahteraan dan mengembangkan pertumbuhan

ekonomi di wilayahnya. Tujuan dibentuknya program P4-IP adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kemudahan akses masyarakat miskin terhadap

infrastruktur dasar permukiman di perkotaan.

2. Mendorong peningkatan roda perekonomian masyarakat, khususnya

masyarakat miskin dengan terbangunnya sarana dan prasarana

infastruktur yang baik.

Sasaran dari adanya program P4-IP adalah sebagai berikut :

1. Kelurahan atau desa yang telah memiliki BKM/LKM PNPM Mandiri

perkotaan sebanyak 1.753 kelurahan atau desa.

2. Kelurahan atau desa yang belum atau sudah memiliki kelembagaan

masyarakat lain selain BKM/LKP PNPM Mandiri perkotaan sebanyak

47 keluraham atau desa.

Gambaran kondisi nyata yang ada dilapangan kondisi pembangunan dinilai

masih buruk, terutama masyarakat yang tinggal dipedalaman, Salah satu contoh yaitu

Kecamatan kasemen, di Kecamatan Kasemen masih terdapat beberapa objek wisata

yang selama ini kurang perhatian termasuk jalan yang digunakan sebagai akses

menuju objek wisata tersebut juga masih sangat buruk sedangkan Objek wisata di

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

13

kecamatan kasemen banyak juga dikunjungi warga dari luar kota serang yang

sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki perekonomian di kecamatan

kasemen tersebut. dan juga kondisi diperparah dengan tidak adanya drainase dikanan

kiri jalan. Air yang menggenang dibadan jalan sangat membahayakan pengguna

kendaraan yang melintasi jalan tersebut, hingga tak jarang pengguna sepeda motor

yang terperosok kedalam lubang jalan yang tertutup genangan. Oleh karena itu,

pemerintah dirasa perlu memprioritaskan pembangunan infrastruktur sehingga dapat

mendorong daya saing juga mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat karena,

apabila pertumbuhan ekonomi masyarakat membaik maka kemiskinan dan

pengangguran berkurang oleh karena itu dengan permasalahan-permasalahan yang

ada.

Pertama, jalan yang digunakan sebagai akses menuju objek wisata di

Kasemen masih sangat buruk sedangkan Objek wisata di kecamatan Kasemen banyak

juga dikunjungi warga dari luar Kota Serang. Hal ini dipertegas oleh pernyataan yang

mengatakan bahwa “ Pembuatan jalan masih kurang bagus karena dalam jangka

waktu 2 bulan saja jalan sudah rusak kembali, seharunya jalan dibuat lebih kuat

dengan menggunakan beton agar tidak lagi rusak sehingga menyebabkan timbulnya

kecelakaan “ ( Sumber : Wawancara dengan Amin selaku Masyarakat Tanggal 13

Agustus 2016 Pukul 14.00 WIB).

Kedua, kondisi diperparah dengan tidak adanya drainase di kanan kiri jalan.

Air yang menggenang di badan jalan sangat membahayakan pengguna kendaraan

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

14

yang melintasi jalan tersebut, hingga tak jarang pengguna sepeda motor yang

terperosok kedalam lubang jalan yang tertutup genangan ( Sumber :

www.bantenraya.com Selasa 7 Mei 2012 Pukul 12:26 WIB).

Ketiga, bantuan program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

pemukiman di Kecamatan Kasemen yang salah satunya adalah bentuk fisik yaitu

jalan paving block di setiap jalan desa, salah satu desa masyarakat mengaku sebagian

jalan yang di paving block oleh tim pelaksana program adalah tanah milik pribadi

salaha satu warga yang tanpa diketahui terlebih dahulu oleh sang pemilik kemudian

tanah tersebut dibangun dipasangkan paving block oleh tim pelaksana tanpa adanya

koordinasi terlebih dahulu oleh pemilik tanah atau masyarakat sekitar desa

kasunyatan.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa infrastruktur di Kecamatan

Kasemen masih buruk , oleh karena itu pemerintah mengeluarkan suatu program

percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur pemukiman (P4-IP) di pedesaan

dan perkotaan yang dilakukan Kementrian PU, Program P4-IP dalam mendukung

PNPM Mandiri Perkotaan dimaksudkan sebagai upaya pemberian kemudahan akses

penyediaan infrastruktur permukiman di perkotaan.

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

15

Dengan beberapa masalah yang sudah penulis paparkan di atas, maka penulis

mengangkat permasalahan dari Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Pemukiman (P4-IP) di Kecamatan Kasemen.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam hal identifikasi masalah terdapat beberapa permasalahan yang terdapat

pada Implementasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Pemukiman (P4-IP) di Kecamatan Kasemen yang diambil oleh penulis, diantaranya:

1. Belum baiknya infrastruktur jalan di Kecamatan Kasemen .

2. Belum meratanya pembangunan drainase di lingkungan Kecamatan

Kasemen

3. Kurangnya sosialisasi dan kordinasi yang dilakukan pihak Pekerjaan

Umum (PU) dengan masyarakat di Kec. Kasemen Kota Serang

sehingga pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kasemen, terkait dengan judul yang

membahas tentang Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Pemukiman (P4-IP) di Kecamatan Kasemen, Oleh

karena itu penulis membatasi masalah yaitu untuk meneliti dari latar belakang dan

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

16

identifikasi masalah yang sudah dipaparkan diatas, rumusan masalah yang akan

menjadi acuan dari penelitian yaitu, Bagaimana Implementasi Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman (P4-IP) di

Kecamatan Kasemen.

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas bisa dilihat seberapa besar tingkat Implementasi

Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman (P4-

IP) di Kecamatan Kasemen?

1.5 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan, adapun

tujuan dari penelitian yaitu, untuk mengukur tingkat Implementasi Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman (P4-IP) di

Kecamatan Kasemen.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan

tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan peneliti ini dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

17

Secara teoritis diharapakan dapat menambah informasi atau wawasan

yang lebih konkrit bagi lembaga legislatif, pemerintah, para praktisi

ekonomi mengenai Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Pemukiman (P4-IP) di Kecamatan Kasemen. Penelitian ini

juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah ilmiah

bagi para mahasiswa ilmu Pengetahuan Sosial dan ilmu Pengetahuan

Politik pada umumnya dan khususnya yang berkaitan dengan pengkajian

Administrasi Negara.

2. Manfaat Praktis

Dari sisi masyarakat terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh

dari Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Pemukiman (P4-IP) di Kecamatan Kasemen. Pertama, Memperbaiki

infrastrutur yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonomi di

kecamatan kasemen serta diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan

dan pengangguran yang terjadi dimasyarakat.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Teori

Selanjutnya Sugiyono (2012:54), mengemukakan bahwa teori adalah alur

logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi

yang disusun secara sistematis. Secara umum dalam kaitannya dengan kegiatan

penelitian maka teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan, mermalkan,

dan pengendalian suatu gejala. Fungsi teori yang pertama digunakan untuk

memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang akan

diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun

instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang

bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga adalah yang digunakan untuk

membahas hasil penelitian sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran

dalam upaya pemecahan masalah.

Berdasarkan definisi teori diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa teori

adalah sekumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu sama

lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan, sehingga dapat mengungkapkan,

dan memprediksi suatu fenomena atau fakta-fakta tertentu, dan teori juga sebagai

panduan untuk mengembangakan pengetahuan.

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

19

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Menurut Dunn (2003:51), Kebijakan didefinisikan dari asal katanya, secara

etimologis, istilah policy atau kebijakan berasal dari bahasa Yunani, Sansekerta dan

Latin, akar kata dalam bahasa Yunani dan Sansekerta yaitu polis ( Negara-Kota) dan

put (Kota). Sedangkan Hogwood dan Gunn dalam Wicaksana (2006:53),

menyebutkan sepuluh penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian modern,

diantaranya:

a. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for a field of

activity). Contohnya statement umum pemerintah tentang kebijakan

ekonomi, kebijakan industri, atau kebijakan hukum dan ketertiban;

b. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan (as a

expression of general purpose or desired state of affairs). Contohnya untuk

menciptakan lapangan kerja seluas mungkin atau pengembangan demokrasi

melalui desentralisasi;

c. Sebagai proposal spesifik (as specific proposal). Contohnya membatasi

pemegang lahan pertanian hingga 10 hektar atau menggratiskan pendidikan

dasar;

d. Sebagai keputusan pemerintah (as decesions og government). Contohnya

keputusan kebijakan sebagaimana yang diumumkan Dewan Perwakilan

Rakyat atau Presiden;

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

20

e. Sebagai otorisasi formal (as formal authorization). Contohnya tindakan-

tindakan yang diambil oleh parlemen atau lembaga-lembaga pembuat

kebijakan lainnya;

f. Sebagai sebuah program (as a programe). Contohnya sebagai ruang aktivitas

pemerintah yang sudah didefinisikan, seperti program reformasi agrarian

atau program peningkatan kesehatan perempuan;

g. Sebagai output (as output). Contohnya apa yang secara actual telah

disediakan, seperti sejumlah lahan yang diredistribusikan dalam program

reformasi agrarian dan jumlah penyewa yang terkena dampaknya;

h. Sebagai hasil (as outcome). Contohnya apa yang secara aktual tercapai,

seperti dampak terhadap pendapatan petani dan standar hidup dan output

agrikultular dari program reformasi agrarian;

i. Sebagai sebuah proses (as a process) merupakan sebuah proses yang

panjang yang dimulai dengan issues lalu bergerak melalui tujuan yang sudah

di (setting), pengambilan keputusan untuk implementasi dan evaluasi.

2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik

Pengertian dari kebijakan publik. Eulau dan Prewitt dalam Agustino (2012: 6-

7), dalam perspektif mereka mendefinisikan kebijakan publik sebagai: “keputusan

tetap” yang dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan (repitisi) tingkah laku dari

mereka yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut. Definisi

lain dikemukakan oleh Dye dalam Agustino (2012:7) bahwa:

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

21

“Kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan

atau tidak dikerjakan” seperti ungkapannya dalam Subarsono (2005:2)

public policy is whatever governments choose to do or not to do).

Sedangkan menurut Dunn dalam Wicaksana (2006:64), kebijakan publik ialah

pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang salin

tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk bertindak, yang dibuat oleh badan

atau kantor pemerintah. Rose berupaya mengemukakan definisi lain dalam Agustino

(2012:7), yaitu kebijakan publik sebagai, “sebuah rangkaian panjang dari banyak atau

sedikit kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki konsekuensi bagi yang

berkepentingan sebagai keputusan yang berlainan”.

Widodo (2007:12) mendefinisikan kebijakan publik adalah “serangkaian

tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah”. Kebijakan publik merupakan

suatu pilihan atau tindakan yang menghasilkan suatu keputusan yang diambil oleh

pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal yang bertujuan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk kepentingan masyarakat.

2.1.3 Proses Kebijakan Publik

Proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual yang

dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut

nampak dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda, formulasi

kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.

Sedangkan aktivitas perumusan masalah, forecasting, rekomendasi kebijakan,

monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual.

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

22

Anderson dalam Subarsono (2012) menetapkan proses kebijakan publik sebagai

berikut:

1. Formulasi masalah (problem formulation): Apa masalahnya? Apa yang

membuat hal tersebut menjadi masalah kebijakan? Bagaimana masalah

tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah?;

2. Formulasi kebijakan (formulation): Bagaimana mengembangkan pilihan-

pilihan atau alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah tersebut? Siapa

saja yang berpartisipasi dalam formulasi kebijakan?;

3. Penentuan kebijakan (adoption): Bagaimana alternatif ditetapkan?

Persyaratan atau kriteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan

melaksanakan kebijakan? Bagaiman proses atau strategi untuk melaksanakan

kebijakan? Apa isi dari kebijakan yang telah ditetapkan?;

4. Implementasi (implementation): Siapa yang terlibat dalam implementasi

kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?;

5. Evaluasi (evaluation): Bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak

kebijakan diukur? Siapa yang mengevaluasi kebijakan? Apa konsekuensi

dari adanya evaluasi kebijakan? Adakah tuntutan untuk melakukan

perubahan atau pembatalan?

2.1.4 Implementasi Kebijakan Publik

Pada tahap selanjutnya dalam deskripsi teori ini akan dikemukakan definisi

implementasi kebijakan publik, setelah sebelumnya diuraikan tentang definisi

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

23

formulasi kebijakan publik. Menurut Meter dan Horn dalam Wibawa (1994:21),

mendefinisikan implementasi kebijakan, sebagai:

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau

pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijaksanaan”.

Sedangkan Mazmanian dan Sabatier dalam Agustino (2012:139),

mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai:

“Pelaksanaan keputusan-keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam

bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin

diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai,

dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses

implementasinya”.

Berdasarkan dari kedua definisi di atas dapat diketahui bahwa implementasi

kebijakan adalah suatu tindakan yang dilakukan/pelaksanaan oleh individu-individu

atau pejabat-pejabat dalam kegiatan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan dan

menghasilkan sesuatu dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan dari uraian di atas bisa dikatakan bahwa implementasi dapat dilihat

dari proses dan capaian tujuan berupa hasil akhir. Ini sesuai dengan yang kemukakan

oleh Lester dan Stewart dalam Agustino (2012:139), dimana mereka mengatakan

bahwa implementasi sebagai suatu proses dan pencapaian suatu hasil akhir (output),

yaitu: tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih.

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

24

Grindle pun berpendapat hampir serupa dengan pernyataan sebelumnya dalam

Agustino (2012:139), bahwa:

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan

mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah

ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual project dan

yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai”.

Definisi lain dikemukakan Pressman dan Wildavsky dalam Parsons

(2001:468), yaitu:

”Implementasai menjadikan orang melakukan apa-apa yang diperintahkan

dan mengontrol urutan tahap dalam sebuah sistem dan implementasi adalah

soal pengembangan sebuah program kontrol yang meminimalkan konflik

dan deviasi dari tujuan yang ditetapkan oleh hipotesis kebijakan”.

Dari keseluruhan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

implementasi adalah Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu

atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijaksanaan implementasi dapat dilihat dari proses dan capaian tujuan berupa hasil

akhir.

2.1.5 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

Setelah mengetahui pengertian dari implementasi kebijakan publik, berikutnya

akan diuraikan beberapa model implementasi kebijakan publik menurut beberapa ahli

diantaranya yaitu :

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

25

1. Model Merilee S. Grindle

Keberhasilan implementasi menurut Grindle dalam Subarsono (2012:93)

dipengaruhi oleh dua variabel yakni:

a. Isi kebijakan (content of policy) yang mencakup sejauh mana kepentingan

kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan, jenis

manfaat yang diterima oleh target groups, sejauhmana perubahan yang

diinginkan dari sebuah kebijakan, apakah letak sebuah program sudah

tepat, apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya

dengan rinci, dan apakah sebuah program didukung oleh sumber daya

yang memadai;

b. Lingkungan kebijakan yang mencakup seberapa besar kekuasaan,

kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat,

karakteristik institusi dan rezim yang sedang berkuasa, tingkat kepatuhan

dan responsivitas kelompok sasaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

mengimplementasikan suatu kebijakan harus terlihat jelas isi dari suatu

kebijakan tersebut dan mampu melihat situasi kebijakan dengan

mempertimbangkan beberapa aspek yang dapat mempengaruhi proses

implementasinya serta faktor pendukung yag dibutuhkan oleh pencapaian.

2. Model A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier

Menurut Mazmanian dan Sabatier (Subarsono, 2012:94), ada tiga kelompok

variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni:

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

26

a. Karakteristik masalah (tractability of the problems). Masalah publik

dalam Subarsono (2012:95) memiliki beberapa karakteristik yaitu tingkat

kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan, tingkat kemajemukan

dari kelompok sasaran, proporsi kelompok sasaran terhadap total

populasi, dan cakupan perubahan perilaku yang diharapkan;

b. Karakteristik kebijakan (ability of statute to structure implementation).

Kebijakan politik dalam Subarsono (2012:97) memiliki beberapa

karakteristik yaitu kejelasan isi kebijakan, seberapa jauh kebijakan

memiliki dukungan teoritis, besarnya alokasi sumber daya finansial

terhadap kebijakan tersebut, seberapa besar adanya keterpautan dan

dukungan antar berbagai institusi pelaksana, kejelasan dan konsistensi

aturan yang ada pada badan pelaksana, tingkat komitmen aparat terhadap

tujuan kebijakan, dan seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk

berpartisipasi dalam implementasi kebijakan;

c. Variabel lingkungan (nonstatutory variables affecting implementation).

Lingkungan kebijakan publik dalam Subarsono (2012:98) memiliki

beberapa karakteristik yaitu, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan

tingkat kemajuan teknologi, dukungan publik terhadap sebuah kebijakan,

sikap dari kelompok pemilih (Constituency Groups), dan tingkat

komitmen dan keterampilan dari aparat dan implementor.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

mengimplementasikan suatu kebijakan terlebih dahuu harus menganalisis

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

27

masalah yang ada untuk mengetahui mudah atau tidaknya masalah tersebut

diselesaikan. Setelah itu mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang

dibutuhkan dalam proses implementasinya dan lingkungan kebijakan yang

mempengaruhinya baik secara internal maupun eksternal.

Selain itu proses implementasi ini harus juga ditinjau menurut tahapan-

tahapannya dalam Agustino (2008:102) yaitu:

1. Output-output kebijaksanaan (keputusan-keputusan) dari badan-badan

pelaksana;

2. Kepatuhan kelompok-kelompok sasaran terhadap keputusan tersebut;

3. Dampak nyata keputusan-keputusan badan-badan pelaksana;

4. Persepsi terhadap dampak keputusan-keputusan tersebut;

5. Evaluasi sistem politik terhadap undang-undang baik berupa perbaikan-

perbaikan mendasar (upaya untuk melaksanakan perbaikan) dalam muatan

atau isinya.

Berdasarkan dari seluruh tahapan di atas seringkali digabung menjadi satu di

bawah pokok bahasan mekanisme umpan balik. Namun di sini terdapat 2 (dua)

proses yang terpisah. Jika seseorang hanya tertarik pada persoalan sejauhmana

dampak nyata suatu implementasi program sejalan dengan tujuan-tujuan

program, maka yang penting diperhatikan hanyalah tiga tahap yang disebutkan

pertama, Kendatipun demikian, ada baiknya jika diperhatikan pula evaluasi

yang dilakukan oleh sistem politik terhadap undang-undang atau kebijaksanaan

itu, dan hal ini tercakup dalam dua tahap yang disebut terakhir. Masing-masing

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

28

tahap tersebut dapat disebut sebagai titik akhir (end point) atau variabel

tergantung (Agustino, 2008:102).

3. Model Donald Van Meter dan Carl Van Horn

Menurut Meter dan Horn (Subarsono, 2012:99) ada enam variabel yang

mempengaruhi kinerja implementasi, yakni:

a. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat

direalisir;

b. Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya baik sumber daya

manusia maupun sumber daya non manusia;

c. Hubungan antar organisasi artinya sebuah program perlu dukungan dan

koordinasi dengan instansi lain;

d. Karakteristik agen pelaksana yaitu mencakup struktur birokrasi, norma-

norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang akan

mempengaruhi implementasi suatu program;

e. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang mencakup sumber daya

ekonomi lingkungan, kelompok kepentingan yang memberi dukungan,

karakteristik para partisipan, sifat opini publik;

f. Disposisi implementor yang mencakup respon implementor, pemahaman

terhadap kebijakan dan preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

mengimplementasikan suatu kebijakan harus adanya kejelasan standar dan

sasaran kebijakan, pemenuhan sumber daya yang di butuhkan, koordinasi yang

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

29

kuat baik antar individu dalam suatu organisasi maupun dengan instansi lain,

disposisi implementor yang baik, dan kondisi lingkungan yang

mempengaruhinya.

4. Model David L. Weimer dan Aidaan R. Vining (1999)

Menurut Weimer dan Vining (Subarsono, 2012:103), ada tiga kelompok

variabel besar yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

program, yakni:

a. Logika dari suatu kebijakan yang dimaksudkan agar suatu kebijakan yang

ditetapkan masuk akal (reasonable) dan mendapat dukungan teoritis;

b. Lingkungan tempat kebijakan dioperasikan akan mempengaruhi

keberhasilan implementasi yang mencakup lingkungan sosial, politik,

ekonomi, hankam, dan fisik atau geografis;

c. Kemampuan implementor artinya keberhasilan suatu kebijakan dapat

dipengaruhi oleh tingkat kompetensi dan keterampilan dari para

implementor kebijakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

mengimplementasikan suatu kebijakan harus sesuai dengan logika artinya

apakah kebijakan itu masuk akal atau tidak untuk diterapkan, sehingga dapat

diterima oleh masyarakat di lingkungan tempat kebijakan tersebut

diimplementasikan. Oleh karena itu lingkungan juga dapat mempengaruhi

proses implementasi. Selain itu juga harus didukung oleh sumber daya

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

30

manusia yang berkualitas, artinya dituntut para implementor yang

berkompeten dalam menjalankan suatu kebijakan.

5. Model George C. Edward III

Dalam Agustino (2012:150-153), dijelaskan bahwa model implementasi

yang dikembangkan oleh Edward III berspektif top down. Edward III

menanamkan model implementasi kebijakan publiknya dengan Direct and

Indirect Impact on Implementation. Terdapat empat variabel yang sangat

menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu: (1) komunikasi;

(2) sumberdaya; (3) disposisi; dan (4) struktur birokrasi.

Gambar 2.1

Model Pendekatan Direct and Indirect Impact on Implementation (George

Edward III)

Sumber: Agustino, 2012: 153

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

kebijakan, menurut George Edward III, adalah komunikasi. Terdapat tiga indikator

yang dapat dipakai (atau digunakan) dalam mengukur keberhasilan variabel

komunikasi, yaitu:

KOMUNIKASI

IMPLEMENTASI

SUMBER DAYA

DISPOSISI

SRUKTUR BIROKRASI

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

31

1. Transmisi, penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu

implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam penyaluran

komunikasi adalah adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal tersebut

disebagiankan karena komunikasi telah melalui beberapa tingkatan birokrasi,

sehingga apa yang diharapkan terdistorsi ditengah jalan;

2. Kejelasan, komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan (street-

level-bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan (tidak

ambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu menghalangi

implementasi, pada tataran tertentu, para pelaksana membutuhkan

fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain

hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai oleh

kebijakan yang telah ditetapkan;

3. Konsistensi, perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi

haruslah konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau dijalankan). Krena jika

perintah yang diberikan sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkan

kebingungan bagi pelaksana dilapangan.

Variabel atau faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan suatu kebijakan

implementasi suatu kebijakan adalah sumber daya. Indikator sumber-sumber daya

terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

1. Staf, sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya

disebagiankan oleh karena staf yang tidak mencukupi, memadai, ataupun

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

32

tidak kompeten dibidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja

tidak mencukupi, tetapi diperlukan pula kecukupan staf dengan keahlian dan

kemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam

mengimplementasikan kebijakan atau melaksanakan tugas yang diinginkan

oleh kebijakan itu sendiri;

2. Informasi, dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk,

yaitu, pertama informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan

kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan

disaat mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua, informasi

mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan

regulasi pemerintah yang telah ditetapkan. Implementor harus mengetahui

apakah orang lain yang terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut

patuh terhadap hukum;

3. Wewenang, pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah

dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi

para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara

politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan para implementor dimata

publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat menggagalkan proses

implementasi kebijakan;

4. Fasilitas, fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam implementasi

kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengerti

apa yang dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk melaksanakan

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

33

tugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana)

maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

Variabel ketiga yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah disposisi. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel

disposisi, menurut George Edward III, adalah:

1. Pengangkatan birokrat; disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi

kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijkan-kebijakan

yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu, pemilihan dan

pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang

memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan; lebih khusus lagi

bagi kepentingan warga;

2. Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untuk

mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah dengan

memanipulasi insentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang bertindak

menurut kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi insentif oleh para

pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan.

Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan

menjadi faktor pendorong yang membuat para pelaksana kebijakan

melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya

memenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau organisasi.

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

34

Variabel keempat, yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun sumber-sumber untuk

melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana kebijakan mengetahui

apa yang seharusnya dilakukan, dan mempunyai keinginan untuk melaksankan suatu

kebijakan, kemungkinan suatu kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana atau

terealisasi karena terdapatnya kelemahan dalam suatu struktur birokrasi. Kebijakan

yang begitu kompleks menuntut adanya kerja sama banyak orang, ketika struktur

birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan

menyebagiankan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif dan menghambat

jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat

mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan

koordinasi dengan baik.

Dari beberapa teori yang peneliti uraikan diatas, maka peneliti mengambil salah satu

teori yang peneliti anggap paling cocok untuk menyelesaikan masalah penelitian.

Berdasarkan masalah yang ada pada Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kota Serang peneliti menganggap Teori Model

George C. Edward III Dalam Agustino (2012:150-153) merupakan teori yang paling cocok

untuk menjawab permasalahan yang ada, dijelaskan bahwa model implementasi yang

dikembangkan oleh Edward III berspektif top down. Edward III menanamkan model

implementasi kebijakan publiknya dengan Direct and Indirect Impact on Implementation.

Dalam pendekatan yang diteoremakan oleh Edward III, terdapat empat variabel yang sangat

menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu:

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

35

Komunikasi adalah adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal tersebut

disebagiankan karena komunikasi telah melalui beberapa tingkatan birokrasi,

sehingga apa yang diharapkan terdistorsi ditengah jalan, kejadian dilapangan bahwa

yang diberikan oleh pihak pelaksana Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman kepada masyarakat yang menerima program sudah cukup jelas.

Sehingga menghasilkan implementasi Program dengan cukup baik.

Sumberdaya adalah Staf, sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah

staf. Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya

disebagiankan oleh karena staf yang tidak mencukupi, memadai, ataupun tidak

kompeten dibidangnya. Kejadian dilapangan bahwa yang diebrikan oleh staf atau

pelaksana program percepatan dan perluasan pembangunan infrasruktur permukiman

telah cukup memadai untuk sumberdaya dilihat dari tim pelaksana yag jumlah

pegawai cukup memadai dan berkopeten dalam setiap bidang yang mereka kerjakan.

Disposisi adalah disposisi atau sikap para pelaksana akan menimbulkan hambatan-

hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila personil yang ada tidak

melaksanakan kebijkan-kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi.

Kejadian dilapangan bahwa tidak ada hambatan terhadap tim pelaksana maupun

masyarakat setempat untuk pembangunan infrastuktur jalan dan jembatan semua

berjalan sesuai dengan baik, dan pekerjaan dilakukan sesuai dengan tupoksi masing-

masing tim pelaksana program.

Struktur birokrasi, birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat

mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

36

koordinasi dengan baik. Kejadian dilapangan bahwa suatu kebijakan yang telah

ditetepkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum untuk program percepatan dan

perluasan pembangunan infrastruktur permukiman telah diterima oleh setiap pegawai

dan telah di koordinasikan kepada tim pelaksana juga masyarakat dengan secara jelas

dan baik.

2.1.6 Pengertian Pembangunan Infrastruktur

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan yaitu:

“Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang

berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan

pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Nation

building)”.

Adapun Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih

sederhana, yaitu sebagai “Suatu proses perubahan kerah yang lebih baik melalui

upaya yang dilakukan secara terencana”. Sedangkan infrastruktur berarti prasarana

atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses

baik itu usaha, pembangunan, dan lainnya. Berdasarkan pengertian diatas dapat kita

pahami bahwa pembangunan infrastruktur adalah suatu usaha atau rangkaian usaha

pertumbuhan dan perubahan yang dikakukan secara terencana untuk membangun

prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utaa terselenggaranya suatu

proses pembangunan.

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

37

2.1.7 Ruang Lingkup pembangunan infrastruktur

Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salahsatu roda penggerak

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai

sangat diperlukan. Sarana dan prasarana fisik, atau sering disebut dengan

infrastruktur, merupakan bagian yang sangat penting dalam system pelayanan

masyarakat. Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital guna mendukung

berbgaia kegiatan pemerintahan, perekonomian, industry dan kegiatan social dan

masyarakat.

Mulai dari system energy, transportasi jalan raya, bangunan-bangunan

perkantoran dan sekolah, hingga telekomunikasi, rumah peribadatan dan jaringan

layanan air bersih, kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan infrastrukur yang

handal (Biemo W. Soemardi dan Reini D.Wirahadikusumah: 2009).

Agar lebih jelas ruang lingkup pembangunan infrastuktur dapat dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu:

1. Pembanguna infrastruktur transfortasi perdesaan guna mendukung

peningkatan aksesbilitas masyarakat desa, yaitu; jalan, jembatan, tambatan

perahu;

2. Pembangunan infrastruktur yang mendukung produksi pertanian, yaitu:

irigasi perdesaan;

3. Pembangunan infrastruktur yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat, meliputi: penyediaan air minum, sanitasi perdesaan.

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

38

2.1.8 Pengertian Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman di Kota Serang.

Perogram Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (

P4IP) di Kota Serang merupakan salahsatu program konpensasi dampak kenaikan

bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk memberikan kemudahan akses

masyarakat miskin terhadap infrastruktur permukiman, yang dilaksanakan dengan

pola pemberdayaan masyarakat. Pendapatan pelaksanaan diperkotaan adalah untuk

mendukung PNPM Mandiri perkotaaan.

Tujuan dari program P4IP adalah memberikan kemudahan akses masyarakat

miskin terhadap infrastruktu dasar permukiman diperkotaan serta mendorong roda

perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat miskin dengan terbangunnya

sarana dan prasarana atau infrastruktur yang baik.

Sasaran P4IP diperkotaan berada di 1.800 kelurahan yang tersebar di 218

Kabupaten atau kota dan 33 Provinsi dengan rincian lokasi sasaran kelurahan atau

desa yang telah memiliki Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) atau Lembaga

Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang telah memiliki sebanyak 1.753 Kelurahan

atau desa. Lokasi sasaran kelurahan atau desa yang belum memiliki BKM atau LKM

sebanyak 47 kelurahan atau desa (terletak diprovinsi lampung dan provinsi Nusa

tenggara timur).

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

39

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, dicantumkan

hasil penelitian terdahulu yang pernah peneliti baca sebelumnya yang sejenis dengan

penelitian ini bermanfaat dalam mengolah mengenai Implementasi Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan

Kasemen. Walaupun lokus dan masalahnya berbeda atau tidak sama persis tapi sangat

membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan masalah penelitian ini.

Berikut ini adalah hasil penelitian yang peneliti baca.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Bahru Rozi, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, Tahun 2010, dengan judul Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance

pada Proyek Pembangunan Jalan di Dinas Bina Marga Kabupaten Lebak, Provinsi

Banten. Dengan pendekatan kualitatif penerapan prinsip-prinsip Good Governance

di Indonesia sendiri mulai benar-benar dirintis dan diterapkan sejak meletusnya era

Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi rombakan sistem pemerintahan

yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance merupakan

salah satu alat Reformasi yang mutlak di terapkan dalam pemerintahan baru.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam judul Penerapan

Prinsip-prinsip Good Governance pada Proyek Pembangunan Jalan di Dinas Bina

Marga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terdapat beberapa faktor penghambat yaitu

kurang berkualitasnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Dinas Bina

Marga, anggaran yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan dinas. Masih

kurangnya tingkat kesadaran terhadap pelanggaran dan lemahnya sufermasi hukum.

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

40

Persamaan Penelitian ini sama-sama membahas tentang berjalannya proses

sebuah program pembangunan hingga terdapatnya hasil dari pembangunan tersebut.

Saran pada penelitian ini adalah Pemerintah seharusnya lebih berperan aktif dalam

berjalannya proses penerapan Good Governance sehingga tidak akan terjadi lagi

kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan lemahnya hukum.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Azwar Soleh Wijaya, Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, Tahun 2010, dengan judul Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan Infrastruktur Jalan di Desa Pondok Kahuru, Kecamatan Ciomas,

Kabupaten Serang. Dengan pendekatan kuantitatif. Partisipasi adalah konsep sentral

dan prinsip dasar dari pengembangan Masyarakat. Pengembangan Masyarakat secara

partisipatif adalah suatu kontribusi signifikan bagi pembangunan kultur Hak Asasi

Manusia (HAM), suatu kebudayaan yang partisipasi warga Negaranya merupakan

proses yang diharapkan dan normal dalam suatu upaya pembuatan keputusan.

Dari hasil penelitiannya ini yang peneliti dapatkan dalam judul Tingkat

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan di Desa Pondok

Kahuru, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang. Dalam hal tersebut Masyarakat

sudah melakukan kontak yang baik dengan pihak lain sebagai titik awal pelaksanaan

akifitas pembangunan baik sesama Masyarakat maupun kepada aparatur Desa

setempat keikut sertaan dalam pembangunan. Keikut sertaan masyakat dalam

perencanaan pembangunan, termasuk pengambilan keputusan bak yang bersifat

politis yang menyangkut kepentingan mereka maupun dalam hal yang bersifat teknis,

dalam memberikan ruang bagi partisipasi publik dalam pelaksanaan operasional

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

41

pembangunan sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu pembangunan di Desa

Pondok Kahuru sangat besar potensi keberhasilannya terutama dalam pembangunan

infrastruktur jalan.

Persamaan penelitian ini sama-sama terdapat partisipasi masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan sehingga membuat program sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Saran pada penelitian ini adalah dengan ini

Pemerintah harusnya memberikan keyword atau penghargaan bagi Daerah yang

masyarakatnya ikut berpartisipasi sehingga akan menumbuhkan semangat-semangat

baru dari Desa lain.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar

variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan

intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam

penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk

paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian

harus didasarkan pada kerangka berfikir (Sugiyono, 2010:60).

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan

hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka

menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka

perlu dikemukakan kerangka berfikir.

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

42

Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa seorang

peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam

menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini

merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek

permasalahan.

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari Implementasi

Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman di

Kecamatan Kasemen, maka dalam penelitian ini dibuatkan kerangka berfikir.

Sehingga dengan adanya kerangka berfikir ini, baik peneliti maupun pembaca mudah

memahami dan mengetahui tujuan yang ingin dicapai dari penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang

telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Oleh karenanya peneliti

berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka berfikir. Adapun

permasalah-permasalahan yang ada terkait Implemantasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman di Kecamatan Kasemen:

4. Belum baiknya infrastruktur jalan di Kecamatan Kasemen;

5. Belum meratanya pembangunan drainase di lingkungan Kecamatan

Kasemen;

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

43

6. Kurangnya sosialisasi dan kordinasi yang dilakukan pihak Pekerjaan Umum

(PU) dengan masyarakat di Kec. Kasemen Kota Serang sehingga

pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dalam penelitian ini, penulis meneliti Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman di Kecamatan Kasemen, dalam

upaya menjawab rumusan masalah peneliti mengambil teori dari model implementasi

kebijakan dari tokoh George Edward III yang berspektif top-down. Edward III

menanamkan model implementasi kebijakan publiknya dengan direct and indirect

impact of implementation. Dalam modelnya terdapat suatu kebijakan, yaitu: (1)

Komunikasi; (2) Sumber Daya; (3) Disposisi; dan (4) Struktur Birokrasi.

Dari teori tokoh Edward III tersebut peneliti akan mencoba menjawab

permasalaan-permasalahan yang ada dalam Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman di Kecamatan Kasemen. Berikut

ini adalah kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

44

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, maka peneliti menjabarkan

sebuah hipotesis sebagai berikut :

Ho : µ <65%

Hipotesis Nol : Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Masalah

1. Belum baiknya infrastruktur jalan di Kecamatan Kasemen;

2. Belum meratanya pembangunan drainase di lingkungan Kecamatan Kasemen;

3. Kurangnya sosialisasi dan kordinasi yang dilakukan pihak Pekerjaan Umum (PU)

dengan masyarakat di Kec. Kasemen Kota Serang sehingga pembangunan yang

dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Teori Implementasi Kebijakan

1. Komunikasi;

2. Sumberdaya;

3. Disposisi;

4. Struktur Birokrasi

(Sumber: George Edward III dalam Agustino (2012:150-

153)

Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Pemukiman di Kecamatan

Kasemen berjalan dengan optimal

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

45

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di

Kecamatan Kasemen kurang dari 65%

Ha : µ ≥ 65%

Hipotesis Alternatif : Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di

Kecamatan Kasemen lebih dari atau sama dengan

65%

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional

berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal. Empiris

berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga

orang lain dapat mengenali dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis

artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah

tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data

empiris yang mempunyai kriteria tertentu, yaitu valid (Sugiyono, 2011:2).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri),tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Sugiyono,

2012:35).

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Ruang lingkup penelitian difokuskan pada Implementasi Program Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman di Kecamatan Kasemen.

46

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

47

3.3 Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini yaitu tentang Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infarstruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen. Maka

lokus penelitian ini yaitu berlokasi di Desa Kasunyatan Kecamatan Kasemen yang

mendapatkan bantuan Program P4-IP dari Pemerintah Daerah.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Berikut ini adalah konsep indikator kerja menurut Edward III dalam Agustino

(2012:150-153) terdapat tiga indikator yang dapat dipakai (atau digunakan) dalam

mengukur keberhasilan variabel komunikasi, yaitu:

1. Transmisi, penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu

implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam penyaluran

komunikasi adalah adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal tersebut

disebagiankan karena komunikasi telah melalui beberapa tingkatan birokrasi,

sehingga apa yang diharapkan terdistorsi ditengah jalan;

2. Kejelasan, komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan (street-

level-bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan (tidak

ambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu menghalangi

implementasi, pada tataran tertentu, para pelaksana membutuhkan

fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain

hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai oleh

kebijakan yang telah ditetapkan;

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

48

3. Konsisitensi, perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi

haruslah konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau dijalankan). Krena jika

perintah yang diberikan sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkan

kebingungan bagi pelaksana dilapangan.

Variabel atau faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan suatu kebijakan

implementasi suatu kebijakan adalah sumber daya. Indikator sumber-sumber daya

terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

1. Staf, sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya

disebagiankan oleh karena staf yang tidak mencukupi, memadai, ataupun

tidak kompeten dibidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja

tidak mencukupi, tetapi diperlukan pula kecukupan staf dengan keahlian dan

kemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam

mengimplementasikan kebijakan atau melaksanakan tugas yang diinginkan

oleh kebijakan itu sendiri;

2. Informasi, dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk,

yaitu pertama informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan

kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan

disaat mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua, informasi

mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan

regulasi pemerintah yang telah ditetapkan. Implementor harus mengetahui

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

49

apakah orang lain yang terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut

patuh terhadap hukum;

3. Wewenang, pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah

dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi

para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara

politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan para implementor dimata

publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat menggagalkan proses

implementasi kebijakan;

4. Fasilitas, fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam implementasi

kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengerti

apa yang dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk melaksanakan

tugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana)

maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

Variabel ketiga yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah disposisi. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel

disposisi, menurut George Edward III, adalah:

1. Pengangkatan birokrat, disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi

kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijkan-kebijakan

yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu, pemilihan dan

pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

50

memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan; lebih khusus lagi

bagi kepentingan warga;

2. Insentif, Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untuk

mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah dengan

memanipulasi insentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang bertindak

menurut kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi insentif oleh para

pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan.

Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan

menjadi faktor pendorong yang membuat para pelaksana kebijakan

melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya

memenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau organisasi.

Variabel keempat, yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun sumber-sumber untuk

melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana kebijakan mengetahui

apa yang seharusnya dilakukan, dan mempunyai keinginan untuk melaksankan suatu

kebijakan, kemungkinan suatu kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana atau

terealisasi karena terdapatnya kelemahan dalam suatu struktur birokrasi. Kebijakan

yang begitu kompleks menuntut adanya kerja sama banyak orang, ketika struktur

birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan

menyebagiankan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif dan menghambat

jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

51

mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan

koordinasi dengan baik.

Variabel Implementasi Kebijakan Publik yang disebutkan diatas, dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang

ada pada Implementasi Perda ini. Selanjutnya yaitu definisi konsep mengenai

Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastrutur Pemukiman, yaitu P4-

IP adalah program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur pemukiman.

Merupakam salah satu program konpensasi dampak kenaikan BBM yang di

maksudkan untuk memberikan kemudahan akses masyarakat miskin terhadap

infrastruktur pemukiman yang dilaksanakan dengan pola pemberdayaan masyarakat.

Pendekatan pelaksanaan di Perkotaan adalah untuk mendukung PNPM Mandiri

Perkotaan. Tujuan P4-IP adalah sebagai berikut:

1. Memberikan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar

permikiman di Perkotaan;

2. Mendorong roda perekonomian masyarakat miskin dengan terbangunnya

sarana prasarana/infrastruktur yang baik.

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

52

3.4.2 Definisi Operasional

Berdasarkan teori yang melandasi dan definisi konsep yang telah dibuat, maka

dirumuskan suatu variabel penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Item

Pertanyaan

Program

Percepatan dan

Perluasan

Pembangunan

Infrastruktur

Pemukiman di

Kecamatan

Kasemen

Komunikasi Transmisi

Kejelasan

Konsisitensi

1, 2, 3, 4, 5

Sumberdaya Staf

Informasi

Wewenang

Fasilitas

6, 7, 8, 9, 10

Disposisi Pengangkatan

Birokrat

Insentif

11, 12, 13,

14, 15

Struktur

Birokrasi

Mempengaruhi tingkat

keberhassilan

Implementasi Kebijakan

Publik.

16, 17, 18,

19, 20

(Sumber: Peneliti, 2015)

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

53

3.5 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,

maka harus ada alat ukur yang baik, alat ukur dalam penelitian biasanya dinamankan

instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012: 102).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk kuesioner,

dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel mandiri.Sedangkan skala

pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Menurut Siregar (2010:138), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu objek atau

fenomena tertentu.

Selain itu Siregar (2010:140) menambahkan bahwa, dalam alternative jawaban

pada Skala Likert tidak hanya tergantung pada jawaban setuju atau penting.

Alternative jawaban dapat berupa apapun sepanjang mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang tentang suatu objek jawaban, misalnya baik, senang, tinggi, puas,

dan lain-lain.

Skala likert, maka variabel yang di ukur akan dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item–item

instrumen dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen

memiliki tingkatan nilai dari sangat positif sampai sangat negatif, maupun sebaliknya

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

54

dari sangat negatif sampai sangat positif. Dan untuk keperluan analisis kuantitatif

maka jawaban dari setiap item instrumen diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tabel Skoring

Jawaban Skor

Sangat setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Peneliti, 2015

Selain angket atau kuesioner, peneliti ini menggunakan data yang dapat

dikelompokan dalam dua sumber data yaitu:

1. Sumber data primer

Data yang diperoleh langsung dari sumbernya (sampel atau responden)

dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu disebut data primer

karena data ini diperoleh langsung dari sumber pertama dan masih bersifat

mentah katena belum diolah atau diinterprestasikan sifat dan kualifikasinya.

Sumber data primer ini diperoleh melalui kegiatan wawancara secara terstruktur

(penyebaraan kuesioner atau angket) kepada responden dan observasi secara

non-partisipatoris.

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

55

a. Angket

Merupakan daftar pernyataan yang telah disusun sebelumnya.

Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket atau daftar pernyataan

tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya peneliti telah

menyediakan pilihan jawaban tertentu;

b. Pengamatan atau Observasi

Observasi merupakan tuntutan dari sebuah pengamatan dari si peneliti

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.

Berikut merupakan jenis data yang dipakai dalam penelitian, yaitu:

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder diperoleh melalui kegiatan studi kepustakaan, studi

dokumentasi, studi lapangan dan studi wawancara tentang tingkat ketergunaan

(usability) Website Biro Humas Provinsi Banten.

a. Studi literatur atau studi kepustakaan

Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan

data dari berbagai referensi yang relevan berdasarkan text book maupun

jurnal-jurnal ilmiah.

b. Studi dokumentasi

studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh data sekunder

berupa pengumpulan data yang diperoleh dari Biro Humas Provinsi

Banten, instruksi presiden, catatan serta dokumen-dokumen yang relevan

mengenai masalah penelitian ini.

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

56

2222

)()(

yynxxn

yxxynr

c. Studi lapangan langsung

Merupakan pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara turun

langsung ke lokasi penelitian yang salah satunya dengan cara melakukan

observasi.

3.5.1 Uji Validitas, Realibitas dan Normalitas

3.5.1.1 Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk data mengukur itu

valid. Sugiyono (2012:121) mendefinisikan valid berarti instrument tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya diukur. Maka dari itu untuk

menguji instrumen penelitian ini agar data yang didapat valid, maka peneliti

menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan bantuan perangkat lunak

Statistic Program For Social Science (SPSS) 17.0.

Uji validitas digunakan untuk salah satu valid tidaknya suatu kuesioner.

Kevaliditisan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar

mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta

mampu menunjukan tingkat kesesuaian antara konsep dan hasil pengukuran.

Rumus uji validitas ini adalah:

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

57

Keterangan :

r = Koefisien kolerasi Product Moment

∑x = Jumlah skor dalam sebaran x

∑y = Jumlah skor dalam sebaran y

∑xy = Jumlah hasil skor x dan y yang berpasangan

∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

n = Jumlah sampel

Ketentuan pengujian uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan rtabel

(dengan melihat taraf signifikan penelitian, yakni sebesar 10% atau 0,1, dan

jumlah N atau responden, barulah kita akan mendapatkan nilai rtabel) sebagai

berikut :

1. jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid;

2. jika rhitung ˃ rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid

3.5.1.2 Uji Reliabilitas

Tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas, dimana hasil penelitian yang

reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Sugiyono

(2012:122) mendefinisikan instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang

bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pendekatan yang

digunakan untuk uji reliabilitas adalah pendekatan realibilitas konsistensi internal.

Adapun teknik yang digunakan untuk mengukur konsistensi internal adalah

Cronchbach’s Alpha. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

58

st

si

k

kri

1

11

0,30. Dengan dilakukannya uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu

instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Pengujian

Reliabilitas kuesioner pada penlitian ini menggunakan bantuan perangkat

lunak Statistic Program For Social Science (SPSS) 17.0

Rumus Alpha Cronchbach adalah sebagai berikut:

Keterangan :

ri1 = koefisien reliabilitas internal seluruh item

k = banyaknya item

Si2 = jumlah varian skor tiap-tiap item

St2 = varian total

Tabel 3.4

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel

˃0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel

˃0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel

˃0,60 s/d 0,80 Reliabel

˃0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

59

3.5.1.3 Uji Normalitas

Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil penelitian,

normalitas data digunakan untuk menjaga ketetapan metode statistik yang

digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistika yang

digunakan adalah statistika non parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan

adalah normal maka statistika yang digunakan adalah statistic parametcric.

3.5.2 Jenis dan Sumber Data

3.5.2.1 Jenis Data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh dari narasumber yang langsung

berhubungan dengan penelitian dan mampu memberikan informasi.

Dalam penelitian ini data primer tersebut diperoleh peneliti melalui

penyebaran kuesioner yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada

Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman di Kecamatan Kasemen.

2. Data Sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh peneliti, seperti

dokumen, hasil penelitian yang relevan, laporan dan catatancatatan atau

melalui pihak lain yang memberikan keterangan dan informasi kepada

peneliti.

3.5.2.2 Sumber Data

1. Responden dalam penelitian ini yaitu Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen, yang di

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

60

libatkan secara langsung di dalam kegiatan penelitian ini, untuk memperoleh

gambaran atau materi yang dijadikan objek penelitian;

2. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan penelitian.

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hariwijaya (2005:61), untuk memperoleh data dan keterangan yang

diperlukan, digunakan teknik sebagai berikut :

1. Library Research atau studi kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dari

literatur yang secara langsung berhubungan dengan topik permasalahan yang

sedang diteliti, baik literatur yang bersumber dari referensi, maupun dari buku-

buku yang relevan.

2. Field Research yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan pengamatan secara

langsung pada objek yang diteliti

3.5.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:18). Populasi di

dalam penelitian ini adalah Masyarakat penerima Program Percepatan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen yang berjumlah

92.988 orang.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling

kemungkinan atau peluang seseorang untuk terpilih menjadi anggota sampel tidak

diketahui. Dengan demikian, sampel yang diambil tidak dapat dikatakan sebagai

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

61

sampel yang representatif sehingga sukar untuk melakukan generalisasi di luar

sampel yanf diteliti. Teknik sampling yang diambil adalah accidental sampling,

teknik ini juga disebut incidental sampling atau convenience sampling. Seperti

ditunjukan oleh namanya, orang yang diambil sebagai anggota sampel adalah

mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang mudah ditemui atau

dijangkau (Soerhatono, 2004:62). Jadi, berdasarkan teknik sampling yang peneliti

gunakan yaitu seluruh masyarakat Kecamatan Kasemen. Taraf kesalahan yang

peneliti gunakan adalah taraf kesalahan 10%. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat

pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Jumlah Penduduk di Kecamatan Kasemen Tahun 2014

KELURAHAN JUMLAH

1. KASEMEN 14.898

2. WARUNG JAUD 9.738

3. MESJID PRIYAYI 7.220

4. BENDUNG 6.487

5. TERUMBU 8.671

6. SAWAH LUHUR 8.682

7. KILASAH 7.151

8. MARGALUYU 6.211

9. KASUNYATAN 8.913

10. BANTEN 14.653

TOTAL 92.988

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

62

Peneliti menggunakan rumus dari Taro Yamane dengan perhitungan sebagai berikut:

N

n =

N. (d2) + 1

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dicari

N = Jumlah Populasi

d2

= Nilai presisi (presisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%

dengan perhitungan 10 : 100 = 0,1)

Diketahui :

N = 92.988 Orang

d = 0,1

Perhitungan Sampel:

N

n =

N. (d2) + 1

92.988

n =

92.988 (0,12) + 1

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

63

92.988

n =

929,88 + 1

92.988

n =

930,88

n = 99,89 dibulatkan menjadi:

n = 100

Jadi, sampel yang akan digunakan di dalam peneltian ini yaitu sebanyak 100

responden.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Teknik Pengolahan

Setelah data dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data.

Tahap ini merupakam tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap ini data

diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang

dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Teknik pengolahan data dalam Bungin (2009:165-168) tersebut menggunakan cara

sebagai berikut :

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

64

1. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data dilapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi

harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,

berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus

diperbaiki melalui editing ini. Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian

memeriksa satu per satu lembaran instrumen dan poin yang janggal tersebut;

2. Coding, setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahap koding. Maksudnya bahwa

data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu

pada saat dianalisis, kemudian diberikan skor dengan menggunakan skala

Likert;

3. Tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur

angka- angka serta menghitungnya. Penyusunan data dalam tabel-tabel yang

mudah dibaca dan tabel tersebut disiapkan untuk analisis.

3.6.2 Teknik Analisis Data

Setelah pengolahan data dilakukan, tahap selanjutnya adalah analisis data.

Dimana analisis itu dilakukan untuk membahas masalah yang terdapat dalam

masalah. Analisis data dilakukan dalam usaha untuk menyederhanakan data yang

didapat agar mudah dipahamim oleh pembaca. Metode analisis yang digunakan oleh

peneliti adalah metode kuantitatif. Kegiatan dalam analisis data adalah

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

65

mengelompokan data berdasarkan variabel dari jenis responden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Berikut rumus

pengujian hipotesis deskriptif yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan

rumus T-Test (Uji T) sebagai berikut :

Keterangan :

t = nilai t yang dihitung

π = nilai rata-rata

µ0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

3.6.3 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana Implementasi Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman di Kecamatan

Kasemen.

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

1

NO KEGIATA

N

2014 2015 2016 2017

Des Januari -

Desember

Ja

n

Feb Ma

r

Ap

l

Mei Ag

t

Sep Ok

t

Nov Des Jan Feb Ma

r

Apl Mei J

u

n

J

ul

1 Penyusunan

Bab I

2 Bimbingan

dan Revisi

3 Penyusunan

Bab II dan

III

4 Bimbingan

dan Revisi

5 Seminar

Proposal

66

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

67

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Kota Serang

Kota Serang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten. Kota ini

terbentuk sebagai daerah otonom sejalan dengan ditetapkannya Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang pada tanggal 2

November 2007. Melalui pemerintahan secara resmi pada tanggal Desember

2008, setelah melaksanakannya pemelihian kepada daerah langsung yang

kemudian dilantiklah Walikota dan Wakil Walikota secara definitif.

Kota Serang merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Serang dan

menjadi salah satu daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang mempunyai

kedudukan sebagai pusat Pemerintah Provinsi Banten. Seiring dengan tujuan dan

harapan masyarakat Kota Serang, pembentukan Kota SErang diharapkan mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Tidak hanya itu, saat ini Kota Serang

menyandang status sebagai ibukota Provinsi Banten. Hal ini berdasarkan beberapa

pertimbangan seperti keterjangkauan dari semua wilayah dan alas an historis.

Seperti misalnya pada abad 1525-1808 Kesultanan Banten mencapai kejayaan dan

beribukota di sekitar Serang.

Berpijak pada kondisi saat ini dan tantangan yang dihadapi serta

mempertimbangkan potensi dan harapan masyarakat kota serang, maka Visi

pembangunan Kota Serang adalah “Terwujudnya Landasan Kota Serang yang

Global dan Berwawasan Lingkungan”. Visi pembangunan Kota Serang tersebut

67

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

68

diharapkan menjadi landasan pencapaian Visi pembangunan Kota Serang tahun

2008 sampai depan 2025 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yakni “Terdepan sebagai pusat pendidikan, Jasa,

dan Perdagangan Menuju Kota Serang Smart 2025”, Smart adalah singkatan dari

Sejahtera Maju, Adil, Religius, dan Terdepan. Adapun Misi Kota Serang adalah

sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyelenggaran pemerintahan yang baik dan pelayanan

publik yang prima;

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keberadaan masyarakat

yang produktif , berbudidaya dan agamis;

3. Menimgkatkan dan mendorong pertumbuhan dan kualitas perekonomian

daerah dan msyarakat;

4. Mengembangkan dan meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan

penataan ruang yang menunjang berkelanjutan.

4.1.2 Kondisi Geografi

Kondisi geografis adalah suatu bumi atau wilayah di suatu tempat yang

menggambarkan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi (suatu wilayah

tertentu). Kota Serang secara geografis terletak antara 50, 99º-60,22ºLintang

Selatan dan 1060,07º-1060,25ºBujur Timur. Apabila menggunakan koordinasi

sistem UTM (universal Transfer Mercartor) Zona 8E wilayah Kota Serang

terletak pada koordinat 618.000 M sampai dengan 9.312.475 M dari utara ke

selatan sekitar 21,7 KM dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar

20 KM.

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

69

Selain itu wilayah Kota Serang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten

Serang. Sehingga wilayah Kota Serang sebagian besar berbatasan langsung

dengan wilayah Kabupaten Serang kecuali di wilayah utara. Adapun wilayah-

wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Serang antara lain:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa (Teluk Banten);

2. Sebelah Timur Berbatas dengan Kecamatan Pontang, Kecamatan Ciruas,

Kecamatan Kragilan (Wilayah Kabupaten Serang);

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan

Petir, Kecamatan Baros (Wilayah Kabupaten Serang);

4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Kecamatan

Waringin Kurung, Kecamatan Kramatwatu (Wilayah Kabupaten Serang)

Gambar 4.1

Wilayah Administrasi Kota Serang

(Sumber: Profil Kota Serang Tahun, 2017)

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

70

Kota Serang mencakup wilayah daratan seluas 266.74 KM ², yang hampir

seluruh bagian wilayahnya berada di daratan, hanya sebagian kecil saja yang

berbatasan dengan lautan yaitu Kecamatan Kasemen. Cakupan wilayah Kota

Serang terdiri dari 6 (enam) Kecamatan dan 66 (enam puluh enam) Kelurahan,

dengan luas wilayah yang berbeda dari setiap masing-masing Kecamatan.

Kecamatan-Kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kecamatan di Kota Serang

No. Kecamatan

Luas Wilayah

Jumlah

Kelurahan

Km2

Persentase

(%)

1. Curug 10 49,60 18,59

2. Walantaka 14 48.48 18,18

3. Serang 12 31,54 11,82

4. Cipocok Jaya 8 25,88 9,70

5. Taktakan 12 47,88 17,59

6. Kasemen 10 63,36 23,75

Jumlah 66 266,74 100

(Sumber: Serangkota.bps.go.id, diakses tanggal 6 November 2017)

Kota Serang adalah salah satu dari tujuh Kabupaten/Kota di Provinsi

Banten yang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Banten

dengan jarak ± 70 KM ke kota Jakarta, ibukota Negara Republik Indonesia. Kota

serang mempunyai kedudukan yang strategis karena berada dijalur utama

penghubung lintas Jawa-Sumatera. Kota Serang juga dilintasi jalan negara Lintas

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

71

Jakarta-Merak serta dilintasi jalur kereta api Lintas Jakarta-Merak. Selain itu pula

Kota Serang merupakan pintu gerbang atau transit perhubungan darat antar Jawa

dan Pulau Sumatera.

Wilayah Kota Serang meliputi sistem air tanah dan air permukaan. Secara

umum baik air tanah maupun air permukaan di Kota Serang tersedia cukup

memadai. Hal ini disebabkan wilayah Kota Serang berada di daratan rendah

(cukup berdekatan dengan pantai) dan memiliki curah hujan yang cukup, berkisar

1500-200 mm/pertahun. Sebagian besar wilayah Kota Serang digunakan untuk

lahan pertanian yaitu 65.81% dari luas seluruhnya, sementara untuk pemukiman

dan perumahan sebesar 28,59% dari luas seluruhnya.

4.1.3 Keadaan Penduduk

Kondisi demografi adalah suatu kondisi dinamika kependudukan, meliputi

ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk

berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi. Kondisi demografi juga

dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang mempelajari struktur dan proses

penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah persebaran dan

komposisi penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah

karena disebabkan oleh proses demografi yakni kelahiran (fertilitasi), kematian

(mortalitas) dan juga migrasi atau perpindahan penduduk.

Laju pertumbuhan penduduk di Kota Serang dalam periode 2 tahun terakhir

yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2012 sebesar 2,16 persen.

Sensus penduduk tahun 2010 mencatat bahwa Kota Serang dihuni 585.319

jiwa, dengan penduduk laki-laki sebanyak 300.540 jiwa lebih banyak

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

72

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yang sebesar 611.879 jiwa,

dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 314.049 jiwa dan jumlah penduduk

perempuan sebanyak 297.848 jiwa seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pertumbuhan Penduduk Tahun 2016

(Sumber: Serangkota.bps.go.id, diakses tanggal 6 November 2017)

Adapun untuk jumlah penduduk pada tahun 2012 yang terbesar berada di

Kecamatan Serang yakni 220.433 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah

berada di Kecamatan Curug sebesar 53.269 jiwa. Begitu pun mengenai kepadatan

penduduk yang berada di seluruh Kecamatan di Kota Serang. Dimana Kecamatan

Serang tercatat memiliki kepadatan penduduk per Km² terbesar di Kota Serang

yakni 220.443 jiwa/Km². Sedangkan Kecamatan Curug memiliki kepadatan

25.711

46.014 44.097 44.163 48.098

112.554

27.558

42.405 41.921 41.795 45.437

107.879

0

20

40

60

80

100

120

Curug taktakan walantaka cipocok kasemen serang

laki-laki perempuan

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

73

penduduk terendah dari seluruh Kecamatan yang ada di Kota Serang yakni 53,269

jiwa/Km².

4.1.4 Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi Kota Serang berdasarkan perhitungan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dalam

kurun waktu antara tahun 2014 hingga tahun 2015. Pada tahun 2014 PDRB Kota

Serang berjumlah sebesar 19567736.04 juta, sedangkan pada tahun 2015 sebesar

21843719.37 juta. Penyumbang terbesar dari PDRB di Kota Serang berasal dari

lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan social wajib,

masing-masing pada tahun 2014 menyumbang sebesar 124571.07 juta dan tahun

2015 menyumbang sebesar 1376285.92 juta.

Sedangkan menurut perhitungan PDRB atas dasar harga konstan juga

mengalami peningkatan, sama halnya dengan perhitungan PDRB atas dasar harga

berlaku. Dalam kurun waktu antara tahun 2014 hingga 2015, perhitungan PDRB

atas dasar harga konstan mengalami peningkatan sebesar 100 persen. Tahun 2014

PDRB Kota Serang atas dasar harga konstan sebesar 16745083.89 juta dan PDRB

Kota Serang di tahun 2015 sebesar 17799006.49 juta.

Penyumbang terbesar dari PDRB Kota Serang atas dasar harga konstan

tahun 2014 dan tahun 2015 adalah dari lapangan usaha kontruksi. Pada tahun

2014 lapangan usaha kontruksi menyumbang 2718143.45 juta bagi PDRB Kota

Serang atas dasar harga konstan serta di tahun 2015 menyumbang sebesar

3011381.04 juta.

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

74

Jadi, PDRB Kota Serang dalam kurun waktu antara 2014 hingga tahun 2015

banyak disumbangkan oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertanahan

dan jaminan sosial wajib untuk PDRB atas dasar harga berlaku. Sedangkan PDRB

atas dasar harga konstan disumbangkan oleh lapangan usaha kontruksi. Sumber

perekenomian bagi Pemerintahan Daerah Kota Serang berdasarkan dua

perhitungan PDRB di dominasi oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan,

pertanahan dan jaminan sosial dan dari lapangan usaha kontruksi. Dengan melihat

perhitungan dari 2 kategori PDRB tersebut, lapangan usaha administrasi

pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial maupun kontruksi menjadi potensi

dan asset berharga bagi Kota Serang.

4.1.5 Gambaran Umum Kecamatan Kasemen

Kecamatan Kasemen memiliki luas wilayah 66,52 Km² dengan batas-batas

Kecamatan Utara Laut Jawa, Selatan Kecamatan Serang, Barat Kecamatan

Kramtwatu Kabupaten Serang dan Timur Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

Ibukota Kecamatan Kasemen terletak pada jarak ± 9 Km dari Ibukota Serang.

Bentuk fotografi wilayah Kecamatan Kasemen sebagian besar merupakan daratan,

dengan ketinggian rata-rata 500-700 M dari permukaan laut, dengan rata-rata

curah hujan ± 7,52 mm/tahun. Secara administrasi wilayah Kecamatan Kasemen

terbagi menjadi 161 Kampung/Lingkungan, 70 Rukun Warga (RW), 247 Rukun

Tetangga (RT). Dengan jumlah penduduk 94.062 Jiwa, yang terdiri dari 48.844

Jiwa laki-laki, dan 45.218 Jiwa Perempuan.

Kecamatan Kasemen merupakan wilayah pembangunan bagian utara dari

Kota Serang. Wilayah pembangunan Bagian Utara ini diarahkan dengan fungsi

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

75

utama pariwisata cagar budaya dan cagar alam, pelabuhan, perdagangan dan jasa,

perumahan dan berbagai fasilitas umum. Diwilayah Kecamatan Kasemen

melintasi sebuah sungai yang cukup besar yaitu sungai Cibanten yang bermuara

dikarangantu yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen. Diwilyah Kecamatan

Kasemen juga terdapat Cagar Budaya Banten Lama dan Cagar Alam Pulau Dua

Misi Kecamatan Kasemen. Cagar Budaya Banten Lama ini merupakan tempat

ziarah yang paling banyak dikunjungi oleh para penziarah baik dari daerah Banten

sendiri atau luar Banten, serta masih banyak peninggalan sejarah di masa

Kesultanan Banten yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen.

Visi Kecamatan Kasemen yaitu :

“Profesional, Aspiratif dan Inofatif dalam Membina, Melayani dan Memfasilitasi

Demi Terwujudnya Pelayanan Prima di Kecamatan Kasemen”

Ada 5 misi Kecamatan Kasemen yaitu :

1. Meningkatkan profesionalisme aparatur Kecamatan dan Kelurahan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat;

2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam aspek sosial, budaya,

kesehatan dan kesetaraan gender;

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam budaya gotong royong,

swadaya masyarakat dan proses perencanaan pembangunan wilayah;

4. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan masyarakat;

5. Memfasilitasi perencanaan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan

dan gedung Kantor Kecamatan/Kelurahan guna mendukung kelancaran

aktivitas ekenomi, sosial dan budaya masyarakat.

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

76

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

77

4.1.6 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Serang

Dinas pekerjaan umum merupakan pelaksanaan Otonomi Daerah dibidang

Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum dipimpin oleh Kepala Dinas yang

dalam melaksanakan tugas poko dan fungsinya berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Walikota melalui Sekertaris Daerah. Dinas Pekerjaan Umum

melaksanakan tugas pokok penusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang

pekerjaan umum. Visi dan misi Pekerjaan Umum (PU) Kota Serang yaitu:

“Terdepan dalam pelayanan, handal dalam penyediaan sarana dan

prasarana”.

Sedangkan misi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Serang yaitu:

1. Menyelenggarakan tata laksana pemerintahan yang baik dan benar serta

meningkatkan SDM Aparatur;

2. Memenuhi kebutuhan prasarana jalan dan jembatan yang nyaman untuk

memperlancar transportasi guna meningkatkan perekonomian

masyarakat;

3. Memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air dan Irigasi Masyarakat Kota

Serang;

4. Memenuhi Prasarana dan Sarana dasar perumahan, pemukiman, dan

gedung pada kawasan perkotaan berlandasan atsa manfaat, keselamatan,

keseimbangan serta keserasian bangunan dan lingkungan.

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

78

Tujuan :

1. Untuk meningkatkan ketataklasanaan, kelembagaan serta meningkatkan

kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan;

2. Untuk membangun, memelihara dan meningkatkan prasarana dan sarana

jalan dan jembatan;

3. Untuk meningkatkan pelayanan ketersediaan Sumber Daya Air Baku;

4. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana jalan lingkungan

dan gedung pemerintahan.

Tujuan sarana dan strategi:

1. Tujuan Sekretariat : meningkatkan ketatalaksanaan, kelembagaan, serta

meningkatkan fungsi penyusunan program, pengendalian, dan evaluasi

serta mengembangkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM);

2. Tujuan Bidang Sumber Daya Air : (i) penyediaan air untuk air baku

kebutuhan rumah tangga, perumahan, pariwisata dan pengairan. (ii)

melindungi kawasan pertnian, pemukiman dan industry dari bencana

banjir;

3. Tujuan Bidang Bina Marga : (i) meningkatkan pelayanan sarana dan

prasarana jalan dan jembatan guna menunjang aktivitas masyarakat dam

mendukung perkembangan kawasan perekonomian. (ii) mempertahankan

kondisi pelayanan jaringan jalan dan jembatan;

4. Tujuan Bidang Cipta Karya : meningkatkan kualitas dan kuantitas

prasarana jalan lingkungan, sarana air bersih, saluran air limbah, gedung

pemerintah;

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

79

5. Tujuan Bidang Tata Kota : (i) meningkatkan pengendalian, pengawasan

melalui pembinaan dan penegakan hokum. (ii) meningkatkan efesiensi

pemanfaatan ruang kota menuju keseimbangan lingkungan dengan

memperhatikan keindahan dan kenyamanan;

6. Tujuan Bidang Kebersihan : meningkatkan kebersihan, keindahan dan

abgkutan sampah di Kota Serang.

Sasaran :

1. Sasaran Bidang Sumber Daya Air : terwujudnya peningkatan

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air dan irigasi;

2. Sasaran Bidang Bina Marga : terwujdunya panjang jalan strategi

ekonomi Kota Serang;

3. Sasaran Bidang Cipta Karya : terwujudnya peningkatan panjang jalan

lingkungan, pelayanan air bersih, peningkatan rumah-rumah kumuh

pengelolaan air limbah dan pengingkatan gedung-gedung pemerintahan;

4. Sarana Bidang Tata Kota : terwujudnya penataan Kota sesuai dengan tata

ruang Kota yang teratur, nyaman, indah, dan segar;

5. Sasaran Bidang Kebersihan : terwjudnya keindahan Kota Serang yang

bersih, sehat dan nyaman

Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Serang terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas;

2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekertaris

Sekertaris membawahi 3 (tiga) unit organisasi, yaitu :

a. Subag bagian Umum dan Kepegawaian;

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

80

b. Subag Keuangan;

c. Subag Program Evaluasi dan pelaporan

3. Unsur pelaksanaan adalah bidang, terdiri dari :

a. Bidang Cipta Karya : membawahi :

1) Seksi Perumahan dan Pemukiman;

2) Seksi Bangunan dan Lingkungan;

3) Seksi Pengawasan dan pengendalian bangunan

b. Bidang Sumber Daya Air membawahi:

1. Seksi Pemanfaatan dan Kemitraan;

2. Seksi operasi dan pemeliharaan;

3. Seksi drainase

a. Bidang Bina Marga, membawahi Seksi perencanaan dan pengendalian

4. Seksi pembangunan dan peningkatan;

5. Seksi pemeliharaan

a. Bidang Tata Kota, membawahi :

b. Seksi Penataan Kota

c. Seksi pemanfaatan dan pengendalian tata Kota

d. Seksi PJU dan pertemanan

6. Bidang Kebersihan, membawahi :

a. Seksi Operasional dan angkutan

b. Seksi pengelolaan sampah

c. Seksi Perlatan

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

81

7. Unit Pelaksaan Teknis :

Pada Dina Pekerjaan Umum unit teknis yang ada hanya unit pelayanan

teknis laboraturium dan peralatan dengan uraian sebagai berikut :

a. Kepala Seksi UPTD

b. Kepala Subag Tata Usaha

4.1.7 Gambaran Umum Dinas Tata Kota (DTK) Kota Serang

Dinas Tata Kota merupakan unsur pelaksanaan otonomi daerah, dipimpin

oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekertasris Daerah. Dinas Tata Kota mempunyai tugas

melaksankan unsuran pemerintahan daerah di bidang penataan ruanh, perumahan,

dan pemukiman dan kebersihan nerdasarkan asas otonomi dan tugas pembuatan.

Dinas Tata Kota Kota Serang merupakan dinas baru yang berdiri dari

pemecahan Dinas Pekerjaan Umum dikarenakan beban kerja yang tinggi. Dasar

hokum berdirinya dinas Tata Kota Kota Serang yaitu PERDA No. 14 Tanggal 11

Desember Tahun 2011 yang berisi tentang perbuhan kedua atas peraturan daerah

Kota Serang Nomor 9 Tahun 2008 tentang pembentukan dan susunan organisasi

dinas daerah Kota Serang.

Dinas Tata Kota (DTK) Kota Serang memiliki kantor yang beralamat di

Jalan jendral Sudirman, perumahan Higland Park, di kawasan Kota Serang baru

yang dirasa kurang strategi bagi masyarakat Kota Serang karena jarak lokasi

kantor dengan pusat keramaian cukup jauh. Berlokasi di kawasan kantor Walikota

Serang dan kantor yang berolakasi dalam satu gedung dengan dinas lainnya

sehingga memudahkan koordinasi dengan instanasi atau dinas lain baik bersifat

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

82

horizontal maupun vertikal dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan di

bidang penataan kota.

Dinas Tata Kota (DKT) Kota Serang memiliki visi yaitu: “Terwujudnya

landasan Kota Serang yang global dan berwawasan lingkungan yang madani”

Sedangkan misi Dinas Tata Kota (DTK) Kota Serang yaitu :

1. Meningkatkan tata kelola kelembagaan yang berkualitas dan sumber daya

aparatur yang profesional.

2. Meningkatkan pendayagunaan penataan ruang.

3. Meningkatkan prasarana, sarana dan fasilitas perumahan, permukiman,

penerangan jalan dan pertemanan.

4. Meningkatkan pelayanan kebersihan.

5. Meningkatkan pelayanan pemadam kebakaran.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud diatas, Dinas Tata

Kota menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan perencanaan di bidang Penataan Ruang, perumahan dam

permukiman serta kebersihan.

b. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Penataan Ruang, Peumahan dan

Permukiman serta Kebesihan.

c. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang penataan

ruang, perumahan dan permukiman serta kebersihan.

d. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan pelayanan umum di bidang

penataan ruang, perumahan dan permukiman serta kebersihan.

e. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan teknik dinas.

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

83

f. Pembinaan terhhadap unit pelaksanaan teknik dinas.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Susunan Oraganisasi Dinas Tata Kota (DTK) Kota Serang terdiri dari:

1. Unsur pimpinan adalah Kepala Dinas

2. Unsur pembantu pimpinan adalah Sekertaris, terdiri dari:

a. Sub bagian umum dan kepegawaian

b. Sub bagian keuangan

c. Sub bagian program, evaluasi dan pelaporan

3. Unsur pelaksanaan adalah bidang, terdiri dari:

1. Bidang penataan ruang, terdiri dari:

a. Seksi perencanaan tata ruang kota

b. Seksi pemanfaatan tata ruang kota

c. Seksi pengendalian tata ruang kota

2. Bidang perumahan dan permukiman, terdiri dari :

a. Seksi perencanaan perumahan permukiman

b. Seksi pembangunan dan pengendalian perumahan

c. Seksi penerangan jalan umum dan pertanaman

3. Bidang kebersihan, terdiri dari :

a. Seksi operasional dan angkutan

b. Eksi pengelolaan sampah

c. Seksi peralatan

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

84

4. UPT pemadam kebakaran

5. Kelompok jabatan fungsional

4.1.8 Gambaran Umum Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman (P4-IP)

Kebijakan APBN 2013 masih memberikan alokasi yang cukup besar

terhadap subsidi energi seperti BBM sekitar 193,8 Triliun atau 11,5% dialokasi

untuk subsidi BBM pada APBN 2013 dimana lebih dari 50% subsidi BBM

tersebut dinikmati 20% orang-orang katagori mampu. Sementara hanya sekitar

2% dari APBN dinikmati oleh masyarakat sangat miskin, miskin dan hampir

miskin yang dianggarkan untuk program-program perlindungan sosial berbasis

rumah tangga seperti Bantuan Langsung Sementra Masyarakat (BLSM), Raski,

Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Karena itu kebijakan subsidi perlu diubah

dari subsidi harga komoditas menjadi subsidi yang lebih tepat sasaran kepada

kelompok masyarakat sangat miskin, miskin dan hampir miskin yang

membutuhkan.

Selain keterbatasan subsidi anggaran untuk program-program perlindungan

sosial berbasis rumah tangga (cluster I) diatas, pemerintah melalui Kementrian

Pekerjaan Umum (PU) meluncurkan Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan (P4) Infrastruktur sebagai upaya mengurangi beban hidup

masyarakat miskin akibat perubahan besaran subsidi Bahan Bakar Minyak

(BBM). Anggaran p4 Infrastruktur tersebut berasal dari penghematan atau

pemotongan anggaran Kementrian atau Lembaga yang dihimpun Pemerintah.

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

85

Pemerintah memahami bahwa bila BBM naik maka masyarakat miskin akan

mengalami dampak negatif, oleh karena itu pemerintah memberikan kompensasi

kepada masyarakat akibat perubahan besaran subsidi BBM tahun 2013 untuk

membantu mengurangi beban biaya hidup khususnya masyarakat miskin di

perdesaan dan di perkotaan, dengan memberikan kemudahan akses terhadap

infrastruktur melalui penyediaan infrastruktur permukiman dengan pola

pemberdayaan masyarakat melalui Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4-IP).

Program P4-IP di Perkotaan dalam mendukung Program PNPM Mandiri

Perkotaan (P2KP) dimaksudkan degan upaya memberikan kemudahan akses

penyediaan infrastruktur permukiman di perkotaan, terutama bagi masyarakat

miskin, yang berbasis pemerdayaan masyarakat. Melalui penyediaan infrastruktur

Permukiman di Perkotaan tersebut diharapkan masyarakat miskin di wilayah

sasaran dengan cepat dapat emulihkan kembali kondisi kesejahteraan dan

mengembangkan pertumbuhan ekenomi di wilayahnya.

Agar penyelenggaraan P4-IP di Perkotaan ini dapat dilaksankan sesuai

dengan ketentuan maka perlu disusun sebuah Struktur Organisasi P4-IP sebagai

berikut :

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

86

(Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum)

4.1.8.1 Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksaan kegiatan Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman adalah

:

1. Memberikan kemudahan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur

dasar permukiman di perkotaan;

2. Mendorong roda perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat miskin

dengan terbangunnya sarana dan prasarana infrastruktur yang baik;

4.1.8.2 Komponen kegiatan P4IP di Perkotaan

1. Penguatan kapasitas masyarakat. Program ini akan mendukung dan

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memprioritaskan,

merencanakan, melaksankan, mengelola dan memantau pelaksanaan

pembangunan infrastruktur dasar.

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

87

2. Komponen bantuan langsung masyarakat (BLM) sebesar 250 juta/kel

termasuk didalamnya untuk BOP BKM/LKM sebesar 5% dari pagu BLM.

3. Komponen pendampingan, digunakan mendukung pelaksanaan program

seperti pengadaan fasilitator dan askot berikut gaji dan BOP Tim Faksel

dan BOP Satker PBL Propinsi untuk sosialisasi, koordinasi pengendalian

pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi program.

4.1.8.3 Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4IP)

Kelembagaan masyarakat (BKM/LKM/OMS) yang di dukung pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah harus mampu mengelola kegiatan P4-IP di

perkotaan ini dengan menerapkan prinsip-prinsip sebagai beriut :

1. Partisipatif, dimana setiap tahapan proses kegiatan (perencanaan,

pelaksanaan dan pertanggung jawaban) P4-IP di Perkotaan melibatkan

masyarakat sebagai pelaku sekaligus penerima penamfaatan.

2. Transparan dan akuntabel, dimana dalam setiap tahapan kegiatan P4-IP

di perkotaan dilaksanakan secara terbuka dan hasillnya dapat

dipetanggung jawabkan kepada masyarakat.

3. Sederhana dan mudah dikerjakan, artinya jenis kegiatan dan proses

pelaksanaannya diupayakan semudah mungkin dan sistematis serta bias

dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan tetap mengacu pada ketentuan

yang dipersyaratkan.

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

88

4. Berkualitas secara layak, agar pelaksanaan P4-IP di Perkotaan ini tetap

mengacu pada kualitas standard teknis pekerjaan umum (PU) dan petunjuk

teknis pelaksanaan infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan.

4.1.8.4 Lokasi Sasaran Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman (P4-IP)

Lokasi sasaran ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pekerjaan

Umum Republik Indonesia Nomor 314/KPTS/M/2013 Tanggal 29 Juli Tahun

2013 tentang Penetapan Kelurahan/Desa sasaran Program Percepatan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4-IP) di Perkotaan Tahun 2013 dengan

jumlah lokasi 1.800 kelurahan/desa yang tersebar di 218 kota/kabupaten dan 33

Provinsi.

Tabel 4.6

Lokasi dan Alokasi P4-IP di Perkotaan Provinsi Banten

No. Kabupaten/Kota Jumlah

Kelurahan

BLM PPIP (RP X

Juta)

1. Pandeglang 4 1,000

2. Lebak 4 1,000

3. Tanggerang 15 3,750

4. Kota Tanggerang 5 1,250

5. Kota Cilegon 9 7,250

6. Kota Serang 20 5,000

7. Kota Tanggerang

Selatan

1 250

Jumlah 7 78 19, 500

(Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum)

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

89

4.2 Deskripsi Data

Penelitian ini ingin menjelaskan dan menggambarkan kondisi yang

terdapat di lapangan terkait dengan penelitian yang bersifat deskriptif dengan

menggunakan data kuantitatif berupa angka-angka yang dijadikan sebagai symbol

untuk mengetahui seberapa besar Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen.

Untuk menilai Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen yang diberikan

oleh Kementrian Pekerjaan Umum, hasil pengisian kuisioner dan survey ini akan

menunjukan indikator apa saja yang memiliki pengaruh kuat terhadap masyarakat

di Kecamatan Kasemen, kemudian hasilnya akan digunakan oleh peneliti untuk

melihat seberapa besar program yang sudah diberikan kepada masyarakat

Kecamatan Kasemen.

4.2.1 Identitas Responden

Responden merupakan hal yang sangat penting dalam penelitiian ilmiah.

Dalam pengisian kuisioner, peneliti meminta para responden untuk memberikan

data sebagai identitas dirinya untuk menunjang data dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini hal yang menjadi responden adalah 100 responden.

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

90

Diagram 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada Masyarakat yang

menerima Program P4-IP di Kecamatan Kasemen dengan jumlah 100 responden

dapat dilihat pada diagram 4.1 bahwa responden sama banyaknya antara berjenis

kelamin perempuan dan laki-laki, yaitu sebesar 50% atau sebanyak 50 responden.

Adapun jumlah responden laki-laki sebesar 50% atau sebanyak 50 responden. Hal

ini menunjukkan bahwa jumlah responden komposisi yang sama besar jumlahnya.

Pada diagram diatas menunjukkan bahwa sangat didominasi oleh perempuan dan

laki-laki yang sama jumlahnya dalam penerimaan Program P4-IP. Sehingga tidak

ada perbedaan dalam penerimaan Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen karena

jumlahnya sama besar.

Laki-laki 50%

Perempuan 50%

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

91

Diagram 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada penerimaan program

percepatan dan perluasan pembanguan infrastruktur permukiman di Kecamatan

Kasemen dengan jumlah responden 100 dapat dilihat pada diagram 4.2 identitas

responden berdasarkan usia yaitu kategori usia 17-27 tahun sebesar 13% atau

sebanyak 17 responden. Selanjutnya, identitas responden berdasarkan usia yaitu

kategori usia 28-38 tahun sebesar 46% atau sebanyak 49 responden. Kemudian,

identitas responden berdasarkan usia yaitu kategori usia 39-49 tahun sebesar 38%

atau sebanyak 32 responden. Terakhir, identitas responden berdasarkan usia yaitu

kategori usia 50-60 tahun sebesar 3% atau sebanyak 2 responden.

Pada diagram diatas menunjukkan bahwa responden yang menerima program

paling banyak pada rentang umur 28-38 sebanyak 49 responden dengan presntase

sebesar 46% kemudian terkecil penerima program P4-IP secara minoritas yaitu

pada rentang usia 50-60 tahun dengan jumlah responden 2 dengan presntase

sebesar 3%.

13%

46%

38%

3%

Usia Responden

17-27

28-38

39-49

50-60

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

92

Diagram 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada masyarakat yang menerima

Program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman di

Kecamatan Kasemen dengan jumlah 100 responden pada diagram 4.3 identitas

responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, responden dengan tingkat

pendidikan SD sebesar 23% atau sebanyak 24 responden. Selanjutnya, tingkat

pendidikan terakhir SMP, yaitu sebesar 30% atau sebanyak 29 responden.

Kemudian, tingkat pendidikan terakhir SMA, yaitu sebesar 36% atau sebanyak 40

responden. Terakhir, tingkat pendidikan terakhir S1, yaitu sebesar 11% atau

sebanyak 7 responden.

Pada diagram diatas menunjukkan bahwa responden yang menerima Program

P4-IP di Kecamatan Kasemen mayoritas yang tingkat pendidikannya SMA yaitu

sebesar 36%. Sedangkan responden yang paling sedikit menerima Program P4-IP

di Kecamatan Kasemen adalah yang tingkat pendidikan terakhirnya adalah S1

yaitu sebesar 11%.

SD 23%

SMP 30%

SMA 36%

S1 11%

Tingkat Pendidikan Responden

SD

SMP

SMA

S1

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

93

4.2.2 Analisis Data

Dalam tahap ini, penelii akan mendeskripsikan data dari hasil penelitian yang

dilakukan melalui metode penyebaran angket. Angket disebarkan kepada

masyarakat yang menerima program P4-IP di Kecamatan Kasemen. Dalam

melakukan analisis data, peneliti menggunakan Emapat Variabel menurut George

Edward III yaitu Komunikasi, Sumberdaya, Disposisi dan Struktur birokrasi

dijadikan pedoman dalam menilai Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Pemukiman di Kecamatan Kasemen.

Skala yang digunakan dalam angket adalah skala likert, pilihan jawaban dalam

angket terdiri dari 4 item, yaitu Sangat Setuju (SS) dengan nilai 4, Setuju (S)

dengan nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)

dengan nilai 1. Peneliti menyebarkan angket penelitian kepada 100 responden (n

= 100) yang terdiri dari 28 pertanyaan. Pemaparan tanggapan responden atas

angket ini akan digambaran dalam bentuk grafik batang yang disertai dengan

pemaparan dan kesimpulan hasil dari jawaban pertanyaan yang diajukan melalui

angket tersebut.

Untuk lebih jelasnya, pemaparan hasil jawaban akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Sumberdaya

Dalam indikator sumberdaya terdapat duabelas butir pertanyaan. Adapun

jawabannya akan dipaparkan melalui grafik dibawah ini:

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

94

Grafik 4.4

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan yang Menangani P4-IP

Mempunyai Keahlian Khusus dalam Bidangnya

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 1)

Berdasarkan grafik 4.4 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumberdaya, sebesar 84% responden menjawab bahwa pelaksanaan yang

mempunyai keahlian khusus dibidangnya masing-masing mempunyai keahlian

khusus dalam bidangnya seperti tim pelaksana program melakukan kegiatan

sosialisasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman terhadap masyarakat. Selama peneliti melakukan observasi, peneliti

melihat program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

permukiman dilapangan sudah sesuai dengan baik dan masing-masing pelaksana

program menjalankannya dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya sendiri.

Selain menangani pelaksana juga menggali potensi yang ada beruba sumber daya

manusia, sumber daya alam, juga kesiapan masyarakat untuk berswadaya baik

berupa materil maupun non materil untuk berjalannya kegiatan tersebut. Masing-

masing tim pelaksana sudah dibekali dengan kemampuan yang cukup untuk

melaksanakan progam.

25

59

13

3

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Ahli Ahli Kurang Ahli Tidak Ahli

Per

cen

t

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

95

Grafik 4.5

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang Menangani P4-IP

Memiliki Tingkat Pendidikan yang sesuai dengan Bidang Pekerjaan

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 2)

Berdasaran grafik 4.5 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumberdaya, mayoritas jawaban sebesar 89% memberi tanggapan bahwa

Program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman sesuai

dengan tingkat pendidikan dengan bidang pekerjaannya. Sesuai dengan bidang

pekerjaannya tim pelaksana program sebagian besar tingakat pendidikan S1

sarjana teknik. Namun sebagian kecil menjawab bidang pekerjaan program tidak

sesuai dengan tingakat pendidikan, di dalam Lembaga Keswdayaan Masyarakat

(LKM) sebagian kecil masih rendah tingkat pendidikan yang bekerja sesuai

dengan bidangnya. Selama saya observasi dilapangan masalah tingkat pendidikan

sesuai atau tidaknya dalam bidang tersebut tidak berpengaruh terhadap program

percepatan dan peluasan pembangunan infrastruktur permukiman. Selama ini

program tersebut berjalan baik.

34

55

9

2

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai

Per

cen

t

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

96

Grafik 4.6

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan yang Menangani P4-IP

Mempunyai Kompetensi yang Baik dalam Menjalankan P4-IP

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 3)

Berdasarkan grafik 4.6 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumberdaya, mayoritas jawaban sebesar 86% responden menilai bahwa

kompetensi cukup baik dalam menjalankan program percepatan dan perluasan

pembangunan infrastruktur permukiman. Program yang di keluarkan oleh

Kementrian Pekerjaan Umum pada tahun 2013 sudah baik dalam berkompetensi

di bidang sumberdaya P4-IP. Selama peneliti melakukan observasi, peneliti tidak

menemukan hambatan bekerja selama program percepatan dan perluasan

pembangunan infrastruktur permukiman berjalan. Semua pekerja berkompetensi

memberikan yang terbaik untuk program tersebut, selain itu sebagian masyarakat

yang terlibat didalamnya juga berkompetensi dengan baik selama program

tersebut berjalan, dan untuk jumlah 9% yang menjawab tidak berkompeten dalam

melaksanakan tugasnya masyarakat yang tidak mengerti dalam pelaksanaan

program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman

karena dengan keterbatasan pendidikan masyarakat yang rendah.

22

64

9 5

0

10

20

30

40

50

60

70

SangatBerkompetensi

Berkompetensi KurangBerkompetensi

TidakBerkompetensi

Per

cen

t

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

97

Grafik 4.7

Tanggapan Responden Mengenai Penempatan Pegawai Sesuai dengan The

Right Man On The Right Place

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 4)

Berdasarkan grafik 4.7 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumberdaya, yaitu sebesar 82% responden menjawab bahwa penempatan pegawai

cukup sesuai. Selama peneliti observasi di lapangan, peneliti melihat kondisi

ruang lingkup Kecamatan Kasemen terutama dalam setiap sudut desa yang

peneliti datangkan itu cukup memperihatinkan dalam segi infrastruktur jalan dan

drairnase yang kumuh di tengah Kota. Dengan adanya program percepatan dan

perluasan pembangunan infrastruktur permukiman membantu sedikit untuk

perubahan desa terutama jalan, dan untuk penempatan pegawai Pekrjaan Umum

Kota Serang dalam memberikan program P4-IP cukup sesuai. Karena dengan

adanya program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

permukiman sebagian kecil masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan menjadi

mempunyai pekerjaan dalam membantu membangun infrastruktur desa tersendiri.

24

58

13

5

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai

Per

cen

t

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

98

Grafik 4.8

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan P4-IP Memahami Proses

Pembangunan dalam P4-IP

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 5)

Berdasarkan grafik 4.8 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumberdaya, 55% menjawab memahami dan 24% menjawab kurang memahami.

Selama observasi dilapangan peneliti melihat yang kurang memahami program

percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman sebagian yang

berpendidikan rendah, masyarakat yang berpendidikan rendah tidak mengerti soal

pembangunan infrastruktur hanya sekedar mengetahui jalan di perbaiki oleh

Kepala Desa. Dan sebagian masyarakat yang memahami pembangunan

infrastruktur P4-IP merasa cukup senang dengan ada nya program program

percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman karena dengan

adanya program tersebut akses jalan desa menjadi bagus.

17

55

24

4

0

10

20

30

40

50

60

SangatMemahami

Memahami KurangMemahami

TidakMemahami

Per

cen

t

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

99

Grafik 4.9

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang Menangani P4-IP

Mengetahui Tujuan dalam P4-IP

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 6)

Berdasarkan grafik 4.9 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumberdaya, sebesar 77% sangat mengetahui pelaksanaan program percepatan

dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman bertujuan untuk antisipasi

dampak negative atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi

masyarakat miskin baik di wilayah perdesaan umum. Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Perkotaan merupakan

program berbasis pemeberdayaan masyarakat, dengan komponen kegiatan

meliputi: penguatan kapasitas masyarakat, pemberian dana Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM), dan pendampingan untuk mendukung pelaksanaan program.

25

52

15

8

0

10

20

30

40

50

60

SangatMengetahui

Mengetahui KurangMengetahui

TidakMengetahui

Pe

rce

nt

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

100

Grafik 4.10

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang menangani P4-IP

mengetahui segala informasi yang terdapat dalam pelaksanaan P4-IP

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 7)

Berdasarkan grafik 4.10 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumberdaya, sebesar 74% menilai bahwa tim pelaksana Program P4-IP

mengetahui dengan cukup baik segala informasi yang dikeluarkan oleh Tim

pelaksana Program P4-IP sehingga masyarakat dapat memahami informasi dari

Tim pelaksana Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman. Adapun sebagian masyarakat kurang memahami informasi yang

diberikan oleh Tim pelaksana Program. Para tim pelaksana sudah dibekali dengan

cukup banyak informasi mengenai program ini sehingga program ini dapat

berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh kementrian PU.

19

55

20

6

0

10

20

30

40

50

60

SangatMengetahui

Mengetahui KurangMengetahui

TidakMengetahui

Per

cen

t

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

101

Grafik 4.11

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang menangani P4-IP

mempunyai komitmen yang tinggi dalam penyelenggaraan P4-IP

(Sumber : Data Primer, Angket nomor 8)

Berdasarkan grafik 4.11 di atas, berdasarkan indikator sumberdaya,

responden sebesar 88% tim pelaksana cukup berkomitmen dalam

penyelenggaraan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman. Sehingga dapat menjalankan program ini dengan baik. Selama

peneliti melakakun turun lapangan dan wawancara kepada beberapa responden

bahwa program yang telah dijalankan tidak ada hambatan dalam pekerjaan yang

dilakukan. Semua tim bekerja dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya masing-masing. Dan hanya sebesar 9% responden yang menjawab tim

pelaksana kurang berkomitmen dalam menjalankam tugas poko dan fungsinya

sebagai tim pelaksana Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastrktur Permukiman.

31

57

9

3

0

10

20

30

40

50

60

SangatBerkomitmen

Berkomitmen KurangBerkomitmen

TidakBerkomitmen

Per

cen

t

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

102

Grafik 4.12

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang menangani P4-IP

memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap peraturan dan regulasi

yang berlaku

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 9)

Berdasarkan grafik 4.12 di atas, berdasarkan indikator sumberdaya,

responden sebesar 76% tim program percepatan dan perluasan pembangunan

infrastruktur permukiman memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap peraturan

yang beralaku yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum tim

menjalankan tugas pokok dan fungsi untuk Program P4-IP. Tim pelaksana

menjalankan program P4-IP sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)

yang berlaku dari Kementrian Pekerjaan Umum. Hal ini bisa dilihat pada kegiatan

awal tim pelaksana yaitu sosialisasi kegiatan P4-IP di Perkotaan, Riview

Perencanaan Jangka Menengah (PJM) dan renta Pronangkis, pelaksanaan

pembangunan, operasi dan pemeliharaan.

26

50

20

4

0

10

20

30

40

50

60

SangatMematuhi

Mematuhi KurangMematuhi

TidakMematuhi

Per

cen

t

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

103

Grafik 4.13

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang menangani P4-IP

memahami kewenangan dalam menjalankan P4-IP

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 10)

Berdasarkan grafik 4.13 diatas, berdasarkan indikator sumberdaya,

responden sebesar 78% memahami kewenangan dan menjalankan program

percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman dengan baik.

Selama observasi dilapangan peneliti menilai tim pelaksana terhadap menjalankan

tugas pokok dan fungsinya sebagai tim pelaksana Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur cukup memahami kewenangan yang telah

disampaikan kepada masyarakat oleh tim pelaksana. Adapun sebagian 14%

kurang memahami kewenangan yang diberikan kepada masyarakat untuk Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman. Tim

pelaksana melakukan percepatan pembangunan dengan membangun jalan,

drainaase, serta jembatan untuk masyarakat desa di Kecamatan Kasemen.

25

53

14

8

0

10

20

30

40

50

60

SangatMemahami

Memahami KurangMemahami

TidakMemahami

Per

cen

t

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

104

Grafik 4.14

Tanggapan Responden Mengenai Jumlah pelaksana P4-IP mencukupi

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 11)

Berdasarkan grafik 4.14 di atas, berdasarkan indikator sumberdaya,

responden sebesar 79% jumlah pelaksanaan Program P4-IP mencukupi, dilihat

dari jumlah kegiatan saat tim pelaksana bersosialisasi pada tim Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM) jumlah pelaksanaan Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastrukur Permukiman untuk setiap desa sudah

mencukupi untuk proses berjalannya Program P4-IP. Observasi lapangan yang

peneliti lihat untuk setiap desa dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

terdapat 3 anggota antara lain Ketua, Bendahara dan Sekertaris. Tim pelakasana

terbilang cukup untuk melakukan kegiatan program ini.

28

51

19

2

0

10

20

30

40

50

60

SangatMencukupi

Mencukupi KurangMencukupi

TidakMencukupi

Per

cen

t

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

105

Grafik 4.15

Tanggapan Responden Mengenai Bukti Fisik Pelaksanaan P4-IP

Mencukupi

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 12)

Berdasarkan grafik 4.15 di atas, berdasarkan indikator sumberdaya,

tanggapan responden sebesar 74% untuk bukti fisik pelaksanaan program

percepatan dan perluasan pembangunan infratruktur permukiman telah mencukupi

dalam membangun infarastruktur desa seperti jalan, jembatan dan drairnase sudah

terbangun dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa sebagai sarana

penunjang dalam kehidupan masyarakat dan menghubungkan satu desa dengan

desa lain. Hal ini didukung karena disediakan sarana dari kementrian PU yaitu

semen, pasir, paving block, dan alat konstruksi lainnya.

23

51

17

9

0

10

20

30

40

50

60

SangatMencukupi

Mencukupi KurangMencukupi

TidakMencukupi

Per

cen

t

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

106

2. Komunikasi

Dalam indikator komunikasi terdapat enam butir pertanyaan. Adapun jawaban

yang akan dipaparkan melalui grafik dibawah ini.

Grafik 4.16

Tanggapan Responden Mengenai Penyaluran Komunikasi dari Kepala

Pelaksana Kepada Pegawai Pelaksana yang Menangani P4-IP Sudah Baik

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 13)

Berdasarkan grafik 4.16 diatas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi mayoritas jawaban sebesar 81% responden menilai komunikasi yang

diberikan terhadap pegawai cukup baik. Komunikasi dari kepala pelaksana kepada

pegawai pelaksana dengan pembinaan dan tata laksana Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen

terhadap masyarakat sudah cukup baik. Selama peneliti observasi di lapangan

komunikasi pegawai terhadap penerima Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4-IP) komunikasi terhadap pegawai

atau tim Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman kepada masyarakat penerima program dalam pembinaan dan

pemberian dukungan administrasi yang meliputi kerjasama antar pegawai dan

masyarakat sudah cukup baik.

25

56

11 8

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik

Per

cen

t

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

107

Grafik 4.17

Tanggapan Responden Mengenai Pegawai pelaksana P4-IP berkomunikasi

baik dengan sesama pegawai dalam pelaksanaan P4-IP

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 14)

Berdasarkan grafik 4.17 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, mayoritas jawaban sebesar 77% responden menjawab Program tidak

mungkin berjalan lancar apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat

mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pemimpin tidak dapat

menerima masukan informasi, dan atasan tidak dapat memeberikan instruksi

terhadap pegawai. Observasi yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa

komunikasi pelaksana program percepatan dan perluasan pembangunan

infrastruktur dalam pelaksanaan program sudak baik .

33

44

19

4.5

0

10

20

30

40

50

Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik

Per

cen

t

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

108

Grafik 4.18

Tanggapan Responden Mengenai Pegawai pelaksana P4-IP melakukan

koordinasi yang baik dengan kepala pelaksana dalam menjalankan P4-IP

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 15)

Berdasarkan grafik 4.18 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, sebagian besar responden menjawab sebesar 80% bahwa pegawai

pelaksana program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

permukiman melakukan koordinasi dengan baik kepada kepala pelaksana program

ini. Peneliti mewawancarai beberapa responden mengenai pelaksana program

percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman di Kecamatan

Kasemen yaitu elemen terpenting dalam membangun koordinasi antara pegawai

dengan kepala atau pemimpin adalah adanya tujuan dan sasaran kinerja yang jelas

dan telah tersediannya tanggung jawab tugas pokok dan fungsi masing-masing

pegawai pelaksana terhadap program ini, sehingga bisa dikatakan baik antara

pegawai program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

permukiman dengan kepala pelaksana program percepatan dan perluasan

pembangunan infrastruktur permukiman di Kecamatan Kasemen.

22

58

10 10

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik

Per

cen

t

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

109

Grafik 4.19

Tanggapan Responden Mengenai Koordinasi dengan Sesama Pegawai

Pelaksana P4-IP Sudah Baik

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 16)

Berdasarkan grafik 4.19 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, sebesar 82% responden menjawab selama pembangunan infrstruktur

program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman

berjalan tidak ada hambatan dalam bekerja di lapangan koordinasi antar pegawai

sudah baik. Semua bekerja sesuai dengan tugas pokok masing-masing pegawai.

Komunikasi yang dibangun oleh sesama tim pelaksana di masing-masing desa

sudah cukup baik dengan saling sharing dan bekerja sama dalam mengingatkan

dalam hal pekerjaan yang belum sempat terselesaikan dengan baik. komunikasi

tersebut merupakan hal pendukung agar tidak terjadi kesalahan dalam hal

pekerjaan.

22

60

10 8

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik

Per

cen

t

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

110

Grafik 4.20

Tanggapan Responden Mengenai Pegawai pelaksana P4-IP senantiasa

bertanya kepada kepala pelaksana ketika mengalami kesulitan

menjalankan P4-IP

(Sumber: Data Primer, Nomor Angket 17)

Berdasarkan grafik 4.20 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, sebesar 81% responden menjawab kerjasama antar pegawai itu

memang sudah kewajiban dalam menjalankan pembangunan infrastruktur, ketika

tidak paham saat bekerja di lapangan tim pelaksana program percepatan dan

perluasan pembangunan infrastruktur permukiman berhak bertanya kepada kepala

pelaksana program. Selama pembangunan berjalan tidak ada hambatan dalam

komunikasi antar kepala dan pegawai. Jadi tidak ada yang disulitkan dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsi. Kerjasama yang dibangun dapat

menghasilkan hasil kerjaan yang cukup baik dan membuat masyarakt desa puas

dengan program dari kemetrian PU.

24

57

14

5

0

10

20

30

40

50

60

SangatResponsif

Responsif KurangResponsif

Tidak Responsif

Per

cen

t

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

111

Grafik 4.21

Tanggapan Responden Mengenai Kejelasan informasi yang

disampaikan sudah dirasa cukup jelas

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 18)

Berdasarkan grafik 4.21 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, sebesar 79% responden menjawab bahwa kejelasan yang diberikan

oleh pelaksana program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

permukiman yang dikeluarkan oleh pihak Kementrian Pekerjaan Umum yang

diturunkan pada tahun 2013 untuk bantuan langsung masyarakat sudah jelas.

Sebagian masyarakat senang dengan adanya program ini karena membantu

masyarakat desa dengan pembangunan infrastruktur desa yang kurang baik

menjadi desa yang lebih maju infrastrukturnya. Program ini cukup jelas dan tidak

bertele-tele dibuktikan dengan berjalannya program secara baik dan merata ke

seluruh desa di kecamatan kasemen.

21

58

16

5

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Jelas Jelas Kurang Jelas Tidak Jelas

Per

cen

t

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

112

3. Disposisi (Sikap)

Dalam indikator disposisi terdapat lima butir pertanyaan. Adapun jawabanya akan

dipaparkan melalui grafik dibawah ini:

Grafik 4.22

Tanggapan Responden Mengenai Pegawai pelaksana P4-IP Memiliki

Kemauan yang Tinggi dalam Melaksanakan P4-IP

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 19)

Berdasaran grafik 4.22 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, sebesar 74% menjawab kemauan dalam menjalankan program

percepatan dan perluasaan pembangunan infrastruktur permukiman bukan

dorongan dari perorangan atau teman dalam satu lingkungan pekerjaan, tetapi

sudah menjadi tanggung jawab tim pelaksana program ini untuk menjalankannya.

Memberikan bantuan berupa pembangunan jalan, jembatan dan drairnase untuk

masyarakat yang bertempat tinggal dilingkungan kumuh dan tidak mampu untuk

membangun fisik desanya. Tim pelaksana secara sukarela mau menjalankan tugas

yang diberikan oleh pemerintah demi terciptanya percepatan infrastruktur

pembangunan terutam di desa tertinggal di kecamatan kasemen.

25

49

23

3

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Memiliki Memiliki Kurang Memiliki Tidak Memiliki

Pe

rce

nt

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

113

Grafik 4.23

Tanggapan Responden Mengenai Pemerintah Daerah sangat

Memperhatikan Keahlian dalam Membentuk tim Pelaksana P4-IP

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 20)

Berdasarkan grafik 4.23 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, sebesar 67% responden menjawab memperhatikan dalam membentuk

tim pelaksana program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

permukiman, sebelum dibentuknya pelaksana program pemerintah telah

menetapkan terlebih dahulu tim tingkat pusat dari tim pengarah pusat Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Perkotaan,

kemudian dari tingkat pusat ke tingkat Kecamatan setelah itu turun ke tim Desa.

Pemerintah sudah cukup memperhatikan kemampuan para tim pelaksana yang

bertujuan untuk berjalan lancar program tersebut.

19

48

30

3

0

10

20

30

40

50

60

SangatMemperhatikan

Memperhatikan KurangMemperhatikan

TidakMemperhatikan

Per

cen

t

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

114

Grafik 4.24

Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pelaksana P4-IP Selalu

Mementingkan Kepentingan Program di bandingkan Kepentingan

Pribadi

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 21)

Berdasarkan grafik 4.24 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, sebesar 63% respnden menilai tim pelaksana program percepatan dan

perluasan pembangunan infrastruktur permukiman tim cukup bertanggung jawab

dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai dan tim

pelaksana dari program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

permukiman. Selama program berjalan tidak ada pegawai dari tim yang

melibatkan tugas program terhadap tugas pribadi atau mementingan kepentingan

pribadi seperti hal nya memakai uang program untuk kepentingan pribadi itu tidak

ada, semua pegawai atau tim pelaksana jujur akan bekerja dan tanpa ada yang

melibatkankan kepentingan program terhadap kepentingan pribadi.

22

41

29

8

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

Per

cen

t

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

115

Grafik 4.25

Tanggapan Responden Mengenai Anggaran yang digunakan dalam

Pelaksanaan P4-IP Sudah Cukup Memadai

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 22)

Berdasarkan grafik 4.25 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, sebesar 68% responden menjawab sudah memadai. Selama program

percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman di Kecamatan

Kasemen berjalan anggaran yang diberikan oleh pemerintah untuk program

percepatan dan perluasan pembangunan inftarstruktur permukiman sudah

diperhitungkan terlebih dahulu, seperti anggaran untuk sarana dan prasarana

pembangunan setiap desa ada laporan anggaran untuk nantinya di pertanggung

jawabkan oleh tim pelaksana kepada tim pelakasna program percepatan dan

perluasan pembangunan infrastruktur tingkat pusat. Anggaran yang diberikan oleh

pemerintah untuk program ini suda cukup dan tidak kekurangan.

16

52

26

6

0

10

20

30

40

50

60

SangatMemadai

Memadai KurangMemadai

Tidak Memadai

Per

cen

t

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

116

Grafik 4.26

Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pelaksana P4-IP

Mendapatkan Insentif Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 23)

Berdasarkan grafik 4.26 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, responen menjawab bahwa pemerintah sudah memberikan intensif

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkannya. Sebagian responden dengan

jumlah sebesar 73% setuju dengan intensif yang diberikan pemerintah untuk tim

pelaksana seperti upah lebih atau lebih diatas gaji pokok kepada semua anggota

tim pelaksana program secara kolektif yang sudah mencapai satu standar yang

khusus kinerja dan produktifitas dalam menajalankan tugas pokok dan fungsinya.

Para tim pelaksana melakukan pekerjaannya masing-masing dengan baik dan

diberikan penghargaan oleh pemerintah berupa insentif tambahan jika pekerjaan

tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan maksimal.

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

Per

cen

t

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

117

4. Struktur Birokrasi

Dalam indikator birokrasi terdapat lima butir pertanyaan. Adapun jawabannya

akan dipaparkan melalui grafik dibawah ini:

Grafik 4.27

Tanggapan Responden Mengenai Koordinasi yang Tercipta dalam Lokasi

Kerja sudah Baik dalam Pelaksana P4-IP

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 24)

Bedasarkan grafik 4.27 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

struktur birokrasi, sebesar 83% responden menjawab sebelum tim pelaksan

program percepatan dan perluasan pembangunan infrastrtur permukiman turun ke

lapangan untuk melihat tim pelaksana program membuat sebuah perencanaan

terlebih dahulu untuk dilapangan. Koordinasi yang dilakukan dalam lokasi kerja

yaitu dapat meliputi waktu, agenda dan tempat yang akan terlibat. Hal ini penting

agar koordinasi berjalan dengan efektif dan efisien. Lokasi kerja proram

percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman di Kecamatan

Kasemen sudah terkoordinasi dengan baik.

20

63

12

5

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik

Per

cen

t

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

118

Grafik 4.28

Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pelaksana P4-IP

Melaksanakan Kegiatan Setiap Hari Sesuai dengan Standar yang

telah ditetapkan

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 25)

Berdasarkan grafik 4.28 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

struktur birokrasi, sebesar 82% responden menjawab sesuai dengan baik. pegawai

yang tergabung dalam tim pelaksana program percepatan dan perluasan

pembangunan melaksanakan kegiatan setiap harinya dengan baik dan bertanggung

jawab sesuai dengan tugas pokok masing-masing pegawai. Bekerja sesesuai

dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tim pelaksana

mengerjakan proyek tersebut setiap hari dalam satu minggu secara bergantian

sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan mendapat bantuan dari swadaya

masyarakat sehingga secara bergotong-royong untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

22

60

15

3

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai

Pe

rce

nt

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

119

Grafik 4.29

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana P4-IP Sudah Cukup

Sesuai dengan Standar Operating Procedures (SOP) atau petunjuk

manual yang berlaku

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 26)

Berdasarkan grafik 4.29 di atas, tanggapan reponden mengenai indikator

struktur birokrasi, sebesar 72% responden menjawab bahwa program percepatan

dan perluasan pembangunan infrastuktur permukiman yang diberikan oleh tim

pelaksana untuk masyarakat sudah cukup sesuai dengan Standar Operating

Procedurse (SOP) yang berlaku. Hal ini bisa di lihat dan dirasakan hasilnya oleh

masyarakat yang desanya telah mendapatkan bantuan program P4-IP seperti jalan,

jembatan dan drairnase. Masing-masing desa mempunyai tim pelaksana dengan

target yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan. Misalkan untuk

menyelesaikan jalan harus selesai paling lambat selama satu bulan. Kemudian

untuk drainase target penyelesaian selama satu bulan. Tim pelaksana dapat

menyelesaikan pekerjaan tersebut dibawah kurun waktu satu bulan yang telah

ditentukan.

25

47

24

4

0

10

20

30

40

50

Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai

Per

cen

t

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

120

Grafik 4.30

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana yang Memiliki

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 27)

Berdasarkan grafik 4.30 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

struktur birokrasi, sebesar 74% responden menjawab setuju pelaksana program

percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman memiliki

pembagian tugas dan tanggung jawab dengan baik. Pelaksana program percepatan

dan perluasan pembangunan infrastruktur permukiman memiliki tugas dan

tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugasnya yang telah di tetapkan

oleh aparatur desa. Tim pelaksana melakukan tugasnya masing-masing sesuai

dengan tagging jawab dan tupoksinya masing-masing yang telah diberikan oleh

pemerintah.

23

51

22

4

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

Per

cen

t

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

121

Grafik 4.31

Tanggapan Responden Mengenai Pelaksana P4-IP sangat

Menjunjung Tinggi Tanggung Jawab dalam Menjalankan P4-IP

( Sumber : Data Primer, Angket Nomor 28)

Berdasarkan grafik 4.31 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

strukur birokrasi, responden menjawab sebesar 77% setuju dengan tanggung

jawab yang telah diberikan oleh pelaksana untuk program percepatan dan

perluasan pembangunan infrastruktur permukiman di Kecamatan Kasemen.

Tanggung jawab yang dijalankan selama program berjalan sudah memenihi syarat

Standar Operating Procedur, semua tim pelaksana melakukan tanggung jawab

yang tinggi sesuai tugas pokok masing-masing pegawai yang telah diberikan oleh

pemerintah. Tim pelaksana selalu melakukan monitoring pertanggungjawaban

tugas yang diaporkan dalam bentuk dokumentasi, laporan pertanggungjawaban,

serta laporan penggunaan dana dan penanggungjawab operasional kegiatan.

20

57

14

9

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

Per

cen

t

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

122

Pengujian Persyaratan Statistik

4.3.1 Uji Validitas

Dalam penelitian ini, hal pertama kali yang dilakukan adalah melakukan uji

validitas instrument. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur data, melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu kuisioner atau angket.

Kevaliditasan instrument menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar

mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta

mampu menunjukan tingkat kesesuian antar konsep dan hasil pengukuran

(Sugiyono, 2013:183).

Validitas instrumen dapat diuji menggunakan SPSS Statistic versi 20.0 for

windows. Kriteria penilaian validitas butir pernyataan instrument yang digunakan

adalah apabila rhitung > rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid.

Sedangkan jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid.

Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan dalam instrumen yang telah

dibuat itu valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan

antara skor butir dengan skor total dengan menggunakan rumus Pearson Product

Moment. Hasil dari uji validitas instrument penelitian berdasarkan skor jawaban

kuisioner atau angket yang didapat pada saat penelitian di lapangan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

123

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No r hitung r tabel Ket

1 0,385

0,195

Valid

2 0,353 Valid

3 0,499 Valid

4 0,439 Valid

5 0,419 Valid

6 0,429 Valid

7 0,349 Valid

8 0,361 Valid

9 0,334 Valid

10 0,322 Valid

11 0,269 Valid

12 0,485 Valid

13 0,345 Valid

14 0,324 Valid

15 0,534 Valid

16 0,479 Valid

17 0,243 Valid

18 0,380 Valid

19 0,314 Valid

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

124

20 0,414 Valid

21 0,408 Valid

22 0,326 Valid

23 0,407 Valid

24 0,251 Valid

25 0,360 Valid

26 0,279 Valid

27 0,435 Valid

28 0,467 Valid

Sumber: Output SPSS 17.0, 2018

4.3.2 Uji Reliabilitas

Hasil pengukuran dikatakan reliable apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative

sama. Uji realibitas digunakan untuk menunjukan bahwa instrument yang

digunakan memiliki konsistensi dalam hasil pengukuran. Pengujian realibilitas

dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir

pertanyaan dalam angket penelitian. Berikut merupakan hasil uji reliabilitas

Implementasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman di Kecamatan Kasemen.

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

125

Tabel 4.7

HASIL UJI RELIABILITAS

(Menggunakan SPSS v. 17)

Sumber: Output SPSS 17.0,2018

Nilai di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,780 .

Sehingga dapat diberikan kesimpulan bahwa, butir instrumen penelitian ini adalah

reliable. Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka

instrument dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data

dalam penelitian ini.

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, uji reliabilitas yang menggunakan metode

Alpha Cronbach diperoleh nilai sebesar 0,780. Berdasarkan skala Alpha

Cronbach 0 sampai 1, terdapat 4 klasifikasi maka ukuran kemantapan Alpha dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

126

Tabel 4.8

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s/d 0,20 Kurang reliabel

>0,20 s/d 0,40 Agak reliabel

>0,40 s/d 0,60 Cukup reliabel

>0,60 s/d 0,80 Reliabel

>0,80 s/d 1,00 Sangat reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan melalui SPSS 17.0 pada tabel 4.6, dapat ditarik

kesimpulan dari tabel 4.7 yang menunjukan bahwa nilai alpha diperoleh sebesar

0,780. Hal ini berarti bahwa selurh pernyataan yang terdapat pada angket

penelitian dapat dilakukan adalah dengan hasil reliable menurut skala Alpha

Cronbach menurut Sugiyono (2010:2014).

4.3.3 Uji Normalitas

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang data hasil penelitian ini,

maka peneliti mencoba untuk mengetahui nilai mean, median, modus dan

nilai normalitas data guna menjaga ketepatan metode statistic yang

digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistic

yang digunakan adalah statistic non parametric sedangkan apabila data

yang dihasilkan adalah normal maka statistic yang digunakan adalah

statistic parametric. Uji normalitas menggunakan one sample kolmogrov-

smirnov dalam penelitian Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

127

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen. Dalam

menguji uji normalitas ini, peneliti dibantu dengan menggunakan SPSS

Statistic 20.0 for windows. Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.9

Dari hasil uji normalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-

rata pada penelitian ini yaitu sebesar 82,7600. Kemudian nilai terendah sebesar 58

dan nilai tertinggi adalah sebesar 112. Dalam uji normalitas ini terdapat skewness

sebesar 0,557 dan kurtosis sebesar 2,453. Untuk mengetahui penyebaran data

tersebut normal atau tidaknya dilakukan perhitungan skewness dibagi dengan

standard error yaitu (0,557 : 0,241 = 2,311) dan kurtosis juga dilakukan

perhitungan nilai standard error yaitu ( 2,453 : 0,478 = 5,131). Dari hasil tersebut

dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini skewness tidak normal,

sedangkan kurtosis tidak normal.

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

128

4.4 Penghitungan Hipotesis

Dalam penelitian yamh berjudul Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen

memiliki hipotesis implementasi program percepatan dan peluasan pembangunan

infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen kurang dari 65%.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa:

Ho: µ ≤ 65%

Ho: “Hasil Implementasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen dikatakan rendah apabila lebih

kecil atau sama dengan 65%”

Ha: µ > 65%

Ha: “Hasil Implementasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen dikatakan tinggi apabila lebih

dari 65%”

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikan dari

hipotesis yang di ajukan. Berdasarkan motede penelitian, maka pada tahap

pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test atau sampel.

Adapun penghitungan pengujian hipotesis tersebut yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh

adalah 4 x 28 x 100 = 11.200 (4 = nilai tertinggi dari item pertanyaan yang ada

menurut skala Likert, 28 = jumlah item pertanyaan pada angket penelitian, dan

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sehingga nilai mean atau rata-

rata pada skor ideal instrument adalah 11.200 : 100 = 0,112.

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

129

Sehingga untuk hasil Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen nilai yang

dihipotesiskan tertinngi mencapai 65% dari yang diharapkan. Hipotesis

statistiknya dapat ditulis dengan rumus:

Ho: µ ≤ 65% ≤ 0,65 x 11.200 : 100 = 728

Ha: µ > 65% > 0,65 x 11.200 : 100 = 728

Diketahui :

8276

X = = 82,76

100

µ0 = 72,8

s = 8,34983

Ditanya: t ?

Jawab: t =

n

s

x

= 82,76 – 72,8

8,34

√100

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

130

= 9,96

8,34

√100

= 9,96

1,1942

= 1,292

Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat

kebebasan (dk) = (n – 1) = ( 100 – 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10% untuk uji

satu pihak kiri, didapat nilai ttabel yaitu . Karena nilai thitung lebih besar dari pada

nilai ttabel (11,942 > 1,292) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka hipotesis

nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal,

ditemukan bahwa Hasil Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen, yaitu:

8276

11.200

Jadi, hipotesis yang menyenangkan bahwa Hasil Implementasi Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan

Kasemen sebesar 73,89%

x 100 % = 73,89%

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

131

Gambar 4.3

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Uji Hipotesis Pihak Kanan

Daerah penerimaan Ha

4.5 Interprestasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah deskriptif

yang telah peneliti rumuskan sebelumnya, yaitu seberapa besar Implementasi

Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di

Kecamatan Kasemen. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan

masalah tersebut. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus t-test

satu sample dengan uji pihak (one tail test) dan uji pihak kanan, bahwa nilai

thitung lebih besar (>) dari nilai ttabel, maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima karena mencapai angka 73,89%. Skor ideal yang diperoleh

adalah 4x28x100 = 11200 (4 = nilai tertinggi dari item pertanyaan yang ada

menurut skala Likert, 28 = jumlah item pernyataan pada angket penelitian, dan

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan skor terendahnya

adalah 1 x 28 x 100 = 2800 (1 = nilai terendah dari item pertanyaan yang ada

Daerah penolakan Ha

Ho

11,942 1,290

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

132

menurut skala Likert, 28 = jumlah item pernyataan pada angket penelitian, dan

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Dengan demikian, dapat diketahui Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pemabngunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen

adalah 8276: 11200 = 0,7389 atau 73,89%. Hal ini berarti bahwa kualitas

pelayanan tersebut telah berjalan dengan baik. Penilaian tersebut didasarkan pada

kategori instrumen berikut ini:

Gambar 4.4

Kategori Instrumen

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

2800 5600 8400 11200

8276

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan kategori instrumen di atas, nilai 8276 termasuk ke dalam kategori

interval kurang baik dan baik. Maka, hasil tersebut masuk ke dalam kategori baik,

karena nilai tersebut lebih mendekati kategori baik.

4.6 Pembahasan

Dalam penelitian tentang Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen peneliti

menggunakan teori Implementasi Kebijakan menurut George Edward III. Adapun

Implemntasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

133

Permukiman di Kecamatan kasemen terdapat empat variabel , diantaranya

sebagai berikut:

a. Sumber Daya

Sumber daya terdiri dari staff merupakan sumber daya utama dalam

implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk yaitu informasi yang

berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan, dan informasi mengenai data

kepatuhan, wewenang bersifat formal, dan fasilitas merupakan bentuk fisik dalam

implementasi kebijakan.

Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini indikator sumber daya

memuat 12 butir instrumen pernyataan diperoleh dari skor ideal adalah 4 x 100 x

12 = 4800 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden, 12 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator sumber

daya). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden, yaitu sebesar 3599 : 4800 = 0,7497 x 100 = 74,97 %. Hal ini

dapat diartikan bahwa Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen berjalan baik

bila dilihat dari indikator Sumber Daya. Hal tersebut dapat dilihat dari interval

pada indikator sumber daya sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

1200 2400 3600 4800

3599

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

134

Nilai 3599 termasuk ke dalam interval baik dan sangat baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.

b. Komunikasi

Komunikasi terdiri dari transmisi penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik juga, kejelasan ketidak jelasan pesan

kebijakan tisak selalu menghalangi implementasi, pada tataran tertentu para

pelaksana membutuhkan fleksibilitas dalam menjalankan kebijakan. Konsistensi

perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi haruslah konsisten

dan jelas. Dari hasil pengolahan data dalam indikator penelitian ini memuat 6

butir instrumen pernyataan untuk indikator komunikasi didapatkan hasil dari skor

ideal dari indikator komunikasi adalah 4 x 100 x 6 = 2400 (4 = nilai dari setiap

jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan

pada skala Likert, 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 6 = jumlah

pernyataan yang ada pada indikator komunikasi). Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden, yaitu sebesar

1787 : 2400 = 0,7445 x 100 = 74,45 %. Hal ini dapat diartikan bahwa

Implementasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman di Kecamatan Kasemen berjalan baik bila dilihat dari indikator

komunikasi. Hal tersebut dapat dilihat dari interval pada indikator komunikasi

sebagai berikut:

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

135

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

600 1200 1800 2400

1787

Nilai 1787 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.

c. Disposisi (Sikap)

Disposisi terdiri dari pengangkatan birokrasi disposisi atau sikap pelaksanaan

akan menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi

kebijakan, insentif salah satu teknik tang disarankan yntuk mengatasi masalah

kecenderungan para pelaksana adalah dengan memanipulasi insentif. Dari hasil

pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 5 butir instrumen

pernyataan untuk indikator disposisi hasil dari indikator disposisi adalah 4 x 100

x 5 = 2000 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 100 = jumlah sampel

yang dijadikan responden, 5 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator

disposisi). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil

yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1417 : 2000 = 0,7085 x 100 = 70,85 %.

Hal ini dapat diartikan bahwa Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen berjalan baik

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

136

bila dilihat dari indikator disposisi. Hal tersebut dapat dilihat dari interval pada

indikator disposisi sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

500 1000 1500 2000

1417

Nilai 1417 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.

d. Struktur Birokrasi

Pelaksana kebijakan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan mempunyai

keinginan untuk melaksanakan suatu kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana

atau terealisasi karena terdapat kelemahan dalam suatu struktur birokrasi. Dari

hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 5 butir

instrumen pernyataan untuk indikator struktur birokrasi didapatkan hasil dari

indikator struktur birokrasi adalah 4 x 100 x 5 = 2000 (4 = nilai dari setiap

jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan

pada skala Likert, 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 5 = jumlah

pernyataan yang ada pada indikator disposisi). Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1473

: 2000 = 0,7365 x 100 = 73,65%. Hal ini dapat diartikan bahwa Implementasi

Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

137

Kecamatan Kasemen berjalan baik bila dilihat dari indikator struktur birokrasi.

Hal tersebut dapat dilihat dari interval pada indikator struktur birokrasi sebagai

berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

500 1000 1500 2000

1473

Nilai 1473 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.

Grafik 4.32

Skor Hasil kuesioner per Indikator

Sumber: Peneliti, 2018

74.97 74.45

70.85

73.65

68

69

70

71

72

73

74

75

76

Sumber Daya Komunikasi Disposisi Struktur

Birokrasi

Per

cen

t

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

138

Berdasarkan grafik 4.32 di atas maka indikator tertinggi, yaitu indikator

Sumber Daya, dimana indikator sumbe daya terdiri dari staf, informasi,

wewenang, fasilitas. Sumber daya merupakan faktor utama karena sebagai

penggerak dari suatu kebijakan tersebut dalam pelaksanaan Program Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen.

Staf pelaksana dalam program percepatan dan perluasan pembangunan

infrastruktur permukiman di Kecamatan Kasemen sudah mencukupi dilihat dari

jumlah staf sebanyak 3 staf dalam satu Kelompok Swadaya Masyarakat yang

terdiiri dari Badan Keswadayaan Masyarakat, ketua Kelompok Swadaya

Masyarakat dan ketua RT yang mewakili, serta terdapat 30 orang pekeeja proyek

dalam suatu desa atau kelurahan.

Dalam program ini staf sudah mencukupi serta sudah ahli dalam

kemampuan yang diperlukan (kompeten) dalam mengimplementasikan kebijakan

atau melaksanakan tugas yang diinginkan oleh kebijakan itu sendiri. Selain itu,

para implementor sudah cukup mengetahui apa yang harus mereka kerjakan dan

laksanakan pada saat adanya perintah serta patuh terhadap peraturan dan regulasi

yang diberikan oleh pemeritah. Adanya wewenang merupakan faktor terkuat

karena tanpa adanya wewenang maka perintah tidak dapat terlaksana secara

terlegitimasi serta masyarakat juga tidak dapat percaya terhadap kebijakan

tersebut. Selain itu fasilitas pendukung seperti sarana dan prasarana tidak akan

berhasil. Sedangkan indikator terendah adalah disposisi, terdiri atas pengangkatan

birokrat dan intensif. Sikap para pelaksana akan menimbulakan hambatan-

hambatan yang nyata terhadap implementasi kebiajakan bila personil yang ada

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

139

tidak melaksanakan kebijakan-kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat

tinggi, karena sebagian masyarakat menilai tim plekasana program percepatan dan

telah mengambil alih jalan didesa untuk pembangunan tanpa ijin atau tanpa

sepengetahuan msyarakat desa. Sehingga menimbulkan kekecewan pada

masyarakat karena merasa jalan desa tersubut hak milik warga namun tidak

diberitahukan akan adanya pembangunan jalan desa.

Kemudian pneliti mempertegas kembali tentang jawaban atas perumusan

masalah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu seberapa besar

Implementasi Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman di Kecamatan Kasemen. Berdasarkan hasil perhitungan pengujian

hipotesis dinyatakan bahwa hasil Implementasi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen memcapai

73,89%. Hasil tersebut lebih besar atau sama dengan yang dihipotesiskan, yaitu

65%, artinya tingkat keberhasilan Implementasi Program Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen

berjalan dengan cukup baik.

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

140

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dan telah

dijabarkan pada BAB IV, peneliti menyimpulkan terkait Implementasi Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan

Kasemen adalah sebagai berikut:

Pertama, hasil yang didapatkan mengenai Implementasi Program Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen

sebesar 73,89%. Hal ini berarti bahwa implementasi program percepatan dan

perluasan pembangunan infrastruktur permukiman di Kecamatan Kasemen

menunjukkan sudah cukup baik dalam melayani masyarakat karena hasil

penelitian tersebut diatas angka 65% yang mana lebih besar dari hipotesis

penelitian. Hal ini ditunjang dari indikator sumber daya . Pada indikator sumber

daya berkenaan dengan memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat

penerima program ini yang diberikan langsung oleh pemerintah Kementrian

Pekerjaan dengan berupaya memahami keinginan masyarakat, dalam membangun

sarana dan prasarana infrastruktur di desa.

Kedua, dari lima indikator yang peneliti gunakan dalam teori penelitian,

indikator sumber daya memiliki hasil yang tertinggi yaitu sebesar 74,97%.

Sumber daya merupakan faktor utama karena sebagai penggerak dari suatu

kebijakan tersebut dalam pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen. Staf pelaksana

141

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

141

dalam program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur

permukiman di Kecamatan Kasemen sudah mencukupi dilihat dari jumlah staf

sebanyak 3 staf dalam satu Kelompok Swadaya Masyarakat yang terdiiri dari

Badan Keswadayaan Masyarakat, ketua Kelompok Swadaya Masyarakat dan

ketua RT yang mewakili, serta terdapat 30 orang pekeeja proyek dalam suatu desa

atau kelurahan.

Ketiga, pada indikator memperoleh hasil terendah yaitu disposisi

70,85%%. Hasil tersebut lebih kecil dibandingkan dengan indi kator yang lainnya.

variabel yang mempengaruhi pada indikator disposisi memiliki persentase rendah

program percepatan dan perluasan pembangunan infrsatruktur permukiman di

Kecamatan Kasemen menilai karena sebagian masyarakat menilai tim plekasana

program percepatan dan telah mengambil alih jalan didesa untuk pembangunan

tanpa ijin atau tanpa sepengetahuan msyarakat desa. Sehingga menimbulkan

kekecewan pada masyarakat karena merasa jalan desa tersubut hak milik warga

namun tidak diberitahukan akan adanya pembangunan jalan desa.

Keempat, nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (11,942 >

1,290) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan

hipotesis kerja (Ha) diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesa

awal peneliti ditolak karena peneliti menduga bahwa Implementasi Program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan

Kasemen belum berjalan baik dengan persentase hipotesis sebesar 65%. Namun

setelah penelitian ini dibuktikan maka terbantahkan dugaan awal peneliti dengan

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

142

hasil yaitu kualitas pelayanan sudah berjalan dengan cukup baik dengan hasil

73,89%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Implementsi Program Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen

peneliti memberikan saran yaitu:

Sebaiknya pada indikator disposisi Program Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan Kasemen dengan jumlah

terendah 70,85%. Pemerintah lebih memperhatikan kembali sebelum

melaksanakan Program terhadap masyarakat, agar tidak terjadi kesalah pahaman

antara pelaksana program dengan masyarakat yang menerima Program Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur di Kecamatan Kasemen.

Sumber daya yang telah diberikan kepada masyarakat penerima program

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Kecamatan

Kasemen oleh pemerintah dengan jumlah 74,97%. Pemerintah sebaiknya

menyiapkan tim pelaksana yang sebelumnya diberikan pengarahan dan pelatihan

untuk Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman

di Kecamatan Kasemen agar ketika prakteknya dilapangan dapat menjalankan

sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Amin, Widjaja Tunggal. 2008. Dasar-Dasar Costumer Relantionship

Management (CRM). Jakarta: Harvindo.

Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar Kebjiakan Publik. Alfabeta.

Dunn, William N. 2003. Pengaturan Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Subarsono, A.G. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & . Bandung: Alfabeta.

Suhartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Widya Wicaksono, Kristian. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

SUMBER LAIN :

https://serangkota.bps.go.id: Badan Pusat Statistik Jumlah Penduduk Tahun 2010.

Diakses tanggal 5 September 2017. 20.14 WIB.

https://m.detik.com: Kenaikan Harga BBM Tahun 2017. Diakses tanggal 5

September 2017. 20.20 WIB

Skripsi Bahru Rozi. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Pada Proyek

Pembangunan Jalan di Dinas Bina Marga Kabupaten Lebak, Provinsi

Banten 2010.

Skripsi Azwar Soleh Wijaya. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Infrastruktur Jalan di Desa Pondok Kahuru, Kecamatan

Ciomas, Kabupaten Serang.

http://kecamatankasemen.serangkota.go.id

Diakses Tanggal 25 Mei 2018 00.19 WIB

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

http://ppid.serangkota.go.id

Diakses Tanggal 25 Mei 2018 01.25 WIB

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

JUDUL PENELITIAN

IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASEMEN

INFORMASI RESPONDEN

Kuesioner

I. Petunjuk

1. Berikanlah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih

2. Untuk memudahkan dalam mengisi data, mohon diisi sesuai dengan keadaan dan kondisi

yang terjadi di lapangan

3. Keterangan dari jawaban:

SS =Sangat Setuju

S =Setuju

KS =Kurang Setuju

TS =Tidak Setuju

II. Identitas Responden

1. Nomer Responden :………………..(diisi oleh peneliti)

2. Nama :………………..

3. Jenis Kelamin : “Laki-laki “Perempuan

4. Umur :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Bidang/Jabatan :

Implementasi

Indikator 1: Sumber Daya

Pernyataan SS S KS TS

1. Pelaksana yang menangani P4-IP mempunyai

keahlian khusus dalam bidangnya

2. Pelaksana yang menangani P4-IP memiliki tingkat

pendidikan yang sesuai dengan bidang pekerjaan

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

3. Pelaksana yang menangani P4-IP mempunyai

kompetensi yang baik dalam menjalankan P4-IP

4. Penempatan pegawai sesuai dengan the right man on

the right place

5. Pelaksana yang menangani P4-IP memahami proses

pembangunan dalam P4-IP

6. Pelaksana yang menangani P4-IP mengetahui tujuan

dalam P4-IP

7. Pelaksana yang menangani P4-IP mengetahui segala

informasi yang terdapat dalam pelaksanaan P4-IP

8. Pelaksana yang menangani P4-IP mempunyai

komitmen yang tinggi dalam penyelenggaraan P4-IP

9. Pelaksana yang menangani P4-IP memilii kepatuhan

yang tinggi terhadap peraturan dan regulasi yang

berlaku

10. Pelaksana yang menangani P4-IP memahami

kewenangan dalam menjalankan P4-IP

11. Jumlah pelaksana P4-IP mencukupi

12. Bukti fisik pelaksanaan P4-IP mencukupi

Indikator 2: Komunikasi

13. Penyaluran komunikasi dari kepala pelaksana

kepada pegawai pelaksana yang menangani P4-IP

sudah baik

14. Pegawai pelaksana P4-IP berkomunikasi baik

dengan sesama pegawai dalam pelaksanaan P4-IP

15. Pegawai pelaksana P4-IP melakukan koordinasi

yang baik dengan kepala pelaksana dalam

menjalankan P4-IP

16. Koordinasi dengan sesama pegawai pelaksana P4-IP

sudah baik

17. Pegawai pelaksana P4-IP senantiasa bertanya kepada

kepala pelaksana ketika mengalami kesulitan

menjalankan P4-IP

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan

18. Kejelasan informasi yang disampaikan sudah dirasa cukup jelas

Indikator 3: Disposisi (Sikap)

19. Pegawai pelaksana P4-IP memiliki kemauan yang

tinggi dalam melaksanakan P4-IP

20. Pemerintah daerah sangat memperhatikan keahlian

dalam membentuk tim pelaksana P4-IP

21. Pegawai pelaksana P4-IP selalu mementingkan

kepentingan program di bandingkan kepentingan

pribadi

22. Anggaran yang digunakan dalam pelaksanaan P4-IP

sudah cukup memadai

23. Pegawai pelaksana P4-IP mendapatkan insentif

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

Indikator 4: Struktur Birokrasi

24. Koordinasi yang tercipta dalam lokasi kerja sudah

baik dalam pelaksana P4-IP

25. Pegawai pelaksana P4-IP melaksanakan kegiatan

setiap hari sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan

26. Pelaksana P4-IP sudah cukup sesuai dengan standar

operating procedures (SOP) atau petunjuk manual

yang berlaku

27. Pelaksana yang memiliki pembagian tugas dan

tanggung jawab

28. Pelaksana P4-IP sangat menjunjung tinggi tanggung

jawab dalam menjalankan P4-IP

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1042/1/RIMA DHANA FITRIANI - Copy.pdf · drainase, kurangnya sosialisasi dan koordinasi pihak PU dengan