24
STRATEGI BELAJAR TUNTAS

Iis Istiqomah Iia Pe

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Iis Istiqomah Iia Pe

STRATEGI BELAJAR TUNTAS

Page 2: Iis Istiqomah Iia Pe

I. IDENTITAS MAHASISWA Nama : Iis Istiqomah Kelas : II A PE NIM : 20080210931 Prodi : Pendidikan Ekonomi

II. IDENTITAS BUKU Judul Buku : Strategi Belajar Tuntas Pengarang : 1. Drs. Cucu Komara 2. Dra. Deuis Fitni Penerbit : Media Imtaq Tahun Terbit : 2000 Jumlah Halaman : 132 halaman

Page 3: Iis Istiqomah Iia Pe

BELAJAR TUNTAS

BAB IPENGETAHUAN DASAR

Page 4: Iis Istiqomah Iia Pe

1.1 Pengertian

Belajar tuntas atau mastery learning adalah kegiatan belajar yang menuntun siswa

dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas.

Pada pengertian belajar tuntas tersebut terdapat tiga hal pokok, yaitu :

1. Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar mengacu pada prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar, yakni adanya

perbuatan atau kegiatan anak didik yang dibantu oleh guru untuk merubah tingkah

lakunya.

2. Menuntun Siswa

Menunutun siswa dalam hal ini adalah upaya guru sebagai pelaksanaan dan tindak lanjut

dari proses belajar mengajar, terutama ditekankan pada penyusunan materi pelajaran

secara sistematis, berjenjang, dan terpadu.

3. Menguasai Pelajaran Secara Tuntas

Guru dituntut untuk mampu mengelola proses belajar mengajar dengan sebaik mungkin

agar siswa dapat menguasai pelajaran secara tuntas. Dalam hal ini, tugas guru adalah

menyampaikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa.

Page 5: Iis Istiqomah Iia Pe

1.2 Asumsi Dasar

Asumsi dasar belajar tuntas adalah siswa mau dan dapat belajar. Jadi, pada belajar tuntas

terdapat dua asumsi dasar, yaitu:

1. Siswa Mau Belajar

Pada asumsi ini terdapat sebuah pedoman bahwa setiap siswa mau belajar. Asumsi ini

menepis anggapan yang mengatakan bahwa siswa tidak memiliki kemauan untuk belajar atau

siswa tidak mau belajar. Sebenarnya banyak faktor yang membuat siswa seolah-olah tidak

mau belajar, salah satunya yaitu faktor guru sendiri. Misalnya, guru tidak mengajar secara

bersungguh- sungguh, guru kurang mempariasikan metode atau teknik pengajaran, atau

mungkin karena guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

pengetahuannya.

2. Siswa Dapat Belajar

Asumsi ini mengandung pengertian bahwa pada dasarnya semua siswa memiliki

kemampuan atau potensi untuk belajar sesuatu. Dengan kata lain, semua siswa, tanpa

kecuali, dapat atau mampu belajar.

Berdasarkan asumsi ini, guru diberikan peluang yang seluas-luasnya untuk memberikan

materi pelajaran, sesuai kurikulum dan GBPP, kepada semua siswa.

Page 6: Iis Istiqomah Iia Pe

1.3 Prinsip Dasar Materi Pengajaran

Terdapat tiga macam prinsip dasar dalam strategi pengajaran belajar tuntas, yaitu: adanya

perbedaan waktu belajar, perlunya umpan balik, dan perlunya melakukan perbaikan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan perbaikan antara lain: jumlah

siswa, tempat, waktu, pemberi bantuan, metode dan alat, serta tingkat kesulitan belajar.

Menurut penelitian pendidikan, terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi lama

singkatnya atau apanjang pendeknya waktu yang diperlukan siswa untuk menguasai materi

pelajaran secara tuntas. Ketiga faktor tersebut adalah:

1) bakat siswa terhadap suatu materi pelajaran,

2) kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, dan

3) kualitas pengajaran atau kualitas proses belajar mengajar yang dilaksanakan.

1.4 Penerapan Belajar Tuntas

Pada dasarnya penerapan belajar tuntas di sekolah meliputi beberapa hal pokok yang

berkenaan dengan kegiatan guru dan peranan siswa, yaitu penyusunan materi pelajaran,

penyusunan tujuan pembelajaran khusus, pelaksanaan tes, dan penyediaan kondisi belajar.

Page 7: Iis Istiqomah Iia Pe

Refleksi:

Belajar tuntas merupakan kegiatan belajar yang menunutun siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara tuntas. Guru, sebagai tenaga pengajar ditutntut untuk mampu

mengelola proses belajar mengajar dengan sebaik mungkin agar siswa dapat menguasai

pelajaran secara tuntas. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyampaikan bahan atau materi

pelajaran kepada siswa sesuai dengan ketentuan dan kurikulum yang ada.

Pada dasarnya penerapan belajar tunas di sekolah meliputi beberapa hal pokok yang

berkenaan dengan kegiatan guru dan peranan siswa, yaitu penyusunan materi pelajaran,

penyusunan tujuan pembelajaran khusus, pelaksanaan tes, dan penyedian kondisi belajar.

Pada intinya kegiatan belajar tuntas bisa berjalan efektif dan efisien apabila siswa dan guru

bisa saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya.

Page 8: Iis Istiqomah Iia Pe

BAB II

PERSIAPAN BELAJAR TUNTAS

Page 9: Iis Istiqomah Iia Pe

2.1 Merumuskan Tujuan Mata Pelajaran

Kegiatan pertama yang perlu dilakukan oleh guru dalam melaksanakan strategi belajar

tuntas adalah merumuskan tujuan mata pelajaran. Tujuan mata pelajaran disebut juga

dengan istilah tujuan kurikuler atau tujuan bidang studi. Tujuan mata pelajaran ini dapat

dilihat pada kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) masing-masing

mata pelajaran.

Selanjutnya, tujuan-tujuan mata pelajaran itu dipelajari dan dianalisis secara seksama

agar guru memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep dan tujuan

diajarkannya kepada siswa sehingga pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru

mempunyai rambu-rambu yang jelas.

2.2 Merumuskan Tujuan Pembelajaran Umum

Tujuan pembelajaran umum ini telah tercantum dalam kurikulum atau GBPP setiap

mata pelajaran. Dengan demikian, guru hanya tinggal menyusunnya secara berurutan.

Jika strategi belajar tuntas akan dilaksanakan pada caturwulan 1, tujuan pembelajaran

umumpun disusun hanya untuk caturwulan 1. Begitu seterusnya, sesuai dengan kebutuhan dan

diurutkan dengan berpedoman pada pemisahan atau pembatasan materi sebagaimana yang

tercantum dalam kurikulum/GBPP.

Page 10: Iis Istiqomah Iia Pe

2.3 MenyusunPokok Bahasan

Setiap pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP disusun kembali untuk kurun waktu

satu caturwulan. Mengenai istilah pokok bahasan terdapat istilah lain. Misalnya, pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah tema, pada mata pelajaran Matematika

istilahnya bahan kajian, dan pada mata pelajaran IPA dikenal dengan istilah konsep.

Terlepas dari beberapa istilah yang dipergunakan, penyusunan pokok bahasan

sebaiknya berurutan secara sistematis berdasarkan kedalaman materi pelajaran. Hal ini

penting agar guru menjadi lebih mudah memahami dan menyampaikannya kepada siswa.

Bahkan, akan menjadi sangat mudah jika penyusunan pokok bahasan itu sekaligus dengan

subpokok bahasannya. Dengan demikian, guru menjadi lebih mengerti dan memahami

tentang batas-batas materi yang harus diberikan kepada siswa.

2.4 Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus

Pada tujuan pembelajaran ini dicantumkan atau dimuat mengenai batas-batas materi

pelajaran secara pasti, kondisi kegiatan belajar mengajar, dan tingkat penguasaan materi

yang harus dikuasai oleh siswa setelah berlangsungnya suatu kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu, sebuah tujuan pembelajaran khusus hendaknya dirumuskan secara

operasional dan spesifik.

Page 11: Iis Istiqomah Iia Pe

2.5 Menyusun Alat Evaluasi dan Menentukan Standar Penguasaan

Tahap kelima dalam persiapan strategi pengajaran belajar tuntas adalah menyusun

alat evaluasi dan menentukan standar penguasaan. Penyusunan alat evaluasi atau penilaian

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatau materi atau

pokok bahasan tertentu. Melalui alat evaluasi ini, guru dapat mengetahui tingkat penguasaan

siswa terhadap materi yang telah diberikan. Begitu pula, siswa pun dapat mengetahui tingkat

belajarnya.

2.6 Menyusun Satuan Pelajaran

Dalam penyusunan satuan pelajaran ini ditemukan beberapa macam format,

bergantung pada pendekatan pengajaran yang digunakan. Umpamanya, penyusunan satuan

pelajaran berdasarkan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).

Berdasarkan pendekatan PPSI, format satuan pelajaran meliputi pokok-pokok:

keterangan mata pelajaran, tujuan pembelajaran umum dan khusus, materi pelajaran,

kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pembelajaran, serta evaluasi.

Page 12: Iis Istiqomah Iia Pe

Refleksi:

Setiap kegiatan yang akan dilakukan haruslah memiliki persiapan yang matang agar

kegiatan yang akan dilaksanakan mampu berjalan efektif dan efisien. Begitupun dengan

kegiatan belajar tuntas. Kegiatan persiapan belajar tuntas antara lain perumusan dan

penganalisisan tujuan mata pelajaran, tujuan pembelajaran umum, pokok bahasan, tujuan

pembelajaran khusus, alat evaluasi dan standar penguasaan, serta penyusunan satuan

pelajaran.

Page 13: Iis Istiqomah Iia Pe

BAB IIIPELAKSANAAN BELAJAR TUNTAS

Page 14: Iis Istiqomah Iia Pe

3.1 Strategi Belajar Tuntas Untuk Satu Caturwulan

Pelaksanaan strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan maksudnya adalah strategi

belajar tuntas yang meliputi semua pokok bahasan, tema, konsep, atau bahan kajian dalam

satu caturwulan. Secara umum pokok bahasan yang terdapat pada Garis-garis Besar Program

Pengajaran biasanya lebih dari empat atau lima pokok bahasan. Karena itu, satuan pelajaran

yang disusun pun menjadi lebih banyak. Terlebih lagi jika satu pokok bahasan itu memiliki

sub-sub pokok bahasan, sehingga harus dibuat beberapa satuan pelajaran yang lebih banyak

lagi.

Adapun langkah-langkah operasional pada kegiatan strategi belajar tuntas untuk satu

caturwulan mencakup:

1. Pengenalan

Kegiatan ini merupakan langkah pengenalan mengenai seluruh program belajar

tuntas yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu caturwulan.

Dalam kegiatan pengenalan, guru menjelaskan seluruh pokok bahasan, tema, konsep,

atau bahan kajian yang telah disusun untuk kegiatan belajar mengajar satu caturwulan.

2. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar dalam strategi belajar tuntas untuk satu caturwulan

meliputi langkah-langkah pokok sebagai berikut :

a. Memperkenalkan tujuan pembelajaran khusus

b. Menyajikan materi pelajaran

Page 15: Iis Istiqomah Iia Pe

c. Melaksanakan tes diagnostik

d. Melaksanakan tes formatif

Waktu pelaksanaanya adalah setelah siswa mempelajari satu pokok bahasan atau satu

satuan pelajaran.

e. Mengadakan kegiatan perbaikan.

3. Tes Sumatif

Tes sumatif adalah tes yang diberikan kepada siswa setelah mempelajari seluruh

pokok bahasan dalam kurun waktu satu caturwulan.

4. Pemberitahuan tingkat pencapaian hasil belajar

5. Evaluasi keseluruhan program

pada tahap ini guru berusaha untuk mengetahui tingkat efektivitas strategi belajar

tuntas yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu satu caturwulan. Efektivitas strategi

belajar tuntas ini diukur berdasarkan tingkat pencapaian hasil belajar siswa, yaitu

perbandingan prosentase siswa yang telah mencapai mastery (tuntas) dengan prosentase

siswa yang tidak mencapai mastery (tidak tuntas).

Page 16: Iis Istiqomah Iia Pe

3.2 Stategi Belajar Tuntas untuk Satu Satuan Pelajaran

Yang dimaksud strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran adalah strategi

belajartuntas yang diterapkan dalam rangka kegiatan belajar mengajar yang meliputi satu

satuan pelajaran.

Langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam melaksanakan strategi belajar tuntas

untuk satu satuan pelajaran pada dasarnya mencakup kegiatan:

1. Melaksanakan tes prasyarat dan tindak lanjutnya

2. Kegiatan belajar mengajar

Hal lain yang harus diperhatikan oleh guru adalah kegiatan belajar mengajar ini

merupakan inti strategi belajar tuntas. Maksudnya, berhasil tidaknya siswa dalam belajar

tuntas sangat bergantung pada cepat lambatnya siswa dalam memahami materi

pelajaran.Materi pelajaran ini disajikan dan dipelajari siswa pada kegiatan belajar mengajar,

pada langkah kedua ini.

3. Melaksanakan tes formatif dan tindak lanjutnya

4. Menentukan keputusan akhir

Pengambilan keputusan akhir ini berkenaan dengan pertimbangan guru tentang telah

tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam mempelajari suatu materi yang terdapat pada

satuan pelajaran tertentu.

Page 17: Iis Istiqomah Iia Pe

Terdapat dua pilihan mutlak yang dapat dilakukan guru dalam menentukan keputusan

akhir:

1) jika semua prosedur belajar tuntas telah dilaksanakan dan hasilnya memenuhi kriteria

keberhasilan belajar tuntas, guru dapat memutuskan untuk segera meneruskan pelajarannya

pada materi pelajaran yang terdapat dalam satuan pelajaran selanjutnya;

2) jika semua prosedur belajar tuntas telah dilaksanakan namun hasilnya belum atau tidak

memenuhi kriteria keberhasilan belajar tuntas, guru dapat memutuskan untuk tidak

meneruskan pelajarannya pada materi pelajaran yang terdapat dalam satuan pelajaran

berikutnya.

Page 18: Iis Istiqomah Iia Pe

Refleksi:

Pelaksanaan materi belajar tuntas meliputi dua materi pokok, yaitu strategi belajar tuntas

untuk satu caturwulan dan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran. Sebenarnya

pemisahan bahasan materi tersebut tidak berarti bahwa strategi belajar tuntas untuk jangka waktu

satu caturwulan berbeda dengan strategi belajar tuntas untuk satu satuan pelajaran. Hal ini

dilakukan semata-mata hanya untuk lebih menegaskan mengenai langkah-langkah pokok dan

teknik pelaksanaan strategi belajar tuntas di sekolah yang pada akhirnya akan mampu memberikan

gambaran yang sangat jelas bagi para guru mengenai teknik pelaksanaan strategi belajar tuntas

Page 19: Iis Istiqomah Iia Pe

BAB IVFAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN

BELAJAR TUNTAS

Page 20: Iis Istiqomah Iia Pe

4.1 Psikologi Belajar

Dalam hal ini, psikologi belajar sebagai nsebuah ilmu pendidikan yang meneliti

tentang hakikat, kejiwan, inti atau konsep-konsep belajar berusaha mengungkapkan

beberapa hal pokok yang ada hubungannya dengan hakikat belajar.

Berdasarkan pada ciri khasnya (karakteristik), proses belajar dapat digolongkan ke

dalam beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut:

1. Belajar dengan Pemahaman

2. Belajar Memperoleh Pengetahuan tentang fakta

3. Belajar membentuk refleks

4.2 Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas dapat didefinisikan sebagai upaya guru dalam mengkondisikan

kelas agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang efektif.

4.3 Evaluasi Belajar

Evaluasi ini dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu:

1. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilaksanakan setslah siswa mengikuti satu program

pengajaran, umpanya satu pokok bahasan atau satu satuan pelajaran (jika materinya

mencakup satu pokok bahasan).

Page 21: Iis Istiqomah Iia Pe

2. Evaluasi sumatif

evaluasi sumatif adalah penilaian yang diselenggarakan setelah siswa mempelajari

semua program pengajaran dalam kurun waktu satu caturwulan. Tes ini bertujuan untuk

menentukan nilai atau kemampuan siswa.

3. Evaluasi penempatan

Evaluasi penempatan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan

siswa guna kepentingan penempatan siswa tersebut sesuai dengan minat, bakat,

kemampuan, dan kesanggupannya.

4. Evaluasi diagnostik

Evakuasi diagnostik adalah penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui kelemahan

atau kesulitan siswa dalam mengikuti suatu program pengajaran.

Tes yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas tes berarti ketepatan tes dalam mengungkapkan materi pelajaran yang akan

dinilai.

2. Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabe (tetap atau mantap) jika setiap soalnya memiliki ketetapan,

kemantapan, atau konsistensi data hasil setiap pelaksanaan tes.

Page 22: Iis Istiqomah Iia Pe

3. Tingkat kesukaran

Secara global, tingkat kesukaran suatu tes meliputi soal yang sukar, soal yang sedang,

dan soal yang mudah. Perbandingannya adalah 20% soal yang sukar, 50% soal yang

sedang, dan 30% soal yang mudah.

4. Daya pembeda

Tes yang baik juga memiliki daya pembeda yang tinggi, yaitu soal-soal tesnya mampu

membedakan kelompok siswa yang benar-benar dapat mengerjakan soal tes (kelompok

atas) dengan kelompok siswa yang tidak dapat mengerjakan soal tes (kelompok bawah).

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat atau menyusun suatu tes hasil

belajar antara lain:

1. Penyusunan tes harus berpedoman pada tujuan pembelajaran (umum dan khusus)

2. Tes itu hendaknya representatif, yaitu mampu mengungkapkan aspek-aspek tingkah

lakusebagai hasil belajar siswa.

3. Penyusunan tes harus mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kemampuan siswa.

4. Tes yang disusun harus memuat petunjuk pengerjaan tes secara jelas dan tepat.

5. Tes sebaiknya mempergunakan bahasa yang benar.

Page 23: Iis Istiqomah Iia Pe

4.4 Bimbingan Belajar

Menurut Nasution (1995:123-124), cara mengajar siswa yang lambat belajar (kurang

pandai adalah):

1) Pengajaran harus lebih konkrit, banyak pengalaman langsung, dan banyak alat peraga:

2) Banyak mengulang dan usahakan mengajar pengertian terlebih dahulu;

3) Pengajaran bervariasi, ada selingan, motivasi, berikan aktivitas jasmaniah yang cukup;

4) Guru harus lebih sabar, ramah, dan bersemangat.

Sementara itu car mengajar anak yang cepat belajar (pandai) adalah:

1) Bahan pelajaran harus lebih kuantitatif untuk memperdalam pengetahuan;

2) Siswa dididik untuk belajar sendiri dan diberikan materi tambahan agar mereka dapat maju menurut

kecepatan masing-masing;

3) Siswa harus dihadapkan pada masalah-masalah sebab mereka sanggup memecahkannya;

4) Tidak perlu diberikan banyak latihan dan ulangan sebab siswanya memiliki ingatan yang baik;

5) Tidak perlu diberikan alat peraga yang banyak sebab siswa lebih sanggup berfikir abstrak.

Page 24: Iis Istiqomah Iia Pe

Refleksi:

Setiap kegiatan pasti akan diikuti oleh faktor penunjang lain dibelakangnya,

begitupun dengan keberhasilan belajar tuntas. Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan

belajar tuntas diantaranya pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep-konsep psikologi

belajar, pengelolaan kelas, evaluasi belajar, dan bimbingan belajar.