Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI
PANCA JIWA PONDOK BAGI SANTRI DI PONDOK
PESANTREN AGRO NUR EL FALAH
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan Islam
Oleh :
JULIONO111 09 118
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
i
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI
PANCA JIWA PONDOK BAGI SANTRI DI PONDOK
PESANTREN AGRO NUR EL FALAH
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan Islam
Oleh :
JULIONO111 09 118
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
i
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI
PANCA JIWA PONDOK BAGI SANTRI DI PONDOK
PESANTREN AGRO NUR EL FALAH
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan Islam
Oleh :
JULIONO111 09 118
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
iii
v
MOTTO
Jika Anda Memiliki Keberanian Untuk Memulai
Anda Juga Memiliki Keberanian Untuk Sukses
(David Fiscoot)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karyaku ini untuk :
Ayahanda Jamari dan ibunda Jumarni (almarhumah)
Karena dengan bimbingan, kasih sayang dan doa restu keduanyalah aku mampu
melangkah ke depan dengan penuh optimis untuk meraih cita-citaku
yang menjaga dan selalu mendoakanku
Adikku semata wayang yang membuatku tersenyum dan bangga,
Ustadz Usman Mansur Sekeluarga Yang sudah menjadi pengasuh di pondok
pesantren, yang selalu saya nantikan petuahnya
Kepada Ustadzah Durrotur Rosidah selaku kepala SMK-SPP Dharma Lestari
yang telah memberikan bimbingan, arahan, semangat
dan kasih sayang yang luar biasa
Temen-teman aku seperjuangan sekamar di pondok pesantren Agro Nur
El Falah Salatiga
Seseorang yang memperhatikanku dari sana, trimakasih untuk semuanya
vii
KATA PEGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya
kejalan kebenaran dan keadilan
Sebuah kewajiban yang tidak dapat ditawar dalam melengkapi persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI), maka dengan segala daya dan
upaya penulis menyelesaikan karya imliah dalam bentuk skripsi dengan judul
“IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCA JIWA PONDOK BAGI SANTRI DI
PONDOK PESANTREN AGRO NUR EL FALAH”
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan
terimakasih setulusnya kepada:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Pembantu Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Pembimbing skripsi, bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil, yang telah membimbing
saya dengan penuh ketelatenan dan kesabaran
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu dan pelayanan sehingga studi ini selesai.
5. Kepada pengasuh Pondok Pesantren Agro Nur El Falah Salatiga, Semua
dewan asatidz dan seluruh santri Pondok Pesantren Agro Nur El Falah Kota
Salatiga yang telah member ijin dan memberikan informasi dalam penelitian
ini.
6. Kepada Kepala SMK-SPP Dharma Lestari ibu Durrotur rosidah, S.Ag yang
sudah memberi arahan serta kelonggaran waktu untuk pengerjaan skripsi
7. Segenap keluarga besar, teman sahabat-sahabat terbaik yang menyertai dan
mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini
Terimakasih atas semua yang kalian berikan, semoga apa yang pernah
penulis dapatkan dari kalian menjadi manfaat dan barokah bagi kita semua
amin.
Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui bahwa masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala
respon, saran kritik dari pembaca yang budiman. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang mau mengambil manfaat darinya amin.
Salatiga, Maret 2015
Penulis
ix
ABSTRAK
Juliono. 2015. Implementasi Nilai-Nilai Panca Jiwa Pondok Bagi Santri DiPondok Pesantren Agro Nur El Falah. Skripsi Jurusan TarbiyahPendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag, M.Phil
Kata Kunci: Implementasi Panca Jiwa Pondok
Pondok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan,terutama dalam pendidikan Islam. Untuk mencetak generasi penerus yang cerdasdan berahklaq mulia untuk mencapai semua itu maka perlu adanya manajemenpendidikan di pondok pesantren tersebut, seperti pondok pesantren Agro Nur ElFalah Kota Salatiga. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimanaimplementasi nilai-nilai panca jiwa pondok bagi santri di pondok pesantren AgroNur El Falah. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah:(1) Bagaimana konsep nilai-nilai panca jiwa pondok di Ponpes Agro Nur ElFalah? (2) Bagaimana implementasi nilai-nilai panca jiwa pondok dalamkehidupan di pondok pesantren Agro Nur El Falah ? (3) Faktor apakah yangmendukung dan menghambat implementasi panca jiwa pondok?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif yang menghasilkan data-data yang diperoleh dari objekpenelitian dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudiandilakukan analisis dengan cara mendeskripsikan data dari informan, mereduksidata sesuai kebutuhan penelitian, kemudian dianalisis oleh penulis, dandisimpulkan untuk menjawab penelitian.
Temuan penelitian ini bahwa pengasuh ponpes adalah alumni pondokModeren Gontor, sehingga beliau juga mengajarkan nilai dari panca jiwa pondok.Panca jiwa pondok sudah sering disampaikan oleh pengasuh baik dalam upacara,kuliah umum, MOS, dan lain-lain. Pada kenyataanya masih banyak santri yangmengolok-olok teman, berkelahi, mencuri milik teman, mbolos sekolah,melanggar tata tertib, bahkan melakukan pelanggaran berat yang berakibatdikeluarkan dari pondok. Ada beberapa faktor yang menajdikan implementasinyabelum maximal, di antaranya kurangnya kerja sama antar asatidz dalammengawasi santri, kurangnya kegiatan yang bisa membuat santri menjadi keluargabesar, sarana prasarana yang rusak dan tidak segera ditangani, harus ada contohriil dari asatidz maupun santri senior, kepribadian santri ketika di rumah. Makadari itu dibutuhkan kerja sama dari asatidz untuk semakin getol dalam
mengarahkan, membimbing, mendidik, dan mengawasi santri untuk mencapaitujuan yang di inginkan yang sesuai dengan visi dan misi di pondok ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7
F. Metode Penelitian .......................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Nilai Panca Jiwa Pondok ............................................. 19
B. Nilai-Nilai Panca Jiwa Pondok ..................................................... 21
1. Jiwa Keikhlasan ....................................................................... 22
2. Jiwa Kesederhanaan ................................................................ 23
3. Jiwa Berdikari........................................................................... 24
4. Jiwa Ukhuwah Islamiyah ........................................................ 25
5. Jiwa Kebebasan… .................................................................... 27
C. Pondok Pesantren ........................................................................... 27
1. Pengertian Pondok Pesantren .................................................. 27
2. Macam-Macam Pesantren ........................................................ 29
3. Elemen-Elemen Pondok Pesantren........................................... 31
4. Metode Pengajaran Dalam Pondok Pesantren.......................... 34
5. Fungsi Pondok Pesantren ......................................................... 37
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data ................................................................................ 38
1. Sejarah Pondok Pesantren Agro Nur El Falah ......................... 38
2. Maksud dan Tujuan Pondok Pesantren Agro Nur El Falah ..... 39
3. Visi dan Misi ........................................................................... 41
4. Sumber Pemasukan Pondok Pesantren Agro Nur El Falah ..... 41
5. Pengasuh dan Pengurus Pondok Pesantren Agro Nur El Falah 42
6. Kegiatan Pendidikan ................................................................ 45
7. Santri Pondok Pesantren .......................................................... 47
8. Sarana dan Prasarana ............................................................... 53
B. Data Informan ............................................................................... 55
C. Temuan Penelitian.......................................................................... 60
1. Nilai-Nilai Panca Jiwa Pondok................................................. 60
xiii
2. Implementasi Nilai-Nilai Panca Jiwa Pondok Bagi Santri Pondok
Pesantren ............................................................................... 65
3. Factor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Nilai Pendidikan
Dalam Panca Jiwa Pondok ....................................................... 66
BAB IV PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Panca Jiwa Pondok ...................................................... 70
1. Keikhlasan ................................................................................ 70
2. Kesederhanaan.......................................................................... 71
3. Berdikari ................................................................................... 72
4. Ukhuwah islamiyah .................................................................. 72
5. Kebebasan................................................................................. 73
B. Implementasi Dalam Kehidupan Di Pesantren .............................. 74
C. Factor yang mendukung dan menghambat implementasi panca jiwa
pondok............................................................................................ 75
1. Faktor Pendukung .................................................................... 76
2. Lingkungan Penghambat ......................................................... 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 79
B. Saran............................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan,
terutama dalam pendidikan Islam. Untuk mencetak generasi penerus yang cerdas dan
berahklaq mulia diperlukan pendidikan yang menyeluruh, dalam arti mencakup
semua potensi baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pondok pesantren
sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengkombinasikan ketiga aspek
tersebut, tidak hanya menekankan aspek kecerdasan kognitif semata, akan tetapi juga
menekannkan pada aspek afektif dan psikomotor, yaitu dengan mengajarkan nilai-
nilai dan norma yang sesuai dengan syari’at Islam serta membekeli para santri dengan
keterampilan-keterampilan yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Hal ini senada
dengan pernyataan Setyo Rini :
Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan kegamaan yang berperan besardalam pengembangan masyarakat terutama pada masyarakat desa, sejak awalfungsi pondok pesantren adalah sebagai tempat penyelenggaraan pendidikanterutama lebih dititik beratkan pada kegiatan belajar mengajari ilmu-ilmukeagamaan. Anggapan yang salah masyarakat awam kerap menyamaratakankehidupan pesantren. Di mana para santri hanya mengkaji ilmu-ilmu agama,tanpa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari padahal tidaksemuanya anggapan itu benar (Setyorini. 2003:19-20).
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, banyak sekali pondok pesantren
yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, akan tetapi dari sekian banyak
pesantren yang ada dapat di golongkan menjadi dua jenis. Ghazali dalam bukunya
Pesantren Berwawasan Lingkungan membagi jenis pesantren sebagai berikut :
Pondok pesantren terbagi menjadi dua macam, pertama yaitu pondokpesantren tradisional pondok yang masih mempertahankan bentuk aslinya
dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis oleh Ulama abad ke 15dengan menggunakan bahasa arab. Kedua adalah pondok pesantren modernmerupakan pengembangan tipe pesantren karena orientasi belajarnyacenderung mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik danmeninggalkan sistem belajar secara tradisional (Ghazali, 2003:14).
Setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal ataupun non formal pasti
bertujuan untuk mengembangkan peserta didiknya kearah yang lebih baik, salah satu
cara agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah dengan melaksanakan manajemen
pendidikan yang berkualitas dalam suatu lembaga pendidikan. Pondok pesantren
sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal juga menerapkan manajemen
pendidikan agar peserta didik (santri) yang belajar di pondok tersebut dapat
berkembang secara maksimal baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
Tidak mungkin lembaga pendidikan itu mengeluarkan lulusan yang baik kalau
manajemennya dalam suatu pondok tersebut tidak baik pula.
Dalam UU no 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang isinya
menetapkan tentang ujian akhir nasional program wajib belajar 9 tahun pada Pondok
Pesantren salafiyah, pendidikan keagamaan berbentuk madrasah diniyah, pesantren,
pasraman, dan bentuk lain yang sejenis (UU No 20 tahun 2003). Menurut Undang
Undang No 20 tahun 2003 Pesantren menjadi salah satu komponen terpenting dalam
pendidikan keagamaan, berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam dan menjadi ahli
dalam bidang agama. Pondok pesantren dan semua sistem yang ada di dalamnya
mendapat pengakuan seteleh diberlakukannya UU No 20 tahun 2003.
Pondok Pesantren Agro Nur El Falah adalah salah satu lembaga pendidikan di
Salatiga yang berdiri sejak tahun 2002. Ponpes ini berada di bawah naungan Yayasan
3
Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari yang didirikan oleh bapak H. Dharmo Supono
selaku pengusaha muslim sukses dan sangat berkeinginan untuk membantu anak-anak
yang kurang mampu dan khususnya anak yatim piatu. Panca Jiwa Pondok bagi santri
Pondok Pesantren Agro Nur El Falah mungkin sudah tidak asing lagi karena setiap
tahun dalam acara penyambutan santri baru selalu disampaikan. Panca Jiwa Pondok
tersebut adalah Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah,
Kebebasan. Lima hal yang ditanamkan dalam jiwa semua santri oleh pengasuh
ponpes, bukan hanya dalam acara penyambutan akan tetapi dalam upacara bendera,
pramuka, dan juga kegiatan-kegiatan lain.
Pengasuh Ponpes Agro Nuur El Falah adalah alumni Pondok Modern
Darussalam Gontor, dan di Gontor Panca jiwa ini ditanamkan dalam jiwa para santri
dan dipegang erat-erat oleh para santri. Besar harapan pengasuh Ponpes Agro Nur El
Falah agar para santri mampu memegang teguh panca jiwa ini sebagai bekal dalam
menyelami kehidupan baik ketika dalam pondok maupun diluar pondok nanti.
Banyak manfaat yang didapatkan oleh pengasuh dari panca jiwa pondok, oleh karena
itu beliau menyampaikan panca jiwa pondok dengan bahasa yang tegas, lugas, dan
mudah dipahami mengingat sangat pentingnya kelima hal ini. Tujuan pengasuh
menyampaikan hal ini dengan tegas agar para santri senantiasa memahami dan
mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari selama belajar di pesantren,
tentunya bukan hanya itu harapan yang diinginkan namun sampai di kehidupan dalam
kehidupan masyarakat nanti. Dan dengan bekal panca jiwa ini diharapkan para santri
bisa belajar dengan tekun sehingga dapat memperoleh ilmu dan pengalaman yang
dapat dijadikan sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat.
Pengasuh sudah sering menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam
panca jiwa dengan tegas dan lugas, akan tetapi belum tentu semua santri dapat
menyerap sesuai dengan apa yang sudah disampaikan, karena santri berasal dari latar
belakang yang berbeda-beda baik dari segi daerah, lingkungan, keluarga,
perekonomian, dan lain-lain. Beberapa perbedaan latar belakang tersebut sangat
berpengaruh terhadap minat santri dalam belajar dan tentunya daya tangkap/serap
para santri juga sangat berbeda. Disamping karena daya serap yang berbeda sudah
tentu cara berfikir masing-masing berbeda dan kesimpulan atau inti materi yang
ditangkap juga berbeda, hal yang wajar apabila setiap anak memiliki
persepsi/pandangan yang berbeda tentang nilai-nilai panca jiwa pondok. Bukan hanya
persepsi yang berbeda, namun bisa saja cara mengimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari juga berbeda.
Melihat isi dari panca jiwa pondok sudah dipastikan bahwa kelima poin itu
sangat penting bagi para santri. Peneliti pernah mendengarkan pemaparan dari
pengasuh tentang nilai-nilai yang dapat diambil dari kelima point ini, beliau sangat
antusias dalam menjelaskan, bahkan banyak santri yang sangat serius dalam
mendengarkan pemaparan dari pengasuh. Sudah banyak nilai-nilai yang disampaikan
dari panca jiwa pondok, namun ketika peneliti melihat dan memperhatikan
bagaimana kehidupan para santri di pondok pesantren, masih banyak hal yang masih
menyimpang atau tidak mencerminkan nilai-nilai dari panca jiwa pondok. Dari sini
peneliti merasa ingin tertarik untuk mengetahui apa nilai-nilai dalam panca jiwa
pondok, bagaimana implementasi panca jiwa pondok di Ponpes Agro Nuur El Falah,
5
faktor apakah yang mendukung dan menghambat dalam mengamalkan panca jiwa
pondok.
Besar harapan peneliti untuk dapat menyelesaikan penelitian ini mengingat
sangat pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam panca jiwa pondok, baik itu dari
pengasuh, santri dan seluruh elemen pondok. Dari uraian di atas, merupakan beberapa
hal yang melatarbelakangi serta menghantarkan kepada penulis untuk membahas
dalam sebuah skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCA
JIWA PONDOK BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN AGRO NUR EL
FALAH”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki beberapa
hal sebagai fokus penelitian dan tujuan dalam penelitian “Panca Jiwa Pondok”
Ponpes Agro Nur El Falah yang meliputi.
1. Bagaimana konsep nilai-nilai panca jiwa pondok di Ponpes Agro Nur El
Falah?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai panca jiwa pondok pada kehidupan di
pesantren?
3. Faktor apakah yang mendukung dan menghambat implementasi panca jiwa
pondok?
C. Tujuan Penelitian.
Setiap kegiatan aktivitas yang disadari mempunyai tujuan yang hendak di
capai. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana konsep nilai-nilai panca jiwa pondok di Ponpes Agro Nur El
Falah?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai panca jiwa pondok pada kehidupan di
pesantren?
3. Faktor apakah yang mendukung dan menghambat implementasi panca jiwa
pondok?
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan memberikan kegunaan sebagai berikut.
1. Kegunaan Teoritis
a. Memberikan sumbangan dan memperluas wawasan tentang panca jiwa
pondok di ponpes Agro Nuur El Falah.
b. Berguna untuk mengangkat citra bimbingan Pendidikan keagamaan
khususnya dalam dunia Pendidikan Pesantren.
c. Memberikan sumbangan fikiran dan informasi kepada pengelolaan
Pesantren dalam menanamkan panca jiwa pondok.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi pembaca yaitu memberi pengetahuan tentang panca jiwa pondok
ponpes Agro Nuur El Falah dan menjadikan pembaca mengetahui
bagaimana nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam panca jiwa pondok.
b. Bagi lembaga pendidikan pesantren sebagai fokus penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam menyampaikan nilai-nilai
dalam Panca Jiwa Pondok kepada para santri, memudahkan para santri
7
dalam memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan panca
jiwa pondok dalam kehidupan di pesantren.
c. Bagi peneliti
Mempunyai ilmu yang baru dan bermanfaat serta sebagai pengetahuan
dalam bidang nilai-nilai pendidikan yang semakin merosot karena
kemajuan teknologi dan karakter santri di pesantren.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul di atas, maka
perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis teliti sehingga tidak
terjadi pembiasaan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang
perlu di ketahui maksud dari istilah dalam judul di atas.
1. Pengertian Nilai-Nilai Dalam Panca Jiwa Pondok
Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Panca Jiwa Pondok adalah lima jiwa atau ruh bagi para asatidz, santri dan
seluruh elemen pondok pesantren
Jadi, nilai-nilai dalam panca jiwa pondok yang dimaksud oleh penulis
dalam penelitian ini yaitu lima sifat yang berharga yang bisa membuat asatidz,
santri dan seluruh elemen pondok pesantren menjadi manusia yang haqiqi,
beriman dan bertaqwa kepada Allah, dan mampu mengembangkan dirinya
sesuai ajaran Islam.
2. Panca Jiwa Pondok
Panca jiwa pondok sebagaimana yang tercantum dalam profil Ponpes
Agro Nuur El Falah tahun 2005 adalah jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan,
jiwa berdikari, jiwa ukhuwah Islamiyah, dan jiwa kebebasan
3. Pesantren.
Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai
kekhasan tersendiri dan berbeda dengan pendidikan lainnya (Departemen
Agama RI, 2003:1). Pengertian lain sebuah pesantren pada dasarnya adalah
sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal
bersama di bawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih di kenal
dengan sebutan “kyai” (Ghofur, 2009:80). Jadi dalam pesantren para santri
atau murid tingal bersama dengan kyai atau guru mereka dalam satu komplek
tertentu sehingga dapat menimbulkan kekhasan pesantren.
Pesantren yang di maksud oleh penulis dalam penelitian ini adalah
tempat bagi para santri untuk melakukan kegiatan yang ada di dalam pondok
sehingga lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran yang
diselenggarakan pondok.
Berdasarkan penegasan istilah yang telah diterangkan secara terperinci
maka, yang dimaksud dalam judul penelitian secara keseluruhan adalah apa
saja nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terkandung dalam panca jiwa
pondok Ponpes Agro Nuur El Falah kota Salatiga, bagaimana implementasi
nilai pendidikan yang terkandung dalam panca jiwa pondok di pesantren.
9
F. Metode Penelitian.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif,
menurut Bogdam dan Tylor dalam Meoleong (2009:4). Metode Kualitatif
adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif
yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka-
angka tetapi data yang terkumpul berbentuk kata-kata lisan yang mencakup
laporan dan foto-foto. Jadi hasil penelitian ini adalah berupa deskripsi atau
gambaran nilai pendidikan agama Islam dalam panca jiwa pondok di pondok
pesantren Agro Nuur El Falah Kota Salatiga tahun 2014. Dari uraian di stas
maka jenis penelitian ini adalah field research.
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti hadir secara langsung pada obyek penelitian dalam rangka
pengumpulan data yang akan diolah menjadi deskripsi. Penelitian
dilaksanakan dalam dengan cara wawancara dan pengamatan aktifitas sehari-
hari, maka peneliti terlibat secara langsung dan aktif dalam rangka
pengumpulan data.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi penelitian
Tempat atau lokasi penelitian adalah di pondok pesantren Agro
Nuur El Falah Jl. Dipomenggolo, Desa Pulutan, Kec. Sidorejo Kota
Salatiga. yang menjadi fokus subjek penelitian adalah sebagian
komponen pondok pesantren yaitu pengasuh selaku pimpinan ponpes,
asatidz sebagai pendidik, pengurus organisasi santri sebagai motorik
pondok, dan santri sebagai anggota masyarakat pondok pesantren.
b. Waktu Penelitian
Penelitian tentang nilai pendidikan agama Islam dalam panca jiwa pondok
ini dilaksanakan pada 20 s.d 31 Januari 2015 .
4. Sumber Data
Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan
berbagai sumber data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Dalam penelitian ini terdapat data utama (primer) dan data pendukung
(skunder).
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertanyaan (Suryabrata, 2003:39). Adapun yang terlibat secara
langsung sebagai sumber data primer di sini adalah:
NO NAMA JABATAN
1 KH. Usman Mansur, BA Pengasuh
2 Durrotur Rosidah, S.Ag Kepala SMK
3 Sabilal Huda, S.Th.I Dewan Asatidz
4 Nur Sholeh S.Pd.I Dewan Asatidz
5 Muhibur Rohman, S,Pd.I Dewan Asatidz
6 Najmu Tsakib Dewan Asatidz
7 Taufik Akbar Wahab Pengurus Organisasi
11
8 Maulidi Ahsan Pengurus Organisasi
9 Muhammad Muslih Pengurus Organisasi
10 Ridho Prahasto Pengurus Organisasi
11 Nur Cholis Santri
12 Bagus M. Khusnan Santri
13 Sepria Rais Santri
14 Irfanuddin Santri
15 Muhammad Dhafari Santri
b. Data Sekunder.
Data skunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah dijadikan
dalam bentuk dokumen-dokumen (Suryabrata, 2003:40).
Adapun sumber data sekunder di sini adalah buku-buku yang terkait
dengan Manajemen Pendidikan, arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan
Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.
5. Teknik Pengumpulan Data.
Dalam penulisan naskah skripsi ini penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif. Hal ini merupakan salah satu jenis metode menitik
beratkan pada penalaran yang berdasarkan realitas sosial secara objektif.
Metode penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data secara mendalam
mengenai kegiatan suatu program. Perilaku peserta dan interaksi manusia
secara luas. Dalam hal ini untuk pengumpulan data yang akan digunakan
sebagai penunjang dalam penelitian. Maka penulis menggunakan beberapa
langkah yang berkaitan dengan metode penelitian tersebut.
a. Wawancara.
Wawancara (interview) yaitu proses tanya jawab lesan dalam 2
orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka
yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri suaranya
(Sukkandarrumidi, 2004:88). Dalam arti lain bahwa wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Secara umum yang dimaksud
wawancara adalah cara penghimpunan bahan-bahan keterangan yang di
laksanakan dengan melakukan dan dengan arahan serta dengan tujuan
yang lebih ditentukan, dalam penelitian ini metode wawancara digunakan
sebagai metode pengumpulan data, dan dalam hal ini data tentang nilai
pendidikan agama Islam dalam panca jiwa pondok beserta implementasi
dalam kehidupan di pesantren. Nara sumber dari wawancara ini adalah
seluruh lapisan dalam ponpes, karena data yang akan digali berupa data
kehidupan keseharian di ponpes. Dalam penggalian data ini instrumen
yang digunakan adalah pedoman wawancara.
b. Observasi.
Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dari
sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi,
2005:136). Metode observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan yang
digunakan dengan mengadakan pengamatan fenomene-fenomena yang
dijadikan pengamatan. Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan
pengamatan langsung di pondok pesantren Agro Nuur El Falah dengan
cara melihat dan pengindraan lainya. Observasi secara langsung
mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-
13
kegiatan keseharian dalam pesantren. Dalam observasi ini yang menjadi
objeknya antara lain aktifitas santri apakah sudah mencerminkan
pengamalan dari panca jiwa pondok sebagaimana yang diharapkan
pengurus pondok.
c. Dokumentasi.
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:148). Dokumentasi
dalam penelitian ini di perlukan untuk memperkuat data-data yang
diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang
berupa catatan tertulis dari Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah, dan
dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk menggali profil tentang
pondok pesantren Agro Nuur El Falah.
6. Analisis Data.
Analisis data digunakan awal penelitian hingga akhir pengumpulan
data yang bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan
akan terjadi reduksi data, perbaikan dan ferifikasi atas data yang diperole hal
ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah pemahaman dan kejelasan.
Menurut Pavon dalam Moelong (2009:280), teknik analisis dataadalah proses kategori urutan data, mengorganisasikan ke dalamsuatu pola, kategori uruan data, mengorganisasikan ke dalam suatupola, kategori dan suatu uraian dasar, ia membedakannya denganpenafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis,menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.
a. Pengumpulan data.
Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari
pengumpulan data baik menggunakan metode wawancara, pengamatan
maupun observasi, data yang terkumpul masih berupa data mentah yang
belum diolah, sehingga masih perlu dipilih data yang penting dan tidak.
b. Reduksi data.
Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih
fokus dan tajam, karena data yang menumpuk belum dapat memberi
gambaran yang jelas. Reduksi data merupakan penyederhanaan yang
diperoleh dari catatan lapangan sebagai upaya untuk mengorganisasikan
data dan memudahkan penarikan kesimpulan.
c. Penyajian data.
Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung
disajikan sebagai kumpulan informasi terusan yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penulis membuat ini dengan naratif guna memperjelas hasil penelitian ini.
d. Kesimpulan.
Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverifikasi,
pengertian verifikasi adalah pembuktian yaitu proses proses mencari arti
benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola dan penjelasan, kemudian
data disajikan dan disimpulkan. Kesimpulan yang diverifikasi selama
penelitian berlangsung untuk mencari kesimpulan akhir.
7. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas Data)
15
Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian
karena sebelumdata dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan.
Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan
memang sesuai yang sebenarnya atau kejadian (Nasution, 2003:105). Tehnik
pengujian validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
dengan memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan
pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri (Moleong, 2009:330).
Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan yaitu:
a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa
sumber data yang berbeda.
b. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan
metode yang berbeda.
8. Tahap-tahap penelitian
a. Penelitian Pendahuluan
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis mengkaji
referensi-referensi yang berkaitan dengan manajemenn pendidikan
pesantren, sekaligus mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan
pondok pesantren pancasila.
b. Pengembangan Desain
Setelah tahap pendahuluan, penulis menyediakan waktu guna
mengembangkan desain penelitian, menyusun petunjuk guna memperoleh
data yang dibutuhkan, seperti petunjuk wawancara dan pengamatan.
c. Pelaksanaan Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian secara langsung di lokasi
penelitian sekaligus melihat secara seksama, agar lebih mengetahui secara
detail berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian dan untuk
memperoleh data-data yang dibutuhkan.
d. Penulisan laporan
Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil
temuan penelitian secara sistematis. Dalam penulisan laporan penelitian
ini tentunya mencakup semua kegiatan penelitian mulai dari tahap awal
pnelitian sampai tahap akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan.
G. Sistematika Penulisan Skripsi.
Sekripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan
sebagai berikut:
BAB I :PENDAHULUAN
Pada bab ini pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, definisi
operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian
dan sistematika penelitian.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab kajian pustaka ini, dikupas berbagai pembahasan teori yang
menjadi landasan teoritik penelitian.
Pengertian Nilai yang meliputi pengertian, cakupan.
17
Nilai-Nilai Panca Jiwa Pondok yang meliputi, penjabaran dari
Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah,
Kebebasan.
Pesantren yang meliputi, pengertian pondok pesantren, macam-
macam pondok pesantren, elemen-elemen pondok pesantren, sistem
pengajaran dan pendidikan pondok pesantren.
BAB III :LAPORAN HASIL PENELITIAN
Paparan data dan hasil temuan. Paparan data berisi tentang sejarah
berdirnya pondok pesantren Agro Nuur El Falah, maksud dan tujuan
pondok pesantren Agro Nuur El Falah, Visi dan Misi, usaha pondok
pesantren Agro Nuur El Falah, pengurus dan pengasuh pondok
pesanten Agro Nuur El Falah, santri pondok pesantren, sarana dan
prasarana. Nilai-nilai dalam panca jiwa pondok, implementasi dalam
kehidupan di pesantren, factor pendukung dan penghambat
implementasi nilai pendidikan dalam panca jiwa pondok di pondok
pesantren Agro Nuur El Falah Kota Salatiga tahun 2015.
BAB IV :ANALISIS DATA
Pada bab analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang
terkumpul, dengan pentahapan, menyimpulkan landasan teori,
mendiskripsikan hasil wawancara tentang nilai-nilai pendidikan
agama Islam dalam panca jiwa pondok, implementasi dalam
kehidupan di pesantren dan factor pendukung serta penghambat
dalam mengimplementasikan nilai pendidikan panca jiwa pondok
BAB V : PENUTUP
Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan
mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian saran saran yang
berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.
Bagian akhir dari skripsi ini berisi lampiran-lampiran.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Nilai Panca Jiwa Pondok
1. Pengertian Nilai
Nilai dalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna: 1. harga (dl arti
taksiran harga); 2. harga uang (dibandingkan dengan harga uang yang lain); 3.
angka kepandaian; biji; ponten; 4. banyak sedikitnya isi; kadar; mutu; 5. sifat-sifat
(hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan; 6. sesuatu yang
menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Secara garis besar nilai
dibagi menjadi dua kelompok yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-
nilai memberi (values of giving). Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri
manusia kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan
orang lain. Yang termasuk dalam nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta
damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, dan kesesuaian.
Nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikan atau diberikan yang
kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan. Yang termasuk nilai memberi
adalah setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih saying, peka, tidak egois, baik
hati, ramah, adil, dan murah hati (Elmubarok, 2009:7).
Adapun pengertian nilai menurut ahli (Fauziyah, 2013:15-16) adalah
sebagai berikut:
a. Menurut Young, nilai diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan
sering didasari hal-hal penting
b. Green, memandang nilai sebagai kesadaran yang secara kolektif berlangsung
dengan didasari emosi terhadap objek, ide dan perseorangan.
c. Woods, mengatakan bahwa nilai merupakan petunjuk-petunjuk umum yang
telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari
d. Dalam pengertian lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri
manusia atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik dan benar
serta hal-hal yang dianggap buruk dan salah.
Adapun Sidi Ghazalba (Lubis, 2009:17-18) mengartikan nilai adalah
sesuatu yang bersifat abstrak dan ideal. Nilai bukan kongkrit, bukan fakta, tidak
hanya sekedar soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, yang
disenangi dan tidak disenangi. Nilai itu terletak antara hubungan subjek dan objek.
Seperti garam, emas, Tuhan, itu tidak akan bernilai bila tidak ada subjek yang
menilai. Garam menjadi berarti setelah ada orang yang membutuhkan, emas
menjadi berharga setelah ada orang yang mencari perhiasan, dan Tuhan tidak akan
menjadi berarti setelah ada makhluk yang membutuhkanya. Tetapi nilai juga
terletak pada barang (objek), nilai ketuhanan karena ada dalam dzat Tuhan
terdapat sesuatu yang sangat berharga bagi manusia, dan dalam logam emas
terdapat zat yang tidak lapuk, anti karat dan jenis keindahan lainya yang sangat
berharga bagi manusia.
Dari beberapa pemaparan tentang pengertian nilai di atas maka penulis
menyimpulkan bahwa nilai-nilai dalam panca jiwa pondok adalah lima sifat yang
berharga yang bisa membuat asatidz, santri dan seluruh elemen pondok pesantren
21
menjadi manusia yang haqiqi, beriman dan bertaqwa kepada Allah, dan mampu
mengembangkan dirinya sesuai ajaran Islam.
.
B. Nilai-Nilai Panca Jiwa Pondok
Panca Jiwa Pondok tersusun atas tiga suku kata panca, jiwa dan pondok.
Panca berarti lima, jiwa berarti seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari
perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya, dan pondok berarti madrasah dan
asrama tempat mengaji, belajar agama Islam, dan sebagainya. Dari sini dapat diambil
pengertian bahwa Panca Jiwa Pondok adalah lima hal yang muncul dan tertanam kuat
dalam hati ustad dan para santri untuk menjalani kehidupan sehari-hari di pondok
pesantren.
Panca jiwa pondok ini tidak serta merta muncul dan kemudian dipublikasikan
kepada para santri di Gontor, namun butuh waktu cukup lama bagi KH. Imam
Zarkasyi untuk benar-benar memantapkan hasil pemikiranya tentang panca jiwa
pondok. Dan panca jiwa pondok ini lahir setelah melalui proses kristalisasi panalaran
yang meliputi proses pengamatan, penghayatan, dan mengkaji pasang surut berbagai
pondok pesantren khususnya Pondok Gontor, serta masukan dari berbagai pihak
terutama saudara beliau yaitu KH. Ahmad Sahal dan KH. Zainuddin Fanani. Panca
jiwa pondok ini resmi dipublikasikan oleh KH. Imam Zarkasyi pada acara Seminar
Pondok Pesantren Seluruh Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 4 s/d 7 Juli 1965
(Haikal, 1996:882). Dengan demikian lengkap sudah buah pemikiran KH. Imam
Zarkasyi tentang panca jiwa pondok. Dan berikut adalah isi dari panca jiwa pondok:
1. Jiwa Keikhlasan
Makna ikhlas bila dicari akar katanya berasal dari kata اخلص - یخلص -
أخلاصا yang berarti bersih, suci, murni, tidak ada campuranya atau cocok dan
pantas. Menurut Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, ikhlas secara istilah berarti
menghadirkan niat hanya karena Allah dengan upaya kuat dan sungguh-sungguh
dalam berfikir, bekerja, berbuat, untuk kemajuan usahanya dengan selalu
mengharap ridlo-Nya (Zarkasyi, 2011:48). Keikhlasan merurut Dr. H. Dihyatun
Masqon MA, dalam Majalah Lentera Edisi II, Juni 2013 bahwa, “istilah
keikhlasan sungguh sangat sulit jika hal tersebut diurai dengan definisi bahasa
ataupun istilah, karena keikhlasan hanya mampu terjawab dengan tingkah laku
dan perilaku atau yang dalam bahasa agama Islam disebut sebagai “akhlak”, dari
akhlak inilah, seseorang mampu dikatakan ikhlas jika sesuai dengan apa yang
termaktub didalam al-qur’an dan as-sunnah. Seseorang yang tingkah lakunya
baik dan tidak egois terhadap dirinya dan orang lain, ketika ia berbicara tentang
sesuatu yang baik maka hasilnyapun akan ikut baik, hal ini didasarkan pada
ucapan yang lahir dari hati dan diiringi dengan ruh keikhlasan yang lahir dari
dalam hatinya”
Jiwa keikhlasan sebagai jiwa pertama dalam panca jiwa pondok, dari jiwa
keikhlasan ini lebih menekankan sikap sepi ing pamprih rame ing gawe dan
semata-mata semua diamalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk ibadah
(Haikal, 1996:882). Dari kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa banyak
melakukan kebaikan tanpa mengharapkan pamrih/balasan, karena setiap
melakukan aktifitas hanya mengharapkan ridho Allah SWT.
23
2. Jiwa Kesederhanaan
Sederhanaan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sedang dalam
arti pertengahan, tidak tinggi tidak rendah, bersahaja; tidak berlebih-lebihan.
Sedangkan kesederhanaan berarti hal (keadaan, sifat) sederhana. Berikut adalah
beberapa penjabaran KH. Imam Zarkasyi tetang jiwa kesederhanaan, khususnya
di pondok
Pak Zar menekankan sederhana bukan berarti bersikap pasif (bahasaJawa narimo) atas keadaan atau nasib yang tidak dikehendaki. Bersikapsederhana bukanlah karena dipojokan oleh kemelaratan ataukemiskinan yang dihadapi, tetapi mengandung unsur kekuatan danketabahan hati, sikap berani maju terus dalam menghadapi berbagaiproblem sebagai konsekwensi perjuangan hidup sehingga dalam benakbersangkutan terhujam mantap sikap pantang mundur dalam berbagaikesulitan yang ada, betapapun pahit keadaannya. (Haikal, 1996:883)Kesederhanaan tidak hanya nampak dalam segi-segi lahiriyah, tetapijuga dalam segi batiniyah. Sejalan dengan ini Pak Zar menekankan,“Kesederhanaan juga tercermin dalam berpakaian, bertindak,bergerak, berbicara, dan juga dalam bersikap dan berfikir” (Haikal,1996:883)
Dari uraian Pak Zarkasyi di atas maka dapat kita ambil kesimpulan,
bahwa sederhana bukan berarti hanya cukup menerima apa adanya atau apa yang
ada dalam diri kita, akan tetapi menerima segala yang ada dengan diiringi usaha
yang maximal. Sementara dari uraian ke dua membahas kesederhanaan dari segi
fisik, penampilan serta pemikiran. Begitu dalam pemaparan KH imam Zarkasyi
tentang konsep kesederhanaan, yang pada umumnya orang menganggap
kesederhanaan itu hanya dari segi penampilan atau sesuatu yang tampak dalam
kehidupan manusia, baik itu pakaian, kendaraan, tempat tinggal, dan lain-lain.
Allah sang pencipta juga mengajarkan kepasda manusia agar tidak
berlebih-lebihan dalam segala hal, dari sini bisa kita ambil kesimpulan bahwa
betapa pentingnya kesederhanaan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al
An’am ayat 141:
dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang yang berlebih-lebihan.
3. Jiwa Berdikari
Berdikari mengandung arti berdiri di atas kaki sendiri, bisa mengurus
dirinya sendiri, tidak bergantung kepada orang lain, mandiri (Suharso, 2012:85).
Kalau kita telisik lebih jauh arti dari berdikari atau mandiri, maka kemandirian
merupakan salah satu ciri kematangan yang memungkinkan seorang anak
berfungsi otonom, berusaha ke arah terwujudnya prestasi pribadi dan tercapainya
suatu tujuan
Jiwa berdikari atau jiwa kesanggupan menolong diri sendiri. Jiwa
berdikari atau lebih mudahnya mandiri bukan berarti santri hanya dituntut untuk
belajar dan berlatih mengurus segala macam kepentingannya sendiri tanpa
bantuan atau pertolongan orang lain (Haikal, 1996:883). Mengurus diri sendiri
dalam kehidupan dipondok bukanlah hal yang istimewa, karena dipondok
manapun santri selalu mempersiapkan kebutuhanya sendiri, minimal keperluan
pribadi.
Gontor menanamkan jiwa kemandirian melalui kenyataan dan
keteladanan, karena kemandirian akan mendorong seseorang menjadi lebih kuat
25
dalam bercita-cita, berkemauan, bekerja dan berusaha, mempunyai cara hidup
efektif dan produktif, serta hanya bersandar kepada Allah SWT melalui tawakkal
yang benar setelah berikhtiyar secara maximal (Suharto, 2014:112). Begitu
pentingya jiwa berdikari/kemandirian maka butuh pembelajaran yang ekstra,
tidak hanya berupa definisi, contoh, dan teladan. Dalam hal penanama jiwa
berdikari ini dibutuhkan keteladanan dan pengawalan yang ketat agar benar-
benar tertanam dalam diri setiap santri. Berdikari tidak hanya cukup mampu
melakukan segala sesuatu dengan tanganya sendiri atau tanpa bantuan orang lain,
akan tetapi diiringi dengan kemampuan bertawakkal setelah segala daya dan
upaya yang dilakukan.
4. Jiwa ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah secara garis besar dapat diartikan dengan
persaudaraan yang Islami. Tidak ada persaudaraan yang hakiki tanpa dilandasi
dengan keimanan dan ketaqwaan (Suharto, 2014:118). Mengingat manusia
sebagai makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain, maka Islam
menegaskan bahwa setiap muslim itu adalah saudara, tanpa memandang suku,
ras, social ekonomi, dan lain-lain yang saat ini banyak menjadi jurang pemisah
hubungan manusia. Allah berfiman dalam Q.S Al Hujurat ayat 10:
10. orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadapAllah, supaya kamu mendapat rahmat.
Suasana jiwa ukhuwah Islamiyah sangat mudah ditemui dalam dunia
pesantren, karena pondok pesantren manapun selalu menanamkan ukhuwah
Islamiyah. Demikian juga KH. Imam Zarkasyi yang sangat peduli dengan
ukhuwah Islamiyah
Jiwa ini tercermin dalam dalam suasana demokrasi antara para santriyang ada dalam pesantren yang akrab sehingga segala kesenangan,lebih-lebih kesedihan, dirasakan bersama salam suasana keagamaanyang utuh dan menyeluruh. Jiwa ukhuwah Islamiyah ini tidak hanyadikembangklan selama masa penggemblengan di ponpes, tetapi terusdipelihara dengan baik setelah para santri terjun dalam masyarakat.Dengan demikian dapat diharapkan mereka akan mampu melahirkansuasana persatuan di kalangan umat Islam, dan bangsa Indonesia secarakeseluruhan. (Haikal, 1996:884)
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa jiwa ukhuwah
Islamiyah ditanamkan erat-erat sejak proses pembelajaran, pendidikan di
pesantren. Dilingkungan pesantren para santri bergaul, berkomunikasi,
bekerjasama, diskusi, dan lain-lain, sehingga timbul ikatan persahabatan bahkan
rasa kekeluargaan. Ketika rasa persahabatan, kekeluargaan ini terbentuk
dipesantren, maka sangat mungkin para santri akan tetap memegang erat nilai
kekeluargaan tersebut hingga mereka terjun ke masyarakat. Bermula dari
persahabatan, kemudian kekeluargaan sesama alumni, maka sangat mungkin rasa
ukhuwah Islamiyah ini dapat melebar kepada masyarakat umum.
5. Jiwa Kebebasan
Bebas artinya lepas sama sekali, tidak terikat, tidak terbelenggu, tidak
terhalang, merdeka (Suharso, 2012:79). Demikian juga jiwa kebebasan di
tanamkan di Gontor, sebagaimana kata KH. Imam Zarkasyi “ di Gontor apa saja
boleh, kecuali yang dilarang” (Suharto, 2014:119). Begitu padatnya aktifitas
santri sehingga para santri tidak banyak memiliki waktu luang, lalu dimana letak
kebebasan bagi santri? Di sela-sela waktu santri bebas melakukan apapun sesuai
27
dengan kehendak masing-masing dan tidak bertentangan dengan aturan pondok.
Santri dapat menyalurklan bakat, minat yang dimiliki kearah yang positif tentu
dengan arahan dan bimbingan dari para asatidz.
“Bebas dalam berfikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masadepannya, dan dalam memilih jalan hidup di masyarakat kelak bagisantri, dengan berjiwa besar dan optomis dalam menghadapi kesulitansesuai dengan nilai-nilai pendidikan yang telah diajarkan di pesantren”(Skretariat Pondok Modern Gontor,1997:5)
Jiwa kebebasan akan terbawa hingga para santri terjun ke masyarakat,
atau melanjutkan perjuangan hidup. Berbekal segala pengalaman selama di
pesantren maka para santri akan mampu memilih jalan hidup yang akan
ditempuh. Kebebasan dalam memilih jalan hidup ini tidak akan terlepas dari
nilai-nilai Islami.
C. Pondok Pesantren
1. Pengertian pondok pesantren.
Istilah pondok pesantren berasal dari kata فندوك funduk, (bahasa arab)
yang berarti rumah penginapan, sedangkan pondok pesantren adalah lembaga
keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan
dan menyebarkan agama Islam (Nasir, 2005:80). Pendapat lain tentang pesantren
adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional”
untuk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkannya sebagai
pedoman hidup keseharian.
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yangtumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama
(pemondokan di dalam komplek) dimana santri menerima pendidikanagama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya dibawah kedaulatan kepemimpinan seorang atau beberapa orang Kyai(Farida, 2007: 8).
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang membahas dan
mengkaji pendidikan keagamaan terutama agama Islam. Keberadaan pesantren
telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat, dengan pengajaran yang
modern dalam mengembangkan kualitas pendidikannya untuk menjadikan
santriwan dan santriwati yang sesuai dengan tujuan pendidikan dalam pesantren
itu sendiri.
Pengertian atau ta’rif pondok pesantren tidak dapat diberikan batasan
yang tegas, melainkan mengandung pengertian yang memenuhi ciri-ciri yang
memberikan pengertian pondok pesantren setidaknya ada 5 ciri yang berada
dalam lembaga suatu pondok Kyai, Santri, Pengajian, Asrama, dan masjid
dengan akivitasnya, Sehingga bila dirangkumkan semua unsur-unsur tersebut,
dapatlah dibuat suatu pengertian pondok pesantren yang bebas (Departemen
Agama RI, 2003:40). Pondok pesantren secara definisi tidak dapat diberikan
batasan yang tegas, melainkan makna yang luas tentang pengertian yang
memberikan cirri-ciri pondok pesantren, pada zaman dahulu Pondok adalah
tempat pendidikan tradisional yang di kelola oleh kyai dan ada muridnya
melakukan kegiatan pembelajaran untuk mendalami ilmu agama Islam dan ilmu
yang lainnya, sampai sekarang pondok pesantren ini berkembang luas
mempunyai pengertian yang luas sesuai dengan kebutuhan di era sekarang ini.
29
2. Macam-macam Pesantren.
Seiring dengan perkambangan di masa sekarang, pondok pesantren baik
tempat, sistem pengajaran, sistem pengorganisasianyapun telah mengalami
perubahan. Pesantren di zaman sekarang ada yang sudah tidak memakai
kebiasaan-kebiasaan tradisional pada zaman dahulu, akan tetapi pesantren ini
mengalami perubahan sesuai dengan berkembangnya zaman di masa sekarang.
a. Pondok Pesantren Tradisional
Pesantren yang tetap mempertahankan pelajarannya dengan kitab-
kitab klasik dan tanpa di berikan pengetahuan umum, model
pengajarannyapun lazim diterapkan dalam pesantren salafi yaitu dengan
metode sorogan dan wetonan (Ghazali, 2003:14).
Pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam dilakukan secara individual
atau kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab klasik berbahasa Arab.
Penjenjangan tidak di dasarkan pada satuan waktu, tetapi berdasarkan
tamatnya kitab yang dipelajari.
b. Pondok pesantren Modern
Yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran klasikal
(madrasah) memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta juga memberikan
pendidikan keterampilan (Ghazali, 2003:14).
Pembelajaran pada pondok pesantren khalafiyah dilakukan dengan
secara berjenjang dan berkesinambungan, dengan satuan program didasarkan
pada suatu waktu, seperti catur wulan, semester, tahun/kelas, dan seterusnya.
Pondok pesantren khalafiyah lebih banyak yang berfungsi sebagai asrama
yang memberikan lingkungan kondusif untuk pendidikan agama.
c. Pondok Pesantren Campuran/kombinasi
Pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah dengan penjelasan diatas adalah salafiyah dan khalafiyah dalam bentuknya yangekstrim. Barangkali, kenyataan di lapangan tidak ada atau sedikitsekali pondok pesantren salafiyah atau khalafiyah denganpenegertian tersebut. Sebagian besar yang ada sekarang adalahpondok pesantren yang berada di antara rentangan dua pengertiandi atas (Departemen Agama RI, 2003:30).
Sebagian besar pondok pesantren yang mengaku atau menamakan
diri pesantren salafiyah pada umunya juga menyelenggarakan pendidikan
secara klasikal dan berjenjang, walaupun tidak dengan nama madrasah atau
sekolah, Demikian juga pesantren khalafiyah pada umumnya juga
menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan pendekatan kitab klasik
(pengajian menggunakan kitab kuning) itulah yang diakui selama ini diakui
sebagai salah satu identitas pokok pesantren.Tanpa menyelenggarakan kitab
kuning agak janggal disebut sebagai pondok pesantren (Departemen Agama
RI, 2003:30).
Berbagai macam pondok pesantren yang berkembang pada masa
sekarang, pasti mempunyai kelebihan sendiri-sendiri untuk mencetak
manusia sebagai khalifah di bumi (khalifatu fil ardhi), untuk menghi-dupkan
agama Allah dengan berbagai cara menurut ajaran agama Islam.
31
3. Elemen-elemen pondok pesantren.
Pondok pesantren bukan hanya terbatas dengan kegiatan-kegiatan
pendidikan keagamaan melainkan mengembangkan diri menjadi suatu lembaga
pengembangan masyarakat, oleh karena itu pondok pesantren sejak semula
merupakan ajang mempersiapkan keder masa depan dengan perangkat-perangkat
sebagai berikut (Ghazali, 2003:18).
a. Masjid
b. Pondok
c. Kyai
d. Santri
Dalam penjelasannya pengertian tiap elemen pondok pesantren di atas
penulis mendefinisikan sebagai berukut:
a. Masjid
Masjid pada hakikatnya merupakan sentral kegiatan muslimin baik
dalam dimensi ukhrawi maupun maknawi masjid memberikan indikasi
sebagai kemampuan seorang abdi dalam mengabdi kepada Allah yang
disimbolkan dengan adanya masjid (Ghazali, 2003:19).
Keberadaan masjid juga digunakan para kyai untuk
menyelenggarakan pengajian yang sifatnya umum yakni pengajian kitab-
kitab klasik yang diikuti para santri dengan masyarakat sekitar pesantren.
b. Pondok
Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah asrama
pendidikan Islam tradisional di mana para siswa tinggal bersama dan belajar
di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang di kenal dengan sebutan
kyai (Ghofur, 2009: 9).
Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya sebagai
operasionalisasi pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik secara
keluarga berlangsung di pondok sedangkan mengajarnya berlangsung di
kelas dan mushola. Hal inilah merupakan fase pembinaan dan peningkatan
kualitas manusia sehingga ia bisa tampil sebagai kader masa depan, oleh
karena itu pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang pertama
mengembangkan lingkungan hidup dalam arti kata pengembangan manusia
dari segi mentalnya.
Selain sebagai tempat tinggal pondok/asrama merupakan tempat
belajar, bermasyarakat baik dengan sesama santri maupun masyarakat
sekitar serta tempat untuk menimba ilmu agama Islam sebanyak-banyaknya
sebagai bekal di masyarakat dan bekal di akhirat nanti.
c. Kyai
Ciri yang paling memasyarakat di pondok pesantren adalah kyai. kyai
pada hakikatnya adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang
mempunyai ilmu dibidang agama dalam hal ini agama Islam (Ghazali,
2003:22).
Keberadaan kyai sangat sentral sekali suatu lembaga pendidikan
Islam disebut pesantren apabila memiliki tokoh sentral yang disebut kyai,
kyai di dalam dunia pesantren sebagai penggerak dalam mengemban dan
mengembangkan pesantren sesuai denga pola yang di kehendaki, dengan
33
demikian kemajuan dan kemunduran pondok pesantren benar-benar terletak
pada kemampuan kyai dalam mengatur sistem pendidikan di dalam
pesantren, sebab kyai sebagai penguasa baik dalam pengertian fisik ataupun
yang non fisik yang bertanggung jawab demi kemajuan pesantren.
Kyai selain menjadi bagian pondok pesantren kyai juga menjadi
imam atau pemimpin dalam suatu daerah dalam urusan agama bahkan ilmu
umum lainya, realita masyarakat pada masa sekarang memandang kyai
adalah kunci dari suatu daerah sebagai panutan untuk orang banyak.
d. Santri
Istilah santri hanya ada di pesantren sebagai pengejawantahan adanya
peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
kyai yang memimpin sebuah pesantren, oleh karena itu santri pada dasarnya
berkaitan erat dengan keberadaan kyai dan pesantren (Ghozali, 2003:24).
Santri terbagi menjadi dua:
1) Santri Mukim
Santri mukim adalah para santri datang dari tempat yang jauh
sehingga ia tinggal dan menetap di pondok (asrama) pesantren
(Muliawan, 2005:158).
Santri yang mukim ini biasanya memang yang datang dari luar
daerah sekitar dimana pondok pesantren tersebut, jadi santri tersebut
dinamakan dengan santri yang mukim atau santri yang tinggal di pondok
pesantren.
2) Santri Kalong.
Adalah santri yang berasal dari wilayah sekitar pesantren
sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap di
pondok pesantren mereka bolak balik dari rumahnya masing-masing
(Maksum, 2003:15).
Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang berasal
dari desa sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya tidak dengan
menetap dalam pondok pesantren, melainkan semata-mata belajar dan
secara langsung puang ke rumah setelah belajar di pesantren.
e. Pengkajian kitab-kitab kuning
Secara lughowi (bahasa) kitab kuning diartikan sebagai kitab yang
berwarna kuning, kerena kertas-kertas yang dipergunakan berwarna
kuning atau karena terlalu lamanya kitab tersebut tersimpan sehingga
berwarna kuning (Ghofur, 2009: 28).
Kitab-kitab klasik biasanya dikenal dengan istilah kuning yang
terpengaruh oleh warna kertas. Kitab-kitab itu ditulis oleh ulama-ulama
zaman dahulu yang berisikan tentang ilmu keIslaman seperti : fiqih,
hadist, tafsir, maupun tentang akhlaq.
4. Metode Pengajaran Dalam Pondok Pesantren.
Di bawah ini disebutkan metode pembelajaran di pondok pesantren
sebagai berikut:
35
a. Sorogan
Metode sorogan adalah kegiatan pembelajaran bagi para santri
yang menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan
(individu) di bawah bimbingan seorang ustadz atau kyai (Departemen
Agama RI, 2003:74).
Model pembelajaran sorogan ini akan lebih mudah dalam
memahamkan pelajaran bagi santri karena antara pengajar dengan santri
berhadapan langsung dalam proses metode ini, jika ada keterangan yang
kurang memahamkan santri ustadz langsung bisa meneragkan sesuai
dengan apa yang dimaksud dalam kitab tersebut. Sistem sorogan santri
juga akan merasakan hubungan yang khusus ketika berlangsung kegiatan
membaca kitab yang langsung disimak oleh ustadz.
b. Bandongan
Metode ini juga disebut dengan metode wetonan, pada metodeini berbeda dengan metode sorogan. Metode bandongandilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompokpeserta didik, atau santri untuk mendengarkan atau menyimakapa yang dibacanya dari sebuah kitab (Departemen Agama RI,2003:86).
Sistem pengajaran bandongan ini biasanya dilaksanakan dalam
bentuk jama’ah atau bersama-sama yang terdiri dari beberapa kelas di
suatu pondok pesantren dengan diajar oleh seorang ustadz, para santri
mendengarkan dan (ngapsahi) atau memaknai kitab kuning yang di
bacakan oleh ustadz, biasanya sistem bandongan ini memakai model
ceramah dengan menjabarkan isi dari kitab kuning serta memberikan
keterangan yang lebih luas kepada santri.
c. Metode Musyawarah (Bahtsul Masail)
Metode musyawarah atau dalam istilah lain biasa disebut dengan
bahtsul masail merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan
metode diskusi atau seminar (Departemen Agama RI, 2003:92).
Proses pelaksanannya, para santri bebas memajukan pertanyaan-
pertanyaan atau pendapatnya, dengan demikian metode musyawaroh
lebih menitikberatkan pada kemampuan perseorangan di dalam
menganalisis dan memecahkan suatu persoalan dengan argumen logika
yang mengacu pada kitab-kitab tertentu, jadi metode ini juga melatih
mental santri untuk tampil di depan orang banyak.
d. Metode Hafalan Muhafadzoh
Kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks tertentu
dibawah bimbingan dan pengawasan seorang ustadz/kyai, santri diberi
tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka waktu tertentu
(Departemen Agama RI, 2003:100).
Metode ini juga menjadikan santri untuk berlatih kebiyasaan
istiqomah (ajek) karena dalam menghafal ini santri harus mengulang-
ulang bacaan atau lafadz yang di hafalkan sesuai target yang di tentukan,
juga melatih kecerdasan otak santri untuk mengingat-ingat materi
pembelajaran, biasanya metode ini ditekankan pada pelajaran alatnya
(nahwunya) seperti, jurumiyah, tasrif, imriti dan alfiyah ibnu malik, tetapi
37
ada juga pelajaran lain di pondok pesantren yang mengguakan metode
hafalan ini.
5. Fungsi Pondok Pesantren
Ghozali dalam bukunya yang berjudul Pesantren berwawasan
lingkungan, 2003 : 35 menyebutkan :
Dimensi fungsional pondok pesantren tidak bisa di lepas darihakekat bahwa dasarnya bahwa pondok pesantren tumbuh berawaldari masyarakat sebagai lembaga informal desa dalam bentukyang sangat sederhana, oleh karena itu perkembangan masyarakatsekitarnya temtang pemahaman keagamaan (Islam) lebih jauhmengarah kepada nilai-nilai ajaran agama Islam.
Fungsi pondok pesantren sebagai berikut:
1) Pesantren sebagai lembaga pendidikan
2) Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah.
3) Pondok pesantren sebagai lembaga sosial.
Fungsi pondok pesantren disini sangat mempengaruhi perkembangan
pesantren tersebut selain perkembangannya dengan masyarakat sekitar juga
menjadikan citra pondok pesantren benar-benar baik untuk mencetak generasi
yang Islami dan siap untuk di terjunkan ketengah-tengah masyarakat untuk
diharapkan menyebarkan ilmu-ilmu Islam yang telah di dapatkannya ketika di
pondok pesantren
BAB III
PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN
A. Paparan Data
1. Sejarah Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah
Pada pertengahan 2002 terjadi pertemuan antara dua tokoh besar, yaitu Drs.
H. Imam Ali Cirebon seorang agamawan pendiri pondok pesantren al-Ma’muroh
di kabupaten Kuningan Jawa Barat. Pondok Pesantren ini menampung anak-anak
dari korban kerusuhan Poso, NTT dan juga anak-anak terlantar dari beberapa
daerah di Jawa Barat, Pondok Pesantren yang berdiri tahun 1999 silam tidak
menarik biaya sepeserpun dari para santrinya untuk operasional pesantren dan H.
Dharmo Supono Jakarta seorang usahawan yang sukses di bidang perminyakan
yang tinggal di Jakarta kelahiran Boyolali Jawa Tengah.
Atas dasar keprihatinan akan kondisi dunia pendidikan setelah
keterpurukan ekonomi Indonesia pasca reformasi 1997, terutama konflik anatar
agama yang marak terjadi di beberapa daerah, maka muncullah gagasan-gagasan
perjuangan keIslaman melalui dunia pendidikan dengan membuat lembaga
pendidikan yang membebaskan seluruh peserta didik dari pembiayaan.
Pada bulan Juli 2002 diambilah 30 anak lulusan dari SD/MI yang berasal
dari Nusa Tenggara Timur, 15 dari korban konflik Poso dan 15 dari Indramayu,
direkrutlah calon-calon santri dengan cara jemput bola.
Pondok Pesantren Agro Nur El Falah berada di bawah naungan yayasan
sosial yatim piatu Dharma Lestari yang mempunyai landasan hukum pendiriannya
39
terdaftar atas notaris Muhammad Fauzan, SH (SK Menteri Kehakiman RI No.
C.35 HT.03.01 Th.1991 Jalan Langen Suko No. 23 Tlp./Fax. : (0298) 326167
Salatiga 50711 ) tertanggal 20 Mei 2002 Nomor 43.
Pada awalnya Pondok Pesantren Agro Nuur el-Falah bernama Pondok
Pesantren Nuur el-Falah, namun pada perkembangan selanjutnya Pondok
Pesantren Agro Nuur el-Falah mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan
beberapa pakar pertanian (Ir. Suprianto dan Ir. Reza Fauzi) dan beberapa ahli
pertanian lainnya, maka sejak awal berdirinya itulah diproklamirkan identitas
Ponpes Nuur el-Falah menjadi Ponpes Agro Nuur el-Falah.
Dengan perubahan identitas dan perkembangan pertanian yang signifikan
di Pondok Pesantren Agro Nuur el-Falah, Ponpes mendapatkan kesempatan untuk
diresmikan oleh presiden Republik Indonesia (Hj. Megawati Soekarno Putri) pada
tanggal 12 September 2004 M yang bertepatan dengan 27 Rajab 1425 H.
Pada bulan Juli 2005 Pondok Pesantren Agro Nuur el-Falah mendirikan
Sekolah Pertanian Pembangunan-Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPP-SPMA
Dharma Lestari) yang berada di bawah binaan Badan Pengembangan Semberdaya
Manusia Pertanian (BPSDM Pertanian) Departemen Pertanian, dengan formulasi
kurikulum 100% dari Pusat Pengembangan Pendidikan Pertanian BPSDMP
Departemen Pertanian.
2. Maksud Dan Tujuan Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah
Keberadaan pondok pesantren dari masa awal keberadaannya sampai
sekarang mempunyai posisi yang amat strategis dalam memberdayakan
masyarakat. Apalagi dalam menghadapai masa-masa sulit masyarakat Indonesia
pra-kemerdekaan. Salah satu bukti/wujud eksistensi pondok pesantren dalam
mempersiapkan kemerdekaannya adalah dengan melahirkan tokoh-tokoh besar
penggagas terwujudnya Republik Indonesia.
Pada masa pra-kemerdekaan pondok pesantren mempunyai misi sebagai
basis pembentukan kader-kader agamawan sekaligus pejuang-pejuang
kemerdekaan, sehingga kurikulum, pendekatan pendidikan, nilai-nilai yang
ditanamkan diformat guna tercapainya misi tersebut di atas. Setelah tercapainya
kemerdekaan Indonesia, sudah seharusnya terjadi pergeseran orientasi pendidikan
di pondok pesantren yang disesuaikan dengan kebutuhan kemasyarakatan yang
maju.
Pondok pesantren seharusnya melihat lebih jeli terhadap potensi-potensi
kealaman sebagai basis pendidikan guna mengakses teknologi yang
mempermudah aktifitas-aktifitas masyarakat pesantren sebagai pengejawantahan
terhadap syukur atas nikmat potensi alam yang luar biasa yang Allah
Subhanahuwata’ala anugerahkan.
Allah subhanahu wata’ala mentakdirkan Indonesia memilki potensi alam
yang luar biasa; diantaranya potensi kelautan, tambang, hutan dan pertanian.
Keterpurukan Indonesia pasca reformasi sampai sekarang di antaranya disebabkan
kurang tepatnya pilihan kebijakan arah pembangunan.
Negara-negara maju yang mempunyai kemiripan geografis dengan
Indonesia menjadikan peningkatan hasil pertanian dan kelautan sebagai basic
pembangunan. Sebagai contoh Australia, Malaysia, Thailand dan Cina. Tahapan
pembangunan negara-negara tersebut adalah swasembada kebutuhan-kebutuhan
41
pertanian, pabrikasi hasil pertanian, teknologi pertanian. Setelah berhasil dengan
hal tersebut di atas maka barulah mengarahkan pembangunan kepada teknologi-
teknologi yang lain. Atas dasar itulah maka pondok pesantren Agro Nuur el-Falah
menjadikan pertanian sebagai bidikan dan basik sekaligus pendamping
pembelajaran keagamaan.
3. Visi Dan Misi
a. Visi
Menjadikan Santri Ponpes Agro Nur Ela Falah Salatiga Insan Yang Disiplin,
Berilmu, Bertaqwa, Bermoral Dan Berprestasi
b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan yang tertib administrasi, dengan mengutamakan
kedisiplinan, kejujuran, dan kebersihan serta akhlakul karimah yang
berasaskan Islam
4. Sumber Pemasukan Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah
Seperti uraian di atas bahwa Ponpes Agro Nur El Falah di bawah naungan
Yayasan Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari yang nota benenya adalah yayasan
yang membantu pendidikan anak-anak daerah konflik, anak yatim piatu, dan anak
yang berasal dari keluarga kurang mampu dan semua biaya ditanggung oleh
yayasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa keseluruhan anggaran diperoleh dari
yayasan. Untuk saat ini dana yayasan masih ditanggung oleh donatur tunggal yaitu
bapak H. Darmo Supono yang tinggal di Jakarta.
Pemasukan ponpes Ponpes Agro Nur El Falah tidak hanya berasal dari
yayasan tetapi ada juga dari dana tidak terduga yang berasal dari
sumbangan/shodaqoh wali santri, sumbangan dari pihak lain. Menanggapi usulan
dari sebagian wali santri maka dibentuk panitia penerima shodaqoh wali santri
yang sifatnya sukarela sesuai kemampuan wali santri. Dana ini dibayarkan setiap
bulan tetapi bisa dibayar sekalian untuk beberapa bulan. Penggalangan dana dari
wali santri ini tidak serta merta keputusan dari pengurus pondok akan tetapi sudah
dikonsultasikan dengan dunatur tunggal dan sudah disetujui. Sudah banyak
kegiatan yang anggaranya diambilkan dari dana ini, dan menurut pengasuh dana
ini sangat membantu demi kelancaran kegiatan santri.
5. Pengasuh Dan Pengurus Pondok Pesanten Agro Nuur El Falah
a. Daftar Pengurus Ponpes Agro Nur El Falah Salatiga
NO NAMA PENDIDIKA
N TERAKHIR
JUMLAHHARI
MENGAJAR
JUMLAH
MAPEL1 Usman Mansur Sarjana Muda 4 42 Durrotur Rosidah S1 2 33 Nur Soleh S1 4 34 M. Muhibbur Rohman S1 5 45 Khafidul Mu'in S1 2 26 Mustofa Lutfi S1 3 27 Ary Witanto S1 1 18 Juliono SMK 1 19 Najmu Tsakib SMK 4 210 Kamilin D1 2 111 M. Hilmi SMA 5 312 M. Ali Masykur SMA 5 313 Ali Maskur SMA 4 214 M. Lukman SMA 4 215 Ahmad Syukron SMA 4 2
43
b. Daftar Guru SMP/SMK-SPP Dharma Lestari
NO
NAMAPENDIDIKA
N TERAKHIR
JUMLAHHARI
MENGAJAR
JUMLAH
MAPEL1 Durrotur Rosidah, S.Ag S1 2 1
2 Khafidul Mu'in, S.Pd.I S1 6 3
3 Pitoyo Ngatimin, SP S1 5 2
4 Nur Sholeh, S.Pd.I S1 2 1
5 Harsono, S.Pd S1 2 1
6 Slamet Marjuki S1 2 1
7 Sabilal Huda, S.Th.I S1 4 3
8 Yunita Mustika N, S.Pd S1 5 3
9 M. M Rohman, S.Pd.I S1 2 1
10 Z. Gesit Cahyati, SP S1 1 2
11 Dra. Supeni S1 1 1
12 Ariyanto, S.Si S1 1 1
13 Amalin Nursitatin, S. Pd S1 5 1
14 Nurul Anisa, S.Pd S1 5 2
15 Supeni Sri Lestari, S.pd S1 5 2
16 Ary Witanto, SP S1 5 5
17 Maurin Sanju, S.Pd S1 3 1
18 Rina Wijayati, S.Pd S1 2 3
19 Umi Anisa, S. Pd S1 1 1
20 Anik Dirgahandini, S.Pd S1 4 1
21 Juliono SMK 1 1
c. Susunan Pengurus Ponpes Agro Nur El Falah Salatiga
Kepala SMPKhafidul Mu’in
Kepala SMK-SPPDurrotur Rosidah
Pengawas AsramaNajmu Tsakib
Pengawas AsramaKamilin
Pendamping Kamar4. Ayatullah Asbanu5. Taufik Akbar Wahab6. Achyar Mahya
Pendamping Kamar1. Ahmad Mahmud2. Zainal Muttaqin3. Sugiyatno
PengasuhKH. Usman Mansur, BA
KoordinatorNur Sholeh
Kabid PendidikanDewi Urifah
SekretarisMustofa Lutfi
BendaharaJuliono
Kepala AsramaM. Muhibur rohman
SarprasAry Witanto
45
6. Kegiatan Pendidikan
a. Sekolah Menengah Pertama (SMP Dharma Lestari)
Dasar Penyelenggaraan :
Keputusan Walikota Salatiga Nomor : 420/66/2003 Tentang Ijin Pendirian
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Dharma Lestari Desa Pulutan
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga di Tetapkan di Salatiga pada Tanggal 24
Pebruari 2003.
b. SPP-SPMA Dharma Lestari
Sekolah Pertanian Pembangunan – Sekolah Pertanian Menengah Atas
Dharma Lestari (SPP-SPMA Dharma Lestari) di bawah naungan Kementrian
Pertanian dan kini beralih menjadi Sekolah menengah Kejuruan – Sekolah
Pertanian Pembangunan Dharma Lestari (SMK-SPP Dharma Lestari). Sekarang di
bawah naungan Kemendikbud tetapi Kementas masih mendampingi karena
SPMA adalah sekolah yang dirintis oleh Kementan yang tujuanya menciptakan
generasi pertanian yang handal.
Dasar Penyelenggaraan :
1. Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
Nomor : 86/kpts/SM.110/K/7/05 tentang Pendidikan dan Pembukaan
Program Study Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Sekolah Pertanian
Pembangunan-Sekolah Peretanian Menengah Atas (SPP-SPMA) Dharma
Lestari, di Tetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Juli 2005.
2. Keputusan Sekolah Pertanian Pembangunan-Sekolah Pertanian Menengah
Atas (SPP-SPMA) H. Moenadi Koordinator SPP-SPMA Negeri / Swasta
Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor :
421.5/087/V/05.k di tetapkan di Ungaran pada Tanggal 19 Mei 2005.
c. Kegitan Harian
- 03.30 – 04.00 Bangun pagi
- 04.00 – 04.30 Sholat subuh berjamaah
- 04.30 -05.00 Ngaji Bandongan
- 05.00 – 05.30 Pemberian Vocabularies/mufrodad Bhs Arab/Inggris
- 05.30 – 06.00 Kebersihan umum (per-lokasi, per-kamar)
- 06.00 – 06.30 Mandi/siap-siap ke sekolah
- 06.30 – 07.00 Apel pagi/Sarapan
- 07.00 – 12.00 Masuk kelas
- 12.00 – 12.30 Sholat duhur berjamaah
- 12.30 – 13.00 Makan siang
- 13.00 – 14.30 Masuk kelas (SMK-SPP)/Istirahat (SMP)
- 14.30 – 15.30 Masuk kelas kepondokan
- 15.30 – 16.00 Sholat asar berjamaah
- 16.00 – 16.30 Masuk kelas kepondokan
- 16.30 – 17.00 Kebersihan umum, istirahat/olahraga
- 17.00 – 17.30 Mandi
- 17.30 – 18.00 Ngaji Al Qur’an, persiapan magrib
- 18.00 – 18.15 Sholat maghrib berjamaah
- 18.15 – 19.00 Ngaji Al-Qur an
- 19.00 – 19.30 Sholat Isya’ berjamaah
- 19.30 – 20.00 Makan malam
- 20.00 – 21.30 Belajar malam
- 21.30 – 22.30 Istirahat malam/nonton TV
- 22.30 – 03.30 Istirahat/Tidur
d. Kegiatan Mingguan
- Jum’at, 06.30 – 07.30 Olahraga pagi
47
- Jum’at 08.15 – 09.30 Kerja bakti umum
- Jum’at 20.00 – 21.00 Latihan pidato/maulid dziba (per-kamar)
- Selasa 20.00 – 21.00 Latihan pidato/maulid dziba (per-kamar)
- Kamis 16.00 – 17.00 Ziarah ke makam
- Kamis 18.30 – 19.30 Yasin, maulid dziba
- Kamis 13.30 – 15.30 Latihan kepramukaan, PMR
e. Kegiatan Bulanan
- Kamis minggu ke 4 20.00 – 21.30 Latihan pidato umum
7. Santri Pondok Pesantren
Sejak awal berdirinya Ponpes Agro Nur El Falah ini, sebagian besar santri-
santrinya berasal dari daerah-daerah konflik, terutama luar jawa, baik itu Poso, Nusa
Tenggara Timur, Aceh, Kalimantan. Santri yang berasal dari daerah sekitar hanya
beberapa tetapi kini santri yang dari daerah sekitar, misalnya Salatiga, Kab.
Magelang, Kab. Semarang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten, sudah cukup banyak santri.
Untuk santri yang dari luar jawa sebagian besar sekarang berasal dari Ternate dan
Sulawesi Utara. Sebagian santri memperoleh informasi tentang ponpes Agro Nur El
Falah dari alumni yang sudah kembali ke daerah masing-masing, namun sebagian
karena ada relasi yang diminta bantuanya untuk mencari calon santri di daerah
tersebut sesuai dengan intrupsi dari donatur tunggal/pendiri. Berikut data santri
Ponpes Agro Nur El Falah Salatiga:
a. Santri tingkat SMK
NO NAMA TEMPATLAHIR
TANGGALLAHIR KLS
1 Abu Bakar Paleger Tobelo 24/12/1999 10
2 Achmad Baidhowi Blora 26/04/1999 10
3 Adrian Setiaji Kab. Semarang 17/07/1999 10
4 Ahmad Afifudin Magelang 24/10/1998 10
5 Ahmad Najib Semarang 28/07/1999 10
6 Ahmad Saifudin Kab. Semarang 5/5/1999 10
7 Aji Nur Ihsan Boyolali 1/5/1999 10
8 Akhsanu Jaza Magelang 15/07/1998 10
9 Albima Permana Semarang 6/7/1998 10
10 Alfian Dafa Ilyasa Semarang 31/05/1999 10
11 Almufajir Djafar Soasion 16/08/1997 10
12 Andri Setia Budi Demak 1/8/1998 10
13 Assahid Dabi-Dabi Togawa 4/1/2000 10
14 Danang Junaidi Kab. Semarang 8/5/1998 10
15 Dani Yulianto Salimbatu 24/07/1999 10
16 Didik Joko Saputro Magelang 18/04/1999 10
17 Dwi Susanto Ngawen 12/11/1997 10
18 Imanudin Tomagola Soasion 16/10/1998 10
19 Irbad Febriansyah Sumai Togawa 1/2/2000 10
20 Irfanudin Magelang 21/08/1999 10
21 Jainudin Onga Barataku 16/08/1997 10
22 Jamaludin Kayuboko 1/1/1996 10
23 Jika Hendi Pratama Magelang 30/08/1999 10
24 Khoerul Umam Magelang 6/12/1998 10
25 Misbahul Munir Magelang 13/11/1999 1026 Moch. Sofwan Bagus P Semarang 24/01/1997 1027 Moh. Dandi. L.W Palu 11/1/1999 10
28 Moh. Fahri Labean 12/3/1999 10
29 Muhamad Shobirin Kab. Semarang 13/03/1998 10
30 Muhammad Abdurrohim Teluk Panji 24/11/1998 10
31 Muhammad Dhofari Magelang 23/12/1998 10
32 Muhammad Haqqi Nazil Salatiga 13/04/1999 10
33 Muhammad Ihsanudin Magelang 16/02/1999 10
49
34 Muhammad Khoirul Umam Kab. Semarang 30/09/1999 10
35 Muhammad Khoirun Najib Salatiga 23/03/1999 10
36 Muhammad Shobri Kab. Semarang 17/01/1998 10
37 Rohviyanto Sumedi Kab. Semarang 5/1/1999 10
38 Slamet Solihin Teluk Panji Iv 10/10/1997 10
39 Wahid Mega Setyo Abdi Magelang 20/10/1999 10
40 Wahyu Ariyadin Magelang 27/12/1999 10
41 Agus Supriyanto Kab. Klaten 20/08/1996 11
42 Ahmad Roziqin Salatiga 23/12/1996 11
43 Ayip Fauzi Kab.Indramayu 31/08/1998 11
44 Bagus M. Khusnan Magelang 3/8/1998 11
45 Dhodik Maryo Saputro Karanganyar 23/04/1997 11
46 Handoyo Magelang 27/10/1997 11
47 Haris Prasetyo Muis Magelang 16/04/1998 11
48 Ibrahim Syamsudin Ende 10/7/1996 11
49 Miftakhudin Magelang 15/04/1997 11
50 Moh. Rizky Malakosa 17/05/1997 11
51 Muhamad Nasta'in Pekalongan 31/07/1998 11
52 Muhammad 'Ulaa QulilHaqqa Kab. Semarang 7/10/1998 11
53 Muhammad Qodri Azizi Salatiga 21/11/1997 11
54 Muhammad Qosim Magelang 27/11/1997 11
55 Muhammad SyaifulRomadlon Kab. Semarang 15/01/1998 11
56 Nahrowi Magelang 27/12/1996 11
57 Nur Cholis Semarang 25/02/1997 11
58 Nur Ihsanudin Magelang 30/06/1997 11
59 Riyan Musthofa Kab. Semarang 26/08/1998 11
60 Sepria Rais Tebing 15/09/1998 11
61 Solikun Kab. Semarang 14/12/1998 11
62 Sudariyanto Kab. Semarang 8/4/1998 11
63 Sukur Wonosobo 24/02/1998 11
64 Wahyu Nugroho Magelang 2/3/1998 11
65 Achmad Nailil Huda Magelang 8/10/1996 12
66 Achmad Saefodin Magelang 2/9/1996 12
67 Acyar Mahya Kendal 1/9/1996 12
68 Ahmad Hendri Saputra Magelang 22/12/1996 12
69 Akiyas Juhad Mahya Kab. Batang 22/05/1997 12
70 Ayatullah Asbanu Oet'fo 27/02/1996 12
71 Fajar Baihaqi Kendal 30/06/1997 12
72 Hasan Masngudi Magelang 13/08/1997 12
73 Kiki Supriyadi Magelang 27/12/1996 12
74 Latif Magelang 22/11/1995 12
75 Lukman Hakim Semarang 30/10/1996 12
76 Muhamad Mahmud Magelang 29/07/1997 12
77 Muhammad Maulidi Ahsan Salatiga 17/07/1996 12
78 Muhammad Muslih Kab. Semarang 14/05/1997 12
79 Nana Juananto Semarang 9/6/1997 12
80 Nurul Faizin Magelang 2/5/1997 12
81 Ridho Prahasto Salatiga 5/3/1997 12
82 Safii Magelang 22/11/1995 12
83 Sugiyatno Kab. Semarang 17/03/1997 12
84 Taufik Akbar Wahab Soe 26/02/1997 12
85 Zainal Mutaqin Kab. Semarang 10/6/1997 12
b. Santri tingkat SMP
NO NAMATEMPATLAHIR
TANGGALLAHIR KLS
1 Ahmad Azka Mundhofar Magelang 10/4/2002 VII A
2 Ahmad Faqih Assadiqi Ponorogo 3/6/2002 VII A
3 Ahmad Shoib Blora 3/3/2001 VII A
4 Anfaludin Magelang 25/11/2001 VII A
5 Bangun Salatiga 21/8/1999 VII A
51
6 Dafit Efendi Magelang 9/7/2000 VII A
7 Fajar Muhammad Solikin Magelang 15/12/2001 VII A
8 Farichin Magelang 10/3/2001 VII A
9 Ibnu Affan Magelang 11/12/2000 VII A
10 Jeffri Romadhon Kab. Semarang 24/12/1999 VII A
11 Masuud Hasan Temanggung 22/9/2001 VII A
12 Mocharis Magelang 13/7/2000 VII A
13 Muhammad Arbi Kurniawan Kab. Semarang 28/5/2002 VII A
14 M. Dimas Muwaffaq Salatiga 10/9/2001 VII A
15 Ugi Febrianto Demak 25/2/2002 VII A
16 Yusuf Prayoga Khoirul Anam Kab. Semarang 22/9/2001 VII A
17 Israfil Parigi Moutong 2/2/2000 VII A
18 Moh. Fadereza Balinggi 12/2/2002 VII A
19 Moh. Mushaf Balinggi 5/5/2002 VII A
20 Ahmad Zaini Muthohar Kab. Semarang 30/8/2000 VII B
21 A. Sholeh Abdur Rokhim Klaten 31/10/2001 VII B
22 Ayip Alfiyanto Salatiga 10/12/2001 VII B
23 Fadli Ardiansyah 21/1/2001 VII B
24 Fajar Nur Kholiq Semarang 25/12/2000 VII B
25 Ibra Fery Illahafish Salatiga 25/2/2001 VII B
26 Ivan Wijaya Gunung Kidul 26/8/2001 VII B
27 Muchammad Ariq Athollah Semarang 1/5/2001 VII B
28 Muhamad Roziqin Salatiga 28/4/2002 VII B
29 Muhamad Nor Indrawan Kab. Semarang 22/8/2001 VII B
30 Muhammad Balya Sauqillah Salatiga 23/6/2002 VII B
31 M. Tasdiqul Lutfi Sani Kab. Semarang 13/9/2001 VII B
32 Muhammad Umar Arrafi Banyumas 11/6/2001 VII B
33 Rohmad Magelang 8/10/2000 VII B
34 Ulya Ahmad Khotibul Umam Kab. Semarang 1/2/2002 VII B
35 Wahyu Nur Fahyun Magelang 4/11/2000 VII B
36 Wahyu Umar Said Kab. Semarang 6/12/2001 VII B
37 Jufri Monoarfa Balinggi 3/2/1999 VII B
38 M. Afdal Balinggi 4/10/2001 VII B
39 Moh. Vikki Balinggi 7/1/2001 VII B
40 Safaruddin Balinggi 6/4/1999 VII B
41 Sandy Irfansyah Siagian Kab. Semarang 17112001 VII B
42 Abu Rijal Hasan Yamani Tobelo 9/8/1998 VIII A
43 Rasit Mone Aban Timur 12/9/2000 VIII A
44 Alga Fuad Malakosa 15/5/2002 VIII A
45 Fikram Malakosa 15/11/1999 VIII A
46 Habil Abd Kadir Malakosa 11/1/2001 VIII A
47 M. Afandi Goraahe Malakosa 10/8/2001 VIII A
48 Rahmat Malakosa 2/1/2000 VIII A
49 Jafar Sodik Indramayu 16/6/2000 VIII A
50 Arifudin Parigi 8/9/2001 VIII A
51 Yayan Aditiya Pratama Torue 7/5/2000 VIII A
52 Yusril Parigi 2/11/2001 VIII A
53 Abdul Kholiq Magelang 5/3/1999 VIII B
54 Deva Andre Nugroho Salatiga 21/12/1999 VIII B
55 Hardiyanto Magelang 20/7/1999 VIII B
56 Muhammad Shidqan Salatiga 27/1/2001 VIII B
57 Nur Cahyo Magelang 16/8/2000 VIII B
58 Nur Muhammad Al Fariz Magelang 13/7/2001 VIII B
59 Sigit Alifudin Magelang 26/10/1999 VIII B
60 Sulham Imam Rifai Kab. Semarang 21/5/2000 VIII B
61 Wahid Manshur Kab. Semarang 24/3/2001 VIII B
62 Wahid Nashir Kab. Semarang 24/3/2001 VIII B
63 Yanuar Aldy Kurniawan Salatiga 14/1/2001 VIII B
64 Zaenal Afifudin Magelang 5/5/2001 VIII B
65 Wahyu Ilahi Pekalongan 20/3/1999 VIII B
66 Ahmat Irfai Magelang 9/8/1999 IX
67 Ahmad Mahmud Magelang 15/11/1998 IX
53
68 Alfi Mas'ud Magelang 30/9/2000 IX
69 Dedi Setiawan Magelang 27/12/1999 IX
70 Muhamad Fathur Rohman Magelang 25/1/2000 IX
71 Tosin Magelang 3/9/1998 IX
72 Ahmad Nurkholis Magelang 12/6/2000 IX
73 Fatchul Rohman Magelang 30/5/1999 IX
74 Chamid Syaifudin Magelang 19/3/1999 IX
75 Ikhsan Hidayat Magelang 9/12/1999 IX
76 Saryanto Magelang 31/3/2000 IX
77 Hajril S. Tubu Togawa 18/4/1999 IX
78 Jabal Kubais Jauhar Galela 19/6/1998 IX
79 Bayu Darmansah Sangu I. So'e 12/8/2000 IX
80 Shayiliwa Muhayis Tanof So'e 21/5/2000 IX
81 Asmar Djolo Galela 10/10/1999 IX
82 Risaldi Abdul Hak Galela 1/1/1999 IX
83 Jainudin Abd Kadir Galela 10/7/1999 IX
84 Saipulloh Yusuf Magelang 25/12/1999 IX
85 M. Solichan Dekoro 23/12/1997 IX
86 Wibi Permadi Salatiga 14/6/2000 IX
87 Muhammad Fajar Pratama Klaten 12/11/1999 IX
88 Abdul Basid Malakosa 18/10/2000 IX
89 Aljufri Malakosa 2/1/1999 IX8. Sarana Dan Prasarana
Dilihat dari bangunan gedung, sarana penunjang pembelajaran baik pondok,
SMP, SMK-SPP Dharma Lestari, sarana dan prasaran di Ponpes Agro Nur El falah
Salatiga bisa dikatakan sudah cukup memadai. Berikut daftar sarana prasarana yang
ada :
NO NAMA JUMLAH KETERANGAN
1 Masjid 1 Baik
2 Asrama 8 Baik
3 Dalem pengasuh 1 Baik
4 Kamar asatidz 4 Baik
5 Kantor Pondok 1 Baik
6 Ruang kesehatan 1 Baik
7 Ruang perpustakaan 1 Cukup baik
8 Ruang kesenian 1 Baik
9 Koperasi 1 Baik
10 Dapur umum 1 Baik
11 MCK 15 Cukup baik
12 Garasi 1 Baik
13 Ruang Kepala/Guru SMP 1 Baik
14 Ruang Kelas SMP 5 Baik
15 Ruang Lab. Komputer 1 Cukup baik
16 Toilet guru 1 Baik
17 Gudang SMP 1 Baik
18 Lapangan upacara 1 Baik
19 Ruang Kepala SMK 1 Baik
20 Ruang Guru 1 Baik
21 Ruang kelas SMK 3 Baik
22 Ruang lab. IPA 1 Cukup baik
23 Toilet guru 1 Baik
24 Gudang SMK 1 Baik
25 Lapangan upacara 1 Baik
26 Lapangan futsal 1 Baik
27 Lapangan volly 1 Baik
28 Lahan praktek siswa ± 1,5 ha Baik
55
B. Data Informan
Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan beberapa
narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis berkenaan dengan judul
penelitian yang diambil. Para informan tersebut adalah pengasuh, beberapa dewan
asatidz dan santri yang ada di Pondok Pesantren Pancasila. Di bawah ini akan diuraikan
data-data beberapa informan yang berkenan memberikan informasi. Informan-informan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. UM. Beliau dilahirkan di Malang pada 16 September 1960, beliau adalah alumni
Ponpes Darussalam Gontor, Ponorogo dan sudah mengabdikan diri cukup lama di
Gontor. Mengabdi di bagian koperasi pondok yang menangani banyak cabang
usaha, sehingga jiwa wiraswasta beliau muncul dan hingga sekarang jiwa itu masih
ada dengan membuka usaha di Ponorogo. Beliau bergelar sarjana muda (BA) pada
usia 28 tahun tepatnya pada tahun 1988. Suami dari Ibu Anis Wahyuni yang
sekarang sudah dikaruniai 3 (tiga) putri dan seorang putra ini beralamatkan di
Joresan, Mlarak, Ponorogo. Pengasuh Ponpes Agro Nur El Falah yang sudah usia
54 tahun ini dikenal dengan suara beliau yang lantang, tegas ketika menyampaikan
materi kepada santri.
2. DR. Kepala SMK-SPP Dharma Lestari kelahiran Ponorogo, 7 Juli 1969 ini adalah
pengajar yang mampu membuat suasana pembelajaran menjadi asyik. Beliau istri
dari bapak M. Ali Qomaruddin, dan sudah dikaruniai 2 (dua) putri serta seorang
29 Rumah induk/yayasan 1 Baik
30 Pendopo/aula 1 Baik
31 Kolam renang 1 Baik
putra yang termasuk santri di Ponpes Agro Nur El Falah. Berbekal pengalaman
belajar di Ponpes Al Islam kemudian melanjutkan di Ponpes Al Amin Madura,
banyak pemikiran yang sudah beliau sumbangkan untuk perkembangan Ponpes.
3. SH. Salah satu alumni Pondok Moderen Darussalam Gontor yang dilahirkan di
Kab. Semarang, 5 Oktober 1982. Cukup lama beliau mengabdi di Pondok Gontor
yang disengaja karena memang ingin punya banyak pengalaman, pekerjaan yang
menantang adalah hobby beliau. Slogan yang patut dicontoh dari beliau adalah
“sebaik-baik pekerjaan adalah yang diselesaikan”. Ketika masa pengabdian di
Gontor beliau juga menempuh pendidikan di Institut Study Islam Darussalam
(ISID) Gontor, jurusan Teologi Islam dan lulus pada tahun 2005. Mengakhiri masa
lajang di usia 30 tahun dan kini sudah dikaruniai seorang putri, yang bernama
Bilqist.
4. MR. tahun 2009 beliau mulai mengabdikan diri di Ponpes Agro Nur El Falah
Salatiga ini, setelah menyelesaikan studinya di Pondok Al Asyriyah Nurul Iman,
Parung Bogor. Memperistri Nur Jannah dan kini sudah dikaruniai seorang putra
yang bernama Agil. Ustadz yang dikenal dengan suaranya yang merdu katika
membaca Al Quran ini terlahir di Demak, 21 juni 1983. Disamping dikenal dengan
suaranya yang merdu, enak didengar, beliau juga pandai membuat kaligrafi, dan
salah satu ekstra yang diampu adalah ekstra kaligrafi.
5. KM. Magelang, 22 Januari 1992 adalah tanggal kelahiranya. Santri yang dahulu
aktif membantu di dapur dan sekarang mengabdikan diri dengan membantu di
bagian logistic santri dan asatidz. Selesai dari SMK-SPP Dharma Lestari kemudian
melanjutkan kursus D1 Administrasi di Amika Salatiga. Niat untuk belajar yang
57
kuat membuat beliau selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar. Beliau
beralamatkan di Pagergunung, Kec. Ngablak, Magelang.
6. NT. Salah satu alumni Ponpes Agro Nur El Falah Salatiga yang kini sedang
mengabdikan diri di pondok sambil melanjutkan pendidikanya di IAIN Salatiga
jurusan Tarbiyah Bahasa Arab. Santri kelahiran Magelang, 9 Oktober 1995 ini satu-
satunya santri yang memakai kaca mata di kelasnya, terlihat cerdas dan rajin,
namun memang begitulah beliau, santri yang diunggulkan di kelasnya. Putra dari
bapak Muthohar Sunhaji dan ibu Umi Aslamiyah yang berlamatkan di Jetis Gayu
RT.01 / RW.10 Wringin Putih Kec.Borobudur Kab.Magelang.
7. TA, santri yang berasal dari So’e, Nusa Tengggara Timur dikenal pandai bergaul
dengan teman, kelihatan tegas tetapi santai, begitulah kata santri yang lain. Pria
kelahiran So’e, 26 Februari 1997 putra dari Wahab Muhammad AB dan Aminah
Matau. Anak Nusa Tenggara Timur yang sudah cukup mahir dalam menggunakan
bahasa Jawa, tetapi masih terdengar kaku, kini sudah kelas XII di SMK-SPP
Dharma Lestari. Kandidat ketua Pengurus Organisasi Santri yang cukup kuat tetapi
kalah dalam debat calon ketua.
8. MA, santri asli kelahiran Salatiga, 17 Juli 1996 yang beralamatkan di Tingkir Lor
RT 2/RW 2, Dsa. Tingkir Lor, Kec.Tingkir, Salatiga ini santri yang suka berdebat
dengan teman saat mencari solusi dalam menanggapi sebuah masalah.
Diplomasinya bagus dan sering dijadikan sebagai kandidat oleh teman-temanya
dalam menyampaikan aspirasi kepada para asatidz apa yang menjadi keluhan atau
masalah yang dialami para pengurus Organisasi Santri dalam menggerakan
kegiatan di Ponpes Agro Nur El Falah. Putra dari bapak Basirun dan ibu Murfiani
yang kini sedang meenmpuh pendidikan di kelas XII SMK-SPP Dharma Lestari.
9. MM. putra dari bapak Slamet wahid dan ibu Siti Mariyah ini santri yang cukup
pendiam, tidak terlalu banyak bicara tetapi sering menyelesaikan tugas yang
diberikan, penuh pertimbangan sabelum konsultasi dan menyampaikan sesuatu
kepada ustadz maupun santri yang lain. Dengan bahasa yang halus, sopan, dan
runtut begitulah gaya beliau dalam berbicara. Pria kelahiran Kab. Semarang pada
14 Mei 1997 ini menjadi sudah belajar di pondok sejak masuk SMK, dan sekarang
kelas XII. Durenan, 03/07, Timpik, Kec. Susukan, Kab. Semarang adalah kampung
halaman tercinta.
10. RP. Santri lulusan dari SMP Negeri 2 Salatiga ini kini menjabat sebagai ketua
Organisasi Pendok Pesantren Agro Nur El Falah (OPPN). Pandai, cerdas tetapi
kadang sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain karena gaya bicaranya yang
terdengar kaku, malu, takut salah, kurang percaya diri. Santri kelahiran Salatiga, 5
Maret 1997 ini putra dari bapak Suroto dan ibu Rini Dimyati yang tinggal di
Pulutan, 02/04, Pulutan, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga.
11. NC, seorang santri yang masih lugu, tetapi sering diandalkan oleh teman-teman
sekelasnya yaitu kelas XI SMK-SPP Dharma Lestari. Santri kelahiran Kab.
Semarang, 25 Februari 1997 putra dari bapak Supardi dan ibu Sutinem ini dikenal
dengan santri yang suka membantu teman, dan dia ingin membantu teman-teman
yang lain dengan ikut kegiatan Saka Bakti Husada yaitu belajar sesuatu yang baru
dan ditularkan kepada teman-teman yang belum sempat belajar tentang Saka Bakti
Husada. Berani dalam berargumen dan siap menerima kekalahan saat argumenya
59
salah, tanda bahwa santri ini giat belajar baik dari buku, majalah, bahkan dari teman
sendiri.
12. BM, Tegalrejo adalah tempat kelahiranya yaitu pada 3 Agustus 1998. Sejak masuk
SMP di pondok dikenal dengan pendiam, pandai, cerdas dan menjadi kebanggan
para guru di SMP. Masuk SMK-SPP Dharma Lestari dan kini sudah kelas XI tetap
dengan gayanya yang pendiam, meski kini sudah tidak menjadi juara kelas tetapi
tetap mampu memberikan solusi dalam game, soal, dan kegiatan. Putra dari bapak
Burhanuddin dan ibu Siti Qomariyah yang tinggal di Tarukan, Dawung, Kec.
Tegalrejo, Kab. Magelang.
13. SR. Salah satu santri yang dikenal dengan rajin, taat, sopan, sering menjadi bahan
pembicaan guru saat istirahat, paling tidak mampu mengobati kekesalan guru
karena menghadapi santri yang kadang usil. Santri yang berasal dari tanah seberang
yaitu pulau Sumatra, tepatnya Lampung. Terlahir dalam keluarga yang tergolong
kurang mampu tetapi memiliki niat belajar yang kuat. Semangat belajarnya patut
dicontoh oleh teman-temanya. 15 September 1998 adalah kelahiranya, terpisah dari
orang tua sejak masuk SMK-SPP Dharma Lestari demi menuntut ilmu dan
meringankan beban orang tua.
14. IR. Setiap orang memiliki kelebihanya masing-masing, demikan juga dengan santri
kelahiran Kabupaten Magelang, 21 Agustus 1999 ini, pendiam, kurang aktif tetapi
pandai membuat kaligrafi. Sudah 4 tahun tinggal di Ponpes Agro Nur El Falah
salatiga ini, sejak SMP sampai sekarang tetap menjaga gaya, stile, penampilan
begitulah kata teman-temanya. Putra dari bapak Asroni dan ibu Sumanah ini terlihat
serius saat mengerjakan tugas di kelas tetapi ternyata melukis kaligrafi, bakat yang
perlu diarahkan agar bermanfaat dan tidak salah tempat.
15. MD. Berbadan kecil, sopan, dan lucu, kata temanya kelucuanya itu adalah factor
bawaan keluarga, karena kakanya dulu yang juga salah satu alumni ponpes Agro
Nur El Falah juga terkenal dengan tingkahnya yang kocak. Santri kelahiran
magelang, 23 Desember 1998 ini kadang menunjukan wajah bersalah tetapi terlihat
lucu. Salah satu santri yang memberi warna sendiri dalam kisah belajar di pondok,
semoga dia bisa jadi santri yang bermanfaat untuk keluarga, bangsa, Negara dan
tentunya agama Islam. Amin.
C. Temuan Penelitian
Salah satu harapan dari KH. Usman Mansur, BA selaku pengasuh Ponpes
Agro Nur El Falah Salatiga, panca jiwa pondok pesantren bisa menjadi ruh/nyawa bagi
para santri dan asatidz. Artinya setiap ucapan, perbuatan, keputusan, mengacu kepada
panca jiwa pondok baik itu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah,
maupun kebebasan, lebih mudahnya panca jiwa pondok mendasari kehidupan para
asatidz dan santri. Ada lima jiwa atau nilai yang sudah kami gali, diskusikan dengan
para asatidz maupun santri.
1. Nilai-nilai dalam panca jiwa pondok.
a. Keikhlasan
Kata dasar dari keikhlasan adalah ikhlas, yang artinya tulus hati, dengan
hati yang bersih. Berikut adalah pendapat dari informan tentang keikhlasan:
- DR “Ikhlas itu sesuatu yang mudah diucap tapi kadang sangat sulit untukdilaksanakan, tapi saya percaya keikhlasan ini bisa dipelajari dan dilatih”
61
- SH “Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karenadidorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segalaperbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah”
- MR “Ibadah yang diterima itu yang dilaksanakan secara ikhlas, tanpa adapaksaan, harapan lain selain ridho Allah SWT. Ibadah bukan hanya sholat,puasa, zakat, dan lain-lain, tetapi termasuk belajar, mematuhi tata tertib,membantu orang lain, dan lain-lain”
- NT “Ikhlas itu sesuatu yang mudah tapi bisa juga sulit. Mana kala kitamelakukan suatu hal tanpa ada paksaan, menjalani dengan nyaman, asik,insya Allah akan terasa ringan meski seberat, sesulit apapun itu, dan tentunyadengan niat ibadah lillahi ta’ala”
b. Kesederhanaan
Pada umumnya orang menilai kesederhanaan orang lain berdasarkan
penampilan atau segala sesuatu yang melekat pada tubuh, lalu bagaimana
pendapat para informan tentang jiwa kesederhanaan? Berikut penjelasan
informan tentang kesederhanaan:
- UM “Kesederhanaan itu qona’ah dengan segala yang Allah berikan kepadakita”
- SH “Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhanatidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justrudalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan,ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup”
- MR “Kesederhanaan ini dinilai tidak hanya secara dhohir, atau yang kelihatansaja, tapi dilihat juga sebab musabab, keadaan ekonomi sosial, kebiasaanseseorang, dan lain-lain”
- KM “Kesederhanaan itu tidak terlalu berlebihan dalam segala hal, misalnyapakaian, jajan, tingkah laku, tapi yang lebih penting adalah sesuai kebutuhan”
- NT “Sederhana, simple, tidak neko-neko, menerima segala apa pemberianAllah, qona’ah. Kalau kita ikhlas maka yang simple ini akan terasa nikmat”
- NC “Sederhana tidak cukup hanya menerima apa yang Allah berikan tanpa iriterhadap orang yang lebih beruntung dari pada kita, tetapi diiringi denganrasa syukur”
c. Berdikari
Berdikari adalah singkatan dari kata berdiri di atas kaki sendiri atau orang
biasa menyebutnya mandiri. Di pondok umumnya para santri menyiapkan
keperluan pribadi secara mandirim sebagaimana penuturan informan. Di bawah
ini data yang penulis dapatkan tentang jiwa berdikari :
- UM “Mandiri artinya tidak bergantung kepada orang lain, kita hanyabergantung kepada Allah semata”
- NT “Tidak bersandar atau jagake (bahasa jawa) orang lain, tetapi kitaselesaikan kebutuhan, masalah, kerjaan dengan usaha kita sendiri, yawalaupun kita minta bantuan orang lain tetapi tetap kita yang bertanggungjawab”
- MA “Berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri, di pondok santri dituntut untukmelakukan segala sesuatu dengan tanganya sendiri, paling tidak keperluanpribadi”
- MM “Mandiri, memang manusia adalah makhluk sosial, tetapi bukan berartiselalu membutuhkan orang lain. Maka jiwa berdikari ini sangat bagus untukditanamkan”
- BM “Berdikari, mandiri, di pondok manapun santri pasti belajar untukmandiri dengan mengurus dirinya sandiri walaupun kadang santri tidak sadarbahwa dia sedang belajar mandiri.”
d. Ukhuwah Islamiyah
Allah berfirman dalam qur’an surat Al Hujurat ayat 10 :
63
orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadapAllah, supaya kamu mendapat rahmat.
Ayat di atas merupakan salah satu dalil yang mendasari ukhuwah Islamiyah,
hubungan persaudaraan yang berdasarkan keyakinan agama. Di pondok
pesantren adalah wadah untuk menimba ilmu bagi umat muslim, dan jiwa
ukhuwah Islamiyah menjadi salah satu pengikat persaudaraan mereka. Di bawah
ini adalah pendapat informan tentang jiwa ukhuwah Islamiyah:
- UM “Hidup di dunia ini tidak berpihak kepada satu golongan saja, tetapisemua orang Islam adalah saudara tanpa membeda-bedakan, bahkan denganorang non muslim pun kita tetap bisa menjalin kerja sama, karena rasulullahsudah mengajarkan bagaimana kita memperlakukan orang non muslim”
- SH “Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yangakrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinanukhuwwah Islamiah. Tidak ada dinding yang dapat memisahkan antaramereka”
- MM “Ikatan persaudaraan berasaskan Islam, bukan berarti kita hanyaberteman dengan orang Islam saja, tetapi siapapun kita jadikan kawan tentudengan cara Islam”
- SR “Ukhuwah Islamiyah, hubungan persaudaraan Islam, semua santri adalahsaudara karena kita semua muslim, tanpa memandang asal, keluarga, fisik,sifat mereka”
- MD “Setiap muslim itu bersaudara, dan dalam ikatan persaudaraan inilahseharusnya kita umat Islam berhubungan, menjalin kerjasama, saling tolong-menolong, dan lain-lain”
e. Kebebasan
Jiwa kebebasan bukan berarti bebas tanpa ada yang mengikat atau
membatasi, dan salah satu yang bisa membatasi adalah hokum. Indonesia adalah
Negara hokum yang sudah memiliki undang-undang yang berlaku dan setiap
warga Negara harus patuh dan tunduk pada undang-undang. Demikian halnya di
pondok pesantren, pasti ada tata tertib yang berlaku bagi semua warga pondok.
Lalu bagaimana jiwa kebebasan berlaku di pondok pesantren Agro Nur El Falah?
Berikut adalah penjelasan tentang jiwa kebebasan di ponpes Agro Nur El Falah:
- UM “Bebas berfikir, mengerjakan, memilih jalan hidup tetapi sesuai hatinurani dan tentunya tidak melanggar syariat agama Islam, sepertinya hal yangsangat mudah, tetapi godaan akan selalu datang menghampiri kita, apakahkita akan mengikuti hawa nafsu atau mengikuti kata hati tanpa melanggarsyariat”
- SH “Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan,bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruhnegatif dari luar, masyarakat. Jiwa bebas ini akan menjadikan santri berjiwabesar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan. Hanya saja dalamkebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabilakebebasan itu disalah gunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan berakibathilangnya arah dan tujuan atau prinsip”
- MR “Santri bebas merdeka, tanpa ada yang mengekang, maksudnya bebasberfikir, berkarya, berinovasi, segala hal asalkan tidak bertentangan denganhati akal dan fikiran serta syariat Islam”
- NT “Kita bebas melakukan apa saja tentu tanpa melanggar syariat Islam,dimanapun kita berada kita bebas sebebas-bebasnya, tapi kita hidup tidaksendirian, ada hak orang lain yang tidak boleh kita langgar, ada malaikat yangselalu mengiringi kita, kita tidak boleh melanggar hukum Allah termasukpemerintahan yang sah.”
- SR “Di pondok santri bebas berfikir, bebas bertindak, bebas malakukan apasaja, tetapi bukan berarti tanpa control, lalu siapa yang mengontrol? Yangmengntrol adalah diri kita masing-masing, berdasarkan hati nurani kita”
- IR “Bebas itu indah, asik, nikmat dan semua orang pasti mengharapkankebebasan. Maksud dari jiwa kebebasan ini adalah santri bebas melakukan,
65
berfikir, berpendapat, mengambil keputusan tetapi tidak keluar dari jalursyariat dan aturan yang berlaku”
2. Implementasi dalam kehidupan di pesantren.
Penjelasan tentang nilai-nilai pendidikan dalam panca jiwa pondok pesantren
Agro Nur El Falah sudah dipaparkan di atas, tinggal bagaimana implementasi dari
nilai-nilai di atas. Implementasi ini bisa dilihat dari keseharian para santri di pondok,
dan inilah pandangan dari informan tetang implementasinya dan hasil pengamatan
peneliti.
- UM “Menurut saya belum maksimal”
- SH “Masih belum begitu kelihatan santri mengamalkan panca jiwa pondok ini”
- MR “Masih jauh dari harapan saya, dilihat dari keseharian santri, saya merasabahwa nilai panca jiwa pondok ini belum diamalkan dengan baik oleh parasantri”
- KM “Tetapi implementasi dalam kehidupan di pondok, belum semua santrimengamalkan nilai-nilai itu”
- TA “Kalau secara keseluruhan menurut saya sebagian besar sudah mengamalkannilai-nilai Panca Jiwa Pondok, walaupun belum seluruh nilai terlaksana, palingtidak ada beberapa nilai yang sudah dilaksanakan dalam kehidupan para santri”
- MA “Belum maksimal, masih harus banyak-banyak disampaikan materi pancajiwa pondok, diarahkan, dan dibimbing agar santri mampu dan mau merenungisetiap nilai panca jiwa pondok”
- NC “Saya melihat baik santri dari jawa maupun luar jawa sama-sama ada yangbisa mengamalkan dan ada yang belum bisa mengamalkan nilai dari panca jiwapondok”
- BM “Setiap tahun santri keluar masuk silih berganti, dan kalau saya perhatikansantri yang mampu mengamalkan beberapa nilai dari panca jiwa pondok inilahyang mampu bertahan. Jadi untuk keseluruhan panca jiwa pondok belummaksimal”
- IR “Masih belum maksimal, karena kalau sebagian besar santri mampumemahami, melaksankan panca jiwa pondok, saya yakin pondok ini akan terasalebih hidup”
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan maka peneliti mampu
menyimpulkan bahwa data yang didapatkan dari para informan adalah benar adanya,
implementasi nilai panca jiwa pondok belum maksimal. Dalam buku pelanggaran
santri, kurang lebih ada 15 santri yang melanggar tata tertib dalam 1 (satu) hari.
Peneliti juga menemukan banyak santri yang melanggar tata tertib, misalnya
membolos sekolah, tidak masuk pelajaran pondok, tidak berjamaah, merokok di
belakang pagar pondok, keluar pondok tanpa ijin, santri mencuri, berkata jorok, dan
masih banyak lagi.
3. Factor pendukung dan penghambat implementasi nilai pendidikan dalam panca jiwa
pondok.
Dalam implementasi nilai-nilai pendidikan dalam panca jiwa pondok pesantren
Agro Nur El Falah tidak terlepas dari factor yang mendukung dan factor yang
menghambat. Di bawah ini beberapa factor pendukung dan penghambat yang penulis
dapatkan dari informan.
a. Faktor pendukung
- SH “Semua elemen pondok sangat berperan besar dalam proses penanamanpanca jiwa pondok, maka dari itu perlu penataan, skenario agar santri bisaterarah ke sana”
- MR “Ada dua, yaitu factor kepribadian/kebiasaan santri, dan factorlingkungan, kalau lingkungan tentu ada banyak, temen, senior, ustad, tatatertib, kegiatan rutin santri”
67
- NT “Tentunya factor lingkungan, kan lingkungan isinya bermacam-macam,mana kala lingkungan sudah tertata dengan rapi insya Allah nilai-nilai ituakan kelihatan”
- TA “Sebenarnya segala kegiatan, pembelajaran, pergaulan sangat mendukungimplementasi nilai Panca Jiwa Pondok, tapi bagi santri yang mau meresapi,merenungi setiap kegiatan”
- NC “Banyak hal yang bisa mendorong implementasi panca jiwa ini, baik itukegiatan, tata tertib, pergaulan antar santri, dan lain-lain, tapi tergantungsantri bagaimana menanggapi itu semua”
Lingkungan menjadi faktor utama dalam implementasi panca jiwa pondok,
sebagaimana pemaparan dari informan. Dalam hal ini peneliti menemukan ada 2
faktor yaitu lingkungan dan sumber daya manusia. Factor lingkungan terbagi
menjadi 3 (tiga) yaitu sarana, system, dan kegiatan pembelajaran. Melihat fasilitas
yang ada bisa dikatakan sudah cukup membantu proses pendidikan, hanya saja
penggunaan dan perawatan yang masih sangat kurang. Sistem yang dimaksud
penulis adalah proses pengambilan kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam
hal ini kebijakan bisa dikeluarkn oleh ketua Majlis Ma’arif selaku koordinator
seluruh kegiatan yang ada. Dan yang ke-tiga adalah kegiatan pembelajaran, untuk
pembelajaran santri baik itu dari segi keilmuan maupun kedisiplinan sudah diatur
sedemikian rupa dengan melihat kondisi santri dan asatidz.
Sumber daya manusia (SDM) terdiri dari asatidz dan santri, asatidz sudah
berusaha menciptkan suasana yang kondusif dan memberikan contoh
implementasi panca jiwa pondok. Santri yang berkemauan kuat untuk belajar di
pondok lebih cenderung aktif belajar, mentaati tata tertib, mengikuti setiap
kegiatan yang ada.
b. Factor penghambat
- UM “Saya menyebutnya bukan kendala, tapi memang kita sedang dalamproses menemukan lingkungan pondok yang kondisif, untuk pembelajarannilai panca jiwa pondok”
- DR “Sistem yang belum tertata dengan apik”- SH “Pembelajaran santri tentang panca jiwa sangat kurang, baik itu secara
materi maupun dari segi contoh nyata”
- TA “Ego kedaerahan yang sering menjadi kendala implementasi Panca jiwaPondok, karena perbedaan ini yang membuat beberapa santri kadangbersitegang, dan lepas kendali, tidak mampu mengendalikan emosi dan egomasing-masing”
- MA “Santri masih belum bisa melepas kebiasaan dirumah, terutamakebiasaan jajan yang membikin boros, ketika santri sdah kehabisan bekal adabeberapa yang nekat melakukan apa saja demi dapat uang, termasuk mencurimilik teman sendiri”
- MM “Kalau menurut saya pembentukan disiplin santri yang belummaksimal”
- RP “Disiplin santri masih belum maksimal, banyak santri yang melanggar,kalau pelanggaranya hanya sepele sih wajar, tapi ini ada santri yang sudahkelewat batas, dan sangat memalukan, dan ini bisa mempengaruhi santri yanglaen”
- SR “Kendalanya ya sama dari factor lingkungan dan pribadi santri.Lingkungan yang belum tertata, kemudian pribadi yang belum maumerenungkan nilai panca jiwa pondok”
- IR “Santri berasal dari beberapa daerah dan masih banyak santri yangbergaulnya hanya dengan temen satu daerah”
Sama halnya dengan faktor pendukung ada 2 (dua) factor umum yaitu
lingkungan dan sumber daya manusia (SDM). Lingkungan terdiri dari fasilitas
pembelajaran yang kurang terawat, misalnya komputer banyak yang rusak dan
69
belum diperbaiki, meja kursi kelas yang sudah rusak dan masih tetap dipakai.
Sumber daya manusia (SDM) yang dimaksud adalah asatidz dan santri. Jumlah
asatidz yang berdomisili di pondok sangat kurang, kurangnya komunikasi antar
ustadz. Santri yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang, kepribadian,
kebiasaan santri yang buruk masih terbawa ketika dipondok dan sulit untuk
dirubah.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Dalam Panca Jiwa Pondok
1. Keikhlasan
IR menjelaskan secara simple tentang jiwa keihlasan yaitu melakukan apa saja
karena niat ibadah kepada Allah SWT.
“Inti dari ikhlas adalah hanya mengharap ridho Allah SWT, kita melakukanapa saja karena niat ibadah kepada Allah SWT”
Melakukan apa saja, semua yang kita kerjakan bahkan hal yang kecilpun
ketika kita melakukan dengan ikhlas maka insya Allah akan bernilai ibadah.
Misalnya dipondok yang santri yang kecil memberi salam kepada santri yang lebih
besar dengan ikhlas, bukan karena takut atau karena ingin dipuji. Berawal dari yang
kecil, sederhana, dan mudah, kemudian mencoba hal yang lebih besar dan lebih
bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan kata lain belajar
melakukan banyak kebaikan dan tetap hanya mengharap ridho Allah. Jiwa keihlasan
menurut BM :
“Keihlasan, sepi ing pamrih rame ing gawe melakukan banyak hal baik untukdiri sendiri maupun orang lain tanpa mengharap balasan, semata-mata karenamengharap ridho Allah SWT”
Melakukan banyak hal baik bagi diri sendiri maupun orang lain, kalau IR
menjelaskan inti dari ikhlas adalah melakukan kebaikan hanya mengharap ridho
Allah maka BM menambahkan dengan melakukan banyak hal semata-mata karena
Allah. Penjelasan tentang jiwa keihlasan juga penulis dapatkan dari DR
DR “Ikhlas itu sesuatu yang mudah diucap tapi kadang sangat sulit untukdilaksanakan, tapi saya percaya keihlasan ini bisa dipelajari dan dilatih”
71
Ikhlas itu sesuatu yang sangat mudah diucapkan tetapi terkadang sulit untuk
dilaksanakan. Ketika seseorang mengatakan ikhlas, belum tentu dalam hatinya juga
menyatakan ikhlas, karena manusia tidak dapat membaca kata hati orang lain. Jika
kita mendapati hal yang semacam itu maka alangkah baiknya kita iringi denga positif
thingking bahwa orang tersebut benar-benar ikhlas. DR menjelaskan bahwa jiwa
keihlasan dapat dilatih, maka kita kembalikan kepada pernyataan IR yaitu diawali
dengan melakukan hal yang kecil terlebih dahulu, semakin hari semakin meningkat
yaitu dengan melakukan hal yang lebih besar tentunya dengan rasa ikhlas.
2. Kesederhanaan
Inti dari jiwa kesederhanaan menurut semua informan adalah apa adanya, baik
itu penampilan, perbuatan, perkataan. Qonaah menerima segala pemberian Allah
karena memang itulah yang terbaik bagi kita menurut Allah SWT. Penjelasan tentang
jiwa kesederhaan yang lebih dalam dikemukakan oleh SH :
SH “Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhanatidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalamjiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan danpenguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup”
Dalam jiwa kesederhanaan terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan,
ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Kekuatan untuk
berjuang, berusaha dalam menggapai tujuan, cita-cita yang mulia. Kesanggupan
untuk menjaga apa yang sudah Allah berikan, apapun itu bentuknya baik nikmat
maupun ujian. Ketabahan ketika tujuan atau cita-cita belum tercapai, dan terakir
penguasaan diri, pengendalian diri. Allah tidak akan menguji hamba-Nya melebihi
batas kemampuan hamba-Nya, seberat papun itu tetap yakin bahwa hanya Allah
tempat bergantung segala sesuatu, dan semuanya akan kembali kepada Allah.
3. Berdikari
Berdikari, singkatan dari kata berdiri di atas kaki sendiri, bahasa lebih
sederhananya adalah mandiri. Setiap santri pasti belajar untuk mandiri, karena
dipondok manapun santri tinggal di pondok tanpa orag tua, bahkan santri yang
berasal dari keluarga mampu yang biasanya segala kebutuhanya disiapkan oleh orang
tua, maka ketika masuk pondok dia harus bisa mengurus dirinya sendiri. Dan pondok
bisa menjadi salah satu piliha untuk belajar mandiri, berawal mengurus diri sendiri.
Hal ini sesuai dengan pemaparan BM:
BM “Berdikari, mandiri, dipondok manapun santri pasti belajar untukmandiri dengan mengurus dirinya sandiri walaupun kadang santri tidak sadarbahwa dia sedang belajar mandiri”
Mengapa dipondok santri dituntut untuk belajar mandiri? Karena setiap santri
harus melanjutkan perjuangan hidup mereka, baik itu dengan bantuan orang lain
maupun mandiri, karena tidak selamanya kita akan bergantung kepada orang lain.
Jadi kemandirian adalah salah satu pelajaran/bekal yang berharga.
MR “Setiap santri suatu saat nanti pasti akan lepas dari pondok untukmelanjutkan hidup mereka, salah satu bekal untuk itu adalah berdikari, mandiri,tidak selalu bergantung kepada orang lain”
4. Ukhuwah Islamiyah
UM “Hidup di dunia ini tidak berpihak kepada satu golongan saja, tetapisemua orang Islam adalah saudara tanpa membeda-bedakan, bahkan dengan orangnon muslim pun kita tetap bisa menjalin kerja sama, karena rasulullah sudahmengajarkan bagaimana kita memperlakukan orang non muslim”
73
Membahas ukhuwah Islamiyah menjadi teringat innal mu’minina ikhwatun
(sesungguhnya setiap muslim itu bersaudara). Mengutip paparan UM “semua orang
Islam adalah saudara, tetapi kita tetap terbuka kepada orang non muslim dalam hal
kerja sama untuk kabaikan bersama, bukan untuk menjatuhkan orang atau kelompok
lain. Ketika sudah bersaudara maka tidak ada dinding pemisah baik itu karena
ekonomi, pendidikan, status, pekerjaan, jabatan, suku, dan lain sebagainya. Kalau
sudah bersaudara maka hendaknya saling memahami, menghormati, membantu,
melengkapi satu sama lain. Berbicara dinding pemisah ukhuwah Islamiyah, maka
kami paparkan pendapat SR tentang ukhuwah Islamiyah:
SR “Ukhuwah Islamiyah, hubungan persaudaraan Islam, semua santri adalahsaudara karena kita semua muslim, tanpa memandang asal, keluarga, fisik, sifatmereka”
5. Kebebasan
Di lembaga pendidikan manapun pasti memiliki aturan, tata tertib yang
berlaku, demikian halnya di pondok pesantren. Aturan yang jelas dan sangsi bagi
pelanggar aturan juga jelas. Aturan tidak bertujuan untuk membatasi aktifitas,
kreatifitas, inovasi santri, tetapi ini menjadi media pembelajaran utuk mentaati segala
yang sudah ditetapkan bersama. Di ponpes Agro Nur El falah santri bebas
beraktifitas, berkreatifitas, berpendapat, berkarya dengan catatan tidak bertentangan
dengan aturan yang berlaku. NT menjabarkan jiwa kebebasan lebih jauh lagi, yaitu
dimanapun santri bebas sebebas-bebasnya, berikut penjelasan NT:
NT “Kita bebas melakukan apa saja tentu tanpa melanggar syariat Islam,dimanapun kita berada kita bebas sebebas-bebasnya, tapi kita hidup tidak sendirian,ada hak orang lain yang tidak boleh kita langgar, ada malaikat yang selalumengiringi kita, kita tidak boleh melanggar hukum Allah termasuk pemerintahanyang sah”
Setiap santri memiliki kebebasanya masing-masing, akan tetapi kebebasan itu
ada yang mengatur, kalau di pondok maka ada aturan pondok, aturan pemerintah dan
syariat Islam. Di pondok sudah ditentukan jadwal kegiatan, aktifitas keseharian, lalu
dimana letak kebebasan yang diberikan? Santri bebas mengembangkan bakat yang
dimiliki dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, santri bebas berkarya, berinovasi
sesuai persetujuan pembimbing. Santri bebas berfikir, berpendapat dan
menyampaikan argumenya melalui iven yang tepat.
B. Implementasi Dalam Kehidupan Di Pesantren
Mengutip kata Ahmad Suharto “Pondok menanamkan ukhuwah Islamiyah
kepada para santrinya, melebur fanatisme golongan, partai, kelompok dan kedaerahan.
Mereka bersaudara, tunggal guru, satu pesantren, makan, tidur, belajar dan beraktifitas
di kampus yang sama dalam suasana yang harmonis, yang kecil menghormati yang
besar dan yang besar menyayangi adik-adiknya, para santri hormat dan segan kepada
para guru dan kyainya dan para guru juga menyayangi mereka” (Ahmad Suharto,
2014:10). Begitulah suasana pondok yang diharapkan, begitu harmonis, indah dan
terasa sangat nyaman, bahkan yang muncul dalam pandangan orang awam pondok
adalah tempat belajar agama, dan ilmu-ilmu yang lain. Belajar banyak hal dengan
suasana kekeluargaan, keluarga atas dasar Islam. Memperhatikan dari hasil wawancara
dengan nara sumber baik dari asatidz maupun santri, yang menyatakan demikian:
Salah satu asatidz, MR “Masih jauh dari harapan saya, dilihat dari kesehariansantri, saya merasa bahwa nilai panca jiwa pondok ini belum diamalkan dengan baikoleh para santri.”
Dari santri ada yang menyatakan TA “Kalau secara keseluruhan menurut sayasebagian besar sudah mengamalkan nilai-nilai Panca Jiwa Pondok, walaupun belum
75
seluruh nilai terlaksana, paling tidak ada beberapa nilai yang sudah dilaksanakandalam kehidupan para santri.”
Dari pemaparan nara sumber di atas bisa disimpulkan bahwa implementasi nilai-
nilai panca jiwa pondok di Ponpes Agro Nur El Falah sudah berjalan, akan tetapi belum
maksimal. Mengapa bisa dikatakan belum maksimal? Berikut alasan mengapa bisa
dikatakan belum maksimal :
1. Santri sering mbolos sekolah, baik itu sekolah umum maupun kepondokan.
2. Santri sering kluar pondok tidak ijin piket pondok maupun kepala asrama
3. Banyak santri yang kehilangan baik itu uang, sabun, pakaian, dan buku.
4. Santri tidak bisa merawat dan menjaga fasilitas yang disediakan pondok.
5. Santri yang dari luar jawa kabur dari pondok dan mengganggu masyarakat.
6. Santri berkelompok berdasarkan daerah asal, jarang ada santri yang bisa bergaul
dengan santri yang berasal dari daerah lain
Berdasarkan hasil observasi peneliti menemukan beberapa fakta yang
menyebabkan beberapa asatidz dan juga santri menyatakan bahwa implementasi nilai-
nilai pendidikan agama Islam dalam panca jiwa pondok pesantren Agro Nur El Falah
belum maksimal. Dalam pengamatan kagiatan keseharian santri peneliti menemukan
santri yang sedang saling mengolok-olok, santri menekan/memaksa santri yang lain,
santri lebih sering berkumpul dengan kelompok daerah masing-masing, ini baru dari
nilai ukhuwah Islamiyah, belum nilai-nilai yang lain.
C. Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Implementasi Panca Jiwa Pondok
Faktor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suharso, 2012:137) adalah
sesuatu hal, keadaan, peristiwa, dan sebagianya yang ikut menyebabkan, mempengaruhi
terjadinya sesuatu. Demikian juga implementasi nilai-nilai pendidikan dalam panca jiwa
pondok ini juga memiliki beberapa faktor, baik itu faktor pendukung maupun faktor
yang menghambat.
Setiap keberhasilan suatu pekerjaan, program, system, proses atau apapun, pasti
tidak terlepas dari faktor yang mendukung, baik itu faktor yang sudah terencana
maupun tidak terduga atau diluar dugaan manusia. Dan sebaliknya, faktor yang
menghambat juga menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Demikian juga
implementasi nilai-nilai panca jiwa pondok dalam kehidupan di pondok pesantren Agro
Nur El Falah Salatiga tidak terlepas dari faktor yang mendukung dan yang menghambat.
Secara garis besar faktor tersebut terangkum menjadi 2 yaitu lingkungan dan sumber
daya manusia (SDM).
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung implementasi nilai-nilai dalam panca jiwa pondok terbagi
menjadi 2 (dua) yaitu faktor lingkungan dan faktor sumber daya manusia (SDM).
a. Faktor lingkungan
- Fasilitas sudah cukup membantu proses pendidikan, hanya saja penggunaan
dan perawatan yang masih sangat kurang.
- Pengambilan kebijakan bisa dikeluarkan oleh ketua Majlis Ma’arif selaku
koordinator seluruh kegiatan mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
- Kegiatan pembelajaran santri baik itu dari segi keilmuan maupun kedisiplinan
sudah diatur sedemikian rupa dengan melihat kondisi santri dan asatidz.
77
- Dukungan dari masyarakat sekitar, para aghniya’ serta pemerintah yang telah
menjadi donatur tetap dan tidak tetap yang memberikan bantuan untuk
pondok baik dari segi fisik atau non fisik.
b. Faktor sumber daya manusia (SDM)
- Beground asatidz berasal dari pondok yang berbeda-beda sehingga mampu
memberi warna dalam pengelolaan pondok.
- Guru SMP/SMK yang aktif dan selalu siap membantu menjalankan program
pondok.
- Santri pengabdian yang meluangkan waktu, tenaga, dam fikiran demi
membantu pondok.
- Santri yang memiliki kemauan, semangat belajar yang tinggi, sehingga
mereka aktif mengikuti setiap kegiatan dan mentaati tata tertib.
- Adanya pendekatan yang baik dalam pelaksanaan pendidikan di pondok
pesantren Agro Nur El Falah.
- Kepercayaan orang tua untuk menitipkan anak-anaknya mereka di pondok,
hal ini menjadi spirit bagi pengasuh dan dewan asatidz untuk mendidik para
santri.
- Rasa tanggung jawab sosial pengasuh dan dewan asatidz serta semangat
untuk mencari ridho Allah.
2. Faktor penghambat
Demikian halnya dengan faktor penghambat implementasi nilai-nilai dalam
panca jiwa pondok terbagi menjadi 2 (dua) yaitu faktor lingkungan dan faktor
sumber daya manusia (SDM).
a. Faktor lingkungan
- Fasilitas pembelajaran yang kurang terawat, misalnya komputer banyak yang
rusak dan belum diperbaiki, meja kursi kelas yang sudah rusak dan masih
tetap dipakai.
- Kebijakan dan sistem yang dibangun sudah cukup baik, namun dalam
pelaksanaan masih sering terjadi mis komunikasi, baik itu pengasuh, asatidz,
maupun santri.
b. Faktor sumber daya manusia (SDM)
- Jumlah pengajar yang berdomisili di pondok sangat minim untuk mengawasi,
membimbing, mengarahkan, mendidik santri yang jumlahnya 150 lebih. Hal
ini menyebabkan kurangnya pengawasan terhadap santri.
- Komunikasi antar asatidz kurang maksimal sehingga kebijakan yang diambil
kadang bertentangan dengan pengasuh.
- Santri berasal dari daerah yang berbeda-beda dan tentu memiliki kebiasaan
yang berbeda, apalagi santri yang berasal dari luar jawa. Hal inilah yang
sering menimbulkan perbedaan persepsi bahkan berujung perkelahian. Santri
jarang mendapat kiriman uang saku dari orang tua yang mengakibatkan santri
berani mencuri milik temanya sendiri.
79
BAB V
PENUTUP
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian nilai-nilai dalam panca jiwa pondok pesantren Agro
Nur El Falah Salatiga tahun 2015, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai dalam panca jiwa pondok pesantren Agro Nur El Falah Salatiga ada 5 yaitu
Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah, Kebebasan. Keihhlasan
“sepi ing pamrih rame ing gawe” tidak mengharapkan imbalan atau balasan dari
orang lain, sebesar apaun itu yang dilakukan. Ketika kita ikhlas insya Allah balasan
dari Allah jauh lebih besar. Kesederhanaan, menampilkan apa adanya, baik itu
pakaian, tindakan, pemikiran, perbuatan sesuai dengan kadar kita. Dalam
kesederhanaan terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan
diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Berdikari, berdiri di atas kaki sendiri,
mandiri, kemampuan untuk mengurus diri sendiri tanpa bergantung kepada orang
lain. Ukhuwah islamiyah jalinan persaudaraan dalam ikatan syariat Islam. Semua
umat muslim adalah saudara kita, tanpa memandang suku, warma kulit, adat istiadat,
bahkan Islam juga menganjurkan agar kita tetap mengajak bekerja sama dengan
orang non muslim dalam hal kebaikan. Kebebasan, di pondok santri bebas berfikir,
berkarya, bertindak, berinovasi, asalkan sesuai dengan tempat, waktu, tujuan serta
tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Tidak hanya di pondok, tetapi ketika
lulus nanti santri bebas menentukan jalan hidup masing-masing sesuai hati nurani,
tidak melanggar syariat Islam serta aturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan serta hasil observasi di lapangan
dapat disimpulkan bahwa implemetasi nilai-nilai pendidikan dalam panca jiwa
pondok ini masih belum maximal, meski sudah ada santri yang mengamalkan nilai-
nilai panca jiwa pondok. Butuh pengawasan dan bimbingan yang lebih ekstra dari
seluruh eleman pondok demi berjalanya nilai-nilai panca jiwa pondok
3. Factor pendukung implementasi nilai-nilai dalam panca jiwa pondok terbagi menjadi
2 (dua) yaitu faktor lingkungan dan faktor sumber daya manusia (SDM). Factor
lingkungan terdiri dari fasilitas yang cukup memadai, kegiatan didesain dengan baik.
Sumber daya manusia meliputi beground asatidz yang bermacam-macam, santri
pengabdian, bantuan masyarakat sekitar, donatur yang senantiasa memberikan
bantuan untuk pondok.
4. Faktor penghambat implementasi nilai-nilai dalam panca jiwa pondok terbagi
menjadi 2 (dua) yaitu faktor lingkungan dan faktor sumber daya manusia (SDM).
Factor lingkungan dikarenakan fasilitas yang kurang perawatan, kebijakan, kegiatan
yang belum terlaksana dengan maksimal. Sumber daya manusia yang kurang
memadai, kepribadian santri yang masih terbawa dan menyebabkan banyak
pelanggaran.
E. Saran
1. Bagi pihak pondok pesantren
a. Kerjasama dan hubungan yang harmonis dalam pesantren antara pengasuh, dewan
asatidz, dan semua santri perlu dijaga agar selalu terjalin dengan baik.
81
b. Pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan aturan dan tata tertib pondok
pesantren serta pengawasan perkembangan potensi pendidikan semua santri perlu
ditingkatkan agar semua kegiatan, aturan dan tata tertib dapat berjalan dengan
baik serta perkembangan potensi santri tetap terkontrol.
c. Penambahan tenaga pengajar/asatidz yang berdomisili di pondok.
d. Diperlukan adanya pemaparan nilai-nilai pendidikan dalam panca jiwa pondok
pesantren Agro Nur El Falah Salatiga secara rutin dan diikuti oleh seluruh elemen
pondok.
e. Diadakan pelatihan keterampilan lain untuk menambah pengetahuan santri serta
sebagai modal untuk hidup di masyarakat nanti.
2. Bagi Para Santri-Santri
a. Semua santri diharapkan lebih giat, sungguh-sungguh, dan tekun dalam belajar
baik didalam pondok pesantren maupun di luar pesantren dan mematuhi semua
aturan tata tertib dan aturan yang ada dalam pondok pesantren karena semua itu
untuk kebaikan semua santri.
b. Semua ilmu pengetahuan dan pengalaman yang di dapatkan oleh santri
diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan setelah keluar dari pondok
pesantren.
c. Menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan semua santri tanpa memandang
latar belakang mereka.
d. Memanfaatkan, menjaga, dan merawat fasilitas pondok sesuai dengan
kegunaanya.
e. Mengimplemetasikan nilai-nilai panca jiwa pondok
3. Bagi Dewan Asatidz
a. Lebih ditingkatkan lagi dalam pengelolaan pendidikan kepada santri agar santri
menjadi lebih semangat dalam mengikuti pendidikan dan pembelajaran di pondok
pesantren.
b. Lebih menyayangi murid-muridnya dan merawat dengan penuh ikhlas dan
mencari ridho Allah semata.
c. Agar lebih loyalitas dan totalitas dalam membimbing, mengarahkan, mengawasi,
dan memberi contoh kepada santri.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Jakarta Rineka Cipta.
Departemen Agama RI. 2003. Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah. Jakarta
Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan Yang Terserak,Menyambung Yang Terputus Dan Menyatukan Yang Tercerai. Bandung:Alfabeta
Farida, Anik, 2007. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Balai Penelitian danPengembangan Agama.
Fauziyah, Nurul. 2013. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Negeri 5 MenaraKarya Ahmad Fuadi. Skripsi S1:STAIN Salatiga
Ghofur, abd. 2009.Pendidikan Anak Pengugsi. Malang: UIN Malang Press
Ghozali, Bahri, 2001. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV Prasasti
Haikal. 1996. K.H. Imam Zarkasyi Di Mata Umat. Ponorogo: Gontor Press
Lubis, mawardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Nilai (Perkembangan Moral KeagamaanMahasiswa PTAIN). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mahmud. 2011. Pemikiran pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia
Makbuloh, Deden. 2011. Pendidikan Agama Islam (Arah Baru Pengembangan IlmuDan Kepribadian Di Perguruan Tinggi). Jakarta: PT Raja Gravindo Persada
Maksum dkk.2003.Pola Pembelajaran Pendidikan Pesantren, Jakarta. DepartemenAgama RI.
Muhaimin. 2008. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Moeloeng, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung . RemajaRosdakarya.
Nasir, Ridwan. 2005. Tipologi Format Pendidika Ideal. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistic Kualitatuf. Bandung Tarsito
Sekretariat Pondok Modern Darussalam Gontor. 1997. Serba Serbi Pondok ModernGontor. Ponorogo: Percetakan Darussalam
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PN Rineka Cipta.
Suharso dan Ana Retnoningsih. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:Widya Karya
Suharto, Ahmad. 2014. Menggali Mutiara Perjuangan Gontor. Ponorogo: Trimurti
Press
Sukandarrumidi, 2004, Metodologi Penelitian. Yogyakarta, Gajah Mada UniversitasPress.
Tauhied, Abu. 1998. Beberapa aspek pendidikan islam. Secretariat Ketua JurusanFakultas Tarbiyah
Usman, Husaini, 2006: Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. Yogyakarta:PT Bumi Aksara
Zarkasyi, Abdullah Syukri. 2011. Bekal Untuk Pemimpin, Pengalaman MemimpinGontor. Ponorogo: Trimurti Press
47
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk pengasuh dan pengajar pondok pesantren Agro Nur El Falah
I. IDENTITAS INFORMAN
1. Nama :
2. Usia :
3. Wawancara hari/tgl :
4. Jabatan :
II. SASARAN WAWANCARA
1. Sejarah Panca Jiwa Pondok
2. Nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam panca jiwa pondok
3. Implementasi panca jiwa pondok dalam kehidupan di pesantren
4. Factor pendukung dan penghambat implementasi panca jiwa pondok
III. Butir-butir pertanyaan
1.1 Siapakah orang pertama yang menciptakan panca jiwa pondok?
1.2 Dimana beliau tinggal?
1.3 Bagaimana proses beliau dalam menciptakan panca jiwa pondok?
2.1 Apa isi dari panca jiwa pondok tersebut?
2.2 Apa nilai-nilai pendidikan yang ingin disampaikan kepada para santri memalui
panca jiwa pondok?
2.3 Nilai pendidikan apa yang paling penting bagi para santri?
3.1 Metode apa saja yang digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai pendidikan
dalam panca jiwa pondok kepada para santri?
49
3.2 seberapa besar santri mampu menyerap nilai-nilai pendidikan yang
disampaikan?
3.3 Bagaimana implemetasi nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan sehari-hari
para santri?
3.4 Apakah implementasinya sudah sesuai dengan apa yang menjadi harapan
pengasuh dan para asatidz?
4.1 Faktor apakah yang sangat membantu atau mendukung demi berjalanya nilai-
nilai pendidikan dalam panca jiwa pondok?
4.2 Adakah kendala dalam mengimplementasikan panca jiwa pondok?
4.3 Upaya apa yang diambil oleh pengasuh dan asatidz dalam menghadapi setiap
kendala implementasi panca jiwa pondok?
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk santri pondok pesantren Agro Nur El Falah:
I. IDENTITAS INFORMAN
1. Nama :
2. Usia :
3. Wawancara hari/tgl :
4. Jabatan :
II. SASARAN WAWANCARA
1. Isi dari panca jiwa pondok
2. Nilai-nilai pendidikan dalam panca jiwa pondok
3. Implementasi nilai-nilai pendidikan dalam panca jiwa pondok
4. Factor pendukung dan penghambat implementasi panca jiwa pondok
III. Butir-butir pertanyaan
1.1 Kapan anda menerima materi tentang panca jiwa pondok?
1.2 Menurut anda apa panca jiwa pondok itu?
1.3 Apa isi dari panca jiwa pondok?
2.1 Bagaimana penyampaian pengasuh dan asatidz tentang nilai-nilai pendidikan
dalam panca jiwa pondok?
2.2 Nilai pendidikan apa saja yang bisa anda petik dari panca jiwa pondok?
2.3 Nilai pendidikan apa yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kehidupan
anda di pondok pesantren?
3.1 Menurut penilaian anda, bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan dalam
panca jiwa pondok pada kehidupan sehari-hari di pesantren selama ini?
51
4.1 Faktor apa yang mendorong implementasi nilai pendidikan dalam kehidupan
sehari-hari di pondok pesantren?
4.2 Apa yang menjadi kendala dalam implementasi nilai-nilai pendidikan pada
panca jiwa pondok?
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 01
Hari Tanggal : Selasa, 20 Januari 2015
Kode Informan : UM
Tempat Wawancara : Di Ndalem Pak Kyai
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokPanca Jiwa adalah lima nilai yang mendasari kehidupan Pondok ModernGontor yang isinya adalah Keikhlasan, artinya sepi ing pamrih, tidakkarena didorong keinginan untuk memperoleh keuntungan tertentu,semata mata untuk ibadah. Kesederhanaan, qona’ah dengan segala yangAllah berikan kepada kita. Berdikari atau mandiri artinyatidakbergantung kepada orang lain, kita hanya bergantung kepada Allahsemata. Ukhuwah Islamiyah, hidup di dunia ini tidak berpihak kepadasatu golongan saja, tetapi semua orang islam adalah saudara tanpamembeda-bedakan, bahkan dengan orang non muslim pun kita tetap bisamenjalin kerja sama, karena rasulullah sudah mengajarkan bagaimanakita memperlakukan orang non muslim. Kebebasan, artinya bebasberfikir, mengerjakan, memilih jalan hidup tetapi sesuai hati nurani dantentunya tidak melanggar syariat agama islam, sepertinya hal yangsangat mudah, tetapi godaan akan selalu datang menghampiri kita,apakah kita akan mengikuti hawa nafsu atau mengikuti kata hati tanpamelanggar syariat.
Keikhlasan, artinya sepi ing pamrih, tidak karenadidorong keinginan untuk memperoleh keuntungantertentu, semata mata untuk ibadah. Kesederhanaan,qona’ah dengan segala yang Allah berikan kepadakita. Berdikari atau mandiri artinya tidakbergantung kepada orang lain, kita hanyabergantung kepada Allah semata. UkhuwahIslamiyah, hidup di dunia ini tidak berpihak kepadasatu golongan saja, tetapi semua orang islam adalahsaudara tanpa membeda-bedakan, bahkan denganorang non muslim pun kita tetap bisa menjalin kerjasama. Kebebasan, artinya bebas berfikir,mengerjakan, memilih jalan hidup tetapi sesuai hatinurani dan tentunya tidak melanggar syariat agamaislam.
2 Implementasi Lha ini yang menurut saya belum maximal, memang factor lingkunganyang sangat berpengaruh bagi tertanamnya panca jiwa pondok belumtertata, terbentuk dengan baik, walaupun sudah berbagai caraditerapkan.
Pengasuh dan asatidz sudah berusaha menciptakanlingkungan yang kondusif, namun hasilnya belummaksimal
3 Factor pendukung Ya paling tidak ketiga hal yang saya sampaikan tadi, saya rasa itu sudah Lingkungan menjadi factor yang sangat penting
cukup untuk menanamkan panca jiwa pondok, tapi yang sangatmembantu adalah pemberian contoh dari para asatidz dan satri senior.
dalam menanamkan panca jiwa pondok, termasukasatidz dan santri senior degan menunjukan perilakuyang mencerminkan interprestasi dari panca jiwapondok
4 Factor penghambat Saya menyebutnya bukan kendala, tapi memang kita sedang dalamproses menemukan lingkungan pondok yang kondisif, untukpembelajaran nilai panca jiwa pondok.
Lingkungan yang belum tertata dengan baik, baikitu fasilitas maupun insan yang berada di pondok
47
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 02
Hari Tanggal : Selasa, 20 Januari 2015
Kode Informan : DR
Tempat Wawancara : Di Depan Sekretariat
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokPanca Jiwa adalah lima jiwa yang sangat berkesan bagi asatidz dansantri Pondok Modern Gontor. Isi kelima jiwa itu adalah Keikhlasan,ikhlas itu sesuatu yang mudah diucap tapi kadang sangat sulit untukdilaksanakan, tapi saya percaya keikhlasan ini bisa dipelajari dandilatih. Kesederhanaan, nilai kesederhanaan ini tidak seperti pandanganorang awan yang artinya berpenampilan ala kadarnya, tetapi sederhanaberdasarkan kemampun, keadaan, kondisi lingkungan. Berdikari, berdiridi atas kaki sendiri sudah jelas mandiri, tidak bergantung kapada oranglain, karena orang lain pasti juga bergantung kepada sesuatu yang lain.Ukhuwah Islamiyah, jiwa ukhuwah islamiyah inilah yang mampumenyatukan para santri tanpa memandang sara, karena pada hakikatnyakita semua adalah saudara. Kebebasan, di pondok buanyak kegiatanyang bisa diikuti oleh para santri, dan santri bebas memilih sesuaikeinginanya, tidak hanya sebatas itu, santri juga bebas berpendapat,berfikir dan melakukan apapun tentu dengan bimbingan dari asatidz.
Keikhlasan, ikhlas itu sesuatu yang mudah diucaptapi kadang sangat sulit untuk dilaksanakan, tapisaya percaya keikhlasan ini bisa dipelajari dandilatih. Kesederhanaan artinya berpenampilan alakadarnya, tetapi sederhana berdasarkan kemampun,keadaan, kondisi lingkungan. Berdikari artinya tidakbergantung kapada orang lain, karena orang lainpasti juga bergantung kepada sesuatu yang lain.Ukhuwah Islamiyah, jiwa ukhuwah islamiyah inilahyang mampu menyatukan para santri tanpamemandang sara, karena pada hakikatnya kitasemua adalah saudara. Kebebasan, di pondok santrijuga bebas berpendapat, berfikir dan melakukanapapun tentu dengan bimbingan dari asatidz.
2 Implementasi ya sudah lumayanlah….maka dari itu dibutuhkan kerja keras dariasatidz demi terciptanya lingkungan yang kondusif guna menunjangimplementasi panca jiwa pondok.
Implementasi panca jiwa pondok sudah bisadikatakan cukup bagus
3 Factor pendukung Semua elemen pondok sangat berperan besar dalam proses penanamanpanca jiwa pondok.
Semua elemen pondok, artinya semua apa yang adadi pondok.
4 Factor penghambat Sistem yang belum tertata dengan apik. Sistem pengelolaan yang belum tertata dengan baik,
baik itu pengelolaan santri, asatidz, santri, fasilitas,dan kegiatan
49
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 03
Hari Tanggal : Selasa, 20 Januari 2015
Kode Informan : SH
Tempat Wawancara : Di Kantor Guru SMK
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokPanca Jiwa adalah lima jiwa yang sangat berkesan bagi asatidz dansantri Pondok Modern Gontor. Isi kelima jiwa itu adalah Keikhlasan,Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karenadidorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu.Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah,lillah. Kesederhanaan, kehidupan di pondok diliputi oleh suasanakesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak jugaberarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapatnilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalammenghadapi perjuangan hidup. Berdikari atau kesanggupan menolongdiri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan pesantrenkepada para santrinya. Ukhuwah Islamiyah, Kehidupan di pondokpesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segalasuka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan ukhuwwah Islamiah.Tidak ada dinding yang dapat memisahkan antara mereka. Kebebasan,Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masadepan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dariberbagai pengaruh negatif dari luar, masyarakat. Jiwa bebas ini akanmenjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala
Keikhlasan, Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakniberbuat sesuatu bukan karena didorong olehkeinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu.Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah. Kesederhanaan,kehidupan di pondok diliputi oleh suasanakesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif ataunerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justrudalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilaikekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaandiri dalam menghadapi perjuangan hidup. Berdikariatau kesanggupan menolong diri sendiri merupakansenjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepadapara santrinya. Ukhuwah Islamiyah, Kehidupan dipondok pesantren diliputi suasana persaudaraanyang akrab, sehingga segala suka dan dukadirasakan bersama dalam jalinan ukhuwwahIslamiah. Tidak ada dinding yang dapatmemisahkan antara mereka. Kebebasan, Bebasdalam berpikir dan berbuat, bebas dalammenentukan masa depan, bebas dalam memilihjalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai
kesulitan. Hanya saja dalam kebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehinggaterlalu bebas (liberal) dan berakibat hilangnya arah dan tujuan atauprinsip.
pengaruh negatif dari luar, masyarakat. Jiwa bebasini akan menjadikan santri berjiwa besar danoptimis dalam menghadapi segala kesulitan. Hanyasaja dalam kebebasan ini seringkali ditemukanunsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itudisalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) danberakibat hilangnya arah dan tujuan atau prinsip.
2 Implementasi Kalau untuk ukuran saya, masih belum begitu kelihatan santrimengamalkan panca jiwa pondok ini.
Bagi beliaubelum tampak implementasi dari nilaipanca jiwa pondok
3 Factor pendukung Semua elemen pondok sangat berperan besar dalam proses penanamanpanca jiwa pondok, maka dari itu perlu penataan, scenario agar santribisa terarah kesana
Semua elemen pondok hingga dibutuhkan scenarioatau penataan program yang terarah
4 Factor penghambat Pembelajaran santri tentang panca jiwa sangat kurang, baik itu secaramateri maupun dari segi contoh nyata
Kurangnya penyampaian materi tentang panja jiwapondok beserta contoh riil dalam kehidupan
51
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 04
Hari Tanggal : Selasa, 20 Januari 2015
Kode Informan : MR
Tempat Wawancara : Di Depan Kamar Ustad
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKesederhanaan, kesederhanaan ini dinilai tidak hanya secara dhohir,atau yang kelihatan saja, tapi dilihat juga sebab musabab, keadaanekonomi sosial, kebiasaan seseorang, dll. Ukhuwah islamiyah, sudahjelas dikatakan bahwa umat muslim itu bersaudara, jadi kita ini yang dipondok semua saudara, walaupun ada yang putih, hitam, sawo matang,dll. Keihlasan, ibadah yang diterima itu yang dilaksanakan secaraikhlas, tanpa ada paksaan, harapan lain selain ridho Allah SWT. Ibadahbukan hanya sholat, puasa, zakat, dll, tetapi termasuk belajar, mematuhitata tertib, membantu orang lain, dll. Berdikari, setiap santri suatu saatnanti pasti akan lepas dari pondok untuk melanjutkan hidup mereka,salah satu bekal untuk itu adalah berdikari, mandiri, tidak selalubergantung kepada orang lain. Kebebasan, santri bebas merdeka, tanpaada yang mengekang, maksudnya bebas berfikir, berkarya, berinofasi,segala hal asalkan tidak bertentangan dengan hati akal dan fikiran sertasyariat Islam
Kesederhanaan, ukuran sederhana setiap orangberbeda sesuai dengan sebab musababnya.Ukhuwah islamiyah, sudah jelas dikatakan bahwaumat muslim itu bersaudara, jadi kita ini yang dipondok semua saudara. Keihlasan, ibadah yangditerima itu yang dilaksanakan secara ikhlas, tanpaada paksaan, harapan lain selain ridho Allah SWT.Berdikari, mandiri, tidak selalu bergantung kepadaorang lain. Kebebasan, santri bebas berfikir,berkarya, berinofasi, segala hal asalkan tidakbertentangan dengan hati akal dan fikiran sertasyariat Islam
2 Implementasi Masih jauh dari harapan saya, dilihat dari keseharian santri, saya merasabahwa nilai panca jiwa pondok ini belum diamalkan dengan baik olehpara santri.
Dari aktifitas keseharian santri, panca jiwa pondokbelum diamalkan dengan baik
3 Factor pendukung Kalau masalah factor saya kira ada dua, yaitu factor Factor lingkungan dan kepribadian masing-masing
kepribadian/kebiasaan santri, dan factor lingkungan, kalau lingkungantentu ada banyak, temen, senior, ustad, tata tertib, kegiatan rutin santri.
santri
4 Factor penghambat Sebenarnya sich tidak ada, hanya santrinya saja yang belum bisa ataubelum mau memahami serta mengamalkan nilai panca jiwa pondok ini.
Tidak ada factor yang menghambat, hanya santriyang belum mengamalkan panca jiwa pondok
53
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 05
Hari Tanggal : Selasa, 20 Januari 2015
Kode Informan : KM
Tempat Wawancara : Di Depan Kamar Ustad
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKesederhanaan, kesederhanaan itu tidak terlalu berlebihan dalamsegala hal, misalnya pakaian, jajan, tingkah laku, tapi yang lebihpenting adalah sesuai kebutuhan. Berdikari, berdiri di atas kakisendiri, mandiri, jadi di pondok itu tidak hanya tempat belajarmengaji akan tetapi termasuk tempat untuk belajar mandiri, palingtidak mengurus diri sendiri. Keihlasan, ikhlas dalam setiapmelakukan pekerjaan, baik itu untuk diri sendiri maupun untukorang lain. Ukhuwah islamiyah, sudah jelas dikatakan bahwa umatmuslim itu bersaudara, jadi kita ini yang di pondok semua terikatoleh persaudaraan dalam sebagai muslim. Kebebasan, santri bebasmerdeka, tanpa ada yang mengekang, maksudnya bebas berfikir,segala hal asalkan tidak bertentangan dengan hati akal dan fikiranserta syariat Islam
Kesederhanaan, kesederhanaan itu tidak terlaluberlebihan dalam segala hal atau sesuai kebutuhan.Berdikari, mandiri, jadi di pondok itu tidak hanyatempat belajar mengaji akan tetapi termasuk tempatuntuk belajar mandiri, paling tidak mengurus dirisendiri. Keihlasan, ikhlas dalam setiap melakukanpekerjaan, baik itu untuk diri sendiri maupun untukorang lain. Ukhuwah islamiyah, sudah jelasdikatakan bahwa umat muslim itu bersaudara, jadikita ini yang di pondok semua terikat olehpersaudaraan dalam sebagai muslim. Kebebasan,santri bebas berfikir, melakukan apa saja, namuntidak bertentangan dengan hati akal dan fikiran sertasyariat Islam
2 Implementasi Kalau hanya sekedar hafal dan memahami saya rasa hampir semuasantri bisa, tetapi implementasi dalam kehidupan di pondok, belumsemua santri mengamalkannilai-nilai itu.
Dari segi materi santri sudah menguasai, namununtuk aplikasi dalam kehidupan di pesantren belumnampak
3 Factor pendukung Lingkungan menjadi factor yang sangat penting, karena umumnyaorang akan menyesuaikan dengan lingkungan
Makhluk hidup akan menyesuaikan denganlingkungan
4 Factor penghambat Bagi saya kendalanya ya lingkungan yang belum terorganisir Lingkungan yang belum tertata dengan baik.
dengan baik
55
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 06
Hari Tanggal : Rabu, 21 Januari 2015
Kode Informan : NT
Tempat Wawancara : Di Kamar Ustad
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeihlasan, ikhlas itu sesuatu yang mudah tapi bisa juga sulit. Manakala kita melakukan suatu hal tanpa ada paksaan, menjalani denganenjoi, asik, insya Allah akan terasa ringan meski seberat, sesulitapapun itu, dan tentunya niat ibadah lillahi ta’ala. Kesederhanaan,sederhana, simple, tidak neko-neko, menerima segala apa pemberianAllah, qona’ah. Kalau kita ikhlas maka yang simple ini akan terasanikmat. Berdikari, mandiri, mandi sendiri, hhhh, tidak bersandar ataujagake (bahasa jawa) orang lain, tetapi kita selesaikan kebutuhan,masalah, kerjaan dengan usaha kita sendiri, ya walaupun kita mintabantuan orang lain tetapi tetap kita yang bertanggung jawab.Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan yang didasari atas iman, syariatislam. Berarti hanya orang islam saudara kita? Ya tidak….tentusemua orang muslim adalah saudara kita tetapi orang non muslimjuga kita hormati haknya, kita bantu saat mereka membutuhkan, kitahargai pendapat mereka. Kebebasan, kita bebas melakukan apa sajatentu tanpa melanggar syariat Islam, dimanapun kita berada kitabebas sebebas-bebasnya, tapi ingat….., kita hidup tidak sendirian,ada hak orang lain yang tidak boleh kita langgar, ada malaikat yangselalu mengiringi kita, kita tidak boleh melanggar hokum Allah
Keihlasan, ikhlas itu melakukan suatu hal tanpa adapaksaa. Kesederhanaan adalah menerima segala apapemberian Allah, qona’ah. Berdikari, mandiri, tidakbersandar orang lain, bukan berarti tidak mintabantuan orang lain. Ukhuwah Islamiyah,persaudaraan yang didasari atas iman, syariat islam,tetapi orang non muslim juga kita hormati haknya,kita bantu saat mereka membutuhkan, kita hargaipendapat mereka. Kebebasan, kita bebas melakukanapa saja tentu tanpa melanggar syariat Islam,dimanapun kita berada kita bebas sebebas-bebasnya,tapi kita hidup tidak sendirian, ada hak orang lainyang tidak boleh kita langgar, ada malaikat yangselalu mengiringi kita, kita tidak boleh melanggarhukum Allah termasuk pemerintahan yang sah.
termasuk pemerintahan yang sah.2 Implementasi Menurut saya menghafal, memahami itu lebih mudah dari pada
mengamalkan, dan saya rasa beberapa santri disini juga mengalamihal ini, yaitu santri sudah memahami tetapi belum bisa mengamalkan
Santri sudah memahami tetapi belum bisamengamalkan
3 Factor pendukung Tentunya factor lingkungan, kan lingkungan isinya bermacam-macam, mana kala lingkungan sudah tertata dengan rapi insya Allahnilai-nilai itu akan kelihatan
Factor lingkungan, mana kala lingkungan sudahtertata dengan rapi insya Allah nilai-nilai itu akankelihatan
4 Factor penghambat Sebenarnya tidak ada kalau para santri benar-benar maumelaksanakan
Tidak ada kendala yang berarti
57
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 07
Hari Tanggal : Rabu, 21 Januari 2015
Kode Informan : TA
Tempat Wawancara : Di Depan Sekretariat
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, jiwa ini mendasari jiwa-jiwa setelahnya, ikhlas dalambertindak, bicara, belajar, dll. Kesederhanaan , sederhana dalamsegala hal, terutama sesuatu yang kelihatan, baik pakaian,penampilan, gaya bicara, dll. Berdikari, berdiri di atas kaki sendiriatau mandiri, dipondok santri dituntut untuk melakukan segalasesuatu dengan tanganya sendiri, paling tidak keperluan pribadi.Ukhuwah islamiyah, dipondok jauh dari orang tua, saudara, dankeluarga. Maka dari itu kawan atau sahabat bisa menjadi keluargadalam ikatan persaudaraan islam. Kebebasan, bebas berfikir, bebasbertindak, bebas malakukan apa saja selama tidak melanggar aturan,ajaran islam, termasuk peraturan pemerintah.
Keikhlasan, ikhlas dalam bertindak, bicara, belajar,dll. Kesederhanaan , sederhana dalam segala ha.Berdikari, berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri,dipondok santri dituntut untuk melakukan segalasesuatu dengan tanganya sendiri, paling tidakkeperluan pribadi. Ukhuwah islamiyah, dipondokjauh dari orang tua, saudara, dan keluarga. Maka dariitu kawan atau sahabat bisa menjadi keluarga dalamikatan persaudaraan islam. Kebebasan, bebas berfikir,bebas bertindak, bebas malakukan apa saja selamatidak melanggar aturan, ajaran islam, dan peraturanpemerintah
2 Implementasi Kalau secara keseluruhan menurut saya sebagian besar sudahmengamalkan nilai-nilai Panca Jiwa Pondok, walaupun belumseluruh nilai terlaksana, paling tidak ada beberapa nilai yang sudahdilaksanakan dalam kehidupan para santri.
Sudah sebagian besar melaksanakan artinya sudahcukup bagus.
3 Factor pendukung Sebenarnya segala kegiatan, pembelajaran, pergaulan sangatmendukung implementasi nilai Panca Jiwa Pondok, tapi bagi santriyang mau meresapi, merenungi setiap kegiatan.
Segala kegiatan, pembelajaran, pergaulan sangatmendukung implementasi nilai Panca Jiwa Pondok
4 Factor penghambat Ego kedaerahan yang sering menjadi kendala implementasi Pancajiwa Pondok, karena perbedaan ini yang membuat beberapa santri
Ego kedaerahan yang sering menjadi kendala
kadang bersitegang, dan lepas kendali, tidak mampu mengendalikanemosi dan ego masing-masing
59
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 08
Hari Tanggal : Rabu, 21 Januari 2015
Kode Informan : MA
Tempat Wawancara : Di Depan Kamar OPPN
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, ikhlas dalam beribadah, belajar, dll. Kesederhanaan ,sederhana dalam segala hal, terutama sesuatu baik pakaian, penampilan,gaya bicara, dll. Berdikari, berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri,dipondok santri dituntut untuk melakukan segala sesuatu dengantanganya sendiri, paling tidak keperluan pribadi. Ukhuwah islamiyah,dipondok jauh dari orang tua, saudara, dan keluarga. Maka dari itukawan atau sahabat bisa menjadi keluarga dalam ikatan persaudaraanislam. Kebebasan, bebas berfikir, bebas bertindak, bebas malakukan apasaja selama tidak melanggar aturan, ajaran islam.
Keikhlasan, ikhlas dalam beribadah, belajar, dll.Kesederhanaan , sederhana dalam segala hal, terutamasesuatu baik pakaian, penampilan, gaya bicara, dll.Berdikari, berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri,dipondok santri dituntut untuk melakukan segalasesuatu dengan tanganya sendiri. Ukhuwah islamiyah,keluarga dalam ikatan persaudaraan islam. Kebebasan,bebas berfikir, bebas bertindak, bebas malakukan apasaja selama tidak melanggar aturan, ajaran islam.
2 Implementasi Belum maximal, masih harus banyak-banyak disampaikanmateri pancajiwa pondok, diarahkan, dan dibimbing agar santri mampu dan maumerenungi setiap nilai panca jiwa pondok
Belum maximal, masih harus disampaikan materipanca jiwa pondok, diarahkan, dan dibimbing agarsantri mampu dan mau merenungi setiap nilai pancajiwa pondok
3 Factor pendukung Setiap kegiatan sebenarnya sangat mendukung implementasi nilai PancaJiwa Pondok, tapi santrinya aja yang belum meresapi, merenungi setiapkegiatan kea rah nilai-nilai yang diharapkan
Setiap kegiatan sebenarnya sangat mendukungimplementasi nilai Panca Jiwa Pondok,
4 Factor penghambat Santri masih belum bisa melepas kebiasaan dirumah, terutamakebiasaan jajan yg bikin boros, ketika santri sdah kehabisan bekal adabeberapa yang nekat melakukan apa saja demi dapat uang, termasukmencuri milik teman sendiri.
Santri masih belum bisa melepas kebiasaan dirumah,terutama kebiasaan jajan yg bikin boros
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 09
Hari Tanggal : Kamis, 22 Januari 2015
Kode Informan : MM
Tempat Wawancara : Di Serambi Masjid
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, sepi ing pamrih ikhlas dalam melakukan segala hal, tidakdidorong oleh keinginan mencari keuntungan tertentu. Kesederhanaan ,sederhana bukan berarti menerima apa adanya tanpa adanya usaha yangmaximal. Mandiri, memang manusia adalah makhluk sosial, tetapibukan berarti selalu membutuhkan orang lain. Maka jiwa berdikari inisangat bagus untuk ditanamkan. Ukhuwah islamiyah, ikatanpersaudaraan berasaskan islam, bukan berarti kita hanya bertemandengan orang islam saja, tetapi siapapun kita jadikan kawan tentudengan cara islam. Kebebasan, bebas berfikir, bebas bertindak, bebasmalakukan apa saja, tentu dibarengi dengan kesiapan menerima segalaresiko.
Keikhlasan, sepi ing pamrih ikhlas dalam melakukansegala hal, tidak didorong oleh keinginan mencarikeuntungan tertentu. Kesederhanaan , sederhana bukanberarti menerima apa adanya tanpa adanya usaha yangmaximal. Mandiri, memang manusia adalah makhluksosial, tetapi bukan berarti selalu membutuhkan oranglain. Ukhuwah islamiyah, ikatan persaudaraanberasaskan islam. Kebebasan, bebas berfikir, bebasbertindak, bebas malakukan apa saja, tentu dibarengidengan kesiapan menerima segala resiko.
2 Implementasi Belum maximal, saya merasa panca jiwa pondok belum melekat erat dihati para santri, saya yakin kalau santri sudah menjiwai ke-5 jiwatersebut, pondok pasti akan terasa menyenangkan, jarang santri yangmelanggar, kalaupun melanggar santri pasti siap menanggung segalaresikonya, termasuk dikeluarkan dari pondok
Belum maximal, panca jiwa pondok belum melekaterat di hati para santri.
3 Factor pendukung Em…apa ya, semua hal yang ada dipondok bisa mendorongimplementasi panca jiwa ini, baik kyai, ustadz, santri, sarana, termasukkegiatan dan peraturan
Semua hal yang ada dipondok bisa mendorongimplementasi panca jiwa ini, baik kyai, ustadz, santri,sarana, termasuk kegiatan dan peraturan
61
4 Factor penghambat Kalau menurut saya pembentukan disiplin santri yang belum maximal Kalau menurut saya pembentukan disiplin santri yangbelum maximal
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 10
Hari Tanggal : Kamis, 22 Januari 2015
Kode Informan : RP
Tempat Wawancara : Di Depan Kamar OPPN
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, sepi ing pamrih melakukan segala hal tanpa mengharapimbalan dari orang lain. Kesederhanaan , sederhana bukan berartimenerima apa adanya tanpa adanya usaha. Berdikari, mandiri, dipondoksantri belajar mandiri dengan mengurus dirinya sandiri. Ukhuwahislamiyah, ikatan persaudaraan berasaskan islam, semua santri adalahsaudara, tanpa memandang asal mereka. Kebebasan, bebas berfikir,bebas bertindak, bebas malakukan apa saja, tentu dibarengi dengankesiapan menerima segala resiko.
Keikhlasan, sepi ing pamrih melakukan segala haltanpa mengharap imbalan dari orang lain. Berdikari,mandiri, dipondok santri belajar mandiri denganmengurus dirinya sandiri. Ukhuwah islamiyah, ikatanpersaudaraan berasaskan islam. Kebebasan, bebasberfikir, bebas bertindak, bebas malakukan apa saja,tentu dibarengi dengan kesiapan menerima segalaresiko.
2 Implementasi Sudah terlihat beberapa santri mengamalkan panca jiwa pondok, tapibelum maximal dan masih jauh dari bayangan saya.
Sudah terlihat beberapa santri mengamalkan pancajiwa pondok, tapi belum maximal dan masih jauh daribayangan saya.
3 Factor pendukung yang jelas, semua hal yang ada dipondok bisa mendorong implementasipanca jiwa ini, tergantung santri bagaimana menanggapi segala sesuatuyang ada di sekitarnya
semua hal yang ada dipondok bisa mendorongimplementasi panca jiwa ini.
4 Factor penghambat Disiplin santri masih belum maximal, banyak santri yang melanggar,kalau pelanggaranya hanya sepele sih wajar, tapi ini ada santri yangsudah kelewat batas, dan sangat memalukan, dan ini bisamempengaruhi santri yang laen.
Disiplin santri masih belum maximal, banyak santriyang melanggar,
63
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 11
Hari Tanggal : Kamis, 22 Januari 2015
Kode Informan : NC
Tempat Wawancara : Di Depan Asrama
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, “Sepi ing pamrih rame ing gawe” melakukan banyak halyang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain tanpa mengharapbalasan apapun, semata-mata karena Allah SWT, agar semua yang kitalakukan bernilai ibadah.. Kesederhanaan, sederhana tidak cukup hanyamenerima apa yang Allah berikan tanpa iri terhadap orang yang lebihberuntung dari pada kita, tetapi diiringi dengan rasa syukur. Berdikari,mandiri, dipondok santri belajar mandiri dengan mengurus dirinyasandiri. Ukhuwah islamiyah, ikatan persaudaraan berasaskan islam,semua santri adalah saudara, tanpa memandang asal mereka.Kebebasan, bebas berfikir, bebas bertindak, bebas malakukan apa saja,tentu dibarengi dengan kesiapan menerima segala resiko.
Keikhlasan, melakukan banyak hal yang bermanfaatbagi diri sendiri maupun orang lain tanpa mengharapbalasan apapun, semata-mata karena Allah SWT.Kesederhanaan, sederhana tidak cukup hanyamenerima apa yang Allah berikan diiringi dengan rasasyukur. Berdikari, mandiri, dipondok santri belajarmandiri dengan mengurus dirinya sendiri. Ukhuwahislamiyah, ikatan persaudaraan berasaskan islam.Kebebasan, bebas berfikir, bebas bertindak, bebasmalakukan apa saja, tentu dibarengi dengan kesiapanmenerima segala resiko.
2 Implementasi saya melihat baik santri dari jawa maupun luar jawa sama-sama adayang bisa mengamalkan dan ada yang belum bisa mengamalkan nilaidari panca jiwa pondok. Mungkin kalau sebagian besar santri bisamengamalkan, semua kegiatan di pondok akan terasa sangatmenyenangkan
Santri dari jawa maupun luar jawa sama-sama adayang bisa mengamalkan dan ada yang belum bisamengamalkan nilai dari panca jiwa pondok.
3 Factor pendukung Banyak hal yang bisa mendorong implementasi panca jiwa ini, baik itukegiatan, tata tertib, pergaulan antar santri, dll, tapi tergantung santribagaimana menanggapi itu semua.
Banyak hal yang bisa mendorong implementasi pancajiwa ini, baik itu kegiatan, tata tertib, pergaulan antarsantri, dll, tapi tergantung santri bagaimanamenanggapi itu semua.
4 Factor penghambat Saya rasa karena santri belum mampu atau karena memang belum mau Santri belum mampu memahami nilai-nilai dari panca
memahami nilai-nilai dari panca jiwa pondok ini. jiwa pondok ini.
65
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 12
Hari Tanggal : Jumat, 23 Januari 2015
Kode Informan : BM
Tempat Wawancara : Di Depan Asrama
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, sepi ing pamrih rame ing gawe melakukan banyak hal baikuntuk diri sendiri maupun orang lain tanpa mengharap balasan, semata-mata karena mengharap ridho Allah SWT. Kesederhanaan, sederhanaapa adanya, tetapi tetap berjuang terlebih dahulu. Berdikari, mandiri,dipondok manapun santri pasti belajar untuk mandiri dengan mengurusdirinya sandiri walaupun kadang santri tidak sadar bahwa dia sedangbelajar mandiri. Ukhuwah islamiyah, ikatan persaudaraan berasaskanislam, semua santri adalah saudara, tanpa memandang asal, keluargamereka. Kebebasan, bebas berfikir, bebas bertindak, bebas malakukanapa saja, tentu harus sesuai kata hati dan dibarengi dengan kesiapanmenerima segala resiko.
Keikhlasan, melakukan banyak hal baik untuk dirisendiri maupun orang lain semata-mata karenamengharap ridho Allah SWT. Kesederhanaan,sederhana apa adanya, tetapi tetap berjuang terlebihdahulu. Berdikari, dipondok santri pasti belajar untukmandiri dengan mengurus dirinya sandiri walaupunkadang santri tidak sadar bahwa dia sedang belajarmandiri. Ukhuwah islamiyah, ikatan persaudaraanberasaskan islam, semua santri adalah saudara, tanpamemandang asal, keluarga mereka. Kebebasan, bebasberfikir, bebas bertindak, bebas malakukan apa saja,tentu harus sesuai kata hati dan dibarengi dengankesiapan menerima segala resiko.
2 Implementasi 5 tahun saya disini ada banyak perubahan yang saya lihat, baikperubahan positif maupun perubahan negative. Setiap tahun santrikeluar masuk silih berganti, dan kalau saya perhatikan santri yangmampu mengamalkan beberapa nilai dari panca jiwa pondok inilahyang mampu bertahan. Jadi untuk keseluruhan panca jiwa pondokbelum maximal
Setiap tahun santri keluar masuk silih berganti, artinyasantri yang mampu mengamalkan beberapa nilai daripanca jiwa pondok inilah yang mampu bertahan. Jadiuntuk keseluruhan panca jiwa pondok belum maximal
3 Factor pendukung Kata Pak Kyai semua yang ada di pondok menjadi sarana pendukungimplementasi panca jiwa pondok, baik santri, ustadz, kyai, tata tertib,
Semua yang ada di pondok menjadi sarana pendukungimplementasi panca jiwa pondok, baik santri, ustadz,
kagiatan, dll kyai, tata tertib, kagiatan, dll4 Factor penghambat Belum semua santri mau mempelajari lebih dalam nilai dari panca jiwa
pondokBelum semua santri mau mempelajari lebih dalam nilaidari panca jiwa pondok
67
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 13
Hari Tanggal : Jumat, 23 Januari 2015
Kode Informan : SR
Tempat Wawancara : Di Kamar Santri
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, mengerjakan segala sesuatu baik bekerja, belajar,membantu orang lain, beribadah semata-mata karena mengharap ridhoAllah SWT. Kesederhanaan, mensyukuri segala apa yang ada pada dirikita, karena semua ini adalah pemberian Allah SWT dan tentunyasetelah usaha yang maximal. Berdikari atau mandiri, dipondok santribelajar mandiri dengan mengurus dirinya sandiri walaupun masihmengandalkan kiriman uang saku dari orang tua hhh. Ukhuwahislamiyah, hubungan persaudaraan islam, semua santri adalah saudarakarena kita semua muslim, tanpa memandang asal, keluarga, fisik, sifatmereka. Kebebasan, di pondok santri bebas berfikir, bebas bertindak,bebas malakukan apa saja, tetapi bukan berarti tanpa control, lalu siapayang mengontrol? Yang mengntrol adalah diri kita masing-masing,berdasarkan hati nurani kita.
Keikhlasan, mengerjakan segala sesuatu semata-matakarena mengharap ridho Allah SWT. Kesederhanaan,mensyukuri segala apa yang ada pada diri kita, karenasemua ini adalah pemberian Allah SWT. Berdikariatau mandiri, dipondok santri belajar mandiri denganmengurus dirinya sandiri. Ukhuwah islamiyah,hubungan persaudaraan islam. Kebebasan, di pondoksantri bebas berfikir, bebas bertindak, bebasmalakukan apa saja, tetapi bukan berarti tanpa control.
2 Implementasi Implementasi itu pelaksanaan y mas? Panca jiwa pondok itu 5 jiwayang sangat luar biasa, tapi rasanya masih banyak santri yang belummau meresapi nilai-nilai itu
Masih banyak santri yang belum mau meresapi nilai-nilai itu
3 Factor pendukung Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan panca jiwapondok, tapi factor pribadi seseorang juga sangat berpengaruh
Lingkungan dan factor pribadi seseorang
4 Factor penghambat kendalanya ya sama dari factor lingkungan dan pribadi santri.Lingkungan yang belum tertata, kemudian pribadi yang belum maumerenungkan nilai panca jiwa pondok.
Factor lingkungan dan pribadi santri. Lingkungan yangbelum tertata, kemudian pribadi yang belum maumerenungkan nilai panca jiwa pondok.
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 14
Hari Tanggal : Jumat, 23 Januari 2015
Kode Informan : IR
Tempat Wawancara : Di Depan Masjid
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, inti dari ikhlas adalah hanya mengharap ridho Allah SWT,kita melakukan apa saja karena niat ibadah kepada Allah SWT.Kesederhanaan, sederhana itu simple, yaitu menerima apa adanya,mensukuri apa yang sudah ada. Berdikari, mandiri bisa mengurusdirinya sendiri tanpa banyak bergantung kepada orang lain, karenahanya Allah tempat bergantung. Ukhuwah islamiyah, ikatanpersaudaraan berasaskan islam, semua santri adalah saudara dalamikatan islam dan sudah jelas dalam firman Allah. Kebebasan, bebas ituindah, asik, nikmat dan semua orang pasti mengharapkan kebebasan.Maksud dari jiea bebas ini adalah santri bebas melakukan, berfikir,berpendapat, mengambil keputusan tetapi tidak keluar dari jalur sayriatdan aturan yang berlaku.
Keikhlasan, inti dari ikhlas adalah hanya mengharapridho Allah SWT. Kesederhanaan, yaitu menerima apaadanya, mensukuri apa yang sudah ada. Berdikari,mandiri bisa mengurus dirinya sendiri tanpa banyakbergantung kepada orang lain, karena hanya Allahtempat bergantung. Ukhuwah islamiyah, ikatanpersaudaraan berasaskan islam. Kebebasan, jiwa bebasini adalah santri bebas melakukan, berfikir,berpendapat, mengambil keputusan tetapi tidak keluardari jalur syariat dan aturan yang berlaku.
2 Implementasi Masih belum maximal, karena kalau sebagian besar santri mampumemahami, melaksankan panca jiwa pondok, saya yakin pondok iniakan terasa lebih hidup
Masih belum maximal
3 Factor pendukung Ya semua hal yang ada dipondok, Semua hal yang ada dipondok,4 Factor penghambat Santri berasal dari beberapa daerah dan masih banyak santri yang
bergaulnya hanya dengan temen satu daerahSantri berasal dari beberapa daerah dan masih banyaksantri yang bergaulnya hanya dengan temen satudaerah
69
Transkrip Wawancara
Nomor Data : 15
Hari Tanggal : Jumat, 23 Januari 2015
Kode Informan : MD
Tempat Wawancara : Di Depan Kelas X SMK
NO TEMA JAWABAN INTERPRESTASI1 Nilai Panca Jiwa
PondokKeikhlasan, ikhlas melakukan apapun tanpa mengharap balasan dariorang lain tetapi semata-mata karena mengharap ridho Allah, semata-mata karena mengharap ridho Allah SWT. Kesederhanaan, tidak terlaluberlebihan dalam segala hal, karena bisa jadi mubadzir. Berdikari,berdiri di atas kaki sendiri. Setahu saya di pondok manapun para santribelajar mengurus dirinya sendiri, terutama keperluan pribadi. Ukhuwahislamiyah, setiap muslim itu bersaudara, dan dalam ikatan persaudaraaninilah seharusnya kita umat islam berhubungan, menjalin kerjasama,saling tolong-menolong, dll. Kebebasan, disini santri bebas melakukanapa saja, belajar apa saja asalkan untuk tujuan yang baik, tidakmengganggu, merusak, dan merugikan orang lain.
Keikhlasan, ikhlas melakukan apapun tanpamengharap balasan dari orang lain, semata-matakarena mengharap ridho Allah SWT. Kesederhanaan,tidak terlalu berlebihan dalam segala hal, karena bisajadi mubadzir. Berdikari, berdiri di atas kaki sendiri.Ukhuwah islamiyah, setiap muslim itu bersaudara, dandalam ikatan persaudaraan inilah kita umat islamberhubungan, menjalin kerjasama, saling tolong-menolong, dll. Kebebasan, disini santri bebasmelakukan apa saja, belajar apa saja asalkan untuktujuan yang baik, tidak mengganggu, merusak, danmerugikan orang lain.
2 Implementasi Gimana ya, kalau menurut analisa saya hhhh, sesuatu yang luar biasakalau tidak digunakan atau diamalkan dengan benar maka tidak akanmenghasilkan sesuatu yang luar biasa, dan saya melihat belum banyaksantri yang mampu memahami dan mengamalkan panca jiwa pondokini dengan baik..
Belum banyak santri yang mampu memahami danmengamalkan panca jiwa pondok ini dengan baik..
3 Factor pendukung sudah tentu diri masing-masing santri dan didukung oleh lingkungan,baik teman, ustadz, pak kyai, termasuk seluruh kegiatan pondok
Santri dan didukung oleh lingkungan, baik teman,ustadz, pak kyai, termasuk seluruh kegiatan pondok
4 Factor penghambat Sebenarnya dari asatidz sudah berusaha menemukan suasana pondok Ada beberapa santri yang melanggar, dan ini
yang harmonis dengan membuat tata tertib, hukuman, kegiatan yangpadat, tetapi ada beberapa santri yang melanggar, dan inimempengaruhi kepribadian santri yang lain yang ingin lebih baik.
mempengaruhi kepribadian santri yang lain yang inginlebih baik.
LAPORAN SKK
Nama : Juliono Progdi : PAI
NIM :11109118 PA : M. Gufron, M.Ag
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai1 Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaaan (OPAK) STAINSalatiga
18 – 20 Agustus2009
Peserta 3
2 Pelatihan Emosional SpiritualIntelligence Quotient (ESIQ)Mahasiswa STAIN Salatiga
21 Agustus 2009 Peserta 3
3 User Education oleh UPTPerpustakaan STAIN salatiga
25 -29 Agustus 2009 Peserta 3
4 Parade Musik Religi STAIN MusicClub (SMC)
29 Agustus 2009 Peserta 2
5 Diskusi Panel & Buka Bersama olehUKM CEC, LDK & ITTAQO “Aktualisasi Bahasa Arab Dan BahasaInggris Dalam Dakwah Islam”
05 September 2009 Peserta 3
6 Pendidikan dan Latihan CalonPramuka Pandega ke-19 (PLCPPXIX) oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Gugus Depan KotaSalatiga 02.237 – 02.238 STAINSalatiga
18-21 Oktober 2009 Peserta 3
7 Kursus Pembina Pramuka MahirTingkat Lanjutan (KML) KwartirCabang Kota Salaatiga Tahun 2010
25 – 30 Januari 2010 Panitia 3
8 Micro Enterprice Computer (MEC)2nd Bath oleh UKSW Salatiga
10 – 12 Maret 2010 Peserta 3
9 Praktikum Baca Tulis Al Qur`an(BTA) oleh Ketua Progdi PAI STAINSalatiga
2 Nopember 2010 Peserta 2
10 Praktikum Etika Profesi Keguruanoleh Ktua Progdi PAI STAINSalatiga
25 Nopember 2010 Peserta 2
11 Seminar Nasional “ Pilar-pilarPenanggulangan Korupsi di IndonesiaPrespektif Agama, Budaya, danNegara” oleh HMJ STAIN Salatiga
22 Juni 2011 Peserta 6
12 Praktikum Metodologi PendidikanAgama Islam oleh Ketua Progdi PAISTAIN Salatiga
23 September 2011 Peserta 3
13 Praktikum Mata Kuliah TELAAHKURIKULUM PENDIDIKANAGAMA ISLAM oleh Ketua ProgdiPAI STAIN Salatiga
11 Februari 2012 Peserta 2
14 Pelatihan Kompetensi Guru SMK seJawa Tengah DI BalaiPengembangan Pendidikan KejuruanDinas Pendidika Provinsi JawaTengah
12 – 17 Maret 2012 Peserta 2
15 Pelatihan Teknisi Komputer (CalonKaryawan Perusahaan/Dunia Kerja)oleh bidang keahlian TeknikKomputer DAN Jaringan SMKNEGERI 2 SALATIGA (SMK – SBIINVEST – ABD)
22 – 24 Mei 2012 Peserta 4
16 Pelatihan Kompetensi Guru SMK SeJawa Tengah di Balai PengembanganPendidikan Kejuruan DinasPendidikan Provinsi Jawa Tengah
28 Mei – 2 Juni 2012 Peserta 4
17 Surat Keputusan oleh Yayasan SosialYatim Piatu Dharma Lestari Salatigatentang “Pengangkatan Guru TidakTetap Yayasan “
10 Juli 2012 Guru 3
18 Surat Keputusan Kepala SMK-SPPDHARMA LESTARI SALATIGAtentang Penugasan Guru DalamProses BelajarMengajar/Praktik/Bimbingan DanPenyuluhan Serta Tugas LainSemester Gasal Tahun Pelajaran2012/2013
10 Juli 2012 Guru 3
19 Entrepreneur Insight Bagi Guru-GuruSekolah Menengah Kejuruan (SMK)& Sekolah Menegah Atas (SMA)oleh PT.PERTAMINA (PERSERO)& PT. IKISANG GAYUHWICAKSANA
7 – 8 Nopember2012
Peserta 3
20 Pendidikan Dan PelatihanPeningkatan Kompetensi MetodologiPendidikan DAN Pengajaran bagiTenaga Kerja Pendidik Pertanian diPascasarjana Universitas NegeriMalang
19-30 Nopember2012
Peserta 4
21 Workshop “ Pengelolaan AnggaranLembaga Pendidikan Berbasis AntiKorupsi” oleh LKBHI STAINSalatiga
10 Desember 2012 Peserta 3
47
22 Seminar Nasional Kebangsaan“Menggagas MenasionalismekanBer-Agama; Upaya MembingkaiPerbedaan Keberagaman dalam Ke-Indonesiaan” oleh IPNU Kab.Semarang
27 Desember 2012 4
23 Surat Keputusan Kepala SMK-SPPDHARMA LESTARI SALATIGAtentang Penugasan Guru DalamProses BelajarMengajar/Praktik/Bimbingan DanPenyuluhan Serta Tugas LainSemester Genap Tahun Pelajaran2012/2013
10 Januari 2013 Guru 3
24 Surat Keputusan Yayasan SosialYatim Piatu Dharma Lestari Salatigatentang “Pengangkatan Guru TidakTetap Yayasan”
8 Juli 2013 Guru 3
25 Surat Keputusan Kepala SMK-SPPDHARMA LESTARI SALATIGAtentang Penugasan Guru DalamProses BelajarMengajar/Praktik/Bimbingan DanPenyuluhan Serta Tugas LainSemester Gasal Tahun Pelajaran2013/2014
10 Juli 2013 Guru 3
26 Surat Keputusan Kepala SekolahMenengah Kejuruan SPP DHARMALESTARI Salatiga NO.004/A/SMK-SPP DL/XII/2013 tentang SusunanKepanitiaan Ulangan Akhir SemesterGasal SMK-SPP DHARMALESTARI KOTA SALATIGA TahunPelajaran 2013-2014
25 Nopember 2013 Panitia 3
27 Sosialisai Kurikulum 2013 Bagi GuruPAI Tingkat SMP oleh SeksiPendidikan Agama dan KeagamaanIslam Kantor Kememtrian AgamaKota Salatiga
4 – 7 Desember 2013 Peserta 3
28 Surat Keputusan Kepala SMK-SPPDHARMA LESTARI SALATIGANO.005/A/SMK-SPP DL/I/2014tentang Susunan Kepanitiaan UjianKompetensi Kejuruan (UKK), UjianSekolah (US), Ujian Praktek Sekolah(UPS) dan Ujian Nasional (UN)SMK-SPP DARMA LESTRAIKOTA SALATIGA Tahun Pelajaran2013/2014
2 Januari 2014 Panitia 3
29 Surat Keputusan Kepala SMK-SPPDHARMA LESTARI SALATIGAtentang Penugasan Guru DalamProses BelajarMengajar/Praktik/Bimbingan DanPenyuluhan Serta Tugas LainSemester Genap Tahun Pelajaran2013/2014
6 Januari 2014 Guru 3
30 Surat Keputusan KEPALA SMK-SPPDARMA LESTARI SALATIGANO.007/A/SMK-SPP DL/2014tentang SUSUNAN KEPANITIAANULANGAN SEMESTER GENAPSMK-SPP DARMA LESTARIKOTA SALATIGA TAHUNPELAJARAN 2013/2014
19 Mei 2014 Panitia 3
31 Surat Keputusan Ketua YAYASANSOSIAL YATIM PIAYU DARMALESTARI SALATIGANO.02/A/YSYPDL/KEP/VII/2014tentang PENGANGKATAN GURUTIDAK TETAP YAYASAN
12 Juli 2014 Guru 3
32 Surat Keputusan Kepala SMK-SPPDHARMA LESTARI SALATIGAtentang Penugasan Guru DalamProses BelajarMengajar/Praktik/Bimbingan DanPenyuluhan Serta Tugas LainSemester Genap Tahun Pelajaran2014/2015
12 Juli 2014 Guru 3
33 Surat Keputusan Kepala SMK-SPPDARMA LESTARI SALATIGAN0.010/A/SMK-SPP DL/VII/14tentang Operator Dapodik SMK-SPPDARMA LESTARI KOTASALATIGA TAHUN PELAJARAN2014/2015
14 Juli 2014 OperatorDapodik
3
49
FOTO-FOTO KEGIATAN
5 Prosesi wisuda 6 Makan santri
3 Pengajian umum 4 Ziarah ke makam
1 Apel Pagi 2 Apel siang
51
11 Praktek lahan 12 Kunjungan industri
9 Hukuman Santri 10 Eksta pamuka
7 Ujian prakerin 8 Masa Orientasi Santri