126
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL-HASRA BOJONGSARI DEPOK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh Irfan Ardian NIM 1110018200040 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

  • Upload
    vubao

  • View
    229

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI

SMK AL-HASRA BOJONGSARI DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk MemenuhiPersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh

Irfan Ardian

NIM 1110018200040

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL-HASRABOJONGSARI DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk MemenuhiPersyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidika (S.Pd)

Oleh

Irfan Ardian1110018200040

Dibawah Bimbingan

Masyhuri, AM. M. PdNIP. 19500518 198703 1002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 3: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Implementasi Manajemen Konflik di SMK AL-Hasra

Bojongsari Depok disusun oleh Irfan Ardian, NIM. 1110018200040, Jurusan

Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah

sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai

ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 26 Juni 2014

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Masyhuri . AM, M. Pd.

NIP. 19500518 198703 1002

Page 4: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Implementasi Manajemen Konflik di SMK AL-Hasra

Bojongsari Depok disusun oleh IRFAN ARDIAN Nomor Induk Mahasiswa

1110018200040, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah

pada tanggal 27 Agustus 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S. Pd) dalam bidang Manajemen

Pendidikan.

Jakarta, 27 Agustus 2014

Page 5: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irfan Ardian

NIM : 1110018200040

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Alamat : Jalan Cemara II Rt 002/01 No. 74 Pamulang Barat, Tangerang

Selatan, Banten.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Implementasi Manajemen Konflik di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingandosen:

Nama Pembimbing : Masyhuri . AM, M. Pd.

NIP : 19500518 198703 1002

Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 23 Juli 2014

Page 6: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

“IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL-HASRA

BOJONGSARI DEPOK” yang disusun oleh Irfan Ardian NIM 1110018200040

Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Telah disetujui kebenarannya oleh dosen

pembimbing skripsi pada tanggal, 26 Juni 2014.

Jakarta, 26 Juni 2014

Dosen Pembimbing

Drs. Masyhuri, AM. M. Pd

Page 7: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

i

ABSTRAK

Irfan Ardian, NIM : (1110018200040), Implementasi Manajemen Konflik diSMK AL-Hasra Bojongsari Depok, Skripsi Program Strata Satu (S-1)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan satu variabel. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapanmanajemen konflik di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok. Selain itu tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalammengoptimalkan penerapan manajemen konflik.

Penelitian yang dilakukan ini memperoleh hasil: 1) Manajemen konflik disekolah secara tertulis dan terprogram tidak ada, 2) Dalam penerapan manajemenkonflik disekolah, kepala sekolah kurang berkomunikasi dengan parabawahannya, 3) Konflik diselesaikan oleh kepala sekolah hanya melibatkanorang-orang tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat konflik yang dihadapi,bahkan terkadang kepala sekolah mengambil sikap sendiri.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Kurangnya komunikasi antarakepala sekolah dengan bawahan dan para siswa, 2) Terdapat hubungan yang baikantara guru dan siswa, yang mana para guru selalu menjalin komunikasi denganbaik kepada para siswanya, 3) Kepala sekolah menjalin komunikasi denganbawahannya hanya disaat tertentu saja, dan kepala sekolah mengoptimalkanmanajemen konflik dengan memahami hal-hal yang berkaitan dengankarakteristik setiap individu, karena karakteristik individu tentunya berbeda-bedadi sekolah, serta dengan mengadakan buku pembinaan yang dikhususkan untukpara guru dan buku kasus untuk para siswa. Hal tersebut untuk memperhatikankemungkinan timbulnya kasus.

Rekomendasi yang dapat diberikan kepada sekolah: 1) Seharusnya kepalasekolah dapat menjalin komunikasi yang baik dengan bawahannya dan jugadengan para murid, 2) Sekolah membuat program dalam menangani konflik yangterjadi di sekolah secara tertulis, 3) Untuk para guru agar dapat lebih profesionaldalam menjalankan tuganya sebagai pendidik, dan tidak membawa permasalahanyang sedang dihadapi ke dalam kelas, 4) Seharusnya sekolah memiliki guru BKsendiri untuk dapat membatu dalam menangani konflik yang terjadi di sekolah.

Kata kunci : Manajemen, Konflik.

Page 8: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

i

ABSTRACT

Irfan Ardian, NIM: (1110018200040), The Implementation of ConflictManagement in SMK AL-hasra Bojongsari Depok, Thesis Program Tier One(S-1) Faculty of Tarbiyah and Teaching Science Syarif Hidayatullah StateIslamic University of Jakarta in 2014.

This research is a qualitative research with one variable. The objectives ofthis research are to get representation of the implementation of conflictmanagement in SMK Al-Hasra Bojongsari Depok and to know how the headmaster optimizes the implementation of conflict management.

There are three results of this research, those are: 1) there was no written andstructured conflict management at school. 2) In the implementation of conflictmanagement, the head master did not have a good communication with theemployee. 3) Conflict that was solved by the head master involved certain people;rely on the kind and level of the conflict, sometimes, the head master decided thesolution by himself.

The results of this research showed that: 1) There is lack of communicationbetween head master, employee and students. 2) There is a good relationshipbetween teachers and students that the teachers always build a goodcommunication with their students. 3) The head master is only build acommunication with his employee in a certain time, and also the head master tryto optimize the conflict management by understanding things that related withcharacteristic of each person, because each person has a different characteristic.As well by organizing book founding especially for teachers and book cases forthe students. It is to pay attention to the possibility of the case.

Recommendations for school are, 1) The head master have to build a goodcommunication to employees and students, 2) School should make a programwritten to solve the conflicts, 3) Teachers should be more professional in doingtheir job as educators and do not bring their own problems outside the school intothe class, 4) School should have a counselor to help solving the conflict thathappen in the school.

Keywords : Management, Conflict.

Page 9: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah

menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah

di muka bumi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat

manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa

kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkat rahmat dan hidayah Allah

SWT, penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Implementasi

Manajemen Konflik di SMK AL-Hasra” ini sesuai dengan kemampuan dan

keterbatasan yang ada. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan.

Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas

dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis

patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Nurlena Rifa’i, P.hd, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Selaku Ketua Prodi Manajemen Pendidikan.

3. Masyhuri .AM, MPd, Selaku dosen pembimbing skripsi.

4. SMK Al-Hasra Bojongsari Depok, yang telah bersedia menjadi tempat

penelitian skripsi saya.

5. Keluarga dan khususnya kedua Orang Tua saya yang selalu menyemangati dan

mengingatkan untuk cepat menyelesaikannya.

6. Teman-teman Seperjuangan (Faiz Bi’amrillah, Sholahuddin Misbah, Yusuf

Amrullah, Rizky Nurmeida, Silvia Khoerunnisa, Jeani kartika, Novitasari

Akbariyah) yang telah saling bahu-membahu dan saling menyemangati dalam

menyelesaikan skripsi kita masing-masing.

Page 10: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

iii

7. Teman-teman kelas, jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang tak

bisa saya sebutkan satu persatu yang sama-sama telah berjuang.

8. Semua sahabat-sahabat saya yang selalu mensuport dan menyemangati saya.

9. Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan

pembelajaran dan inspirasi untuk saya.

10. Seluruh kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang ciputat dan

khususnya Komisariat Fakultas Tarbiyah.

11. Seluruh teman-teman saya yang juga tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-jasanya mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada Allah jualah penulis

berharap semoga Proposal skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan para pembaca umumnya.

Ciputat, 14 April 2014

Page 11: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. iKATA PENGANTAR ................................................................................ iiDAFTAR ISI............................................................................................... ivDAFTAR TABEL ...................................................................................... viiiDAFTAR GAMBAR .................................................................................. ixDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 5

D. Rumusan Masalah .............................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................... 5

F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ..................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Manajemen.......................................................................... 7

1. Pengertian Manajemen .................................................. 7

2. Fungsi-Fungsi Manajemen ............................................ 9

3. Peran Kepala Sekolah .................................................... 14

4. Peran Bimbingan Konseling .......................................... 19

B. Konflik ............................................................................... 21

1. Pengertian Konflik ......................................................... 21

2. Transisi dalam Pikiran Konflik ...................................... 23

Page 12: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

v

3. Sumber-Sumber Konflik ................................................ 24

4. Jenis-Jenis Konflik ......................................................... 25

5. Komponen-Komponen Konflik ...................................... 31

6. Pengaruh Konflik ........................................................... 32

C. Manajemen Konflik ........................................................... 36

1. Pengertian Manajemen Konflik ......................................36

2. Tujuan Manajemen Konflik ...........................................37

3. Gaya Manajemen Konflik ..............................................40

4. Strategi dalam Penyelesaian Konflik .............................42

D. Penelitian yang Relevan ......................................................44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ................................................................ 46

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 46

1. Tempat Penelitian .......................................................... 46

2. Waktu Penelitian ............................................................ 46

C. Metode Penelitian................................................................ 47

D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ..................... 48

1. Sumber Data .................................................................. 48

2. Pengumpulan Data ......................................................... 49

E. Kisi-kisi Wawancara ...........................................................51

F. Teknik Analisa Data ........................................................... 51

G. Triangulasi .......................................................................... 52

Page 13: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

vi

H. Validitas .............................................................................. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 55

1. Sejarah SMK AL-Hasra Bojongsari Depok .................. 55

2. Visi dan Misi SMK AL-Hasra ...................................... 58

3. Identitas Sekolah ........................................................... 59

4. Struktur Organisasi ....................................................... 60

5. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............................. 61

6. Daftar Jumlah Peserta Didik ......................................... 62

7. Sarana dan Prasarana .................................................... 63

B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................. 64

1. Perencanaan .................................................................. 64

2. Pengorganisasian .......................................................... 67

3. Penerapan ..................................................................... 68

4. Pengawasan .................................................................. 71

5. Jenis Konflik ................................................................ 73

6. Penyebab Konflik ........................................................ 74

7. Penanganan Konflik .................................................... 75

8. Pengaruh Konflik ........................................................ 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 80

B. Saran ................................................................................. 80

Page 14: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

vii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

viii

DAFTAR TABEL

2.1. Tabel penelitian yang relevan .................................................................44

3.1. Tabel Waktu penelitian ...........................................................................46

3.2. Tabel Kisi-kisi wawancara .................................................................... .51

Page 16: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

ix

DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar arti manajemen ........................................................................ 7

2.2. Gambar pendapat para ahli tentang fungsi-fungsi manajemen ............. 10

2.3. Gambar hubungan di antara fungsi-fungsi manajemen ......................... 14

2.4. Gambar siklus konflik destruktif............................................................ 29

2.5. Gambar siklus konflik konstruktif ......................................................... 30

2.6. Gambar Struktur konflik tradik ............................................................. 32

2.7. Gambar hubungan antara intensitas konflik dan biaya konflik.............. 34

Page 17: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara

Lampiran 2. Visi dan Misi Program Perbankan Syariah

Lampiran 3. Visi dan Misi Program Teknik Komputer Jaringan

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 6. Buku Pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Lampiran 7. Berita Acara Pemanggilan

Lampiran 8. Biodata Penulis

Page 18: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

B. Latar Belakang Masalah

Konflik sudah terjadi dalam diri manusia mulai dari pertama kali

manusia di ciptakan. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman Allah SWT

dalam surat Al Israa’:61

ذ وا د ٱ ل ءأ إ وا إ خلقت م

٦١طینا Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlahkamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata:"Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan daritanah?” (QS. Al Israa’: 61)2

Kemudian konflik berlanjut pada zaman jahilliyah yaitu pada masa

Rasulullah SAW dan terus berlanjut hingga zaman yang intelektualitas dan

modern seperti saat ini, selalu saja konflik terjadi. Entah sampai kapan

konflik akan dapat terhapuskan dan tidak akan pernah berakhir dalam

kehidupan.

Konflik terjadi ketika adanya sebuah perbedaan baik dalam

berpendapat maupun dari aspek-aspek lain dalam sebuah organisasi. Dan

konflik tidak hanya terjadi dalam suatu organisasi, melainkan juga bisa terjadi

dimanapun. Dapat juga terjadi di lingkungan masyarakat, perusahaan, agama,

sekolah, dan dimana saja tempat kita berada selama masih ada kehidupan,

akan terus ada sebuah permasalahan dan terbebas dari permasalahan, hal

tersebutlah yang seringkali mendatangkan konflik.

Terjadinya sebuah konflik akan sangat merugikan dalam berbagai hal.

Baik dalam komunikasi, psikologis, waktu, pekerjaan, maupun materi atau

biaya yang dikeluarkan.

2 Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: CV. Aisyiah, 1971), h. 433

Page 19: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

2

Di dalam lingkungan sekolah, konflik dapat dialami oleh berbagai

pihak, baik konflik internal yaitu antara murid dengan murid, guru dengan

guru, murid dengan karyawan sekolah, karyawan sekolah dengan guru, atau

bahkan konflik eksternal yang terjadi antar sekolah dengan sekolah ataupun

dengan masyarakat. Hal tersebut terjadi dikarenakan sekolah merupakan

tempat berkumpul dari semua karakteristik sifat dan sikap yang berbeda-beda,

yang saling bertemu dan saling bersosialisasi didalam sekolah. Tentunya

mempunyai pendapat atau pandangan yang beraneka ragam dengan keinginan

dan harapannya dapat terpenuhi melalui sikap dan perilaku yang mereka

tunjukkan.

Beberapa masalah di atas dapat menyebabkan terjadinya konflik di

dalam sekolah. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu melakukan

bimbingan atau pemahaman terhadap masalah yang dihadapi. Sedangkan

konflik eksternal di sekolah biasanya lebih kepada faktor persaingan antar

sekolah.

Dalam hal ini kita tak bisa melepaskannya dari sosok seorang

manajer. Menurut Abi Sujak, seorang manajer harus mampu mempengaruhi,

dan mengarahkan tindakan seseorang atau sekelompok orang pada suatu

organisasi dalam upaya pendayagunaan sumberdaya manusia, sumberdaya

materiil, teknologi, maupun sumberdaya finansial demi tercapainya tujuan

organisasi secara efektif.3 Seorang manajer apabila di sekolah ialah sosok

kepala sekolah, kepala sekolah seharusnya dapat mengendalikan semua yang

terjadi dalam sekolah, sehingga para guru dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik.

Pada hakikatnya pendidikan yang baik tidak berarti terbebas dari

sebuah konflik baik yang terjadi dalam sekolah ataupun dalam dunia

pendidikan. Namun demikian pendidikan yang baik adalah pendidikan yang

mampu mengelola konflik menjadi hal yang baik demi kemajuan pendidikan

3 Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1, h. VII

Page 20: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

3

dimasa mendatang, dan mampu membentuk karakteristik peserta didik yang

bermartabat demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Banyak orang yang memandang konflik sebagai hal yang negatif dan

harus dihindari. Konflik di anggap sebagai hal yang akan memecahkan

sebuah hubungan yang terjalin antara satu individu dengan individu lain atau

antar organisasi. Pada dasarnya apabila kita mampu mengendalikan atau

mengelola konflik dengan baik tentunya konflik tersebut akan memberikan

manfaat yang positif terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

Menurut Walton sebagaimana dikutip oleh Winardi dalam bukunya

Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, “konflik timbul apabila

terdapat ketidak sesuaian paham pada sebuah situasi sosial, mengenai

persoalan-persoalan substansi, dan antagonisme emosional. (Walton, 1969)”.4

Dalam Al-Qur’an pun telah dijelaskan larangan untuk bermusuhan,

dan Allah SWT menginginkan umatnya untuk saling memberi kepada sesama

dan menjauhi perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana dijelaskan dalam

surat An-nahl ayat 90 menjelaskan sebagai berikut:

إن ٱ ل و ذي ٱ ي ٱ ء و ٱ

و و ٱ ون ٱ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuatkebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dariperbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajarankepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-nahl: 90)5

Tidak semua sekolah memiliki atau mampu mengendalikan sebuah

konflik baik yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi. Sekolah yang

baik adalah sekolah yang salah satunya adalah memiliki kemampuan untuk

mengendalikan konflik, atau dengan kata lain memiliki manajemen konflik

yang baik. Karena sekolah yang memiliki manajemen konflik yang baik

4 Winardi, Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2001), Cet. 2, h. 165.

5 Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op. Cit., 415.

Page 21: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

4

tentunya memiliki strategi-strategi dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak

diinginkan. Contohnya seperti tawuran pelajar, tidak semua sekolah mampu

menangani tawuran pelajar yang sering kita jumpai saat ini.

SMK AL-Hasra Bojongsari merupakan salah satu sekolah kejuruan

yang berada di daerah Bojongsari Sawangan Depok yang memiliki

manajemen konflik yang baik. SMK AL-Hasra berbeda dengan SMK pada

umumnya yang mana sekolah ini memiliki cara-cara tertentu dalam mengatasi

dan mencegah konflik yang terjadi pada siswanya ataupun konflik-konflik

yang terjadi di dalam ataupun diluar sekolah.

Hal ini terjadi karena adanya kerjasama yang baik dan berjalan dengan

harmonis antara semua aspek yang terkait di dalam sekolah. Hubungan yang

baik antara satu sama lain di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok yang penulis

perhatikan berlangsung harmonis dan menyenangkan namun tentu terkadang

terjadi konflik didalamnya, konflik tersebut terjadi karena berbagai hal seperti

perbedaan pandangan, latar belakang, dan sebagainya. Dan konflik yang

pernah terjadi di SMK AL-Hasra salah satunya adalah konflik antar guru dan

siswa yang mana siswa merasa kurang puas dengan cara mengajar guru yang

dikarenakan kurangnya kemampuan mengajar guru, dan siswa merasa tidak

puas dengan cara mengajar guru tersebut. Sedangkan konflik yang terjadi

antara guru dan kepala sekolah disebabakan karena guru merasa tidak adil

dengan kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah sedangkan para guru

tidak paham dengan kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah tersebut.

Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan atau gambaran yang penulis

uraikan diatas, penulis berminat untuk melakukan penelitian terhadap

permasalahan tersebut dan membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul

“IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL-HASRA

BOJONGSARI DEPOK”.

Page 22: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

5

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa

masalah diantaranya:

1. Kurangnya komunikasi antara kepala sekolah kepada guru.

2. Kurangnya keharmonisan antara guru dan siswa.

3. Belum optimalnya bimbingan konseling disekolah.

4. Belum optimalnya penanganan program pendidikan akhlaq (Baca Tulis

Qur’an).

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan untuk membatasi

penelitian agar bisa fokus, maka penulis membatasi masalah yang akan di

teliti sebagai berikut:

1. Implementasi manajemen konflik oleh kepala sekolah SMK-AL-Hasra

Bojongsari Depok.

2. Konflik interpersonal di lingkungan SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang diangkat

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi manajemen konflik di SMK Al-Hasra

Bojongsari Depok?

2. Bagaimana cara kepala sekolah mengoptimalkan manajemen konflik di

SMK Al-Hasra Bojongsari Depok?

F. Tujuan Penelitian

Page 23: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

6

1. Untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan manajemen konflik di

SMK Al-Hasra Bojongsari Depok.

2. Untuk mengetahui manajemen konflik yang optimal di SMK Al-Hasra

Bojongsari Depok.

G. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

1. Untuk Penulis:

a. Menambah pengetahuan mengenai manajemen konflik.

b. Menambah wawasan bagaimana cara mengelola suatu konflik di

sekolah dan menjadikan hasil dari mengelola konflik sebagai hasil

yang positif.

c. Membantu dalam mengembangkan sebuah teori mengenai manajemen

konflik.

2. Untuk sekolah:

a. Sebagai masukan bagi sekolah, untuk perencanaan dan pengembangan

lebih lanjut.

b. Memberikan informasi kepada kepala sekolah agar lebih baik dalam

mengelola konflik yang terjadi di sekolah.

3. Untuk Pembaca:

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan bagi

pembaca terutama bidang pendidikan tentang hubungannya dengan

penerapan manajemen konflik di sekolah.

b. Dapat dijadikan bahan refrensi untuk peneliti selanjutnya.

Page 24: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue dalam bukunya

Dasar-Dasar Manajemen, “Manajemen adalah suatu proses atau

kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu

kelompok orang-orang kearah tujuan organisasional atau maksud-

maksud yang nyata”.3

Lebih lanjut dijelaskan oleh Luther Gulick dalam bukunya

“Manajemen as a science” sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko

mendefinisikan “Manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan

(science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan

bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan

membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan”.4

Sedangkan James A. F. Stoner dalam bukunya Manajemen

Prentice sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko menyatakan bahwa

“manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah di tetapkan”.5

Gambar 2. 1. Arti Manajemen.6

3 George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 1.4 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet.13, h. 11.5 Ibid., h. 8.6 Ibid., h. 10.

Manajemen

PerencanaanPengorganisasianPenyusunan-personaliaPengarahanPengawasan

AnggotaOrganisasi(Bawahan)

TujuanOrganisasi

Page 25: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

8

Dari beberapa pengertian di atas terlihat bahwa cukup banyak

pendapat dan pengertian mengenai manajemen, dan dapat disimpulkan

bahwa manajemen merupakan sebuah ilmu seni merencanakan,

mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi yang dilakukan oleh

seorang manajer yang membuat sistem untuk dapat bekerjasama dalam

sebuah organisasi untuk mencapai sebuah tujuan yang telah

direncanakan. Manajemen adalah sebuah kegiatan yang erat kaitannya

dengan pengelolaan dan mengatur secara tersistem baik itu mengatur

keuangan atau mengatur sebuah organisasi, hal tersebut dilakukan agar

semuanya berjalan dengan baik, karena tanpa adanya sebuah manajemen

dirasa sulit untuk dapat mencapai target atau tujuan.

Dan dari sebelumnya yang menjelaskan manajemen secara

umum, kemudian mencoba untuk diterapkan manajemen dalam sebuah

organisasi khususnya untuk manajemen dalam konflik. Konflik biasanya

timbul dikarenakan adanya salah persepsi atau pendapat atau dengan kata

lain adanya masalah komunikasi dalam sebuah organisasi ataupun juga

dalam hubungan antar individu.

Penjelasan tersebut selaras dengan T. Hani Handoko dalam

bukunya yang berjudul Manajemen, ia mengemukakan pendapat bahwa

Konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota-

anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya

kenyataan bahwa mereka harus membagi sumberdaya-sumberdaya yang

terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan/atau karena kenyataan bahwa

mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.7

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen

konflik dalam sebuah organisasi merupakan serangkaian penanganan

atau pengendalian masalah-masalah yang terjadi dalam sebuah organisasi

sehingga semua aspek atau anggota dalam sebuah organisasi tersebut

dapat bekerja sama demi tercapainya sebuah tujuan seperti yang telah

direncanakan.

7 Ibid., h. 346.

Page 26: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

9

Sebuah organisasi takkan berjalan tanpa adanya manajemen,

karena manajemen merupakan bentuk kerja yang di anggap penting yang

dapat menggerakkan kemana organisasi tersebut akan berjalan dan

seorang manajer merupakan pemimpin dalam menggerakkan organisasi

tersebut, umpamanya sebuah sekolah yang memusatkan perhatian lebih

untuk sekolah tersebut lebih maju dan berkembang dibandingkan dengan

sekolah lainnya, atau sekolah tersebut ingin mendapatkan akreditasi yang

lebih baik dari sebelumnya. Kemudian dikarenakan intensifnya perhatian

tersebut disanalah peran manajemen, manajer dan semua aspek bekerja

lebih giat demi mencapainya tujuan yang diinginkan.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen

Menurut Henri Fayol sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko

mengatakan bahwa “perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

pemberian perintah dan pengawasan adalah fungsi-fungsi utama dari

manajemen”.8 Dan berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli

manajemen mengenai fungsi-fungsi manajemen yang di gambarkan

dalam gambar 2.2.

8 Ibid., h. 21.

Page 27: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

10

Fungsi-Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli

Henri

Fayol

Luther

Gulick

George

Terry

Ernest

Dale

Koontz &

O’donnel

Oey

Liang

Lee

William

Newman

James

Stoner

Planing

Organizing

Controling

Gambar 2.2. Beberapa pendapat para ahli manajemen tentang fungsi-fungsimanajemen. 9

Dari gambar 2.2. yang disampaikan oleh para ahli manajemen di

atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen tidak lepas dari adanya

sebuah perencanaan, pengorganisasian serta adanya pengawasan yang

dilakukan langsung oleh seorang manajer, fungsi-fungsi yang lain atau

berbeda-beda sesuai dengan pendapat para ahli tersebut pada dasarnya

sama yakni sama-sama fungsi dari manajemen.

9 Ibid., h. 22.

Commanding

Staffing Actuating Staffing Stafing Directing Assembling& Resources

Loading

Directing Directing Coordinating DirectingCoordinating

Directing

Coordinating Inovating

Reporting Coordinating

Page 28: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

11

a. Perencanaan

Menurut T. Hani Handoko, “Perencanaan (planing), adalah 1)

pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan 2) penentuan

strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem,

anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan”.10

Beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai pengertian dari

perencanaan menurut beberapa ahli sebagaimana dikutip oleh M.

Manullang dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar manajemen :

1) Menurut pendapat Louis A. Allen. ia mengatakan,Planning is the determination of course of action toachieve a desired result. Jadi perencanaan adalahpenentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasilyang diinginkan.

2) Hampir mendekati perumusan yang di berikan oleh LouisA. Allen mengenai perencanaan, Charles Bettleheim,mengatakan, a plan consits of the totality of arrangementsdecided upon in order to carry out a project, jadiperencanaan adalah rencana meliputi keseluruhanpengaturan yang diputuskan dalam rangka melaksanakanproyek.

3) Menurut pendapat Koontz dan O’donnel, lain lagiformulering mereka. berkata, “Planning is the function ofa manager which involves the selection from amongalternatives of objectives, policies, procedures andprograms.” Jadi di terjemahkan: perencanaan adalahfungsi seorang manajer yang berhubungan denganpemilihan dari berbagai alternatif dari tujuan,kebijaksanaan, prosedur, dan program.11

Setelah dijelaskan dari beberapa pendapat para ahli mengenai

pengertian dari perencanaan, dapat disimpulkan bahwa perencanaan

adalah sebuah rangkaian rencana, strategi, metode serta alternatif

lain yang dipilih dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan

yang telah di tentukan bersama.

10 Ibid., h. 23.11 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Medan: Ghalia Indonesia, 1990), Cet. 13, h. 38-39.

Page 29: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

12

b. Pengorganisasian

Menurut Winardi dalam bukunya Manajemen Perilaku Organisasi

dijelaskan bahwa “Pengorganisasian berarti mengubah rencana-

rencana menjadi tindakan-tindakan dengan bantuan kepemimpinan

dan motivasi”.12 Sedangkan menurut T. Hani Handoko

“pengorganisasian adalah penentuan sumber daya-sumber daya dan

kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan”.13

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang

sebelumnya telah dibuat yang kemudian dikelola dengan

menentukan sumber daya-sumber daya yang pekerjaan mereka tetap

di dampingi oleh seorang manajer sebagai pemimpin dan sosok

pemberi motivasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Penyusunan Personalia

Menurut T. Hani Handoko, “Penyusunan personalia (staffing) adalah

penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan, serta

penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam

lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif ”.14

Dari penjelasan tersebut jelas bahwa penyusunan personalia

merupakan sebuah tindak lanjut yang dilakukan dalam proses

manajemen yang mana ketika pengorganisasian telah dilakukan

langkah selanjutnya yaitu penyusunan personalia (Staffing) yang

telah ditentukan melalui proses penarikan dan kemudian ditempatkan

serta penentuan tugas mereka masing-masing agar berjalan secara

efektif dan produktif dalam mencapai sebuah tujuan dari manajemen.

d. Pengarahan

Menurut M. Manulang, bila rencana pekerjaan sudah tersusun,

struktur organisasi ditetapkan dan posisi dalam perusahaan telah

diisi, berkewajibanlah pimpinan menggerakan bawahan, memutar

12 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2, h. 27.13 T. Hani Handoko, Op. Cit., h. 24.14 Ibid.

Page 30: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

13

roda mesin perusahaan dan mengkoordinasi, agar apa yang menjadi

tujuan perusahaan dapat direalisasi.15 Pendapat tersebut selaras

dengan pendapat T. Hani Handoko yang berpendapat bahwa

“sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun

personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan

untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan”.16

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengarahan

merupakan tindak lanjut dari proses manajemen yang sebelumnya

telah dilakukan yaitu merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan,

kemudian membentuk struktur organisasi dan menyusun atau

menetapkan personalia beserta tugas-tugasnya. Barulah langkah

selanjutnya seorang pemimpin memberi arahan atau perintah kepada

karyawannya untuk bergerak dan merealisasikan tujuan yang telah

ditentukan. Sedangkan pemimpin mengawasi serta mengkoordinasi

pekerjaan para karyawan agar berjalan sesuai dengan yang telah

direncanakan.

e. Pengawasan

Menurut T. Hani Handoko, “pengawasan (controlling) adalah

penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa

rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan”.17

Sedangkan menurut Winardi “pengawasan adalah seorang manajer

harus mampu mengupayakan agar hasil aktual dari organisasi sesuai

dengan hasil yang direncanakan untuk organisasi tersebut”.18

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan

merupakan sebuah tindakan atau cara yang dilakukan oleh seorang

manajer untuk memastikan pekerjaan apa yang telah dilakukan,

menilainya, atau bahkan mengoreksi pekerjaan yang telah dilakukan

agar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan ditetapkan.

15 M. Manulang, Op. Cit., h. 119.16 T. Hani Handoko, Op. Cit., h. 25.17 Ibid.18 Winardi. Loc. Cit.

Page 31: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

14

Hubungan diantara fungsi-fungsi manajemen dapat dijelaskan

dengan gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2.3 Hubungan di antara fungsi-fungsi manajemen.19

Dari gambar di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi-

fungsi dari manajemen saling terkait antara satu sama lain mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan,

dan pengawasan, dan dari fungsi-fungsi tersebut memiliki fungsi dan

tugasnya masing-masing.

3. Peran Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik)

Menurut E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Menjadi Kepala

Sekolah Profesional, ia mengemukakan pendapat bahwasanya

sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya

meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru.

Faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi profesionalisme

19 T. Hani Handoko, Op. Cit., h. 26.

1.PerencanaanPemilihan dan penentuantujuan organisasi danpenyusunan strategi,kebijaksanaan, program,dan lain-lain.

2. PengorganisasianPenentuan sumber daya &kegiatan yang di butuhkan.Menyusun organisasi ataukelompok kerja, penugasanwewnang dan tanggung jawabserta koordinasi.

3. Penyusunan PersonaliaSeleksi, latihan,pengembangan, danorientasi karyawan.

4. PengarahanMotivasi, komunikasi kepemimpinanuntuk mengarahkan karyawanmengerjakan sesuatu yang ditugaskankepadanya.

5. PengawasanPenetapan standar, pengukuranpelaksanaan, dan penambilantindakan korektif.

Page 32: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

15

kepala sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya

pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya.20

Dari penjelasan tersebut jelas bahwa kepala sekolah harus

berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh

para guru di dalam kelas. Dan faktor pengalaman kepala sekolah

akan sangat menentukan dan mempengaruhi sekali bagaimana

profesionalisme seorang kepala sekolah. Karena kepala sekolah

adalah seorang pemimpin yang mampu menentukan strategi seperti

apa yang akan di lakukan dalam mengembang dan memperbaiki

kinerja para guru dan para staff yang ada di sekolah.

b. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator maksudnya adalah selain

menjadi seorang pemimpin dalam sekolah, kepala sekolah juga harus

dapat melakukan tugas-tugas administrasi sekolah seperti

pengelolaan arsip-arsip sekolah, data-data guru dan siswa, serta

tugas-tugas yang umumnya dilakukan oleh seorang administrator.

Menurut E. Mulyasa, secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki

kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi

peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola

administrasi sarana dan prasarana, mengelola kearsipan, dan

mengelola administrasi keuangan.21

c. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Manajer merupakan seorang yang memimpin dalam sebuah

organisasi. Tugas seorang manajer adalah menjalankan fungsi-fungsi

dari manajemen seperti merencanakan, menentukan struktur

gorganisasi, mengarahkan, dan mengawasi demi mencapai target

telah direncanakan dan ditetapkan. Dan apabila disekolah sosok

20 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004), Cet. 3, h. 100.

21 Ibid., h. 107.

Page 33: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

16

manager adalah kepala sekolah, kepala sekolah yang berperan besar

dalam melaksanakan fungsi-fungsi dari manajemen tersebut dengan

bantuan dari staff sekolah dan para guru. Peran dan strategi yang

diterapkan kepala sekolah sebagai seorang manajer akan sangat

menentukan perkembangan sebuah sekolah. oleh karena itu tingkat

profesionalisme seorang kepala sekolah akan sangat mempengaruhi

dalam mencapai tujuan-tujuan yang akan dicapai.

d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Kepala sekolah selain tugasnya sebagai pemimpin dalam

sekolah, ia juga harus dapat mengawasi dan mengendalikan apa yang

dikerjakan oleh para guru dan para staff disekolah, hal tersebut

dilakukan agar apa yang dikerjakan oleh bawahannya dapat sesuai

dengan perencanaan dan tujuan yang akan dicapai.

Menurut E. Mulyasa jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah,

maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan

pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.

Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan

pendidikan disekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.22

Dari penjelasan dari E. Mulyasa tersebut dapat disimpulkan

bahwa seorang kepala sekolah sebagai supervisor harus dapat

mengawasi dan mengendalikan kinerja para tenaga pendidik dan

kependidikan, hal tersebt dilakukan untuk mengendalikan kegiatan

pendidikan yang sedang berlangsung disekolah agar dapat berjalan

sesuai dengan arah tujuan yang ingin dicapai.

e. Kepala Sekolah sebagai Leader

Menurut Wahjosumijo (1999: 110) sebagaimana dikutip oleh E.

Mulyasa, ia mengemukakan bahwa “kepala sekolah sebagai leader

harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian,

22 Ibid., h. 111.

Page 34: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

17

keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta

pengetahuan administrasi dan pengawasan”.23

Lebih lanjut dijelaskan oleh E. Mulyasa, bahwa kemampuan yang

harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari

kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan

misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan

berkomunikasi.24

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah sebagai pemimpin (leader) haruslah memiliki beberapa hal

yang harus dimiliki dalam memimpin serta mengendalikan sekolah.

Kemampuan tersebut adalah kepribadian, keahlian dasar,

pengalaman, dan pengetahuan profesional, serta kepala sekolah juga

harus mampu mengambil keputusan dan berkomunikasi dengan baik.

Hal tersebut dibutuhkan kepala sekolah untuk mengetahui tingkat

keprofesionalan seorang kepala sekolah.

f. Kepala Sekolah sebagai Innovator

Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah harus memiliki strategi yang

tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,

mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,

memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah,

dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.25

Lebih lanjut dijelaskan oleh E. Mulyasa, “kepala sekolah sebagai

inovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya

secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, dan objektif,

pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel.”26

Dari penjelasan E. Mulyasa tersebut dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah sebagai innovator harus memiliki cara-cara yang

23 Ibid., h. 115.24 Ibid.25 Ibid., h. 118.26 Ibid.

Page 35: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

18

tepat dalam memberikan teladan yang baik kepada para pendidik dan

tenaga kependidikan di sekolah, serta dapat mengembangkan model

dan proses pembelajaran yang inovatif. Karena seorang kepala

sekolah sebagai innovator akan terlihat ketika ia melakukan

pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,

rasional, dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta

adaptabel dan fleksibel sebagaimana yang telah dijelaskan oleh E.

Mulyasa sebelumnya.

g. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Menurut E. Mulyasa “sebagai pimpinan dalam sekolah seorang

kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan

motivasi kepada tenaga kependidikan dalam melakukan tugas dan

fungsingya”.27 Lebih lanjut dijelaskan oleh E. Mulyasa, yang

mengatakan “motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan

lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan,

penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar

melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB)”.28

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah sebagai seorang motivator harus memiliki cara yang tepat

dalam memberikan motivasi kepada pendidik dan tenaga

kependidikan agar dapat menjalankan tugasnya secara secara

maksimal untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dan

ditetapkan.

27 Ibid., h. 120.28 Ibid.

Page 36: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

19

4. Peran Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan Konseling

Dalam sebuah manajemen konflik yang terjadi di sekolah tentu

peran dari bimbingan konseling juga dibutuhkan dalam membantu

mengatasi terjadinya konflik di sekolah.

Dijelaskan dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konselingyang ditulis oleh Prayitno dan Erman Amti yang menjelaskanbahwa Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yangdilakukan oleh seorang ahli kepada individu denganmenggunakan berbagi prosedur, cara dan bahan agar individutersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalahyang dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan prosespemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancarakonseling oleh seorang ahli (disebut Konselor) pada individu(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah-masalahyang di hadapi klien.29

Dijelaskan pula dalam buku Bimbingan Konseling yang ditulis

oleh Amin Budiamin dan Setiawati yang menyatakan bahwa

bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan yang

dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan minat,

dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan anak dan

merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program

pendidikan.30

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan

dan konseling merupakan pemberian bantuan yang dilakukan oleh

seorang konselor kepada klien yang berfokus pada penyelesaian

masalah yang sedang dihadapi oleh klien serta hal yang berkaitan

dengan keseluruhan program pendidikan.

29 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT AsdiMahasatya, 2004), Cet. 2, h. 130.

30 Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan Konseling¸ (Jakarta: Departemen AgamaRepublik Indonesia, 2009), Cet. 1, h. 5.

Page 37: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

20

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar muriddapat:

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangankarir serta kehidupannya di masa yang akan datang.

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yangdimilikinya seoptimal mungkin.

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.

4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalamstudi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,masyarakat, maupun lingkungan kerja.31

Dari setiap butir-butir tujuan bimbingan dan konseling yang

telah dipaparkan tersebut, terlihat jelas bahwa tujuan dari bimbingan

dan konseling ialah untuk membantu individu mengembangkan diri

secara maksimal dan menjadi bekal yang bermanfaat yang dapat

berguna dalam kehidupannya kelak.

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Di dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling

dijelaskan bahwa fungsi dari bimbingan dan konseling dapat

dikelompokan menjadi empat fungsi pokok, yaitu:

1) Fungsi Pemahaman

Pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan

bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien

beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak

yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang

lingkungan klien oleh klien.32

2) Fungsi Pencegahan

Ada suatu slogan yang berkembang dalam bidang kesehatan,yakni “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Slogan inirelevan dengan bimbingan dan konseling yang mendambakan

31 Ibid., h. 9.32 Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit. h. 197.

Page 38: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

21

sebaikna individu tidak mengalami suatu masalah. MenurutHorner & McElhaney sebagaimana dikutip oleh Prayitno danErman Amti yang menyatakan bahwa bagi konselorprofesional upaya pencegahan tidak sekadar merupakan ideyang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis.Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi pencegahan bagikonselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yangamat penting.33

3) Fungsi Pengentasan

Orang yang mengalami masalah itu dianggap berada dalamsuatu keadaan yang tidak mengenakkan sehingga ia perludiangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidakmengenakkan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasipermasalahan itu adalah upaya pengentasan melaluipelayanan bimbingan dan konseling.34

4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Apabila berbicara tentang “pemeliharaan”, makapemeliharaan yang baik bukanlah sekedar mempertahankanagar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dantetap dalam keadaan semula, melainkan juga mengusahakanagar hal-hal tersebut bertambah baik, kalau dapat lebih indah,lebih menyenangkan, memiliki nilai tambah daripada waktu-waktu sebelumnya. Pemeliharaan yang demikian itu adalahpemeliharaan yang membangun, pemeliharaan yangmemperkembangkan.35

B. Konflik

1. Pengertian Konflik

“Istilah konflik berasal dari kata kerja bahasa latin configere

yang berarti saling memukul. Dari bahasa latin diadopsi kedalam bahasa

inggris, conflict yang kemudian diadopsi kedalam bahasa Indonesia,

konflik”.36 Menurut Wirawan dalam bukunya Konflik dan Manajemen

Konflik yang menyatakan bahwa “Konflik diartikan sebagai proses

pertentangan yang diekspresikan diantara dua pihak atau lebih yang

33 Ibid., h. 202.34 Ibid., h. 209.35 Ibid., h. 215.36 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 4.

Page 39: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

22

saling tergantung mengenai objek konflik, menggunakan pola perilaku

dan interaksi konflik yang mengeluarkan keluaran konflik”.37

Selaras dengan pengertian yang dikemukakan oleh Wirawan,

Winardi dalam bukunya Manajemen Konflik menjelaskan bahwa konflik

berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang,

kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi.38

Kemudian menurut Joyce Hocker dan William Wilmot

sebagaimana dikutip oleh Robby I. Chandra dalam bukunya Konflik

dalam hidup sehari-hari mengatakan bahwa “ada berbagai pandangan

tentang konflik yang umumnya tersebar secara merata di dalam berbagai

budaya di seluruh dunia”.39

a. Konflik adalah hal yang abnormal karena hal yang normal adalah

keselarasan.

b. Konflik sebenarnya hanyalah suatu perbedaan atau salah paham.

c. Konflik adalah gangguan yang hanya terjadi karena kelakuan orang-

orang yang tidak beres.40

Menurut Peg Pickering dalam bukunya How to Manage Conflict

yang menyatakan bahwa “Pada dasarnya konflik terjadi bila dalam suatu

peristiwa terdapat dua atau lebih pendapat atau tindakan yang

dipertimbangkan. Konflik tidak harus berarti berseteru, meski situasi ini

menjadi bagian dari situasi konflik”.41

Banyaknya definisi atau pengertian yang berbeda-beda mengenai

konflik yang telah dikemukakan oleh para ahli. Dan dari berbagai macam

pendapat yang telah di kemukakan oleh para ahli tersebut mengenai

pengetian dari konflik, dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan

kegiatan atau perseteruan antara dua kelompok atau lebih yang saling

37 Ibid., h. 5.38 Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), Cet. 1 h. 1.39 Robby I. Chandra, Konflik dalam hidup sehari-hari, (yogyakarta: Kanisius, 1992), cet. 6,

h. 15.40 Ibid., h. 15-16.41 Peg Pickering, How to manage conflict, (Kiat menangani konflik), (Jakarta: Airlangga,

2001 ), h. 1.

Page 40: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

23

bertikai dikarenakan perbedaan pendapat yang terjadi baik dilingkungan

masyarakat, agama, perusahaan, sekolah, dan tempat-tempat lain yang

memungkinkan terjadinya sebuah konflik.

2. Transisi dalam Pikiran Konflik

Menurut Stephen P. Robbins yang menyatakan bahwa tepat sekali

kalau dikatakan bahwa sudah ada “konflik” mengenai peran konflik

dalam kelompok dan organisasi. Satu aliran pemikiran tela berargumen

bahwa konflik harus dihindari, bahwa konflik menandakan suatu salah-

fungsi di dalam kelompok. Kita menyebutnya yakni tradisional.42

Terdapat tiga perspektif mengenai transisi dalam pikiran konflik

menurut Stephen P. Robbins :

a. Pandangan Tradisional.

Pandangan tradisional itu konsisten dengan sikap-sikap yangdominan mengenai perilaku kelompok dalam dasawarsa 1930-andan 1940-an. Konflik dilihat sebagai suatu hasil disfungsionalakibat komunikasi yang buruk, kurangnya keterbukaan dankepercayaan antara orang-orang, dan kegagalan para manajeruntuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan.43

b. Pandangan Hubungan Manusia

“Posisi hubungan manusia berargumen bahwa konflik merupakan

hal yang wajar dalam semua kelompok dan organisasi. Karena

konflik itu tidak terelakan, aliran hubungan manusia membela

penerimaan baik konflik. Mereka merasionalakan eksistensinya”.44

c. Pandangan Interaksionis

Pendekatan interaksionis mendorong konflik atas dasar bahwakelompok yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderungmenjadi statis, apatis dan tidak tanggap terhadap kebutuhan akanperubahan dan inovasi. Oleh karena itu, sumbangan utama daripendekatan interaksionis mendorong pemimpin kelompok untuk

42 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Edisi Bahasa Indonesia), ( Jakarta:Prenhallindo, 1996), Cet. 2 h. 125.

43 Ibid.44 Ibid.

Page 41: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

24

mempertahankan suatu tingkat minimum berkelanjutan darikonflik, cukup untuk membuat kelompok itu hidup, kritis diri dankreatif.45

Dari pendapat mengenai transisi dalam pemikiran konflik

tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu aliran pemikiran

menyatakan bahwa konflik itu harus dihindari, karena konflik

menandakan suatu salah fungsi di dalam kelompok dan dalam

transisi pemikiran konflik pendapat tersebut sebagai pandangan

tradisional. Dan dalam transisi dalam pikiran konflik terdapat tiga

perspektif, yang pertama yaitu yang tadi telah disebutkan yakni

pandangan tradisional, kemudian pandangan hubungan manusia, dan

yang terakhir yaitu pandangan interaksionis. Dari ketiga perspektif

tersebut, semua memiliki pandangannya masing-masing mengenai

konflik seperti yang telah penulis paparkan diatas menurut pendapat

Stephen P. Robbins.

3. Sumber-Sumber Konflik

Konflik bersumber karena terdapatnya perbedaan pendapat antar

anggota dalam sebuah organisasi yang mana setiap anggota kelompok

tersebut memiliki persepsi masing-masing yang mereka sama-sama

anggap benar persepsi mereka tersebut.

Dalam buku Perilaku Organisasi yang di tulis oleh Hendayat

Soetopo di jelaskan bahwa “sumber terjadinya konflik dalam organisasi

termasuk organisasi sekolah antara lain: 1) masalah komunikasi, 2)

struktur organisasi, 3) faktor manusia (Smith, Mazzarella, dan piele,

1981)”.46

Dari sumber terjadinya konflik tersebut jelas bahwa masalah

komunikasi dapat memicu terjadinya konflik karena adanya salah faham

(Miss communication) yang terjadi antara si penerima pesan dan pemberi

45 Ibid.46 Hendayat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010),

Cet. 1, h. 272.

Page 42: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

25

pesan. Lalu masalah selanjutnya adalah struktur organisasi, struktur

organisasi dapat memicu konflik karena dalam sebuah struktur organisasi

setiap anggota organisasi yang terdapat dalam struktur tersebut telah

memiliki pekerjaan yang telah di tentukan bagiannya masing-masing

yang mana ketika adanya perbedaan pendapat atas dasar kepentingan

individu yang terjadi dalam struktur organisasi tersebut tentu akan dapat

memicu terjadinya konflik. Dan faktor ke tiga yaitu faktor manusia,

faktor manusia dapat memicu terjadinya konflik karena manusia

memiliki perbedaan sifat dan karakteristik seseorang yang saling bertemu

dalam sebuah organisasi dan mengungkapkan pendapat mereka masing-

masing yang saling memiliki kepentingan hingga mereka bersikap apatis

dengan pendapat yang lain dan menganggap pendapatnyalah yang benar.

4. Jenis-Jenis Konflik

Jenis Konflik dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah orang

yang terlibat konflik, yaitu konflik personal dan konflik intrapersonal.

a. Konflik Personal (Perorangan)

Menurut Wirawan konflik personal adalah “konflik yang

terjadi dalam diri seorang individu karena harus memilih dari

sejumlah alternatif pillihan yang ada atau karena mempunyai

kepribadian ganda”.47 Kemudian Winardi mengemukakan bahwa

“konflik di dalam individu sendiri terjadi karena kelebihan beban

peran-peran (Role Overloads) dan ketidak mampuan peranan orang

yang bersangkutan (Person-Role Incompatibilities)”.48 Konflik ini

terdiri atas, antara lain sebagai berikut :

1) Konflik Pendekatan-pendekatan (Approach to aproach Conflict)

Menurut Wirawan konflik pendekatan-pendekatan yakni

“konflik yang terjadi karena harus memilih dua alternatif yang

berbeda, tetapi sama-sama menarik atau sama baik

47 Wirawan, Op. Cit., h. 55.48 Winardi, Manajemen Konflik., Op, Cit., h. 8.

Page 43: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

26

kualitasnya”.49 Dan pendapat ini selaras dengan Winardi dalam

bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku Organisasi yang

menyatakan bahwa “konflik ini terjadi apabila seseorang

mempunyai pilihan antara dua macam alternatif atau lebih,

dengan hasil-hasil positif”.50 Lebih lanjut dijelaskan oleh

Winardi dalam bukunya yang berjudul Motivasi & Pemotivasian

dalam Manajemen, ia menjelaskan “konflik demikian meliputi

situasi dimana seseorang harus memilih dua alternatif positif,

dan yang sama-sama memiliki daya tarik yang sama”.51 dan

apabila diambil contoh adalah seperti apabila kita mendapat

tawaran pekerjaan yang sangat membanggakan keluarga dengan

melanjutkan kuliah disebuah universitas baik yang ditawarkan

oleh keluaga.

2) Konflik menghindar ke menghindar (avoidance to avoidance

conflict)

Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Perilaku Organisasi, ia menjelaskan konflik menghindar ke

menghindar terjadi apabila seseorang harus memilih dua macam

alternatif atau lebih yang memiliki dampak negatif. 52 Selaras

dengan pendapat Winardi, Wirawan mengatakan bahwa “konflik

menghindar ke menghindar adalah konflik yang terjadi karena

harus memilih alternatif yang sama-sama harus di hidari”.53

Sedangkan Sebagai contoh, seseorang harus menjual mobil

untuk melanjutkan sekolah, atau tidak menjual mobil dan tidak

bisa melanjutkan sekolah.

49 Wirawan. Loc. Cit.50 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi., Op. Cit., h. 392.51 Winardi, Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2002), Cet. 2. h. 167.52 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi. Loc. Cit.53 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik., Op. Cit., h. 55.

Page 44: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

27

3) Konflik pendekatan ke menghindar (approach to avoidance

conflict)

Konflik yang terjadi karena seseorang mempunyai perasaan

positif dan negatif terhadap sesuatu yang sama.54 dan sebagai

contoh, seorang yang ingin melamar pekerjaan ke sebuah

perusahaan, dan ia menyiapkan berkas-berkas untuk dikirim

kepada perusahaan tempat ia akan mengirim lamaran pekerjaan

tersebut, namun ia takut ia di tolak oleh perusahaan tersebut dan

akan membuatnya sia-sia, oleh karena itu ia mengurungkan

niatnya dan tidak jadi mengirim lamaran kerja tersebut.

b. Konflik Interpersonal

Menurut Wirawan, “konflik interpersonal adalah konflik pada

suatu organisasi di antara pihak-pihak yang terlibat konflik dan

saling tergantung dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai

tujuan organisasi”.55 Konflik interpersonal dapat terjadi dalam tujuh

bentuk, yakni :

1) Konflik antar manajer, Bentuk Konflik di antara manajer ataubirokrat organisasi dalam rangka melaksanakan fungsinyasebagai pimpinan organisasi.

2) Konflik antar manajer dan pegawainya, Konflik ini terjadiantara manajer kerja dan karyawan bawahannya. Objek yangmenjadi konflik sangt bervariasi tergantung dari aktivitasorganisasinya.

3) Konflik hubungan industrial, Konflik ini terjadi antaraorganisasi atau perusahaan dan para karyawannya denganserikat pekerja.

4) Konflik antar kelompok kerja, Dalam organisasi, terdapatsejumlah kelompok kerja yang melaksanakan tugas yangberbeda untuk mencapai tujuan organisasi yang sama.

5) Konflik antara anggota kelompok kerja dan kelompok kerjanya,Suatu kelompok kerja mempunyai anggota yang memilikikeragaman pendidikan, agama, latar belakang budaya,pengalaman, kepribadian. Dan semua perbedaan ini bisa

54 Ibid.55 Ibid.

Page 45: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

28

menimbulkan konflik dalam melaksanakan tugas dan fungsi timkerjanya.

6) Konflik interes, Konflik yang bersifat individual daninterpersonal. Konflik jenis ini terjadi dalam diri seorangpegawai yang terlibat konflik, yaitu antara keharusanmelaksanakan ketertarikan organisasi dan ketertarikanindividunya.

7) Konflik antara organisasi dan pihak luar organisasi, Konflik initerjadi antara suatu organisasi atau perusahaan dan pemerintah;perusahaan dan perusahaan lainnya; perusahaan dan pelanggan;perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat; serta perusahaandan masyarakat.56

c. Konflik Antar Organisasi

Menurut Winardi dalam bukunya Manajemen Konflik, ia

menyatakan bahwa “konflik yang terjadi antara organisasi-organisasi

pada umumnya dipandang dari sudut persaingan yang mencirikan

perusahaan-perusahaan swasta”.57 Lebih lanjut dijelaskan oleh

Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku

Organisasi, biasanya konflik macam ini dinamakan persaingan

(Competition). Konflik demikian dianggap sebagai faktor yang

menyebabkan timbulnya produk-produk baru, teknologi-teknologi

baru, dan jasa-jasa baru, harga-harga lebih rendah dan pemanfaatan

sumber-sumber daya secara lebih efisien.58

Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa

konflik antar organisasi terjadi karena adanya persaingan antar

organisasi, namun konflik tersebut dianggap baik karena dapat

menciptakan hal baru seperti teknologi, jasa, dan sebagainya

sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Winardi.

d. Konflik Destruktif dan Konflik Konstruktif

Jenis konflik juga dapat dikelompokkan menjadi konflik

destruktif (konflik kontraproduktif) konstruktif (konflik produktif)

dan juga konflik

56 Ibid., h. 56.57 Winardi, Manajemen Konflik, Op, Cit., h. 11.58 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Op. Cit., h. 439.

Page 46: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

29

1) Konflik Destruktif

Menurut Hendayat Soetopo dalam bukunya Perilaku Organisasi

konflik destruktif adalah “konflik yang memiliki nilai negatif

bagi organisasi. Dengan konflik justru mendatangkan kerusakan

bagi organisasi”.59 Sedangkan menurut Wirawan konflik

destruktif adalah “pihak-pihak yang terlibat konflik tidak

fleksibel atau terkesan kaku karena tujuan konflik didefinisikan

secara sempit yaitu untuk mengalahkan satu sama lain”.60 dan

inilah gambaran siklus dari konflik destruktif yang terlihat pada

gambar 2.4.

Gambar 2.4. Siklus konflik destruktif.61

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik

destruktif adalah konflik yang bersifat negatif dan pihak-pihak yang

terlibat konflik terkesan saling mengalahkan satu sama lain. Hal

tersebut jelas hanya akan merusak sebuah organisasi apabila tidak

cepat ditangani dengan baik.

59 Hendayat Soetopo, Perilaku Organisasi, Op. Cit., h. 274.60 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, Op. Cit., h. 62.61 Ibid.

Konflik

Kesehatanorganisasimenurun

Kompetisidan agresi

ResponNegatif

Win &lose

solution

Page 47: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

30

2) Konflik Konstruktif

Menurut Wirawan, “Konflik konstruktif adalah konflik yang

prosesnya mengarah kepada mencari sebuah solusi mengenai

substansi konflik”.62 Sedangkan menurut Hendayat Soetopo

“konflik konstruktif adalah konflik yang mengandung nilai

positif bagi pengembangan organisasi”.63 Dan lebih lanjut di

jelaskan oleh Abi Sujak dalam bukunya Kepemimpinan

Manajer, manajer yang memandang konflik sebagai sesuatu

yang konstruktif akan menghadapi suatu konflik dengan sikap

yang positif, dan memandang konflik sebagai suatu kejutan baru

yang mengunggah minat untuk mengetahui lebih jauh dan

sebagai suatu tantangan.64

Dalam konflik konstuktif terjadi siklus konflik konstuktif,

dan dapat terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Siklus Konflik Konstruktif.65

62 Ibid., h. 59.63 Hendayat Soetopo. Loc. Cit.64 Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1, h. 152.65 Wirawan, Op. Cit., h. 61.

OrganisasiLebih sehat

Kompromiatau

kolaborasi

Give andtake

Responpositif

Konflik

Page 48: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

31

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik

konstruktif adalah konflik yang prosesnya lebih ke dalam

mencari inti dari konflik dan memiliki nilai positif bagi

perkembangan organisasi, serta konflik konstruktif di anggap

sebagai kejutan baru dalam konflik. Dan dapat dilihat pada

siklus konflik konstruktif di atas, disana dijelaskan bahwa pihak-

pihak yang terlibat dalam sebuah konflik tersebut sadar akan

terjadinya konflik dan pihak-pihak tersebut mencoba untuk

meresponnya secara positif, ketika mereka telah merespon

secara positif untuk menyelesaikan konflik tersebut secara give

and take, setelah itu kedua belah pihak yang terlibat dalam

konflik berupaya berkompromi dan berkolaborasi atau

bekerjasama hingga terciptalah solusi-solusi yang memuaskan

kedua belah pihak yang terlibat konflik.

5. Komponen-Komponen Konflik

Ketika membahas mengenai konflik tentu tidak akan lepas dari

sebuah komponen konflik yang mungkin bersifat mendasar, komponen-

komponen tersebutlah yang nantinya akan menentukan kemana konflik

akan berkembang, apakah akan menuju kepada konflik yang bersifat

konstruktif atau mungkin akan menuju kepada konflik yang bersifat

destruktif.

Menurut C. R. Mitchell sebagaimana dikutip oleh Winardi Dalam

buku Manajemen Perilaku Organisasi menjelaskan bahwa komponen

konflik yang mendasar digariskan menjadi tiga macam komponen,

komponen tersebut berupa sebuah situasi konflik (A Conflict Situation),

perilaku konflik (Conflict Behavior), sikap dan persepsi-persepsi tentang

konflik (Conflict Attitudes and Perceptions).66

Perhatikan gambar dibawah ini :

66 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Op. Cit., h. 386.

Page 49: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

32

Situasi

Perilaku Sikap

Gambar 2.6. Struktur Konflik Tradik.67

Dari uraian dan gambar yang telah di jelaskan mengenai

komponen-komponen konflik terlihat bahwa ketiga komponen tersebut

saling berkaitan erat satu sama lain. Mulai dari situasi, perilaku dan

sikap, ketiga komponen tersebut cukup berperan dalam perkembangan

konflik dan semuanya sama-sama dapat menimbulkan terjadinya sebuah

konflik.

6. Pengaruh Konflik

Konflik bukanlah hal yang harus ditakuti dalam kehidupan,

karena konflik apabila di kelola dengan baik akan berpengaruh besar baik

dalam kehidupan umat manusia maupun dalam sebuah organisasi dalam

mencapai tujuan dari organisasi. Menurut Wirawan, “konflik mempunyai

pengaruh positif dan negatif yang dapat menciptakan perubahan bagi

kehidupan umat manusia yang akan mengubah kehidupan manusia

menjadi lebih baik”.68

a. Pengaruh Positif

Konflik mempunyai beberapa pengaruh positif yang dapat

memberikan pengaruh besar dalam kehidupan umat manusia yang

dapat merubah manusia menjadi lebih baik melalui konflik.

1) Menciptakan Perubahan

Menurut Wirawan, “Konflik dapat menciptakan perubahan dalam

kehidupan umat manusia menjadi lebih baik”.69 Sedangkan

menurut Winardi dalam bukunya Manajemen Perilaku Organisasi,

menciptakan perubahan merupakan “upaya untuk mencari cara-

67 Ibid.68 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, Op. Cit., h. 106.69 Ibid.

Page 50: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

33

cara menyelesaikan konflik, bukan saja membuahkan inovasi dan

perubahan, tetapi hal tersebut dapat menyebabkan perubahan lebih

diterima, bahkan diinginkan”.70

contohnya seperti perubahan dari zaman jahilliyah ke zaman yang

penuh intelektualitas seperti saat ini dan perubahan tersebut tentu

takkan pernah lepas dari terjadinya sebuah konflik.

2) Membawa objek konflik ke permukaan

Tanpa adanya sebuah konflik, pokok permasalahan yang terpendam

dalam diri pihak-pihak yang terlibat konflik tidak akan muncul

kepermukaan, dan tanpa adanya pokok permasalahan yang muncul

kepermukaan, masalah yang terpendam itu tidak akan dapat

terselesaikan.71

3) Memahami orang lain lebih baik

Konflik membuat orang memahami adanya orang lain atau lawan

konflik yang berbeda pendapat, berbeda pola pikir, dan berbeda

karakter. Perbedaan itu perlu dimanajemeni dengan baik agar

menghasilkan solusi yang menguntungkan dirinya atau kedua belah

pihak.72

4) Persaingan yang menyebabkan timbulnya konflik

Menurut Winardi, “para karyawan yang mengalami suatu suasana

kompetitif antara para sesama pekerja sehubungan dengan soal

performa, dapat dimotivasi untuk mencurahkan upaya lebih intensif

guna “memenangkan” persaingan demikian”.73

70 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Op. Cit., h. 389.71 Wirawan, Op. Cit., h. 107.72 Ibid.73 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi., Op. Cit., h. 389.

Page 51: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

34

b. Pengaruh Negatif

Selain konflik miliki pengaruh positif, tentunya konflikpun memiliki

pengaruh negatif yang sangat berpengaruh dalam kehidupan umat

manusia.

1) Biaya konflik

Terjadinya sebuah konflik tentu tak terlepas dari biaya konflik yang

digunakan untuk melakukan interaksi konflik dalam bentu sumber-

sumber, seperti energi fisik, energi psikologi, uang, waktu dan

peralatan. Semakin sering konflik yang terjadi maka semakin

banyak biaya yang dikeluarkan.74 Selaras dengan Wirawan,

Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Perilaku Organisasi pun menjelaskan bahwa “waktu dan uang

merupakan dua macam sumber-sumber daya penting yang

kerapkali dialihkan ke arah penyelesaian konflik”.75

Dan inilah kurva hubungan antara intensitas konflik dan biaya

konflik yang terlihat pada gambar 2.7.

Kurva Intensitas Konflik

Biaya Konflik

Rendah Intensitas Konflik Tinggi

Gambar. 2.7 Hubungan antara intensitas konflik dan biaya konflik.76

74 Wirawan, Op. Cit., h. 109.75 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi., Op. Cit., h. 390.76 Wirawan, Op. Cit., h. 108.

Page 52: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

35

2) Merusak hubungan dan komunikasi diantar pihak-pihak yang

terlibat konflik

Konflik, terutama konflik destruktif menurunkan kualitas dan

intensitas hubungan diantar pihak-pihak yang terlibat konflik.

Konflik dapat menimbulkan rasa benci, marah, antipati, terhadap

lawan konflik. Hal inilah yang dapat merusak hubungan

komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat konflik.77

3) Merusak sistem organisasi

Menurut Wirawan, “Konflik dapat merusak sistem dan

menciptakan sinergi negatif produksi subsistem yang bekerja dalam

kesatuan sistem lebih kecil daripada jumlah produksi. Keadaan ini

menimbulkan ketidakpastian pencapaian tujuan organisasi”.78 Dan

selaras dengan pendapat Wirawan, Winardi berpendapat bahwa

“sumber-sumber daya keorganisasian bukannya langsung

ditunjukan ke arah pencapaian tujuan-tujuan yang dikehendaki,

tetapi mereka habis digunakan untuk menyelesaikan konflik”.79

4) Kehilangan waktu kerja

Jika konflik berkembang menjadi konflik destruktif, 10-30% waktu

manajer dan bawahannya digunakan untuk menyelesaikan konflik.

Dari sini dapat diketahui bahwa kerugian produktivitas dan

kerugian lainnya baik di dalam perusahaan maupun organisasi akan

diketahui.80

5) Kesehatan

Konflik tentunya akan menyebabkan pihak yang terlibat konflik

marah, stres, kecewa, emosional, dan irasional. Selanjutnya,

77 Wirawan. Loc. Cit.78 Ibid.79 Winardi. Loc. Cit.80 Wirawan, Op. Cit., h. 111.

Page 53: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

36

keadaan tersebut dapat menyebabkan seseorang sakit atau bahkan

sampai meninggal dunia.81

Dari penjelasan mengenai pengaruh konflik sebagaimana

dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh konflik dapat

dibedakan menjadi pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh

positif tentu akan sangat membantu dalam kehidupan umat manusia dan

juga dapat membantu dalam dalam mengembangkan dan memperbaiki

internal suatu organisasi. Dan sebaliknya, pengaruh negatif tentu akan

menciptakan sebuah hal negatif yang akan mengganggu kehidupan

manusia terlebih apabila konflik telah berubah mejadi konflik destruktif

yang juga akan merugikan perkembangan sebuah organisasi apabila tidak

di manajemeni dengan baik.

C. Manajemen Konflik

1. Pengertian Manajemen Konflik

Setelah sebelumnya membahas mengenai manajemen dan konflik

secara umum, selanjutnya dapat mengerucut kedalam pembahasan

mengenai manajemen konflik.

Menurut Wirawan, “manajemen konflik didefinisikan sebagai

proses pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun strategi

konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan konflik agar

menghasilkan resolusi yang diinginkan”.82 Sedangkan Abi Sujak

menjelaskan bahwa “manajemen konflik mengacu kepada suatu

intervensi yang didisain untuk mengurangi konflik yang meledak atau

untuk meningkatkan konflik dengan harapan dapat mengatasi kelesuan

organisasi”.83

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen

konflik merupakan proses menyusun strategi yang akan diterapkan dalam

81 Ibid.82 Ibid., h. 129.83 Abi Sujak, Op. Cit., h. 150.

Page 54: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

37

mengatasi sebuah konflik yang sedang terjadi dan mengendalikan konflik

tersebut untuk menghasilkan sebuah harapan yang diinginkan bersama

dalam sebuah organisasi. Tanpa adanya penangan yang tepat konflik

tidak akan terselesaikan dan mungkin akan menjadi konflik yang lebih

luas yang mana semua pihak yang terlibat konflik akan memfokuskan

fikiran, tenaga, dan fikiran mereka bukan untuk mengembangkan

produktivitas mereka dalam sebuah organisasi melainkan mereka akan

terus terlibat konflik dan akan saling menghancurkan lawan konflik yang

mereka hadapi, disanalah peran manajemen konflik digunakan untuk

menyelesaikannya.

2. Tujuan Manajemen Konflik

Konflik merupakan hal yang akan dapat menghambat tujuan yang

diinginkan dalam sebuah organisasi. Seperti contoh di sekolah yang ingin

meningkatkan akreditasi sekolah tersebut, dalam hal ini tentu butuh kerja

sama yang baik dari semua aspek terkait dalam sebuah sekolah tersebut

mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pendidik, tenaga

kependidikan sampai dengan staff sekolah dan aspek lainnya yang

terkait. Namun apabila terdapat sebuah konflik antara pihak-pihak yang

akan membantu dalam pencapaian tujuan sekolah dalam meningkatkan

akreditasi sekolah tentu tujuan tersebut akan sulit untuk di wujudkan

sebelum konflik yang terjadi itu terselesaikan.

Berikut ini adalah beberapa tujuan dari manajemen konflik

menurut Wirawan dalam bukunya Konflik dan Manjemen konflik :

a. Mencegah gangguan kepada anggota organisasi untuk memfokuskan

diri pada visi, misi dan tujuan organisasi

Organisasi yang mapan tentunya memiliki visi, misi, dan tujuan yang

strategis. Dan ketiganya harus dicapai atau direalisasikan dengan cara

yang sistematis dan dalam suatu kurun waktu yang direncanakan. Dan

Page 55: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

38

konflik akan mengganggu perhatian anggota organisasi dalam

pencapaian visi, misi dan tujuan yang strategis.84

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen

konflik apabila dapat di konsep secara matang tentu akan dapat

mencegah terjadinya konflik yang akan mengganggu para anggota

dalam mencapai visi, misi dan tujuan dari organisasi yang akan

mereka capai.

b. Memahami orang lain dan menghormati keberagaman

Seorang anggota organisasi tidak mungkin menyelesaikan tugasnya

sendiri, tentu membutuhkan bantuan dari rekan kerjanya. Ia harus

dapat berkomunikasi dengan baik. Ia harus memahami bahwa rekan

kerjanya memiliki berbagai perbedaan, seperti suku, agama, bahasa,

perilaku, pola fikir, dan sebagainya.85

Dari penjelasan tersebut jelas bahwa seorang angota organisasi

tentu butuh bantuan dari rekan kerja atau anggota organisasi lain

dalam menyelesaikan tugasnya. Oleh karena itu seorang anggota

organisasi diharuskan untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan

dapat memahami berbagai macam karakter sifat rekan anggota

organisasi lain yang tentunya berbeda-beda mulai dari suku sampai

pola fikirnya. Manajemen konflik cukup bereperan dalam membantu

mencegah terjadinya konflik yang mungkin akan timbul karena

terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam organisasi tergantung

bagaimana seorang manajer mengolah manajemen konflik tersebut.

c. Meningkatkan kreativitas

Menurut Sy. Landrau, Barbara Landau, dan Daryl Landau (2001)

sebagaimana dikutip oleh Wirawan yang mengungkapkan bahwa

konflik yang terjadi di tempat kerja dapat dapat di manajemeni untuk

84 Wirawan, Op. Cit., h. 132.85 Ibid.

Page 56: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

39

menciptakan kreativitas dan inovasi. Ketiga praktisi manajemen

konflik ini mengemukakan pula jika di manajemeni dengan baik

konflik dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk

mengembangkan pihak-pihak yang terlibat konflik.86

Dari pendapat ketiga praktisi manajemen konflik tersebut dapat

disimpulkan bahwa apabila suatu konflik dapat dimanajemeni dengan

baik tentu akan menciptakan sebuah kreativitas. Dan hal tersebut

kembali lagi tergantung kepada sosok manajer bagaimana ia dapat

mengolah manajemen konflik tersebut dalam mengembangkan

kreativitas yang timbul dalam organisasi.

d. Menciptakan prosedur dan mekanisme penyelesaian konflik

Organisasi yang mapan dapat belajar dari berbagai situasi konflikyang dihadapi. Dari pembelajaran tersebut, prosedur danmekanisme penyelesaian konflik dikembangkan. Jika prosedur danmekanisme berhasil menyelesaikan konflik secara berulang-ulang,hal ini akan menjadi norma budaya organisasi. Namun jika tidakdimenajemeni dengan baik, konflik akan menyebabkandisfungsional organisasi.87

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah

organisasi dapat belajar ketika sedang menghadapi konflik. Disanalah

mereka akan sama-sama memikirkan prosedur dan mekanisme seperti

apa yang dapat menyelesaikan sebuah konflik. Ketika hal tersebut

telah didapat melalui prosedur dan mekanisme yang dilakukan secara

berulang-ulang dalam menyelesaikan konflik, maka hal tersebut akan

menjadi norma budaya organisasai sebagaimana yang telah dikatakan

oleh wirawan diatas. Semua itu tergantung dari proses manajemen

konflik berlangsung dalam organisasi dan bagaimana seorang manajer

dalam menyelesaikan sebuah konflik.

Dari tujuan-tujuan manajemen konflik yang telah di jelaskan

diatas, dapat disimpulkan pula bahwa tujuan dari manajemen konflik

86 Ibid.87 Ibid., h. 133.

Page 57: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

40

adalah sebuah cara yang dilakukan untuk memperbaiki atau mencegah

terjadinya sebuah konflik dalam organisasi yang mana tentunya akan

mengganggu kinerja dari para anggota atau pihak-pihak yang berada

dalam suatu organisasi.

3. Gaya Manajemen Konflik

Menurut Wirawan, “gaya manajemen konflik adalah pola perilaku

orang dalam menghadapi situasi dalam konflik”.88

a. Gaya penghindaran (avoidance)

Dengan gaya ini pihak yang menghadapi konflik cenderung menarik

diri dari situasi konflik atau bersikap netral. Dan jika tidak

terpecahkannya suatu konflik akan berpengaruh pada tugas-tugas

manajerial. Maka dengan gaya menghindari konflik ini akan dapat

mengarah pada hasil organisasi yang negatif.89 Sedangkan menurut

Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Konflik, gaya

manajemen konflik penghindaran adalah “bersikap tidak kooperatif,

dan tidak aseratif; menarik diri dari situasi yang berkembang, dan atau

bersikap netral dalam segala macam “cuaca””. 90

b. Gaya penghalusan (Smoothing)

Gaya penghalusan adalah kecenderungan untuk meminimalkan

perbedaan yang terjadi, dengan menekankan dapat diterimanya ide

bagi khalayak dalam situasi konflik. Ketika manajer menggunakan

gaya penghalusan, manajer bertindak seolah-olah akan hilang bila

sampai pada waktunya, maka cenderung untuk kerjasama.91

Sedangkan menurut Wirawan, “Perhatian seorang manajer yang

rendah terhadap produksi, sedangkan tinggi perhatiannya terhadap

88 Ibid., h. 134.89 Abi Sujak, Op, Cit., h. 166-168.90 Winardi, Manajemen Konflik., Op, Cit., h. 18.91 Abi Sujak, Op. Cit., h. 168.

Page 58: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

41

bawahannya cenderung memberikan akomodasi jika menghadapi

konflik”.92

c. Gaya pemaksaan (forcing)

Menurut Abi Sujak, “Gaya ini mempunyai kecenderungan

menggunakan kekuasaan untuk mendominasi orang lain dan memaksa

orang lain untuk menyetujui atas dasar posisinya”.93

Sedangkan menurut Wirawan yang menyatakan bahwa perhatianseorang manajer yang tinggi terhadap produksi, sedangkan rendahperhatiannya terhadaap orang yang dipimpinnya (bawahannya)cenderung akan menggunakan gaya manajemen konflik ketikamemanajemeni konflik. Ia berupaya memaksakan kehendaknyauntuk meningkatkan produksi dengan mengabaikan orang lain jikamenghadapi situasi konflik.94

d. Gaya kompromi (Compromise)

Menurut Abi Sujak, “gaya kompromi adalah gaya yang mempunyai

kecenderungan untuk mengorbankan minat dengan mengambil

kesepakatan untuk mencapai suatu persetujuan”.95 Sedangkan menurut

Wirawan, perhatian seorang manajer yang sedang (tidak tinggi atau

tidak rendah) terhadap produksi dan bawahannya cenderung

berkompromi jika memanajemeni konflik. Ia mau untuk berkompromi

mengenai tingkat produksi organisasi demi memenuhi kesejahteraan

bawahannya.96

e. Gaya kolaboratif (Collaborative)

Menurut Abi Sujak, gaya kolaboratif adalah keinginan untuk

mengidentifikasi sebab-sebab yang melatarbelakangi konflik,

membagi informasi secara terbuka, dan mencari jalan pemecahan

dengan mempertimbangkan keuntungan-keuntungan yang akan

92 Wirawan, Op. Cit., h. 139.93 Abi Sujak, Op. Cit., h. 169.94 Wirawan, Op. Cit., h. 138.95 Abi Sujak, Op. Cit., h. 170.96 Wirawan. Loc. Cit.

Page 59: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

42

diperoleh.97 Sedangkan menurut Winardi dalam bukunya Manajemen

Konflik, bersikap kooperatif, maupun aseratif; berupaya untuk

mencapai kepuasan benar-benar setiap pihak yang berkepentingan,

dengan jalan bekerja melalui perbedaan-perbedaan yang ada; mencari

dan memecahkan masalah demikian rupa, hingga setiap orang

mencapai keuntungan sebagai hasilnya.98

f. Gaya Decoupling ( Melepaskan Kaitan)

Menurut Winardi dalam bukunya Manajemen Perilaku Organisasi,

sesuatu organisasi mungkin didesain demikian rupa hingga ia secara

langsung mengurangi interdependensi antara departemen-departemen

yang ada.99

Lebih lanjut dijelaskan oleh Winardi, dengan jalan menyediakanbagi departemen-departemen sumber-sumber daya dan persediaan-persediaan yang terlepas dari sumber-sumber daya dan persediaan-persediaan bagi departemen-departemen lainnya akanmenyebabkan terlepasnya ikatan (Decouple) departemen-departemen tersebut hingga dengan demikian dapat dikurangikecenderungan terjadinya konflik interdepartemental.100

4. Strategi dalam Penyelesaian Konflik

Terdapat beberapa strategi dalam menyelesaikan sebuah konflik

yang terjadi di dalam sebuah organisasi, di antaranya:

a. Kompromis

Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku

Organisasi, ia menyatakan bahwa “melalui tindakan kompromis, para

manajer berupaya menyelesaikan konflik dengan meyakinkan masing-

masing pihak dalam perundingan bahwa mereka perlu mengorbankan

sasaran-sasaran tertentu, agar dapat dicapai sasaran lain”.101

97 Abi Sujak. Loc. Cit.98 Winardi, Manajemen Konflik., Op, Cit., h. 19.99 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi., Op. Cit., h. 419.100 Ibid.101 Ibid., h. 453.

Page 60: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

43

Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa

kompromis merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh seorang

manajer untuk mencoba meyakinkan salah satu pihak untuk

mengorbankan tujuan yang diinginkan salah satu pihak tersebut demi

tercapainya tujuan bersama.

b. Meratakan (Smoothing)

Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku

Organisasi, ia menyatakan bahwa “meratakan merupakan sebuah cara

lebih diplomatik untuk menyelesaikan konflik di mana sang manajer

meminimasi tingkat dan pentingnya tingkat ketidaksepakatan dan ia

membujuk salah satu pihak untuk “mengalah””.102

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa meratakan

merupakan cara yang dilakukan manajer dengan cara meminimasi

atau menekan tingkat ketidakspakatan yang terjadi diantara kedua

belah pihak dan ia mencoba secara sepihak untuk membujuk salah

satu pihak untuk mengikuti keinginan pihak lain (mengalah).

c. Suara Terbanyak (Majority Rule)

Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Konflik,

ia menyatakan bahwa suara terbanyak adalah upaya untuk

menyelesaikan konflik kelompok melalui pemungutan suara, di mana

suara terbanyak menang (Majority vote) dapat berjalan secara efektif ,

apabila para anggota menganggap prosedur yang bersangkutan

sebagai prosedur yang “fair”.103

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa suara

terbanyak merupakan cara yang diambil melalui pemungutan suara,

yang mana suara terbanyak dalam pemungutan suara tersebutlah yang

menang. Biasanya proses pemungutan suara ini dilakukan ketika

strategi-strategi yang sebelumnya dilakukan tidak menemukan titik

102 Ibid., h. 452.103 Winardi, Manajemen Konflik., Op. Cit., h. 86

Page 61: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

44

terang dalam menyelesaikan konflik, barulah strategi pemungutan

suara ini dilakukan.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Penulis : Evi Yanti.

Judul : Implementasi Manajemen Konflik di SMP PGRI 1 Ciputat.

Tahun : 2011

Yang membedakan skripsi penulis dengan skripsi yang ditulis oleh

Evi Yanti dijelaskan dalam tabel 2.1 sebagai berikut :

No Pembahasan Evi Yanti Penulis

1. Fokus

Permasalahan

Memfokuskan

masalah hanya kepada

konflik antara guru

dan staff.

Memfokuskan masalah

kepada konflik antara siswa,

guru, dan kepala sekolah.

2. Populasi dalam

Penelitian

Populasi yang

digunakan seluruh

guru bidang study dan

staff administrasi.

Populasi yang digunakan

adalah 15% dari jumlah

guru, 15% dari jumlah siswa

yang diwakilkan oleh OSIS,

Kepala Sekolah, dan Wakil

Kepala Sekolah bidang

Kurikulum dan Bimbingan

Konseling.

3. Metodologi

Penelitian

Menggunakan

metodologi penelitian

kualitatif dan

kuantitatif dengan

hasil persentase.

Menggunakan metodologi

penelitian kualitatif murni

dengan hasil deskriptif

analisis data.

4. Teknik

Pengumpulan

Menggunakan teknik

wawancara dan

Menggunakan teknik

observasi, wawancara, dan

Page 62: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

45

Data angket. study dokumen.

5. Teknik Analisa

Data

Menggunakan teknik

analisis statistik

(persentase).

Menggunakan teknik

klasifikasi, kategorisasi, dan

interpretasi.

Tabel. 2.1 Penelitian yang relevan.

Page 63: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas

mengenai implementasi manajemen konflik di SMK AL-Hasra Bojongsari

Depok.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK AL-Hasra yang terletak di Jalan

Raya Ciputat – Parung Km. 24, Bojongsari, Depok, Telp. (021) 7491141,

Fax: (021) 7491141.

Alasan penulis melakukan penelitian di sekolah ini karena sekolah ini

memiliki konsep yang cukup baik dalam mengatasi sebuah konflik di dalam

sebuah sekolah. Contoh kecilnya yaitu terbukti bahwa pada umumnya siswa

SMK sering melakukan tawuran antar pelajar, namun siswa sekolah ini tidak

pernah melakukan kegiatan negatif tersebut. Hal tersebut terjadi karena selain

sanksi yang tegas namun mendidik, sekolah juga rutin mengadakan pengajian

bulanan yang dilakukan di rumah siswa secara bergantian tiap bulannya. Hal

ini penulis ketahui ketika melakukan pengamatan selama penelitian ini

berlangsung.

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

KegiatanTahun 2014

Februari Maret April Mei

Pengesahan Proposal Skripsi

Bimbingan dengan dosenpembimbing

Page 64: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

47

Observasi ke SMK AL-Hasra

Wawancara dan

pengumpulan data

Analisis data

E. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif analisis yang berfokus pada wawancara, observasi dan

studi dokumentasi. Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Penelitian

Pendidikan, “metode penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang

dilakukan secara wajar dan natural dengan kondisi objektif di lapangan tanpa

adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif

”.1 Demikian pula menurut Nyoman Kutha Ratna dalam bukunya Teori,

Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, ia menyatakan bahwa Metode

kualitatif “secara keseluruhan merupakan cara-cara penafsiran dengan

menyajikannya dalam bentuk deskripsi”.2 Sejalan dengan Nyoman Kutha

Ratna, Bogdan dan Taylor (1975:5) sebagaimana dikutip oleh Lexy J.

Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, ia mendefinisikan

“metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati”.3

Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa metode

penelitian kualitatif merupakan metode yang dilakukan dengan cara

mendeskripsikan hasil yang didapat dari penelitian dalam bentuk kata-kata

tertulis ataupun lisan secara jelas tanpa adanya manipulasi data.

1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 11,h. 140.

2 Nyoman Kutha Ratna, Teori, metode, dan Teknik penelitian sastra, (Yogyakarta, PustakaPelajar, 2007), cet. 3, h. 46.

3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), Cet. 28, h. 4.

Page 65: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

48

Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan penelitian ini adalah

karena penulis bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan secara

mendalam mengenai permasalahan yang terkait dalam penelitian ini. Dengan

demikian penulis sendiri akan lebih mudah mengetahui dan memahami

gambaran dari objek yang akan diteliti.

F. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data adalah asal darimana data itu diperoleh. Dan dalam

menentukan sumber data tentu penulis terlebih dahulu menentukan siapa

saja individu dalam penelitian yang akan dijadikan sumber data atau

darimana saja data tersebut akan didapatkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yakni

sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Data primer

Menurut Husein Umar, “data primer adalah data yang didapat dari

sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari

wawancara atau hasil pengisian kusioner yang biasa dilakukan oleh

peneliti”.4

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer ialah

kepala sekolah SMK AL-Hasra karena dalam penerapan manajemen

konflik kepala sekolahlah yang paling mengetahui bagaimana

penerapan manajemen konflik di sekolah, 1 orang wakil kepala

sekolah bidang kurikulum, 5 orang guru dan 5 orang siswa yang

diwakili oleh pengurus OSIS. Dengan jumlah keseluruhan terdapat 12

responden.

4 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 42.

Page 66: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

49

b. Data sekunder

Menurut Husein Umar, data sekunder adalah data primer yang telah

diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data

primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel atau diagram-

diagram. Data sekunder digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih

lanjut.5

Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder ialah data-data

yang dimiliki oleh sekolah seperti data jumlah tenaga pendidik dan

kependidikan, data jumlah peserta didik, tata tertib guru, tata tertib

siswa, kode etik guru, dan data-data lain yang dianggap penting dan

terkait dalam penerapan manajemen konflik di sekolah.

2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah sejumlah cara yang dapat

dilakukan dalam suatu penelitian untuk mengumpulkan data yang

dibutuhkan dalam penelitian. Dalam setiap pengumpulan data baik itu

dengan cara wawancara, angket, observasi ataupun dokumentasi tentu

tidak akan pernah lepas dari namanya kekurangan dan kelebihan. Dan

untuk mengantisispasi kemungkinan yang tidak diharapkan seperti

ketidaktepatan dalam hasil penelitian, peneliti menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data yang diharapkan teknik tersebut dapat

mendapatkan hasil yang dibutuhkan dalam penelitian. Dan teknik yang

peneliti akan gunakan dalam penelitian adalah antara lain sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah sebuah pengamatan secara langsung pada

tempat penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian. Observasi merupakan salah satu hal penting dalam

penelitian, karena dengan observasi keadaan keseluruhan ditempat

melakukan penelitian akan dapat dirasakan dan diketahui secara

menyeluruh oleh peneliti.

5 Ibid.

Page 67: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

50

Pada tahap ini yang peneliti lakukan adalah mengamati

bagaimana keseharian kepala sekolah, baik dalam memimpin rapat,

mengambil keputusan dan kegiatan lain yang terkait dengan data yang

dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu peneliti akan mengamati

bagaimana keseharian para guru dan siswa di dalam lingkungan

sekolah.

b. Wawancara

Menurut Husein Umar, wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat secara langsung

berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak

langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk di jawab pada

kesempatan lain.6

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara

untuk memperoleh data, informasi dan fakta, guna mengungkap dan

menjelaskan permasalahan dalam penelitian tersebut. Selain itu alasan

peneliti menggunakan teknik wawancara adalah untuk mendapatkan

data yang dibutuhkan, dan data-data lainnya untuk melengkapi

keseluruhan hasil penelitian ini. Adapun objek dalam melakukan

wawancara adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, 5 orang guru, dan 5 orang siswa yang diwakili oleh

pengurus OSIS.

c. Studi Dokumen

Menurut Zainal Arifin, “studi dokumen atau teks merupakan kajian

yang menitikberatkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis

berdasarkan konteksnya”.7

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik studi

dokumen dengan maksud dapat mengumpulkan data yang berkaitan

6 Ibid., h. 51.7 Zainal Arifin, Op. Cit., h. 152.

Page 68: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

51

dengan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti daftar

guru, daftar siswa, hasil rapat yang peneliti amati, foto-foto dan

dokumen-dokumen atau data-data lain yang dianggap penting

memiliki keterkaitan terhadap data yang diperlukan dalam penelitian

mengenai penerapan manajemen konflik di sekolah.

G. Kisi-Kisi Wawancara

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Wawancara

No. Variabel Indikator Nomor Soal

1. Manajemen Perencanaan

Pengorganisasian

Penerapan

Pengawasan

1,2,3,4.

5,6,7,8,9,10,11,12.

13,14,15,16.

17,18,19,20.

2. Konflik Jenis Konflik

Penyebab Konflik

Penanganan

Konflik

Pengaruh Konflik

21.

22,23,24,25.

26,27,28,29.

30,31,32.

H. Teknik Analisa Data

Setelah data yang dibutuhkan dalam penelitian dikumpulkan dengan

lengkap dari narasumber, tahap berikutnya adalah analisis data. Pada tahap

ini, data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga dapat menyimpulkan hasil

yang dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan dan permasalahan yang

diajukan oleh peneliti.

Untuk mengolah dan menganalisa hasil data penelitian yang telah

terkumpul dari narasumber terkait, dilakukan tiga langkah yaitu sebagai

berikut:

Page 69: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

52

1. Proses klasifikasi

Proses ini dilakukan dengan cara mengelompokan jawaban-jawaban dari

sumber data berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait

implementasi manajemen konflik.

2. Proses kategorisasi

Proses ini dilakukan dengan cara mengelompokan data yang didapat

dalam penelitian berdasarkan ruang lingkup masalah yang diteliti.

3. Proses interpretasi

Proses ini dilakukan dengan cara mencari persamaan dan perbedaan dari

aspek-aspek jawaban masalah, sehingga kemudian dapat ditarik

kesimpulan.

I. TRIANGULASI

Menurut Zainal Arifin, “Triangulasi adalah penggunaan berbagai

metode dan sumber daya dalam pengumpulan untuk menganalisis fenomena

yang saling berkaitan dari perspektif yang berbeda”.8 Menurut Norman K.

Denkin dalam Mudjia Raharjo (2010) sebagaimana dikutip oleh Zainal Arifin

“triangulasi meliputi empat hal, yaitu: triangulasi metode, triangulasi

antarpeneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), triangulasi sumber

data, triangulasi teori”9.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan

manajemen konflik di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok. Untuk mengetahui

bagaimana program tersebut diterapkan, maka peneliti melakukan observasi

data ke tempat yang menjadi objek penelitian dan melakukan kegiatan secara

mendalam dan menyeluruh mengenai penerapan manajemen konflik dengan

melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait yang dapat

membantu dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Setelah data telah diperoleh, kemudian dilakukan pengecekan dengan cara

dibandingkan antara hasil dari wawancara, hasil observasi dan hasil dari studi

8 Ibid., h. 164.9 Ibid.

Page 70: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

53

dokumen. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan keserasian

antara hasil data yang di dapat dari ketiga teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini.

J. Validitas (Keabsahan)

Validasi atau validitas adalah sebuah cara untuk mengetahui tingkat

ketepatan alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian. Jadi jika yang di

dapat dalam sebuah penelitian adalah kebaikan, maka yang dijelaskan oleh

peneliti juga haruslah kebaikan.

Menurut Emzir dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif

mengemukakan bahwa “validitas merujuk pada masalah kualitas data dan

ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian”.10

Sedangkan menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian

Administrasi mengemukakan bahwa “hasil penelitian yang valid bila, terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek yang diteliti”.11 Sedangkan menurut Sugiyono dalam buku

Metode Penelitian Masyarakat yang ditulis oleh Manasse Malo dan Sri

Trisnoningtias menjelaskan bahwa “suatu pengukuran dari suatu konsep

tertentu yang dianggap sebagai ukuran yang valid jika ia berhasil mengukur

konsep tersebut”.12

Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa validasi

merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mengukur ketepatan data yang

didapat dalam penelitian dengan data yang sesungguhnya ada pada objek

penelitian. Atau dengan kata lain data tersebut dapat dikatakan valid apabila

data tersebut sesuai dengan data yang sesungguhnya ada pada objek

penelitian.

10 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: PT Rajawali Pers,2010), Cet. 1, h. 78.

11 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: CV ALFABETA, 1998), h. 96.12 Manasse Malo dan Sri Trisnoningtias, Metode Penelitian Masyarakat, (tt.p. t.p., tt), h. 73.

Page 71: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

54

Menurut Licoln dan Guba dalam Trochim (2008) sebagaimana dikutip

oleh Emzir mengusulkan empat kriteria untuk menilai kualitas penelitian

kualitatif.13

1. Kredibilitas (Credibility)

Kriteria kredibilitas melibatkan penetapan hasil penelitian kualitatif

adalah kredibel atau dapat dipercaya dari perspektif partisipan dalam

penelitian tersebut. Karena dari perspektif ini tujuan penelitian kualitatif

adalah untuk mendeskripsikan atau memahami fenomena yang menarik

perhatian dari sudut pandang partisipan.14

2. Transferabilitas (Transferability)

Kriteria transferabilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian

kualitatif dapat digeneralisasikan atau ditransfer kepada konteks atau

seting yang lain.15

3. Dependabilitas (Dependability)

Menekankan perlunya peneliti memperhitungkan konteks yang berubah-

ubah dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian bertaanggung jawab

menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalaam seting dan

bagaimana perubahan-perubahan tersebut dapat memengaruhi caraa

pendekatan penelitian dalam studi tersebut.16

4. Konfirmabilitas (Confirmability)

Kriteria Konfirmabilitas atau objektivitas merujuk pada tingkat

kemampuan hasil penelitian dapat dikonfirmasikan oleh orang lain.17

13 Emzir, Op. Cit. h. 79.14 Ibid.15 Ibid., h. 80.16 Ibid.17 Ibid., h. 81.

Page 72: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah SMK AL-Hasra Bojongsari Depok

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Al-Hasra berdiri pada tahun

1999 dengan dua pilihan program yang ditawarkan yaitu Program

Penjualan dan Administrasi Perkantoran yang bertujuan mempersiapkan

siswa yang kompeten untuk bekerja sesuai dengan bidang yang

diajarkan. Disusul dengan penambahan program diklat Perbankan

Syariah pada tahun 2005 yang untuk pertama kalinya diadakan di kota

Depok dan program diklat Teknik Komputer dan Jaringan pada tahun

2010.

Berikut adalah Periode kepemimpinan kepala Sekolah SMK Al-Hasra :

1. Yuhaeni, S.Pd, Kepala SMK (1999 – 2005)

2. Endang Triastuti, SE, Kepala SMK (2005 – 2007)

3. Drs. Cik Hakim, Kepala SMK (2007 – 2010)

4. Dra. Helmidar, Kepala SMK (2010 – 2011)

5. Abdul Hamid, S.Ag, Kepala SMK (2011 – 2014)

Disadari betul bahwa lembaga pendidikan sekolah Al-Hasra harus

mampu berada di garda paling depan perkembangan dunia pendidikan

Indonesia, dan itu hanya mungkin jika diikuti dengan kemampuan untuk

mengantisipasi setiap perkembangan sains dan teknologi yang di dasari

oleh nilai-nilai spiritual Islam yang kuat. Kesadaran itu kemudian

dijabarkan melalui kerangka kerja yang terencana dan terprogram, baik

menyangkut pembinaan tenaga edukatif, peningkatan proses belajar

mengajar maupun penciptaan suasana yang kondusif bagi

terselenggaranya proses pendidikan dengan lancar dan tertib. Upaya

kearah itu, yang telah dilakukan antara lain:

Page 73: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

56

a. Melakukan pembinaan terhadap mutu tenaga edukatif SMK Al-

Hasra secara terprogram dan terencana dengan alokasi dana yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yayasan.

b. Menambah dan meningkatkan mutu dan jumlah koleksi buku-buku

di perpustakaan SMK Al-Hasra yang diharapkan dapat merangsang

minat baca siswa, serta untuk membangun tradisi keilmuan yang

harus bisa ditumbuhkembangkan sedini mungkin dalam diri siswa

Al-Hasra dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Menambah dan terus menerus menyediakan peralatan serta bahan

laboratorium IPA yang akan mengundang gairah siswa untuk

melakukan riset dan pembuktian-pembuktian ilmiah secara terarah

dan mendalam.

d. Mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang

memungkinkan siswa dapat mengembangkan kepribadian dan

kemampuannya dalam bidang kepemimpinan, keorganisasian,

kesenian, keterampilan dan kemasyarakatan sehingga tercipta

dinamika kehidupan akademik dan kesiswaan yang sehat dan

konstruktif.

e. Membimbing siswa agar terampil dalam penggunaan / pengelolaan

teknologi informasi dan komunikasi dengan upaya menambah dan

terus menerus menyediakan peralatan teknologi informasi dan

komunikasi di laboratorium komputer sesuai dengan perkembangan

teknologi, serta memberikan pelatihan keterampilan

penggunaan/pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi bagi

guru maupun karyawan SMK Al-Hasra.

f. Melengkapi instrument musik di laboratorium musik Al-Hasra

dengan berbagai instrument musik dengan tujuan untuk mengasah

ketajaman rasa dan apresiasi seni khususnya seni musik siswa Al-

Hasra. Melalui musik, kehalusan jiwa dan budi pekerti siswa di

latih. Melalui nusik pula, bakat dan minat siswa disalurkan menjadi

Page 74: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

57

sebuah keterampilan hidup yang yang bermanfaat dan berguna

kelak.

g. Menciptakan suasana yang kondusif, nyaman dan segar bagi

terlaksananya proses belajar mengajar.

h. Penataan dan pelayanan administrasi SMK yang lebih baik kearah

manajemen administrasi berbasis teknologi informasi dan

komunikasi.

i. Menyusun serta menyiapkan program publikasi Al-Hasra secara

terencana dan terprogram untuk setiap tahunnya.

j. Meningkatkan kualitas hubungan dan komunikasi dengan

menciptakan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan terjalinnya

hubungan yang harmonis dan positif antara sekolah dengan

masyarakat lingkungannya

k. Seiring dengan upaya-upaya peningkatan mutu di atas Al-Hasra

juga terus berupaya meningkatkan sarana fisik yang

memungkinkan terselenggaranya kegiatan pendidikan yang tertib

dan nyaman.

Terakhir, dengan hadirnya gerbang pendidikan sekolah Al-

Hasra, atas redha dan hidayah dari Allah SWT. Putra-putri bangsa terbaik

dapat mengembangkan kepribadiannya menjadi muslim dan muslimah

yang kuat iman dan taqwanya kepada Allah, luas dan dalam ilmu

pengetahuannya, beretos kerja tinggi, santun dan memiliki kepedulian

sosial.1

Dari sejarah SMK Al-Hasra yang telah dijelaskan tersebut dapat

terlihat bahwa SMK Al-Hasra bercita-cita tinggi dalam melahirkan

seseorang yang memiliki kepribadian yang baik. Bukan hanya pada

siswanya namun juga pada kualitas para tenaga pendidiknya, dan SMK

Al-Hasra melakukan berbagai upaya untuk menciptakan keharmonisan di

dalam sekolah. Salah satu upayanya yaitu dengan terus berupaya

meningkatkan kualitas hubungan dan komunikasi dengan menciptakan

1 Data-data SMK AL-Hasra Bojongsari Depok, Tahun 2013-2014.

Page 75: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

58

kegiatan-kegiatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan yang

harmonis dan positif antara sekolah dengan masyarakat lingkungannya

hingga meminimalisir terjadinya konflik di sekolah.

2. Visi dan Misi SMK AL-HASRA

a. Visi SMK AL - HASRA

“Terwujudnya lulusan yang Islami, kompeten dalam bidangnya,

mandiri, mampu bersaing dalam pasar kerja internasional dan/ atau

masuk perguruan tinggi”.

b. Misi SMK AL – HASRA

Untuk mewujudkan VISI SMK AL-Hasra tersebut, maka

ditentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan berikut ini:

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menanamkan

nilai-nilai Aqidah Islam, ketaatan menjalankan ibadah, dan

berakhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari;

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mata pelajaran

kejuruan (teori dan praktik) yang diakui oleh lembaga sertifikasi

kejuruan;

3) Mengembangkan sikap dan jiwa entrepreneurship pada peserta

didik;

4) Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran bahasa asing serta

penguasaan teknologi;

5) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran mata pelajaran

science; dan

6) Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler untuk menggali dan

mengembangkan minat, bakat dan potensi siswa.

Dari visi dan misi SMK Al-Hasra tersebut dapat disimpulkan

bahwa SMK Al-Hasra memiliki tujuan ingin menghasilkan lulusan yang

islami dan dapat bersaing dalam pasar kerja internasional oleh karena itu

Page 76: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

59

SMK Al-Hasra melakukan berbagai cara untuk mewujudkan tujuan

tersebut. Mereka pun terus mendidik para siswanya dengan pendidikan

akhlaq, yang mana hal tersebut dilakukan agar para siswanya memiliki

kepribadian yang baik dan bermoral serta saling menghargai. Karena

kepribadian yang baik dan bermoral serta saling menghargailah yang

akan mempererat tali persaudaraan dan tidak akan menimbulkan sebuah

perpecahan atau konflik.

3. Identitas Sekolah

Identitas Resmi

N S S : 344020517038

Nama Sekolah : SMK AL-HASRA

Status : Swasta

P B M : Pagi

Alamat : Jalan Raya Ciputat – Parung Km.24

Desa : Bojongsari Baru

Kecamatan : Bojongsari

Kota : Depok

Kode Pos : 16516

Akreditasi : Jurusan Perbankan Syariah : A

Jurusan Teknik Komputer Jaringan : B

Tahun berdiri : 1999

Telepon : (021) 7491141, Fax: (021) 7491141

E-mail : [email protected]

Surat Keputusan (SK) Pendirian

Nomor : 3087 / I02.1 / Kep / 0I / 99

Tanggal : 27 Juli 1999

Lembaga yang mengeluarkan SK : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Propinsi Jawa Barat

Kepala Sekolah

Page 77: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

60

Nama : Abdul Hamid, S.Ag

NIP : -

Nomor SK : 222/SK – KY/VII/2011

Tanggal SK : 2 Juli 2011

Lembaga yang mengeluarkan SK : Yayasan Pendidikan AL – HASRA

4. Struktur Organisasi

SMK AL-Hasra memiliki struktur organisasi sebagaimana yang

disajikan sebagai berikut:

SMK AL-HASRA

STRUKTUR ORGANISASI

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Gambar 4.1. Struktur Organisasi SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

Komite SekolahAndi Suhandi, S.Pd.

Kurikulum & PersuratanHijriyani Mardhotillah, SE.

Staf AdministrasiKepala SekolahAbdul Hamid, S. Ag.

Kepegawaian & KesiswaanRatna Komala Dewi

Keuangan & OperatorAlif Aryadillah

Wakil Kepala SekolahBagian Kurikulum

Dra. Helmidar

Wakil Kepala SekolahBagian Keuanngan & Sapras

Drs. Cik Hakim

Wakil Kepala SekolahBagian Industri

Nova Hartati, S.Pd

Kepala ProgramPerbankan Syariah

Drs. Cik Hakim

Dewan Guru

Kepala ProgramTeknik Komputer & Jaringan

Tusam, S.Pd

Wali Kelas

Siswa - Siswi

Page 78: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

61

Struktur organisasi SMK AL-Hasra Bojongsari Depok terdiri

dari kepala sekolah, komite, staf administrasi dibagi menjadi 3 yaitu

bagian kurikulum dan persuratan, bagian kepegawaian dan kesiswaan,

keuangan dan operator. Wakil kepala sekolah yang dibagi menjadi 3 yaitu

wakil kepala sekolah bagian kurikulum, wakil kepala sekolah bagian

keuangan, dan wakil kepala sekolah bagian industri. Kepala program, wali

kelas, dewan guru, dan siswa.

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Berikut adalah daftar nama tenaga pendidik dan kependidikan di

SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

Tabel 4.1

Tenaga Pendidik dak Kependidikan

NO N A M A JABATAN

1 Abdul Hamid, S. Ag. Kepala Sekolah

2 Helmidar, Dra. Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum

3 Cik Hakim, Drs. Wakil Kepala Sekolah Bagian Keuangan & Sapras

4 Nova Hartati, S. Pd. Wakil Kepala Sekolah Bagian Hubungan Industri

5 Tusam, S. Pd. Kepala Program TKJ

6 Deswita, Dra. Guru

7 Ismidarsyah, S. Pd. Wali Kelas XII.PB

8 Juryati, S. Pd. Wali Kelas XI.TKJ.1

9 Nur'aini, S.E.I. Guru

10 Sawitri Retno W., S. Pd. Wali Kelas X.PB & Pembina OSIS

11 Suratin, S. Pd. Wali Kelas X.TKJ

12 Ahmad Jawoto, S. Pd. Guru

13 Arny Sulistiyowati, S.E. Wali Kelas XI.PB

14 Baihaki Ari Nugraha Guru

15 Dede Siti Hojariah, S.Pd. I. Guru

Page 79: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

62

16 Etty Mulyati, Dra. Guru

17 Henny Dyah K., S. T. Guru

18 M. Jamarudin Guru

19 Rizal, S. Pd. Wali Kelas XI.TKJ.2

20 Siti Rohma, S. Kom. Guru

21 Sri Hastuti, S. Pd. Wali Kelas XII.TKJ.2

22 Suryani, S. Kom. Guru

23 Syaiful Aziz, S. Kom. Guru

24 Alif Aryadillah Staf TU Bagian Keuangan dan Operator Sekolah

25 Hijriyani Mardhotillah,S. E. Staf TU Bagian Kurikulum & Persuratan

26 Ratna Komala Dewi Staf TU Bagian Kesiswaan & Kepegawaian

27 Idrus Mono Layanan Khusus Bagian Kebersihan

28 Nana Sutrisna Layanan Khusus Bagian KeamananTabel. 4. 1 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK AL-Hasra.

Keterangan:

* PB : Perbankan Syariah

* TKJ : Teknik Komputer Jaringan

5. Daftar Jumlah Peserta Didik

Jumlah pesserta didik Tahun pelajaran 2013-2014 seluruhnya

berjumlah 237 orang. Yang mana penyebaran jumlah peserta didik tiap

kelas terdapat perbedaan yang tidak merata. Kelas X terdapat 2 rombongan

belajar, kelas XI terdapat 3 rombongan belajar, dan kelas XII terdapat 3

rombongan belajar. Dan berikut adalah daftar jumlah peserta didik di SMK

AL-Hasra Bojongsari Depok.

Tabel 4.2

Daftar Jumlah Peserta Didik

Kelas Jurusan Wali Kelas Jenis Kelamin JML

Laki-laki Perempuan

X PB Sawitri Retno, S. Pd 6 34 40

Page 80: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

63

X TKJ Suratin, S. Pd 29 4 33

XI PB Arny Sulistiyowati, S.

Pd

9 28 37

XI TKJ I Rizal, S. Pd 20 3 23

XI TKJ II Hj. Juryati, S. Pd 20 3 23

XII PB Dra. Deswita 3 35 38

XII TKJ I Ismidarsyah, S. Pd 20 2 22

XII TKJ II Sri Hastuti, S. Pd 19 2 21

Tabel. 4.2 Daftar Jumlah Peserta Didik di SMK AL-Hasra.

Keterangan:

* PB : Perbankan Syariah

* TKJ : Teknik Komputer Jaringan

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sekolah merupakan suatu faktor yang

sangat mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Jika sarana dan

prasarana yang ada disekolah tidak mendukung, maka proses belajar

mengajar akan terhambat dan pengelolaan kelas pun akan sulit

dilaksanakan. Dan adapun sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5

Sarana dan Prasarana

No. Ruang Jumlah

1 Kelas 7

2 Guru 1

3 Tata Usaha 1

4 Kepala Sekolah 1

5 Kurikulum 1

Page 81: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

64

6 Sapras Keuangan 1

7 Toilet Guru 2

8 Toilet Siswa 2

9 Kantin 1

10 Koperasi 1

11 Lapangan Badminton 1

12 Lapangan Upacara 1

13 Sport Center 1

14 Perpustakaan 1

15 Lab. Komputer 1

16 Lab. Bank Mini 1

17 Lab. Bahasa 1

18 Lab. TKJ 1

19 Lab. Unit Produksi 1

20 Lab. Kimia 1

21 Masjid 1

22 Uks 1

23 Gardu Jaga 1

24 Gudang 1

Jumlah 32

Tabel. 4.5 Sarana dan Prasarana di SMK AL-Hasra.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis peroleh, hasil

penelitian ini meliputi implementasi manajemen konflik di SMK AL-HASRA

Bojongsari Depok. Dan hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Implementasi Manajemen Konflik di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok

a. Perencanaan

Page 82: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

65

Manajemen konflik dapat diartikan sebagai cara penyusunan atau

strategi dalam mengatasi sebuah konflik yang sedang terjadi dan

mengendalikan konflik tersebut untuk menghasilkan sebuah harapan yang

diinginkan bersama dalam organisasi. Dalam segi perencanaan dalam

mengelola konflik peran dari kepala sekolah akan sangat berpengaruh

dalam mengendalikan konflik yang terjadi dalam sekolah. Karena apabila

seorang kepala sekolah tidak mampu merencanakan konsep yang matang

dalam mengendalikan konflik yang terjadi dalam sekolah tentu sebuah

konflik yang terjadi dalam sekolah tidak akan terselesaikan dan hal

tersebut akan berdampak negatif untuk perkembangan sekolah.

Pentingnya perencanaan dalam mengendalikan konflik di sekolah,

menurut Sawitri Retno yang menyatakan bahwa “Manajemen konflik di

dalam sekolah berperan sangat penting dan harus direncanakan dengan

baik, karena manajemen konflik berperan dalam menyelesaikan

permasalahan yang terjadi di sekolah”.2

Sedangkan dalam perencanaanya menurut Abdul Hamid yang

menyatakan bahwa:

“... perencanaan di sekolah secara terprogram dalam pengelolaankonflik tidak ada, namun yang dilakukan sebagai kepala sekolahialah dengan cara membangun komunikasi kepada bawahan denganbaik dan mampu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan sifatsetiap individu, karena sifat setiap individu tentunya berbeda-beda disekolah. Selain itu ketika terjadi konflik, kepala sekolah akanlangsung memangil pihak yang terkait saja, misalnya ketika terjadikonflik pada guru mata pelajaran, kepala sekolah akan memanggilguru mata pelajaran yang bermasalah tersebut. Hal tersebutdilakukan karena merupakan tanggung jawab sebagai kepala sekolahyang menaungi mereka semua ...”3

Dari pemaparan yang telah disampaikan oleh Abul Hamid tersebut

terlihat bahwa dalam perencanaannya secara tertulis sekolah tidak ada,

2 Wawancara dengan Sawitri Retno, Guru dan juga Pembina OSIS di SMK AL-HasraBojongsari Depok, (24 April 2014, pukul 09.45 WIB), di Ruang Guru SMK AL-Hasra BojongsariDepok.

3 Wawancara dengan Abdul Hamid, Kepala Sekolah di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok,(23 April 2014, pukul 09.10 WIB), di Ruang Kepala Sekolah SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

Page 83: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

66

namun sebagai kepala sekolah hanya melakukan melalui komunikasi dan

mempelajari karakter sifat setiap individu yang ada di sekolah. Dan ketika

terjadi konflik kepala sekolah akan memanggil pihak yang terkait untuk

diselesaikan agar tidak berlarut-larut. Dengan demikian, penanganan

terhadap konflik dilaksanakan menurut kasus yang timbul melalui

pengendalian kasus.

Dan dalam perencanaannya kepala sekolah tidak selalu melibatkan

seluruh para bawahannya hanya perwakilan dari para guru sesuai dari

spesifikasi dan pimpinan saja sekolah saja. Penjelasan tersebut sesuai

dengan yang dijelaskan oleh Abdul Hamid yang menjelaskan bahwa

“dalam penanganan konflik di sekolah kepala sekolah hanya melibatkan

orang perorang tergantung spesifikasi dari konflik yang sedang dihadapi”.4

Pendapat tersebut juga dijelaskan oleh Jamaruddin yang menyatakan

bahwa “dalam perencanaan penyelesaian konflik, kepala sekolah tidak

melibatkan seluruh guru dan staff di sekolah, kepala sekolah hanya

melibatkan orang-orang tertentu dalam sekolah saja tergantung dari

masalahnya”.5

Perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

mengendalikan konflik disekolah adalah dengan mengadakan buku

pembinaan yang dikhususkan untuk para guru dan buku kasus untuk para

siswa. Hal tersebut untuk memperhatikan kemungkinan timbulnya kasus.

Pendapat tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Helmidar yang

menyatakan bahwa “dalam mengendalikan konflik di sekolah kepala

sekolah mengadakan buku pembinaan untuk para guru dan buku kasus

untuk para siswa yang mana setiap guru yang bermasalah ataupun siswa

yang bermasalah di data untuk diberi penanganan berjenjang”.6

4 Wawancara dengan, Abdul Hamid.5 Wawancara dengan Jamaruddin, Guru di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok, (30 April

2014, pukul 11.05 WIB), di Ruang Guru SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.6 Wawancara dengan Helmidar, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMK AL-Hasra

Bojongsari Depok, (30 April, pukul 08.05 WIB), di Ruang Wakil Kepala Sekolah bidangKurikulum.

Page 84: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

67

Dari penjelasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan

bahwa dalam perencanaan manajemen konflik di sekolah dapat terlihat

sudah terkonsep dengan baik. Hanya saja kepala sekolah tidak melibatkan

seluruh pihak dan hanya melibatkan pihak terkait yang sesuai dengan

spesifikasi konflik yang dihadapi saja. Dan untuk dapat mengontrol

konflik yang terjadi di sekolah, kepala sekolah mengadakan buku

pembinaan yang dikhususkan untuk para guru dan buku kasus untuk para

siswa. Hal tersebut dilakukan agar kepala sekolah dapat mendata guru-

guru dan siswa yang bermasalah untuk diberikan penanganan yang

berjenjang.

Sebagaimana teori yang ada mengenai perencanaan, dari hasil yang

didapat dalam penelitian ini terlihat sekolah telah menerapkan fungsi dari

perencanaan dalam mengendalikan konflik disekolah. Hanya saja sekolah

tidak memiliki perencanaan pengendalian konflik secara terprogram.

b. Pengorganisasian

Dalam pengorganisasiannyapun kepala sekolah tidak melibatkan

seluruh aspek yang ada di sekolah dan hanya melibatkan pihak-pihak

terkait saja tergantung pada tingkat masalah yang sedang di hadapi oleh

sekolah. Hal tersebut sebagaimana yang di jelaskan oleh Sawitri Retno

yang menyatakan bahwa:

“... dalam pengorganisasiannya ketika sebuah masalah dapatdiselesaikan pada tingkat pimpinan saja maka kepala sekolah tidakmelibatkan guru-guru, dan ketika masalah tersebut cukup berbahayadan butuh pendapat dari para guru, maka kepala sekolah akanmengajak para guru untuk membantu dalam menyelesaikannya.Karena permasalahan itu ada yang dapat ditangani oleh wali kelassendiri dan pimpinan sendiri atau semua pihak dilibatkan ...”7

Dari pemaparan yang telah disampaikan oleh Sawitri tersebut dapat

dikatakan bahwa dalam pengorganisasiannya tergantung pada masalah

yang terjadi di sekolah. Kepala sekolah hanya melibatkan pada tingkat

7 Wawancara dengan Sawitri Retno.

Page 85: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

68

pimpinan saja untuk mengorganisasikannya ketika masalah tersebut dapat

diselesaikan pada tingkat pimpinan. Namun ketika masalah tersebut

membutuhkan pendapat para guru, kepala sekolahpun akan

mengorganisasikan para guru untuk membantu dalam menyelesaikannya.

Dalam pengorganisasiannya kepala sekolah sudah seharusnya dapat

berkomunikasi dengan baik kepada para bawahannya. Karena apabila ada

guru atau bawahannya yang bermasalah dengan cara mengajarnya, kepala

sekolah sebagai pimpinan harus dapat berkomunikasi dengan guru tersebut

untuk memberikan solusi dan motivasi agar guru tersebut memperbaiki

cara mengajarnya. Hal tersebut sebagaimana yang di kemukakan oleh

Suratin yang menyatakan bahwa “ketika ada guru yang sedang bermasalah

dengan pribadinya hingga hal tersebut berdampak pada mengajarnya,

untuk hal-hal yang bersifat pribadi kepala sekolah langsung berkomunikasi

dengan guru tersebut dan memotivasinya. Ini dilakukan agar guru tersebut

dapat memperbaiki cara mengajarnya”8

Dari pemaparan yang telah disampaikan oleh Suratin, terlihat

bahwa dalam mengorganisasikan bawahannya kepala sekolah selalu

memantau kinerja para guru. Dan ketika terdapat guru bermasalah, kepala

sekolah langsung berkomunikasi dengan guru tersebut dan memotivasinya

agar guru tersebut dapat termotivasi dan memperbaiki cara mengajarnya.

Dari sana dapat terlihat bahwa dalam mengorganisasikan bawahannya

kepala sekolah selalu memperhatikan setiap perilaku atau kinerja

bawahannya dan langsung mengambil sikap ketika terjadi masalah.

c. Penerapan

Begitupun dalam penerapan manajemen konflik di sekolah, agar

penerapan dapat berjalan dengan baik tentu butuh kerjasama yang baik

dari semua pihak, baik dari kepala sekolah, guru, staff dan semua aspek

yang terkait. Namun dalam penerapannya masih terdapat kekurangan yang

8 Wawancara dengan Suratin, Guru di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok, (24 April 2014,pukul 10.20 WIB), di Ruang Guru SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

Page 86: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

69

terjadi di sekolah seperti kepala sekolah kurang berkomunikasi dengan

baik dengan para guru. Seperti yang di jelaskan oleh Suratin yang

menyatakan bahwa “dalam penerapannya kepala sekolah hanya

melibatkan beberapa pihak saja dan kurang berkomunikasi dengan semua

pihak”.9 Selaras dengan yang di kemukakan oleh Suratin, dalam

penerapannya Ismidarsyah menyatakan bahwa “kepala sekolah dalam

beberapa hal kurang berkomunikasi dengan para guru dan kepala sekolah

hanya mengambil sikap sendiri”.10

Dari penjelasan yang di sampaikan oleh Suratin dan Ismidarsyah

tersebut terlihat bahwa dalam penerapan manajemen konflik di sekolah,

kepala sekolah tidak melibatkan semua pihak dan hanya melibatkan pihak-

pihak tertentu saja seperti pada tingkat pimpinan saja. Selain itu kepala

sekolahpun hanya mengambil sikap sendiri.

Hal tersebut dilakukan kepala sekolah dikarenakan terkadang

bawahannya tidak paham dengan apa yang dimaksudkan oleh kepala

sekolah. Pendapat tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdul

Hamid yang menyatakan bahwa “terkadang dalam penerapan manajemen

konflik kepala sekolah langsung mengambil sikap sendiri. Hal tersebut

dikarenakan bawahan terkadang tidak paham dengan apa yang

dimaksudkan oleh kepala sekolah”.11

Dari uraian yang telah dijelaskan tersebut dapat penulis simpulkan

bahwa dalam penerapan manajemen konflik dan kebijakan lain di sekolah

para guru beranggapan bahwa kepala sekolah kurang berkomunikasi

dengan para guru atau bawahannya. Namun menurut menurut kepala

sekolah sendiri hal tersebut dilakukan karena terkadang para bawahannya

tidak mengerti dengan apa yang dimaksud atau yang diinginkan oleh

kepala sekolah. Oleh karena itu terkadang kepala sekolah mengambil sikap

sendiri tanpa berkomunikasi terlebih dahulu.

9 Wawan cara dengan Suratin.10 Wawan cara dengan Ismidarsyah, Guru di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok, (30 April

2014, pukul 09.15 WIB), di Ruang Guru SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.11 Wawancara dengan Abdul Hamid.

Page 87: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

70

Di SMK Al-Hasra tidak memiliki guru Bimbingan Konseling (BK),

peran BK di sekolah digantikan oleh wali kelas dan pembina OSIS. Seperti

yang dikemukakan oleh Suratin yang menyatakan bahwa “sekolah tidak

memilik guru BK dan peran BK tersebut digantikan oleh wali kelas dan

pembina OSIS dan ketika permasalah sudah klimaks permasalahan

tersebut akan disampaikan kepada pimpinan”.12 Pendapat tersebut selaras

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Helmidar yang menyatakan

bahwa “disekolah belum memiliki guru BK, dan peran BK dirangkap oleh

wali kelas, pembina OSIS, wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan

Kepala Sekolah”.13

Dari pendapat yang dikemukakan oleh Suratin dan Helmidar

tersebut terlihat bahwa sekolah tidak memiliki guru BK sendiri. Dan dalam

penerapannya, peran dari BK di sekolah dirangkap oleh wali kelas,

pembina OSIS, wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan kepala

sekolah.

Seharusnya untuk membantu sekolah dalam memperbaiki akhlaq

siswa agar lebih taat terhadap para guru, sekolah mengadakan kegiatan-

kegiatan yang dapat memperdalam akhlaq siswa tersebut. Menurut kepala

sekolah yang menyatakan bahwa “dalam memperbaiki akhlaq siswa selain

dengan mengadakan pengajian bulanan, sekolah juga mengadakan

kegiatan BTQ (Baca Tulis Qur’an). Namun kegiatan tersebut dilakukan

hanya ketika terdapat jam pelajaran kosong saja”.14

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan BTQ

dapat dikatakan kurang berjalan efektif, karena kegiatan tersebut dilakukan

hanya ketika terdapat jam pelajaran kosong saja.

Sebagaimana teori yang ada mengenai penerapan, dari hasil yang

didapat dalam penelitian ini terlihat kepala sekolah dalam menerapkan

12 Wawan cara dengan Suratin.13 Wawawncara dengan Helmidar.14 Wawancara dengan Abdul Hamid.

Page 88: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

71

fungsi dari penerapan pengendalian konflik disekolah kurang

berkomunikasi dengan para bawahannya. Seharusnya sebagaimana teori

yang ada mengenai penerapan, selain kepala sekolah memberikan arahan

kepada bawahannya untuk bergerak sesuai dengan perencanaan yang ada,

seharusnya kepala sekolah juga dapat berkomunikasi dan berkoordinasi

dengan baik dengan para bawahannya agar pekerjaan dapat sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai.

d. Pengawasan

Dalam penerapan manajemen konflik disekolah, agar semua

berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan agar keadaan di

dalam sekolah menjadi terkendali, selain adanya perencanaan,

pengorganisasian, penerapan, juga dibutuhkan pengawasan. Hal tersebut

dilakukan oleh kepala sekolah, kepala sekolah mengawasi keadaan di

sekolah baik itu kinerja para bawahannya ataupun keadaan siswanya.

Dalam melakukan pengawasan dalam manajemen konflik di

sekolah, kepala sekolah bekerja sama dengan beberapa aspek seperti

dengan pembina OSIS, dan juga pihak keamanan sekolah. Pendapat

tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdul Hamid yang

menjelaskna bahwa “dalam pengawasan yang dilakukan, kepala sekolah

melibatkan pembina OSIS, dan pihak keamanan sekolah untuk membantu

kepala sekolah mengawasi dan memberi informasi ketika terjadi

konflik”.15

Selain itu pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

mengawasi siswa dan bawahannya adalah dengan cara mengontrol ke

dalam kelas untuk memperhatikan keadaan siswa dan guru. pendapat

tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Jamaruddin yang menyatakan

bahwa “pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan

datang ke kelas untuk mengontrol kegiatan pembelajaran guru dan siswa

hal tersebut untuk mengetahui bagaimana keharmonisan yang terjalin

15 Wawancara dengan Abdul Hamid.

Page 89: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

72

antara siswa dan guru”.16 selaras dengan yang di jelaskan oleh Jamaruddin,

menurut Suratin yang menjelaskan:

“... pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengansering mengontrol ke dalam kelas dan memperhatikanperkembangan siswa baik di dalam ataupun di luar kelas. Kemudiankepala sekolah pun juga berkomunikasi dengan orang tua siswauntuk membantu mengawasi para siswa dan memberikan arahan. Haltersebut dilakukan dalam mengantisipasi terjadinya konflik... ”.17

Menurut Helmidar, “dalam mengawasi para guru dan bawahannya,

selain dengan berkomunikasi kepala sekolah juga menggunakan lembar

kontrol dan buku pembinaan, yang mana hal tersebut digunakan untuk

memantau para bawahannya yang bermasalah untuk diberikan arahan dan

diberi penangan yang berjenjang”.18

Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat penulis

simpulkan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah

dengan cara datang ke kelas untuk memantau kegiatan pembelajaran

antara siswa dan guru. hal tersebut dilakukan untuk mengetahui

keharmonisan yang terjalin antara siswa dan guru. selain itu pengawasan

yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan berkomunikasi dengan

orang tua siswa untuk membantu mengawasi para siswa dalam mencegah

terjadinya konflik. Kepala sekolah dalam pengawasannya dibantu oleh

guru BK (Bimbingan Konseling) dan pihak keamanan sekolah. Dan dalam

mengawasi guru di sekolah, selain dengan cara berkomunikasi, kepala

sekolah juga menggunakan lembar kontrol dan buku pembinaan yang

digunakan untuk guru yang bermasalah untuk diberikan arahan dan

diberikan penanganan berjenjang.

Dari teori yang ada mengenai pengawasan dalam manajemen

konflik, terlihat bahwa kepala sekolah telah menerapkan pengawasan

tersebut sesuai dengan teori yang ada. Seperti halnya kepala sekolah selalu

16 Wawancara dengan Jamaruddin.17 Wawancara dengan Suratin.18 Wawancara dengan Helmidar.

Page 90: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

73

memantau dengan datang ke kelas untuk memantau kegiatan pembelajaran

dan keharmonisan antara siswa dan guru.

e. Jenis Konflik

Jenis konflik yang terjadi dalam sebuah sekolah tentunya beraneka

ragam contohnya seperti konflik antar pelajar, dan masih banyak lagi jenis

konflik yang terjadi. Dan jenis konflik yang terjadi di dalam SMK AL-

Hasra dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Konflik siswa dengan siswa

Menurut Muhammad Khoirul Falah yang menyatakan bahwa

“masalah di sekolah yang paling sering melibatkan siswa adalah

seperti perkelahian antar siswa, palak memalak yang dilakukan oleh

senior kepada adik kelasnya”.19

2) Konflik guru dengan siswa

Menurut Dwilingga Hesya Ramadhanty mengenai jenis konflik yang

biasa terjadi di sekolah ia menyatakan bahwa “permasalahan yang

terjadi biasanya adalah perkelahian antara siswa dengan guru yang

mana siswa menggerutu mengenai guru tersebut yang cara

mengajarnya tidak mengasikkan”.20

3) Konflik guru dengan kepala sekolah

Menurut Jammaruddi “konflik yang terjadi antara guru dan kepala

sekolah adalah lebih kepada tidak sepahaman guru terhadap kepala

sekolah.21

Sesuai dengan teori yang ada, jenis konflik yang terjadi tentunya

beraneka ragam, salah satunya ialah konflik interpersonal. Dan dari uraian

asil penelitian yang didapat tersebut terlihat jelas bahwa konflik yang

terjadi adalah lebih kepada konflik antar individu di sekolah seperti

19 Wawancara dengan Muhammad Khoirul Falah, Siswa di SMK AL-Hasra BojongsariDepok, (06 Mei 2014, pukul 10.25 WIB), di Ruang OSIS SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

20 Wawancara dengan Dwilingga Hesya Ramadhanty, Siswi di SMK AL-Hasra BojongsariDepok, (06 Mei 2014, pukul 09.20 WIB), di Ruang OSIS SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

21Wawancara dengan jamaruddin

Page 91: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

74

perkelahian antar siswa dan siswa dengan guru. Seharusnya pihak sekolah

terlebih guru lebih memberikan perhatian dan pengawasan kepada

siswanya agar hal tersebut dapat terkendali hingga tidak berkepanjangan.

Dan kepala sekolah sebagai pemimpin seharusnyapun lebih dapat

memberikan tindakan tegas namun mendidik kepada para pihak yang

terlibat konflik tersebut.

f. Penyebab Konflik

Terjadinya sebuah konflik dalam organisasi tentu ada penyebabnya

seperti perbedaan pendapat, perbedaan latar belakang dan sebagainya yang

yang mungkin akan menyebabkan terjadinya sebuah konflik. Begitupun

konflik yang terjadi di dalam SMK AL-Hasra tentu terdapat penyebab

yang melatar belakangi konflik itu terjadi. Dan penyebab konflik yang

terjadi di dalam SMK AL-Hasra dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

jenis, yaitu:

1) Penyebab konflik antara siswa dengan siswa

Penyebab konflik antara siswa dengan siswa lebih kepada faktor

senioritas, seperti kaka kelas yang melakukan pemalakan kepada adik

kelasnya yang baru.

2) Penyebab konflik guru dengan siswa

Abdul hamid menjelaskan bahwa konflik yang terjadi antara guru dan

siswa lebih kepada kurangnya kemampuan mengajar guru dan siswa

merasa tidak puas dengan cara mengajar guru tersebut. Siswapun

bercerita kepada guru lain mengenai ketidakpuasan mereka kepada

salah seorang guru di sekolah.22

3) Penyebab konflik guru dengan kepala sekolah

Menurut Abdul Hamid yang menjelaskan bahwa:

“... konflik yang terjadi antara guru dan kepala sekolahdisebabakan karena guru merasa tidak adil dengan kebijakan yangdilakukan oleh kepala sekolah sedangkan para guru tidak pahamdengan kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah tersebut.

22 Wawancara dengan Abdul Hamid

Page 92: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

75

Misalnya kebijakan mengenai nominal yang diberikan kepada guru,Padahal sekolah memberikan sesuatu kepada guru berdasarkan darikinerja dari guru tersebut.23

Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa konflik yang terjadi antara

kepala sekolah dengan guru lebih kepada ketidak pahaman guru terhadap

kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah hingga guru merasa tidak

adil kebijakan tersebut. Misalnya adalah kebijakan mengenai nominal

insentif yang di dapatkan oleh guru berdasarkan kinerja. Seharusnya

kepala sekolah mengkomunikasikan kepada para guru mengenai kebijakan

yang diberikan berdasarkan kinerja guru dengan harapan guru mengerti

dan menyadarinya.

Baiknya kepala sekolah dapat berkomunikasi dengan baik kepada

para guru dan bawahannya agar tidak terdapat permasalahan yang timbul

karena kurangnya komunikasi kepala sekolah dengan bawahan. Hal

tersebut selaras dengan yang dijelaskan oleh Helmidar yang menyatakan

bahwa “kepala sekolah kurang berkomunikasi dengan bawahannya pada

hal tertentu hingga beberapa kegiatan menjadi bermasalah”.24 Dan hal

tersebut juga dijelaskan oleh Salsya Billa Rachmadanti yang menjelaskan

bahwa “keharmonisan yang terjalin antara siswa dan kepala sekolah

berjalan kurang harmonis. Hal tersebut disebabkan karena kepala sekolah

kurang berkomunikasi dan berinteraksi dengan para siswa.25

g. Penanganan Konflik

Konflik yang terjadi tentunya harus segera ditangani agar konflik

tersebut tidak berlarut-larut dan mungkin akan berdampak buruk terhadap

perkembangan suatu organisasi. Banyak cara dalam menangani konflik,

bisa dengan cara berkomunikasi, mediasi dan masih banyak lagi cara

dalam menangani konflik yang terjadi. Begitupun cara yang dilakukan

23 Wawancara dengan Abdul Hamid.24 Wawancara dengan Helmidar.25 Wawancara dengan Salsya Billa Rachmadanti, Siswi di SMK AL-Hasra Bojongsari

Depok, (06 Mei 2014, pukul 11.05 WIB), di Ruang OSIS SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

Page 93: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

76

oleh SMK AL-Hasra. Dalam menangani terjadinya konflik di sekolah

penanganan yang diberikan dapaat diklasifikasikan menjadi beberapa

jenis, yaitu:

1) Penangan konflik antara siswa dengan siswa

Cara penanganan yang dilakukan ketika terjadi konflik antar siswa

ialah dengan cara pemanggilan siswa yang bermasalah oleh wali kelas

untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dan ketika wali kelas

tidak dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, wali kelas

menyerahkah permasalahan tersebut kepada kepala sekolah untuk

membantu mencari solusi.

2) Penanganan konflik antara guru dengan siswa

Dalam menangani konflik yang sedang terjadi antara guru dengan

siswa, Sawitri Retno menjelaskan bahwa:

“... penangan yang dilakukan dalam mengatasi konflik disekolah(konflik yang terjadi antara guru dan siswa) terbagi menjadibeberapa tahapan:1) Konflik diselesaikan terlebih dahulu antara guru dengan siswa.2) Ketika konflik siswa tidak terselesaikan oleh guru disampaikan

pada wakil kepala sekolah bidang kurikulum.3) Ketika konflik pada tingkat wakil kepala sekolah bidang

kurikulum tidak terselesaikan konflik tersebut disampaikankepada kepala sekolah.

4) Dan ketika konflik tersebut tidak terselesaikan pada tingkatkepala sekolah, diadakan rapat bersama untuk menyelesaikankonflik tersebut... ”.26

Dari pendapat yang telah diuraikan oleh Sawitri Retno tersebut

terlihat bahwa dalam penyelesaian konflik yang terjadi di sekolah

terdapat tahapan yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan konflik.

Mulai dari masalah tersebut diselesaikan oleh guru sendiri, ketika

tidak dapat terselesaikan masalah tersebut disampaikan oleh guru

kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk membantu

dalam menyelesaikan konflik yang terjadi tersebut, dan ketika wakil

kepala sekolah bidang kurikulum tidak dapat menyelesaikannya

26 Wawancara dengan Sawitri Retno.

Page 94: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

77

kemudian masalah tersebut disampaikan kepada kepala sekolah. Dan

ketika kepala sekolah pun tidak dapat menyelesaikan konflik tersebut,

kemudian diadakan rapat bersama untuk bersama-sama mencari solusi

yang tepat untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi tersebut.

3) Penanganan konflik antara guru dengan kepala sekolah

Konflik disekolah tentunya tidak hanya terjadi antara guru dan siswa,

akan tetapi konflikpun dapat terjadi pula pada guru dan kepala

sekolah. Dan ketika konflik tersebut terjadi antara guru dengan kepala

sekolah yang membantu menangani hal tersebut ialah pihak yayasan.

Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdul Hamid yang

menyatakan bahwa ketika terjadi permasalahan antara kepala sekolah

dan guru, kepala sekolah memanggil guru yang sedang bermasalah

tersebut kemudian berkomunikasi langsung untuk sama-sama mencari

solusi.27 Selaras dengan pendapat Abdul Hamid, menurut Suratin

Ketika konflik tersebut terjadi antara guru dan kepala sekolah ialah

“kepala sekolah biasanya memanggil guru tersebut dan berkomunikasi

dengan guru yang bersangkutan secara pribadi”.28

Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat penulis

simpulkan bahwa dalam penanganan konflik yang terjadi di sekolah baik

konflik yang terjadi antara guru dengan guru ataupun guru dengan kepala

sekolah dilakukan dengan cara berkomunikasi secara pribadi kepada pihak

yang bersangkutan dan mencari solusi bersama terhadap permasalahan

yang sedang dihadapi dan untuk permasalahan yang terjadi antara guru dan

kepala sekolah, ketika permasalahan tersebut tidak mampu diselesaikan

oleh kedua belah pihak, permasalahan tersebut dilaporkan kepada pihak

yayasan untuk membantu mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi.

27 Wawancara dengan Abdul Hamid28 Wawancara dengan Suratin.

Page 95: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

78

h. Pengaruh Konflik

Konflik yang terjadi di dalam organisasi tentunya akan

mempengaruhi perkembangan organisasi, entah pengaruh kearah yang

positif ataupun kearah yang akan berdampak buruk terhadap

perkembangan organisasi tersebut. Karena ketika konflik terjadi tentu akan

mempengaruhi kinerja para anggota dalam organisasi tersebut. Di dalam

SMK AL-Hasra sendiri pegaruh yang ditimbulkan akibat terjadinya

konflik dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Pengaruh konflik pada siswa

Menurut Sastria Putra Laksmana yang menyatakan bahwa “akibat

adanya masalah dengan guru disekolah membuat siswa jadi malas dan

bosan mengikuti pelajaran guru tersebut”.29

2) Pengaruh konflik pada guru

Menurut Ade Kurniawati Ramadhan, akibat konflik antara guru dan

siswa membuat guru jadi malas mengajar apabila guru tersebut telah

kesal terhadap muridnya.30 Selain pengaruh negatif yang terjadi,

konflikpun menghasilkan pengaruh positif kepada guru, hal tersebut

sebagaimana menurut Ismidarsyah yang menyatakan bahwa “konflik

yang terjadi antara guru membuat guru meningkatkan kinerja dalam

mengajar”.31

3) Pengaruh konflik pada kepala sekolah

Pengaruh konflik yang terjadi pada kepala sekolah, membuat kepala

sekolah dalam beberapa hal mengambil sikap sendiri, hal tersebut

sebagaimana dijelaskan oleh Ismidarsyah yang menyatakan bahwa

“kepala sekolah dalam beberapa hal kurang berkomunikasi dengan

para guru dan kepala sekolah hanya mengambil sikap sendiri”.32

29 Wawancara dengan Sastria Putra Laksmana, Siswa di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok,(06 Mei 2014, pukul 11.27 WIB), di Ruang OSIS SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

30 Wawancara dengan Ade Kurniawati Ramadhan, Siswa di SMK AL-Hasra BojongsariDepok, (06 Mei 2014, pukul 09.00 WIB), di Ruang OSIS SMK AL-Hasra Bojongsari Depok.

31 Wawancara dengan Ismidarsyah.32 Wawancara dengan Ismidarsyah.

Page 96: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

79

Sebagaimana teori yang ada mengenai pengaruh konflik, terlihat

bahwa hasil penelitian yang didapat mengenai pengaruh konflik yang

terjadi di sekolahpun terbagi menjadi pengaruh positif dan pengaruh

negatif. pengaruh positif yang terjadi pada guru membuat para guru lebih

meningkatkan kinerja dan cara mengajar menjadi lebih baik, dan pengaruh

positif yang terjadi pada siswa membuat siswa lebih meningkatkan prestasi

belajarnya. Sedangkan pengaruh negatif yang terjadi membuat siswa

menjadi malas untuk belajar. Begitupun dengan guru, membuat guru malas

mengajar ketika merasa sangat kesal kepada siswanya.

Seharusnya dari konflik yang pernah terjadi antar individu di

sekolah menjadikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan dan

menjaga keharmonisan yang terjalin disekolah. Dan kepala sekolahpun

agar lebih bekomunikasi kepada para bawahan dan para siswanya agar

antar individu di sekolah dapat saling membantu untuk mencegah

terjadinya konflik di sekolah.

Terdapatnya manajemen konflik di sekolah tentunya akan sangat

berpengaruh dalam penanganan konflik yang terjadi di sekolah. Dan dalam

penerapan manajemen konflik di sekolah. Kepala sekolah tidak dapat

bekerja sendiri dalam penerapannya, akan tetapi butuh kerjasama dari

semua aspek yang terkait di dalam sekolah seperti guru, tenaga

kependidikan, siswa. Selain itu dukungan dari pihak luar seperti pihak

kepolisisan setempat, peran oraang tua, partisipasi masyarakat juga sangat

membantu dalam mengatasi terjadinya konflik di sekolah.

Page 97: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil data yang penulis telah sajikan pada bab IV,

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi manajemen konflik yang dilakukan oleh kepala sekolah

SMK AL-Hasra Bojongsari Depok sudah berjalan cukup baik dalam

faktor penyelesaian konflik yang terjadi di sekolah. Hanya saja kepala

sekolah kurang dalam berkomunikasi, baik dengan bawahannya maupun

dengan para siswanya. Kepala sekolah berkomunikasi dengan

bawahannya hanya disaat tertentu saja bahkan terkadang mengambil

tindakan sendiri.

2. Cara kepala sekolah mengoptimalkan manajemen konflik di sekolah

ialah dengan berusaha membangun komunikasi dengan baik dan

mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan sifat setiap individu, karena

sifat setiap individu tentunya berbeda-beda di sekolah. Selain itu cara

yang dilakukan oleh kepala sekolah ialah dengan mengadakan buku

pembinaan yang dikhususkan untuk para guru dan buku kasus untuk para

siswa. Hal tersebut untuk memperhatikan kemungkinan timbulnya kasus.

Ketika terjadi konflik, kepala sekolah akan langsung memangil pihak

yang terkait.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka tidak

berlebihan jika penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

4. Seharusnya kepala sekolah dapat berkomunikasi dengan bawahannya dan

juga dengan para murid.

5. Sekolah membuat program dalam menangani konflik yang terjadi di

sekolah secara tertulis.

Page 98: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

81

6. Dalam penyelesaian konflik di sekolah, seharusnya kepala sekolah berdiskusi

juga dengan para bawahannya untuk sama-sama mencari jalan keluar.

7. Untuk para guru agar dapat lebih profesional dalam menjalankan tugasnya

sebagai pendidik, dan tidak membawa permasalahan yang sedang dihadapi ke

dalam kelas.

8. Sekolah seharusnya memiliki guru BK sendiri. Hal tersebut dilakukan agar

guru yang merangkap sebagai guru BK dapat lebih fokus terhadap tugas dan

kewajibannya.

9. Sekolah lebih memaksimalkan program BTQ (Baca Tulis Qur’an). Hal

tersebut agar dapat membantu memperbaiki akhlaq siswa.

Page 99: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Budiamin, Amin dan Setiawati, Bimbingan Konseling¸ Jakarta: Departemen Agama

Republik Indonesia, 2009.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, Jakarta: PT Rajawali Pers,

2010.

Hani Handoko, T. Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE, 1998.

I. Chandra, Robby. Konflik dalam hidup sehari-hari. Yogyakarta: Kanisius. 1992.

J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 1991.

Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: CV. Aisyiah, 1971.

Kutha Ratna, Nyoman. Teori, metode, dan Teknik penelitian sastra, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2007.

Malo, Manasse dan Sri Trisnoningtias. Metode Penelitian Masyarakat, tt.p. t.p., tt.

Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen, Medan: Ghalia Indonesia, 1990.

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004.

Pickering, Peg. How to manaje conflict (Kiat menangani konflik). Jakarta:

Airlangga, 2001.

Prayitno & Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Asdi

Mahasatya, 2004.

R. Terry, George., & Leslie, W. Rue. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Bumi

Aksara, 1992.

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi, (Edisi Bahasa Indonesia), Jakarta:

Prenhallindo, 1996.

Soetopo, Hendayat. Perilaku Organisasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010.

Page 100: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif

dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.

Sujak, Abi. Kepemimpinan Manajer. Jakarta: Rajawali, 1990.

Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:

Rajawali Pers, 2011.

Winardi. Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan Pengembangan), Bandung:

Mandar Maju, 1994.

Winardi. Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta: Kencana, 2007.

Winardi. Motivasi & pemotivasian dalam manajemen, Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2002.

Wirawan. Konflik dan manajemen konflik, Jakarta: Salemba Humanika, 2009.

Data-data SMK AL-Hasra Bojongsari Depok, Tahun 2013-2014.

Page 101: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Irfan Ardian

NIM : 1110018200040

Program Studi : Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Implementasi Manajemen Konflik di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok

Pembimbing : Mashyuri, AM. M, Pd.

No. Buku SumberHalamanReferensi

HalamanSkripsi

ParafPembimbing

BAB I

1.

Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: CV. Aisyiah,

1971). 433 1

2.Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990).

VII 2

Page 102: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

3.

Winardi, Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2001). 165 3

4.

Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: CV. Aisyiah,

1971). 415 3

BAB II

6.George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta:

Bumi Aksara, 1992). 1 7

7. T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13. 11 7

8. T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13. 8 7

9. T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13. 10 7

10.

T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

346 8

Page 103: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

11.T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

21 9

12.T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

22 10

13.

T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

23 11

14.M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Medan: Ghalia Indonesia, 1990)

38-39 11

15.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

27 12

16.T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

24 12

17.T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

24 12

18.

M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Medan: Ghalia Indonesia, 1990),Cet. 13. 119 13

19.T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

25 13

20.T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

25 13

Page 104: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

19.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2

27 13

20.T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. 13.

26 14

21.

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 100 15

22.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 107 15

23.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 111 16

24.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 115 17

25.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 115 17

26.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 118 17

27.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 118 17

28.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 120 18

29.E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2004), Cet. 3. 120 18

30.Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:PT Asdi Mahasatya, 2004), Cet. 2. 130 19

Page 105: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

31.Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan Konseling¸ (Jakarta: DepartemenAgama Republik Indonesia, 2009), Cet. 1. 5 19

32.Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan Konseling¸ (Jakarta: DepartemenAgama Republik Indonesia, 2009), Cet. 1. 9 20

33.Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:PT Asdi Mahasatya, 2004), Cet. 2. 197 20

34.Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:PT Asdi Mahasatya, 2004), Cet. 2. 202 21

35.

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:PT Asdi Mahasatya, 2004), Cet. 2. 209 21

36.

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:PT Asdi Mahasatya, 2004), Cet. 2. 215 21

37.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009), 4 21

38.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 5 22

39.Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), Cet. 1.

1 22

40.

Robby I. Chandra, Konflik dalam hidup sehari-hari, (yogyakarta: Kanisius,1992). 15 22

Page 106: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

41.

Robby I. Chandra, Konflik dalam hidup sehari-hari, (yogyakarta: Kanisius,1992). 15-16 22

42.Peg Pickering, How to manage conflict, (Kiat menangani konflik), (Jakarta:Airlangga, 2001 ). 1 22

43.Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Edisi Bahasa Indonesia), ( Jakarta:Prenhallindo, 1996), Cet. 2. 125 23

44.Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Edisi Bahasa Indonesia), ( Jakarta:Prenhallindo, 1996), Cet. 2. 125 23

45.Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Edisi Bahasa Indonesia), ( Jakarta:Prenhallindo, 1996), Cet. 2. 125 23

46.Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Edisi Bahasa Indonesia), ( Jakarta:Prenhallindo, 1996), Cet. 2. 125 24

47.Hendayat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2010), Cet. 1. 272 24

48.Udae Pareek, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo,1996), cet. 3. 179 26

49.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 55 26

50.Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), Cet. 1.

8 26

Page 107: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

51.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 55 26

52.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

392 27

53.

Winardi, Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2002), Cet. 2. 167 27

54.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

392 27

55.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 55 27

56.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 55 27

57.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 55 28

58.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 56 29

59.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

11 29

60.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

439 29

61.Hendayat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2010), Cet. 1. 274 30

Page 108: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

62.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 62 30

63.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 62 30

64.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 59 30

65.Hendayat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2010), Cet. 1. 274 31

66.Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1.

152 31

67.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 61 31

68.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

386 32

69.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

386 33

70.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 106 33

71.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 106 33

72.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

389 36

Page 109: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

73.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 107 34

74.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 107 34

75.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

389 34

76.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 109 35

77.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

390 35

78.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 108 35

79.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 108 36

80.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 108 36

81.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

390 36

82.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 111 36

83.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 111 37

Page 110: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

84.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 129 37

85.Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1.

150 37

86.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 132 39

87.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 132 39

88.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 132 40

89.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 133 40

90.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 134 41

91.Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1.

166-168 41

92.Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), Cet. 1.

18 41

93.Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1.

168 41

94.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 139 42

95.Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1.

169 42

Page 111: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

96.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 138 42

97.Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1.

170 42

98.Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta: Salemba Humanika,2009). 138 42

99.Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, (Jakarta: Rajawali, 1990), cet. 1.

170 43

100.Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), Cet. 1.

19 43

101.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

419 43

102.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

419 43

103.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

453 43

104.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2.

452 44

105.Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), Cet. 1.

86 44

BAB III

106.Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), Cet. 11. 140 48

107.Nyoman Kutha Ratna, Teori, metode, dan Teknik penelitian sastra,(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007), cet. 3. 46 48

Page 112: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

108.Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2010), Cet. 28. 4 49

109

Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011). 42 49

110.

Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011). 42 51

111.

Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011). 51 52

112.Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), Cet. 11. 152 52

113.Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), Cet. 11. 164 54

114.Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), Cet. 11. 164 54

115.Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: PTRajawali Pers, 2010), Cet. 1. 78 55

116.Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: CV ALFABETA,1998). 96 55

117.Manasse Malo dan Sri Trisnoningtias, Metode Penelitian Masyarakat, (tt.p.t.p., tt). 73 55

118. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: PT 79 55

Page 113: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

Rajawali Pers, 2010), Cet. 1.

119.Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: PTRajawali Pers, 2010), Cet. 1. 79 55

119.Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: PTRajawali Pers, 2010), Cet. 1. 80 56

120.Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: PTRajawali Pers, 2010), Cet. 1. 80 56

121.Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: PTRajawali Pers, 2010), Cet. 1. 81 56

Jakarta, 26 Juni 2014Pembimbing Skripsi

Masyhuri, AM. M. PdNIP. 19500518 198703 1002

Page 114: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

LAMPIRAN

Page 115: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

Lampiran 1 Hasil Wawancara

1. Interviewer : Irfan Ardian

2. Interviewee : Abdul Hamid, S.Ag (Kepala Sekolah)

a. Pertanyaan : Bagaimana perencanaan kepala sekolah dalam

pengelolaan konflik disekolah?

Jawaban : Perencanaan di sekolah secara terprogram dalam

pengelolaan konflik tidak ada, namun yang dilakukan sebagai kepala

sekolah ialah dengan cara membangun komunikasi kepada bawahan

dengan baik dan mampu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan sifat

setiap individu, karena sifat setiap individu tentunya berbeda-beda di

sekolah.

b. Pertanyaan : Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan pengendalian

konflik di sekolah?

Jawaban : Dalam penanganan konflik di sekolah kepala sekolah

hanya melibatkan orang perorang tergantung spesifikasi dari konflik

yang sedang dihadapi

c. Pertanyaan : Bagaimana proses perencaan pengendalian konflik

berjalan?

Jawaban : Dalam penerapan terkadang kepala sekolah langsung

mengambil sikap sendiri. Hal tersebut dikarenakan bawahan terkadang

tidak paham dengan apa yang dimaksudkan oleh kepala sekolah.

Depok , 23 April 2014

Kepala SMK AL-Hasra Bojongsari Depok

Abdul Hamid, S.Ag.

Page 116: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

1. Interviewer : Irfan Ardian

2. Interviewee : Dra. Helmidar (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum)

a. Pertanyaan : Apa hasil dari perencanaan pengendalian konflik yang

telah ada atau dibuat di sekolah?

Jawaban : Dalam mengendalikan konflik di sekolah mengadakan

buku pembinaan untuk para guru dan buku kasus untuk para siswa yang

mana setiap guru yang bermasalah ataupun siswa yang bermasalah di data

untuk diberi penanganan berjenjang.

b. Pertanyaan : Bentuk pengawasan seperti apa yang ibu lakukan untuk

membantu kepala sekolah dalam mencegah terjadinya konflik?

Jawaban : Membantu dalam mengawasi para guru dan siwa, dengan

dan menangani guru dan siswa yang bermasalah dengan menggunakan

lembar kontrol dan buku pembinaan, yang mana hal tersebut digunakan

untuk memantau para bawahannya yang bermasalah untuk diberikan

arahan dan diberi penangan yang berjenjang

Depok, 30 April 2014

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Dra. Helmidar.

Page 117: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

1. Interviewer : Irfan Ardian

2. Interviewee : Suratin S.Pd. (Guru)

a. Pertanyaan :Apa bentuk partisipasi ibu sebagai guru dalam membantu

mengatasi terjadinya konflik di sekolah?

Jawaban : Membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang

sedang dihadapi sekolah dan terutama permasalahan pada siswa, serta

memberi masukan dalam forum.

b. Pertanyaan :Kesulitan seperti apa yang didapat para guru dalam

mengatasi konflik yang terjadi di sekolah?

Jawaban : Kesulitan yang terjadi ketika permasalahan pada siswa

kesulitannya pada kerjasama dengan orang tua siswa dan kedekatan

emosional. Sedangkan kesulitan yang terjadi ketika permasalahan pada

guru kesulitannya karena sama-sama satu profesi dan memiliki karakter

yang beraneka ragam.

c. Pertanyaan : Adakah kerjasama yang dilakukan oleh guru dengan pihak

lain dalam mencegah terjadinya konflik disekolah?

Jawaban : Guru bekerjasama dengan wali murid, wali kelas, pembina

OSIS, dan para guru.

Depok, 24 April 2014

Guru

Suratin, S.Pd.

Page 118: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

1. Interviewer : Irfan Ardian

2. Interviewee : Sastria Putra Laksamana (Ketua Osis)

a. Pertanyaan : Bagaimana keharmonisan yang terjalin antara siswa

dengan guru atau siswa dengan kepala sekolah?

Jawaban : Keharmonisan yang terjadi antara guru dan siswa terjalin

dengan baik, karena guru di SMK AL-Hasra dapat mengerti keinginan

para siswa dan dalam proses pembelajaran menyelinginya dengan

candaan. Sedangkan keharmonisan yang terjalin dengan kepala sekolah

kurang harmonis, karena kepala sekolah kurang berkomunikasi dengan

para siswa dan terkadang kepala sekolah sulit untuk ditemui.

b. Pertanyaan : Sikap seperti apa yang biasanya ditunjukan oleh siswa

kepada guru atau sekolah ketika terjadi konflik antar guru dan siswa?

Jawaban : Sikap yang biasanya saya tunjukan biasanya adalah

dengan cara menghadapinya, namun untuk siswa lain menghadapinya

dengan membolos, dan malas mengikuti pelajaran ketika sedang

bermasalah dengan guru.

Depok, 06 Mei 2014

Ketua Osis SMK AL-Hasra

Page 119: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

Lampiran 2 Visi dan Misi Program Perbankan Syariah

VISI

Terwujudnya tamatan keahlian Perbankan Syariah yang kompeten, mandiri,

berkepribadian islami, mampu bersaing baik dalam pasar kerja, maupun masuk

ke perguruan tinggi.

INDIKATOR VISI

Tamatan keahlian Perbankan Syariah yang kompeten :

1. Memiliki keterampilan dalam bidang Perbankan Syariah.

2. Memiliki wawasan pengetahuan dan teknologi dalam bidang Perbankan

Syariah.

3. Memilik kemampuan mengkomunikasikan keterampilan baik secara lisan,

tulisan, maupun unjuk kerja dalam bidang keahlian Perbankan Syariah.

4. Memiliki pengalaman kerja sesuai dengan bidang keahlian Perbanakan

Syariah.

5. Memiliki sertifikat kompetensi dari lembaga sertifikasi kompetensi

keahlian Perbankan Syariah.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menanamkan nilai-

nilai aqidah Islam, ketaan menjalankan ibadah, berakhlaqul kharimah

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mata pelajaran kejuruan (teori

dan praktek) yang diakui oleh lembaga sertifikasi kejuruan.

3. Mengembangkan sikap dan jiwa enterpreneurship pada peserta didik.

4. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran bahasa asing serta

penguasan teknologi.

5. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran mata pelajaran science.

6. Melaksanakan science.

7. Melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler untuk menggali dan

mengembangkan minat, bakat dan potensi peserta didik.

Page 120: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

Lampiran 3 Visi dan Misi Program Teknik Komputer Jaringan

VISI

Terwujudnya tamatan keahlian TKJ yang kompeten, mandiri, berkepribadian

islami, mampu bersaing dalam pasar kerja, maupun masuk ke perguruan tinggi.

MISI

Tamatan keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan yang kompeten :

1. Memiliki keahlian dalam bidang Tehnik Komputer dan Jaringan

2. Memiliki wawasan dan teknologi dalam bidang keahlian Tehnik Komputer

dan Jaringan

3. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan keterampilan bai secara lisan,

tulisan maupun unjuk kerja dalam keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan

4. Memiliki Pengalaman kerja sesuai dengan bidang keahlian Tehnik Komputer

dan Jaringan

5. Memiliki Sertifikat kompetensi dari lembaga sertifikasi Kompetensi Keahlian

Tehnik Komputer dan Jaringan

Page 121: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan
Page 122: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan
Page 123: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan
Page 124: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan
Page 125: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan
Page 126: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24986/4/IRFAN... · mengoptimalkan penerapan manajemen konflik. Penelitian yang dilakukan

Lampiran 8 Biodata Penulis

Irfan Ardian. Lahir pada hari Minggu, 14 Juni 1992 di Tangerang, Banten.Pendidikan formalnya ditempuh di SDN Pamulang IV Tangerang, tahun 1998-2004, MTs Muhammadiyah 01 Ciputat tahun 2004-2007, SMA TrigunaUtamatahun 2007-2010 dan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta JurusanManajemen Pendidikan tahun 2010-2014. Penulis pernah mengikuti organisasiIkatan Remaja Muhammadiyah (IRM) pada tahun 2006-2007, Organisasi IntraSekolah (OSIS) pada tahun 2008-2009, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) padatahun 2010 sampai saat ini, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) ManajemenPendidikan pada tahun 2012-2014, dan Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam(LAPENMI) pada tahun 2013-2014.

Email yang dapat dihubungi : [email protected]