12
| 322 | Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.20, No.2 Mei 2016, hlm. 322–333 Terakreditasi SK. No. 040/P/2014 http://jurkubank.wordpress.com Korespondensi dengan Penulis: Fajar Supanto: +62 81235188181 Email: [email protected] IMPLEMENTASI MODEL PENILAIAN KINERJA BERBASIS KNOWLEDGE MANAGEMENT SCORE CARD GUNA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KEMANDIRIAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO “BKAD” DI JAWA TIMUR Yuntawati Fristin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Merdeka Malang Fajar Supanto Umu Khouroh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Merdeka Malang Abstract Knowledge management as the process by which organizations accumulate intellectual capital and use it to gain competitive advantage. When organizations make a huge investment to intellectual assets, the organiza- tion must be able to measure the impact of knowledge management (KM) to the organization (tangible out- comes) and is confident that by the organization in order to collect the knowledge assets in line with the vision of the organization’s mission. The objective of the research is to develop and test-development model of performance-based Knowledge Management (KM) Scorecard well as formulate a program for the development of BKAD based on intellectual capital owned.To achieve the objective, the research is carried out with the approach of participant observation. The result indicates that the assessment of KM scorecard in general provides adequately fine results when they are seen from four perspectives, those are intellectual, social, structural and humanity. The activities of human resource development (PSDM), natural resource develop- ment (PSDA), and economic resource development (PSDE) have resulted in economic increase, knowledge and skill increase, and have opened job opportunities and foster entrepreneurship opportunity. Seen from business development of real sector, BKAD has succeed to develop business of real sector based on areal resources which is in accordance with its regional potency. Keywords: knowledge-management-scorecard, human resource development, natural resource development, economic resource development PENDAHULUAN Knowledge yang terdapat pada SDM maupun organisasi, merupakan salah satu bentuk intan- gible asset yang tidak kalah berharganya dibanding- kan dengan intangible asset yang lain bahkan meru- pakan elemen intangible asset yang paling berharga karena faktor manusia sebenarnya sebagai faktor

jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

| 322 |

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.20, No.2 Mei 2016, hlm. 322–333Terakreditasi SK. No. 040/P/2014http://jurkubank.wordpress.com

Korespondensi dengan Penulis:

Fajar Supanto: +62 81235188181

Email: [email protected]

IMPLEMENTASI MODEL PENILAIAN KINERJABERBASIS KNOWLEDGE MANAGEMENT SCORE CARD GUNAMENINGKATKAN KUALITAS DAN KEMANDIRIAN LEMBAGA

KEUANGAN MIKRO “BKAD” DI JAWA TIMUR

Yuntawati FristinFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Merdeka Malang

Fajar SupantoUmu Khouroh

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Merdeka Malang

Abstract

Knowledge management as the process by which organizations accumulate intellectual capital and use it togain competitive advantage. When organizations make a huge investment to intellectual assets, the organiza-tion must be able to measure the impact of knowledge management (KM) to the organization (tangible out-comes) and is confident that by the organization in order to collect the knowledge assets in line with the visionof the organization’s mission. The objective of the research is to develop and test-development model ofperformance-based Knowledge Management (KM) Scorecard well as formulate a program for the developmentof BKAD based on intellectual capital owned.To achieve the objective, the research is carried out with theapproach of participant observation. The result indicates that the assessment of KM scorecard in generalprovides adequately fine results when they are seen from four perspectives, those are intellectual, social,structural and humanity. The activities of human resource development (PSDM), natural resource develop-ment (PSDA), and economic resource development (PSDE) have resulted in economic increase, knowledge andskill increase, and have opened job opportunities and foster entrepreneurship opportunity. Seen from businessdevelopment of real sector, BKAD has succeed to develop business of real sector based on areal resources whichis in accordance with its regional potency.

Keywords: knowledge-management-scorecard, human resource development, natural resource development,economic resource development

PENDAHULUAN

Knowledge yang terdapat pada SDM maupunorganisasi, merupakan salah satu bentuk intan-

gible asset yang tidak kalah berharganya dibanding-kan dengan intangible asset yang lain bahkan meru-pakan elemen intangible asset yang paling berhargakarena faktor manusia sebenarnya sebagai faktor

Page 2: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Implementasi Model Penilaian Kinerja Berbasis Knowledge Management Score Card...Yuntawati Fristin, Fajar Supanto, & Umu Khouroh

| 323 |

penentu (driver) intangible asset yang lain. Hal ini-lah yang menyebabkan manusia menjadi salah satufaktor sumber daya yang sangat signifikan pera-nannya dalam organisasi, terutama bagi organisasiyang sangat bergantung pada SDM. PerpindahanSDM dari sebuah organisasi menjadi permasalahantersendiri bagi organisasi tersebut, karena perpin-dahan SDM tersebut sebenarnya bukan hanyaperpindahan secara fisik SDM, namun juga per-pindahan skill dan knowledge yang semula menjadibagian organisasi asalnya dimana SDM tersebutberada, terlebih jika SDM tersebut merupakan or-ang kunci dalam organisasi tersebut.

Knowledge yang dihubungkan dengan suatukapasitas intelektual dapat mendorong kreativitasdalam meningkatkan produktivitas, mendoronglahirnya dunia usaha yang kompetitif, serta cara-cara produksi yang lebih efisien dan mutakhir(McElroy, 2003). Oleh karena itu, Modal intelektualkini dirujuk sebagai faktor penyebab sukses yangpenting dan karenanya akan semakin menjadisuatu tumpuan perhatian dalam kajian strategiorganisasi dan strategi pembangunan. Penyim-pulan ini dibasiskan pada temuan tentang kinerjaorganisasi, khususnya organisasi-organisasi yangpadat pengetahuan (knowledge-intensive organiza-tions) (Bounfour and Edvinsson 2005; Lonnqvistdan Mettanen).

Pada tataran mikro, agak sulit untuk tidakmengaitkan perkembangan ini di dalam kontekspersaingan dan pencarian basis keunggulan kom-petitif. Nilai ekonomis dan keunggulan kompetitifsebuah organisasi ekonomi terletak pada kepemi-likan dan pemanfaatan secara efektif sumber dayaorganisasi yang mampu menambah nilai (valuable),bersifat jarang dimiliki (scarce), sulit untuk ditiru(imperfectly immitable), dan tidak tergantikan olehsumber daya lain (non-substitutable) (Lewin andPhelan 1999; Wright, McMahan, dan McWilliams1992). Oleh karena itu, strategi bersaing harus dile-takkan pada upaya mencari, mendapatkan, mengem-bangkan, dan mempertahankan dua sumber daya

strategis yaitu manusiadan organisasi. Dalam isti-lah yang berbeda, dapat disandingkan dengan kon-sep modal intelektual.

Survei yang dilakukan EPRI (Strategic Hu-man Performance Program) menunjukkan bahwa 92%organisasi yakin bahwa kehilangan SDM ahli akanberdampak serius bahkan hingga jangka panjangdan menariknya dari 92% tersebut, hanya 30% yangmelakukan langkah transfer ilmu dari staf ahlikepada staf yunior. Hal inilah yang menyebabkanmanusia menjadi salah satu faktor sumber dayayang sangat signifikan peranannya dalam organi-sasi, terutama bagi organisasi yang sangat bergan-tung pada SDM. Oleh karena itu knowledge harusdikelola dengan baik oleh organisasi, dimana kon-sep ini disebut sebagai KM (knowledge management).

Konsep KM diterapkan dengan tujuan untukmeningkatkan dan memperbaiki pengoperasianperusahaan dalam rangka meraih keuntungankompetitif dan meningkatkan laba.Knowledge man-agement berfungsi meningkatkan kemampuan orga-nisasi untuk belajar dari lingkungannya dan meng-gabungkan pengetahuan dalam organisasi untukmenciptakan, mengumpulkan, memelihara danmendiseminasikan pengetahuan. Dalam lingkupyang lebih luas knowledge management dalam orga-nisasi akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

Program Pengembangan Sumberdaya LokalBerbasis Kawasan (P2SLBK) Provinsi Jawa Timurmerupakan salah program pengentasan kemiskinanyang bergerak dalam bidangjasa pelayanan ke-uangan mikro yang bernama Badan KerjasamaAntar Desa (BKAD)dengan tujuan mewujudkankemandirian ekonomi masyarakat melalui pengem-bangan potensi wilayah yang berorientasi padapercepatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaanlapangan kerja.

Sebagai lembaga yang lebih banyak mela-kukan fungsi sosial tanpa mengabaikan fungsi eko-nominya, seringkali BKAD dihadapkan pada turn

Page 3: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKANVol. 20, No.2, Mei 2016: 322– 333

| 324 |

over SDM yang tinggi sehingga keluarnya SDMyang berkualitas menghambat keberlangsunganlembaga. Oleh karena itu, BKAD sudah selayaknyamelakukan perubahan pada pengelolaan institusi-nya terutama dalam memaksimalkan asset inte-lektual. Oleh karena itu elemen-elemen dalampengelolaan knowledge seperti penciptaan knowledge(knowledge creation), pengalihan knowledge (knowl-edge transfer) dan penyebaran knowledge (knowledgedissemination) akan menjadi tolok ukur berkembangtidaknya organisasi.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengem-bangkandan uji coba model pengembangan kinerjayang berbasis Knowledge Management Scorecard.Model ini dikembangkan dengan mengadaptasikonsep Balance Scorecard yang banyak diadopsimenjadi suatu model yang dapat mengukur asetknowledge dan modal intelektual suatu organisasi(Maholtra, 2003). Dengan menggunakan model ini,visi, misi bahkan strategi organisasi dapat diarah-kan pada peningkatan kompetensi inti sehinggamenghasilkan luaran inovatif. Melalui model inidiharapkan pengembangan kinerja yang berfokuspada capital intellectual BKAD dan lembaga atauorganisasi lainnya dapat diajukan sebagai acuanuntuk pengembangan organisasi terutama padalembaga yang masa depannya sangat bergantungpada SDM yang ada.

Pengelolaan knowledge sangat berhubungandengan strategi yang kompetitif yang memberikeuntungan besar bagi daerah pasarnya (Nonaka,1991). Lebih lanjut Nonaka menjelaskan bahwapengelolaan knowledgeadalah proses mendapatkanintelegensia dan kepakaran kolektif serta meng-gunakannya untuk mengembangkan inovasi me-lalui pembelajaran organisasional yang terus me-nerus.

Pisano (1994) mengungkapkan tiga hal dalamproses konversi tersebut yaitu proses pengalihanknowledge (tranfer knowledge); proses penciptaanknowledge (create knowledge) dan proses saling ber-

bagi (sharing knowledge). Ketiga proses diatas di-dukung oleh suatu pengelolaan yang didasarkanpada isu yang terkait yaitu 1) teknologi informasi.Dalam hal ini dukungan TI yang menonjol adalahpada teknologi komunikasi; teknologi kolaborasi;pengelolaan dokumen; teknologi adaptasi;lingkungan e-learning; infrastruktur seperti tek-nologi networking (Marwick, 2001); 2) budaya orga-nisasi dan team work; dan 3) pengukuran intelektualdan asset yang berbasis pengetahuan.

Konsep BSC pada perkembangannnyabanyak diadopsi menjadi suatu model yang dapatmengukur aset knowledge dan modal intelektualsuatu organisasi (Maholtra, 2003). Dengan meng-gunakan model ini, visi, misi bahkan strategi orga-nisasi dapat diarahkan pada peningkatan kom-petensi inti sehingga menghasilkan luaran inovatif.Fairchild (2002) bahkan mengembangkan konsepBSC dengan mengimplementasi perspektif padaBSC dengan strategi pengelolaan knowledge.

Dengan dasar pertimbangan di atas Fairchild(2002) mengembangkan 4 (empat) perspektipengelolaan knowledge sebagai kekayaan yang di-landasi pada kompetensi inti, keahlian yang dimi-liki dan kebutuhan knowledge. keempat perspektiftersebut adalah sebagai berikut: 1) Humanitas,mengacu pada kapabilitas individual, keahlian,knowledge dan pengalaman pekerja; 2) Structural,mengacu pada asset yang dimiliki, knowledgeorganisasi, proses pengalihan dari knowledge indi-vidu menjadi knowledge organisasi dan teknologisebagai pendukung mempercepat proses peng-alihan knowledge; 3) Social, mengacu padainteraksi (networking); 4) Intelektual, termasukinformasi, invensi, inovasi yang dapat menambahnilai organisasi dan membangun asset yang mele-bihi asset yang terlihat seperti tanah, tenaga kerjaatau pendanaan.

METODE

Rancangan penelitian yang digunakan de-ngan menggunakan penelitian deskriptif setelah

Page 4: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Implementasi Model Penilaian Kinerja Berbasis Knowledge Management Score Card...Yuntawati Fristin, Fajar Supanto, & Umu Khouroh

| 325 |

sebelumnya data dan informasi yang ada diolahberdasarkan perspektif Knowledge ManagementScorecard (KM Scorecard). KM Scorecard merupakanmodifikasi dari konsep Balance Scorecard (BSC) se-hingga tahapan-tahapan penelitian mengikutikaidah BSC. Pengkajian yang dilakukan dalampengelolaan knowledge dilihat dari 4 (empat) per-spektif yaitu intelektual, social, structural dan huma-nitas. Unit analisis adalah pengurus BKAD. Objekutama yang dijadikan dasar pengetahuan untukmerumuskan bagaimana model pengembangan ki-nerja dan rumusan strategi pengembangan BKADadalah dengan mempelajari modal intelektual yangmereka miliki serta bagaimana para pengurusBKAD mengelola knowledge serta mengidentifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaanknowledge.

Lokasi penelitian meliputi 5 Kabupaten diProvinsi Jawa Timur yaitu pada tabel 1.

Kerangka analitik dilakukan dengan meng-adopsi konsep yang dikembangkan oleh Fairchild(2002) yaitu KM Scorecard dengan variabel pene-litian sebagai berikut pada tabel 2.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:1) Observasi; 2) Penyebaran kuesioner; 3) Wawan-cara mendalam; 4) FGD dan; 5) Studi pustaka.

Data tersebut kemudian dianalisis lebih lan-jut untuk menyusun sasaran prioritas BKAD sertaalternatif strategi. Langkah-langkah dalam analisisdata:1. Mengidentifikasi secara deskriptif data yang

dihasilkan dari observasi, wawancara, kuesi-oner dan FGD.

2. Menganalisis pengelolaan knowledge BKAD de-ngan menggunakan perspektif KM Scorecard.

3. Mengembangkan dan uji coba model KMScorecard serta merumuskan strategi yangmengacu pada pencapaian sasaran strategi danukuran hasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Pengembangan Sumberdaya LokalBerbasis Kawasan (P2SLBK) merupakan salah satuprogram pengentasan kemiskinan dan penangananpengangguran yang ditekankan pada sektor riilberbasis potensi aktual kawasan. Tujuan programadalah mewujudkan kemandirian ekonomi masya-rakat melalui pengembangan potensi wilayah yangberorientasi pada percepatan pertumbuhan eko-nomi dan penciptaan lapangan kerja, yang secaralangsung berdampak pada penurunan angkakemiskinan. Sasaran Program adalah kegiatan eko-nomi produktif masyarakat yang berpotensi untukdikembangkan serta mempunyai dukunganpotensi sumberdaya alam, potensi SDM, serta po-tensi ekonomi lainnya termasuk adanya jejaringusaha yang yang dapat diperkuat guna mem-percepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Produk spesifik kawasan

Produk spesifik kawasan pada lokasi kajianadalah: 1) Kabupaten Jombang pada ketiga desalokasi program yaitu Desa Randuwatang,Sumbernongko dan Bedahlawak memiliki potensiyang sangat besar dalam bidang pertanian ketelaPohon; 2) Kabupaten Pacitan memiliki potensi sum-berdaya perkebunan kelapa, dengan luas total lahanperkebunan kelapa di 3 desa ± 71,2 ha; 3) KabupatenProbolinggo memiliki potensi sumberdaya yangsama yaitu pertanian dimana luas lahan pertaniandari ketiga desa 481,045 ha, berkisar 62% dari to-tal luas 3 desa serta potensi wisata yang berbasisbudaya; 4) Kabupaten Ponorogo memiliki potensiyang hampir sama yaitu tanaman janggelan danproduk makanan yang terbuat dari janggelan yangmampu menembus pangsa pasar luar negeri; 5)Kabupaten Tulungagung yang pada umumnyadidominasi oleh struktur batuan yang beranekaragam membuat daerah ini kaya akan potensi bahangalian golongan C yaitu batu marmer dan onix, selainitu juga perikanan darat.

Page 5: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKANVol. 20, No.2, Mei 2016: 322– 333

| 326 |

NO KAB/KOTA KECAMATAN DESA

1 Jombang Kudu Randuwatang

Ngusikan Sumbernongko Tembelang Bedahlawak

2 Tulungagung Boyolangu Wajaklor

Sumbergempol Wonorejo Gondang Gondosuli

3 Pacitan Kebonagung Ketro

Tulakan Wonoanti Ngadirojo Sidomulyo

4 Probolinggo Gading Gadingwetan

Pajarakan Karanggeger Besuk Alaskandang

5 Ponorogo Bungkal Munggu Ngrayun Cepoko Sambit Gajah

Tabel 1. Lokasi Penelitian

Perspektif Strategi Variabel Intelektual Strategi untuk menghasilkan modal intelektual Informasi

Invensi Inovasi

Sosial Strategi membina hubungan baik,membangun reputasi, memperoleh kepercayaan dalam bekerja sama

Interaksi; reputasi; diseminasi; kerjasama

Struktural Strategi menciptakan proses, budaya dan iklim kerja yang baik

Infrastruktur Knowledge organisasi Pengalihan Knowledge individu ke

dalam knowledge organisasi, Teknologi untuk Pengalihan

Knowledge Kebijakan, peraturan, target, tujuan,

budaya, atmosfer (diskusi) Humanitas Strategi membina dan mengembangkan

knowledge worker dalam intelektual, kepakaran dan komitmen menghasilkan knowledge

Kapabilitas Individu, keahlian, Knowledge pengalaman, sikap dan komitmen

Tabel 2. Variabel Penelitian

Page 6: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Implementasi Model Penilaian Kinerja Berbasis Knowledge Management Score Card...Yuntawati Fristin, Fajar Supanto, & Umu Khouroh

| 327 |

Pengelolaan BKAD dan UPKu

Pelaksanaan kegiatan P2SLBK dilaksanakanoleh kelembagaan yang berbasis masyarakat yangdibentuk melalui Musyawarah Desa. Kelembagaantersebut dikenal dengan nama Badan KerjasamaAntar Desa (BKAD) dan Unit Pengelola Keuangan(UPKu) yang berada di masing-masing desa.

Hasil Penelitian yang dicapai denganmenggunakan Analisis Kondisi BKADBerdasarkan Perspektif KnowledgeManagement (KM) Scorecard

1. Perspektif IntelektualDalam perspektif intelektual yang menjadi

fokus perhatian adalah bagaimana menghasilkanmodal intelektual melalui upaya meningkatkankemampuan untuk memperoleh pengetahuan dankeahlian, serta menghasilkan invensi dan inovasi.

Kegiatan untuk memperoleh dan meningkat-kan pengetahuan dan keahlian yang menambahnilai organisasi dilakukan melalui program Pengem-bangan Sumber Daya Manusia (PSDM)dalam ben-tuk pelatihan, studi banding maupun magang un-tuk meningkatkan kemampuan teknis, kemampuanmanajerial dan kemampuan kewirausahaan.

Secara umum kegiatan PSDM yang telah dila-kukan dinilai berkembang ditinjau dari sisi per-kembangan sasaran penerima manfaat, peningkat-an ekonomi, peningkatan pengetahuan dan keter-bukaan lapangan kerja. Kegiatanpengembangansumber daya ekonomi (PSDE) telah bermanfaatpadapeningkatan perkembangan sasaran penerimamanfaat, peningkatan ekonomi, peningkatan penge-tahuan dan ketrampilan dan peningkatan keterbu-kaan lapangan kerja

Berdasarkan analisis tersebut dapat dinyata-kan kegiatan PSDA yang telah dilakukan berman-faat pada peningkatan sasaran penerima manfaat,peningkatan ekonomi, keterbukaan lapangan kerjadan peningkatan kualitas lingkungan yang dapat

menunjang pendayagunaan sumberdaya lokalkecuali untuk peningkatan pengetahuan dan kete-rampilan yang dinilai masih kurang.

2. Perspektif SosialImplementasi aspek perspektif sosial adalah

dalam bentuk interaksi, kerjasama, kolaborasi dandeseminasi serta upaya membangun reputasi ada-lah melalui mekanisme koordinasi, monev sertapertanggungjawaban. Interaksi antara BKAD danmasyarakat dilakukan dilakukan melalui programPSDM, PSDA dan PSDE yang diwujudkan dalamagenda pertemuan yang telah direncanakan sebe-lumnya.

Interaksi dan koordinasi BKAD denganmasyarakat dan antar pengurus dan stakeholderlainnya dinilai baik.Pemerintah daerah di tigaKabupaten dinilai cukup aktif terlibat dalam men-dukung pelaksanaan P2SLBK. Koordinasi antarpengurus dilakukan setiap minggu sekali. UntukKabupaten Malang monev dari para pengawasBKAD ke BKAD/UPKu maupun dari pengurusBKAD ke UPKu masing-masing dilakukan 2 kalidalam satu bulan. Mekanisme koordinasi yangdilakukan antar pengurus BKAD dilakukan 2 kali/bulan, sedangkan untuk koordinasi denganpengawas sekali setiap bulan.

Partisipasi masyarakat nampak sejak prosesperencanaan dan pembentukan BKAD dalamwadah musyarawah desa, tingkat partisipasi yangdinilai belum ada adalah peran serta masyarakatdalam permodalan BKAD. P2SLBK ini juga telahmerangsang dan meningkatkan kemauan masya-rakat untuk berwirausaha. Hal ini ditunjukkandengan besarnya minat masyarakat untuk menjalinkerjasama dengan BKAD dalam mengembangkanusahanya maupun merintis usaha baru. Kerjasamaini membawa dampak (i) mempermudah aksesmasyarakat untuk mendapatkan fasilitas kreditlunak, dan (ii) peningkatan pendapatan bagi nasa-bah, Selain peningkatan pendapatan, pengelolaanUEP juga telah memberikan pendapatan kepadaPAD Desa, dana sosial.

Page 7: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKANVol. 20, No.2, Mei 2016: 322– 333

| 328 |

1. Perspektif StrukturalFokus perhatian perspektif ini adalah bagai-

mana menciptakan proses, budaya dan iklim kerjayang baik.Hasil analisis terhadap pengelolaankelembagaan BKAD menunjukkan bahwa BKADP2SLBK mempunyai prestasi pengelolaan kelem-bagaan yang baik dengan nilai skor aktivitas lem-baga 1, sarana dan prasarana 0,94, administrasi 0,9dan prestasi lembaga 0,94.

Demikian halnya dengan kelembagaan UPKujuga mempunyai prestasi pengelolaan kelembagaanyang baik dengan nilai skor aktivitas lembaga 0.89,sarana dan prasarana 0,76, administrasi 0,85 danprestasi lembaga 0,83. 6 UPKu P2SLBK mempunyaiprestasi pengelolaan kelembagaan yang baik dan3 UPKu mempunyai prestasi pengelolaan kelem-bagaan cukup

2. Perspektif HumanitasDalam perspektif ini yang menjadi perhatian

adalah bagaimana membina dan mengembangkanknowledge worker dalam intelektual, kepakaran dankomitmen menghasilkan knowledge yang dalamhal ini menyangkut potensi kemampuan, kemam-puan implementasi, kemampuan saling mendistri-

busikan pengetahuan dan kemauan meningkatkanpengetahuannya

Dalam Pelaksanaannya BKAD dan UPKudikelola oleh pengurus dengan latar belakang pen-didikan BKAD minimal SMA sampai jenjang pen-didikan S-1 dan dari berbagai pekerjaan sepertiguru, PNS, dan swasta.dapat disimpulkan bahwadari aspek pendidikan dan pengetahuan cukupbaik untuk dapat mengelola BKAD dan UPKu de-ngan baik meskipun ada beberapa permasalahanyaitu: 1) ada beberapa pengurus yang minatnyatidak sesuai dengan tugas yang diemban dan 2)tenaga kerja yang terlibat seringkali keluar akibatmendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Namundemikian besarnya keinginan dan adanya kewa-jiban untuk mengembangkan program, seluruhpengelola selalu terlibat dalam kegiatan untuk mening-katkan kemampuan seperti pelatihan, seminar danpameran baik yang dilakukan oleh pemda provinsidan kabupaten, perguruan tinggi maupun instansilainnya.

Pengembangan Model KM Scorecard

Pengembangan model KM Scorecard seba-gaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1: Pengembangan Model KM Scorecard

Page 8: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Implementasi Model Penilaian Kinerja Berbasis Knowledge Management Score Card...Yuntawati Fristin, Fajar Supanto, & Umu Khouroh

| 329 |

Kinerja BKAD dan UPKu ProgramPengembangan Sumberdaya Lokal BerbasisKawasan (P2SLBK) di Propinsi Jawa Timur

Hasil temuan penelitian di lapang setelahdiujicobakan model selanjutnya dilakukanpenilaian kinerja BKAD dan UPKu yang dilihatdari sisi perkembangan aset, perguliran dana,penerima manfaat, penyerapan tenaga kerja,pendapatan, biaya dan SHU masing-masing BKADdan UPKu. Dilihat dari sisi jumlah aset yang di-pergunakan oleh BKAD dan UPKu untuk kegiatanpengelolaan usaha ekonomi produktif yang padaawal program untuk BKAD senilai Rp 1.335.254.377,- telah berkembang sebesar 25,8% menjadiRp 1.679.180.255,-. Dan untuk UPKu dari senilaiRp 660.579.402,- pada awal program meningkat29,3% menjadi Rp 853.930.632,-.

Nilai asset tertinggi dicapai oleh BKAD ada-lah BKAD Kabupaten Ponorogo dengan nilai asetRp 391.268.083,- dan nilai aset terendah adalahBKAD Kabupaten Pacitan senilai Rp 203.413.850,-.Sedangkan untuk UPKu, terendah adalah UPKuKabupaten Probolinggo dengan nilai asset sebesarRp 106.180.200,-. Sedangkan nilai asset tertinggidicapai oleh UPKu Kabupaten Tulungagungdengan nilai asset sebesar Rp 214.478.640,-.

Dilihat dari perkembangan aset, rata-rataperkembangan aset seluruh kabupaten untukBKAD sebesar 37,2% dan UPKu sebesar 36,1%.Perkembangan aset terendah untuk BKAD dicapaioleh Kabupaten Probolinggo -0,2% sedangkanyang tertinggi adalah Kabupaten Ponorogo 136,8%.Untuk UPKu perkembangan aset terendahKabupaten Probolinggo sebesar 0% dan tertinggikabupaten Tulungagung 124,8%. Capaian ini di-pengaruhi oleh besarnya asset yang dimiliki olehBKAD dan UPKu.

Disamping itu pencapaian perkembanganasset tersebut menunjukkan bervariasinya pergulir-an dana, kolektabilitas piutang dari nasabah danprofitabilitas masing-masing BKAD dan UPKu.Ukuran efektivitas kinerja berikutnya adalahpeningkatan jumlah penerima manfaat tersebut.

Pencapaian tertinggi untuk indikator iniadalah untuk penerima manfaat BKAD tertinggiadalah Kabupaten Tulungagung sebanyak 98 mitradan terrendah dicapai Kabupaten Pacitan dan Jom-bang sebanyak 28 mitra. Sedangkan dari kegiatansimpan pinjam UPKu penerima manfaat tertinggiadalah UPKu Kabupaten Jombang sebanyak 381nasabah dan terendah adalah UPKu KabupatenProbolinggo sebanyak 106 nasabah.

Gambar 2. Pertumbuhan Aset BKAD dan UPKuMasing-masing Kabupaten di Jawa Timur

Gambar 3. Penerima Manfaat BKAD dan UPKuMasing-masing kabupaten di Jawa Timur

Page 9: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKANVol. 20, No.2, Mei 2016: 322– 333

| 330 |

Pencapaian indikator ini sangat dipengaruhioleh persepsi masyarakat terhadap institusi BKADdan UPKu terutama yang menyangkut kemudahandari sisi administratif dimana semua unit usahaekonomi produktif dalam UPKu mensyaratkanadanya jaminan untuk dapat mengakses danatersebut dan besarnya bunga. Disamping itu kebi-jakan pengurus terkait dengan nominal dana yangdigulirkan dan lama waktu pengembalian pinjamanmenyebabkan cukup bervariasinya jumlah mitra,nasabah maupun jumlah dana yang digulirkan.Khususnya di Kabupaten Poorogo adanya prinsipkehati-hatian akibat trauma pembayaran yangmacet menyebabkan jumlah penerima manfaatsedikit.

Keterkaitan antara besarnya penerima man-faat berhubungan erat dengan besar dana yangbergulir ke masyarakat. Dari hasil analisissebagaimana ditunjukkan gambar 4. menunjukkanbahwa jumlah dana yang bergulir untuk BKADterbesar di capai oleh BKAD Kabupaten Tulung-agung sebesar Rp 397.755.000,- dan terrendahdicapai oleh BKAD Kabupaten Probolinggosebesar Rp 141.333.000,-. Sedangkan untuk danabergulir simpan pinjam tertinggi dicapai oleh UPKuKabupaten Tulungagung sebanyak Rp 383.921.500,-dan terendah dicapai oleh Kabupaten Probolinggosebanyak Rp 105.120.200,-.

Penyaluran dana kepada masyarakat akanberkaitan dengan selektivitas calon penerima danatersebut. Dalam hal ini terdapat proses penilaiankelayakan personal dan keuangan yang mestiharus dilalui oleh calon penerima manfaat. Pro-sedur yang demikian merupakan prosedur standaryang harus dilaksanakan oleh lembaga keuangan.Pada akhirnya semua mekanisme tersebut akan ber-guna dalam menjaga performance dari KualitasAktiva Produktif yang dikelola. Penyaluran danayang diikuti dengan seletivitas yang ketat terha-dap kelayakan calon penerima dana akan berujungpada meningkatnya performance Kualitas AktivaProduktif.

Sejalan dengan kondisi di atas adalah padasisi kemampuan dalam meraih pendapatan danmengendalikan biaya operasional. Sebagaimanadiketahui pendapatan operasional UPK akan ter-diri dari pendapatan yang berasal dari unitekonomi produktif yang dikelola sementara biayaoperasionalnya mencakup biaya pengurus, biayaATK, serta transportasi. Berdasarkan besarnyapendapatan dan biaya operasional tersebut di-peroleh nilai efisiensi BKAD. BKAD yang palingefisien dicapai oleh Kabupaten Tulungagungsebesar 1,3% sedangkan yang tidak efisien dicapaioleh Kabupaten Probolinggo sebesar 66,5%.

Pada akhirnya kinerja keuangan suatuorganisasi akan berujung pada kemampuan intitusitersebut memperoleh laba (Sisa Hasil Usaha)melalui asset yang dimilikinya. Distribusi nilai pro-fitabilitas dapat dilihat pada gambar 5. Profitabili-tas terendah yang dicapai adalah 3% yaitu olehKabupaten Probolinggo, sementara yang tertinggimencapai 41,7% yaitu Kabupaten Pacitan.

Sisa hasil usaha tersebut merupakan resultandari volume usaha yang berhasil dikelola denganbiaya yang dikeluarkan. Jika volume usaha yangdikelola mengalami peningkatan yang diikutidengan efisiensi biaya maka dapat dipastikan pro-fitabilitas yang diraih akan tinggi.

Gambar 4. Dana Bergulir BKAD dan UPKu Masing-MasingKabupaten di Jawa Timur

Page 10: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Implementasi Model Penilaian Kinerja Berbasis Knowledge Management Score Card...Yuntawati Fristin, Fajar Supanto, & Umu Khouroh

| 331 |

Sedangkan proporsi antara pendapatan danbiaya UPK yang membentuk sisa hasil usaha ditun-jukkan dalam tabel berikut ini:

Berdasarkan tabel tersebut, temuan dilapangan menunjukkan bahwa kegiatan BKAD danUPKu di 5 Kabupaten mengalami keuntungan yangditunjukkan dengan adanya sisa hasil usaha secarakeseluruhan BKAD dan UPKu sebesar Rp188.200.325,-. Adapun total pendapatan yang diha-silkan sebesar Rp. 255.394.592,-. dan untuk biayayang telah dikeluarkan sebesar Rp.67.194.267,-.

Dilihat dari sisi pendapatan yang memilikipendapatan tertinggi adalah BKAD dan UPKuKabupaten Ponorogo dengan jumlah pendapatansebesar Rp. 83.525.730,-, hal ini mengisyaratkan ke-mampuan BKAD dan UPKu dalam mengoptimal-kan aktiva produktifnya sangat baik dalam rangkamenghasilkan pendapatan. Hal ini juga menun-jukkan bahwa BKAD dab UPKu juga selektif dalamdalam rangka penyaluran kreditnya. Sedangkan

BKAD dan UPKu yang memiliki pendapatan teren-dah adalah BKAD dan UPKu Kabupaten Probo-linggo dengan jumlah pendapatan sebesar Rp.9.355.703,-.

Biaya operasional bagi BKAD dan UPKuadalah cerminan dalam rangka membiayai opera-sional guna mendapatkan keuntungan yang di-inginkan. Biaya operasional tertinggi adalahBKAD dan UPKu Kabupaten Ponorogo denganjumlah biaya operasional yang dikeluarkan sebesarRp. 34.520.022,-. Sedangkan BKAD dan UPKu yangmemiliki biaya terendah adalah BKAD dan UPKuKabupaten Tulungagung dengan jumlah biaya yangdikeluarkan sebesar Rp. 947.588,-. Sisa Hasil Usahamerupakan keuntungan usaha yang dihasilkanoleh BKAD dan UPKu dalam satu tahun periodekegiatan. BKAD dan UPKu yang memiliki sisa hasilusaha tertinggi adalah BKAD dan UPKu Kabu-paten Tulungagung dengan jumlah sebesar Rp.70.044.645,-. Kondisi tersebut menunjukkan BKADdan UPKu Kabupaten Tulungagung memiliki ke-mampuan melakukan pengelolaan usaha denganbaik sedangkan BKAD dan UPKu yang memilikisisa hasil usaha terendah adalah BKAD dan UPKuKabupaten Probolinggo sebesar Rp. 3.133.051,-.

Keberlanjutan dan Pelestarian Program me-rupakan hal yang penting dilakukan agar P2SLBKdapat memberikan kontribusi bagi peningkatankesejahteraan masyarakat di masa-masa men-datang. Mengingat keberlanjutan dan pelestarianprogram menjadi factor yang krusial, maka perluperhatian dan partisipasi dari berbagai pihak yang

Gambar 5. Profitabilitas BKAD masing-masingKabupaten di Jawa Timur

Kabupaten Pendapatan Biaya SHU Jombang 35,691,926 17,455,095 18,236,831 Ponorogo 83,525,730 34,520,022 49,005,708 Tulungagung 70,992,233 947,588 70,044,645 Probolinggo 9,355,703 6,222,652 3,133,051 Pacitan 55,829,000 8,048,910 47,780,090

Tabel 3. Penilaian Kinerja pada 5 kabupatenDi Propinsi Jawa Timur

Page 11: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKANVol. 20, No.2, Mei 2016: 322– 333

| 332 |

berkepentingan agar hasil-hasil kegiatan P2SLBKdapat dilestarikan. Semua yang dihasilkan melaluiprogram P2SLBK dapat dijadikan modal olehdaerah untuk pengembangan wilayah di bidangekonomi dan menjadi upaya penanggulangankemiskinan. Modal yang dimaksud adalah sarana/prasarana, sistem, kelembagaan dan kegiatan danabergulir. Berdasarkan hasil interview secara infor-mal dari beberapa penerima manfaat merekamenyatakan bahwa Program Pengembangan Sum-berdaya Lokal Berbasis Kawasan dapat memberi-kan stimulasi pada masyarakat untuk melaksanakankegiatan ekonomi produktif dan mengembangkaninvestasi di desa. Hasil-hasil pelaksanaan programkhususnya bidang PSDA telah diselesaikan dantelah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat se-hingga diharapkan setelah tahap pemandirianpemerintah tingkat desa dan masyarakat sanggupmelestarikan hasil-hasil P2SLBK bidang PSDA.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapanganuntuk kegiatan PSDM, dirasakan bermanfaat bagipengetahuan dan kegiatan usaha. Disamping itudalam pelatihan tersebut teradapat kesesuaianmateri pelatihan dengan karaktristik wilayah,kebutuhan pelaku usaha. Untuk usaha simpanpinjam harapan masyarakat kegiatan terus untukdilanjutkan dengan berbagai alasan antara lainbunga pinjaman yang ringan, dapat menambahpermodalan usaha serta dapat digunakan untukkebutuhan keluarga yang mendesak. Fakta iniditunjukkan oleh banyaknya para calon nasabahyang harus antri untuk mendapatkan pinjaman.Komitmen dan kemampuan masyarakat untukpelestarian program cukup besar. Hal ini dapatdilihat dari komitmen masyarakat untuk member-lakukan sanksi bagi mitra atau nasabah yang tidakkonsisten dalam membayar angsuran. Selain itu,tokoh masyarakat di masing-masing lokasi pro-gram juga aktif melakukan pengawasan terhadappelaksanaan kegiatan BKAD dan UPKu. Se-dangkan BKAD dan UPKu sebagai pengelola pro-gram sebagian besar juga menunjukkan komitmen

yang tinggi untuk melestarikan program dan salahsatu usahanya rutin mendatangi nasabah yangkesulitan dalam mengangsur serta melakukan dis-kusi untuk mencari solusi dalam menyelesaikanpermasalahan yang ada.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapatdisimpulkan:1. Penyelenggaraan program telah sesuai dengan

proses dan mekanisme yang telah ditentukandalam SOP dan SPP P2SLBK

2. Secara umum pelaksanaan program di bidangPengembangan Sumberdaya Manusia (PSDM),Pengembangan Sumberdaya Alam(PSDA) danPengembangan Sumber Daya Ekonomi (PSDE)telah menghasilkan peningkatan ekonomi,peningkatan pengetahuan dan ketrampilan,membuka lapangan kerja dan menumbuhkankesempatan berwirausaha

3. Ditinjau dari pengembangan usaha sektor riil,sejumlah Lembaga Keuangan Mikro “BKAD”P2SLBK telah berhasil mengembangkan usahasektor riil berbasis sumberdaya kawasan yangsesuai dengan potensi wilayah masing-masing

4. Pengelolaan KM dalam perspektif KM Scorecardsecara umum berjalan dengan baik dan telahmenghasilkan peningkatan ekonomi, pening-katan pengetahuan dan ketrampilan, mem-buka lapangan kerja dan menumbuhkan ke-sempatan berwirausaha serta berhasil mengem-bangkan usaha sektor riil berbasis sumberdayakawasan yang sesuai dengan potensi wilayah-nya. Oleh karenanya perlu terus menerus dila-kukan upaya untuk mengembangkan kemam-puan Knowledge Management (KM) dengan lebihbaik agar tujuan untuk meningkatkan profe-sionalitas pengelolaan dan peningkatan kinerjaLembaga Keuangan Mikro “BKAD” dapat ter-capai.

Page 12: jurkubank.wordpress.com IMPLEMENTASI MODEL ... akan menjadi dasar bagi timbulnya masya-rakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Program Pengembangan Sumberdaya Lokal Berbasis

Implementasi Model Penilaian Kinerja Berbasis Knowledge Management Score Card...Yuntawati Fristin, Fajar Supanto, & Umu Khouroh

| 333 |

REFERENSIBontis, Nick. 2005. National Intellectual Capital Index: The

Benchmarking of Arab Countries.

Bounfour, Ahmed and Leif Edvinsson. 2005. IntellectualCapital for Communities Nations, Regions, Cities.Oxford: Elsevier.

Fairchid, Alea M, 2002, Knowledge Management Metricsvia a Balance Scorecard Methodology, Annual Ha-waii International Conference on Systems Sci-ences.

Kaplan, Robert S. and Norton, David, 1996, The BalanceScorecard-Translating Strategi into Action, HarvardBusiness School Press

Kaplan, Robert S. and Norton, David, 2004 Strategy Maps:Converting Intangible Assets into TangibleOutcomes.Harvard Business School Press

Lewin, Peter and Steven E. Phelan. 1999. Rent and Re-sources: A Market Process Perspective. An unpublisheddraft of report. Dallas, Texas: University of Texas.

Nonaka, I. 1995. The Knowledge Creating Company. NewYork: Oxford University Press.