20
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel padat tersebut (Das, 1995). Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang relative lepas (loose) yang terletak di atas batu dasar (bedrock) (Hardiyatmo, H.C., 1992). Menurut Bowles, tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut : 1. Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya lebih besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles). 2. Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm. 3. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, berkisar dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm). 4. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm. Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

  • Upload
    hathuan

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanah

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)

mineral-mineral padat tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan

dari bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai

dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel

padat tersebut (Das, 1995).

Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang

relative lepas (loose) yang terletak di atas batu dasar (bedrock) (Hardiyatmo,

H.C., 1992).

Menurut Bowles, tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari

salah satu atau seluruh jenis berikut :

1. Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya

lebih besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm

sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles).

2. Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.

3. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm,

berkisar dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).

4. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm.

Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

6

disedimentasikan ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada muara

sungai.

5. Lempung (clay), partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002

mm. Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah

yang kohesif.

6. Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih kecil

dari 0,001 mm.

B. Klasifikasi Tanah

Sistem Klasifikasi Tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah

yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-

kelompok dan subkelompok-subkelompok berdasarkan pemakaiannya (Das,

1995).

Sistem klasifikasi tanah dimaksudkan untuk menentukan dan

mengidentifikasikan tanah dengan cara sistematis guna menentukan

kesesuaian terhadap pemakaian tertentu dan juga berguna untuk

menyampaikan informasi mengenai kondisi tanah dari suatu daerah ke daerah

lain dalam bentuk suatu data dasar. Klasifikasi tanah juga berfungsi untuk

studi yang lebih terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan

akan pengujian untuk menentukan sifat teknis seperti karakteristik

pemadatan, kekuatan tanah, berat isi, dan sebagainya (Bowles, 1991).

Kebanyakan klasifikasi tanah menggunakan indek pengujian yang sangat

sederhana untuk memperoleh karakteristik tanahnya. Umumnya klasifikasi

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

7

didasarkan atas ukuran partikel yang diperoleh dari analisis saringan

(percobaan sedimentasi) dan plastisitasnya (Hardiyatmo, 2002).

Adapun sistem klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sistem Klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway

and Transportation Official)

Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria berikut ini :

a. Ukuran butir dibagi menjadi :

Kerikil : bagian tanah yang lolos ayakan dengan

diameter 75 mm dan tertahan pada ayakan

diameter 2 mm.

Pasir : bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter

2 mm dan tertahan pada ayakan diameter 0,0075

mm.

Lanau & Lempung : bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter

0,0075 mm.

b. Plastisitas, nama berlanau dipakai apabila bagian–bagian yang halus

dari tanah mempunyai indeks plastisitas (IP) sebesar 10 atau kurang.

Nama berlempung dipakai bila bagian-bagian yang halus dari tanah

mempunyai indeks plastisitas sebesar 11 atau lebih.

c. Apabila batuan (ukuran lebih besar dari 75 mm) ditemukan dalam

contoh tanah yang akan diuji maka batuan-batuan tersebut harus

dikeluarkan terlebih dahulu, tetapi persentase dari batuan yang

dikeluarkan tersebut harus dicatat.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

8

Tabel 1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO

Klasifikasi umum Tanah berbutir

(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200

Klasifikasi kelompok A-1

A-3 A-2

A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7

Analisis ayakan (%

lolos)

No.10

No.40

No.200

Maks 50

Maks 30

Maks 15

Maks 50

Maks 25

Min 51

Maks 10

Maks 35 Maks 35

Maks 35

Maks

35

Sifat fraksi yang lolos

ayakan No.40

Batas Cair (LL)

Indeks Plastisitas (PI)

Maks 6

NP

Maks 40

Maks 10

Min 41

Maks 10

Maks 40

Min 11

Min 41

Min 11

Tipe material yang

paling dominan

Batu pecah, kerikil

dan pasir

Pasir

halus

Kerikil dan pasir yang berlanau atau

berlempung

Penilaian sebagai bahan

tanah dasar Baik sekali sampai baik

Klasifikasi umum Tanah berbutir

(Lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200

Klasifikasi kelompok A-4 A-5 A-6 A-7

A-7-5 A-7-6 Analisis ayakan (%

lolos)

No.10

No.40

No.200

Min 36

NNNNNN

Min 36

Min 36

Min 36

Sifat fraksi yang lolos

ayakan No.40

Batas Cair (LL)

Indeks Plastisitas (PI)

Maks 40

Maks 10

Min 41

Maks 10

Maks 40

Min 11

Min 41

Min 11

Tipe material yang

paling dominan Tanah berlanau Tanah Berlempung

Penilaian sebagai bahan

tanah dasar Biasa sampai jelek

Catatan:

Kelompok A-7 dibagi atas A-7-5 dan A-7-6 bergantung pada batas plastisnya (PL)

Untuk PL > 30, klasifikasinya A-7-5;

Untuk PL < 30, klasifikasinya A-7-6.

NP = Non Plastis.

Sumber: Hardiyatmo (1992).

2. Sistem Unified Soil Classification System (USCS)

Unified Soil Classification System (USCS) diajukan pertama kali oleh

Casagrande dan selanjutnya dikembangkan oleh United State Bureau of

Reclamation (USBR) dan United State Army Corps of Engineer (USACE).

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

9

Kemudian American Society for Testing and Materials (ASTM) memakai

USCS sebagai metode standar guna mengklasifikasikan tanah. Dalam

USCS, suatu tanah diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama, yaitu :

1. Tanah berbutir kasar (coarse-grained soil), yaitu tanah kerikil dan pasir

yang kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos saringan No.200.

Simbol untuk kelompok ini adalah G untuk tanah berkerikil dan S untuk

tanah berpasir. Selain itu juga dinyatakan gradasi tanah dengan simbol

W untuk tanah bergradasi baik dan P untuk tanah bergradasi buruk.

2. Tanah berbutir halus (fine-grained soil), yaitu tanah yang lebih dari

50% berat contoh tanahnya lolos dari saringan No.200. Simbol

kelompok ini adalah C untuk lempung anorganik dan O untuk lanau

organik. Simbol Pt digunakan untuk gambut (peat), dan tanah dengan

kandungan organik tinggi. Plastisitas dinyatakan dengan L untuk

plastisitas rendah dan H untuk plastisitas tinggi.

Menurut Bowles, Kelompok-kelompok tanah utama sistem klasifikasi

USCS dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini :

Tabel 2. Sistem Klasifikasi Tanah USCS

Jenis Tanah Prefiks Sub Kelompok Sufiks

Kerikil G Gradasi baik W

Gradasi buruk P

Pasir S Berlanau M

Berlempung C

Lanau M

Lempung C wL< 50 % L

Organik O wL> 50 % H

Gambut Pt

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

10

Tabel 3. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem USCS

Divisi Utama Simbol Nama Umum

Kriteria Klasifikasi

Tan

ah b

erbu

tir

kas

ar≥

50%

bu

tira

n

tert

ahan

sar

ing

an N

o. 20

0

Ker

ikil

50

%≥

fra

ksi

kas

ar

tert

ahan

sar

ing

an N

o. 4

Ker

ikil

ber

sih

(han

ya

ker

ikil

)

GW

Kerikil bergradasi-baik dan

campuran kerikil-pasir, sedikit atau sama sekali tidak

mengandung butiran halus

Kla

sifi

kas

i ber

das

arkan

pro

sen

tase

buti

ran

hal

us

; K

ura

ng

dar

i 5%

lolo

s sa

rin

gan

no

.20

0:

GM

,

GP

, S

W,

SP

. L

ebih

dar

i 12

% l

olo

s sa

ring

an n

o.2

00

: G

M,

GC

, S

M,

SC

. 5%

- 1

2%

lo

los

sari

ng

an N

o.2

00 :

Bat

asan

kla

sifi

kas

i y

ang m

empu

ny

ai s

imb

ol

dobel

Cu = D60> 4 D10

Cc = (D30)2 Antara 1 dan 3

D10 x D60

GP Kerikil bergradasi-buruk dan

campuran kerikil-pasir, sedikit

atau sama sekali tidak mengandung butiran halus

Tidak memenuhi kedua kriteria untuk

GW

Ker

ikil

den

gan

Buti

ran

hal

us

GM Kerikil berlanau, campuran

kerikil-pasir-lanau

Batas-batas

Atterberg di

bawah garis A

atau PI < 4

Bila batas

Atterberg

berada didaerah

arsir dari

diagram plastisitas,

maka dipakai

dobel simbol

GC Kerikil berlempung, campuran

kerikil-pasir-lempung

Batas-batas Atterberg di

bawah garis A

atau PI > 7

Pas

ir≥

50

% f

rak

si k

asar

l olo

s sa

ring

an N

o. 4

P

asir

ber

sih

(h

any

a p

asir

)

SW

Pasir bergradasi-baik , pasir

berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran

halus

Cu = D60> 6 D10

Cc = (D30)2 Antara 1 dan 3

D10 x D60

SP Pasir bergradasi-buruk, pasir

berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran

halus

Tidak memenuhi kedua kriteria untuk SW

Pas

ir

den

gan

buti

ran

hal

us

SM Pasir berlanau, campuran pasir-

lanau

Batas-batas

Atterberg di

bawah garis A

atau PI < 4

Bila batas

Atterberg

berada didaerah

arsir dari

diagram plastisitas,

maka dipakai

dobel simbol

SC Pasir berlempung, campuran

pasir-lempung

Batas-batas Atterberg di

bawah garis A

atau PI > 7

Tan

ah b

erbu

tir

hal

us

50%

ata

u l

ebih

lo

los

ayak

an N

o. 200

Lan

au d

an l

emp

un

g

bat

as c

air

≤ 5

0%

ML Lanau anorganik, pasir halus sekali, serbuk batuan, pasir halus

berlanau atau berlempung

Diagram Plastisitas:

Untuk mengklasifikasi kadar butiran halus yang

terkandung dalam tanah berbutir halus dan kasar. Batas Attebergyang termasuk dalam daerah yang di

arsir berarti batasan klasifikasinya menggunakan

dua simbol.

6 0

5 50 CH

40 CL

30 CL-ML

20

4 ML

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Garis A : PI = 0.73 (LL-20)

CL

Lempung anorganik dengan

plastisitas rendah sampai dengan

sedang lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung

berlanau, lempung “kurus” (lean

clays)

OL Lanau-organik dan lempung

berlanau organik dengan plastisitas rendah

Lan

au d

an l

emp

un

g

bat

as c

air

≥ 5

0%

MH Lanau anorganik atau pasir halus

diatomae, atau lanau diatomae, lanau yang elastis

CH Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung

“gemuk” (fat clays)

OH Lempung organik dengan

plastisitas sedang sampai dengan

tinggi

Tanah-tanah dengan

kandungan organik sangat tinggi

PT Peat (gambut), muck, dan tanah-

tanah lain dengan kandungan organik tinggi

Manual untuk identifikasi secara visual dapat

dilihat di ASTM Designation D-2488

Sumber : Hardiyatmo, 1999.

Bat

as P

last

is (

%)

Batas Cair (%)

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

11

C. Tanah Lempung

Tanah lempung merupakan partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari

0,002 mm. Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi di

dalam tanah yang kohesif (Bowles, 1991).

Tanah lempung merupakan tanah yang berukuran mikroskopis sampai dengan

sub mikroskopis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun

batuan, tanah lempung sangat keras dalam keadaan kering dan bersifat plastis

pada kadar air sedang. Pada kadar air lebih tinggi lempung bersifat lengket

(kohesif) dan sangat lunak (Das, 1995).

Tanah butiran halus khususnya tanah lempung akan banyak dipengaruhi oleh

air. Sifat pengembangan tanah lempung yang dipadatkan akan lebih besar

pada lempung yang dipadatkan pada kering optimum dari pada yang

dipadatkan pada basah optimum. Lempung yang dipadatkan pada kering

optimum relatif kekurangan air oleh karena itu lempung ini mempunyai

kecenderungan yang lebih besar untuk meresap air sebagai hasilnya adalah

sifat mudah mengembang (Hardiyatmo, 2002).

1. Sifat–Sifat Tanah Lempung

Sifat yang khas dari tanah lempung adalah dalam keadaan kering, maka

tanah lempung akan bersifat keras, dan jika basah akan bersifat lunak

plastis, dan kohesif, mengembang dan menyusut dengan cepat, sehingga

mempunyai perubahan volume yang besar dan itu terjadi karena

pengaruh air.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

12

Sifat-sifat yang dimiliki tanah lempung (clay) adalah sebagai berikut

(Hardiyatmo, 2002) :

a. Ukuran butir halus, kurang dari 0,002 mm

b. Permeabilitas rendah

c. Kenaikan air kapiler tinggi

d. Bersifat sangat kohesif

e. Kadar kembang susut yang tinggi

f. Proses konsolidasi lambat

Tabel 4. Sifat Tanah Lempung

Tanah Sifat Uji Lapangan

Lempung

Sangat Lunak Meleleh diantara jari ketika diperas

Lunak Dapat diperas dengan mudah

Keras Dapat diperas dengan jari yang kuat

Kaku

Tidak dapat diremas dengan jari, tapi

dapat di gencet dengan ibu jari

Sangat Kaku Dapat digencet dengan kuku ibu jari

Sumber : Craig, (1991).

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa untuk menguji sifat dari tanah lempung

di lapangan, dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Yaitu dengan

meremas sampel tanah lempung dengan tangan, apabila tanah tersebut

meleleh diantara jari ketika diperas maka tanah tersebut merupakan tanah

lempung yang bersifat sangat lunak. Struktur tanah lempung dijelaskan

pada tabel 5.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

13

Tabel 5. Struktur Tanah Lempung

Hal Keterangan

Struktur

terdispersi

Terbentuk oleh partikel–partikel lempung yang

mengendap secara individu. Orientasi butir-butirnya

hampir parallel.

Struktur

terflokulasi

Terbentuk oleh gumpalan–gumpalan butiran lempung

yang mengendap.

Domain Kelompok unit–unit submikrokopis dari partikel

lempung.

Claster Kelompok dari domain yang membentuk cluster.

Dapat dilihat dengan mikroskop biasa.

Ped Kelompok dari cluster yang membentuk ped. Dapat

dilihat tanpa mikroskop.

Sumber : M. Das (1995)

2. Jenis Mineral Lempung

a. Kaolinite

Kaolinite merupakan anggota kelompok kaolinite serpentin, yaitu

hidrus alumino silikat dengan rumus kimia Al2 Si2O5(OH)4.

Kekokohan sifat struktur dari partikel kaolinite menyebabkan sifat-

sifat plastisitas dan daya pengembangan atau menyusut kaolinite

menjadi rendah.

b. Illite

Illite adalah mineral bermika yang sering dikenal sebagai mika tanha

dan merupakan mika yang berukuran lempung. Istilah illite dipakai

untuk tanah berbutir halus, sedangkan tanah berbutir kasar disebut

mika hidrus.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

14

c. Montmorillonite

Mineral ini memiliki potensi plastisitas dan mengembang atau

menyusut yang tinggi sehingga bersifat plastis pada keadaan basah dan

keras pada keadaan kering.

3. Karakteristik Mineral Tanah Lempung

Menurut Bowles (1995), mineral-mineral pada tanah lempung umumnya

memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Hidrasi

Partikel-partikel lempung dikelilingi oleh lapisan-lapisan molekul air

yangdisebut sebagai air terabsorbsi. Lapisan ini umumnya mempunyai

tebal dua molekul karena itu disebut sebagai lapisan difusi ganda atau

lapisan ganda.

2. Aktifitas

Tepi-tepi mineral lempung mempunyai muatan negatif netto. Ini

mengakibatkan terjadinya usaha untuk menyeimbangkan muatan ini

dengan tarikan kation. Tarikan ini akan sebanding dengan kekurangan

muatan netto dan dapat juga dihubungkan dengan aktifitas lempung

tersebut. Aktifitas inididefinisikan sebagai :

Dimana persentase lempung diambil dari fraksi tanah yang < 2 µm.

Aktivitas juga berhubungan dengan kadar air potensial relatif. Nilai-

nilai khas dari aktifitas dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

15

Tabel 6. Nilai-Nilai Khas Dari Aktifitas

Mineral Nilai Aktivitas

Kaolinite 0,4 – 0,5

Illite 0,5 – 1,0

Montmorillonite 1,0 – 7,0

3. Flokulasi dan dispersi

Flokulasi adalah peristiwa penggumpalan mineral lempung didalam

larutan air akibat mineral lempung umumnya mempunyai pH > 7 dan

bersifat alkali tertarik oleh ion-ion H+dari air, gaya Van der Waal.

Untuk menghindari flokulasi larutan air dapat ditambahkan zat asam.

4. Pengaruh Air

Air pada mineral-mineral lempung mempengaruhi flokulasi dan

disperse yang terjadi pada partikel lempung. Untuk meninjau

karakteristik tanah lempung maka perlu diketahui sifat fisik atau Index

Properties dari tanah lempung tersebut, yaitu:

a. Batas-batas Atterberg (Atterberg Limits)

Atterberg telah meneliti sifat konsistensi mineral lempung pada

kadar air, bervariasi yang dinyatakan dalam batas cair, plastis, dan

batas susut. Batas Atteberg dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

16

Tabel 7. Batas-Batas Atterberg Untuk Mineral Lempung

Mineral Batas Cair Batas Plastis Batas Susut

Montmorillonite 100 -900 50-100 8,5-15

Illite 60-120 35-60 15-17

Kaolinite 30-110 25-40 25-29

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dilihat pada gambar 1, tanah

lempung dapat dikategorikan ke dalam kelompok MH atau OH.

b. Berat Jenis (Gs)

Nilai berat jenis yang didasarkan pada tiap-tiap mineral pada tanah

lempung lunak dapat dilihat pada tabel 8 .

Tabel 8. Nilai Berat Jenis Untuk Tiap Mineral Tanah Lempung

Lunak

Mineral Lempung Lunak Berat Jenis ( Gs )

Kaolinite 2,6 – 2,63

Illite 2,8

Montmorillonite 2,4

Gambar 1. Grafik Plastisitas.

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

17

c. Komposisi Tanah

Angka pori, kadar air, dan berat volum kering pada beberapa tipe

tanah lempung dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Nilai Angka Pori, Kadar Air, dan Berat Volume Kering

pada Tanah Lempung

Tipe Tanah

Angka

pori,

e

Kadar Air Dalam

Keadaan Jenuh

Berat Volume

Kering,

(kN/m3 )

Lempung kaku 0,6 21 17

Lempung lunak 0,9 – 1,4 30 – 50 11,5 – 14,5

Lempung organik

lembek 2,5 – 3,2 30 – 120 6–8

Kesimpulannya adalah tanah kohesif seperti lempung memiliki

perbedaan yang cukup mencolok terhadap tanah non kohesif

seperti pasir. Perbedaan tersebut adalah :

1. Tahanan friksi tanah kohesif < tanah nonkohesif

2. Kohesi lempung > tanah granular

3. Permeabilitas lempung < tanah berpasir

4. Pengaliran air pada lempung lebih lambat dibandingkan pada

tanah berpasir.

5. Perubahan volume pada lempung lebih lambat dibandingkan

pada tanah granular.

D. Cornice Adhesive

Cornice Adhesive adalah bubuk plaster yang berdaya rekat kuat, sangat

dianjurkan dalam aplikasi di atas permukaan papan gypsum, semen, dan

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

18

plasterglass. Material cornice adhesive banyak digunakan sebagai perekat

gypsum pada pemasangan plafond pada suatu konstruksi bangunan. Berat

jenis (Gs) dari cornice adhesive berkisar antara 2,6–2,7. Komposisi cornice

adhesive ditampilkan pada tabel 10.

Tabel 10. Komposisi Cornice Adhesive

Bahan Rumus Nomor CAS Kadar

Silika, Kristal-kuarsa Si-O2 14808-60-7 <0,3 %

Kalsium Sulphate

Hemihyrate

Ca-O4-S.1/2-H2-O 10034-76-1 >60 %

Batu Kapur Ca-CO3 1317-65-3 <30%

Dekstrin (C6H10O5) n x H2O 9004-53-9 <5%

Selulosa Thickener Tidak Tersedia Tidak Tersedia <2%

Synthetic Polimer Tidak Tersedia 25213-24-5 <2%

Sumber:

http://www.boral.com.au/plasterboard/msds/pdfs/CORNICE_ADHESIVE.pdf

Dalam kandungannya Cornice Adhesive banyak terdapat Kalsium Sulphate

Hemihyrate sebesar 60% dan batu kapur sebesar 30% dibandingkan unsur-

unsur lainnya yang hanya 0,3 % - 5% yang terdapat pada cornice adhesive.

Bila dibandingkan dengan kandungan material semen yang juga digunakan

sebagai bahan material suatu konstruksi bangunan, terdapat unsur SiO2 yang

sama pada kandungan material cornice adhesive, namun persentase kadarnya

berbeda jauh bila dibandingkan, SiO2 pada semen persentasenya 20,8%,

sedangkan pada cornice hanya 0,3%. Komposisi semen bisa dilihat pada tabel

11.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

19

Tabel 11. Kandungan Kimia Semen

Nama Kandungan Semen

Persentase (%)

SiO2 CaO Fe2O3 Al2O3 MgO SO3

20,8 65,3 3 6,9 2 1,6

E. Stabilisasi Tanah

Stabilisasi tanah adalah suatu proses untuk memperbaiki sifat-sifat tanah

dengan menambahkan sesuatu pada tanah tersebut, agar dapat menaikkan

kekuatan tanah dan mempertahankan kekuatan geser. Adapun tujuan

stabilisasi tanah adalah untuk mengikat dan menyatukan agregat material

yang ada sehingga membentuk struktur jalan atau pondasi jalan yang padat.

Sifat – sifat tanah yang telah diperbaiki dengan cara stabilisasi dapat meliputi:

kestabilan volume, kekuatan atau daya dukung, permeabilitas, dan kekekalan

atau keawetan.

Menurut Bowles (1995) beberapa tindakan yang dilakukan untuk

menstabilisasikan tanah adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kerapatan tanah.

2. Menambah material yang tidak aktif sehingga meningkatkan kohesi atau

tahanan gesek yang timbul.

3. Menambah bahan untuk menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi dan

atau fisis pada tanah.

4. Menurunkan muka air tanah (drainase tanah)

5. Mengganti tanah yang buruk.

Pada umumnya cara yang digunakan untuk menstabilisasi tanah terdiri dari

salah satu atau kombinasi dari pekerjaan-pekerjaan berikut (Bowles, 1995) :

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

20

1. Mekanis, yaitu pemadatan dengan berbagai jenis peralatan mekanis seperti

mesin gilas (roller), benda berat yang dijatuhkan, ledakan, tekanan statis,

tekstur, pembekuan, pemanasan dan sebagainya.

2. Bahan Pencampur (Additive), yaitu penambahan kerikil untuk tanah

kohesif, lempung untuk tanah berbutir, dan pencampur kimiawi seperti

semen, gamping, abu vulkanik/batubara, gamping dan/atau semen, semen

aspal, sodium dan kalsium klorida, limbah pabrik kertas dan lain-lainnya.

Metode atau cara memperbaiki sifat – sifat tanah ini juga sangat bergantung

pada lama waktu pemeraman, hal ini disebabkan karena didalam proses

perbaikan sifat – sifat tanah terjadi proses kimia yang dimana memerlukan

waktu untuk zat kimia yang ada didalam additive untuk bereaksi. Pada

penelitian ini digunakan waktu pemeraman 7 hari, karena Cornice Adhesive

memiliki setidaknya 30% kandungan kapur dalam komposisinya, dan

merujuk pada penelitian terdahulu bahwa pada bahan stabilisasi kapur mampu

meningkatkan nilai CBR tanah hanya pada 3 hari masa pemeraman.

Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini dipandang waktu pemeraman 7

hari cukup untuk meningkatkan daya ikat antara butiran tanah dan kapur.

G. Batas-Batas Atterberg

Batas kadar air yang mengakibatkan perubahan kondisi dan bentuk tanah

dikenal pula sebagai batas-batas konsistensi atau batas-batas Atterberg. Pada

kebanyakan tanah di alam, berada dalam kondisi plastis. Kadar air yang

terkandung dalam tanah berbeda-beda pada setiap kondisi tersebut yang mana

bergantung pada interaksi antara partikel mineral lempung. Bila kandungan

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

21

air berkurang maka ketebalan lapisan kation akan berkurang pula yang

mengakibatkan bertambahnya gaya-gaya tarik antara partikel-partikel.

Sedangkan jika kadar airnya sangat tinggi, campuran tanah dan air akan

menjadi sangat lembek seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air yang

dikandung tanah, tanah dapat dibedakan ke dalam empat keadaan dasar,

yaitu: padat (solid), semi padat (semi solid), plastis (plastic), dan cair (liquid)

seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.

Gambar 2. Batas-Batas Atterberg.

Adapun yang termasuk ke dalam batas-batas Atterberg antara lain :

1. Batas Cair (Liquid Limit)

Batas cair (LL) adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan

keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis.

2. Batas Plastis (Plastic Limit)

Batas plastis (PL) adalah kadar air pada kedudukan antara daerah plastis

dan semi padat, yaitu persentase kadar air dimana tanah yang di buat

Padat Padat Semi Plastis Cair

Limit) (ShrinkageSusut Batas

Limit) (PlasticPlastis Batas

Limit) (LiquidCair Batas

Kering Makin Basah

BertambahAir Kadar

PL - LL PI(PI)Index Plasticity

Cakupan

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

22

menyerupai lidi-lidi sampai dengan diameter silinder 3 mm mulai retak-

retak, putus atau terpisah ketika digulung.

3. Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

Indeks plastisitas (PI) adalah selisih antara batas cair dan batas plastis.

Indeks plastisitas merupakan interval kadar air tanah yang masih bersifat

plastis.

H. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian laboratorium yang menjadi bahan pertimbangan dan

acuan penelitian ini dikarenakan adanya kesamaan metode dan sampel tanah

yang digunakan, akan tetapi untuk bahan aditif dan variasi campuran serta

waktu pemeraman yang berbeda, antara lain :

1. Perbaikan Tanah Timbunan Menggunakan Abu Gunung Merapi.

Penelitian yang dilakukan oleh Andre Mei Budiartarto pada tahun 2012

adalah mengenai “Pengaruh Waktu Pemeraman (Curing Time) Stabilitas

Tanah Timbunan Dengan Menggunakan Abu Gunung Merapi”

menyatakan bahwa penggunaan bahan campuran abu gunung merapi

dengan kadar abu optimum 20%, nilai CBR tanpa rendaman dengan waktu

pemeraman selama 14 hari mampu meningkatkan kekuatan daya

dukungnya. Hasil pengujian nilai pada variasi waktu pemeraman dapat

dilihat pada tabel 12.

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

23

Tabel 12. Hasil Pengujian CBR Tiap Waktu Pemeraman (Andre Mei

Budiartarto. 2012)

Waktu Pemeraman

(Hari)

CBR Tanpa Rendaman

(%)

CBR Rendaman

(%)

0 17,9 4,2

7 18,4 5,8

14 20,0 8,2

28 21,9 11,6

2. Perbaikan Tanah Menggunakan Cornice Adhesive

Penelitian yang dilakukan oleh Deny Nugraha pada tahun 2012 mengenai

“Studi Kuat Geser Langsung Dan Kuat Tekan Bebas Tanah Lempung

Lunak Yang Distabilisasi Menggunakan Cornice Adhesive” dengan

penggunaan bahan campuran cornice adhesive sebagai bahan stabilisasi

pada tanah lempung lunak dengan menggunakan variasi campuran kadar

cornice adhesive sebanyak 0%, 6%, 12%, 18%, 24% dengan pemeraman 7

hari, nilai kohesi (c), sudut geser (φ), dan tegangan maksimum (σ) dapat

dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Nilai Kohesi, Sudut Geser Dan Tegangan Maksimum Terhadap

Persentase Kadar Aditive (Deny N. 2012)

Kadar (%) c (kg/cm2) φ σ (kg/cm

2)

0 0,873 23,941 0,262

6 1,018 28,502 0,339

12 1,103 30,626 0,356

18 1,271 32,701 0,378

24 1,347 34,645 0,399

Dari tabel 13 dapat disimpulkan bahwa semakin besar kandungan additive

pada sampel tanah, nilai kohesi yang bekerja semakin besar dan nilai sudut

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/2136/8/BAB II.pdf · mineral-mineral padat tersementasi ... (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

24

geser semakin besar, dapat diartikan energi antar partikel tanah yang

diberikan lebih besar atau lebih berpengaruh pada nilai kohesinya.

Kekuatan kohesi antar partikel lebih dominan bekerja yang diimbangi

dengan sudut geser antar partikel tersebut, berarti semakin besar

kandungan additive, kekuatan yang lebih bekerja yaitu antar tanah

lempung dan cornice adhesive. Pada tegangan maksimum, semakin besar

persentase kadar cornice adhesive yang terkandung pada sampel tanah,

maka nilai tegangan maksimum semakin meningkat. Sebaliknya, semakin

kecil persentase kadar cornice adhesive yang terkandung pada sampel

tanah, maka semakin kecil nilai tegangan maksimumnya.