Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
ILMU KESEHATAN TELINGAHIDUNG TENGGOROK
KEPALA LEHER
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
ii
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Lingkup Hak CiptaPasal 11. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpamengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan PidanaPasal 1131. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara Komersial dipidanadengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau pidana denda palingbanyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan / atau tanpa izin Pencipta atau pemegang HakCipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan / atau huruf h untuk Penggunaan SecaraKomersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan / atau pidanadenda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
iii
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAHDENPASAR
2017
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
ILMU KESEHATAN TELINGAHIDUNG TENGGOROK
KEPALA LEHER
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
iv
Hak Cipta pada Penulis.Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari penerbit.
Tim Penyusun:Made Sudipta
Made Lely RahayuLuh Made Ratnawati
Komang Andi Dwi SaputraEka Putra Setiawan
Sari Wulan Dwi SutanegaraI Dewa Gede Arta Eka Putra
I Wayan SuciptaI Made WiranadhaAgus Rudi AsthutaI Gde Ardika Nuaba
I Ketut Suanda
Tim Editor:I Gde Haryo Ganesha
IGA Sri Darmayani
Cover & Ilustrasi:Repro
Lay Out:I Putu Mertadana
Diterbitkan oleh:Udayana University Press
Kampus Universitas Udayana Denpasar,Jl. P.B. Sudirman, Denpasar - Bali Telp. (0361) 255128
Cetakan Pertama:2017, xvii + 46 hlm, 15,5 x 23 cm
ISBN:
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNGTENGGOROK KEPALA LEHER
v
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang MahaEsa, karena Buku Panduan Belajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher ini dapat terselesaikan.Buku ini dibuat sebagai pegangan bagi mahasiswa
pendidikan dokter tingkat profesi (koas) agar lebih terarah dalammengikuti proses belajar mengajar di Bagian Telinga Hidung danTenggorok, maupun saat bertugas di bagian lain.
Buku ini mengacu pada Standar Kompetensi DokterIndonesia tahun 2012 yang berisi daftar kasus klinik danketerampilan klinik yang harus dikuasai oleh seorang doktermuda. Pendekatan dalam buku ini menggunakan pendekatanterhadap gejala klinis (symptom approached) dari keluhan padapenyakit di bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorokyang sering dijumpai. Berdasarkan gejala yang didapatkan,maka dokter muda diajak untuk berpikir secara sistematis dankomprehensif melalui melakukan proses anamnesis, pemeriksaanfi sik, dan pemeriksaan penunjang, perumusan masalah ataudiagnosis klinis, hingga menetapkan menejemen terapi padakasus tersebut.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihakyang telah membantu tersusunnya buku ini, terutama kepadaDekan, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, TimPendidik Klinik, Department of Medical Education, dan Seluruh StafBagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok FakultasKedokteran Universitas Udayana.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
vi
Kami menyadari buku ini belumlah sempurna dan akanterus mengalami perbaikan seiring perkembangan kemajuanpendidikan kedokteran, utamanya di bidang Telinga Hidungdan Tenggorok, sehingga masukan untuk perbaikan di masayang akan datang sangat kami nantikan. Akhirnya kami berharapsemoga Buku Panduan ini dapat memberikan manfaat utamanyabagi calon dokter umum yang akan menjalankan kepaniteraanklinik di Bagian Telinga Hidung dan Tenggorok.
Januari, 2017Tim Penyusun
vii
CARA MENGGUNAKANPANDUAN BELAJAR
Buku panduan belajar ini ditujukan untuk mempelajari kasusklinis dan keterampilan klinik di bidang Ilmu Kesehatan TelingaHidung Tenggorok Kepala Leher saat bertugas stase di BagianIlmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok. Kompetensiyang tercakup dalam buku panduan ini adalah kompetensiminimal seorang dokter umum yang harus anda kuasai saat andabelajar dan bertugas di rotasi pendidikan klinik.
Buku ini tersusun atas 4 (empat) bab, berdasarkan kasusyang dapat ditangani seorang dokter umum. Setiap bab memuattujuan belajar, pertanyaan terkait kesiapan dokter muda, daftarketerampilan/ prosedur klinik, dan algoritma kasus yang harusdikuasai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bukupanduan ini adalah:1. Bacalah daftar kompetensi kasus klinis dan keterampilan
klinik yang harus anda kuasai selama anda belajar danbertugas di Bagian Ilmu Kesehatan Telinga HidungTenggorok Kepala Leher. Daftar kompetensi ini juga dapatanda temukan di Buku Kerja Harian (buku log doktermuda).
2. Pada setiap bab, bacalah tujuan belajar yang harus dicapai saatmempelajari bab tersebut. Selanjutnya cobalah memjawabpertanyaan-pertanyaan yang tersedia dengan menggunakanprior knowledge anda. Apabila anda mengalami kesulitan saatmenjawabnya, anda dapat menggunakan buku referensiyang dianjurkan, tercantum pada bagian akhir buku
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
viii
ini. Setelah anda mampu menjawab semua pertanyaanpertanyaan tersebut, mulailah membaca algoritma kasusyang digunakan. Anda dapat menggunakan referensi untukmengklarifi kasi algoritma tersebut. Baca juga beberapaketerangan tambahan yang terdapat pada algoritma kasus.
3. Kemudian bacalah daftar keterampilan yang diperlukanuntuk menangani kasus yang bersangkutan. Beberapaprosedur penting yang belum anda peroleh di Skill Labdijelaskan dalam buku ini.
Jika terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan materiyang ada dalam buku panduan belajar ini, dan anda kesulitanmendapat jawabannya meskipun telah membaca referensi yangada, tanyakan dan diskusikan pada saat kegiatan pendidikanklinik.
ix
STANDAR KOMPETENSI DOKTERINDONESIA ILMU KESEHATAN TELINGAHIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
Dalam melaksanakan praktek kedokteran, seorang dokterharus mampu bekerja berdasarkan keluhan/ masalah pasien,melakukan pemeriksaan, menganalisis data klinis sehinggadapat membuat diagnosis yang tepat agar dapat melakukanpenatalaksanaan yang sesuai. Untuk itu diperlukan pembelajarandan pelatihan yang berkesinambungan. Agar pembelajaranterarah maka dibuatlah standar minimal yang harus dimilikiseorang dokter dengan diterbitkannya Standar KompetensiDokter Indonesia. Diharapkan lulusan dokter dapat memilikiketerampilan minimal sesuai yang telah ditetapkan. Untukmencapai kompetensi sesuai Standar Kompetensi DokterIndonesia diperlukan strategi pembelajaran dengan menerapkantarget. Target tingkat kompetensi dibagi menjadi 4, yaitu:1. Tingkat kompetensi 1 (Knows) Mampu mengetahui pengetahuan teroritis termasuk aspek
biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehinggadapat menjelaskan kepada pasien/ klien dan keluarganya,teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi,dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan inidapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi,penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannyadapat menggunakan ujian tulis.
2. Tingkat Kompetensi 2 (Knows How) Pernah melihat atau didemonstrasikan. Menguasai
pengetahuan teoritis dari keterampilan ini denganpenekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
x
berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilantersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaanlangsung pada pasien/ masyarakat.
3. Tingkat Kompetensi 3 (Shows) Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah
supervisi. Menguasai pengetahuan teori keterampilan initermasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososialketerampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat danmengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasiatau pelaksanaan langsung pada pasien/ masyarakat, sertaberlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/ ataustandardized patient.
4. Tingkat kompetensi 4 (Does) Mampu melakukan secara mandiri. Dapat memperlihatkan
keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruhteori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan,komplikasi, dan pengendalian komplikasi. 4A. Kompetensiyang dicapai pada saat lulusdokter.
Pada akhir stase, kompetensi yang harus dimiliki seorangKoas di Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorokberdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012:1. Mampu mendiagnosis/mengenali kelainan-kelainan
telinga yang mengganggu fungsi pendengaran dan fungsikeseimbangan dan yang mengancam fungsi pendengaran.
2. Mampu mendiagnosis/mengenali kelainan-kelainan hidungdan saluran nafas yang mengganggu fungsi saluran nafasdan fungsi hidung, serta kelainan yang mengancam jiwa.
3. Mampu mendiagnosis/mengenali kelianan-kelainantenggorok yang mengganggu fungsi digesti dan mengancamjiwa.
4. Mampu mendiagnosis dan menentukan rencanapenatalaksanaan (baik yang harus dirujuk, pertolonganpertama, atau ditangani secara mandiri).
xi
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
5. Mampu melakukan penatalaksanaanbagi kasus yangmemerlukan penanganan sementara untuk kemudiandirujuk, serta kasus yang bisa ditangani secara defi nitif.
6. Mampu menjelaskan indikasi, prosedur, dan kemungkinanhasil pada tindakan-tindakan di bidang Ilmu KesehatanTelinga Hidung dan Tenggorok yang sering dilakukan olehspesialis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok(operasi tonsilektomi, operasi polipektomi, mastoidektomi,operasi tumor sederhana, dll).
Mampu melakukan penapisan kasus-kasus di bidangIlmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok yang potensialmenimbulkan gangguan fungsi organ-Organ Ilmu KesehatanTelinga Hidung dan Tenggorok.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
xii
xiii
DAFTAR KOMPETENSI KLINIK
No. Daftar Kasus / Diagnosis Klinis Tingkat Kompetensi
1 Telinga, pendengaran, dan keseimbangan
Inflamasi pada aurikular 3A
Herpes zoster pada telinga 3A
Fistula pre-aurikular 3A
Otitis eksterna 4A
Otitis media akut 4A
Otitis media serosa 3A
Otitis media kronik 3A
Mastoiditis 3A
Miringitis bullosa 3A
Benda asing 3A
Perforasi membrane timpani 3A
Otosklerosis 3A
Presbiakusis 3A
Serumen prop 4A
Mabuk perjalanan 4A
Trauma akustik akut 3A
Trauma auricular 3B
2 Hidung dan sinus hidung
Furunkel pada hidung 4A
Rhinitis akut 4A
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
xiv
Rhinitis vasomotor 4A
Rhinitis alergika 4A
Rhinitis kronik 3A
Rhinitis medikamentosa 3A
Sinusitis 3A
Sinusitis kronik 3A
Benda asing 4A
Epistaksis 4A
3 Kepala dan leher
Tortikolis 3A
Abses bezold 3A
NO Daftar Kompetensi Keterampilan Klinik Target Kompetensi
Inspeksi Aurikula, Posisi Telinga, Dan Mastoid 4A
Pemeriksaan Meatus Auditorius Externus DenganOtoskop
4A
Pemeriksaan Membran Timpani Dengan Otoskop 4A
Menggunakan Cermin Kepala 4A
Menggunakan Lampu Kepala 4A
Tes Pendengaran, Pemeriksaan Garpu Tala(Weber, Rinne, Schwabach)
4A
Tes Pendengaran, Tes Berbisik 4A
Pemeriksaan Pendengaran Pada Anak-Anak 4A
Pembersihan Meatus Auditorius EksternusDengan Usapan
4A
Manuver Valsalva 4A
Pengambilan Serumen Menggunakan Kait AtauKuret
4A
Pengambilan Benda Asing Di Telinga 4A
Menghentikan Perdarahan Hidung 4A
xv
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
Pengambilan Benda Asing Dari Hidung 4A
Inspeksi Bentuk Hidung Dan Lubang Hidung 4A
Penilaian Obstruksi Hidung 4A
Uji Penciuman 4A
Rinoskopi Anterior 4A
Transluminasi Sinus Frontalis & Maksila 4A
Penilaian Pengecapan 4A
Intepretasi Hasil Audiometri - Tone & SpeechAudiometry
3
Interpretasi Radiologi Sinus 3
Flood Ocular Tissue 3
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
xvi
xvii
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
DAFTAR ISI
PRAKATA ..........................................................................................v
CARA MENGGUNAKAN PANDUAN BELAJAR ................vii
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIAILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNGTENGGOROK KEPALA LEHER .................................................ix
DAFTAR KOMPETENSI KLINIK ............................................xiii
BAB 1 PENURUNAN PENDENGARAN ....................................1
BAB 2 HIDUNG TERSUMBAT...................................................12
BAB 3 GANGGUAN MENELAN ...............................................24
BAB 4 KEDARURATAN DI BIDANG THT .............................28
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
xviii
1
BAB 1PENURUNAN PENDENGARAN
Mahasiswa diharapkan mampu:1. Mampu menjelaskan anatomi organ pendengaran.2. Mampu menjelaskan fi siologi pendengaran.3. Mampu melakukan pemeriksaan telinga luar.4. Melakukan pemeriksaan pendengaran sederhana.5. Menentukan pemeriksaan tambahan yang diperlukan, sesuai
dengan kasus.
1. Keadaan apa saja yang menyebabkan gangguan/ penurunanpendengaran?
2. Bagaimana karakteristik pada masing-masing penyebab?3. Bagaimana perjalanan penyakit tersebut?4. Apa gejala-gejala lain yang menyertai/ mendahului
gangguan/ penurunan pendengaran?5. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan untuk
membuktikan hipotesis (diagnosis banding)?6. Apa tujuan penanganan pada pasien dengan kelainan
tersebut?7. Penanganan apa yang anda pilih? Mengapa?8. Bagaimana prognosis masing-masing kelainan tersebut?9. Seberapa besar pengaruh pengaruh kelainan tersebut
terhadap permasalahan kesehatan masyarakat?
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Tujuan Pembelajaran Mahasiswa
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
2
BatasanPenurunan pendengaran adalah gangguan hantaran
gelombang suara untuk mencapai telinga dalam, dimana terletak”end organ “ pendengaran. Untuk memahami tentang hal iniperlu dipelajari lebih lanjut mengenai anatomi telinga, fi siologipendengaran, dan cara memeriksa pendengaran.
Anantomi telingaTelinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu, telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telingasampai membran timpani. Pada sepertiga luat kulit liang telingabanyak terdapat kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringatterdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pda duapertiga bagiandalamnya hanya sedikit dijumpai kelenjar keringat.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihatdari arah liang telinga. Bagian atasnya disebut pars fl aksida danbagian bawahnya disebut pars tensa. Bagian penonjolan bagianbawah maleus pada membrane timpani disebut umbo. Dariumbo bermula satu refl ek cahaya (cone of light) ke arah bawahyaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5untuk membran timpani kanan.
Bila melakukan miringotomi atau parasintesis, dibuat insisidi bagian bawah belakang membran timpani, sesuai dengan arahserabut membran timpani.
2. Telinga TengahTelinga tengah berbentuk kubus dengan:- Batas luar: membrane timpani- Batas depan: tuba esutachius
Penjelasan Dokter Muda
3
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
- Batas bawah: vena jugularis- Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars
vertikalis- Batas atas: tegmen timpani (otak)- Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis
semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkaplonjong, tingkap bundar, dan promontorium
3. Telinga DalamTelinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) dan vestibuler
yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.
Fisiologi pendengaranProses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi
bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yangdialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebutmenggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengahmelalui tulang-tulang pendengaran untuk diamplifi kasi. Energiini kemudian diteruskan ke stapes, kemudian menggerakkantingkap lonjong dan perilimfe. Getaran diteruskan melaluimembran Reissner yang kemudian menggerakkan membranbasilaris dan tektoria, sehingga terjadi defl eksi stereosilia sel-sel rambut dan membuka kanal ion dan ion bermuatan listrikdari badan sel terlepas. Keadaan ini menimbulkan prosesdepolarisasi sel rambut dan terjadi pelepasan neurotransmiterke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi padasaraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampaike korteks pendengaran di lobus temporalis.
Dibedakan tiga jenis penurunan pendengaran yang harusditentukan terlebih dahulu sebelum penatalaksanaan, yaitu:1. Kurang pendengaran konduksi, dimana terjadi gangguan
hantaran suara dan disebabkan oleh kelainan atau penyakitdi telinga luar atau telinga tengah.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
4
Penyebab: Cerumen, otitis media akut, otitis media kronis,otitis media serosa, barotrauma, otosklerosis.
2. Kurang pendengaran neurosensoris, dimana kelainanterdapat pada koklea, Nervus VIII atau di pusatpendengaran.
Penyebab: kongenital, trauma akustik, obat-obat ototoksisk,penyakit Menier, penyakit infeksi oleh vius (campak,parotitis, herpes otikus, infl uenza), meningitis, traumakepala, kelainan pembuluh darah koklea, tumor saraf otikus,dan presbikusis.
3. Kurang pendengaran campuran, disebabkan oleh kombinasiantara penyebab konduksi dan neurosensoris (misalnya:otosklerosis yang lanjut)
Jadi, jenis ketulian sesuai dengan letak kelaianan.Suara yang didengar dapat dibagi menjadi:- Bunyi: frekuensi 20 Hz – 18.000 Hz. Merupakan frekuensi
nada murni yang dapat didengar oleh telinga normal.- Nada murni (pure tone): hanya dari satu frekuensi, misalnya
dari garpu tala atau piano.- Bising (noise), dibedakan antara: NB (narrow band), terdiri
atas beberapa frekuensi spektrumnya terbatas dan WN(white noise), yang terdiri dari banyak frekuensi.
Diagnosis penurunan pendengaran dapat ditentukan denganmelakukan pemeriksaan:1. Tes suara bisik: pemeriksaan ini bersifat semi kuantitatif,
menentukan derajat ketulian secara kasar. Hal yang perludiperhatikan adalah ruangan yang cukup tenang, denganpanjang minimal 6 meter. Nilai normal untuk tes berbisikadalah: 5/6 – 6/6.
2. Tes garpu tala: merupakan tes kualitatif. Terdapat berbagaimacam tes garpu tala, seperti tes Rinne, tes Weber, tesSchwabach, tes Bing, dan tes Strenger.
5
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
Tes Rinne: tes untuk membandingkan hantaran melalui udaradan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa.
Cara pemeriksaan: garpu tala digetarkan, tangkainyadiletakkan pada prosesus mastoid, setelah tidak terdengargarpu tala dipegang di depan telinga kira-kira 2,5 cm. bila masihterdengar disebut Rinne (+), bila tidak didengar disebut Rinne(-).
Tes weber: tes pendengaran untuk membandingkan hantaratulang telinga yang sakit dan telinga yang sehat.
Cara pemeriksaan: garpu tala digetarkan dan tangkai garputal diletakkan pada garis tengah kepala (di vertex, dahi, pangkalhidung, di tengah-tengah gigi seri, atau di dagu). Apabila bunyigarpu tala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebutWeber lateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakanke arah telinga mana bunyi terdengar lebih keras, disebut webertidak ada lateralisasi.
Tes Schwabach: tes pendengaran untuk membandingkanhantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yangpendengarannya normal.
Cara pemeriksaan: garpu tala digetarkan, tangkai garpu taladiletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengarbunyi. Kemudian tangkai garpu tala segera dipindahkan padaprosesus mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannyanormal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebutSchwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar,pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penaladiletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu.Bila pasien maish dapat mendengar bunyi disebut Schwabachmemanjang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-samamendengarya disebut Schwbach sama dengan pemeriksa.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
6
Tes Bing (Tes Oklusi):Cara pemeriksaan: tragus telinga yang diperiksa ditekan
sampai menutup liang telinga, sehingga terdapat tuli konduktifkira-kira 30 Db. Garpu tala digetarkan dan diletakkan padapertengahan kepala (seperti pada tes Weber).
Penilaian: bila terdapat lateralisasi ke telinga yang ditutup,berarti telinga tersebut normal. Bila bunyi pada telinga yangditutup tidak bertambah keras, berarti telinga tersebut menderitatuli konduktif.
Tes Stenger: digunakan untuk memeriksa tuli anorganik (simulasiatau pura-pura tuli).
Cara pemeriksaan:menggunakan prinsip masking.
3. Tes AudiometriUntuk membuat audiogram diperlukan alat audiometri.
Pada pemeriksaan audiometri nada murni perlu dipahamibeberapa hal seperti:
Nada murni: merupakan bunyi yang hanya mempunyaisatu frekuensi, dinyatakan dalam jumlah getaran per detik.
Bising: merupakan bunyi yang mempunyai banyakfrekuensi, terdiri dari narrow band: spektrum terbatas dan whitenoise: spektrum luas.
Frekuensi: nada murni yang dihasilkan oleh getaran suatubenda yang sifatnya harmonis sederhana. Jumlah getaran per
Bunyi/suara yang dapat didengar oleh telinga manusia
bunyi suprasonik (ultrasonic).Intensitas bunyi: dinyatakan dalam dB (decibel). Dikenal
adanya dB HL (hearing level), dB SL (sensation level), dB SPL (soundpressure level). dB HL dan dB SL dasarnya adalah subjektif dan
7
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
inilah yang biasanya digunakan pada audiometer, sedangkan dBSPL digunakan apabila ingin mengetahui intensitas bunyi yangsesungguhnya secara fi sika.
Ambang dengar: bunyi nada murni yang terlemah padafrekuensi tertentu yang masih dapat didengar oleh telingamanusia. Terdapat ambang dengar menurut konduksi udara(AC) dan menurut konduksi tulang (BC). Bila ambang dengar inidihubung-hubungkan dengan garis, baik AC maupun BC, makaakan didaptkan audiogram. Dari audiogram dapat diketahui jeisdan derajat ketulian.
Nilai nol audiometrik: dalam dB HL dan dB SL, yituintensitas nada murni yang terkecil pada suatu frekuensi tertentuyang masih dapat didengar oleh telinga rata-rata orang dewasamuda yang normal. Pada tiap frekuensi intensitas nol audiometriktidak sama.
Notasi pada audiogram: untuk pemeriksaan audiogram,dipakai grafi k AC, yaitu dibuat dengan garis lurus penuh(intensitas yang diperiksa antara 125-8000 Hz) dan grafi k BC yaitudibuat dengan garis terputus-putus (intensitas yang diperiksa250-4000 Hz).
Untuk telinga kiri dipakai warna biru, sedangkan untuktelinga kanan dipakai warna merah.
JENIS DAN DERAJAT KETULIAN SERTA GAP
Dari audiogram dapat diketahui apakah pendengaranseseorang normal atau tuli. Seperti telah disebutkan di atas,jenis ketulian yang dapat terjadi adalah tuli konduktif, ulisensorineural, dan tuli campuran. Derajat ketulian dapat dihitungdengan menggunakan indeks Fletcher yaitu:
Ambang dengar (AD) = AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz+ AD 4000 Hz
4
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
8
Dapat dihitung ambang dengar hantaran udara (AC) atauhantaran tulang (BC).
Pada interpretasi audiogram harus dituliskan telingayang mana, apa jenis ketuliannya, dan bagaimana derajatnya,misalnya: telinga kiri tuli campur sedang. Dalam menentukanderajat ketulian, yang dihitung hanya ambang dengar hantaranudara saja.
Derajat ketulian menurut ISO:0-25 dB : normal>25-40 dB : tuli ringan>40-55 dB : tuli sedang>55-70 dB : tuli sedang berat>70-90 dB : tuli berat>90 dB : tuli sangat berat
Dari hasil pemeriksaan audiogram disebut ada gap apabilaantara AC dan BC terdapat perbedaan lebih atau sama dengan 10Db, minimal pada dua frekuensi yang berdekatan.
Padapemeriksaan audiometri kadang perlu diberi masking.Suara masking yang diberikan dapat berupa suara seperti angin(bising), pada head phone telinga yang tidak diperiksa supayatelinga yang tidak diperiksa tidak dapat mndengar bunyi yangdiberikan pada telinga yang diperiksa.
Pemeriksaan dengan masking dilakukan apabila telingayang diperiksa mempunyai pendengaran yang mencolokbedanya dari telinga yang satu lagi. Oleh Karena AC pada 45dB atau lebih dapat diteruskan melalui tengkorak ke telingakontralateral, maka pada telinga yang kontralateral (yang tidakdiperiksa) diberi bising supaya tidak dapat mendengar bunyiyang diberikan pada telinga yang diperiksa.- Narrow band noise (NB) ialah masking yang diberikan pada
audiometri nada murni- (WN) ialah masking yang diberikan pada audiometri tutur
(speech)
9
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
PENYAKIT/KELAINAN YANG MENYEBABKAN KETULIANKelainan telinga dapat menyebabkan tuli konduktif atau tuli
sensorineural.Tuli konduktif disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar atau telinga tengah. Kelainan pada telinga luar yangmenyebabkan tuli konduktif ialah atresia liang telinga, sumbatanoleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, osteoma liang telinga.Sedangkan kelaianan di telinga tengah yang menyebabkan tulikonduktif ialah tuba katar/sumbatan tuba eustachius, otitismedia, otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum, dandislokasi tulang pendengaran.
Tuli sensorineural dibagi dalam tuli sensorineural kokleadan retrokoklea.
Tuli sensorineural koklea disebabkan oleh aplasia(kongenital), labirinitis (oleh bakteri/virus), intoksikasi obatstreptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal, ataualcohol. Selain itu dapat juga disebabkan oleh tuli mendadak,trauma kapitis, trauma akustik, dan pajanan bising.
Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuromaakustik, tumor sudut pons serebelum, myeloma multiple, cederaotak, perdarahan otak, dan kelainan otak lainnya.
Kerusakan telinga oleh obat, pengaruh suara keras dan usialanjut akan menyebabkan kerusakan pada penerimaan nadatinggi di bagian basal koklea.
Presbikusis ialah penurunan kemampuan mendengar padausia lanjut.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
10
Alogaritma Penurunan Pendengaran
Alogaritma Penurunan Pendengaran
11
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
1. Pemeriksaan kondisi telinga luar.2. Evakuasi cerumen prop.3. Pemeriksaan ketajaman pendengaran dengan voice test dan
garpu tala.
1. Pemeriksaan kondisi telinga luar lihat pada petunjuk skillslab.
2. Pemeriksaan ketajaman pendengaran dengan voice test dangarpu tala lihat pada petunjuk skills lab.
Penjabaran Prosedur
12
BAB 2HIDUNG TERSUMBAT
Mahasiswa diharapkan mampu:1. Mampu menjelaskan anatomi hidung.2. Mampu menjelaskan fi siologi hidung sebagai organ respirasi
dan organ penghidu.3. Mampu menjelaskan keadaan-keadaan yang menyebabkan
gangguan fungsi tersebut di atas.4. Melaksanakan pemeriksaan rinoskopi anterior.5. Melaksanakan pemeriksaan patensi hidung sederhana.
1. Bagaimana fi siologi hidung sebagai organ respirasi?2. Bagaimana fi siologi hidung sebagai organ penghidu3. Keadaan apa saja yang menyebabkan gangguan fungsi
respirasi?4. Keadaan apa saja yang menyebabkan gangguan fungsi
penghidu?5. Keadaan apa saja yang menyebabkan hidung tersumbat?
Kelainan-kelainan apa saja?6. Bagaimana karakteristik pada masing-masing penyebab?7. Bagaimana perjalanan penyakitnya?8. Apa gejala-gejala lain yang menyertai/ mendahului hidung
tersumbat?
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
13
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
9. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan untukmembuktikan hipotesis (diagnosis banding)?
10. Apa tujuan penanganan pada pasien dengan hidungtersumbat?
11. Apa yang anda pilih? Mengapa?12. Bagaimana prognosis masing-masing kelainan tersebut?13. Seberapa besar pengaruh kelainan tersebut terhadap
permasalahan kesehatan masyarakat?a. Apakah yang dimaksud dengan ekspertise THT?
BatasanHidung tersumbat adalah penyumbatan saluran hidung
akibat peradangan pada lapisan hidung. Peradangan initerutama disebabkan oleh pembengkakakn pembuluh darah dihidung dan kelebihan produksi lender. Hidung tersumbat dapatmenyebabkan nyeri wajah, sakit kepala, kesulitan bernafas, danketidaknyamanan umum.
Beberapa sebab yang sering mengakibatkan hidungtersumbat adalah:1. Alergi2. Infeksi virus maupun bakteri3. Non alergi dan non infeksi seperti: rhinitis vasomotor,
rhinitis medikamentosa, dan polip hidung.
Polip HidungPolip hidung adalah massa lunak yang mengandung banyak
cairan di dalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan,yang terjadi akibat infl amasi mukosa.
AnamnesisKeluhan utama penderita polip hidung ialah hidung
tersumbat dari yang ringan sampai berat, rinore mulai yang
Penjelasan Dokter Muda
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
14
jernih sampai purulen, hiposmia atau anosmia. Mungkin disertaibersin-bersin, rasa nyeri pada hidung disertai sakit kepala didaerah frontal.
Pemeriksaan FisikPolip hidung yang masif dapat menyebabkan deformitas
hidung luar sehingga hidung tampak mekar karena pelebaranbatang hidung. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior terlihatsebagai massa yang berwarna pucat yang berasal dari meatusmedius dan mudah digerakkan.
Pembagian stadium polip menurut Mackay dan Lund (1997),stadium 1: polip masih terbatas di meatus medius, stadium2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di ronggahidung tapi belum memenuhi rongga hidung, stadium 3: polipyang massif.
PenatalaksanaanTujuan utama pada pengobatan pada kasus polip hidung
adalah menghilangkan keluhan-keluhan, mencegah komplikasidan mencegah rekurensi polip. Pemberian kortikosteroiduntuk menghilangkan polip hidung disebut juga polipektomimedikamentosa. Dapat diberikan topikal atau sistemik. Poliptipe eosinofi lik memberikan respons yang lebih baik terhadappengobatan kortikosteroid intranasal dibandingkan poliptipe neutrofi lik. Kasus polip yang tidak membaik denganmedikamentosa atau polip yang sangat masif dipertimbangkanuntuk terapi bedah. Dapat dilakukan ekstraksi polip (polipektomi)menggunakan senar polip atau cunam dengan analgesi lokal,etmoidektomi intranasal atau etmoidektomi ekstranasal untukpolip etmoid, operai Caldwell-Luc untuk sinus maksila. Yangterbaik ialah bila tersedia fasilitas endoskop maka dapat dilakukantindakan BSEF (Bedah Sinus Endoskopi Fungsional).
15
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
Kelainan SeptumKelainan septum yang sering ditemukan ialah deviasi
septum, hematoma septum dan abses septum. Ketiga kelainanseptum ini menyebabkan terjadinya sumbatan hidung.
Deviasi SeptumDeviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu,
akan tetapi bila deviasi itu cukup berat, akan menyebabkanpenyempitan pada satu sisi hidung. Bentuk deformitas septumialah: 1) Deviasi, biasanya berbentuk huruf C atau S; 2) Dislokasi,yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari krista maksiladan masuk ke dalam rongga hidung; 3) Penonjolan tulang atautulang rawan septum, bila memanjang dari depan ke belakangdisebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina;4) Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengankonka dihadapannya disebut sinekia. Bentuk ini akan menambahberatnya obstruksi.
Gejala klinik pada deviasi septum yang paling sering adalahsumbatan hidung baik unilateral maupun bilateral, sebab padasisi yang deviasi terdapat konka yang hipotropi, sedangkan padasisi sebelahnya terjadi konka yang hipertropi, sebagai akibatmekanisme kompensasi. Keluhan lainnya adalah rasa nyeri dikepala dan di sekitar mata.
Penanganan tidak perlu dilakukan bila gejala tidak ada ataukeluhan sangat ringan. Apabila terdapat keluhan nyata dapatdilakukan tindakan koreksi septum. Ada 2 jenis tindakan operatifyang dapat dilakukan yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.
Hematoma SeptumSebagai akibat trauma, pembuluh darah submukosa akan
pecah dan darah akan berkumpul di antara perikondrium dantulang rawan septum dan membentuk hematoma pada septum.Gejala yang menonjol pada hematoma septum adalah sumbatanhidung dan rasa nyeri.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
16
Pada pemeriksaan ditemukan pembengkakan unilateralatau bilateral pada septum bagian depan, berbentuk bulat, licindan berwarna merah. Pembengkakan dapat meluas sampai kedinding lateral hidung, sehingga menyebabkan obstruksi total.
Drainase yang segera dilakukan dapat mencegah terjadinyanekrosis tulang rawan. Dilakukan pungsi dan kemudiandilanjutkan dengan insisi pada bagian hematoma yang palingmenonjol. Setelah insisi, dipasang tampon untuk menekanperikondrium ke arah tulang rawan di bawahnya. Antibiotikharus diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Abses SeptumKebanyakan abses septum disebabkan oleh trauma yang
kadang-kadang tidak disadari oleh pasien. Seringkali didahuluioleh hematoma septum yang kemudian terinfeksi kuman danmenjadi abses.
Gejala abses septum ialah hidung tersumbat progresifdisertai dengan rasa nyeri berat, terutama terasa di puncakhidung. Tampak pembengkakan septum yang berbentuk bulatdengan permukaan licin.
Abses septum harus segera diobati sebagai kasus daruratkarena komplikasinya dapat berat, yaitu dalam waktu yangtidak lama dapat menyebabkan nekrosis tulang rawan septum.Terapinya, dilakukan insisi dan drainase nanah serta diberikanantibiotika dosisi tinggi. Untuk nyeri dan demamnya diberikananalgetika. Untuk mencegah terjadinya deformitas hidung, bilasudah ada destruksi tulang rawan perlu dilakukan rekonstruksiseptum.
Rinitis AlergiRinitis alergi adalah penyakit infl amasi yang disebabkan
oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudahtersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatumediator kimia ketika terjadi paparan ulangan denganalergenspesifi k tersebut (von Pirquet, 1986).
17
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
Rinitis alergi merupakan penyakit simtomatis padamembran mukus hidung akibat infl amasi yang dimediasi olehIgE pada lapisan membran yang diinduksi oleh paparan alergen.Pada tahun 1929 ditetapkan 3 gejala utamanya antara lain bersin– bersin, hidung tersumbat dan keluarnya sekret hidung. Selainitu juga terdapat gejala hidung gatal dan gejala – gejala tersebutberlangsung lebih dari 1 jam sehari dalam dua hari berurutan ataulebih. Rinitis alergi merupakan manifestasi penyakit alergi tipe Iyang paling sering ditemui di masyarakat, jika tidak mendapatkanpenanganan dapat terjadi komplikasi berupa asma, rinosinusitis,konjungtivitis alergi, polip hidung, otitis media dengan efusi,dan maloklusi gigi.
Defi nisi Rinitis alergi menurut WHO ARIA adalah kelainanpada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gataldan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yangdiperantarai oleh IgE.
Rinitis alergi merupakan penyakit multifaktorial yangmeliputi interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Faktorgenetik pada rinitis alergi dapat dilihat dari hubungan fenotipikyang erat antara pilek alergi dan asma bronkial (penyakitditurunkan). Penyakit alergi bersifat diturunkan dalam keluarga.Jika hanya salah satu orang tuanya menderita alergi, makarisiko anaknya terkena alergi adalah 50%. Dan jika kedua orangtua memiliki alergi, risiko anaknya terkena alergi adalah 75 %.Penelitian dengan imigran sebagai subyek, menunjukkan bahwaterdapat faktor genetik yang mempengaruhi pola IgE yangditurunkan dari orang tua, khususnya dari ibu.
Berdasarkan cara masuknya, allergen dibagi atas :1. Allergen inhalan, yang masuk bersama dengan udara
pernapasan, misalnya tungau debu rumah, kecoa, serpihanepitel kuliut binatang, rerumputan, serta jamur.
2. Allergen ingestan yang masuk ke saluran cerna, berupamakanan, misalnya susu, sapi, coklat, ikan laut, udangkepiting dan kacang-kacangan
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
18
3. Allergen injektan, yang masuk melalui suntikan atautusukan, misalnya penisilin dan sengatan lebah.
4. Allergen kontaktan, yang masuk melalui kontak kulit ataujaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik, perhiasan.
Satu macam allergen dapat merangsang lebih dari satu organsasaran, sehingga memberi gejala campuran.
Klasifi kasi rhinitis alergiDahulu rhinitis alergi dibedakan dalam 2 macam berdasarkan
sifat berlangsungnya, yaitu :1. Rhinitis alergi musiman. Di Indonesia tidak dikenal rhinitis
alergi musiman, hanya ada di negara yang mempunyai 4musim. Allergen penyebabnya spesifi k, yaitu serbuk danspora jamur.
2. Rhinitis alergi sepanjang tahun. Gejala penyakit ini timbulintermiten atau terus menerus, tanpa variasi musim, jadidapat ditemukan sepanjang tahun. Penyebab paling
Klasifi kasi dari WHO ARIABerdasarkan sifat berlangsungnya:1) Intermiten : bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau
kurang dari 4 minggu2) Persisten : bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari
4 minggu
Berdasarkan berat ringannya penyakit:1) Ringan : bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan
aktifi tas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja danhal-hal lain yang mengganggu.
2) Sedang – berat : bila terdapat satu atau lebih dari gangguantersebut diatas.
19
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
Patofi siologi rhinitis alergiReaksi hipersensitivitas pada mukosa hidung yang memicu
bermacam – macam respon hidung terhadap paparan alergenmerupakan proses dinamis yang disebabkan oleh alergenyang spesifi k. Pada proses ini terlibat berbagai macam tipe sel,mediator, dan mekanisme yang berbeda pada setiap jenjang danlevel yang berbeda.25
Rinitis alergi merupakan suatu penyakit infl amasi yangdiawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi.Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu immediate phase allergicreaction atau reaksi alergi fase cepat (RAFC) yang berlangsungsejak kontak dengan alergen sampai 1 jam setelahnya dan latephase allergic reaction atau reaksi alergi fase lambat (RAFL) yangberlangsung 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam (fase hiperreaktivitas)setelah pemaparan dan dapat berlangsung 24-48 jam
Pemeriksaan FisikPada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah,
berwarna pucat atau livid disertai adanya sekret encer. Bilagejala persisten konka tampak hipertrofi . Tampak allergic shiner,allergic salute, allergic crease dan geographic tongue.
RinosinusitisSinusitis didefi nisikan sebagai infl amasi mukosa sinus
paranasal, umumnya dipicu oleh rhinitis sehingga sering disebutrinosinusitis. Keluhan utama rinosinusitis akut adalah hidungtersumbat disertai rasa nyeri/tekanan pada wajah dan inguspurulent yang seringkali turun ke tenggorok (post nasal drip).Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan foto Waters atauCT-scan.
Menurut American Academy of Otolaryngology – Head &Neck Surgery 1996 istilah sinusitis diganti dengan rinosinusitiskarena dianggap lebih tepat dengan alasan :
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
20
1. Secara embriologis mukosa sinus merupakan lanjutanmukosa hidung
2. Rinosinusitis hampir selalu didahului dengan rinitis3. Gejala-gejala obstruksi nasi, rhinorrhea dan hiposmia
dijumpai pada rinitis ataupun rinosinusitis.
Menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and NasalPolyps (EPOS) 2012, rinosinusitis biasanya disertai dua atau lebihdari gejala berupa hidung tersumbat, sekret hidung (anteriormaupun posterior nasal drip) dan dapat disertai:1. Nyeri fasial2. Hiposmia
Atau dengan endoskopi dapat ditemukan:1. Polip nasi2. Sekret mukopurulen terutama dari meatus nasi medius dan/
atau3. Oedem atau obstruksi mukosa terutama meatus nasi
medius
Atau dapat disertai dengan hasil pemeriksaan CT scanberupa:
1. Perubahan mukosa kompleks ostiomeatal dan/ atau sinusparasanalBerdasarkan derajat berat ringannya penyakit, rinosinusitis
diklasifi kasikan menjadi Mild, Moderate, dan Severe. Klasifi kasi iniditentukan mengacu pada total severity visual analogue scale (VAS)score (0-10)- Mild : VAS 0-3- Moderate : VAS > 3-7- Severe : VAS > 7-10
21
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
Untuk menilai derajat keparahan total, pasien ditanyaagar dapat menunjukkan nilai dari VASnya. VAS > 5 akanmempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Penyebab utamanya adalah selesma (common cold) yangmerupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti infeksibakteri. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis,sedangkan bila mengenai semua sinus disebut pansinusitis. Sinusyang paling sering terkena adalah sinus etmoid dan maksila, danyang paling jarang terkena adalah sinus sfenoid. Sinus maksiladisebut juga antrum highmore. Rinosinusitis dentogen disebabkankarena adanya fokal infeksi dari gigi. Biasanya terjadi padasinus maksila. Infeksi gigi mudah menyebar ke sinus maksilakarena letaknya dekat akar gigi rahang atas. Rinosinusitisdapat menyebabkan komplikasi ke orbita dan intrakranial sertameningkatkan serangan asma yang sulit diobati.
Etiologi dan faktor predisposisiBeberapa etiologi dan faktor predisposisi rinosinusitis antara
lain ISPA akibat virus, bermacam rinitis terutama rinitis alergi,rinitis hormonal pada wanita hamil, polip hidung, kelainananatomi seperti septum deviasi atau hipertrofi konka, konkabulosa, konka media paradoksal, sumbatan kompleks osteo-meatal (KOM), infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesiasilia seperti pada sindroma kartagener dan di luar negri adalahpenyakit fi brosis kistik.
Pada anak, hipertrofi adenoid merupakan faktor pentingpenyebab rinosinusitis sehingga perlu dilakukan adenoidektomiuntuk menghilangkan sumbatan dan menyembuhkanrinosinusitisnya. Hipertofi adenoid dapat didiagnosis denganfoto polos leher posisi lateral.
Menurut berbagai penelitian, bakteri utama yang ditemukanpada rinosinusitis akut adalah Streptococcus pneumonia (30-50%),Hemophylus infl uenza (20-40%) dan Moraxella catarrhalis (4%). Padaanak, Moraxella catarrhalis lebih banyak ditemukan (20%). Faktor
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
22
lain yang juga berpengaruh adalah lingkungan berpolusi, udaradingin dan kering serta kebiasaan merokok. Keadaan ini lama– lama menyebabkan perubahan mukosa dan merusak silia.
1. Pemeriksaan Rhinoskopi anterior.2. Pemeriksaan patensi hidung/ rinomamometri.3. Pemeriksaan Rhinoskopi posterior.4. Pemeriksaan fungsi penghidu sederhana.
Alogaritme Hidung Tersumbat
23
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
1. Pemeriksaan Rhinoskopi anterior, Rhinoskopi posterior lihatpada buku petunjuk skills lab.
2. Pemeriksaan patensi hidung dapat dilihat pada referensi.3. Pemeriksaan fungsi penghidu sederhana dapat dilihat pada
referensi.
1. Rasyad S, dkk. 2009. THT Diagnostik. Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Edisi ke-2, cetakan ke-4. Jakarta.
Penjabaran Prosedur
24
BAB 3GANGGUAN MENELAN
Mahasiswa diharapkan mampu:1. Mampu menjelaskan anatomi organ digesti.2. Mampu menjelaskan fi siologi proses menelan.3. Mampu menjelaskan keadaan-keadaan yang bisa
mengganggu proses menelan.4. Melakukan pemeriksaan sederhana.5. Mampu menentukan pemeriksaan tambahan yang
diperlukan, sesuai dengan kasus.
1. Bagaimana fi siologi proses menelan?2. Keadaan apa saja yang menyebabkan gangguan menelan?3. Bagaimana karakteristik pada masing-masing penyebab?4. Bagaimana perjalanan penyakit pada masing-masing
penyebab?5. Apa gejala-gejala lain yang menyertai gangguan menelan?6. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan untuk
membuktikan hipotesis (diagnosis banding)?7. Apa tujuan penanganan pada pasien dengan kelainan
tersebut?8. Apa yang anda pilih? Mengapa?9. Bagaimana prognosis pada masing-masing kelainan
tersebut?
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
25
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
10. Seberapa besar pengaruh kelainan tersebut terhadappermasalahan di masyarakat?1. Bagaimana gambaran radiografi pada edema paru?
BatasanGangguan menelan (disfagia) merupakan suatu keadaan
dimana proses penyaluran makanan atau minuman dari mulutke dalam lambung akan membutuhkan usaha yang lebih besardan waktu yang lebih lama dibandingkan kondisi seseorangyang sehat.
Gejala serta tanda-tanda yang dapat menyertai gangguanmenelan antara lain:1. Rasa nyeri saat menelan.2. Makanan terasa tersangkut di dalam tenggorokan atau
dada.3. Tersedak atau batuk ketika makan dan minum.4. Mengeluarkan air liur terus menerus.5. Penurunan berat badan.6. Makanan yang sudah ditelan keluar kembali.7. Asam lambung yang sering naik ke tenggorok.8. Rasa sakit ulu hati.
Klasifi kasi disfagia:1. Disfagia mekanik. Disfagia mekanik adalah sumbatan lumen
esofagus oleh massa tumor dan benda asing. Penyebab lainadalah akibat peradangan mukosa esofagus, striktur lumenesofagus, serta akibat penekanan lumen esofagus dari luar,misalnya oleh pembesaran kelenjar timus, kelenjar tiroid,kelenjar getah bening di mediastinum, pembesaran jantungdan elongasi aorta.
2. Disfagia motorik. Disfagia motorik disebabkan oleh kelainanneuromuscular yang berperan dalam proses menelan. Lesi
Penjelasan Dokter Muda
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
26
di pusat menelan di batang otak, kelainan saraf otak n.V,n.VII, n.IX, n.X dan n.XII, kelumpuhan otot faring dan lidahserta gangguan peristaltic esofagus.
3. Disfagia akibat gangguan emosi atau tekanan jiwa (globushisterikus).
Alogaritme Gangguan Menelan
27
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
1. Pemeriksaan rongga mulut.2. Pemeriksaan orofaring.3. Pemeriksaan laringoskopi indirek.4. Pemeriksaan leher.
1. Pemeriksaan rongga mulut, orofaring, laringoskopi indirek,dan pemeriksaan leher lihat pada petunjuk skills lab.
Penjabaran Prosedur
28
BAB 4KEDARURATAN DI BIDANG THT
Mahasiswa diharapkan mampu:1. Mampu menjelaskan keadaan-keadaan kedaruratan di
bidang THT.2. Mampu mendiagnosis kedaruratan di bidang THT.3. Mampu melakukan pertolongan pertama pada keadaan
tersebut di atas.
1. Kondisi apa saja yang merupakan kedaruratan di bidangTHT?
2. Bagaimana karakteristik pada masing-masing kondisi?3. Bagaimana perjalanan penyakit pada masing-masing
kondisi?4. Apa tujuan penanganan pada pasien dengan kedaruratan di
bidang THT?5. Apa yang anda pilih? Mengapa?6. Bagaimana prognosis pada masing-masing kedaruratan
tersebut?a. Bagaimana gambaran radiografi pada edema paru?
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
29
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
BatasanKasus kegawatan di bidan THT-Kl antara lain: Epistaksis,
Abses Leher Dalam, Obstruksi Saluran Nafas Atas, Benda AsingSaluran Nafas, dan Trauma Laring.
EpistaksisPerdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab
lokal maupun sebab kelainan sistemik. Epistaksis sering kalimerupakan gejala atau manifestasi penyakit. Kebanyakan ringandan sering kali berhenti sendiri tanpa perlu bantuan medis,tetapi epistaksis yang berat dan sulit ditangani merupakan suatukegawatdaruratan yang harus segera ditanggulangi.
Epistaksis seringkali timbul spontan tanpa dapat diketahuipenyebabnya, kadang-kadang jelas disebabkan karena trauma.Seperti telah disebutkan sebelumnya epistaksis dapat disebabkanoleh kelainan local pada hidung atau kelainan sistemik. Kelainanlocal misalnya trauma, kelainan anatomi, kelainan pembuluhdarah, infeksi local, benda asing, tumor dan pengaruh udaralingkungan. Kelainan sistemik seperti penyakit kardiovaskular,kelainan darah, infeksi sistemik, kelainan hormonal dankelainan kongenital. Melihat dari asal perdarahan, epistaksisdibagi menjadi epistaksis anterior dan epistaksis posterior.Untuk penatalaksanaanya penting untuk menentukan sumberperdarahan walaupun kadang-kadang sulit.
Epistaksis anterior sering berasal dari pleksus Kisselbachdi septum bagian anterior. Perdarahan pada septum anteriorumumnya ringan karena keadaan mukosa yang hiperemisdan kebiasaan mengorek hidung dan kebanyakan terjadi padaanak, seringkali berulang dan dapat berhenti sendiri. Epistaksisposterior dapat berasal dari arteri etmoidalis posterior atauarteri sfenopalatina. Perdarahan biasanya lebih hebat dan jarang
Penjelasan Dokter Muda
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
30
dapat berhenti sendiri. Sering ditemukan pada pasien denganhipertensi, arteriosclerosis atau pada pasien dengan penyakitkardiovaskuler karena pecahnya arteri sfenopalatina.
Prinsip penatalaksanaan epistaksis ialah perbaiki keadaanumum, cari sumber perdarahan, hentikan perdarahan, cari faktorpenyebab untuk mencegah berulangnya perdarahan. Bila pasiendatang dengan epistaksis, perhatikan keadaan umumnya, nadi,pernapasan serta tekanan darahnya. Bila ada kelainan, atasiterlebih dahulu misalnya dengan memasang infus. Jalan napasdapat tersumbat oleh darah atau bekuan darah, perlu dibersihkantau dihisap. Untuk dapat menghentikan perdarahan perlu dicarisumbernya apakah perdarahan anterior atau posterior. Alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan ialah lampu kepala,speculum hidung dan alat penghisap. Anamnesis yang lengkapsangat membantu dalam menentukan sebab perdarahan. Pasiendengan epistaksis diperiksa dalam posisi duduk, biarkan darahmengalir keluar dari hidung sehingga bias dimonitor. Kalaukeadaan umum lemah sebaiknya posisi setengah duduk atauberbaring dengan kepala ditinggikan. Harus diperhatikan agarjangan sampai darah mengalir ke saluran napas bawah. Sumberperdarahan dicari untuk membersihkan hidung dari darah danbekuan darah dengan bantuan alat penghisap. Kemudian tamponsementara yaitu kapas yang telah dibasahi dengan adrenalin1/5000-1/10000 dan pantocain atau lidocain 2% dimasukkan kedalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahan danmengurangi rasa nyeri pada saat dilakukan tindakan selanjutnya.Tampon tersebut dibiarkan selama 10-15 menit, setelah terjadivasokonstriksi biasanya dapat dilihat apakah perdarahan berasaldari bagian anterior atau posterior. Perdarahan anterior seringkaliberasal dari pleksus Kisselbach di septum, bagian depan.Apabila tidak berhenti dengan sendirinya perdarahan anteriorterutam pada anak dapat dicoba dengan dihentikan denganmenekan hidung dari luar selama 10-15 menit, biasanya caraini berhasil menghentikan perdarahan. Bila sumber perdarahan
31
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
dapat terlihat, tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutanNitras Argenti (AgNO3) 25-30%. Sesudahnya area tersebutdiberi krim antibiotic. Bila dengan cara ini perdarahan masihterus berlangsung, maka perlu dilakukan pemasangan tamponanterior yang terbuat dari kapas atau kassa yang diberi pelumasvaselin atau salep antibiotic. Pemakaian pelumas ini agar tamponmudah dimasukkan dan tidak menimbulkan perdarahan barusaat dimasukkan atau dicabut. Tampon dimasukkan sebanyak 2-4 buah, disusun dengan teratur dan harus dapat menekan asalperdarahan. Tampon dipertahankan selama 2x24 jam, setelahitu tampon harus dikeluarkan untuk mencegah infeksi hidung.Selama 2 hari dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mencarifaktor penyebab epistaksis. Bila perdarahan belum berhentidipasang tampon baru.
Perdarahan posterior lebih sulit diatasi, sebab biasanya terjadiperdarahan hebat dan sulit dicari sumbernya dengan pemeriksaanrinoskopi anterior. Untuk menanggulangi perdarahan posteriordilakukan pemasangan tampon posterior yang disebut tamponBellocq. Tampon ini dibuat dari kassa padat dibentuk kubus ataubulat dengan diameter 3cm. pada tampon ini terikat 3 utas benang,2 buah di satu sisi dan sebuah di sisi berlawanan. Untuk memasangtampon posterior pada perdarahan satu sisi digunakan bantuankateter karet yang dimasukkan dari lubang hidung sampai diorofaring, lalu ditarik keluar dari mulut. Pada ujung kateterini diikatkan 2 benang tampon Bellocq tadi, kemudian kateterditarik kembali melalui hidung sampai benang keluar dan dapatditarik. Tampon perlu didorong dengan bantuan jari telunjukuntuk dapat melewati palatum mole masuk ke nasofaring. Bilamasih ada perdarahan maka dapat ditambah tampon anterior kedalam kavum nasi. Kedu benang yang keluar dari hidung diikatpada sebuah gulungan kain kasa di depan nares anterior, supayatampon yang terletak di nasofaring tetap pada tempatnya. Benanglain yang keluar dari mulut dikaitkan secara longgar pada pipipasien. Gunanya adalah untuk menarik tampon keluar melalui
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
32
mulut setelah 2-3 hari. Hati-hati saat mencabut tampon karenadapat menyebabkan laaserasi mukosa. Bila perdarahan berat darikedua sisi misalnya pda kasus angiofi broma digunakan bantuan2 kateter masing-masing melalui kavum nasi kanan dan kiri dantampon posterior terpasang di tengah-tengah nasofaring. Sebagaipengganti tampon Bellocq dapat digunakan kateter Folley denganbalon. Akhir-akhir ini juga tersedia tampon butan pabrik denganbalo khusus untuk hidung atau tampon dari bahan gel hemostatik.Dengan semakin meningkatnya pemakaian endoskopi, khir-khir ini juga dikembangkan teknik kauterisasi atau ligase arterisfenopalatina dengan panduan endoskopi.
Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat dari epistaksisnyasendiri atau sebagai akibat dari usaha penanggulangan epistaksis.Akibat perdarahan hebat dapat terjadi aspirasi darah ke dalamsaluran napas bawah, juga dapat menyebabkan syok, anemia dangagal ginjal. Turunnya tekanan darah secara mendadak dapatmenimbulkan hipotensi, hipoksi, iskemia serebri, insufi siensicoroner sampai infark miokard sehingga dapat menyebabkankematian. Akibat pembuluh darah yang terbuka dapat terjadiinfeksi sehingga perlu diberikan antibiotik. Pemasangan tampondapat menyebabkan rinosinusitis, otitis media, septikemia atautoxic shock syndrome. Oleh karena itu harus selalu diberikanantibiotic pada setiap pemasangan tampon hidung dan setelah2-3 hari tampon harus dicabut. Bila perdarahan masih berlanjutdipasang tampon baru. Selain dapat terjadi hemotimpanumsebagai akibat mengalirnya darah melalui tuba Eustachius danairmata berdarah (bloody tears) akibat mengalirnya darah secararetrograde melalui duktus nasolakrimalis. Pemasangan tampinposterior dapat menyebabkan laserasi palatum mole atau sudutbibir jika benangyang keluar dari mulut terlalu ketat dilekatkanpada pipi. Kateter balon atau tampon balon tidak boleh dipompaterlalu keras karena dapat menyebabkan nekrosis mukosahidung atau septum. Setelah perdarahan untuk sementara dapatdiatasi dengan pemasangan tampon, selanjutnya perlu dicari
33
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
penyebabnya. Perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium darahlengkap, fungsi hepar dan ginjal, gula darah, faal hemostasis.Pemeriksaan foto polos atau CT scan sinus bila dicurigai adasinusitis. Konsul ke penyakit dalam atau kesehatan anak biladicurigai ada kelainan sistemik.
Abses Leher Dalam: Nyeri dan demam disertai denganterbatasnya gerakan membuka mulut, harus dicurigai adanyaabses leher dalam. Abses leher dalam terbentuk di dalamruang potensial diantara fasia leher dalam sebagai akibatpenjalaran infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut, sinusparanasal, telinga tengah, dan leher. Tanda klinis brua nyeri danpembengkakan di leher dalam yang terlibat. Kebanyakan kumanpenyebab adalah golongan Streptococcus dan Staphylococcus.Abses leher dalam dapat berupa abses peritonsil, abses retrofi ring,abses parafaring, abses submandibular, dan Angina Ludovici.
Obstruksi Laring: Dimana obstruksi dapat bersifat partialmaupun total. Obstruksi mengakibatkan sesak hingga sianosis,bahkan hingga penurunan kesadaran. Obstruksi total bila tidakditolong dengan segera dapat menyebabkan kematian. Kondisiini dapat disebabkan oleh radang akut dan radang kronis, bendaasing, trauma, tumor dan kelumpuhan nervus rekuren bilateral.Gejala dan tanda obstruksi laring atas ialah:- Suara serak (disfoni) sampai afoni- Sesak napas (dispnea)- Stridor (napas berbunyi yang terdengar pada waktu
inspirasi)- Tampak adanya retraksi- Gelisah- Warna uka pucat dan terakhir menjadi sianosis karena
hipoksia
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
34
Jackson membagi sumbatan laring yang progresif dalam 4stadium dengan tanda dan gejala:Stadium 1 : retraksi terdapat pada waktu inspirasi di
suprasternal, stridor pada waktu inspirasi danpasien masih tenang.
Stadium 2 : retraksi pada waktu inspirasi di daerahsuprasternal makin dalam, ditambah lagidengan timbulny retraksi di daerah epigastrium.Pasien sudah mulai gelisah. Stridor terdengarpada waktu inspirasi.
Stadium 3 : retraksi selain di daerah suprasternal,epigastrium juga terdapat di infraklavikuladan interkostalis, pasien sangat gelisah dandispnea, stridor terdengar pada waktu inspirasidan ekspirasi.
Stadium 4 : retraksi diatas bertambah jelas, pasien sangatgelisah, sianosis. Jika keadaan ini berlangsungterus maka pasien akan kehabisan tenaga,pusat pernapasan paralitik karena hiperkapnea.Pasien lemah dan tertidur akhirnya, akhirnyameninggal karena asfi ksia.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksan klinisdan laringoskopi. Pada orang dewasa dilakukan laringoskopitidak langsung, dan pada anak laringoskopi langsung.
Dalam penanggulangan sumbatan laring pada prinsipnyadiusahakan supaya jalan napas lancer kembali. Tindakankonservatif dengan pemberian antiinfl amasi, anti alergi,
saumbatan laring stadium 1 yang disebabkan oleh peradangan.Tindakan operatif atau resusitasi untuk membebaskan jalannapas ini dapat dilakukan dengan memasukan pipa endotrakeamelalui mulut (intubasi orotrakea) atau melalui hidung(intubasi nasotrakea), membuat trakeostromi atau melakukan
35
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
krikotirotomi. Intubasi endotrakea dan trakeostomi dilakukanpada pasien dengan sumbatan laring stadium 2 dan 3, sedangklankrikotirotomi dilakukan pada stadium 4. Tindakan operatif atauresusitasi dapat dilakukan berdasarkan analisa gas darah. Bilafasilitas tersedia maka intubasi endotrakea merupakan pilihanpertama, sedangkan jika ruangan perawatan intensif tidaktersedia sebaiknya dilakukan trakeostomi.
Benda asing saluran nafas:Benda asing di dalam suatu organ adalah benda yang berasal
dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaannormal tidak ada. Benda asing yang berasal dari luar tubuhdisebut dengan benda asing eksogen, biasanya masuk melaluihidung atau mulut. Sedangkan benda asing yang berasal daridalam tubuh disebut dengan benda asing endogen. Benda asingeksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas.
Etiologi dan Faktor PredisposisiFaktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing
ke dalam saluran nafas antara lain, faktor personal (umur, jeniskelamin, pekerjaan, kondisi social, dan tempat tinggal), kegagalanmekanisme proteksi yang normal (keadaan tidur, kesadaranmenurun, alkoholisme, dan epilepsy), faktor fi sik (kelainan danpenyakit neurologic), proses menelan yang belum sempurnapada anak, faktor dental, medical, dan surgical (tindakan bedah,ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak berumur<4 tahun), faktor kejiwaan (emosi, gangguan psikis), ukuran,dan bentuk serta sifat dari benda asing, faktor kecerobohan(meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yangkurang baik, makan atau minum yang tergesa-gesa, makansambil bermain), memberikan kacang atau permen pada anakyang gigi molarnya belum lengkap.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
36
PatogenesisBenda asing mati di hidung cenderung menyebabkan edema
dan infl amasi mukosa hidung, dapat terjjadi ulserasi, epistaksis,jaringan granulasi, dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Bendaasing hidup menyebabkan reaksi infl amasi dengan derajatbervariasi, dari infeksi local sampai destruksi massif tulangrawan dan tulang hidung dengan membentuk daerah supurasiyang dalam dan berbau.
75% dari benda asing di bronkus ditemukan pada anakdibawah umur 2 tahun, dengan riwayat khas, yaitu pada saatbenda atau makanan berada di dalam mulut, anak tertawa, ataumenjerit, sehingga saat inspirasi laring terbuka dan makananatau benda asing masuk ke dalam laring. Pada saat benda asingitu terjepit di spinkter laring, pasien batuk berulang-ulang(paroksismal), sumbatan di trakea, mengi, dan sianosis. Bila bendaasing telah masuk ke dalam trakea atau bronkus, kadang-kadangterjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau lebih, kemudiandiikuti dengan fase pulmonum dengan gejala yang tergantungpada derajat sumbatan bronkus.
Benda asing organic, seperti kacang-kacangan mempunyaisifat higroskopik, mudah menjadi lunak dan mengembang olehair, serta menyebabkan iritasi pada mukosa. Mukosa bronkusmenjadi edema, dan meradang, serta dapat pula terjadi jaringangranulasi di sekitar benda asing, sehingga gejala sumbatanpada bronkus makin hebat. Akibatnya akan muncul gejalalaringotrakeobronkitis, toksemia, batuk, dan demam yang tidakterus menerus.
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yanglebih ringan, dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaanradiologic, karena umumnya benda asing anorganik bersifatradioopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan tipis, sepertijarum, penit, dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih distal,dengan gejala batuk spasmodic. Benda asing yang lama beradadi bronkus dapat menyebabkan perubahan patologik jaringan,
37
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
sehingga menimbulkan komplikasi, antara lain penyakit parukronik supuratif, bronkiektasis, abses paru, dan jaringan granulasiyang menutupi benda asing.
DIAGNOSISDiagnosis klinis benda asing di saluran nafas ditegakkan
berdasarkan anamnesis adanya riwayat tersedak sesuatu, tiba-tiba timbul “choking” (rasa tercekik), gejala, tanda, pemeriksaanfi sik dengan auskultasi, palpasi dan pemeriksaan radiologicseperti pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti benda asing disaluran nafas ditegakkan setelah dilakukan tindakan endoskopiatas indikasi diagnostic dan terapi. Anamnesis yang cermat perluditegakkan karena kasus aspirasi benda asing sering tidak segeradibawah ke dokter pada saat kejadian. Sangat perlu diketahuimacam benda atau bahan yang teraspirasi dan telah berapa lamatersedak benda asing itu.
GEJALA DAN TANDAGejala sumbatan benda asing di dalam saluran nafas
tergantungpada lokasi benda asing, derajat sumbatan, sifat,bentuk, dan ukuran dari benda asing. Benda asing yang masukmelalui hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring,trakea, dan bronkus. Benda yang masuk melalui mulut dapatterhenti di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinuspiriformis, esophagus, atau dapat juga tersedak masuk ke laring,trakea, dan bronkus.
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akanmengalami 3 stadium, stadium pertama merupakan gejalapermulaan, yaitu batuk hebat secara tida-tiba, rasa tercekik(choking), rtasa tersumbat di tenggorok(gagging), bicara
dengan segera. Pada stadium kedua, gejala stadium permulaandiikuti oleh interval asimtomatik. Hal ini karena benda asingtersebut tersangkut, refl ex-refl eks akan melemah dan gejala
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
38
rangsangan akut akan menghilang. Stadium ini berbahaya,sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau cenderungmengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karenagejala dan tanda tidak jelas. Pada stadium ketiga, telah terjadikomplikasi dengan obstruksi, erosi, atau infeksi sebagai akibatreaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk,hemoptysis, pneumonia, dan abses paru.
Bila seorang pasien, terutama anak, diketahui mengalamirasa tercekik atau manifestasi lainnya, rasa tersumbat ditenggorok, batuk batuk saat sedang makan, maka keadaan iniharuslah dianggap sebagai gejala aspirasi benda asing.
Benda asing di laring dapat menutup laring, tersangkutdiantara pita suara atau berada di subglotis. Gejala sumbatanlaring tergantung pada besar, bentuk, letak benda asing. Sumbatantotal di laring akan menimbulkan keadaan yang gawat biasanyakematian mendadak karena terjadi asfi ksia dalam waktu singkat.Hal ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan gejalaantara lain disfonia sampai afonia, ape, dan sianosis. Sumbatantidak total di laring dapat menyebabkan suara parau, disfoniasampai afonia, batuk yang disertai sesak, odinofagia, mengi,sianosis, hemoptysis dan rasa subjektif (pasien akan menunjukkanlehernya sesuai dengan letak benda asing itu tersangkut) dandyspnea dengan derajat bervariasi. Gejala dan tanda ini jelas bilabenda asing masih tersangkut di laring, dapat juga benda asingsudah turun ke trakea, tetapi masih meninggalkan reaksi laringoleh karena edema laring.
Benda asing di trakea di samping gejala batuk dengan tiba-tiba yang berulang-ulang dengan rasa tercekik, rasa tersumbatdi tenggorok, terdapat gejala patognomonik yaitu audibleslap, palpatory thud, ashmatoid wheeze (nafas berbunyi padasaat ekspirasi). Benda asing trakea yang masih daoat bergerak,pada saat benda itu sampai di karina, dengan timbulnya batuk,benda asing itu akan terlempar ke laring. Sentuhan benda asingitu pada pita suara dapat terasa merupakan getaran di daerah
39
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
tiroid, yang disebut oleh Jackson sebagai palpatory thud, ataudapat didengar dengan stetoskop di daerah tiroid, yang disebutaudible slap. Selain itu terdapat pula gejala suara serak, dyspnea,dan sianosis, tergantung pada besar benda asing dan lokasinya.Gejala palpatory thud dan audible slap lebih jelas teraba atauterdengar bila pasien terlentang dengan mulut terbuka saat batuk,sedangkan gejala mengi (asthmatoid wheeze) dapat didengarpada saat pasien membuka mulut dan tidak ada hubungannyadengan penyakit asma bronkial. Benda asing yang tersangkut dikarina, yaitu percabangan antara bronkus kanan dan kiri, dapatmenyebabkan atelectasis pada satu paru dan emfi sema paru sisilain tergantung pada derajat sumbatan yang diakibatkan olehbenda asing tersebut.
Benda asing di bronkus, lebih banyak masuk ke dalambronkus kanan, karena bronkus kanan hamper merupakan garislurus dengan trakea, sedangkan bronkus kiri membuat sudutdengan trakea. Pasien dengan benda asing di bronkus yang datingke rumah sakit kebanyakan beradda pada fase asimptomatik.Pada fase ini keadaan umum pasien masih baik dan foto rontgenthoraks belum memperlihatkan kelainan.
Pada fase pulmonum, benda asing berada di bronkus dandapat bergerak ke perifer. Pada fase ini udara yang masuk kesegmen paru terganggu secara progresif, dan pada auskultasiterdengar ekspirasi memanjang disertai dengan mengi. Derajatsumbatan bronkus dan gejala yang ditimbulkan bervarioasi,tergantung pada bentuk, ukuran, dan sifat benda asing dan dapttimbul emfi sema, atelectasis, drowned lung, dan abses paru.
Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatianorang tua karena tidak ada gejala dan bertahan untuk waktuyang lama. Dapat timbul rinolith di sekitara benda asing. Gejalayang paling sering adalahhidung tersumbat, rinore unilateraldengan cairan kental dan berbau. Kadang-kadang terdapat rasanyeri, demam, epistaksis, dan bersin. Pada pemeriksaan, tampakedema dengan infl amasi mukosa hidung unilateral dan dapat
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
40
terjadi ulserasi. Benda asing biasanya tertutup oleh mukopus,sehingga disangka sinusitis.
Benda asing di prpfaring dan hipofaring dapat tersangkutantara lain di tonsil, dasar lidah, valekula, sinus piriformis yangmenimbulkan rasa nyeri pada waktu menelan, baik makananatau ludah, terutama bila benda asing tajam seperti tulang ikan,tulang ayam. Untuk memeriksanya diperlukan kaca tenggorokyang besar. Benda asing di sinus piriformis menunjukkantanda Jackson yaitu akumulasi ludah di sinus piriformis tempatbenda asing tersangkut. Bila benda asing menyumbat introitusesophagus, maka tampak ludah tergenang di kedua sinuspiriformis.
PenatalaksanaanUntuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing
dengan cepat dan tepat perlu diketahui dengan baik gejala ditiap lokasi tersangkutnya benda asing tersebut. Secara prinsipbenda asing harus diatasi dengan pengangkatan segera denganendoskoik dalam kondisi yang paling aman, dengan trauma yangminimum.
Benda asing di laring harus diberi pertolongan dengansegera, karena asfi ksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapamenit. Pada anak dengan sumbatan total pada laring, dapatdicoba dengan menolongnya dengan memegang anak denganposisi terbalik, kepala ke bawahm kemudian daerah punggungatau tengkuk dipukul, sehingga diharapkan benda asing dapatdibatukkan keluar. Cara lain untuk mengeluarkan benda asingyang menyumbat laring secara total secara total dalah perasatHeimlich dapat dilakukan pada anak ataupun dewasa. Denganperasat ini dilakukan penekanan pada paru. Caranya ialahbila pasien masih dapat berdirim maka penolong berdiri dibelakangh pasien, kepalan tangan kanan penolong diletakkandiatas prosessus xypoideus sedangkan tangan kirinya diletakkandiatasnya. Kemudian dilakukan penekanan ke belakang dank
41
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
e atas kea rah paru beberapa kali, sehingga diharapkan bendaasing akan terlempar keluar dari mulut pasien.
Komplikasi perasat Heimlich adalah kemungkinan terjadinyarupture lambung atau hati, dan fraktur iga, oleh karena itu padaanak cara menolongnya tidak dengan menggunakan kepalantangan, tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan. Padasumbatan laring tidak todal, perasat ini tidap dapat dilakukan.Dalam keadaan ini pasien masih dapat dibawa ke rumah sakitterdekat untuk diberikan pertolongan dengan menggunakanlaringoskop atau bronkoskop, atau alat-alat yang tersedia, danbila diperlukan dilakukan trakeostomi.
Benda asing di trakea dikeluarkan dengan bronkoskopo.Tindakan ini merupakan tindakan yang harus segera dilakukandengan pasien tidur telentang posisi Tredelenburg, supayabenda asing tidak lebih turun ke bronkus. Bila tidak ada fasilitasbronkoskopi, dapat dilakukan tindakan trakeostomi. Dan biladiperlukan harus segera dirujuk ke fasilitas yang memilikiendoskopi.
Benda asing di bronkus dikeluarkan dengan tindakanbronkoskopi, menggunakan bronkoskopi kaku atau serat opticdengan memakai cunam yang sesuai dengan benda asingtersebut. Tindakan bronkoskopi harus segera dilakukan apalagibila benda asing tersebut bersifat organic. Bila diperlukan dapatdilakukan servikotomi atau torakotomi untuk emngeluarkanbenda asing tersebut.
Benda asing di hidung dikeluarkan dengan menggunakanpengait yang dimasukkan ke dalam hidung di bagian atas,menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring.Setelah itu pengait diturunkan seedikit dan ditarik ke depan.Pemberian antibiotic sistemik dapat diberikan selama 5-7 harihanya diberikan pada kasus yang telah menimbulkan infeksihidung ataupun pada sinus. Benda asing di tonsil dapat diambildengan pinset atau cunam.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
42
Trauma laring:Trauma pada laring dapat berupa trauma tumpul atau
trauma tajam akibat luka sayat, luka tusuk dan luka tembak.Trauma tumpul pada daerah leher selain dapat merusak strukturlaring juga menyebabkan cedera pada jaringan lunak seperti otot,saraf, pembuluh darah, dan seterusnya. Hal ini sering terjadidalam kehidupan sehari-hari seperti leher terpukul oleh tangkaipompa air, leher membentur dash board dalam kecelakaanmobil, tertendang atau terpukul waktu berolahraga bela diri,berkelahi, dicekik atau usaha bunuh diri dengan menggantungdiri (strangulasi) atau seorang pengendara motor terjerat taliyang terentang di jalan (clothesline injury).
Pasien dengan trauma seringkali datang dengan berbagaikerusakan yang menyulitkan. Terapi yang tepat pada pasienseperti ini haruslah menempatkan keutuhan jalan nafas sebagaiprioritas utama. Cedera pada laring dapat bervariasi dari cederamukosa hingga fraktur dan pecahnya tulang rawan. Berbagaikombinasi cedera sepanjang saluran akan berakibat padakagawatdaruratan jalan nafas. Meskipun kemajuan dalam teknikfoto radiologi telah menyempurnakan diagnosis, angka kejadiantrauma laring yang jarang disertai terbatasnya jumlah spesialistht yang berpengalaman dengan trauma ini, telah membuattrauma laring menjadi sangat sulit untuk diatasi. Pendekatantrauma laring yang terorganisir dapat mencegah dari kesalahandiagnosis dan penatalaksanaan yang tidak adekuat.
Ballanger membagi penyebab trauma laring atas :1. Trauma mekanik eksternal (trauma tumpul, trauma tajam,
komplikasi trakeostomi atau krikotirotomi ) dan mekanikinternal (akibat tindakan endoskopi, intubasi endotrakeaatau pemasangan pipa nasogaster).
2. Trauma akibat luka bakar oleh panas (gas atau cairanyang panas) dan kimia (cairan alcohol, amoniak, natriumhipoklorit dan lisol) yang terhirup.
43
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
3. Trauma akibat radiasi pada pemberian radioterapi tumorganas leher.
4. Trauma otogen akibat pemakaian suara yang berlebihan(vocal abuse), misalnya akibat berteriak, menjerit keras danbernyanyi dengan suara keras.
Cedera laring secara khusus dapat dikategorikanberdasarkan kausanya, yakni cedera tajam atau tumpul dankemudian dikategorikan lagi dalam kecepatan tinggi ataukecepatan rendah. Sebagian besar trauma laring adalah akibatdari kecelakaan kendaraan bermotor atau akibat cedera terjerattali yang terentang di jalan (clothesline injury). Sebagian kecilkasus disebabkan oleh cedera olahraga, korban tindak kejahatan,tergantung, tercekik, menelan benda korosif, inhalasi asap dankasus-kasus efek samping pengobatan (iatrogenik).
Gejala Klinik Pasien trauma laring sebaiknya dirawat untukobservasi dalam 24 jam pertama. Timbulnya gejala stridoryang perlahan-lahan makin menghebat atau timbul mendadakmerupakan tanda adanya sumbatan jalan nafas. Suara serak(disfoni) atau suara hilang (afoni) timbul bila terdapat kelainanpada pita suara akibat trauma seperti edema , hematoma, laserasiatau parese pita suara. Stridor juga mungkin akan ditemukan.Emfi sema subkutis terjadi bila ada robekan mukosa laringatau trakea atau fraktur tulang-tulang rawan laring hinggamengakibatkan udara pernafasan akan keluar dan masuk kejaringan subkutis leher. Emfi sema leher dapat meluas sampaike daerah muka, dada dan abdomen dan pada perabaan terasasebagai krepitasi kulit. Hemoptisis terjadi akibat laserasi mukosajalan nafas dan bila jumlahnya banyak dapat menyumbat jalannafas. Perdarahan ini biasanya terjadi akibat luka tusuk,luka sayat,luka tembak maupun luka tumpul. Disfagia (sulit menelan) danodinofagia (nyeri menelan) dapat timbul akibat ikut bergeraknyalaring yang mengalami cedera pada saat menelan.
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
44
Algoritma kasus kedaruratan di bidang THT dapat dilihat padareferensi.
1. Tampon hidung anterior.2. Evakuasi benda asing di telinga.3. Evakuasi benda asing di hidung.4. Evakuasi benda asing di rongga mulut.5. Trakeostomi/ intubasi.6. Perasat Heimlich.7. Reposisi mandibular.
Penjabaran prosedur tindakan kedaruratan di bidang THT dapatdilihat pada referensi.
1. Decision Making in Ear, Nose, and Throat Disorders. CuneytM Alper, Eugene N Myers, David E Eibling. W.B. SaundersCompany, Philadelphia.
2. An Atlas of Head and Neck Surgery.Lore & Medina. ElsevierSaunders, Philadelphia.
3. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, kepala dan leher. JohnJacob Ballenger.
4. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Alogaritme Kasus
Penjabaran Prosedur
45
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS
46