89
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MATA PELAJARAN IPS DI MI DARUSSALAAM REKSOSARI KEC. SURUH KAB. SEMARANG oleh MUHAMAD NUR IKHWAN NIM. 12020160012 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK

MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM

MATA PELAJARAN IPS DI MI DARUSSALAAM

REKSOSARI KEC. SURUH KAB. SEMARANG

oleh

MUHAMAD NUR IKHWAN

NIM. 12020160012

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

Page 2: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

iii

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK

MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM

MATA PELAJARAN IPS DI MI DARUSSALAAM

REKSOSARI KEC. SURUH KAB. SEMARANG

oleh

MUHAMAD NUR IKHWAN

NIM. 12020160012

Tesis diajukan kepada Progam Pascasarjana

Institut Agama Islam Negeri Salatiga

sebagai pelengkap persyaratan untuk

gelar Magister Pendidikan

Salatiga, 26 September 2018

Dr. Muna Erawati, M.Si.

PEMBIMBING

Page 4: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : MUHAMAD NUR IKHWAN

NIM : 12020160012

Program studi : Pascasarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya sendiri

dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa

pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh

orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar ijazah pada

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga atau perguruan tinggi lainnya. Tesis

ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Salatiga, 26 September 2018

Yang Menyatakan

Muhamad Nur Ikhwan

NIM. 12020160012

Page 6: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

vi

MOTTO

ين أوتوا العل درجات وهللا بما تعملون خبري ين ءامنوا منك والذ يرفع هللا الذ

Artinya :

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)

Page 7: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

vii

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak (Alm) dan Ibuku yang telah memberikan kesempatan kepadaku

untuk belajar

2. Calon ibunya anak-anakku

3. Almamater Pascasarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Institut

Agama Islam Negeri Salatiga

4. Semua teman-teman yang telah membantu dalam segala hal.

Page 8: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

viii

KATA PENGANTAR

Teriring salam dan doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam menjalankan

aktifitas sehari-hari. Amiin. Dengan mengucap rasa syukur yang mendalam,

akhirnya penelitian ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya peneliti sampaikan kepada berbagai pihak yang selama ini telah

memberikan dukungan untuk dapat menyelesaikan studi ini. Terimakasih juga

peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Direktur Pascasarjana Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy beserta

jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

menimba ilmu pada kampus kebanggaan tercinta ini.

3. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pascasarjana PGMI IAIN Salatiga.

4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga

tesis ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Zainul Makarim, S.Pd.I., selaku Kepala MI Darussalaam

Reksosari beserta jajarannya yang telah memberikan motivasi,

dorongan, dan kesempatan penuh dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Teman-teman mahasiswa PGMI Pascasarjana IAIN Salatiga dan

berbagai pihak yang disebutkan dalam tulisan ini, yang telah

Page 9: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

ix

berkontribusi baik langsung atau tidak langsung guna kelancaran

penelitian hingga selesainya dalam bentuk penulisan tesis ini.

Suatu kehormatan bagi peneliti bisa mendapatkan arahan, bimbingan,

koreksi, dan dukungan dari berbagai pihak yang disebutkan di atas.

Salatiga, 27 September 2018

Penulis

Muhamad Nur Ikhwan

NIM 12020160012

Page 10: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

x

ABSTRACT

Implementation of the Scientific Approach through the Model Discovery Learning in

Social Studies Subjects at MI Darussalaam Reksosari, Suruh District, Semarang

Regency

The purpose of this study is to describe the application of a scientific approach through

discovery learning models in social science subjects in terms of components of input,

process and output in MI Reksosari, Suruh District, Semarang Regency. Describes the

strengths and weaknesses of the application of the scientific approach through discovery

learning models in the learning of social science towards educators and students in MI

Reksosari Suruh District, Semarang Regency.

The method in this study is qualitative research. Data sources in this study are

primary data sources and secondary data sources. Data collection methods by

observation, interview and documentation. This research instrument is a researcher as a

key instrument using observation guides, interview guidelines and documentation. The

data obtained is then analyzed continuously by reducing data, presenting data, drawing

conclusions and checking the validity of the data (triangulation).

The findings in this study, namely: (1) the scientific approach through discovery

learning models have been applied by the social studies teacher in MI Reksosari, Suruh

Sub-district, Semarang Regency, based on observations based on the components of

input, process and output in the learning process need to do a special evaluation in the

aspect of the learning process in the classroom and its output in the skills aspect of

students. (2) There are several opportunities from the discovery learning model, including

centering on students and teachers playing the same active role in issuing opinions in the

room, improving students' reasoning abilities and the ability to think freely, creating a

sense of pleasure in students, practical, easy to implement and follow-up. Whereas in

terms of challenges from discovery learning models, teachers need a lot of time, and often

teachers feel dissatisfied if they do not provide much motivation and guide their students

well, not all students are able to make discoveries, do not apply to all topics, thinking

skills rational students are still limited and cultural factors or habits that still use old

learning patterns.

Scientifically this research contributes to the development in the field of

education, especially related to social science as a subject in school. In addition, it is also

a thought contribution for teachers in applying scientific approaches through discovery

learning models in social science subjects and become a means of monitoring and

evaluation to be able to help develop the quality of learning in schools.

Keywords: scientific approach, model discovery learning, IPS

Page 11: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

xi

ABSTRAK

Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning Dalam Mata

Pelajaran IPS di MI Darussalaam Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang

Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik

melalui model discovery learning dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

ditinjau dari komponen input, proses dan output di MI Reksosari Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang. Menguraikan kelebihan dan kelemahan penerapan pendekatan

saintifik melalui model discovery learning dalam pembelajaran ilmu pengetahuan

sosial terhadap pendidik dan peserta didik di MI Reksosari Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang.

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data dalam

penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan

data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah

peneliti sebagai instrumen kunci dengan menggunakan panduan observasi, pedoman

wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara

berkesinambungan dengan cara mereduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan

dan pengecekan keabsahan data (triangulasi).

Temuan dalam penelitian ini, yaitu: (1) pendekatan saintifik melalui model

discovery learning telah diterapkan oleh Guru IPS di MI Reksosari Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang, berdasarkan hasil observasi yang berdasarkan dari segi komponen

input, proses dan outputnya dalam proses pembelajaran perlu di lakukan evaluasi khusus

pada aspek proses pembelajarannya di kelas dan outputnya pada aspek keterampilan

peserta didik. (2) Terdapat beberapa peluang dari model discovery learning, meliputi

berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan pendapat-

pendapat dalam ruangan, meningkatkan kemampuan penalaran siswa dan kemampuan

berfikir bebas, menimbulkan rasa senang pada siswa, praktis, mudah dalam pelaksanaan

dan tindak lanjutnya. Sedangkan dari segi tantangan dari model discovery learning, guru

memerlukan waktu yang banyak, dan sering kali guru merasa belum puas kalau tidak

banyak memberikan motivasi dan membimbing peserta didiknya dengan baik, tidak

semua peserta didik mampu melakukan penemuan, tidak berlaku untuk semua topik,

kemampuan berpikir rasional peserta didik masih terbatas dan faktor budaya atau

kebiasaan yang masih menggunakan pola pembelajaran lama.

Secara ilmiah penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan di bidang

ilmu pendidikan, terkhusus berkaitan dengan ilmu pengetahuan sosial sebagai sebuah

mata pelajaran di sekolah. Di samping itu, juga sebagai sumbangan pemikiran bagi

guru dalam menerapkan pendekatan saintifik melalui model discovery learning

dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan menjadi salah satu sarana

monitoring dan evaluasi untuk dapat membantu pengembangan kualitas

pembelajaran disekolah.

Kata Kunci : pendekatan saintifik, model discovery learning, IPS

Page 12: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ................……………………………………………….………...... i

LEMBAR BERLOGO ...........……………………………………………...... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...………………………………………... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv

MOTTO ...............………………………………………………………….....

PERSEMBAHAN ...........................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

v

vi

vii

ABSTRAK ......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………....... 01

A. Latar Belakang Masalah …..…….………………………………. 01

B. Rumusan Masalah ………………………………......................... 05

C. Signifikansi Penelitian .................................................................. 07

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 08

1. Penelitian Terdahulu ……….....................................................

2. Kerangka Teori .........................................................................

a. Pendekatan Sainstifik ...........................................................

b. Model Discovery Learning ..................................................

c. Ilmu Pengetahuan Sosial…..……………………………….

08

15

15

16

17

Page 13: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

xiii

E. Metode Penelitian ..........................................................................

a. Jenis Penelitian …………………………………………….

b. Sumber Data …...….……………………………………….

c. Metode Pengumpulan Data………………………………...

d. Instrumen Penelitian ………………………………………

e. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ……………….

f. Pengecekan Keabsahan Data……………………….........

18

18

19

20

21

22

24

BAB II PROFIL MI DARUSSALAAM ...........................................................

A. Gambaran Umum MI Darrusalam .......................................................

25

25

B. Keadaan Guru ………………….. ………………………………….. 27

C. Keadaan Siswa ……………………. …………………………..…..... 28

BAB III IMPLEMENTASI, TANTANGAN DAN PELUANG……………… 30

A. Implementasi Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning

dalam Mata Pelajaran IPS….……………………………………......

1. Komponen Input ………………...………………………………

2. Komponen Proses ………………….……………………………

3. Komponen Output ……………………………………………...

30

30

32

34

B. Peluang dan Tantangan ….…….........………………………….…....

1. Peluang ………… ………………………………………………

2. Tantangan ………….……………………………………………

36

36

37

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………................................. 39

A. Implementasi Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning

dalam Mata Pelajaran IPS ………….......................................................

39

Page 14: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

xiv

B. Peluang dan Tantangan Pendekatan saintifik dengan Model Discovery

Learning dalam Mata Pelajaran IPS .. ....................................................

47

BAB V PENUTUP …………………................................................................ 52

A. Kesimpulan ............................................................................................. 52

B. Saran ...................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN. ..............................................................................

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................

57

60

71

Page 15: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keadaan Guru MI Darussalaam …………………………………... 28

Tabel 2.2 Keadaan Peserta Didik MI Darussalaam …………………………... 28

Tabel 3.1 Data Wawancara dan Observasi Input …………………………… 31

Tabel 3.2 Data Wawancara dan Observasi Proses …….. .................................. 33

Tabel 3.3 Data Wawancara Observasi Output ………………………............. 35

Tabel 4.1 Peluang dan Tantangan Pendekatan Saintifik Melalui Model

Discovery Learning dalam Pembelajaran …………………............. 50

Page 16: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK

MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM

MATA PELAJARAN IPS DI MI DARUSSALAAM

REKSOSARI KEC. SURUH KAB. SEMARANG

oleh

MUHAMAD NUR IKHWAN

NIM. 12020160012

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

Page 17: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam meningkatkan kualitas hasil belajar terus akan dilakukan oleh guru

atau pendidik, di antaranya adalah melalui pendekatan saintifik/ilmiah,

selain dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dalam mengkonstruksi

pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk

melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu

fenomena atau kejadian. Proses pembelajaran, peserta didik dibiasakan

untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi

fitnah dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu

berfikir logis, runtut dan sistematis, dengan menggunakan kapasitas

berfikir tingkat tinggi serta berkepribadian.1

Dalam pendekatan saintifik, tidak hanya fokus pada bagaimana

mengembangkan kompetensi peserta didik dalam melakukan observasi

atau eksperimen, namun peserta didik diajak untuk mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung

aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya2. Pendekatan ilmiah

1

Imam Subqi, “ Pola Komunikasi Keagamaan dalam Membentuk Kepribadian Anak”, Jurnal

Inject INJECT (Interdisciplinary Journal of Communication), Volume 1 No 2 (Desember 2016):

165-180. 2 HM Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, Cetakan pertama

(Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2015), 51.

Page 18: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

3

diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik3.

Model pembelajaran penemuan (discovery learning) menempatkan

peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif. Oleh karena itu discovery

learning menuntut peserta didik untuk berpikir kreatif. Model ini

melibatkan peserta didik dalam kegiatan intelektual, sikap, keterampilan

psikomotorik dan menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar

menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata.

Tenaga pendidik mesti mengembangkan kompetensinya untuk

mengimbangi kemajuan ilmu sains, olehnya itu sebagai guru ilmu

pengetahuan sosial sedapat mungkin harus menciptakan pembelajaran

dengan mengedepankan kondisi peserta didik yang berperilaku ilmiah

dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar,

merumuskan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sehingga peserta

didik akan dapat dengan benar menguasai materi yang dipelajari dengan

baik dan peserta didik dapat menemukan sendiri informasi yang kompleks

dan informasi yang baru dalam materi pembelajaran tersebut.

Untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, yang menitik

beratkan pada keaktifan peserta didik atau siswa (student centered

approach), maka beberapa model pembelajaran yang dipandang sejalan

dan cocok dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik antara lain model

3 Musfiqon dan Nurdyansyah, 53.

Page 19: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

4

discovery learning, problem based learning, project based learning dan

model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini berusaha

membelajarkan siswa untuk mengenal masalah, merumuskan masalah,

mencari solusi atau menguji jawaban sementara atau suatu

masalah/pertanyaan dengan melakukan penyelidikan (menemukan fakta-

fakta melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan

dan menyajikannya secara lisan maupun lisan4.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari

pada strategi, metode, atau prosedural. Model pembelajaran mempunyai

empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau

prosedural, ciri tersebut antara lain adalah: Rasional teoritik logis yang

disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; Landasan pemikiran

tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan

dicapai); Tingkah laku pengajar diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil; dan Lingkungan belajar yang diperlukan

agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai5.

Untuk memperkuat pemahaman peserta didik khususnya tentang

ilmu pengetahuan sosial maka perlu diterapkan pembelajaran berbasis

penemuan (discovery learning). Model discovery learning merupakan

cara mengembangkan kegiatan belajar peserta didik aktif yang

4 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013: Memahami

Berbagai Aspek Terdalam Kurikulum, Cet. II (Surabaya: Kata Pena, 2014), 64. 5 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), 6.

Page 20: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

5

menggunakan proses mental untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.

Menggunakan model discovery learning proses pengajaran akan

berpindah dari situasi teacher dominated learning ke situasi student

dominated learning. Model discovery learning merupakan metode belajar

melalui penemuan peserta didik mandiri. Seseorang mengajar dalam

model ini harus menjelaskan tugas apa yang harus peserta didik lakukan,

apa tujuan dari tugas yang diberikannya itu, lalu kemana mereka harus

mencari informasi, mengolah, membahas, dalam kelompoknya masing-

masing6.

Madrasah Ibtidaiyah Darussalaam Reksosari merupakan salah satu

madrasah yang ada di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, yang

dalam proses pembelajarannya sudah menggunakan pendekatan saintifik

melalui model discovery learning namun ada beberapa kendala yang

dihadapi oleh madrasah tersebut. Pertama, lemahnya pengetahuan guru

tentang pendekatan saintifik melalui model discovery learning, sehingga

dalam pengaplikasiannya belum bisa maksimal. Sebagaimana penjelasan

Umi Mutholaah, bahwa banyaknya guru-guru yang sudah tua kurang

respon dengan pendekatan ini, mereka masih senang dengan penggunaan

metode lama yaitu metode ceramah, akan tetapi Kepala Madrasah lebih

senang dengan adanya inovasi proses pembelajaran seperti dengan

pendekatan saintifik.7 Kedua, sedikitnya media atau media yang belum

6 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis (Jakarta: Kencana Prenanda Media

Group, 2007), 91. 7 Umi Mutholaah, Guru Kelas IV, Wawancara pada tanggal 06 Juli 2018.

Page 21: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

6

memadai dalam penggunaan pendekatan saintifik pada proses penerapan

model discovery learning, maka berdampak pemahaman hasil belajar

yang kurang maksimal. Ketiga, rendahnya motivasi belajar siswa dengan

pendekatan saintifik melalui model discovery learning berdampak pada

pencapaian hasil belajar yang di inginkan oleh guru dalam hal ini KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal)8. Dalam sumber belajar (learning resources)

adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat

digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun

secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai

tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.9

Oleh sebab itu dalam implementasi model discovery learning

sesungguhnya butuh kerjasama yang baik antara siswa, guru dan lembaga

pengelola madrasah yang ada.

Dari latar belakang di atas peneliti ingin tahu lebih jauh bagaimana

Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning Dalam

Mata Pelajaran IPS di MI Darussalaam Reksosari Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018.

8 Nanik Arwidah Guru Kelas II, Wawancara, pada Tanggal 06 Juli 2018.

9 Imam Subqi, “Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar”,

Jurnal Dinamika Teknologi Pendidikan, Volume 1 Nomor 1 (April 2016): 88-98.

Page 22: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

7

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Fokus penelitian atau identifikasi masalah tentang implementasi

pendekatan saintifik melalui model discovery learning dalam mata

pelajaran ilmu pengetahuan sosial, yang terdiri dari: a) Implementasi

pendekatan saintifik melalui model discovery learning dalam mata

pelajaran ilmu pengetahuan sosial ditinjau dari komponen input, proses

dan output; b) Apa saja peluang dan tantangan pendekatan santifik

melalui model discovery learning dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan

sosial.

2. Pembatasan Masalah

Batasan masalah yang akan diteliti tentang implementasi pendekatan

saintifik melalui model discovery learning dalam mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial komponen input, proses dan output serta apa saja

peluang dan tantangan di MI Darussalaam Reksosari Kec. Suruh Kab.

Semarang.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis maka

masalah pokok dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik melalui model

discovery learning dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

Page 23: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

8

ditinjau dari komponen input, proses dan output di MI Darussalaam

Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang?

b. Apa saja peluang dan tantangan pendekatan saintifik melalui model

discovery learning dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

terhadap pendidik dan peserta didik di MI Darussalaam Reksosari

Kec. Suruh Kab. Semarang?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik melalui model

discovery learning dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

ditinjau dari komponen input, proses dan output di MI Reksosari Kec.

Suruh Kab. Semarang.

b. Menguraikan peluang dan tantangan penerapan pendekatan santifik

melalui model discovery learning dalam pembelajaran ilmu

pengetahuan sosial terhadap pendidik dan peserta didik di MI

Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

Page 24: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

9

a. Kegunaan Ilmiah

Secara ilmiah penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan di

bidang ilmu pendidikan, terkhusus berkaitan dengan ilmu pengetahuan

sosial sebagai sebuah mata pelajaran di sekolah. Di samping itu, juga

sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam menerapkan pendekatan

saintifik melalui model discovery learning dalam mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial dan menjadi salah satu sarana monitoring dan evaluasi

untuk dapat membantu pengembangan kualitas pembelajaran disekolah.

b. Kegunaan Praktis

Secara praksis penelitian ini menjadi bahan referensi yang dapat

memberikan informasi tentang penerapan pendekatan saintifik model

discovery learning dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial serta

dapat menjadi masukan kepada pihak pelaksana pendidikan terutama bagi

guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di MI Darussalaam

Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang, serta menjadi referensi tertulis bagi

calon peneliti berikutnya yang berkeinginan meneliti masalah yang

relevan dengan tesis ini.

D. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian sebelumnya, diantaranya adalah:

a. Shirley Magnusson, Joseph Krajcik And Hilda Borko dengan

penelitian “Nature, Sources, And Development Of Pedagogical

Content Knowledge For Science Teaching”, dalam tulisan ini

Page 25: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

10

berpendapat bahwa pengetahuan tersebut dijelaskan oleh konsep

dikenal sebagai pengetahuan konten pedagogis, dan bahwa konsep ini

sangat penting untuk memahami pengajaran sains yang efektif. Kami

mendeskripsikan pengetahuan konten pedagogis sebagai transformasi

dari beberapa jenis pengetahuan untuk mengajar (termasuk

pengetahuan materi pelajaran), dan bahwa karena itu mewakili domain

unik dari, Pengetahuan guru bab ini menyajikan konseptualisasi

pengetahuan isi pedagogi dan menggambarkan bagaimana konsep ini

berlaku untuk memahami pendidikan sains dari perspektif guru,

pendidik guru sains, dan peneliti pendidikan sains10

.

b. Stephen Temple dengan penelitiannya “A Bio-Experiential Model

For Learning Creative Design Practices That Supports Transformative

Development In Beginning Design Students”, Tulisan ini menanyakan

apa yang memulai pembelajaran desain pengalaman terbaik

mendukung sisa desain pendidikan. Ini adalah dugaan pembelajaran

berbasis otak teori bahwa siswa langsung, beton primer pengalaman

bertanggung jawab atas pembangunan struktur dasar pemrosesan saraf

sebagai "keras kabel "jalur. Struktur-struktur ini kemudian

membentuk tanah dari dan mengatur pola bermain kemudian lebih

abstrak pengalaman belajar. Pedagogi desain dasar kursus yang

mencari pengenalan proses kreatif sebagai landasan untuk pendidikan

desain harus diakui ini pengalaman, perkembangan biologis hubungan

10

Shirley Magnusson, Joseph Krajcik And Hilda Borko, “Nature, Sources, And Development

Of Pedagogical Content Knowledge For Science Teaching,” Examining Pedagogical Content

Knowledge volume 6 No.1 (2017): 95-132.

Page 26: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

11

sebagai dasar untuk pengembangan yang sesuai mulai kurikulum

desain11

.

c. Mardia Hi. Rahman dalam penelitiannya “Using Discovery

Learning to Encourage Creative Thinking”, Pengembangan

kemampuan berpikir kreatif diperlukan untuk dilaksanakan oleh setiap

pendidik termasuk dosen untuk siswa mereka. Oleh karena itu, mereka

perlu secara serius bertindak dan merancang proses pembelajaran

mereka. Salah satu cara untuk mengembangkan pemikiran kreatif

siswa adalah menggunakan model pembelajaran penemuan. Penelitian

ini dilakukan pada program studi pendidikan fisika tahun 2016 dengan

siswa yang mengambil kelas belajar dan mengajar sebagai subjek

penelitian. Dari hasil analisis dan pembahasan penelitian, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery dapat mendorong

kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran dan mengajar

subjek strategi12

.

d. Masrariah Amin dalam penelitiannya “Discovery Learning

Approach In Improving Arabic Ability Of Pre-Service Teachers In

Religious Training Centre Of Makassar”, Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis metode discovery learning

secara strategis meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran

11

Stephen Temple, “A Bio-Experiential Model For Learning Creative Design Practices That

Supports Transformative Development In Beginning Design Students,” Archet-IJAR Volume 4,

No.2 (2010): 116-138. 12

Mardia Hi. Rahman, “Using Discovery Learning to Encourage Creative Thinking,”

International Journal of Social Sciences & Educational Studies Vol.4, No.2 (Oktober 2017): 98-

103.

Page 27: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

12

guru pra-layanan bahasa Arab, yang dapat memotivasi dan

meningkatkan kreativitas mereka untuk memperkaya wawasan mereka

tentang pengajaran bahasa Arab, terutama mereka yang sedang dalam

pelatihan pusat. Penelitian ini dilakukan di dua kelas Pusat Pelatihan

Keagamaan Makassar selama Juni-Agustus 2016. Rancangan

penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan discovery

learning dengan desain kelompok kontrol pretest-postest acak.

Berdasarkan pengujian hipotesis, pembelajaran penemuan memiliki

efek positif pada kemampuan bahasa Arab pra-layanan guru di pusat

pelatihan untuk memahami dan menganalisis bahasa Arab13

.

e. Astri Dayanti Dayanti dengan penelitiannya “Pengembangan Sikap

Toleran Terhadap Perbedaan Pendapat Siswa Melalui Discovery

Learning Dalam Pembelajaran Ips (Penelitian Tindakan Kelas

terhadap Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 44 Bandung)”, Indikator

permasalahan yang dijumpai adalah rendahnya tingkat toleran

terhadap perbedaan pendapat siswa. Sehingga peneliti memilih

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian model

penelitian dan dilakukan dalam tiga siklus. Peneliti mencoba

menerapkan model discovery learning dalam pembelajaran IPS untuk

mengembangkan sikap toleran siswa. Penerapan model tersebut dapat

dikatakan berhasil setelah melalui tiga siklus. Pencapaian tujuan yang

diharapkan tergambar pada peningkatan hasil belajar siswa yang

13

Masrariah Amin, “Discovery Learning Approach In Improving Arabic Ability Of Pre-

Service Teachers In Religious Training Centre Of Makassar,” Journal of The Association for

Arabic and English Vol.3 No.1 (2017): 32-44.

Page 28: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

13

terdiri dari penilaian LKS, penilaian presentasi maupun kegiatan

observasi, serta penilaian pencapaian indikator pengembangan sikap

toleran terhadap perbedaan pendapat siswa14

.

f. Hendra Erik Rudyanto, dalam penelitian berjudul “Model

Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik Bermuatan

Karakter Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”,

menjelaskan bahwa: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan

perangkat pembelajaran model discovery learning dengan

pendekatan saintifik bermuatan karakter untuk meningkatkan

berpikir kreatif yang valid, praktis, dan efektif. Model

pengembangan pembelajaran mengacu pada model Plomp

mencakup kegiatan investigasi awal, perancangan, realisasi/

konstruksi, pengujian, evaluasi, dan revisi. Hasil penelitian

menunjukan 1) perangkat pembelajaran yang dikembangkan valid;

2) Perangkat pembelajaran dinyatakan praktis; 3) Pembelajaran

matematika dinyatakan efektif15

.

g. Firosalia Kristin, Dwi Rahayu, dalam penelitian berjudul

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas 4 SD, menjelaskan

bahwa: hasil penelitian dan analisis data, disimpulkan bahwa

14

Astri Dayanti Dayanti, “Pengembangan Sikap Toleran Terhadap Perbedaan Pendapat

Siswa Melalui Discovery Learning Dalam Pembelajaran Ips (Penelitian Tindakan Kelas terhadap

Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 44 Bandung),” International Journal Pedagogy of Social Studies

Vol.1 No.1 (2017): 60-75. 15

Hendra Erik Rudyanto, “Model Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik

Bermuatan Karakter Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif,” Premiere Educandum

Volume 4, Nomor 1 (Juni 2014): 41–48.

Page 29: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

14

penggunaan model discovery learning berpengaruh terhadap hasil

belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Koripan 0116

.

h. Ina Azariya Yupita, Waspodo Tjipto S, dalam penelitian

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Di Sekolah Dasar”, menjelaskan

bahwa: hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model discovery dapat meningkatkan aktivitas guru

dan siswa serta hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil

pengamatan yang diperoleh pada tiap siklusnya. Pada siklus I,

aktivitas guru mencapai 78,57%, aktivitas siswa 66,07%, dan hasil

belajar siswa 63,89%. Pada siklus II, aktivitas guru mencapai

83,9%, aktivitas siswa 78,6%, dan hasil belajar siswa 77,77%. Dan

pada siklus III, aktivitas guru mencapai 91,07%, aktivitas siswa

87,5%, dan hasil belajar siswa 94,44%. Maka dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran discovery yang

dilaksanakan dalam pembelajaran IPS pada materi perkembangan

teknologi dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan

hasil belajar siswa kelas IV SDN Surabaya17

.

i. Febriana Marthin Henukh, dalam penelitian berjudul

“Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA Di

16

Firosalia Kristin dan Dwi Rahayu, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery

Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas 4 SD,” Scholaria Vol. 6, No. 1 (Januari

2016): 84–92. 17

Waspodo Tjipto S dan Ina Azariya Yupita, “Penerapan Model Pembelajaran Discovery

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Di Sekolah Dasar,” JPGSD Volume. 1, Nomor. 2 (2013):

1–10.

Page 30: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

15

SDN Cepit, Bantul”, menjelaskan bahwa: hasil penelitian

menunjukkan bahwa implementasi pendekatan saintifik dalam

pembelajaran IPA sudah berjalan baik. Kegiatan pengamatan

sudah dilaksanakan sesuai dengan pendekatan saintifik. Kegiatan

menanya sudah dilaksanakan siswa sudah mengajukan pertanyaan

di setiap pembelajaran. Kegiatan menalar sudah sesuai dengan

tahap pelaksanaan pendekatan saintifik. Kegiatan mencoba sudah

melibatkan siswa melakukan percobaan. Siswa juga sudah dapat

berkomunikasi dalam proses pembelajaran18

.

j. Anastasia Endah Anastika Dewi, Mukminan, dalam penelitian

berjudul “Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran

IPS Di Middle Grade SD Tumbuh 3 Kota Yogyakarta”,

menjelaskan bahwa: hasil penelitian menunjukkan: (1)

Implementasi pendekatan saintifik meliputi sudah sesuai

kurikulum dan, pelaksanaan sesuai tahapan pendekatan saintifik,

penilaian belum sesuai penilaian otentik, tindak lanjut sudah

sesuai. (2) Penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPS

untuk siswa middle grade sesuai dengan perkembangan berfikir

dan proses belajar siswa. (3) Faktor pendukung pendekatan

saintifik adalah: kepala sekolah, guru yang profesional, iklim

sekolah yang kondusif, sarana dan prasarana yang lengkap. Faktor

penghambatnya adalah: sistem penerimaan siswa tidak transparan,

18

Febriana Marthin Henukh, “Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA

Di SDN Cepit, Bantul,” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol.5, No.5 (2016): 449–55.

Page 31: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

16

ada beberapa peserta didik belum bisa membaca dan menulis,

instrumen penilaian tidak sesuai, dan jam pembelajaran yang

terbatas dan guru tidak membatasi bobot cakupan materi sesuai

dengan tingkat perkembangan berpikir siswa19

.

Sedangkan dalam penelitian ini akan lebih fokus pada

Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning dalam

Mata Pelajaran IPS di MI Darussalaam Reksosari Kec. Suruh Kab.

Semarang.

2. Kerangka Teori

a. Pendekatan Sainstifik

Pendekatan scientific merupakan pendekatan pembelajaran yang

dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (question),

menalar (associating), mencoba (experimenting), dan mengkomunikasikan

(communicating). Kegiatan pembelajaran seperti dapat dapat membentuk

sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik secara maksimal.

Kelima proses pembelajaran secara scientific tersebut diimplementasikan

pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran20.

Pandangan Barringer bahwa pembelajaran saintifik atau ilmiah

merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik berpikir secara

sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang

19

Anastasia Endah Anastika Dewi dan Mukminan, “Implementasi Pendekatan Saintifik

Dalam Pembelajaran IPS Di Middle Grade SD Tumbuh 3 Kota Yogyakarta,” Jurnal Prima

Edukasia, Volume 4, Nomor 1 (Januari 2016): 20–31. 20

M Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, &

SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 176.

Page 32: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

17

penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Bertemali dengan hal tersebut,

pembelajaran ini akan melibatkan peserta didik dalam kegiatan

memecahkan masalah yang kompleks melalui kegiatan curah gagasan,

berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian dan membangun

konseptualisasi pengetahuan21.

b. Model Discovery Learning

Discovery learning merupakan suatu model untuk

mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri,

menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama

dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan oleh peserta didik. Dengan

belajar penemuan, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba

memecahkan sendiri problem yang sedang dihadapinya22.

Model penemuan (discovery) diartikan sebagai prosedur mengajar

yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi obyek dan

percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Sehingga model penemuan

(discovery) merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi

model mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses,

mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif23

. Selain itu model

discovery learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang

melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal untuk mencari dan

21

Yunus Abidin, Desain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013 (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2014), 125–26. 22

M Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajan Abad 21; Kunci

Sukses Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014), 282. 23

B Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 178.

Page 33: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

18

menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga siswa dapat

menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud

adanya perubahan tingkah laku24

(2009: 77).

Menurut Bruner discovery learning merupakan sebuah model

pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami

struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan

aktif siswa dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati

terjadi melalui personal discovery (penemuan pribadi)25

. Sedangkan inquiry

memiliki kesamaan pengertian dengan discovery learning yaitu pembelajaran

yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa,

sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,

mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah26

.

Pendapat lain tentang discovery learning merupakan pembelajaran

beraksentuasi ada masalah-masalah kontekstual. Proses belajar model ini

meliputi proses informasi, transformasi, dan evaluasi27

. Model Discovery

Learning ini memiliki pola strategi dasar yang dapat diklasifikasikan ke dalam

empat strategi belajar, yaitu: penentuan problem, perumusan hipotesa,

pengumpulan dan pengolahan data, dan merumuskan kesimpulan28

. Adapun

24

Nanang Hanafiah & Cucu Suhada, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: Refika

Aditama, 2009), 77. 25

Richard Arends, Learning to Teach, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 48. 26

Joko Sutrisno, Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains terhadap

Motivasi Belajar Siswa. http://www.erlangga.co.id. (Diunduh pada Tanggal 5 September 2018). 27

Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 69. 28

Buchari Alma dkk, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar,

(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010), 61.

Page 34: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

19

Kemendikbud menyebutkan langkah-langkah model discovery learning ada

tiga tahap yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan dan evaluasi29

.

c. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari

tentang kehidupan bersosial di dalam masyarakat. Hal ini dipertegas Calhoun

dalam buku S. Hamid Hasan mendifinisikan ilmu-ilmu sosial sebagai studi

tentang tingkah laku kelompok umat manusia (the study of the group

behavior of human being). Artinya, menurut definisi ini semua disiplin

ilmu yang mempelajari tingkah laku kelompok umat manusia dimasukkan

dalam kelompok-kelompok ilmu-ilmu social30. Selain itu ilmu

pengetahuan sosial merupakan pendidikan yang tidak tidak hanya sekedar

pada materi yang bersifat pengetahuan belaka, melainkan juga meliputi

nilai-nilai yang wajib melekat pada diri siswa sebagai masyarakat dan

warga Negara31. Astuti dkk mengungkapkan bahwa: “Ilmu pengetahuan

social lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk membekali para

siswa supaya nantinya mereka mampu mengahadapi dan menangani

29

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

SMP Bahasa Inggris, (Jakarta: Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan

Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014),

32. 30

Hamid S Hasan, Pendidikan Ilmu Sosial (Jakarta: Dinas Pendidikan Tinggi Nasional,

1996), 6. 31

Rasimin, Antropologi Pendidikan Pendekatan Sosial Budaya (Salatiga: STAIN Salatiga

Press, 2014), 5.

Page 35: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

20

kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara

tidak terduga”32.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan

penafsiran terhadap fenomena sosial33

. Dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, yakni sesuatu yang apa adanya, tidak dimanipulasi keadaan dan

kondisinya. Penelitian kualitatif menempatkan peneliti sebagai intrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi/gabungan,

analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan

makna dari pada generalisasi34.

Dalam penelitian ini, langkah awal yang penulis lakukan adalah

menetapkan lokasi penelitian sebagai dasar atau pedoman bagi penulis

dalam meneliti. Penelitian ini dilakukan di MI Darussalaam Reksosari

Kec. Suruh Kab. Semarang.

32

Astuti dan Esti Ariani, Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (Salatiga: Widya Sari Press, 2009),

1. 33

Rasimin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Kualitatif (Mitra Cendikia: Jogjakarta,

2011), 50. 34

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2011), 1.

Page 36: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

21

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah semua data yang

berkaitan dengan MI Darussalaam Reksosari meliputi sejarah dan latar

belakang, struktur organisasi, dan lainnya. Menurut Lofland sumber data

utama pada penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Selebihnya

data tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya35. Sumber data dalam

penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang

bersumber dari wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah, Wakil

Kepala Sekolah bagian kurikulum, guru mata pelajaran ilmu

pengetahua sosial kelas II dan IV, perwakilan peserta didik MI

Darussalaam Reksosari.

b. Sumber data sekunder merupakan data sekunder dalam penelitian

ini adalah bentuk dokumen yang telah ada seperti buku yang

menjelaskan tentang sejarah berdirinya, data guru dan siswa serta

dokumentasi penting dalam pembelajaran yang erat kaitannya

dengan masalah penelitian ini.

Data yang diperoleh baik dari sumber data primer maupun data

sekunder kemudian dikomparasikan untuk dianalisis dengan tetap

mengutamakan substansi data primer.

3. Metode Pengumpulan Data

35

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian, Cet. XXVIII (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), 157.

Page 37: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

22

a. Observasi

Metode observasi adalah suatu metode yang digunakan dengan cara

pengamatan dan pencatatan data secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki. Menurut Suharsini Arikunto menyebutkan

observasi atau disebut pula dengan pengamatan meliputi penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap36. Oleh karena itu,

observasi yang dimaksud oleh peneliti adalah untuk mengamati dan

melihat proses imlementasi pendekatan saintifik model discovery learning

dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di MI Darussalaam

Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk instrumen yang sering

digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data atau

keterangan secara langsung dari informan. S. Margono mengemukakan

bahwa wawancara adalah mengajukan pertanyaan secara lisan untuk

dijawab secara lisan pula. Ciri utamanya adalah kontak langsung dengan

tatap muka antara pencari informasi (interview) dan sumber informasi

(informan)37.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

36

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Cet. XIV (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), 133. 37

S Margono, Metologi Penelitian Pendidikan, Cet. II (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 165.

Page 38: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

23

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya38.

Dalam metode dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data yang

dimiliki sekolah dan peneliti menformulasikan dan menyusunnya dalam

bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

4. Instrumen Penelitian

Penelitian yang bermutu dapat dilihat dari hasil penelitian,

sedangkan kualitas hasil penelitian sangat tergantung pada instrumen dan

kualitas pengumpulan data. Sugiyono menyatakan, bahwa ada dua hal

utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas

instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data39. Instrumen

penelitian adalah peneliti sendiri sebagai key instrument artinya peneliti

sendiri sebagai instrumen kunci dan penelitian disesuaikan dengan

metode yang digunakan. Penulis menggunakan beberapa jenis instrumen,

yaitu:

a. Panduan observasi, yaitu alat bantu berupa pedoman pengumpulan

data yang digunakan pada saat proses penelitian.

b. Pedoman wawancara, yaitu alat berupa catatan-catatan pertanyaan

yang digunakan dalam mengumpulkan data.

38

Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, 135. 39

Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Pontianak: Gajah

Mada University Press, 2006), 62.

Page 39: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

24

c. Check list dokumentasi, yaitu catatan peristiwa dalam bentuk

tulisan langsung atau arsip-arsip, instrumen penilaian, dan foto

kegiatan.

5. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan

Huberman yaitu analisa data dilakukan pada saat pengumpulan data

sedang berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data40. Analisis data

berlangsung secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan,

pemusatan perhatian dari data mentah yang telah diperoleh. Data yang

telah diperoleh kemudian dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-

hal yang penting, mencari tema dan polanya yang dianggap relevan dan

penting berkaitan implementasi pendekatan saintifik melalui model

discovery learning dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di MI

Darussalaam Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas

dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b. Penyajian Data

40

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

241.

Page 40: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

25

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah melakukan

penyajian data. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

Penyajian data ini dilakukan untuk memudahkan memahami yang terjadi

dan merencanakan kegiatan selanjutnya.

c. Penarikan Kesimpulan

Data yang sudah dipolakan, difokuskan dan disusun secara

sistematik dalam bentuk naratif maka melalui metode induksi data

tersebut disimpulkan, sehingga makna data dapat ditemukan dalam bentuk

tafsiran dan argumentasi. Kesimpulan yang diambil sekiranya masih

terdapat kekurangan akan ditambahkan.

Dengan demikian, analisis pengolahan data yang penulis lakukan

adalah berawal dari observasi, kemudian interview secara mendalam.

Kemudian mereduksi data, dalam hal ini peneliti memilah dan memilih

data mana yang dianggap relevan dan penting. Setelah itu, peneliti

menyajikan hasil penelitian dengan menemukan temuan-temuan baru lalu

dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Sehingga dari sinilah peneliti

membuat kesimpulan dan implikasi atau saran sebagai bagian akhir dari

penelitian ini.

Page 41: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

26

6. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif perlu ditetapkan keabsahan data untuk

menghindari data yang tidak valid. Hal ini untuk menghindari adanya

jawaban dari informan yang tidak jujur. Triangulasi dilakukan dan

digunakan untuk mengecek keabsahan data yang terdiri dari sumber,

metode, dan waktu41.

a. Triangulasi dengan menggunakan sumber yaitu dengan

membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari lapangan penelitian melalui sumber

yang berbeda.

b. Triangulasi dengan menggunakan metode dilakukan dengan cara

membandingkan data observasi dengan hasil wawancara, sehingga

dapat disimpulkan kembali untuk memperoleh derajat dan sumber

sehingga menjadi data akhir yang autentik dan sesuai dengan

masalah penelitian.

c. Triangulasi dengan menggunakan waktu yaitu dengan cara

melakukan pengecekan wawancara, observasi, atau metode lain

dalam waktu dan situasi yang berbeda sehingga menghasilkan data

yang terpercaya sesuai dengan masalah penelitian42.

41

Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Sosial, Cet.I (Jakarta: Erlangga, 2001), 33. 42

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

373.

Page 42: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

27

BAB II

PROFIL MI DARUSSALAAM

A. Gambara Umum MI Darussalaam

1. Letak Geografis MI Darussalaam

Madrasah Ibtidaiyah Darussalaam merupakan suatu lembaga pendidikan

formal di bawah naungan Lembaga Ma’arif Kabupaten Semarang, dan

berlokasi di Dusun Banjarsari Desa Reksosari Kecamatan Suruh yang

jaraknya lebih kurang 4 km sebelah timur dari Kecamatan Suruh,

Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Adapun batas wilayah

Dusun Banjarsari adalah sebagai berikut:

a. Sebelah barat berbatasan dengan Dusun Tegalombo Desa Krandon lor.

b. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Cukilan.

c. Sebalah timur berbatasan dengan Dusun Ngayon Desa Reksosari.

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Kepundung dan Desa

Reksosari.

Madrasah Ibtidaiyah Darussalaam memiliki tanah seluas 850 m2

yang dibangun dua gedung sebagai kantor dan ruang kelas serta masjid.43

2. Sejarah berdirinya MI Darussalaam Reksosari

Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Darussalaam Reksosari

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang diawali kegelisahan dari tokoh-tokoh

masyarakat dan pemuka agama Islam di Dusun Banjarsari yang sangat

membutuhkan pendidikan formal dan nilai-nilai keagamaan. Gagasan tersebut

43

Dokumentasi, MI Darussalam Reksosari, tahun 2014.

Page 43: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

28

tak lepas tokoh-tokoh dari organisasi Gerakan Pemuda Anshor untuk

mendirikan Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama. Usulan untuk mendirikan

Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama ini berasal dari ide Simbah K.H Mansur

yang pada saat itu sebagai pemuka dan panutan masyarakat Dusun Banjarsari

dan sekitarnya.

Para tokoh masyarakat dan pemuka agama tersebut akhirnya

menyepakati untuk mendirikan Sekolah Dasar Nahlatul Ulama di Dusun

Banjarsari Desa Reksosari. Selain itu, mereka juga sepakat untuk membuat

lapangan sebagai pusat kegiatan bermain anak dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Maka, pada tanggal 16 Agustus 1966, berdirilah Sekolah Dasar Nahdlatul

Ulama di Dusun Banjarsari Desa Reksosari.

Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama diselenggarakan dengan tujuan

sebagai tempat pendidikan dasar bagi anak-anak Dusun Banjarsari dan anak-

anak dari dusun sekitarnya yaitu Dusun Ngemplak ,Tegalombo, Ngayon, dan

Kepundung.

Dalam perkembangannya, Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama

mengalami pergantian nama, sesuai Surat Keputusan dari Dirjen Pendidikan

Islam Departemen Agama RI tertanggal 25 September 1975, Sekolah Dasar

Nahdlatul Ulama berganti nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Darussalaam.

Madrasah Ibtidaiyah Darussalaam berdiri di atas tanah wakaf Simbah

K.H Mansur. Madrasah Ibtidaiyah Darussalaam dikelola oleh para pengurus

dari unsur ulama, pejabat desa, dan unsur masyarakat. Kini, Madrasah

Ibtidaiyah Darussalaam menempati dua unit gedung yaitu satu unit gedung

Page 44: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

29

yang terdiri dari satu ruang guru serta 4 ruang kelas, yaitu kelas 4, 5, 6 dan

ruang RA Darussalaam. Satu unit gedung lainnya terdiri dari 4 ruang yaitu

kelas 1, 2, 3, dan ruang perpustakaan.

Adapun visi dan misi Madrasah Ibtidaiyah Darussalaam Reksosaro

Suruh adalah mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas santun dan

berbudi luhur, kemudian misinya yaitu : (a) melaksanakan system manajemen

berbasis sekolah, (b) melaksanakan PAIKEM, (c) menumbuhkembangkan

daya saing yang sehat dan berprestasi, (d) menumbuhkan mental juara, (e)

menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efesien, transparan dan

akuntabel.

Sedangkan tujuannya adalah (a) mendidik para siswa agar menjadi

manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

serta mampu menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. (b)

mendidik siswa untuk menjadi manusia pembangunan yang berpedoman pada

Pancasila dan UUD 1945. (c) memberikan bekal kemampuan untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang setingkat lebih tinggi.

B. Keadaan Guru MI Darussalaam

Guru yang ada di MI Darussalaam Dusun Banjarsari Desa Reksosari

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sebanyak 9 orang yang kesemuanya

merupakan guru tetap yayasan. Adapun data Guru MI Darussalam Reksosari

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Page 45: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

30

Tabel 2.1

Keadaan Guru MI Darussalaam Reksosari

Tahun Pelajaran 2017/201844

No. Nama Jabatan Pendidikan Mengajar

1. Zainul Makarim Kepala Madrasah S I Matematika 5-

6

2. Agus Romadhon Guru Tetap Yayasan D 2 Wali Kelas III

3. Royani Masykuri Guru Tetap Yayasan S I Wali Kelas VI

4. Sutriani Guru Tetap Yayasan D 2 Wali Kelas V

5. Umi Mutholaah Guru Tetap Yayasan S I Wali Kelas IV

6. Nanik Arwidah Guru Tetap Yayasan D 2 Wali Kelas II

7. Haryanti Guru Tetap Yayasan D 2 Wali Kelas I

8. Ngainur Rofiq Guru Tetap Yayasan SMA Penjas 1-6

9. Anwar Fu’adi Guru Tetap Yayasan D 2 Bhs Arab dan

Bhs Inggris

C. Keadaan Peserta Didik MI Darussalaam Reksosari

Peserta didik sebagai salah satu komponen pendidikan yang sangat

penting, baik sebagai obyek maupun sebagai subyek pendidikan sehingga

perlu disediakan wadah yang representatif untuk dikelola secara profesional

dalam mengaplikasikan proses pembelajaran secara maksimal, karena

keberhasilan suatu sekolah atau lembaga pendidikan dapat dilihat bagaimana

kualitas lulusannya. Adapun keadaan peserta didik di MI Darussalaam

Reksosari dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2

Keadaan Peserta Didik MI Darussalam Reksosari

Tahun Ajaran 2017/201845

No. Kelas Jenis Kelamin

Jumlah L P

1. I 21 19 40

2. II 17 19 36

3. III 8 12 20

4. IV 15 10 25

44

Dokumentasi, Data Guru MI Darussalaam Reksosari tahun 2017/2018. 45

Dokumentasi, Data Emis Siswa MI Darussalaam Reksosari tahun 2017/2018.

Page 46: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

31

5. V 16 14 30

6. VI 11 17 28

JUMLAH 179

Page 47: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

32

BAB III

IMPLEMENTASI, PELUANG DAN TANTANGAN

A. Implementasi Pendekatan Sainstifik melalui Model Discovery Learning

dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Komponen Input Pembelajaran

Komponen Input atau disebut persiapan dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahua Sosial sebagaimana kaitannya dalam penelitian ini terdiri dari

beberapa indikator, diantaranya silabus pembelajaran; RPP; tujuan

pembelajaran; metode pembelajaran; media; alat dan sumber pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terkait komponen input

pembelajaran, dalam penerapan pendekatan saintik melalui model discovery

learning pada mata pelajaran IPS. Ditemukan kendala-kendala yang dialami

guru yaitu mengembangkan indikator yang sesuai dengan Kompetensi Dasar

(KD); merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan indikator;

merumuskan indikator yang sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD); membuat

format penilaian pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); membuat

skenario atau kegiatan pembelajaran yang menarik; serta mengembangkan

materi pembelajaran yang ada pada silabus dan buku guru. Adapun secara rinci

hasil dari penenlitian adalah sebagai berikut.

Page 48: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

33

Tabel. 3.1

Data Wawancara & Observasi

Komponen Input Pembelajaran

No. Komponen Indikator

Yang diamati Hasil

1.

Silabus

Pembelajaran

Memuat kompetensi

inti

Guru menggunakan silabus sebagai

panduan penyusunan dan

pengembangan RPP, yang diperoleh

dari Tim Pelatih Kurikulum 2013

dan internet. Selain itu indikator

yang diamati oleh peneliti sudah

tercantum atau telah dimuat dalam

dokumen silabus pembelajaran guru

atau tenaga pendidik.

Materi pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Penilaian

Alokasi waktu, dan

sumber belajar

2.

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

Memuat kompetensi

inti terdiri dari KI 1,

KI 2, KI 3 & KI 4

Dalam penyusunan RPP mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dilakukan secara kolektif atau

bersama-sama melalui KKG untuk

memudahkan guru saling bertukar

pikiran dalam pengembangkan

perangkat pembelajarannya. Artinya

guru belum sepenuhnya mampu

menyusun RPP secara mandiri.

Muatan RPP dalam pengamatan

peneliti sudah baik.

Kompetensi dasar dan

indikator

Langkah-langkah

kegiatan pembelajaran

Penilaian

3.

Tujuan

Pembelajaran

Memuat kesesuaian

dengan indikator

Perumusan tujuan pembelajaran

disesuaikan dengan kompetensi inti

dan kompetensi dasar yang ingin

dicapai oleh guru. Aspek ini sudah

terpenuhi dengan baik.

Mencakup kompetensi

pengetahuan,

keterampilan, dan

sikap

4.

Metode

pembelajaran

Memuat Model

Discovery Learning

Model yang digunakan yaitu model

Discovery learning menggabungkan

berbagai macam metode, diantaranya

ceramah, diskusi kelompok, tanya

jawab dan demonstrasi. Tidak ada

metode yang digunakan secara

monoton, tetapi dilakukan secara

terpadu agar siswa tidak mudah

jenuh dalam proses pembelajaran.

Ceramah, Diskusi,

Tanya Jawab,

Demonstrasi/Praktik

5.

Media, alat

dan sumber

pembelajaran

Memanfaatkan media

pembelajaran yang

bervariasi (baik

sederhana maupun

canggih/multimedia)

Dalam aspek ini, guru atau tenaga

pendidik sudah cukup berusaha

memanfaatkan media/alat

pembelajaran yang tersedia. Fasilitas

sumber pembelajaran misalnya

seperti buku paket yang disediakan

oleh pemerintah ataupun pihak

sekolah, serta sumber lainnya. Guru

juga sudah mengaitkan materi

Sesuai dengan materi

pembelajaran dan

pendekatan

pembelajaran scientific

Page 49: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

34

serta Sesuai dengan

karakteristik peserta

didik.

pembelajarannya dengan realitas

sosial-masyarakat terkait dengan

kehidupan kekinian yang secara

langsung ditemui oleh peserta didik. Menggunakan buku

teks pelajaran dari

pemerintah

Memanfaatkan

lingkungan alam dan

sosial

2. Komponen Proses

Komponen Proses atau pelaksanaan dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan pendekatan saintifik melalui model discovery

learning terdiri dari beberapa indikator, diantaranya Stimulation, Problem

Statement, Data Collection, Data Processing, Verification, Generalization.

Ada beberapa temuan pada komponen proses pembelajaaran IPS

diantaranya, masalah yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran

menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran discovery

learning yaitu kesulitan untuk menumbuhkan nalar peserta didik; menumbuhkan

keberanian peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil karya atau tugas yang

sudah dikerjakan; memperkuat daya ingat peserta didik; penguasaan kelas,

melaksanakan langkah-langkah kegiatan; kekurangan waktu penilaian; serta

mengembangkan sumber dan media pembelajaran di kelas. Adapun secara

ringkas hasil penelitian pada komponen proses ini dapat dilihat pada table di

bawah ini.

Page 50: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

35

Tabel. 3.2

Data Wawancara & Observasi

Komponen Proses Pembelajaran

No. Komponen Indikator

yang diamati Hasil

1.

Stimulation

Memotivasi dan

merangsang peserta

didik untuk berpikir

Dalam kegiatan ini guru

menyajikan materi pembelajaran

dalam bentuk power point serta

mengajak peserta didik menonton

video yang berkaitan dengan

pembelajaran. Aspek yang ingin

dicapai peserta didik dapat melihat,

menyimak, mendengarkan dan

membaca. Tetapi belum

sepenuhnya berjalan dengan efektif.

Menyajikan materi

dengan memanfaatkan

media pembelajaran

Mengaitkan materi

dengan lingkungan

sekitar

Memfasilitasi peserta

didik untuk mengamati

2.

Problem

Statement

Mengajak peserta

didik untuk menanya

Dalam kegiatan ini, peserta didik

dituntut untuk bertanya terkait

materi yang sudah disajikan oleh

guru. Akan tetapi respons peserta

didik beragam, hanya sedikit saja

peserta didik yang tanggap dalam

kegiatan tersebut. Bahkan

ditemukan peserta didik yang

memonopoli pertanyaan.

Disimpulkan rasa ingin tahu peserta

didik tergolong masih kurang. Guru

harus berusaha mencari jalan keluar

dalam situasi seperti demikian.

Peserta didik

mengidentifikasi

masalah yang

ditemukan

Peserta didik aktif

bertanya

3.

Data

Collection

Peserta didik

mengumpulkan data

melalui sumber

pelajaran (buku,

majalah, internet dan

lain-lain), sehingga

pengumpulan data

bersifat variatif

Dalam kegiatan ini, peserta didik

terlibat langsung mengumpulkan

data atau jawaban atas pertanyaan

yang sedang dicari. Aktivitas ini

sudah berjalan cukup baik, namun

siswa belum mampu secara mandiri

dalam kegiatan ini, butuh

pendampingan atau bimbingan dari

guru tersebut. Peserta didik

bekerjasama dengan

baik dalam kegiatan

ini

4.

Data

Processing

Peserta didik dalam

kelompoknya

berdiskusi untuk

mengolah data hasil

dari pengolahan data.

Dalam kegiatan mengasosiasi

tersebut, peserta didik perlu

diberikan pengarahan oleh guru

sekiranya peserta didik menjumpai

kendala dalam kegiatan tersebut.

Guru perlu melakukan kontrol

terhadap situasi kelas. Ditemukan

beberapa siswa pada kelompok

Peserta didik

menganalisis dan

menghubungkan data-

Page 51: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

36

data yang

diperolehnya.

belajar yang pasif sedangkan

beberapa siswa dikelompok lainnya

aktif dalam kegiatan mengolah

data.

5.

Verification

Setiap kelompok

melakukan konfirmasi

dengan kelompok lain

yaitu melalui

presentasi setiap

kelompok

Kegiatan ini belum berjalan dengan

baik, siswa masih kebingungan

dalam membuktikan dan

mempertahankan pendapatnya

dalam mendeskripsikan temuan

mereka dihadapan siswa lainnya.

Guru perlu memandu siswanya

dalam tahapan ini, karena

kompetensi siswa yang masih

tergolong labil dan masih perlu

banyak pengarahan.

Peserta didik

mengkomunikasikan

hasil temuannya atas

masalah yang telah

dipecahkan.

6.

Generalization

Peserta didik

memberikan

kesimpulan melalui

kegiatan

mengkomunikasikan

Pada tahapan ini siswa

mempresentasikan kemampuan

mereka mengenai apa yang telah

dipelajari sementara siswa lain

menanggapi. Tanggapan siswa lain

bisa berupa pertanyaan, sanggahan

atau dukungan tentang materi

presentasi. Guru berfungsi sebagai

fasilitator tentang kegiatan ini.

Dalam kegiatan ini semua siswa

secara proporsional akan

mendapatkan kewajiban dan hak

yang sama.

Guru meluruskan

kesalahan atas

kesimpulan peserta

didik.

Terdapat laporan

tertulis dari peserta

didik.

3. Komponen Output Pembelajaran

Komponen Output atau penilaian dalam penerapan pendekatan saintifik

melalui model discovery learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

terdiri dari beberapa indikator yaitu, Penilaian kompetensi sikap; Penilaian

pengetahuan; Penilaian keterampilan.

Hasil yang ditemukan guru mengalami beberapa kesulitan dalam penilaian

autentik yaitu kesulitan untuk melaksanakan semua jenis penilaian autentik;

kesulitan untuk menilai peserta didik secara individual; kesulitan menilai sikap;

kesulitan memisahkan nilai; serta sering kekurangan waktu pada saat

Page 52: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

37

pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran. Adapun temuan dari

komponen output pembelajaran IPS dengan pendekatan saintifik melalui model

discovery learning dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 3.3

Data Wawancara & Observasi

Komponen Output Pembelajaran

No. Komponen Indikator

yang diamati Hasil

1.

Penilaian

kompetensi

sikap

a. Terlaksananya penilaian

sikap selama proses

pembelajaran dengan

teknik observasi dan

jurnal.

Penilaian sikap sudah terlaksana

selama proses pembelajaran

berlangsung, menggunakan

teknik observasi, dimana guru

mencatat atau menilai

bagaimana tingkah laku peserta

didiknya, tetapi penggunaan

jurnal belum dilaksanakan.

Masih kurang maksimal, dalam

pandangan peneliti.

b. Instrumen penilaian sikap

yang digunakan sesuai

dengan kaidah.

Instrumen hanya berupa lembar

observasi, tidak ada lembar

jurnal yang peneliti lihat.

c. Terdokumentasikannya

hasil penilaian

kompetensi sikap.

Peneliti tidak melihat hasil

penilaian kompetensi sikap,

informasi hanya diperoleh

melalui komunikasi verbal

peneliti dengan guru bidang

studi.

2.

Penilaian

pengetahuan

a. Terlaksananya penilaian

pengetahuan dengan tes

lisan, tes tulis, dan

penugasan.

Menggunakan teknik tulisan

melalui ulangan harian dan

penugasan, sudah terlaksana.

Adapun teknik hafalan, tidak

pernah peneliti jumpai.

b. Instrumen penilaian yang

digunakan sesuai dengan

kaidah.

Sudah cukup sesuai.

c. Tersedia rubrik penilaian

untuk masing-masing

instrument.

Rubrik penilaian tersedia di

RPP, tapi peneliti melihat guru

tidak membawa selama

pembelajaran berlangsung.

d. Terdokumentasikann ya

hasil penilaian

penguasaan pengetahuan.

Belum terdokumentasi dengan

baik.

3.

Penilaian

keterampilan

a. Terlaksananya penilaian

keterampilan dengan

praktik, projek, dan

portofolio.

Pengamatan peneliti, dalam

penilaian keterampilan, hanya

penilaian praktik yang

terlaksana sedangkan fortopolio

Page 53: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

38

dan projek belum.

b. Instrumen penilaian yang

digunakan sesuai dengan

kaidah.

Sudah cukup sesuai dalam

aspek praktiknya.

c. Tersedia rubrik penilaian

untuk masing-masing

instrument.

Rubrik penilaian tersedia, di

RPP Mapel IPS.

d. Terdokumentasikann ya

hasil penilaian

keterampilan.

Belum terdokumentasi dengan

baik.

B. Peluang dan Tantangan pendekatan sanstifik melalui model discovery

learning dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Peluang pendekatan sainstifik melalui model discovery learning

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam pelaksanaan penerapan pendekatan saintifik melalui model

discovery learning dalam mata pelajaran IPS ada beberapa peluang yang

yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan murid di MI Darussalaam Reksosari

diantaranya yaitu: Pertama, discovery learning itu berpusat pada peserta

didik dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan pendapat-pendapat

dalam ruangan. Bahkan sebagai guru dapat bertindak sebagai siswa, dan

sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. Kedua, Membantu peserta didik

untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan

proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,

namun tergantung bagaimana cara belajarnya saja. Ketiga, dapat

menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki

dan berhasil itu bisa kita lihat dari proses mengumpulkan data kemudian

mengkomunikasikan hasil temuannya secara terbuka didepan siswa lainnya.

Serta praktis, mudah dalam pelaksanaan, penilaiannya, dan tindak lanjutnya.

Page 54: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

39

Selain itu peluang yang dapat dirasakan langsung oleh peserta didik

adalah sangat senang dengan cara belajar dengan pendekatan saintifik

melalui model discovery learning di kelas saat belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial, karena ditampilkan video-video maupun gambar-gambar yang

mudah dimengerti dan sangat membantu terhadap pemahaman peserta didik

tentang materi yang diajarkan. Kemudian siswa dapat belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial yang menyenangkan, karena sering kali dalam proses

pembelajaran diminta diskusi, diperlihatkan fenomena-fenomena sosial,

bahkan pembelajaran terkadang dibawa keluar dari kelas sehingga sangat

terkesan dalam memori atau ingatan para peserta didik terhadap materi yang

diberikan.

2. Tantangan pendekatan sainstifik melalui model discovery learning

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Pada proses penerapan tidak bisa dipungkiri ada tantangan tersendiri

yang dialami dan dirasakan oleh guru dan peserta didik di MI Darussalaam

Reksosari diantaranya adalah, bahwa dalam Ilmu Pengetahuan Sosial

sebenarnya harus membutuhkan waktu lebih karena pembelajaran sosial

membutuhkan banyak keterampilan. Selain itu siswa belajar teori langsung

diperagakan atau dipraktikkan kemudian diterapkan, sehinga yang dipelajari

dalam sosial itu langsung berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Maka

wajar kalau guru atau pendidik membutuhkan waktu yang cukup dalam

pembelajaran IPS. Serta lebih lagi sensasi atau tantangan yang dipelajari

bukan hanya hubungan teori saja tetapi perlu pengamalan dalam hubungan

sesama manusia.

Page 55: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

40

Adapun yang tantangan yang dirasakan para peseta didik terkait

penerapan pendekatan saintifik melalui model discovery learning dalam

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial antara lain, di dalam kegiatan

diskusi kelompok ada teman kelompok yang tidak sama sekali

berpartisipasi, serta ada juga yang malas kalau diberikan tanggung jawab,

contohnya mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas ataupun

diminta menanggapi pendapat kelompok yang lain. Selain itu waktu

mengajar guru yang terbatas, menjadikan proses pembelajaran di kelas

langsung diskusi terhadap suatu materi tanpa memberkan pengantar dan

motivasi terlebih dahulu dan langsung diberikan tugas ataupun pekerjaan

kelompok. Sehingga membuat peserta didik gagap dalam memahami suatu

materi, karena tanpa pemanasan atau pengantar terlebih dahulu.

Page 56: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

41

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Implementasi Pendekatan Sainstifik melalui Model Discovery

Learning dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ditinjau

dari Komponen Input, Proses dan Output Pembelajaran di MI

Darussalaam Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang

1. Komponen Input Pembelajaran

Tanggapan peneliti setelah menelaah realitas terkait dengan hasil

penelitian, adalah: Pertama, dengan adanya silabus maka akan memudahkan

untuk membuat dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran

setiap mata pelajaran karena merupakan acuan utama bagi seorang guru atau

tenaga pendidik, olehnya itu sangat urgen untuk dimiliki khususnya guru IPS

disekolah tersebut. Kedua, Setiap guru disekolah manapun ia berada ia wajib

memiliki dan menyusun RPP mata pelajaran yang diampunya pengembangan

RPP dalam hemat peneliti itu dilakukan diawal tahun pembelajaran atau awal

semester ganjil itu dapat dilakukan baik secara mandiri maupun kelompok

KKG khususnya IPS sebagaimana yang telah dilakukan oleh guru mata

pelajaran IPS di MI Darussalaam Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang.

Ketiga, Tujuan pembelajaran, merupakan hal yang substansial untuk dicapai

dalam setiap pembelajaran, olehnya itu memuat indikator yang ingin dicapai,

mencakup kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan

dengan kompetensi inti yang penjadi pokok dalam mata pelajaran IPS, guru

harus mampu menyesuaikannya dengan peserta didik agar mampu tercapai

dalam pembelajaran dikelas. Keempat, pada aspek metode pembelajaran guru

Page 57: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

42

harus mampu membaca bagaimana karakteristik peserta didik atau siswanya

agar mamapu merancang metode yang tepat untuk siswanya materi yang

disampaikan atau disajikan oleh guru dapat diterima dengan baik. Hemat

peneliti, disini sangat dibutuhkan kompetensi pedagogik dari tenaga pendidik.

Kelima, Media, alat dan sumber pembelajaran, menurut peneliti idealnya

ketiga aspek tersebut merupakan kebutuhan primer bagi pendidik atau peserta

didik untuk membantu telaksananya proses pembelajaran dengan baik di

kelas, akan tetapi juga harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang

akan diajarkan.

Sebagai kesimpulan dari peneliti terkait komponen input pembelajaran

dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut bahwa a) Guru atau

tenaga pendidik untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki

pendapat yang sama dalam uraian komponen input pembelajaran, penulis

tidak menjumpai perbedaaan persepsi diantara keduanya ini disebabkan

karena perumusan perangkat pembelajaran dilakukan secara besama-sama

melalui KKG (Kelompok Kerja Guru Mapel IPS). b) Aspek pengetahuan

guru tentang pendekatan saintifik secara menyeluruh dinilai sudah cukup

meski para guru mengerti kerangka dasar dari pendekatan saintifik seperti

orientasi kurikulum yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik

maupun kedudukan guru hanya sebagai fasilitator pembelajaran. c)

Keberhasilan pembelajaran IPS juga bisa dilihat dari metode pembelajaran

yang digunakan. Apakah guru IPS dalam mengkomunikasikan materi

pembelajaran menggunakan multi metode. Artinya, materi pembelajaran

Page 58: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

43

disampaikan dengan beberapa metode yang berbeda atau disebut metode

campuran sehingga siswa tidak bosan dan jenuh dengan pembelajaran yang

mereka ikuti. Tidaklah tepat bila satu pokok bahasan disampaikan dengan

hanya menggunakan metode ceramah. Tetapi idealnya adalah metode

campuran antara ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan diskusi kelompok.

2. Komponen Proses Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian peneliti berpendapat, bahwa:

a. Stimulation, dalam kegiatan ini seorang guru atau tenaga pendidik

ditutut pandai mengambil atau mengalihkan perhatian peserta

didiknya untuk fokus dalam kegiatan mengamati. Guru harus mampu

menyajikan atau mempresentasikan materinya agar lebih menarik

sebaiknya menggunakan media pembelajaran utamanya laptop dan

LCD dalam menampilkan gambar atau visual. Selain itu literature

atau buku-buku yang relevan dengan materi pembelajaran sangat

urgen untuk dimiliki oleh seorang guru utamanya peserta didik agar

mampu menunjang proses pembelajarannya. Feed back dari

stimulation yaitu menggugah peserta didik agar mampu menangkap

materi yang disajikan oleh guru. Analisis peneliti setelah melihat hasil

wawancara dan observasi di atas, maka guru masih perlu mengasah

kemampuan verbalnya agar peserta didik dapat mengerti apa yang

disajikan oleh gurunya.

b. Problem statement, dalam kegiatan ini maksud yang ingin dicapai

setelah terjadi proses transformasi pengetahuan di kelas melalui

Page 59: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

44

kegiatan stimulation yaitu peserta didik menanggapi materi yang telah

disajikan oleh guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dianggap sudah untuk di mengerti oleh peserta didik. Keberhasilan

guru dalam memberikan stimulation itu akan tergambarkan dengan

bagaimana respons peserta didiknya. Jika yang terjadi adalah

sebaliknya maka respons peserta didik akan biasa-biasa saja, itu

disebabkan pembelajaran dianggap kurang menarik perhatian peserta

didik. Dari data wawancara dan observasi dalam penelitian ini,

memberikan gambaran bahwa pada aspek ini belum berjalan dengan

maksimal, itu dilihat dari keaktifan peserta didik dalam memberikan

tanggapan. Olehnya itu dalam hemat penulis, langkah solutif yang

mesti dilakukan oleh tenaga pendidik yakni membantu peserta

didiknya untuk bertanya, atau berkomentar ini bermanfaat agar

kedepannya peserta didik akan berani bertanya. Masalah yang sering

kita jumpai yakni kurang tanggapnya peserta didik dalam bertanya

atau memberikan komentarnya. Selanjutnya guru perlu mendampingi

siswanya, agar rasa ingin tahunya dapat terlihat serta peserta didik

mampu berpikir kritis.

c. Data Collection, kegiatan mengumpulkan data dari berbagai sumber

pembelajaran atau literatur hal yang cukup penting dalam setiap

proses pembelajaran. Aspek ini mengasah kemampuan berpikir atau

menalar peserta didik. Dalam wawancara dan observasi penelitian ini,

masih belum maksimal. Selain dari masih kurangnya ketersediaan

Page 60: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

45

literatur atau buku paket yang masih minim juga tampak pada

aktivitas peserta didik yang kurang aktif. Menurut peneliti,

kemampuan siswa atau peserta didik yang belum merata tentu

mempengaruhi pada aspek ini. Olehnya itu, guru masih perlu bekerja

secara maksimal membimbing siswa agar, siswa dapat bersama-sama

atau ikut terlibat dalam mengumpulkan data-data yang dianggap

sebagai masalah. Kita tidak menginginkan ada peserta didik yang

hanya menonton temannya yang lain belajar, atau tidak tahu apa yang

mereka mesti lakukan.

d. Data Processing, pada kegiatan ini idealnya peserta didik harus

bekerja sama secara aktif untuk melakukan diskusi di internal

kelompoknya. Peserta didik harus mencatat informasi-informasi yang

diperolehnya dari buku atau literature yang digunakannya. Interaksi

antar sesama anggota kelompok diperlukan agar untuk menyatukan

persepsi atau informasi, kalaupun terjadi perbedaan maka diperlukan

kemampuan problem solving yang dihadapinya. Aspek ini ingin

melihat bagaimana nilai-nilai demokrasi antara sesama kelompok

dapat terbangun, dengan menghargai pendapat sesama anggota

kelompok. Tenaga pendidik harus aktif mengontrol bagaimana

keadaan peserta didiknya tahapan demi tahapan, karena ini berkaitan

dengan kegiatan ilmiah atau saintifik maka perlu dilihat secara

menyeluruh. Siswa masih perlu didampingi karena kondisi atau

kemampuan berpikir peserta didik yang masih belum memadai.

Page 61: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

46

e. Verification, Tahap verifikasi menurut peneliti sama halnya

melakukan validasi data yaitu mengecek kembali kebenaran data atau

temuan peserta didik dari sumber-sumber yang digunakan. Peserta

didik diarahkan agar betul-betul teliti dalam memberikan kesimpulan

atau jawabannya.

f. Generalization, tahapan akhir ini menurut hemat peneliti kemampuan

verbal peserta didik atau siswa akan dapat di lihat dimana hasil

catatan-catatan peserta didik akan dipresentasikan oleh masing-masing

kelompok. Menurut peneliti, guru harus mampu mengatur jalannya

kegiatan mengkomunikasin tersebut, guru juga perlu mengkonfirmasi

kebenaran pendapat yang dikemukakan oleh peserta didik selain itu ia

juga perlu meluruskan jika terjadi perbedaan pendapat antar kelompok

atau siswa. Kemampuan guru sebagai fasilitator harus lebih baik, dan

tidak membiarkan diskusi berjalan tanpa arah yang jelas tetapi perlu

dibatasi mengingat durasi waktu proses pembelajaran yang ada. Siswa

yang aktif dan berani mengemukakan gagasan atau pendapatnya

secara ilmiah tentu akan mendapatkan nilai yang lebih baik. Siswa

yang masih mempunyai rasa takut dan kurang percaya diri akan

terlatih sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan pribadi yang bisa

dipercaya. Semua kegiatan pembelajaran akan kembali kepada

pencapaian ranah pembelajaran yaitu ranah sikap, ranah kognitif dan

ranah keterampilan.

Page 62: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

47

Secara garis besar peneliti memberikan kesimpulan bahwa dalam

kegiatan proses pembelajaran sebagaimana komponen proses pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial yang sudah panjang lebar peneliti uraikan diatas

belum berjalan secara maksimal dan efektif. Rekomendasi peneliti guru atau

tenaga pendidik perlu melakukan evaluasi terkait proses pembelajarannya

dalam menggunakan pendekatan saintifik dengan model Discovery Learning.

Kompetensi profesional dan pedagogik agar terus diatas agar muatan

kurikulum 2013 dapat terpenuhi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

3. Komponen Output Pembelajaran

Melihat hasil penelitian, pendapat peneliti adalah sebagai berikut:

a. Dalam penilaian kompetensi sikap, idealnya tenaga pendidik atau guru

melakukan penilaian melalui observasi, penilaian diri (self

assessment), penilaian teman sejawat atau antar peserta didik (peer

assessment), dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi,

penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah lembar

pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating

scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan

pendidik. Dalam hemat peneliti, harus konsisten menerapkan aturan

yang ada sesuai dengan kurikulum 2013 khususnya dalam melakukan

penilaian sikap atau afektif peserta didik dalam belajar.

b. Dalam penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif peserta didik,

idealnya dilaksanakan menggunakan 3 cara, yaitu: 1) Tes tertulis

merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan

Page 63: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

48

yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi

tentang kemampuan peserta tes. Tes tulis menuntut adanya respon dari

peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan

yang dimilikinya. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian,

jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen

uraian dilengkapi pedoman penskoran. Bentuk soal yang sering

digunakan di MI adalah pilihan ganda dan esay. Butir soal pilihan

ganda terdiri atas pokok soal dan pilihan jawaban. 2) Tes lisan

merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik

menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik

berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam

bentuk tanya jawab dengan peserta didik. 3) Penugasan berupa tugas

pekerjaan rumah yang dikerjakan secara individu atau kelompok

sesuai dengan karakteristik tugas. Ini harus diterapkan dengan baik

oleh tenaga pendidik atau guru dalam mengukur kognitif peserta

didiknya.

c. Dalam penilaian kompetensi keterampilan, idealnya pendidik menilai

penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan

tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang

digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

dilengkapi rubrik.

Page 64: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

49

Adapun kesimpulan peneliti setelah menganalisa data wawancara dan

observasi yang digunakan oleh peneliti dilokasi penelitian, bahwa

implementasi penilaian otentik (authentic assessment) pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial di MI Darussalaam telah dilaksanakan. Namun,

belum berjalan dengan maksimal sebab masih terdapat beberapa indikator

penilaian yang belum terlaksana. Guru diharapkan melakukan evaluasi terkait

dengan komponen penilaian agar guru dapat mengetahui mana

kekurangannya kemudian melakukan perbaikan agar muatan kurikulum 2013

tentang standar penilaian harus betul-betul berjalan secara komprehensif, guru

tidak boleh apatis dalam hal ini. Walaupun data sebelumnya guru mengakui

bahwa terdapat kesulitan khususnya melakukan penilaian dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial di MI Darussalaam Reksosari.

B. Peluang dan Tantangan pendekatan sanstifik melalui model

discovery learning dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

terhadap pendidik dan peserta didik di MI Darussalaam Reksosari

Kec. Suruh Kab. Semarang

1. Peluang pendekatan sainstifik melalui model discovery learning

dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial terhadap pendidik

dan peserta didik

Peluang Discovery learning (pembelajaran penemuan) yaitu

memungkinkan siswa untuk bergerak pada ketiga tahapan tersebut di atas

saat mereka berhadapan dengan informasi-informasi baru. Pertama, siswa

akan memanipulasi dan berbuat sesuatu terhadap bahan-bahan; kedua,

mereka akan membentuk gambar-gambar saat mereka mencatat ciri-ciri

khusus dan ketiga, melakukan observasi. Karena siswa mengalami ketiga

tahap tersebut di atas, maka peserta didik akan memperoleh pemahaman

Page 65: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

50

yang lebih mendalam tentang suatu topik. Saat siswa termotivasi dan

benar-benar berpartisipasi di dalam proyek penemuan (discovery project),

pembelajaran penemuan atau discovery learning akan membawa pada

proses belajar yang sangat baik.

Penulis berkesimpulan bahwa pada akhirnya pendidik maupun peserta

didik merasa senang dan terbantu dalam proses pembelajaran. Dimana

peserta didik mudah melaksanakan dan memahami pembelajaran dengan

baik, serta pendidik atau guru terbantu dengan model penemuan tersebut

dengan perkembangan peserta didiknya dalam pembelajaran di kelas

tentunya ditunjang dengan fasilitas atau sumber daya yang tersedia yang

diikuti dengan pencapain prestasi peserta didiknya khususnya pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MI Darussalaam Reksosari

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

2. Tantangan pendekatan sainstifik melalui model discovery learning

dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial terhadap pendidik

dan peserta didik

Model pembelajaran discovery learning ini menimbulkan asumsi

bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai,

akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan

hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada

gilirannya akan menimbulkan frustasi. Agar pada situasi pembelajaran

penemuan didapatkan benefit, siswa harus mempunyai pengetahuan dasar

tentang masalah yang akan dipelajari dan tahu bagaimana mengaplikasikan

strategi-strategi pemecahan masalah.

Page 66: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

51

Tanpa pengetahuan dan keterampilan-keterampilan ini, mereka bisa

saja mudah menyerah dan frustasi. Bukannya memperoleh pelajaran dari

bahan-bahan tersebut, mereka justru akan bermain-main dengannya.

Sedikit siswa yang brilian mungkin akan memperoleh penemuan-

penemuan, sementara kebanyakan yang lainnya akan kehilangan minat dan

menunggu secara pasif terhadap orang lain yang mungkin akan

menyelesaikan proyek penemuan itu. Memperoleh keuntungan dari

penjelasan guru yang terorganisasi dengan baik, justru peserta didik yang

tak berhasil memperoleh penemuan ini akan mendapatkan penjelasan yang

keliru dari dari peserta didik yang tak dapat mengkomunikasikan apa yang

telah mereka temukan dengan bahasa yang tepat.

Model pembelajaran discovery learning ini mempunyai tantangan

tersendiri yaitu tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,

karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka

menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. Harapan-harapan yang

terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan

guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

Pembelajaran penemuan (discovery learning) memberikan tantangan

bahwa pembelajaran penemuan tidak efektif dan terlalu sulit untuk

diorganisasikan. Pendapat ini tentunya akan sangat tepat bila guru

berhadapan dengan peserat didik dengan kemampuan rendah. Discovery

learning mungkin tidak tepat untuk mereka karena meminta terlalu

banyak, sementara peserta didik tidak atau kurang memiliki latar belakang

Page 67: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

52

pengetahuan yang cukup dan keterampilan-keterampilan pemecahan

masalah yang diperlukan untuk menjamin kesuksesan pelaksanaan

discovery learning. Banyak hasil penelitian justru menunjukkan bahwa

model pembelajaran penemuan (discovery learning) tidak efektif dan

bahkan melemahkan pada anak-anak berkemampuan rendah.

Model pembelajaran discovery learning lebih cocok untuk

mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,

keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

Agar lebih memudahkan untuk mengetahui mana peluang dan

tantangan dari pendekatan saintifik model discovery learning dapat kita

lihat tabel di bawah, sebagai berikut:

Tabel 4.1

No.

Peluang Dan Tantangan Pendekatan Saintifik

Melalui Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran

Peluang Tantangan

1.

Siswa dapat berpartisi aktif dalam

pembelajaran yang disajikan.

Untuk seorang guru atau pendidik, ini

bukan pekerjaan yang mudah karena itu

guru memerlukan waktu yang banyak,

dan sering kali guru merasa belum puas

kalau tidak banyak memberikan

motivasi dan membimbing peserta

didiknya dengan baik.

2.

Menumbuhkan sekaligus

menanamkan sikap inquiry

(mencari-temukan).

Menyita pekerjaan guru.

3.

Mendukung kemampuan problem

solving siswa.

Tidak semua peserta didik mampu

melakukan penemuan.

4.

Memberikan wahana interaksi

antarsiswa, maupun siswa dan

guru, dengan demikian siswa juga

terlatih untuk menggunakan

bahasa indonesia yang baik dan

benar.

Tidak berlaku untuk semua topik.

Page 68: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

53

5.

Materi yang dipelajari dapat

mencapai tingkat kemampuan

yang lebih tinggi dan lebih lama

membekas karena siswa

dilibatkan dalam proses

penemuan.

Berkenaan dengan waktu, strategi

discovery learning membutuhkan waktu

yang lebih lama daripada ekspositori.

6.

Pengetahuan bertahan lama dan

mudah diingat.

Kemampuan berpikir rasional peserta

didik masih terbatas.

7.

Meningkatkan kemampuan

penalaran siswa dan kemampuan

berfikir bebas.

Faktor budaya atau kebiasaan yang

masih menggunakan pola pembelajaran

lama.

8.

Melatih keterampilanketerampilan

kognitif siswa untuk menemukan

dan memecahkan masalah tanpa

pertolongan orang lain.

Tidak semua peserta didik dapat

mengikuti pelajaran ini dengan baik,

karena peserta didik umumnya masih

membutuhkan bimbingan guru.

9.

Hasil belajar discovery

mempunyai efek transfer yang

lebih baik daripada hasil lainnya.

Tidak semua topik cocok disampaikan

dengan model pembelajaran ini,

umumnya, topik-topik yang

berhubungan dengan prinsip dapat

dikembangkan dengan model penemuan.

10.

Siswa termotivasi dan benarbenar

berpartisipasi di dalam proyek

penemuan (discovery project),

pembelajaran penemuan atau

discovery learning akan

membawa pada proses belajar

yang sangat baik.

Page 69: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menelaah teori dan menganalisa hasil penelitian tentang

implementasi pendekatan saintifik melalui model discovery learning pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial serta kelebihan dan kekurangan

pendekatan sainstifik melalui model discovery learning di MI Darussalaam

Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Implementasi pendekatan sainstifik melalui model discovery learning pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dapat dilihat dari tiga komponen,

yaitu komponen input, proses dan output pembelajaran. Pertama,

komponen input atau persiapan pembelajaran terdiri dari silabus

pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran dan media, alat serta sumber

pembelajaran merupakan bagian integral untuk penerapan pendekatan

saintifik tersebut. Komponen tersebut telah menjadi rujukan bagi pendidik

untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran dalam kelas

menggunakan model discovery learning karena memberikan gambaran

situasi terkait persiapan pendidik. Menurut penilaian peneliti bahwa

penyusunan komponen input sudah cukup bagus untuk dijadikan sebagai

acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran; Kedua, komponen

Page 70: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

55

proses atau pelaksanaan yang terdiri dari kegiatan mengamati melalui

stimulation, kegiatan menanya melalui problem statement, kegiatan

menalar melalui data collection, kegiatan mengasosiasi melalui data

processing dan verification serta kegiatan mengkomunikasikan melalui

generalization. Pada sisi ini berdasarkan penilaian bahwa pendidik telah

melakukan aktivitas proses pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan saintifik melalui model discovery learning pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial, namun belum dilaksanakan secara maksimal

karena masih ditemukan pendidik yang tidak mengimplementasikan

sebagian tahapan dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas; Ketiga,

komponen output atau penilaian, yang terdiri dari atas penilaian sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan penelusuran yang ditemukan

bahwa penilaian sikap dan pengetahuan telah berjalan baik, artinya

kompetensi yang ingin dicapai telah terpenuhi hampir semua peserta didik

memiliki nilai yang tinggi dengan predikat tuntas dan sesuai dengan

harapan guru atau pendidik, namun dilihat dari segi penilaian keterampilan

belum mampu terpenuhi secara baik. Ini disebabkan karena indikator

penilaian keterampilan tidak digunakan secara baik oleh guru atau

pendidik, yang terlihat baru tes praktik. Artinya bahwa kesempurnaan dari

penilaian keterampilan belum dilaksanakan secara maksimal, seperti

projek dan portofolio belum dilakukan secara baik.

2. Dalam implementasi pendekatan sainstifik melalui model discovery

learning tersebut ditemukan beberapa peluang dan tantangan yang

Page 71: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

56

mempengaruhi aktivitas pembelajaran di kelas. Pertama, dilihat dari segi

peluangnya yaitu; 1) Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-

sama aktif mengeluarkan pendapat-pendapat dalam ruangan; 2)

Meningkatkan kemampuan penalaran siswa dan kemampuan berfikir

bebas; 3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, praktis, mudah dalam

pelaksanaan dan tindak lanjutnya. Sedangkan kedua dari segi tantangannya

adalah; 1) Menyita banyak waktu, pendidik dituntut mengubah kebiasaan

mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator,

motivator dan pembimbing peserta didik dalam belajar. Untuk seorang

guru atau pendidik, ini bukan pekerjaan yang mudah karena itu guru

memerlukan waktu yang banyak, dan sering kali guru merasa belum puas

kalau tidak banyak memberikan motivasi dan membimbing peserta

didiknya dengan baik; 2) Menyita pekerjaan guru; 3) Tidak semua peserta

didik mampu melakukan penemuan; 4) Tidak berlaku untuk semua topik;

5) Berkenaan dengan waktu, strategi discovery learning membutuhkan

waktu yang lebih lama; 6) Kemampuan berpikir rasional peserta didik

masih terbatas; 7) Faktor budaya atau kebiasaan yang masih menggunakan

pola pembelajaran lama.

B. Saran

Berangkat dari hasil penelitian tesis ini, penulis memberikan beberapa

rekomendasi sebagai berikut:

1. Perlu adanya pembinaan dan pemberian bimbingan secara berkelanjutan

bagi guru Ilmu Pengetahuan Sosial baik melalui kegiatan Kelompok Kerja

Page 72: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

57

Guru Mapel (KKG), agar dapat mengembangkan model discovery

learning serta model pembelajaran lainnya sebagaimana rekomendasi

kurikulum 2013. Baik dari segi tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian pembelajaran peserta didik agar dapat berjalan dengan efektif

dan sistematis.

2. Seorang pendidik mesti melakukan berbagai upaya agar tercipta

pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dan berorientasi

pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik

khususnya pada mata pelajaran IPS, kondisi tersebut dapat dijadikan

sebagai langkah-langkah solutif guna menyelesaikan berbagai

permasalahan yang di alami oleh para pendidik.

3. Sarana dan prasana sekolah merupakan indikator penting demi

terselenggaranya suasana pembelajaran yang berkualitas agar peningkatan

mutu sumber daya baik pendidik, tenaga kependidikan serta peserta didik

dapat terlaksana secara simultan dan sistemik.

4. Penelitian ini masih tergolong sederhana jika dilihat dari segi ruang

lingkupnya karena menekankan implementasi pendekatan saintifik dalam

model discovery learning oleh guru ilmu pengetahuan sosial, maka untuk

kedepannya agar penelitian berikutnya dapat lebih difokukan pada model

pengembangan model pembelajarannya, berdasarkan rekomendasi

kurikulum 2013.

5. Secara umum temuan penelitian ini dapat memberi dukungan terhadap

hasil penelitian yang sejenis yang telah diadakan sebelumnya dan

Page 73: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

58

sekaligus untuk memperkaya hasil penelitian perihal penerapan

pendekatan saintifik dan model pembelajarannya.

Begitupun dengan penyusunan tesis ini, penulis menyadari masih terdapat

beberapa kesalahan atau kekeliruan baik dari segi analisis, penggunaan

literatur dan metodologi penulisannya. Oleh karena itu diharapkan kritik dan

saran dari berbagai pihak yang membangun dalam rangka penyusunan karya

tulis ilmiah selanjutnya.

Page 74: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

59

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. Desain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:

PT. Refika Aditama, 2014.

Alma, Buchari, dkk. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil

Mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010.

Amin, Masrariah., “Discovery Learning Approach In Improving Arabic Ability

Of Pre-Service Teachers In Religious Training Centre Of Makassar”,

Journal of The Association for Arabic and English (2017): 32-44.

Anastika Dewi, Anastasia Endah, dan Mukminan, “Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran IPS Di Middle Grade SD Tumbuh 3 Kota

Yogyakarta”, Jurnal Prima Edukasia (Januari 2016): 20–31.

Arends, Richard. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Cet. XIV.

Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Astuti, & Esti Ariani. Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari

Press, 2009.

Dayanti, Astri, “Pengembangan Sikap Toleran Terhadap Perbedaan Pendapat

Siswa Melalui Discovery Learning Dalam Pembelajaran Ips (Penelitian

Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 44 Bandung)”,

International Journal Pedagogy of Social Studies (2017): 60-75.

Fadillah, M. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

Faisal, Sanafiah. Metodologi Penelitian Sosial. Cet.I. Jakarta: Erlangga, 2001.

Page 75: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

60

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhada. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:

Refika Aditama, 2009.

Hasan, Hamid S. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Dinas Pendidikan Tinggi

Nasional, 1996.

Henukh, Febriana Marthin, “Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam

Pembelajaran IPA Di SDN Cepit, Bantul”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (Tahun 2016): 449–455.

Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajan Abad 21;

Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia Indonesia,

2014.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Modul Pelatihan Implementasi

Kurikulum 2013 SMP Bahasa Inggris. Jakarta: Badan Pengembangan

Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu

Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

Kristin, Firosalia, dan Dwi Rahayu, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas 4 SD”,

Scholaria (Januari 2016): 84–92.

Kurniasih, Imas, & Berlin Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013:

Memahami Berbagai Aspek Terdalam Kurikulum. Cet. II. Surabaya: Kata

Pena, 2014.

Magnusson, Shirley, Krajcik, Joseph & Borko, Hilda, “Nature, Sources, And

Development Of Pedagogical Content Knowledge For Science Teaching”,

Examining Pedagogical Content Knowledge (2017): 95-132.

Margono, S. Metologi Penelitian Pendidikan. Cet. II. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian. Cet. XXVIII. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

Musfiqon, HM, & Nurdyansyah. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Cetakan

pertama. Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2015.

Page 76: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

61

Nawawi, Hadari, & Martini Hadari. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.

Pontianak: Gajah Mada University Press, 2006.

Rahman, Mardia Hi, “Using Discovery Learning to Encourage Creative

Thinking”, International Journal of Social Sciences & Educational Studies

(Oktober 2017): 98-103.

Rasimin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Kualitatif . Jogjakarta: Mitra

Cendikia, 2011.

Rasimin. Antropologi Pendidikan Pendekatan Sosial Budaya. Salatiga: STAIN

Salatiga Press, 2014.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana Prenanda

Media Group, 2007.

Rudyanto, Hendra Erik, “Model Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik

Bermuatan Karakter Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”,

Premiere Educandum (Juni 2014): 41–48.

Subqi, Imam, “Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar”, Jurnal Dinamika Teknologi Pendidikan (Tahun 2016): 88-98.

Subqi, Imam, “ Pola Komunikasi Keagamaan dalam Membentuk Kepribadian

Anak”, Jurnal Inject INJECT (Interdisciplinary Journal of Communication)

(Desember 2016): 165-180.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.

Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta,

2009.

Page 77: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

62

Sutrisno, Joko. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains

terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jakarta: Erlangga, 2008.

Temple, Stephen, “A Bio-Experiential Model For Learning Creative Design

Practices That Supports Transformative Development In Beginning Design

Students”, Archet-IJAR (2010): 116-138.

Tjipto S, Waspodo, & Ina Azariya Yupita, “Penerapan Model Pembelajaran

Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Di Sekolah Dasar”,

JPGSD (Tahun 2013): 1–10.

Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Page 78: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

PEDOMAN OBSERVASI

Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning dalam

Mata Pelajaran IPS di MI Darussalaam Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang

Nama Guru :

Hari/Tanggal :

Jam :

Identitas Peneliti

Nama :

NIM :

Lokasi Penelitian :

Komponen Input

No. Komponen Indikator

Yang diamati Hasil

1.

Silabus

Pembelajaran

Memuat kompetensi

inti

Materi pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Penilaian

Alokasi waktu, dan

sumber belajar

2.

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

Memuat kompetensi

inti terdiri dari KI 1,

KI 2, KI 3 & KI 4

Kompetensi dasar dan

indikator

Langkah-langkah

kegiatan pembelajaran

Penilaian

3.

Tujuan

Pembelajaran

Memuat kesesuaian

dengan indikator

Mencakup kompetensi

pengetahuan,

keterampilan, dan

sikap

Page 79: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

4.

Metode

pembelajaran

Memuat Model

Discovery Learning

Ceramah, Diskusi,

Tanya Jawab,

Demonstrasi/Praktik

5.

Media, alat

dan sumber

pembelajaran

Memanfaatkan media

pembelajaran yang

bervariasi (baik

sederhana maupun

canggih/multimedia)

Sesuai dengan materi

pembelajaran dan

pendekatan

pembelajaran scientific

serta Sesuai dengan

karakteristik peserta

didik.

Menggunakan buku

teks pelajaran dari

pemerintah

Memanfaatkan

lingkungan alam dan

sosial

Komponen Proses Pembelajaran

No. Komponen Indikator

yang diamati Hasil

1.

Stimulation

Memotivasi dan

merangsang peserta

didik untuk berpikir

Menyajikan materi

dengan memanfaatkan

media pembelajaran

Mengaitkan materi

dengan lingkungan

sekitar

Memfasilitasi peserta

didik untuk mengamati

2.

Problem

Statement

Mengajak peserta

didik untuk menanya

Peserta didik

mengidentifikasi

masalah yang

ditemukan

Peserta didik aktif

bertanya

Page 80: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

3.

Data

Collection

Peserta didik

mengumpulkan data

melalui sumber

pelajaran (buku,

majalah, internet dan

lain-lain), sehingga

pengumpulan data

bersifat variatif

Peserta didik

bekerjasama dengan

baik dalam kegiatan

ini

4.

Data

Processing

Peserta didik dalam

kelompoknya

berdiskusi untuk

mengolah data hasil

dari pengolahan data.

Peserta didik

menganalisis dan

menghubungkan data-

data yang

diperolehnya.

5.

Verification

Setiap kelompok

melakukan konfirmasi

dengan kelompok lain

yaitu melalui

presentasi setiap

kelompok

Peserta didik

mengkomunikasikan

hasil temuannya atas

masalah yang telah

dipecahkan.

6.

Generalization

Peserta didik

memberikan

kesimpulan melalui

kegiatan

mengkomunikasikan

Guru meluruskan

kesalahan atas

kesimpulan peserta

didik.

Terdapat laporan

tertulis dari peserta

didik.

Page 81: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

Komponen Output

No. Komponen Indikator

yang diamati Hasil

1.

Penilaian

kompetensi

sikap

d. Terlaksananya penilaian

sikap selama proses

pembelajaran dengan

teknik observasi dan

jurnal.

e. Instrumen penilaian sikap

yang digunakan sesuai

dengan kaidah.

f. Terdokumentasikannya

hasil penilaian

kompetensi sikap.

2.

Penilaian

pengetahuan

e. Terlaksananya penilaian

pengetahuan dengan tes

lisan, tes tulis, dan

penugasan.

f. Instrumen penilaian yang

digunakan sesuai dengan

kaidah.

g. Tersedia rubrik penilaian

untuk masing-masing

instrument.

h. Terdokumentasikann ya

hasil penilaian

penguasaan pengetahuan.

3.

Penilaian

keterampilan

e. Terlaksananya penilaian

keterampilan dengan

praktik, projek, dan

portofolio.

f. Instrumen penilaian yang

digunakan sesuai dengan

kaidah.

g. Tersedia rubrik penilaian

untuk masing-masing

instrument.

h. Terdokumentasikann ya

hasil penilaian

keterampilan.

Page 82: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

Komentar

Suruh, 2018

Peneliti

Muhamad Nur Ikhwan

NIM. 12020160012

Page 83: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PENDIDIK

A. Petunjuk Pengisian Instrumen Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dirancang untuk menggali informasi seputar

implementasi pendekatan saintifik melalui model discovery learning dalam

mata pelajaran IPS serta mengungkapkan tantangan dan peluang pendekatan

saintifik melalui model discovery learning terhadap pendidik dan peserta didik

di MI Darussalaam Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, yang

ditinjau dari komponen Input, Proses dan Output pembelajaran. Pengisian

dilakukan oleh peneliti yang dikondisikan dengan keadaan setempat.

B. Pedoman Wawancara

Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning

dalam Mata Pelajaran IPS ditinjau dari komponen Input, Proses dan Output

pembelajaran serta peluang dan tantangan Pendekatan Saintifik melalui Model

Discovery Learning dalam Mata Pelajaran IPS bagi pendidik dan peserta didik

dalam pembelajaran.

No. Pertanyaan Jawaban

Komponen Input

1.

Bagaimana kesiapan Bapak/Ibu dalam

mengajarkan mata pelajaran IPS menggunakan

pendekatan saintifik?

2.

Apakah penyusunan RPP IPS dilakukan sendiri

atau menyusun bersama (kelompok) guru mata

pelajaran pada satuan pendidikan Bapak/Ibu?

3. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam merumuskan

tujuan pembelajaran?

4. Apakah Bapak/Ibu menggunakan sumber

belajar, dan media pembelajaran?

5.

Dalam melakukan pembelajaran di kelas,

apakah Bapak/Ibu menggunakan model

pembelajaran? Bila ya, model pembelajaran apa

yang Bapak/Ibu terapkan?

6.

Apa target pembelajaran yang ibu/bapak

inginkan dengan menerapkan model discovery

learning?

Komponen Proses/ Pelaksanaan Pembelajaran

1.

Apa yang Bapak/Ibu lakukan pada saat kegiatan

pendahuluan pelaksanaan pembelajaran yang

menunjang terlaksananya pembelajaran?

2. Menurut bapak/ibu apa metode yang digunakan

Page 84: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

dalam pembelajaran IPS?

3.

Bagaimana respons peserta didik dalam

kegiatan mengamati melalui stimulation

(pemberian rangsangan)?

4.

Bagaimana respons peserta didik dalam

kegiatan menanya melalui problem statement

(mengidentifikasi masalah)?

5.

Bagaimana respons peserta didik dalam

kegiatan mengumpulkan data melalui data

collection?

6.

Bagaimana respons peserta didik dalam

kegiatan mengasosiasi melalui data processing

dan verification?

7.

Bagaimana respons peserta didik dalam

kegiatan mengkomunikasikan melalui

generalization?

8.

Menurut Bapak/Ibu, apakah alokasi waktu yang

tersedia sudah cukup banyak untuk menerapkan

model discovery learning dalam pembelajaran?

Komponen Output/ Penilaian Pembelajaran

1. Apakah Bapak/Ibu selalu melakukan penilaian

setiap pertemuan?

2. Bagaimana bentuk penilaian yang bapak/ibu

lakukan dalam pembelajaran dikelas?

3.

Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam

kegiatan evaluasi atau penilaian selama

pembelajaran berlangsung dalam kelas, dilihat

dari kognitif, afektif dan psikomotor peserta

didik?

Tantangan dan peluang

1.

Menurut bapak/ibu, apakah peluang dari

pendekatan saintifik melalui model discovery

learning selama pembelajaran pendidikan IPS

berlangsung dalam kelas?

2.

Menurut bapak/ibu, apakah tantangan dari

pendekatan saintifik melalui model discovery

learning selama pembelajaran pendidikan IPS

berlangsung dalam kelas?

Suruh, 2018

Peneliti

Muhamad Nur Ikhwan

NIM. 12020160012

Page 85: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

A. Petunjuk Pengisian Instrumen Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dirancang untuk menggali informasi seputar

implementasi pendekatan saintifik melalui model discovery learning dalam

mata pelajaran IPS serta mengungkapkan tantangan dan peluang pendekatan

saintifik melalui model discovery learning terhadap pendidik dan peserta didik

di MI Darussalaam Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, yang

ditinjau dari komponen Input, Proses dan Output pembelajaran. Pengisian

dilakukan oleh peneliti yang dikondisikan dengan keadaan setempat.

B. Pedoman Wawancara

Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning

dalam Mata Pelajaran IPS ditinjau dari komponen Input, Proses dan Output

pembelajaran serta peluang dan tantangan Pendekatan Saintifik melalui Model

Discovery Learning dalam Mata Pelajaran IPS bagi pendidik dan peserta didik

dalam pembelajaran.

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah adik tahu sebelumnya, kalau di

sekolah ini sudah digunakan pendekatan

saintifik dalam mata pelajaran IPS di kelas?

2. Bagaimana pendapat adik tentang cara belajar

cara belajar dengan pendekatan saintifik?

Apakah menyenangkan atau tidak?

3. Menurut adik, Apakah dalam kegiatan

pembelajaran, Ibu/Bapak guru menggunakan

model belajar yang bervariasi?

4.

Menurut adik, selain menggunakan buku

sebagai media pembelajaran, apakah ada

media lain yang dipergunakan oleh Bapak/ibu

guru pada saat kegiatan pembelajaran

misalnya LCD dan lain sebagainya. Pernah

atau tidak?

5.

Menurut adik, setelah kegiatan belajar selasai

apakah Ibu/Bapak sering memberikan tugas?

Seperti apa itu tugas yang diberikan? Bisa

dijelaskan..!

Page 86: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

6.

Menurut penglihatan adik, apakah di setiap

kali pertumuan belajar, Bapak/Ibu guru selalu

melakukan proses penilaian? Khususnya mata

pelajaran IPS.

7. Menurut adik apakah guru dapat

melaksanakan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran dikelas (khususnya Guru IPS)?

8.

Menurut anda, apa hambatan yang ditemui

selama guru menerapkan model discovery

learning dalam pembelajaran?

9.

Apakah adik puas dengan penilaian guru IPS

terhadap hasil belajarnya dengan

menggunakan saintifik melalui model

discovery learning?

10

Menurut adik, apakah peluang dari

pendekatan saintifik model discovery

learning selama pembelajaran pendidikan IPS

berlangsung dalam kelas?

11.

Menurut adik, apakah tantangan dari

pendekatan saintifik model discovery

learning selama pembelajaran pendidikan IPS

berlangsung dalam kelas?

Suruh, 2018

Peneliti

Muhamad Nur Ikhwan

NIM. 12020160012

Page 87: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SEKOLAH

BIDANG KURIKULUM

A. Petunjuk Pengisian Instrumen Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dirancang untuk menggali informasi seputar

implementasi pendekatan saintifik melalui model discovery learning dalam

mata pelajaran IPS serta mengungkapkan tantangan dan peluang pendekatan

saintifik melalui model discovery learning terhadap pendidik dan peserta didik

di MI Darussalaam Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, yang

ditinjau dari komponen Input, Proses dan Output pembelajaran. Pengisian

dilakukan oleh peneliti yang dikondisikan dengan keadaan setempat.

B. Pedoman Wawancara

Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning

dalam Mata Pelajaran IPS ditinjau dari komponen Input, Proses dan Output

pembelajaran serta peluang dan tantangan Pendekatan Saintifik melalui Model

Discovery Learning dalam Mata Pelajaran IPS bagi pendidik dan peserta didik

dalam pembelajaran.

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana sosialisasi penerapan

pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013

yang dilakukan oleh sekolah?

2.

Bagaimana tanggapan bapak tentang

penerapan pendekatan saintifik dalam

kurikulum 2013 di MI Darussalaam

Reksosari?

3.

Bagaimana keadaan sarana dan prasarana di

MI Darussalaam Reksosari dalam

mendukung penerapan pendekatan saintifik?

4. Apa faktor peluang terlaksananya

pendekatan saintifik dalam pembelajaran?

5.

Apakah terdapat tantangan yang bapak

temui dalam menggunakan pendekatan

saintifik?

Suruh, 2018

Peneliti

Muhamad Nur Ikhwan

NIM. 12020160012

Page 88: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

A. Petunjuk Pengisian Instrumen Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dirancang untuk menggali informasi seputar

implementasi pendekatan saintifik melalui model discovery learning dalam

mata pelajaran IPS serta mengungkapkan tantangan dan peluang pendekatan

saintifik melalui model discovery learning terhadap pendidik dan peserta didik

di MI Darussalaam Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, yang

ditinjau dari komponen Input, Proses dan Output pembelajaran. Pengisian

dilakukan oleh peneliti yang dikondisikan dengan keadaan setempat.

B. Pedoman Wawancara

Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Model Discovery Learning

dalam Mata Pelajaran IPS ditinjau dari komponen Input, Proses dan Output

pembelajaran serta peluang dan tantangan Pendekatan Saintifik melalui Model

Discovery Learning dalam Mata Pelajaran IPS bagi pendidik dan peserta didik

dalam pembelajaran.

No. Pertanyaan Jawaban

1. Kapan sekolah ini mulai menerapkan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran?

2.

Apa saja persiapan pihak sekolah terkait

penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran?

3.

Bagaimana respons bapak tentang

pelaksanaan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran?

4.

Apakah guru mata pelajaran pendidikan IPS

pernah mengikuti sosialisasi pendekatan

saintifik atau kurikulum 2013?

5.

Apa upaya yang dilakukan oleh Bapak untuk

mendukung guru dalam melaksanakan

pendekatan saintifik?

Suruh, 2018

Peneliti

Muhamad Nur Ikhwan

NIM. 12020160012

Page 89: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINSTIFIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5263/1/tesis... · 2019-04-11 · melalui model discovery learning dalam