1

Implementasi Industri 4.0, Pemerintah Bentuk KINbigcms.bisnis.com/file-data/1/2466/da6658f9_Des17-MultiPrimaSejaht... · akan membawa peluang besar untuk ... Tasikmalaya, Jawa Barat,

  • Upload
    ngodiep

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

9Sua ra Pem ba ru an Senin, 2 April 2018 Ekonomi & Keuangan

Kawan Lama Perbesar Segmen Produk Kebersihan[JAKARTA] Perusahaan yang bergerak di bidang penyedia peralatan indus- tri, PT Kawan Lama Se-jahtera catat kenaikan pen-jualan sebesar 30% pada 2017.

Asso ciate Director PT Kawan Lama Sejahtera Henry Louis mengatakan, kontribusi penjualan ter- besar berasal dari produk rumah tangga dan peralatan kebersihan.

Guna mendorong per-tumbuhan pada 2018, perse-roan menghadirkan produk baru Viper, cleaning machi-nes. Kawan Lama Se jahtera yang sudah menjadi distri-butor tunggal alat alat ke-bersihan dengan merek

Nilfisk A/S pun di tahun ini, kembali ditunjuk sebagi pe nyalur tunggal produk alat kebersihan merek Viper. Di mana, sasaran dari pro-duk asal Denmark ini lebih kepada industri dan komer-sial seperti di perhotelan, mal, dan restoran.

Masih Rendah“Industri kebersihan

dibanding negara ASEAN lainnya, Indonesia masih rendah dalam nilai industri-nya. Misalnya saja, Thai-land yang sangat tergantung pada pariwisatanya sehing-ga mau tak mau mereka akan dorong industri keber-sihannya. Namun, saat ini industri pariwisata Indo-

nesia sudah mulai berkem-bang. Hotel yang dulu ba-nyak dibangun di Bali seka-rang sudah banyak diba-ngun hotel-hotel bintang empat dan lima di kota lapis dua. Jadi, kami yakin indus-tri kebersihan akan berkem-bang,” ujarnya di Jakarta, pekan lalu.

Dengan adanya produk baru ini, maka pangsa pa- sar perseroan di bidang alat kebersihan mengalami pe-ningkatan dari sebelumnya 20% menjadi 30%.

Perseroan pun mema-tok, produk baru Viper yang terdiri dari vacuum cleaners dan floor polishers bisa ter-jual 250 unit pada tahun per- tamanya. [O-2]

Implementasi Industri 4.0, Pemerintah Bentuk KIN[JAKARTA] Pemerintah segera membentuk Komite Industri Na-sional (KIN) dalam upaya kesiapan mengimplementasikan perkem-bangan revolusi industri keempat (Industri 4.0). Komite ini diperlukan untuk memperkuat kerja sama dan memfasilitasi penyelarasan di antara kementerian dan lembaga terkait dengan para pelaku industri dalam negeri agar Indonesia mampu kom-petitif memasuki era digital tersebut.

“Komite industri nasional ini tu-juannya dipersiapkan untuk me-nyongsong era digital. Jadi, me-mang dibutuhkan koordinasi, baik itu terkait dengan harmonisasi regu-lasi, insentif-insentif fiskal, dan juga infrastruktur telekomunikasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Minggu (1/4).

Airlangga menjelaskan, berda-sarkan Undang-Undang Nomor 3

tahun 2014 tentang Perindustrian, dimungkinkan untuk membentuk komite tersebut yang akan dipimpin langsung oleh Presiden dan dikoor-dinasikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. “Nanti ren-cananya dibuatkan Perpres, sama seperti inisiasi kami mengenai TKDN, yang juga dibentuk tim un-tuk evaluasi,” jelasnya.

Dalam pelaksanannya, Ke-menterian Perindustrian telah me-rancang Making Indonesia 4.0 seba-gai sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi guna menerapkan sejumlah strategi Indonesia dalam menghadapi Industry 4.0. “Pengem-bangan roadmap ini, kita tidak ter-gantung hanya satu kementerian, te-tapi berbagai kementerian harus bersinergi,” tegas Airlangga.

Airlangga menjadwalkan pelun-curan peta jalan itu pada 4 April

2018. “Roadmap ini menjadi kesi-apan kita di era industri digital hing-ga 2030,” ujar Menperin. Salah sa- tu strategi Indonesia memasuki Industri 4.0 adalah menyiapkan lima sektor manufaktur yang akan men-jadi percontohan untuk memperkuat fundamental struktur industri Tanah

Air.Adapun kelima sektor tersebut,

yaitu industri makanan dan minum-an, industri otomotif, industri elek-tronik, industri kimia, serta industri tekstil. “Implementasi Industri 4.0 akan membawa peluang besar untuk merevitalisasi sektor manufaktur nasional dan menjadi akselerator dalam mencapai visi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030,” paparnya.

Dengan menerapkan Industri 4.0, Airlangga optimistis, target be-sar nasional dapat tercapai. Target itu secara garis besar, antara lain membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030, mengembalikan angka ekspor neto industri sebesar 10%, dan pening-katan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dibanding pe-ningkatan biaya tenaga kerja.

Target lainnya, adalah pening-katan kontribusi manufaktur terha-dap PDB menjadi 25% dan adanya tambahan lapangan pekerjaan serta pengalokasiaan 2% dari PDB untuk aktivitas R&D teknologi dan inova-si atau naik tujuh kali lipat dari saat ini. “Dengan adanya implementasi roadmap ini, akan membuat industri meningkatkan investasi dan mela-kukan ekspansi. Sehingga lapangan kerja baru akan terbuka,” ujarnya.

Menperin menambahkan, lang-kah dasar yang sudah diawali oleh Indonesia dalam kesiapan mema-suki era Industri 4.0, yakni mening-katkan kompetensi sumber daya manusia melalui program link and match antara pendidikaan dengan industri. “Upaya ini bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan di dunia industri,” pungkasnya. [E-8]

Pekerja menyelesaikan produksi tahu berbahan baku kedelai di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (31/3). Kemdag berencana melakukan penutupan impor kedelai secara bertahap pada 2020, dan mendorong swasembada komoditas kedelai. Kebutuhan kedelai nasional sekitar 2,7 juta ton, sedangkan produksi kedelai lokal 700.000 ton.

Kebutuhan Kedelai Nasional

ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI

ISTIMEWA

Airlangga Hartarto

langgeng
Typewriter
02 April 2018, Suara Pembaruan | Hal.9