ILMU USUL FIQH

Embed Size (px)

Citation preview

) (

KAIDAH ILMIYYAH USUL FIQHKarya : As Syeikh Muhammad Bin Sholeh Al Usaimin

******************************************* . : Ini adalah Tulisan singkat dalam Ushul Fiqih yang kami tulis sesuai kurikulum yang telah disepakati untuk tahun ketiga Tsanawiyah di :mahad-mahad ilmiyyah, dan kami menamakannya

) ( ) (al-Ushul min 'Ilmil Ushul

Aku memohon kepada Allah agar menjadikan ilmu kami ikhlas karena Allah dan bermanfaat bagi hamba-hamba Allah, sesungguhnya Allah .Maha Dekat dan Maha Mengabulkan Doa1-: Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail [email protected]

%%% % % % % % %

:

USHUL FIQIHDEFINISINYA:

Ushul Fiqih didefinisikan dengan 2 tinjauan:

.: : Pertama: ditinjau dari mufrodat ( kosa katanya ) terdiri dari dua mufrodat : yaitu kata usul dan kata fiqh

: : ( . (24: ( ) Maka kata usul adalah jamak dari kata aslun dan dia itu maknanya : apa-apa yang dibangun di atasnya yang selainnya, dan diantaranya adalah 'pokoknya tembok dan dia itu adalah pondasinya, dan pokoknya pohon yang bercabang darinya ranting-rantingnya, sebagaiamana firman Allah :

(( (24:)24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[1] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit ( QS ibrahim : 24 )___________________________________________________ [1] termasuk dalam Kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti Laa ilaa ha illallaah.

-2Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

(28- 27: : : ( * ( ) Dan fiqh secara bahasa adalah : pemahaman sebagaimana firman Allah : 27. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,28. Supaya mereka mengerti perkataanku, ( QS thohaa: 27-28 )

.: Makrifatul ahkaamis syar'iyyatil 'amaliyyahi bil adilatihaa at tafsiliyyah. Adapun makna secara istilah syar'ii adalah "Mengetahui hukum-hukum syar'i yang bersifat amaliyyah dengan dalil dalilnya yang terperinci."

: )( . Adapun maksud perkataan kami ( ma'rifah / mengetahui ) adalah ilmu dan persangkaan Karena mengetahui hukum-hukum fiqih terkadang bersifat yakin dan terkadang bersifat persangkaan, sebagaimana banyak dalam masalah-masalah fiqih.

: ) ( . Adapun maksud dari perkataan kami ( ahkamus syar'iyyah / hukumhukum syari'at ) adalah : hukum-hukum yang diambil dan berhubungan dengan syari'at, seperti wajib dan haram, maka keluar darinya (yakni Hukum-hukum syar'i) hukum-hukum akal; seperti mengetahui bahwa keseluruhan lebih besar daripada sebagian; dan hukum-hukum adat (kebiasaan); seperti mengetahui turunnya embun di malam yang dingin jika cuaca cerah.

: )( . Adapun maksud dari perkataan kami ( al amaliyah ) adalah : apa-apa yang tidak berhubungan dengan aqidah, seperti sholat dan zakat. Maka tidak termasuk darinya (Amaliah) apa-apa yang berhubungan dengan aqidah; seperti mentauhidkan Allah , dan mengenal nama-3Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

nama dan sifat-Nya; maka yang demikian tidak dinamakan Fiqih secara istilah.

: ) ( . Adapun maksud dari perkataan kami ( bil adilatil tafsiliyyah / dengan dalil-dalil yan terperinci ) adalah : dalil-dalil fiqh yang berhubungan dengan masalah-masalah fiqh yang terperinci, maka tidak termasuk di dalamnya ilmu Ushul Fiqih karena pembahasan di dalamnya hanyalah mengenai dalil-dalil fiqih yang umum.

: : . Kedua : dari tinjauan keberadaannya sebagai julukan pada bidang tertentu, maka Ushul Fiqih didefinisikan dengan : "Ilmu yang membahas dalil-dalil fiqih yang umum dan cara mengambil faidah darinya dan kondisi al mustafid ( orang yang mengambil faidah darinya )

: )( : .Dan maksud dari perkataan kami ( al ijmaliyyah / umum ) adalah : kaidah-kaidah secara umum seperti perkataan : "perintah menunjukkan hukum wajib", "larangan menunjukkan hukum haram", "sah-nya suatu amal menunjukkan amal tersebut telah terlaksana (yakni, ia tidak dituntut untuk mengulangi, pent)". Maka tidak termasuk dari "yang umum": dalil-dalil yang terperinci. Dalil-dalil terperinci tersebut tidaklah disebutkan dalam ilmu Ushul Fiqih kecuali sebagai contoh (dalam penerapan) suatu kaidah.

: ) ( . Adapun maksud dari ucapan kami ( kaifiyatul istifadah minha / bagaimana cara mengambil faedah darinya) adalah : mengetahui bagaimana mengambil faidah hukum dari dalil-dalilnya dengan mempelajari hukum-hukum lafadz dan penunjukkannya seperti umum, khusus, muthlaq, muqoyyad, nasikh, mansukh, dan lain-lain. Maka dengan menguasainya (yakni cara mengambil faidah dari dalil-dalil umum) seseorang bisa mengambil faidah hukum dari dalil-dalil fiqh

-4Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: ) ( Adapun maksud dari perkataan kami ( wa haalul mustafid / dan keadaan orang yang mengambil faedah ) adalah :orany yang mengambil faidah disebut mujtahid. Dinamakan orang yang mengambil faidah karena ia dengan sendirinya dapat mengambil faidah hukum dari dalil-dalilnya karena ia telah mencapai derajat ijtihad. Maka mengenal mujtahid, syarat-syarat ijtihad, hukumnya dan yang semisalnya dibahas dalam ilmu Ushul Fiqih.

: : . FAIDAH USHUL FIQIH: Ilmu Ushul Fiqih adalah ilmu yang memiliki kedudukan yang agung , sangat penting dan banyak sekali faidahnya. Diantara Faidahnya adalah kemampuan yang kokoh yang seseorang dengan kemampuan itu dapat mengeluarkan hukum-hukum syar'i dari dalil-dalilnya dengan landasan yang selamat.

. Dan yang pertama kali mengumpulkannya menjadi suatu bidang tersendiri adalah al-Imam asy-Syafi'i Muhammad bin Idris rohimahulloh, kemudian di ikuti oleh para 'ulama sesudahnya dalam hal tersebut. Maka mereka menulis dalam ilmu Ushul Fiqih tulisantulisan yang bermacam-macam. Ada yang berupa tulisan, sya'ir, tulisan ringkas, tulisan yang panjang, sampai ilmu Ushul Fiqih ini menjadi bidang tersendiri keadaannya dan kelebihannya.

%%% % % % % % %

-5Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

.: :

AHKAM / HUKUM-HUKUMAhkam adalah bentuk jamak dari hukum dan arti secara bahasa adalah : keputusan/ketetapan

.: Maa iqtadhoohu khitoobus syar'ii al muta'aloqiti bi af'alil mukaliifin min tholabinau takhyiirin au wadh'iin. "adapun makna secara istilahi adalah : Apa-apa yang ditetapkan oleh pangilan syari'at yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf (orang yang dibebani syari'at) dari tuntutan atau pilihan atau peletakan."

. : ) ( Adapun maksud dari ucapan kami ( khirobus sar'I / pangilan syariat ) adalah al qur'an dan as sunnah

: ) ( . .

Adapun maksud dari ucapan kami : ( al muta'aliqotu bi af'alil mukalifin / berhubungan dengan perbuatan mukallaf ) adalah : apa-apa yang berhubungan dengan perbuatan mereka baik itu berupa perkataan atau perbuatan, melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu. Maka keluar dari perkataan tersebut apa-apa yang berhubungan dengan aqidah, maka tidak dinamakan hukum secara istilah.

. : )( Yang dimaksud dengan perkataan kami ( al mukalafiin ) siapa saja yang keadaannya dibebani syari'at, maka mencakup anak kecil dan orang gila.-6Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

. : ) ( Yang dimaksud dengan perkataan kami ( min tholabin / dari tuntutan" ) adalah perintah dan larangan, baik itu sebagai keharusan ataupun keutamaan.

. : ) ( Yang dimaksud dengan perkataan kami ( au takyiirin / atau pilihan) adalah hal-hal yang dibolehkan.

: ) ( . Yang dimaksud dengan perkataan kami ( au wadh'in / atau peletakan ) adalah : Sah, rusak, dan yang lainnya yang diletakkan oleh pembuat syari'at dari tanda-tanda, atau sifat-sifat untuk ditunaikan atau dibatalkan.

: . : PEMBAGIAN HUKUM SYARI'AT:

Hukum syari'at dibagi menjadi dua bagian : Taklifiyyah (Pembebanan) dan Wadh'iyyah (Peletakan).

. : Al-Ahkam at-Taklifiyyah ada lima : Wajib, mandub (sunnah), harom, makruh, dan mubah.

.1 - : 1. wajib arti secara bahasa adalah : yang jatuh dan harus"

.: Adapun makna secara istilahi adalah : Apa-apa yang diperintahkan oleh pembuat syari'at dengan bentuk keharusan", seperti sholat lima waktu.

. : ) ( -7Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Maka keluar dari perkataan kami (Apa-apa yang diperintahkan oleh pembuat syari'at )hal-hal yang haram, makruh dan mubah.

. : ) ( Maka keluar dari perkataan kami (dengan bentuk keharusan ) hal-hal yang mandhub , boleh dilakukan

. . : Maka wajib itu adalah orang yang melakukannya mendapatkan pahala jika ikhlas, dan orang yang meninggalkannya berhak mendapatkan adzab.dan dinamakan juga : fardhu dan karidhoh serta pasti dan harus.

.2 - : 2.mandhub ( sunnah) secara bahasa adalah : yang diseru".

.: Adapun makna secara istilahi adalah : "Apa-apa yang diperintahkan oleh pembuat syari'at tidak dalam bentuk keharusan", seperti sholat rowatib.

. : ) ( Maka keluar dari perkataan kami (: "Apa-apa yang diperintahkan oleh pembuat syari'at ) hal-hal yang haram, makruh dan mubah.

. : ) ( Dan keluar dari perkataan kami (tidak dalam bentuk keharusan) halhal yang wajib.

. Maka mandub ( sunnah ) itu adalah orany yang mnegerjakannya mendapat pahala jika ia ikhlas dalam pelaksanaanya, dan orang yang meninggalkannya tidak mendapatkan adzab. Dan dinamakan juga : sunnah , atau masnuunah atau mustahab ( yang di sukai ) dan nafilah.

.3 - : 3. haram makna secara bahasa adalah dilarang-8Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

.: Adapun makna secara istilah adalah : Apa-apa yang dilarang oleh pembuat syari'at dalam bentuk keharusan untuk ditinggalkan", seperti durhaka kepada orang tua.

. : ) ( Maka keluar dari perkataan kami ( Apa-apa yang dilarang oleh pembuat syari'at ) hal-hal yang wajib dan mandhub dan mubah.

. : ) ( Dan keluar dari perkataan kami (dalam bentuk keharusan untuk ditinggalkan) hal-hal yang makruh

. . : Maka haram adalah : pelakunya diganjar jika ia meninggalkannya untuk mendapatkan pahala (ikhlas), dan orang yang melakukannya berhak mendapatkan adzab.

.4 - : 4. makruh arti secara bahasa adalah: yang di murkai ( di benci )

: Adapun arti secara istilahi adalah : "Apa-apa yang dilarang oleh pembuat syari'at tidak dalam bentuk keharusan untuk ditinggalkan", seperti mengambil sesuatu dengan tangan kiri dan memberi dengan tangan kiri.

. : ) ( Maka keluar dari perkataan kami (Apa-apa yang dilarang oleh pembuat syari'at ) hal-hal yang wajib , mandhub / sunnah dan mubah.

. : ) ( Dan keluar dari perkataan kami (tidak dalam bentuk keharusan untuk ditinggalkan ) hal-hal yang haram.

.:

-9Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Maka makruh itu pelakunya diganjar jika ia meninggalkannya untuk mendapatkan pahala (ikhlas), dan orang yang melakukannya tidak mendapatkan adzab.

.5 - : 5. mubah arti secara bahasa adalah : yang diumumkan dan diizinkan.

: Adapun arti secara istilahi adalah : Apa-apa yang tidak berhubungan dengan perintah( wajib ) dan larangan ( haram ) secara asalnya". Seperti makan pada malam hari di bulan Romadhon..

. : ) ( Maka keluar dari perkataan kami (Apa-apa yang tidak berhubungan dengan perintah ) hal-hal yang wajib dan mandhub / sunnah.

. : ) ( Dan keluar dari perkataan kami (dan tidak juga larangan ) hal yang haram dan makruh.

: )( .Dan keluar dari perkataan kami (secara asalnya) seandainya ada kaitannya dengan perintah karena keberadaannya (yakni suatu yang mubah) sebagai wasilah (yang menghantarkan) terhadap hal yang diperintahkan, atau ada kaitannya dengan larangan karena keberadaannya sebagai wasilah terhadap hal yang dilarang; maka bagi hal yang mubah tersebut hukumnya sesuai dengan apa-apa ia (yang mubah tersebut) menjadi wasilah baginya, dari hal yang diperintahkan atau yang dilarang. Dan yang demikian tidak mengeluarkannya (yakni hal yang mubah) dari keberadaannya sebagai sesuatu yang hukumnya mubah pada asalnya.

.: . Dan mubah yang senantiasa berada pada sifat mubah (boleh), maka ia tidak mengakibatkan ganjaran dan tidak pula adzab.

- 10 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: AL-AHKAM AL-WADH'IYYAH

. : .: Al-Ahkam al-wadh'iyyah adalah : Apa-apa yang diletakkan oleh pembuat syari'at dari tanda-tanda untuk menetapkan atau menolak, melaksanakan atau membatalkan dan diantaranya adalah : benar ( shahih ) dan rusak

.1 - : 1. Shohih arti secara bahasa adalah : yang selamat dari penyakit

.: Adapun makna istilah : "apa-apa yang pengaruh perbuatannya berakibat padanya, baik itu ibadah ataupun akad ( perjanjian ) ."

. :

Maka sahih dalam ibadah : apa-apa yang beban terlepas dengan mengerjakannya ( yakni ibadah yang sah) dan tuntutan syar'ii gugur dengannya.

. : Dan sahih dalam akad : apa-apa yang pengaruh adanya akad / perjanjian tersebut berakibat terhadap keberadaannya, seperti pada suatu akad jual beli berakibat berubah kepemilikan.

. Dan tidaklah sesuatu itu menjadi menyempurnakan syarat-syaratnya dan penghalangnya. sah tidak kecuali dengan ada penghalang-

. : - 11 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Contohnya dalam ibadah : seseorang mendatangi sholat pada waktunya dengan menyempurnakan syarat-syaratnya, rukunrukunnya dan kewajiban-kewajibannya.

. : Contohnya dalam akad : seseorang melakukan akad jual beli dengan menyempurnakan syarat-syaratnya yang telah diketahui dan tidak adanya penghalang-penghalangnya.

. Jika hilang salah satu syarat dari syarat-syarat yang ada, atau adanya penghalang dari penghalang-penghalangnya maka tidak dikatakan sahih ( benar )

. : Contoh hilangnya syarat dalam ibadah : seseorang sholat tanpa bersuci.

. : Contoh hilangnya syarat dalam akad : seseorang menjual barang yang bukan miliknya

. : Contoh adanya penghalang dalam ibadah : seseorang sholat sunnah mutlak pada waktu larangan

: .Contoh adanya penghalang dalam akad / perjanjian : seseorang menjual sesuatu kepada orang yang wajib baginya sholat jum'at, sesudah adzan jum'at yang kedua, dari sisi yang tidak dibolehkan adamya jual beli.

.2 - : 2. Rusak/Fasid secarabahasa adalah : yang pergi serta hilang dan rugi..

.: - 12 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Adapun makna secara istilah adalah : "apa-apa yang pengaruh perbuatannya tidak berakibat kepadanya, baik itu ibadah ataupun akad / perjanjian.

: Fasid dalam ibadah : apa-apa yang beban tidak terlepas dengannya dan tuntutan tidak gugur dengannya; seperti sholat sebelum waktunya.

. : Fasid dalam akad : apa-apa yang pengaruh akad tersebut tidak berakibat padanya (tidak memiliki dampak); seperti menjual sesuatu yang belum ditentukan.

. ((1Dan semua yang fasid (rusak) dalam ibadah, akad dan syarat-syarat maka itu adalah haram. Karena yang demikian termasuk melampaui batasan-batasan Allah dan menjadikan ayat-ayat-Nya sebagai olokolokan, dan karena Nabi shollallohu alaihi wa sallam mengingkari orang yang mensyaratkan syarat-syarat yang tidak ada dalam kitabullah (al-Qur'an ) ( lihat HR bukhari no ( 2155 ) dalam kitab ; al buyu' ( jual-beli ) bab: jika mau menolak al musorro'at, dan muslim no ( 1504) dalam kitab : al 'iteq ( 2) bab ; sesungguhnya wala ' bagi yang memerdekakan.) ::

: . : .

Fasid dan batil memiliki makna yang sama kecuali dalam dua tempat Yang pertama: dalam ihrom, para 'ulama membedakan keduanya, bahwa yang fasid adalah apabila seorang yang ihrom menyetubuhi istrinya sebelum tahallul awal; dan yang batil adalah apabila seseorang murtad dari Islam.. ) 5512( 65 )4051( 2- (1)

- 13 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Yang kedua : dalam nikah; para 'ulama membedakan keduanya, bahwa yang fasid adalah apa-apa yang diperselisihkan para 'ulama dalam kerusakannya, seperti nikah tanpa wali; dan batil adalah apaapa yang disepakati kebatilannya seperti menikahi wanita yang masih dalam `iddahnya.

%%% % % % % % %

:: .

ILMUDefinisinya: Ilmu adalah : "Mengetahui sesuatu sesuai dengan apa adanya (yakni sesuai dengan yang sebenarnya) dengan pasti/yakin" Misalnya mengetahui bahwa keseluruhan itu lebih besar daripada sebagian, dan bahwa niat merupakan syarat dari ibadah

: : ) ( ) ( . : Maka keluar dari definisi ucapan kami (Mengetahui sesuatu) : tidak mengetahui sesuatu secara menyeluruh, dan dinamakan "kebodohan yang ringan " ( jahil basith ) misalnya seseorang ditanya: "kapankah terjadinya perang Badar?" Lalu dia menjawab "saya tidak tahu.

: ) ( ) .( : : Dan keluar dari definisi ucapan kami (sesuai dengan apa adanya /yakni sesuai dengan yang sebenarnya) mengetahui sesuatu dari segi yang menyelisihi keadaan yang sebenarnya dan dinamakan "kebodohan yang bertingkat", ( jahil murokkab ) misalnya seseorang ditanya : "kapankah terjadinya perang badar?", Lalu dia menjawab : "pada tahun ketiga Hijriah- 14 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: ) ( . . Dan keluar dari definisi ucapan kami (dengan pasti/yakin ) adalah mendapatkan pengetahuan tentang sesuatu dengan pengetahuan yang tidak pasti/tidak yakin dari segi ada kemungkinan padanya (bahwa yang benar) tidak sesuai dengan apa yang ia ketahui, maka tidak dinamakan sebagai ilmu. Kemudian jika kuat padanya dari salah satu kemungkinan tersebut, maka yang kuat disebut " dhoon' / dan yang lemah di sebut sebagai " wahm" / , dan jika kedua kemungkinan itu sama maka disebut disebut sebagai " syak " /

: .1 - .2 - .3 - .4 - .5 - .6 -

Dengan hal ini jelaslah bahwa hubungan tentang pengetahuan terhadap sesuatu itu adalah seperti berikut : 1. Ilmu yaitu mengetahui sesuatu sesuai dengan yang sebenarnya dengan pasti/yakin. 2. jahil basith yaitu : yaitu tidak mengetahui sesuatu secara menyeluruh .(yakni mengetahui sesuatu secara sebagian saja, pent). 3. jahil murokkab : yaitumendapatpengetahuantentangsesuatu dari segi yang menyelisihi apa yang sebenarnya. 4. dhon:yaitu mendapat pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan adanya (pendapat) lainnya yang marjuh/lemah. 5. wahm yaitu mendapat pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan adanya (pendapat) lainnya yang rojih/kuat. 6. syak yaitu mendapat pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan adanya (pendapat) lainnya yang sama kuat.- 15 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: . : PEMBAGIAN ILMU : Ilmu terbagi menjadi dua macam: dan Dhoruri dan Nathorii.

1 - : . 1. Ilmu Dhoruri adalah apa-apa yang pengetahuan tentangnya sudah diketahui secara pasti, yaitu sudah pasti padanya tanpa butuh pemeriksaan dan pendalilan, seperti ilmu tentang bahwa keseluruhan itu lebih besar daripada sebagian, bahwa api itu panas, dan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah subhanahu wa ta'ala.

.2 - : 2. Ilmu Nadhori adalah apa-apa yang (untuk mengetahuinya) membutuhkan pemeriksaan dan pendalilan, seperti pengetahuan tentang wajibnya niat dalam sholat.

%%% % % % % % %

:. :

KALAM ( kalimat )Definisi : Kalam secara bahasa : "Lafadh yang diletakkan untuk suatu makna."

.: : . - 16 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

. : : . : Dan secara istilah : "Lafadh yang berfaidah (memiliki makna ) misal : allah rabb kami dan Muhammad nabi kami . Dan suatu kalam minimal tersusun dari dua kata benda; atau satu kata kerja dan satu kata benda. Contoh yangpertama:Muhammad adalah Rosullullah"dan contoh yang kedua adalah Muhammad berdiri

Dan satu bagian dari kalam disebut kata yaitu : Lafadh yang diletakkan untuk suatu makna tunggal, yaitu kadang-kadang berupa kata benda (isim), kata kerja (fi'il), atau huruf (harf).

. - : : .: .: .: A. Isim (kata benda ) adalah : apa-apa yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri dengan tidak menunjukkan waktu tertentu." Dan isim ada tiga macam : Pertama : Apa-apa yang menunjukkan keumuman misalnya kata sambung. Kedua : Apa-apa yang menunjukkan kemutlakan misalnya nakiroh dalam konteks penetapan. Ketiga : Apa-apa yang menunjukkan kekhususan misalnya nama orang

. - : . ( )( )( ) - 17 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

. B. Fi'il (kata kerja): "Apa-apa yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri, dan keadaannya menunjukkan salah satu dari tiga waktu yaitu : fiil madhi (telah lampau ) seperti telah memahami ( )atau fiil mudhorek( sedang/ akan ) seperti sedang / akan memahami () atau fiil amer ( perintah ) seperti fahamilah () Dan fi'il dengan pembagiannya tersebut memberikan faidah mutlaq, bukan umum.

:- - : 1 - : . 2 - : .3 - . : .4 - . : C. Harf adalah : "Apa-apa yang menunjukkan makna pada yang selainnya" Diantaranya : 1 wawu ( ) yang datang sebagai 'athof (penyambung), maka memberikan faidah sebagai penggabung dua hal yang saling bersambung di dalam sebuah hukum, tidak menunjukkan urutan dan tidak menafikannya kecuali dengan dalil. 2. fa' ( )yang datang sebagai 'athof (penyambung), maka memberikan faidah penggabungan dua hal yang saling bersambung di dalam hukum dengan berurutan dan beriringan dan datang dengan sebab, dan memberi faidah ta'lil (alasan). 3. lam jar ( :) .memiliki beberapa makna diantaranya :sebab ,kepemilikan dan kebolehan 4. 'ala jar (( : memiliki beberapa makna diantaranya:wajib.

: . : - 18 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

.1 - : : : ) ( . : : )( Pembagian kalam : Kalam terbagi dari segi kemungkinan disifati benar dan tidaknya dengan dua macam : Khobar ( berita ) dan insya' 1) Al-Khobar (Berita): "Kalam yang mungkin disifati dengan benar atau dusta pada asalnya." Maka keluar dari perkataan kami (Kalam yang mungkin disifati dengan benar atau dusta ) "al-insya' (yang mengandung perintah atau larangan, pent)" karena tidak memiliki kemungkinan seperti itu, sebab penunjukannya bukanlah suatu pengkabaran yang mungkin untuk dikatakan : ia benar atau dusta. Dan keluar dari perkataan kami (pada asalnya ) khobar yang tidak mengandung kebenaran, atau tidak mengandung kedustaan dari sisi yang dikabarkan.

: . - - : : . : . Yang demikian karena khobar dari sisi yang dikabarkan terbagi menjadi 3 : Pertama, yang tidak mungkin disifati dengan dusta, seperti khobar dari Allah dan Rasul-Nya yang telah shohih darinya.- 19 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Kedua, yang tidak mungkin disifati dengan kebenaran, seperti khobar tentang sesuatu yang mustahil secara syar'i atau secara akal. Yang pertama (mustahil secara syar'i, pent), seperti seorang yang mengaku sebagai Rasul setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam; dan yang kedua (mustahil secara akal, pent), seperti khobar berkumpulnya 2 hal yang saling bertentangan (yang tidak mungkin ada bersamaan atau hilang bersamaan, pent) seperti bergerak dan diam pada sesuatu yang satu pada waktu yang sama. Ketiga, yang mungkin disifati dengan benar dan dusta baik dengan kemungkinan yang sama (tidak bisa dibenarkan dan didustakan karena sulit ditarjih, pent) atau dengan merojihkan salah satunya, seperti kabar dari seseorang tentang sesuatu yang ghoib dan yang semisalnya

( :2 - : . [(36 (): : . . 2. dan insya' adalah : kalam yang tidak mungkin disifati dengan benar atau dusta , diantaranya adalah perintah dan larangan sebagaiamana firman allah ta'ala : "Sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukannya dengan sesuatu apapun." (an-Nisa : 36 ) Dan terkadang kalam adalah berupa khobar insya' ditinjau dari 2 sisi; seperti bentuk akad / perjanjian yang dilafadzkan, misal : "aku jual atau aku terima", karena kalimat ini merupakan khobar ditinjau dari penunjukannya terhadap apa yang ada (kehendak, pent) pada orang yang meng-akad, dan merupakan insya' ditinjau dari sisi konsekuensi akad. Terkadang kalam datang dalam bentuk khobar tapi yang dimaksud dengannya adalah Insya' dan sebaliknya untuk suatu faidah

(228 : : ( (): : . Contoh yang pertama : Firman Allah subhanahu wa ta'ala : "Dan perempuan-perempuan yang diceraikan hendaklah menunggu tiga kali quru'( masa) '" (al-Baqoroh : 228) Maka firman Allah () menunggu, adalah berbentuk khobar tetapi yang dimaksud " adalah perintah. dan faidah dari hal tersebut adalah penegasan terhadap- 20 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

perbuatan yang diperintahkan tersebut, sampai seolah-olah perintah tersebut seperti perintah yang telah terjadi, berbicara dengannya seperti salah satu sifat dari sifat-sifat perintah.

( : : ( ): 21( : ) ( : .. Contoh yang sebaliknya : Firman Allah subhanahu wa ta'ala : Dan berkata orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman, " Ikutilah jalan (agama) kami dan kami akan memikul kesalahankesalahan kamu." (QS al-Ankabut : 12 ) Maka firman Allah () akan kami tanggung, di sini adalah dalam bentukperintah tetapi yangdimaksud dengannya adalah khobar, yaitu : dan kami akan memikul, dan faidah dari hal tersebut adalah menempatkan sesuatu yang dikhobarkan tersebut pada tempat yang diwajibkan dan diharuskan dengannya.

: . HAKIKAT DAN MAJAZ Kalam dari sisi penggunaannya terbagi menjadi hakikat dan majaz

.1 - : : . : )( . : ) ( 1.maka Hakikat adalah : Lafadz yang digunakan pada asal peletakannya Seperti: kata " Singa." Untuk suatu hewan yang buas. Maka keluar dari perkataan kami (" )yang digunakan" : yang tidak digunakan, maka tidak dinamakan hakikat dan majaz Dan keluar dari perkataan peletakannya" : majazi kami

(" ) pada asal

. : . : - 21 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

. : ) ( . Dan hakikat terbagi menjadi tiga macam : Lughowiyyah, Syar'iyyah dan 'urfiyyah. Maka hakekat Lughowiyyah,adalah : "Lafadz yang digunakan pada asal peletakannya secara bahasa. Maka keluar dari perkataan kami ( ) secara bahasa hakikat syar'iyyah & urfiyyah. Contohnya : sholat, maka sesungguhnya hakikatnya secara bahasa adalah doa, maka dibawa pada makna tersebut menurut perkataan ahli bahasa.

. : . : ) ( : . Hakikat syar'iyyah adalah : "Lafadz yang digunakan pada asal peletakannya secara syar'i. Maka keluar dari perkataan kami() lughowiyyah dan hakikat 'urfiyyah. secara syar'i" : hakikat

Contohnya : sholat, maka sesungguhnya hakikatnya secara syar'i adalah perkataan dan perbuatan yang sudah diketahui yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, maka dibawa pada makna tersebut menurut perkataan ahli syar'i.

. : . : ) ( : .Hakikat 'urfiyyah adalah : "Lafadz yang digunakan pada asal peletakannya secara 'urf (adat/kebiasaan)." Maka keluar dari perkataan kami () lughowiyyah dan hakikat syar'iyyah. Secara 'urf" : hakikat

- 22 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Contohnya: Ad-Dabbah maka sesungguhnya hakikatnya secara 'urf adalah hewan yang mempunyai empat kaki, maka dibawa pada makna tersebut menurut perkataan ahli 'urf

: . Dan manfaat dari mengetahui pembagian hakikat menjadi tiga macam adalah : Agar kita membawa setiap lafadz pada makna hakikat dalam tempat yang semestinya sesuai dengan penggunaannya. Maka dalam penggunaan ahli bahasa lafadz dibawa kepada hakikat lughowiyyah dan dalam penggunaan syar'i dibawa kepada hakikat syar'iyyah dan dalam penggunaan ahli 'urf dibawa kepada hakikat 'urfiyyah.

.2 - : : . : )( . : ) ( 2. Majaz adalah : Lafadz yang digunakan bukan pada peletakannya." Seperti : singa untuk laki-laki yang pemberani. asal

Maka keluar dari perkataan kami ( / )yang digunakan" : yang tidak digunakan, maka tidak dinamakan hakikat dan majaz Dan keluar dari perkataan kami (" ) pada bukan asal peletakannya" : Hakikat.

. : .Dan tidak boleh membawa lafadz pada makna majaznya kecuali dengan dalil yang shohih yang menghalangi lafadz tersebut dari maksud yang hakiki, dan ini yang dinamakan dalam ilmu bayan sebagai qorinah ( penguat ). Dan disyaratkan benarnya penggunaan lafadz pada majaznya : Adanya kesatuan antara makna secara hakiki dengan makna secara majazi agar benarnya pengungkapannya, dan ini yang dinamakan- 23 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

dalam ilmu bayan sebagai 'Alaqoh ( hubungan / penyesuaian ), dan 'Alaqoh bisa berupa penyerupaan atau yang selainnya.

. )( ) ( ) .( : : )( . : : .Maka jika majaz tersebut dengan penyerupaan, dinamakan majaz Isti' arah ( )seperti majaz pada lafadz singa untuk seorang laki-laki yang pemberani. Dan jika bukan dengan penyerupaan,dinamakan majaz Mursal( )jika majaznya dalam kata,dan dinamakan majaz 'Aqli () jika majaznya dalam penyandarannya. Contohnya dari majaz mursal:kamu mengatakan: / Kami memelihara hujan",maka kata "hujan" merupakan majaz dari kata rumput .Maka majaz ini adalah pada kata. Dan contohnya dari majaz' Aqli: Kamu mengatakan Hujan itu menumbuhkan rumput", maka kata-kata tersebut seluruhnya menunjukkan hakikat maknanya, tetapi penyandaran menumbuhkan pada hujan adalah majaz, karena yang menumbuhkan secara hakikat adalah Allah ta'ala, maka majaz ini adalah dalam penyandarannya

. : : } { ]: 11[ : . : : } { ]: 28[ : . )( . . Dan diantara majaz mursal adalah : Majaz dalam hal penambahan dan majaz dalam hal penghapusan.- 24 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Mereka memberi permisalan majaz dalam hal penambahan dengan firman Allah ta'ala :

{ 11 :] { ]"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya" (QS. Asy-Syuro : 11) Maka mereka mengatakan huruf "kaaf " : Sesungguhnya adalah tambahan untuk penguatan peniadaan permisalan dari Allah ta'ala. Contoh dari majaz dengan penghapusan adalah firman Allah ta'ala :

{ 82 :] { ]"Bertanyalah kepada desa" (QS. Yusuf : 82) "bertanyalah pada penduduk desa",maka Maksudnya: ( penghapusan kata () "penduduk" adalah suatu majaz, dan bagi majaz ada macam yang sangat banyak yang disebutkan dalam ilmu bayan. Dan hanya saja disebutkan sedikit tentang hakikat dan majaz dalam ushul fiqh karena penunjukan lafadz bisa jadi berupa hakikat dan bisa jadi berupa majaz, maka dibutuhkan untuk mengetahui keduanya dan hukumnya. Wallahu A'lam. PERHATIAN ( pent.) : Pembagian kalam menjadi hakikat dan majaz adalah masyhur di kalangan sebagian besar muta'akhkhirin dalam Al-Qur'an dan yang selainnya. Dan berkata sebagian ahli ilmu : "Tidak ada majaz dalam Al-Qur'an" dan berkata sebagian yang lain : "Tidak ada majaz dalam Al-Qur'an dan yang selainnya", dan ini merupakan pendapat Abu Ishaq Al-Isfaroyin dan dari kalangan muta'akhkhirin Muhammad Al-Amin Asy-Syanqithi. Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim telah menjelaskan bahwasanya istilah tersebut muncul setelah berlalunya tiga masa yang utama, dan beliau menguatkan pendapat ini dengan dalil-dalil yang kuat dan banyak, yang menjelaskan kepada orang yang menelitinya bahwa pendapat ini adalah pendapat yang benar.

%%% % % % % % %

:- 25 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

.: :

PERINTAHDEFINISINYA Perintah adalah : Perkataan yang mengandung permintaan untuk dilakukannya suatu perbuatan, dalam bentuk al-isti'la (dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah , seperti Allah memerintahkan hamba-Nya. Pent ) contohnya :" dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat ! "

. : )( : ) ( . : ) ( . Maka keluar dari perkataan kami( )Perkataan : isyaroh , maka isyarah tidak dinamakan perintah, walaupun dapat di pahami maknanya menunjukan perintah. Dan keluar dari perkataan kami ( ) permintaan untuk dilakukannya suatu perbuatan, an nahyu / larangan karena larangan merupakan permintaan untuk meninggalkan sesuatu, dan yang dimaksud dengan perbuatan adalah mewujudkan sesuatu, maka perbuatan tersebut, mencakup perkataan/ucapan yang diperintahkan. Dan keluar dari perkataan kami( ) dalam bentuk al-isti'la (dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah : iltimas maknanya : setara/sejajar/selevel, dan do'a (dari yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi,) dan yang selainnya yang diambil dari bentuk perintah dengan adanya qorinah (yakni konteks kalimatnya bukan sebagai perintah,)

: : BENTUK-BENTUK PERINTAH : Bentuk-bentuk perintah ada empat :

(45 1 - : ( (): - 26 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

1. fi'il amer ( kata kerja perintah ) misalnya : "Bacalah apaapa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab" [QS. Al-Ankabut : 45]

.2 - : 2. isim fi'il amer ( isim yang memiliki arti perintah ) misalnya : " marilah menegakkan sholat.

3 - : ( (): (43. masdar penganti dari fi'il amer misalnya : "Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka." [QS. Muhammad : 4]

(4 4 - : ( (): 4. fiil mudhorek (kata kerja sedang /akan ) yang diawali huruf lam menunjukkan arti perintah misal "Supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya" QS. Al-Mujadalah:4]

.Dan terkadang ada selain bentuk perintah memberi faidah permintaan untuk dilakukannya suatu perbuatan seperti suatu perbuatan yang disifati dengan hukum fardhu atau wajib atau mandub (disukai) atau merupakan ketaatan atau pelakunya dipuji atau yang meninggalkannya dicela atau mengerjakannya mendapat ganjaran atau meninggalkannya mendapat adzab.

: . : : ( (): 36( . Apa apa Yang dituntut dari bentuk perintah- 27 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Bentuk perintah secara mutlak/ umum memberi konsekuensi: wajibnya mengerjakan yang diperintahkan bersegera secara langsung melakukan sesuatu yang diperintahkan. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa bentuk memberi konsekuensi wajib adalah firman Allah ta'ala : perintah

63 ) (): Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul, takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih" [QS. an-Nur : 63] Segi pendalilannya adalah bahwasanya Allah memperingatkan kepada orang-orang yang menyelisihi perintah Rosul shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa mereka akan tertimpa fitnah yaitu kesesatan atau mereka akan ditimpa dengan adzab yang pedih, yang demikian itu tidaklah terjadi melainkan dengan meninggalkan kewajiban, maka ini menunjukkan bahwa perintah Rosullullah shallallahu 'alaihi wa sallam secara mutlak/ umum menunjukkan wajibnya perbuatan yang diperintahkan.

[48 : : } { ]: 841 . ((2 . .Dan diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa bentuk perintah menunjukkan untuk segera dilakukan secara langsung adalah firman Allah ta'ala :

{ 48 :] { ]: 841 "Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan" [QS. AlBaqoroh : 148 & al maidah :48] Dan semua yang diperintahkan secara syar'i merupakan kebaikan, dan perintan untuk berlomba-lomba dalam mengerjakannya merupakan perintah dalil wajibnya bersegera. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membenci ketika para sahabat menunda-nunda apa yang diperintahkan kepada mereka dari)2( ) 1372 2372( 51 . . (4/326/19117 )

- 28 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

menyembelih dan mencukur rambut pada hari perjanjian Hudaibiyyah, sampai Rosullullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk mendatangi Ummu Salamah radhiyallahu 'anha maka beliau menceritakan kepadanya apa yang beliau dapatkan dari sikap para sahabat (yang menunda-nunda perintahnya, pent). [HR. Ahmad dan Al-Bukhori]. Dan karena bersegera dalam melakukan suatu perbuatan (yang diperintahkan, pent) adalah lebih hati-hati dan lebih membebaskan dari tanggungan, dan menunda-nunda melakukan perbuatan yang diperintahkan merupakan cacat, dan memberi konsekuensi bertumpuknya kewajiban-kewajiban sehingga seseorang menjadi tidak sanggup mengerjakannya.

: 1 - : ) ( ]: 282[ ((3 terkadang perintah keluar dari hukum wajib dan bersegera dengan adanya dalil yang menunjukkan demikian maka perintah keluar dari hukum wajib kepada beberapa makna (hukum), diantaranya : 1. Mandub (disukai), seperti firman Allah ta'ala : "Dan datangkanlah saksi jika kalian berjual beli" [QS. Al-Baqoroh : 282]. Perintah untuk mendatangkan saksi atas jual beli hukumnya adalah mandub dengan dalil bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membeli kuda dari seorang A'robi (Arab Badui) dan beliau tidak mendatangkan saksi. [HR. Ahmad, An-Nasa'i, Abu Dawud, dan pada hadits tersebut terdapat suatu cerita].

.2 - : : } { ]: 2[ { : } (1 :) : " "4(( . 2. Mubah (Boleh), dan kebanyakan yang terjadi adalah jika perintah tersebut datang setelah adanya larangan atau sebagai jawaban terhadap sesuatu yang disangka terlarang.) )3( ) 7063( . 3426( 28- )4( ) 38( 32- . )6031( 75 .

- 29 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Contoh setelah adanya larangan : firman Allah ta'ala : "Jika engkau telah bertahallul maka berburulah" [QS. Al-Maidah : 2] Perintah untuk berburu tersebut hukumnya mubah karena ia muncul setelah adanya larangan yang ditunjukkan dari firman Allah : "(Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang dalam keadaan ber-ihrom." [QS. Al-Maidah : 1] Dan contoh sebagai jawaban terhadap sesuatu yang disangka terlarang adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : "Lakukanlah, tidak mengapa!" [Muttafaqun alaih] Sebagai jawaban atas orang yang bertanya kepada beliau pada haji wada' tentang mendahulukan amalan-amalan haji yang satu terhadap yang lainnya yang dikerjakan pada hari Ied.

3 - : ( (): 04( ( (): 92( . 3. Ancaman seperti pada firman Allah ta'ala : "Berbuatlah semau kalian, sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa-apa yang kalian kerjakan." [QS. Fushshilat : 40] "Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka" [QS. Al-Kahfi: 29] Penyebutan ancaman setelah adanya perintah yang disebutkan tadi merupakan dalil bahwa perintah tersebut adalah sebagai ancaman.

..

. : : ((5 . . Dan terkadang perintah keluar dari hukum bersegera kepada hukum boleh ditunda Contohnya : Qodho' puasa romadhon, maka seseorang diperintahkan untuk menunaikannya, akan tetapi ada dalil yang menunjukkan bahwa qodho' tersebut boleh ditunda. Dari Aisyah radhiyallahu 'anha ia)5( ) 0591( 04 . ) 6411( 62- .

- 30 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

berkata : "Aku pernah mempunyai hutang puasa romadhon, aku tidak mampu untuk mengqodho'nya kecuali di bulan Sya'ban, yang demikian adalah karena kedudukan Rosullullah shallallahu 'alaihi wa sallam." [HR. Al-Jama'ah] Dan seandainya mengakhirkannya adalah haram maka Aisyah tidak akan diizinkan untuk mengakhirkan qodho' tersebut.

: . . : . : : .

APA YANG TIDAK SEMPURNA SESUATU YANG DIPERINTAHKAN KECUALI DENGANNYA Jika suatu perbuatan yang diperintahkan tidak bisa dikerjakan kecuali dengan sesuatu maka sesuatu tersebut adalah diperintahkan, jika yang diperintahkan adalah wajib maka sesuatu itu hukumnya juga wajib, dan jika yang diperintahkan adalah mandub maka sesuatu itu hukumnya mandub. Contoh yang wajib : menutup aurat, jika tidak bisa dikerjakan kecuali dengan membeli pakaian, maka membeli pakaian tersebut hukumnya menjadi wajib. Contoh yang mandub : memakai wewangian untuk sholat jum'at, jika tidak bisa dikerjakan kecuali dengan membeli wewangian, maka membeli wewangian tersebut hukumnya menjadi mandub. Dan kaidah ini terkandung pada kaidah yang lebih umum darinya yaitu : "hukum wasilah adalah sebagaimana hukum yang dituju." Maka wasilah-wasilah untuk suatu yang diperintahkan hukumnya adalah diperintahkan juga, dan wasilah-wasilah yang suatu yang dilarang hukumnya adalah dilarang. ( lihat kaidah-kaidah fiqhiyyah sebelumnya )

%%% % % % % % %- 31 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

:: :( ( ): 051(

LARANGAN: DEFINISINYA Larangan adalah "Perkataan yang mengandung permintaan untuk menahan diri dari suatu perbuatan dalam bentuk isti'la' (dari atas ke bawah) dengan bentuk khusu" yaitu fi'il mudhori' yang didahului : dengan 'la nahiyah'bermakna larangan, pent)." Seperti firman Allah Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan orang-orang yang tidak beriman ]501:kepada akhirat." [QS. Al-An'am

. : ) ( . : ) ( . : ) ... ( : . : . isyarat tidaklah isyarat / Maka Keluar dari perkataan kami: ucapan dinamakan sebagai larangan walaupun maknanya memiliki faidah .sebagai larangan

23 -: Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail [email protected]

Dan Keluar dari perkataan kami )) permintaan untuk menahan diri dari suatu perbuatan(":perintah,karena perintah adalah permintaan dari suatu perbuatan. Dan Keluar dari perkataan kami ( ) dalam bentuk isti'la' (dari atas ke bawah) sejajar ( al iltimas) dan doa dan selainnya yang memberi faidah larangan dengan adanya qorinah. Dan Keluar dari perkataan kami ( ) ... bentuk khusus yaitu fi'il mudhori' yang didahului dengan la nahiyah" : apa-apa yang menunjukkan atas permintaan menahan diri dari sesuatu dengan bentuk perintah seperti :"tinggalkan ! " biarkanlah ! cukup ! dan semisalnya maka walaupun ini mengandung permintaan untuk menahan diri dari sesuatu, tapi fi'il-fi'il tersebut dalam bentuk perintah maka itu di sebut perintah bukan larangan. Dan terkadang yang selain bentuk larangan memberi faidah permintaan untuk menahan diri dari suatu perbuatan seperti suatu perbuatan yang disifati dengan keharaman, larangan atau keburukan, atau atau pelakunya dicela, atau mengerjakannya mendapat adzab.

: . : ( (): 7( . : " "6(( : . YANG MENJADI KOSEKUENSI BENTUK LARANGAN Bentuk larangan secara mutlak menunjukkan keharaman dan rusaknya sesuatu yang dilarang tersebut. Diantara dalil-dalil bahwa larangan itu menunjukkan keharaman adalah firman Allah ta'ala : "Apa-apa (perintah) yang datang kepada kalian dari Rosul maka ambillah (kerjakanlah) dan apa-apa yang dilarang oleh Rosul maka berhentilah (tinggalkanlah)" [QS. Al-Hasyr : 7] Maka perintah untuk berhenti (meninggalkan dari apa yang dilarang) menunjukkan

. ) 8171( )81( 0 8-

(6)

- 33 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

wajibnya berhenti, dan konsekuensinya mengerjakan perbuatan tersebut.

adalah

haramnya

Diantara dalil-dalil bahwa larangan itu menunjukkan rusaknya suatu perbuatan adalah sabda Nabi Shollallahu 'alaihi wa sallam adalah : "Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak kami perintahkan maka amalan tersebut tertolak."

: .1 - 2 - . Demikian dan dalam kaidah al-madzhab (maksudnya adalah madzhab hambali, pent) dalam perbuatan yang dilarang; apakah perbuatan tersebut menjadi batal atau tetap sah dengan adanya pengharaman (terhadap perbuatan tersebut)? adalah sebagai berikut : 1. Bahwa larangan tersebut kembali pada dzat yang dilarang atasnya atau syaratnya maka sesuatu itu menjadi batal. 2. Bahwa larangan tersebut kembali pada perkara luar yang tidak berhubungan dengan dzat yang dilarang atasnya dan tidak pula berhubungan dengan syaratnya maka sesuatu itu tidak menjadi batal.

. : . : : . : . : . : . Misal larangan yang kembali pada dzat yang dilarang dalam masalah ibadah adalah : Larangan untuk berpuasa pada dua hari Ied.- 34 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Misal larangan yang kembali pada dzat yang dilarang dalam masalah mu'amalah adalah : Larangan untuk berjual beli setelah adzan sholat jum'at yang kedua bagi orang-orang yang wajib sholat jum'at. Misal larangan yang kembali pada syaratnya dalam masalah ibadah adalah: Larangan bagi laki-laki untuk memakai pakaian dari sutera, menutup aurat adalah syarat sahnya sholat, jika dia menutupnya dengan pakaian yang dilarang atasnya, maka sholatnya tidak sah karena larangan tersebut kembali pada syaratnya. Misal larangan yang kembali pada syaratnya dalam masalah mu'amalah adalah: Larangan untuk berjual beli dengan suatu binatang yang masih berada dalam perut induknya, maka pengetahuan tentang sesuatu yang akan diperjual belikan adalah syarat sahnya jual beli, jika seseorang berjual beli dengan suatu binatang yang masih berada dalam perut induknya, maka jual beli tersebut tidak sah karena larangan tersebut kembali pada syaratnya. Misal larangan yang kembali pada perkara luar dalam masalah ibadah adalah : larangan bagi laki-laki untuk memakai imamah dari sutera, jika dia sholat dan memakai imamah dari sutera maka sholatnya tidak batal, karena larangan tidak kembali kepada dzatnya sholat dan syaratnya. Misal larangan yang kembali pada perkara luar dalam masalah mu'amalah adalah : larangan untuk menipu, maka jika seseorang melakukan jual beli sesuatu dengan menipu, jual beli tersebut tidak batal karena larangan tidak kembali pada dzatnya jual beli dan syaratnya.

: 1 - : : " "7(( : . 2 - : : " : ((8 " hukum lain dengan dalil yang menunjukkan hal itu, diantaranya :

. Dan terkadang suatu larangan keluar dari hukum haram kepada

1. Makruh, mereka (ulama ushul fiqh, pent) memberi permisalan hal itu dengan sabda Nabi shollallahu alahi wa sallam : "Janganlah salah)7( ) 351( 81- ) 762( 81- ... (1302 ) )8( ) 27122/442/5( ) 97122/742( )2251( . .(11/133) .

- 35 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

seorang diantara kalian menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan ketika sedang kencing." ( HR bukhari dan muslim ) Maka jumhur ulama mengatakan : "Sesungguhnya larangan disini adalah menunjukkan kemakruhan, karena kemaluan adalah salah satu bagian tubuh manusia, dan hikmah dari larangan tersebut adalah mensucikan tangan kanan." 2. Sebagai saran petunjuk , misalnya sabda Nabi shollallahu alaihi wa sallam kepada Mu'adz :" Janganlah kamu meninggalkan untuk membaca disetiap akhir sholat : ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan untuk memperbaiki ibadahku kepada-Mu." ( HR ahmad, abu dawud, dan nasai di shahihkan oleh nawawi )

: . )( : )( . : )( . .!

SIAPA SAJA YANG MASUK DALAM PEMBICARAAN PERINTAH DAN LARANGAN : Orang yang masuk dalam pembicaraan perintah dan larangan adalah Mukallaf, yaitu orang yang telah baligh dan berakal. Maka keluar dari perkataan kami : "orang yang telah baligh"(:) anak kecil, maka dia tidak dibebani perintah dan larangan dengan pembebanan yang sama sebagaimana beban orang yang telah baligh, tetapi dia diperintahkan untuk melakukan ibadah setelah mencapai tamyiz, sebagai latihan baginya dalam ketaatan dan mencegah dari kemaksiatan, agar terbiasa menahan diri darinya. Dan keluar dari perkataan kami : "orang yang berakal"( : )orang gila, maka dia tidak terbebani perintah dan larangan, tetapi dia dicegah dari apa-apa yang melampaui batas ( menganggu ) terhadap orang lain atau dari melakukan kerusakan, dan seandainya dia melakukan sesuatu yang diperintahkan dengannya, maka perbuatan- 36 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

tersebut tidak sah, karena tidak ada melaksanakan perintah Allah didalamnya.

maksud

darinya

untuk

Dan tidak termasuk atas hal ini, diwajibkannya zakat dan hak-hak harta bagi harta anak kecil dan orang gila, karena kewajiban atas hal ini terikat dengan sebab yang tertentu, kapan didapatkan sebab itu (misalnya : haul dan nishob sebagai sebab wajibnya zakat mal, pent) maka ditetapkan hukumnya, maka sesungguhnya masalah ini dilihat pada sebabnya bukan pada pelakunya!

( : (): 45(. (38 : ( ():

: " "9(( : ( * * * (47-42 : * * ( ) Dan taklif (pembebanan) dengan perintah dan larangan mencakup untuk orang Islam dan orang kafir, tetapi orang kafir tidak sah jika ia melakukan perbuatan yang diperintahkan disebabkan kekafirannya, berdasarkan firman Allah ta'ala : "Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya" [QS. At-Taubah : 54] Dan ia tidak diperintahkan untuk meng-qodho'nya seandainya ia masuk islam, berdasarkan firman Allah ta'ala : "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosadosa mereka yang sudah lalu" [QS. Al-Anfal : 38] Dan sabda Nabi Shollallohu alaihi wa sallam kepada Amr bin al-Ash : "Apakah kamu tidak mengetahui wahai Amr, bahwa islam menghapus apa-apa (dosa-dosa, pent) yang telah lalu"( HR muslim (121)kitabul iman bab: agama islam menhancurkan dosa-dosa yang telah lalu ( sebelum masuk islam ) begitu jug ahijrah dan haji ) Dan hanya saja dia akan disiksa disebabkan ia meninggalkannya (perintah, pent) jika ia mati dalam kekafiran, berdasarkan firman Allah SWT sebagai jawaban kepada orang-orang yang berdosa ketika mereka ditanya : "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan. ) 121( 45- (9)

- 37 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

hari pembalasan,hingga datang kepada kami kematian"" [QS. AlMuddatsir : 32-37]

: : : " "01(( . . Penghalang-Penghalang Taklif ( beban syari'at ) Taklif (pembebanan syari'at) memiliki penghalang-penghalang, diantaranya : bodoh, lupa dan terpaksa ( dipaksa berdasarkan sabda Nabi Shollallahu alaihi wa sallam : "Sesungguhnya Allah telah memaafkan pada ummatku kesalahan, lupa dan apa-apa yang mereka dipaksa atasnya." [HR Ibnu Majah dan Baihaqi dan nawawi menshohihkannya] dan hadits ini memiliki penguat-penguat dari AlKitab dan As-Sunnah yang menunjukkan atas keshohihannya.)

1. : - - . 1. Jahil ( bodoh dan tidak tahu ) : artinya tidak tahu karena tidak memiliki ilmunya maka kapan saja seorang mukallaf melakukan suatu perbuatan yang haram karena tidak tahu tentang keharamannya maka ia tidak berdosa, seperti orang yang berbicara dalam sholat karena tidak tahu tentang keharaman berbicara (dalam sholat, pent). Dan jika seseorang meninggalkan suatu perbuatan yang wajib karena tidak tahu tentang wajibnya perbuatan tersebut, maka tidak wajib baginya untuk mengqodho'nya jika waktunya telah berlalu, dengan dalil bahwasanya Nabi Shollallohu alaihi wa Sallam tidak memerintahkan kepada orang yang jelek dalam sholatnya -yang dia tidak tuma'ninah dalam sholatnya-, Nabi tidak memerintahkan kepadanya untuk mengganti apa yang telah berlalu dalam sholatsholatnya, dan hanya saja Nabi memerintahkan kepadanya untuk mengerjakan (yakni mengulang, pent) sholat yang masih pada waktunya berdasarkan sisi yang disyari'atkan.

2. : . ((11 " : " )01( ) 54023402( 61- . )48/6( . " " ) 3931/325/1(: " "" ".

- 38 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

diketahui. maka jika seseorang mengerjakan sesuatu perbuatan yang haram karena lupa, maka ia tidak berdosa, seperti orang yang makan dalam keadaan berpuasa disebabkan lupa. Dan jika seseorang meninggalkan perbuatan yang wajib karena lupa maka tidak ia tidak berdosa pada saat ia lupa. Tetapi dia wajib mengerjakannya ketika dia ingat, berdasarkan sabda Nabi Shollallohu alaihi wa Sallam : "Barang siapa yang lupa mengerjakan sholat, maka hendaknya ia mengerjakannya ketika ia mengingatnya." ( HR bukhari kitab ; mawaqitus sholat hadist no: 597 dan Muslim kitabul masajid hadist no : 684 )

2. Lupa ( nisyan ) adalah lalainya hati terhadap sesuatu yang

3. : . 3. Terpaksa / dipaksa ( al ikroh ) : dipaksanya seseorang mengerjakan sesuatu yang tidak ia inginkan, maka barang siapa yang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang haram, maka ia tidak berdosa, seperti orang yang dipaksa dalam kekafiran dan hatinya tetap penuh dalam keimanan. Dan barang siapa yang dipaksa untuk meninggalkan kewajiban maka ia tidak berdosa pada saat ia dipaksa, dan wajib baginya untuk mengqodho'nya ketika sudah tidak ada paksaan, seperti orang yang dipaksa untuk meninggalkan sholat sampai keluar waktunya, maka sesungguhnya dia wajib untuk mengqodho'nya ketika sudah tidak ada paksaan. Dan hanya saja pencegah-pencegah ini berhubungan dengan hak Allah, karena hal ini dibangun atas ampunan dan rahmat-Nya, adapun dalam hak-hak sesama makhluk maka tidaklah dicegah dari menanggung ( ganti rugi ) apa yang wajib untuk ditanggungnya ( diganti nya ) jika orang yang memiliki hak tersebut tidak ridho dengan gugurnya (hak tersebut, pent), Wallohu a'lam..

%%% % % % % % %

(684) )11( )795( 73- . . 55-

- 39 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: . : :: : ( ( ) (22:31( )

UMUMDEFINISINYA :UMUM secara bahasanya adalah : .Yang mencakup Dan secara istilah : "Lafadz yang mencakup untuk semua anggotanya tanpa ada pembatasan" Contohnya :

(22:( ( ):31( ) ("Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti berada dalam syurga yang penuh kenikmatan." [QS. Al-Infithor : 13 dan AlMuthoffifin : 22]

: ) ( : } { ]: 3[ . : ) ( : .Maka keluar dari perkataan kami(" ) Lafadz yang mencakup untuk semua anggotanya : apa-apa yang tidak mencakup kecuali satu, seperti nama sesuatu / dan Isim Nakiroh dalam konteks untuk penetapan / sebagaimana firman Allah ta'ala : Maka bebaskanlah seorang budak " [QS.Al-Mujadalah:3] Karena ayat ini tidak mencakup semua anggotanya secara menyeluruh, hanya saja ayat ini mencakup satu dari anggotanya yang tidak ditentukan. Dan keluar dari perkataan kami ( ) tanpa ada pembatasan : apa yang mencakup seluruh anggotanya dengan pembatasan, seperti nama-nama bilangan: ratusan, ribuan dan yang semisal keduanya.

- 40 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: : 1 - : : ( (49: ( ) BENTUK-BENTUK UMUM Bentuk-bentuk umum ada tujuh : 1. Apa-apa yang menunjukkan atas keumumannya dengan alatalatnya (yang menunjukkankeumuman,pent), contohnya: ( artinya= semua, umum) sebagaimana firman allah :Artinya : sesungguhnya segala sesuatu itu kami ciptakan sesui ukurannya ( QS al qomar : 49 )

( (15 2 - : ( (): 2. .Kata-kata syarat ( asmaaus syart ) : sebagaimana firman allah : "Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri" [QS. Al-Jatsiyah : 15]

(115 (): dan firmanya :" Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah" [QS. Al-Baqoroh : 115]

(30 3 - : ( (): 3. Kata-kata tanya ( asmaaul istifham ) sebagiamana firmanya : "Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?" [QS.Al-Mulk : 30]

(65 ( (): dan firmanya : "Apakah jawabanmu kepada para Rosul?" [QS. AlQoshosh : 65]

(26 :) ( )dan firmanya : "Maka kemanakah kamu akan pergi?" [QS. At-Takwir : 26]- 41 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

(4 - : }( (33:)4. Kata-kata sambung ( asmaaul mausuulah ) sebgaimana firmannya : dan orang yang datang dengan kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa." [QS.Az-Zumar :33]

(69 ( (): "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." [QS. Al-Ankabut : 69]

(26:( ( ) "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya)." [QS. An-Nazi'at : 26]

(129 ( () : "Kepunyaan Allah apa-apa yang ada di langit dan yang ada di bumi." [QS. Ali Imron : 109]

5 - : } [62 : { ] 5. nakiroh dalam konteks peniadaan, larangan, syarat, atau pertanyaan yang maksudkan adalah pengingkaran ("Dan tidak ada Sesembahan (yang berhak disembah) selain Allah" [QS. Ali-Imron : 62]

(36 ( ():

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun" [QS. An-Nisa' : 36]

(54 :( ( ) Jika kamu melahirkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu." [QS. Al-Ahzab : 54]

(71 ( (): - 42 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

"Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?" [QS. Al-Qoshosh : 71)

.6 - : } () (103 :6. Yang dima'rifatkan dengan idhofah baik tunggal ataupun jamak sebagaimana firman allah : "maka ingatlah nikmat-nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian " [QS. al-A'rof : 74]

(7 - : ( (28 ): 7. Yang dima'rifatkan dengan alif lam ( ) istigroqiyyah (yang menunjukkan umum, pent) baik tunggal maupun jama', sebagaimana firman allah : Dan manusia dijadikan bersifat lemah." [QS. An-Nisa':28]

(59 ( (): Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin" [QS. An-Nuur : 59)

: ( * -71: * ( ) (73Adapun yang dima'rifatkan dengan alif-lam al-ahdiyyah ( ) aliflam untuk sesuatu yang sudah diketahui) maka hal ini tergantung dari isim yang sudah diketahui tersebut (yakni yang dimasuki alif-lam alahdiyyah, pent), jika ia umum maka yang dima'rifatkan juga umum, dan jika ia khusus maka yang dima'rifatkan juga khusus. Contoh dari yang umum adalah firman Allah ta'ala : "(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya." [QS.AshShod:7173]- 43 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: ( * (16-15: ( ) Contoh dari yang khusus adalah firman Allah ta'alaa : "Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. (QS al Muzammil : 15-16]

)( : . Adapun yang dima'rifatkan dengan Alif-lam untuk menjelaskan jenis, maka tidak bersifat umum kepada setiap anggotanya, jika kamu berkata : "Laki-laki itu lebih baik daripada wanita", atau

"Kaum laki-laki lebih baik daripada kaum wanita" Maka maksudnya bukanlah bahwa setiap perorangan dari laki-laki lebih baik daripada setiap perorangan dari wanita. Dan hanya saja maksudnya adalah bahwa jenis ini (laki-laki,pent) lebih baik daripada jenis ini (wanita, pent). Dan kadang-kadang dijumpai seseorang dari wanita yang lebih baik dari sebagian laki-laki.

: . .

BERAMAL DENGAN DALIL YANG UMUM

- 44 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Wajib beramal dengan keumuman lafadz dalil yang umum sampai ada dalil shohih yang mengkhususkannya, karena beramal dengan nashnash dari Al-Kitab dan As-Sunnah adalah wajib berdasarkan yang ditunjukkan oleh penunjukannya, sampai ada dalil yang menyelisihinya. Jika ada suatu dalil umum dengan sebab yang khusus, maka wajib beramal sesuai keumumannya. Karena yang menjadi ibroh (sandaran) adalah umumnya lafadz bukan kekhususan sebab ( ) kecuali jika ada dalil yang menunjukkan pengkhususan dalil yang umum tersebut dengan apa yang menyerupai keadaan sebab (asbabun nuzul atau wurud, pent) yang dalil itu turun karenanya, maka dikhususkan dengan yang menyerupai sebab tersebut.

: . Contoh yang tidak ada dalil menunjukkan atas pengkhususannya : Ayat tentang zhihar (yakni seorang suami mengatakan kepada istrinya : "bagiku kamu seperti punggung ibuku", pent), sebab turunnya adalah perbuatan zhihar yang dilakukan Aus bin Shomit, dan hukumnya umum untuknya dan untuk yang selainnya.

: " "21(( ((13 : " " : . : " " . Contoh yang ada dalil yang menunjukkan atas pengkhususannya : Sabda Rosullulloh shollallohu alaihi wa sallam : "Bukanlah termasuk kebaikan, berpuasa ketika safar." Sebabnya adalah ketika Nabi shollallohu alaihi wa sallam dalam suatu safar, beliau melihat keramaian dan ada seseorang yang diberi naungan (dari terik matahari, pent) lalu Rosullulloh bersabda : " " : . : "

:"Ada apa ini?" Mereka berkata : "Dia orang yang sedang berpuasa." Lalu Rosullulloh bersabda : "Bukanlah termasuk kebaikan, berpuasa ketika safar.( HR bukhari : 1945,1946, dan Muslim : 1115 ))21( ) 6491( 63- . ) 5111( 51- . 35 )31( : ) 5491(

- 45 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Ini merupakan dalil umum yang khusus untuk orang yang menyerupai kondisi orang ini, yakni berat baginya puasa ketika safar. Dan dalil yang menunjukkan pengkhususannya bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah berpuasa ketika safar dimana hal itu tidak memberatkannya, dan Rosullullah shollallohu alaihi wa sallam tidak melakukan sesuatu kecuali kebaikan.

%%% % % % % % %

. : .: . : ) (

KHUSUSDEFINISINYA : Khusus secara bahasa Lawan dari umum. Dan secara istilah : "Suatu lafadz yang menunjukkan atas sesuatu yang terbatas dengan orang tertentu atau bilangan tertentu, seperti nama-nama , isyarat dan jumlah." maka Keluar dar iperkataan kami: atas sesuatu yang terbatas( )umum ( )

. : .: - -: . Pengkhususan secara bahasa adalah : lawan dari pengumuman. Secara istilah : Mengeluarkan sebagian anggota yang umum."- 46 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Dan yang mengkhususkan ( dikasroh dalnya ) Pelaku pengkhususan yaitu pembuat syariat, dan dimutlakkan sebagai dalil yang dihasilkan dengannya pengkhususan.

. : .: .: Dalil takhsis ada dua macam: Muttashil danMunfashil Muttashil (bersambung) : yang tidak bisa berdiri sendiri. Munfashil (terpisah) : yang bisa berdiri sendiri.

: .: : : : ( (3-2: * ( ) . : ) ( Diantara Mukhoshshis Muttasil PERTAMA MUSTASNA pengecualian yaitu secara bahasa: berasal dari kata , yaitu mengembalikan sebagian dari sesuatu kepada sebagian yang lain, seperti( ) mengembalikan sebagian dari sebagian tali kepada sebagian yang lain ( Secara istilah : "mengeluarkan sebagian anggota sesuatu yang umum dengan kata illa (( ) artinya kecuali ) atau salah satu dari saudarasaudaranya,seperti firman Alloh:

: ( * (3-2:( ) "Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling berwasiat untuk mentaati kebenaran dan saling berwasiat untuk menetapi kesabaran." [QS. al-'Ashr : 2-3] maka Keluar dari perkataan kami: ( ( salah satu dari saudara-saudaranya : tahsis dengan syarat atau yang lainya.- 47 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: : .1 - : . : . : : . : : " " : . : " "41(( . SYARAT ISTITSNA' (PENGECUALIAN) Benarnya istitsna' disyaratkan dengan beberapa syarat, diantaranya : 1- Bersambungnya dengan yang dikecualikan ( ) secara hakiki atau secara hukum. Muttashil secara hakiki : yang langsung bersambung dengan yang dikecualikan dari sisi keduanya tidak dipisah dengan suatu pemisah. Muttashil secara hukum : yang dipisahkan antara sesuatu yang umum dengan yang dikecualikan darinya dengan pemisah yang tidak mungkin untuk dicegah, seperti batuk atau bersin. jika antara keduanya terpisah dengan suatu pemisah yang mungkin dicegah atau dengan diam, maka istitsna'-nya tidak sah. Seperti seseorang mengatakan:Semua budak-budakku bebas" kemudian ia diam atau berbicara dengan pembicaraan yang lain lalu mengatakan "kecuali Sa'id", maka istitsna'-nya tidak sah dan semuanya budaknya bebas. Dan dikatakan : istitsna' dengan diam atau ada pemisah adalah sah, jika masih dalam satu pembicaraan yang sama, berdasarkan hadits Ibnu Abbas rodhiyallohu anhuma: Bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam berkata pada hari fat-hul Makkah (penaklukan Makkah) :)41( ) 9431( 77- . ) 2531( 28- .

- 48 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan negri ini pada hari ketika Dia menciptakan langit dan bumi, tidak boleh dipotong durinya dan tidak boleh dipotong ranting-rantingnya" al-Abbas berkata : "wahai Rasululloh, kecualikanlah idzkhir, karena idzkhir adalah untuk kebutuhan mereka dan rumah mereka", lalu Rasululloh bersabda : "kecuali idzkhir".( HR bukhari ( 1349 ) dan muslim ( 1352 ) Dan pendapat ini lebih rojih berdasarkan penunjukkan hadits ini atasnya.

2 - : . : . : . ( : : ( ):24( : . 2- Yang dikecualikan ) )tidak lebih banyak dari setengah yang dikecualikan darinya )) seandainya dikatakan: " Saya memiliki hutang terhadapnya sepuluh dirham kecuali enam", istitsna'nya tidak sah dan ia harus mengeluarkan 10 seluruhnya. Dan dikatakan : yang demikian tidak disyaratkan sehingga istitsna'nya sah, walaupun yang dikecualikan lebih banyak dari setengah, maka pada contoh yang tadi tidak mengharuskannya untuk mengeluarkan kecuali hanya 4 saja. Adapun jika dikecualikan semuanya, maka tidak sah berdasarkan dua pendapat tadi Jika seseorang mengatakan: Saya memiliki hutang terhadapnya sepuluh kecuali sepuluh", mengharuskannya membayar sepuluh seluruhnya. Dan syarat ini adalah jika istitsna'nya dalam bentuk jumlah, adapun jika dalam bentuk sifat maka sah walaupun dikeluarkan semua atau kebanyakan, misalnya : firman Alloh ta'ala kepada iblis :

42 :) )

- 49 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu dari orangorang yang sesat." [QS. al-Hijr : 42] Dan pengikut iblis dari kalangan anak adam adalah lebih banyak dariseparuh jumlah mereka seandainya aku mengatakan: ( " ) Berikanlah kepada siapa yang di rumah itu kecuali orang-orang yang kaya.", lalu diketahui bahwa semua yang ada di rumah itu adalah orang kaya, maka istitsna'nya sah dan mereka tidak diberi apa-apa.

. : : : : . . Yang kedua : yang termasuk mukhoshshish muttashil adalah : syarat arti secara bahasa adalah : tanda Dan yang dimaksud dengannya di sini"menggantungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain adanya atau tidak adanya dengan ( ) huruf in syartiyyah atau salah satu dari saudara-saudaranya Dan syarat merupakan mukhoshshish (yang mengkhususkan), baik diletakkan di depan atau diakhirkan.

( : ( (5 ): Contoh yang diletakkan di depan adalah firman-Nya ta'ala kepada orang-orang musyrik : "Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan" [QS. at-Taubah : 5)

: ( (33 (): Dan contoh yang diakhirkan adalah firman-Nya ta'ala : Dan budakbudak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka" [QS. an-Nur : 33]

.: : Yang ketiga : Sifat, yaitu:- 50 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

"apa-apa yang memberikan kesan suatu makna yang menjadi khusus dengannya sebagian anggota yang umum dari na'at atau badal atau haal."

(25 : : ( (): Misal dari na'at adalh firman allah SWT : Maka dari yang kamu miliki dari budak-budak wanita yang beriman" [QS. an-Nisa' : 25]

: : : ( () (97 Misal dari badal firman allah SWT : "Atas manusia ada kewajiban terhadap Allah untuk haji ke Baitulloh, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke sana" [QS. Ali Imron : 97]

: : ( (93 (): Dan misal dari haal firman allah SWT : Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya" [QS. an-Nisa' : 93]

: . : : MUKHOSHSHISH MUNFASIL Mukhoshshish Munfasil adalah : Mukhoshshish yang berdiri sendiri, yaitu ada tiga hal : perasaan, akal dan syari'at

: : : ( () . 52(

Contoh takhshish dengan perasaan adalah firman Alloh ta'ala tentang angin untuk kaum 'Aad : "Atas manusia ada kewajiban terhadap Allah untuk haji ke Baitulloh, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke sana" [QS. Ali Imron : 97] Maka perasaan menunjukkan bahwa angin tersebut tidak menghancurkan langit dan bumi.- 51 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: : ( (): 26( . Contoh takhshish dengan akal adalah firman Alloh ta'ala: "Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." [QS. al-Ahqof : 33] Maka akal menunjukkan bahwa Dzat Alloh ta'ala bukanlah makhluk.

. . Dan diantara 'ulama ada yang berpendapat bahwa apa-apa yang dikhususkan dengan perasaan dan akal bukanlah sesuatu yang umum yang dikhususkan, akan tetapi merupakan umum yang dimaksudkan dengannya sesuatu yang khusus. Adapun takhshish dengan syari'at, maka al-Qur'an dan as-Sunnah dikhususkan dengan yang semisalnya dan dengan ijma' dan qiyas.

: : : ( () (228 : ( (49 (): Contoh Takhshish al-Qur'an dengan al-Qur'an : firman Alloh ta'ala : "Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'" [QS. al-Baqoroh : 228 Dikhususkan dengan firman-Nya ta'ala : "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuanperempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya." [QS. al-Ahzab : 49]

: : ( (): 11( : " ((15 . " Contoh takhshish al-Qur'an dengan as-Sunnah : ayat warisan, seperti firman-Nya ta'ala : "Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian)51( ) 3824( 84- . ) 4161( .

- 52 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

warisan untuk) anakanakmu. Yaitu : bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan." [QS. an-Nisa' : 11] Dan yang semisal dengan ayat ini dikhususkan dengan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Seorang muslim tidak mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak mewarisi orang muslim ( HR Bukhari no : ( 4283 dan Muslim no:1614

: : ( (): 4( . Contoh takhshish al-Qur'an dengan Ijma' : firman Alloh ta'ala : Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, ( QS an nuur: 04 ) Dikhususkan dengan ijma' bahwa budak yang menuduh hukumannya didera (dicambuk) 40 kali. Demikianlah yang dijadikan contohkan oleh para ahli ushul, dan hal ini perlu diperiksa kembali dikarenakan adanya khilaf dalam masalah ini, dan aku belum mendapati contoh yang selamat (dari adanya khilaf, pent)

: : ( (2 (): .Contoh takhshish al-Qur'an dengan Qiyas : firman Alloh ta'ala: "Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiaptiap seorang dari keduanya seratus dali dera." [QS. an-Nur : 2] Dikhususkan dengan mengqiyaskan budak laki-laki yang berzina terhadap budak perempuan yang berzina dalam menjadikan hukumannya separuh, dan dikurangi menjadi lima puluh dera, menurut pendapat yang masyhur.

: : " ((16 ..." . : ( (29: ( ) Dan contoh takhshish As-Sunnah dengan Al-Qur'an : sabda Nabi shollallohu alaihi wa sallam : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasanya tiada sesembahan:)61( ) 9931( 1- . )02( 8- .

- 53 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

yang berhak disembah selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh." ( HR Bukhari no : 1399 & muslim no : 20) . Dikhususkan dengan firman Alloh ta'ala : "Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk." [At-Taubah : 29]

((17

" : : " ((18 . " : " .

Dan contoh takhshish As-Sunnah dengan As-Sunnah : sabda Rosul shollallohu alaihi wa sallam "Apa-apa (pertanian, pent) yang diairi dengan air hujan zakatnya adalah sepersepuluh" ( HR Bukhari no : 1483) Dikhususkan dengan sabdanya shollallohu alaihi wa sallam : "Tidak ada zakat bagi (hasil pertanian, pent) yang di bawah lima wisq".( HR Bukhari no : 1484 & Muslim no : 979) Dan aku (asy-Syaikh Ibnul 'Utsaimin, pent) belum menemukan contoh takhshish As-Sunnah dengan ijma.

: : " " 91(( . Dan contoh takhshish As-Sunnah dengan qiyas : sabda Rosul shollallohu alaihi wa sallam : "Laki-laki yang belum menikah dan perempuan yang belum menikah (yang berzina, pent) didera seratus kali dan diasingkan selama 1 tahun."( HR muslim no: 1690 & ahmad no: 5/313/22718) Dikhususkan dengan mengqiyaskan budak laki-laki yang berzina terhadap budak perempuan yang berzina dalam menjadikan hukumannya separuh, dan dikurangi menjadi lima puluh dera, menurut pendapat yang masyhur.

%%% % % % % % %

. )71( ) 3841( 55- . )81( ) 4841( 65- . )979( )91( ) 0961( 3- . ) 81722/313/5( )0552( . 7-

- 54 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: . : (: : ) (3 ) . : ) ( . : ) ( MUTLAK DAN MUQOYYAD DEFINISI MUTLAK: Mutlak secara bahasa adalah : lawan dari Muqoyyad. Dan secara istilah : Apa-apa yang menunjukkan atas hakikat tanpa ikatan" Sebagaimana firman Alloh ta'ala : "Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur" [QS. al-Mujadilah : 3] Maka keluar dari perkataan kami : ( ) Apa-apa yang menunjukkan atas hakikat : umum karena umum menunjukkan atas hakikat keumuman, bukan mutlak hakikat saja Dan keluar dari perkataan kami. ( ) tanpa ikatan : moqoyyad.

: . : (92 : : ( (): . : )( DEFINISI MUQOYYAD : Muqoyyad secara bahasa adalah: Apa yang dijadikan padanya suatu ikatan dari unta dan yang semisalnya.

- 55 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

Dan secara istilah "Apa-apa yang menunjukkan hakikat dengan ikatan" Sebagaimana firman Alloh ta'ala : "(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman" (QS. an-Nisa' : 92 ) Maka keluar dari perkataan kami(" )dengan ikatan" :Mutlak

: . .

BERAMAL DENGAN NASH YANG MUTLAK : Wajib beramal dengan nash yang mutlak berdasarkan kemutlakannya kecuali jika ada dalil yang men-taqyid-nya (mengikatnya), karena beramal dengan nash-nash dari Al-Kitab dan As-Sunnah adalah wajib berdasarkan atas apa-apa yang menjadi konsekuensi penunjukkanpenunjukannya sampai ada dalil yang menyelisihi hal itu. Jika terdapat nash yang mutlak dan nash yang muqoyyad, wajib mengikat nash yang mutlak tersebut dengan nash yang muqoyyad jika hukumnya satu (dalam satu permasalahan, pent), dan jika tidak, maka setiap nash diamalkan berdasarkan apa-apa yang ada padanya, dari mutlak atau muqoyyad.

: : ) (92 () :3( : ) () : . Contoh yang hukum keduanya satu : firman Alloh ta'ala tetang kafarahnya ad dhihar ( menyamakan istrinya dengan ibu kandungnya pent ) : "maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur"(QS. al-Mujadalah : 3 )Dan firman Alloh dalam kafarot membunuh : "(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman" [QS. an-Nisa' : 92] hukumnya yang satu dan sama adalah memerdekakan budak , maka wajib mengikat nash yang mutlaq dalam hal kafarah bagi seorang yang dhihar dengan hakekat nash kafarahnya orang yang membunuh, dan disyaratkan harus budak yang beriman bagi kafarah keduanya tersebut.- 56 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: : : ) () (6 83( : ) (): Contoh yang hukum keduanya tidak satu : Firman Alloh ta'ala : "Lakilaki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya" [QS. al-Ma'idah : 38] Dan firman Alloh dalam ayat wudhu' : "Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku" [QS. alMa'idah : 6] , Maka hukumnya berbeda, yang pertama memotong dan yang kedua membasuh, maka ayat yang pertama tidak bisa diikat dengan ayat yang kedua, bahkan tetap pada kemutlakannya, sehingga pemotongan adalah sampai pergelangan tangan dan membasuh sampai siku.

%%% % % % % % %

: . : .: MUJMAL DAN MUBAYYAN DEFINISI MUJMAL Mujmal secara bahasa mubham (yang tidak diketahui) dan ( majmu') yang terkumpul. Secara istilah Apa yang dimaksud darinya ditawaqqufkan terhadap yang selainnya, baik dalam ta'yinnya (penentuannya) atau penjelasan sifatnya atau ukurannya.

( : : ( ): 822(. . Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam ta'yin/penentuannya: Firman Alloh ta'ala: "Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'" [QS. Al-Baqoroh : 228 ) Quru' : / adalah lafadz yang musytarok (memiliki beberapa makna pent.)- 57 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

antara haidh dan suci, maka menta'yin salah satunya membutuhkan dalil.

(43 : : ( (): . Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam penjelasan sifatnya : Firman Alloh ta'ala : "Dan dirikanlah sholat" [QS. Al-Baqoroh : 43] Maka tata cara mendirikan sholat tidak diketahui (hanya dengan ayat ini, pent), membutuhkan penjelasan.

(43 : : ( (): .

Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam penjelasan ukurannya : Firman Alloh ta'ala : Dan tunaikanlah zakat" [QS. Al-Baqoroh : 43] Ukuran zakat yang wajib tidak diketahui (hanya dengan ayat ini, pent,( maka membutuhkan penjelasan.

: . : .: DEFINISI MUBAYYAN Mubayyan secara bahasa : yang ditampakkan dan yang dijelaskan. Secara istilah : Apa yang dapat difahami maksudnya, baik dengan asal peletakannya atau setelah adanya penjelasan."

: . Contoh yang dapat difahami maksudnya dengan asal peletakannya , lafadz:langit, bumi , gunung, adil , dhalim , benar Makakata-kata ini dan yang semisalnya dapat difahami dengan asal peletakannya, dan tidak membutuhkan dalil yang lain dalam menjelaskan maknanya.

- 58 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: ( (): 34( .Contoh yang dapat difahami maksudnya setelah adanya penjelasan : firman Alloh ta'ala : "Dan dirikanlah sholat dan tunaikan zakat" [QS. Al-Baqoroh : 43] Maka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, keduanya adalah mujmal, tetapi pembuat syari'at (Alloh ta'ala) telah menjelaskannya, maka lafadz keduanya menjadi jelas setelah adanya penjelasan.

: . . . BERAMAL DENGAN DALIL YANG MUJMAL: Seorang mukallaf wajib bertekad untuk beramal dengan dalil yang mujmal ketika telah datang penjelasannya. Nabi shollallohu alaihi wa sallam telah menjelaskankan semua syari'atnya kepada umatnya baik pokok-pokoknya maupun cabang-cabangnya, sehingga beliau meninggalkan ummat ini di atas syari'at yang putih bersih malamnya seperti siangnya, dan beliau tidak pernah sama sekali meninggalkan penjelasan (terhadap syari'at, pent) ketika dibutuhkan. Dan penjelasan Nabi shollallohu alaihi wa sallam itu berupa perkataan atau perbuatan atau perkataan dan sekaligus perbuatan.

: : " .(43 "02(( : ( (): Contoh penjelasan beliau shollallohu alaihi wa sallam dengan perkataan : Pengkhobaran beliau tentang nishob-nishob dan ukuran zakat, sebagaimana dalam sabdanya shollallohu alaihi wa sallam : "Apa-apa (hasil pertanian, pent) yang diairi dengan air hujan zakatnya adalah 1/10" ( HR bukhari ) Sebagai penjelasan dari firman Alloh ta'ala yang mujmal : "Dan tunaikanlah zakat" [QS. Al-Baqoroh : 43]

: : ( (97 () : . 43 ) 3841( 55- . (20)

- 59 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

: . ((21"" Contoh penjelasan beliau shollallohu alaihi wa sallam dengan perbuatan: perbuatan beliau dalam manasik di hadapan ummat sebagai penjelasan dari firman Alloh ta'ala yang mujmal : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah" [QS. Ali Imron :97] Dan demikian juga sholat kusuf (gerhana bulan) dengan sifat sholatnya, dalam kenyataannya hal ini merupakan penjelasan terhadap sabdanyashollallohu alaihi wa sallam yang mujmal : "Jika kalian melihat sesuatu darinya maka sholatlah". [Muttafaqun alaihi]

: : " ((22 . ..." Contoh penjelasan beliau shollallohu alaihi wa sallam dengan perkataan dan sekaligus perbuatan : penjelasan beliau shollallohu alaihi wa sallam tentang tata cara sholat, sesungguhnya pejelasan beliau adalah dengan perkataan dalam hadits al-musi' fi sholatihi (orang yang jelek dalam sholatnya), dimana beliau shollallohu alaihi wa sallam bersabda : "Jika engkau akan sholat maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadaplah ke qiblat lalu bertakbirlah.", ( HR bukhari (6251) dan muslim ( 397 ))

... : ((23 . " : " Dan penjelasan beliau adalah dengan perbuatan juga, sebagaimana dalam hadits Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi rodhiyallohu anhu bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam berdiri di atas mimbar lalu bertakbir (takbirotul ihrom, pent), dan orang-orangpun bertakbir di belakang beliau sedangkan beliau berada di atas mimbar., Al-Hadits, dan dalam hadits tersebut : "kemudian beliau menghadap kepada orangorang dan berkata : "hanya saja aku melakukan ini supaya kalian mengikuti gerakanku dan supaya kalian mengetahui sholatku". ( HR bukhari (917) dan muslim (544)

)12( ) 5875( 2- . )119( 5- . : )22( ) 1526( 81- : . ) 793( 11- . )32( ) 719( 62- . ) 445( 01- .

- 60 Copyleft : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : [email protected]

%%% % % % % % %

: . : DZOHIR DAN MU'AWWAL DEFINISI DZOHIR Dzohir secara bahasa:Yang terang

:: . ((24 " " Secara istilah : "Apa-apa yang menunjukkan a