Implementasi Ajaran Islam Dalam Mewujudkan Kebersihan Lingkungan

Embed Size (px)

Citation preview

Oleh :

KH. M. Aminudin Busthomi, M.Ag.Pimpinan

Pondok Pesantren Sulalatul Huda, Paseh Bojongsari, Kota Tasikmalaya Sekretaris Umum MUI Kota Tasikmalaya

PROLOGProses kerusakan lingkungan telah menjadi persoalan global yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dimanapun berada. Lingkungan bersih yang tak tercemar (pristine) manjadi barang langka yang sangat sulit bahkan hampir tak mungkin didapatkan.

Hampir semua tempat tidak luput dari masukan bahan pencemar baik melalui udara (misalnya: asap, hujan asam, ataupun pencemaran suara ataupun bau) maupun daratan (misalnya: transportasi, aliran sungai, dan lain-lain). Proses kerusakan tersebut bahkan terus merambah lingkungan yang dianggap tak mungkin tercemari seperti lautan lepas.

Kondisi Lingkungan KiniSecara nasional indeks lingkungan hidup nasional hanya 59,79 persen. Indeks lingkungan hidup Jawa Barat ada di urutan 25 dari 33 provinsi di Indonesia, yakni 49,69 persen. Pulau Jawa merupakan pulau yang indeks lingkungan hidupnya paling jelek yakni 54,41 persen.

Dilihat dari kualitas air, Jawa Barat ada di angka 15,33. Artinya kualitas air di Jawa Barat cukup memprihatinkan. Sementara kualitas udara masih sedikit lebih baik yakni 95,66. karena tutupan hutan Jawa Barat sekitar 38,69. Masih di atas peraturan UU yang minimal 30 persen tutupan hutannya. Sumber : Staf Khusus Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Gusti Nurpansyah.

Mengapa Terjadi?Manusia merupakan agen utama perusak lingkungan. Aktivitas manusia dapat merubah struktur rantai makanan, aliran energi, dan siklus kimia di dalam lingkungan sehingga pada akhirnya dapat merusak lingkungan.

Kerusakan lingkungan dalam pandangan Islam

Proses kerusakan lingkungan di darat dan lautan telah disitir dalam banyak ayat al-Quran. Di antaranya QS. Ar-rum ayat 41:Telah terjadi (tampak) kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah akan merasakan kepada mereka sebagian (akibat tindakan mereka) agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Selain itu, QS. 2 ayat 60 dan 205; QS. 5 ayat 64; QS. 7 ayat 85; dan beberapa surat lainnya yang juga menegaskan tentang peranan manusia dalam kerusakan lingkungan, melarang manusia untuk merusak lingkungan, dan sekaligus mengajak manusia memelihara lingkungan.

Dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan Islam dalam issu pencemaran lingkungan. Pertama, Islam menyadari bahwa telah dan akan terjadi kerusakan lingkungan baik di daratan dan lautan yang berakibat pada turunnya kualitas lingkungan tersebut dalam mendukung hajat hidup manusia. Kedua, Islam memandang manusia sebagai penyebab utama kerusakan dan sekaligus pencegah terjadinya kerusakan tersebut.

Dibutuhkan pendekatan dan pengelolaan yang terpadu untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan.

AJARAN ISLAM TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DAN MENGATASI KERUSAKAN LINGKUNGANBeberapa aspek yang dapat dilakukan menurut ajaran Islam dalam pengelolaan dan penjagaan kebersihan lingkungan yang terpadu adalah: 1. Pendidikan lingkungan Dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran yang mendalam bahwa Islam sangat memperhatikan lingkungan dan kesehatan.

Allah SWT menciptakan alam semesta beserta isinya dengan pertimbangan yang matang, seimbang, dan setiap ciptaanNya tersebut mempunyai manfaat dan fungsi. manusia adalah ciptaaanNya yang unik dan menjadikannya sebagai khalifah di bumi Allah SWT memberikan hak kepada manusia untuk mengambil manfaat dari bumi dan isinya namun Allah SWT juga memberi kewajiban pada manusia untuk menjaga bumi dan isinya.

2. Media massa Islam Media massa Islami harus diisi dengan pendidikan lingkungan, sehingga masyarakat menyadari hubungan agama dengan lingkungan dan arti penting hubungan tersebut demi kesejahteraan dan kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk kalangan dewasa, media massa perlu juga menyisipkan pendidikan mengenai bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan dan juga pengetahuan mengenai pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yang memang sesuai dengan nafas Islam.

3. Kebijakan dan penegakan hukum lingkungan secara Islami Agama Islam menegaskan bahwa setiap individu akan dimintai pertanggung jawaban pada hari pembalasan atas segala perilakunya di muka bumi selama dia hidup, termasuk di dalamnya adalah bagaimana individu tersebut berbuat terhadap alam, lingkungan, dan makhluk hidup lainnya.

Tuntunan Praktis1.

Menjaga kebersihan dan kesehatan sumber air .

(

)

Dari Jabir ra. Bahwa Rasulullah SAW melarang kencing dalam air yang tergenang. (HR. Muslim)

( )Dari Jabir ra. Bahwa Rasulullah SAW melarang kencing di air yang mengalir. (HR. Thabrani) Dari sini tersirat makna lebih luas bahwa kita dilarang untuk mengotori air itu dengan cara apapun, bukan hanya sebatas kencing saja. Termasuk di antaranya membuang sampah dan limbah ke sungai.

2. Mencuci / bersuci dengan air yang suci

Dan Kami turunkan dari langit itu air yang suci (QS. Al-Furqan: 48)

(

)

Ia (air laut) suci airnya, halal bangkainya (ikan). (HR. Khamsah) Adanya petunjuk Allah SWT dan RasulNya tentang jenis-jenis air yang suci mengajarkan umatnya untuk memperhatikan tentang kebersihan dan kesehatan air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menjaga kebersihan dan kesucian tempat yang ramai dikunjungi orang

, (

: : )

Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: takutilah menjadi orang yang dilaknat orang lain, sahabat bertanya: siapa orang yang menjadi laknat orang lain?. Rasulullah menjawab: yaitu orang yang buang hajat di tempat yang dilalui orang lain, atau tempat berteduh orang lain. (HR. Muslim)

4. Tidak meludah di sembarang tempat

: : ( )Meludah di mesjid adalah dosa, dan kafarat (taubat) nya adalah dengan menanam ludah itu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Masjid di zaman Rasulullah SAW hanyalah berlantai tanah dan pasir, sehingga kadangkadang ada orang yang dengan diam-diam meludah sembarangan di dalamnya, lalu Rasulullah SAW memerintahkan siapa yang meludah di dalam masjid untuk menanam ludah itu supaya tidak jorok dan diinjak atau diduduki orang lain. Dalam hadits ini dapat kita ambil hikmah bahwa Islam melarang kita untuk meludah di tempat-tempat umum seperti mesjid dan juga tempat lainnya, karena sama-sama menjijikkan dan menjadi salah satu faktor tertularnya penyakit.