LATAR BELAKANG

WILAYAH LAUT KABUPATEN TULANG BAWANG MERUPAKAN BAGIAN DARI PANTAI TIMUR SUMATERA, DENGAN PANJANG GARIS PANTAI 51,9 KM, DIMANA LUAS KESELURUHAN MENCAPAI 498.240 HA YANG MENGHASILKAN POTENSI HASIL TANGKAPAN IKAN 42.400,3 TON/TH.

PERAIRAN LAUT TULANG BAWANG MERUPAKAN SALAH SATU WILAYAH PESISIR TERKAYA DI PESISIR TIMUR LAMPUNG, KARENA MENJADI MUARA BAGI 3 SUNGAI BESAR, YAITU : SUNGAI WAY TULANG BAWANG, WAY SEPUTIH, DAN SUNGAI MESUJI.

DIMANA EKOSISTEM MANGROVE YANG BERADA DI 3 MUARA SUNGAI TERSEBUT DIATAS KONDISI VEGETASI MANGROVENYA 70 % DALAM KEADAAN BAIK

EKOSISTEM MANGROVE MASIH TERJAGA( 70 % MASIH DALAM KEADAAN BAIK)

PROFIL NELAYANPADA TAHUN 2009 JUMLAH NELAYAN LAUT DI KABUPATEN TULANG BAWANG 1.779 RTP DENGAN BEBERAPA JENIS/UKURAN ARMADA TANGKAP SEPERTI DI BAWAH INI

NOURAIANUKURANJUMLAH01.02.03.04.05.06.07.08.JAKUNGPERAHU KECILPERAHU SEDANGPERAHU BESARMOTOR TEMPELKAPAL MOTORKAPAL MOTORKAPAL MOTOR-----< 5 GT5 10 GT> 5 GT188180130119123686247JUMLAH995

JENIS IKAN POTENSIAL DI PERAIRAN LAUT TULANG BAWANG

Dari data tersebut, nampak bahwa pengembangan usaha penangkapan pada perairan laut pantai timur Lampung Tulang Bawang masih terbuka peluang potensi ikan adalah 42.400,3 ton/th.

NOJENIS IKANPOTENSI (TON)PRODUKSI 2012 (TON )PELUANG (TON)01.02.03.04.05.06.07.08.09.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.BelanakKuroTeriTembangTenggiriManyungSebelahPeperekKakapPariBambanganKembungIkan lainnyaRajunganKekeranganUdang winduUdang dogolUdang lainnyaCumi cumiSotong2.703,7424,911.462,0267,82.831,816.930,51.014,5222,0350,92.049,5472,61.348,67.713,53.708,93.020,95.394,64.180,42.703,7876,6422,464,573,01.969,246,4486,52.908,7174,338,260,3352,181,2231,71.325,2637,2519,0926,8718,2464,5150,671,92.239,2351,99.492,8221,42.345,314.021,8840,2183,8290,61.697,4391,41.116,96.388,33.071,72.501,94.468,13.462,22.239,2726,0350,7

AKTIVITAS NELAYAN MUARA SUNGAI WAY SEPUTIH

KONDISI PERKAMPUNGAN NELAYAN DAN GREEN BELTDI MUARA (KUALA) SUNGAI WAY SEPUTIHPERKAMPUNGAN NELAYANKONDISI GREEN BELT

PERMASALAHAN : ILEGAL FISHING PENGGUNAAN ALAT TANGKAP PUKAT HELA/TRAWLS

3.1. PUKAT HELA /TRAWLSDEFINISIPUKAT HELA (TRAWLS) ADALAH :

KELOMPOK ALAT PENANGKAPAN IKAN TERBUAT DARI JARING BERKANTONG, DILENGKAPI DENGAN ATAU TANPA ALAT PEMBUKA MULUT JARING DAN DENGAN CARA PENGOPERASIAN DIHELA DI SISI ATAU DI BELAKANG KAPAL YANG SEDANG MELAJU.

SEMUA JENIS ALAT PENANGKAPAN IKAN BERBENTUK JARING BERKANTONG, BERBADAN DAN BERSAYAP YANG DILENGKAPI DENGAN PEMBUKA JARING YANG DIOPERASIKAN DENGAN CARA DITARIK/DIHELA MENGGUNAKAN SATU KAPAL YANG BERGERAK

CARAPENGOPERASIANPUKAT HELA/TRAWLS

Pengoperasian alat penangangkap ikan pukat hela dilakukan dengan cara menghela pukat disisi atau dibelakang kapal yang sedang melaju.

Pengoperasiannya dilakukan pada kolom maupun dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal termasuk udang dan crustacea lainnya

*

GAMBAR KAPAL PUKAT HELA (TRAWLS)

VIDEO BEROPERASINYA TRAWLS DI PERAIRAN LAUT TULANG BAWANG (13 JANUARI 2015)

KELENGKAPAN ADMINISTRASI YANG ADA DI KAPAL TRAWLS ASPAL

3.2 PENOLAKAN & PELARANGAN BEROPERASINYA TRAWLS OLEH MASYARAKAT NELAYAN KUALA WAY SEPUTIH

HARI SELASA TANGGAL 13, JANUARI 2015, BERTEMPAT DIKEDIAMAN BAPAK SUHARDI, TELAH DIADAKAN MUSYAWARAH MASYARAKAT NELAYAN TENTANG ILEGAL FISHING (PENGGUNAAN ALAT TANGKAP PUKAT HELA / TRAWLS) DENGAN KESEPAKATAN :

PENOLAKAN DAN PELARANGAN BEROPERASINYA PUKAT HELA ATAU TRAWLSMEMINTA APARAT PEMERINTAH TERKAIT (DINAS KELAUTAN & PERIKANAN, POLAIR &KAMLA) MELAKUKAN TINDAKAN TEGAS (PENANGKAPAN) TERHADAP KAPAL YANG MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP TRAWLSAPABILA APARAT TERKAIT TIDAK MERESPON DAN MENGAMBIL TINDAKAN TEGAS, MAKA MASYARAKAT AKAN MENGAMBIL TINDAKAN SESUAI DENGAN HUKUM ADAT YANG BERLAKU

MUSYAWARAH MASYARAKAT NELAYAN KUALA WAY SEPUTIH13 JANUARI 2015

VIDEO RAPAT MASYARAKAT NELAYAN KUALA WAY SEPUTIH 13 JANUARI 2015

3.3 KONDISI FAKTUAL DI LAPANGANTRAWLS BEROPERASI DENGAN SANTAINYA DI PERAIRAN LAUT TULANG BAWANG

VIDEO KEBERADAAN TRAWLS 1PERAIRAN LAUT TULANG BAWANG, 14 JANUARI 2015

VIDEO KEBERADAAN TRAWLS 2 (BEDA LOKASI TRAWLS 1)PERAIRAN LAUT TULANG BAWANG, 14 JANUARI 2015

VIDEO KEBERADAAN TRAWLS 3 (BEDA LOKASI TRAWLS 2)PERAIRAN LAUT TULANG BAWANG, 14 JANUARI 2015

KERUSAKAN GREEN BELT DI SEPANJANG GARIS PANTAI

4. DASAR HUKUM

UNDANG-UNDANG RI NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN

Pasal 8 ayat 1 : Setiap orang dilarang melakukan penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan kimia, baha biologis, bahan peledak, alat dan atau cara, dan atau bangunan yag dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumberdaya ikan dan/atau lingkungannya di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia

Pasal 8 ayat 2 :Nahkoda atau pemimpin kapal perikanan, ahli penangkapan ikan, dan anak buah kapal yang melakukan penangkapan ikan dilarang menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan yang dapat merugikan dan dan/atau membahayakan kelestarian sumberdaya ikan dan/atau lingkungan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia

Pasal 8 ayat 3 :Pemilik kapal perikanan, pemilik perusahaan perikanan, penanggung jawab perusahaan perikanan, dan/atau operator kapal perikanan di larang menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara dan/atau bangunan yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumberdaya ikan dan/atau lingkungannya di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG RI NO 45 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN

Pasal 9 ayat 1 :Setiap orang dilarang memiliki, menguasai, membawa, dan/atau menggunakan alat penangkapan dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumberdaya ikan di kapal penagkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia

Pasal 9 ayat 2 :Ketentuan mengenai alat penangkapan dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumberdaya ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PERMEN-KP/2015 TENTANG :LARANGAN PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA (TRAWLS) DAN PUKAT TARIK (SEINE NETS) DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tanggal 8 januari 2015 Ditanda tangani oleh : Menteri Kelautan & PerikananSusi Pudjiastuti

SANGSI UNDANG-UNDANG RI NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANANPasal 84 ayat 1 :Pidana bagi yang melanggar pasal 8 ayat (1) adalah pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp 1.200.000.000

Pasal 84 ayat 2 :Pidana bagi yang melanggar pasal 8 ayat (2) adalah pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 1.200.000.000

Pasal 84 ayat 3 : Pidana bagi yang melanggar pasal 8 ayat (3) adalah pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp. 2.000.000.000

Pasal 85 :Pidana penjara bagi yang melanggar pasal 9 paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 2.000.000.000

SOLUSI & PENYELESAIANDILAKUKANNNYA PENANGKAPAN PADA KAPAL-KAPAL YANG MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP TRAWLSDILAKUKANNYA PENGAWASAN SECARA TERUS-MENERUS AGAR PRAKTEK2 ILEGAL FISIHING KHUSUSNYA PENGGUNAAN ALAT TANGKAP TRAWLS TIDAK TERJADI LAGIKONSERVASI TERHADAP EKOSISTEM LAUT KHUSUSNYA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DAN GREEN BELT DI SEPANJANG PESISIR TULANG BAWANGBERKOORDINASI DENGAN DIRJEN PSDKP GUNA MEMPERKUAT SISTEM PENGAWASAN PERIKANAN SEHINGGA TIDAK ADA LAGI PRAKTIK ILEGAL FISIHING

PROFIL DIRJEN PSDKP

*