213
IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI TANAMAN PANGAN SKRIPSI Oleh Ayu Setyorini NIM 151510601151 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2019

IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

i

IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN

DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN

PETANI TANAMAN PANGAN

SKRIPSI

Oleh

Ayu Setyorini

NIM 151510601151

P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S

F A K U L T A S P E R T A N I A N

U N I V E R S I T A S J E M B E R

2 0 1 9

Page 2: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

i

IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN

DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN

PETANI TANAMAN PANGAN

SKRIPSI

diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan program sarjana pada Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember

Oleh

Ayu Setyorini

NIM 151510601151

P R O G R A M S T U D I A G R I B I S N I S

F A K U L T A S P E R T A N I A N

U N I V E R S I T A S J E M B E R

2 0 1 9

Page 3: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

ii

PERSEMBAHAN

Puji syukur selalu terpanjatkan kepada Allah „Azza wa Jalla atas limpahan

rahmat dan hidayah serta ridho-Nya sehingga membuat saya dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan tepat waktu. Dengan rasa cinta dan bahagia, saya persembahkan

skripsi ini kepada:

1. Almarhumah Ibunda Yuni Wulaningrum tersayang, atas motivasi, dukungan,

semangat, dan segala pembelajaran berharga bagi saya;

2. Almarhumah Nenek Sunarti, atas nasihat dan doa yang selalu terasa hingga

saat ini;

3. Dosen pembimbing saya Ibu Sri Subekti, atas kesabaran dalam memberikan

arahan dan bimbingan terbaiknya hingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik;

4. Saudara satu atap dan satu lantai Laboratorium Komunikasi Pertanian atas

dukungan dan semangatnya dalam penyelesaian skripsi ini;

5. Almamater yang saya banggakan, Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Jember sebagai tempat menimba ilmu serta mengukir

segala bentuk pengalaman, sejarah, dan kenangan.

Page 4: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

iii

MOTO

Jangan menunggu, takkan pernah ada waktu yang tepat. *)

Atau

Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya.

Hiduplah seakan kau akan mati hari ini. **)

Atau

Inna ma’al ‘usri yusran

(Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan) ***)

*) Napoleon Hill

**) James Dean

***) [QS. 94:6]

Page 5: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Ayu Setyorini

NIM : 151510601151

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul

“Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung

Kemandirian Petani Tanaman Pangan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan

pada institusi manapun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas

keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung

tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan

dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika

ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, Mei 2019

Yang Menyatakan,

Ayu Setyorini

Page 6: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

v

SKRIPSI

IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM

MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI TANAMAN PANGAN

Oleh :

Ayu Setyorini

NIM 15151061151

Pembimbing : Dr. Ir. Sri Subekti, M. Si.

NIP. 19660626 199003 2 001

Page 7: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

vi

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dalam

Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan” telah diuji dan disahkan

pada:

hari, tanggal :

tempat : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pembimbing Utama,

Dr. Ir. Sri Subekti, M. Si

NIP. 19660626 199003 2 001

Penguji Utama, Penguji Anggota,

Lenny Widjayanthi, SP., M. Sc., Ph. D. Agus Supriono, SP., M. Si.

NIP. 19681202 199403 2 001 NIP. 19690811 199512 1 001

Mengesahkan

Dekan,

Ir. Sigit Soepardjono, MS., Ph.D

NIP. 19600506 198702 1 001

Page 8: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

vii

RINGKASAN

Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung

Kemandirian Petani Tanaman Pangan; Ayu Setyorini, 151510601151;

Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Jember.

Paradigma baru penyuluhan pertanian adalah memberdayakan petani

sehingga menjadi petani yang mandiri. Dimana penyuluh lebih berperan

sebagai fasilitator atau memberikan pilihan-pilihan kepada petani. Kemandirian

petani merupakan perwujudan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan

potensi diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang dicirikan oleh

kemampuan dan kebebasan menentukan pilihan yang terbaik. Salah satu daerah

yang telah menerapkan penyuluhan dengan paradigma baru adalah Desa

Sumberejo. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa hal, antara lain a)

Pelaksanaan penyuluhan dengan metode beragam, b) Produktivitas pangan

tertinggi se Kabupaten Jember, c) Meraih penghargaan dari Presiden RI terkait

lomba agribisnis tanaman pangan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui a) implementasi metode

penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu dan b) potret

kemandirian petani tanaman pangan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu.

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive method, dengan

pertimbangan bahwa Desa Sumberejo adalah desa yang menerapkan metode

penyuluhan pertanian secara kompleks. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif jenis fenomenologis. Penentuan informan ditentukan secara purposive.

Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari teknik wawancara,

observasi, dan studi dokumen. Analisis data yang digunakan adalahanalisis Miles

dan Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyuluhan pertanian yang

diterapkan di Desa Sumberejo dilaksanakan dengan 3 pendekatan, yaitu

pendekatan individu, kelompok, dan massal. Kemandirian petani tanaman pangan

di Desa Sumberejo dapat digambarkan melalui 4 aspek, yaitu aspek material,

Page 9: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

viii

intelektual, pembinaan, dan sosial. Oleh karena itu, petani tanaman pangan di

Desa Sumberejo dapat dikatakan sebagai petani yang mandiri. Pendekatan

individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa

Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian petani baik secara

material, intelektual, pembinaan, dan sosial. Namun terdapat 1 teknik penyuluhan

dari pendekatan massal yang belum mendukung kemandirian petani, yaitu teknik

penyuluhan dengan media internet.

Page 10: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

ix

SUMMARY

The Implementation of Agricultural Extension Methods in Supporting Food

Farmers’ Independence; Ayu Setyorini, 151510601151; Agribusiness

Department Faculty of Agriculture Jember University.

The new paradigm of agricultural extension is empowering farmers to

become independent farmers. in this paradigm, extension agents act as facilitators

and provide choices to farmers. The independence of farmers is a manifestation of

a person's ability to utilize his own potential in fulfilling his life's needs which is

characterized by his ability and freedom to make the best choices. One region that

has implemented extension with a new paradigm is Sumberejo Village. This is

evidenced by several things, including a) Implementation of various methods of

extension, b) Highest food productivity in Jember Regency, c) Awarded by the

President of Republic of Indonesia related to food crop agribusiness competition.

The purpose of this research is to find out a) the implementation of

agricultural extension methods in Sumberejo Village, and b) a portrait of food

farmers‟ independence in Sumberejo Village. Determination of the research area

is determined by purposive method, with consideration that Sumberejo Village

applies agricultural extension with various methods. This research uses a

phenomenological qualitative approach. Determination of informants was

determined purposively. Data is collected through interviews, observation, and

document studies. The obtained data will be analyzed using Miles and Huberman

analysis. Test the validity of the data using triangulation.

The results showed that the agricultural extension method applied in

Sumberejo Village was carried out with 3 approaches, individual approach, group

approach, and mass approach. Food farmers‟ independence in Sumberejo Village

can be described through 4 aspects, material independence, intellectual

independence, coaching independence, and social independence. Therefore, food

farmers in Sumberejo Village can be said to be independent farmers. Individual,

group, and mass approaches in the agricultural extension methods in Sumberejo

Village can support the independence of farmers each materially, intellectually,

Page 11: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

x

fostering, and socially. However, there is one extension technique from the mass

approach that has not supported the independence of farmers, namely the

extension technique with internet media.

Page 12: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

xi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi

Metode Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Kemandirian Petani

Tanaman Pangan”. Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan program sarjana pada Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Jember.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terimakasih pada:

1. Ir. Sigit Soepardjono, MS., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Jember;

2. M. Rondhi, SP., MP., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Jember;

3. Dr. Ir. Sri Subekti, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Utama, Lenny

Widjayanthi, SP., M. Sc., Ph. D. selaku Dosen Penguji Utama, dan Agus

Supriono, SP., M. Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, pengalaman, dan

motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

4. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember khususnya Program

Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan ilmu, pengalaman dan

motivasinya kepada penulis;

5. Penyuluh dan Petani Tanaman Pangan Desa Sumberejo yang bersedia

menjadi objek penelitian serta memberikan informasi yang dibutuhkan

selama proses penelitian.

Penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan

skripsi ini, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat.

Jember, Mei 2019

Penulis

Page 13: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN MOTO ............................................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. vi

RINGKASAN ...................................................................................................... vii

SUMMARY .......................................................................................................... ix

PRAKATA ............................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 7

2.2 Landasan Teori ................................................................................ 13

2.2.1 Penyuluhan Pertanian .............................................................. 13

2.2.2 Metode Penyuluhan Pertanian ................................................. 17

2.2.3 Kemandirian Petani .................................................................. 25

2.3 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 29

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 32

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ............................................ 32

3.2 Metode Penelitian............................................................................. 32

Page 14: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

xiii

3.3 Metode Penentuan Informan .......................................................... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 34

3.5 Metode Analisis Data ....................................................................... 35

3.6 Uji Keabsahan Data ......................................................................... 37

3.7 Terminologi ...................................................................................... 38

BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ............................... 42

4.1 Kondisi Umum Desa Sumberejo .................................................... 42

4.1.1 Kondisi Geografis Desa Sumberejo ......................................... 42

4.1.2 Kondisi Sosial Masyarakat Desa Sumberejo ........................... 43

4.2 Potensi Subsektor Tanaman Pangan Desa Sumberejo................. 46

4.3 Gambaran Umum Petani Tanaman Pangan Desa Sumberejo .... 48

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 52

5.1 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember .................. 52

5.1.1 Pendekatan Individu ................................................................ 52

5.1.2 Pendekatan Kelompok ............................................................. 67

5.1.3 Pendekatan Massal ................................................................... 85

5.2 Potret Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember ................. 93

5.2.1 Kemandirian Material .............................................................. 93

5.2.2 Kemandirian Intelektual ........................................................ 101

5.2.3 Kemandirian Pembinaan ........................................................ 112

5.2.4 Kemandirian Sosial ................................................................ 117

5.3 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dalam

Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember ............... 123

5.3.1 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dengan

Pendekatan Individu dalam Mendukung Kemandirian

Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu Kabupaten Jember ................................................. 123

5.3.2 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dengan

Pendekatan Kelompok dalam Mendukung Kemandirian

Page 15: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

xiv

Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu Kabupaten Jember ................................................. 127

5.3.3 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dengan

Pendekatan Massal dalam Mendukung Kemandirian

Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu Kabupaten Jember ................................................. 139

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 146

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 146

6.2 Saran ............................................................................................... 147

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 149

LAMPIRAN ....................................................................................................... 154

Page 16: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Perbandingan produktivitas Tanaman Pangan di

Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Jember, Kecamatan

Ambulu, dan Desa Sumberejo tahun 2016................. 5

2.1 Perbedaan Pendidikan dan Penyuluhan....................... 15

4.1 Data Jumlah Penduduk Desa Sumberejo dan Rasio

Jenis Kelamin tahun 2016............................................ 43

4.2 Data Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru berdasarkan

Jenjang Pendidikan Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu kabupaten Jember tahun 2016........................ 44

4.3 Data Pendidikan Terakhir Masyarakat Desa

Sumberejo tahun 2016................................................. 45

4.4 Sarana Kesehatan Masyarakat Desa Sumberejo tahun

2016.............................................................................. 45

4.5 Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Desa

Sumberejo periode 2013-2017..................................... 46

4.6 Target dan Pencapaian Sasaran Tanam dan Luas

Panen Komoditas Pangan tahun 2018.......................... 47

4.7 Target dan Pencapaian Produksi dan Produktivitas

Komoditas Pangan tahun 2018.................................... 47

4.8 Data Kelompok Tani Desa Sumberejo tahun 2018...... 48

4.9 Profil Informan………………………………………. 50

5.1 Ringkasan tentang Materi Penyuluhan Pertanian pada

Pendekatan Individu di Desa Sumberejo………......... 66

5.2 Ringkasan tentang Materi Penyuluhan Pertanian pada

Pendekatan Kelompok di Desa Sumberejo………….. 84

5.3 Ringkasan tentang Materi Penyuluhan Pertanian pada

Pendekatan Massal di Desa Sumberejo….………….. 91

5.4 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.... 92

5.5 Daftar Kios Pertanian di Desa Sumberejo…………... 105

5.6 Potret Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.... 122

5.7 Alternatif Kesesuaian Metode Penyuluhan Pertanian

Pendekatan Individu dalam Mendukung Kemandirian

Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember....................... 141

Page 17: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

xvi

Halaman 5.8 Alternatif Kesesuaian Metode Penyuluhan Pertanian

Pendekatan Kelompok dalam Mendukung

Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember....................... 142

5.9 Alternatif Kesesuaian Metode Penyuluhan Pertanian

Pendekatan Massal dalam Mendukung Kemandirian

Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember....................... 144

Page 18: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran.................................. 31

3.1 Analisis Data Model Interaktif Miles dan

Huberman.............................................................. 37

3.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data................. 37

3.3 Triangulasi Sumber Data...................................... 38

4.1 Peta Wilayah Hamparan Petani Tanaman Pangan

Desa Sumberejo.................................................... 48

Page 19: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pedoman Wawancara............................................ 154

2. Data Informan....................................................... 169

3. Display A Implementasi Metode Penyuluhan

Pertanian di Desa Sumberejo................................ 170

4. Display B Potret Kemandirian Petani Tanaman

Pangan di Desa Sumberejo……........................... 171

5. Display C Implementasi Metode Penyuluhan

Kelompok dalam Mendukung Kemandirian

Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo……. 172

6. Display D Implementasi Metode Penyuluhan

Individu dalam Mendukung Kemandirian Petani

Tanaman Pangan di Desa Sumberejo.................... 173

7. Display E Implementasi Metode Penyuluhan

Massal dalam Mendukung Kemandirian Petani

Tanaman Pangan di Desa Sumberejo.................... 174

8. Kode Reduksi Data............................................... 175

9. Reduksi Data Implementasi Metode Penyuluhan

Pertanian............................................................... 176

10. Reduksi Data Potret Kemandirian Petani

Tanaman Pangan................................................... 185

Page 20: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

1

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma pembangunan pertanian ke depan yang diusung oleh Kementrian

Pertanian adalah mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia dapat mengatur

dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan

diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (a) mencukupi

kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (b) mengatur kebijakan pangan

secara mandiri, serta (c) melindungi dan mensejahterakan petani sebagai pelaku

utama usaha pertanian pangan. Tantangan pemenuhan kebutuhan pangan bagi

kehidupan manusia akan semakin kompleks dan dinamis. Setiap negara wajib

mengamankan ketersediaan atas kebutuhan tersebut, terutama kebutuhan pangan

dan energi (Kementrian Pertanian, 2015).

Dalam konteks pangan, subsektor tanaman pangan memiliki posisi strategis

karena komoditi tanaman pangan memiliki keragaman hayati yang cukup banyak.

Komoditi tersebut meliputi umbi-umbian, kacang-kacangan, dan serealia.

Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki posisi

strategis dalam penyediaan kebutuhan, sumber lapangan kerja dan pendapatan,

serta sumber devisa. Kualitas dan kecukupan pangan berperan penting dalam

menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa (Elizabeth, 2011). Tidak

satupun negara dapat membangun perekonomiannya tanpa terlebih dahulu

menyelesaikan pangannya (Azahari, 2008).

Kontribusi penting penyuluhan pertanian untuk meningkatkan

pembangunan pertanian dan peningkatan produksi pangan telah menyebabkan

cepatnya perkembangan minat orang dalam penyuluhan selama beberapa

dekade terakhir (Ban dan Hawkins dalam Sadono, 2008). Desakan untuk

memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya yang terus berkembang telah

menyadarkan berbagai negara untuk berusaha meningkatkan produksi

pangannya. Oleh karena itu, teknologi pertanian yang lebih baik terus

dikembangkan dan diintroduksikan kepada petani agar petani mau menerapkan

Page 21: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

2

teknologi tersebut dan produksi pangan meningkat (Sadono, 2008).

Pembangunan pertanian tanaman pangan yang telah dilaksanakan sampai saat

ini masih mengalami beberapa permasalahan mendasar. Permasalahan tersebut

salah satunya adalah sistem penyuluhan pertanian yang belum kuat sehingga

belum mampu secara optimal untuk melakukan pemberdayaan petani. Faktor

penyebab belum kuatnya sistem penyuluhan adalah keterbatasan penyuluh

baik dari berbagai aspek, antara lain (a) segi jumlah maupun kompetensi, (b)

kelembagaan penyuluhan yang belum mandiri dan inovatif, (c) kurangnya

sarana, dan (d) metode yang belum sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi

masyarakat petani (Kementrian Pertanian, 2015).

Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah cukup

panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 yang bermula dari adanya kebutuhan

untuk meningkatkan hasil pertanian. Pada masa revousi hijau, penyuluhan

pertanian mengalami perubahan paradigma. Jika semula menekankan pada

bimbingan kepada petani dalam berusahatani yang baik, berubah menjadi

tekanan pada alih tehnologi, yakni mengusahakan agar petani mampu

meningkatkan produktivitas dan produksinya, dan menekankan pada

tercapainya target produksi padi, baik target nasional, daerah maupun lokal

(Tjitropranoto dalam Sadono, 2008). Hal tersebut terbukti membawa Indonesia

menjadi swasembada pangan pada tahun 1984. Namun demikian, pencapaian

prestasi yang besar tersebut ternyata juga menimbulkan masalah lain (Sadono,

2008).

Paradigma pembangunan pertanian yang dominan pada waktu itu

selain lebih berfokus pada peningkatan produksi, menekankan pada

pendekatan yang sangat sentralistik. Pendekatan sentralistik ini memberikan

dukungan dana dari pusat yang kurang luwes, pola komunikasi linear,

bahkan cenderung bersifat instruksional dengan sistem target yang kaku.

Paradigma tersebut lebih dominan digunakan pada transfer teknologi bukan

pada orangnya maupun proses belajarnya.

Page 22: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

3

Lebih lanjut, Chambers dalam Ban dan Hawkins (1999) menjelaskan

bahwa pendekatan yang tidak mengutamakan manusianya ini ternyata

menghasilkan ketergantungan yang tinggi oleh daerah kepada pusat. Dampak

yang ditimbulkan dari paradigma konvensional tersebut adalah: (a) menurunkan

kreativitas petani dan menumbuhkan sikap ketergantungan pada bantuan

pemerintah, (b) kreativitas dan kearifan lembaga-lembaga lokal tidak

berkembang bahkan banyak yang hilang, (c) program pembangunan agribisnis

menjadi tidak efisien dan efektif karena biaya birokrasi pemerintah yang relatif

tinggi, dan (d) program pembangunan sentralistik tidak sesuai dengan kondisi

lokal, sehingga komoditi unggulan lokal terdesak pilihan dari atas atau pusat.

Di samping itu, Revolusi Hijau yang digencarkan pada tahun 1984-1989

juga menggunakan paket teknologi yang sentralistik. Paket teknologinya semacam

ini “mengubah petani inovator dan mandiri menjadi sekedar pelaksana program di

bawahnya” (Kasryno, 2007). Contohnya adalah peningkatan produksi yang hanya

dapat dicapai dengan penggunaan pupuk kimia dan pestisida saja (Pontioous

dalam Kasryno, 2007).

Oleh karena itu pada era sekarang perlu dilakukan perubahan sudut

pandang penyuluhan pertanian dari “paradigma lama ke paradigma yang baru”.

Paradigma baru penyuluhan pertanian adalah memberdayakan petani sehingga

menjadi petani yang mandiri. Dimana penyuluh lebih berperan sebagai

fasilitator, pencari serta memberikan pilihan-pilihan kepada petani. Petani

mampu mengambil keputusan dengan pilihan yang terbaik baginya, sehingga

mampu meraih peluang dan menghadapi tantangan globalisasi ekonomi. Hal ini

sesuai dengan falsafah penyuluhan yang dianut dalam penyuluhan pertanian,

yaitu to help people to help themselves through educational means to improve

their level of living (menolong orang agar orang tersebut dapat menolong

dirinya sendiri melalui penyuluhan sebagai sarananya untuk meningkatkan derajat

kehidupannya) (Sadono, 2008).

“Kemandirian” merupakan perwujudan kemampuan seseorang untuk

memanfaatkan potensi diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

dicirikan oleh kemampuan dan kebebasan menentukan pilihan yang terbaik

Page 23: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

4

(Hubeis dalam Bahua, 2016). Slamet dalam Lestari (2011) menekankan bahwa

untuk menumbuhkan dan membina kemandirian petani, perlu diarahkan agar

mereka dapat bekerjasama untuk mencapai segala yang dibutuhkan dengan

kekuatan dan kemampuan dirinya. Agen penyuluhan pertanianlah yang harus

memainkan peranan dalam meningkatkan kompetensi petani (Ban, 1999).

Interaksi petani dengan penyuluh dapat meningkatkan kinerja petani dalam

berusahatani yang selanjutnya meningkatkan kemandirian petani (Malta, 2016).

Dimana pelaksanaan kegiatan penyuluhan sedikitnya harus

memperhatikan 5 aspek. Aspek tersebut antara lain (a) apa yang akan disuluhkan,

yaitu materi penyuluhan, (b) bagaimana cara menyuluhkannya, (c) kapan

penyuluhan dilaksanakan, (d) dimana penyuluhan diselenggarakan, dan (e) siapa

yang harus melaksanakan penyuluhan tersebut. Kelima aspek tersebut terangkum

dalam sebuah metode penyuluhan pertanian (Mardikanto dan Sutarni, 1992).

Metode penyuluhan pertanian adalah cara yang sudah direncanakan sebelumnya

untuk melaksankaan kegiatan penyuluhan pertanian (Soesmono dalam

Mardikanto, 1993).

Secara umum, paradigma penyuluhan yang diterapkan di Indonesia masih

menggunakan paradigm lama. Salah satu daerah yang sudah menerapkan kegiatan

penyuluhan dengan paradigma baru adalah Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember. Paradigma baru dalam penyuluhan pertanian di Desa

Sumberejo dibuktikan dengan banyaknya jumlah petani yang mengadopsi

beberapa inovasi yang diperkenalkan oleh penyuluh. Inovasi tersebut antara lain

(a) pemupukan berimbang, (b) pemupukan organik, dan (c) penggunaan benih

bersertifikat. Hasil survei pendahuluan kepada beberapa PPL di Kabupaten

Jember juga menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang baik

adalah penyuluhan yang dilaksanakan di Kecamatan Ambulu atau wilayah selatan

Kabupaten Jember. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan diterapkannya 1

metode penyuluhan di Kecamatan Ambulu yang tidak diterapkan di wilayah

lainnya di Kabupaten Jember, yaitu metode Farmers Field Day (FFD). Selain itu,

Desa Sumberejo juga berhasil menerapan 3 metode penyuluhan sekaligus, mulai

dari pendekatan inividu, pendekatan kelompok, maupun massal. Hal tersebut

Page 24: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

5

menunjukkan bahwa metode penyuluhan pertanian yang diterapkan di Desa

Sumberejo sudah bisa dibilang kompleks.

Kegiatan penyuluhan yang baik ini juga dapat dilihat dari tingginya

produktivitas tanaman pangan di Desa Sumberejo. Tidak hanya itu, gabungan

kelompok tani Sumberejo di Desa Sumberejo juga pernah mendapat penghargaan

dari Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Ir. Djoko Widodo pada tahun 2015

dalam meraih produktivitas tertinggi nomor 2 di Provinsi Jawa Timur. Berikut

merupakan data produktivitas tanaman pangan Desa Sumberejo pada tahun 2016:

Tabel 1.1 Perbandingan produktivitas Tanaman Pangan di Provinsi Jawa Timur,

Kabupaten Jember, Kecamatan Ambulu, dan Desa Sumberejo tahun

2016

Wilayah

Produktivitas Komoditas (ton/ha)

Padi Jagung Kedelai Kacang

tanah Ubi Kayu

Desa Sumberejo 6,34 6,53 1,92 - 20

Kecamatan Ambulu 6,29 6,50 2,06 1,50 13,28

Kabupaten Jember 5,94 6,39 2,04 1,51 13,38

Provinsi Jawa Timur 6,10 5,06 1,50 1,29 24,33

Sumber:

1) Kecamatan Ambulu dalam Angka, 2017

2) Provinsi Jawa Timur dalam Angka, 2017

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa Desa Sumberejo memiliki

tingka produktivitas 5 komoditas pangan strategis tertinggi dibandingkan dengan

Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, maupun Provinsi Jawa Timur. 5

komoditas pangan strategis tersebuut adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

dan ubi kayu. Data ini menunjang penghargaan yang yang diterima oleh Desa

Sumberejo sebagai desa dengan tingkat produktivitas padi tertinggi kedua di Jawa

Timur.

Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, penyuluhan pertanian di Desa

Sumberejo sudah tercatat relatif baik. Produktivitas tanaman pangan yang ada

juga tergolong produktivitas yang tinggi di tingkat Jawa Timur. Namun keadaan

tersebut masih belum menjamin terciptanya suatu kemandirian petani. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dalam mendukung Kemandirian

Petani Tanaman Pangan”.

Page 25: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

6

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu?

2. Bagaimana potret kemandirian petani tanaman pangan di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi metode penyuluhan pertanian di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu.

2. Untuk mengetahui potret kemandirian petani tanman pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi, dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian terkait

kemandirian petani di daerah lainya.

2. Bagi Stakeholder, dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menetapkan

kebijakan terkait penyuluhan pertanian khususnya dalam mendukung

kemandirian petani tanaman pangan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu.

3. Bagi Petani, dapat dijadikan sebagai penggerak untuk berpartisipasi dalam

berbagai kegiatan penyuluhan sehingga mendukung terciptanya kemandirian

petani di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu.

Page 26: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

7

7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Kuswantoro (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Tingkat Kepuasan

Petani Jagung terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Swasta dan Penyuluh

Pertanian Pegawai negeri Sipil di Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo

Kabupaten Jember” menyebutkan bahwa metode penyuluhan yang digunakan

penyuluh terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu berdasar terknik komunikasi dan berdasar

jumlah sasaran. Berdasar teknik komunikasi, penyuluh PNS di Desa Sidodadi

menggunakan metode komunikasi langsung sedangkan penyuluh swasta

menggunakan metode komunikasi langsung dan tidak langsung. Berdasarkan

jumlah sasaran, metode yang sering digunakan penyuluh PNS dan penyuluh

swasta di desa Sidodadi adalah pendekatan individu dan pendekatan kelompok.

Pendekatan massal juga digunakan oleh penyuluh PNS dan penyuluh swasta,

tetapi hanya ketika ada program-program tertentu.

Tahitu (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Kualitas Pelayanan

Penyuluhan Pertanian dan Kepuasan Petani dalam Pengembangan Usahatani

(Kasus di Desa Sukadamai Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor” menuliskan

bahwa Metode penyuluhan yang diterapkan oleh penyuluh menurut penilaian

petani masih perlu disesuaikan lagi dengan keadaan petani agar pelayanan

penyuluhan lebih berkualitas. Petani menginginkan metode kunjungan lapangan

atau usahatani lebih ditingkatkan sehingga para petani lebih leluasa untuk

mengungkapkan berbagai masalah yang dihadapinya kepada penyuluh melalui

tanya jawab atau berdiskusi sembari ikut melihat keadaan usahatani secara

langsung.

Musyafak dan Ibrahim (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi

Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani”

menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi percepatan adopsi

dan difusi inovasi adalah ketepatan dalam menggunakan metode penyuluhan.

Dalam penelitian ini, penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk mendukung

Page 27: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

8

program Balitbang yaitu (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan

Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMA TANI). Metode yang digunakan adalah

kombinasi dari pendekatan individu dan massal. Pendekatan kelompok digunakan

untuk memperkenalkan gagasan PRIMA TANI. Pendekatan individu digunakan

untuk konsultasi terkait permasalahan spesifik petani seperti teknologi

pengelolaan Sumberdaya Alam yang menyangkut lahan dan air serta teknologi

budidaya yang menyangkut tanaman, ternak, dan ikan, serta teknologi pasca

panen. Pendekatan massal digunakan untuk promosi kegiatan PRIMA TANI.

Pangaribuan dkk. (2018) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan dan Pemanfaatan Pupuk Organik Ekstrak Tanaman pada

Budidaya Pertanian Organik di Lampung Selatan” menyebutkan bahwa metode

penyuluhan pertanian yang digunakan dalam penyuluhan budidaya pertanian

organik adalah dengan pendekatan kelompok dan pendekatan individu. Kegiatan

penyuluhan dilaksanakan dengan teknik ceramah, diskusi, dan demonstrasi cara.

Materi yang diberikan adalah mengenai adalah cara pembuatan pupuk organik

cair dari bahan daun lamtoro, batang pisang, dan sabut kelapa. Kegiatan

anjangsana dan anjangkarya dilakukan secara informal kerumah ketua dan

anggota Gapoktan. Kegiatan ini berlangsung cukup akrab, dan petani merasa

senang sekali dengan adanya kunjungan dari tim penyuluh karena petani dapat

kontak secara langsung dan memperdalam materi-materi yang telah

diceramahkan. Hasil dari kegiatan penyuluhan dengan pendekatan kelompok ini

antara lain pengetahuan petani tentang manfaat pemupukan melalui pupuk

organik cair telah meningkat 62 %, tanggapan petani terhadap kegiatan

penyuluhan positif dan antusias, serta tanggapan petani terhadap kegiatan

demonstrasi cara pembuatan pupuk organik cair cukup baik dan positif sehingga

petani ingin mencoba mempraktikkannya pada usahatani mereka sendiri pada

musim tanam selanjutnya.

Muchtar (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Komunikasi

Partisipatif pada Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)”

menuliskan bahwa penyuluh menggunakan metode SL-PTT (Sekolah Lapang

Pengelolaan Tanaman Terpadu) dalam inovasi peningkatan produksi padi dengan

Page 28: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

9

pendekatan bottom up. Tingkat adopsi teknologi petani pada program SL-PTT

sebesar 91,3% yakni petani menerapkan seluruh teknologi, seperti penggunaan

benih unggul, penanaman sistem jejer legowo, pemupukan berimbang, pengairan

berselang, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), panen dan pasca

panen.

Alawiyah (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Persepsi Petani

terhadap Introduksi Inovasi Agens Hayati melalui Kombinasi Media Demplot dan

FFD” menuliskan bahwa pengenalan inovasi agens hayati dilakukan di Desa

Ngranti, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan

media demplot dan FFD (Farmer Field Day). Demplot memberikan informasi

melalui praktik budidaya mengenai inovasi agens hayati yang diaplikasikan pada

tanaman jagung dan FFD digunakan untuk memberikan informasi secara materi

tentang agens hayati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani

terhadap inovasi agens hayati memiliki tingkat persepsi yang tinggi dengan skor

43,69 atau 81,66% yang menunjukkan bahwa petani menganggap penggunaan

agens hayati dapat menurunkan biaya karena adanya penurunan penggunaan

pupuk dan pestisida.

Fuady (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Perilaku Komunikasi

Petani dalam pencarian Informasi Pertanian Organik (Kasus Petani bawang merah

di Desa Srigading Kabupaten Bantul)” menuliskan bahwa media massa adalah

saluran komunikasi yang bersifat universal, mampu menyajikan informasi yang

aktual dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Berbagai informasi dapat

diperoleh melalui media massa baik yang bersifat umum ataupun khusus,

penyajiannya yang didukung visualisasi yang menarik, sehingga media massa

merupakan salah satu saluran komunikasi massa yang efektif dalam penyampaian

informasi pertanian organik, hal ini dikarenakan media massa relatif mampu

menembus ruang dan waktu menjangkau khalayak yang banyak dalam satuan

waktu yang relatif singkat. Keterdedahan media massa yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah tingkat kualitas dan kuatitas akses petani terhadap media

massa yang meliputi kekerapan responden melihat/menonton televisi,

mendengarkan radio, membaca surat kabar, dan media lainnya. Media yang

Page 29: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

10

umumnya dapat diakses oleh petani sebagian besar adalah media massa cetak dan

elektronik seperti surat kabar, radio dan televisi.

Aisyah (2016) yang berjudul “Peranan Penyuluhan Pertanian terhadap

Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo (Suatu Kasus pada Kelompok Tani di

Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka)” menuliskan bahwa penerapan

sistem tanam jajar legowo yang merupakan suatu teknologi baru di Kecamatan

Cigasong telah diupayakan melalui kegiatan penyuluhan pertanian dengan

berbagai metode pendekatan, antara lain pendekatan perseorangan melalui

anjangsana, pendekatan kelompok melalui pertemuan dikelompok, dan

pendekatan massal melalui kegiatan penyuluhan kampanye awal musim tanam

(Musim Tanam Pertama) yang dilaksanakan dalam setahun satu kali pada bulan

September.

Prayoga dkk. (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Keberadaan TV

TANI sebagai Revitalisasi Media Baru Penyuluhan Pertanian di Indonesia”

menyebutkan bahwa metode penyuuhan pertanian secara massal dapat dilakukan

melalui siaran di TV TANI. TV TANI hadir sebagai reaksi atas kurangnya

substansi acara-acara televisi yang berhubungan langsung dengan pertanian atau

pembangunan masyarakat pedesaan. TV TANI pada dasarnya hadir dengan

kemasan berbeda dan lebih baik jika dibandingkan konsep siaran pertanian atau

perdesaan yang sudah pernah ada. Lahirnya TV TANI adalah terobosan baru dari

Kementerian Pertanian untuk membantu petani. Acara yang disiarkan dalam TV

Tani terdiri dari 5 acara, yaitu kabar tani, inovasi tani, info tani, bincang tani, dan

laskar tani. TV TANI bisa dikategorikan sebagai media hybrid karena

memadukan konsep televisi dan internet. Namun keberadaan TV TANI perlu

mendapat sorotan karena dalam implementasinya TV TANI hanya dapat diakses

ketika petani memiliki internet. Padahal, belum semua desa di Indonesia tersentuh

internet.

Helmy dkk. (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan

Kompetensi Penyuluh dengan Karakteristik Pribadi, Persepsi Penyuluh terhadap

dukungan Kelembagaan dan Persepsi Penyuluh terhadap Sifat Inovasi Cyber

Extensión” menuliskan bahwa cyber extensión Kementerian Pertanian adalah

Page 30: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

11

sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet (berbasis informasi

teknologi) yang dibangun untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan

informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran

agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha persepsi penyuluh pertanian relatif

rendah terhadap cyber extensión sebagai satu alternatif system penyuluhan

pertanian melalui jaringan internet. Cyber extensión belum mampu memberikan

manfaat dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian baik untuk penyediaan

informasi pertanian, dan materi penyuluhan yang terbarukan sesuai kebutuhan

petani, serta belum memberikan informasi harga dan pemasaran hasil produksi.

Rahayu dan Malia (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kepemimpinan Ketua Kelompok terhadap Tingkat Kemandirian Anggota

Kelompok di Gabungan Petani Organik (GPO) Nyi-Sri Kecamatan Cianjur

Kabupaten Cianjur” menyebutkan bahwa kinerja penyuluh merupakan suatu

kajian seberapa besar tingkat kepandaian/kekreatifan penyuluh dalam

menyampaikan suatu materi. Kinerja penyuluh dapat diukur menggunakan

indikator kesesuaian materi, kesesuian metode penyuluhan, dan kompetensi

penyuluh. Pendampingan penyuluh kompeten cenderung dapat membantu

anggota kelompok menuju kemandirian. Potret Kemandirian dari GPO Nyi-Sri

Kecamatan Cianjur antara lain kemandirian material, intelektual, dan pembinaan.

Kemandirian material digambarkan dari kemampuan kelompok dalam

membudidayakan varietas unggul, melakukan pengolahan pasca panen, dan

mampu mengelola peternakan. Kemandirian intelektual digambarkan dari

kemampuan berkomunikasi dan menyelesaikan konflik dengan baik.

Kemandirian pembinaan digambarkan melalui kemampuan menggali potensi

secara kreatif dan inovatif seperti inovasi pupuk alami yang menggunakan air

beras.

Maryam, S. (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pelatihan Budidaya Padi, Jagung, dan Kedelai terhadap Peningkatan Kemandirian

Petani Anggota P4S Kabupaten Subang (Studi Deskriptif pada P4S Binaan BBPP

Lembang Wilayah Kabupaten Subang) menyebutkan bahwa terdapat empat faktor

utama dalam kemandirian petani anggota P4S yakni kemandirian intelektual,

Page 31: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

12

kemandirian material, kemandirian sikap mental, dan kemandirian sosial. Dalam

empat kategori tersebut perolehan skor tertinggi terdapat pada kemandirian

intelektual dengan kategori tinggi yang di dalamnya terdiri dari adanya perubahan

pengetahuan dan perubahan keterampilan responden. Peningkatan kemandirian

sosial dengan peroleh hasil kategori tinggi kedua di dalamnya terdapat indikator

interaksi sosial, kerjasama kelompok, dan jalinan jaringan kerja. Kemandirian

sikap, mental, dan material juga termasuk kategori tinggi.

Hutahean dkk. (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Memberdayakan dan Memandirikan Petani

Karet Di Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi” menuliskan

bahwa tujuan penyuluhan pertanian adalah untuk meningkatkan kapasitas dan

kemandirian petani. Tingkat kemandirian petani karet di Kecamatan Gunung Toar

dapat dilihat dari dari beberapa tindakan, antara lain kemandirian dalam

menentukan jenis komoditas, kemandirian dalam pemenuhan sarana produksi,

kemandirian dalam penentuan harga, dan kemandirian dalam mengambil

keputusan dalam pemasaran. Tingkat kemandirian yang dihasilkan berdasar hasil

penelitian berada pada kategori cukup mandiri.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas, peneliti akan

menggunakan 3 variabel dalam metode penyuluhan pertanian dan 4 variabel

dalam kemandirian petani. Dimana masing-masing variable memiliki indikator

masing-masing. Metode penyuluhan pertanian terbagi menjadi 3 pendekatan,

antara lain pendekatan (a) individu, (b) kelompok, dan (c) massal. Pendekatan

individu terbagi ke dalam teknik kunjungan rumah, kunjungan lahan, kontak

informal, dan inkuiri. Pendekatan kelompok terbagi ke dalam teknik ceramah,

diskusi, demonstrasi, perlombaan, sekolah lapang, dan FFD. Pendekatan massal

terbagi ke dalam kampanye, media internet, dan siaran radio. Kemandirian petani

terbagi menjadi kemandirian (a) material, (b) intelektual, (c) pembinaan, dan (d)

sosial.

Page 32: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

13

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan

komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya

memberikan pendapat sehingga bisa membuaut keputusan yang benar (Ban, 1999)

Kegiatan penyuluhan atau pendidikan pembangunan termasuk salah satu faktor

pelancar pembangunan pertanian. Pendidikan pembangunan ini bisa disebut juga

sebagai penyuluhan. Pendidikan pembangunan mencakup pendidikan

pembangunan untuk petani, pendidikan pembangunan untuk penyuluh, dan latihan

untuk petugas teknik pertanian (Mosher dalam Mardikanto, 1993). Kegiatan

penyuluhan pertanian amat penting dalam upaya pembangunan pertanian (Timmer

dalam Mardikanto, 1993).

Penyuluhan pertanian berfungsi sebagai jembatan antara dunia ilmu dan

pemerintah sebagai penentu kebijakan dan juga jembatan antara dunia penelitian

dengan praktek usahatani yang dilaksanakan oleh para petani. Lebih lanjut,

Schramm dan Lerner dalam Mardikanto (1993) melihat pentingnya kegiatan

penyuluhan pertanian sebagai proses komunikasi pembangunan dalam sistem

pembangunan nasional, baik untuk menjembatani kesenjangan perilaku antara

sesama aparat pemerintah maupun untuk menjembatani kesenjangan perilaku

antara aparat pemerintah dengan masyrakat (petani) sebagai pelaksana utama

pembangunan pertanian. Dalam upaya pembangunan pertanian, perlu lebih

mengutamakan kegiatan penyuluhan yang bertujuan untuk mengubah perilaku

masyarakat sasaran (petani) agar selalu siap dan mampu menguasai serta

menerapkan setiap alternatif inovasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

produktivitas usahatani dan pendapatan petani demi perbaikan kesejahteraan

keluarga dan masyarakat (Mardikanto, 1993).

Walaupun demikian, pemahaman seperti itu tidak berarti bahwa

penyuluhan pertanian adalah satu-satunya upaya untuk mewujudkan

pembangunan pertanian. Terdapat berbagai faktor yang akan mempengaruhi

pembangunan pertanian, antara lain tersedianya inovasi, pemasaran produk,

penyediaan sarana produksi, pengolahan produk, serta beragam kelembagaan

Page 33: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

14

yang diperlukan. Hal ini juga berarti bahwa penuyluhan pertanian yang baik pun

tidak selalu menjamin keberhasilan pembangunan pertanian, apabila terjadi

kegagalan dalam pembangunan pertanian, tidak bisa hanya menimpakan

kesalahan pada aparat penyuluhan pertanian karena parat penyuluhan bukan satu-

satunya pihak yang harus mempertnaggung jawabkan hal tersebut (Mardikanto,

1933).

Kehadiran penyuluhan pertanian di Indonesia sebagai bidang kegiatan

sebenarnya sudah berlangsung hampir 2 abad yang lalu, yakni sejak didirakannya

Kebun Raya Bogor pada tahun 1817. Akan tetapi, kehadirannya sebagai bidang

keilmuan masih belum lama. Menurut catatan sejarah di Scottlandia,

pengembangan ilmu penyuluhan pertanian sudah dirintis sejak tahun 1723.

Mardikanto (1993) menyebutkan berbagai pendekatan untuk memahami pokok-

pokok penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:

a. Penyuluhan pertanian merupakan proses penyebarluasan informasi yang

diperlukan dan berkembang selama pelaksanaan pembangunan pertanian.

Informasi tersebut berupa inovasi yang dihasilkan dari penelitian maupun

pengalaman lapang, masalah-masalah yang perlu pemecahannya, maupun

pertaturan dan kebijakan yang ditetapkan demi terlaksananya dan tercapainya

tujuan pembangunan pertanian yang direncanakan.

b. Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang

tidak sekadar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi berupaya

untuk mengubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian

dan berusahatani yang luas, memiliki sikap progresif untuk melakukan

perubahan dan inovatif terhadap informasi baru, serta terampil melaksanakan

berbagai kegiatan.

c. Penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan non formal bagi orang-

orang dewasa yang lebih mengutamakan terciptanya dialog.

d. Penyuluhan pertanian sebagai proses rekayasa sosial perlu dilaksanakan

secara bijak dan hati-hati serta harus dijaga agar tidak terperangkap kepada

upaya terciptanya tujuan dengan mengorbankan kepentingan masyarakat

petani yang sebenarnya ingin diperbaiki mutu hidupnya.

Page 34: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

15

Penyuluhan pertanian adalah suatu pendidikan di luar sekolah untuk

keluarga-keluarga tani di pedesaan, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk

menjadi mau, tahu, dan bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang

dihadapinya secara baik, menguntungkan, dan memuaskan. Sehingga penyuluhan

pertanian merupakan suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya

disesuaikan dengan kedaan, kebutuhan, dan kepentingan, baik dari sasaran

maupun tempat. Penyuluhan sering disebut suatu bentuk pendidikan

pembangunan yang bersifat selektif, dalam artian memilih bahan dan metode

pendidikannya yang langsung dan menunjang pelaksanaan pembangunan yang

dikehendaki (Wiriaatmadja, 1977). Berdasar penjelasan para ahli, berikut

perbedaan antara pendidikan dan penyuluhan antara lain:

Tabel 2.1 Perbedaan Pendidikan dan Penyuluhan

Pendidikan Penyuluhan

Pendidikan formal Pendidikan Non Formal

Kurikulum formal dan tetap Kurikulum tidak formal, disesuaikan

dengan persoalan/masalah yang

ada/terjadi dalam masyarakat petani

pada saat itu

Memiliki kewajiban belajar yang

formal, pelajar waib taat dan giat agar

dapat lulus/naik kelas, jika tidak maka

sanksinya tidak lulus/tidak naik kelas

Bersifat informal, tidak ada ketaatan

ataupun paksaan karena bersifat

sukarela dan bimbingan

Arus pelajaran formal, terarah dalam

jangkauan penguasaanya tertentu,

berdasar waktu yang tetap

Informal, penyuluh memberikan

petunjuk, bimbingan, dan ide-ide baru,

sedang para petani mengemukakan

pengalaman serta problema yang

terjadi di lingkunganya

Hubungan tenaga pendidik dan yang

dididik formal dan keberadaanya

adalah tetap

Informal, yaitu hubungan antara

pendidik dan yang dididik bersifat

kekeluargaan yang sama-sama aktif

berusaha memajukan pertanian

Waktu, tempat, dan usia fomal karena

terdapat batasannya

Informal, yaitu tidak tentu kapan,

dimana, serta siapa saja tanpa ada

persyaratan tertentu. Sumber : Kartasapoetra (1994)

Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para

petani dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan-

keinginan mereka. Penyuluhan pertanian bertujuan untuk merubah perilaku yang

Page 35: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

16

sama halnya dengan bertambahnya kesanggupan keluara-keluarga tani sasaran

sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanamnya, lebih layak

hidupnya, atau yang sering disebut sebagai keluarga tani maju sehingga keluarga

tani dapat dapat bertambah penghasilannya. Apabila kaum tani bertambah baik

taraf hidupnya dengan diiringi kaum yang lain maka akan tercipta suatu

masyarakat yang adil dan makmur atau sejahtera (Wiriaatmadja, 1977).

Kegiatan penyuluhan pertanian dilaksanakan dalam rangka meniadakan

beberapa hambatan petani dalam melaksankan usahataninya. Hambatan tersebut

dapat berupa kurangnya pengetahuan serta wawasan yang memadai untuk

menyelesaikan berbagai permasalahan dalam usahataninya. Hambatan lainya

adalah sebagian petani yang memiliki motivasi kurang untuk merubah perilaku

mereka karena berbagai faktor. Sumberdaya seperti kredit dan penyedia sarana

produksi juga merupakan salah satu hambatan dalam bidang pertanian ketika

petani tidak memperoleh informasi terkait akses untuk mencapai sumberdaya

tersebut. Berbagai hambatan tersebut akan bisa ditiadakan melalu kegiatan

penyuluhan pertanian (Ban dan Hawkins, 1999).

Tujuan penyuluhan pertanian berdasarkan jangkauan waktu tercapainya

dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Tujuan Jangka Panjang / aim

Tujuan yang karena sifatnya akan tercapai dalam waktu yang lama sekali (25-

30 tahun). Misalnya masyarakat tani yang sejahtera spirituil dan materiil, atau

taraf hidup yang tinggi.

b. Tujuan Jangka Pendek / objective

Tujuan yang dapat dicapai dalam waktu yang dekat (5-10 tahun). Misalnya

peningkatan produksi padi dalam waktu 5 tahun karena melakukan panca

usaha. Kemudian tujuan ini biasanya diperinci dalam apa yang harus dicapai

dalam waktu tertentu, misalnya dalam satu tahun, yaitu yang biasa disebut

target.

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian menggunakan berbagai

macam cara dan alat. Cara dan alat tersebut hanyalah sebuah sarana belaka, bukan

merupakan tujuan. Cara dan alat yang digunakan tidak selalu sesuai dengan

Page 36: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

17

berbagai keadaan. Karena penyuluhan pertanian seyogyanya diselenggarakan

menurut keadaan yang nyata. Keadaan yang nyata harus mencakup semua daya

tenaga yang ada dan dengan mengerahkan daya tenaga tersebut, maka tersusunlah

program atau penjadwalan secara berangsur angsur untuk mencapai tujuan.

Penyuluhan pertanian juga seharusnya ditujukan kepada kepentingan dan

kebutuhan sasaran. Hal ini dilakukan agar para petani dapat dengan mudah

melaksanakan apa yang sudah dianjurkan oleh para penyuluh. Penyuluhan

pertanian dikatakan berhasil dengan baik apabila pengaruhnya banyak sekali

terhadap cara bertingkah laku sasaran dan nyata menimbulkan perubahan

kebudayaan (Wiriaatmaja, 1977).

Mardikanto dan Sutarni (1982) menuliskan bahwa materi penyuluhan

pertanian dibedakan menjadi 3 jenis, antara lain:

a. Materi yang berisikan pemecahan masalah yang sedang dihadapi

b. Materi yang berisikan petunjuk atau rekomendasi teknis yang perlu

dilaksanakan pada usahatani secepatnya

c. Materi yang bersifat instrumental

Sasaran penyuluhan pertanian sangat beragam. Baik beragam berdasar

karakteristik individunya, lingkungan fisik dan sosialnya, kebutuhanya,

motivasinya, serta tujuan yang diinginkannya. Maka dari itu tidak ada satupun

metode yang selalu efektif diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan. Bahkan

dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan dengan menerapkan

beragam metode sekaligus yang saling menunjang dan melengkapi. Sehingga

dalam setiap penyuluhan, seorang penyuluh harus memahami dan mampu

memilih metode penyuluhan yang paling baik sebagai suatu cara yang terpilih

untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang dialsanakannya (Soesmono dalam

Mardikanto, 1993).

2.2.2 Metode Penyuluhan Pertanian

Metode penyuluhan pertanian merupakan cara dan prosedur yang

digunakan oleh penyuluh/komunikator dalam menyampaikan pesan kepada

sasaran agar terjadi perubahan perilaku dan kepribadian sasaran sebagaimana

Page 37: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

18

yang diharapkan (Wahjuti, 2014). Seorang penyuluh perlu memahami prinsip-

prinsip metode penyuluhan untuk memilih suatu metode yang tepat. Prinsip-

prinsip tersebut menurut Mardikanto (1993) antara lain:

a. Pengembangan untuk berpikir kreatif

Output penyuluhan adalah mengharapkan petani dapat menyelesaikan berbagai

permasalahan dengan upaya pribadi dan mengembangkan kreativitas untuk

memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahui mereka untuk terus

menerus memperbaiki mutu hidupnya. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan

penyuluhan penyuluh harus memilih metode yang sejauh mungkin untuk dapat

mengembangkan kreativitas dan daya nalar masyarakat sasarannya.

b. Tempat yang paling baik adalah tempat di kegiatan sasaran

Kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan di tempat kegiatan sasaran agar

tidak banyak menyita waktu kegiatan mereka. Selain itu agar penyuluh dapat

memahami betul kondisi sasaran, termasuk berbagai permasalahan dan potensi

yang dihadapi petani, serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan

mutu hidup mereka.

c. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya

Sebagai makhluk sosial, setiap individu akan selalu berperilaku sesuai dengan

kondisi lingkungan sosialnya atau paling tidak mereka akan berusaha

menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya.

d. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran

Keakraban akan menciptakan suatu keterbukaan dalam mengemukakan

masalah dan menyampaikan pendapat. Di samping itu, rekomendasi yang

disampaikan penyuluh akan dapat diterima dengan senang hati seperti layaknya

saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.

e. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

Metode yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap

(dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan sukahati atas kesadaran atupun

pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi

perbaikan mutu hidupnya sendiri.

Page 38: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

19

Metode penyuluhan pertanian dibedakan berdasar 3 jenis, yaitu pendekatan

perorangan, pendekatan kelompok, dan pendetan massal. Berikut penjelasan

masing-masing penjelasan menurut Mardikanto (1993):

a. Pendekatan perorangan

Penyuluh melakukan komunikasi secara langsung dengan masyarakat sasaran

secara orang per orang dalam setiap sasarannya. Pendekatan individu dalam

penyuluhan pertanian didasarkan pada tingkat kepercayaan yang tinggi antara

petani dan penyuluh. Petani tidak akan meminta bantuan atau menggunakan

informasi dari agen penyuluhan apabila tidak menaruh kepercayaan kepada

mereka. Adapun kelebihannya antara lain (a) adanya partisipasi aktif dari

individu, (b) umpan balik dapat diperoleh secara langsung dari petani, (c)

topik pembahasan langsung ke permasalah spesifik yang dihadapi inidvidu

petani, (d) hasil akhir merupakan integrasi informasi dari petani dan

penyuluh, (e) petani akan merasa diperhatikan lebih sehingga mempunyai

motivasi tinggi. Adapaun kelemahannya antara lain (a) sasaran target sangat

sempit, (b) biaya perkapita penyuluhan sangat tinggi, (c) memungkinkan

adanya rasa kecemburuan dari petani lain, (d) umpan balik dari petani kurang

lengkap, karena hanya dari satu orang petani, (e) topik penyuluhan bukan

merupakan pemecahan masalah bersama, akan tetapi lebih ke masalah

individu petani (Ban dan Hawkins, 1999). Berikut merupakan beberapa

metode dan teknik penyuluhan pertanian secara individu menurut Wahjuti

(2014):

1. Kunjungan Rumah

Teknik penyuluhan yang dilakukan dengan cara mengunjungi rumah

sasaran secara perorangan.

2. Kunjungan Usahatani

Teknik penyuluhan yang dilakukan dengan cara mengunjungi lahan

usahatani milik sasaran secara perorangan.

Page 39: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

20

3. Inkuiri

Teknik penyuluhan yang berkaitan dengan kunjungan personal yang

dilakukan oleh sasaran (petani) ke penyuluh untuk mencari inkuiri

(informasi dan bantuan).

4. Kontak Informal

Pertemuan yang tidak terstruktur atau tidak terencana antara penyuluh

dengan petani dalam suatu situasi informal.

5. Petani model

Penggunaan petani yang memiliki sikap personal dan usahatani yang baik

untuk digunakan sebagai contoh oleh petani lainnya.

6. Bendera lapangan

Teknik penyuluhan yang dilakukan dengan menggunakan bendera

lapangan untuk memberikan informasi pada secarik kertas pada sebuah

bendera yang berwarna mencolok di lahan petani apabila penyuluh tidak

bertemu oleh petani.

b. Pendekatan kelompok

Metode penyuluhan kelompok akan memungkinkan pengurangan salah

pengertian yang bisa berkembang antara penyuluh dan petani. Interaksi ini

memberi kesempatan untuk bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap

perilaku dan norma para anggota kelompok. Adapaun kelebihan pendekatan

kelompok antara lain (a) petani dapat berpartisipasi aktif, (b) umpan balik

dapat diperoleh secara langsung dari petani, (c) topik pembahasan langsung

ke permasalahan spesifik yang dihadapi petani lokal, (d) hasil akhir

merupakan kesepakatan dari berbagai pihak. Adapaun kelemahannya antara

lain (a) jangkauan sasaran relatif kecil, (b) biaya perkapita relatif mahal

dibanding media massa. (Ban dan Hawkins, 1999). Berikut merupakan

penjelasan beberapa metode dan teknik penyuluhan kelompok menurut

Wahjuti (2014):

1. Ceramah

Dilakukan dengan jalan penyajian informasi secara verbal oleh pembicara

tunggal terhadap sekelompok pendengar.

Page 40: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

21

2. Demonstrasi cara

Dilakukan dengan mempertunjukkan bagaimana melakukan sesuatu

setahap demi setahap, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai

dengan penjelasan lisan.

3. Demonstrasi hasil

Disampaikan dengan memeperlihatkan bahwa suatu praktik atau teknologi

yang disampaikan memberikan hasil yang berbeda atau bahkan lebih baik

dari yang biasa dilakukan masyarakat setempat.

4. Diskusi

Teknik penyuluhan yang di dalamnya terdapat pertukaran pendapat,

perbedaan pikiran, serta pengungkapan argumentasi.

5. Kontes / Perlombaan

Didasarkan pada prinsip kompetisi dan aktivitas yang berorientasi

komunitas/kelompok.

6. Magang

Pendidikan praktik langsung di tempat usahatani petani lain yang lebih

baik/maju.

7. Sekolah lapangan

Teknik pembelajaran dengan situasi nyata yang terjadi di lapangan melalui

pengalaman.

8. Hari lapangan petani (Farmers Field Day)

Teknik penyuluhan yang dilakukan dengan memanfaatkan sehari atau

beberapa hari untuk memamerkan atau mendisplaykan keberhasilan suatu

usahatani atau teknologi pertanian secara terbuka, mendemonstrasikan

keberhasilan teknik atau hasil penelitian.

9. Klinik

Pertemuan atau serangkaian pertemuan antara petani dengan penyuluh

guna membahas permasalahan khusus yang disampaikan petani serta

menganalisis dan memecahkannya dengan melibatkan suatu perlakuan

khusus.

Page 41: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

22

10. Widyawisata

Suatu perjalanan bersama sekelompok orang untuk melihat dan

mempelajari objek yang tidak pernah dilihat di lokasinya sendiri.

11. Mimbar sarasehan

Forum yang memungkinkan petani dan petugas pemerintah dapat bertemu

untuk berkonsultasi, berdiskusi, dan merumuskan pemecahan masalah

mengenai berbagai kebijaksanaan pemerintah yang biasanya terbatas pada

kelompok tani andalan saja yang diselenggarakan secara berkala.

12. Temu wicara

Kegiatan sarasehan yang diperuntukkan untuk semua petani dan dilakukan

sewaktu-waktu apabila diperlukan.

13. Temu usaha

Proses mempertemukan petani dengan pelaku usaha yang terkait dengan

sub sistem agribisnis.

14. Temu karya

Proses pembelajaran bagi petani yang cenderung terbelakang agar bisa

mempercayai atau meyakini teknologi baru dengan cara mempertemukan

dengan petani yang maju.

c. Pendekatan massal

Penyuluhan massal biasanya memanfaatkan media massa. Kelemahan dari

penyuluhan dengan menggunakan media massa adalah media hanyalah

tampak sedikit berpengaruh langsung ketika tiba waktunya petani mengambil

keputusan. Media massa terlihat dapat terlihat dapat mempercepat proses

perubahan, akan tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku.

Hal ini disebabkan karena pengirim maupun penerima pesan cenderung

menggunakan proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan

mengalami distorsi. Proses-proses selektif tersebut menurut Ban dan Hawkins

(1999) meliputi:

1. Publikasi selektif, yang memungkinkan pengirim pesan tidak mungkin

dapat menyiarkan atau mempublikasikan semua informasi karena

terbatasnya ruang dan waktu.

Page 42: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

23

2. Perhatian selektif, yang memungkinkan tidak seorangpun dapat membaca

semua penerbitan, maka terjadilah proses seleksi.

3. Perserpi selektif, yang memungkinkan pesan yang tidak disetujui

cenderung ditafsirkan sedemikian rupa sehingga tidak sedikit terjadi

perubahan pendapat mengenai suatu hal.

4. Daya ingat selektif, yang menggambarkan bahwa tidak semua yang pernah

didengar ataupun dibaca akan diingat, mayoritas orang cenderung

melupakan hal yang tidak sesuai dengan pendapatnya.

5. Penerimaan selektif, yang memungkinkan suatu gagasan cenderung lebih

mudah diterima ketika sesuai dengan pendapat sendiri.

6. Diskusi selektif, yang memungkinkan waktu singkat untuk membicarakan

segala sesuatu yang dibaca atau didengar dari berbagai media.

Penyuluhan massal dilakukan melalui komunikasi baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan masyarakat sasarannya yang amat banyak

bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya. Adapun kelebihan dari

pendekatan massal antara lain (a) mempunyai jangkauan sasaran luas, (b)

tidak terlalu bergantung pada infrastruktur (jalan, sarana transportasi), (c)

biaya per kapita relatif murah jika dibandingkan dengan besarnya kelompok

sasaran. Adapaun kelemahannya antara lain (a) partisipasi aktif dari audiens

(pendengar/pembaca/pemirsa) tidak memungkinkan (terutama media cetak),

sedangkan untuk TV dan radio dapat dilakukan dialog interaktif akan tetapi

sangat terbatas, (b) umpan balik secara langsung dari audien terdapat kendala,

(c) lebih bersifat umum, sehingga kebutuhan lokal spesifik terabaikan, (d)

terdapat gap budaya (bahasa dan dialek) antara penyampai pesan dengan

audien, (e) hasil akhir lebih banyak ke perubahan pengetahuan, dan sedikit

pada perubahan sikap. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa metode

penyuluhan pertanian secara massal menurut Wahjuti (2014):

Page 43: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

24

1. Kampanye

Upaya berkomunikasi yang bertujuan mendidik masyarakat secara

terkoordinasi dengan melibatkan penggunaan berbagai sumberdaya dan

metode komunikasi dengan memusatkan perhatian pada permasalahan

tertentu serta pemecahannya selama satu periode waktu tertentu.

2. Pameran

Cara dan prosedur penyampaian informasi atau materi penyuluhan yang

dilakukan dengan jalan mempertunjukkan secara sistematis berbagai

teknologi baik melalui barang aslinya, awetannya, sampel, hasil olahan,

model, grafik, gambar, bahan cetak, dan lain-lain untuk menumbuhkan

minat para pengunjung.

3. Brosur, leaflet, dan folder

Brosur adalah penyajian dalam bentuk buku terdiri dari 24-80 lembar

dengan menonjolkan uraian lebih dominan daripada gambar. Leaflet

merupakan bentuk penyajian pesan dalam 1 lembar kertas lepas dengan

menonjolkan uraian jauh lebih dominan daripada gambar. Sedangkan

folder adalah bentuk penyajian pesan seperti leaflet tetapi penyajian dalam

folder di design sehingga dapat dilpat menjadi 3 atau 4 lipatan.

4. Surat kabar dan majalah

Penyajian pesan atau materi secara tertulis dengan lebih menonjolkan

uraian kalimat daripada gambar, terkadang tidak disertai gambar sama

sekali.

5. Media grafis

Cara dan prosedur penyampaian pesan dengan mendayagunakan berbagai

bahan yang dapat mengkomunikasikan fakta, ide, atau gagasan secara jelas

dan tegas melalui suatu kombinasi/perpaduan antara pengungkapan kata

dan gambar.

6. Siaran radio

Alat komunikasi massa yang sangat bermanfaat bagi penyuluh karena

dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.

Page 44: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

25

7. Siaran televisi

Bertujuan untuk memvisualisasikan pesan atau materi/informasi yang

disampaikan kepada masyarakat secara luas.

8. Pemutaran film

Cara dan prosedur penyajian materi penyuluhan pertanian kepada

masyarakat sasaran secara luas dengan bantuan alat optik.

9. Internet

Penyajian materi penyuluhan melalui jaringan internet.

2.2.3 Kemandirian Petani

Kemandirian merupakan salah satu komponen sikap individu dalam

merespon proses pemberdayaan, sehingga mampu menggunakan sumber daya

sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dan kerja sendiri dalam

lingkungan yang diciptakan sendiri berdasarkan keterampilan yang diperoleh.

Kemandirian bukan berarti mampu hidup sendiri tetapi mandiri dalam

pengambilan keputusan, yakni memiliki kemampuan untuk memilih dan berani

untuk menolak segala bentuk dan kerjasama yang tidak menguntungkan

(Soetomo dalam Rahayu, 2018).

Hal ini sesuai dengan pendapat Slamet dalam Lestari (2011) bahwa untuk

menumbuhkan dan membina kemandiriannya, petani perlu diarahkan agar dengan

kekuatan dan kemampuannya berupaya untuk bekerjasama untuk mencapai segala

yang dibutuhkan dan diinginkan. Kemandirian tidak berarti anti terhadap

kerjasama atau menolak saling keterkaitan dan saling ketergantungan.

Kemandirian justru menekankan perlunya kerjasama yang disertai tumbuh dan

berkembangnya aspirasi, kreativitas, keberanian menghadapi resiko dan prakarsa

seseorang bertindak atas dasar kekuatan sendiri dalam kebersamaan (collective

self-reliance).

Kemandirian adalah perwujudan kemampuan seseorang untuk

memanfaatkan potensi diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

dicirikan oleh kemampuan dan kebebasan menentukan pilihan yang terbaik

(Hubeis dalam Bahua, 2016). Kemandirian termasuk upaya seseorang yang

Page 45: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

26

didasarkan pada kepercayaan kemampuan diri dan sumberdaya yang dimiliki

sebagai semangat keswadayaan, dimana keswadayaan dibentuk melalui keuletan,

kerja keras, dan jiwa kewirausahaan (Bahua, 2016). Kemandirian merupakan

suatu sikap yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam mengatasi

berbagai masalah demi mencapai satu tujuan tanpa menutup diri dengan adanya

kerjasama yang saling menguntungkan (Ismawan dalam Bahua, 2016).

Kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mempunyai rasa

percaya diri, dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.

Kemandirian mengandung 4 pengertian menurut Monks dalam Bahua (2016),

antara lain:

a. Kedaan seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan

diri.

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang

dihadapi.

c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas.

d. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan.

Kemandirian juga diperlukan oleh petani karena petani yang berkualitas

dicirikan oleh adanya kemandirian dan ketangguhan dalam berusahatani

(Rahayu dan Malia, 2018). Seperti yang dituliskan oleh Anantanyu (2011) bahwa

kemandirian (self-reliance) petani diyakini sebagai muara dari suatu usaha

pembangunan pertanian. Berdasarkan hasil kegiatan deduktif terhadap tingkat

kemandirian petani (farmer autonomi), Sumardjo (1999) mengemukakan bahwa

petani yang mandiri adalah petani yang secara utuh mampu memilih dan

mengarahkan kegiatan usahatani sesuai dengan kehendaknya sendiri, yang

diyakini paling tinggi manfaatnya, tetapi bukan berarti sikap menutup diri

melainkan dengan rendah hati menerima situasi masyarakat dan aturan-aturan

yang ada didalamnya. Menurut Claude dan Zamor dalam Anantanyu (2011),

strategi pembangunan pertanian memerlukan partisipasi masyarakat tani dalam

bidang perencanaan dan pengelolaan karena berbagai pertimbangan , antara lain:

Page 46: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

27

a. Meningkatkan integrasi.

b. Meningkatkan hasil dan merangsang penerimaan yang lebih besar

terhadap kriteria hasil.

c. Membantu menghadapi permasalahan nyata dari kesenjangan tanggapan

terhadap perasaan, kebutuhan, masalah, dan pandangan komunitas lokal.

d. Membawa kualitas hasil (output) lebih tinggi dan berkualitas.

e. Meningkatkan jumlah dan ketepatan informasi.

f. Memberikan operasi yang lebih ekonomis dengan penggunaan lebih banyak

sumberdaya manusia lokal dan membatasi transportasi dan manajemen

yang mahal.

Menurut Soedijanto dalam Anantanyu (2011), kemandirian petani meliputi

(a) kemandirian material, (b) kemandirian intelektual, (c) kemandirian pembinaan,

dan d) sebagai manusia yang interdepensi. Lebih lanjut, Havighurst dalam Bahua

(2016) menyebutkan bahwa kemandirian terdiri dari 4 aspek, antara lain (a) aspek

emosi, (b) aspek ekonomi, (c) aspek intelektual, dan (d) aspek sosial. Bahua

(2016) menyebutkan bahwa dimensi kemandirian terdiri dari (a) kemandirian

intelektual dan (b) kemandirian sosial. Berikut merupakan penjelasan masing-

masing dimensi kemandirian:

a. Kemandirian Material

Kemandirian material berarti memiliki kapasitas untuk memanfaatkan secara

optimal potensi sumberdaya alam yang mereka miliki sendiri tanpa harus

menunggu bantuan orang lain atau tergantung dari pihak luar (Soedijanto

dalam Anantanyu, 2011). Dalam kemandirian material anggota kelompok,

petani dihimbau untuk dapat membudidayakan berbagai varietas unggulan

atau sumberdaya alam lainya serta melakukan kegiatan pertanian lain seperti

penanganan pasca panen (pengolahan pangan, pemasaran hasil panen, dan

lain-lain), serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi, agar seluas apapun

lahan yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara baik (Rahayu dan Malia,

2018).

Page 47: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

28

b. Kemandirian intelektual

Kemandirian intelektual berarti memiliki kapasitas untuk mengkritisi dan

mengemukakan pendapat tanpa dibayangi oleh rasa takut atau tekanan dari

pihak lain (Soedijanto dalam Anantanyu, 2011). Lebih lanjut Havighurst

dalam Bahua (2016) menyebutkan bahwa kemandirian intelektual dapat

ditunjukkan dengan kemampuan seseorang untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang sedang dihadapinya. Masrun dalam Bahua (2016)

menuliskan bahwa terdapat 5 komponen dalam kemandirian intelektual,

antara lain:

1. Bebas, yaitu bertindak atas kehendak sendiri bukan karena orang lain dan

tergantung orang lain.

2. Progresif dan ulet, yaitu berusaha untuk mengejar prestasi , tekun, dan

terencana dalam mewujudkan harapannya.

3. Inisiatif, yaitu mampu berfikir dan bertindak secara original, kreatif, dan

penuh inisiatif.

4. Terkendali dari dalam, yaitu mampu mengatasi masalah yang dihadapi,

mampu mengendalikan tindakannya, serta mampu mempengaruhi

lingkungan atas usahanya sendiri.

5. Kemantapan diri, yaitu memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan

diri sendiri, menerima dirinya, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

c. Kemandirian Pembinaan

Kemandirian pembinaan berarti memiliki kapasitas untuk mengembangkan

diri sendiri melalui proses belajar tanpa harus tergantung pihak luar

(Soedijanto dalam Anantanyu, 2011). Kemandirian pembinaan artinya

mampu menggali potensi diri secara kreatif dan inovatif. Kemandirian

pembinaan akan terlihat secara perlahan melalui interaksi yang dilakukan

oleh petani hingga nantinya akan melahirkan suatu kreatifitas. Contohnya

seperti inovasi pupuk alami yang menggunakan air beras (Rahayu dan Malia,

2018).

Page 48: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

29

d. Kemandirian sosial

Musdalifah dalam Bahua (2016) menyatakan bahwa kemandirian sosial

merupakan keinginan dan kemampuan seseorang untuk mencapai tanggung

jawab sosial. Maksudnya adalah seorang manusia dapat mengembangkan

dirinya menjadi seseorang yang bertanggung jawab pada kehidupan

masyarakat. Kemandirian sosial dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk

mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu

aksi dari orang lain kemandirian sosial dapat dilihat melalui hubungan antara

individu satu dengan individu lainnya. Lebih lanjut, Soedijanto dalam

Anantanyu (2011) menuliskan bahwa manusia dalam melaksanakan

kegiatannya selalu terdapat saling ketergantungan dengan manusia lain di

dalam masyarakatnya sebagai suatu sistem sosial.

2.3 Kerangka Pemikiran

Penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo tercatat sebagai kegiatan

penyuluhan dengan menggunakan paradigma baru, yaitu menekankan pada

pemberdayaan manusianya ketimbang sekedar alih teknologi. Hal tersebut

dibuktikan dengan petani di Desa Sumberejo yang mayoritas dapat memutuskan

untuk mengadopsi inovasi yang lebih menguntungkan dalam usahatani mereka,

seperti penggunaan pupuk organik, pupuk berimbang, dan benih bersertifikat.

Kegiatan penyuluhan disana juga tercatat menggunakan metode penyuluhan yang

beragam, mulai dari pendekatan individu, kelompok, maupun massal. Selain itu,

produktivitas tanaman pangan di Desa Sumberejo juga tercatat sebagai

produktivitas tertinggi di Kabupaten Jember. Desa Sumberejo juga pernah

mendapat penghargaan dari Bapak Ir. Djoko Widodo selaku Presiden Repulik

Indonesia terkait juara 2 tingkat provinsi lomba agribisnis tanaman pangan.

Namun, tingginya produktivitas tanaman pangan serta kompleksitas

metode penyuluhan yang diterapkan di Desa Sumberejo masih belum bisa

menjamin terciptanya suatu kemandirian petani. Oleh karena itu, dalam penelitian

ini dirumuskan 2 permasalahan. Pertama adalah implementasi metode penyuluhan

pertanian yang berlandaskan teori penyuluhan pertanian. Kedua adalah potret

Page 49: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

30

kemandirian petani yang berlandaskan teori kemandirian. Kedua rumusan

masalah ini akan dianalisis menggunakan analisis model interaktif Miles dan

Huberman. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Terkait dengan tujuan pertama dalam penelitian ini yaitu implementasi

metode penyuluhan pertanian, terdapat beberapa penelitan terdahulu sebagai

pendukung. Pertama Musyafak (2005) menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan

untuk memperkenalkan program baru dapat dilaksanakan menggunakan

kombinasi 3 pendekatan sekaligus, yaitu individu, kelompok, dan massal.

Pangaribuan (2018) menjelaskan bahwasanya penyuluhan dengan pendekatan

kelompok dapat dilaksanakan memadukan beberapa teknik sekaligus, yaitu

ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Lebih lanjut, Prayoga (2018) menjelaskan

bahwa penyuluhan dengan pendekatan massal dapat dilaksanakan menggunakan

teknik siaran televisi.

Terkait dengan tujuan kedua dalam penelitian ini yaitu potret kemandirian

petani terdapat beberapa penelitian terdahulu sebagai pendukung. Rahayu dan

Malia (2018) menjelaskan bahwa terdapat 3 aspek kemandirian yang meliputi

kemandirian material, kemandirian intelektual, dan kemandirian pembinaan.

Lebih lanjut Maryam (2016) menuliskan bahwa aspek kemandirian terdiri dari

kemandirian intelektual, kemandirian material, kemandirian sikap mental, dan

kemandirian sosial. Hutahean (2016) menyebutkan bahwa potret kemandirian

petani dapat dilihat dari kemandirian dalam menentukan jenis komoditas,

kemandirian dalam pemenuhan sarana produksi, kemandirian dalam penentuan

harga, dan kemandirian dalam mengambil keputusan dalam pemasaran.

Peneliti akan menganalisis bentuk kemandirian yang ada pada petani

tanaman pangan di Desa Sumberejo kemudian dikaitkan dengan teknik

penyuluhan pertanian yang pernah diberikan. Setelah diperoleh kesimpulan, maka

akan mengerucut pada goal dalam penelitian ini yaitu Alternatif Kesesuaian

Metode Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman

Pangan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Page 50: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

31

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Metode Penyuluhan

Pertanian Kemandirian Petani

Pendekatan Kelompok

dilakukan dengan

teknik ceramah, diskusi,

dan demonstrasi

Potret kemandirian petani

anggota P4S yakni kemandirian

intelektual, kemandirian material,

kemandirian sikap mental, dan

kemandirian sosial.

Potret kemandirian petani dapat

dilihat dari kemandirian dalam

menentukan jenis komoditas,

kemandirian dalam pemenuhan

sarana produksi, kemandirian

dalam penentuan harga, dan

kemandirian dalam mengambil

keputusan dalam pemasaran.

Kelompok Individu Massal Pembinaan Intelektual Material Sosial

Analisis Data Miles dan Huberman

Petani Tanaman Pangan Desa Sumberejo Fenomena:

1. Pelaksanaan penyuluhan

dengan metode beragam

2. Produktivitas pangan tertinggi

se Kabupaten Jember

3. Penghargaan dari Presiden RI

Pendekatan Massal

dilakukan melalui

kegiatan penyuluhan

kampanye

Penyuluhan untuk

memperkenalkan

program baru

dilaksanakan dengan 3

pendekatan sekaligus

Potret kemandirian dari GPO

NyiSri Kecamatan Cianjur antara

lain kemandirian material,

intelektual, dan pembinaan.

Alternatif Kesesuaian Metode Penyuluhan Pertanian dalam

Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan

Page 51: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

32

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian mengenai implementasi metode penyuluhan dalam mendukung

kemandirian petani kali ini menggunakan metode penentuan daerah secara sengaja

(purposive method) dengan beberapa pertimbangan tertentu. Daerah yang dipilih

dalam penelitian ini adalah Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember. Desa Sumberejo dipilih sebagai daerah penelitian berdasarkan adanya

pertimbangan bahwa Desa Sumberejo tergolong maju dalam kegiatan penyuluhan,

hal ini bisa terlihat dari banyaknya proses adopsi inovasi yang dilaksanakan oleh

petani di Desa Sumberejo, antara lain pemupukan berimbang, pemupukan

organik, dan penggunaan benih bersertifikat. Potret keberhasilan tersebut menarik

untuk diteliti agar bisa digunakan sebagai contoh untuk wilayah yang lain.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Djam‟an (2009),

penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal

yang terpenting dari suatu hal yang berupa kejadian/fenomena/gejala sosial serta

maknanya dari suatu hal tersebut. Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti

ingin mengeksplorasi suatu fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan.

Penelitian ini menggunakan jenis fenomenologi. Menurut Djam‟an (2009),

fenomenologi merupakan suatu pendekatan dalam penelitian kualitatif yang

digunakan untuk meneliti suatu fenomena tanpa memasukkan hipotesis ke dalam

penelitian. Pendekatan fenomenologi dilakukan dengan cara mendeskripsikan

pengalaman kehidupan manusia tentang suatu fenomena tertentu. Deskripsi ini

berujung pada intisari pengalaman beberapa individu yang telah mengalami

semua fenomena tersebut (Creswell, 2016). Pendekatan fenomenologi dalam

Page 52: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

33

penelitian ini digunakan untuk menggambarkan berbagai macam metode

penyuluhan pertanian dalam mendukung kemandirian petani tanaman pangan di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

3.3 Metode Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan informan dengan berdasarkan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016). Informan yang digunakan disebut

informan kunci atau key informan yaitu seseorang yang secara lengkap dan

mendalam mengetahui informasi yang akan menjadi permasalahan dalam sebuah

penelitian. Informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah Petugas

Penyuluh Lapang Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, yaitu

Ibu Diar Fidi Astutik. Informan kunci dipilih berdasar kesediannya untuk

memberikan informasi berupa metode yang digunakan dalam penyuluhan dan

potret kemandirian petani di Desa Sumberejo.

Informan yang digunakan tidak hanya PPL Desa Sumberejo saja, beberapa

informan pendukung diperlukan dalam penelitian ini. Informan pendukung yang

digunakan antara lain Bapak Rahmat Darmawan selaku koordinator penyuluh

Kecamatan Ambulu, Bapak Basri selaku ketua kelompok tani Karya Tani I

dengan kelas kelompok utama, Bapak Imam Zarkoni selaku ketua kelompok tani

Karya Tani II dengan kelas kelompok madya, dan Bapak Agus Salim selaku

sekretaris kelompok tani Sido Mekar dengan kelas kelompok lanjut. Beliau dipilih

menjadi informan pendukung berdasar pertimbangan bahwa beliau pernah

mengalami penyuluhan dengan berbagai metode serta mengetahui potret

kemandirian petani di Desa Sumberejo. Informan pendukung digunakan peneliti

agar dapat mendukung pernyataan dari informan kunci yang telah ditentukan

sebelumnya.

Page 53: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

34

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis

untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti untuk mengungkapkan atau informasi yang dapat menjelaskan mengenai

permasalahan yang diteliti (Djam‟an dan Aan, 2009). Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 cara, yaitu wawancara, observasi, dan

studi dokumen. Berikut penjelasan mengenai masing-masing metode:

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2016). Jenis wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah in depth interview, yaitu wawancara

secara mendalam kepada informan yang telah ditetapkan. Wawancara yang

dilakukan nantinya tidak hanya yang berada pada pedoman wawancara,

melainkan bergantung pada jawaban yang diberikan oleh informan sehingga

pertanyaan bisa berkembang sewaktu-waktu. Metode wawancara pada

penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer mengenai metode

penyuluhan pertanian dan potret kemandirian petani di Desa Sumberejo.

2. Metode Observasi

Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang lebih spesifik dibandingkan wawancara, karena tidak

terbatas pada objek manusia saja melainkan juga pada berbagai objek yang

lain. Peneliti akan mencatat informasi sebagaimana yang disaksikan selama

penelitian, bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian

dicatat seobjektif mungkin. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pengamat sebagai partisipan, yaitu peneliti hanya berpartisipasi

sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang diperoleh dari

observasi adalah penerapan metode penyuluhan oleh PPL di Desa Sumberejo.

Page 54: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

35

3. Metode Studi Dokumen

Metode studi dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data yang

berupa suatu catatan atau bukti tertulis dari suatu kejadian yang sudah

lampau. Dokumen dapat menggambarkan kejadian masa lalu yang ditulis atau

dicetak. Peneliti akan mengumpulkan dokumen diperlukan untuk kemudian

ditelaah sehingga dapat mendukung atau menambah kepercayaan dari

pembuktian suatu kejadian. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif.

Dokumen yang akan dikumpulkan oleh peneliti adalah dokumentasi kegiatan

penyuluhan pertanian dan laporan kegiatan penyuluhan milik PPL di Desa

Sumberejo.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat sebelum,

saat, dan setelah proses pengumpulan data berlangsung dalam periode tertentu.

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakna

analisis data model Miles dan Huberman. Miles and Huberman (1992),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sampai data yang

diperoleh sudah jenuh. Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Berikut penjelasan dari

masing-masing tiga alur kegiatan tersebut.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka

jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu, perlu

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu hingga

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Page 55: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

36

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Langkah selanjutnya setelah reduksi data adalah proses penyajian

data. Data akan terorganisasikan dan tersusun dalam suatu pola hubungan

sehingga akan lebih mudah dipahami melalui penyajian data. Penyajian data

dalam penelitian kualitatif biasanya dilakukan dalam bentuk narasi, tabel,

grafik, matriks, jaringan, bagan, dan sejenisnya. Cara yang paling sering

digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Penyajian data akan membuat

peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus

dilakukan kemudian berdasar pemahaman yang diperoleh dari penyajian

tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dimana kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan sudah

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Kesimpulan yang diperoleh merupakan jawaban dari permasalahan yang telah

ditentukan sebelumnya, yaitu mengenai implementasi metode penyuluhan

pertanian yang diterapkan di Desa Sumberejo dalam mendukung kemandirian

petani tanaman pangan.

Ketiga hal utama yang telah dikemukakan di atas yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagai sesuatu yang jalin menjalin

pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data. Tiga hal utama

tersebut dapat diartikan sebagai proses siklus dan interaktif. Peneliti bergerak di

Page 56: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

37

antara empat sumbu kumparan selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak

bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi selama penelitian berlangsung. Dalam pengertian ini,

analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut dan terus-menerus.

Berikut ialah gambaran pelaksananaan analisis data model interaktif Miles dan

Huberman:

Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman

Sumber: Sugiyono (2016)

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.

Wiersma dalam Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa triangulasi merupakan

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Terdapat beberapa macam triangulasi antara lain triangulasi teknik, triangulasi

sumber, dan triangulasi waktu. Penelitian ini menggunakan jenis triangulasi

sumber dan tringulasi teknik sebagai berikut:

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

DATA

COLLECTION

DATA DISPLAY

DATA

REDUCTION

CONCLUSION

Dokumen

Wawancara Observasi

Page 57: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

38

Gambar 3.3 Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data dilakukan oleh peneliti dengan cara mengecek

data yang telah diambil dari beberapa informan berbeda, yaitu PPL Desa

Sumberejo, Petani Desa Sumberejo, dan Koordinator PPL Kecamatan Ambulu.

Triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengecek data dari

informan yang sama akan tetapi dengan teknik yang berbeda-beda, di antaranya

teknik wawancara, observasi, dan studi dokumen. Keduanya akan menguji

seberapa kredibel data yang dikumpulkan dalam penelitian mengenai

implementasi metode penyuluhan pertanian dalam mendukung kemandirian

petani tanaman pangan di Desa Sumberejo Kabupaten Jember.

3.7 Terminologi

1. Pembangunan pertanian merupakan proses yang diupayakan secara sadar dan

terencana yang menghasilkan perubahan petani tanaman pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember untuk memperbaiki mutu

hidupnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian.

2. Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember merupakan suatu

desa yang memiliki tingkat produksi 4 jenis komoditas tanaman pangan

tertinggi di Kecamatan Ambulu yang digunakan sebagai daerah penelitian.

3. Penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang yang

berupaya mengubah perilaku petani tanaman pangan agar memiliki sikap

progresif terhadap informasi baru di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember.

Koordinator PPL Kecamatan Ambulu

PPL Desa Sumberejo Petani Desa Sumberejo

Page 58: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

39

4. Metode penyuluhan merupakan cara dan prosedur yang dilakukan dalam

rangkai mencapai perubahan perilaku petani tanaman pangan baik secara

individu, kelompok, maupun massal di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

Kabupaten Jember.

5. Metode penyuluhan secara individu merupakan salah satu cara penyuluhan

pertanian yang ditujukan untuk satu orang petani dengan cara kunjungan

rumah, kunjungan usahatani, kontak informal, dan inkuiri di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

6. Kunjungan rumah merupakan metode penyuluhan individu yang

dilaksanakan penyuluh dengan cara mengunjungi rumah petani tanaman

pangan di Desa Sumberejo.

7. Kunjungan usahatani merupakan metode penyuluhan individu yang

dilaksanakan penyuluh dengan cara mengunjungi lahan petani tanaman

pangan di Desa Sumberejo.

8. Kontak informal merupakan metode penyuluhan individu yang dilaksanakan

tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu oleh penyuluh dan terjadi pada

situasi yang tidak formal di Desa Sumberejo.

9. Inkuiri merupakan metode penyuluhan individu yang dilaksanakan penyuluh

ketika ada petani tanaman pangan di Desa Sumberejo yang berkunjung ke

rumah ataupun kantor penyuluh.

10. Metode penyuluhan secara kelompok merupakan salah satu cara penyuluhan

pertanian yang ditujukan untuk kelompok-kelompok tani dengan cara

ceramah, diskusi, demonstrasi, perlombaan, sekolah lapang, dan FFD yang

terdapat di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

11. Ceramah merupakan metode penyuluhan kelompok yang dilaksanakan

penyuluh dengan cara memberikan informasi sebagai pembicara tunggal

kepada petani tanaman pangan di Desa Sumberejo.

12. Diskusi merupakan metode penyuluhan kelompok yang dilaksanakan

penyuluh dan petani tanaman pangan di Desa Sumberejo dengancara bertukar

informasi maupun pendapat.

Page 59: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

40

13. Demonstrasi merupakan metode penyuluhan kelompok yang dilaksanakan

penyuluh dengan cara menjelaskan tahapan demi tahapan pembuatan atau

penggunaan sesuatu kepada petani tanaman pangan di Desa Sumberejo.

14. Perlombaan merupakan metode penyuluhan kelompok yang dilaksanakan

dengan cara mengadakan suatu kompetisi meraih produksi padi tertinggi

kepada petani tanaman pangan di Desa Sumberejo.

15. Sekolah lapang merupakan metode penyuluhan kelompok yang dilaksanakan

penyuluh dengan cara menciptkan suasana belajar melalui pengamatan

sendiri di lahan sendiri oleh petani tanaman pangan di Desa Sumberejo.

16. FFD atau Farmers Field Day merupakan metode penyuluhan kelompok yang

dilaksanakan dengan cara memamerkan hasil penelitian (benih benih baru

yang unggul) kepada petani tanaman pangan di Desa Sumberejo.

17. Metode penyuluhan secara massal merupakan salah satu cara penyuluhan

pertanian yang ditujukan untuk menjangkau jumlah sasaran yang sangat

banyak dan tersebar dimana-mana dengan waktu yang cepat yang

dilaksanakan dengan cara kampanye, siaran radio, dan melalui media internet

di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

18. Kampanye merupakan metode penyuluhan massal yang dilaksanakan dengan

cara menyebarluaskan informasi dalam waktu yang singkat kepada seluruh

petani tanaman pangan di Desa Sumberejo.

19. Siaran radio merupakan metode penyuluhan massal yang dilaksanakan

dengan cara siaran seputar budidaya komoditas pertanian menggunakan

Radio Republik Indonesia pada segmen siaran pedesaan.

20. Media internet merupakan metode penyuluhan massal yang dilaksanakan

dengan memanfaatkan jaringan internet untuk mengunggah informasi

mengenai Mikor Organisme Lokal (MOL) oleh PPL Desa Sumberejo.

21. Kemandirian petani merupakan komponen sikap petani tanaman pangan di

Desa Sumberejo dalam merespon kegiatan penyuluhan pertanian, sehingga

mampu menggunakan sumber daya sendiri berdasarkan pengetahuan yang

diperoleh dan kerja sendiri berdasarkan keterampilan yang diperoleh.

Page 60: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

41

22. Kemandirian material merupakan kapasitas yang dimiliki petani tanaman

pangan Desa Sumberejo untuk memanfaatkan secara optimal potensi

sumberdaya alam yang dimiliki sendiri tanpa tergantung dari pihak luar dan

dapat digambarkan pada saat petani (a) menggunakan pupuk organik dan

berimbang, (b) menggunakan benih unggul dan bersertifikat, (c) menerapkan

rotasi tanaman, (d) menerapkan teknologi jajar legowo, (e) menerapkan

sistem olah tanah, (f) memiliki kemampuan dalam menentukan harga jual

hasil panen.

23. Kemandirian intelektual merupakan kapasitas yang dimiliki petani tanaman

pangan Desa Sumberejo untuk mengkritisi dan mengemukakan pendapat

tanpa dibayangi oleh rasa takut atau tekanan dari pihak lain dan dapat

digambarkan melalui (a) kebebasan dalam menentukan luasan lahan, (b)

kebebasan dalam menentukan jenis komoditas budidaya, (c) kebebasan

memilih merk obat, (d) merasa bangga menjadi petani, (e) penyelesaian

masalah permodalan, sumberdayaair, dan serangan OPT, (f) meraih prestasi

tingkat provinsi.

24. Kemandirian pembinaan merupakan kapasitas petani tanaman pangan Desa

Sumberejo untuk mengembangkan dirinya melalui proses belajar tanpa

harus tergantung pihak luar serta mampu menggali potensi diri secara kreatif

dan inovatif yang digambarkan melalui tindakan petani dalam (a) berinisiatif

mengadakan perlombaan, (b) penanggulangan OPT melalui penanaman

bunga refugia, (c) penanggulangan hama tikus dengan burung hantu, (d)

berinisiatif mengadakan kampanye.

25. Kemandirian sosial merupakan potret keinginan dan kemampuan petani

tanaman pangan Desa Sumberejo untuk mengadakan interaksi dengan orang

lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

26. Penyuluh pertanian merupakan seseorang yang memberikan kegiatan

penyuluhan dengan 3 metode kepada petani tanaman pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Page 61: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

42

BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Desa Sumberejo

4.1.1 Kondisi Geografis Desa Sumberejo

Desa Sumberejo merupakan salah satu desa dari 7 desa yang berada di

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Secara geografis Desa Sumberejo berada

pada ujung selatan Kecamatan Ambulu dengan jarak menuju kantor Kecamatan

Ambulu sejauh 6km. Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu termasuk ke dalam

kategori wilayah dataran rendah dengan ketinggian 10 mdpl.desa Sumberejo

memiliki luas areal sebesar 18,71km2

dan merupakan desa dengan luas wilayah

terbesar kedua di Kecamatan Ambulu.

Luas wilayah Desa Sumberejo secara umum terbagi ke dalam beberapa

kategori wilayah, yakni 1) sawah seluas 971 Ha, 2) Tegalan seluas 72,38 Ha, 3)

Pekarangan seluas 413,83 Ha, 4) Bangunan dan Halaman seluas 616,8 Ha, dan 5)

Lain-Lain seluas 153,59 Ha. Desa Sumberejo memiliki 6 dusun, 46 rukun Warga

(RW), dan 135 Rukun Tetangga (RT). Dusun di Desa Sumberejo terdiri dari

Dusun Bregoh, Dusun Krajan Lor, Dusun Krajan Kidul, Dusun Watu Ulo, Dusun

Sidomulyo, dan Dusun Curahrejo. Secara geografis Desa Sumberejo berbatasan

dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Sabrang

Sebelah Timur : Samudra Indonesia

Sebelah Selatan : Sungai Mayang

Sebelah Barat : Desa Lojejer

Desa Sumberejo adalah desa dengan tingkat ketinggian wilayah terendah

disbanding desa lainya di Kecamatan Ambulu, hal ini disebabkan Desa Sumberejo

berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Desa Sumberejo merupakan desa

yang terletak di dekat pesisir atau pantai pada ketinggian ±3 mdpl serta memiliki

curah hujan ± 3000 mm/tahun. Jumlah bulan huja yang terjadi di Desa Sumberejo

adalah sebanyak 3 bulan serta memiliki kelembaban ± 3oC.

Page 62: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

43

4.1.2 Kondisi Sosial Masyarakat Desa Sumberejo

Kondisi sosial masyarakat di Desa Sumberejo dapat diketahui berdasarkan

beberapa indikator kunci di antaranya indikator kependudukan, tingkat

pendidikan, dan kesehatan. Indikator kependudukan berkaitan dengan jumlah

penduduk berdasar klasifikasi jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dan

kepadatan penduduk. Adapun kepadatan penduduk Desa Sumberejo adalah 1.320

jiwa/km2. Berikut merupakan rincian mengenai jumlah penduduk yang ada di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember:

Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Desa Sumberejo dan Rasio Jenis Kelamin tahun 2016

Tahun Laki-Laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa) Jumlah (jiwa)

2010 (Hasil Sensus) 12.035 11.787 23.822

2016 12.476 12.227 24.703

Sumber: Kecamatan Ambulu dalam Angka tahun 2017

Berdasarkan tabel data jumlah penduduk Desa Sumberejo berdasarkan

kriteria waktu dapat diketahui bahwa terdapat perubahan jumlah penduduk apabila

dilihat berdasarkan waktu penghitungan. Jumlah penduduk Desa Sumberejo pada

kegiatan sensus tahun 2010 dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 12.035 jiwa

dan perempuan sebanyak 11.787 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Desa

Sumberejo pada saat penghitungan pada tahun 2016 dengan jenis kelamin laki

laki sebanyak 12.476 jiwa dan perempuan sebanyak 12.227 jiwa. Jumlah tersebut

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk Desa Sumberejo baik

jenis kelamin laki-laki maupun perempuan pada tahun 2010 menuju tahun 2016.

Berdasarkan data tersebut tampak bahwa terdapat perubahan jumlah penduduk

desa dimana jumlah penduduk desa dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan perempuan. Meskipun demikian, perbedaan jumlah

penduduk antara laki-laki dan perempuan dapat dikatakan tidak terlalu signifikan

dikarenakan jumlah perbedaan yang sangat kecil.

Page 63: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

44

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan dalam

menilai tingkat kemampuan dan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh

masyarakat. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat dapat diketahui

melalui keberadaan lembaga, fasilitas, dan sarana prasarana penunjang kegiatan

pendidikan yang ada. Berikut merupakan data terkait dengan kondisi pendidikan

di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember:

Tabel 4.2 Data Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru berdasarkan Jenjang Pendidikan Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu kabupaten Jember tahun 2016

No. Indikator Jenjang Pendidikan

TK SD SMP SMU

1. Jumlah Sekolah 11 11 1 2

2. Jumlah Murid 761 1.633 123 153

3. Jumlah Guru 40 120 144 30

Sumber: Kecamatan Ambulu dalam Angka, 2017

Berdasarkan tabel data jumlah sekolah, murid, dan guru berdasarkan

jenjang pendidikan Desa Sumberejo tahun 2016 dapat diketahui bahwa Desa

Sumberejo memiliki lembaga pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, SMP,

bahkan hingga SMA. Terdapat 11 TK dengan jumlah murid sebanyak 761 dan

jumlah guru sebanyak 40 orang. Terdapat 11 SD dengan jumlah murid sebanyak

1.633 dan jumlah guru sebanyak 40 orang. Terdapat 1 SMP dengan murid

sebanyak 123 dan jumlah guru sebanyak 144 orang. Dan terdapat 2 SMU dengan

jumlah murid sebanyak 153 dan jumlah guru sebanyak 30 orang. Keberadaan

lembaga pendidikan tentu saja akan berpengaruh kepada kemampuan masyarakat

desa dalam mengakses pendidikan yang layak dan juga akan berpengaruh

terhadap kualitas sumberdaya manusia masyarakat desa.

Keberadaan lembaga pendidikan desa tentu tidak sepenuhnya menjadi

faktor penilaian kunci terhadap kualitas sumberdaya manusia masyarakat desa.

Hal tersebut dikarenakan masyarakat desa umumnya akan mengakses pendidikan

di luar lingkungan desa. Penilaian lainnya dapat diketahui berdasarkan kondisi

masyarakat desa berdasarkan pendidikan terakhir yang dicapai oleh masyarak

desa. Berikut merupakat data mengenai kondisi pendidikan terakhir masyarakat

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember pada tahun 2016.

Page 64: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

45

Tabel 4.3 Data Pendidikan Terakhir Masyarakat Desa Sumberejo tahun 2016

No. Jenjang Pendidikan Terakhir Jumlah (jiwa)

1. Tidak Sekolah 3.569

2. Tidak Tamat SD 4.555

3. Tamat SD/MI 7.579

4. Tamat SMP/MTs 4.071

5. Tamat SMU 1.613

6. Tamat SMK 182

7. Tamat D1/2 66

8. Tamat D3 37

9. Tamat D4/S1 249

10. Tamat S2/3 12

Sumber : Kecamatan Ambulu dalam Angka, 2017

Berdasarkan tabel data pendidikan terkahir masyarakat Desa Sumberejo

tahun 2016 dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat di Desa Sumberejo

mayoritas adalah tamatan SD dengan jumlah masyarakat sebanyak 7.579 jiwa.

Tingkat pendidikan yang paling rendah dari masyarakat Desa Sumberejo adalah

tidak sekolah dengan jumlah penduduk sebanyak 3.569 jiwa, sedangkan tingkat

pendidikan tertinggi dari masyarakat Desa Sumberejo adalah tamatan S2/3 yaitu

sejumlah 12 jiwa.

Indikator lainnya yang dapat digunakan dalam menentukan kondisi social

masyarakat desa yakni indikator kesehatan. Indikator kesehatan dapat diketahui

dengan melihat keberadaan lembaga, fasilitas, dan sarana prasarana kesehatan

yang dimiliki oleh desa. Berikut merupakan data terkait dengan lembaga, fasilitas,

dan sarana prasarana bidang kesehatan yang dimiliki oleh Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Tabel 4.4 Sarana Kesehatan Masyarakat Desa Sumberejo tahun 2016

No. Sarana Kesehatan Jumlah (unit)

1. Rumah Sakit -

2. Rumah Bersalin -

3. Puskesmas Pembantu 1

4. Puskesmas -

5. Dokter Praktek 1

Sumber : Kecamatan Ambulu dalam Angka, 2017

Berdasarkan tabel sarana kesehatan masyarakat Desa Sumberejo Tahun

2016 diketahui bahwa keberadaan lembaga, fasilitas, dan sarana prasarana di

bidang kesehatan terbilang minim. Keberadaan sarana kesehatan bagi masyarakat

Page 65: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

46

Desa Sumberejo terdiri dari puskesmas pembantu sebanyak 1 unit dan dokter

praktek sebanyak 1 unit. Hal ini membuat masyarakat menjadi sedikit kesulitan

dalam mengakses sarana kesehatan. Kondisi pada indikator kesehatan demikian

tentu akan berdampak pada kondisi sosial masyarakat.

4.2 Potensi Subsektor Tanaman Pangan Desa Sumberejo

Desa Sumberejo memiliki potensi pertanian, khususnya subsector

tanaman pangan yang cukup besar di Kecamatan Ambulu, bahkan Kabupaten

Jember. Potensi tanaman pangan di Desa Sumberejo terdiri dari komoditas padi,

jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar yang ditunjukkan dalam tabel 4.5 di

bawah ini:

Tabel 4.5 Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Desa Sumberejo periode 2013-2017

Komoditas

2013 2014 2015 2016 2017

Ton Ton /

Ha Ton

Ton /

Ha Ton

Ton /

Ha Ton

Ton /

Ha Ton

Ton /

Ha

Padi 6.289 7,1 11.261 - 7.020 7,2 5.929 6,34 5.530 6,05

Jagung 7.747 7,14 13.826 8,25 11.066 7,5 11.937 6,53 8.945 6,07

Kedelai 181 2,29 478 1,84 244 2,1 48 1,92 110 2,36

Ubi Kayu 49 24,5 124 24,8 61 18,7 40 20 302 27,47

Sumber:

1. Kecamatan Ambulu dalam angka, 2018

2. Kecamatan Ambulu dalam angka, 2017

3. Kecamatan Ambulu dalam angka, 2016

4. Kecamatan Ambulu dalam angka, 2015

5. Kecamatan Ambulu dalam angka, 2013/2014

Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa produksi dan produktivitas 4

komoditas strategis subsektor tanaman pangan di Desa Sumberejo terbilang cukup

tinggi. Desa Sumberejo merupakan penghasil komoditas pangan yang besar dalam

menyumbang produksi tanaman pangan di Kabupaten Jember. Keempat

komoditas pangan tersebut mengalami fluktuasi mulai dari tahun 2013 hingga

20107. Adanya fluktuasi tersebut membuat segenap stakeholder dalam bidang

pertanian di memberikan target berupa pencapaian sasaran tanam dan luas panen

serta target produksi dan produktivitas pada beberapa komoditas pangan. Hal

tersebut akan disajikan pada tabel 4.6 dan 4.7 berikut ini:

Page 66: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

47

Tabel 4.6 Target dan Pencapaian Sasaran Tanam dan Luas Panen Komoditas

Pangan tahun 2018

No Komoditi Rencana

Tanam (Ha) Real (Ha)

Capaian Luas

Panen (Ha)

1. Padi 950 961 961

2. Jagung 1.200 1.367 1.367

Sumber: Data Primer, 2019

Berdasar tabel 4.6 dapat diketahui bahwa capaian luas tanam dan luas

panen di Desa Sumberejo untuk komoditas padi dan jagung dapat mencapai

bahkan melebihi rencana tanam atau target yang diberikan. Pada komoditas

kedelai, capaian areal tidak tercapai karena harga kedelai kurang layak sehingga

banyak petani enggan menanam dan lebih memilih untuk menanam komoditas

yang menguntungkan. Berbeda dengan komoditas padi dan jagung yang dapat

mencapai sasaran luas tanam. Meskipun terdapat perubahan iklim yang menyolok,

adanya serangan hama tikus, hama wereng, dan serangan penyakit sudah bisa

ditangani dan dikendalikan dengan baik melalui kerjasama petani, penyuluh, dan

POPT.

Tabel 4.7 Target dan Pencapaian Produksi dan Produktivitas Komoditas Pangan

tahun 2018

No Komoditi Jenis

Target

Produktivitas

(Ton/Ha)

Realisasi

(Ton/Ha)

Produksi

(Ton)

1. Padi GKG 7,3 7,5 7.207

2. Jagung Pipil Kering 7,6 8 10.936

Sumber: Data Primer, 2019

Berdasar tabel 4.7 dapat diketahui bahwa target produktivitas komoditas

padi pada tahun 2018 adalah 7,3 ton/ha dan untuk komoditas jagung adalah 7,6

ton/ha. Realisasi yang berhasil dicapai oleh petani tanaman pangan di Desa

Sumberejo untuk komoditas padi adalah 7,5 ton/ha dan 8 ton/ha untuk komoditas

jagung. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Desa Sumberejo dapat mencapai

bahkan melebihi target produktivitas yang diberikan. Padahal, pada sepanjang

tahun 2018 cuaca cukup ekstrim diiringi dengan suhu udara yang cukup tinggi.

Pengaruh iklim dan cuaca menguntungkan terhadap perkembangan populasi hama

tikus, wereng batang coklat yang mengganggu pada tanaman padi. Namun petani

Desa Sumberejo terbukti dapat mengatasi berbagai permasalahan dengan baik.

Page 67: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

48

4.3 Gambaran Umum Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo

Desa Sumberejo memiliki 2.130 petani dan terbagi ke dalam 13 kelompok

tani berdasarkan hamparannya. Setiap kelompok tani memiliki kelas kelompok

yang berbeda. Ketigabelas kelompok tersebut antara lain kelompok tani karya tani

I, karya tani II, karya utama, karya muda, margi rahayu, sido makmur, mekar sari,

sri rejeki, suka maju, tani makmur, harapan jaya, harapan maju, dan sido mekar.

Berikut merupakan peta wilayah hamparan petani Desa Sumberejo:

Sumber: Data Primer, 2019

Gambar 4.1 Peta Wilayah Hamparan Petani Desa Sumberejo

Peta tersebut menjelaskan lokasi hamparan masing-masing kelompok tani

yang berada di Desa Sumberejo. Berikut merupakan data masing-masing

kelompok tani akan disajikan dalam tabel 4.8:

Tabel 4.8 Data Kelompok Tani Desa Sumberejo tahun 2018

No. Nama

Kelompok Alamat

Tahun

Berdiri

Jumlah

Anggota

(jiwa)

Komoditas

Unggulam

Luas

Hamparan

(Ha)

Kelas

Kelompok

1. Karya Tani

I

Bregoh 1988 178 Padi, Palawija,

Horti

141 Utama

2. Karya Tani

II

Bregoh 2006 157 Padi, Palawija,

Horti 136 Madya

3. Karya

Utama

Curah

Rejo

1976 149 Padi, Palawija,

Horti 128 Utama

4. Karya

Muda

Curah

Rejo

1995 155 Padi, Palawija,

Horti 80 Madya

5. Margi

Rahayu

Krajan

Kidul

2000 165 Padi, Palawija,

Horti 80 Madya

Keterangan TM = TANI MAKMUR

SIM = SIDO MAKMUR

HM = HARAPAN MAJU

MR = MARGI RAHAYU

SUM = SUKA MAJU

HJ = HARAPAN JAYA

KT I = KARYA TANI I

KT II = KARYA TANI II

SR = SRI REJEKI

KU = KARYA UTAMA

KM = KARYA MUDA

MS = MEKAR SARI

SME = SIDO MEKAR

Page 68: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

49

No. Nama

Kelompok Alamat

Tahun

Berdiri

Jumlah

Anggota

(jiwa)

Komoditas

Unggulam

Luas

Hamparan

(Ha)

Kelas

Kelompok

6. Sido

Makmur

Sido

Mulyo

1999 241 Padi, Palawija,

Horti 154 Lanjut

7. Mekar Sari Bregoh 2009 147 Padi, Palawija,

Horti 83 Madya

8. Sri Rejeki Bregoh 2008 167 Padi, Palawija,

Horti 91 Madya

9. Suka Maju Krajan

Kidul

1999 186 Padi, Palawija,

Horti 82 Madya

10. Tani

Makmur

Krajan

Lor

1995 172 Padi, Palawija,

Horti 100 Madya

11. Harapan

Jaya

Bregoh 1998 112 Padi, Palawija,

Horti 77 Madya

12. Harapan

Maju

Krajan

Lor

1997 186 Padi, Palawija,

Horti 133 Madya

13. Sido

Mekar

Watu

Ulo

2003 115 Padi, Palawija,

Horti 67 Lanjut

Jumlah 2.130 1.375

Sumber: Data Primer, 2019

Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah petani yang ada di

Desa Sumberejo sebanyak 2.130 petani dengan total hamparan mencapai 1.375

Ha. Jumlah anggota terbanyak adalah kelompok tani Karya Tani I dengan jumlah

178 petani, sedangkan kelompok tani dengan jumlah anggota terendah adalah

kelompok tani Harapan Jaya dengan jumlah 112 anggota. Luas lahan terluas

dimiliki oleh kelompok tani Karya Tani I yaitu seluas 141 Ha sedangkan

hamparan tersempit adalah kelompok tani Sido Mekar dengan luas 67 Ha.

Kelompok tani yang pertama berdiri adalah kelompok tani Karya Utama yang

berada di Dusun Curahrejo dengan kelas kelompok utama. Sedangkan kelompok

tani yang berdiri paling baru adalah kelompok tani Sido Mekar yang berada di

Dusun Watu Ulo pada tahun 2003 dengan kelas kelompok lanjut. Komoditas

unggulan dari seluruh kelompok tani selama 1 tahun adalah padi, palawija, dan

hortikultura.

4.4 Karakteristik Informan

Paradigma pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami beberapa

perubahan. Pada mulanya, paradigma penyuluhan pertanian menekankan

penyuluh untuk dapat memberikan bimbingan usahatani yang baik kepada petani,

namu tidak terfokus apakah lebih menekankan pada pembimbingan SDM ataukah

Page 69: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

50

sekedar alih teknologi saja. Seiring berkembangnya zaman, terjadi perubahan

paradigma pada era revolusi hijau. Paradigma penyuluhan saat itu lebih

menekankan pada alih teknologi saja serta pendekatanya cenderung bersifat

sentralistik. Hal ini menimbulkan beberapa dampak negatif, antara lain membuat

petani menjadi tergantung pada program pemerintah serta merubah petani yang

dahulunya innovator menjadi sekedar pelaksana program di bawahnya. Oleh

sebab itu perlu dilakukan perubahan sudut pandang penyuluhan pertanian dari

paradigma lama menuju paradigma baru. Dimana paradigma baru penyuluhan

pertanian menekankan penyuluh untuk menjadi fasilitator atau pemberi beberapa

alternatif kepada petani. Nantinya petani sendiri yang akan menentukan akan

mengambil keputusan yang dirasa paling baik untuk dirinya dan usahataninya.

Hal inilah yang disebut sebagai kemandirian petani.

Salah satu daerah yang telah menerapkan penyuluhan pertanian dengan

paradigma baru adalah Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Oleh sebab oitu peneliti ingin melakukan penelitian terkait implementasi metode

penyuluhan pertanian dalam mendukung kemandirian petani. Dimana data yang

digunakan peneliti adalah data primer yang bersumber dari 5 orang informan

melalui wawancara yang direkam dengan recorder dari ponsel peneliti. Infoman

akan membantu peneliti untuk mendapatkan data dan informasi. Berikut adalah profil

informan yang ada di lapang untuk diadikan sumber informasi peneliti:

Tabel 4.9 Profil Informan

No. Nama Pekerjaan Umur

(th)

Pendidikan

Terakhir

Jumlah

Keluarga

(jiwa)

1. Diar Fidi

Astutik

PPL Desa Sumberejo 36 S1 4

2. Rahmat

Darmawan

Koordinator PPL Kec.

Ambulu,Tempurejo,

Wuluhan

42 S1 2

3. Basri Petani (Kelas

Kelompok Utama)

60 D1 5

4. Imam Zarkoni Petani (Kelas

Kelompok Madya)

51 SLTP 4

5. Agus Salim Petani (Kelas

Kelompok Lanjut)

45 SMP 5

Sumber: Data Primer, 2018-2019

Page 70: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

51

Infoman yang peneliti pilih untuk penelitian tentang Implementasi Metode

Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan,

berjumlah 5 orang. Kelima informan ini terbagi menjadi informan utama dan

informan pendukung. Informan utama dalam penelitian ini adalah PPL Desa

Sumberejo. Informan pendukung terdiri dari koordinator PPL Kecamatan Ambulu,

Wuluhan, dan Tempurejo, petani pada kelas kelompok utama, petani pada kelas

kelompok madya, dan petani pada kelas kelompok lanjut. Berikut ini merupakan

daftar informan pada penelitian ini.

1. Diar Fidi Astutik merupakan PPL Desa Sumberejo yang berusia 36 tahun dengan

pendidikan terakhir sarjana pertanian dan memiliki jumlah anggota keluarga

sebanyak 4 orang.

2. Rahmat Darmawan merupakan koordinator PPL di Kecamatan Ambulu,

Tempurejo, dan Wuluhan yang berusia 42 tahun dengan pendidikan terakhir

sarjana pertanian dan memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 2 orang.

3. Basri merupakan petani tanaman pangan di Desa Sumberejo yang berusia 60

tahun dengan pendidikan terakhir D1 dan memiliki jumlah anggota keluarga

sebanyak 5orang.

4. Imam Zarkoni yang biasa dipanggil Jarkoni merupakan petani tanaman pangan di

Desa Sumberejo yang berusia 51 tahun dengan pendidikan terakhir SLTP dan

memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang.

5. Agus Salim yang biasa dipanggil Salim merupakan petani tanaman pangan di

Desa Sumberejo yang berusia 45 tahun dengan pendidikan terakhir SMP dan

memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang.

Page 71: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

52

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Penyuluhan pertanian yang diimplementasikan di Desa Sumberejo

Kecamatam Ambulu Kabupaten Jember seringkali membahas mengenai tanaman

pangan. Petani di Desa Sumberejo menanam padi pada musim tanam pertama,

dilanjutkan dengan palawija pada musim tanam kedua, dan diakhiri dengan

komoditas hortikultura pada musim tanam ketiga. Oleh sebab itu, kegiatan

penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo lebih sering membahas mengenai

tanaman pangan.

Penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo dilaksanakan melalui berbagai

pendekatan dan teknik yang beragam. Pendekatan tersebut antara lain a)

pendekatan individu, b) pendekatan kelompok, dan c) pendekatan massal.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Mardikanto (1993) bahwa metode

penyuluhan pertanian dibedakan menjadi 3 pendekatan, yaitu pendekatan

individu, kelompok, dan massal. Berikut merupakan penjelasan rinci mengenai

beragam pendekatan dan teknik penyuluhan pertanian:

5.1.1 Pendekatan Individu

Pendekatan individu dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

dilaksanakan dengan cara mengunjungi rumah petani secara individual. Penyuluh

melakukan komunikasi secara langsung dengan masyarakat sasaran secara orang

per orang dalam setiap sasarannya. Pendekatan individu dalam penyuluhan

pertanian didasarkan pada tingkat kepercayaan yang tinggi antara petani dan

penyuluh. Petani secara individual tidak akan meminta bantuan atau

menggunakan informasi dari agen penyuluhan apabila tidak menaruh kepercayaan

kepada mereka. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Mardikanto (1993)

bahwa pendekatan individu merupakan salah satu pendekatan dari metode

penyuluhan pertanian dimana sasaran dari pendeketan ini adalah 1 orang petani.

Page 72: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

53

Pendekatan individu yang dilaksanakan di Desa Sumberejo terdiri dari 4 teknik,

yaitu teknik kunjungan rumah, teknik kunjungan lahan usahatani, teknik kontak

informal serta teknik inkuiri. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing

teknik yang ada:

a. Teknik Kunjungan Rumah

Teknik kunjungan rumah di Desa Sumberejo dilaksanakan dengan cara

mengunjungi rumah petani secara individual. Petani yang dituju pada teknik

kunjungan di Desa Sumberejo biasanya merupakan pengurus kelompok tani

ataupun anggota kelompok yang aktif dalam kelompok tani dan petani yang

lahannya sedang bermasalah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wahjuti

(2014) bahwa teknik kunjungan rumah merupakan salah satu metode penyuluhan

pertanian yang dilaksanakan dengan mengunjungi rumah petani secara individual.

Kunjungan rumah tidak pernah dijadwalkan secara pasti pada saat

perencanaan kegiatan penyuluhan di awal tahun, namun kunjungan yang

dilakukan penyuluhan selalu memenuhi 3 aspek yaitu a) tidak menggangu

aktivitas petani, b) dilakukan sebelum atau setelah petani bekerja, dan c)

melakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan petani. Berikut merupakan

pernyataan Bapak Rahmat selaku koordinator penyuluh di Kecamatan Ambulu

terkait dengan penjadwalan kegiatan kunjungan rumah.

“Ya mengikuti kebiasaan petani, saya nggak mau ganggu. Jadi saya tanya

petaninya dulu ada kegiatan apa besok. Saya gak mau semisal bilang pak

besok jangan kemana-mana pak itu ganggu saya gak mau.” (Rahmat, 12

Agustus 2018).

Teknik kunjungan rumah dilakukan oleh Petugas Penyuluh Lapang (PPL)

Desa Sumberejo yaitu Ibu Diar, Pengamat Organisme Pengganggu tanaman

(POPT) Kecamatan Ambulu yaitu Bapak Matori, dan formulator ataupun

salesman dari pupuk maupun benih. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh Ibu Diar selaku PPL Desa Sumberejo dan Bapak Basri selaku Ketua

Kelompok Tani Karya Tani I:

“Sendiri, kadang didampingi POPT. Soalnya kalau keliling POPT juga

ikut terkadang.” (Diar, 21 Desember 2018).

Page 73: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

54

Pernyataan Ibu Diar tersebut dilengkapi oleh pernyataan dari Bapak Basri

berikut ini:

“Sini itu sering dari formulator obat dari jagung, benih benih itu sering.”

(Basri, 6 Januari 2019).

Tujuan dilaksanakannya kunjungan rumah adalah berusaha menyelesaikan

permasalahan yang ada di lahan petani dan melakukan koordinasi terkait kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok pada hari yang akan datang, seperti

yang disampaikan oleh Bu Diar berikut ini:

“Kalau ke rumah ya itu tadi, yang pengurus atau anggota aktif kita sekedar

tanya ada kegiatan apa ke pengurusnya. Sama tergantung nanti ada

masalah apa baru dikunjungi ke rumahnya.” (Diar, 21 Desember 2018).

Peralatan yang digunakan ketika kunjungan rumah adalah ATK dan buku

catatan yang berfungsi untuk mencatat berbagai hal yang memerlukan tindak

lanjut. Peralatan lainya adalah alat bantu seperti handphone untuk menunjukkan

beberapa gambar-gambar tanaman yang terserang OPT agar memudahkan petani

memahami informasi yang disampaikan.

Tujuan lainnya adalah untuk membantu dan mendampingi petani

memecahkan permasalahan usahatani. Teknik ini diawali dengan keluhan petani

terkait lahan usahataninya. Keluhan ini disampaikan baik oleh petani pemilik

lahan maupun petani lainnya yang lokasi lahanya tidak jauh dari lahan petani yang

bermasalah tersebut. Setelah itu, seorang penyuluh mendatangi rumah petani

untuk menanyakan permasalahan lahannya secara detail. Tindak lanjut yang

dilakukan penyuluh adalah menjadwalkan kunjungan lahan usahatani bersama

dengan petani tersebut untuk crosscheck apakah permasalahan yang dikeluhkan

sesuai dengan kondisi yang ada di lahan. Namun tidak selalu seperti itu, ada

kalanya seorang PPL yang mengetahui sendiri bahwa terdapat masalah pada lahan

petani sehingga PPL lah yang berinisiatif untuk mengunjungi rumah petani.

Berikut pernyataan Ibu Diar selaku PPL Desa Sumberejo terkait tujuan

penyuluhan dengan teknik kunjungan rumah.

“Kalau di rumah, pas ada kegiatan khusus atau penanganan khusus, kita

datangi ke rumahnya. Jadi misal kita ke lahan tidak ada orangnya. Cuman

lahannya mungkin ada wereng yang terlalu parah tapi gakada orang, kita

Page 74: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

55

tanya ini lahannya siapa rumahnya mana, terus kita datangi ke rumahnya

supaya dikendalikan.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Rahmat selaku

koordinator penyuluh Kecamatan Ambulu, Tempurejo, dan Wuluhan berikut ini:

“Keluhan setiap petani kan gak sama, setelah kita mengetahui satu persatu

keluhan petani nya kita datengi satu persatu apa keluhanya kita cek lahan

dulu, kita observasi lapangan dulu, jadi tekniknya seperti itu kita observasi

lapangan dulu, jadi kita gak bisa langsung karena kondisi lapangan beda.

Jadi mungkin gejalanya mirip tapi penangannya berbeda kita takut keliru

makanya kita cek lapangan dulu kita tahu permasalahannya dan jika pas

itu bisa langsung jawab ya kita jawab kalau nggak bisa jawab ya di kita

kan ada POPT, itu kita tanyakan kesana kalau yang bersangkutan bisa kita

ajak keesokan harinya kalau kita bisa bantu jawab ya kita jawab.”

(Rahmat, 12 Agustus 2018).

Tujuan selanjutnya adalah untuk melaksanakan koordinasi terkait dengan

kegiatan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya, seperti pertemuan rutin

kelompok tani, demonstrasi, dan spray massal. Koordinasi terkait pertemuan rutin

kelompok tani membahas mengenai materi yang akan disampaikan. Namun

koordinasi ini tidak selalu dilakukan menjelang pertemuan kelompok. Apabila

dirasa ada hal yang perlu dikoordinasikan terlebih dahulu maka PPL akan

mengunjungi rumah pengurus kelompok tani. Koordinasi terkait demonstrasi

biasanya dilakukan dengan pengurus maupun anggota kelompok tani yang aktif

terkait dengan lokasi demonstrasi. Koordinasi terkait spray massal juga dilakukan

di rumah petani untuk memastikan tingkat kerusakan tanaman budidaya yang

disebabkan oleh OPT. Berikut pernyataan Ibu Diar selaku PPL Desa Sumberejo

terkait tujuan kunjungan rumah.

“Kita merencanakan mungkin pas nanti. Kan jadwalnya kan rutin.

Dijadwalkan pertemuan rutinan, nanti kita rencanakan apa yang mau

dibahas apa kemudian ada masalah apa, kemudian ketika pertemuan

kelompok kita bersama sama. Kegiatan di lapangan sama masalah yang

ada di lahan yaa hama penyakit, budidaya, kalau pas anu ya kadang

kadang harga.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perencanaan kegatan kelompok

juga turut dibahas pada kunjungan rumah, sehingga tidak melulu membicarakan

terkait pengenalan teknologi pada petani. Hal tersebut sedikit bertolak belakang

dengan pendapat Farid (2018) yang menjelaskan bahwa materi yang bisanya

Page 75: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

56

disampaikan pada teknik kunjungan rumah adalah pengenalan sistem tanam jajar

legowo di Desa Sukosari, yang bertujuan agar mau dan mampu menerapkan

sistem tanam jajar legowo dalam usahatani padi.

Tahapan yang dilaksanakan dalam kunjungan rumah diawali dengan

adanya laporan tentang lahan bermasalah dan persiapan perencanaan kegiatan

yang akan datang. Tindak lanjutnya adalah dengan membuat janji dengan petani

yang akan dikunjungi. Pada saat kunjungan diawali dengan menanyakan kabar

petani kemudian menanyakan kondisi lahan budidaya baru memberikan informasi

yang akan disampaikan penyuluh. Berikut merupakan pernyataan yang diberikan

oleh Ibu Diar:

“Yaa tanyakan kabar, bertamu, apaa. Terus gimana keadaan orangnya,

keadaan sawahnya. Terus diberikan informasinya.” (Diar, 21 Desember

2018).

Pasca kunjungan dilaksanakan dengan membuat catatan dan laporan.

Catatan digunakan untuk PPL pribadi sedangkan laporan adalah berkas yang

harus dilaporkan kepada dinas, seperti pernyataan Ibu Diar berikut ini.

“Iyaa karena mulai sekarang harus ada laporan. Tapi kadang kadang ya

suka lupa juga. Pas perorangan gitu yang sering lupa. Kalau kelompok

masih kadang inget. Ada catatan ada laporan. Catatan buat kita sendiri

laporannya buat dinas. Laporan itu selama 1 tahun penyuluhan.” (Diar, 21

Desember 2018).

Teknik kunjungan rumah yang dilaksanakan oleh PPL Desa Sumberejo

dilakukan dengan mengunjungi rumah petani secara individual untuk

membicarakan terkait pelaksanaan kegiatan yang akan datang dan mendampingi

petani dalam menyelesaikan permasalahan terkait usahataninya, terutama masalah

serangan OPT. Teknik kunjungan rumah di Desa Sumberejo dilaksanakan dengan

frekuensi yang berbeda-beda setiap bulannya.

Rata-rata kunjungan yang dilaksanakan penyuluh adalah 15x kunjungan

setiap bulannya. Tindak lanjut petani dari teknik kunjungan rumah adalah

melaksanakan alternatif tindakan yang telah direkomendasikan oleh penyuluh.

Teknik kunjungan rumah akan membuat petani lebih senang karena merasa lebih

diperhatikan oleh penyuluh. Hal ini sesuai dengan penelitian Pangaribuan (2018)

Page 76: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

57

yang menyebutkan bahwa teknik kunjungan ke rumah petani akan menciptakan

suasana yang lebih akrab antara petani dengan penyuluh, petani merasa senang

sekali dengan adanya kunjungan dari tim penyuluh karena petani dapat kontak

secara langsung.

b. Teknik Kunjungan Lahan

Teknik kunjungan lahan di Desa Sumberejo dilaksanakan dengan cara

mengunjungi lahan usahatani atau lahan budidaua milik petani secara individual

Pihak-pihak yang biasanya mendatangi lahan milik petani adalah PPL dan POPT.

Tujuan dilakukannya penyuluhan jenis kunjungan lahan adalah untuk memantau

perkembangan komoditas yang ditanam oleh petani pada lahannya, baik lahan

milik sendiri maupun lahan sewa. Selain itu, tujuan dilakukannya kunjungan lahan

usahatani adalah untuk melakukan crosscheck mengenai apa yang dikeluhkan

petani terhadap permasalahan yang ada pada lahan budidayanya. Permasalahan-

permasalahan yang seringkali terjadi pada lahan budidaya adalah permasalahan

terkait budidaya komoditas dan serangan OPT. Oleh sebab itu, tidak hanya PPL

yang biasanya memberikan penyuluhan di lahan, tetapi juga didampingi oleh

POPT. Berikut pernyataan Bapak Rahmat terkait teknik kunjungan lahan.

“Observasi langsung, jadi kita gak bisa kita memutuskan dari keterangan

petani itu kita tidak bisa, semisal petani bilang gejalanya ujungnya kering

kan bisa penyakitnya itu, tapi ternyata kompleks penyakitnya kan gejala

awalnya yang mana kita kan tidak tau, tau tau padinya sudah kering,

kering pun kan banyak penyebabnya. Kadang ada penyakit yang mirip

wereng tapi bukan wereng sama kering tapi bukan” (Rahmat, 12 Agustus

2018).

Sasaran penyuluh ketika mengunjungi lahan adalah petani-petani yang

memiliki lahan cenderung bermasalah dan petani hamparan yang tidak aktif dalam

kelompok tani. Petani dikatakan tidak aktif apabila tidak ikut dalam pertemuan

rutin kelompok. Petani golongan ini biasanya adalah petani hamparan, yang

memiliki lahan pada wilayah hamparan usahatani yang sama. Pernyataan tersebut

diberikan oleh Ibu Diar sebagai berikut:

Page 77: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

58

“Kalau yang di lahan itu kelompok tani hamparan yang tidak aktif di

kelompok tani. Kelompok itukan ada yang aktif dan enggak. Aktif disini

maksudnya yang rutin ikut pertemuan bulanan, itu rutin. Kalau yang

kelompok tani hamparan itu yang tidak ikut pertemuan kelompok tani

bulanan. Biasanya yang itu langsung saya kunjungi ke lahan.” (Diar, 21

Desember 2018).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Rahmat berikut ini:

“Jadi saat pertemuan kelompok semisal ketua kelompoknya yang

menyampaikan keluhan, kan ada petani hamparan yang gak ikut kelompok

akhirnya pengurus semisal disana aja gejala kita datengi juga. meskipun

mereka gak mau, tetep kita datengi semisal dia mau ya kita kasih tau

kendala seperti ini yak apa.” (Rahmat, 12 Agustus 2018).

Waktu kunjungan lahan oleh PPL biasanya dilaksanakan ketika pagi hari

ketika petani sedang bekerja pada lahan mereka masing-masing, sekitar pukul

07.00 hingga pukul 09.00 WIB . Namun bisa juga sore hari apabila PPL sedang

ada kegiatan lain di pagi harinya. Kunjungan lahan oleh penyuluh seharusnya

dilaksanakan setiap hari kecuali apabila ada kegiatan lain yang berbenturan,

seperti kegiatan di UPTD. Sedangkan kunjungan lahan oleh POPT dilaksanakan

setiap hari selasa. Kunjungan ini juga didampingi oleh PPL, seperti pernyataan

Ibu Diar berikut ini.

“Kalau pas di lahan kita lihat keadaan tanaman kemudian kalau ada

masalah petani langsung diberikan solusi, didampingi POPT. Kalau lahan,

bareng sama POPT jadwalnya Hari Selasa. Kalau yang sendirian ya Hari

Senin, Rabu, Kamis kita ada kegiatan di UPTD, kemudian Jumat itu.

Harusnya setiap hari memang. Kalau ada kegiatan Jumat itu ndak,

mungkin sorenya liat lahan.” (Diar, 21 Desember 2018).

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Rahmat seperti berikut ini:

“Jadi kan gini kita tau kebiasaan petani, seperti jam 9 petani itu sudah

pulang dari sawah soalnya panas jam segitu. Kalau kita mau datang ya liat

jam dulu kalau tau lokasinya kita langsung ke lokasi kalau tidak tau kita ke

rumahnya dulu. Kadang petani jarang ke lahan jadi kita samperin ke rumah

dulu kalau petaninya di lahan ya kita samperin kalau gak ada di lahan kita

samperin ke rumah. Kalau di rumah kita salam gitu seperti bertamu kalau

di lahan kita ya langsung mengikuti kegiatannya mereka.” (Rahmat, 12

Agustus 2018).

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Bapak Basri berikut ini:

Page 78: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

59

“Juga pertemuan di lahan kaitan dengan hama dan penyakit. Pertama

adalah mengenai budidaya. Cara pengolahan, caramemilih bibit yang baik,

dan cara menanggulangi hama dan penyakit. Kalau padi biasanya pagi

antara jam 7-9.” (Basri, 6 Januari 2019).

Peralatan yang digunakan pada saat kunjungan lahan usahatani adalah

buku catatan, benda sesungguhnya, foto, ATK, dan terkadang selebaran, serta

handphone untuk memudahkan penyuluh dalam mengakses informasi tambahan

yang dibutuhkan guna mendampingi petani dalam menyelesaikan

permasalahannya di lahan. Selebaran yang diberikan biasanya berisi

permasalahan-permasalahan yang sering ditanyakan oleh petani dan yang sangat

dipahami oleh PPL. Berikut pernyataan Ibu Diar selaku PPL Desa Sumberejo

terkait peralatan yang dibutuhkan dpada kunjungan lahan.

“Dilihat kondisi di lapang dulu. Mungkin keluhan pas pertemuan, tanaman

saya seperti ini, kan awang-awang gatau kenyataan, jadi besok survey di

lapangan nanti kita berikan solusi. Kalau ada kesulitan browsing dulu.

Kalau petaninya bisa mengikuti ya saya nunjukkan hasil browsingnya,

kalau orangnya sudah sepuh jadi saya sampaikan langsung.” (Diar, 21

Desember 2018).

Pernyataan tersebut selaras dengan pernyataan Bapak Rahmat seperti

berikut ini:

“Peralatannya buku catatan itu sudah jelas, sekarang kita sudah terbantu

oleh teknologi jadi kita tunjukan teknologinya berupa foto. Kadang kita

kasih selebaran, agar mereka tau mereka baca kalau cuma kita kasih

kadang langsung lupa. Permasalahan-permasalahan yang mereka tanyakan

yang kita sudah paham kita kasih selembaran.” (Rahmat, 12 Agustus

2018).

Kunjungan lahan usahatani diawali dengan penentuan waktu kunjungan,

dimana waktu kunjungan dilaksanakan pada saat pagi hari saat ada petani di

lahan. Namun terkadang ketika seorang penyuluh mengunjungi lahan, tidak selalu

petani penggarap lahan berada di lahannya sehingga penyuluh mencari informasi

terkait siapa petani penggarap lahan tersebut. Pasca kunjungan dilaksanakan

dengan menyusun laporan dan melakukan sebuah pencatatan serta proses

dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan biasanya hanyalah dokumentasi lahan

saja, tapa mendokumentasikan petaninya. Pencatatan dan pelaporan yang

Page 79: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

60

dilakukan PPL adalah ciri-ciri yang menunjukkan bahwa PPL bukan merupakan

pekerjaan lapang saja melainkan juga pekerjaan operasional, seperti pernyataan

Bapak Rahmat berikut ini.

“Jadi penyuluh gak bukan pekerjaan lapangan aja mbak tapi pekerjaan

operasi mbak jadi dicatat apa yang dilakukan dan dilakukan apa yang

dicatat” (Rahmat, 12 Agustus 2018).

Tindak lanjutnya adalah PPL mendatangi rumah petani untuk

membicarakan permasalahan yang ada di lahan kemudian dilakukan kembali

kunjungan ke lahan. Apabila penyuluh sudah mengetahui secara pasti jawaban

dari permasalahan tersebut, maka penyuluh akan langsung memberikan

jawabanya. Sebaliknya apabila penyuluh masih ragu akan jawaban dari

permasalahan tersebut, penyuluh akan berkoordinasi dengan POPT. Terkadang

penyuluh sendiri yang menyampaikan rekomendasi dari POPT, terkadang pula

POPT yang ikut mendatangi lahan petani tersebut, seperti pernyataan Bapak

rahmat berikut ini.

“Itu di lahan misalnya tau langsung dijawab, misal belum tau diskusi dulu

dengan bersangkutan” (Rahmat, 12 Agustus 2018).

Teknik kunjungan lahan usahatani yang dilaksanakan di Desa Sumberejo

dilakukan PPL dan POPT Kecamatan Ambulu. Teknik ini dilaksanakan dengan

mengunjungi lahan petani secara individual untuk memantau kondisi lahan petani.

Apabila ditemukan lahan bermasalah, PPL ataupun POPT akan membicarakan hal

tersebut dengan petani untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan

tersebut, terutama permasalahan terkait serangan OPT.

Kunjungan lahan yang dilaksankaan penyuluh dilaksanakan setiap hari

kecuali jika ada rapat di BPP ataupun ketika PPL ada kegiatan lain. Tindak lanjut

petani dari teknik kunjungan lahan usahtani adalah melaksanakan alternatif

tindakan yang telah direkomendasikan oleh penyuluh maupun POPT. Petani

merasa cukup senang apabila permasalahan di lahannya dapat terselesaikan karena

peran aktif penyuluh untuk turut terjun langsung ke lahan petani. Hal ini selaras

dengan penelitian Tahitu (2013) yang menjelaskan bahwa petani menginginkan

metode kunjungan lapangan atau usahatani lebih ditingkatkan sehingga para

Page 80: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

61

petani lebih leluasa untuk mengungkapkan berbagai masalah yang dihadapinya

kepada penyuluh melalui tanya jawab atau berdiskusi sembari ikut melihat

keadaan usahatani secara langsung.

c. Teknik Kontak Informal

Kontak informal dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

dilaksanakan dengan unsur ketidaksengajaan dalam situasi yang tidak

direncanakan sebelumnya. Kontak Informal yang terjadi di Desa Sumberejo

biasanya terjadi ketika PPL sedang beristirahat di warung kopi kemudian tidak

sengaja bertemu dengan petani. Penjaga warung juga merupakan petani di Desa

Sumberejo. Sehingga ketika PPL singgah, waktu tersebut dapat dimanfaatkan

untuk konsultasi terkait masalah pertanian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Wahjuti (2014) bahwa kontak Informal merupakan pertemuan yang tidak

terstruktur dan atau tidak terencana antara antara penyuluh dengan sasaran dalam

suatu situasi informal.

Kontak Informal adalah salah satu teknik penyuluhan pertanian yang

sangat jarang terjadi, seperti apa yang disampaikan oleh Ibu Diar berikut ini:

“Adaa. Cuman sedikit.” (Diar, 21 Desember 2018).

Sasaran dari Kontak Informal ini tidak spesifik karena tidak ada

perencanaan sebelumnya. Waktu terjadinya Kontak Informal biasanya di pagi

menjelang siang hari. Situasi yang ada pada Kontak Informal juga merupakan

kondisi yang tidak formal. Pertemuan antara PPL dan petani pada Kontak

Informal memberikan kesempatan untuk lebih mengakrabkan hubungan pribadi di

antara keduanya. Peralatan yang dibawa PPL pada saat Kontak Informal adalah

peralatan yang juga dibawa pada saat melakukan kunjungan lahan rutin setiap

harinya yaitu ATK dan buku catatan, seperti pernyataan Ibu Diar berikut ini.

“Kalau di jalan ya siapapun, gak ada sasaran yang spesifik. Terjadinya di

warung kopi pas keliling itu kadang mampir di warung kopi. Kita kan

dalam tugas, jadi ada ATK dan buku catatan.” (Diar, 21 Desember 2018).

Kontak Informal biasanya terjadi pada saat petani memiliki permasalahan

di lahannya ataupun hendak mendiskusikan suatu hal yang akan datang, sehingga

materi yang disampaikan pada saat Kontak Informal juga biasanya tidak

Page 81: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

62

direncanakan terlebih dahulu. Tindak lanjut yang dilakukan dari Kontak Informal

adalah dengan memberikan informasi ataupun rekomendasi kepada petani terkait

permasalahan yang dikeluhkan, seperti pernyataan Ibu Diar berikut ini.

“Kadang kadang ya di warung. Kan warung itu petani petani yang ngurus,

mereka ya ngobrol masalah pertanian, kemudian juga keluhan apa gitu.

Akhirnya dikeluhkan ke PPLnya.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan terkait adanya kontak informal dalam penyuluhan di Desa

Sumberejo juga disampaikan oleh Bapak Agus Salim berikut ini:

“Pernah waktu di bregoh. Timur sendiri. Ya waktu melihat lihat tanaman

padi, jagung. Masalahnya itukan ini padi kena penyakit wereng yang

kemaren dulu, itu pernah ketemu di Bregoh sama Pak Matori. POPT. Itu

yang mbahas ya masalah wereng itu. Ini solusinya gimana kalau kelompok

tani sido mekar mau mengadakan spray massal gimana? Yaa ok. Kapan

bisa dilanjutkan.” (Agus, 15 Maret 2019).

Permasalahan tersebut biasanya berupa serangan OPT pada tanaman yang

dibudidayakan. Namun apabila PPL masih belum mengetahui secara pasti, PPL

akan mengajak petani tersebut untuk meninjau lahan kemudian memberikan

rekomendasi bahan aktif obat. Namun apabila PPL masih belum yakin, akan

dilakukan koordinasi terlebih dahulu dengan POPT. Berikut pernyataan Ibu Diar

terkait penyelesaian masalah petani.

“Kalau misal sudah tau solusinya ya dijawab. Kalau belum tau ya berikan

tenggang nanti kita kasih solusinya. Mesti saya koordinasinya sama

POPT.” (Diar, 21 Desember 2018).

Teknik Kontak Informal biasanya terjadi ketika PPL singgah di warung

kopi milik petani ketika sedang berkeliling. Tidak ada persiapan materi apapun

untuk memberikan penyuluhan dengan teknik ini karena proses bertemu dengan

sasaran juga merupakan unsur ketidaksengajaan. Masalah yang sering dibicarakan

ketika Kontak Informal adalah berbagai permasalahan di lahan, terutama serangan

OPT. Tindak lanjut petani dari teknik Kontak Informal adalah melaksanakan

alternatif tindakan yang telah direkomendasikan oleh penyuluh.

Page 82: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

63

d. Teknik Inkuiri

Inkuiri dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo dilaksanakan oleh

penyuluh dan bertempat di rumah ataupun di kantor penyuluh apabila ada petani

yang berkunjung. Pada teknik inkuiri, petani berinisiatif sendiri untuk

memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan cara mencari informasi

kepada penyuluh secara pribadi. Sebagaimana yang dikemukakan Wahjuti (2014)

bahwa inkuiri merupakan salah satu teknik penyuluhan pertanian yang berkaitan

dengan kunjungan personal yang dilakukan sasaran ke penyuluh untuk mencari

sebuah inkuiri(informasi dan bantuan). Lebih lanjut, Musyafak dan Ibrahim

(2005) juga mengemukakan bahwa konsultasi dapat dilakukan ketika petani

memposisikan dirinya sebagai klien yang menyampaikan permasalahan dirinya

kepada penyuluh/peneliti dengan tujuan untuk memperoleh solusi mengenai

permasalahan yang dihadapi.

Petani yang mengunjungi PPL pada teknik inkuiri ini biasanya adalah

pengurus kelompok tani maupun beberapa anggota kelompok tani yang aktif.

Untuk petani hamparan yang tergolong tidak aktif hanya pernah 1 kali

melaksanakan konsultasi kepada penyuluh, seperti pernyataan Ibu Diar berikut

ini.

“Pengurus, kelompok tani yang aktif. Kalau kelompok tani hamparan itu,

yang nggak aktif itu, nggak pernah, jarang sih.” (Diar, 21 Desember 2018).

Inkuiri dilaksanakan di rumah penyuluh ataupun di kantor penyuluh.

Waktu yang biasanya digunakan petani untuk mencari inkuiri adalah ketika pagi

hari maupun sore hari. Waktu tersebut dipilih agar tidak mengganggu jam kerja

penyuluh. Namun terkadang apabila terdapat permasalahan mendesak, petani akan

mendatangi penyuluh di kantor penyuluh pada saat jam kerja, seperti pernyataan

berikut ini.

“Di rumah saya, biasanya pagi pagi sekali atau mungkin sore atau misal

kalau pas jam kerja ya kadang-kadang di kantor.” (Diar, 21 Desember

2018).

Page 83: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

64

Informasi yang biasanya dicari oleh petani adalah mengenai rekomendasi

penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi, konsultasi terkait program yang

sedang dilaksanakan, maupun koordinasi terkait pertemuan yang akan datang.

Contohnya adalah konsultasi terkait program kartu tani dari pemerintah yang

wajib dimiliki oleh setiap petani yang ada di Indonesia. Contoh lainnya adalah

mengenai pengendalian OPT yang sudah menyebar ke keseluruhan hamparan

secara luas, sehingga perlu tindak lanjut yang cepat demi menghindari gagal

panen. OPT yang sering menjadi masalah bagi petani adalah hama wereng. Hal

lain yang dikonsultasikan adalah mengenai penanaman bunga refugia di tepian

pematang sawah untuk meminimalisir atau menanggulangi OPT secara alami.

Persoalan lain yang dikonsultasikan adalah terkait pembagian pupuk bersubsidi

yang telah diajukan pada saat penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan

Kelompok (RDKK) di awal tahun. Berikut merupakan pernyataan dari Ibu Diar

selaku PPL Desa Sumberejo:

“Sekali kemaren itu ada kaitannya kartu tani itu ada petani hamparan yang

konsultasi kesini. Kalau yang aktif itu konsultasi terkait masalah masalah

di lapangan. Masalahnya mendesak soalnya sampai dateng ke rumah. Tapi

kadang kalau pengurus datang kaitannya dengan kegiatan kelompok tani

gitu. Kegiatan mungkin kita mau mengadakan pengendalian, atau tanam.

Kemaren itu kegiatan tanam bunga refugia di tepi tepinya pematang. Ada

juga kegiatan praktek insek, fungi, pupuk daun, hayati. Pernah juga

kaitannya dengan pupuk gitu gitu.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan dari Bapak Basri selaku

ketua Gabungan kelompok Tani Sumberejo berikut ini:

“Yaa pernah. Kebetulan kalau ada masalah di kelompok, saya kesana.

Kalau dihubungi ndak kenak ya saya kesana, konsultasi terkait

permasalahan. Biasanya itu yang sering masalah hama. Terutama kalau

padi hamanya yang paling jadi momoknya petani ini wereng.” (Basri, 6

Januari 2019).

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Bapak Imam selaku ketua

kelompok tani karya tani II seperti berikut ini:

“Kalau kesana itu biasanya dalam acara apa itu, proposal untuk pupuk itu.

Nganter untuk pupuk tahunan kan. RDK-RDKK.” (Imam, 5 Maret 2019).

Page 84: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

65

Bapak Agus selaku sekretaris kelompok tani sido mekar juga

menyampaikan hal serupa seperti berikut ini:

“Pernah, masalah itu eee apa itu ya, pembuatan kartu tani. Gimana buk

persyaratanya apa aja, ini pokoknya hamparan yang betul hamparan yang

punya sawah punya lahan itu memang petani harus mengumpulkan

fotocopy KTP.” (Agus, 15 Maret 2019).

Tahapan yang dilaksanakan ketika inkuiri dimulai dengan mempersilahkan

petani tersebut menyampaikan tujuannya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi

antara penyuluh dan petani, kemudian diakhiri dengan memberikan sebuah

rekomendasi sebagai upaya tindak lanjut dari penyuluh. Tindak lanjut yang

diberikan oleh penyuluh adalah secara lisan maupun tulisan. Apabila petani cukup

dengan rekomendasi secara lisan, maka PPL akan memberikan rekomendasi

berupa lisan saja, namun apabila dibutuhkan catatan penyuluh juga akan

memberikan catatan kepada petani yang mencari inkuiri tersebut. Berikut

pernyataan Ibu Diar terkait materi dalam teknik inkuiri.

“Materi yang disampaikan sesuai kebutuhan lahan dan dikeluhkan petani.

Kalau aktivitasnya langsung ya saya tanyakan apa tujuannya ya mereka

langsung menyampaikan tujuannya apa, berbincang bincang, kemudian

diberikan rekomendasi lisan, kalau butuh tulisan ya saya beri catatan.”

(Diar, 21 Desember 2018).

Teknik inkuiri dilaksanakan dengan cara petani yang mengunjungi rumah

ataupun kantor PPL. Inkuiri dilaksanakan untuk konsultasi terkait pelaksanaan

program yang akan dilaksanakan petani, seperti kartu tani dan kegiatan spray

bersama. Tindak lanjut petani dari teknik inkuiri adalah melaksanakan alternatif

tindakan yang telah direkomendasikan oleh penyuluh.

Uraian terkait 4 teknik penyuluhan dalam pendekatan individu di atas rata-

rata memberikan informasi/materi terkait penyelesaian serangan OPT yang akan

disajikan pada tabel 5.1 berikut ini:

Page 85: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

66

Tabel 5.1 Ringkasan tentang Materi Penyuluhan Pertanian pada Pendekatan

Individu di Desa Sumberejo

No. Teknik Materi

1. Kunjungan Rumah 1. Permasalahan serangan OPT (baik hama

maupun penyakit)

2. Koordinasi kegiatan mendatang

3. Program pemerintah (kartu tani)

2. Kunjungan Lahan 1. Pemantauan perkembangan komoditas budidaya

2. Crosscheck kondisi lahan budidaya

3. Permasalahan serangan OPT (baik hama

maupun penyakit)

3. Kontak Informal 1. Permasalahan serangan OPT (baik hama

maupun penyakit)

2. Koordinasi kegiatan mendatang

4. Inkuiri 1. Permasalahan serangan OPT (baik hama

maupun penyakit)

2. Program inovasi (penanaman refugia)

3. Penyusunan RDKK

Sumber: Data Primer, 2018-2019.

Berdasar tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas materi yang

dibicarakan dalam penyuluhan secara individu adalah terkait penyelesaian

permasalahan terkait serangan OPT, baik hama maupun penyakit. Materi yang

sering dibicarakan kedua adalah terkait kegiatan-kegiatan yang akan segera

dilaksanakan. Materi lainnya adalah terkait program pemerintah, crosscheck lahan

dan komoditas budidaya, maupun konsultasi penyusunan RDKK.

Uraian terkait metode penyuluhan dengan pendekatan individu di atas

dapat melihat beberapa kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan dengan

teknik ini. Adapun kelebihannya antara lain a) terdapat bentuk partisipasi aktif

dari individu petani, b) terdapat umpan balik yang diperoleh secara langsung dari

petani, c) topik pembahasan langsung ke permasalahan spesifik yang dihadapi

individu petani, d) hasil akhir merupakan integrasi informasi dari petani dan

penyuluh, dan e) petani akan merasa diperhatikan lebih sehingga mempunyai

motivasi tinggi. Adapun kelemahannya antara lain a) sasaran target sangat sempit,

b) biaya perkapita penyuluhan sangat tinggi, c) umpan balik dari petani kurang

lengkap, karena hanya dari satu orang petani, dan d) topik penyuluhan bukan

Page 86: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

67

merupakan pemecahan masalah bersama, akan tetapi lebih ke masalah individu

petani.

Kelebihan dan kelemahan dari pendekatan individu tersebut hampir sesuai

dengan apa yang telah dikemukakan Ban dan Hawkins (1999), dimana kelebihan

penyuluhan secara individu adalah a) adanya partisipasi aktif dari individu, b)

umpan balik dapat diperoleh secara langsung dari petani, c) topik pembahasan

langsung ke permasalah spesifik yang dihadapi inidvidu petani, d) hasil akhir

merupakan integrasi informasi dari petani dan penyuluh, e) petani akan merasa

diperhatikan lebih sehingga mempunyai motivasi tinggi. Sedangkan

kelemahannya adalah a) sasaran target sangat sempit, b) biaya perkapita

penyuluhan sangat tinggi, c) memungkinkan adanya rasa kecemburuan dari petani

lain, d) umpan balik dari petani kurang lengkap, karena hanya dari satu orang

petani, e) topik penyuluhan bukan merupakan pemecahan masalah bersama, akan

tetapi lebih ke masalah individu petani. Perbedaan ini terletak pada 1 poin

kelemahan yaitu memungkinkan timbul kecemburuan dari petani lain. Hasil

penelitian tidak menemukan terkait adanya rasa cemburu antar petani.

5.1.2 Pendekatan Kelompok

Pendekatan kelompok dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

dilaksanakan oleh penyuluh dimana sasaran kegiatanya adalah dalam sebuah

kelompok tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan Mardikanto (1993) bahwa

pendekatan kelompok merupakan salah satu pendekatan dari metode penyuluhan

pertanian yang jumlah sasarannya terbatas pada lingkup kelompok tertentu pada

waktu yang sama. Teknik penyuluhan yang digunakan dalam pendekatan

kelompok di Desa Sumberejo lebih beragam dibandingkan dengan 2 pendekatan

lainya, yaitu individu dan massal. Hal ini disebabkan karena apabila ditinjau dari

jumlah waktu dan sasaran, pendekatan ini lebih efisien. Karena dalam waktu yang

relatif singkat, penyuluh dapat menyampaikan informasi kepada sasaran dengan

jumlah relatif banyak. Hal ini merupakan faktor yang penting mengingat

keterbatasan waktu dan jumlah penyuluh yang terbatas. Seperti yang disampaikan

Bapak Rahmat berikut ini:

Page 87: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

68

“Kita satu orang semisal di desa udah berapa petani. Kan teknik individu

kan gak efektif makanya dibentuk kelompok jadi kita menyampaikan

informasinya cepet. Semisal sehari kita menyampaikan 1orang satu bulan

cuman dapet berapa. Sedangkan kalau pertamuan kelompok kan semisal

30orang per pertemuan kan bisa menyebar ke lainnnya.” (Rahmat, 12

Agustus 2018).

Pendekatan kelompok di Desa Sumberejo dilaksanakan dengan 6 macam

teknik, antara lain teknik ceramah, teknik diskusi, teknik demonstrasi, teknik

perlombaan, teknik Sekolah Lapang, dan teknik Farmers Field Day. Berikut

merupakan penjelasan secara rinci mengenai macam-macam teknik yang telah

disebutkan:

a. Teknik Ceramah

Ceramah di Desa Sumberejo dilaksanakan dengan cara pemberian materi

oleh penyuluh kepada sekelompok sasaran tertentu. Kelompok tani yang ada di

Desa Sumberejo berjumlah 13 kelompok, dimana 2 kelompok tani menduduki

kelas utama, 9 kelompok menduduki kelas madya, dan 2 kelompok menduduki

kelas lanjut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wahjuti (2014) bahwa

ceramah merupakan salah satu teknik penyuluhan pertanian dengan jalan

penyajian informasi secara verbal oleh pembicara tunggal terhadap sekelompok

pendengar.

Pada umumnya, penceramah yang biasa memberikan informasi adalah

PPL, namun terkadang ada POPT yang memberikan ceramah di waktu tertentu,

dan juga terdapat beberapa formulator yang datang pertemuan kelompok untuk

mempromosikan produknya. Namun hal ini akan berlaku apabila telah

mendapatkan izin dari PPL terlebih dahulu, seperti pernyataan Ibu Diar berikut

ini.

“Kalau kunjungan kelompok ini ya saya sendiri pembicara tunggal.

Kadang kalau misal ada POPT ya sama POPT kadang sama formulator ya

sama formulator, sales obat gitu, sales pestisida. Nanti mereka ijin dulu ke

saya apakah diberi waktu untuk diiijinkan untuk ikut kegiatan kelompok.”

(Diar, 21 Desember 2018).

Page 88: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

69

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Rahmat selaku

koordinator penyuluh Kecamatan Ambulu berikut ini:

“Ada apa nggak, kadang-kadang saat pertemuan ada formulator dari

perusahaan pestisida itu mereka sampaikan saja sekalian pengenalan

produk kegunaannya untuk apa gitu. Jadi mereka langsung beli juga.”

(Rahmat, 12 Agustus 2018).

Informasi yang diberikan ketika ceramah telah dipersiapkan sebelumnya

oleh penyuluh dan disampaikan secara verbal ketika ceramah berlangsung.

Informasi atau materi yang disampaikan dalam ceramah adalah terkait penangan

OPT dan juga budidaya komoditas yang sedang ditanam. Hal ini selaras dengan

penelitian Pangaribuan (2018) yang menjelaskan bahwa materi yang disampaikan

pada saat ceramah meliputi materi budidaya tanaman palawija secara umum dan

materi cara pembuatan pupuk organik cair. Selain itu juga diberikan sesuai

kebutuhan lokal setempat yaitu cara pemberantasan hama dan penyakit tanaman

serta dinamika kelompok.

Tidak jarang seorang penyuluh menggunakan media atau alat bantu untuk

mempermudah proses transfer informasi kepada petani, misalnya untuk

mendeskripsikan bentuk tanaman yang terserang jamur ataupun OPT. Media yang

digunakan biasanya berupa LCD proyektor, contoh gambar tanaman yang

terserang OPT, gambar OPT, dan benda sesungguhnya. Berikut pernyataan Bapak

Rahmat terkait perlatan dalam kegiatan ceramah.

“Yang jelas kalau kelompok saya bawa proyektor itu khusus materi yang

berat, itu maksudnya materi yang sulit kita jelaskan, seperti

mendesripsikan daun kan menyampaikan lewat menyampaikan video kan

lebih mudah seperti menjelaskan padi kena bakteri sama kena jamur kan

pola pengeringannya berbeda kalau kita sampaikan langsung kadang masih

tidak paham soalnya kan tau sendiri usia, kemampuan, dan pendidikannya

kan berbeda-beda. Kadang ada orang yang diem itu saya tanya itu diem

bingung apa udah tau jadi saya tinggal kasih gambar ini yang kena jamur

ini yang kena bakteri, biar mereka menangkap sesuai mereka sendiri-

sendiri.” (Rahmat, 12 Agustus 2018).

Page 89: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

70

Ceramah yang dilaksanakan di Desa Sumberejo berlangsung ketika

pertemuan rutin kelompok tani. Ceramah biasanya disampaikan dengan campuran

antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, namun lebih banyak menggunakan

Bahasa Jawa, seperti pernyataan berikut ini.

“Campuran, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa tapi kebanyakan Bahasa

Jawa, semakin Selatan semakin Jawa soalnya nenek moyang orang sini

dari Ponorogo makanya banyak reog disini.” (Rahmat, 12 Agustus 2018).

Pertemuan rutin kelompok di Desa Sumberejo dilaksanakan secara

anjangsana, yaitu lokasi pertemuan yang direncanakan secara bergantian dari

petani 1 dengan petani lainnya. Selisih hari dalam pertemuan rutin setiap

kelompok tani berbeda-beda tergantung kesepakatan internal kelompok. Rata-rata

kelompok tani di Desa Sumberejo melaksanakan pertemuan 2-3 minggu sekali

dengan hari yang berbeda-beda setiap kelompok. Waktu dilaksanakannya

pertemuan selalu malam hari mulai pukul 19.00-22.00 WIB. Pertemuan kelompok

biasanya dibuka dengan pengajian atau tahlilan kemudian dilanjutkan dengan

sambutan-sambutan oleh ketua kelompok tani, sambutan tuan rumah, kemudian

ceramah oleh PPL dan diakhiri dengan arisan untuk menentukan lokasi pertemuan

selanjutnya. Ibu Diar selaku PPL juga turut serta dalam acara pengajian bapak-

bapak petani. Namun tidak semua kelompok seperti itu, ada kelompok yang

ketika pertemuan langsung membahas kegiatan pertanian tanpa diawali pengajian.

PPL Desa Sumberejo adalah PPL yang tergolong aktif di mata para petani.

Berikut merupakan pernyataan Bapak Basri selaku ketua Kelompok Tani Karya

Tani I:

“Anjangsana, gentian. Jadi anggota sini sekarang, besok di anggota

lainnya, besoknya ganti lagi gitu. Ada tahlil pembukaan, ada arisan

sekedarnya. Biar ada untuk apa tali anulah. Biar kompak. Mbak diar juga

ikut tahlil itu. Terus baru pertemuannya itu, pembahasan tentang

pertaniannya.” (Basri, 6 Januari 2019).

Pernyataan bahwa PPL Desa Sumberejo aktif disampaikan oleh Bapak

Agus selaku sekretaris kelompok tani sido mekar berikut ini:

“Waktu pertemuan kelompok tani juga sering. Aktif juga kalau Bu PPL

nya. Ya tiap pertemuan pasti hadir. Asalkan nggak ada halangan orang

tuanya sakit atau putranya sakit gitu. Pasti hadir.” (Agus, 15 Maret 2019).

Page 90: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

71

Teknik ceramah biasanya dilaksanakan dengan kombinasi tenik

penyuluhan lainnya. Ceramah dilakukan dengan memberikan informasi secara

tunggal kepada sekelompok petani dalam pertemuan rutin kelompok maupun

demonstrasi. Materi yang biasanya disampaikan adalah terkait budidaya

komoditas yang sedang ditanam atau permasalahan serangan OPT. Hasil dari

ceramah adalah petani memiliki pengetahuan baru sehingga timbul sikap menilai

bahkan ingin mencoba teknologi baru yang disampaikan penyuluh.

b. Teknik Diskusi

Diskusi dalam penyuluhan pertanain di Desa Sumberejo dicirikan dengan

adanya kegiatan saling bertukar informasi maupun pendapat baik antara penyuluh

dengan petani maupun antara petani satu dengan petani lainnya. Dalam diskusi

akan ada suatu pertukaran pendapat, pertukaran pikiran, serta pengungkapan

argumentasi dari masing-masing pihak yang terlibat dalam diskusi. Sebagaimana

yang disampaikan oleh Wahjuti (2014) bahwa diskusi merupakan salah satu

teknik penyuluhan pertanian dari pendekatan kelompok dimana penyajian materi

penyuluhan dengan memberdayakan fungsi dan prosedur yang demokratis, yaitu

sasaran dihadapkan pada suatu masalah untuk dibahas dan kemudian dipecahkan

bersama.

Diskusi termasuk teknik yang kebanyakan menjadi pelengkap dalam

teknik penyuluhan pertanian lainya, seperti ceramah, demonstrasi, sekolah lapang,

dan Farmers Field Day. Diskusi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja saat

seorang penyuluh bertemu dengan sekelompok sasaran yang sedang

membicarakan suatu hal. Teknik diskusi sangat sering dilakukan oleh petani

maupun penyuluh di Desa Sumberejo. Hal ini juga ditunjang oleh PPL yang

dikatakan aktif oleh petani, seperti pernyataan Bapak Imam selaku ketua

kelompok tani karya tani II berikut ini:

“Tapi perempuan itu emang aktif memang. Daripada yang dulu itu ya

orangnya. Yang ini tetep kerja itu loh. Ya minimal itu setiap pertemuan itu

hampir didatangi kan. Nah pasti datang kalau ada. Kalau gak datang pasti

dia bilang alasannya ada opo anaknya sakit atau apa.” (Imam, 5 Maret

2019).

Page 91: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

72

Pada saat pertemuan rutin kelompok tani, selalu ada diskusi di dalamnya.

Biasanya dilaksanakan setelah seorang penyuluh memberikan informasi atau

materi pada saat ceramah. Hal ini selaras dengan penelitian Pangaribuan (2018)

yang menjelaskan bahwa setelah penyampaian materi semua selesai, maka

dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab.

Diskusi yang dilaksanakan berlangsung segala arah, baik antara penyuluh

ke petani, petani ke penyuluh, maupun antar petani. Diskusi yang dilaksanakan

bertujuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang sedang dialami. Berbagai

persoalan tersebut antara lain terkait serangan OPT pada lahan budidaya terutama

wereng, kegiatan-kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan di kemudian hari,

maupun program pemerintah yang harus dilaksanakan oleh setiap petani seperti

pendaftaran kartu tani, seperti pernyataan Ibu Diar berikut ini.

“Budidaya, hama penyakit, permasalahan yang ada di lapangan, itu.”

(Diar, 21 Desember 2018).

Diskusi tidak hanya berbentuk berbagai pertanyaan kemudian

merumuskan jawaban secara bersama-sama. Lebih dari itu, proses diskusi juga

bisa digunakan untuk mengeluhkan lahan petani yang bermasalah. Bahkan diskusi

juga bisa berupa transfer informasi mengenai teknologi baru yang baru saja

diperoleh oleh beberapa petani kemudian diinformasikan kepada petani lainnya.

Petani di Desa Sumberejo tergolong sangat aktif dalam hal berdiskusi terutama

jika ada PPL. Seperti pernyataan Bapak Basri berikut ini:

“Sering itu. Mesti ada. Kalau, apalagi kalau ada PPL banyak pertanyaan

kadang. Terkait lahan. Lahannya seperti ini seperti itu. Kok tanaman saya

seperti ini, gimana?” (Basri, 6 Januari 2019).

Pernyataan Bapak basri didukung oleh pernyataan Bapak Imam yang

mengemukakan bahwa tidak hanya dari penyuluh, bahkan ntar petani juga aktif

dalam pertukaran informasi seperti berikut ini:

“Disini itu setiap kali pertemuan, jadi ya kalau yang nanam cabe umpama

sukses gitu ya, itu biar dia yang cerita di kelompok itu. Ya tanamnya, ada

yang musimnya gini, obatnya gini, pemupukannya gini gini. Kan setiap

petani kan beda-beda. Jadi tukar pengalaman kayak gitulah.” (Imam, 5

Maret 2019).

Page 92: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

73

Peralatan yang dibutuhkan oleh penyuluh pada saat diskusi adalah ATK

dan buku catatan. Peralatan tersebut digunakan untuk mencatat berbagai hal yang

dirasa penting. Apabila terdapat materi khusus dari penyuluh, biasanya penyuluh

menggunakan media seperti brosur, leaflet, bahkan viewer untuk memudahkan

proses diskusi. Brosur dan leaflet ini dibuat sendiri oleh penyuluh dengan biaya

pribadi apabila status penyuluh adalah THL-TB, namun apabila penyuluh sudah

tergolong PNS maka akan mendapat biaya operasional dari dinas. Seperti

pernyataan Ibu Diar berikut ini:

“Kalau ada materi khusus kita bisa pakai slide. Diberikan brosur, leaflet

gitu. Bikin sendiri itu. Kadang kalau ada dari dinas ya dari dinas. Iyaa

pribadi. Dari dinas nggak ada. Kalau misalkan kita nanti, saya kan belum

termasuk dapet SK PNS fungsional. Kalau PNS sudah PPL fungsional itu

sudah dapet. Ada biaya operasional namanya. Kalau saya masih belum

dapet, bakalnya nanti saya fungsional, tapi sekarang masih belum.” (Diar,

21 Desember 2018).

Teknik diskusi dilakukan baik antara penyuluh dengan petani maupun

sesama petani. Diskusi paling sering dilaksanakan saat pertemuan rutin kelompok

tani secara anjangsana. Materi yang didiskusikan biasanya terkait permasalahan

yang sedang dialami petani. Beberapa petani lainnya yang pernah mengalami

permasalahan serupa akan memberikan rekomendasi kepada rekannya. Hasil dari

teknik diskusi adalah petani memiliki pengetahuan baru sehingga timbul sikap

menilai bahkan menerapkan alternatif solusi yang telah didiskusikan.

c. Teknik Demonstrasi

Demonstrasi dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo dilaksanakan

dengan cara mempraktikkan suatu hal baru kepada petani. Demonstrasi cocok

digunakan ketika hendak mempertunjukkan suatu teknologi baru yang belum

diketahui petani sebelumnya setahap demi setahap yang disertai dengan

penjelasan lisan. Teknik demonstrasi akan memberikan gambaran yang lebih jelas

tentang berbagai hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu,

membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, dan proses mengerjakan atau

menggunakan sesuatu. Demonstrasi juga bisa digunakan untuk memperlihatkan

suatu hasil yang berbeda dengan perlakuan atau teknologi yang baru.

Page 93: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

74

Sebagaimana yang telah dikemukakan Wahjuti (2014) bahwa demonstrasi

merupakan salah satu teknik penyuluhan yang dilaksanakan dengan

mempertunjukkan bagaimana melakukan sesuatu setahap demi setahap atau

memperlihatkan bahwa suatu praktik atau teknologi yang disampaikan

memberikan hasil yang berbeda bahkan lebih baik daripada yang biasa dilakukan

setempat.

Demonstrasi yang dilaksanakan di Desa Sumberejo kebanyakan

dilaksanakan oleh penyuluh. Namun beberapa kali terdapat demonstrasi yang

dilaksanakan oleh perusahaan benih, seperti pernyataan Ibu Diar berikut ini:

“Tapi kalau produsen benih ya perusahaan itu.” (Diar, 21 Desember 2018).

Teknik demonstrasi dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

dilaksanakan secara berkelompok, baik dalam lingkup kelompok tani maupun

dalam lingkup gabungan kelompok tani. Tujuan dilaksanakannya demonstrasi di

adalah untuk mempraktikkan inovasi baru dari penyuluh kepada sasaran. Lokasi

yang digunakan untuk kegiatan demonstrasi ini bertempat di rumah ketua

kelompok tani apabila demonstrasi dalam lingkup kelompok tani. Sedangkan

apabila demonstrasi dilakukan dalam lingkup gabungan kelompok tani, akan

dilaksanakan di rumah ketua gapoktan. Namun terkadang kegiatan demonstrasi

juga bisa dilaksanakan di rumah sekretaris kelompok tani. Demonstrasi juga

dilaksanakan di lahan petani, biasanya adalah lahan percontohan. Petani akan

merasa senang apabila lahnnya digunakan sebagai lahan percontohan teknik

demonstrasi. Demonstrasi biasanya dilaksanakan ketika pagi hari berkisar antara

pukul 07.00 – 09.00 WIB. Berikut pernyataan Bapak Basri terkait penyuluhan

teknik demonstrasi:

“Biasanya tempatnya disini, di rumah saya di ketuanya. Kalau lahan lain

lagi. Pokok kalau pembuatan pembuatan itu disisni. Kalau aplikasi itu baru

di lahan. Anggota itu mintanya di ketua biasanya. Praktekkan itu, pupuk

organik, aplikasinya itu di lapangan. Jadi nanti dilihat hasilnya itu

gimana.” (Basri, 6 Januari 2019).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Ibu Diar berikut ini:

Page 94: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

75

“Di sawah. Di lahan petani. Kalau pembuatan pembuatan itu di rumah.

Kalau dem varietas itu ya di lahan, aplikasi pestisida itu di lahan. Petani

malah seneng lahannya dibuat percobaan. Mesti seneng itu.” (Diar, 21

Desember 2018).

Bapak Agus juga memberikan pernyataan serupa seperti berikut ini:

“Pernah pernah. Itu buat pupuk insek pernah, Cuma di gapoktan. Di

rumahnya pak ketua gapoktan. Di selatan pasar itu, balai desa. Kalau disini

ya pernah. Di rumahnya pak kampung. Pak kampungnya kan disini,

sidomekar juga. Pak kampung ini sebagai pengawas kelompok tani.”

(Agus, 15 Maret 2019).

Tahapan yang dilaksanakan ketika demonstrasi dimulai ketika pertemuan

rutin kelompok tani. Sebelum kegiatan demonstrasi dilaksanakan, penyuluh akan

memberikan pengantar materi terlebih dahulu kepada kelompok saat pertemuan

rutin kelompok tani. Setelah diberikan materi biasanya terdapat diskusi antara

penyuluh dan petani. Berikut merupakan pernyataan Bapak Basri terkait urutan

kegiatan demonstrasi.

“Materi dulu baru demo. Materinya pas pertemuan kelompok.” (Basri, 6

Januari 2019).

Materi atau informasi yang pernah diberikan penyuluh kepada petani

untuk kegiatan demonstrasi antara lain cara pembuatan pupuk organik, cara

pembuatan MOL, dan pestisida nabati. Untuk demonstrasi hasil biasanya

dipraktikkan pada tanaman pangan komoditas padi dan jagung untuk

membuktikan apakah obat dengan formula baru dapat membasmi OPT lebih

ampuh dibandingkan biasanya atau tidak. Berikut merupakan pernyataan Ibu Diar

terkait materi yang pernah diberikan pada demonstrasi.

“Pernah. Membuat pupuk organik kemudian mol. Teruus kemaren itu

membuat pupuk hayati. Dem yang pernah dilakukan biasanya varietas

baru, pestisida baru. Itu aplikasinya mungkin padi pake pestisida ini, tidak

terserang OPT gitu. Mungkin jagung tahan bulai gitu. Kemudian

pembuatan mol gitu gitu, insek nabati, fungi nabati, pupuk organik,

kompos itu.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Basri selaku ketua

gabungan kelompok tani berikut ini:

Page 95: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

76

“Demo yoo langsung praktek. Praktek ya membuat pupuk organik, pernah

dulu pupuk organik, obat-obatan dari daun-daunan.” (Basri, 6 Januari

2019).

Setelah itu adalah proses penyiapan alat dan bahan. Peralatan yang

dibutuhkan ketika demonstrasi antara lain alat dan bahan demonstrasi, buku

catatan, serta ATK. Setelah perlengkapan siap, barulah dilaksanakan kegiatan

demonstrasi. Saat kegiatan demonstrasi berlangsung, penyuluh akan memberikan

penjelasan lisan disertai dengan tanya jawab oleh petani. Di bawah ini merupakan

pernyataan Ibu Diar terkait peralatan yang dibutuhkan dalam demonstrasi.

“Kalau pembuatan mol, pupuk organik, dll itu kan bahanya dari alam.

Benda sesunguhnya. Kalau alat yaa timba dll. Tergantung apa yang sedang

didemonstrasikan. Diawali dulu diberikan materi tentang demonstrasinya.

Terus diskusi. Baru kita praktek. Yang ini pasti ada dokumentasinya.”

(Diar, 21 Desember 2018).

Teknik demonstrasi dilakukan dengan 2 bentuk, yaitu demonstrasi cara

dan demonstrasi hasil. Demonstrasi cara digunakan ketika PPL hendak

menunjukkan cara pembuatan atau cara penggunaan teknologi baru kepada petani.

Demonstrasi hasil digunakan untuk menunjukkan hasil dari penerapan teknologi

baru. Hasil dari teknik demonstrasi membuat petani memiliki pengetahuan baru

sehingga timbul sikap menilai bahkan menerapkan teknologi yang diperkenalkan

oleh penyuluh. Petani Desa Sumberejo merasa terbantu dan senang dengan

adanya demonstrasi, terlebih ketika lahan petani dibuat percontohan. Hasil

penelitian ini sedikit bertolak belakang dengan penelitian Syafriwan (2013)

namun mendukung hasil penelitian Alawiyah (2018). Syafriwan (2013)

menyebutkan bahwa demonstrasi tentang teknik usahatani tidak begitu berjalan

dengan optimal dengan adanya penyuluh, walaupun kelompok tani merasa

terbantu dengan adanya penyuluh tersebut. Sedangkan Alawiyah (2018)

menyebutkan bahwa media demplot jagung agens hayati di Desa Ngranti cukup

memberikan banyak informasi mengenai agens hayati bagi petani yang belum

mengetahui inovasi agens hayati. Demplot di Desa Ngranti dapat dikatakan cukup

efektif digunakan sebagai sumber informasi mengenai usahatani jagung karena

petani mendapatkan informasi baru dari demplot jagung tersebut.

Page 96: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

77

d. Teknik Perlombaan

Teknik perlombaan dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

dilaksanakan dengan mengadakan sebuah ajang kompetisi antara petani satu

dengan lainnya untuk memicu kegiatan usahatani menjadi lebih baik. Teknik

perlombaan akan memberikan kepuasan atau kebanggan atas prestasi yang diraih

oleh petani. Sasaran dari teknik perlombaan dalam penyuluhan pertanian di Desa

Sumberejo adalah 13 kelompok tani, antara lain Kelompok Tani Karya Tani I,

Kelompok Tani Karya Tani II, Kelompok Tani Karya Utama, Kelompok Tani

Karya Muda, Kelompok Tani Margi Rahayu, Kelompok Tani Sido Makmur,

Kelompok Tani Mekar Sari, Kelompok Tani Sri Rejeki, Kelompok Tani Suka

Maju, Kelompok Tani Tani Makmur, Kelompok Tani Harapan Jaya, Kelompok

Tani Harapan Maju, dan Kelompok Tani Sido Mekar. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Wahjuti (2014) bahwa teknik perlombaan dalam penyuluhan

pertanian didasarkan pada prinsip kompetisi dan aktivitas yang berorientasi

komunitas atau kelompok.

Komoditas yang dilombakan di Desa Sumberejo masih terbatas 1

komoditas saja, yaitu komoditas padi. Perlombaan ini terbagi menjadi 2 jenis,

yaitu perlombaan yang diadakan oleh ex UPTD serta perlombaan yang diadakan

oleh kelompok tani sendiri. Perlombaan yang diadakan oleh ex UPTD adalah

perlombaan dalam hal meraih produktivitas padi tertinggi dari setiap petani.

Perlombaan ini dilaksanakan dengan cara mengubin petak petani kemudian

dihitung produksinya, setelah itu dibagi dengan luasan lahan dari areal yang

dipetak untuk ditentukan produktivitasnya. Perlombaan akan diumumkan sebelum

petani tanam dan akan dihitung hasilnya setelah panen. Pengumuman pemenang

dari perlombaan akan diumumkan setelah tim penilai dari dinas selesai melakukan

rekapitulasi hasil produktivitas padi milik petani. Berikut merupakan pernyataan

dari Ibu Diar terkait perlombaan yang diadakan oleh ex UPTD:

“Ada lomba ubinan, lomba hasil. Untuk tanaman padi di kelompok tani,

ikut di tingkat kecamatan juga, kebetulan UPTD yang mengadakan.

Ubinan padi. Mulai dari awal ini kelompok tani memberikan apa.

Pengumuman ke anggota. Pengurus kasih pengumuman ke anggota.

Bahwa untuk musim ini kita mengadakan perlombaan padi. Jadi mulai

awal kan petaninya kalau mau ikut itu tanemannya dibagus baguskan,

Page 97: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

78

dirawat gitu. Nanti baru hasil akhirnya diubin, itu hasil yang paling tinggi

diberikan penghargaan.” (Diar, 21 Desember 2018).

Perlombaan yang diadakan oleh kelompok tani juga serupa. Kelompok

tani berinisiatif mengadakan perlombaan serupa untuk memicu agar produktivitas

yang dihasilkan petani semakin tinggi. Selain itu, dengan adanya perlombaan

petani akan merawat padinya dengan lebih intensif, seperti pernyataan berikut ini.

“Pernah. Kelompok pernah mengadakan lomba tanam padi, ubinan. Jadi

ketika panen kelompok berapa orang yang mau ikut. Yang diambil juara

1,2,3.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Imam berikut ini:

“Kalau lomba, dalam artian disini itu lomba ubinan ya. Ubinan padi

dapatnya paling banyak siapa itu pernah emang. yang ngadakan dari dinas.

Kadang kala di intern kelompok ada juga apik-apikan.” (Imam, 5 Maret

2019).

Hadiah yang diberikan memang relatif kecil. Biasanya kelompok tani

menggandeng sponsor dari pestisida. Hadiah akan diberikan ketika pertemuan

rutin kelompok tani selanjutnya. Namun walaupun hadiahnya kecil, petani akan

lebih bersemangat dalam merawat tanaman budidayanya dalam berusahatani. Ada

pula hadiah berupa uang tunai maupun alat spray kepada pemenang pemenang

lomba ubinan. Seperti pernyataan berikut ini:

“Hadiahnya kecil. Yaa kecil. Mungkin mereka minta sponsor dari

distributor pestisida, gitu. Setelah selesai semua panennya,

pengukurannya. Saat pertemuan kelompok tani itu diberikan hadiah. Yaa

kecil kecilan se, nggak besar enggak.” (Diar, 21 Desember 2018).

Untuk waktu yang akan datang, penyuluh berencana menggandeng POPT

untuk mengadakan perlombaan jenis baru kepada kelompok tani di Desa

Sumberejo. Perlombaan tersebut direncanakan dengan menilai tanaman mana

yang paling bagus. Baik dari segi hasil maupun dari segi perawatan. Nantinya

akan ditinjau pula apakah ada cara penanggulangan alami seperti penanaman

bunga refugia di pematang sawah, teknologi yang digunakan untuk menanam

apakah masih konvensional ataukah sudah menggunakan jajar legowo.

Pemenangnya akan ditentukan apabila memiliki semua kriteria yang nantinya

akan dilombakan. Namun untuk sekarang masih belum terlaksana. Ibu Diar selaku

Page 98: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

79

PPL Desa Sumberejo terkait ide perlombaan di masa yang akan datang

menyatakan hal berikut ini.

“Jadi kelompok mulai dari areal tanemannya seperti apa, penanaman

bunga refugia ada apa gak, tanamnya legowo apa tidak, kemudia arealnya

itu serangan penyakitnya sedikit, terus kalau di daerah endemik tikus ada

pagupon, itu yang mendukung. Nanti itu yang dilombakan. Kalau punya

itu semua, itu yang menang. Saya sudah mengusulkan untuk Sumberejo.

Gatau jadi atau ndak masih belum tau.” (Diar, 21 Desember 2018).

Teknik perlombaan dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

diselenggarakan oleh dinas dan petani secara mandiri. Perlombaan baik dari dinas

dan petani adalah lomba mengenai tingkat produktivitas padi. Perlombaan akan

diumumkan sebelum peani melakukan penanaman dan pemenang akan

diumumkan saat pertemuan rutin kelompok tani. Hasil dari teknik perlombaan

akan membuat petani lebih giat melakukan perawatan secara baik dalam

usahataninya, mulai dari pra usahatani hingga panen. Hal ini selaras dengan

penelitian Andriyono (2015) yang menjelaskan bahwa ketika dilaksanakannya

perlombaan, sasaran akan lebih terpacu untuk melaksanakan pengolahan ikan

dengan kreatif sehingga memperoleh hasil olahan ikan lebih variatif.

e. Teknik Sekolah Lapang

Sekolah lapang di Desa Sumberejo dilaksanakan dilaksanakan dengan cara

mengajarkan suatu hal pada petani berdasar apa yang dialami sendiri oleh petani

sehingga petai dapat mengetahui sendiri terkait budidaya dalam bidang pertanian.

Sistem pembelajaran pada sekolah lapang akan membuat petani belajar dengan

mengerjakan atau yang sering dikenal sebagai learning by doing. Sarana belajar

yang ada pada sekolah lapang bukanlah berbentuk buku seperti biasanya,

melainkan sawah dan ekologi lahan pertanian setempat yang benar benar ada.

Dalam proses pembelajaran, petani sendiri yang akan mengamati, mencatat,

menganalisis, mengartikan, menyimpulkan, dan menindak lanjuti temuan temuan

yang mereka lihat. Sebagaimana yang dikemukakan Wahjuti (2014) bahwa

sekolah lapang merupakan salah satu teknik penyuluhan pertanian yang

merupakan situasi belajar pada kondisi nyata di lapangan.

Page 99: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

80

Pihak-pihak yang memberikan penyuluhan adalah pihak yang telah

ditunjuk oleh dinas. Sedangkan sasarannya adalah kelompok tani yang ada di

Desa Sumberejo. Tujuan dilaksanakannya sekolah lapang adalah membentuk

petani agar mengetahui dengan sendiri terkait cara budidaya, mengetahui inovasi

baru, maupun teknologi yang sedang diperkenalkan. Penjadwalan sekolah lapang

biasanya dilaksankan 1 minggu sekali untuk pemantauan tanaman budidaya.

Namun sayangnya, Desa Sumberejo sudah lama tidak mendapatkan sekolah

lapang. Sekolah lapang terakhir yang dilaksanakan di Desa Sumberejo adalah

pada tahun 2016. Sekolah lapang yang pernah ada di Desa Sumberejo adalah

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) 3 komoditas, yaitu padi,

jagung dan kedelai serta Sekolah Lapang Good Aricultural Practices (SLGAP)

komoditas cabai., seperti pernyataan berikut ini.

“SL padi, jagung, cabai. Itu 2016 jagung sama cabai.” (Diar, 21 Desember

2018).

Pernyataan tersebut selaras dengan pernyataan Bapak Basri berikut ini:

“Ngga. Terutama mulai bupati ini nggak pernah ada sperti itu. Bantuan

dari pemerintah pun nggak ada. Biasanya sekolah lapang kan kita diberi

bibit untuk tanam, nanti kita pelajari bersama sama, diamati bersama, dan

sekolah itu juga ada intensifnya. Per hari berapa gitu dari dinas ada seperti

itu.” (Basri, 6 Januari 2019).

Lokasi sekolah lapang adalah pada lahan percontohan milik petani dan

juga berlangsung di rumah petani yang dekat dengan lahan. Sekolah lapang tidak

hanya berlangsung 1-2 hari saja, namun berkelanjutan mulai dengan minimal 4

kali pertemuan, mulai dari awal tanam hingga panen. Pada saat akan dimulai

sekolah lapang, dilaksanakan pretest untuk mengetahui permasalahan dominan

yang dialami oleh petani, hal tersebut dilaksanakan pada pertemuan pertama.

Untuk pertemuan kedua dan ketiga diberikan materi materi baik oleh PPL maupun

POPT terkait dengan keluhan terbanyak dari petani. Setelah itu akan dibentuk

kelompok dalam kelompok untuk memudahkan proses pembelajaran. Setelah itu

setiap kelompok kecil akan diarahkan untuk mengamati apa saja yang mereka

temukan di lahan hingga panen. Setelah panen akan ditinjau hasil dari proses

budidaya sebelumnya seperti apa. Pertemuan terakhir dari SL ini biasanya ketika

Page 100: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

81

panen. Setelah sekolah lapang berakhir, akan diadakan sebuah post test untuk

mengetahui sejauh mana petani memahami hasil dari sekolah lapang ini. Berikut

pernyataan Ibu Diar terkait sekolah lapang:

“SL ini di rumah kelompok tani yang dekat lahan. Itu minimal ada 4

pertemuan. Pertama kita berikan semacam kuesioner gitu pertanyaan yang

kaitannya dengan mungkin kalau padi ya padi, kalau jagung ya jagung,

kalau cabai ya cabai. Jadi nanti kita setelah itu istilahnya pretest. Setelah

pretest kita koreksi. Permasalahan apa yang paling banyak tidak diketahui

petani, taunya ya dari pretest itu. Setelah itu kita bahas kemudian materi

apa saja. Itu pertemuan pertama begitu. Materi apa yang harus

disampaikan pada pertemuan berikutnya. Nanti di akhir SL pertemuan

terakhir kita adakan posttest. Pertemuan ke2, dan 3 pembahasan materi.

Kalau misal anu kita praktek lapangan. Kita langsung praktek lapang, nanti

kita buat sampel atau titik yang diteliti. Mulai dari tinggi tanaman, jumlah

rumpun, serangan OPT, kemudian mereka kita suruh bikin kelompok

dalam kelompok. Kemudian selanjutnya dilihat tanaman itu perlu

diapakan, apakah ada musuh alami atau tidak. Itu pertemuan ke 2,3.

Sebenernya kalau 4x pertemuan ya gacukup. Seminggu sekali lah

idealnya. Kalau jadwal dari dinas itu hanya 4x, mulai pertemuan awal, 1,

2, terus terakhir biasanya kita ngambil yang pas panen. Jadi yang

tanamanya bisa diubin ditinjau hasilnya gimana. Kemudian ada posttest

nya. Jadi posttest itu menentukan seberapa besar keberhasilan adanya

program SL.” (Diar, 21 Desember 2018).

Peserta sekolah lapang maximal adalah 25 orang setiap kelompok. 25

orang ini adalah peserta yang diberikan biaya transport oleh pemerintah. Namun

petani-petani di Desa Sumberejo mayoritas ingin mengikuti sekolah lapang,

sehingga hampir seluruh anggota kelompok mengikuti sekolah lapang. Dana yang

diberikan untuk 25 pesertapun akan dibagi rata sesuai jumlah peserta yang hadir.

Biasanya kelompok tani berinisiatif untuk membeli konsumsi dari dana tersebut.

Seperti pernyataan berikut ini.

“Kelompok tani, semuanya. Cuma kalau dari program pemerintah kan

mesti ada SPJ nya. Itu pesertanya antara 20-25 saja. Tapi kadang ada

kelompok tani yang karna pengen taunya ya pokoknya ikutan biar tau

informasi. Walaupun nggak dapat. tapi ada uang trasnportnya, ada

konsumsi. Kalau di SPJnya tetep 25 cuman nanti kebijakan kelompok lah.

Kalau uang konsumsi kalau dikasih makan mungkin nasinya yang beli nasi

bungkus atau gimana gitu. Dikasihnya kesepakatan kelompok. Kalau

transport diberikan uang, kalau konsumsi ya harus konsumsi gitu. Itu dari

pemerintah.” (Diar, 21 Desember 2018).

Page 101: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

82

Teknik sekolah lapang sudah jarang dilaksankaan di Desa Sumberejo.

Sekolah lapang terakhir dilaksanakan pada tahun 2016. SL dilaksanakan dengan

cara membagi kelompok tani ke dalam kelompok kelompok yang lebih kecil lagi

untuk melaksanakan usahatani di lahan percontohan dan menyelesaikan sendiri

permasalahan yang dihadapi berdasar pengalaman pengalaman yang diperoleh

selama ini. Hasil dari teknik sekolah lapang akan memberikan pengalaman dan

keterampilan baru bagi petani, bahkan membuat petani menerapkan apa yang

telah didapatkan dari sekolah lapang. Hal ini selaras dengan penelitian Zakil

(2014) yang menyebutkan bahwa SLPHT memberikan dampak positif yang nyata

terhadap penerapan tingkat teknologi PHT pada usahatani padi sawah.

f. Teknik Farmers Field Day

FFD merupakan kegiatan penyuluhan yang dilakukan dengan cara

mempertemukan petani dalam jumlah besar untuk mempernalkan suatu inovasi

baru dalam bidang pertanian. FFD biasanya dilaksanakan 1-2 kali dalam 1 tahun.

Penyajian FFD seringkali dibantu dengan media pameran sehingga dapat

memberikan tambahan pengalaman bagi petani. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Wahjuti (2014) bahwa Farmers Field Day atau disingkat FFD merupakan

salah satu teknik penyuluhan pertanian yang dilaksanakan selama satu hari

ataupun beberapa hari untuk memamerkan keberhasilan suatu usahatani, hasil

penelitian, ataupun teknologi teknologi baru secara terbuka.

Teknik FFD tidak terlepas dari teknik penyuluhan lainya, yaitu diskusi

dan demonstrasi. Hal ini selaras dengan penelitian Alawiyah (2018) yang

menjelaskan bahwa pengenalan inovasi agen hayati dilaksanakan dengan

perpaduan metode FFD, diskusi, dan demonstrasi. Sasaran yang dituju dari teknik

FFD ini adalah petani petani yang berada di bagian selatan Jember. Berikut

pernyataan Ibu Diar selaku PPL Desa Sumberejo terkait FFD.

“Itukan emang dari perusahaan, mereka cari yang petaninya mau atau bisa

diajak kayak mereka kan pengennya memberikan apa, contoh atau bukti

kalau tanaman ini memang bagus. Jadikan cari petani yang maju

istilahnya. Dilaksanakannya di selatan itu kayak gitu. Kan petaninya

gampang kalau di selatan kalau diajak apa apa. Penerapan teknologi gitu.”

(Diar, 21 Desember 2018).

Page 102: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

83

Berdasar hasil observasi, FFD yang dilaksanakan di Desa Sumberejo

biasanya dilaksanakan oleh perusahaan perusahaan sarana produksi pertanian,

kebanyakan adalah perusahaan benih. Benih yang akan dipamerkan pada saat

FFD adalah benih varietas baru yang terbukti unggul dibandingkan benih varietas

biasanya. Beberapa bulan sebelum pelaksanaan FFD, perusahaan terlebih dahulu

meminta ijin kepada PPL dan koordinator PPL apabila hendak melaksanakan

kegiatan, termasuk perizinan keramaian. Apabila diizinkan, maka perusahaan

akan menyewa lahan petani untuk dibuat sebagai lahan percontohan dari varietas

baru yang akan diperkenalkan, dimana penggarap lahan tersebut juga masih dari

petani setempat. Proses penanaman juga tidak dilakukan serempak. Hal ini

bertujuan agar ketika hari H FFD, pengunjung bisa melihat perbedaan usia tanam

dari varietas yang baru saja diperkenalkan. Misalnya kondisi tanaman ketika 30

HST, 45 HST, dan siap panen. Benih yang ditanam juga bukan hanya benih dari

varietas baru, tetapi varietas biasanya juga. Kedua benih tersebut ditanam sejajar

untuk dibandingkan hasilnya seperti apa.

Pada saat hari H FFD, diundang beberapa kelompok tani untuk mengikuti

kegiatan. Namun setiap kelompok hanya diberikan jatah 5-10 orang saja, sehingga

harus dilakukan diskusi terlebih dahulu mengenai siapa yang akan menghadiri

acara terrsebut. Dimulai dengan pemberian materi mengenai keunggulan dari

varietas baru tersebut, dilanjutkan dengan demonstrasi mengelilingi lahan

percontohan guna melihat hasil dari varietas baru tersebut, diakhiri dengan

pembelian benih di stan pembelian. FFD yang pernah ada adalah dari perusahaan

pestisida yaitu BASF dan perusahaan benih sebanyak 2x yaitu pioneer, untuk

memperkenalkan varietas jagung hibrida baru yaitu P36. Berikut pernyataan Ibu

Diar terkait peserta kegiatan FFD.

“Perusahaan menunjuk, mengundang kelompok tani untuk datang gitu.

Ngundangnya langsung ke kelompok tani nya. Informasi kelompok

taninya konfirmasi ke PPL terlebih dahulu. Yang datang dijatah tapi, bisa

5-10 orang jadi ga semua. Terus nanti rembukan siapa yang bisa hadir.

Nggak semua bisa hadir, mungkin ada kesibukan lain di sawah. Waktunya

kan pagi.” (Diar, 21 Desember 2018).

Page 103: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

84

Pernyataan terkait adanya Teknik FFD di Desa Sumberejo juga

disampaikan oleh Bapak Basri berikut ini:

“Pihak pionernya datang ke kelompok siap atau ndak diadakan itu FFD

untuk kelompoknya. Siapin lahan dulu, kalau lahannya siap baruu, kan

sewa lahan petani itu. Kalau ndak siap ganti ke kelompok lain yang mana

buat lahannya. Karna lahannya kan luas, apalagi itu tingkat kabupaten jadi

harus luas.” (Basri, 6 Januari 2019).

Teknik FFD merupakan kegiatan pertemuan antar petain 1 dengan petani

lainnya untuk memperkenalkan adanya teknologi ataupun benih unggul varietas

baru. Biasanya FFD diselenggarakan oleh perusahaan benih atau perusahaan

pestisida dalam rangka mempernalkan produk baru yang dimilikinya. Hasil dari

teknik FFD akan memberikan pengetahuan baru bagi petani, sehingga tidak jarang

petani yang langsung membeli produk tersebut untuk diterapkan pada

usahataninya di musim tanam berikutnya.

Uraian terkait 6 teknik penyuluhan dalam pendekatan kelompok di atas

rata-rata memberikan informasi/materi terkait budidaya komoditas yang sedang

ditanam oleh petani yang akan disajikan pada tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2 Ringkasan tentang Materi Penyuluhan Pertanian pada Pendekatan

Kelompok di Desa Sumberejo

No. Teknik Materi

1. Ceramah 1. Budidaya komoditas yang sedang ditanam

2. Permasalahan OPT (baik hama maupun

penyakit)

3. Promosi produk (dari formulator)

2. Diskusi 1. Permasalahan serangan OPT (baik hama

maupun penyakit)

2. Kegiatan yang akan datang

3. Program pemerintah

3. Demonstrasi 1. Pembuatan pupuk organik

2. Pembuatan MOL

3. Pembuatan pestisida (insektisida dan

fungisida) nabati

4. Dem Jagung

4. Perlombaan 1. Budidaya padi

5. Sekolah Lapang 1. SLPTT padi, jagung, dan kedelai

2. SL GAP cabai

6. FFD 1. Budidaya jagung

Sumber: Data Primer, 2018-2019.

Page 104: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

85

Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa materi penyuluhan yang

disampaikan secara kelompok mayoritas adalah mengenai budidaya suatu

komoditas. Namun materi mengenai penyelesaian OPT juga tidak kalah banyak.

Materi lainnya adalah terkait program-program pemerintah.

Berdasar hasil uraian di atas, dapat diketahui beberapa kelebihan dan

kelemahan metode penyuluhan pertanian dengan pendekatan kelompok. Adapun

kelebihannya antara lain a) petani dapat berpartisipasi aktif, b) umpan balik dapat

diperoleh secara langsung dari petani, c) topik pembahasan langsung ke

permasalahan spesifik yang dihadapi sekelompok petani, d) hasil akhir merupakan

kesepakatan dari berbagai pihak. Adapun kelemahannya antara lain a) jangkauan

sasaran relatif kecil apabila dibandingkan dengan media massa, dan b) biaya

perkapita relatif mahal dibanding media massa.

Hal tersebut sesuai dengan teori milik Ban dan Hawkins (1999), yang

menyebutkan bahwa kelebihan dari metode kelompok adalah a) petani dapat

berpartisipasi aktif, b) umpan balik dapat diperoleh secara langsung dari petani, c)

topik pembahasan langsung ke permasalahan spesifik yang dihadapi petani lokal,

d) hasil akhir merupakan kesepakatan dari berbagai pihak. Sedangkan

kelemahannya adalah a) jangkauan sasaran relatif kecil dan b) biaya perkapita

relatif mahal dibanding media massa.

5.1.3 Pendekatan Massal

Pendekatan massal dalam penyuluhan pertanian dilaksanakan dengan

memberikan penyuluhan kepada sasaran yang jangkauannya tidak terbatas.

Sasaran penyuluhan dalam pendekatan massal tersebar tempat tinggalnya karena

jumlahnya pun tidak terbatas pada sekelompok tertentu saja. Pendekatan massal

bertujuan untuk menyadarkan dan menarik perhatian masyarakat secara luas akan

ide atau gagasan serta inovasi baru. Namun walau demikian, informasi yang

disampaikan melalui pendekatan massal tidak dapat diterima oleh sasaran secara

detail. Sebagaimana yang dikemukakan Mardikanto (1993) bahwa pendekatan

massal dalam penyuluhan pertanian merupakan salah satu metode yang digunakan

Page 105: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

86

untuk menyebarluaskan informasi dari seorang penyuluh kepada sasaran dengan

jumlah yang sangat banyak dalam waktu yang relatif cepat.

Pendekatan massal dalam penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di

Desa Sumberejo terdiri dari 3 macam teknik, antara lain teknik kampanye, teknik

penyuluhan melalui internet, dan teknik penyuluhan melalui radio. Berikut

merupakan penjelasan rinci dari masing-masing teknik penyuluhan yang telah

disebutkan:

a. Teknik Kampanye

Kampanye di Desa Sumberejo dilaksanakan dengan menyebarluaskan

informasi untuk menjangkau sasaran yang luas namun dalam waktu yang singkat.

Kampanye dalam penyuluhan pertanian bertujuan untuk menarik perhatian

sasaran terhadap informasi tertentu dalam waktu yang cepat dan untuk mengajak

atau menghimbau masyarakat setempat untuk menerapkan suatu teknologi

ataupun inovasi baru. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wahjuti (2014)

bahwa teknik kampanye merupakan salah satu teknik dalam penyuluhan pertanian

dengan pendekatan massal yang melibatkan penggunaan berbagai sumberdaya

dan komunikasi yang terkoordinasi dan bertujuan untuk mendidik masyarakat

dengan memusatkan perhatian pada permasalahan tertentu serta pemecahannya

selama suatu periode waktu tertentu.

Kampanye yang dilaksanakan di Desa Sumberejo dilaksanakan oleh

pengurus gabungan kelompok tani Sumberejo. Sasarannya adalah seluruh petani

di Desa Sumberejo, baik petani yang aktif dalam kelompok tani maupun petani

hamparan. Tujuan dilaksanakannya kampanye adalah untuk menyebarluaskan

informasi mengenai program kartu tani yang harus dimiliki oleh setiap petani.

Program kartu tani ini mewajibkan setiap petani mengumpulkan berkas sebagai

persyaratan administrasi untuk pendaftaran. Berkas tersebut adalah fotocopy

Kartu Tanda Penduduk. Terdapat beberapa petani yang tidak aktif yang belum

mengetahui informasi mengenai kartu tani ini, sehingga Gapoktan Sumberejo

berinisiatif untuk mengadakan kampanye guna menyebarluaskan informasi

tersebut. Tujuan lain dari pelaksanaa kampanye adalah untuk menyebarluaskan

mengenai inovasi penanaman bunga refugia di pematang sawah. Hal ini

Page 106: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

87

dilaksanakan untuk meminimalisir serangan OPT dengan cara alami. Gapoktan

Sumberejo memilih teknik kampanye agar informasi lebih cepat tersebar dan

dapat menjangkau jumlah sasaran yang luas. Berikut merupakan pernyataan

mengenai kampanye di Desa Sumberejo:

“Kemaren itukan pas mendesak pendataan kartu tani. Mau ada acara

kegiatan tanam bunga refugia itu. Nggak tentu. Siarannya sore itu, setelah

dari sawah. Jadi mereka siaran pas nanam bunga refugia sama siaran kartu

tani itu.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak Basri selaku ketua

gabungan kelompok tani berikut ini:

“Pernah. Itu anjuran dari dinas, akhirnya kelompok hamparan kan ndak

ikut pertemuan, jadi kita caranya ya kita membuat pengumuman. Buat

kartu taninya. Kalau kampanye inisiatif sendiri. Disuruh kelompok harus

memberi ke seluruh hamparan, akhirnya ya kampanye itu.” (Basri, 6

Januari 2019).

Kampanye dilaksanakan dengan cara berkeliling di Desa Sumberejo

menggunakan pick up dan sound sistem atau pengeras suara. Waktu

dilaksanakannya kampanye adalah sore hari. Waktu tersebut dipilih untuk

melaksanakan kampanye karena merupakan waktu yang efektif untuk

menyebarluaskan informasi, dimana para petani mayoritas sudah berada di rumah

masing-masing. Peralatan yang dibutuhkan untuk kampanye ini antara lain mobil

pick up, sound sistem, dan megaphone. Pendanaan yang dibutuhkan untuk

kampanye dibiayai secara mandiri oleh gapoktan Sumberejo. Seperti pernyataan

Bapak Basri berikut ini.

“Itu yang kemaren katanya mau diganti dari BNI ternyata setelah anu ndak

ada gantinya. Akhirnya dana kelompok, gapoktan. Yaudah ikhlaskan,

karna gapoktan kan kasnya banyak.” (Basri, 6 Januari 2019).

Tahapan yang dilaksanakan untuk kampanye dimulai dari tahap persiapan.

Tahapan ini dilakukan dengan koordinasi bersama PPL terkait segala persyaratan

administrasi yang dibutuhkan untuk pendaftaran kartu tani. Setelah semuanya

jelas, gapoktan Sumberejo mulai mempersiapkan segala kebutuhan untuk

kampanye. Proses penyampaian pesan saat kampanye dilaksanakan dengan cara

mengelilingi seluruh Desa Sumberejo untuk menyampaikan informasi tersebut.

Page 107: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

88

Lokasi yang dikelilingi adalah seluruh dusun yang berada di Desa Sumberejo,

yaitu Dusun Krajan Lor, Dusun Krajan kidul, Dusun Bregoh, Dusun Curahrejo,

Dusun Watuulo, dan Dusun Sidomulyo. Seperti pernyataan berikut ini:

“Keliling sampek per dusun dusun itu. Se Desa Sumberejo ini kan ada 5

dusun, Dusun Krajan Lor, Krajan Kidul, Bregoh, Curahrejo, Watuulo,

Sidomulyo.” (Diar, 21 Desember 2018).

Teknik kampanye yang dilaksanakan di Desa Sumberejo dilakukan oleh

petani untuk petani lainnya. Kampanye digunakan untuk penyebarluasan

informasi terkait program kartu tani dari pemerintah dan program penanaman

refugia guna meminimalisir serangan OPT. Hasil dari teknik kampanye akan

meningkatkan pengetahuan petani dan menimbulkan kesadaran serta minat petani

untuk turut serta dalam kegiatan penanaman bunga refugia. Hasil penelitian

tersebut selaras dengan penelitian Aisyah (2016) bahwa teknik kampanye dalam

pendektan massal dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan petani guna

menerapkan sistem tanam jajar legowo yang merupakan suatu teknologi baru.

b. Teknik Internet

Teknik penyuluhan melalui media internet di Desa Sumberejo

dilaksanakan oleh penyuluh dalam menyebarluaskan sebuah informasi dengan

memanfaatkan jarungan internet. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wahjuti

(2014) bahwa teknik penyuluhan pertanian melalui internet merupakan salah satu

teknik dari pendekatan massal yang memanfaatkan jaringan internet untuk

menyebarluaskan informasi. Internet merupakan salah satu media yang dapat

berperan sebagai alat bantu untuk mengoptimalkan dan mengembangkan

kemampuan penyuluh pertanian. Melalui internet, informasi yang dibutuhkan

untuk mengembangkan kemampuan tersedia dalam jumlah yang tidak terbatas

dan dapat diakses secara cepat dan murah. Ketersediaan informasi melalui internet

membantu proses penyuluhan pertanian lebih cepat dan efektif (Purwatiningsih,

2018).

Pihak-pihak yang memberikan materi melalui internet adalah para PPL di

Kecamatan Ambulu. Para PPL, khususnya Desa Sumberejo ditugaskan oleh

koordinator penyuluh tingkat kecamatan untuk menyusun materi terkait bidang

Page 108: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

89

pertanian. Materi tersebut kemudian disetor kepada koordinator untuk disunting

terlebih dahulu kemudian diunggah di situs web Kementerian Pertanian Republik

Indonesia dengan alamat www.cybex.pertanian.go.id. Materi yang pernah

diunggah milik PPL Desa Sumberejo adalah materi terkait Mikro Organisme

Lokal (MOL). Berikut pernyataan mengenai penyuluhan melaui internetyang

disampaikan oleh Ibu Diar:

“Tapi ini kemaren saya buat di cyber extention. Internet. Yang diupload ya

ketika cyber extention itu. Materi cyber itu. Anu, koordinator menyuruh

membuat materi gitu. Terus saya buat. Dimasukkan ke website nya dinas

pertanian. Nanti koordinator yang upload.” (Diar, 21 Desember2018).

Teknik penyuluhan menggunakan media internet dilaksanakan dengan

cara mengunggah materi di website kementerian pertanian, yaitu cyber extension.

Materi yang pernah diunggah oleh PPL Desa Sumberejo adalah materi tentang

Mikro Organisme Lokal (MOL). Total pengunjung website ini hingga saat ini

mencapai 59.398 kunjungan. Hasil dari teknik kampanye akan memberikan

pengetahuan baru bagi para pembaca.

c. Teknik Radio

Teknik penyuluhan melalui siaran radio merupakan salah satu teknik

penyuluhan pertanian dengan pendekatan massal yang dilaksanakan dengan cara

menyebarluaskan informasi melalui media radio. Media massa radio termasuk

salah satu media elektronik yang sering diakses oleh petani (Fuady, 2012). Radio

merupakan sebuah alat komunikasi massa yang dapat menjangkau sasaran dalam

jumlah yang relatif luas. Kelemahan dari radio adalah keterbatasanya dalam untuk

menyampaikan informasi secara detail karena terbatas durasi. Teknik penyuluhan

melalui siaran radio yang ada di Desa Sumberejo dilakukan menggunakan Radio

Republik Indonesia (RRI) dalam segmen siaran pedesaan.

Pemateri dalam siaran pedesaan adalah PPL dari seluruh Kabupaten

Jember. Seluruh PPL akan menentukan jadwal sendiri sebagai pemateri. Seperti

pernyataan berikut ini.

“Kita yang menjadwalkan, jadi kumpulan PPL se kabupaten jember.”

(Diar, 26 September 2018).

Page 109: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

90

Tujuan diadakannya siaran pedesaan adalah untuk menyebarluaskan

informasi terkait masalah pertanian, khususnya terkait komoditas yang mayoritas

sedang ditanam oleh para petani. Lokasi siaran adalah di studio RRI yang

bertempat di Jalan D. I. Panjaitan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

Siaran pedesaan berlangsung dengan durasi selama 30 menit setiap Hari Senin

pukul 19.30 WIB. Berikut merupakan pernyataan Ibu Diar selaku PPL Desa

Sumberejo terkait jadwal siaran pedesaan.

“Kalau yang radio ini kan biasanya yang Senin malem di siaran pedesaan

di RRI ini. Hari Senin ini, setengah 7 sampe jam 7. Cuma setengah jam,

tadinya 1 jam. Eh set 8 sampe jam 8. Itu sekarang, kalau dulu set 8 sampe

set 9.” (Diar, 26 September 2018).

Namun saat ini siaran radio sudah tidak lagi menjadi hal yang menarik

bagi petani. Terlebih karena hadirnya televisi yang menjadikan media radio

tergantikan. Berikut pernyataan bapak Imam terkait hal ini:

“Dulu, radio-radio itu waktu trend radio itu, siaran pedesaan itu memang

dulu bagus. Kalah dengan tv ya. Biasanya liat di TVRI itu kan TVRI itu

ada, inovasi tani atau apa itu diliatkan tanaman-tanaman apa, unggulan apa

gitu. Di TVRI ada itu.” (Imam, 5 Maret 2019).

Tahapan siaran pedesaan terbagi menjadi beberapa bagian, dimulai dari

opening dilanjutkan dengan perkenalan pemateri. Setelah itu adalah tahap

penyampaian informasi. Setelah itu aka nada telepon interaktifdan terakhir ditutup

dengan bagian closing. Sasaran dari siaran pedesaan adalah masyarakat luas yang

dapat menjangkau frekuensi dari siaran pedesaan. Pendengar siaran pedesaan

khususnya di Desa Sumberejo adalah Bapak Sugiyono selaku ketua kelompok tani

Harapan Maju. PPL Desa Sumberejo seringkali memberikan informasi melalui

grup whatsapp antara PPL dan petani apabila sedang berlangsung siaran

pedesaan, seperti pernyataan Ibu Diar berikut ini:

“Petani ada yang dengerin, ada yang aktif. Kan ada dialog interaktifnya

yaa. Ada yang telfon, kadang itu ada yang dari Banyuwangi pun ada.

Kalau dari Sumberejo yang aktif kebetulan, ini tadi orangnya meninggal,

beliau aktif sebenernya kalau dengerin siaran pedesaan itu. Baru tadi sore

meninggal, habis dari acara di Jember dapet kabar ada ketua kelompok

meninggal, Pak Sugiyono. Pas siaran itu ya saya share ke grup, mungkin

bapak-bapak yang ada waktu bisa mendengarkan siaran pedesaan. Ini

Page 110: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

91

kebetulan tadi Wuluhan, yang siaran PPL Wuluhan.” (Diar, 26 September

2018).

Siaran radio diberikan oleh RRI pada segmen siaran pedesaan setiap Senin

malam pukul 19.30-20.00 WIB. Siaran pedesaan juga memiliki program telepon

interaktif untuk memberikan kesempatan pada pendengar jika ada hal yang kurang

jelas. Materi yang disiarkan adalah terkait budidaya komoditas yang mayoritas

sedang diusahakan oleh petani. Hasil dari siaran radio ini akan menimbulkan

kesadaran dan minat petani untuk menilai adanya teknologi yang diperkenalkan.

Uraian terkait 3 teknik penyuluhan dalam pendekatan massal di atas rata-

rata memberikan informasi/materi terkait penyelesaian serangan OPT yang akan

disajikan pada tabel 5.3 berikut ini

Tabel 5.3 Ringkasan tentang Materi Penyuluhan Pertanian pada Pendekatan

Massal di Desa Sumberejo

No. Teknik Materi

1. Kampanye 1. Program Kartu Tani

2. Penanaman Bunga Refugia

2. Internet 1. Pembuatan MOL

3. Radio 1. Budidaya komoditas yang sedang ditanam

Sumber: Data Primer, 2018-2019.

Berdasar tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing teknik

penyuluhan dalam pendekatan massal memiliki materi yang berbeda – beda untuk

disampaikan pada petani. Dari hasil uraian juga dapat diketahui kelebihan dan

kelemahan dari pendekatan ini. Adapun kelebihan dari pendekatan massal antara

lain a) mempunyai jangkauan sasaran luas, b) tidak terlalu bergantung pada

infrastruktur (jalan, sarana transportasi), c) biaya per kapita relatif murah jika

dibandingkan dengan besarnya kelompok sasaran. Adapun kelemahannya antara

lain a) partisipasi aktif dari sasaran lebih rendah dibanding 2 pendekatan lainya, b)

umpan balik secara langsung dari audien terdapat kendala, c) hasil akhir lebih

banyak ke perubahan pengetahuan, dan sedikit pada perubahan sikap.

Kelebihan dan kelemahan tersebut hampir sesuai dengan apa yang

dikemukakan Ban dan Hawkins (1999) yaitu kelebihan metode penyuluhan media

massa adalah a) mempunyai jangkauan sasaran luas, b) tidak terlalu bergantung

pada infra struktur (jalan, sarana transportasi), c) biaya per kapita relatif murah

Page 111: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

92

jika dibandingkan dengan besarnya kelompok sasaran. Sedangkan kelemahannya

adalah a) partisipasi aktif dari audien (pendengar/pembaca/pemirsa) tidak

memungkinkan (terutama media cetak), sedangkan untuk TV dan radio dapat

dilakukan dialog interaktif akan tetapi sangat terbatas, b) umpan balik secara

langsung dari audien terdapat kendala, c) lebih bersifat umum, sehingga

kebutuhan lokal spesifik terabaikan, d) terdapat gap budaya (bahasa dan dialek)

antara penyampai pesan dengan audien, e) hasil akhir lebih banyak ke perubahan

pengetahuan, dan sedikit pada perubahan sikap. Perbedaannya adalah terletak di 2

poin kelemahan, yaitu terdapat gap budaya antara penyampai pesan kepada

audiens dan kebutuhan lokal spesifik terabaikan.

Berdasar ulasan terkait implementasi metode penyuluhan pertanian di

Desa Sumberejo tersebut, dapat disederhankan melalui tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

No. Pendekatan Metode Penyuluhan

Individu Kelompok Massal

1. Kunjungan Rumah Ceramah Kampanye

2. Kunjungan Lahan Diskusi Media internet

3. Inkuiri Demonstrasi Siaran Radio

4. Kontak Informal Perlombaan

5. Sekolah Lapang

6. Farmers Field Day

Sumber: Data primer, 2018-2019

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa penyuluhan pertanian di

Desa Sumberejo dilaksanakan menggunakan 3 macam pendekatan, yaitu

pendekatan individu, kelompok, dan massal. Teknik penyuluhan dalam

pendekatan kelompok lebih beragam dibanding 2 pendekatan lainya, yaitu

ceramah, diskusi, demonstrasi, perlombaan, sekolah lapang, dan Farmers Field

Day. Keragaman teknik penyuluhan yang kedua adalah dalam pendekatan

individu, yaitu kunjungan rumah dan usahatani, inkuiri, dan kontak nformal.

Teknik penyuluhan dalam pendekatan massal lebih sedikit keragamannya, antara

lain kampanye, media internet, dan siaran radio. Metode penyuluhan pertanian

yang diimplementasikan di Desa Sumberejo terkadang menggunakan kombinasi

Page 112: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

93

dari beberapa teknik sekaligus. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan

pertanian di Desa Sumberejo telah dilaksanakan dengan menggunakan metode

yang kompleks.

5.2 Potret Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Kemandirian petani merupakan salah satu komponen sikap individu

dalam merespon proses pemberdayaan, sehingga mampu menggunakan sumber

daya sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dan kerja sendiri dalam

lingkungan yang diciptakan sendiri berdasarkan keterampilan yang diperoleh.

Proses pemberdayaan yang dimaksud disini adalah kegiatan penyuluhan

pertanian. Kemandirian bukan berarti mampu hidup sendiri tetapi mandiri dalam

pengambilan keputusan, yakni memiliki kemampuan untuk memilih dan berani

untuk menolak segala bentuk dan kerjasama yang tidak menguntungkan

(Soetomo dalam Rahayu, 2018). Petani dapat dikatakan sebagai petani yang

mandiri apabila secara utuh mampu memilih dan mengarahkan kegiatan usahatani

sesuai dengan kehendaknya sendiri, yang diyakini paling tinggi manfaatnya

(Sumardjo, 1999).

Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani tanaman pangan.

Petani tanaman di Desa Sumberejo akan dapat dikatakan mandiri apabila memiliki

potret kemandirian melalui 4 aspek kemandirian, antara lain 1) kemandirian

material, 2) kemandirian intelektual, 3) kemandirian pembinaan, dan 4)

kemandirian sosial. Berikut merupakan deskripsi rinci mengenai potret

kemandirian petani dari masing-masing aspek:

5.2.1 Kemandirian Material

Soedijanto dalam Anantanyu (2011) menyebutkan bahwa kemandirian

material seorang petani dapat digambarkan dengan melihat bahwasanya petani

memiliki kapasitas untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumberdaya alam

yang mereka miliki sendiri tanpa harus menunggu bantuan orang lain atau

tergantung dari pihak luar. Lebih lanjut, Rahayu dan Malia (2018) menyatakan

bahwa dalam kemandirian material, petani dihimbau untuk dapat

Page 113: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

94

membudidayakan berbagai varietas unggul atau memanfaatkan sumberdaya alam

di sekitarnya dan melakukan kegiatan pertanian lain seperti penanganan pasca

panen (pengolahan pangan, pemasaran hasil panen, dan lain-lain), serta memiliki

tingkat kreativitas yang tinggi, agar seluas apapun lahan yang dimiliki dapat

dimanfaatkan secara baik. Hutahean dkk. (2016) juga menyatakan bahwa

kemandirian petani dapat ditinjau berdasarkan adanya kemampuan dalam

menentukan harga jual.

Kemandirian material yang terdapat pada petani tanaman pangan di Desa

Sumberejo digambarkan melalui beberapa tindakan, antara lain a) penggunaan

pupuk organik dan berimbang, b) penggunaan benih unggul dan bersertifikat

dalam usahatani, c) penerapan rotasi tanaman guna memutus mata rantai hama

wereng, d) penerapan teknologi jajar legowo pada penanaman padi, e) penerapan

olah tanah sempurna dan tanpa olah tanah petani, dan f) kemampuan menentukan

harga jual hasil pertanian. Berikut merupakan penjelasan rinci dari masing-masing

potret kemandirian.

a. Penggunaan Pupuk Organik dan Berimbang

Perpaduan antara pupuk organik dan berimbang sangat baik untuk

pertumbuhan tanaman. Unsur-unsur seperti N, P, K dapat diperoleh dari

pemupukan anorganik secara berimbang sedangkan unsur hara mikro dapat

diambil dari pupuk organik. Penggunaan pupuk secara berlebihan dapat

menurunkan efisiensi pemupukan dan kualitas lingkungan. Oleh karena itu

pemupukan berimbang menjadi hal yang sangat penting dalam proses produksi

suatu komoditas dalam bidang pertanian. Penambahan pupuk organik bertujuan

untuk melestarikan kesuburan tanah yaitu memperbaiki sifat fisik tanah, kimia

tanah, dan biologi tanah (Suarjana dkk., 2015).

Petani tanaman pangan di Desa Sumberejo telah merubah kebiasaan

konvensional mereka dalam hal pemupukan. Pada awalnya, para petani

menerapkan pemupukan pada lahan budidaya mereka dengan pupuk kimia.

Namun setelah beberapa kali mendapat kegiatan penyuluhan, petani mulai

tersadar akan keutamaan pupuk organik maupun pupuk berimbang. Berikut

pernyataan Ibu Diar terkait hal ini:

Page 114: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

95

“Yaa organik, berimbang, petani sekarang sudah tau semua sudah terampil

semua. Iyaa. Dulu dulu petani enggan pake pupuk organik, beirmbang gitu.

Mesti urea saja. Tapi sekarang karna sudah tau efeknya ya NPK lengkap

terus organik itu sudah. Itu sebelum petani tahu yang ngasih tau PPL. Dari

PPL. Jadi biar produksinya tinggi kita harus penerapan pupuk organik,

lengkap, perawatan juga harus intensif gitu.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Agus selaku

sekretaris kelompok tani Sido Mekar berikut ini:

“Endak memangnya kalau dikasih organik itu memangnya pemupukan

secara manual itu cepet menangkap sama tanaman itu.” (Agus, 15 Maret

2019).

Pernyataan di atas menjelaskan bahwasanya petani telah mulai sadar terkait

keutamaan aplikasi pupuk organik dan anorganik secara berimbang. Petani

menginginkan pemupukan yang diterapkan cepat diserap oleh tanaman budidaya

sehingga mereka mau menerapkan teknologi ini. Penggunaan pupuk organik dan

berimbang termasuk ke dalam kemandirian material karena petani dapat

memanfaatkan sumberdaya lahan pertanian yang dimilikinya secara baik dengan

cara menerapkan pemupukan dengan pupuk berimbang dan pupuk organik. Hal

ini sesuai dengan penelitian Rahayu dan Malia (2018) yang menyebutkan bahwa

dalam kemandirian material petani dihimbau agar seluas apapun lahan yang

dimiliki petani dapat dimanfaatkan secara baik. Pemanfaatan lahan secara baik

disini tercermin dengan diterapkannya pupuk berimbang dan pupuk organik,

sehingga kekurangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi secara

optimal.

b. Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat dalam Usahatani

Petani Desa Sumberejo secara keseluruhan sudah menggunakan benih

varietas unggul bahkan telah lolos sertifikasi untuk kegiatan usahataninya. Hal ini

mencerminkan bahwa petani dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekitar

secara optimal demi mendapat hasil yang optimal juga. Berikut pernyataan Ibu

Diar:

Page 115: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

96

“Iyaa. Semua petani pengennya pakai yang varietas unggul. Varietas baru.

Yang untuk saat ini impari 33, yuwono, ini baru ini. Ada banyak varietas

baru yang hasilnya tinggi cuman masih belum sertifikat masih belum label.

Yang 2 tadi itu sudah. Kemudian logawa itu hasilnya tinggi cuman kalau

dibeli tengkulak lebih murah, karna rendemenya sedikit, mungkin kulitnya

itu tebel seperti itu, sehingga rendemen berasnya itu sedikit, sehingga

tengkulak itu membelinya diberi cuma 4,6 4,5 padahal yang umum 4,8.

Selisih 200-300 rupiah. Kalau jagung banyak. Ada MK, BK, sekarang kan

gakada diganti bisi sudah dibeli bisi, kemudian ada pertiwi termasuk

unggul juga, kemudian pioneer P36 itu. Hibrida semua itu. Kalau jagung

disini sudah hibrida semua, nggak ada yang lokal.” (Diar, 30 Maret 2019).

Pernyataan serupa dijelaskan oleh Bapak Barsi berikut ini:

“Jadi mana bibit yang kira kira unggul, kita menghasilkan banyak ya itu

yang kita tanam. Kalau budidaya padi terutama adalah pengolahan tanah,

memilih benih atau bibit yang unggul yang baik.” (Basri, 6 Januari 2019).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa petani tanaman

pangan di Desa Sumberejo telah menggunakan benih varietas unggul serta

bersertifikat. Pada saat proses penanaman khususnya komoditas padi, petani rata-

rata menggunakan varietas impari 33 dan yuwono. Untuk saat ini, telah banyak

muncul varietas varietas benih padi yang unggul, namun beberapa masih belum

mendapatkan sertifikat. Contohnya adalah varietas logawa. Walaupun produksi

dari varietas logawa tinggi, namun harga yang diperoleh petani sangat murah. Hal

ini disebabkan karena tingkat rendemen dari varietas logawa rendah sehingga

banyak petani yang tidak memilih varietas tersebut. Untuk komoditas jagung,

petani Desa Sumberejo secara keseluruhan sudah menggunakan benih jagung

hibrida, seperti MK, BK, Bisi, dan P 36. Kondisi ini memperlihatkan adanya

kemandirian petani secara material, dimana keseluruhan petani sudah menerapkan

penanaman dengan menggunakan benih varietas unggul. Petani memanfaatkan

penggunaan benih unggul demi mendapatkan hasil yang tinggi ketika panen.

Potret kemandirian tersebut mendukung penelitian rahayu dan Malia (2018) yang

menyebutkan bahwa dalam kemandirian material, petani dihimbau untuk dapat

membudidayakan berbagai varietas unggul.

Page 116: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

97

c. Penerapan Rotasi Tanaman guna Memutus Mata Rantai Hama Wereng

Potret kemandirian lainya dapat dilihat dari cara petani dalam

menanggulangi resistensi hama wereng. Salah satunya caranya ialah dengan

memutus rantai perkembangbiakan hama wereng dengan menghilangkan

habitatnya melalui rotasi tanaman atau perputaran tanaman dari padi menjadi

komoditas lainya, seperti pernyataan Ibu Diar berikut ini.

“Disini itu untuk wereng mayoritas bisa diatasi, karena padi hanya 1 kali,

lain kalau daerah lain yang padi padi terus. Kan populasinya terus, gakada

rotasi. Kalau disini kan sudah diputus. Ndakbisa berkembang werengnya,

ilang.” (Diar, 21 Desember 2018).

Berdasar pernyataan tersebut dapat dilihat bahwasanya petani memiliki

kapasitas dalam memanfaatkan lahan pertanian secara optimal dengan cara

pengaturan komoditas tanam secara optimal untuk menanggulangi resistensi OPT,

khususnya hama wereng. Petani sadar bahwasanya daerah Sumberejo adalah

daerah endemik wereng sehingga diperlukan berbagai upaya untuk memutus mata

rantai selain dengan bahan bahan kimia. Potret ini mendukung teori Soedijanto

dalam Anantanyu (2011) yang menyebutkan bahwa kemandirian material seorang

petani dapat digambarkan dengan melihat bahwasanya petani memiliki kapasitas

untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumberdaya alam yang mereka miliki

sendiri tanpa harus menunggu bantuan orang lain atau tergantung dari pihak luar.

d. Penerapan Teknologi Jajar Legowo pada Penanaman Padi

Petani tanaman pangan di Desa Sumberejo telah menerapkan teknologi

jajar legowo sebagai inovasi teknologi dalam penanaman padi. Walaupun belum

seluruh petani yang menerapkan, setidaknya ada 60% petani yang telah

menerapkan teknologi ini. 40% sisanya pun juga tidak melakukan tanam dengan

cara konvensional, melainkan dengan sistem larikan. Berikut pernyataan Bapak

Basri selaku ketua kelompok tani karya tani I terkait penerapan teknologi jajar

legowo pada penanaman padi.

“Kalau dulu, masih ada bantuan itu kita menganjurkan pola tanam itu

sudah kita giring. Saya dengan PPL itu datang ke sawah, liat olah tanah

seperti apa. Pada waktu itu justru jajar legowo. Jarwo itu memang sulit.

Katanya, memang sulit petaninya tandur. Jadinya saya nambahi per orang

Page 117: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

98

tanam itu nambahi orang 1 atau 2 bayari. Tapi sekarang sudah ndakusah

dikongkon sudah semua pake jajar legowo. Sudah sadar semua. Untuk

pertama benih itu ngirit memang, kedua ki mupuknya mudah, ada jalanya.

Ketiga menyemprotnya juga mudah. Produksi bertambah. Pasti itu. Kalau

dulu kan tuawur ngono akhire kerep, anunya kan bolehnya hanya dikit.

Kalau sekarang dulunya itu 10kg ¼, sekarang hanya 5kg itu cukup

benihnya. Tapi hasilnya lebih banyak yang 5kg itu. Sekarang semua udah

pake jajar legowo itu.” (Basri, 6 Januari 2019).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan berikut ini:

“Iyaa, tapi gak keseluruhan. Ada yang larikan gitu aja. Cuman semuanya

sekarang sudah pakai kencong. Pakai semacam alat biar lurus gitu lo.

Tanam kan mundur, dulukan cuma dikasih sini aja terus ke belakangnya

nurut yang itu aja. Tapi sekarang ada jaraknya gitu. Kalau yang jajar

legowo kurang lebih 60% tanam jajar legowo. Walaupun larikan jaraknya

juga sudah bagus, nggak terlalu sempit, supaya sirkulasi udara enak. OPT

nggak begitu tahan.” (Diar, 30 Maret 2019).

Berdasar hasil wawancara dapat diketahui bahwa alasan petani

menggunakan teknologi jajar legowo antara lain karena dapat menghemat

penggunaan benih, memudahkan proses perawatan, dan dapat meningkatkan

produksi. Potret ini menunjukkan bahwasanya petani Desa Sumberejo memiliki

kapasitas untuk memanfaatkan sumberdaya lahan secara optimal guna mendapat

produksi yang tinggi. Hal tersebut mendukung teori Soedijanto dalam Anantanyu

(2011) bahwa kemandirian material seorang petani dapat digambarkan dengan

melihat bahwa petani memiliki kapasitas untuk memanfaatkan secara optimal

potensi sumberdaya alam yang mereka miliki sendiri tanpa harus menunggu

bantuan orang lain atau tergantung dari pihak luar.

e. Penerapan Olah Tanah Sempurna dan Tanpa Olah Tanah

Pengolahan tanah merupakan proses untuk memberikan kondisi tempat

tumbuh yang optimal untuk bibit tanaman yang akan ditanam. Pengolahan tanah

diperlukan untuk menciptakan lingkungan fisik tanah yang optimal bagi

pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan kondisi

media perakaran suatu tanaman agar mampu mendukung pertumbuhan tanaman

secara optimal dan juga pertumbuhan mikroorganisme tanah. Pengolahan tanah

dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman melalui perbaikan aerasi, pergerakan

Page 118: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

99

air dan penetrasi akar dalam profil tanah. Tujuan utama dari adanya pengolahan

tanah ialah untuk memperbaiki sifat fisik tanah agar sesuai bagi pertumbuhan

tanaman. Pengolahan tanah yang baik akan membuat berkurangnya tingkat

penetrasi tanah, sehingga memudahkan akar tanaman menembus tanah,

berkembang, dan mampu menyerap unsur hara dari tanah (Nita dkk., 2015).

Petani di Desa Sumberejo melakukan pengolahan tanah sempurna dan

tanpa olah tanah sebelum melakukan penanaman. Berikut pernyata Ibu Diar

terkait pengolahan tanah:

“Kalau di wilayah Sumberejo olah tanah itu mesti sempurna ya. Tapi lihat

kondisi air juga. Olah tanah kalau pas padi, olah tanah kan 2x dibuka dulu

baru didadekne. Terus kalau jagung ada yang olah tanah dulu kemudian

tanam ada yang langsung setelah padi itu langsung ditanami jagung ada.

Cuman kalau pas nggak olah tanah itu harus didangir, dibumbun.” (Diar,

30 Maret 2019).

Berdasar pernytaan tersebut dapat diketahui bahwa petani tanaman pangan

Desa Sumberejo melakukan 2 jenis teknologi olah tanah, yaitu sistem olah tanah

sempurna dan tanpa olah tanah. Sistem olah tanah sempurna dilakukan dengan

cara menjadikan media tanam tanah menjadi gembur dengan cara melakukan

pembajakan tanah selama 2x. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur

maupun struktur tanah, memberantas OPT dalam tanah, memperbaiki aerasi

maupun drainase tanah, mendorong aktifitas mikroorganisme tanah, serta

membuang gas beracun dari dalam tanah.

Untuk komoditas jagung, petani melakukan 2 macam cara, ada petani yang

melakukan olah tanah sempurna, ada juga petani yang melakukan sistem Tanpa

Olah Tanah (TOT). TOT ini termasuk dalam jenis Olah Tanah Konservasi (OTK).

Sistem TOT ini cocok digunakan pada komoditas jagung di musim tanam kedua

setelah padi. Sistem ini dilakukan dengan cara menyisakan sisa tanaman di atas

permukaan tanah sebagai mulsa dengan tujuan mengurangi erosi dan penguapan

air dari permukaan tanah. Sistem TOT ini juga diikuti dengan kegiatan

pembumbunan apabila tanaman sudah berumur kurang lebih 6 minggu.

Kegiatan pengolahan tanah termasuk hal utama dalam budidaya komoditas

padi. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Basri berikut ini:

Page 119: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

100

“Kalau budidaya padi terutama adalah pengolahan tanah, memilih benih

atau bibit yang unggul yang baik, kedua cara mengatasi hama dan penyakit

itu yang paling penting. Selain itu juga pengairan.” (Basri, 6 Januari 2019).

Potret tersebut menunjukkan bahwa petani Desa Sumberejo memiliki

kapasitas dalam memanfaatkan potensi sumberdaya lahan secara optimal dengan

cara menerapkan teknologi pengolahan tanah agar tanaman budidaya yang hendak

ditanam dapat tumbuh dengan subur sesuai harapan. Hal ini mendukung teori dari

Soedijanto dalam Anantanyu (2011) yaitu kemandirian material petani dapat

digambarkan melalui petani yang memiliki kapasitas untuk memanfaatkan secara

optimal potensi sumberdaya alam yang mereka miliki sendiri tanpa harus

menunggu bantuan orang lain atau tergantung dari pihak luar.

f. Kemampuan Menentukan Harga Jual Hasil Pertanian

Potret kemandirian lainya digambarkan melalui kemampuan petani dalam

menentukan harga jual hasil pertanian. Kemampuan tersebut menunjukkan

bahwasanya petani Desa Sumberejo tidak terpaku kepada 1 orang pengepul saja.

Walaupun hasil panen petani dijual kepada pengepul, namun petani juga memiliki

hak dan kemampuan untuk menentukan harga yang cocok untuk komoditas hasil

panennya. Berikut pernyataan Bapak Agus selaku ketua kelompok tani karya tani

II terkait kemampuan menentukan harga jual hasil pertanian.

“Sebabnya kan kalau sekarang padi kalau sama pengepul bukan dibawa

pulang kemana kalau seperti petani bukan dibawa ke rumah petani, di

sawah aja udah di sama pengepul ini berapa. Jadi langsung gitu. Jadi kalau

sekarang jarang ada petani menimbun padi itu jarang. Biasanya sebagian,

kalau memang kata petani udah pantes harganya segini ya dikasih, kalau

enggak ya enggak, ke pengepul yang lain. Kalau masalah pembayaran kan

pokok DP berapa, pokok deal dulu gitu. Kalau udah siap panen udah

pembayaran lunas.” (Agus, 15 Maret 2019).

Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Diar berikut ini:

“Kalau jagung langsung dijual semua nggak disimpan. Ada yang ditebas

ada yang dikeringkan kemudian dijual OC kering. Kalau padi sebagian ada

yang disimpan karna buat makan ya sebagian ada yang dijual, banyakan

yang dijual pasti. Ini ada yang basah, kering, tebasan juga sekarang.”

(Diar, 30 Maret 2019).

Page 120: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

101

Pernyataan tersebut menunjukan bahhwasanya telah banyak pengepul

yang memasuki wilayah Desa Sumberejo sehingga petani tidak kesulitan dalam

memasarkan hasil pertaniannya. Petani juga dapat memilih pengepul mana yang

akan mereka jadikan sebagai konsumen tingkat 1 dalam hal kesepakatan harga.

Hal ini menunjukkan bahwa petani memiliki kemampuan untuk menentukan

harga jual pada hasil panennya. Potret tersebut mendukung penelitian HUtahean

(2016) yang menyebutkan kemandirian petani dapat digambarkan melalui

kemampuan dalam menentukan harga jual.

5.2.2 Kemandirian Intelektual

Kemandirian intelektual merupakan sebuah sikap yang menggambarkan

sebuah kapasitas seseorang untuk mengkritisi dan mengemukakan pendapat

tanpa dibayangi oleh rasa takut atau tekanan dari pihak lain (Soedijanto, 2004).

Lebih lanjut Havighurst dalam Bahua (2016) menyebutkan bahwa kemandirian

intelektual dapat ditunjukkan dengan kemampuan seseorang untuk mengatasi

berbagai permasalahan yang sedang dihadapinya. Masrun dalam Bahua (2016)

menjelaskan bahwa kemandirian intelektual dapat digambarkan melalui beberapa

hal, yaitu a) bebas bertindak atas kehendak sendiri bukan karena orang lain dan

tergantung orang lain, b) berusaha untuk mengejar prestasi, tekun, dan terencana

dalam mewujudkan harapannya secara progresif dan ulet, c) mampu mengatasi

masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya, serta mampu

mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri, dan d) memiliki rasa percaya

diri terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya, dan memperoleh

kepuasan dari usahanya.

Kemandirian intelektual yang terlihat dari petani tanaman Desa Sumberejo

digambarkan melalui beberapa tindakan, antara lain a) Kebebasan dalam

menentukan luasan lahan budidaya, b) Kebebasan dalam menentukan komoditas

budidaya, c) Kebebasan dalam memilih merk obat guna menanggulangi OPT, d)

Merasa bangga menjadi petani, e) Kekurangan modal dapat diatasi dengan

peminjaman kepada bank, f) Kekurangan air dapat diatasi dengan mesin pompa

air, g) Penanggulangan serangan OPT dengan dana kelompok, dan h) Meraih

Page 121: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

102

penghargaan produktivitas tertinggi ke-2 se Provinsi Jawa Timur. Berikut

merupakan penjelasan secara rinci dari masing-masing potret kemandirian

intelektual petani tanaman pangan di Desa Sumberejo:

a. Kebebasan dalam Menentukan Luasan Lahan Budidaya

Petani tanaman pangan di Desa Sumberejo dalam melaksanakan

usahataninya, memiliki modal sumberdaya lahan yang terbagi menjadi 2 jenis,

yaitu lahan milik pribadi maupun lahan sewa, walaupun tidak semua petani

menyewa lahan untuk kegiatan usahataninya. Lahan merupakan faktor penting

karena merupakan media tanam utama untuk komoditas yang akan

dibudidayakan. Penentuan luasan lahan juga tidak kalah pentingnya karena luas

lahan termasuk salah satu penentu besarnya produksi komoditas pangan yang

dibudidayakan.

Luasan lahan yang ditetapkan untuk budidaya suatu komoditas pangan

oleh petani Desa Sumberejo biasanya ditentukan pada awal tahun di musim tanam

pertama. Luasan lahan ditentukan berdasar kecukupan modal yang dimiliki oleh

petani dan berdasar prediksi harga jual suatu komoditas. Apabila harga jual

komoditas diprediksi memiliki harga yang tinggi, maka petani akan menambah

luasan lahannya dengan cara menyewa. Seperti pernyataan berikut ini:

“Gak ada itu pengaruh-pengaruh gitu. enggak, gak ada itu paksaan paksaan

gitu. Ya kita itu lihat uang kita itu tadi loh, kalau ada ya biasa sudah nyewa

lahan tambah garapan.” (Imam, 5 Maret 2019).

Hal tersebut senada dengan pernyataan Bapak Basri berikut ini.

“Kaitannya dengan luas lahan yang digarap oleh anggota, kalau lahannya

yang rutin dia udah tau yang punya sendiri. Untuk tahun ini kadang

kadang nyewa lahan, kadang turun, kadang ngelonjak. Jadi nentukan untuk

nyewa itu biasanya tanamannya tanam tembakau. Kalau pangan yo

ditanam, pokok harga tembakau bagus harga kopi bagus itu biasanya

nyewa orang orang.” (Basri, 6 Januari 2091).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa besaran lahan yang akan

digunakan dalam usahatani juga ditentukan oleh harga dari komoditas kopi

maupun tembakau. Artinya, petani Desa Sumberejo bertindak secara bebas dalam

menentukan luasan lahan usahataninya tanpa ada tekanan atau intervensi dari

Page 122: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

103

pihak luar. Dengan ini petani Desa Sumberejo dapat dikatakan mandiri secara

intelektual. Potret tersebut menunjukkan salah satu dari lima komponen dalam

kemandirian intelektual menurut Masrun dalam Bahua (2016) yaitu kebebasan

bertindak atas kehendaknya sendiri, bukan karena orang lain.

b. Kebebasan dalam Menentukan Komoditas Budidaya

Komoditas yang akan digunakan dalam kegiatan usahatani harus

difikirkan secara matang terlebih dahulu. Sebelum menentukan suatu komoditas

untuk diusahakan, diperlukan beberapa informasi mengenai cara budidaya

maupun harga jual. Cara penentuan komoditas oleh petani Desa Sumberejo

dipengaruhi oleh prediksi harga jual komoditas tersebut tanpa adanya paksaan dari

pihak luar. Seperti pernyataan berikut ini:

“Kalau seperti itu ya cuma kalau mau tanam padi ya padi. Kalau mau

tembakau ya tembakau. Apa dikasih mungkin ada lombok gitu nanam

sedikit. Maksudnya itu kalau lombok sekali panen kan cepet. Kalau

tembakau kan lama. Maksudnya itu kalau lombok itu bisa panen mungkin

50 hari udah panen, bisa dijual dulu buat pembelian obat. Buat biaya anu

lah. Yaa sebenernya mau tanam setelah padi ini tembakau. Sebabnya yang

kemaren kan harganya luar biasa tembakau. Kalau disini kan tembakaunya

kasturi.” (Agus, 15 Maret 2019).

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Bapak Imam berikut ini:

“Ya biasanya kan liat anu kalau petani ya selain padi ya, kalau mau tanam

itu apa dulu ya yang kira-kira mahal kayak gitu. Setelah itu baru

merancang biayanya, pinjam atau apa ini. ” (Imam, 5 Maret 2019).

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa petani Desa Sumberejo seringkali

melihat harga jual komoditas yang akan ditanam tanpa intervensi dari pihak

manapun. Hal ini menggambarkan bahwa petani Desa Sumberejo telah bertindak

secara bebas dalam memutuskan komoditas yang akan dibudidayakan, sehingga

dapat dikatan telah mandiri secara intelektual. Potret tersebut menunjukkan salah

satu dari lima komponen dalam kemandirian intelektual menurut Masrun dalam

Bahua (2016) yaitu kebebasan bertindak atas kehendaknya sendiri, bukan karena

orang lain.

Page 123: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

104

c. Kebebasan dalam Memilih Merk Obat Guna Menanggulangi OPT

Serangan Organisme Penganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu

permasalahan yang sering dialami oleh petani. OPT dapat berupa hewan maupun

tumbuhan yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan tanaman yang

sedang dibudidayakan. Berdasar jenis serangannya, OPT dibedakan menjadi 3

jenis, yaitu hama, gulma, DNA vektor penyakit. Hama merupakan OPT yang

dapat merusak tanaman secara langsung, baik dari golongan insekta, moluska,

mamalia, mematoda, dan lain lain. Gulma merupakan jenis tumbuhan liar yang

tidak dikehendaki pertumbuhannya karena akan menjadi kompetitor penyerap

nutrisi di daerah sekitar lahan budidaya. Sedangkan vektor penyakit merupakan

organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas, ataupun

mengganggu metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal pada

tanaman budidaya.

Seluruh OPT yang disebutkan di atas dapat menyerang tanaman budidaya

kapan saja, sehingga diperlukan upaya upaya pencegahan ataupun pengendalian.

Salah satu upaya yang digunakan adalah memberikan obat kepada tanaman sesuai

dengan kondisi tanaman tersebut. Obat obat yang dipilih petani dalam

meminimalisir OPT adalah sesuai kehendak petani masing-masing tanpa ada

intervensi dari pihak manapun. Seorang PPL hanya memberikan rekomendasi

terkait bahan aktif yang dapat membasMi OPT tanpa memberikan merk dagang

yang pasti. Seperti pernyataan berikut ini:

“Ya bahan aktif sama merknya. Kadang mereka bingung, bahan aktif ini

merknya apa ajaa. Jadi diberi alternatif beberapa merk yang ngambil

keputusan petaninya sendiri. Kita berikan alternatif bahan aktif dan merk,

terus petani memilih menggunakan yang mana.” (Diar, 21 Desember

2018).

Pernyataan berikut senada dengan pernyataan Bapak Rahmat selaku

koordinator penyuluh kecamatan berikut ini:

“Gini kalau kita nyarankan membiasakan petani gak beli merk kalau sudah

merk terkenal kan mahal kita menyampaikan ke petani itu daftar-daftar

bahan aktif ini. Kalau merk itu kadang petani sendiri, jadi kita sampaikan

pak ini sama ini merk dagangnya nanti terserah petaninya milih yang mana

Page 124: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

105

yang murah atau yang mahal tapi kadang petani beli yang mahal.”

(Rahmat, 12 Agustus 2018).

Obat obat yang digunakan petani terdiri dari obat bersubsidi dan non-

subsidi. Obat non-subsidi dapat dibeli petani di kios pertanian manapun yang

diinginkan. Namun untuk obat bersubsidi bisa diperoleh petani pada kios-kios

pertanian yang telah ditetapkan pada setiap kelompok tani. Berikut merupakan

daftar kios pertanian dan kelompok tani yang dapat memperoleh obat subsidi.

Tabel 5.5 Daftar Kios Pertanian di Desa Sumberejo

No. Kios Pertanian Kelompok Tani

1. Eka Jaya Harapan Maju

2. Eka Jaya Tani Makmur

3. Eka Jaya Sido Makmur

4. Fida Karya Tani I

5. Fida Suka Maju

6. Fida Harapan Jaya

7. Joyo Santoso Karya Utama

8. Joyo Santoso Margi Rahayu

9. Andika Makmur Karya Tani II

10. Andika Makmur Mekar Sari

11. Rejo Joyo Agung Karya Muda

12. Rejo Joyo Agung Sido Mekar

13. Batara Jaya Sri Rejeki

Sumber: Data Primer, 2019.

Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 6 kios pertanian di

Desa Sumberejo, antara lain Kios (a) eka jaya, (b) fida, (c) joyo santoso, (d)

andika makmur, (e) rejo joyo agung, dan (f) batara jaya. Keenam kios tersebut

menyediakan berbagai kebutuhan pertanian, khususnya pestisida bersubsidi.

Setiap kios pertanian menyediakan sarana produksi untuk kelompok tani yang

telah ditentukan sesuai dengan areal kelompok masing-masing. Kios eka jaya dan

kios fida melayani 3 kelompok tani, kios joyo santoso, kios andika makmur, dan

kios rejo joyo agung melayani 2 kelompok, sedangkan kios batara jaya melayani 1

kelompok tani saja.

Kebiasaan penyuluh dalam memberikan pilihan pilihan bahan aktif kepada

petani akan memberikan kebebasan petani dalam memilih merk dagang mana

yang akan dipilihnya dalam penanggulangan OPT pada lahan usahataninya.

Page 125: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

106

Tindakan seperti ini mencerminkan bahwa petani Desa Sumberejo dikatakan telah

mandiri secara intelektual. Potret tersebut menunjukkan salah satu dari lima

komponen dalam kemandirian intelektual menurut Masrun dalam Bahua (2016)

yaitu kebebasan bertindak atas kehendaknya sendiri, bukan karena orang lain.

d. Merasa Bangga Menjadi Petani

Pekerjaan menjadi petani seringkali diremehkan oleh sebagian orang.

Sebagian orang menganggap remeh petani yang pekerjaanya cenderung kotor

kotor di areal persawahan. Namun berbeda dengan petani di Desa Sumberejo.

Bahkan beberapa pemuda Desa Sumberejo merasa bangga dengan profesinya

sebagai petani. Mayoritas penduduk di Desa Sumberejo melihat profesi sebagai

petani akan menghasilkan pendapatan yang banyak. Seperti pernyataan berikut

ini:

“Untuk terutama adalah daerah Jember Selatan, terutama Ambulu Selatan,

Sumberejo. Petani anak muda muda memang dia sangat senang sekali ke

pertanian. Jadi walaupun dia anaknya orang kaya jadi dia mau terjun ke

patani, dan dia melihat tanam apa yang kira kira bisa menghasilkan

banyak.” (Basri, 6 januari 2019).

Petani Desa Sumberejo juga akan semakin bangga dengan profesinya

ketika memenangkan perlombaan perlombaan yang dilaksanakan, seperti

pernyataan berikut ini:

“Kadang kala di intern kelompok ada juga apik-apikan. Ya kalau menang

itu, ya senang gitu aja lah.” (Imam, 5 Maret 2019).

Beberapa pernyataan di atas menunjukkan bahwasanya petani Desa

Sumberejo memiliki rasa kepuasan terhadap hasil usahataninya. Hal ini

merupakan ciri kemandirian petani secara intelektual. Potret tersebut

menunjukkan salah satu dari lima komponen dalam kemandirian intelektual

menurut Masrun dalam Bahua (2016) yaitu memiliki rasa percaya diri terhadap

kemampuan yang dimiliki dengan cara menerima dirinya dan memperoleh

kepuasan dari usahanya sendiri.

Page 126: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

107

e. Penyelesaian Masalah Permodalan

Permasalahan mengenai modal merupakan permasalahan mendasar bagi

petani. Modal seringkali menjadi kendala bagi petani dalam melaksanakan

usahataninya. Keterbatasan modal bagi petani akan menghambat petani untuk

menghasilkan produksi yang lebih tinggi karena modal awal pun terbilang sedikit.

Namun masalah permodalan tidak lagi menjadi masalah utama bagi petani Desa

Sumberejo karena saat ini sudah hadir sebuah kartu tani. Kartu tani adalah

program pemerintah yang bekerja sama dengan 3 bank BUMN dengan 3 lokasi

yang berbeda. Yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk wilayah Banten,

Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Bank Mandiri untuk wilayah Jawa Barat, dan

Bank Nasional Indonesia (BNI) untuk wilayah Jawa Timur. Kartu tani berfungsi

sebagai kartu identitas petani untuk mendapatkan pinjaman sebagai modal pada

bank yang telah disebutkan. Jumlah yang dipinjamkan akan diberikan sesuai

dengan SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) yang dimiliki petani. Bunga

yang ditawarkan pun dengan adanya kartu tani ini terbilang minimum, hanya

berkisar nol koma saja tergantung luasan lahan yang dimiliki petani. Berikut

pernyataan Bapak Basri selaku ketua kelompok tani karya tani I terkait

penyelesaian masalah permodalan petani.

“Selain air ya masalah dana. Modal. Modal sekarang sudah ada pemecahan

dari BNI untuk kartu tani, itu sudah ada. Jadi sudah enak sekarang

petaninya. Kalau sudah dapat kartu tani sudah pinjam. Bunganya adaa

memang, tapi bunganya kan sedikit. 0 koma. Jadi nggak menjerat petani

bunganya. Itu ya memang programnya pemerintah untuk membantu petani

dituju oleh petani yang khusus punya kartu tani.” (Basri, 6 januari 2019).

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Bapak Agus:

“Kalau kemaren itu masalahnya dari modal. Tapi sekarang itu dari kartu

tani kalau udah dapat bisa mengajukan ke BNI. Seperti mengeluarkan

tabungan tani kan udah ada yang ngeluarin BNI. Dapatnya itu kan melalui

SPPT. Tapi kalau umpamanya keluarnya itu ¼ atau ½ atau 1 ha tergantung

dari SPPT nya. Yang menentukan juga dari BNI, Kebijakannya dapat

berapa itu gitu.” (Agus, 15 Maret 2019).

Bapak Imam juga menyampaikan hal serupa:

“Kalau biayanya kurang ya iya pinjem. Kalau BNI pakek kartu tani terus

bunganya nol koma jaminannya ya SPPT aja.” (Imam, 5 Maret 2019).

Page 127: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

108

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa petani dapat mencukupi

modalnya untuk keperluan usahatani melalui peminjaman kepada bank dengan

menggunakan kartu tani. Hal tersebut menggambarkan bahwa walaupun dengan

melakukan pinjaman, petani tidak kebingungan apabila ingin memperluas

lahannya untuk memperoleh produksi yang lebih tinggi lagi. Kondisi ini

mencerminkan bahwa petani sudah mencapai kemandirian intelektual dari proses

pemecahan masalah yang terjadi. Potret tersebut mendukung pendapat Havighurst

dalam Bahua (2016) bahwa kemandirian intelektual dapat ditunjukkan dengan

kemampuan seseorang untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sedang

dihadapinya.

f. Kekurangan Air Dapat Diatasi dengan Mesin Pompa Air

Permasalahan lainya dalam bidang pertanian yang ada di Desa Sumberejo

adalah ketersediaan air yang minimum. Hal ini dipengaruhi dari kondisi geografis

Desa Sumberejo yang berada di ujung selatan Kabupaten Jember. Selain itu, Desa

Sumberejo juga berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia di sebelah timur.

Hal ini membuat curah hujan yang ada disana tidak sebanyak curah hujan di desa

lainya di Kecamatan Ambulu. Kondisi tersebut membuat Desa Sumberejo

menjadi kekurangan air, sekalipun saat musim penghujan, seperti pernyataan

Bapak Basri berikut ini.

“Terutama yang dihadapi oleh petani itu masalahnya adalah karna di

Sumberejo itu apa ya untuk air itu adalah yang paling kuncen. Paling

selatan kan gapernah hujan, itu seringkali oleh kelompok itu masalah air,

irigasi.” (Basri, 6 Januari 2019).

Permasalahan tersebut sudah dapat dipecahkan petani denggan cara

memanfaatkan pompa air dari mesin diesel untuk mendapatkan air sehingga

petani dapat mengairi lahannya walaupun kekurangan curah hujan. Seperti

pernyataan berikut ini:

Page 128: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

109

“Ya kalau per rumah emang sudah ada, petani itu sudah ada. Cuma kan

masih kurang kalau cuma 1 itu masih kurang mengatasi apalagi mau apa

itu mau dibajak itu masih kurang airnya kalau cuma 1. Jadi pompa airnya

ada 2 apa 3 per ¼ sawah. Itu ada yang dari selatan ada yang dari utara,

timur, airnya itu baru bisa lancar jalannya air dibajak.” (Agus, 15 Maret

2019).

Bapak Imam juga menyampaikan hal yang serupa seperti berikut ini:

“Lama ya, orang disini irigasi susah kok, padi aja kalau sudah telat ya

pakek pompa. Nah, dulu waktu muda dulu sebelum ada pompa ya, itu

alam itu masih menyediakan ya. Jadi artinya debit air itu masih tinggi.

Dulu banyak pohon ya, jadi pakek itu sudah “ngebor” istilahnya ya,

dikocori itu aja sudah kalau irigasinya gak cukup dulu. Setelah itu ada

pompa pertama itu yang punya itu satu dua itu beli ke orang itu. Setelah itu

sekarang gak ada yang gak punya sudah.” (Imam, 5 Maret 2019).

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Basri berikut ini:

“Karna disini ini ujung, kalau ndakada hujan seperti ini ndak ada air ndak

kumanan air. Akhirnya petani disini walaupun kemarau panjang, di sawah

hijau. Karna semua petani punya pompa air. Jadi walaupun tidak ada air

dari irigasi, tetep tanamannya bagus.” (Basri, 6 Januari 2019).

Beberapa pernyataan di atas menggambarkan bahwasanya petani di Desa

Sumberejo secara keseluruhan sudah memiliki pompa air secara pribadi dengan

jumlah minimal 1 buah pompa. Petani menyadari bahwa sumberdaya air di

wilayah Sumberejo tergolong minimal sehingga petani memerlukan cara lain agar

dapat menyelesaikan permasalahan tersebut melalui pemanfaatan pompa air.

Perilaku ini menunjukkan suatu kemandirian secara intelektual telah dimiliki oleh

petani tanaman pangan di Desa Sumberejo. Potret tersebut mendukung pendapat

Havighurst dalam Bahua (2016) bahwa kemandirian intelektual dapat ditunjukkan

dengan kemampuan seseorang untuk mengatasi berbagai permasalahan yang

sedang dihadapinya.

g. Penanggulangan Serangan OPT dengan Dana Kelompok

Serangan OPT menjadi salah satu permasalahan utama bagi petani

tanaman di Desa Sumberejo. Apabila jumlah OPT telah menyebar di seluruh

hamparan, perlu dilakukan suatu pengendalian massal untuk membasmi OPT

Page 129: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

110

tersebut, terutama hama wereng. Kegiatan pengendalian massal atau yang biasa

disebut sebagai spray massal ini membutuhkan obat dalam jumlah yang banyak

dan juga biaya yang banyak. Biasanya kelompok tani akan mengajukan bantuan

kepada dinas terkait obat-obatan guna dilaksanakannya spray massal. Namun hal

tersebut tidak seterusnya dapat disetujui oleh dinas, sehingga Gabungan

Kelompok Tani Sumberejo berinisiatif untuk memecahkan masalah tersebut

dengan cara mengajak seluruh kelompok tani iuran. Iuran tersebut akan digunakan

untuk membeli pestisida dalam jumlah besar untuk kemudian dibagikan kepada

kelompok. Petani yang berhak mendapat obat ini bukan hanya petani yang aktif

dalam kelompok tani, melainkan seluruh petani hamparan yang wilayahnya

terkena serangan hama wereng. Seperti pernyataan berikut ini:

“Kita mengajukan obat untuk wereng ke dinas. Ke PPL dulu. PPL

mengajukan ke dinas. Setelah mengajukan dapat obat. Baru kita mengajak

petani untuk mengadakan spray bersama dengan petani. Bukan hanya

anggota kelompok, tapi petani di lingkungan situ. Petani hamparan. Jadi 1

lokasi itu biasanya 100 orang. Kalau sudah ndak ada bantuan, itu kita

mandiri obatnya. Kita urunan dengan kelompok yang lain kita

mengadakan penyemprotan massal. Itu kalau werengnya sudah banyak.

Tapi kalau wereng masih di ambang batas, kita hanya menganjurkan

kepada petani terutama adalah pencegahan, kita anjurkan untuk semprot

dengan obat wereng yang rendah.” (Basri, 6 Januari 2019).

Pernyataan senada didukung oleh pernyataan Bapak Agus yang

menyatakan bahwa apabila bantuan dari pemerintah kurang, akan dicukupi oleh

kas kelompok.

“Iyaa. Tapi kan dari kelompok bantu, mungkin 1 liter. Dari sponsor seperti

DGW itu bisa 2 liter, dari Pak Matori 1 liter. Jadi 4 liter itu dioplos sama

air langsung petaninya diundang kesini, kan pernah disini juga. Dari DGW

terutama obat rahwana. Itu kalau petaninya harus membawa tangki sprayer

itu harus tiap petani harus membawa satu satu. Terus obat yang 4 liter itu

nanti dioplos sama air terus kalau mau ngobat itu dikasih ke tepat plastik,

diukur, sekiranya berapa tangki. 3 tangki 3 sprayer itu setelah itu diukur

ukurannya berapa mungkin 1 gelas aqua mungkin 1 gelas 1 tangki.”

(Agus, 15 Maret 2019).

Berdasar pernyataan tersebut dapat terlihat bahwa petani tanaman pangan

Desa Sumberejo menunjukkan sikapnya dalam penyelesaian masalah tanpa

bantuan dari pihak luar. Potret petani yang mampu mengatasi masalahnya secara

Page 130: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

111

pribadi ini menggambarkan bahwa petani di Desa Sumberejo dikatakan telah

mandiri secara intelektual. Potret tersebut mendukung pendapat Havighurst dalam

Bahua (2016) bahwa kemandirian intelektual dapat ditunjukkan dengan

kemampuan seseorang untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sedang

dihadapinya.

h. Meraih Juara 2 Lomba Agribisnis Tanaman Pangan Se Provinsi Jawa Timur

Gabungan Kelompok Tani Sumberejo pernah meraih penghargaan juara 2

yang diberikan oleh Bapak Ir. Djoko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia

pada tahun 2015 mengenai lomba agribisnis tanaman pangan se-Jawa Timur.

Berikut pernyataan mengenai hal tersebut:

“Kalau di Sumberejo pernah menang pernah menang program

produktivitas padi, kemudian oleh dinas diajukan lomba tingkat provinsi

dapet juara 2 se provinsi. Juara 1 nya luar Jember, saya lupa. 2015

soalnya.” (Diar, 26 September 2018).

Gabungan Kelompok Tani Sumberejo termasuk gapoktan yang

diunggulkan di Kabupaten Jember. Hal ini dibuktikan dengan mengirimkan

gapoktan sumberejo untuk mengikuti lomba di tingkat provinsi tanpa mengadakan

seleksi di tingkat kabupaten terlebih dahulu. Berikut merupakan pernyataan Bapak

Basri terkait hal tersebut:

“Terutama kepala dinas kesini, dinas pertanian itu ya itu karna disini

kelompoknya menonjol akhirnya dari dinas sering kesini diadakan

pertemuan, mengenai administrasi dilihat seperti apa. Setelah itu kegiatan

per anggota ditanyai 1per satu. Apakah betul begini begini. Akhirnya pada

waktu saya lomba, gapoktannya, di Kabupaten belum pernah kita

mengiktui, langsung diikutkan ke provinsi, ga tanggung tanggung. Saya

Tanya pada kepala dinas, lo pak saya ini kan untuk kabupaten belum

pernah ikut. Laa sudah. Kemaren saya kesana kanya termasuk lomba itu.

Sudah nomer 1 itu di kabupaten. Nanti saya kirim langsung ke provinsi, ya

kebetulan saya di provinsi itu dikoreksi semua buku-bukunya sampek 1

jam, saya hanya 15 menit. Laa datanya kan komplit. Malah saya ditinggal,

saya malah ditaruh di atas di bagian yang ngoreksi. Orang orang ya setelah

trun yak ok enak men gak ditakoni gak opo. Dan setelah itu sayaditanyai

siap juara 1 apa tidak? Saya ndak siap pak. Disuruh ke Jakarta nantik. Saya

pasrahkan pada kelompok, gakusah pak, sibuk maneh engkok. Cuma

Page 131: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

112

anggotanya yang ndak sanggup. Persiapan itu 1 bulan nonstop, PPL kan

ikut bantu.” (Basri, 6 Januari 2019).

Kondisi tersebut mencerminkan bahwa petani Desa Sumberejo mampu

menuai prestasi di tingkat provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa petani mampu

bertindak secara progresif dalam usahataninya, sehingga dapat dikatakan bahwa

petani telah mandiri secara intelektual. Potret ini menggambarkan satu dari lima

komponen kemandirian intelektual menurut Masrun dalam Bahua (2016) yaitu

memiliki sikap yang progresif dan ulet dalam mewujudkan harapannya.

5.2.3 Kemandirian Pembinaan

Soedijanto dalam Anantanyu (2011) menyatakan bahwa kemandirian

pembinaan merupakan salah satu aspek kemandirian yang menunjukkan bahwa

seseorang memiliki kapasitas untuk mengembangkan diri sendiri melalui

proses belajar tanpa harus tergantung pihak luar. Lebih lanjut Rahayu dan

Malia, (2018) mengemukakan bahwa kemandirian pembinaan artinya mampu

menggali potensi diri secara kreatif dan inovatif. Kemandirian pembinaan akan

terlihat secara perlahan melalui interaksi yang dilakukan oleh petani hingga

nantinya akan melahirkan suatu kreatifitas.

Kemandirian pembinaan yang digambarkan oleh petani tanaman pangan

Desa Sumberejo antara lain a) Melaksanakan perlombaan dengan inisiatif sendiri,

b) Pengendalian OPT dengan penanaman refugia, c) Pengendalian hama tikus

dengan burung hantu, dan d) Berinisiatif mengadakan kampanye tanpa PPL.

Berikut ini merupakan penjelasan secara rinci dari masing-masing potret

kemandirian pembinaan petani:

a. Melaksanakan Perlombaan dengan Inisiatif Sendiri

Petani Desa Sumberejo menggunakan teknik perlombaan dala rangka

memacu petani untuk melaksanakan kegiatan usahataninya menjadi lebih baik

dari waktu ke waktu, yaitu dengan meningkatkan produksi maupun penghasilan

dari setiap petani. Perlombaan ini hanya digunakan untuk komoditas padi saja.

Perlombaan yang dimaksud adalah perlombaan mengenai tingkat produktivitas

tertinggi antar petani. Lomba ini diselenggarakan oleh kelompok tani di Desa

Page 132: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

113

Sumberejo. Kegiatan perlombaan akan diumumkan pada awal sebelum

penanaman dan akan dihitung hasilnya ketika panen dan diumumkan

pemenangnya ketika pertemuan rutin kelompok. Hadiah yang diberikan berasal

dari dana kas masing-masing kelompok. Hal tersebut disampaikan oleh Ibu Diar

selaku PPL Desa Sumberejo:

“Kalau itu alternatif kelompok sendiri, petaninya sendiri. Sudah kenal

sama formulatornya gitu. Itu usulannya kelompok dan rata-rata begitu.

Untuk petani di wilayah Sumberejo ini rata-rata ingin mengembangkan

bakat dan kemampuannya di bidang pertanian ini mau diterapkan dalam

budidayanya.” (Diar, 21 Desember 2018).

Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan Bapak Basri berikut ini:

“Inisiatif kelompok sendiri. Hadiahnya dari kas kelompok. Tujuannya

supaya petani dan anggota itu meningkatkan produksi bagaimana cara

tanam padi yang baik, bagaimana petani bisa meningkatkan penghasilan,

itu tujuannya. Jadi dipacu dengan adanya perlombaan itu.” (Basri, 6

Januari 2019).

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak Imam berikut ini:

“Kadang kala di intern kelompok ada juga apik-apikan. Ya kalau menang

itu, ya senang gitu aja lah, biar semangat gitu aja sudah. Hmmm dari intern

itu juga ada seperti kadang kala kan varietas A sama B itu “ayo menang

endi iki sok mben? Kayak gitu cara tanamnya harus sama.” (Imam, 5

Maret 2019).

Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa petani Sumberejo memiliki

kapasitas dalam mengembangkan dirinya tanpa tergantung pihak luar dengan

menggunakan cara yang kreatif. Selain itu, petani juga dapat mengembangkan

dirinya melalui proses belajar dari teknik perlombaan yang dilaksanakan oleh

pemerintah untuk mengembangkan dirinya tanpa tergantung pihak luar. Tindakan

tersebut mencerminkan sebuah kemandirian pembinaan dari petani desa

Sumberejo. Potret ini mendukung teori Soedijanto dalam Anantanyu (2011) yang

menyatakan bahwa kemandirian pembinaan merupakan salah satu aspek

kemandirian yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki kapasitas untuk

mengembangkan diri sendiri melalui proses belajar tanpa harus tergantung

pihak luar. Potret tersebut juga mendukung hasil penelitian Rahayu dan Malia,

(2018) yang menyatakan bahwa kemandirian pembinaan akan terlihat secara

Page 133: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

114

perlahan melalui interaksi yang dilakukan oleh petani hingga nantinya akan

melahirkan suatu kreatifitas.

b. Pengendalian OPT dengan Penanaman Refugia

Petani Desa Sumberejo dalam mengendalikan serangan OPT terbiasa

menggunakan obat-obatan kimia sebelum tahun 2016. Namun ketika petani mulai

diperkenalkan cara-cara alami membasmi OPT, petani mulai beralih dengan

menggunakan bunga refugia sebagai alternatif pencegahan serangan OPT.

Keseluruhan petani di Desa Sumberejo saat ini sudah menerapkan penanaman

bunga refugia di pematang sawah. Bahkan, banyak petani yang menanam bunga

tersebut di sekitar rumah mereka, di halaman, maupun di pinggiran jalan Desa

Sumberejo. Selain dapat menekan populasi OPT, bunga refugia juga dapat

memperindah pemandangan di Desa. Berikut beberapa pernyataan yang

menggambarkan bahwa petani di Sumberejo telah melakukan penanaman bunga

refugia:

“Kita sebelum tanam kita memberi apa ya, gunanya kita nanam bunga di

tepi tepi itu. Dulu dulunya ya, sawah kok ditanduri bunga ya. Ndak ngerti

kegunaan bunga itu bunga seperti apa. Karna bunga itukan gunanya adalah

pertama untuk menaruh hama supaya dia tidak ke tanaman, tapi ke bunga.

Dan bunga sendiri juga ada predatornya. Predatornya itu ada yang senang

bunga itu akhirnya yang lain akan dimakan oleh predator jadi ndak jadi ke

tanaman akhirnya ke refugianya itu.” (Basri, 6 januari 2019).

Pernyataan Bapak Basri senada dengan pernyataan Bapak Agus berikut

ini:

“Pinggir jalan refugia itu, kanan kiri kan ada semua itu sebetulnya.” (Agus,

15 Maret 2019).

Ibu Diar juga menjelaskan hal serupa seperti berikut ini:

“Kayak pengendalian hama dengan refugia, kita hanya memberi pancingan

stimulan gitu aja. Mungkin di pinggir jalan, di sawah yang dekat jalan,

mungkin petani petani yang mau tanem sendiri di sawahnya sendiri ya

monggo lebih bagus gitu.” (Diar, 30 Maret 2019).

Page 134: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

115

Ketiga pernyataan tersebut menunjukkan bahwa petani telah bertindak

kreatif dalam mengendalikan OPT khususnya OPT tanaman pangan dengan

melakukan penanaman bunga refugia. Kondisi ini mencerminkan bahwa petani

telah mandiri dalam aspek pembinaan. Tindakan tersebut mencerminkan sebuah

kemandirian pembinaan dari petani desa Sumberejo. Potret tersebut mendukung

hasil penelitian Rahayu dan Malia, (2018) yang menyatakan bahwa kemandirian

pembinaan artinya mampu menggali potensi diri secara kreatif dan inovatif .

c. Pengendalian Hama Tikus dengan Burung Hantu

Cara lain yang digunakan petani dalam mengendalikan OPT adalah

dengan memanfaatkan musuh alami. Yaitu menggunakan burung hantu pada

daerah endemik tikus. Tidak semua dusun di Desa Sumberejo endemik tikus,

hanya daerah yang berbatasan dengan Desa Sabrang saja yang merupakan wilayah

endemik tikus. Proses pengusiran hama tikus ini dilakukan dengan cara

meletakkan pagupon atau rumah burung hantu sebanyak 8 pagupon di sawah-

sawah petani. Pagupon tersbeut diisi 2 burung hantu saja, namun ketika malam

hari, kedelapan pagupon tersebut terisi penuh oleh burung hantu. Hal ini

disebabkan karena wilayah tersebut dekat dengan hutan rakyat sehingga banyak

burung hantu liar yang singgah ketika malam hari. Cara ini terbukti ampuh untuk

mengusir tikus. Sebelum diterapkan metode ini, petani setempat rutin

mengadakan gropyokan tikus pada malam hari setiap tahun. Namun hasilnya tidak

dapat mengusir tikus secara permanen dibandingkan dengan pemanfaatan

pagupon dan burung hantu. Berikut pernyataan Ibu Diar selaku PPL Desa

Sumberejo terkait pengendalian hama tikus dengan pagupon burung hantu.

“Kemudian pengendalian tikus dengan burung hantu itu juga. Cuman di

wilayah sini aja, perbatasan Sabrang Sumberejo itu. Yang selatan wilayah

Pak Basri itu gakada. Dulu disini tiap tahun itu mesti kalau tanem padi

mesti ada gropyokan tikus, cuman setelah dikasih pagupon burung hantu

itu Alhamdulillah sudah nggak ada gerakan tikus. Pagupon ini rumahnya

burung hantu itulo mbak. Itu ditaruh di sawah. Jadi kemaren itu hanya ada

8 pagupon, yang diisi burung hantu hanya 2 kan, hanya 2 rumah. Cuman

ternyata kalau pas malam hari itu banyak yang singgah disana burung

hantunya. Jadi burung hantu yang ada disana itu manggil temannya

kemudian kalau pas malam kan berburu mereka, Alhamdulillah. Kan dekat

Page 135: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

116

hutan disana banyak burung hantu. Alhamdulillah berkurang tikusnya,

sudah gakada kegiatan gropyokan lagi.” (Diar, 30 Maret 2019).

Pernyataan tersebut mencerminkan adanya tindakan kreatif petani dalam

meminimalisir serangan hama tikus. Hal ini mencerminkan bahwa petani

Sumberejo dapat dikatakan telah memiliki sebuah kemandirian pembinaan. Potret

tersebut mendukung hasil penelitian Rahayu dan Malia, (2018) yang menyatakan

bahwa kemandirian pembinaan artinya mampu menggali potensi diri secara

kreatif dan inovatif .

d. Berinisiatif mengadakan kampanye tanpa PPL

Petani Desa Sumberejo juga berinisiatif menggunakan teknik kampanye

untuk beberapa kegiatan tertentu. Kampanye yang dilaksanakan tidak mendapat

bantuan dari PPL sama sekali. Kegiatan ini murni inisiatif dari petani untuk dapat

menyebarluaskan informasi secara cepat dan memperoleh sasaran yang luas.

Kampanye ini dilaksanakan untuk sosialisasi kartu tani dan sosialisasi penanaman

refugia. Pemerintah mewajibkan setiap petani untuk memiliki kartu tani, sehingga

diperlukan pendataan dan pendaftaran administrasi. Hal tersebut diumumkan

melalui kampanye agar seluruh petani dapat mengetahui informasi tersebut, baik

petani yang aktif dalam kelompok tani maupun petani hamparan. Kampanye

lainya adalah untuk sosialisasi terkait penanaman refugia agar seluruh masyarakat

mengetahui bahwasanya ada teknologi baru pengendalian hama secara alami.

Kampanye ini dilaksanakan dengan cara berkeliling Desa Sumberejo hingga ke

setiap dusun menggunakan pick up dan sound sistem dengan biaya dari kas

Gabungan Kelompok Tani Sumberejo. Seperti pernyataan Bapak Basri berikut ini.

“Kartu taninya itu kalau kampanye inisiatif sendiri. Disuruh kelompok

harus memberi ke seluruh hamparan, akhirnya ya kampanye itu. Pakai

dana kelompok, gapoktan. Karna gapoktan kan kasnya banyak.” (Basri, 6

Januari 2019).

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ibu Diar:

“Terus pas kampanye siaran kemaren itu pas kartu tani sama tanam bunga

refugia itu keliling itu. Kayak siaran anu itu, siaran pake pick up sound

system itu.” (Diar, 21 Desember 2018).

Page 136: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

117

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa teknik kampanye yang

dilaksanakan oleh petani murni berasal dari inisiatif petani sendiri. Hal ini

merupakan bentuk tindakan kreatif petani dalam menyebarluaskan informasi

dengan cara cepat, sehingga dapat dikatakan petani telah mencapai kemandirian

pembinaan. Potret tersebut mendukung hasil penelitian Rahayu dan Malia, (2018)

yang menyatakan bahwa kemandirian pembinaan artinya mampu menggali

potensi diri secara kreatif dan inovatif .

5.2.4 Kemandirian Sosial

Soedijanto dalam Anantanyu (2011) mengemukakan bahwa kemandirian

sosial merupakan salah satu bentuk kemandirian yang dicerminkan oleh manusia

ketika melaksanakan kegiatannya selalu terdapat saling ketergantungan dengan

manusia lain sebagai suatu sistem sosial. Lebih lanjut, Musdalifah dalam Bahua

(2016) menyatakan bahwa kemandirian sosial akan tercermin ketika seorang

manusia dapat mengembangkan dirinya menjadi seseorang yang bertanggung

jawab pada kehidupan masyarakat. Kemandirian sosial dapat ditunjukkan dengan

kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung

atau menunggu aksi dari orang lain. Kemandirian sosial dapat dilihat melalui

hubungan antara individu satu dengan individu lainnya, seperti hubungan antara

petani satu dengan petani lainnya, hubungan antara petani dengan penyuluh, dan

hubungan antara petani dengan pihak luar. Potret kemandirian sosial petani

tanaman pangan di Desa Sumberejo dapat dilihat melalui beberapa tindakan

seperti a) Melakukan gotong royong, b) Memiliki grup whatsapp antara petani

dengan penyuluh, c) Interaksi antara Petani dengan Formulator, dan d) Bertukar

informasi dengan sesama petani maupun PPL.

a. Melakukan Gotong Royong Pembersihan Saluran Air

Gotong royong merupakan bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk

ikut terlibat dalam memberi nilai positif dari setiap objek, permasalahan, maupun

kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Partisipasi aktif tersbeut dapat berupa

materi, tenaga fisik, maupun sumbangsih pikiran. Menurut Koentjaraningrat,

Page 137: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

118

budaya gotong royong tolong menolong seringkali terjadi pada aktivitas kegiatan

pertanian. Gotong-royong dalam bidang pertanian dapat berupa curahan tenaga

pada saat membuka lahan sampai mengerjakan lahan pertanian, dan diakhiri di

saat panen (Pasya, 2011). Kegiatan gotong royong yang dilaksankaan secara rutin

oleh seluruh petani di Desa Sumberejo adalah ketika hendak melakukan

penanaman. Gotong royong tersebut dilaksanakan untuk pembersihan saluran air.

Gotong royong dilaksanakan antar petani dalam 1 hamparan, tidak membedakan

petani yang aktif dalam pertemuan kelompok maupun petani hamparan. Seperti

pernyataan Ibu Diar berikut ini:

“Baik interaksinya. Yaa gotong royong, gitu, terus kita mungkin ada

kegiatan gotong royong, bersih-bersih. Misal mau tanam padi kita biasa

bersih bersih saluran air. Itu antar kelompok tani. Kan dalam 1 hamparan

itu ada kelompok tani A kelompok tani B. itu gotong royong.” (Diar, 21

Desember 2018).

Hal tersebut mencerminkan adanya interaksi antara petani satu dengan

petani lainnya dalam hal pembersihan saluran air sebelum tanam, sehingga petani

Desa Sumberejo dapat dikatakan telah mandiri secara sosial. Potret tersebut

mendukung pendapat Musdalifah dalam Bahua (2016) yang menyatakan bahwa

kemandirian sosial dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan

interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang

lain.

b. Memiliki Grup Whatsapp antara Petani dengan Penyuluh

Whatsapp merupakan sebuah platform digital yang memungkinkan setiap

manusia dapat bertukar pesan teks, pesan suara, gambar, maupun video, tanpa

biaya SMS. Whatsapp akan memberikan peluang bagi setiap manusia untuk

melangsungkan komunikasi lebih intens daripada biasanya. Whatsapp memiliki

fitur yang berupa grup chat yang bisa digunakan oleh beberapa orang untuk

melangsungkan komunikasi bersama dalam sebuah platform digital. PPL Desa

Sumberejo telah membuat 1 grup whatsapp yang berisikan petani-petani di Desa

Sumberejo bersama dengan PPL. Grup ini berfungsi sebagai media untuk

koordinasi secara online. Seperti pernyataan Ibu Diar berikut ini.

Page 138: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

119

“Yaa mereka saling menghormati, sangat menerima keberadaan penyuluh

di lingkungan. Sampe ada grup whatsapp juga.” (Diar, 21 Desember

2018).

Pernyataan serupa juga disampaika oleh Bapak Basri selaku ketua

kelompok tani Karya Tani I berikut ini.

“Sudah ada grup antara PPL dan gapoktan, namanya itu Gapoktan

Sumberejo grupnya. Tapi ndak semua ikut, cuma pengurus saja dan yang

sudah punya aplikasi WA itu” (Basri, 6 Januari 2019).

Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa interaksi yang terjadi antara

petani dengan penyuluh tidak keseluruhan terjadi secara langsung, namun juga

melalui media sosial. Kondisi ini menggambarkan bahwa petani Desa Sumberejo

memiliki kemandirian sosial. Potret tersebut mendukung pendapat Musdalifah

dalam Bahua (2016) yang menyatakan bahwa kemandirian sosial dapat

ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain

dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

c. Interaksi antara Petani dengan Formulator

Formulator merupakan seseorang yang bekerja di perusahaan obat

pembasmi OPT (pestisida) yang bertugas untuk memformulasikan bahan bahan

kimia dan membentuk suatu produk baru. Formulator ini biasanya terjun ke setiap

desa untuk mempromosikan produknya kepada petani. Setelah selesai bekerja,

pihak formulator biasanya singgah di rumah petani untuk beristirahat bahkan

melepas lelah dengan tidur di rumah petani. Berikut pernyataan Bapak Basri.

“Malah sini tempatnya formulator. Datang sini kadang no sore ini datang,

pak aku kesel pak, turu nang kene. Kadang itu tempuk bareng hari ini, jadi

jujukan gitu.” (Basri, 6 Januari 2019).

Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat baik antara petani

dengan pihak formulator di Desa Sumberejo, sehingga kemandirian sosial dapat

dikatakan telah dimiliki oleh petani desa Sumberejo. Potret ini mendukung

pendapat Soedijanto dalam Anantanyu (2011) bahwa kemandirian sosial

merupakan salah satu bentuk kemandirian yang dicerminkan oleh manusia ketika

Page 139: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

120

melaksanakan kegiatannya selalu terdapat saling ketergantungan dengan

manusia lain sebagai suatu sistem sosial.

d. Berinteraksi dan Bertukar Informasi dengan Sesama Petani Maupun PPL

Informasi adalah kumpulan pesan yang dapat ditafsirkan oleh sebagian

orang. Informasi merupakan sebuah hal penting yang dibutuhkan petani untuk

senantiasa mengembangkan usahataninya, baik informasi mengenai teknologi

baru, gagasan baru, ataupun program baru yang belum pernah diketahui oleh

petani sebelumnya. Proses pertukaran informasi yang ada di Desa Sumberejo

berlaku baik antara petani dengan petani lainnya maupun antara petani dengan

penyuluh. Informasi yang biasanya disampaikan adalah terkait penyelesaian

masalah yang dihadapi petani. Antar petani akan berdiskusi terkait pengalamanya

masing-masing. Informasi yang disampaikan oleh PPL adalah terkait pengenalan

teknologi ataupun gagasan baru yang belum diketahui petani sebelumnya. Kondisi

lainnya dapat tercermin melalui pertemuan rutin kelompok tani yang

dilaksanakan secara anjangsana. Seperti pernyataan Bapak Basri berikut ini.

“Itu kan diadakan anjangsana, supaya kita erat hubungannya antara

anggota 1 ke yang lain. Pengurus dengan anggota biar kelihatan

akrab.yang selasa malem rabu itu. Jadi bukan hanya 1 tempat tapi

anjangsana. Biar tahu rumahnya masing-masing, biar kenal

lingkungannya, biar akrab. Terus kalau di kelompok, kalau dia menanam

ini berhasil, ya kita ilmunya kita berikan kepada teman yang lain. Kalau

kelompok kan dibagi, kalau udah punya ilmu harus dibagi sama anggota

yang lain.” (Basri, 6 januari 2019).

Untuk penyebaran informasi antara petani dapat dilihat melalui pernyataan

berikut ini:

“Kalau samasama kelompok tani, sering saya mengadakan pertemuan di

lapang bersama sama 1 anggota gapoktan. Kelompok keseluruhan, tapi

tidak keseluruhan anggota, beberapa. Jadi mungkin 1 kelompok 5 orang

atau 10 orang. Perwakilan. Kita pertemuan disini bahas masalah terutama

pertanian. Jadi yang sering saya mengundang hanya pengurus. Informasi

dari saya, saya sebarkan ke pengurus kelompok, lalu nanti disampaikan ke

anggotanya.” (Basri, 6 Januari 2019).

Pernyataan mengenai berkumpul antar petani dinyatakan oleh Bapak Agus

berikut ini:

Page 140: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

121

“Kumpul kumpul pernah juga, apalagi kalau ada penanaman bunga.”

(Agus, 15 Maret 2019).

Pernyataan tersebut menggambarkan bahwasanya antar petani ingin lebih

dekat dan mengenal masyarakat lainnya. Pertukaran informasi juga kerapkali

dilaksankakan dengan adanya pertemuan, baik pertemuan gapoktan maupun

pertemuan kelompok tani. Sehingga dapat dikatakan bahwa petani Desa

Sumberejo telah mandiri secara sosial. Potret tersebut mendukung pendapat

Soedijanto dalam Anantanyu (2011) bahwa kemandirian sosial merupakan salah

satu bentuk kemandirian yang dicerminkan oleh manusia ketika melaksanakan

kegiatannya selalu terdapat saling ketergantungan dengan manusia lain

sebagai suatu sistem sosial.

Berdasar uraian di atas dapat diketahui bahwa petani Desa Sumberejo

telah memiliki potret kemandirian berdasar 4 aspek, yaitu kemandirian material,

intelektual, pembinaan, dan juga sosial. Kemandirian material dicerminkan

melalui a) Penggunaan pupuk organik dan berimbang, b) Penggunaan benih

unggul dan bersertifikat, c) Penerapan rotasi tanaman untuk memutus mata rantai

OPT, d) Penerapan teknologi jajar legowo, e) Penerapan sistem olah tanah

sempurna, dan f) Kemampuan dalam menentukan harga jual hasil panen.

Kemandirian intelektual tercermin dari beberapa tindakan petani berikut ini a)

Kebebasan dalam menentukan luasan lahan, b) Kebebasan menentukan komoditas

budidaya, c) Merasa bangga menjadi petani, d) Penyelesaian masalah permodalan,

e) Penyelesaian masalah sumberdaya air, f) Penyelesaian masalah serangan OPT,

g) Meraih prestasi tingkat provinsi, dan h) Kebebasan memilih merk obat.

Kemandirian pembinaan dapat dilihat melalui a) Berinisiatif mengadakan

perlombaan, b) Penanggulangan OPT melalui penanaman bunga refugia, c)

Penanggulangan hama tikus dengan memanfaatkan burung hantu, dan d)

Berinisiatif mengadakan kampanye. Kemandirian sosial dapat dicerminkan

melalui a) Gotong royong pembersihan saluran air, b) Memiliki grup whatsapp

antara petani dan penyuluh, c) Rumah petani dijadikan tempat beristirahat bagi

formulator, dan d) Berinteraksi dan bertukar informasi sesama petani maupun

penyuluh. Adanya potret kemandirian dari masing-masing aspek tersebut

Page 141: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

122

menyatakan bahwa petani tanaman pangan Desa Sumberejo dapat dikatakan

sebagai petani yang telah mandiri.

Berdasar ulasan terkait potret kemandirian petani tanaman pangan di Desa

Sumberejo ini, dapat disederhankan melalui tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6 Potret Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

No. Kemandirian

Material Intelektual Pembinaan Sosial

1. Penggunaan

pupuk organik

dan berimbang

Kebebasan

dalam

menentukan

luasan lahan

Berinisiatif

mengadakan

perlombaan

Gotong royong

pembersihan

saluran air

2. Penggunaan

benih unggul

dan

bersertifikat

Kebebasan

menentukan

komoditas

budidaya

Penanggulangan

OPT melalui

penanaman

bunga refugia

Memiliki grup

whatsapp antara

petani dan

penyuluh

3. Penerapan

rotasi tanaman

untuk

memutus mata

rantai OPT

Kebebasan

memilih merk

obat

Penanggulangan

hama tikus

dengan

memanfaatkan

burung hantu

Rumah petani

dijadikan tempat

beristirahat bagi

formulator

4. Penerapan

teknologi jajar

legowo

Merasa bangga

menjadi petani

Berinisiatif

mengadakan

kampanye

Berinteraksi dan

bertukar

informasi sesama

petani maupun

penyuluh

5. Penerapan

sistem olah

tanah

sempurna

Penyelesaian

masalah

permodalan

6. Kemampuan

menentukan

harga jual hasil

panen

Penyelesaian

masalah

sumberdaya air

7. Penyelesaian

masalah

serangan OPT

8. Meraih prestasi

tingkat provinsi

Sumber: Data primer, 2018-2019

Page 142: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

123

5.3 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung

Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Paradigma baru penyuluhan pertanian adalah memberdayakan petani

sehingga menjadi petani yang mandiri,dimana penyuluh lebih berperan

sebagai fasilitator, pencari, serta memberikan pilihan-pilihan kepada petani.

Petani mampu mengambil keputusan dengan pilihan yang terbaik baginya,

sehingga mampu meraih peluang dan menghadapi tantangan globalisasi

ekonomi. Hal ini sesuai dengan falsafah penyuluhan yang dianut dalam

penyuluhan pertanian, yaitu to help people to help themselves through

educational means to improve their level of living (menolong orang agar

orang tersebut dapat menolong dirinya sendiri melalui penyuluhan sebagai

sarananya untuk meningkatkan derajat kehidupannya) (Sadono, 2008).

Penelitian ini akan memberikan beberapa alternatif sebagai pilihan metode

penyuluhan pertanian dalam mendukung kemandirian petani, khususnya petani

tanaman pangan. Berikut merupakan Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian

dengan Pendekatan Individu dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman

Pangan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

5.3.1 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dengan Pendekatan Individu

dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Pendekatan individu dalam metode penyuluhan pertanian digunakan

penyuluh untuk menyebarluaskan informasi kepada petani secara individual. Hasil

analisis menunjukkan bahwa pendekatan inidividu dapat mendukung kemandirian

petani berdasar aspek material, intelektual, pembinaan, dan sosial. Berikut

penjelasan dari masing-masing teknik penyuluhan dalam mendukung setiap

kemandirian petani.

a. Kunjungan Rumah

Berdasarkan hasil analisis, potret kemandirian petani yang muncul sebagai

output dari penyuluhan teknik kunjungan rumah antara lain kemandirian

intelektual dan kemandirian sosial. Kemandirian intelektual dapat tercermin

melalui kebebasan menentukan merk obat dan penyelesaian masalah serangan

Page 143: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

124

OPT. Sedangkan kemandirian sosial tercermin melalui interaksi antara penyuluh

dengan petani.

1. Kebebasan Menentukan Merk Obat dan Penyelesaian Masalah Serangan OPT

Terdapat beberapa petani yang dikunjungi rumahnya oleh penyuluh dalam

rangka bekerjasama memberantas OPT yang menyerang lahan budidaya milik

petani. Seringkali petani menanyakan terkait obat yang sesuai untuk membasmi

OPT yang sedang menyerang lahan tersebut. Namun seorang penyuluh tidak

langsung memberikan merk obat sebagai rekomendasi, akan tetapi penyuluh

akan memberikan daftar bahan aktif yang berfungsi sebagai pembasmi OPT

tersebut. Kemudian penyuluh akan memberikan beberapa alternatif merk obat

dengan bahan aktif tersebut. Hal ini akan berdampak positif kepada petani

karena petani akan memiliki pengetahuan terkait penyelesaian masalah

serangan OPT di kemudian hari melalui pemilihan obat yang mengandung

bahan aktif pembasmi OPT secara mandiri.

2. Interaksi Antara Penyuluh Dengan Petani

Kunjungan yang dilakukan penyuluh ke rumah rumah petani akan

menimbulkan adanya interaksi antara penyuluh dan petani. Interaksi tersebut

dapat berupa tanya jawab atau penyampaian keluhan petani terkait

permasalahan pada lahannya. Pada saat yang sama, penyuluh juga akan

memberikan informasi mengenai apa yang diketahuinya. Setelah itu penyuluh

akan merekomendasikan alternatif penyelesaian masalah kepada petani. Hal

tersebut akan membuat petani merasa diperhatikan oleh penyuluh dan

sebaliknya penyuluh akan merasa puas apabila dapat membantu petani

menyelesaikan permasalahannya.

b. Kunjungan Lahan Usahatani

Hasil analisis menunjukkan bahwa kunjungan lahan usahatani yang

dilakukan oleh penyuluh akan mendukung kemandirian material, intelektual,

pembinaan, dan sosial. Kemandirian material dapat tercermin melalui penerapan

teknologi jajar legowo. Kemandirian intelektual tercermin melalui kebebasan

memilih merk obat dan penyelesaian masalah serangan OPT. Kemandirian

Page 144: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

125

pembinaan tercermin melalui penanggulangan OPT melalui penanaman bunga

refugia. Kemandirian sosial tercermin melalui interaksi dengan penyuluh.

1. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

Penanaman padi dengan menerapakan teknologi jajar legowo yang dilakukan

petani pada mulanya didampingi oleh penyuluh. Hal ini bertujuan sebagai

upaya crosscheck penyuluh terkait materi yang telah disampaikan sebelumnya.

Apakah petani telah menerapkan teknologi baru tersebut dengan benar atau

belum. Apabila terjadi suatu kesalahan, penyuluh bisa langsung meluruskan hal

tersebut. Lambat laun petani akan memahami mengenai teknologi jajar legowo

dengan sendirinya untuk terus diterapkan pada penanaman berikutnya secara

mandiri.

2. Kebebasan Memilih Merk Obat dan Penyelesaian Masalah Serangan OPT

Pemilihan merk obat yang dilakakukan petani untuk memberantas serangan

OPT tidak terlepas dari rekomendasi yang diberikan penyuluh saat kunjungan

lahan usahatani. Penyuluh akan memberikan beberapa bahan aktif beserta merk

dagang sebagai rekomendasi untuk petani. Nantinya petani akan memilih merk

mana yang akan digunakan untuk membasmi serangan OPT tanpa intervensi

dari pihak manapun, termasuk penyuluh.

3. Penanggulangan OPT melalui Penanaman Bunga Refugia

Pencegahan serangan OPT yang dilakukan petani tanaman pangan Desa

Sumberejo dicerminkan dari adanya penanaman bunga refugia di pematang

sawah. Penanaman tersebut pada awalnya selalu didampingi oleh penyuluh

maupun POPT pada saat mengunjungi lahan petani. Namun lambat laun,

banyak petani yang akhirnya tertarik untuk menanam bunga refugia ini.

Bahkan tidak hanya di pematang sawah, melainkan di sepanjang jalan areal

persawahan. Hal ini menunjukkan bahwa petani secara mandiri telah

menyadari manfaat dari penanaman bunga refugia sebagai pengendali OPT.

4. Interaksi Dengan Penyuluh

Berbagai kunjungan lahan yang dilakukan penyuluh akan memicu petani untuk

berinteraksi dengan penyuluh. Hal ini dicerminkan dari adanya komunikasi

penyuluh dengan petani ketika penanaman refugia maupun pada saat

Page 145: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

126

memberikan rekomendasi terkait permasalahan pada lahnnya. Adanya interaksi

antar petani dan penyuluh ini menunjukkan adanya kemandirian sosial dari

petani Desa Sumberejo.

c. Inkuiri

Berdasarkan analisis peneliti, teknik inkuiri dapat mendukung kemandirian

intelektual dan kemandirian sosial petani tanaman pangan di Desa Sumberejo.

Kemandirian intelektual tercermin dari adanya kebebasan memilih merk obat,

penyelesaian masalah OPT, dan penyelesaian masalah permodalan. Kemandirian

sosial tercermin dari adanya interaksi antara penyuluh dengan petani.

1. Kebebasan Memilih Merk Obat dan Penyelesaian Masalah OPT

Petani Desa Sumberejo juga beberapa kali mengunjungi rumah penyuluh atau

bahkan mengunjungi kantor penyuluh untuk mengeluhkan masalah komoditas

budidayanya ketika terserang OPT. Langkah yang diambil penyuluh pun tetap

sama, yaitu dengan memberikan bahan aktif beserta alternatif merk dagang

muntuk mengatasi serangan OPT tersebut. Tindakan ini akan membuat petani

akan terbiasa mengatasi hama dengan bahan aktif tertentu, bukan dengan merk

tertentu secara mandiri.

2. Penyelesaian Masalah Permodalan

Masalah mengenai permodalan kerapkali membuat petani memiliki

keterbatasan dalam mengembangkan usahataninya. Salah satu pemecahan

masalah dari pemerintah adalah mencanangkan program pengadaan kartu tani

bagi setiap petani. Kartu tani ini nantinya kan berfungsi sebagai identitas petani

untuk melakukan pembelian pupuk bersubsidi maupun memperoleh pinjaman

dana dari bank dengan bunga yang sangat kecil sehingga tidak akan menjerat

petani dalam pengembaliannya. Proses pendaftaran kartu tani memerlukan

beberapa persyaratan administrasi yang tidak dipahami oleh seluruh petani.

Terdapat beberapa petani yang mengadakan konsultasi kepada PPL dengan

mengunjungi rumah PPL terakit hal ini. Setelah petani mendapatkan informasi

mengenai persyaratan pendaftaran, petani akan mengumpulkan berkas berkas

tersebut untuk mendapatkan kartu. Saat ini, kartu tani milik petani Desa

Page 146: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

127

Sumberejo telah dapat digunakan untuk melakukan peminjaman modal

sehingga permasalahan permodalan petani dapat teratasi.

3. Interaksi Antara Penyuluh Dengan Petani.

Masalah serangan OPT maupun permodalan yang membawa petani

mengunjungi rumah penyuluh tersebut menandakan terjadinya suatu interaksi.

Interaksi tersebut berupak komunikasi 2 arah yang memungkinkan

komunikator menjadi komunikan, begitu juga sebaliknya. Adanya interaksi ini

mencerminkan adanya suatu kemandirian sosial dari petani Desa Sumberejo.

d. Kontak Informal

Hasil analisis menunjukkan bahwasanya teknik Kontak Informal

mendukung kemandirian petani pada aspek sosial. Kontak Informal tidak

mendukung aspek kemandirian lainya karena tidak adanya persiapan materi pada

teknik ini. Sehingga dukungan kemandirian yang diberikan terbatas pada aspek

sosial saja. Kemandirian sosial dapat tercermin dari adanya interaksi petani dalam

menyapa penyuluh ketika tidak sengaja bertemu di sebuah warung kopi. Hal ini

menandakan antar petani dan penyuluh adalah 2 individu yang saling mengenal

satu sama lain. Cerminan lainya terlihat ketika petani melakukan konsultasi terkait

lahannya maupun tentang kegiatan yang akan dilaksanakan di waktu mendatang.

5.3.2 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dengan Pendekatan

Kelompok dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Pendekatan kelompok dalam metode penyuluhan pertanian digunakan

penyuluh untuk menyebarluaskan informasi kepada petani dalam lingkup

kelompok. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendekatan kelompok dapat

mendukung kemandirian petani berdasar aspek material, intelektual, pembinaan,

dan sosial. Berikut penjelasan dari masing-masing teknik penyuluhan dalam

mendukung setiap kemandirian petani.

Page 147: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

128

a. Ceramah

Berdasar hasil analisis, ceramah dapat mendukung kemandirian petani

pada aspek material dan pembinaan. Aspek material ditunjukkan dengan beberapa

sikap petani seperti penggunaan pupuk organik dan berimbang, penggunaan benih

unggul dan bersertifikat, penerapan rotasi tanaman, penerapan teknologi jajar

legowo, dan penerapan sistem olah tanah sempurna. Aspek pembinaan

ditunjukkan melalui sikap petani dalam hal membasmi OPT menggunakan inovasi

kreatif seperti penanaman refugia dan pemanfaatan burung hantu.

1. Penggunaan Pupuk Organik dan Berimbang

Petani Desa Sumberejo saat ini telah menerapkan penggunaan pupuk organik

dan berimbang. Hal ini tidak terlepas dari informasi yang telah diberikan

penyuluh pada saat ceramah di pertemuan rutin kelompok tani. Pada awalnya

petani merubah kebiasaan mereka dalam penggunaan pupuk urea yang

terbilang di luar batas. Setelah mendapat informasi, petani mulai beralih

menggunakan pupuk berimbang N, P, dan K serta pupuk organik. Sampai saat

ini petani terus menerapkan pemupukan berimbang karena keputusan

pribadinya karena telah mengetahui sendiri manfaat dari teknologi pemupukan

berimbang.

2. Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat

Penggunaan benih unggul dan bersertifikat sudah merupakan hal yang umum

bagi petani tanaman pangan Desa Sumberejo. Petani ingin menghasilkan suatu

produksi yang tinggi walaupun lahan yang dimiliki terbatas. Hal ini

menunjukkan bahwa petani ingin memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi

dengan cara menggunakan benih yang unggul dan juga bersertifikat. Pada

mulanya petani memberikan ceramah saat pertemuan kelompok tentang

urgensi penggunaan benih unggul dan bersertifikat. Lambat laun petani

merasakan perbedaan hasil dan perbedaan harga jual dari hasil usahataninya

ketika menggunakan benih bersertifikat. Oleh karena itu, petani Desa

Sumberejo terus menggunakan benih varietas unggul yang bersertifikat sampai

saat ini.

Page 148: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

129

3. Penerapan Rotasi Tanaman

PPL juga pernah memberikan ceramah mengenai urgensi rotasi tanaman guna

memutus mata rantai OPT, terutama pada komoditas padi. Hal ini terbukti

berpengaruh bahwasanya apabila musim tanam petani dalam 1 tahun

menggunakan komoditas yang berbeda beda, maka OPT khususnya hama

wereng akan kehilangan habitatnya sehingga mata rantai OPT tersebut akan

terputus. Sampai saat ini akhirnya tidak ada petani yang melakukan penanaman

komoditas yang sama pada 2 musim tanam secara bertut turut.

4. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

Ceramah mengenai penanaman padi menggunakan inovasi teknologi jajar

legowo sudah beberapa kali dilaksanakan oleh penyuluh. Penerapan teknologi

jajar legowo ini tidak bisa secara instan langsung diterapkan oleh seluruh

petani. Bahkan hingga saat ini hanya terdapat 60% petani yang menerapkan.

Namun 40% sisanya juga mulai beralih menggunakan jajar legowo, yaitu

menerapkan sistem tanam larikan menggunakan kencong dengan jarak yang

tidak terlalu rapat sehingga memudahkan untuk perawatan tanaman. Petani

yang telah menerapkan teknologi tersebut sampai saat telah menerapkan

teknologi jajar legowo karena telah mengalami sendiri bahwasanya

produktivitas yang dihasilkan apabila menggunakan jarwo akan lebih tinggi

dibandingkan penanaman konvensional.

5. Penerapan Sistem Olah Tanah Sempurna

Materi ceramah lainya yang pernah diberikan adalah mengenai sistem

pengolahan tanah, dimana terdapat 2 tipe olah tanah. Untuk komoditas padi,

petani menggunakan olah tanah konvensional atau olah tanah sempurna. Untuk

komoditas jagung, petani menggunakan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT)

kemudian dilanjutkan dengan pembumbunan. Kedua sistem olah tanah ini telah

diterapkan oleh petani Desa Sumberejo karena petani telah sadar mengenai

betapa pentingnya melakukan pengolahan tanah sebelum tanam guna

memperbaiki struktur fisik maupun unsur biologis dalam tanah. Dimana hal

tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman budidaya nantinya.

Page 149: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

130

6. Pemanfaatan Bunga Refugia sebagai alternatif Pengendali OPT

Inovasi ini pada awalnya diperkenalkan oleh Bapak Matori selaku POPT

Kecamatan Ambulu. Setelah mengetahui hal tersebut, dilaksanakan penanaman

bunga refugia di pematang sawah oleh beberapa petani. Pada awalnya hanya

sebagian petani yang menerapkan inovasi ini, namun hal tersebut memicu

petani lain untuk menerapkan inovasi tersebut pada lahan masing-masing.

Karena selain dapat memperindah sawah, bunga refugia juga dapat

menanggulangi serangan OPT.

7. Pemanfaatan Burung Hantu sebagai alternatif Pengendali Hama Tikus

Inovasi ini juga diperkenalkan oleh POPT Kecamatan Ambulu. Sebelumnya,

petani rutin mengadakan kegiatan gropyokan tikus setiap tahun pada daerah

endemik tikus. Namun setelah merasakan sendiri keuntungan dari pemanfaatan

pagupon burung hantu, petani mulai beralih menggunakan teknologi ini dalam

pengusiran hama tikus.

b. Diskusi

Hasil analisis menunjukkan bahwa teknik diskusi dalam penyuluhan

pertanian dapat mendukung kemandirian petani pada aspek material, intelektual,

pembinaan, dan sosial. Aspek material dicerminkan dari penggunaan pupuk

organik dan berimbang, penggunaan benih unggul dan bersertifikat, penerapan

rotasi tanaman, penerapan teknologi jajar legowo, dan penerapan sistem olah

tanah sempurna. Aspek intelektual meliputi kebebasan memilih merk obat dan

penyelesaian masalah permodalan. Aspek pembinaan meliputi pemanfaatan

refugia dan burung hantu dalam menanggulangi OPT. Aspek sosial meliputi

berinteraksi dan bertukar informasi baik antara penyuluh dengan petani maupun

antar petani satu sama lain.

1. Penggunaan Pupuk Organik dan Berimbang

Diskusi seringkali merupakan bagian lanjutan dari ceramah. Setelah penyuluh

memberikan ceramahnnya, kerapkali dilangsungkan sebuah diskusi. Diskusi

berlangsung antara penyuluh dengan seluruh petani yang hadir tanpa

terkecuali. Diskusi inin membicarakan terkait beberapa hal yang menjadi

Page 150: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

131

kendala bagi petani, seperti pemahaman materi, cara perolehan bahan baku,

maupun biaya. Setelah proses diskusi lambat laun petani akan tertarik untuk

menerapkan pupuk organik dan berimbang. Setelah tau manfaatnya, petani

akan terus menerapkan pemupukan dengan cara seperti ini.

2. Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat

Diskusi yang dilaksanakan biasanya membahas terkait harga benih dan teknik

budidaya lainya. Biasanya penjelasan terkait pemilihan benih unggul tidak

terlepas dari adanya diskusi mengenai penerapan paket teknologi budidaya

yang harus diterapkan petani agar memperoleh hasil maksimal. Dalam diskusi

biasanya terdapat beberapa petani yang menceritakan pengalaman pribadinya

terkait peningkatan hasil dengan menggunakan benih varietas unggul

sehingga menarik minat petani lainnya untuk turut menggunakan benih

unggul pula.

3. Penerapan Rotasi Tanaman

Diskusi terkait rotasi tanaman terjadi ketika seorang penyuluh baru saja

memberikan ceramah terkait materi ini. Petani menjadi lebih terbuka

wawasannya setelah melaksanakan diskusi, sehingga timbul suatu penilaian

bagi petani terkait rotasi tanaman. Bahkan sudah ada beberapa petani yang

hendak mencoba teknologi tersebut.

4. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

Diskusi terkait penerapan teknologi jajar legowo ini lebih sering dilaksanakan

antara petani dengan petani. Biasanya petani petani akan berkumpul ketika

panen untuk membicarakan terkait produksi masing-masing petani. Petani

yang menggunakan teknologi jajar legowo terbukti memiliki produktivitas

yang lebih tinggi sehingga menimbulkan keinginan bagi petani lainya untuk

menerapkan teknologi ini.

5. Penerapan Sistem Olah Tanah Sempurna

Tidak semua petani menerapkan sistem olah tanah sempurna, sehingga

penyuluh pernah memberikan ceramah terkait manfaat dari olah tanah

sempurna. Setelah ceramah diberikan, terjadi diskusi antar petani yang sedang

membicarakan kelebihan dan kelemahan dari sistem ini. Dari hasil diskusi

Page 151: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

132

tersebut, saat ini keseluruhan petani di Desa Sumberejo telah menerapkan

sistem olah tanah sempurna ketikan akan melakukan penanaman padi.

6. Kebebasan Memilih Merk Obat

Teknik diskusi juga terjadi antara petani dan penyuluh ketika petani sedang

memberikan rekomendasi terkadit bahan aktif obat. Diskusi ini akan

menghasilkan sebuah pemecahan masalah dari petani dengan beberapa

alternatif pilihan. Petani sendiri lah yang akan memilih alternatif merk dagang

yang digunakannya untuk menanggulangi OPT.

7. Penyelesaian Masalah Permodalan

Teknik diskusi untuk penyelesaian masalah permodalan terjadi ketika petani

berinteraksi dengan penyuluh terkait program kartu tani. Kartu tani dan

penyelesaian masalah permodalan memiliki hubungan yang sangat berkaitan.

Kartu tani akan menjadi media bagi petani untuk melakukan peminjaman

modal di bank dalam jumlah besar dengan bunga yang sedikit. Proses

pendaftaran kartu tani ini tidak lepas dari bantuan penyuluh, dimana penyuluh

berperan dengan mendampingi petani untuk memperoleh kartu tani.

8. Pemanfaatan Refugia dalam Menanggulangi OPT

Diskusi yang dilangsungkan ketika penanaman refugia kebanyakan adalah

diskusi antara petani dengan petani lainnya. Biasanya petani akan

menceritakan terkait teknik penanaman bunga refugia kepada petani lainya.

Akan terjadi proses tanya jawab pada saat itu sehingga lambat laun akan

menimbulkan penilaian petani terhadap penanaman refugia ini, bahkan ada

beberapa petani yang ikut mencoba menerapkan penanaman refugia ini pada

lahnnya.

9. Pemanfaatan Burung Hantu dalam Menanggulangi Hama Tikus

Diskusi yang dilaksankaan petani Desa Sumberejo dalam hal penanggulangan

hama tikus melalui pemanfaatan OPT terjadi antara petani, PPL, dan POPT.

Diskusi berlangsung ketika POPT memperkenalkan sebuah inovasi baru

kepada petani Desa Sumberejo, terutama pada daerah yang endemik tikus.

Beberapa petani menerapkan inovasi dan merasa berhasil untuk meniadakan

Page 152: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

133

pergerakan tikus, sehingga lambat laun petani akan terus menerapkan inovasi

tersebut karena sudah mengetahui manfaat yang diperoleh.

10. Berinteraksi dan Bertukar Informasi Baik Antara Penyuluh dengan Petani

Maupun Antar Petani Satu Sama Lain

Diskusi akan memungkinkan petani, penyuluh, maupun pihak lain seperti

POPT terlibat dalam suatu komunikasi dan berinteraksi. Interaksi tersebut

tidak lain adalah menyangkut berbagai hal terkait usahatani. Potret ini

menggambarkan adanya interaksi yang dibangun antara petani, PPL, dan

POPT sehingga dapat dikatakan petani telah mandiri secara sosial.

c. Demonstrasi

Berdasar haisl analisis, teknik demonstrasi akan mendukung kemandirian

petani dalam aspek material, intelektual, pembinaan, dan sosial. Aspek material

dapat tercermin melalui penggunana pupuk organik dan berimbang bagi petani,

penggunaan benih unggul dan bersertifikat, dan penerapan teknologi jajar

legowo. Aspek intelektual dapat terlihat dari penyelesaian masalah serangan

OPT. Aspek pembinaan dapat tercermin melalui penanggulangan OPT melalui

penanaman bunga refugia. Aspek sosial dapat tercermin melalui proses

interaksi antar petani maupun penyuluh bahkan pihak luar di Desa Sumberejo.

1. Penggunana Pupuk Organik dan Berimbang Bagi Petani

Demonstrasi yang dilakukan adalah demonstrasi cara maupun demonstrasi

hasil. Demonstrasi cara digunakan untuk praktik pembuatan Pupuk Organik

Cair (POC) sedangkan demonstrasi hasil digunakan untuk melihat perbedaan

hasil tanaman dari penggunaan pupuk berimbang dan tidak. Demonstrasi akan

menunjukkan manfaat dari adanya teknologi ini, sehingga petani akan melihat

sendiri bagaimana hasilnya. Sedikit demi sedikit, petani mulai menerapkan

teknologi ini hingga saat ini.

2. Penggunaan Benih Unggul Dan Bersertifikat

Demonstrasi terkait penggunaan benih unggul biasanya menggunakan jenis

demonstrasi hasil. Demonstrasi bertujuan untuk memperlihatkan kepada petani

keunggulan dari varietas unggul baru dari benih benih yang kini bermunculan.

Page 153: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

134

Demonstrasi biasanya menggunakan lahan percontohan milik petani. Apabila

produksi yang dihasilkan lebih baik, maka petani akan memilih untuk beralih

pada varietas unggul tersebut. Tetapi tetap disesuaikan dengan harga jual

maupun modal petani.

3. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

Demonstrasi terkait penanaman padi menggunakan teknologi jajar legowo juga

pernah diterapkan di Desa Sumberejo. Hasil dari demonstrasi ini sangat

mengagetkan beberapa pihak, baik dari Dinas Pertanian maupun petani.

Produksi dari teknik jajar legowo sangatlah tinggi dibandingkan dengan

penanaman konvensional. Sehingga 60% petani tanaman pangan Desa

Sumberejo telah beralih menggunakan teknologi jajar legowo untuk

penanaman padi. Namun bukan berarti 40% sisanya masih menggunakan cara

konvensional, melainkan teknologi larikan.

4. Penyelesaian Masalah Serangan OPT

Demonstrasi yang dilakukan terkait penyelesaian serangan OPT menggunakan

jenis demonstrasi cara dan demonstrasi hasil. Demonstrasi cara dilakukan pada

saatpraktik pembuatan pestisida ataupun insektisida nabati. Sedangkan

demonstrasi hasil dilakukan pada saat aplikasi pestisida dan insektisida nabati

tersebut di lahan petani. Demonstrasi akan menunjukkan setahap demi setahap

proses yang dilaksanakan mulai dari pembuatan hingga aplikasi. Hal ini

membuat petani lambat laun juga turut menerapkan penanggulangan OPT

secara hayati.

5. Penanggulangan OPT Melalui Penanaman Bunga Refugia

Demonstrasi terkait penanaman bunga refugia dilaksanakan pertama kali

bersama dengan POPT Kecamatan Ambulu. Kegiatan ini melibatkan seluruh

kelompok tani sehingga informasi terkait inovasi baru dapat diketahui secara

menyeluruh bagi petani di Desa Sumberejo. Petani yang tidak aktif dalam

pertemuan rutin kelompok juga akan mengetahui karena mayoritas hamparan

di Sumberejo telah ditanami bunga refugia. Hal ini menjadi stimulant bagi

petani lainnya untuk ikut melakukan penanaman bunga ini.

Page 154: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

135

6. Proses Interaksi Antar Petani maupun Penyuluh bahkan Pihak Luar Di Desa

Sumberejo.

Demonstrasi yang dilaksanakan secara langsung akan melibatkan beberapa

pihak. Keterlibatan tersebut pasti akan menimbulkan suatu interaksi, terutama

dengan petani di Desa Sumberejo. Adanya interaksi ini menggambarkan bahwa

tercipta suatu kemandirian sosial bagi petani Desa Sumberejo.

d. Perlombaan

Teknik perlombaan dalam penyuluhan pertanian mendukung kemandirian

petani pada aspek material, intelektual, pembinaan, dan sosial. Aspek material

dapat dilihat dari tindakan petani dalam penggunaan benih unggul dan

bersertifikat, penerapan teknologi jajar legowo, dan penerapan sistem olah

tanha sempurna. Aspek intelektual dapat tercermin dari perasaan bangga

menjadi seorang petani. Aspek pembinaan tercermin melalui inisiatif petani

dalam melaksanakan perlombaan secara mandiri. Dan aspek sosial terlihat dari

adanya interaksi antar petani dalam melangsungkan kegiatan perlombaan.

1. Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat

Teknik perlombaan akan memicu petani untuk senantiasa merawat tanaman

budidayanya sebaik mungkin. Hal ini memicu semangat petani karena setiap

orang pasti ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Salah satu hal yang

dilakukan petani agar memenangkan perlombaan adalah menggunakan bnih

varietasunggul dan bersertifikat agar produksi tanaman dapat tinggi.

2. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

Perlombaan juga akan memicu petani untuk menggunakan penanaman dengan

teknologi jajar legowo. Teknologi jajar legowo terbukti mampu meningkatkan

produksi dan produktivitas tanaman padi walaupun cara penanamannya relatif

sulit. Namun petani akan terpacu untuk menggunakan teknologi ini agar dapat

memenangkan perlombaan dan memperoleh hasil yang maksimal dalam

usahataninya.

Page 155: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

136

3. Penerapan Sistem Olah Tanah Sempurna

Teknik perlombaan membuat petani melakukan persiapan tanam semaksimal

mungkin. Petani meyakini bahwa tanah merupakan media utama dalam

penanaman padi sehingga perlu disiapkan semaksimal mungkin agar bibit yang

akan ditanam dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi tinggi.

Petani akan melakukan pengolahan tanah sebelum tanam dengan sempurna

agar memperoleh hasil panen yang memuaskan.

4. Perasaan Bangga Menjadi Seorang Petani

Teknik perlombaan juga akan menimbulkan perasaan bangga dalam diri

seorang petani. Seorang petani memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi

dalam melaksanakan usahataninya tanpa rasa malu dan merasa profesinya

adalah pekerjaan yang mulia Terlebih ketika petani memenangkan berbagai

perlombaan yang ada. Hal ini tercermin dari adanya petani petani berusia

muda, baik dari kalangan keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah

maupun ke atas.

5. Berinisiatif Melaksanakan Perlombaan secara Mandiri

Adanya perlombaan yang diadakan oleh pemerintah memotivasi petani untuk

melakukan perlombaan serupa dalam lingkup kelompok tani. Perlombaan ini

melibatkan seluruh anggota kelompok dan hadiah pemenang juga berasal dari

kas kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa petani Desa Sumberejo telah

mandiri secara pembinaan.

6. Interaksi Antar Petani Dalam Melangsungkan Kegiatan Perlombaan

Perlombaan yang diadakan petani secara otomatis akan melibatkan berbagai

pihak, antara lain petani lainnya, PPL, Pemerintah, dan POPT. PPL dan POPT

berperan dalam mendampingi petani melaksanakan perlombaan, petani

membutuhkan PPL dan POPT dalam melaksanakan usahataninya, pemerintah

membutuhkan stakeholder pertanian di Desa Sumberejo untuk memperoleh

prestasi baik di tingkat provinsi maupun nasional. Hal ini menunjukkan adanya

ketergantungan antara pihak 1 dengan pihak lainnya sehingga petani Desa

Sumberejo dapat dikatakan telah mandiri secara sosial.

Page 156: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

137

e. Sekolah Lapang

Teknik sekolah lapang dalam penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu mendukung kemandirian petani dalam aspek

intelektual dan sosial. Aspek intelektual dicerminkan dari kebebasan petani

dalam menentukan luas lahan dan komoditas budidaya. Aspek sosial dapat

tercermin dari adanya interaksi antara petani dengan berbagai pihak dalam

melaksanakan sekolah lapang.

1. Kebebasan dalam Menentukan Luas Lahan

Teknik sekolah lapang akan membuat petani terbiasa menyelesaikan

permasalahan dalam usahataninya karena pengalaman pengalaman yang

pernah dialaminya. Penentuan jumlah luas lahan yang akan digunakan sebagai

media tanam utama dalam usahatani akan ditentukan sendiri oleh petani.

Pengetahuan yang diperoleh saat sekolah lapang mengajarkan petani untuk

senantiasa mengambil keputusan secara pribadi terkait dengan segala kegiatan

yang berkaitan dalam usahataninya, tanpa intervensi dari pihak manapun.

2. Kebebasan dalam Menentukan Komoditas

Teknik sekolah lapang dalam penyuluhan pertanian akan memberikan

pengetahuan kepada petani untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang

dihadapinya berdasar pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya. Hal ini

akan membiasakan petani mengambil keputusan secara mandiri tanpa

intervensi pihak lain, termasuk dalam penentuan komoditas yang akan

dibudidayakan petani.

3. Interaksi Petani dengan Berbagai Pihak

Sekolah lapang dalam penyuluhan pertanian melibatkan berbagai pihak, antara

lain petani, penyuluh, dinas, dan POPT. Dinas membutuhkan petani untuk

dibentuk menjadi seorang petani yang mandiri guna mewujudkan paradigm

baru penyuluhan pertanian. Petani juga membutuhkan dinas, ppl, dan POPT

guna mendampingi dalam kegiatan usahataninya. Hal ini menunjukkan

hubungan saling ketergantungan dari berbagai pihak sehingga dapat dikatakan

bahwa petani tanaman pangan Desa Sumberejo menunjukkan potret

kemandirian sosial.

Page 157: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

138

f. Farmers Field Day

Teknik FFD memberikan dukungan kemandirian bagi petani dalam aspek

material dan sosial. Aspek material ditunjukkan dari tindakan petani dalam

menggunakan benih unggul dan bersertifikat pada usahataninya. Aspek sosial

ditunjukkan dari adanya formulator yang sering singgah di rumah petani untuk

beristirahat dan adanya interaksi antara petani dengan pihak luar.

1. Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat

Teknik FFD dalam penyuluhan pertanian yang dilaksanakan biasanya

mengenai pengenalan bibit unggul varietas baru dari berbagai perusahaan.

Teknik FFD biasanya dilaksanakan dengan teknik ceramah, diskusi, dan

demonstrasi sekaligus. FFD memungkinkan petani untuk menggunakan bibit

unggul varietas baru tersebut karena petani akan melihat sendiri perbedaanya

dibandingkan dengan varietas lama.

2. Adanya Formulator yang Beristirahat di Rumah Petani

Teknik FFD biasanya mempertemukan petani dengan formulator formulator

dari beberapa perusahaan. Pertemuan ini biasanya akan berujung dengan saling

bertukar nomor HP antara petani dan formulator. Hal ini akan membuat petani

dan formulator menjadi semakin dekat. Hal tersebut dapat terlihat dari

banyaknya formulator yang singgah di rumah petani hanya untuk beristirahat

dari pekerjannya, bahkan ada beberapa formulator yang kadang tertidur di

rumah petani tanpa melakukan promosi apapun.

3. Interaksi Petani dengan Pihak Luar

FFD memungkinkan petani untuk berinteraksi dengan pihak luar, seperti pihak

perusahaan dan formulator. Perusahaan dan formulator membutuhkan petani

agar produk yang baru saja diproduksi dapat laku terjual. Petani juga

membutuhkan varietas varietas unggul baru dan bersertifikat yang cocok

dibudidayakan saat ini. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa adanya

hubungan saling membutuhkan antara petani dan perusahaan maupun

formulator, sehingga teknik FFD dapat dikatakan mendukung petani tanaman

pangan Desa Sumberejo secara sosial.

Page 158: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

139

5.3.3 Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dengan Pendekatan Massal

dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

Pendekatan massal dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember digunakan penyuluh untuk menjangkau

sasaran secara luas dan tidak diketahui siapa saja sasaran tersebut. Pendekatan

massal dilaksanakan dengan 3 macam teknik, yaitu kampanye, media internet, dan

siaran radio. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendekatan massal dapat

mendukung kemandirian petani dalam aspek material, intelektual, pembinaan, dan

sosial. Berikut merupakan penjelasan secara rinci dari masing-masing teknik

penyuluhan pertanian dalam mendukung kemandirian petani.

a. Kampanye

Hasil analisis menunjukkan bahwa teknik kampanye dalam penyuluhan

pertanian dapat mendukung kemandirian intelektual, pembinaan, dan sosial

bagi petani. Aspek intelektual dapat terlihat dari penyelesaian masalah

permodalan bagi petani. Aspek pembinaan terlihat dari inisiatif petani dalam

melakukan penanaman bunga refugia guna menanggulangi OPT dan inisiatif

petani dalam melaksanakan kampanye. Aspek sosial dapat terlihat dari

interaksi petani dengan masyarakat sekitar.

1. Penyelesaian Masalah Permodalan Bagi Petani

Hasil analisis menunjukkan bahwa teknik kampanye turut berdampak pada

penyelesaian masalah permodalan bagi petani. Masalah permodalan bagi petani

erat kaitannya dengan program kartu tani. Petani yang telah memiliki kartu tani

akan dapat meminjam modal kepada bank dalam jumlah besar dan bunga yang

kecil. Kampanye dilaksanakan untuk pemberitahuan terkait adanya program ini

sehingga akan memunculkan kesadaran petani.

2. Berinisiatif dalam Penanaman Bunga Refugia Guna Menanggulangi OPT

Hasil analisis menunjukkan bahwa inisiatif petani dalam melakukan

penanaman refugia juga dipengaruhi oleh teknik kampanye dalam penyuluhan

pertanian. Kampanye terkait penanaman refugia pernah dilaksanakan oleh

petani di Desa Sumberejo guna memacu semangat petani untuk turut

Page 159: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

140

melakukan penanaman. Dampaknya adalah beberapa petani banyak yang

menghadiri kegiatan tanam bersama pada jadwal yang telah ditentukan.

3. Berinisiatif dalam Melaksanakan Kampanye

Adanya keterbatasan media penyampaian informasi kepada petani dengan

jangkauan yang relatif luas membuat petani di Desa Sumberejo berinisiatif

dalam mengadakan kampanye. Dilaksanakannya teknik kampanye ini

merupakan potret tindakan kreatif dari petani Desa Sumberejo untuk

menyebarluaskan informasi kepada sasaran dengan jangkauan yang luas dan

dengan waktu yang relatif cepat.

4. Berinteraksi dengan Masyarakat Sekitar

Teknik kampanye dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo Kecamatan

Ambulu akan melibatkan lebih dari 1 petani. Mulai dari tahap persiapan

hingga pelaksanaan pasti akan terjadi koordinasi yang dilakukan antara petani

1 dengan petani lainnya. Adanya koordinasi ini menunjukkan bahwa terdapat

proses interaksi yang dilakukan, sehingga memberikan potret kemandirian

sosial bagi petani Desa Sumberejo.

b. Siaran radio

Teknik penyuluhan pertanian yang dilaksanakan melalui siaran radio akan

mendukung terbentuknya kemandirian material bagi petani. Kemandirian

material tersebut tercermin dari tindakan petani dalam penerapan teknologi

jajar legowo. Salah satu materi yang pernah disiarkan oleh RRI adalah

mengenai teknologi penanaman jajar legowo. Setelah pemberian materi, akan

ada kuis interaktif yang membeirkan kesempatan bagi pendengar untuk

melakukan tanya jawab dengan pemateri. Teknik ini nantinya akan

memberikan perubahan pengetahuan dari diri petani terkait teknologi jajar

legowo.

Berdasar ulasan terkait implementasi metode penyuluhan pertanian dalam

mendukung kemandirian petani tanaman pangan di atas, dihasilkan suatu

alternatif kesesuaian metode penyuluhan pertanian dalam mendukung

Page 160: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

141

kemandirian petani tanaman pangan di Desa Sumberejo yang disajikan pada tabel

5.7 berikut ini.

Tabel 5.7 Alternatif Kesesuaian Metode Penyuluhan Pertanian Pendekatan

Individu dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

No.

Teknik

Penyuluhan

Pertanian

Jenis

Kemandirian Potret Kemandirian

1. Kunjungan

Rumah

Material -

Intelektual 1. Kebebasan dalam Menentukan Merk

Obat

2. Penyelesaian Masalah Serangan OPT

Pembinaan -

Sosial 1. Interaksi Antara Penyuluh dengan

Petani

2. Kunjungan

Lahan

Material 1. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

Intelektual 1. Kebebasan Memilih Merk Obat

2. Penyelesaian Masalah Serangan OPT

Pembinaan 1. Penanggulangan OPT melalui

Penanaman Bunga Refugia

Sosial 1. Interaksi Dengan Penyuluh

3. Inkuiri Material -

Intelektual 1. Kebebasan Memilih Merk Obat

2. Penyelesaian Masalah OPT

3. Penyelesaian Masalah Permodalan

Pembinaan -

Sosial Interaksi antara Penyuluh dengan Petani.

4. Kontak

Informal

Material -

Intelektual -

Pembinaan -

Sosial 1. Interaksi antara Petani dengan

Penyuluh

Sumber: Data primer, 2018-2019

Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa setiap teknik dalam metode

penyuluhan individu dapat mendukung kemandirian petani. Potret kemandirian

yang digambarkan adalah dari aspek material, intelektual, pembinaan, dan sosial.

Masing-masing teknik yang telah diuraikan tersebut mendukung petani menjadi

lebih mandiri sesuai dengan bidangnya masing-masing Teknik penyuluhan yang

Page 161: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

142

mendukung keseluruhan aspek kemandirian adalah teknik kunjungan lahan.

Sedangkan teknik lainnya hanya mendukung sebagian aspek kemandirian.

Tabel 5.8 Alternatif Kesesuaian Metode Penyuluhan Pertanian Pendekatan

Kelompok dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman

Pangan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

No.

Teknik

Penyuluhan

Pertanian

Jenis

Kemandirian Potret Kemandirian

1. Ceramah Material 1. Penggunaan Pupuk Organik dan

Berimbang

2. Penggunaan Benih Unggul dan

Bersertifikat

3. Penerapan Rotasi Tanaman

4. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

5. Penerapan Sistem Olah Tanah

Sempurna

Intelektual -

Pembinaan 1. Pemanfaatan Bunga Refugia sebagai

alternatif Pengendali OPT

2. Pemanfaatan Pagupon Burung Hantu

sebagai alternatif Pengendali Hama

Tikus

Sosial -

2. Diskusi Material 1. Penggunaan Pupuk Organik dan

Berimbang

2. Penggunaan Benih Unggul dan

Bersertifikat

3. Penerapan Rotasi Tanaman

4. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

5. Penerapan Sistem Olah Tanah

Sempurna

Intelektual 1. Kebebasan Memilih Merk Obat

2. Penyelesaian Masalah Permodalan

Pembinaan 1. Pemanfaatan Refugia dalam

Menanggulangi OPT

2. Pemanfaatan Burung Hantu dalam

Menanggulangi Hama Tikus

Sosial 1. Berinteraksi dan Bertukar Informasi

Baik Antara Penyuluh dengan Petani

Maupun Antar Petani Satu Sama Lain

Page 162: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

143

Lanjutan Tabel 5.8

No.

Teknik

Penyuluhan

Pertanian

Jenis

Kemandirian Potret Kemandirian

3. Demonstrasi Material 1. Penggunana Pupuk Organik dan

Berimbang Bagi Petani

2. Penggunaan Benih Unggul Dan

Bersertifikat

3. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

Intelektual 1. Penyelesaian Masalah Serangan OPT

Pembinaan 1. Penanggulangan OPT Melalui

Penanaman Bunga Refugia

Sosial 1. Proses Interaksi Antar Petani maupun

Penyuluh bahkan Pihak Luar di Desa

Sumberejo

4. Perlombaan Material 1. Penggunaan Benih Unggul dan

Bersertifikat

2. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

3. Penerapan Sistem Olah Tanah

Sempurna

Intelektual 1. Perasaan Bangga Menjadi Seorang

Petani

Pembinaan 1. Berinisiatif Melaksanakan Perlombaan

secara Mandiri

Sosial 1. Interaksi Antar Petani dalam

Melangsungkan Kegiatan Perlombaan

5. Sekolah

Lapang

Material -

Intelektual 1. Kebebasan dalam Menentukan Luas

Lahan

2. Kebebasan dalam Menentukan

Komoditas

Pembinaan -

Sosial 1. Interaksi Petani dengan Berbagai

Pihak

6. FFD Material 1. Penggunaan Benih Unggul dan

Bersertifikat

Intelektual -

Pembinaan -

Sosial 1. Adanya Formulator yang Beristirahat

di Rumah Petani

2. Interaksi Petani dengan Pihak Luar

Sumber: Data primer, 2018-2019

Page 163: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

144

Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa setiap teknik dalam metode

penyuluhan kelompok dapat mendukung kemandirian petani. Potret kemandirian

yang digambarkan adalah dari aspek material, intelektual, pembinaan, dan sosial.

Masing-masing teknik yang telah diuraikan tersebut mendukung petani menjadi

lebih mandiri sesuai dengan bidangnya masing-masing. Teknik penyuluhan yang

mendukung keseluruhan aspek kemandirian adalah teknik diskusi, demonstrasi,

dan perlombaan. Sedangkan teknik lainnya hanya mendukung sebagian aspek

kemandirian.

Tabel 5.9 Alternatif Kesesuaian Metode Penyuluhan Pertanian Pendekatan

Massal dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan di

Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

No.

Teknik

Penyuluhan

Pertanian

Jenis

Kemandirian Potret Kemandirian

1. Kampanye Material -

Intelektual 1. Penyelesaian Masalah Permodalan

Bagi Petani

Pembinaan 1. Berinisiatif dalam Penanaman Bunga

Refugia Guna Menanggulangi OPT

2. Berinisiatif dalam Melaksanakan

Kampanye

Sosial 1. Berinteraksi dengan Masyarakat

Sekitar

2. Media

Internet

Material -

Intelektual -

Pembinaan -

Sosial -

3. Siaran

Radio

Material 1. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

Intelektual -

Pembinaan -

Sosial -

Sumber: Data primer, 2018-2019

Berdasar tabel di atas, dapat diketahui bahwa setiap teknik dalam metode

penyuluhan massal dapat mendukung kemandirian petani. Potret kemandirian

yang digambarkan adalah dari aspek material, intelektual, pembinaan, dan sosial.

Terdapat 1 teknik penyuluhan yang belum bisa mendukung terbentuknya

Page 164: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

145

kemandirian petani, yaitu teknik penyuluhan melalui media internet. Masing-

masing teknik yang telah diuraikan tersebut mendukung petani menjadi lebih

mandiri sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hasil penelitian ini

menghasilkan sebuah goal yang berupa alternatif kesesuaian metode penyuluhan

pertanian dalam mendukung kemandirian petani tanaman pangan di Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Soedijanto dalam Anantanyu

(2011) yang menyebutkan bahwa kemandirian petani meliputi 4 aspek, yaitu a)

Kemandirian material yang berarti memiliki kapasitas untuk memanfaatkan secara

optimal potensi sumberdaya alam yang mereka miliki sendiri tanpa harus

menunggu bantuan orang lain atau tergantung dari pihak luar, b) Kemandirian

intelektual yang berarti memiliki kapasitas untuk mengkritisi dan

mengemukakan pendapat tanpa dibayangi oleh rasa takut atau tekanan dari pihak

lain, c) Kemandirian pembinaan yang berarti memiliki kapasitas untuk

mengembangkan diri sendiri melalui proses belajar tanpa harus tergantung

pihak luar, dan d) Kemandirian sosial yang diartikan ketika seorang manusia

dalam melaksanakan kegiatannya selalu terdapat saling ketergantungan dengan

manusia lain di dalam masyarakatnya sebagai suatu sistem sosial.

Page 165: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

146

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasar hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti mengenai

Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Kemandirian

Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten

Jember, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode penyuluhan pertanian yang diterapkan di Desa Sumberejo

dilaksanakan dengan 3 pendekatan, yaitu pendekatan individu, kelompok, dan

massal. Pendekatan individu dilaksanakan dengan 4 macam teknik

penyuluhan antara lain a) kunjungan rumah, b) kunjungan lahan usahatani, c)

inkuiri, dan d) kontak informal. Pendekatan kelompok dilaksanakan dengan 6

macam teknik penyuluhan, antara lain a) ceramah, b) diskusi, c) demonstrasi,

d) perlombaan, e) sekolah lapang, dan f) FFD. Pendekatan massal

dilaksanakan dengan 3 teknik, yaitu a) kampanye, b) media internet, dan c)

siaran radio. Penyuluh dapat melaksanakan penyuluhan dengan kombinasi

lebih dari 1 teknik penyuluhan sekaligus.

2. Potret kemandirian petani tanaman pangan di Desa Sumberejo terbagi ke

dalam 4 aspek, yaitu aspek material, intelektual, pembinaan, dan sosial.

Kemandirian material petani dapat digambarkan melalui beberapa tindakan

petani seperti a) Penggunaan pupuk organik dan berimbang, b) Penggunaan

benih unggul dan bersertifikat, c) Penerapan rotasi tanaman untuk memutus

mata rantai OPT, d) Penerapan teknologi jajar legowo, e) Penerapan sistem

olah tanah sempurna, dan f) Kemampuan menentukan harga jual hasil

pertanian. Kemandirian intelektual tercermin dari beberapa tindakan seperti a)

Kebebasan dalam menentukan luasan lahan, b) Kebebasan menentukan

komoditas budidaya, c) Merasa bangga menjadi petani, d) Penyelesaian

masalah permodalan, e) Penyelesaian masalah sumberdaya air, f)

Penyelesaian masalah serangan OPT, g) Meraih prestasi tingkat provinsi, dan

h) Kebebasan memilih merk obat. Kemandirian pembinaan dapat dilihat

melalui a) Berinisiatif mengadakan perlombaan, b) Penanggulangan OPT

Page 166: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

147

melalui penanaman bunga refugia, c) Penanggulangan hama tikus dengan

memanfaatkan burung hantu, dan d) Berinisiatif mengadakan kampanye.

Kemandirian sosial dapat dicerminkan melalui a) Gotong royong

pembersihan saluran air, b) Memiliki grup whatsapp antara petani dan

penyuluh, c) Interaksi antara petani dengan formulator, dan d) Berinteraksi

dan bertukar informasi antar petani maupun penyuluh. Adanya potret

kemandirian dari masing-masing aspek tersebut menyatakan bahwa petani

tanaman pangan Desa Sumberejo dapat dikatakan sebagai petani yang telah

mandiri.

3. Pendekatan individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan

pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

petani baik secara material, intelektual, pembinaan, dan sosial. Namun

terdapat 1 teknik penyuluhan dari pendekatan massal yang belum mendukung

kemandirian petani, yaitu teknik penyuluhan dengan media internet.

6.2 Saran

Setelah dilakukannya penelitian mengenai Implementasi Metode

Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan,

maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Petani Desa Sumberejo sebaiknya mempertahankan keaktifannya dalam

berpartisipasi di berbagai kegiatan kelompok agar kemandirian yang sudah

melekat dalam diri petani dapat terus dipertahankan, terutama petani yang

tergolong aktif.

2. Petani tanaman pangan di Desa Sumberejo yang tidak aktif, sebaiknya turut

berpartisipasi aktif pada pertemuan rutin kelompok tani agar memperoleh

berbagai bentuk pengetahuan baru, sehingga kegiatan usahatani yang dilakukan

dapat terus mengalami progress dari waktu ke waktu.

3. PPL Desa Sumberejo sebaiknya melakukan pendekatan individual untuk

menghimbau petani hamparan yang tidak aktif agar turut berpartisipasi aktif

dalam kegiatan kelompok tani guna menumbuhkan kemandirian petani.

Page 167: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

148

4. Pemerintah sebaiknya mengadakan perlombaan untuk komoditas pangan selain

padi agar petani dapat termotivasi untuk melakukan usahatani yang semakin

baik dari waktu ke waktu, bukan untuk komoditas padi saja.

5. Bagi peneliti lain dapat melanjutkan penelitian mengenai Peran Pengamat

Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dalam Mendukung Kemandirian

Petani Tanaman Pangan di Kecamatan Ambulu, karena ditemukan fenomena

bahwa permasalahan yang sering dialami oleh petani tanaman pangan adalah

dari serangan OPT.

Page 168: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

149

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. dan Dinar. 2016. Peranan Penyuluhan Pertanian terhadap Penerapan

Sistem Tanam Jajar Legowo (Suatu Kasus pada Kelompok Tani di

Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka). Role of Agricultural

Extension on Implementation of Sistem Jajar Legowo (a Case Study of

Farmers in District of Majalengka Cigasong): 181-195.

Alawiyah, f. M. dan E. D. Cahyono. 2018. Persepsi Petani terhadap Introduksi

Inovasi Agens Hayati melalui Kombinasi Media Demplot dan FFD.

Farmers Perception Toward Introduction of Biological Agents Innovation

Through a Combination of Media Demonstration Plot and Farmer Field

Day. JEPA, 2 (1): 19-28.

Amri, S. S. Ikhbar, dan Mujiburrahman. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Output Sektor Pertani Garam di Kabupaten Pidie dan

Pidie Jaya. 1 (1): 393-401.

Anantanyu, S. 2011. Kelembagaan Petani: Peran dan Strategi Pengembangan

Kapasitasnya. Sepa, 7 (2): 102-109.

Andriyono, S., W. Thajaningsih, Agustono, E. D.Masithah, K. T. Pursetyo, A. A.

Abdillah, dan H. Purnomo. 2015. Aplikasi Teknologi Asap Cair dalam

Pengolahan dan Pengawetan Produk Perikanan di Pulau Mandangin.

Technology Application of Liquid Smoke in Processing and Preservation

of Fishery Products in the Mandangin Island. Perikanan dan Kelautan,

7(1): 1-6.

Azahari, D. H. 2008. Membangun Kemandirian Pangan dalam Rangka

meningkatkan Ketahanan Nasional. Analisis Kebijakan Pertanian, 6 (2):

174-195.

Badan Pusat Statistik. 2014. Kecamatan Ambulu dalam Angka 2013-2014.

Jember: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Ambulu dalam Angka 2015. Jember:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Ambulu dalam Angka 2016. Jember:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Ambulu dalam Angka 2017. Jember:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.

Page 169: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

150

Badan Pusat Statistik. 2017. Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2017. Suraaya:

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Ambulu dalam Angka 2018. Jember:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik. 2018. Pendapatan Nasional Indonesia 2013-2017. Jakarta:

Badan Pusat Statistik Indonesia.

Bahua, M. I. 2016. Kinerja Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Deepublish.

Ban, V. D. dan H. S. Hawkins. 1999. Agricultural Extension. Terjemahan oleh A.

D. Herdiasti. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Creswell, J. W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Elizabeth, R. 2011. Strategi Pencapaian Diversifikasi dan Kemandirian Pangan:

Antara Harapan dan Kenyataan. Iptek Tanaman Pangan, 6 (2): 230-242.

Farid, A.,U. Romadi, dan D.Witono. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Adopsi Petani dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo di Desa

Sukosari Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur

Factors Affecting Farmer Adoption in the Implementation of Jajar

Legowo Planting Sistem in Sukosari Village, Kasembon Sub-District,

District of Malang, East Java. Penyuluhan, 14 (1): 27-32.

Fuady, I., D. P. Lubis, dan R. W. E. Lumintang. Perilaku Komunikasi Petani

dalam pencarian Informasi Pertanian Organik (Kasus Petani bawang

merah di Desa Srigading Kabupaten Bantul). Komunikasi Pembangunan,

10 (2): 10-18.

Helmy, Z., Sumardjo, N. Purnaningsih, dan P. Tjitropranoto. 2013. Hubungan

Kompetensi Penyuluh dengan Karakteristik Pribadi, Persepsi Penyuluh

terhadap Dukungan Kelembagaan dan Persepsi Penyuluh terhadap Sifat

Inovasi Cyber Extensión. Correlation Between Extension Workers‟

Competence with Their Personal Characteristics, Perception on

Institutional Support and Cyber Extension Innovation Nature.

Agroekonomi, 31 (1): 1-18.

Hutahean, M. Rosnita, dan R. Yulida. 2016. Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian

dalam Memberdayakan dan Memandirikan Petani Karet di Kecamatan

Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Online Mahasiswa Faperta

UR. 3 (2): 1-7.

Page 170: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

151

Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bumi

Aksara.

Kasryno, F. 2007. Mengembalikan Kemandirian Petani sebagai Penggerak

Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berkelanjutan: Membalik Arus

Menuai Kemandirian Petani. Jakarta: Yayasan Padi Indonesia.

Kasryno, F. 2007. Pemberdayaan Petani dan Kearifan Lokal dalam Budidaya

Pertanian Ekologis Berbasis Padi: Membalik Arus Menuai Kemandirian

Petani. Jakarta: Yayasan Padi Indonesia.

Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2015-2019. Jakarta: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kementerian Pertanian.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementrian

Pertanian tahun 2015-2019. Jakarta: Kementan.

Kuswantoro. 2016. Tingkat Kepuasan Petani Jagung terhadap Kinerja Penyuluh

Pertanian Swasta dan Penyuluh Pertanian Pegawai negeri Sipil di Desa

Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Skripsi. Jember:

Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Lestari, M. 2011. Dinamika Kelompok dan Kemandirian Anggota Kelompok

Tani dalam Berusahatani di Kecamatan Poncowarno Kabupaten

Kebumen Propinsi Jawa Tengah. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret.

Malta. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian Petani dalam

Pengambilan Keputusan untuk Keberlanjutan Usahatani (Kasus: Petani di

Desa Sukaharja - Kabupaten Bogor). Sosiohumaniora, 18(2): 118-124.

Mardikanto T. dan S. Sutarni. 1982. Petunjuk Penyuluhan Pertanian. Surabaya:

Usaha Nasional.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas

Maret University Press.

Maryam, S. 2016. Pengaruh Pelatihan Budidaya Padi, Jagung, dan Kedelai

terhadap Peningkatan Kemandirian Petani Anggota P4S Kabupaten

Subang (Studi Deskriptif dada P4S Binaan BBPP Lembang Wilayah

Kabupaten Subang, 2016). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Page 171: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

152

Miles, M. B. dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

(UI-Press).

Minarni, I. Warman, dan W. Handayani. 2017. Case-Based Reasoning (CBR)

pada Sistem Pakar Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Singkong

dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Tanaman Pangan. Teknoif, 5

(1): 41-47.

Muchtar, K., N.Purnaningsih, dan D. Susanto. 2014. Komunikasi Partisipatif pada

Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).

Participative Communication in Field School of Comprehensive

Agriculture Land-Use Management (SL-PTT). Komunikasi

Pembangunan, 12 (2): 1-14.

Musyafak, A. dan T. M. Ibrahim. 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi

Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani. Analisis Kebijakan Pertanian,

3 (1): 20-37.

Nita, C. E., B. Siswanto, dan W. H. Utomo. Pengaruh Pengolahan Tanah dan

Pemberian Bahan Organik (Blotong dan Abu Ketel) terhadap Porositas

Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Tebu Pada Ultisol. Tanah dan

Sumberdaya, 2(1): 119-127.

Pangaribuan, D. H., F. X. Soesilo, dan J. Prasetyo. 2018. Pengembangan dan

Pemanfaatan Pupuk Organik Ekstrak Tanaman pada Budidaya Pertanian

Organik di Lampung Selatan. JPKM, 24 (1): 603-609.

Pasya, G. K. 2011. Gotong Royong dalam Kehidupan Masyarakat. Sosietas, 1 (1).

Prayoga, K., P. S. Banar, dan D. S. Prayoga. 2018. Keberadaan TV TANI sebagai

Revitalisasi Media Baru Penyuluhan Pertanian di Indonesia.

Agriekonomika, 7 (1): 99-109.

Purwatiningsih, N. A., A. Fatchiya, dan R. S. H. Mulyandari. 2018. Pemanfaatan

Internet dalam Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten

Cianjur. Utilization of Internet in Improving Performance of Agricultural

Extension in Cianjur Regency. Penyuluhan, 14 (1): 79-91.

Rahayu, T. dan R. Malia. 2018. Pengaruh Kepemimpinan Ketua Kelompok

terhadap Tingkat Kemandirian Anggota Kelompok Di Gabungan Petani

Organik (GPO) Nyi-Sri Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur.

Agroscience, 8 (1): 1-21.

Sadono, D. 2008. Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di

Indonesia. Penyuluhan, 4 (1): 65-74.

Page 172: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

153

Satori, D. dan A. Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Suarjana, I. W., A. A. N. Supadma, dan I. D. M. Arthagama. Kajian Status

Kesuburan Tanah Sawah untuk Menentukan Anjuran Pemupukan

Berimbang Spesifik Lokasi Tanaman Padi di Kecamatan Manggis.

Agroteknologi, 4 (4): 314-323.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sumardjo. 1999. Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju

Pengembangan Kemandirian Petani (Kasus di Propinsi Jawa Barat).

Disertasi. Bogor: IPB.

Sumarwan, U. 2010. Perubahan Pola Konsumsi Pangan Beras, Jagung dan Terigu

Konsumen Indonesia Periode 1999-2009 dan Implikasinya Bagi

Pengembangan Bahan Bakar Ramah Lingkungan Berbasis Pangan.

Pangan, 19 (2): 157-168.

Syafriwan, S. Hadi, dan Rosnita. 2013. Peranan Penyuluh dan Strategi

Peningkatan Peranan Penyuluh Perkebunan dalam Pengembangan

Kelompok Tani Pemasaran Karet di Kabupaten Kuantan Singingi.

Dinamika Pertanian, 28 (2): 131-140

Tahitu, M. E. 2013. Kualitas Pelayanan Penyuluhan Pertanian dan Kepuasan

Petani dalam Pengembangan Usahatani (Kasus di Desa Sukadamai

Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor). Agricultural Extension Service

Quality and Satisfaction of Farmers in Developing Farming (Case in

Sukadamai village Dramaga District Bogor Regency). Penyuluhan, 9 (2):

146-145.

Wahjuti, U. 2014. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Banten: Universitas

Terbuka.

Wiriaatmadja, S. 1977. Pokok Pokok Penyuluhan Pertanian. Jakrta: CV.

Yasaguna.

Zakil, A. D., Y. Rusman, dan M. N. Yusuf. 2014. Dampak Sekolah Lapang

Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) terhadap Tingkat Penerapan

Teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Usaha Tani Padi

Sawah (Oryza Sativa L.) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Raksa Bumi

III Desa Sindangsari Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis). Agroinfo

Galuh, 1 (1): 23-32.

Page 173: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

154

Lampiran Pedoman Wawancara

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PANDUAN WAWANCARA

JUDUL : IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN

DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI

TANAMAN PANGAN

LOKASI : DESA SUMBEREJO KECAMATAN AMBULU

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Status :

Jumlah Keluarga :

Pekerjaan :

Dusun/Desa :

Kecamatan :

Kabupaten :

Pewawancara

Nama : Ayu Setyorini

Nim : 151510601151

Hari/Tanggal Wawancara :

Responden

(.......................)

PPL

Page 174: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

155

A. LATAR BELAKANG PETUGAS PENYULUH LAPANG

1. Nama Lengkap :

2. Alamat :

3. Tempat/Tanggal Lahir :

4. Pengalaman menjadi PPL :........tahun THL dan ........tahun PNS

5. Bertugas menjadi PPL di :

6. Pengalaman PPL di lokasi saat ini :......tahun

7. Jenis PPL :

B. METODE PENYULUHAN PERTANIAN (umum)

1. Metode apa saja yang Anda gunakan untuk melakukan penyuluhan?

a. Individu (apabila sasaran 1 orang)

b. Kelompok (apabila sasaran >1 orang dan jelas yang dituju)

c. Massal (apabila sasaran >1 orang dan tersebar luas tanpa diketahui

dengan pasti sasarannya)

2. Bagaimana cara dan prosedur yang Anda gunakan dalam melaksanakan

penyuluhan pertanian secara individu?

a. Mengunjungi rumah sasaran

b. Mengunjungi lahan usahatani sasaran

c. Tidak sengaja bertemu di suatu tempat

d. Didatangi oleh sasaran

e. Menggunakan petani sukses dalam usahatani

f. Menggunakan bendera di lahan usahatani sasaran

3. Bagaimana cara dan prosedur yang Anda gunakan dalam melaksanakan

penyuluhan pertanian secara kelompok?

a. Menjadi pembicara tunggal (penceramah)

b. Mempertunjukkan cara melakukan sesuatu atau hasil dari suatu

teknologi

c. Melakukan pertukaran pendapat serta pengungkapan argumentasi daari

penyuluh maupun sasaran

d. Perlombaan

Page 175: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

156

e. Praktik langsung di tempat petani ang lebih maju

f. Sekolah Lapangan

g. FFD (Farmers Field Day)

h. Pertemuan antara petani petani dengan pemerintah

i. Pertemuan antara petani petani dengan pelaku agribisnis

j. Pertemuan antara petani petani maju dengan petani petani yang belum

berhasil

4. Bagaimana cara dan prosedur yang Anda gunakan dalam melaksanakan

penyuluhan pertanian secara massal?

a. Kapanye

b. Pameran

c. Surat kabar dan majalah

d. Bagan, diagram, grafik, kartun, komik, poster

e. Radio

f. Televisi

g. Film

h. Internet

C. METODE PENYULUHAN PERTANIAN (khusus)

1. Siapa saja yang memberikan penyuluhan selain Anda?

2. Siapa sasaran yang Anda tuju untuk melaksanakan penyuluhan jenis ini?

3. Apa jabatan sasaran tersebut?

4. Apa tujuan Anda melaksanakan metode penyuluhan tersebut?

5. Dimana biasanya Anda melaksanakan penyuluhan dengan metode ini?

6. Kapan biasanya Anda melaksanakan penyuluhan dengan metode ini?

7. Apa saja peralatan dan fungsinya yang Anda butuhkan dalam melakukan

penyuluhan?

a. Peta lokasi

b. ATK

c. Buku catatan

d. Programa penyuluhan

Page 176: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

157

e. RDK dan RDKK

f. Media / Alat bantu

g. dll

8. Bagaimana tahapan yang Anda gunakan dalam metode penyuluhan

tersebut?

a. Tahap perencanaan

Siapa yang dituju

Bagaimana karakteristik sasaran (kondisi ekonomi, sosial budaya,

dll)

Informasi/ruang lingkup materi yang akan disampaikan

b. Tahap Pelaksanaan

Aktivitas yang dilakukan (mulai dari masuk ke rumah petani

hingga keluar)

Budaya yang dilakukan

Proses penyampaian saran/pesan

Cara bertanya kepada sasaran

Cara menjawab pertanyaan sasaran

Pencatatan hasil penyuluhan, permasalahan yang ditemukan, dan

usulan petani

Cara dokumentasi kegiatan penyuluhan

Cara tindak lanjut dari hasil penyuluhan

c. Tahap evaluasi

Catatan kunjungan

Follow up apabila ada janji

9. Informasi/pesan apa yang biasanya disampaikan dalam metode ini?

a. Penjelasan singkat tujuan dan manfaat

Mempengaruhi sikap sasaran terhadap penyuluh

Mengajarkan pengetahuan

Mengajarkan keterampilan

Page 177: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

158

b. Inovasi yang disampaikan

10. Apakah terdapat jadwal kunjungan pada sasaran dalam melaksanakan

penyuluhan?

11. Apakah terdapat kriteria tertentu dalam menyusun jadwal pelaksanaan

penyuluhan?

a. Tidak mengganggu aktivitas petani

b. Dilakukan setelah petani bekerja

c. Konfirmasi terlebih dahulu dengan petani

12. Bagaimana jadwal kunjungan yang Anda terapkan?

13. Apa manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan penyuluhan ini?

a. Bagi sasaran

b. Bagi PPL

c. Bagi pemerintah

14. Tabel Kegiatan Penyuluhan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

No. Kegiatan Deskripsi Kegiatan

1 Saat membuka

pembicaraan

2 Pengamatan terhadap

Lahan usahatani

3 Permasalahan di

Lahan

4 Tanggapan petani

saat diberikan inovasi

5

Tanggapan petani

saat disarankan

menggunakan inovasi

6 Kendala petani saat

menerapkan inovasi

7 Kendala petani saat

menerapkan inovasi

8 Usulan petani

Page 178: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

159

D. POTRET KEMANDIRIAN PETANI

1. Kemandirian Material

a. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani dalam memanfaatkan

Sumberdaya Alam di sekitar?

b. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani dalam budidaya varietas

unggul?

c. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani dalam melakukan kegiatan

penanganan pasca panen?

2. Kemandirian Intelektual

a. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani di Desa Sumberejo dalam

menentukan perencanaan usahatani?

Indikator : a1 bebas

a2 progresif

a3 inisiatif

a4 terkendali

a5 kemantapan diri

b. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani di Desa Sumberejo dalam

menentukan lahan budidaya?

Indikator : b1 bebas

b2 progresif

b3 inisiatif

b4 terkendali

b5 kemantapan diri

c. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani di Desa Sumberejo dalam

menentukan cara berproduksi?

Indikator : c1 bebas

c2 progresif

c3 inisiatif

c4 terkendali

c5 kemantapan diri

Page 179: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

160

d. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani di Desa Sumberejo dalam

menentukan pemecahan masalah?

Indikator : d1 bebas

d2 progresif

d3 inisiatif

d4 terkendali

d5 kemantapan diri

e. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani di Desa Sumberejo dalam

menentukan pasar untuk pmesaran hasil usahatani?

Indikator : e1 bebas

e2 progresif

e3 inisiatif

e4 terkendali

e5 kemantapan diri

3. Kemandirian Pembinaan

a. Bagaimana cara petani dalam mengembangkan dirinya?

b. Bagaimana potret kreatifitas petani?

c. Apa saja inovasi yang dilakukan oleh petani?

4. Kemandirian Sosial

a. Bagaimana cara petani menjaga hubungan dan berinteraksi dengan

sesama petani dalam 1 kelompok tani?

b. Bagaimana cara petani menjaga hubungan dan berinteraksi dengan

sesama petani yang berbeda kelompok taninya?

c. Bagaimana cara petani menjaga hubungan dan berinteraksi dengan

para pemimpin?

d. Bagaimana cara petani menjaga hubungan dan berinteraksi dengan

penyuluh?

Page 180: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

161

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PANDUAN WAWANCARA

JUDUL : IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN

DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI

TANAMAN PANGAN

LOKASI : DESA SUMBEREJO KECAMATAN AMBULU

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Status :

Jumlah Keluarga :

Pekerjaan :

Dusun/Desa :

Kecamatan :

Kabupaten :

Pewawancara

Nama : Ayu Setyorini

Nim : 151510601151

Hari/Tanggal Wawancara :

Responden

(.......................)

PETANI

Page 181: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

162

A. LATAR BELAKANG PETANI

1. Nama Lengkap `:

2. Alamat :

3. Tempat/Tanggal Lahir :

4. Pengalaman menjadi petani :..........th dan ........th menanam........

5. Komoditas Usahatani Terbanyak :

6. Musim Tanam dalam 1 tahun :

7. Luas Lahan :

8. Kepemilikan Lahan :

9. Tergabung dalam kelompok tani :

10. Pengalaman gabung poktan :

11. Status Kelompok Tani :

B. METODE PENYULUHAN PERTANIAN (umum)

1. Apakah Anda pernah mengikuti penyuluhan pertanian?

2. Kegiatan penyuluhan dengan metode apa saja yang pernah anda ikuti

untuk melakukan penyuluhan?

a. Individu (apabila sasaran 1 orang)

b. Kelompok (apabila sasaran >1 orang dan jelas yang dituju)

c. Massal (apabila sasaran >1 orang dan tersebar luas tanpa diketahui

dengan pasti sasarannya)

3. Bagaimana cara dan prosedur yang penyuluh gunakan dalam

melaksanakan penyuluhan pertanian secara individu (yang pernah Anda

alami)?

a. Mengunjungi rumah sasaran

b. Mengunjungi lahan usahatani sasaran

c. Tidak sengaja bertemu di suatu tempat

d. Didatangi oleh sasaran

e. Menggunakan petani sukses dalam usahatani

f. Menggunakan bendera di lahan usahatani sasaran

Page 182: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

163

4. Bagaimana cara dan prosedur yang penyuluh gunakan dalam

melaksanakan penyuluhan pertanian secara kelompok (yang pernah Anda

alami)?

a. Menjadi pembicara tunggal (penceramah)

b. Mempertunjukkan cara melakukan sesuatu atau hasil dari suatu

teknologi

c. Melakukan pertukaran pendapat serta pengungkapan argumentasi daari

penyuluh maupun sasaran

d. Perlombaan

e. Praktik langsung di tempat petani yang dirasa lebih maju

f. Sekolah Lapangan

g. FFD (Farmers Field Day)

h. Pertemuan antara petani petani dengan pemerintah

i. Pertemuan antara petani petani dengan pelaku agribisnis

j. Pertemuan antara petani petani maju dengan petani petani yang belum

berhasil

5. Bagaimana cara dan prosedur yang penyuluh gunakan dalam

melaksanakan penyuluhan pertanian secara massal (yang pernah Anda

alami)?

a. Kampanye

b. Pameran

c. Surat kabar dan majalah

d. Bagan, diagram, grafik, kartun, komik, poster

e. Radio

f. Televisi

g. Film

h. Internet

C. METODE PENYULUHAN PERTANIAN (khusus)

1. Siapa saja yang pernah memberikan penyuluhan selain PPL Desa

Sumberejo?

Page 183: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

164

2. Apa jabatan Anda dalam pelaksanaan penyuluhan?

3. Apa tujuan Anda mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut?

4. Dimana biasanya Anda melaksanakan penyuluhan dengan metode ini?

5. Kapan biasanya Anda melaksanakan penyuluhan dengan metode ini?

6. Apa saja peralatan dan fungsinya yang penyuluh gunakan dalam

melakukan penyuluhan?

a. Peta lokasi

b. ATK

c. Buku catatan

d. Programa penyuluhan

e. RDK dan RDKK

f. Media / Alat bantu

g. dll

7. Bagaimana tahapan yang penyuluh lakukan dalam pelaksanaan

penyuluhan tersebut?

a. Tahap perencanaan

Siapa yang dituju

Bagaimana karakteristik sasaran (kondisi ekonomi, sosial budaya,

dll)

Informasi/ruang lingkup materi yang akan disampaikan

b. Tahap Pelaksanaan

Aktivitas yang dilakukan (mulai dari masuk ke rumah petani

hingga keluar)

Budaya yang dilakukan

Proses penyampaian saran/pesan

Cara bertanya kepada sasaran

Cara menjawab pertanyaan sasaran

Pencatatan hasil penyuluhan, permasalahan yang ditemukan, dan

usulan petani

Cara dokumentasi kegiatan penyuluhan

Page 184: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

165

Cara tindak lanjut dari hasil penyuluhan

c. Tahap evaluasi

Catatan kunjungan

Follow up apabila ada janji

8. Informasi/pesan apa yang biasanya disampaikan dalam metode ini?

c. Penjelasan singkat tujuan dan manfaat

Mempengaruhi sikap sasaran terhadap penyuluh

Mengajarkan pengetahuan

Mengajarkan keterampilan

d. Inovasi yang disampaikan

9. Apakah terdapat jadwal kunjungan pada sasaran dalam melaksanakan

penyuluhan?

10. Apakah terdapat kriteria tertentu dalam menyusun jadwal pelaksanaan

penyuluhan?

d. Tidak mengganggu aktivitas petani

e. Dilakukan setelah petani bekerja

f. Konfirmasi terlebih dahulu dengan petani

11. Bagaimana jadwal kunjungan yang Anda terapkan?

12. Apa manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan penyuluhan ini?

d. Bagi sasaran

e. Bagi PPL

f. Bagi pemerintah

Page 185: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

166

13. Tabel Kegiatan Penyuluhan di Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu

No. Kegiatan Deskripsi Kegiatan

1 Saat membuka

pembicaraan

2 Pengamatan terhadap

Lahan usahatani

3 Permasalahan di

Lahan

4 Tanggapan petani

saat diberikan inovasi

5

Tanggapan petani

saat disarankan

menggunakan inovasi

6 Kendala petani saat

menerapkan inovasi

7 Kendala petani saat

menerapkan inovasi

8 Usulan petani

D. POTRET KEMANDIRIAN PETANI

1. Kemandirian Material

a. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani dalam memanfaatkan

Sumberdaya Alam di sekitar?

b. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani dalam budidaya varietas

unggul?

c. Bagaimana tindakan yang dilakukan petani dalam melakukan kegiatan

penanganan pasca panen?

Page 186: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

167

2. Kemandirian Intelektual

a. Bagaimana tindakan yang Anda lakukan dalam menentukan

perencanaan usahatani?

Indikator : a1 bebas

a2 progresif

a3 inisiatif

a4 terkendali

a5 kemantapan diri

b. Bagaimana tindakan yang Anda lakukan dalam menentukan lahan

budidaya?

Indikator : b1 bebas

b2 progresif

b3 inisiatif

b4 terkendali

b5 kemantapan diri

c. Bagaimana tindakan yang Anda lakukan dalam menentukan cara

berproduksi?

Indikator : c1 bebas

c2 progresif

c3 inisiatif

c4 terkendali

c5 kemantapan diri

d. Bagaimana tindakan yang Anda lakukan dalam menentukan

pemecahan masalah?

Indikator : d1 bebas

d2 progresif

d3 inisiatif

d4 terkendali

d5 kemantapan diri

Page 187: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

168

e. Bagaimana tindakan yang Anda lakukan dalam menentukan pasar

untuk pmesaran hasil usahatani?

Indikator : e1 bebas

e2 progresif

e3 inisiatif

e4 terkendali

e5 kemantapan diri

3. Kemandirian Pembinaan

a. Bagaimana cara petani dalam mengembangkan dirinya?

b. Bagaimana potret kreatifitas petani?

c. Apa saja inovasi yang dilakukan oleh petani?

4. Kemandirian Sosial

a. Bagaimana cara Anda menjaga hubungan dan berinteraksi dengan

sesama petani dalam 1 kelompok tani?

b. Bagaimana cara Anda menjaga hubungan dan berinteraksi dengan

sesama petani yang berbeda kelompok taninya?

c. Bagaimana cara Anda menjaga hubungan dan berinteraksi dengan para

pemimpin?

d. Bagaimana cara Anda menjaga hubungan dan berinteraksi dengan

penyuluh?

Page 188: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

169

Lampiran Data Informan

No. Nama Usia

(th) Alamat Pekerjaan

1. Rahmat

Darmawan 42

Desa

Tanjungrejo

Koordinator Penyuluh

Kecamatan Ambulu

2. Diar Fidi Astutik 36

Dusun

Kebonsari

Desa Sabrang

PPL Desa Sumberejo

3. Basri 60

Dusun

Bregoh Desa

Sumberejo

Petani

(Kelas Kelompok Utama)

4. Imam Zarkoni 51

Dusun

Bregoh Desa

Sumberejo

Petani

(Kelas Kelompok Madya)

5. Agus Salim 45

Dusun Watu

Ulo Desa

Sumberejo

Petani

(Kelas Kelompok Lanjut)

Page 189: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

170

Lampiran Display A. Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian di Desa Sumberejo

Metode Penyuluhan Pertanian

Pendekatan Individu

Mengunjungi Rumah Petani Kunjungan Rumah

Mengunjungi Lahan Petani Kunjungan Lahan

Bertemu dengan Petani Tanpa Rencana Kontak Informal

Didatangi oleh Petani Inkuiri

Pendekatan Kelompok

Menjadi Pembicara Tunggal Ceramah

Melakukan Tanya Jawab dengan Petani Diskusi

Mempraktikkan suatu cara Demonstrasi

Melakukan Perlombaan Perlombaan

Melaksanakan Usahatani sesuai instruksi Sekolah Lapang

Pertemuan Petani dan Gelar Produk FFD

Pendekatan Massal

Sosialisasi Informasi secara Meluas Kampanye

Pemberian Informasi melalui Internet Internet

Siaran Pedesaan Radio

Implementasi metode penyuluhan pertanian melalui beragam teknik penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo

Penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo dilaksanakan melalui 3 macam pendekatan dengan beragam teknik. Penyuluh dapat melaksanakan penyuluhan dengan menggunakan kombinasi dari beberapa teknik sekaligus.

Page 190: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

171

Lampiran Display B. Potret Kemandirian Petani Tanaman Pangan di Desa Sumberejo

Potret Kemandirian Petani Tanaman

pangan

Penggunaan pupuk organik dan berimbang

Penggunaan benih unggul dan bersertifikat dalam usahatani

Penerapan rotasi tanaman guna memutus mata rantai OPT

Penerapan teknologi jajar legowo

Kemampuan dalam menentukan harga jual hasil panen

Penerapan sistem pengolahan tanah sempurna

Kebebasan dalam menentukan luasan lahan budidaya

Kebebasan dalam menentukan komoditas budidaya

Kebebasan memilih merk obat guna menanggulangi OPT

Merasa bangga menjadi petani

Penyelesaian masalah permodalan

Penyelesaian masalah sumberdaya air

Penyelesaian masalah OPT dengan dana kelompok

Meraih prestasi tingkat provinsi

Berinisiatif mengadakan perlombaan

Berinisiatif mengadakan kampanye

Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Penanggulangan OPT melalui penanaman refugia

Gotong royong pembersihan saluran air

Memiliki grup whatsapp antara penyuluh dengan petani

Interaksi antara Petani dengan Formulator

Pertukaran informasi antar sesama petani dan PPL

Kemandirian

Material

Kemandirian

Intelektual

Kemandirian

Pembinaan

Kemandirian

Sosial

Potret kemandirian petani di Desa Sumberejo dapat digambarkan melalui 4 jenis kemandirian, antara lain 1) kemandirian material, 2) kemandirian intelektual, 3) kemandirian pembinaan, dan 4) kemandirian sosial.

Petani tanaman pangan di Desa Sumberejo dapat dikatakan telah mencapai suatu kemandirian karena memenuhi 4 aspek kemandirian.

Page 191: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

172

Lampiran Display C. Implementasi Metode Penyuluhan Kelompok dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman

Pangan di Desa Sumberejo

Implementasi Metode

Penyuluhan Kelompok dalam

Mendukung Kemandirian

Petani

Ceramah Mendukung Kemandirian 1) Material, dan 2) Pembinaan

1. Penggunaan Pupuk Organik dan Berimbang, Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat, Penerapan Rotasi Tanaman, Penerapan Teknologi Jajar Legowo, dan Penerapan Sistem Olah Tanah Sempurna

2. Pemanfaatan Bunga Refugia sebagai alternatif Pengendali OPT dan Pemanfaatan Burung Hantu sebagai alternatif Pengendali Hama Tikus

Diskusi

Mendukung Kemandirian 1) Material, 2) intelektual, 3) pembinaan, dan 4) sosial

1. Penggunaan Pupuk Organik dan Berimbang, Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat, Penerapan Rotasi Tanaman, Penerapan Teknologi Jajar Legowo, dan Penerapan Sistem Olah Tanah Sempurna

2. Kebebasan Memilih Merk Obat dan Penyelesaian Masalah Permodalan

3. Pemanfaatan Refugia dalam Menanggulangi OPT dan Pemanfaatan Burung Hantu dalam Menanggulangi Hama Tikus

4. Berinteraksi dan Bertukar Informasi Baik Antara Penyuluh dengan Petani Maupun Antar Petani Satu Sama Lain

Demonstrasi

Mendukung Kemandirian 1) Material, 2) Intelektual, 3) Pembinaan, dan 4) Sosial

1. Penggunana Pupuk Organik dan Berimbang Bagi Petani, Penggunaan Benih Unggul Dan Bersertifikat, dan Penerapan Teknologi Jajar Legowo

2. Penyelesaian Masalah Serangan OPT

3.Penanggulangan OPT Melalui Penanaman Bunga Refugia

4. Proses Interaksi Antar Petani maupun Penyuluh bahkan Pihak Luar di Desa Sumberejo

Perlombaan

Mendukung Kemandirian 1) Material, 2) intelektual, 3) pembinaan, dan 4) sosial

1. Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat, Penerapan Teknologi Jajar Legowo, Penerapan Sistem Olah Tanah Sempurna

2. Perasaan Bangga Menjadi Seorang Petani

3. Berinisiatif Melaksanakan Perlombaan secara Mandiri

4. Interaksi Antar Petani Dalam Melangsungkan Kegiatan Perlombaan

Sekolah Lapang

Mendukung Kemandirian 1) intelektual, dan 2) sosial

1. Kebebasan dalam Menentukan Luas Lahan, Kebebasan dalam Menentukan Komoditas

2. Interaksi Petani dengan Berbagai Pihak

FFD Mendukung kemandirian 1) Material dan 2) sosial

1. Penggunaan Benih Unggul dan Bersertifikat

2. Adanya Formulator yang Beristirahat di Rumah Petani dan Interaksi Petani dengan Pihak Luar

Page 192: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

173

Lampiran Display D. Implementasi Metode Penyuluhan Individu dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman

Pangan di Desa Sumberejo

Implementasi Metode Penyuluhan

Individu dalam Mendukung

Kemandirian Petani

Kunjungan Rumah Mendukung Kemandirian 1) Intelektual dan 2) Sosial

1. Kebebasan dalam Menentukan Merk Obat dan Penyelesaian Masalah Serangan OPT

2. Interaksi Antara Penyuluh dengan Petani

Kunjungan

Usahatani

Mendukung Kemandirian 1) Material, 2) Intelektual, 3) Pembinaan, dan 4) sosial

1. Penerapan Teknologi Jajar Legowo

2. Kebebasan Memilih Merk Obat dan Penyelesaian Masalah Serangan OPT

3. Penanggulangan OPT melalui Penanaman Bunga Refugia

4. Interaksi Dengan Penyuluh

Kontak Informal Mendukung Kemandirian 1) sosial 1. Berinteraksi dan berdiskusi dengan PPL

Inkuiri Mendukung Kemandirian 1) intelektual dan 2) sosial

1. Melakukan peminjaman modal pada bank apabila modal kurang dan Kebebasan Memilih Merk Obat serta Penyelesaian Masalah OPT

2) Berinteraksi dan berbagi informasi dengan PPLdan

Page 193: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

174

Lampiran Display E. Implementasi Metode Penyuluhan Massal dalam Mendukung Kemandirian Petani Tanaman Pangan

di Desa Sumberejo

Implementasi Metode Penyuluhan Massal dalam Mendukung

Kemandirian Petani

Kampanye Mendukung Kemandirian 1) Intelektual, 2) Pembinaan, dan 3) Sosial

1. Penyelesaian Masalah Permodalan Bagi Petani

2. Berinisiatif dalam Penanaman Bunga Refugia Guna Menanggulangi OPT dan Berinisiatif dalam Melaksanakan Kampanye

3. Berinteraksi dengan Masyarakat Sekitar

Internet Tidak Mendukung Kemandirian Petani di Desa Sumberejo

Radio Mendukung Kemandirian 1) Material

1. Melaksanakan teknologi jajar legowo

Page 194: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

175

Lampiran Kode Reduksi Data

Tema Keterangan Kode

1

Implementasi

Metode

Penyuluhan

Pertanian

A. Metode Penyuluhan Individu

1. IKR: Teknik Kunjungan Rumah

2. IKL: Teknik Kunjungan Lahan

3. IKI: Teknik Kontak Informal

4. II: Teknik Inkuiri

B. Metode Penyuluhan Kelompok

1. KC: Teknik Ceramah

2. KD: Teknik Diskusi

3. KDEM: Teknik Demonstrasi

4. KPER: Teknik Perlombaan

5. KSL: Teknik Sekolah Lapang

6. KFFFD: Teknik Farmers Field Day

C. Metode Penyuluhan Massal

1. MKAM: Teknik Kampanye

2. MNET: Teknik Internet

3. MRAD: Teknik Radio

2

Potret

Kemandirian

Petani Tanaman

Pangan

1. KMI: Kemandirian Intelektual

2. KMM: Kemandirian Material

3. KMP: Kemandirian Pembinaan

4. KMS: Kemandirian Sosial

Page 195: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

176

Lampiran Reduksi Data Implementasi Metode Penyuluhan Pertanian

A. Metode Penyuluhan Individu

A1. Teknik Kunjungan Rumah

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Kunjungan Rumah

1 Koor PPL Kec.

Ambulu, P. Rahmat D. 12 Agustus 2018

Ya mengikuti kebiasaan petani, saya nggak mau ganggu.

Jadi saya Tanya petaninya dulu ada kegiatan apa besok.

2 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018 Sendiri, kadang didampingi POPT. Soalnya kalau keliling

POPT juga ikut terkadang.

3 Ketua Poktan Karya

Tani I, P. Basri 6 Januari 2019

Sini itu sering dari formulator obat dari jagunng, benih

benih itu sering.

4 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018 Kalau ke rumah ya itu tadi, yang pengurus atau anggota

aktif kita sekedar tanya ada kegiatan apa ke pengurusnya.

5 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018

Kalau di rumah, pas ada kegiatan khusus atau penanganan

khusus, kita datangi ke rumahnya. Jadi misal kita ke lahan

tidak ada orangnya. Cuman lahannya mungkin ada wereng yang terlalu parah tapi gakada orang, kita Tanya ini

lahannya siapa rumahnya mana, terus kita datangi ke

rumahnya. Supaya dikendalikan.

6 Koor PPL Kec. Ambulu, P. Rahmat D.

12 Agustus 2018

Jadi gini mbak sebelum ke individu kan pertemuan kelompok, dari beberapa kelompok nnti akan

menyampaikan keluhannya keluhan setiap petani kan gak

sama, setelah kita mengetahui satu persatu keluhan petani nya kita datengi satu persatu apa keluhanya kita cek lahan

dulu, kita obsevasi lapangan dulu, jadi tekniknya seperti itu kita observasi lapangan dulu, jadi kita gak bias langsung

karena kondisi lapangan beda. Jadi mungkin gejalanya mirip

tapi penangannya berbeda kita takut kliru makanya kita cek

lapangan dulu kita tahu permasalahannya dan jika pas itu

bisa langsung jawab ya kita jawab kalua nggak bias jawab

ya di kita kan ada popt, itu kita tanyakan kesana kalua yang bersangkutan bisa kita ajak keesokan harinya kalua kita bias

bantu jawab ya kita jawab soalnya pertain tanian biasanya

gampang terkena penyakit.

7 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018

Kita merencanakan mungkin pas nantik. Kan jadwalnya kan rutin. Dijadwalkan pertemuan rutinan, nantik kita

rencanakan apa yang mau dibahas apa kemudian ada

masalah apa, kemudian ketika pertemuan kelompok kita berssama sama.

8 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018

Biasanya informasi terkait apa kalau kunjungan rumah sama

lahan? “kegiatan di lapangan sama masalah yang ada di lahan”

9 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018

yaa hama penyakit, budidaya, kalauk pas anu ya kadang

kadang harrga. Mungkin cabe. Harganya murah itu petani

mesti ngeluh ke PPLnya.

10 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018 Yaa tanyakan kabar, bertamu, apaa. Terus gimana keadaan

orangnya, keadaan sawahnya. Terus diberikan informasinya.

11 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018

Iyaa karena mulai sekarang harus adalaporan. Tapi kadang

kadang ya suka lupa juga. Pas perorangan gitu yang sering lupa. Kalau kelompok masih kadang inget.

12 PPL, Diar Fidi Astutik 21 Desember 2018

Ada catatan ada laporan. Catatan buat kita sendiri

laporannya buat dinas. Laporan itu selama 1 tahun penyuluhan.

Kesimpulan Sementara:

Teknik kunjungan rumah yang dilaksanakan oleh PPL Desa Sumberejo dilakukan dengan mengunjungi rumah petani secara individual untuk membicarakan terkait pelaksanaan kegiatan yang akan datang dan mendampingi petani dalam

menyelesaikan permasalahan terkait usahataninya, terutama masalah serangan OPT. Tindak lanjut petani dari teknik

kunjungan rumah adalah melaksanakan alternatif tindakan yang telah direkomendasikan oleh penyuluh.

Page 196: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

177

A2. Teknik Kunjungan Lahan

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Kunjungan Lahan Usahatani

1 Koor PPL Kec. Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

Observasi langsung jadi kita gak bisa kita memutuskan dari

keterangan petani itu kita tidak bisa, semisal petani bilang

gejalanya ujungnya kering kan bisa penyakitnya itu tp ternyata kompleks penyakitnya kan gejala awalnya yang mana kita kan

tidak tau, tau tau padinya sudah kering, kering pun kan banyak

penyebabnya. Kadang ada penyakit yang mirip wereng tapi bukan wereng sama kering tapi bukan

2 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Kalau yang di lahan itu kelompok tani haparan yang tidak aktif di

kelompok tani. Kelompok itukan ada yang aktif dan enggak. Aktif disini maksudnya yang rutin ikut pertemuan bulanan, itu rutin.

Kalau yang kelompok tani hamparan itu yang tidak ikut

pertemuan kelompok tani bulanan. Biasanya yang itu langsung saya kunjungi ke lahan.

3 Koor PPL Kec. Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

nggak, jadi saat pertemuan kelompok semisal ketua kelompoknya

yang menyampaikan keluhan, kan ada petani hamparan yang gak

ikut pertemuan kelompok akhirnya pengurus semisal disana aja gejala kita datengi juga.

4

Koor PPL Kec.

Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

oh iya tetep meskipun mereka gak mau, tetep kita datengi semisal

dia mau ya kita kasih tau kendala seperti ini yak apa. Kan setiap petani berhak mendapatkan penyuluhan tapi kita sendiri yang gak

mampu.

5 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Kalau pas di lahan kita lihat keadaan tanaman kemudian kalau ada

masalah petani langsung diberikan solusi. Didampingi POPT.

6 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018

Kalau lahan, bareng sama OPT jadwalnya hari selasa. Kalau yang

sendirian ya hari senin, rabu, kamis kita ada kegiatan di UPTD,

kemudian Jumat itu.

7 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

……Setiap hari ya? “Iyaa harusnya begitu. Kalauk ada kegiatan

Jumat itu ndak, mungkin sorenya liat lahan.”

8 Koor PPL Kec. Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

Jadi kan gini kita tau kebiasaan petani, seperti jam 9 petani itu

sudah pulang dari sawah soalnya panas jam segitu. Kalau kita mau datang ya liat jam dulu kalau tau lokasinya kita langsung ke

lokasi kalau tidak tau kita ke rumahnya dulu. Kadang petani

jarang kelahan jadi kita samperin kerumah dulu kalau petaninya dilahan ya kita samperin kalau gak ada dilahan kita samperin

kerumah. Kalau dirumah kita salam gitu seperti bertamu kalau

dilahan kita ya langsung mengikuti kegiatannya mereka.

9

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Juga pertemuan di lahan kaitan dengan hama dan penyakit.

10 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019 Pertama adalah mengenai budidaya. Cara pengolahan, caramemilih bibit yang baik, dan caramenangulangi hama dan

penyakit.

11 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019 Kalau padi biasanya pagi antara jam 7-9.

12 PPL, Diar Fidi

Astutik 26 September 2018

Dilihat kondisi di lapang dulu. Mungkin keluhan pas pertemuan,

tanaman saya seperti in, kan awing-awang gatau kenyataan, jadi besok survey di lapangan nanti kita berikan solusi.

13 PPL, Diar Fidi

Astutik 26 September 2018

Yaa mungkin bisa seperti itu. Kalau ada kesulitan browsing dulu.

Kalau petaninya bisa mengikuti ya saya nunjukkan, kalau orangnya sudah sepuh jadi saya sampaikan langsung.

14

Koor PPL Kec.

Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

peratannya buku catatan itu sudah jelas, sekarang kita sudah

terbantu oleh teknologi jadi kita tunjukan teknologinya berupa foto. Kadang kita kasih selembaran, agar mereka tau mereka baca

kala Cuma kita kasih kadang langsung lupa.

15

Koor PPL Kec.

Ambulu, P. Rahmat D.

12 Agustus 2018

Permasalahan-permasalahan yang mereka tanyakan yang kita

sudah paham kita kasih selembaran.

16

Koor PPL Kec.

Ambulu, P. Rahmat D.

12 Agustus 2018

Jadi penyuluh gak bukan pekerjaan lapangan aja mbak tapi

pekerjaan operasi mbak jadi dicatat apa yang dilakukan dan dilakukan apa yang dicatat

17

Koor PPL Kec.

Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

Itu di lahan misalnya tau langsung dijawab missal belum tau

diskusi dulu dengan bersangkutan

Page 197: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

178

Kesimpulan Sementara:

Teknik kunjungan lahan usahatani yang dilaksanakan di Desa Sumberejo dilakukan PPL dan POPT Kecamatan Ambulu. Teknik ini dilaksanakan dengan mengunjungi lahan petani secara individual untuk memantau kondisi lahan

petani. Apabila ditemukan lahan bermasalah, PPL ataupun POPT akan membicarakan hal tersebut dengan petani untuk

bersama-sama menyelesaikan permasalahan tersebut, terutama permasalahan terkait serangan OPT. Tindak lanjut petani dari teknik kunjungan lahan usahtani adalah melaksanakan alternatif tindakan yang telah direkomendasikan oleh

penyuluh maupun POPT.

A3. Teknik Kontak Informal

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Kontak Informal

1 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018

Kalau di jalan ya siapapun, gak ada sasaran yang spesifik.

Terjadinya di warung kopi pas keliling itu kadang mampir di

warung kopi.

2 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018 Kita kan dalam tugas, jadi ada ATK dan buku catatan.

3 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Kadang kadang ya di warung. Kan warung itu petani petani yang

ngurus, mereka ya ngobrol masalah pertanian, kemudian juga keluhan apa gitu. Akhirnya dikeluhkan ke PPLnya.

4

Sekretaris

Poktan Sido Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Pernah waktu di bregoh. Timur sendiri. Ya waktu melihat lihat

tanaman padi, jagung. Masalahnya itukan ini padi kena penyakit wereng yang kemaren dulu, itu pernah ketemu di Bregoh sama

Pak Matori. POPT. Itu yang mbahas ya masalah wereng itu. Ini

solusinya gimana kalau kelompok tani sido mekar mau mengadakan spray massal gimana? Yaa ok. Kapan bisa

dilanjutkan .

5 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018 Kalau misal sudah tau solusinya ya dijawab. Kalau belum tau ya berikan tenggang nanti kita kasih solusinya.

6 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Iyaa. Mesti saya koordinasinya sama POPT.

Kesimpulan Sementara:

Teknik Kontak Informal biasanya terjadi ketika PPL singgah di warung kopi milik petani ketika sedang berkeliling.

Tidak ada persiapan materi apapun untuk memberikan penyuluhan dengan teknik ini karena proses bertemu dengan

sasaran juga merupakan unsur ketidaksengajaan. Masalah yang sering dibicarakan ketika Kontak Informal adalah berbagai permasalahan di lahan, terutama serangan OPT. Tindak lanjut petani dari teknik Kontak Informal adalah

melaksanakan alternatif tindakan yang telah direkomendasikan oleh penyuluh.

A4. Teknik Inkuiri

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Inkuiri

1 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Pengurus, kelompok tani yang aktif. Kalau kelompok tani

hamparan itu, yang nggak aktif itu, nggak pernah, jarang sih.

2 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018 Di rumah saya, biasanya pagi pagi sekali atau mungkin sore atau misal kalau pas jam kerja ya kadang-kadang di kantor.

3 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Sekali kemaren itu ada kaitannya kartu tani itu ada petani

hamparan yang konsultasi kesini.

4 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018

Iyaa. Kalau yang aktif itu konsultasi terkait masalah masalah di lapangan. Masalahnya mendesak soalnya sampai dateng ke

rumah. Tapi kadang kalau pengurus datang kaitannya dengan

kegiatan kelompok tani gitu. Kegiatan mungkin kita mau mengadakan pengendalian, atau tanam.. kemaren itu kegiatan

tanam bunga refugia di tepi tepinya pematang. Ada juga kegiatan

praktek insek, fungi, pupuk daun, hayati. Pernah juga kaitannya dengan pupuk gitu gitu.

5

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Yaa pernah. Kebetulan kalau ada masalah di kelompok, saya

kesana. Kalau dihubungi ndak kenak ya saya kesana, konsultasi terkait permasalahan.

6

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Biasanya itu yang sering masalah hama. Terutama kalau padi

hamanya yang paling jadi momoknya petani ini wereng.

7

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Kalau kesana itu biasanya dalam acara apa itu, proposal untuk

pupuk itu aja. Nganter untuk pupuk tahunan kan. RDK-RDKK

Sekretaris 15 Maret 2019 Pernah., masalah itu eee apa itu ya, pembuatan kartu tani. Gimana

Page 198: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

179

8 Poktan Sido

Mekar, P. Agus Salim

buk persyaratanya apa aja, ini pokoknya hamparan yang betul

hamparan yang punya sawah punya lahan itu memang petani harus mengumpulkan foocopy KTP.

9 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Materi yang disampaikan sesuai kebutuhan lahan dan dikeluhkan

petani. Kalau aktivitasnya langsung ya saya tanyakan apa

tujuannya ya mereka langsung menyampaikan tujuannya apa, berbincang bincang, kemudian diberikan rekomendasi lisan, kalau

butuh tulisan ya saya beri catatan.

Kesimpulan Sementara:

Teknik inkuiri dilaksanakan dengan cara petani yang mengunjungi rumah ataupun kantor PPL. Inkuiri dilaksanakan

untuk konsultasi terkait pelaksanaan program yang akan dilaksanakan petani, seperti kartu tani dan kegiatan spray

bersama. Tindak lanjut petani dari teknik inkuiri adalah melaksanakan alternatif tindakan yang telah direkomendasikan oleh penyuluh.

B. Metode Penyuluhan Kelompok

B.1 Teknik Ceramah

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Ceramah

1 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018

Kalau kunjungan kelompok ini ya saya sendiri pembicara tunggal.

Kadang kalau misal ada POPT ya sama POPT kadang sama

formulator ya sama formulator, sales obat gitu, sales pestisida.

2 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Yaa mereka ijin dulu ke saya apakah diberi waktu untuk diiijinkan

untuk ikut kegiatan kelompok.

3

Koor PPL Kec.

Ambulu, P. Rahmat D.

12 Agustus 2018

Ada apa nggak, kadang-kadang saat pertemuan ada formulator dari perusahaan pestisida itu mereka sampaikan saja sekalian

pengenalan produk kegunaannya untuk apa gitu. Jadi mereka

langsung beli juga.

4

Koor PPL Kec.

Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

Yang jelas kalau kelompok saya bawa proyektor itu khusus materi yang berat, itu maksudnya materi yang sulit kita jelaskan, seperti

mendesripsikan daun mongering kan menyampaikan lewat

menyampaikan video kan lebih mudah seperti menjelaskan padi kena bakteri sama kena jamur kan pola pengeringannya berbeda

kalau kita sampaikan langsung kadang masih tidak paham soalnya

kan tau sendiri usia,kemampuan,dan pendidikannya kan berbeda-beda. Kadang ada orang yang diem itu saya Tanya itu diem

bingung apa udah tau jadi saya tinggal kasih gambar ini yang

kena jamur ini yang kena bakteri, biar mereka menangkap sesuai mereka sendiri-sendiri.

5

Koor PPL Kec.

Ambulu, P. Rahmat D.

12 Agustus 2018

Campuran, Bahasa Indonesia, Bahasa jawa tapi kebanyakan

Bahasa jawa

6

Koor PPL Kec.

Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

Kalau disini banyak jawanya malah, disini semakin utara semakin

Madura kalau semakin selatan semakin jawa soalnya nenek

moyang orang sini dari ponorogo makanya banyak reog disini.

7

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Anjangsana, gentian. Jadi anggota sini sekarang, besok di anggota

lainnya, besoknya ganti lagi gitu.

8 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019 Adaa. Tahlil pembukaan, ada arisan skeedarnya. Biar ada untuk apa tali anulah. Biar kompak. Mbak diar juga ikut tahlil itu. Terus

baru pertemuannya itu, pembahasan tentang pertaniannya.

9

Sekretaris Poktan Sido

Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Waktu pertemuan kelompok tani juga sering. Aktif juga kalau Bu PPL nya.

10

Sekretaris

Poktan Sido

Mekar, P. Agus Salim

15 Maret 2019

Ya tiap pertemuan pasti hadir. Asalkan nggakada halangan

orangtuanya sakit atau putranya sakit gitu. Pasti hadir.

Kesimpulan Sementara:

Teknik ceramah biasanya dilaksanakan dengan kombinasi tenik penyuluhan lainnya. Ceramah dilakukan dengan

memberikan informasi secara tunggal kepada sekelompok petani dalam pertemuan rutin kelompok maupun demonstrasi. Hasil dari ceramah adalah petani memiliki pengetahuan baru sehingga timbul sikap menilai bahkan ingin

mencoba teknologi baru yang disampaikan penyuluh.

Page 199: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

180

B.2 Teknik Diskusi

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Diskusi

1

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Tapi perempuan itu emang aktif memang. Daripada yang dulu itu

ya orangnya,

2

Ketua Poktan

Karya Tani II, P. Imam Zarkoni

5 Maret 2019

kurang aktif emang, malah ini aktif ini walopun sudah PNS.

Sebelumnya kan belum, ini tetep kerja itu loh. Ya minimal itu

setiap pertemuan itu hampir didatangi kan. Nah pasti datang kalau ada. Kalau gak datang pasti dia bilang alasannya ada opo anaknya

sakit atau apa.

3 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Budidaya, hama penyakit, permasalahan yang ada di lapangan,

itu.

4

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Sering itu. Mesti ada. Kalau, apalagi kalau ada PPL banyak

pertanyaan kadang.

5 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019 Terkait lahan. Lahannya seperti ini seperti itu. Kok tanaman saya seperti ini, gimana?

6

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Disini itu setiap kali pertemuan, jadi ya kalau yang nanam cabe umpama sukses gitu ya, itu biar dia yang cerita di kelompok itu.

Ya tanamnya, ada yang musimnya gini, obatnya gini,

pemupukannya gini gini. Kan setiap petani kan beda-beda. Jadi tukar pengalaman kayak gitulah.

7 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Kalau ada materi khusus kita bisa pakai slide. Diberikan brosur,

leaflet gitu.

8 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018 Bikin sendiri itu. Kadang kalau ada dari dinas ya dari dinas.

9 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Iyaa pribadi. Dari dinas nggak ada. Kalau misalkan kita nantik,

saya kan belum termasuk dapet SK PNS fungsional. Kalau PNS sudah PPL fungsional itu sudah dapet. Ada biaya operasional

namanya. Kalau saya masih belum dapet, bakalnya nantik saya

fungsional, tapi sekarang masih belum.

Kesimpulan Sementara:

Teknik diskusi dilakukan baik antara penyuluh dengan petani maupun sesame petani. Diskusi paling sering

dilaksanakan saat pertemuan rutin kelompok tani secara anjangsana. Materi yang didiskusikan biasanya terkait

permasalahan yang sedang dialami petani. Beberapa petani lainnya yang pernah mengalami permasalahan serupa akan memberikan rekomendasi kepada rekannya. Hasil dari teknik diskusi adalah petani memiliki pengetahuan baru

sehingga timbul sikap menilai bahkan menerapkan alternatif solusi yang telah didiskusikan.

B.3 Teknik Demonstrasi

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Demonstrasi

1 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018

Kalau metode hayati kemaren ada rekan dari MHI (Metode Hayati

Indonesia). Kalau lainnya seperti mol ya saya sendiri biasanya.

Tapi kalau produsen benih ya perusahaan itu.

2

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Demo yoo langsung praktek. Biasanya tempatnya disini, di rumah

saya di ketuanya. Praktek ya membuat pupuk organik, pernah

dulu pupuk organik, obat-obatan dari daun-daunan.

3 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019 Kalau praktek demo itu biasanya disini emang. Kalau lahan lain lagi. Pokok kalau pembuatan pembuatan itu disisni. Kalau

aplikasi itu baru di lahan. Anggota itu mintanya di ketua biasanya.

4 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Di sawah. Di lahan petani. Kalau pembuatan pembuatan itu di rumah. Kalau dem varietas itu ya di lahan, aplikais pestisida itu di

lahan. Petani malah seneng lahannya dibuat percobaan. Mesti

seneng itu. Karna kan termasuk dapat anu, diberi gratisan gitu.

5

Sekretaris Poktan Sido

Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Pernah pernah. Itu buat pupuk insek pernah, Cuma di gapoktan. Di rmahnya pak ketua gapoktan. Di selatan pasar itu, balai desa.

Kalau disini ya pernah, membuat pakan ternak itu. Sapi. Yang

dari debog itu.

6

Sekretaris

Poktan Sido

Mekar, P. Agus Salim

15 Maret 2019

Di rumahnya pak kampung. Pak kampungnya kan disini,

sidomekar juga. Pak kampung ini sebagai pengawas kelompok

tani.

7

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Materi dulu baru demo. Materinya pas pertemuan kelompok.

Itukan ada bukan dari PPL, tapi juga dinas pertanian. Yang dulu

membuat organik itu dari dinas pertanian Surabaya malahan. 15

Page 200: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

181

hari disini. Membuat pupuk organik dan cara menangulangi

virusnya pisang dulu itu. Lama itu.

8 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018 Pernah. Membuat pupuk organik kemudian mol. Teruus kemaren itu membuat pupuk hayati.

9 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Dem yang pernah dilakukan biasanya varietas baru, pestisida

baru. Itu aplikasinya mungkin padi pake pestisida ini, tidak terserang OPT gitu. Mungkin jagung tahan bulai gitu. Kemudian

pembuatan mol gitu gitu, insek nabati, fungi nabati, pupuk

organik, kompos itu.

10 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Kalau pembuatan mol, pupuk organik, dll itu kan bahanya dari alam. Benda sesunguhnya. Kalau alat yaa timba dll. Tergantung

apa yang sedang didemonstrasikan.

11 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Diawali dulu diberikan materi tentang demonstrasinya. Terus

diskusi. Baru kita praktek. Yang ini pasti ada dokumentasinya.

Kesimpulan Sementara:

Teknik demonstrasi dilakukan dengan 2 bentuk, yaitu demonstrasi cara dan demonstrasi hasil. Demonstrasi cara

digunakan ketika PPL hendak menunjukkan cara pembuatan atau cara penggunaan teknologi baru kepada petani. Demonstrasi hasil digunakan untuk menunjukkan hasil dari penerapan teknologi baru. Hasil dari teknik demonstrasi

membuat petani memiliki pengetahuan baru sehingga timbul sikap menilai bahkan menerapkan teknologi yang

diperkenalkan oleh penyuluh.

B.4 Teknik Perlombaan

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Perlombaan

1 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Ada lomba ubinan, lomba hasil. Untuk tanaman padi di kelompok

tani, ikut di tingkat kecamatan juga, kebetulan UPTD yang mengadakan.

2 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018

Ubinan padi. Mulai dari awal ini kelompok tani memberikan apa.

Pengumuman ke anggota. Pengurus kasih pengumuman ke anggota. Bahwa untuk musim ini kita mengadakan perlombaan

padi. Jadi mulai awal kan petaninya kalau mau ikut itu

tanemannya dibagus baguskan, dirawat gitu. Nantik baru hasil akhirnya diubin, itu hasil yang paling tinggi diberikan

penghargaan.

3

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Pernah. Kelompok pernah mengadakan lomba tanam padi,

ubinan. Jadi ketika panen kelompok berapa orang yang mau ikut.

4

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Itu yang saya anjurkan untuk semua, tapi yang daftar hanya

sekitar 10 orang. Dari 35 orang anggota. Yang diambil juara 1,2,3.

5

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Kalau lomba, dalam artian disini itu lomba Ubinan ya. Ubinan

padi dapatnya paling banyak siapa itu pernah emang. yang

ngadakan dari dinas

6

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Kadang kala di intern kelompok ada juga apik-apikan. Ya kalau

menang itu, ya senang gitu aja lah, gak dikasih apa-apa, biar

semangat gitu aja sudah

7 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Hadiahnya kecil. Yaa kecil. Mungkin mereka minta sponsor dari

distributor pestisida, gitu.

8 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Setelah selesai semua panennya, pengukurannya. Saat pertemuan

kelompok tani itu diberikan hadiah. Yaa kecil kecilan se, nggak besar enggak.

9 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Kalau malah sekarang Sabrang mau mengadakan juga yang

seperti ini. Terus itu yang mengusulkan POPT, kemudian nanti dicarikan sponsor. Itu rencananya yang Sumberejo ya saya

begitukan. Cuman nggaktau POPT nya setuju apa nggak. Jadi

kelompok mulai dari areal tanemannya seperti apa, penanaman bunga refugia ada apa gak, tanamnya legowo apa tidak, kemudia

arelanya itu serangan penyakitnya sedikit, terus kalau di daerah

endemic tikus ada pagupon, itu yang mendukung. Nanti itu yang dilombakan. Kalau punya itu semua, itu yang menang. Yang

direncanakan seperti itu sabrang, tapi saya juga sudah

mengusulkan untuk Sumberejo. Gatau jadi attau ndak masih belum tau.

Page 201: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

182

Kesimpulan Sementara:

Teknik perlombaan dalam penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo diselenggarakan oleh dinas dan petani secara mandiri. Perlombaan baik dari dinas dan petani adalah lomba mengenai tingkat produktivitas padi. Perlombaan akan

diumumkan sebelum peani melakukan penanaman dan pemenang akan diumumkan saat pertemuan rutin kelompok

tani. Hasil dari teknik perlombaan akan membuat petani lebih giat melakukan perawatan secara baik dalam usahataninya,mulai dari pra usahatani hingga panen.

B.5 Teknik Sekolah Lapang

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Sekolah Lapang

1 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

SL padi, jagung, cabai. Itu 2016 jagung sama cabai. Ang ternak

kemaren juga ada. Siwap yang paling baru, setelahnya jagung.

Kalau padinya sudah lama.

2 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Ngga. Terutama mulai bupati ini nggak pernah ada sperti itu.

Bantuan dari pemerintah pun nggak ada. Biasanya sekolah lapang kan kita diberi bibit untuk tanam, nantik kita pelajari bersama

sama, diamati bersama, dan sekolah itu juga ada intensifnya. Per

hari berapa gitu dari dinas ada seperti itu.

3 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018 Di rumah kelompok tani yang dekat lahan.

4 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Itu minimal ada 4 pertemuan. Pertama kita berikan semacam

kuesioner gitu pertanyaan yang kaitannya dengan ungkin kalau padi ya padi, kalau jagung ya jjagung, kalau cabai ya cabai. Jaid

nanti kita setelah itu istilahnya pretest. Setelah pretest kita

koreksi. Permasalahan apa yang paling banyak tidak diketahui petani, taunya ya dari pretest itu. Setelah itu kita bahas kemudian

materi apa saja. Itu pertemuan pertama begitu. Materi apa yang

harus disampaikan pada pertemuan berikutnya. Nantik di akhir SL pertemua terakhir kita adakan posttest. Pertemuan ke2, dan 3

pembahasan materi. Kalau misal anu kita praktek lapangan. Kita

langsung praktek lapang, nanti kita buat sampel atau titik yang diteliti. Mulai dari tinggi tanaman, juumlah rumpun, serangan

OPT, kemudian mereka kita suruh bikin kelompok dalam

kelompok. Kemudian selanjutnya dilihat tanaman itu perlu diapakan, apakah ada musuh alami atau tidak. Itu pertemuan ke

2,3. Sebenrnya kalau 4x pertemuan ya gacukup. Seminggu sekali

lah idealnaya. Kalau jadwal dari dinas itu hanya 4x.mulai pertemuan awal, 1, 2, terus terakhir biasanya kita ngambil yang

pas panen. Jadi yang tanamanya bisa diubin ditinjau hasilnya

gimana. Kemudian ada posttest nya. Jadi posttest itu menentukan seberapa besar keberhasilan adanya program SL.

5 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018

Kelompok tani, semuanya. Cuma kalau dari program pemerintah

kan mesti ada SPJ nya. Itu pesertanya antara 20-25 saja. Tapi kadang ada kelompok tani yang karna pengen taunya ya pokoknya

ikutn biar tau informasi. Walaupun nggak dapat.. tapi ada uang

trasnportnya, ada konsumsi. Kalau di SPJnya tetep 25 cuman nantik kebijakan kelompok lah. Kalauk uang konsumsi kalau

dikaisk makan mungkin nasinya yang beli nasi bungkus atau

gimana gitu. Dikasihnya kesepakatan kelompok. Kalau transport diberikan uang, kalau konsumsi ya harus konsumsi gitu. Itu dari

pemerintah.

Kesimpulan Sementara:

Teknik sekolah lapang sudah jarang dilaksankaan di Desa Sumberejo. Sekolah lapang terakhir dilaksanakan pada tahun

2016. SL dilaksanakan dengan cara membagi kelompok tani ke dalam kelompok kelompok yang lebih kecil lagi untuk

melaksanakan usahatani di lahan percontohan dan menyelesaikan senddiri permasalahan yang dihadapi berdasar pengalaman pengalaman yang diperoleh selama ini. Hasil dari teknik sekolah lapang akan memberikan pengalaman dan

keterampilan baru bagi petani.

Page 202: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

183

B.6 FFD

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Farmers Field Day

1 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

……….Apa Cuma ada di selatan aja mbak FFD ini? “Iyaa. Itukan

emang dari perusahaan, mereka cari yang petaninya mau atau bisa

diajak kayak mereka kan pengennya memberikan apa, contoh atau bukti kalau tanaman ini memang bagus. Jadikan cari petani yang

maju istilahnya. Dilaksanakannya di selatan itu kayak gitu. Kan

petaninya gampang kalau di selatan kalau diajak apa apa. Penerapan teknologi gitu.”

2 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Perusahaan menunjuk, mengundang kelompok tani untuk datang

gitu. Ngundangnya langsung ke kelompok tani nya. Informasi kelompok taninya konfirjmasi ke PPL terlebih dahulu. Yang

datang dijatah tapi, bisa 5-10 orang jadi ga semua. Terus nanti

rembukan siapa yang bisa hadir. Nggak semua bisa hadir, mungkin ada kesibukan lain di sawah. Waktunya kan pagi.

3

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Pihak pionernya datang ke kelompok siap atau ndak diadakan itu

FFD untuk kelompoknya. Siapin lahan dulu, kalau lahannya siap

baruu, kan sewa lahan petani itu. Kalau ndak siap ganti ke kelompok lain yang mana buat lahannya. Karna lahannya kan

luas, apalagi itu tingkat kabupaten jadi harus luas.

Kesimpulan Sementara:

Teknik FFD merupakan kegiatan pertemuan antar petain 1 dengan petani lainnya untuk memperkenalkan adanya

teknologi ataupun benih unggul varietas baru. Biasanya FFD diselenggarakan oleh perusahaan benih atau perusahaan

pestisida dalamr angka mempernalkan produk baru yang dimilikinya. Hasil dari teknik FFD akan memberikan pengetahuan baru bagi petani, sehingga tidak jarang petani yang langsung membeli produk tersebut untuk diterapkan

pada usahataninya di musim tanam berikutnya.

C. Metode Penyuluhan Massal

C.1 Teknik Kampanye

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Kampanye

1 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Kemaren itukan pas mendesak pendataan kartu tani. Mau ada

acara kegiatan tanam bunga refugia itu.nggak tentu. Siarannya sore itu, setelah dari sawah.

2 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Jadi mereka siaran pas nanam bunga refugia sama siaran kartu

tani itu.

3

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Pernah. Itu anjuran dari dinas, akhirnya kelompok hamparan kan ndak ikut pertemuan, jadi kita caranya ya kita membuat

pengumuman di warung warung, juru turap, tapi sampe sekarang

sudah jadi kok ndak ada tindak lanjutnya seperti apa dari dinas. Hanya bank BNI yang anu jalan. Karna bisa pinjam uang di bank.

4

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Kartu taninya. Kalau kampanye inisiatif sendiri. Disuruh

kelompok harus member ke seluruh hamparan, akhirnya ya

kampanye itu.

5

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Itu yang kemaren katanya mau diganti dari BNI ternyata setelah

anu ndak ada gantinya. Akhirnya danakelompok, gapoktan.

Yaudah ikhlaskan, karna gapoktan kan kasnya banyak. Gapoktan kan dappat bantuan PUAP itu 100juta, dipinjamkan kepada

anggota. Diputer sendiri uangnya.

6 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Keliling sampek per dusun dusun itu. Se Desa Sumberejo ini kana da 5 dusun, dusun krajan lor, krajan kidul, brego, curahrejo,

watuulo, sidomulyo.

Kesimpulan Sementara:

Teknik kampanye yang dilaksanakan di Desa Sumberejo dilakuka oleh petani untuk petani lainnya. Kampanye digunakan untuk penyebarluasan informasi terkait program kartu tani dari pemerintah dan program penanaman refugia

guna meminimalisir serangan OPT. Hasil dari teknik kampanye akan menimbulkan kesadaran dan minat petani untuk

turut sreta dalam kegiatan penanaman bunga refugia.

Page 203: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

184

C.2 Media Internet

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Internet

1. PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018 Tapi ini kemaren saya buat di cyber extention. Internet.

2. PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018 Yang diupload ya ketika cyber extention itu. Materi cyber itu.

3. PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Anu, coordinator menyuruh membuat materi gitu. Terus saya

buat. Dimasukkan ke website nya dinas pertanian.

4. PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Iyaa. Nanti coordinator yang upload. Itu kalau misalkan anukan ada penilaiannya dari dinas, ada angka kreditnya kalau buat cuber

extention ini.

Kesimpulan Sementara:

Teknik penyuluhan menggunakan media internet dilaksanakan dengan cara mengunggah materi di website kementerian pertanian, yaitu cyber extension. Materi yang pernah diunggah oleh PPLDesa Sumberejo adalah materi tentang Mikro

Organisme Lokal (MOL). Hasil dari teknik kampanye akan memberikan pengetahuan baru bagi para pembaca.

C.3 Media Radio

No. Informan Tanggal

Wawancara Teknik Siaran Radio

1 PPL, Diar Fidi

Astutik 26 September 2018

Kita yang menjadwalkan, jadi kumpulan PPL se kabupaten

jember.

2 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Kalau yang radio ini kan biasanya yang senin malem di siaran

pedesaan di RRI ini.

3 Ketua Poktan Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Dulu, radio-radio itu waktu trend radio itu, siaran pedesaan itu

memang dulu bagus. Kalah dengan tv ya. Biasanya liat di TVRI

itu kan TVRI itu ada, inovasi tani atau apa itu diliatkan tanaman-tanaman apa, unggulan apa gitu. Di TVRI ada itu.

4 PPL, Diar Fidi

Astutik 26 September 2018

Hari senin ini, set 7 sampe jam 7.. Cuma setengah jam, tadinya 1

jam.eh set 8 sampe jam 8. Itu sekarang, kalau dulu set 8 sampe set

9.

5 PPL, Diar Fidi Astutik

26 September 2018

petani ada yang dengerin, ada yang aktif. Kan ada dialog

interaktifnya yaa.ada yang telfon, kadang itu ada yang dari

Banyuwangi pun ada. Kalau dari Sumberejo yang aktif kebetulan, ini tadi orangnya meninggal, beliau aktif sebenernya kalau

dengeirn siaran pedesaan itu. Baru tadi sore meninggal, habis dari

acara di Jember dapet kaar ada ketua kelompok meninggal, Pak Sugiyono. Pas siaran itu ya saya share ke grup, mungkin bapak-

bapak yang ada waktu bisa mendengarkan siaran pedesaan. Ini

kebetulan tadi wuluhan,yang siaran PPL wuluhan.

Kesimpulan Sementara:

Siaran radio diberikan oleh RRI pada segmen siaran pedesaan setiap Senin malam pukul 19.30-20.00 WIB. Siaran

pedesaan juga memiliki program telepon interaktif untuk memberikan kesempatan pada pendengar jika ada hal yang kurang jelas. Materi yang disiarkan adalah terkait budidaya komoditas yang mayoritas sedang diusahakan oleh petani.

Hasil dari siaran radio ini akan menimbulkan kesadaran dan minat petani untuk menilai adanya teknologi yang

diperkenalkan.

Page 204: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

185

Lampiran Reduksi Data Potret Kemandirian Petani Tanaman Pangan

1. Kemandirian Material

No. Informan Tanggal

Wawancara Kemandirian Material

1 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Yaa organik, berimbang, petani sekarang sudah tau semua sudah

terampil semua.

2 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Iyaa. Dulu dulu petani enggan pake pupuk organik, beirmbang gitu. Mesti urea saja. Tapi sekarang karna sudah tau efeknya ya

NPK lengkap terus organik itu sudah. Itu sebelum petani tahu

yang ngasih tau PPL. Dari PPL.

3 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018 Jadi mungkin biar produksinya tinggi kita harus penerapan pupuk organik, lengkap, perawatan juga harus intensif gitu.

4

Sekretaris

Poktan Sido Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Endak memangnya kalau dikasih organik itu memangnya

pemupukan secara manual itu cepet menangkap sama tanaman itu.

5 PPL Sumberejo,

B. Diar Fidi 30 Maret 2019

Iyaa. Semua petani pengennya pakai yang varietas unggul.

Varietas baru. Yang untuk saat ini impari 33, yuwono ini baru ini. Ada banyak varietas baru yang hasilnya tinggi cuman masih

belum sertifikat masih belum label. Yang 2 tadi itu sudah.

Kemudian logawa itu hasilnya tinggi cuman kalau dibeli tengkulak lebih murah, karna rendemenya sedikit, mungkin

kulitnya itu tebel seperti itu, sehingga rendemen berasnya itu sedikit, sehingga tengkulak itu membelinya diberi Cuma 4,6 4,5

padahal yang umum 4,8. Selisih 200-300 rupiah.

6 PPL Sumberejo,

B. Diar Fidi 30 Maret 2019

Ada yang kering ada yang basah, tapi beda harga. Ada yang tebas

ada sekarang, mulai ada ditebas. Kering bisa sampe 5000, kalau

masih sama kulitnya itu antara 3,6-3,8.

7 PPL Sumberejo, B. Diar Fidi

30 Maret 2019

Kalau jagung banyak. Ada MK, BK sekarang kan gakada diganti

bisi sudah dibeli bisi, kemudian ada pertiwi termasuk unggul juga, kemudian pioneer P36 itu. Yakan hibrida semua itu. Kalau jagung

disini sudah hibrida semua, nggakada yang lokal.

8 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Jadi karna sudah tidak ada bantuan lagi, saya menganjurkan untuk

anggota harus mandiri, jadi cara memilih bibit itu kita kan sudah lama mencoba bibit macem macem, jadi mana bibit yang kira kira

unggul, kita menghasilkan banyak ya itu yang kita tanam. Untuk

kelompok tidak memaksa harus nanam ini, tidak.

9 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Disini itu untuk wereng mayoritas bisa diatasi, karena padi hanya

1 kali, lain kalau daerah lain yang padi padi terus. Kan

populasinya terus, gakada rotasi. Kalau disini kan sudah diputus. Ndakbisa berkembang werengnya, ilang.

10 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Kalau dulu, masih ada bantuan itu kita menganjurkan pola tanam

itu sudah kita giring. Saya dengan PPL itu datang ke sawah, liat

olah tanah seperti apa. Pada waktu itu justru jajar legowo. Jarwo itu memang sulit. Katanya, memang sulit petaninya tandur.

Jadinya saya nambahi per orang tanam itu nambahi ornang 1 atau

2 bayari. Tapi sekarang sudah ndakusah dikonkon sudah semua pake jajar legowo. Sudah sadar semua. Untuk pertama benih itu

ngirit memang, kedua kia mupuknya mudah, ada jalanya. Ketiga menyemprotnya juga mudah. Produksi bertambah. Pasti itu. Kalau

dulu kan tuawur ngono akhirne kerep, anunya kan bolehnya hanya

dikit. Kalau sekarang dulunya itu 10kg ¼, sekaang hanya 5kg itu cukup benihnya. Tapi hasilnya lebih banyak yang 5kg itu.

Sekarang semua udah pake jajar legowo itu.

11 PPL Sumberejo, B. Diar Fidi

30 Maret 2019

Kalau di wilayah Sumberejo olah tanah itu mesti sempurna ya.

Tapi lihat kondisi air juga. Olah tanah kalau pas padi, olah tanah kan 2x dibuka dulu baru didadekne. Terus kalau jagung ada yang

olah tanah dulu kemudian tanam ada yang langsung setelah padi

itu langsung ditanami jagung ada. Cuman kalau pas nggak olah tanah itu harus didangir, dibumbun. Kalau padi kemaren itu

sempat ndiesel.

20

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Kalau budidaya padi terutama adalah pengolahan tanah, memilih

benih atau bibit yang unggul yang baik, kedua cara mengatasi

hama dan penyakit itu yang paling penting. Selain itu juga

pengairan.

Page 205: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

186

12

Sekretaris

Poktan Sido

Mekar, P. Agus Salim

15 Maret 2019

Dulu ada. Sebabnya kan kalau sekarang padi kalau sama pengepul

bukan dibawa pulang kemana kalau seperti petani bukan dibawa ke rumah petani, di sawah aja udah di sama pengepul ini berapa.

Jadi langsung gitu. Jadi kalau sekarang jarang ada petani

menimbun padi itu jarang.

13

Sekretaris Poktan Sido

Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Biasanya sebagian, kalau memang kata petani udah pantes harganya segini ya dikasih.

14

Sekretaris

Poktan Sido

Mekar, P. Agus Salim

15 Maret 2019

Ya enggak, ke pengepul yang lain. Kalau masalah pembayaran

kan pokok DP berapa, pokok deal dulu gitu. Kalau udah siap

panen udah pembayaran lunas

15 PPL Sumberejo,

B. Diar Fidi 30 Maret 2019

Kalau jagung langsung dijual semua nggak disimpan. Ada yang

ditebas ada yang dikeringkan kemudian dijual OC kering. Kalau

padi sebagian ada yang disimpan karna buat makan ya sebagian ada yang dijual, banyakan yang dijual pasti. Ini ada yang basah,

kering, tebasan juga sekarang.

Kesimpulan Sementara:

Petani tanaman pangan Desa Sumberejo telah mencapai suatu kemandirian material. Hal tersebut dapat terlihat dari

tindakan petani dalam penggunaan pupuk organik dan berimbang, penggunaan benih unggul dan bersertifikat,

penerapan rotasi tanaman untuk memutus mata rantai OPT, penerapan teknologi jajar legowo, penerapan sistem olah tanah sempurna, dan Kemampuan menentukan harga jual hasil pertanian.

2. Kemandirian Intelektual

No. Informan Tanggal

Wawancara Kemandirian Intelektual

60

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Gak ada itu pengaruh-pengaruh gitu. enggak, gak ada itu paksaan

paksaan gitu

62 Ketua Poktan Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019 Ya kita itu lihat uang kita itu tadi loh, kalau ada ya biasa sudah nyewa lahan tambah garapan.

1 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Kaitannya dengan luas lahan yang digarap oleh anggota, kalau lahannya yang rutin dia udah tau yang punya sendiri. Untuk tahun

ni kadang kadang nyewa lahan, kadang turun, kadang ngelonjak.

Jadi nentukan untuk nyewa itu biasanya tanamannya tanam tembakau. Kalau pangan yo ditanam, pokok harga tembakau

bagus harga kopi bagus itu biasanya nyewa orang orang.

2

Sekretaris Poktan Sido

Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Kalau seperti itu ya cuma kalau mau tanam padi ya padi. Kalau

mau tembakau ya tembakau. Apa dikasih mungkin ada Lombok gitu nanam sedikit. Maksudnya itu kalau Lombok sekali panen

kan cepet. Kalau tembakau kan lama. Maksudnya itu kalau

Lombok itu bisa panen mungkin 50 hari udah panen, bisa dijual dulu buat pembelian obat. Buat biaya anu lah. Yaa sebenernya

mau tanam setelah padi ini tembakau. Sebabnya yang kemaren

kan harganya luar biasa tembakau. Kalau disni kan tembakaunya kasturi.

3

Ketua Poktan

Karya Tani II, P. Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Ya biasanya kan liat anu kalau petani ya selain padi ya, kalau mau

tanam itu apa dulu ya yang kira-kira mahal kayak gitu. Setelah itu baru merancang biayanya, pinjam atau apa ini.

4 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Ya bahan aktif sama merknya. Kadang mereka bingung, bahan

aktif ini merknya apa ajaa. Jadi diberi alternatif beberapa merk yang ngambil keputusan petaninya sendiri.

5 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Yaa diberikan solusi. Kita berikan alternatif bahan aktif dan merk,

terus petani memilih menggunakan yang mana.

6 Koor PPL Kec. Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018 Gini kalau kita nyarankan membiasakan petani gak beli merk kalau sudah merk terkenal kan mahal kita menyampaikan ke

petani itu daftar-daftar bahan aktif ini

7

Koor PPL Kec.

Ambulu, P.

Rahmat D.

12 Agustus 2018

Kalau merk itu kadang petani sendiri, jadi kita sampaikan pak ini

sama ini merk dagangnya nanti terserah petaninya milih yang mana yang murah atau yang mahal tapi kadang petani beli yang

mahal

8

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Untuk terutama adalah daerah Jember selatan, terutrama ambulu selatan, Sumberejo. Petani anak muda muda memang dia sangat

senang sekali ke pertanian. Jadi walaupun dia anaknya orang kaya

jadi dia mau terjun ke patani, dan dia melihat tanam apa yang kira

Page 206: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

187

kira bisa menghasilkan banyak. Dulu adalah melon, akhirnya

banyak yang nanem melon. Karna sudah banyak yang nanem itu akhirnya banyak hama dan penyakit. Dulu sebelum banyak yang

nanam ya bagus terus. Cabe terus. Cabe iku yo, pertama yang

menghasilkan paling banyak ya cabe. Kalau harganya lumayan yaa enak. Kalau lagi anjlok yaa itu. Hehe. Tapi cabe ini ¼ hektar

itu bisa minimal itu kalau harganya penak itu bisa menghasilkan

100 juta. Bersih itu. Kalau harganya sampe 5o ribu wuh. Cabe itu bisa 6 bulan 100 juta pokoknya.

9

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Kadang kala di intern kelompok ada juga apik-apikan. Ya kalau

menang itu, ya senang gitu aja lah, gak dikasih apa-apa, biar

semangat gitu aja sudah

10

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Selain air ya masalah dana. Modal. Modal sekarang sudah ada

pemecahan dari BNI untuk kartu ani, itu sudah ada. Jadi sudah

enak sekarang petaninya. Kalau sudah dapat kartu tani sudah pinjam.

11

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Ya adaa memang, tapi bunganya kan sedikit. 0 koma. Jadi nggak

menjerat petani bunganya.

12

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Yang biasa itu. Bukan KUR. Itu ya memang programnya

pemerintah untuk membantu petani dituju oleh petani yang

khusus punya kartu tani. Yang kedua masalah pemasaran itu. Tengkulak itu. Itu harganya kan, terutama adalah horti. Kalau

horti itu dari petani murah, dijual di supermarket wuaaa bisa 2x

lipat.

13

Sekretaris

Poktan Sido

Mekar, P. Agus Salim

15 Maret 2019

Kalau kemaren tu masalahnya dari modal, itu dari kartu tani kalau udah dapat bisa mengajukan ke BNI. Iyaa, mengeluarkan

tabungan tani kan udah ada yang ngeluarin BNI. Iyaa. Ya dapatnya itu kan melalui SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang). Tapi kalau umpamanya keluarnya itu ¼ atau ½ atau 1

ha tergantung dari SPPT nya. Yang menentukan juga dari BNI,

kebijakannya dapat berapa itu gitu.

14

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Kalau biayanya kurang ya iya pinjem. Kalau BNI pakek kartu tani

terus bunganya nol koma jaminannya ya SPPT aja

15 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Terutama yang dihadapi yang dihadapi oleh petani itu masalahnya

adalah karna di Sumberejo itu apaya untuk air itu adalah yang

paling kuncen. Paling selatan kan gapernah hujan, itu sering kali oleh kelompok itu masalah air, irigasi. Saya juga pernah

mengajukan ke dinas. Supaya di Sumberejo itu paling tidak ada

bantuan pompa air yang besar untuk bantu irigasi. Karna saya kan sudah mendapat predikat juara. Itu berhak untuk mengajukan apa

saja. Karna di Surabaya dibilang seperti itu juga. Jadi istilahnya,

mintak apaa. Gitu. Saya ajukan kemaren, sudah datang dari Surabaya kesini. Diliat disini. Sudah difoto foto tapi lanjutannya

sampek sekarang kok ndakada, sampek nembusi DPR, gakada

kelanjutannya itu. Karna di Sumberejo itu di Kabupaten Jember produksi padi tertinggi.

16

Sekretaris

Poktan Sido Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Ya kalau per rumah emang sudah ada, petani itu sudah ada. Cuma

kan masih kurang kalau Cuma 1 itu masih kurang mengatasi

apalagi mau apa itu mau dibajak itu masih kurang airnya kalau Cuma 1. Jadi pompa airnya ada 2 apa 3 per ¼ sawah. Itu ada yang

dari selatan ada yang dari utara, timur, airnya itu baru bisa lancar jalannya air dibajak.

17

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Lama ya, orang disini irigasi susah kok, padi aja kalau sudah telat

ya pakek pompa.

18

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Nah, dulu waktu muda dulu sebelum ada pompa ya, itu alam itu

masih menyediakan ya. Jadi artinya debit air itu masih tinggi.

Dulu banyak pohon ya, jadi pakek itu sudah “ngebor” istilahnya ya, dikocori itu aja sudah kalau irigasinya gak cukup dulu. Setelah

itu ada pompa pertama itu yang punya itu satu dua itu beli ke

orang itu. Setelah itu sekarang gak ada yang gak punya sudah.

19

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Karna disini ini ujung, kalau ndakada hujan seperti ini ndak ada air ndak kumanan air. Akhirnya petani disini walaupun kemarau

panjang, di sawah hijau. Karna semua petani punya pompa air.

Jadi walaupun tidak ada air dari irigasi, tetep tanamannya bagus.

20 Ketua Poktan

Karya Tani I, P. 6 Januari 2019

Kita mengajukan obat untuk wereng ke dinas. Ke PPL dulu. PPL

mengajukan ke dinas. Setelah mengajukan dapat obat. Baru kita

Page 207: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

188

Basri mengajak petani untuk mengadakan spray bersama dengan petani.

Bukan hanya anggota kelompok, tapi petani di lingkungan situ. Petani hamparan. Jadi 1 lokasi itu biasanya 100 orang. Kalau

sudah ndak ada bantuan, itu kita mandiri obatnya. Kita urunan

dengan kelompok yang lain kita mengadakan penyemprotan massal. Itu kalau werengnya sudah banyak. Tapi kalau wereng

masih di ambang batas, kita hanya menganjurkan kepada petani

terutama adalah pencegahan, kita anjurkan untuk semprot dengan obat wereng yang rendah.

21

Sekretaris

Poktan Sido

Mekar, P. Agus Salim

15 Maret 2019

Iyaa. Tapikan dari kelompok cuma bantu, mungkin 1 liter. Dari

sponsor seperti DGWitu bisa 2 liter, dari pak matori 1 liter. Jadi 4

liter itu dioplos sama air langsung petaninya diundang kesini, kan pernah disini juga. Dari DGW terutama obat rakkhwana. Itu kalau

petaninya harus membawa tangki sprayer itu harus tiap petani

harus membawa satu satu. Terus obat yang 4 liter itu nantik dioplos sama air teruskalau mau ngobat itu dikasih ke tepat

plastic, diukur, sekiranya berapa tangki. 3 tangki 3 sprayer itu

setelah itu diukur ukurannya berapa mungkin 1 gelas aqua mungkin 1 gelas 1 tangki.

22 PPL, Diar Fidi Astutik

26 September 2018

Kalau di Sumberejo pernah menang pernah menang program

produktivitas padi, kemudian oleh dinas diajukan lomba tingkat provinsi dapet juara 2 se provinsi. Juara 1 nya luar jember, saya

lupa. 2015 soalnya.

5.

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Terutama kepala dinas kesini, dinas pertanian itu ya itu karna

disini kelompoknya menonjol akhirnya dari dinas sering kesini diadakan pertemuan, mengenai administrasi dilihat seperti apa.

Setelah itu kegiatan per anggota ditanyai 1per satu. Apakah betul begini begini. Akhirnya pada waktu saya lomba, gapoktannya, di

Kabupaten belum pernah kita mengiktui, langsung diikutkan ke

provinsi, ga tanggung tanggung. Saya Tanya pada kepala dinas, lo pak saya ini kan untuk kabupaten belum pernah ikut. Laa sudah.

Kemaren saya kesana kanya termasuk lomba itu. Sudah nomer 1

itu di kabupaten. Nanti saya kirim langsung ke provinsi, ya kebetulan saya di provinsi itu dikoreksi semua buku-bukunya

sampek 1 jam, saya hanya 15 menit. Laa datanya kan komplit.

Malah saya ditinggal, saya malah ditaruh di atasdi bagian yang ngoreksi. Orang orang ya setelah trun yak ok enak men gak

ditakoni gak opo. Dan setelah itu sayaditanyai siap juara 1 apa

tidak? Saya ndak siap pak. Disuruh ke Jakarta nantik. Saya pasrahkan pada kelompok, gakusah pak, sibuk maneh engkok.

Cuma anggotanya yang ndak sanggup. Persiapan itu 1 bulan

nonstop, PPL kan ikut bantu.

Kesimpulan Sementara:

Petani tanaman pangan Desa Sumberejo telah mencapai suatu kemandirian intelektual. Hal tersebut dapat terlihat dari

beberapa hal berikut ini antara lain kebebasan dalam menentukan luasan lahan, kebebasan menentukan komoditas

budidaya, merasa bangga menjadi petani, penyelesaian masalah permodalan, penyelesaian masalah sumberdaya air, penyelesaian masalah serangan OPT, meraih prestasi tingkat provinsi, dan kebebasan memilih merk obat.

3. Kemandirian Pembinaan

No. Informan Tanggal

Wawancara Kemandirian Pembinaan

1 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018 Kalau itu alternatif kelompok sendiri.

2 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018 Iyaa petaninya sendiri. Sudah kenal sama formulatornya gitu.

3 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018 Itu usulannya kelompok.

4 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Iyaa rata-rata begitu. Untuk petani di wilayah Sumberejo ini rata-rata ingin mengembangkan bakat dan kemampuannya di bidang

pertanian ini mau diterapkan dalam budidayanya.

5

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Inisiatif kelompok sendiri. Hadiahnya dari kas kelompok.

6

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Tujuannya supaya petani dan anggota itu meningkatkan produksi

bagaimana cara tanam padi yang baik, bagaimana petani bisa meningkatkan penghasilan, itu tujuannya. Jadi dipacu dengan

adanya perlombaan itu.

Page 208: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

189

7

Ketua Poktan

Karya Tani II, P. Imam Zarkoni

5 Maret 2019

Kadang kala di intern kelompok ada juga apik-apikan. Ya kalau

menang itu, ya senang gitu aja lah, gak dikasih apa-apa, biar semangat gitu aja sudah

8

Ketua Poktan

Karya Tani II, P.

Imam Zarkoni

5 Maret 2019

He‟em dari intern itu juga ada. Kadang kala kan varietas A sama

B itu “ayo menang endi iki sok mben? Kayak gitu.cara tanamnya

harus sama

9

Sekretaris Poktan Sido

Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Kumpul kumpul pernah juga, apalagi kalau ada penanaman

bunga. Tapi kalau sekarang sudah habis bunganya. Pinggir jalan

refugia itu, kanan kiri kan ada semua itu sebetulnya. Berhubung nggaktau apa petaninya apa orang nyabut apa orang gila gitu yang

memuang, kebanyakan orang gila gitu.

10

PPL Desa

Sumberejo, B.

Diar Fidi

30 Maret2019

Kayak pengendalian hama dengan refugia inovasi to.

11

PPL Desa

Sumberejo, B.

Diar Fidi

30 Maret2019

Kemudian pengendalian tikus dengan burung hantu itu juga.

Cuman di wilayah sini aja, perbatasan sabrang Sumberejo itu. Yang selatan wilayah pak basri itu gakada. Dulu disini tiap tahun

itu mesti kalau tanem padi mesti ada gropyokan tikus, cuman

setelah dikasih pagupon burung hantu itu Alhamdulillah sudah nggak ada gerakan tikus. Pagupon ini rumahnya burung hantu

itulo mbak. Itu ditaruh di sawah. Jadi kemaren itu hanya ada 8

pagupon, yang diisi burung hantu hanya 2 kan, hanya 2 rumah. Cuman ternyata kalau pas malam hari itu banyak yang singgah

disana burung hantunya. Jadi burung hantu yang ada disana tu

manggil temannya kemudian kalau pas malam kan berburu mereka, Alhamdulillah. Kan dekat hutan Diana banyak burung

hantu. Alhamdulillah berkurang tikusnya, sudah gakada kegiatan

gropyokan lagi. Kemudian juga pupuk yang dulu kurang lengkap dan berimbang sekarang petani sudah tau manfaatnya kalau pake

berimbang dan ditambah organik itu hasilnya lebih bagus.

12 PPL Sumberejo

Diar Fidi 30 Mar 2019

Yaa begitu. Kita hanya memberi pancingan stimulant gitu aja.

Mungkin di pinggir jalan, di sawah yang dekat jalan, mungkin

petani petani yang mau tanem sendiri di sawahnya sendiri ya

monggo lebih bagus gitu

13 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019 Kartu taninya. Kalau kampanye inisiatif sendiri. Disuruh kelompok harus member ke seluruh hamparan, akhirnya ya

kampanye itu.

14

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Itu yang kemaren katanya mau diganti dari BNI ternyata setelah anu ndak ada gantinya. Akhirnya danakelompok, gapoktan.

Yaudah ikhlaskan, karna gapoktan kan kasnya banyak. Gapoktan

kan dappat bantuan PUAP itu 100juta, dipinjamkan kepada anggota. Diputer sendiri uangnya.

Kesimpulan Sementara:

Petani tanaman pangan Desa Sumberejo telah mencapai suatu kemandirian pembinaan. Hal tersebut dapat terlihat dari

beberapa tindakan petani seperti berinisiatif mengadakan perlombaan, penanggulangan OPT melalui penanaman bunga refugia, penanggulangan hama tikus dengan memanfaatkan burung hantu, dan berinisiatif mengadakan kampanye.

4. Kemandirian Sosial

No. Informan Tanggal

Wawancara Kemandirian Sosial

1 PPL, Diar Fidi Astutik

21 Desember 2018

Baik interaksinya. Yaa gotong royong, gitu, terus kita mungkin

ada kegiatan gotong royong, bersih-bersih. Misal mau tanam padi

kita biasa bersih bersih saluran air.

2 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

Antar kelompok tani. Kan dalam 1 hamparan itu ada kelompok

tani A kelompok tani B. itu gotong royong.

3 PPL, Diar Fidi

Astutik 21 Desember 2018

yaa mereka saling menghormati, sangat menerima keberadaan

penyuluh di lingkungan. Sampe ada grup whatsapp juga.

4

Ketua Poktan

Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Sudah ada grup antara PPL dan gapoktan, namanya itu Gapoktan

Sumberejo grupnya. Tapi ndak semua ikut, cuma pengurus saja

dan yang sudah punya aplikasi WA itu

5 Ketua Poktan Karya Tani I, P.

Basri

6 Januari 2019

Kalau dulu sering, malah sini tempatnya formulator. Datangsini/ kadang no sore ini datang, pak aku kesel pak, turu nang kene.

Kadang itu tempuk bareng dari ni dari ini, jadi jujukan gitu. Karna

yang paling menonjol disini saya. Akhirnya saya sebagai ketua gapoktan, seluruhnya saya suruh aktif, jadi jangan disini toktapi

yang lain juga.

6 Ketua Poktan 6 Januari 2019 Itu kan diadakan anjangsana, supaya kita erat hubungannya antara

Page 209: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

190

Karya Tani I, P.

Basri

anggota 1 ke yang lain. Pengurus dengan anggota biar kelihatan

akrab.yang selasa malem rabu itu. Jadi bukan hanya 1 tempat tapi anjangsana. Biar tahu rumahnya asing-masing, biar kenal

lingkungannya, biar akrab.

7

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Karna anjuran di kelompok, kalau dia menanam ini berhasil, ya

kita ilmunya kita berikan kepada teman yang lain.

8

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Kalau kelompok kan dibagi, kalau udah punya ilmu harus dibagi

sama anggota yang lain

9

Ketua Poktan

Karya Tani I, P. Basri

6 Januari 2019

Kalau samasama kelompok tani, sering saya mengadakan

pertemuan di lapang bersama sama 1 anggota gapoktan.

Kelompok keseluruhan.tapi tidak keseluruhan anggota, beberapa.

Jadi mungkin 1 kelompok 5 orang atau 10 orang. Perwakilan.

Kita pertemuan disini bahas masalah terutama pertanian. Jadi

yang seing saya mengundang hanya pengurus. Informasi dari saya, saya sebarkan ke pengurus kelompok, lalu saya sampaikan

ke anggotanya.

10

Sekretaris

Poktan Sido Mekar, P. Agus

Salim

15 Maret 2019

Kumpul kumpul pernah juga, apalagi kalau ada penanaman bunga. Tapi kalau sekarang sudah habis bunganya. Pinggir jalan

refugia itu, kanan kiri kan ada semua itu sebetulnya. Berhubung

nggaktau apa petaninya apa orang nyabut apa orang gila gitu yang memuang, kebanyakan orang gila gitu.

Kesimpulan Sementara:

Petani tanaman pangan Desa Sumberejo telah mencapai suatu kemandirian sosial. Hal tersebut dapat terlihat dari

beberapa tindakan petani seperti kgiatan gotong royong pembersihan saluran air, memiliki grup whatsapp antara petani dan penyuluh, rumah petani dijadikan tempat beristirahat bagi formulator, dan berinteraksi dan bertukar

informasi sesama petani maupun penyuluh.

Page 210: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

191

DOKUMENTASI

Gambar 1. Kegiatan Wawancara pada Informan

Gambar 2. Kegiatan Pertemuan Rutin Kelompok Tani

Page 211: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

192

Gambar 3. Piagam Penghargaan Lomba Agribisnis tingkat Jawa Timur

Gambar 4. Kegiatan Penanaman bunga Refugia

Page 212: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

193

Gambar 5. Kegiatan Panen Raya Padi dan Pengambilan Ubinan

Gambar 6. Kegiatan Demonstrasi Komoditas jagung

Page 213: IMPLEMENTASI METODE PENYULUHAN PERTANIAN DALAM … · individu, kelompok, dan massal dalam metode penyuluhan pertanian di Desa Sumberejo masing-masing dapat mendukung kemandirian

194

Gambar 7. Kegiatan Demonstrasi Pembuatan Fungisida Nabati

Gambar 8. Kunjungan Usahatani oleh PPL Desa Sumberejo