22
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Geografi Sistem dalam suatu lembaga/ organisasi sangatlah penting, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja lembaga atau organisasi, baik yang berskala kecil maupun skala besar, sistem merupakan sekelompok elemen yang saling berhubungan dengan suatu maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Adapun model umum suatu sistem adalah terdiri dari masukan (input), proses (process) dan keluaran (output). Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan data itu sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Dalam hal ini informasi dan data saling berkaitan. Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik yang tingkat operasional. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh infomrasi yang paling akurat dan terkini.. Pengertian Geographic Information System atau Sistem Informasi Geografi (SIG) sangatlah beragam. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang beredar di berbagai sumber pustaka. Definisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah dan sedikit bervariasi, karena SIG merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang digunakan oleh berbagai bidang atau 7

II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

  • Upload
    doanh

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi Geografi

Sistem dalam suatu lembaga/ organisasi sangatlah penting, karena sistem

sangatlah menunjang terhadap kinerja lembaga atau organisasi, baik yang berskala

kecil maupun skala besar, sistem merupakan sekelompok elemen yang saling

berhubungan dengan suatu maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Adapun

model umum suatu sistem adalah terdiri dari masukan (input), proses (process)

dan keluaran (output).

Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti

tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan data itu

sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan

kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Dalam

hal ini informasi dan data saling berkaitan.

Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan

yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

manajemen baik yang tingkat operasional. Perkembangan ini juga telah

menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan

keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh infomrasi yang paling

akurat dan terkini..

Pengertian Geographic Information System atau Sistem Informasi

Geografi (SIG) sangatlah beragam. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG

yang beredar di berbagai sumber pustaka. Definisi SIG kemungkinan besar masih

berkembang, bertambah dan sedikit bervariasi, karena SIG merupakan suatu

bidang kajian ilmu dan teknologi yang digunakan oleh berbagai bidang atau

7

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

8

disiplin ilmu, dan berkembang dengan cepat. SIG merupakan sebuah sistem atau

teknologi berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan,

menyimpan, mengolah dan menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari

suatu objek atau fenomena yang berkaitan dengan letak keberadaannya di

permukaan bumi (Prhasta, 2009).

Menurut Prhasta (2009) data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua

komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Perbedaan antara dua jenis

data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data Spasial

Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi objek

di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan

interpretasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Sesuai

dengan perkembangan, peta tidak hanya mempresentasikan objek-objek yang

ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi objek di atas muka

bumi (di udara) dan di bawah permukaan bumi.

Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format.

Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta analog, foto udara,

citra satelit, survei lapangan, pengukuran theodolite, pengukuran dengan

menggunakan global positioning system (GPS) dan lain-lain. Data spasial

memiliki dua macam penyajian, yaitu :

a. Model Vektor

Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan titik-titik, garis-garis, dan kurva atau poligon beserta atribut-

atributnya. Bentuk dasar model vektor didefninisikan oleh sistem koordinat

kartesius dua dimensi (x,y). dengan menggunakan model vektor, objek-objek

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

9

dan informasi di permukaan bumi dilambangkan sebagai titik, garis, atau

poligon. Masing-masing mewakili tipe objek tertentu sebagaimana dijelaskan

sebagai berikut: (a) Titik (point), mempresentasikan objek spasial yang tidak

memiliki dimensi panjang dan/ atau luas. Fitur spasial dipresentasikan dalam

satu pasangan koordinat x,y. contohnya stasiun curah hujan, titik ketinggian,

observasi lapangan, titik-titik sampel. (b) Garis (line/segment),

mempresentasikan objek yang memiliki dimensi panjang namun tidak

mempunyai dimensi area, misalnya jaringan jalan, pola aliran, garis kontur. (c)

Poligon, Mempresentasikan fitur yang memiliki area, contohnya adalah unit

administrasi, unit tanah, zona penggunaan lahan.

b. Model data raster

Menampikan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid

(bidang referensi horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-kotak).

Piksel adalah unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi secara

eksplisit. Setiap piksel memiliki atribut sendiri, termasuk koordinatnya yang

unik. Akurasi model ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran piksel

suatu gambar. Model raster memberikan informasi spasial apa saja yang

terjadi di mana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan

model raster, data geografi ditandai oleh nilai-nlai elemen matriks dari suatu

objek yang berbentuk titik, garis, maupun bidang.

2. Data Atribut

Data Atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau

fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak

mempunyai hubungan dengan posisi geografi. Data atribut dapat berupa

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

10

numerik, foto, narasi, dan lain sebagainya, yang diperoleh dari data statistik,

pengukuran lapangan, sensus, dan lain-lain.

Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada

pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasfikasi, label

suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain, misalnya

sekolah, rumah sakit, hotel dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif,

data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau tingkatan,

interbal atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu,

contohnya, populasi atau jumla siswa di suatu sekolah 500-600 siswa,

berprestasi, jurusan, dan sebagainya.

SIG merupakan suatu sistem yang cukup kompleks dan terdiri dari beberapa

komponen. Komponen-komponen yang membangun SIG adalah:

1. Perangkat Lunak (software)

OS : DOS, Windows, Linux

Software SIG : ArcInfo, ArcView, ArcGis, ENVI, ERDAS, Mapinfo,

ILWIS, dan sebagainya.

2. Perangkat Keras (hardware)

Komputer (PC : desktop, notebook, desknote), stand alone/lan (procesr,

memori/ram, video card, harddisk, display)

Peripheral : digitizer, scanner, printer, plotter, CD writer.

3. Data

Data : satu set informasi (numerik, alphabet, gambar) tentang sesuatu

(barang, kejadian, kegiatan)

Metadata : informasi identitas data

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

11

4. Pengguna : operator ataupun pemakai yang sangat berpengaruh pada hasil

akhir SIG

5. Aplikasi

Penentuan tata guna lahan

Mengetahui kawasan yang bernilai konservasi tinggi

Hidrologi hutan

Mengetahui tingkat bahaya erosi, dan sebagainya

2.2. Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data

dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang

tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya (Lillesand dan kiefer,

1979). Jadi penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk menganalisis

permukaan bumi dari jarak yang jauh dimana perekaman dilakukan di udara atau

di angkasa dengan menggunakan alat (sensor) dan wahana.

Alat yang dimaksud adalah alat perekam yang tidak berhubungan langsung

dengan objek yang dikajinya yaitu alat tersebut pada waktu perekaman tidak ada

di permukaan bumi, tetapi di udara atau di angkasa. Karena itu dalam perekaman

tersebut menggunakan wahana (platform) seperti satelit, pesawat udara, balon

udara dan sebagainya. Sedangkan data yang merupakan hasil perekaman alat

(sensor) masih merupakan data mentah yang perlu dianalisis. Untuk menjadi suatu

informasi tentang permukaan bumi yang berguna bagi berbagai kepentingan

bidang ilmu yang berkaitan perlu dianalisis dengan cara interpretasi.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

12

2.3. Citra Worldview-2

Satelit Worldview-2 diluncurkan pada 8 Oktober 2009 dari pangkalan

angkatan udara Vandenberg, California, USA. Dengan peningkatan

kelincahannya, Worldview-2 dapat bertindak bagai sebuah kuas, menyapu bolak-

balik untuk mengambil area yang luas dengan sekali sapuan citra multispektral.

Worldview-2 juga menyediakan detail citra dan akurasi geospasial yang belum

pernah ada sebelumnya, lebih memperluas aplikasi citra satelit di pasar komersial

dan pemerintahan. Dengan penambahan keragaman spektralnya menyediakan

kemampuan untuk melakukan deteksi perubahan dan pemetaan yang tepat.

Selain berbagai perbaikaan teknis, Worldview-2 juga memiliki

kemampuan mengakomodasi permintaan perekaman langsung, yang

memungkinkan pelanggan diseluruh dunia memilih serta memuat profil

pencitraan langsung pada wahana dan melaksanakan pengiriman data ke stasiun

bumi sendiri

Tabel 2.1. Karakteristik Citra Worldview-2

Mode Pencitraan Pankromatik Multispektral

Resolusi Spasial Pada

Nadir

0.46 m GSD pada nadir 1.84 m GSD pada nadir

Resolusi Spasial 20

derajat dari Nadir

0.52 m GSD 2.4 m GSD

Jangkauan Spektral 450-800 nm Coastal (400-450 nm)

Biru (450-510 nm)

Hijau (510-585 nm)

Kuning (585-625 nm)

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

13

Merah (625-705 nm)

Red Edge (705-745 nm)

IR Dekat 1 ( 745-860 nm)

IR Dekat 2 (860-1040

nm)

Lebar Sapuan 16,4 km pada nadir

Jangkauan Dinamik 11 bit per piksel

Masa Aktif Satelit Perkiraan hingga lebih dari 10 tahun

Waktu Pengulangan 11 hari pada 1 meter GSD atau kurang 3.7 hari pada

20 derajat off nadir atau kurang (0.52 m GSD)

Ketinggian Orbit 770 km

Waktu lintasan

Equatorial

10:30 A.M (descending mode)

Orbit 95.6 derajat sinkron matahari

Waktu orbit 95.6 menit

Kecepatan pada orbit 7.5 km per detik

Level proses Basic, Standar, Orthorectified

Harga 4band 5.16per km2 untuk arsip (lebih 90 hari)

5.25 per km2 untuk fres arsip (kurang dari 90 hari)

Harga 8 band 5.20 per km2 untuk arsip (lebih 90 hari)

5.31.5 per km2 untuk fresh arsip (kurang dari 90 hari)

Luas pemesanan Minimum 25 km2 untuk data arsip

Minimum 100 km2 untuk data pesan (tasking)

(dengan jarak antarvertex minimum 5 km)

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

14

Akurasi metric Mulai dan berhenti pada citra akurasi < 500 meter

Mendukung akurasi geolokasi

Mentarget ulang objek

Akurasi Geolokasi

(CE90)

Spesifikasi 12,2 m CE90, dengan kinerja diprediksi

pada kisaran 4,6 – 10,7 meter (15-35 kaki) CE90,

belum termasuk efek dari kelerengan dan off-nadir.

<2 meter akurasi dengan memasukkan GCP pada

citra

Sumber : https://sellquickbird.wordpress.com/worldview/

2.4. Interpretasi Citra

Data yang diperoleh melalui perekaman tenaga elektromagnetik yang

dipantulkan atau dipancarkan objek berdasarkan sistem penginderaan jauh, maka

hasilnya disebut dengan data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh tersebut

berupa data visual (citra) dan data citra(numerik). Data tersebut belum

memberikan arti dan manfaat, meskipun data yang diperoleh akurat, datanya

mutakhir, karena itu agar data tersebut mempunyai arti yang penting dan

bermanfaat bagi bidang lain maupun pengguna data perlu adanya teknik analisis

data penginderaan jauh. Analisis citra dalam penginderaan jauh merupakan

langkah-langkah untuk interpretasi citra merupakan suatu perbuatan untuk

mengkaji gambaran objek yang direkam. Sutanto (1992) mengatakan bahwa

interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan citra dengan

maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.

yang paling dasar dari prinsip-prinsip ini adalah unsur-unsur interpretasi citra

diantaranya:

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

15

1. Rona, merupakan tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra.

Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi

dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut sinar putih, yaitu

spektrum dengan panjang gelombang (0,4-0,7) ɥm. berkaitan dengan

penginderaan jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona

merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya.

2. Warna, merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan

spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Rona dan warna disebut

unsur dasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rona dan warna dalam

pengenalan obyek.

3. Bentuk, merupakan atribut yang jelas sehingga obyek yang dapat dikenali

berdasarkan bentuknya saja.

4. Ukuran, merupakan obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume,

karena ukuran obyek pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam

memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat

skalanya.

5. Tekstur, merupakan frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan

Kiefer, 1990) atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk

dibedakan secara individual. Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus,

dan belang-belang.

6. Pola atau susunan keruangan, merupakan ciri yang menandai bagi banyak

obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.

7. Bayangan, bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah

gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya

tidak tampak sama sekali atau kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

16

demikian, bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi

beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya.

8. Situs juga disebut situs geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan

atau letak suatu daerah terhadap sekitarnya. Situs ini berupa unit terkecil

dalam suatu wilayah morfologi

9. Asosiasi, merupak keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang

lainnya. Adanya keterkaitan ini maka terlihat suatu obyek pada citra sering

merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain.

2.5. ArcView 3.3

ArcView merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang populer dan paling

banyak digunakan untuk mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI

(Environmental System Research Institute). Dengan Arcview dengan mudah dapat

mengelolah data, menganalisa dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan

data spasial bereferensi geografis. ArcView terdiri dari 6 modul utama yang disebut

dokumen, yaitu : Project, View, Table, Chart, Layout, dan Script. Masing-masing

dokumen tersebut mempunyai GUI (Graphical User Interface) yang spesifik. GUI

adalah tempat pengguna berinteraksi dengan dokumen, misalnya melihat, memilih,

memperbesar, mengisi table dsb. Untuk melakukan tujuan tersebut tiap GUI dari tiap

dokumen mempunyai menu, botton, dan tools tersendiri. Modul utama dijelaskan

secara rinci sebagai berikut :

1. Project, Merupakan kumpulan dari dokumen yang berasosiasi selama satu

sesi Arcview, setiap project memiliki lima komponen pokok yaitu views,

tables, charts, layouts dan scripts. Views digunakan untuk mengelola data

grafis, sedangkan tables untuk manajemen data atribut, charts untuk

mengelola grafik (bukan data grafis). Layouts untuk membuat komposisi peta

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

17

yang akan dicetak dan scripts dipakai untuk membuat modul yang berisikan

kumpulan perintah Arcview yang ditulis menggunakan bahasan pemograman

Avenue.

2. Theme, Arcview mengendalikan sekelompok feature serta atribut di dalam

sebuah theme dan mengelolanya di dalam sebuah views. Sedangakan theme

menyajikan sekumpulan objek nyata sebagai feature peta yang berhubungan

dengan atribut. Feature dapat berupa titik (points), garis (lines) maupun

poligon, contoh feature yang berupa titik adalah sekolah, pos polisi, rumah

sakit, untuk feature garis antara lain adalah jalan raya, jalan tol, sungai.

Sedangkan sawah, danau, lahan parkir, wilayah administrasi pemerintahan

merupakan sebuah fiture Poligon.

3. View, merupakan sebuah peta interaktif yang dapat digunakan untuk

menampilkan, memeriksa, memilih dan menganalisa data grafis. View tidak

menyimpan data grafis yang sebenarnya, tetapi hanya membuat referensi

tentang data grafis mana saja yang terlibat. Ini mengakibatkan view bersifat

dinamis. View merupakan kumpulan dari theme

4. Tabel, digunakan untuk menampilkan informasi tentang feature yang ada di

dalam suatu view. Sebagai contoh menjelaskan tentang provinsi Bali disiapkan

tabel yang berisi data-data item nama kabupaten, jumlah penduduk laki-laki,

perempuan, total dan sebagainya.

5. Chart, merupakan sebuah grafik yang menyajikan data tabular. Di dalam

Arcview chart terintegrasi penuh dengan tabel dan view sehingga dapat

dilakukan pemilihan record-record mana yang akan ditampilkan ke dalam

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

18

sebuah chart. Terdapat enam jenis chary yaitu area, bar, column, pie dan

scatter.

6. Layout, digunakan untuk mengintegrasikan dokumen (View, Table, Chart)

dengan elemen-elemen grafik yang lain di dalam suatu window tunggal guna

membuat peta yang akan dicetak. Dengan layout dapat dilakukan proses

penataan peta serta merancang letak-letak property peta seperti : judul,

legends, orientasi, label dan sebagainya (Budiyanto, 2002)

2.6. Subak

2.6.1. Defenisi Subak

Subak adalah suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik

sosio-agraris-religius, yang merupakan perkumpulan petani yang mengelola air

irigasi di lahan sawah. pengertian subak seperti itu pada dasarnya dinyatakan

dalam peraturan daerah pemerintah-daerah Provinsi Bali No.02/PD/DPRD/1972,

Arif (1999) memperluas pengertian karakteristik sosio-agraris-religius dalam

sistem irigasi subak, dengan menyatakan lebih tepat subak itu disebut

berkarakteristik sosio-teknis-religius, karena pengertian teknis cakupannya

menjadi lebih luas, termasuk diantaranya teknis pertanian dan teknis irigasi.

Sutawan dkk (1986) melakukan kajian lebih lanjut tentang gatra religius

dalam sistem irigasi subak. Kajian gatra religius tersebut ditunjukkan dengan

adanya satu atau lebih Pura Bedugul (untuk memuja Dewi Sri sebagai manifestasi

Tuhan selaku Dewi Kesuburan), disamping adanya sanggah pecatu (bangunan

suci) yang ditempatkan sekitar bangunan sadap (intake) pada setiap blok/ komplek

persawahan milik petani anggota subak. Gatra religius pada sistem irigasi subak

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

19

merupakan cerminan konsep THK yang pada hakekatnya terdiri dari parhyangan,

palemahan, dan pawongan.

Gatra parhyangan oleh Sutawan dkk (1986) ditunjukkan dengan adanya

pura pada wilayah subak dan pada setiap komplek/ blok pemilikan sawa petani,

gatra palemahan ditunjukkan dengan adanya kepemilikan wilayah untuk setiap

subak, dan gatra pawongan ditunjukkan dengan adanya organisasi petani yang

disesuaikan dengan kebutuhan setempat, adanya anggota subak, pengurus subak,

dan pimpinan subak yang umumnya dipilih dari anggota yang memiliki

kemampuan spiritual. Ketiga gatra dalam THK memiliki hubungan timbal balik.

Pusposutardjo (1997) dan Arif (1999) yang meninjau subak sebagai sistem

teknologi dari suatu sosio kultural masyarakat, menyimpulkan bahwa sistem

irigasi (termasuk subak) merupakan suatu proses transformasi sistem kultural

masyarakat yang pada dasarnya memiliki tiga subsistem yakni : (i) subsistem

budaya (pola pikir, norma , dan nilai), (ii) Subsistem sosial (termasuk ekonomi),

dan (iii) subsistem kebendaan (termasuk teknologi). Semua subsistem itu

memiliki hubungan timbal balik, dan juga memiliki hubungan keseimbangan

dengan lingkungannya. Dengan menyatunya antar ketiga subsistem dalam sistem

irigasi subak, maka secara teoritis konflik antar anggota dalam organisasi subak

maupun konflik antar subak yang terkait dalam satu sistem irigasi yang tergabung

dalam satu wadah kordinasi akan dapat dihindari. Keterkaitan antar semua

subsistem akan memungkinkan munculnya harmoni dan kebersamaan dalam

pengelolaan air irigasi dalam sistem irigasi subak yang bersangkutan. Hal itu bisa

terjadi karena kemungkinan adanya kebijakan untuk menerima simpangan tertentu

sebagai toleransi oleh anggota subak (misalnya, adanya sistem perlampias, dan

sistem saling pinjam air irigasi).

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

20

2.6.2. Alih Fungsi Lahan Sawah Subak di Denpasar

Wicaksono (2007) mendefenisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut

sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan

lahan dari fungsi semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang

menjadi dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Faktor

yang mempengaruhi alih fungsi lahan tersebut ada tiga yaitu:

1. Faktor Eksternal, merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika

pertumbuhan perkotaan, demografi maupun ekonomi.

2. Faktor Internal, faktor ini lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi

sosial-ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan.

3. Faktor Kebijakan, merupakan aspek regulasi yang dikeluarkan oleh

pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi

lahan pertanian. Kelemahan pada aspek regulasi atau peraturan itu sendiri

terutama terkait dengan masalah kekuatan hukum, sanksi pelanggaran, dan

akurasi objek lahan yang dilarang dikonversi.

Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian dapat berdampak

terhadap turunnya produksi pertanian, serta akan berdampak pada dimensi yang

lebih luas dimana berkaitan dengan aspek-aspek perubahan orientasi ekonomi,

sosial, budaya, dan politik masyarakat.

Berikut merupakan gambar dan tabel perubahan alih fungsi lahan dari tahun

1942-tahun 2013 dalam penelitian Lanya (2012).

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

21

No

ID Subak

Nama Subak

Desa

Luas Subak

1943 1)

1976

2)

1996 2000 2002 3)

2004 3)

2005 3)

2006 3)

2007 3)

2012 3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

51071010 Denpasar Selatan 219195 218458 208493 1026 1038 955 955 935 935 805

1 51071010001 Renon Renon 264.75 184.35 184.55 112 129 100 100 100 100 92

2 51071010002 Sesetan Sesetan 264.74 243.98

243.31 25 24 16 16 15 15 14

3 51071010003 Panjer Panjer 234.67 235.88 235.88 105 102 80 80 67 67 28

4 51071010004 Sidakarya Sidakarya 161.15 223.13 228.23 97 97 97 97 97 97 92

5 51071010005 Intaran Barat Sanur Kauh 195.68 167.75 160.21 120 122 120 120 120 120 119

6 51071010006 Intaran Timur Sanur Kauh 161.15 104.48 97.35 22 22 15 15 12 12 12

7 51071010007 Sanur Sanur Kaja 234.67 159.19 124.13 69 64 59 59 59 59 57

7 51071010008 Cuculan Pemogan 333.81 249.35

238.58 111 118 108

108

105

105 57

9 51071010009 Kepaon Pemogan 341.33 290.00 264.90 120 120 120 120 120 120 119

10 510710100010 Kerdung Pedungan 320.00 326.47 307.79 245 240 240 240 240 240 215

51071020 Denpasar Timur 1811.19 1518.62 1344.15 755 751 749 731 726 726 694

1 51071020001 Anggabaya Penatih 46.04 32.54 3058 30 30

29 29 29 29 29

2 51071020002 Umelayu Penatih 42.67 28.73 2792 27 27 27 27 27 27 27

3 51071020003 Paang Penatih 115.10 52.13 5163 50 50 50 50 50 50 50

4 51071020004 Poh Manis Penatih Dangri 42.67 34.93 3339 32 32 32 28 28 28 28

5 51071020005 Taman Penatih Dangri 42.67 40.23 4023 39 39 39 38 38 38 38

6 51071020006 Saba Penatih 57.55 44.51 4010 37 37 36 36 36 36 32

7 51071020007 Temaga Penatih 230.21 188.31 184.45 164 164 164 164 164 164 159

8 5107102000 8 Padang

Galak

Kertalangu 341.00 289.75 281.70 112 112 112 112 112 112 112

9 5107102000 9 Biaung Kertalangu 103.59 16.65 10.66 11 11 11 11 11 11 11

10 510710300010 Yangbatu Dauh Puri 172.66 142.40

142.40 9 9 9 3 3 3 3

11 510710200011 Kedaton Sumerta 168.12 267.66 267.33 24 24 24 17 17 17 14

12 510710200012 Delod Sema Kesiman 172.66 135.45 139.86 56 56 56 56 56 56 51

13 510710200013 Buaji Kesiman 276.25 245.33 236.30 164 160

160 160 155 155 140

51071030 Denpasar Barat 1230.96 1210.49 895.89 399 384 309 299 284 278 256

1 51071030001 Serogsogan Padangsambian 333.81 246.8 246.19 5 5 2 2 2 2 2

2 51071030002 Pagutan Padangsambian 195.68 198.87 181.23 40 40 35 33 33 33 33

Tabel 2.2. Luas Lahan Subak Tahun 1943- Tahun 2012 di Kota Denpasar

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

22

3 51071030003 Tegallantang Padangsambian 115.11 115.21 97.71 60 45 40 37 37 30 30

4 51071030004 Tegalbuah Padangsambian 184.17 60.195 59.03 39 39 36 36 36 36 36

5 51071030005 Lange Tegal Harum 64.70 68.63 44.70 55 55 35 33 29 30 25

6 51071030006 Banyukuning Tegal Harum 76.34 76.22 74.34 58 58 31 28 25 25 15

7 51071030007 Semila II Pemecutan Kelod 161.15 124.93 192.69 34 34 30 30 25 25 25

9 51071030008 Margaya Pemecutan Kelod 176.22 182.95 176.22 108 108 100 100 97 97 90

8 51071030009 Semila II Pemecutan Kelod 46.04 93.23 Palemahan dan pawongan habis

10 107103000010 Sanglah Dauihpuri 195.68 176.48 Palemahan dan pawongan habis

11 107103000011 Tegal Injung Pemecutan 67.55 67.07 Palemahan dan pawongan habis

12 107103000012 Buluh Pemecutan 115.10 80.445 Palemahan dan pawongan habis

13 510710300013 Tunggulaji Pemecutan kaja 108.09 102.03 Palemahan dan pawongan habis

5107103100 Denpasar Utara 1976.53 1672.13 1454.37 870 844 788 772 772 772 722

1 51071020001 Peraupan Barat Dangri Kaja 161.15 264.47 156.91 5 5 5 5 5 5 5

2 51071020002 Peraupan

Timur

Sumerta 195.68 105.00 90.63 23

23 23 15 15 15 15

3 51071030003 Kedua Paguyangan Kangin 115.10 113.79 109.35 105 96 95 93 93 93 93

4 51071030004 Lungatad Paguyangan Kangin 195.68 154.65 146.52 124 124 120 120 120 120 120

5 51071030005 Petangan Ubung Kaja 180.88 185.71 180.88 80 63 61 61 61 61 60

6 51071030006 Pakel I Peguyangan 195.68 130.57 192.69 111 111 104 104 104 104 103

7 51071030007 Pakel II Ubung Kaja 299.28 122.78 00.00 83 83 63 63 63 63 63

8 51071030008 Sembung Paguyangan Kaja 276.25 207.43 209.50 116 116 116 116 116 116 115

9 51071030009 Dalem Paguyangan Kaja 195.68 271.21 254.34 205 205 189 187 187 187 143

10 51071030010 Ubung Ubung 161.15 116.52 113.55 18 18 12 8 8 8 5

Total Denpasar 224213.7

222859.2 212187.4 3050 3017 2801 2757 2717 2717 2477

Keterangan: 1) data hasil pengukuran peta Topografi Tahun 1943

2) data dari Dinas Kebudayaan Provinasi Bali. Lokakarya Subak 1976

3) data BPS Kota Denpasar 2002-2013

Tabel 2.2 lanjutan

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

23

Gambar 2.1. Grafik Luas Subak di Masing-masing Kecamatan Kota Denpasar

Pada Tahun 1943-2012

Selanjutnya disampaikan oleh Lanya (2012) berdasarkan Gambar 2.1,

dapat dijelaskan bahwa pola penurunan luas sawah (alih fungsi lahan) di Kota

Denpasar tergolong sangat tinggi berada pada tahun 1997- tahun 2000. Pada

tahun tersebut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Denpasar 1999-2004 dan

sebelum RTRW Denpasar 2011-2031. Denpasar tidak mempunyai RTRW dari

tahun 2005 – 2011 awal. Pola penurunan lahan sawah di masing-masing

kecamatan mendatar setelah tahun 2000. Ini menunjukkan bahwa sebelum

reformasi sampai dengan tahun 2000 terjadi alih fungsi lahan yang tinggi.

Adanya RTRW Kota Denpasar tahun 1999 – 2004 dapat mengendalikan alih

fungsi lahan yang ditunjukkan oleh pola grafik mendatar sampai dengan 2007.

Bom Bali sangat berpengaruh terhadap alih fungsi lahan; Pola penurunan terjadi

lagi setelah tahun 2007. ini menunjukkan bahwa pariwisata pulih kembali

setelah tahun 2007.

Penurunan luas sawah tertinggi dialami oleh wilayah Kecamatan Denpasar

Selatan dan Denpasar Barat sebelum adanya Denpasar Utara. Kedua wilayah ini

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

24

merupakan daerah yang berbatasan dengan pusat pariwisata Kuta (Denpasar

Barat) dan Sanur (Denpasar Selatan). Adanya RTRW Kota Denpasar 2011 –

2031 diharapkan dapat mengendalikan alih fungsi lahan. (Lanya,2012).

2.7. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar

Pembangunan Kota Denpasar dilaksanakan secara nyata dan berencana.

Untuk mendukung hal tersebut terutama dalam menciptakan dan kelancaran

pelaksanaannya, maka pemerintah Kota Denpasar mengusahakan agar

pembangunan yang dilaksanakan dapat mewujudkan Kota Denpasar yang

berwawasan budaya. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah melakukan

kegiatan penataan ruang yang mencakup perencanaan tata ruang, pemanfaatan

ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, serta pelayanan perijinan tata ruang dan

bangunan.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah kebijaksanaan pemerintah

Kota Denpasar yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Denpasar Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011-2031, menetapkan

lokasi dari kawasan yang harus dilindungi, lokasi pengembangan kawasan

budidaya termasuk kawasan produksi dan kawasan permukiman, pola jaringan

prasarana dan utilitas Kota.

Rencana Tata Ruang Wilayah bertujuan untuk : a. Mewujudkan pola

pemanfaatan ruang yang lebih terarah dan lebih optimal dengan tidak

mengorbankan aspek kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup

b. Menciptakan kemudahan bagi masing-masing instansi sektoral maupun dinas di

lingkungan pemerintah Kota Denpasar yang terkait dalam pengembangan potensi

Kota Denpasar, pengembangan kegiatan sosial ekonomi serta pengaturan sistem

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

25

pergerakan dan koordinasi pengembangannya baik penentuan program,

pendanaan maupun dalam penyiapan peraturannya c. Menetapkan lokasi investasi

yang dilaksanakan pemerintah Kota Denpasar dan masyarakat d. Mencegah

terjadinya benturan kepentingan antar sektor dalam usaha-usaha yang berkaitan

dengan pemanfaatan ruang e. Menyusun rencana rinci tata ruang di Kota

Denpasar serta pelaksanaan pembangunan dalam pemanfaatan ruang bagi

kegiatan pembangunan dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan

pembangunan. Wilayah perencanaan mencakup keseluruhan wilayah di Kota

Denpasar yang meliputi : Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar

Timur, dan Kecamatan Denpasar Selatan, dengan luas wilayah 12.778 ha.

2.8. Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK) Kota Denpasar

Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian kawasan dari penataan ruang

kota dengan tujuan menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air yang

dapat menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara

lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan

masyarakat. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana

pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih.

Ruang terbuka hijau kota (RTHK) adalah area memanjang atau jalur dana tau

mengelompok, yang penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,

baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Fungsi kawasan ruang terbuka hijau kota yaitu membentuk keindahan dan

kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual

(kayu, daun, bunga, buah), serta manfaat tidak langsung yaitu pemeliharaan akan

kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

26

isi flora dan fauna yang ada (Permen PU No.05/PRT/M/2008). RTHK Kota

Denpasar diatur dalam Perda Kota Denpasar Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011-2031 Pasal 42.

Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan untuk:

1. Mencapai tata ruang kawasan perkotaan yang optimal, serasi, selaras, dan

seimbang dalam pengembangan kehidupan manusia.

2. Meningkatkan fungsi kawasan perkotaan secara serasi, selaras, dan

seimbang antara perkembangan lingkungan dengan tata kehidupan

masyarakat

3. Mengatur pemanfaatan ruang guna meningkatkan kemakmuran rakyat dan

mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan alam,

lingkungan buatan, dan lingkungan sosial (UU Nomor 26 Tahun 2007).

2.9. Kesesuaian Lahan

Menurut Djaenudin, dkk. (2003), kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu

lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai contoh lahan sesuai untuk sawah irigasi,

tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim. Macam

klasifikasi kesesuaian lahan yaitu:

1. Kesesuaian lahan kualitatif: kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu

dinyatakan dalam istilah kualitatif tanpa perhitungan biaya dan pendapatan,

terutama untuk studi tingkat tinjau

2. Kesesuaian lahan kuantitatif : kesesuaian untuk penggunaan tertentu yang

dinyatakan dalam istilah kuantitatif perhitungan ekonomi ratio biaya

keuntungan dimungkinkan, utuk studi detil.

3. Kesesuaian lahan aktual : klasifikasi didasarkan pada kesesuaian lahan untuk

penggunaan tertentu pada kondisi saat ini sebelum dilakukan usaha perbaikan.

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

27

4. Kesesuaian potensial : klasifikasi didasarkan pada kesesuaian lahan untuk

penggunaan tertentu setelah dilakukan perbaikan terhadap faktor

pembatasnya.

Menururt FAO (1976) struktur klasifikasi kesesuaian lahan dibagi menjadi

empat kategori yaitu: Order Kesesuaian, Kelas Kesesuaian, Subkelas Kesesuaian,

dan Unit Kesesuaian. Order Kesesuaian lahan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Order sesuai (S) dan order tidak sesuai (N) bagi penggunaan yang

dipertimbangkan. Order sesuai (S) dapat dibagi menjadi kelas-kelas. Jumlah kelas

pada order sesuai tidak ditentukan, tetapi diusahakan sedikit mungkin untuk

memudahkan interpretasi. Dalam hal ini terdapat tiga kelas dalam order sesuai

yang didefenisikan secra kuantitatif adalah sebagai berikut (1). S1 (sangat sesuai)

yaitu lahan yang tidak mempunyai pembatas yang tidak berarti yang secara nyata

berpengaruh terhadap produksinya dan tidak menaikkan masukan melebih yang

biasa diberikan. (2). S2 (cukup sesuai) yaitu lahan yang mempunyai pembatas

agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas tersebut mengurangi

produktivitas dan keuntungan, dan meningkatkan masukan yang diperlukan. Dan

(3). S3 (sesuai marginal) yaitu lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat

untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas

atau keuntungan dan perlu menaikkan masukan yang diperlukan.

Order N (tidak sesuai ) biasanya ada dua kelas yaitu : (1) kelas N1 (tidak

sesuai saat ini) yaitu lahan yang mempunyai pembatas berat, tetapi masih

memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat

pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. (2) kelas N2 (tidak sesuai

untuk selamanya) yaitu lahan yang mempunyai pembatas sangat berat, sehinga

tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id TINJAUAN...Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format. Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta

28

Subkelas kesesuaian lahan mencerminkan jenis pembatas atau macam

perbaikan yang diperlukan dalam suatu kelas. Tiap kelas dapat dibagi menjadi

satu atau lebih subkelas tergantung dari jenis pembatas yang ada. Untuk kelas S1

tidak ada faktor pembatas. Sebagai contoh kelas S2 yang mempunyai faktor

pembatas kedalaman efektif (r) akan menurunkan sub kelas menjadi S2r.